Gambar Sampul Bahasa Indonesia · u_Bab 21 Kritik Sastra
Bahasa Indonesia · u_Bab 21 Kritik Sastra
Sunardi

24/08/2021 15:58:42

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 21

Kritik Sastra

Pernahkah Anda kecewa? Pernahkah Anda tidak puas? Pernahkan Anda menyampaikan

saran bagi perbaikan suatu kebijakan? Nah, sikap itu lahir sebagai reaksi atas sesuatu yang

dihadapi. Itulah asal sebuah kritik. Apa saja dapat dikritik. Tidak terkecuali karya sastra.

Apakah kritik cukup disimpan di dalam hati? Tentu saja tidak, kritik harus disampaikan dalam

bentuk wacana. Nah, pada pelajaran ini Anda akan belajar menyusun kritik sederhana.

Ketajaman kritik sangat bergantung pada pengalaman dan pengetahuan seseorang. Makin

berpengalaman dan berpengetahuan, cermat memahami tulisan lain, makin piawai melakukan

analisis, dan ujung-ujungnya kritik yang dibuat makin bermutu. Akan tetapi, materi itu bukan

satu-satunya yang dipelajari pada pelajaran ini. Ada materi lain,.seperti menganalisis puisi

dan drama terjemahan, serta menyusun naskah drama.

Kemampuan Bersastra

Sumber:

Sastra Indonesia Modern II

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

256

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menganalisis sikap penyair terhadap sesuatu yang

terdapat dalam puisi terjemahan yang dilisankan

Menganalisis sikap penyair

Pada pelajaran yang lalu telah Anda pelajari bahwa dari sebuah puisi kita dapat

“menentukan” sikap penyair terhadap yang ungkapannya (nada) dan sikap penyair terhadap

pembaca (suasana). Masih ingat, bukan? Dari puisi terjemahan pun kita dapat menentukan

sikapnya terhadap apa yang diungkapkan dan sikapnya terhadap pembaca.

1.

Bacakanlah puisi terjemahan berikut di depan kelas! Anda yang tidak mendapatkan giliran

membaca, bertugas mendengarkan bacaannya!

Lagu Musim Gugur Seorang Pelaut

Renggutan angin yang berpusar

Merusak bunga-bunga yang tak berdaya

Dan meruntas pagar-pagar tempatnya bersandar

Danau-danau putih pun jadi keruh karenanya.

Kalau kupunya kini rumah pertanian sederhana

Dan anak-anak yang bermain-main di luarnya

Dekat jendelanya yang ditimpa hujan

Akan duduk aku berbahagia, lepas dari segala pikiran.

Setelah mengelana dan memandang tegang

Di laut yang kekal senantiasa

Setelah bencana demi bencana menimpa tidak putusnya

Kini kesunyian pemikiran yang tenang

Tapi kiranya lain jadinya,

Kawan-kawanku sudah lebih dulu tiada

Atau dalam kesendirian lain mengelana

Aku terdampar di kota mati

Menempuh jalan yang sunyi

Berkarib dengan kubur-kubur terlupa

Diperdaya daun-daun setengah sirna.

Dari J.J. Slauerhoff

Kubur Terhormat Bagi Pelaut”

2. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan puisi terjemahan yang telah Anda dengarkan!

a. Bagaimana isi singkat apa yang diungkapkan oleh penyair melalui puisi tadi?

b. Apa tema dan topik puisi yang dibacakan tadi?

Uji Kompetensi 21.1

Kritik Sastra

257

B. Berbicara

c. Bagaimana sikap penyair terhadap tema dan topik tadi?

d. Bagaimana pula sikap penyair terhadap pendengar?

e. Bagaimana rumusan amanat yang disampaikan penyair kepada pembaca?

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menjelaskan tema, plot, tokoh, dan perwatakan

ragam sastra prosa naratif Indonesa dan terjemahan dalam diskusi

kelompok.

Diskusi kelompok tentang tema, plot, tokoh, dan perwatakan prosa naratif.

Kegiatan utama pelajaran hari ini adalah diskusi kelompok mengenai sebuah prosa naratif.

Untuk memperlancar jalannya diskusi, Anda akan melakukan diskusi kelompok. Selain dapat

dikaji unsur

intrinsiknya

, prosa naratif selalu dapat pula dikaji dari unsur-unsur yang berada di

luarnya (

ekstrinsik

). Demikianlah, maka prosa naratif dapat ditinjau dari sudut adat-istiadat,

agama, politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan ideologi, dan lain-lain.

1

. Bagilah kelas Anda menjadi beberapa kelompok. Pilihlah seorang di antara kelompok

Anda menjadi ketua dan seorang lagi menjadi notulis!

2. Bahaslah unsur-unsur intrinsik pada penggalan prosa naratif terjemahan berikut dalam

sebuah diskusi kelompok!

5 = 25

Cerpen Abu Naddara

Nona Firdaus sedang duduk-duduk memikirkan uangnya yang tinggal lima

poundsterling dalam tas tangannya. Dibayarkan buat ibunya sebagai uang makan dan

tempat tinggal enam pound lagi. Sudah biasa ia begitu sejak ia bekerja pada jawatan.

Yang dua pound lagi disimpannya dalam lemari untuk belanja sendiri selama sebulan.

Tinggallah lagi kelebihannya yang lima pound. Juga ia ingin menyimpannya untuk dibelikan

cincin baru kelak sesudah Lebaran.

Baru saja ia merasa puas dengan pikiran itu, datanglah Ramzi pesuruh kantor itu

memanggilnya supaya menghadap Pengawas. Dan ia pun segera memenuhi panggilan

itu. Bila kemudian ia sudah duduk menghadapi mesin tulis, menulis surat-surat yang

ditugaskan kepadanya, hilanglah semua pikiran tentang uang dan tentang cincin.

Ketika dia sudah pulang ke rumah jam dua siang, yang mula-mula dipikirkannya

ialah hendak menyimpan uang yang lima pound itu juga di samping uangnya yang dua

pound sterling di dalam lemari. Tetapi, betapa terkejutnya ia ketika membuka tas tangan,

uang kertas limaan itu sudah tak ada lagi. Yang masih ada tinggal hanya uang receh

yang terdiri dari beberapa piaster. Mungkinkah uang itu jatuh ketika sedang bekerja di

Uji Kompetensi 21.2

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

258

C. Membaca

kantor tadi? Atau ada orang lain yang datang membuka tas itu ketika ia tak ada? Dia

masih ingat waktu tadi Pengawas Muhammad Bey memanggilnya, tas tangan itu

ditinggalkannya di atas mejanya yang kecil, di samping mesin tulis. Pada saat itu ada

orang yang membukanya barangkali?

Firdaus belum mau makan siang bersama ibunya dan adik-adiknya yang kecil-kecil.

Dia mau segera kembali ke kantor, yang tiada jauh dari rumahnya. Bersama dengan

tukang jaga –orang satu-satunya yang masih tinggal di kantor – ia naik ke tingkat ketiga

tempat dia bekerja. Diperiksanya semua ruangan, tetapi tidak berhasil.

Selama hari Lebaran ia mengalami kesedihan dan kemuraman karena memikirkan

uangnya yang lima pound itu.

Dari Ali Audah,

Kisah-kisah dari Mesir

3. Laporkan secara lisan hasil diskusi kelompok tersebut kepada rekan-rekan sekelas Anda!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menentukan tema, plot, tokoh, perwatakan serta

perilaku berbahasa drama

Menentukan tema, plot, tokoh, perwatakan, pembabakan, dan perilaku berbahasa

Drama pada hakikatnya adalah sebuah cerita sebagaimana cerpen atau novel. Dalam

drama terkandung unsur tema, amanat, pelaku, alur, latar, dan unsur intrinsik lain. Hanya

saja, drama selalu memunculkan konflik di antara pelaku-pelakunya. Melalui dialog merekalah

semua unsur intrinsik sebuah drama disajikan.

1.

Bacalah penggalan naskah drama berikut!

SANG ANAK

Rabindranath Tagore

1

Adegan IX

Bidhu

: Kau

boleh marah padaku atas semua yang telah terjadi. Tapi jangan marah

pada anak itu. Kuminta supaya kau membayarkan hutangnya kali ini.

Manmatha : Aku tidak marah. Aku harus melakukan kewajibanklu sesuai dengan

pengertianku. Aku sudah berulang kali mengatakan pada Satish bahwa aku

tidak mau bertanggung jawab atas hutang-hutangnya. Aku tidak akan

melakukan apa pun yang bertentangan dengan ucapanku selama ini.

Bidhu

: Say

ang, kau tidak bisa hidup di dunia ini seperti Yudisthira. Satish kini

sudah besar. Kalau uang kantong yang kuberikan tidak cukup untuk

membayar hutangnya, apa yang harus ia perbuat?

Uji Kompetensi 21.3

Kritik Sastra

259

Manmatha : Kalau seorang ingin hidup di luar kemampuannya, maka tidak ada jalan

untuk mencukupinya. Baik pengemis maupun seorang maharaja tidak akan

dapat menolongnya.

Bidhu

: J

adi anak itu harus masuk penjara?

Manmatha : Kalau dia sendiri sudah siap untuk masuk dan kalau kalian semua juga

membantu untuk melaksanakan niatnya itu, bagaimana aku bisa

menghalanginya?

(Manmatha pergi. Sasyadhar masuk)

Sasyadhar : Manmatha

benci melihat aku datang kemari. Dia mengira aku kemari

membawa meteran untuk mengukur

tuxedo

buat anaknya. Karena itu aku

sudah beberapa hari lamanya tidak datang. Waktu saudaramu Suku kemarin

menerima suratmu, ia menangis dan meratap dan mengusir aku keluar

rumah.

Bidhu

: Apa s

audaraku tidak datang?

Sasyadhar : Ia

segera datang. Ada apa?

Bidhu

: Kau s

udah dengar seluruhnya. Dia tidak akan senang diam sebelum anak

itu masuk penjara. Dia tidak senang pada pakaian yang ditempahkan di

toko Rankin dan toko Harman. Rupa-rupanya menurut dia seragam penjara

lebih sopan.

Sasyadhar : Biar

apa pun yang kaukatakan, aku tidak bisa terus-menerus mencoba

meyakinkan Manmatha. Aku tidak mengerti dia, dia tidak mengerti aku,

dan ...

Bidhu

: Aku t

ahu. Kau bukan isterinya yang harus menerima segala ini dengan

kepala tertunduk. Tapi bagaimana aku menghalangi musibah ini.

Sasyadhar : Apa kau

tidak punya apa-apa?

Bidhu

: T

idak. Hutang Satish yang terakhir harus kubayar hampir dengan seluruh

perhiasanku. Yang tersisa hanya sepasang gelang rantai.

(Satish masuk)

Sasyadhar : Satish, kau sudah membuar-buarkan uangmu tanpa pikir panjang. Dan kini

kau lihat kesulitan yang harus kuhadapi.

Satish

: Aku tidak melihat kesulitan.

Sasyadhar : K

alau begitu kau punya simpanan yang tidak kau ceriterakan pada siapa

pun juga.

Satish

: Tentu saja ada.

Sasyadhar : Berapa banyak.

Satish

: Cukup untuk membeli madat.

Bidhu

: (m

ulai menangis) Satish, kau bicara seenaknya saja. Aku sudah cukup

susah. Jangan buat aku lebih susah lagi.

Sasyadhar : Kau jahat, Satish. Biarpun ada pikiran begitu dalam otakmu, tapi apa pantas

kau bicara begitu kepada ibumu? Kau betul-betul tidak adil.

(Sukumari masuk)

Dari Rabindranath Tagore,

Sang Anak

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

260

D. Menulis

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan penggalan naskah drama tersebut!

a. Siapa sajakah pelaku drama tersebut? Sebutkan!

b. Bagaimanakah watak masing-masing? Sebutkan pernyataan yang menujukkan watak

masing-masing!

c. Masalah pokok manakah yang disampaikan pengarang kepada pembaca?

d. Nilai-nilai apakah yang terkandung dalam petikan drama itu? Sebutkan

e. Adakah unsur satiris dan sinis dalam naskah tersebut? Jelaskan!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengetahui penerapan prinsip-prinsip penulisan

kritik dalam penulisan kritik tentang berbagai bentuk karya sastra

Indonesia.

Membuat kritik

Pada pelajaran yang lalu Anda telah belajar melakukan kritik sastra atas dasar unsur-

unsur intrinsiknya. Menganalisis unsur-unsur intrinsik karya sastra bukan satu-satunya cara

melakukan kritik. Ada pula cara lain. Di antaranya adalah melakukan analisis unsur

ekstrinsiknya. Dalam hal ini sebuah karya sastra dapat dikaji dari unsur di luar dunianya,

misalnya dari sisi agama, moral, kebangsaan, adat istiadat, politik, dan ekonomi.

Menunjukkan (1) pengalaman baru, (2) pengaruh positif, dan (3) menunjukkan keaslian

dan kejujuran sebuah karya sastra merupakan upaya lain dalam hal melakukan kritik sastra.

1.

Bacalah penggalan drama berikut!

Aduh

(drama tiga babak)

oleh

Putu Wijaya

Babak Satu

Sekelompok orang sedang melakukan kegiatan. Mereka tiba-tiba menghentikan

kegiatannya tatkala terdengar suara sirine. Sayup-sayup kemudian bertambah santer

dan pada akhirnya memekakkan. Orang-orang menunggu apa yang akan terjadi. Kelompok

itu semakin menunggu. Perlahan-lahan sirine itu lampau. Lalu terasa kosong. Orang itu

berpandang-pandangan. Salah seorang tertawa. Beberapa yang lainnya mengikuti.

Kemudian menyambung kegiatannya kembali. Tetapi, hal itu tidak dapat dilaksanakan

Uji Kompetensi 21.4

Kritik Sastra

261

karena ada seseorang datang, Ia berselimut dan tampak sakit lahir batin. Hal itu

menggerakkan salah seorang dari kelompok itu bertanya.

SALAH SEORANG

: Sakit apa?

SALAH SEORANG

: Masuk angin, ya?

SALAH SEORANG

: Panas, pusing kepala?

SALAH SEORANG

: Barangkali sakit ayan.

Si sakit merintih.

SALAH SEORANG

: Lha sakit apa? Terus terang saja. Kami akan menolong, jangan

malu-malu.

SALAH SEORANG

: Kasihan mukanya sudah tua sekali. Mungkin terlalu banyak

bekerja. Sudah makan?

SALAH SEORANG

: Di sini banyak angin, apalgi udara begini. Kalau belum makan

bisa semaput. Jangan lama-lama di sini.

SALAH SEORANG

: Lebih baik pulang saja. Atau ke rumah sakit. itu jalan yang ke

utara itu kalau terus saja lempeng kira-kira satu kilometer ada

rumah sakit. Ke sana saja.

SALAH SEORANG

: Lebih baik menyewa dokar atau bemo, keluar biaya sedikit kan

tidak apa-apa, demi kesehatan. Masak sendirian ini?

SALAH SEORANG

: Sendirian ya?

Si sakit mengaduh pilu

Dari

Budaja

Djaja

, No. 66 Th. VI, Nopember 1973

2. Analisislah unsur dengan cara menunjukkan (1) pengetahuan baru yang Anda peroleh, (2)

pengaruh positif yang dapat Anda peroleh, dan (3) keaslian dan kejujuran yang Anda

peroleh dari model naskah drama tersebut!

3. Tuangkan analisis dan hasil penilaian Anda pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup!

4. Revisilah kritik Anda berulang-ulang!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyusun dialog dalam pementasan drama satu

babak dengan tema tertentu

Menyusun dialog dalam pementasan drama

Pada pelajaran yang lalu Anda telah banyak belajar mengenai penyususan naskah drama

panggung. Anda tidak hanya mengenal sedikit teori, tetapi juag sudah berpraktik menyusun

naskah. Pada prinsipnya kegiatan Anda tersebut dapat dipilah menjadi tiga tahap, yaitu

menyusun rencana ̧ menyusun naskah, dan mengedit.

Pada tahap pertama yang perlu dilakukan adalah (1) menentukan tujuan, (2) menentukan

tema, (3) menentukan topik, (4) menentukan isi unsur drama, (5) mengumpulkan bahan, dan

(6) menyusun kerangka.

Ada Apa dalam Sastra Kita?

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

262

Rangkuman

Susunlah sebuah naskah drama panggung satu babak singkat dengan (1) menyebutkan

temanya, (2) menyebutkan topiknya, (3) menyajikan kerangka ceritanya, (4) mengembangkan

kerangka yang sudah ditetapkan menjadi sebuah naskah drama, dan (5) mengedit naskah

drama yang sudah disusun!

1. Sikap penyair terhadap yang ungkapannya (nada) dan terhadap pembaca (suasana)

beragam. Mungkin penyair bersikap sayang, bangga, apatis, sinis, benci, dan lain-

lain.

2. Mendiskusikkan prosa naratif berarti memperbincangkan unsur

intrinsik

dan unsur

ekstrinsiknya.

3. Membaca drama berarti memahami tema, amanat, pelaku, watak pelaku, konflik,

alur, latar, dan unsur intrinsik lain melalui dialog dan keterangan laku sekadarnya.

4. Menganalisis unsur-unsur intrinsik bukan satu-satunya cara melakukan kritik. Masih

ada cara lain, yaitu menganalisis unsur ekstrinsiknya, misalnya dari sisi agama,

moral, kebangsaan, adat istiadat, politik, dan ekonomi.

5. Penyusunan naskah drama biasanya dilakukan melalui tahap (1) menentukan

tujuan, (2) menentukan tema, (3) menentukan topik, (4) menentukan isi unsur drama,

(5) mengumpulkan bahan, dan (6) menyusun kerangka, (7) mengembangkan

kerangka menjadi konsep naskah, (8) melakukan editing.

1. Jelaskan bagaimana sikap penyair terhadap pokok permasalahannya dan sikap penyair

terhadap pembaca pada puisi terjemahan berikut!

Musim Gugur

Oleh R. M. Rilke

Tuhan: sampai waktu. Musim panas begitu megah

Lindungkan bayangmu pada jarum hati

dan atas padang anginmu lepaslah.

Uji Kompetensi 21.5

Evaluasi

Kritik Sastra

263

Titahkan buahan penghabisan biar matang

beri padanya dua hari dari selatan

Desakkan mereka ke kemurnian dan buru jadi

gula penghabisan dalam anggur yang garang.

Dari H.B. Jassin,

Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45

2. Jelaskan tokoh, watak, dan cara melukiskan watak pada penggalan cerita berikut!

Kartini mengipas-ngipas mukanya dengan sebuah kipas kecil dari ebonite. Wangi

bedak dan minyak berombak-ombak masuk hidungku.

”Agak panas sore ini,” kata Rusli

”Lihat saja muka saya ini,” jawab Kartini, kipasnya lebih cepat.

Dibukanya tasnya, lalu meneliti mukanya dalam sebuah kaca kecil yang ada di

dalamnya. Dengan sebuah puderdons lantas diratakannya lagi bedaknya yang sedikit

retak-retak oleh keringat.

”Dikamarku ada kaca besar,” kata Rusli

”Boleh saya...?” Tanya Kartini bangkit.

”Tentu saja. Kenapa tidak boleh! Tak usah kuantarkan toh?” sahut Rusli berolok-

olok.

“Aku sudah besar. Tahu jalan. Jangan takut, takkan tersesat!” jawab Kartini tertawa

sambil menghilang ke dalam kamar.

3. Tentukan tokoh dan watak tokoh pada penggalan drama berikut! Pernyataan manakah

yang menggambarkan watak pelaku tersebut demikian?

Mbok emban bersama punggawa menasihati Kinanti (Trik lucu).

Tamu datang (Suragati) ... (bernyanyi)....

Kinanti

: (Set

elah tembang selesai). Kisanak, apakah tembang itu memang

diperuntukkan untukku yang sedang gelkisah hati?

Suragati

: Maafkan saya, Nyai. Bar

angkali tembang saya telah mengusik ketenangan

Nyai. Dengan segala kerendahan hati saya bersedia untuk mengobatinya.

Kinanti

: Kalau begitu... (sedikit bimbang) dapatkah Ki sanak mengiringi tembangku!

Suragati

:

Dengan senang hati aku akan mencobanya, Nyai!

Dari Thomas T. Suharsono, ”Tumenggung.”

4. Analisislah penggalan berikut dari sisi agama!

Setengah bulan setelah benih ditanam, bendar-bendar tak mengalirkan air lagi karena

hujan sudah lama tak turun. Setiap pagi dan setiap sore para petani selalu memandang

langit ingin tahu apakah hujan akan turun atau tidak. Tapi langit selalu cerah di siang hari,

dan alangkah gemerlapnya di malam hari dengan bintang-bintang. Dan setelah tanah

sawah mulai merekah, mulailah mereka berpikir. Ada beberapa orang pergi ke dukun,

dukun yang terkenal bisa menangkis dan menurunkan hujan. Tapi dukun itu tak juga bisa

berbuat apa-apa setelah setumpukan sabut kelapa dipanggangnya bersama sekepal

kemenyan. Hanya asap tebal yang mengepul di sekitar rumah dukun itu terbang ke sawang

bersama manteranya. Dan setelah tak juga keramat dukun itu memberi hasil, barulah

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

264

Refleksi

mereka ingat pada Tuhan. Mereka pergilah setiap malam ke masjid mengadakan ratib,

mengadakan sembahyang kaul meminta hujan. Tapi hujan tak kunjung turun juga (A.A.

Navis,

Kemarau

).

5. Susunlah drama panggung sepanjang satu babak singkat dengan tema lingkungan!

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.