Halaman
Pelajaran 12
Robohnya Joglo Kami
Sumber:
63-gempa%20jogja
Agaknya awal abad ini kita berakrab-akrab dengan berbagai bencana. Krisis
ekonomi, kebakaran, kabut asap, penjarahan hutan, tanah longsor, banjir bandang,
banjir lumpur, angin puting ribut, gempa bumi, tsunami, kecelakaan transportasi darat,
laut, dan udara adalah sebagian bencana yang kita alami, kita dengar, dan kita bicarakan.
Akibatnya beragam. Sumber daya alam merosot, lingkungan rusak parah, ekonomi
morat-marit, budaya goyah, rumah hancur, dan nyawa melayang hampir setiap hari
diberitakan di media massa. Upaya untuk mengatasinya, baik dengan aksi nyata maupun
retorika sudah sering dikemukakan. Hasilnya?
Dalam hal menyampaikan gagasan, ada peribahasa
alah bisa karena biasa
. Kita
dapat melakukan penilaian dengan mudah kalau terbiasa menilai. Kita akan piawai
berpidato kalau sering melakukannya. Kita akan dapat membaca dengan cepat kalau
sering membaca. Kita akan mudah menyusun makalah kalau kita sering melakukannya.
Nah, dalam kegiatan belajar, Anda akan bisa kalau terbiasa. Cobalah buktikan!
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
142
B. Berbicara
A. Mendengarkan
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menilai laporan pelaksanaan program kegiatan yang
disampaikan.
Menilai laporan pelaksanaan program kegiatan
Menilai presentasi laporan lisan sudah kita pelajari, bahkan sudah kita lakukan dengan
menggunakan lembar penilaian. Setelah dituliskan identitas objek laporan, yang dituliskan
adalah nilai unsur-unsur kebahasaan dan unsur nonkebahasaan. Hal itu dilakukan mengingat
penilaian berdasarkan kesan umum tidak menggambarkan unsur mana yang dikuasai dan
mana yang belum dikuasai pelapor.
Menilai presentasi laporan tentu memberikan pengalaman tersendiri. Akan lebih baik lagi
jika sesudah melakukan penilaian, Anda melakukan diskusi dengan tokoh yang Anda nilai.
Upaya ini bukan hanya bermanfaat bagi diri penilai, tetapi juga bagi yang dinilai. Makin sering
kegiatan ini dilakukan, tentu makin baik efeknya.
1
. Carilah kembali salah satu laporan kegiatan yang pernah Anda lakukan, baik kegiatan di
dalam maupun di luar sekolah! Kemudian, bacakan di depan kelas, dengan lafal yang
jelas!
2. Anda yang tidak mendapatkan giliran membaca bertugas menilai laporan lisan tersebut!
Gunakan fomat penilaian seperti yang terdapat pada pelajaran terdahulu. Perlu diingat,
format penilaian tersebut bukan satu-satunya. Kalau dirasa kurang tepat, format tersebut
boleh Anda kurangi, boleh Anda tambah, dan boleh Anda ubah!
3. Diskusikan hasil penilaian itu secara terbuka di dalam kelas!
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat berrpidato tanpa teks dengan intonasi dan sikap
yang tepat.
Berpidato tanpa teks
Alah bisa karena biasa. Begitulah kata pepatah. Demikian juga halnya dengan berpidato.
Makin sering Anda berpidato, Anda akan makin mahir berpidato. Sekali lagi, yang perlu diingat
benar-benar adalah ketika berada di mimbar, Andalah aktor satu-satunya. Sukses tidaknya
Anda berpidato, hanya tergantung pada Anda sendiri. Tidak ada orang lain yang bisa menolong.
Yang penting, Anda harus menguasai materi, pandai menggunakan bahasa, dan menyajikannya
secara sistematis. Oleh karena itu, sebelum berpidato, Anda harus menyiapkan materinya.
Ketika Anda berada di mimbar, tampilan, gerak-gerik, dan suara Anda menjadi pusat perhatian.
Uji Kompetensi 12.1
Robohnya Joglo Kami
143
C. Membaca
Dalam berpidato ada beberapa sikap yang sebaiknya dihindari karena dapat mengganggu
penampilannya. Di antaranya adalah berdiri dengan sebelah kaki, dengan kaki terlalu rapat,
dengan kaki terlalu terbuka, loyo, kurang imbang, tidak tenang, kaku, dan berdiri terlalu santai.
Tertawa yang dibuat-buat, dahi terlalu berkerut, muka masam, dan gugup sebaiknya juga
dihindari. Begitu pula melakukan gerak yang tidak sesuai dengan isi pembicaraan, menggerak-
gerakkan bagian tubuh tertentu, bersikap ragu-ragu, memain-mainkan pensil, merogoh-rogoh
saku, selalu memandang arah tertentu, selalu melihat catatan, tidak memerhatikan pendengar,
dan tidak tampak serius.
1. Susunlah kerangka pidato mengenai Sikap Berbahasa dengan memuatkan (1) judul, (2)
salam pembuka, (3) sapaan, (4) pendahuluan, (5) paparan dan pembuktian, (6) harapan,
saran, dan himbauan, (7) penutup, dan (8) salam penutup.
2. Sampaikan materi pidato yang telah Anda siapkan secara serta merta di depan kelas!
Sesuaikan pidato Anda dengan situasi dan kondisi kelas Anda ketika itu!
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca
cepat 300-350 kata per menit.
Membaca cepat
Kecepatan baca biasanya ditentukan oleh satuan waktu dan kata. Masih ingat, bukan?
Orang yang baru belajar membaca, kecepatan bacanya rendah. Dalam satu menit ia hanya
dapat membaca beberapa kata saja. Sebaliknya orang yang ”pandai” memiliki kecepatan
baca yang cukup tinggi. Dalam satu menit ia dapat membaca 600 kata atau lebih.
Berhasil tidaknya membaca cepat tidak ditentukan oleh kecepatan baca semata, tetapi
juga oleh kemampuan memahami isinya. Cepat membaca, tetapi tidak mengetahui isi
bacaannya, sama saja tidak membaca. Kini Anda sudah berada di ujung pendidikan SMA.
Konsekuensinya, kecepatan baca Anda harus melebihi kecepatan baca siswa SMP.
1.
Bacalah dengan teks sepanjang 765 kata berikut! Hitunglah dengan arloji atau stopwatch,
berapa menit Anda dapat menyelesaikannya! Ingat, makin cepat, makin baik.
Robohnya Joglo Kami
Oleh Yulianto P. Prihatmaji
1
Kini lengkap sudah kekhawatiran pecinta tradisi dan penggiat warisan budaya,
khususnya arsitektur, tentang keberadaan dan kelestarian bangunan tradisional Jawa.
Uji Kompetensi 12.2
Uji Kompetensi 12.3
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
144
Gempa yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya telah meluluhlantakkan lingkungan
binaan, termasuk warisan arsitek tradisional Jawa.
Bangunan tradisional Jawa yang berbentuk
panggangpe, limasan, kampung, joglo
,
dan
tanjug
tak berdaya menghadapi gempa yang kurang dari semenit.
Joglo
yang
merupakan mahakarya arsitektur tradisional Jawa pun banyak yang terjungkal kehilangan
pamor-pesona kekuatan dan kestabilan bangunan kayu. Legenda bahwa bangunan
joglo
tahan gempa telah gugur. Pertanyaannya, bagaimana mungkin mahakarya
joglo
lunglai
menghadapi gempa ”yang hanya” berkekuatan 5,9 skala Richter. Tulisan ini mencoba
meraba apa gerangan yang terjadi. Penelitian yang telah dilakukan penulis (2003) tentang
perilaku bangunan tradisional Jawa terhadap gempa membuktikan bahwa
joglo
tahan
goyangan sampai 6 bahkan 7 skala Richter, dengan metode eksperimen terskala di
laboratorium.
Banyak faktor yang menyebabkan
joglo
tanggap gempa. Sengaja digunakan kata
tanggap
gempa bukan tahan gempa karena bangunan ini sepertinya dapat merespons
dan berdialog dengan gaya gempa. Pertama, sistem struktur yang digunakan. Orang
menganggap
joglo
berstruktur rangka karena memang terlihat batang-batang kayu yang
disusun membentuk rangka. Maclaine Pont (1923) dapat melihat lebih jernih bahwa struktur
joglo
menerapkan sistem tenda atau tarik. Hal ini didasarkan pada sistem dan sifat
sambungan kayu yang digunakan (
cathokan
dan ekor burung), semuanya bersifat
mengantisipasi gaya tarik. Tidak berhenti sekadar ”fatwa”, Pont membuktikannya pada
gereja Poh Sarang Kediri yang menggunakan sistem struktur tarik dengan bahan baja.
Sistem struktur tarik inilah yang membuat
joglo
bersifat fleksibel sehingga dapat tanggap
terhadap gaya-gaya gempa.
Kedua, sistem distribusi beban. Bangunan joglo mempunyai
soko guru
(tiang utama)
4 buah dan 12 buah
soko
pengarak
. Ruang yang tercipta dari keempat
soko guru
disebut
rong
-
rongan
yang merupakan struktur inti
joglo
. Soko-soko guru disatukan oleh balok-
balok kayu (
blandar, pengeret, dan sunduk kili
) dan dihimpunlakukan oleh susunan kayu
berbentuk punden berundak terbalik di tepi (
tumpangsari
) dan berbentuk piramida di tengah
(
brunjung
). Susunan kayu ini bersifat jepit dan menciptakan kekuatan sangat rigid. Soko-
soko
pengarak
di peri-peri dipandang sebagai pendukung struktur inti.
Faktor ketiga adalah sistem tumpuan dan sistem sambungan. Sistem tumpuan
bangunan
joglo
menggunakan
umpak
yang bersifat sendi. Hal ini untuk mengimbangi
perilaku struktur atas yang bersifat jepit. Konfigurasi sendi di bawah dan jepit di atas
inilah yang membuat joglo dapat bergoyang seirama dengan guncangan gempa. Sistem
sambungannya yang tidak memakai paku, tetapi mengunakan sistem lidah alur,
memungkinkan toleransi terhadap gaya-gaya yang bekerja pada batang kayu. Toleransi
ini menimbulkan friksi sehingga bangunan dapat akomodatif menerima gaya-gaya gempa.
Pemilihan dan penggunaan bahan bangunan adalah faktor keempat. Penggunaan
kayu untuk dinding (
gebyok
) dan genteng tanah liat untuk atap disebabkan karena material
ini ringan sehingga relatif tidak terlalu membebani bangunan. Pada awalnya penutup atap
yang dipakai adalah jerami, daun kelapa, daun tebu, sirap, dan ilalang. Oleh karena
merebak penyakit pes, pemerintah kolonial Belanda mengganti penutup atap dengan
genteng supaya lebih sehat.
Sekarang, walaupun tidak semua, bangunan
joglo
banyak yang rusak serius bahkan
roboh akibat gempa. Mengapa hal ini terjadi? Selain karena besarnya guncangan gempa,
faktor kualitas bangunan menjadi penentu rusak tidaknya sebuah bangunan.
Robohnya Joglo Kami
145
Hampir semua
joglo
yang rusak atau roboh beratapkan genteng tanah liat. Dalam
keadaan normal, penutup atap menyumbang beban yang besar terhadap bangunan apalagi
ketika diguncang gempa. Apabila dianalogikan sebuah tubuh, kaki atau
umpak
dan tubuh
atau soko guru tidak kuat menahan atap sebagai kepala bangunan. Ketika terjadi gempa,
komponen bangunan (
umpak
,
soko
, dan atap) memiliki perilaku masing-masing dan
kesatuannya hanya mengandalkan sambungan-sambungan di antaranya.
Renovasi sebagai respons terhadap kebutuhan dan keinginan pemilik bangunan juga
memiliki andil besar terhadap kelemahan dan kelabilan
joglo
ketika gempa datang.
Penggantian bahan dinding dari kayu menjadi tembok bata menimbulkan gaya desak ke
komponen yang lebih lemah, tembok bata mendesak kayu sehingga bangunan menjadi
labil.
Adanya mitos bangunan tradisional tahan gempa menjadikan pengetahuan faktual
akan kelemahan struktur menjadi stagnan. Modifikasi bangunan tradisional karena tuntutan
perkuatan atau perbaikan menjadi ”bid’ah arsitektur” banyak dihindari. Mereka khawatir
dianggap tidak sesuai dengan pakem, merusak warisan budaya, atau mengkhianati tradisi.
Justru dalam hal ini diperlukan modifikasi-modifikasi cerdas pada bangunan tradisional
sebagai inovasi menghadapi keuzuran bangunan, berubahnya fungsi bangunan, atau
sekadar penyesuaian kebutuhan penghuni.
Hal terakhir yang mungkin menjadi muara dari sebab kerusakan bangunan tradisional
adalah perawatan bangunan. Kita mungkin dikenal pandai membangun, tetapi miskin
dalam hal merawat bangunan yang menjadikan rayap dan kelembapan menggerogoti
kekuatan struktur bangunan.
Sekarang saatnya untuk bukan sekadar peduli, melainkan beraksi taktis dan berpikir
strategis guna menyelamatkan warisan budaya. Mulai dari penyadaran pentingnya pusaka
ini dilestarikan melalui pendidikan warisan budaya kepada masyarakat. Yang lebih penting
lagi hentikan ”evakuasi”
joglo
keluar dari habitatnya dengan alasan apa pun. Bukankah
bunga mawar akan terlihat lebih indah di pohon dibandingkan di pot atau vas bunga?
Dari
Kompas
, 23 Agustus 2006
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut bersadarkan teks di atas tanpa melihat teks
lagi! Minimal Anda harus dapat menjawab benar enam pertanyaan!
a. Berapa waktu yang Anda perlukan untuk membaca teks di atas?
b. Bangunan rumah tradisonal Jawa ada lima macam. Apa sajakah namanya?
c. Bagaimana legenda yang melekat pada bangunan
joglo
?
d. Mengapa atap bangunan joglo yang terbuat dari dedaunan kini diganti dengan genteng
tanah liat?
e. Mengapa bangunan joglo dinilai penulis sebagai bangunan tahan gempa?
f. Memodifikasi bangunan tradisional sering dihindari. Mengapa?
g. Apa harapan penulis agar bangunan tradisional khususnya, warisan budaya umumnya,
tetap lestari?
h. Penulis memberikan resep bagi pelestarian warisan budaya. Bagaimana caranya?
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
146
D. Menulis
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menyusun makalah sesuai dengan struktur dan
teknik penulisan makalah.
Menyusun makalah
1. Menyajikan catatan kaki
Mengutip pendapat atau tulisan orang lain ke dalam tulisan sendiri bukannya tercela.
Walaupun begitu, kita harus jujur bahwa yang kita tulis memang pendapat atau tulisan
orang lain. Caranya cukup menyatakan bahwa isi atau kalimat yang dikutip itu memang
pendapat atau kalimat orang lain. Keterangan mengenai hal itu dapat ditemukan pada
catatan kaki atau pada daftar pustaka.
Catatan kaki merupakan penjelasan terhadap isi tulisan. Tempatnya selalu di kaki
halaman. Catatan ini bertujuan untuk memberikan keterangan mengenai (1) sumber tulisan,
(2) keterangan tambahan tentang isi tulisan, dan (3) rujukan pada bagian lain.
Catatan kaki yang dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai sumber
tulisan harus mengungkapkan (1) nama sumber, (2) judul buku sumber, (3) kota dan
tahun terbit, (4) nomor halaman tempat sumber itu ditemukan.
Sesuai dengan namanya, catatan kaki (
footnote
) ditempatkan pada kaki halaman.
Catatan ini menyajikan informasi singkat mengenai pernyataan yang ada pada halaman
tempat cacatan kaki dibuat. Dalam pembuatan catatan kaki ada beberapa istilah yang
digunakan, seperti
ibid
. (
ibidem
, sama dengan di atas),
op. cit.
(
opere citato
, dalam karya
yang telah dikutip), dan loc. cit. (
loco citato
, pada tempat yang telah dikutip).
Jassin bukannya tidak menyadari hal tersebut; atas dasar itu ia antara lain menulis,
”Kelebihan sajak-sajak Angkatan 66 ialah bahwa mereka memerhatikan sudut estetis
...”
1
Pada dasarnya ia beranggapan bahwa segi estetis memegang peranan penting
apabila kita berbicara mengenai kesusastraan, ”memang hanya dengan demikian
kita bisa bicara tentang kesusastraan”
2
. Di lain pihak ia juga menegaskan adanya
hubungan erat ....
1
H.B. Jassin, ”Angkatan ’66, Bangkitnya Satu Generasi”, dalam Ajip Rosidi (ed.),
Laut Biru
Langit Biru
. Jakarta: Pustaka Jaya, 1977, hal. 52.
2
Ibid
.
Dari Sapardi Djoko Damono,
Kesusastraan Indonesia Modern, Beberapa Catatan
2. Menyusun daftar pustaka
Semua buku acuan makalah harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Daftar ini
disusun menurut urutan abjad pengarang setelah gelar akdemik ditanggalkan dan setelah
namanya dibalik (kecuali nama Cina).
Robohnya Joglo Kami
147
– Mr. Muh. Yamin
o
Yamin, Muh.
– Prof. Dr. A. Teeuw
o
Teeuw, A.
– Asmi Wuryani, Am.Pd. dan Nuraslimah
o
Wuryani, Asmi, dan Nuraslimah
– Drs. M. Basiran, Drs. Suharto, dan Drs. Sunardi
o
Basiran, M., dkk.
1. Susunlah daftar pustaka berdasarkan buku acuan berikut!
a.
Seni Drama untuk Remaja
tulisan W. S. Rendra terbitan Pustaka Jaya Jakarta 1993.
b.
Jagat Teater
tulisan Bakdi Sumanato terbitan Media Pressindo, Yogyakarta, 2001.
2. Susunlah sebuah makalah singkat mengenai pengaruh sastra asing! Walaupun singkat,
makalah yang Anda susun hendaknya mencerminkan adanya unsur judul, pengantar,
pendahuluan, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka!
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengidentifikasi perubahan, pergeseran makna
kata, dan hubungan makna kata
Mengidentifikasi perubahan bentuk kata
Kata yang digunakan sekarang, umumnya berasal dari kata yang digunakan pada
masa lampau. Ada yang tetap dan ada yang
berubah. Ada yang bentuknya tetap, tetapi
maknanya berubah. Ada yang bentuknya berubah, tetapi maknanya tetap. Perubahan bentuk
yang dimaksud tampak dalam gejala sebagai berikut.
1
. protesis,
penambahan bunyi pada awal kata, seperti
lang
o
elang
mas
o
emas
mpu
o
empu
stri
o
istri
2.
epentesis
(mesagoge), penambahan bunyi di tengah-tengah kata, seperti
akasa
o
angkasa
general
o
jenderal
gobala
o
gembala
kapak
o
kampak
3.
paragoge
, penambahan bunyi pada akhir kata, seperti
boek (Bld)
o
buku
hulu bala
o
hulubalang
lamp (Bld)
o
lampu
mark (Ingg)
o
marka
4.
aferesis,
pengurangan bunyi di awal kata, seperti
adipati
o
dipati
utpatti
o
upeti
adyaksa
o
jaksa
pepermint
o
permen
5.
sinkop
, pengurangan bunyi di tengah kata, seperti
tidak
o
tak
karena
o
karna
Uji Kompetensi 12.4
Ada Apa dalam Bahasa Kita?
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
148
6.
apokop
, pengurangan bunyi di akhir kata, seperti
export
o
ekspor
import
o
impor
mpulaut
o
pulau
pelangit
o
pelangi
7.
elipsis,
penanggalan kata dari sebuah konstruksi, seperti
auto mobil
o
mobil
kereta api
o
kereta
majalah bulanan
o
bulanan
surat k
abar harian
o
harian
8.
asimilasi
, perubahan bunyi-bunyi yang berbeda menjadi bunyi-bunyi yang sama, seperti
al salam
o
assalam
in port
o
improt
meN + bawa
o
membawa
peN + gerak
o
penggerak
9.
disimilasi,
perubahan bunyi-bunyi yang sama menjadi bunyi-bunyi yang berbeda, seperti
berajar
o
belajar
lauk-lauk
o
lauk-pauk
sajjana
o
sarjana
sayur-sayur
o
sayur-mayur
10.
diftongisasi
, perubahan dua vokal tunggal menjadi vokal rangkap. Umumnya, lafal kata
akibat diftongisasi tidak baku, misalnya
anggota
o
anggauta
hebat
o
huebat
sentosa
o
sentausa
teladan
o
tauladan
11.
monoftongisasi
, perubahan vokal rangkap menjadi vokal tunggal. Umumnya, lafal kata
akibat monoftongisasi pun tidak baku.
balai
o
bale
mant
eiga (Por)
o
mentega
pulau
o
pulo
satai
o
sate
12.
haplologi
, perubahan bentuk kata karena penanggalan satu suku dari tengah-tengah
kata
budidaya
o
budaya
mahardika
o
merdeka
samanatara
o
sementara
13. anaptiksis,
penambahan bunyi pelancar pada gugus konsonan
candra
o
cendera
glana
o
gulana
putra
o
putera
sloka
o
seloka
14.
metatesis,
pertukaran letak fonem
berantas
o
banteras
merah padma
o
merah padam
resap
o
serap
rontal
o
lontar
1. Jelaskan dengan contoh apa yang dimaksud dengan metatesis, elipsis,diftongisasi, dan
protesis!
2. Jelaskan nama perubahan bentuk-bentuk kata berikut!
a. kaart
o
kartu
b. bapa
o
bapak
c. sastra
o
satera
d. sepeda motor
o
motor
e. Bandung
o
mBandung
Uji Kompetensi 12.5
Robohnya Joglo Kami
149
Rangkuman
1. Menilai presentasi laporan memberikan pengalaman tersendiri. Lebih-lebih kalau
sesudah melakukan penilaian, dilakukan diskusi dengan tokoh yang dinilai. Upaya
ini bukan hanya bermanfaat bagi diri penilai, tetapi juga bagi yang dinilai. Makin
sering kegiatan ini dilakukan, makin baik efeknya.
2. Alah bisa karena biasa. Begitulah kata pepatah. Demikian juga halnya dengan
berpidato. Makin sering dilakukan, seseorang akan makin mahir berpidato. Sekali
lagi, yang perlu diingat benar-benar adalah ketika berada di mimbar, pembicaralah
aktor satu-satunya. Sukses tidaknya Anda berpidato, hanya tergantung pada sang
aktor. Yang penting, pembicara harus mengusai materi, pandai menggunakan
bahasa, dan dapat menyajikan materinya secara sistematis. Oleh karena itu,
sebelum berpidato, harus disiapkan materinya. Ketika berada di mimbar, tampilan,
gerak-gerik, dan suara pembicara menjadi pusat perhatian. Sikap yang mengganggu
penampilan sebaiknya dihindari.
3. Sukses tidaknya membaca cepat tidak ditentukan oleh kecepatan baca semata,
tetapi juga oleh kemampuan memahami isinya.
4. Sesuai dengan namanya, catatan kaki (
footnote
) yang terletak pada kaki halaman
memberikan keterangan mengenai (1) sumber tulisan, (2) keterangan tambahan,
dan (3) rujukan pada bagian lain. Catatan kaki biasanya disusun dengan
menyebutkan (1) nama sumber, (2) judul buku sumber, (3) kota dan tahun terbit,
(4) nomor halaman tempat sumber itu ditemukan.
Penyusunan catatan kaki biasanya menggunakan beberapa istilah, seperti
ibid
. (
ibidem
, sama dengan di atas),
op. cit.
(
opere citato
, dalam karya yang telah
dikutip), dan loc. cit. (
loco citato
, pada tempat yang telah dikutip). Selain catatan
kaki, ada daftar pustaka. Pada daftar ini dicantumkan semua buku yang menjadi
acuan.
5. Kata yang digunakan sekarang umumnya berasal dari kata yang digunakan
pada masa lampau. Ada yang tetap dan ada yang berubah. Ada yang bentuknya
tetap, tetapi maknanya berubah. Ada yang bentuknya berubah, tetapi maknanya
tetap. Perubahan bentuk yang dimaksud tampak dalam berbagai gejala, seperti
penambahan bunyi, pengurangan bunyi,
asimilasi
,
disimilasi
, dan
metatesis.
1. Jika Anda diminta menilai unsur kebahasaan laporan lisan mengenai pelaksanaan program
kegiatan, unsur mana sajakah yang Anda nilai?
2. Jelaskan nama perubahan makna kata yang tercetak miring dalam kalimat berikut!
a. Pidatonya tidak hanya terasa keras, tetapi juga terasa
pedas
.
b. Sekolah pernah menyelenggarakan pekan
ceramah
dalam bahasa daerah.
Evaluasi
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
150
3. Jelaskan nama perubahan bentuk kata yang tercetak miring dalam kalimat berikut!
a. Jalan raya ini terbagi atas empat
jalur
. Masing-masing enam meter.
b.
Sodara-sodara
yang berbahagia, marilah kita bersyukur karena kita telah dikaruniai
berbagai kenikmatan yang tak ternilai harganya.
4. Susunlah daftar pustaka berdasarkan buku acuan berikut!
–
Jagat Teater
tulisan Bakdi Sumanto terbitan Media Pressindo, Yogyakarta, 2001.
– Tulisan Prof. Dr. Suminto A. Sayuti yang berjudul
Berkenalan dengan Puisi
terbitan
Gama Media, Yogyakarta, 2003.
–
Drama Karya dalam Dua Dimensi: Kajian Teori, Sejarah, dan Analisis
karangan
W.S.
Hasanuddin yang diterbitkan oleh Penerbit Angkasa, Bandung, 1996.
5. Rumuskan gagasan pokok paragraf-paragraf berikut!
a. Dalam kurun waktu satu tahun, harga beras jenis medium IR 64 di DIY naik sekitar
17% dari Rp4.500,00 (Februari 2006) menjadi Rp5.300,00 (Februari 2007). Namun,
dalam beberapa hari saja kenaikan harga beras tersebut berganda mendekati 29 %,
menjadi Rp6.000,00. Tak pelak harga beras di DIY membuat sebagian masyarakat
menghitung ulang konsumsi bahan makanan pokok sehari-hari itu.
b. Kita punya watak amnesia. Kita sadar akan kerusakan alam saat banjir menyentuh
istana pada 2002, kemudian cepat lupa dan wacana pelestarian alam hilang. Para
pemimpin pun terlena. Mereka baru terkejut saat banjir serupa melanda kembali Istana
pada tahun 2006 ini. Kita pun membiarkan bencana terus berulang padahal kita pada
posisi bisa mencegah dalam kasus kebakaran hutan Sumatra-Kalimantan dan ”ekspor’’
asap ke negara-negara Jiran, misalnya. Kita tak bisa terus-menerus mengandalkan
perpres—yang bercakupan sempit untuk masalah bencana. DPR, pemerintah, dan
komponen masyarakat yang kompeten, kembalilah bersemangat menggarap RUU
penanggulangan bencana. Jangan tunggu musibah berikut mendatangi kita.
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.
Refleksi
Pelatihan Ujian Akhir Semester 2
151
Pelatihan Ujian Akhir Semester 2
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang benar!
1. Penilaian atas laporan lisan tidak dapat dititikberatkan
pada ....
a. panjang pendeknya laporan
b. kebenaran dan objektivitasnya
c. kejelasan dan ketepatan isinya
d. ketepatan waktu, saluran, dan prosedurnya
e. sistematika, kelengkapan, kecermatan, dan konsitensinya
2. Hadirin yang saya hormati
!
Musim kemarau yang panjang pada tahun ini perlu kita waspadai, terutama mengenai
kekurangan air dan musibah kebakaran. Jangan sampai peristiwa itu terulang seperti
dua tahun lalu. Untuk itu, perlu kita jaga lingkungan kita.
Penggalan pidato di atas berisi ....
a. agitasi
d. intimidasi
b. instruksi
e. propaganda
c. persuasi
3. Salah satu rumusan proposal dapat dinyatakan dengan pernyataan ....
a. Peserta, baik yang diundang maupun yang tidak, tercatat 287 orang.
b. Begitulah rencana kegiatan yang akan diadakan; semoga Saudara maklum. Terima
kasih.
c. Barang siapa berminat mengikuti seminar dipersilakan menghubungi panitia seminar.
d. Kegiatan sudah menghabiskan dana sebesar Rp3.650.000,00. Kini tersisa
Rp238.000,00.
e. Lomba karya ilmiah ini bertujuan memupuk bakat dan mengembangkan wawasan
siswa dalam bidang pengetahuan.
4. Membaca teks pidato dikatakan
tidak baik
apabila ....
a. pembaca menguasai masalah yang disampaikan
b. pembaca dapat melafalkan teks dengan jelas dan tepat
c. pembaca bersikap sopan, hormat, dan familier terhadap pendengar
d. pembaca mulai membacakan teks jika situasi sudah memungkinkan
e. pembaca selalu mengarahkan pandangan ke naskah agar tidak salah baca
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
152
5.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saya menunda penyampaian Pidato Akhir
Tahun, yang biasanya saya sampaikan di akhir bulan Desember. Saya ingin
menggantinya dengan tradisi baru, yakni menyampaikan Pidato Awal Tahun pada
bulan Januari. Dalam pertimbangan saya, pada bulan Januari, kita telah memperoleh
gambaran yang lebih utuh tentang apa yang telah kita capai di tahun sebelumnya.
Pertimbangan saya yang lain adalah setiap akhir tahun atau awal tahun baru banyak
dilakukan evaluasi dan refleksi kritis terhadap kinerja pemerintah, baik itu oleh DPR,
Partai-partai Politik, Lembaga Kajian ataupun para pengamat secara perseorangan
( Pidato Presiden RI, 31 Januari 2007).
Penggalan teks pidato Presiden tersebut berisi ....
a. Sikap pemerintah terhadap DPR, partai politik, lembaga kajian, dan pengamat.
b. Tekad pemerintah untuk memasuki tahun baru dengan semangat dan optimisme
baru.
c. Evaluasi terhadap kinerja pemerintah, DPR, partai politik, lembaga kajian, dan
pengamat.
d. Pernyataan untuk mengubah kebiasaan menyampaikan pidato akhir tahun menjadi
pidato awal tahun.
e. Ajakan untuk memasuki tahun baru dengan evaluasi dan refleksi kritis terhadap
kinerja pemerintah.
6. Dalam kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah saya memulai pidato dengan
puisi berikut. Puisi ini cukup populer dan menggambarkan kekuatan gerakan protes
yang dipimpin mahasiswa di Indonesia pada masa reformasi
Mahasiswa takut pada dosen/Dosen takut pada dekan/Dekan takut pada rektor
/
Rektor
takut pada menteri
/
Menteri takut pada presiden
/
Presiden takut pada mahasiswa
(Taufik Ismail, ”Takut ‘66, Takut ‘98")
Puisi Saudara Taufik Ismail di atas mengingatkan kita kepada masa-masa demonstrasi
mahasiswa sepanjang tahun 1998 lalu, ketika gerakan protes mahasiswa berhasil
menghentikan laju kekuasaan Soeharto, presiden kedua Republik Indonesia yang
semakin sewenang-wenang di tahun-tahun terakhir pemerintahannya (Pidato Amien
Rais, 10 April 1999 di depan Rapat Senat Terbuka Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta).
Menurut pembicara alasan mengapa pidatonya dimulai dengan puisi adalah ....
a. Puisi tersebut dibuat oleh Taufik Ismail seorang penyair kaliber nasional.
b. Pembicara memang seorang penyair yang sealiran dengan Taufik Ismail.
c. Pembicara adalah salah seorang pelaku aksi protes pada masa reformasi.
d. Puisi tersebut melukiskan kekuatan mahasiswa Indonesia pada masa reformasi.
e. Puisi tersebut melukiskan kekuasaan dan kesewenang-wenangan Presiden
Suharto.
Pelatihan Ujian Akhir Semester 2
153
7. Paragraf yang memiliki koherensi adalah ....
a. Tuan Ardi melihat kesempatan emas dalam situasi itu. Emas itu kan mahal.
b. Industri pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas. Tujuanku datang kemari hanya
untuk bersilaturahmi.
c. Arsyad, ”Bu, ada telepon!”
Ibu, ”Sedang mandi.”
d. Fitri mengambil bahan baku dari gudang. Kemudian, Budi menyerahkan diri pada
polisi.
e. Dengan kredit ia membeli motor baru. Warnanya merah. Merah adalah warna
kesukaanku. Reformasi mengubah segalanya dalam waktu singkat.
8. Dua minggu menjelang ujian, Rina jatuh sakit. Ia terpaksa menjalani rawat inap
beberapa hari lamanya di rumah sakit.
Paragraf di atas dikembangkan dengan pola ....
a. alamiah
d. s
ebab akibat
b. analogi
e.
perbandingan
c. klasifikasi
9. Silogisme berikut yang dapat dipercaya kebenarannya adalah ....
a. Tidak semua orang kaya hidup mewah. Pak Solichin adalah orang kaya. Jadi, Pak
Solichin hidup mewah.
b. Beberapa orang kaya hidup mewah. Pak Solichin adalah orang kaya. Jadi, Pak
Solichin hidup mewah.
c. Tidak semua orang kaya hidup mewah. Pak Solichin adalah orang kaya. Jadi, Pak
Solichin tidak hidup mewah.
d. Beberapa orang kaya hidup mewah. Pak Solichin adalah orang kaya. Jadi, Pak
Solichin tidak hidup mewah.
e. Orang kaya hidup tanpa kekurangan. Pak Solichin adalah orang kaya. Jadi, Pak
Solichin hidup tanpa kekurangan.
10. Silogisme yang tidak dapat dipercaya kebenarannya adalah ....
a. Semua profesor pandai. Pak Ahmad adalah profesor. Kalau begitu, Pak Ahmad
pandai.
b. Semua guru bahasa Inggris pandai berbahasa Inggris. Pak Ali adalah guru bahasa
Inggris. Jadi, Pak Ali pandai berbahasa Inggris.
c. Jika tombol ditekan, lampu menyala. Tombol ditekan. Jadi, lampu menyala.
d. Lampu ini hidup atau mati. Lampu ini hidup. Jadi, lampu ini tidak mati.
e. Orang yang memerhatikan anak-anaknya adalah orang tua yang baik. Pak Leo tidak
memerhatikan anak-anaknya. Jadi, Pak Leo bukan orang tua yang baik.
11. PU :
Pemimpin yang amanah tidak terlibat KKN.
PK :
Pak Abu Zamrah pemimpin yang amanah.
K
: .....
Kesimpulan yang benar dari silogisme di atas adalah ....
a. Pak Abu Zamrah tidak terlibat KKN.
b. Karena tidak terlibat KKN, Pak Abu Zamrah amanah.
c. Pemimpin yang tidak terlibat KKN adalah pemimpin yang amanah.
d. Karena pemimpin yang amanah, Pak Abu Zamrah tidak terlibat KKN.
e. Pak Abu Zamrah tidak mau terlibat KKN karena pemimpin yang amanah.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
154
12. Perhatikan silogisme berikut!
PU : Pelajar yang sopan selalu minta izin bila meninggalkan pelajaran.
PK : Undri adalah pelajar yang sopan.
K
: Jadi, Undri selalu minta izin bila meninggalkan pelajaran.
Entimem yang tepat untuk silogisme di atas adalah ....
a. Undri selalu minta izin bila meninggalkan pelajaran karena dia pelajar yang sopan.
b. Undri adalah pelajar yang sopan dan selalu minta izin bila meninggalkan pelajaran.
c. Pelajar yang sopan dan selalu minta izin bila meninggalkan pelajaran adalah Undri.
d. Undri yang selalu minta izin bila meninggalkan pelajaran adalah dia pelajar yang
sopan.
e. Undri seorang pelajar yang bila meninggalkan pelajaran selalu minta izin dengan
sopan.
13. Pernyataan yang merupakan definisi adalah ....
a. Pekerjaannya adalah menghibur penonton.
b. Sejak zaman Belanda dunia hibur-menghibur sudah ada.
c. Cerita lucu umumnya memberikan hiburan pada pembacanya.
d. Dagelan merupakan hiburan yang disampaikan secara lisan.
e. Pak Teguh dikenal sebagai pendiri pabrik ketawa Srimulat.
14. Daftar istilah, nama penulis, nama tempat, dan letaknya pada karya tulis disebut ....
a. indeks
d. footnote
b. abstrak
e. resume
c. glosaria
15. Dalam catatan kaki (
footnote
) yang ditempatkan pada kaki halaman terdapat istilah
ibid
. (kependekan daru
ibidem
) yang berarti ....
a. sama dengan di atas
d. pada halaman yang sama
b. dalam tulisan yang telah dikutip
e. lihat catatan kaki sebelumnya
c. pada tempat yang telah dikutip
16. Seorang penulis menggunakan buku
Horison Esai Indonesia Kitab 2, Sastra Indonesia
dalam Program Sastrawan Bicara Siswa Bertanya
tulisan yang diedit oleh Taufiq
Ismail, Hamid Jabar, Agus R. Sardjono, Joni Ariadinata, Jamal D. Rahman, Cecep
Syamsul Hadi, dan Moh. Anwar Wan Anwar terbitan Majalah Sastra Horison dan Kaki
Langit, Jakarta, 2003 sebagai acuan. Untuk itu, ia memasukkannya ke dalam daftar
pustaka. Adapun penulisannya dalam daftar pustaka yang benar adalah ....
a. Ismail, Taufiq dkk. (ed). 2003.
Esai Indonesia Kitab 2.
Jakarta: Majalah Sastra
Horison dan Kaki Langit.
b. Ismail, Taufiq dkk. (ed). 2003.
Horison Esai Indonesia Kitab 2.
Jakarta: Majalah
Sastra Horison dan Kaki Langit.
c. Ismail, Taufiq dkk. (ed). 2003.
Horison Sastra Indonesia 2.
Jakarta: Majalah Sastra
Horison dan Kaki Langit.
d. Ismail, Taufiq dkk. (ed). 2003.
Horison Esai Sastra Indonesia 2, dalam Program
Sastrawan Bicara Siswa Bertanya.
Jakarta: Majalah Sastra Horison dan Kaki
Langit.
e. Ismail, Taufiq dkk. (ed). 2003.
Horison Esai Indonesia Kitab 2, Sastra Indonesia
dalam Program Sastrawan Bicara Siswa Bertanya.
Jakarta: Majalah Sastra
Horison dan Kaki Langit.
Pelatihan Ujian Akhir Semester 2
155
17. Perhatikan dialog berikut!
Ibu
: ”Ton, bagaimana ulanganmu sosiologi?”
Tony : ”Saya dapat 30, Bu.”
Timy : ”Saya 20”
Ibu
: ”Timy, kamu ini memang anak Ibu yang paling
pintar
.”
Kata
pintar
pada dialog di atas menyatakan makna ....
a. bijak
d. cerdas
b. bodoh
e. cakap
c. pandai
18. Pengertian dari lokusi adalah ....
a. apa saja yang dapat disarankan; apa pun yang dimaksudkan
b. bentuk ujaran untuk menyampaikan pernyataan atau informasi
c. bentuk ujaran yang digunakan untuk mempengaruhi lawan bicara
d. apa saja yang termasuk atau tersimpul di dalamnya, tetapi tidak dinyatakan
e. bentuk ujaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi sekaligus memberikan
janji, tawaran, pujian, permintaan, dan sebagainya
19. Salah satu percakapan yang menunjukkan adanya kerja sama yang baik antara
pembicara (AA) dan yang diajak berbicara (BB) sekaligus menunjukkan betapa sopan
dan santun mereka adalah ....
a. AA: ”Maaf, Pak. Bolehkah saya membawakan koper Bapak?”
BB: ”Maaf, nggak usah.”
b. AA: ”Bi, Abi, ambilkan kapur!”
BB: ”(pergi mengambil kapur).”
c. AA: ”Bi, Abi, belikan sabun di warung sebelah.”
BB: ”Itu, ada Mas Aan.”
d. AA: ”Bi, Abi, nilaimu bagus.”
BB: ”Anak siapa? Kan anak Ibu.”
e. AA: ”Bi, Abi, ayo ikut!”
BB: ”Nggak mau!”
20.
Dalam suatu rapat pemilihan ketua OSIS, disampaikan beberapa orang calon. Salah
satu di antaranya bernama Andika. Mengetahui nama-nama calon ketua OSIS,
pembina OSIS menyampaikan pandangannya. Salah satu pernyataannya adalah, ”Di
rumah Andika tidak punya pembantu. Ia sibuk membantu kedua orang tuanya. Kalau
pulang terlambat sebentar saja, ia dimarahi orang tuanya.”
Dengan kata-kata seperti pada ilustrasi di atas, maksud pembina OSIS adalah ....
a. Tidak disampaikan secara terus terang kepada rapat
b. Minta pengertian rapat karena Andika tidak dapat datang
c. Hanya menyampaikan informasi bahwa di rumah Andika sudah memiliki kesibukan
d. menyampaikan informasi sekaligus berharap agar rapat memilih Andika sebagai
ketua OSIS
e. menyampaikan informasi sekaligus memengaruhi peserta rapat agar tidak memilih
Andika sebagai ketua OSIS
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
156
21.
Fatwa seorang ibu terasa halus di telinga anak-anaknya.
Kata yang mengalami perubahan makna pada kalimat tersebut adalah ....
a. ibu
d. fatwa
b. anak
e. terlalu
c. halus
22. Perluasan makna dialami oleh kata bergaris pada ....
a. Kritik
pedas sering terdengar di sekitar kita.
b. Pertemuan dihadiri oleh
ibu-ibu dari berbagai kota.
c. Pesawat terbang kini dibuat dengan teknologi
canggih.
d. Beberapa
oknum diberitakan mencatut popularitas orang tuanya.
e. Pemain sepak bola kita sering memprotes keputusan
hakim garis.
23. Kata berhomograf terdapat pada ....
a. Seusai apel pagi kami memperoleh apel satu-satu.
b. Di negeri ini orang bisa menemukan binatang berbisa.
c. Sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia bebas dan merdeka.
d. Tua muda, pria wanita berbondong-bondong mendatangi tempat pemungutan
suara.
e. Pembangunan moral makan waktu yang lebih lama daripada makan pagi.
24. Pasangan kata yang berlawanan maknanya secara mutlak adalah ....
a. ibu – anak
d. utara – selatan
b. mati – hidup
e. baik – buruk
c. salah – benar
25. Kata berhomograf terdapat pada ....
a. Aku
tahu
bahwa
tahu
dibuat dari kedelai.
b. Guntur
dan
guruh
menyertai hujan lebat.
c. Aktivitas anak muda dilakukan di gedung tua.
d. Waktu itu adalah saat yang paling baik untuk belajar.
e. Kegiatan itu makan waktu, tak secepat makan roti.
26. Penyempitan makna dialami kata bergaris pada ....
a. Kata-katanya
enak didengarkan!
b. Orang tuanya
sarjana bahasa lulusan UGM.
c.
Perempuan mana yang tak suka perhiasan?
d.
Bapak dan ibu guru menghadiri rapat dinas.
e. Ia
mencatut nama pejabat untuk mengeruk keuntungan.
27. Kata berpolisemi terdapat dalam kalimat ....
a. Kaki
saya berdarah terantuk
kaki
meja sampai luka.
b. Perempuan yang mengenakan gaun
biru
itu masih berdarah
biru
.
c. Dalam jamuan tersebut kami
makan
satu meja di meja
makan
.
d. Pada m
asa
reformasi sering diwarnai aksi
massa
dalam bentuk unjuk.
e. Akar
permasalahan terdapat pada kesulitan mencari
akar
kuadrat suatu bilangan.
Pelatihan Ujian Akhir Semester 2
157
28. Perubahan makna
bel pada
Setiap pagi terdengar bunyi
bel tanda dimulainya aktivitas
baru
, sama dengan perubahan makna pada kata bergaris pada ....
a. Doa dipimpin seorang
ulama terkenal.
b. Aku
nyonya Tuan Besar, mau apa kamu?
c. Ekspedisi ini dipimpin seorang
laksamana.
d.
Pembantu rumah tangga kini juga berfungsi mendidik anak tuannya.
e. Konon di situ bersarang
gerombolan pengacau keamanan.
29. Antonim yang tepat terdapat pada pasangan
a. mulia – luhur
d. menjual – menjualkan
b. biru – kuning
e. meminjam – mengembalikan
c. tajam – tumpul
30. Perubahan makna kata
sarjana dalam kalimat
Perguruan tinggi itu menyelenggarakan
wisuda
sarjana
terjadi karena ....
a. adanya penyingkatan kata
d. per
bedaan bidang pemakaian
b. perkembangan bidang iptek
e. perbedaan tanggapan pemakai
c. perkembangan bidang sosial
31. Kata yang digunakan di luar bidangnya terdapat pada ....
a. Bibit unggul diperoleh dengan cara yang selektif.
b. Kesebelasan kita tidak berhasil menggondol piala asia.
c. Sebaiknya mereka dibiasakan menulis dengan cara yang benar.
d. Penonton merasa puas dengan permainan kedua kesebelasan itu.
e. Kesebelasan kita dapat mengalahkan kesebelasan lawan dengan skor 1 – 0.
32. Perubahan makna
amplop dari ”sampul surat” menjadi ”uang sogok” dalam kalimat
Memberikan amplop sengaja dilakukan agar segala perkara menjadi lancar
, terjadi
karena ....
a. asosiasi
d. ameliorasi
b. peyorasi
e. penyingkatan
c. sinestesia
33. Kata
kepala digunakan dengan makna semula pada ....
a. Kamu dipanggil bapak
kepala sekolah.
b.
Kepala adikku luka-luka kena pecahan kaca.
c. Di
kepala meja duduk seorang tamu yang belum dikenal.
d. Setiap
kepala mendapat bantuan sebesar satu juta rupiah.
e. Sebagai
kepala keluarga, ia wajib membina keluarga sakinah.
34. Gejala peyorasi terdapat pada ....
a. Adik
menuliskan namanya pada sampul buku tulis.
b. Dengan langkah ringan
Bang Miun berangkat ke kantor.
c. Sesudah menengok ke
belakang, ia menyeberangi jalan raya.
d.
Istri pejabat negeri ini cukup peduli pada penderitaan rakyat.
e. Kemerdekaan kita diproklamasikan oleh
Bung Karno dan Bung Hatta.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
158
35. Makna kata
pesawat pada
Dengan
pesawat
carteran mereka meninggalkan Jakarta
menuju Tanah Suci terjadi karena ....
a. penyingkatan kata
b. perkembangan teknologi
c. perbedaan bidang pemakaian
d. perbedaan masyarakat menanggapinya
e. asosiasi antara makna semula dengan makna kemudian
36. Gejala pembentukan kata
harian yang berarti
surat kabar yang terbit setiap hari serupa
dengan pembentukan kata ....
a. mobil
d. wart
awan
b. tanaman
e. usahawan
c. makanan
37. Kata yang berasosiasi dengan makna lain terdapat pada ....
a. Sesudah hujan badai, air bah melimpah.
b. Anaknya kini menyandang gelar sarjana pertanian.
c. Konstelasi tata niaga produk pertanian sudah berubah.
d. Kita perlu memupuk rasa persatuan dan kesatuan nasional.
e. Banyak orang melayari sungai di pedalaman perahu klotok.
38. Perubahan kata
laboratorium
kimia menjadi
lab
kimia disebut ....
a. elepsis
d.
penyingkatan
b. akronim
e.
penyederhanaan
c . pengguguran
39. Kata
bapak dapat digunakan untuk menyebut orang laki-laki yang lebih tua atau yang
patut dihormati terjadi karena ....
a. perbedaan bidang pemakaian
b. perbedaan tanggapan pemakai bahasa
c. perubahan sosial di dalam masyarakat
d. perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi
e. ada asosiasi antara makna semula dengan makna kemudian
40. Asimilasi menyertai pembentukan kata pada ....
a. ber + serta
o
beserta
b. meN + lamar
o
melamar
c. ter + pesona
o
terpesona
d. peN + gerak
o
penggerak
e. merah + padma
o
merah padam