Halaman
Pelajaran 13
Seni Berpuisi
Sumber:
apresiasi puisi
Sastra adalah seni bahasa. Salah satu cirinya terletak pada keindahannya. Keindahannya
tidak hanya tampak pada tampilan visual, tetapi juga pada cara mengekspresikan gagasan,
perasaan, serta kemauan. Wujudnya beragam. Secara ekstrem ada dua wujud yaitu prosa
dan puisi. Asalnya pun beragam. Ada yang berasal dari warisan nenek moyang dan sastra
mancanegara. Ada yang lisan dan ada yang tertulis. Baik yang ditulis dengan huruf Latin
maupun huruf Jawi. Semua itu mempekaya khasanah bagi sastra kita. Untuk memahaminya
kita harus menyimak, membaca, memahami kandungan isinya, dan menikmati nilai seninya.
Sastra adalah seni.
Kemampuan Bersastra
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
160
A. Mendengarkan
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menentukan tema dan amanat puisi terjemahan
yang dibacakan
Mengenal puisi terjemahan
Sejak dulu sastra asing diperkenalkan melalui saduran dan terjemahan, tidak hanya
puisi atau prosa, tetapi juga drama. Maka tidak mengherankan, jika kemudian kita mengenal
karya sastra dari berbagai bangsa dan negara seperti India, Persia, Amerika, Inggris, Belanda,
Cina, Mesir, dan Rusia. Berikut salah satu di antaranya.
Pemuda Partisan Bosnia
Kami pemuda partisan Bosnia
Kami cinta tanah air kami
Kami sukarela Tito, membina
Kemerdekaan ibu pertiwi
Hutan kami tempuh, senjata di tangan
Bedil: ibu kami, hutan: rumah kami
Rentak tembakan tak pernah seindah
Yang dilepas pemuda partisan
Indah dari nyanyi burung: swara mitraliur
Kerna pelor dilepas gadis-gadis kami
Dari Taslim Ali,
Puisi Dunia I
Tema merupakan dasar puisi. Cakupannya luas, abstrak, dan netral. Apa saja dapat
dijadikan tema. Tema dapat dicari dengan mengajukan pertanyaan “
Mengapa penulis menulis
itu?”
Lain halnya dengan amanat. Amanat merupakan pesan penyair kepada pendengar atau
pembaca. Umumnya dalam sebuah puisi hanya terdapat satu tema, sedangkan amanat
mungkin lebih.
1. Rumuskan tema dan amanat puisi Pemuda Partisan Bosnia tersebut!
2. Rumuskan pula tema dan amanat puisi terjemahan di atas!
Uji Kompetensi 13.1
Seni Berpuisi
161
B. Berbicara
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat melisankan Gurindam XII untuk menemukan nilai-
nilai dan kekhasannya dalam pengungkapan dan penggunaan diksi.
Melisankan dan menemukan nilai-nilai Gurindam XII
Gurindam adalah puisi. Membaca gurindam tidak hanya sebatas melisankan bahasa
tulis, bukan menghafal atau berdeklamasi, melainkan menyampaikan isi, perasaan, pikiran,
dan rasa estetika yang ada di dalamnya. Untuk keperluan itu, pembaca harus melakukan
penghayatan dan penafsiran.
Lafal dan intonasi. Lafal dikatakan baik jika sesuai dengan isi yang dibaca. Untuk itu,
ada baiknya puisi yang akan dibaca diberi tanda, misalnya perhentian sejenak dengan tanda
(/), perhentian lebih lama dengan (//), dan kalau ada, pelompatan larik atau
enjambemen
dengan tanda (=). Perhatikan contoh berikut!
Gurindam Dua Belas
Oleh Raja Ali Haji
Gurimdam pasal yang pertama
Barang siapa / tiada memegang agama /
sekali-kali / tiada boleh / dibilangkan nama //
Barang siapa / mengenal yang empat /
maka / dia itulah / orang makrifat //
Barang siapa / mengenal Allah /
suruh dan tegahnya / tiada menyalah //
Barang siapa / mengenal diri /
maka / telah mengenal / akan Tuhan yang Bahari//
Barang siapa / mengenal akhirat /
tahulah dia / dunia mudarat //
1. Berilah tanda / untuk perhentian sejenak, tanda // untuk perhentian lebih lama, dan kalau
ada tanda = untuk pelompatan larik atau enjambemen pada gurindam berikut! Setelah
itu, bacalah dengan nyaring!
Tips Membaca Puisi
1.
Persiapan sebelum membaca.
a. Berilah tanda-tanda intonasi pada teks puisi
yang akan dibaca.
b. Berjalan menuju mimbar.
c. Berjalanlah ke mimbar dengan langkah pasti.
d. Berdirilah dengan tenang dan wajar.
e. Berilah salam dan hormat pada penonton
dengan santun.
f. Ambillah napas sebelum membaca.
2.
Membaca puisi
a. Baca judul puisi dan pengarangnya dengan
jelas, indah, dan wajar.
b. Lafalkan suku, kata, frase, dan kalimat harus
dengan jelas dan benar.
c. Gunakan intonasi (nada, tempo, frekuensi,
jungture, irama, dan dinamiknya) secara tepat
dan bervariasi sesuai dengan isi puisi yang
dibaca.
d. Ekspresikan mimik dan pantomimik dengan
gerak wajar, indah, dan tidak dibuat-buat.
3.
Meninggalkan mimbar
a. Setelah selesai membaca, berhentilah
sejenak, atur napas kembali dan beri hormat
pada penonton.
b. Berjalan dengan wajar saat meninggalkan
mimbar.
Uji Kompetensi 13.2
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
162
C. Membaca
Gurindam XII
Oleh Raja Ali Haji
Gurindam pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
2. Rumuskan ciri-ciri gurindam, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut!
a. Berapa baitkah gurindam pasal pertama, pasal kedua, dan pasal ketiga?
b. Berapa larikkah panjang gurindam setiap baitnya?
c. Bagaimana pola rima akhir gurindam itu?
d. Dapatkah setiap bait gurindam disebut kalimat majemuk? Jelaskan jawaban Anda!
e. Bagaimanakah isi larik-larik pada setiap bait gurindam?
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menganalisis puisi yang dianggap penting pada
setiap periode untuk menemukan standar budaya yang dianut masyarakat
dalam periode tersebut.
Menemukan standar budaya
1. Mengenal periodisasi sastra
Beberapa pakar sastra mencoba membagi-bagi perkembangan sastra Indonesia ke
dalam beberapa periode. Usaha tersebut dinamakan periodisasi.
Tabel 13.1
: Periodisasi sastra
Periodisasi H.B. Jassin
Kesastraan Melayu Lama
Kesastraan Indonesia Modern
Angkatan 20
Angkatan 33 atau Angkatan Pujangga
Baru
Angkatan 45
Angkatan 66
Periodisasi Zuber Usman
Kesastraan Lama
Zaman Peralihan
Kesastraan Baru
Zaman Balai Pustaka (1908)
Zaman Pujangga Baru (1933)
Zaman Jepang (1942)
Zaman Angkatan 45 (1945)
Seni Berpuisi
163
Periodisasi Nugroho Notosusanto
Kesastraan Melayu Lama
Kesastraan Indonesia Modern
Masa Kebangkitan
Periode 1920
Periode 1930
Periode 1942
Masa Perkembangan
Periode 1945
Periode 1950
Periodisasi Ayip Rosisi
Masa Kelahiran atau Masa Kejadian
(± 1900 – 1945)
Periode awal hingga 1933
Periode 1933 – 1942
Periode 1942 – 1945
Masa Perkembangan (1945 hingga
sekarang)
Periode 1945 – 1953
Periode 1953 – 1960
Periode 1960 – sekarang
Kiranya mereka sependapat bahwa sastra Indonesia hanya terbagi dua periode utama:
Sastra Indonesia Lama (sampai 1900), dan Sastra Indonesia Modern (1900 – sekarang).
2. Menemukan standar budaya masyarakat lama
Dalam setiap periode sastra Indonesia adakalanya menunjukkan ciri khasnya, baik
ciri khas dalam wujud bentuk, pandangan hidup penyairnya, maupun pokok masalahnya.
Pada periode sastra lama, puisi didominasi bentuk pantun dan syair; prosa didominasi
dongeng dan hikayat. Dengan melakukan analisis bentuk-bentuk itu, kita dapat
menemukan standar budaya masyarakat ketika itu.
Asam kandis asam gelug
ur
,
1
.................. a
Ketiga asam siriang-ri
ang
.
2
.....................
b
Menangis mayat di pintu kub
ur
, .............
a
mengenang badan tidak sembahy
ang
. ...
b
Dari Sabaruddin Ahmad,
Seluk Beluk Bahasa Indonesia
Bentuk pantun dari dahulu hingga sekarang seperti itu. Setiap bait terjadi dari empat
larik. Akhir larik pertama memiliki kesamaan bunyi dengan akhir larik ketiga. Demikian
pula akhir larik kedua dan larik keempat. Persamaan bunyi akhir larik dirumuskan dengan
pola
a b a b
.
Isi pantun tidak terletak pada larik pertama dan kedua, tetapi pada larik ketiga dan
larik keempat.
Bagi masyarakat ketika itu
Karya
sastra bukan ciptaan perseorangan, tetapi ciptaan
bersama. Wajar apabila nama pengarang tidak dikenal (anonim).
Bagi masyarakat lama, bentuk yang ada dipertahankan. Ikatan puisi mengenai bait,
jumlah baris per bait, jumlah suku kata per baris, pola rima dan irama dipertahankan.
Masyarakat tidak mau ambil risiko dengan membuat bentuk baru dengan pola baru. Hal
itu wajar, mengingat peradaban mereka masih sederhana. Pola pikir masih sederhana.
Tidak mustahil ekspresi serta kesan mereka terhadap sesuatu juga sederhana.
½
¾
¿
sampiran
½
¾
¿
isi
1.
gelugur
, mangga hutan; Garcinia macrophyllia
2.
riang-riang
, pohon yang kayunya keras; Plotiarum alternatiffolium
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
164
1. Mengapa pada puisi lama penyair enggan atau tidak mau mencantumkan nama pada
karyanya?
2. Bagaimana pola rima akhir pada puisi berikut?
Guliga
1
di dalam puan
2
,
pakaian anak raja mandi.
Alangkah payah gerangan tuan,
dendam mana akan dicari.
3. Mengapa bentuk puisi lama harus mematuhi persyaratan bait, larik, rima, dan irama yang
ketat?
4. Apakah tema, topik, dan amanat yang disampaikan melalui puisi berikut?
a. Kemumu di dalam semak,
jatuh melayang selaranya.
Meski ilmu setinggi tegak,
tidak sembahyang apa gunanya.
b. Kalau ‘nak pergi ke pekan,
yu beli belanak beli,
ikan panjang beli dahulu.
Kalau ‘nak pergi berjalan,
ibu cari dan sanak cari,
induk semang cari dahulu.
5. Bagaimanakah budaya masyarakat lama ditinjau dari puisi-puisi yang diciptakannya?
Uji Kompetensi 1.3
1.
guliga
, batu dalam tubuh binatang (ular, landak, dan sebagainya) yang berkhasiat sebagai penawar bisa
2.
puan
, tempat sirih dari emas atau perak
Seni Berpuisi
165
D. Menulis
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengalihkan teks aksara Arab Melayu ke dalam
aksara Latin serta menulis kembali cuplikan sastra Indonesia klasik dari
teks berhuruf Arab Melayu ke dalam huruf Latin
Mengenal aksara Arab Melayu
1. Huruf Arab-Melayu
Huruf Arab ada 28. Lima belas di antaranya digunakan sebagai huruf Arab-Indonesia
atau Arab-Melayu. Bentuknya berubah-ubah sesuai dengan posisinya dalam kata.
Huruf
Lafal
Huruf
Bentuk Huruf
Arab
Latin
di Belakang
di tengah
di depan
berdiri
sendiri
alif
a
ba
b
ta
t
tsa
ts
jim
j
ha
kh
kha
kh
dal
d
dzal
dh
ra
r
za
z
sin
s
syin
sy
shad
sh
dhad
dh
tha
th
zha
zh
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
166
‘ain
‘a
ghain
gh
fa
f
qaf
q
kaf
k
lam
l
mim
m
nun
n
wau
w
ha
h
hamzah
‘
–
–
–
ya
y
––c
––ny
––g
––ng
2. Angka Arab
123 45 67890
3. Cara menulis dan membaca
Huruf Arab ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri, kecuali angka. Umumnya huruf Arab
ditulis serangkai dengan huruf sebelum dan sesudahnya.
Seni Berpuisi
167
Kata
Penulisan
Terpisah
Sesuai dengan
Dirangkai
Posisinya
a-ku
ka-mi
1. Salinlah kata-kata berikut ke dalam huruf Arab Melayu!
a. satu, ratu, kuku, cucu, pilu
b. cuci, guci, ciri, bunyi, tari
2. Salinlah teks berikut ke dalam huruf Latin!
Uji Kompetensi 13.4
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
168
Ada Apa dalam Sastra Kita?
Rangkuman
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menulis karya sastra untuk majalah dinding dan
buletin.
Menulis karya sastra
Menulis puisi adalah menyusun karya seni. Keindahannya tampak pada irama atau
keteraturan larik-larik; rima, sajak, atau perulangan bunyi yang dipilih; ketepatan diksi atau
pilihan kata; gaya penyampaian; isi; dan tipografinya. Adapun langkah yang perlu ditempuh
adalah menentukan tema; menentukan topik, dan menuangkannya dalam larik-larik dan bait-
bait. Kata, frase, dan kalimat yang tidak penting, juga yang mubazir, tidak perlu dipilih. Kaidah
pemakaian huruf besar dan tanda baca boleh diabaikan.
1
. Susunlah sebuah puisi! Tema, topik, judul, jumlah bait, jumlah larik, dan tipografinya
bebas.
2. Suntinglah puisi yang Anda susun tersebut!
1. Merumuskan, tema dapat dicari dengan bertanya
”Mengapa penulis menulis itu?”
2. Membaca gurindam tidak hanya sebatas melisankan bahasa tulis, tetapi juga
menyampaikan isi, perasaan, pikiran, dan rasa estetika yang ada di dalamnya.
3. Bentuk dan isi karya sastra lama mengindikasikan bahwa masyarakat lama tidak
menghendaki adanya perubahan bagi sesuatu yang dianggap sudah mapan.
4. Menulis puisi adalah menyusun karya seni. Keindahannya tampak pada (1) irama
(2) rima, (3) ketepatan diksi atau pilihan kata, (4) gaya, (6) isi, dan (7) tipografinya.
Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah (1) menentukan tema, (2) menentukan
topik, dan (3) menuangkannya dalam larik-larik dan bait-bait. Kata, frase, dan kalimat
yang tidak penting, tidak perlu dipilih. Kaidah pemakaian huruf besar dan tanda
baca boleh diabaikan.
5. Huruf Arab ada 28. Bentuknya berubah-ubah sesuai dengan posisinya dalam kata.
Huruf Arab ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri, kecuali angka.
Uji Kompetensi 13.5
Seni Berpuisi
169
1. Bagaimanakah budaya masyarakat lama ditinjau dari puisi-puisi yang diciptakannya?
2. Jelaskan ciri-ciri khas gurindam!
3. Jelaskan maksud puisi!
Banyak bulan perkara bulan,
Tidak semulia bulan puasa
Banyak Tuhan perkasa Tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Maha Esa
4. Susunlah sebuah puisi pendek, minimal satu bait empat larik! Tema, topik, judul, jumlah
bait, jumlah larik, dan tipografinya bebas!
5. Salinlah teks berikut ke dalam huruf Latin!
a.
b.
Evaluasi
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
170
Refleksi
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.