Gambar Sampul Bahasa Indonesia · s_Bab 19 Prosa Naratif
Bahasa Indonesia · s_Bab 19 Prosa Naratif
Sunardi

24/08/2021 15:58:42

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 19

Prosa Naratif

Di pasar bebas djual berbagai macam cerita, baik bergambar maupun tidak. Dalam koran

dan majalah terdapat cerita naratif yang dapat kita baca. Di radio cerita serupa, yang berbentuk

pembacaan buku atau sandiwara radio, dapat kita dengarkan. Dari televisi cerita naratif, yang

berwujud drama, sandiwara, dagelan, drama tradisional, dan film, tidak hanya dapat kita

dengarkan, tetapi juga dapat kita tonton. Agaknya cerita naratif memiliki pesona tersendiri.

Bagaimana pesona prosa naratif, melalui pelajaran ini Anda akan mempelajari lebih jauh.

Di samping itu akan dipelajari menganalisis puisi terjemahan, drama berbahasa Indonesia

yang memuat cerita tradisional, serta belajar menyusun naskah drama.

Kemampuan Bersastra

Sumber:

Balada si Roy dan kumpulan cerpen romansa

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

236

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menganalisis sikap penyair terhadap sesuatu yang

terdapat dalam puisi terjemahan yang dilisankan

Menganalisis sikap penyair

Mendengarkan pembacaan puisi, tidak hanya menikmati keindahannya, tetapi juga

memahami isinya. Bahkan, kita dapat memahami sikap penyair terhadap apa yang diungkapkan

(nada) dan pembacanya (suasana), seperti sikap sayang, hormat, kagum, sinis, acuh, jengkel,

benci, atau marah.

1.

Bacakanlah puisi berikut di depan kelas! Anda yang tidak membaca, ngarkan bacaannya!

Penumpang Gelap

Di geladak

Kapten itu tegak,

Tengkuknya yang merah

Melipat-lipat pada krah.

“He, kapten!

Seorang penumpang gelap

Di kapal tertangkap!”

“Demi aku, bekuklah!

Lempar ke laut bawah!”

Seorang raja Negro

-Jas Colbert dan Cepiau,

telanjang selebihnya-

Menebah-nebah dadanya

Menyeringai dan mendengus:

Lapar, haus!

Kapten memuntahkan

Kutukan demi kutukan,

Menyerbu lari.

Melampaui tali

Jatuh sendiri

Ke laut.

Penumpang gelap itu

Menyeringhai: s.v.p.

Dan kapten itu:

G,v,d.

Dari

Een Eerlijk Zeemansgraf

– J. Slauerhoff

Uji Kompetensi 19.1

Prosa Naratif

237

B. Berbicara

2. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan bacaan puisi tersebut!

a. Bagaimana isi singkat puisi yang Anda dengarkan tersebut?

b. Apa yang menjadi tema dan topik puisi yang Anda dengarkan tersebut?

c. Bagaimanakah sikap penyair terhadap topik tersebut?

d. Bagaimana pula sikap penyair terhadap pendengar?

e. Bagaimana rumusan amanat yang disampaikan penyair kepada pembaca?

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menjelaskan tema, plot, tokoh, dan perwatakan

ragam sastra prosa naratif Indonesa dan terjemahan dalam diskusi

kelompok.

Mengenal Prosa Naratif

Prosa naratif seperti cerpen, novel, dan dongeng mempunyai sifat khusus yaitu

“menceriterakan sesuatu.” Padanya terdapat beberapa unsur instrinsik, seperti 1) tema

(sense),

2) alur (

plot),

2) tokoh

(actor)

dan penokohan

(character),

4) latar

(setting),

5) tegangan dan

padahan, 6) suasana atau mood, 7) pusat kisahan (

point of view),

8) gaya bahasa

(figurative of language),

dan 9) amanat

(intention).

1. Diskusikan secara berkelompok penggalan prosa naratif berikut sehingga dapat diperoleh

informasi mengenai siapa pelaku-pelakunya, bagaimana watak mereka, bagaimana

pengarang melukiskan watak mereka, di mana, kapan, dan dalam situasi bagaimana

pelaku tersebut diceritakan, serta bagaimana alur ceritanya.

Merpati Lepas

Malam itu aku hanya murung. Ogah diajak sekak oleh

verbruggen

, yang tadi sudah

kulapori (singkat mengenai yang esensial saja) tentang peristiwa Huize Viffsprong dengan

perdana menteri itu. Berapa sloki jenewer yang sudah kuminum? Tetapi tiba-tiba dalam

lamunan muram serta dendam tumbuhlah secuil penyesalan. Mengapa aku tadi tidak

memakai kesempatan dan bertanya padanya, “Bagaimana, Atik?” Pasti dia akan sebaik

itu untuk menceriterakan sesuatu tentang hal-ikhwal Atik. Barangkali pula ia akan dapat

menghubungkan lagi senyum kegadisan Atik dengan hatiku yang merana dan menjadi

bengis ini. Mengapa tadi tidak manusiawi biasa saja aku bertanya itu pada orang kecil

yang mengaku perdana menteri itu? Ada sesuatu dalam wajah dan matanya yang hitam

lembut itu yang menyalakan pijar sekecil kunang dalam hatiku, dan yang meyakinkan

hatiku yang serba skeptis ini. Ya, ia pasti mampu memahami aku. Sebab perdana menteri

itu bukan tipe teroris. Lain halnya dengan Soekarno. Orang kecil tadi orang beradab rupa-

rupanya dan berperasaan dalam. Tetapi justru itulah ia orang yang paling berbahaya,

lawan yang sanggup mengalahkan Van Mook. Orang-orang Inggris punya motivasi kotor

Uji Kompetensi 19.2

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

238

C. Membaca

demi Singapura dan Hongkong. Tetapi mereka juga bukan orang tolol. Mereka tahu, siapa

Syahrir dan dalam hal apa dia harus diajak bicara.

Dari Y.B. Mangunwijaya,

Burung-Burung Manyar

2. Bacakan laporan hasil dikusi kelompok Anda masing-masing di depan kelas!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menentukan tema, plot, tokoh, perwatakan, dan

pembabakan, serta perilaku berbahasa teks dalam drama tradisional atau

terjemahan

Membaca drama tradisional

Di TV sering kita saksikan tayangan ludruk, ketoprak, dan wayang dalam bahasa Indo-

nesia. Lakon yang disajikan biasanya berhubungan dengan masalah lokal, daerah, adat, atau

kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa lalu.

1

. Salah satu drama tradisional diangkat dari kisah Damarwulan. Anda ingat ceritanya?

Berikut ini penggalannya yang dikisahkan oleh Sanusi Pane dalam drama modern. Mari

kita cermati!

Sandyakala Ning Majapahit

(Bagian Keempat)

Dalam bangsal Witana duduk Dewi Suhita, dihadap oleh Anjasmara dan punggawa-

punggawa serta kepala-kepala agama.

DEWI SUHITA

Dan kita sekarang menanti laskar serta senapati, pahlawan kita. Rahim Dewata masih

melimpah ke Majapahit. Bupati Layang Setera, apa kata rakyat kita?

LAYANG SETERA

Rakyat bersukacita, berduyun-duyun menyongsong laskar. Di Bubat dan Manguntur penuh

sesak, begitu juga jalan-jalan. Sekalian rumah dihiasi. Jalan raja sampai ke sini digabai-

gabai.

DEWI SUHITA

Raden Ayu Anjasmara, raden berbahagia sungguh bersuamikan Raden Damarwulan.

Uji Kompetensi 19.3

Prosa Naratif

239

ANJASMARA

Sesungguhnya, Perabu!

DEWI SUHITA

Kami mendengar Raden Ayulah yang menggembirakan hati senapati. Sebenarnya,

di belakang pahlawan senantiasa berdiri perempuan mulia.

ANJASMARA

Barangkali ada juga pengaruh patik, akan tetapi Perabu yang menyuruh dia ke Perabalingga

terutama hatinya sendiri. Perabu, ia seperti tidak berjiwa, lepas merdeka dari dunia, tidak

bisa dipengaruhi.

Abdi dalem masuk

DEWI SUHITA

Apa berita engkau bawa?

ABDI DALEM

Perabu, paduka senapati telah tiba di gapura utara diiring oleh manteri tinggi. Rakyat

sujud sepanjang jalan menyembah daulat senapati.

DEWI SUHITA

Kami sudah mendengar berita

Abdi dalem pergi

Sekalian tuan adipati, sudah waktunya bagi tuan pergi ke palawangan menerima kepala

balatentara.

ADIPATI MATAHUN

Titah perabu patik junjung sekaliannya

Para adipati meninggalkan mimbar.

Setelah teks tersebut Anda baca, kerjakan tugas-tugas berikut!

1. Jelaskan (1) tema, (2) plot, (3) pembabakan, (4) tokoh dan watak masing-masing, dan (5)

dialog yang mengindikasikan watak mereka!

2. Adakah unsur satiris, humor atau sinisme?

3. Cerita Damarwulan telah akrab di telinga kita. Jika dihubungkan dengan petikan naskah

tersebut, adakah perbedaannya? Cobalah jelaskan!

4. Dari petikan itu banyak terkandung adat atau budaya daerah. Cobalah rumuskan budaya

yang bagaimanakah itu?

5. Budaya daerah manakah yang terkandung di dalamnya?

Uji Kompetensi 19.3

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

240

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengetahui prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai

Prinsip-prinsip penulisan kritik

Pernah baca

Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai

tulisan HB Jassin?

Kalau belum, bacalah! Itu adalah kumpulan kritik dan esai di bidang sastra. Dengan buku itu

H.B. Jassin ingin mengembangkan sastra, menghubungkan sastra dengan peminat, dan ingin

memberikan umpan balik kepada pengarang.

Dalam melakukan penilaian, kritikus biasanya menggunakan ukuran tertentu. Dengan

ukuran itu, ia menunjukkan nilai, menerangi lorong-lorong gelap, dan meniadakan persoalan

rumit dan sulit yang terdapat dalam karya sastra. Ada yang menilai karya sastra dari pengaruh

positif yang ditimbulkan, dari sudut keaslian dan kejujuran, dan dari unsur intrinsik atau unsur

ektrinsiknya saja. Ada pula yang menunjukkan pengalaman baru kepada pembaca.

1

. Carilah guntingan koran yang memuat kritik. Kritik sastra, kritik film, kritik seni lukis, dan

kritik lain. Kemudian, jelaskan isi pokok kritik itu! Laporkan hasilnya di depan kelas!

2. Analisislah unsur-unsur tema, amanat, musikalitas, korespondensi, dan gaya pada puisi

berikut!

Stanza

Oleh W.S. Rendra

Ada burung dua, jantan dan betina

hinggap di dahan.

Ada dua anak, tidak jantan tidak betina

gugur dari dahan

Ada angin dan kapuk gugur, dua-dua sudah tua

pergi ke selatan.

Ada burung, daun, kapuk, angin, dan mungkin juga debu

mengendap dalam nyanyian

Dari W.S. Rendra,

Empat Kumpulan Sajak

Uji Kompetensi 19.4

Prosa Naratif

241

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mementaskan drama karya sendiri dengan tema

tertentu (pendidikan lingkungan dan sebagainya)

Mementaskan drama

Untuk mementaskan drama ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu ada naskah

yang dapat dipentaskan, ada pemain, dan ada sutradara. Kecuali itu, ada syarat tambahan,

yaitu ada tempat untuk mementaskannya dan ada penonton. Mengenai naskah, Anda tdak

mengalami kesulitan, bukan?

Nah, pada pelajaran ini, saatnyalah Anda menghidupkan naskah itu dalam wujud pentas.

Demi suksesnya pementasan, Anda harus membentuk kelompok, grup pementasan atau

teater. Apakah di sekolah Anda sudah ada teater? Tentukan salah seorang dari teater Anda,

siapa sutradaranya, siapa saja pemain-pemainnya, siapa kru-krunya, dan perlengkapan

panggung apa yang harus disediakan.

Sutradara adalah tokoh yang paling bertanggung jawab atas sukses tidaknya pementasan.

Ia dituntut mampu menyusun rencana pementasan; memilih naskah, menafsirkan naskah,

memilih pemain, bekerja dengan staf, dan melatih pemain.

Sebelum pentas, semua pemain harus (1) memahami jalan ceritanya, dan (2) melakukan

beberapa kali latihan dialog, latihan

blocking

(latihan muncul, berakting, berdialog, berimprovisasi

di panggung), dan latihan dengan

properti

(menggunakan

kostum

dengan segala

properti

yang

diperlukan di panggung) dalam kebersamaan dan kekompakan.

Bentuklah grup drama (teater) di kelas Anda masing-masing! Berilah nama grup Anda dengan

nama yang bagus! Tugas setiap grup adalah mementaskan naskah drama berikut.

TANPA PEMBANTU

Oleh : A. Adjib Hamzah

Pelaku : S

apari

Yuliati

Lisawati

Tukang Sayur

Di ruang tamu rumah keluarga Sapari masih pagi. Kursi panjang dan sebuah kursi tamu

berikut mejanya terletak di kiri. Di kursi terdapat koran baru dan di atas meja vas bunga

berikut bunganya terletak berdekatan dengan beberapa jilid buku. Di belakang sisi kanan

terdapat pula kursi panjang . Pintu keluar di kanan, sedang pintu ke belakang di sudut kiri.

Lisawati duduk di kursi belakang. Ia adalah gadis jelita, berusia sekitar 20 tahun mengenakan

pakaian dandanan, mutakhir. Tas dan satu eksemplar buku diktat yang dibawa terletak di

kursi. Sekarang ia sedang membaca koran sambil sesekali menoleh arah pintu ke belakang.

Kemudian Sapari muncul dari pintu ke belakang dengan tersenyum. Ia berusaha lebih kurang

27 tahun :

Ada Apa dalam Sastra Kita?

Uji Kompetensi 19.5

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

242

1. Lisawati : B

agaimana si Orok? Tak perlu bantuanku, bukan?

2. Sapari

: O, t

idak. Sudah beres. Tidur pulas ia sekarang. Jadi lega hatiku.

3. Lisawati : Tak kus

angka engkau seterampil itu.

4. Sapari

: ( M

elangkah ke kursi dekat meja). Ucapan orang bijaksana memang selalu

benar

5. Lisawati : K

enapa?

6. Sapari

:

Dulu aku tak pernah percaya setiap baca kata-kata orang bijak yang isinya

bahwa kesulitan membuat orang jadi terampil. Kini aku melihat hasilnya.

7. Lisawati : Ah, ya, belum tentu. Itu tergantung pada orangnya. Kalau orangnya memang

goblok, tetap tidak menambah apa-apa. Malah bisa saja menyebabkan

kemunduran.

8. Sapari

: Itu

juga benar. Tapi tidak sepenuhnya.

9. Lisawati : Yang aku tidak mengerti, mengapa tugas-tugas perempuan yang ditimpakan

padamu itu kauterima begitu saja?

10. Sapari

: K

eadaan memaksaku demikian

11. Lisawati : T

idakkah hal itu merupakan suatu penghinaan pada dirimu? Derajatmu

sebagai lelaki diturunkan pada derajat perempuan.

12. Sapari

: K

alau aku telah menerimanya, mau apa lagi? Jika diukur dengan kacamata

kehormatanku sebagai lelaki, ucapanmu itu benar. Tapi kami sekarang ini

dalam keadaan begitu darurat.

13. Lisawati :

Dan status quo darurat akan dipertahankan oleh isterimu. Bisa saja suatu

saat nanti, untuk kepentingan yang kau tidak tahu, ia akan keluar rumah.

Dan kau yang mesti memberesi tugas-tugas rumah.

14. Sapari

: (Tert

awa) Kuliahmu ini dapat membuatku perang dengan istriku, Lis.

15. Lisawati : J

angan salah paham.

16. Sapari

: Aku tak t

ahu pasti, tapi mungkin saja dapat menimbulkan perang baru.

17. Lisawati : J

adi kalian pun sering berselisih?

18. Sapari

: Ya, sesek

ali. Di mana orang berumah tangga tanpa pernah cekcok? Tak

ada, kan?

19. Lisawati : T

api engkau jangan salah paham. Aku tidak memfitnah. Aku hanya bicara

tentang apa yang mestinya terjadi.

20. Sapari

: Kau m

eningkatkan aku pada kesetiaanmu sewaktu kita berpacaran. Tapi

sudahlah. Semua itu sudah lewat.

21. Lisawati : K

alau kau dahulu mau sedikit mengerti kesulitan, dan engkau mau juga

mempertimbangkan.

22. Sapari

: (memot

ong) Jangan sebut-sebut lagi. Jangan diungkit. Itu sudah lewat. Nanti

akan mengakibatkan hubunganku dengan isteriku tidak baik.

23. Lisawati : Aku m

enghormati isteriku, Sap Jangan salah paham. Aku bukannya

membenci dan ingin hubunganmu dengannya retak.

24. Sapari

: Saya harap pembicar

aan tentang ini tak tidak usah kita teruskan.

Dari Alam Sutawijaya dan Mien Rumini,

Buku Materi Pokok Sanggar Sastra

Prosa Naratif

243

Rangkuman

1. Dari puisi yang dibacakan, pendengar dapat mengetahui sikap penyair terhadap

topik (nada), atau terhadap pendengar (suasana), seperti hormat, sayang, kagum,

sinis, jengkel, dan benci.

2. Ciri khas prosa naratif adalah ada yang dikisahkan. Padanya terdapat unsur 1)

tema

(sense),

2) alur (

plot),

2) tokoh

(actor)

dan penokohan

(character),

4) latar

(setting),

5) tegangan dan padahan, 6) suasana (

mood

), 7) pusat kisahan (

point of

view),

8) gaya bahasa

(figurative of language),

dan 9) amanat

(intention).

3. Dengan membaca teks drama “tradisional” kita dapat menemukan mutiara daerah,

adat, dan pengetahuan mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa

lampau.

4. Kritik sastra bermanfaat bagi (1) pengembangan sastra, (2) penghubung antara

karya sastra dengan peminatnya, dan (3) umpan balik kepada pengarang.

5. Untuk mementaskan drama harus ada naskah, pemain, sutradara. Tempat untuk

mementaskan dan ada penonton. Sebelum pentas, pemain harus tahu jalan

ceritanya; melakukan latihan dialog, latihan

blocking

(latihan muncul, berakting,

berdialog, berimprovisasi di panggung), dan latihan dengan

properti

(menggunakan

kostum

dengan segala

properti

yang diperlukan di panggung).

1. Bacalah penggalan puisi terjemahan berikut! Kemudian, jelaskan bagaimana sikap penyair

terhadap pokok permasalahannya dan pembaca!

Sebelum sosok Subhi Kazib bisu berlalu

Kukira ada swara dalam losmin berseru:

“Bila Masjidul Batin telah siap seluruh,

Mengapa, O, Abdu, masih mengantuk jisimmu?”

Dari M. Taslim Ali,

Seri Sastra Dunia

2. Jelaskan tokoh, watak, dan perwatakannya pada penggalan cerita berikut!

Setiap kali hendak menulis namanya sendiri, tangannya selalu keseleo dan menulis

kata “Babi”. Ia jadi dongkol sekali. Ia telah mengunjungi seorang ahli ilmu jiwa, tetapi

tidak mendapatkan hasil yang ia inginkan. Ia juga sudah datang ke depan seorang ulama,

tetapi ia hanya dinasihati supaya beristirahat. Padahal ia yakin benar bahwa mungkin

sekali ia sedang berubah untuk menjadi gila.

Evaluasi

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

244

Refleksi

3. Tentukan tokoh dan watak masing-masing pada penggalan drama berikut!

Politikus

: ”M

ana itu opsir?”

Pedagang : ”S

iapa Pak?”

Politikus

: ”Opsir yang dulu

mengantar aku kemari. Akan kuperintahkan ia untuk

menutup losmen ini.”

Petualang : ”T

api, Pak, bukankah losmen ini sudah lama ditutup untuk umum?”

Politikus

: ”Persetan! Maksudku, losmen

ini kuperintahkan untuk disita guna

kepentingan perjuangan. Biar dipakai asrama!”

Petualang : ”Maaf, Pak. K

alu boleh numpang tanya, kenapa Bapak begitu bernafsu

untuk menutup losmen ini?”

Dari B. Soelarto,

Domba-Domba Revolusi

4. Jelaskan perbedaan tulisan sastra, tulisan ilmiah, kritik, dan esai.

5. Unsur mana sajakah yang harus disiapkan untuk menyelenggarakan pentas drama?

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi tersebut! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Namun nilai skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi pelajaran

ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.