Gambar Sampul Bahasa Indonesia · r_Bab 18 Nilai dalam Karya Sastra
Bahasa Indonesia · r_Bab 18 Nilai dalam Karya Sastra
Sunardi

24/08/2021 15:58:42

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 18

Nilai dalam Karya Sastra

Sumber:

Balada Si Roy

Pernah dengar dongeng kancil atau dongeng lain? Mengapa orang mendongeng? Mengapa

orang suka mendengarkannya? Jawabannya tidak lepas dari sifatnya, yaitu

dulce et utile

;

menghibur dan bermanfaat. Apa pun yang dikisahkan dalam dongeng tentu menghibur. Bahkan,

lebih dari itu, melalui dongeng sering disisipkan berbagai ajaran dan pendidikan. Di dalamnya

terkandung berbagai nilai yang dijunjung dan dihormati. Nilai-nilai inilah yang secara tidak

langsung dimanfaatkan untuk memperhalus budi pekerti manusia.

Kemampuan Bersastra

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

214

Tujuan pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengevaluasi puisi terjemahan yang dibacakan

Mengevaluasi puisi terjemahan

Sebagaimana sudah kita ketahui objek evaluasi pada kegiatan ini ada dua kemungkinan,

yaitu pembacaannya atau puisinya. Pada objek pertama, evaluasi akan mengarah pada

pembacaan puisi (

poetry

reading

) atau deklamasi. Sedangkan objek kedua, tentu saja evalusi

difokuskan pada bentuk dan isinya. Seperti diketahui, puisi umumnya terbentuk dari unsur

bunyi yang estetis, kata-kata yang padat dan kaya makna, dan tipografi. Sementara itu,

isinya beragam. Akan tetapi, bentuk yang dipilih biasanya serasi dan dapat mengekspresikan

isinya.

1

. Bacakan puisi berikut! Anda yang tidak membaca bertugas mendengarkan baik-baik.

Turunnya Saju

Giosue Carducci

1

Diam dan pelan salju turun dari langit kelabu,

Jerita dan gaduh hidup nun di kota pada bisu.

Tiada lagi teriak pejaja dan derak roda berputar,

Tiada lagi lagu asyik cinta dan remaja terdengar.

Dari menara suram, lintas udara berat, kleneng parau,

Menangisi saat, bagai keluh dunia terpisah dari waktu.

Burung-burung kelana mendesak mengetuk kaca jendela,

Hantu-hantu, temanku, kembali, memandang, memanggilku.

Sejenak, kawanku, sejenak – diamlah, o, hatiku lengang –

Masuk senyap aku turun – mau istirah dalam bayang.

Dari Taslim Ali,

Puisi Dunia 1

2. Bagaimana penilaian Anda mengenai kata, rima, irama, dan isi puisi terjemahan yang

Anda dengarkan tadi?

A. Mendengarkan

Uji Kompetensi 18.1

Nilai dalam Karya Sastra

215

B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran:

Membandingkan puisi Indonesia dengan puisi terjemahan dalam hal

penggunaan bahasa dan nilai-nilai estetika yang dianut.

Membandingkan puisi Indonesia dengan puisi terjemahan

Sejak awal sudah banyak karya terjemahan dan saduran diperkenalkan. Misalnya,

Mahabarata, Ramayana, Kitab Seribu Satu Malam,

terdapat berbagai versi karena terjemahan

atau saduran. Fenomena serupa berlangsung sampai hari ini.

Puisi asli dan terjemahan tidak hanya memiliki persaman, tetapi juga perbedaan.

Bagaimana persamaan dan perbedaannya, mari kita bandingkan ‘Catatan Mawar’ karya Ahmad

Syubbanuddin Alwy

2

dengan puisi terjemahan yang telah Anda dengarkan.

Pada kedua puisi tersebut tampak huruf, kata, kalimat, larik, dan bait dalam tipografi

yang khas. Jika diperhatikan lebih lanjut, unsur-unsur itu tidak hanya kaya dan padat makna,

tetapi juga estetis.

Catatan Mawar

Oleh Ahmad Syubbanuddin Alwy

Mawar di tanganku

Seberapa indah kutanam di rumahmu

Mawar di hatiku

Seberapa wangi bila kuselipkan di jubahmu

Mawar di mulutku

Seberapa sedih bila kulukis di airmatamu

Mawar di tintaku

Seberapa tetes bila kualirkan di namamu

Mawar di doaku

Adakah sampai di jarakmu?

Dari Taufiq Ismail, dkk (ed.),

Horison Sastra

Indonesia 1 Kitab Puisi

Turunnya Saju

Giosue Carducci

Diam dan pelan salju turun dari langit kelabu,

Jerita dan gaduh hidup nun di kota pada bisu.

Tiada lagi teriak pejaja dan derak roda berputar,

Tiada lagi lagu asyik cinta dan remaja terdengar.

Dari menara suram, lintas udara berat, kleneng parau,

Menangisi saat, bagai keluh dunia terpisah dari waktu.

Burung-burung kelana mendesak mengetuk kaca jendela,

Hantu-hantu, temanku, kembali, memandang,

memanggilku.

Sejenak, kawanku, sejenak – diamlah, o, hatiku lengang –

Masuk senyap aku turun – mau istirah dalam bayang.

Dari Taslim Ali,

Puisi Dunia 1

2

Ahmad Syubbanuddin Aly lahir di Cirebon 26 Agustus 1962. Kumpulan puisinya, bentang Sunyi (1996).

Bersama teman-temannya, berupa puisinya dimuat dalam antologi Puisi Indonesia 1987, Titian Antar Bangsa

(1998), Negeri Bayang-banyang (1996), dan Cermin Alam)

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

216

C. Membaca

Pada puisi asli

Catatan Mawar

dan puisi terjemahan

Turunnya Saju

di atas terdapat beberapa

kesamaan. Jelaskan kesamaannya ditinjau dari pesajakan, irama, pilihan kata dan maknanya,

tipografi, nilai-nilai estetikanya, dan lain-lain!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menganailis cerpen yang dianggap penting pada

setiap periode untuk menemukan standar budaya yang dianut masyarakat

dalam periode tersebut.

Menganalisis cerpen

Karya sastra bersifat

dulce et utile

, selain menghibur, juga bermanfaat. Di dalamnya

terkandung nilai-nilai yang dapat memperhalus budi pekerti. Kehadirannya tidak dapat

dilepaskan dari tata nilai yang menjadi setting tempat cerita itu muncul. Ada yang tidak lepas

dari nilai religius, nilai moral, nilai budaya, dan dari nilai sosial.

Tunjukkanlah nilai-nilai dan perilaku yang mencerminkan niliai-nilai itu pada cerpen berikut!

Bila Kolam Dikuras

Oleh SL Soepriyanto

Sepanjang tepian bagian kolam yang akan dikuras, tampak lampu-lampu minyak para

pedagang makanan. Kolam hanya dikuras separoh saja dan separoh sisanya masih memberi

tenaga untuk menjalankan turbine di sentral. Seperti kereta api yang mendapat maki-makian

karena datang terlambat, orang-orang kota pun akan mengutuk dan menggerutu bila listrik

padam. Karena itu kolam tidak bisa dikuras sekaligus, agar orang-orang kota masih bisa

menyetel radio atau nonton matine bioskup.

Aku masuk ke gardu penjagaan. Bertumpuk-tumpuk pakaian di atas bangku. Kulihat

Pak Kahir baru saja meletakkan tangkai telepon.

”Sudah jalan satu mesin?”

”Sudah, Pak! Baru saja masinis memberitahukan.”

”Suruh tutup dengan segera pintu saluran pertama!”

“”Baik, Pak!”

Pak Kahir mengangkat telepon dan memerintahkan kepada penjaga saluran pertama

agar menutup pintu selekas mungkin.

Uji Kompetensi 18.2

Uji Kompetensi 18.3

Nilai dalam Karya Sastra

217

”Sudah kau periksa lagi drempelnya?”

”Sudah, Pak. Semuanya baik.”

Kami lalu keluar pergi ke bagian kolam yang akan dikuras. Air yang masuk sudah mulai

menyusut dan orang-orang makin ribut. Lebih-lebih yang menghadang di saluran pembuangan

yang telah mulai dibuka pintunya oleh Pak Kahir. Teriakan-teriakan terdengar di sana-sini

terbaur dengan deru air terjun dari mulut saluran pembuangan. Dalam keremangan fajar itu

tampak sangat indah jala-jala yang terbeber di udara untuk kemudian terjun ke air. Gemerlap

gelang-gelang timahnya.

Ketika isi kolam tinggal sedikit, orang-orang mulai terjun ke dalam kolam disertai sorak

gembira. Tangkai-tangkai serok bercongklangan di antara kepala manusia. Pak Kahir sendiri,

ketika aku berpaling, sudah tidak ada lagi di belakangku.

Dalam saat seperti itu, orang sudah lupa lagi akan arti kemanusiaan. Semuanya ingin

dapat menangkap ikan sebanyak-banyaknya. Adalah dianggap biasa bila ada orang yang

telah berhasil menangkap seekor ikan, orang di sebelahnya akan memukul tangan yang

memegang ikan itu. Bahkan mereka tidak segan untuk mendorong orang itu tenggelam dalam

lumpur agar ikan yang telah di tangannya itu terlepas kembali. Terasa nilai ikan jauh lebih

tinggi daripada nilai manusia. Betapa tidak? Lumpur dalam kolam itu setebal satu meter. Dan

orang yang didorong dan ambles dalam lumpur itu sudah takkan diingat lagi oleh manusia-

manusia lainnya yang kemudian bergumul memperebutkan ikan yang terlepas tadi. Jika ia

tidak tangkas cepat berdiri, mungkin saja ia diinjak-injak oleh manusia-manusia yang sudah

tidak melihat apa-apa kecuali ikan itu. Lebih-lebih bila ikannya besar.

Aku selalu cemas saja bila melihat anak-anak ikut turun ke kolam. Sebab perbandingan

nilai ikan tersebut tidak hanya berlaku bagi manusia-manusia dewasa saja. Semuanya luluh

dan saling bersaingan untuk menggagahi ikan-ikan.

Ketika matahari sudah sepenggalah, mulailah lumpur dikeduk. Beberapa orang naik ke

darat, menghitung-hitung dan membanding-bandingkan hasil tangkapannya dengan yang lain.

Beberapa orang lagi belum puas dan masih mengkorek-korek lumpur mencari ikan tambahan.

Tiba-tiba dari segerombolan pegawai pengeduk lumpur terdengar suara teriakan:

”Anaaaak! Anaaak!”

Orang-orang berlarian ke situ, dan seketika menjadi ribut. Aku berlari sepanjang tepian

kolam. Dua orang berlumpur muncul dari gerombolan dengan menanting seorang bocah yang

juga penuh dengan lumpur.

”Cepat bersihkan! Mandikan!”

”Bawa ke darat! Bawa ke darat!”

Setelah anak itu dibersihkan, betapa aku terkejut: anak itu ternyata si Ujang! Jantungnya

tak berdetak lagi! Mati! Lengannya sebelah kanan bengkak dan merah kaku. Salah seorang

yang mukanya berlumpur terpaku beberapa lama, lalu rebah. Pingsan. Orang itu adalah Pak

Kahir.

Petang harinya mayat si Ujang dikebumikan. Banyak air mata yang tertumpah. Tetapi air

mata Pak Kahir adalah lain, dengan tersendak-sendak ia menceritakan bagaimana di pagi

buta ia telah memukul tangan seorang bocah dan mendorongnya jatuh ke dalam lumpur, ...

Dari H.B. Yassin,

Angkatan 66 Prosa dan Puisi

.

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

218

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat mengalihkan teks aksara Arab Melayu ke dalam

aksara Latin dan menulis kembali cuplikan sastra Indonesia klasik dari teks

berhuruf Arab Melayu ke dalam huruf Latin.

Mengalihkan huruf Arab Melayu

Kata serapan, khususnya kata yang berasal dari bahasa Arab, biasanya ditulis sesuai

dengan ejaan aslinya.

adat

adil

akal

akhir

akibat

aqil baligh

asal

bab

batin

berkah

bijaksana

daulat

fakir

gaib

hadir

hal

hamil

hawa

hebat

heran

hikayat

huruf

ihwal

ilmu

insaf

kabar

kalam

kawin

kias

kodrat

lahir

lalim

lazim

majelis

makhluk

masih

masyarakat

misal

musyawarah

nasihat

nikmat

nujum

peduli

rahim

rahmat

rela

roh

saat

sah

salam

sejarah

sifat

sultanä

sutera

syair

taat

tabiat

tahta

takdir

tamasya

tamsil

umur

upama

usia

usul

Nilai dalam Karya Sastra

219

wafat

wahid

wajib

wali

yakni

yatim

zikir

1. Salinlah ke dalam huruf Arab Malayu!

a. Ini hikayat si Miskin.

b. Si miskin dengan bininya benar-benar miskin.

c. Mereka berdua hidup terlunta-lunta.

d. Anaknya dua, seorang laki-laki dan seorang lagi perempuan.

e. Selelah berbagai derita berlalu, mereka hidup bersuka-sukaan di istana.

2. Salinlah ke dalam huruf Latin!

Dari

Hikayat si Miskin

Uji Kompetensi 18.4

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

220

Ada Apa dalam Sastra Kita?

Tujuan pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menulis karya sastra untuk majalah dinding dan

buletin

Menulis esai untuk majalah dinding dan buletin

Majalah dinding biasanya menyajikan (1) tajuk, (2) berita sekolah, (3)

artikel

atau

feature

ilmiah populer, (4) hasil

kreativitas

di bidang sastra, dan (5) tulisan ringan seperti anekdot,

humor, dan teka-teki. Dari mana tulisan itu diperoleh? Tidak ada sumber lain, kecuali dari

rekan-rekan sendiri.

Menulis puisi dan cerpen sudah pernah Anda lakukan. Sedangkan menulis esai belum

pernah, apa esai itu? Esai berupa tulisan mengenai apa saja dari sudut pandang yang bersifat

subjektif. Berikut disajikan sebuah contoh penggalan esai mengenai pahlawan.

Jakob Sumardjo

Gerombolan sebagai Pahlawan

Bangsa Indonesia jelas tidak pernah kekurangan pahlawan sejak zaman Sultan Agung,

Hasanuddin, dalam abad ke-17 sampai Pangeran Diponegoro. Begitu pula sejak dokter Wahidin

Sudirohusodo sampai Yos Sudarso, dalam abad ke-20. Tetapi, sejak kemerdekaan, sekitar

tahun 1950-an, populasi pahlawan makin surut. Yang terjadi adalah gelombang pemberontakan

dan kerusuhan sampai tahun 1965.

Dalam pemandangan di atas tampak bahwa pahlawan-pahlawan kita tumbuh dengan

subur ketika kita mempunyai musuh yang jelas, yakni penjajah Belanda. Siapa pun yang bisa

membawa kepala Belanda bisa disebut ‘’pahlawan.” Deretan pahlawan kita itu (yang gambar-

gambarnya digantung di dinding-dinding kelas sekolah-sekolah kita) rata-rata adalah raja-raja

atau kaum elit istana. Mengapa mereka melawan penjajah Belanda, tentu memiliki alasan-

alasannya sendiri. Alasan “membela kepentingan rakyat” tentu saja juga ada, dan itulah

sebabnya mereka kita sebut pahlawan.

(Taufiq Ismail dkk,

Horison Esai Indonesia Kitab 1

).

1

. Buatlah sebuah esai tentang sesuatu yang menarik perhatian Anda!

2. Setelah Anda edit, kirimkan esai Anda ke redaksi majalah dinding atau ke redaksi buletin

sekolah Anda!

Uji Kompetensi 18.5

Nilai dalam Karya Sastra

221

Rangkuman

1. Objek evaluasi puisi terjemahan yang dibacakan biasanya difokuskan pada bentuk

dan isinya. Bunyi dan kata-kata yang digunakan begitu estetis, padat dan kaya

makna dalam tipografi yang khas. Sementara itu, isinya beragam. Pada puisi antara

bentuk dan isinya isinya pasti terdapat keharmonisan.

2. Puisi dan puisi terjemahan pada hakikatnya sama. Keduanya disusun dengan kata-

kata yang bersifat estetis. Keindahannya tampak dari persajakan, irama, pilihan

kata, dan tipografi.

3. Karya sastra bersifat

dulce et utile

; menghibur dan bermanfaat. Salah satu

manfaatnya adalah dapat memperhalus budi pekerti pembaca karena di dalamnya

terkandung nilai-nilai, seperti nilai religius, nilai moral, nilai budaya, dan nilai sosial

yang dijunjung dan dihormati.

4. Tulisan untuk majalah dinding dan majalah sekolah berasal dari rekan-rekan sendiri.

Khusus esai, penulisannya gampang. Pilih topik yang sedang hangat dibicarakan

atau sedang Anda sukai. Dari sudut pandang mana topik Anda bahas tidak masalah

sebab sifat utama esai adalah subjektif sekali.

5. Kata-kata serapan dari bahasa Arab biasanya ditulis sebagaimana aslinya.

1. Susunlah esai singkat mengenai nilai estetika dalam puisi terjemahan!

2. Jelaskan unsur mana yang menjadi ukuran estetika pada bait pertama dan kedua ‘Turunnya

Salju’ pada penggalan puisi berikut!

Diam dan pelan salju turun dari langit kelabu,

Jerita dan gaduh hidup nun di kota pada bisu.

Tiada lagi teriak pejaja dan derak roda berputar,

Tiada lagi lagu asyik cinta dan remaja terdengar.

3. Tentukan nilai dan perilaku yang menunjukkan nilai itu pada penggalan berikut!

Naga itu kadang menggoda orang-orang dengan menciptakan suara menggelegar

dan bergema disertai guncangan bumi yang tak begitu besar. Semula orang-orang panik

dan berlarian keluar rumah. Tapi karena sudah biasa, mereka hanya tersenyum dan

menganggap naga itu sedang mengajak bergurau atau sekedar iseng menggoda. Pernah

ada petugas dari kabupaten yang menyarankan sebaiknya mereka bedol desa transmigrasi

dari desa itu. Namun gagasan itu ditolak. Mereka berpikir, hamparan tanah di desa itu

sangat ramah terhadap setiap tamanan. Rinbuan mata air pun tak pernah lelah memasok

air. Selain mengolah sawah, mereka juga membuka ladang dan kolam.

Evaluasi

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

222

Refleksi

Setiap panen tiba, mereka selalu mengadakan upacara sedekah bumi. Selain

bersyukur kepada Yang Maha Pencipta, juga memberi makan untuk naga yang selalu

meringkuk di bawah bumi mereka. Agar naga itu tidak marah dan meluluhlantakkan

permukiman (Indra Tranggono, “Pembunuh Naga” dalam

Kedaulatan Rakyat

, 9 Juli

2006).

4. Jelaskan apa yang diungkapkan dalam penggalan Holandsche Elegie karya penyair

berkebangsaan Belanda, Slauerhoff, yang diterjemahkan sebagai berikut!

..................- Inilah jiwa Belanda

Bertetap tinggal di negerinya dalam pesta aman dan sentosa,

Minum bersuka raya demi mengenang masa jaya,

Memandang lambang berwarna jingga; sang singa renta

Sebagai kejayaan tak bakal musnah,

Buat dipersembahkan ke altar sejarah,

Biara, tempat mereka lari dari masa sendiri.

Dari Hartojo Andangdjaja,

Dari Sunyi ke Bunyi

5. Salinlah ke dalam huruf Latin!

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

223

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!

1. Perhatikan puisi terjemahan berikut!

Hutan kami tempuh, senjata di tangan

Bedil: ibu kami, hutan: rumah kami

Dari Anonim,

”Pemuda Partisan Bosnia”

Puisi di atas bertemakan ....

a. kejujuran

d. per

juangan

b. percintaan

e. persahabatan

c. kegemaran

2. Perhatikan puisi terjemahan berikut!

Kolam tua

Katak terjun: suara

Plung. Bergema

Dari Baso, dalam Hartojo Andangdjaja,

Dari Sunyi ke Bunyi

Tema puisi di atas adalah ....

a. jujur

d. sendiri

b. hobi

e. putus asa

c. sunyi

3. Perhatikan puisi terjemahan berikut!

Di batu penghabisan ke Huesca

Pagar penghabisan dari kebanggaan kita

Kenanglah, sayang, dengan mesra

Kau kubayangkan di sisiku ada

Tema puisi di atas adalah ....

a. adat

d.

politik

b. cinta

e. budaya

c. agama

4. Perhatikan puisi terjemahan berikut!

Aku derita maupun penawar

Kesederhanaan maupun kemegahan

Aku pedang yang menghancurkan

Aku mata air kekekalan

Aku api yang membinasakan

Aku taman kebaqaan

Dari Iqbal, ”Nyanyian Waktu”

Kemampuan Bersastra

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

224

Puisi terjemahan tersebut bertemakan ....

a. cita-cita

d. kebersamaan

b. kesendirian

e. cinta t

anah air

c. diri sendiri

5. Perhatikan penggalan puisi saduran berikut!

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi

tidak bisa teriak ”Merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

Dari Chairil Anwar, ”Krawang Bekasi”

Amanat yang disampaikan melalui puisi tersebut di atas adalah ....

a. berteriaklah ”Merdeka”!

b. berontaklah terhadap pemerintah yang berkuasa!

c. ingat, Anda semua akan menyusul kematian mereka!

d. kenanglah pejuang yang meninggal di antara Krawang-Bekasi!

e. pindahkan pejuang yang dikubur di Krawang-Bekasi ke Makam Pahlawan

6. Perhatikan penggalan puisi saduran berikut!

Heeyaa! Lihat aku menari di muka laut

Aku jadi elang sekarang, membelah-belah gelombang

Ketika senja pasang, ketika pantai hilang,

Aku melenggang, ke kiri ke kanan

Ke kiri, ke kanan, aku melenggang”

Dari, Chairil Anwa, ”Datang Dasra Hilang Dara”

Amanat yang disampaikan melalui puisi tersebut di atas adalah ....

a. Pulanglah, hari sudah senja!

b. Biarkan ”aku” menemukan kebebasannya!

c. Berjalanlah lurus, jangan sesekali berbelok!

d. Mandilah di laut, baik ketika pasang naik maupun pasang turun!

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

225

7. Salah satu bentuk gurindam adalah

a. Armada Peringgi lari bersusun

Melaka negeri hendak diruntun

b. bukan sanak bukan sahaya

bila mati aku, ikut berduka

c. Dengan ibu hendaklah hormat,

supaya badan dapat selamat.

d. Mawar di tanganku

Seberapa indah kutanam di rumahmu

e. Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

8. Apabila terpelihara kuping,

Kabar yang jahat tiadalah damping.

Sebait gurindam di atas mengandung ajaran yang bernilai ....

a. sosial

d. budi pekerti

b. agama

e. kenegaraan

c. pendidikan

9. Kandungan isi khas gurindam adalah

a. kisah

d. curahan hati

b. nasihat

e. kasih sayang

c. pelipur lara

10.

Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia.

Gurindam di atas dapat diparafrasekan dengan kalimat ....

a. Jika hendak mulia, contohlah kelakuannya.

b. Jika mau melihat kelakuannya, lihat orangnya.

c. Jika hendak mengenal orang, lihatlah kemuliaannya.

d. Jika ingin mulia, jadikan kelakuannya sebagai teladan.

e. Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kelakuannya.

11. Salah satu persamaan puisi terjemahan dan puisi asli adalah

a. tidak dikenal pengarangnya

b. tipografinya bersifat konvensional

c. bunyi, kata, dan tipografinya disusun secara estetis

d. isinya selalu menyiratkan tema kasih sayang manusia

e. selalu menjunjung nilai budaya negara asal masing-masing

12. ”Kau kira aku cemburu kalau Nita dekat padamu? Tidak. Aku tidak cemburu, karena

aku tahu, siapa aku, siapa Nita, siapa kau!” kata si Kekar. Kemudian dengan nada yang

tegar dia melanjutkan. ”Kalau kau mau ambil dia, ambillah. Tinggalkan kota ini. Aku

tidak suka dilecehkan.” Dia mencoba meneliti wajah si Kurus. Namun gelap malam

menghalangi penglihatannya.

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

230

24.

Daun-Daun Muda

Tidak,

Kupetik kemudaanmu

Tapi kau hulur pucuk

Lembut

Yang menjalurkan

Urat air

Ke rongga

Yang dimaksud dengan “Daun-daun muda” dalam puisi di atas adalah ....

a. Daun tumbuhan yang masih muda

d. Wanita-wanita cantik

b. Para generasi muda

e. Kekasih

c. Para wanita tuna susila

25. Dari Seorang Guru kepada Murid-muridnya

Oleh : Hartojo Andangdjaja

Adakah yang kupunya anak-anakku

selain buku-buku dan sedikit ilmu

sumber pengabdianku kepadamu

..................................................

Puisi di atas dapat diparafrasekan dengan kalimat ....

a. Aku tidak punya, harta tidak, buku pun tidak.

b. Anak-anak, maafkan aku karena tak punya apa-apa.

c. Aku tak punya buku atau ilmu sebagai sumber pengabdianku padamu.

d. Aku punya sedikit catatan mengenai ilmu sebagai sumber pengabdianku padamu

e. Aku tak punya apa-apa selain buku dan sedikit ilmu sebagai sumber pengabdianku

padamu

26. Perhatikan syair lagu Koes Plus berikut!

di sana rumahku / dalam kabut biru / hatiku sedih / di hari minggu

di sana kasihku / berdiri menunggu / di batas waktu / yang telah tertentu

Perasaan yang dicurahkan penyair melalui syair tersebut adalah ....

a. gelisah

d. cinta

b. rindu

e. s

edih

c. benci

27. Perhatikan lirik lagu yang dipopulerkan oleh Farid Hardja berikut!

Kau berulang tahun

Ku tuang minuman ke dalam gelas

Pada saat itu

Ku tahu usia mu baru sebelas

Oh, Karmila

.

Lirik lagu tersebut bertemakan ....

a. cinta

d. rindu

b. pesta

e. nostalgia

c. tokoh

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

227

Amanat yang disampaikan melalui puisi di atas adalah ....

a. Hendaknya penduduk dibuatkan sebuah bendungan.

b. Agar tempat main bola dan air mancur ditukar bendungan.

c. Agar penduduk dihindarkan dari bahaya banjir.

d. Sebaiknya pemerintah memerhatikan kebutuhan penduduk.

e. Agar rakyat dihindarkan dari kekeringan dan banjir.

16.

Rapiah dan mertuanya tidak pernah keluar rumah. Sekalian orang yang datang

bertandang sudah mengetahui bahwa mereka tak usah lagi mengetuk pintu atau

berseru-seru di beranda muka, melainkan bolehlah terus ke belakang saja buat

menemui orang rumah

(Abdul Muis, Salah Asuhan).

Menurut penggalan cerita di atas, perilaku yang membudaya pada masyarakat

adalah ...

a. tuan rumah tidak pernah keluar rumah

b. masuk rumah orang perlu minta izin dahulu

c. bertamu dilakukan dengan mengucapkan salam

d. bertamu tanpa harus mengetuk pintu lebih dahulu

e. masuk rumah langsung menuju ke bagian belakang

17.

Pak RW tampak tegang. Tapi ia segera sadar betapa Wage adalah warga negara yang

keras kepala. Dulu pada masa kampanye pemilu-pemilu lalu, Wage tidak mau

mengenakan kaos kuning pemberian Pak Kades. Alasannya, ia cuma petani kecil,

tidak mau terlibat urusan politik. Ia hanya mau ikut pemilu sebagai warga negara yang

punya hak pilih, tidak lebih dan tidak kurang. Ia bersumpah tidak akan mau ikut

kampanye dan karena itulah ia tidak akan mau mengenakan kaos kuning, kaos merah,

atau kaos hijau

(Maria Magdalena Bhoernomo, ”Surat Wage kepada Presiden”).

Menurut penggalan cerita di atas, perilaku yang membudaya pada masyarakat

adalah ...

a. warga negara ikut pemilu sesuai dengan hak pilihnya masing-masing

b. orang dikatakan keras kepala kalau tidak mendukung partai pemerintah

c. dalam pemilu setiap warga negara memiliki hak dipilih dan kewajiban memilih

d. orang dikatakan keras kepala kalau tidak mau ikut kampanye dalam setiap pemilu

e. warga negara bebas menyalurkan aspirasi politiknya ke partai politik masing-

masing

18.

”Ini benar-benar cerita yang sangat lucu karena bila aku tidak kehilangan kaki, mereka

semua akan mati: jenderal, kolonel, mayor. Semua dengan urutan keseniorannya dan

kau tidak harus membayar pensiun mereka. Sekarang kau mengerti berapa nilai

kakiku. Sang Jenderal berumur lima puluh dua, kolonel empat puluh delapan, dan

mayor lima puluh. Semuanya sangat sehat, berhati, dan berpikiran sehat pula. Dengan

cara hidup kemiliteran, sekurang-kurangnya mereka akan hidup sampai delapan puluh

tahun seperti Hinderburg. Sekarang tentukanlah: seratus enam puluh, anggap saja

rata-rata tiga puluh. Setuju? Kakiku telah menjadi kaki yang sangat mahal. Salah satu

kaki termahal yang dapat dibayangkan. Kau setuju tidak?”

”Kau sungguh-sungguh gila” kata laki-laki itu

”Tidak” lanjutku. ”Aku tidak gila.” Sayangnya hati dan pikiranku sama sehatnya dan

sangat sayang aku juga tidak terbunuh sesaat sebelum kakiku tertembak. Kita akan

menghemat banyak uang karenanya.”

(Kaki Yang Mahal)

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

228

Yang dimaksud dengan ”Sekarang kaumengerti berapa nilai kakiku?” adalah ....

a. menghargai jasa pahlawan

b. kehidupan militer yang sewenang-wenang

c. pahlawan menuntut atas jasa pengorbanannya

d. kehilangan anggota badan diganti dengan uang

e. bawahan memaki-maki dan menuntut atasannya

19. (Takut disebut pengkhianat, Guru Isa meledakkan gedung dipenuhi serdadu Nica.

Akhirnya Guru Isa ditangkap berkat pengakuan teman seperjuangannya

mempertahankan Indonesia, Hazil, yang tertangkap lebih dahulu. Selanjutnya ...)

”Berdiri!” perintah polisi militer itu padanya.

Tubuhnya menjerit menyuruhnya berdiri. Tetapi Guru Isa tidak bisa berdiri. Kemudian

ke lingkaran pandangan matanya yang tertunduk itu masuk sebuah ujung sepatu bot

yang besar. Kemudian sebuah lagi. Guru Isa kaku tidak bergerak-gerak, mengerang

perlahan-lahan dalam ketakutannya. Ia melihat sebuah sepatu naik ke atas perlahan-

lahan, hilang dari lingkaran pandangan matanya. Kemudian ia hanya merasa tiba-tiba

sesuatu yang berat dan keras memukul dadanya; napasnya dilontarkan ke luar dari

rongga dadanya, dan tulang dadanya serasa remuk

(Mohtar Lubis,

Jalan Tak Ada

Ujung

).

Walaupun disiksa, Guru Isa tetap membisu. Hal ini dilakukan karena Guru Isa

berjiwa

....

a. apatis, masa bodoh

b. patriotik, cinta tanah air

c. simpatik, amat menarik hati

d. hipokrit, munafik, suka berpura-pura

e. oportunis, mencari untung bagi diri sendiri

20. NANTI, NANTIKANLAH!

Rumput kering menguning terhampar luas

Gemetar tampak hawa panas atas padang sunyi

Ah, rumput akarmu jangan turut mengering

jangan mati di tanah terbaring

Nanti, nantikanlah

dengan sabar dan tabah

Sampai hujan turun membasahi bumi

Waluyati

Kata

rumput

dalam penggalan puisi di atas melambangkan ....

a. tumbuhan hidup dalam semak belukar

b. kekuatan liar dalam masyarakat tertentu

c. masyarakat kalangan bawah yang menantikan belas kasihan

d. orang-orang yang sering menimbulkan keresahan

e. orang-orang yang menjadi pendukung partai politik tertentu

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

229

21.

penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari

antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi

di sungai kesayangan, o, kota kekasih

klakson oto dan lonceng trem saing-menyaingi

udara memberat di atas jalan panjang berkelokan

Toto Sudarto Bachtiar, ”Ibu Kota Senja”

Persoalan yang dilukiskan oleh penyair melalui bait di atas adalah ....

a. perikehidupan di ibu kota

b. keindahan alam di ibu kota

c. kerinduan penyair akan ibu kota

d. fatwa penyair kepada penduduk ibu kota

e. harapan penyair agar ibu kota tertata rapi

22.

Demi amanat dan beban rakyat

Kami nyatakan ke seluruh dunia

Telah bangkit di tanah air

Sebuah aksi perlawanan

Terhadap kepalsuan dan kebohongan

Yang bersarang dalam kekuasaan

Orang-orang pemimpin gadungan

(Mansur Samin)

Puisi di atas bertemakan ....

a. kekuasaan

d. perlawanan

b. kepahlawanan

e. k

epalsuan

c. kebohongan

23.

Dengan Puisi Aku

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

(Taufik Ismail)

Puisi di atas dapat diparafrasekan dengan kalimat ....

a. Aku selama hayatku tidak akan melupakan puisi

b. Aku selalu bernyanyi dan berpuisi sampai akhir hayat

c. Aku bercinta dengan puisi dan nyanyi sampai akhir hayat.

d. Aku sangat mencintai puisi dalam hayatku untuk berekspresi

e. Aklu selama hayatku tidak akan menyanyikan puisi di cakrawala

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

234

38.

Aku memulai perjalananku sebagai pemain sandiwara ketika di sekolah menengah

atas. Waktu itu diriku senantiasa bersemangat karena dorongan masa muda. Segalanya

membangkitkan gairah inferioritas luarku membungkus kesombongan dan cita-cita

yang besar. Jiwaku tak pernah dikalahkan. Entah mengapa aku pun menulis puisi pada

usia itu. Setiap kekalahan yang diderita bagian luar diriku, kukalahkan oleh kemenangan

jiwaku.

Unsur instrinsik yang tidak tampak dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....

a. tema

d. penokohan

b. watak

e. budaya

c. sudut pandang

39.

Sepuluh tahun sudah Harman mendekam dalam penjara. Selama itu pula ia tersiksa.

Dan besok adalah hari pembebasannya sekaligus pencerahan. Kurungan telah

memberinya penyadaran setahap demi setahap. Tapi, hatinya gundah bukan kepalang.

Sudah setahun lebih Halimah tak menjenguknya. ”Mungkinkah ia mulai berubah

sikap?” gumam Harman.

(Seputih Hati Bidadari karya Suherman Emje)

Kutipan cerpen pendek di atas menunjukkan Harman yang berwatak ....

a. sabar dan tenang

d. sadar dan ragu

b. tegar dan sabar

e. gelisah dan ragu

c. sadar dan tegar

40.

Dan di pelajaran kiri surau itu akan tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana

dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadah. Sudah bertahun-tahun

ia sebagai garin, penjaga surah itu. Orang-orang yang memanggilnya kakek

.

(Robohnya Surau Kami, AA. Navis)

Dalam kutipan tersebut pengarang menggunakan sudut pandang ....

a. orang pertama pelaku utama

b. orang pertama pelaku sampingan

c. orang ketiga pelaku utama

d. orang ketiga pelaku sampingan

e. orang ketiga

Pelatihan Ujian Akhir Semester 1

231

28.

Sebagai petani, kita telah mengerjakan sawah kita. Kemudian, kalau sawah itu kering

karena hujan tidak turun, Tuhanlah yang punya kuasa. Kita sebagai umat-Nya, lebih

baik berserah diri dan mempercayai-Nya. Karena Dialah yang Rahman. Ialah yang

Rahim. Tuhanlah yang menentukan segala-galanya. Meskipun hujan diturunkannya

sehingga sawah-sawah berhasil baik, tapi kalau Tuhan menghendaki sebaliknya,

misalnya didatangkan-Nya pianggang atau tikus, maka hasilnya pun takkan ada juga

(A.A. Navis,

Kemarau

)

Amanat yang disampaikan penulis melalui penggalan di atas adalah ....

a. Airilah sawahmu yang kering.

b. Berusahalah selagi kamu masih bisa.

c. Percayalah kepada Tuhan yang Rahman dan Rahim.

d. Berserah dirilah pada Tuhan yang Rahman dan Rahim.

e. Berantaslah pianggang dan hama tikus yang menyerang sawah.

29.

Sekali peristiwa kepada suatu hari adalah seekor pelanduk duduk di dalam suatu

lubang busut tengah makan buah terung rimbang. Terdengar akan seekor harimau

berjalan menghampiri busut tempat ia duduk makan buah terung itu. Pada sangkanya

hendak menangkap ia. Gementarlah sendi tulangnya dengan ketakutan yang amat

sangat, serba salah pikirannya. Di dalam hal itu dimamahnya sebiji buah terung itu

membesarkan bunyi mulutnya berkerab-kerab, berketub-ketub, serta katanya, ”Amboi,

sedap pekasam biji mata harimau itu.”

Karakter yang diperankan pelanduk pada kutipan di atas adalah ....

a. menciptakan rasa takut pada lawan agar dirinya selamat

b. menundukkan lawan dengan kecerdikan dan kelicikannya

c. menakut-nakuti musuh dengan berbagai macam ancaman

d. menyombongkan diri pada pihak yang mau menangkapnya

e. menunjukkan kelihaian dalam hal menyembunyikan rasa takut

30.

Ibu sedang bercerita tentang penembakan dan saudara-saudara yang hilang tapi aku

tidak bisa mendengarkan karena aku sedang meniupkan seruling dengan perasaan

yang rawan yang menggerakkan kenyataan ke dalam diriku yang begitu kosong

sehingga setiap kota yang mengalir bergaung tanpa perbedaan tanpa keinginan tanpa

impian sampai kenangan tercetak di atas piring itu tersayat bersama daging hewan-

hewan yang dimakan setengah matang atas nama peradaban yang begitu kelabu

seperti kabut pagi itu yang mendekapku dalam dingin yang mengeluarkan bisikan

seperti rintihan berkepanjangan.

(Saksi Mata,

Seno Gumbira Ajidarma)

Watak tokoh ”aku” dalam penggalan di atas ialah ....

a. jujur, baik hati

d. dengki, marah

b. iri hati, dengki

e. optimis, pengertian

c. kesal, dendam

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

232

31.

Keberangkatanku tidak seperti tentara-tentara biasa, sebab aku anggota bagian I,

bagian penyelidikan. Dan meskipun pangkatku hanya sersan mayor, aku diserahi

tugas yang tidak gampang. Aku harus mewakili komandanku yang berkedudukan di

kota. Segala-galanya harus kukerjakan hanya dengan seorang pembantu. Sersan

Johari . Ia sudah lama bertugas di daerah itu sejak tangsi masih ditempati batalion.

Kemudian hanya kompi

(”Tinggul” dalam

laki-laki dan Mesiu

, Trisno Yuwono).

Nilai luhur yang dipegang teguh tokoh ”aku” adalah ....

a. berterus terang

d. bertutur sapa dengan sopan

b. bertanggung jawab

e. bersikap terbuka ke

pada siapa pun

c. menghormati orang lain

32. Pengertian esai sastra adalah ....

a. studi yang berurusan dengan pekerjaan merumuskan, menggolong-golongkan,

menganalisis, dan menilai baik-buruknya karya sastra.

b. tulisan, karangan, analisis, atau penafsiran mengenai sastra, seni, budaya, ilmu

pengetahuan, filsafat, dan sebagainya.

c. karya sastra yang ditulis dalam bentuk cakapan yang dirancang untuk

dipertunjukkan

oleh sejumlah tokoh di atas panggung di depan publik.

d. aliran yang hendak menggambarkan segala sesuatu sebagaimana adanya tanpa

tedeng aling-aling dan tanpa mempertimbangkan tata susila.

e. cara pengarang mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan dengan

menggunakan kata-kata.

33.

Buku ini merupakan kumpulan 67 kisah pendek yang mengungkap refleksi kehidupan

sosial politik Indonesia, tentang penyadaran makna nilai-nilai keutamaan budi, kearifan,

dan kebajikan dalam lingkaran kekuasaan yang banyak menyimpan konflik.

Pernyataan yang merujuk pada keunggulan buku dalam kutipan resensi di atas

ialah

....

a. peristiwa dalam cerita mengungkap refleksi kehidupan sosial politik Indonesia

b. cerita ini mengungkap penyadaran makna nilai-nilai kehidupan

c. penyajian cerita semasa hidup dan dapat dirasakan sebagai kehidupan nyata

d. pengarang mengungkap kunci-kunci analisis dalam filsafat dan ilmiah

e. buku tersebut mengungkap peran metodologi yang dipakai dalam bagian buku

34. Perhatikan penggalan cerita berikut!

Aku masuk ke gardu penjagaan. Bertumpuk-tumpuk pakaian di atas bangku. Kulihat

Pak Kahir baru saja meletakkan tangkai telepon.

– Sudah jalan satu mesin?

– Sudah, Pak! Baru saja masinis memberitahukan.

– Suruh tutup dengan segera pintu saluran pertama!

– Baik, Pak!

Pak Kahir mengangkat telepon dan memerintahkan kepada penjaga saluran pertama

agar menutup pintu selekas mungkin (SL Soepriyanto, ”Bila Kolam Dikuras”).