Gambar Sampul Bahasa Indonesia · t_Bab 20 Prosa Naratif Terjemahan
Bahasa Indonesia · t_Bab 20 Prosa Naratif Terjemahan
Sunardi

24/08/2021 15:58:42

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 20

Prosa Naratif Terjemahan

Sumber:

Chairil Anwar peolopor angkatan 45

Seperti sudah kita ketahui, di pasar bebas banyak beredar cerita naratif. Bahkan, saduran

dan terjemahannya dari mancanegara pun mudah didapat di sini. Bukan hanya itu. Puisi

terjemahan dan drama terjemahan pun demikian, mudah didapat. Bagaimana pesona prosa

naratif terjemahan, melalui pelajaran ini Anda akan mempelajari lebih jauh. Bersamaan dengan

kegiatan itu pula, Anda masih akan belajar menganalisis puisi terjemahan, drama, cara

menyusun kritik dan naskah drama.

Kemampuan Bersastra

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

246

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menganalisis sikap penyair terhadap sesuatu yang

terdapat dalam puisi terjemahan yang dilisankan

Menganalisis sikap penyair

Pada pelajaran yang lalu Anda telah tahu bahwa penyair memiliki sikap terhadap apa

yang ungkapkan (nada) dan terhadap pembaca (suasana). Masih ingat, bukan?

1

. Bacakanlah puisi berikut! Anda yang tidak membaca, bertugas mendengarkan bacaannya!

SOMEWHERE

Oleh E. Du Perron

Diterjemahkan oleh Chairil Anwar

Mungkin sekarang kita berkawan dan

besok jadi semua terlupa

baik kau padaku, persenan lebih dari semusti

bayu menusap, selempap setawar sedingin

Aku toh kan kembali seperti sebelum

mengenal kau, tapi jenak ini

ku mau percaya teras kecil ini

adalah dunia, malahan batas dunia

Tumpukkanlah segalanya atas

bahwa aku kawanmu dan kau kawanku

langit berwarna kelabu, bayangkanlah dia merah

seperti dulu lagi di Italia

Kita bersatu tapi sama tahu dan sadar

Suatu kata lebih ringan dari bulu merpati

kataku “cinta”, tapi ku kan lupa

pernah kau bilang : “Ah, Cuma sekali mencinta?”

Jangan jadi pusing kerna nyaris bercintaan ini

semua kan lupa kalau apa yang berbedah

sehabis perjuangan, sembuh atau terkatup lagi.

Aku toh menyebut “cinta”. Tidak kayak dulu-dulu

juga bukan yang sekali ini bukan terpaan.

jaman masih bergedoncak segila bisa

udara pucat dan bersedih terhampar

ku mainkan kata yang dulu mengharu

dalam persahabatan padamu pengisi hampa.

Dari H. B. Jassin,

Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45

Uji Kompetensi 20.1

Prosa Naratif Terjemahan

247

B. Berbicara

2. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan puisi yang baru saja dibacakan tadi!

a. Bagaimana isi singkat tentang yang diungkapkan oleh penyair melalui puisi tadi?

b. Apa tema dan topik puisi yang dibacakan tadi?

c. Bagaimana sikap penyair terhadap tema dan topik tadi?

d. Bagaimana pula sikap penyair terhadap pendengar?

e. Bagaimana rumusan amanat yang disampaikan penyair kepada pembaca?

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menjelaskan tema, plot, tokoh, dan perwatakan

ragam sastra prosa naratif Indonesia dan terjemahan dalam diskusi

kelompok

Menjelaskan unsur intrinsik prosa naratif terjemahan

Seperti sudah kita pelajari bahwa prosa naratif memiliki sejumlah unsur intrinsik Anda

masih ingat?

1.

Dalam sastra Indonesia banyak ditemukan terjemahan dari bahasa asing. Di antaranya

dari bahasa Belanda. “Nakt” dalam

Mooi Weer Vandaag

karangan Simon Carmiggelt,

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Hazil Tamzil dengan judul “Bugil”. Berikut

disajikan ceritanya. Diskusikan unsur-unsur intrinsik yang Anda temukan di dalamnya!

Bugil

Saya turun ke jalan pagi hari dengan rasa was-was, tanpa mengetahui apa yang

menjadi sebabnya. Baru ketika saya berdiri di depan etalase sebuah toko buku, dan

melihat di kaca jendela, masalahnya terjawab. Saya lupa mengenakan dasi. Segera saya

kembali ke rumah untuk membetulkan kealpaanku.

Tanpa dasi saya merasa diri seperti telanjang.

Ada sesuatu masa, kebugilan saya itu merupakan suatu lukisan yang menarik sekali,

tapi itu lima puluh satu tahun yang lalu, tepatnya ketika itu umur saya hampir satu tahun

dan kala saya mandi, maka semua orang bergegas datang.

Itu menurut ibu yang masih tetap menceriterakannya.

“Ia adalah bayi yang gembrot, makanya kami memanggilnya Beerce,” kata ibu. Jika

saya mandi, rupanya orang pada berlarian datang. Nenekku tersayang memutar-mutarkan

saya bolak-balik sesudah selesai mandi untuk diperlihatkan kepada para penonton,

sehingga mereka pun dapat mengagumi bagian belakang saya yang gempal.

Tentu semua itu benar terjadi.

Saya sendiri tidak dapat mengingat secuil pun dari masa itu. Tapi saya menganggap

cerita itu jorok. Menurut saya, ada sesuatu yang tidak sopan. Siapa-siapa yang berdiri

d

i sekitarku? Saya tidak tahu. Orang seenaknya saja mempermainkan anak manusia.

Uji Kompetensi 20.2

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

248

C. Membaca

“Wah, kau harus melihatnya dari belakang.”

Maka saya dibolak-balik lagi. Telanjang bulat. Tak berdaya. Karena saya baru

menjelang umur satu tahun, terang saya tak bisa bilang, “E...e, silakan pergi dari sini!”

Atau “Mana celana saya? Berikan celana saya!”

Itu tak mungkin, karena saya belum bisa. Akan halnya sekarang, saya dapat

menunjukkan gigi, kalau saya pergi mandi dan orang-orang pada datang berlarian. Tentu,

orang-orang yang begitu itu tidak ada. Tapi ini kan ibarat kita.

Dari Maidar G. Arsyad,dkk.,

Buku Materi Pokok Kesusatraan I

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menentukan tema, plot, tokoh, perwatakan,

pembabakan, serta perilaku berbahasa .

Menentukan tema, plot, tokoh, dan perwatakan

Drama pada hakikatnya adalah sebuah cerita sebagaimana cerpen atau novel. Dalam

drama terkandung konflik yang disajikan dalam bentuk dialog. Dari dialog itulah tema, amanat,

pelaku, alur, latar, dan unsur intrinsik lain dapat ditentukan.

1.

Bacalah penggalan naskah drama berikut!

TUMENGGUNG

Adegan 1

Pentas terbagi menjadi dua bagian, latar depan berupa pelataran yang luas, dengan

latar belakang berupa altar berundak. Altar satu berada di penampang panggung sebelah

kiri dengan bentuk lebih tinggi dibandingkan dengan altar kedua di penampang sebelah

kanan. Masing-masing puncak diberi tempat duduk. Tempat duduk di altar ini dipergunakan

sebagai singgasana dan sebelah kanan dipergunakan sebagai ketumenggungan.

Narator : Ketika langit lagi dicipta, adalah ia sebagai yang kelam kabut dari ujung ke

ujungnya yang lain. Ketika samudera lagi digelar, ia pun tak berombak.

Bahkan geloranya pun tak lagi bernama, tetapi ketika rembulan terjadi

gerhana, ketika cakrawala membatasi antara langit yang di atas dan lautan

yang di bawah, maka terbitlah angin prahara mengacau balau, memisah-

misahkannya menjadi yang di atas dan yang di bawah, yang gelap dan yang

terang dan yang menindas dan yang tertindas. Maka terjadilah kemudian

sebuah zaman yang selalu kacau laksana

gabah den interi

. Karena kebenaran

tak lagi berjaya.

Uji Kompetensi 20.3

Prosa Naratif Terjemahan

249

Musik bertalu mengiringi dimulainya sebuah prosesi. Iring-iringan upacara penyerahan

penghargaan raja kepada salah seorang punggawa akan segera dimulai. Raja duduk di

singgasana, sementara di bawahnya sejumlah mentri dan sentana duduk bersila. Di

pelataran duduk rakyat yang ikut menyaksikan upacara tersebut.

Manggala

: S

ang Prabu, persiapan tatacara pemberian penghargaan negeri telah siap

dilaksanakan.

Sang Prabu : Laksanakan!

Manggala

: (

Memberi perintah kepada punggawa pengiring

) Pasukan diperkenankan

mengiringkan panewu Sawunggandaru untuk dibawa ke hadapan raja.

Musik bertalu untuk mengiring kemunculan Sawunggandaru, diiringi pasukan pengiring

kehormatan menuju ke hadapan raja.

Sang Prabu : Atas nama Kerajaan Kismantaka, pada hari ini aku berkenan mengucapkan

terima kasih kepada panewu Sawunggandaru yang telah memperlihatkan

darma baktinya di dalam peperangan di Kaliwunggu, di mana Tumenggung

Sepuh ikut menjadi kurban di dalamnya. Tetapi karena engkau telah mampu

menyelamatkan putraku, Sang Pangeran Trucuk, dan sekaligus

menggantikan kedudukan ketumenggungan dengan tangkas, maka aku

berkenan memberimu anugerah kedudukan baru untukmu, yakni, engkau

akan kuangkat menjadi Tumenggung yang baru. Maka untuk semuanya

itu, aku anugerahkan bintang jasa utama, gaji yang memadai, empat orang

selir cantik-cantik, rumah di pondok Indah dan ... dua buah mobil baby

benz. Marilah kita mengadakan pesta-pesta suka-suka andrawina di ruang

Andrawina Istana.

Raja turun dari singgasana menuju ruang andrawina istana yang kemudian diikuti oleh

para menteri. Punggawa dan seluruh rakyat yang hadir. Di tengah riuhan tersebut terdapat

dua orang yang berjalan menentang arus. Mereka adalah Bantarjati dan Suragati.

Adegan 2

Bintarjati dan Suragati berjalan menentang arus, keduanya berbincang sambil

memperhatikan iring-iringan tersebut keluar.

Suragati

: T

uan Penewu Bantarjati, kenapa kita menentang arus? Bukankah ini bisa

membahayakan kita?

Bantarjati : Tahu apa kamu tentang sikap penentang arus? Kamu pikir kita dapat hidup

layak hanya dengan mengikuti ke mana arus itu mengalir? Buktinya?

Sekarang yang mendapatkan anugerah dari raja. Kamu akan tahu persis

siapa sebenarnya Sawunggandaru itu? Ia tidak lebih dari seorang pengecut

yang menusuk lawannya dari belakang.

Suragati

:

Lalu, bagaimana mungkin Tumenggung baru itu dapat disebut sebagai

pahlawan yang telah menyelamatkan Pangeran Trucuk dan menggantikan

Tumenggung Sepuh?

Bantarjati : Itulah yang menjadi keahlian dia.

Dari Thomas T. Suharsono, “Tumenggung

” The Mank

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

250

D. Menulis

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan naskah drama tersebut!

a. Pada adegan pertama beberapa peristiwa susul-menyusul. Peristiwa pertama disusul

peristiwa kedua, disusul peristiwa ketiga, dan seterusnya. Jelaskan peristiwa itu secara

runtut dari peristiwa pertama hingga peristiwa terakhir!

b. Siapa sajakah yang menjadi pelaku dalam penggalan drama tersebut? Bagaimanakah

watak mereka masing-masing? Jelaskan!

c. Pada penggalan di atas terdapat

Adegan 1

dan

Adegan 2.

Apa yang menandai adanya

pergantian adegan itu?

d. Apakah yang menjadi tema penggalan drama tersebut?

e. Bagaimana pendapat Suragati perihal penganugerahan penghargaan kepada

Sawunggandaru? Pernyataan mana sajakah yang menguatkan pendapat tersebut?

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengetahui penerapan prinsip-prinsip penulisan

kritik dalam penulisan kritik tentang berbagai bentuk karya sastra

Indonesia.

Membuat kritik

Ketika Anda membaca sebuah tulisan atau kebijakan, kemudian Anda memberikan pujian

atau cacian, sesungguhnya Anda telah memasuki bidang kritik. Walaupun sederhana, kritik

lahir sebagai reaksi atas tulisan yang Anda baca. Objek kritik beragam. Karya ilmiah, karya

sastra, dan karya apa pun boleh Anda kritik.

Kritik biasanya disusun melalui tiga tahap, yaitu persiapan, penulisan, dan revisi. Demikian

juga proses penulisan kritik sastra. Mulau-mula, baca dengan cermat karya yang Anda kritik,

kemudian analisis secara intrisik dan ektrinsik. Untuk memberikan nilai baik buruknya, benar

salahnya, bernilai tidaknya, bermutu tidaknya, atau bermanfaat tidaknya setiap unsur, gunakan

kriteria yang dijadikan ukuran. Selanjutnya, tuangkan ke dalam tulisan dalam tiga bagian,

yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.

Pendahuluan menyajikan informasi tentang karya yang dikritik, seperti judul dan nama

pengarangnya; isi menyajikan informasi mengenai hasil penilaian; dan penutup memuat

kesimpulan atau penegasan kembali isi kritik.

1

. Baca dan analisislah unsur intrinsik penggalan cerpen berikut!

Kado Perkawinan

Cerpen Hamsad Rangkuti

Tadi siang waktu dia mengantarkan surat undangan perkawinannya kepada Sri, teman

bekas sekolahnya di SMP, dia dengar orang berbisik waktu ia melintas hendak pulang. Ia

dapat menangkap bisikan itu.

Uji Kompetensi 20.4

Prosa Naratif Terjemahan

251

Ada Apa dalam Sastra Kita?

“Anak tukang cukur itu mau menikah. Nasibnya baik. Dia mendapatkan jodoh seorang

pegawai negeri. Siapa mengira, si anak tukang cukur bisa mendapatkan jodohnya seorang

pegawai kantoran. Aku mau anakku juga bisa bernasib baik seperti dia, dapat jodoh

seorang pegawai negeri.”

Begitulah bisik-bisik orang yang didengarnya. “Anak si tukang cukur mendapat

jodohnya. Anak si gunting rambut menemukan jodohnya. Anak si gunting rambut akan

menikah.”

“Pinjam sisirmu,” kata mereka mengejeknya di sekolah.

“Masak anak si tukang cukur tidak membawa sisir. Mengapa tidak kau ambil satu

sisir ayahmu?” sindir mereka.

Malamnya dia berkata kepada ibunya, “Mengapa ayah menjadi tukang cukur?”

“Mangapa kau bertanya seperti itu, anakku?”

“Mereka mengejekku. Anak si tukang cukur. Kata mereka.”

“Kau malu?”

Dari: Hamsad Rangkuti, “Kado

Perkawinan” dalam

Lukisan Perkawinan

2. Tuangkan analisis dan hasil penilaian Anda pada bagian pendahuluan, isi, dan penutup!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyusun dialog dalam pementasan drama satu

babak dengan tema tertentu

Menyusun dialog dalam pementasan drama

Menyusun naskah drama memerlukan kreativitas. Agar tepat sasaran, buat kerangka

lebih dahulu dengan menuliskan alur penting. Anda harus yakin dapat mewujudkan naskah.

Niat dan kemauan Anda sangat menentukan. Pengalaman, wawasan, dan pengetahuan sangat

diperlukan. Ingat, semangat mewujudkan naskah harus ada.

Roma tidak dibangun hanya

dalam satu hari

.

Pelaku yang akan dimunculkan, tema yang dikembangkan, dan alur yang akan terjadi

harus mendapatkan perhatian. Namun, pada saat membuat naskah, jangan terjebak pada

ketiganya. Tulis saja peristiwa yang akan ditampilkan. Peristiwa apa saja. Hidupkan tokoh

ceritanya dengan dialog dalam sebuah konflik. Ingat konflik bukan perselisihan, melainkan

lalu lintas pernyataan dari pikiran setiap tokoh. Alirkan terus dialog itu. Kalau sudah, pilih

dialog yang bagus dan tepat. Jangan ragu Anda mencoret-coret naskah. Namun, edit-mengedit

ini hendaknya tidak menggangu penuangan ide. Naskah yang sudah penuh coretan tentu

belum menjadi naskah sebenarnya. Satu dua jam, satu minggu dua minggu kemudian bisa

jadi muncul ide baru. Kalau memang demikian, Anda jangan ragu memasukkannya ke dalam

naskah. Yang penting naskah harus jadi dan layak dipentaskan.

Masih, ingat model naskah drama, bukan? Secara visual naskah drama tampak judul,

pengarang, para pelaku (

dramatic personae

), dan keterangan tentang

setting

, nama pelaku,

dialog dan lain-lain. Walaupun petikan langsung, ujaran umumnya tidak diapit tanda petik.

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

252

Rangkuman

Susunlah sebuah naskah drama panggung satu babak singkat yang berdasarkan penggalan

berikut!

Malam ini tidak ada gadis-gadis, tidak ada pengunjung-pengunjung lain selain saya sendiri.

Saya melihat pemilik restoran sedang menghitung uang di depan mejanya yang letaknya

lebih tinggi dari dadanya. Ketika saya memasang api rokok, saya melihat seorang laki-laki

tampan masuk. Lelaki itu adalah pelayan restoran ini. Dia duduk di kursi di hadapan saya

setelah mengulas senyum.

”Kenapa kemari? Kamu takkan diterima kerja di sini lagi.” kata pemilik restoran.

”Saya tidak mau minta kerja” jawabnya

”Minta apa?”

”Sepiring bubur kacang hijau.” katanya

Lalu kepada pelayan baru dia mengacungkan tangan dan berkata: ”Sepiring bubur kacang

hijau.” Pelayan itu tampak gugup. Lalu terdengar lagi suara :”Sepiring bubur kacang hijau.”

1. Penyair memiliki sikap terhadap apa yang di ungkapkan (nada) dan terhadap

pembaca (suasana). Untuik menganalisis sikap penyair, ada beberapa hal yang

perlu dijadikan bahan pertimbangan, seperti pengaruh situasi dan kondisi

masyarakat.

2. Prosa naratif memiliki sejumlah unsur intrinsik seperti 1) tema

(sense),

2) alur

(

plot),

2) tokoh

(actor)

dan penokohan

(character),

4) latar

(setting),

5) tegangan

dan padahan, 6) suasana atau mood, 7) pusat kisahan (

point of view),

8) gaya

bahasa

(figurative of language),

dan 9) amanat

(intention).

3. Membaca drama berarti mengikuti kisah dari sebuah dialog. Walaupun dialog, kita

dapat mengetahui pelaku-pelakunya, watak mereka, alur ceritanya, latar ceritanya,

tema, dan amanat yang terkandung di dalamnya.

4. Kritik lahir sebagai reaksi atas tulisan yang dibaca. Kritik sastra disusun melalui

tiga tahap, yaitu persiapan, penulisan, dan revisi.

5. Menyusun naskah drama berarti menyusun dialog yang siap dipentaskan. Melalui

dialog dikisahkan sebuah lakon dalam alur yang sekurang-kurangnya memuat

perkenalan, konflik, dan penyelesaian.

Uji Kompetensi 20.5

Prosa Naratif Terjemahan

253

1. Jelaskan bagaimana sikap penyair terhadap pokok permasalahannya dan sikap penyair

terhadap pembaca pada puisi terjemahan berikut!

Setiap pagi tak terhitung mawar berkembang;

Tapi mawar kemarin, mana ia sekarang?

Muncul musim panas bersama mawarnya, duhai

Jamsid dan Kaikobad, tanda kau harus pulang.

Dari M. Taslim Ali,

Seri Sastra Dunia

2. Jelaskan tokoh, watak, dan cara pengarang melukiskan watak pelaku pada penggalan

berikut!

Tiba-tiba di depanku melintas seorang gadis dengan kepala tertutup kain merah.

Sepasang anting-anting besar menjulur dari daun telinganya, bersinar oleh sorot sinar

matahari. Kulitnya putih berkilauan oleh sapuan

lotion

dan masker. Bibirnya merah merona

oleh goresan lipstik. Ia mengangkat ujung gaun suteranya yang panjang. Tubuhnya yang

montok dan berisi itu terguncang-guncang di atas kaki hitam yang tenggelam di pepasiran.

Di sampingnya berjalan seorang ibu-ibu. Ia begitu mirip dengan dengan puterinya, hanya

sedikit lebih tua. Ia membalut kepalanya dengan kerudung putih, layaknya ibu-ibu yang

baru pulang dari ibadah haji. Ibu itu tersenyum ketika mata kami saling beradu.

3. Tentukan tema, tokoh, serta watak pada penggalan berikut!

Kinanti istri Tumenggung Sawunggadaru sedang duduk bersimpuh di depan altar sambil

memandang rembulan di langit yang kelam.

Kinanti

:

Andaikan

bulan, andaikan bulan bisa ngomong, pasti aku tidak sepi-sepi ini.

Untuk bicara saja harus lirih, perlahan. Untuk melakukan sesuatu pun tidak

diperbolehkan kecuali harus menyuruh mbok emban. Lalu apa artinya menjadi

istri Tumenggung kalau akhirnya hilang aku seperti setetes air di tanah

berdebu ... Ah, kalau saja bulan bisa ngomong

Mbok Emban bersama punggawa menasihati Kinanti (Trik lucu). Tamu datang. Suragati

menyanyi

4. Analisislah penggalan cerpen berikut dari unsur-unsur intrinsiknya!

Pesta telah sepi. Rabiah dan Sukri turun dari atas pelaminan. Mereka berdua masuk

ke dalam kamar pengantin. Kado-kado itu tertumpuk di atas tempat tidur. Mereka membuka

kado-kado itu. Kado itu dibuka dari bungkusnya. seolah kado-kado itu melambangkan

kenyataan hidup ini. Berapa lamalah kado bisa menyembunyikan isinya untuk tidak dapat

dilihat orang. Rabiah membuka kado-kado itu untuk melihat apa yang tersimpan di

dalamnya. Dan kado itu pun terbuka dari pembungkusnya untuk mengguncangkan hati

Rabiah. Ia tidak yakin dengan apa yang ada di dalam kotak karton pembungkusnya.

Mungkinkah orang ingin mengingatkan tentang pekerjaan ayahnya. Atau mungkin orang

Evaluasi

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

254

Refleksi

mengirim kado untuk ayahnya. Tetapi mengapa orang menulis begitu di atas kertas ucapan

selamat. Ia tidak yakin dengan apa yang dibacanya. Ia mengulanginya. Tulisan itu tidak

mengubah artinya walau beberapa kali dibacanya.

5. Susunlah dialog untuk drama panggung berdasarkan penggalan cerita berikut!

Tadi siang waktu dia mengantarkan surat undangan perkawinannya kepada Sri, teman

bekas sekolahnya di SMP, dia dengar orang berbisik waktu ia melintas hendak pulang. Ia

dapat menangkap bisikan itu.

”Anak tukang cukur itu mau menikah. Nasibnya baik. Dia mendapatkan jodoh seorang

pegawai negeri. Siapa mengira, si anak tukang cukur bisa mendapatkan jodohnya seorang

pegawai kantoran. Aku mau anakku juga bisa bernasib baik seperti dia, dapat jodoh

seorang pegawai negeri.”

Begitulah bisik-bisik orang yang didengarnya.

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.