Halaman
141
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
XI
Napas Sastra
Perhatikan gambar berikut ini!
Dokumen Penerbit
Karya sastra merupakan tiruan dari masalah kehidupan manusia baik
hubungannya dengan lingkungan, sesama manusia maupun dengan Tuhan.
Banyak nilai kehidupan yang terkandung dalam karya sastra yang patut
dijadikan teladan bagi generasi muda. Sebagai sebuah karya seni, karya sastra
bukanlah hasil kerja dari lamunan belaka, melainkan memerlukan penghayatan
dan perenungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Oleh karena itu, kita perlu mengenalkan lebih dekat karya sastra kepada generasi
muda.
142
Pelajaran XI Napas Sastra
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengenalkan lebih dekat karya
sastra Indonesia kepada generasi muda yaitu dengan menyelenggarakan diskusi
dengan para sastrawan dan pihak-pihak terkait. Seperti yang dilakukan oleh
para pelajar SMA Negeri 10 Melati Samarinda. Informasi mengenai acara diskusi
tersebut dilaporkan oleh salah satu stasiun televisi Indonesia. Anda dapat
mendengarkan informasi mengenai acara tersebut dari pembacaan guru Anda
berikut!
Mendengarkan dan Menanggapi Berita
Anda akan mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang
disampaikan melalui televisi.
13
Teks Mendengarkan (halaman 185)
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Dengarkan informasi yang dibacakan oleh guru Anda!
2.
Sambil mendengarkan, catatlah pokok-pokok informasi yang disampaikan
oleh guru Anda!
3.
Berdasarkan informasi yang Anda dengarkan, berilah saran perbaikan secara
tertulis tentang informasi yang Anda dengarkan tersebut!
4.
Tulislah saran tersebut ke dalam buku latihan Anda!
5.
Berdasarkan pokok-pokok informasi yang telah Anda temukan, buatlah
ringkasan mengenai informasi yang Anda dengarkan tersebut!
6.
Catat dalam buku latihan Anda!
Berpidato Tanpa Teks
Anda akan berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap
yang tepat.
Sebelum acara diskusi bersama sastrawan yang diselenggarakan SMA
Negeri 10 Melati Samarinda dimulai, biasanya ketua panitia kegiatan
memberikan sambutan atau pidato. Pada pelajaran ini Anda juga akan berpidato
tanpa teks.
A.
Sebelumnya, tulislah sebuah pidato yang membicarakan tentang sastra. Kemudian,
hafalkanlah!
B.
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Sampaikan pidato yang Anda buat kepada guru dan teman Anda
dengan intonasi, nada, dan sikap yang tepat!
2.
Teman Anda yang belum mendapat giliran akan mencatat hal-hal yang
perlu diperbaiki dari hasil penyampaian pidato Anda!
3.
Jadikan saran dan kritik dari teman Anda sebagai perbaikan penampilan
pidato Anda selanjutnya!
143
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Membaca Karya Sastra Setiap Periode
Anda akan menemukan perbedaan karakteristik angkatan sastra melalui
membaca karya sastra yang dianggap penting pada setiap periode.
Salah satu kegiatan untuk meningkatkan minat baca generasi muda terhadap
karya sastra Indonesia dengan membaca dan memahami berbagai contoh karya
sastra tiap periode. Setelah Anda membaca karya sastra tiap periode, Anda akan
menemukan perbedaan karakteristik karya sastra tiap-tiap periode tersebut.
Periodisasi Sastra
Kesastraan di Indonesia dibagi dalam beberapa periode. Salah satu
sastrawan yang membuat periodisasi sastra yaitu Rachmat Djoko Pradopo.
Periodisasi sastra yang dibuat seperti di bawah ini.
1.
Periode Angkatan Balai Pustaka (1920)
Jenis sastra yang dihasilkan pada periode ini sebagian besar adalah
roman. Selain itu, ada juga jenis sastra berbentuk puisi yang berupa
syair dan pantun. Puisi berupa syair dan pantun tersebut umumnya
disisipkan dalam roman untuk memberi nasihat kepada pembaca.
Berikut ini ciri-ciri karya sastra angkatan Balai Pustaka.
a.
Gaya bahasa mempergunakan perumpamaan klise, pepatah, dan
peribahasa.
Contoh:
. . . .
Tatkala itu bulan bercahaya bagaikan siang. Bintang-bintang
yang serupa mestika, berkilauan-kilauan di langit tinggi, sebagai
kunang-kunang di tempat yang gelap. Awan berarak beriring-
iring dari barat lalu ke timur.
. . . .
Dikutip dari:
Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai
, Marah Rusli,
Balai Pustaka, Jakarta, 1988
Dalam kutipan di atas tampak bahwa novel
Sitti Nurbaya
menggunakan gaya bahasa yang mengandung perumpamaan
klise.
b.
Alur yang digunakan sebagian besar alur lurus. Namun, ada juga
yang mempergunakan alur sorot balik, misalnya
Azab dan Sengsara
dan
Di Bawah Lindungan Ka’bah
.
c.
Teknik penokohan dan perwatakannya menggunakan analisis
langsung.
Contoh:
. . . .
Badannya kurus tinggi, punggungnya bungkuk udang,
dadanya cekung, serta kakinya pengkar, kepalanya besar, tetapi
tipis di muka, serta sulah pula. Rambutnya tinggal sedikit
144
Pelajaran XI Napas Sastra
sekeliling kepalanya itu, telah putih sebagai kapas di busur. Misai
dan janggutnya panjang, tetapi hanya beberapa helai saja,
tergantung pada dagu dan ujung bibirnya, melengkung ke bawah.
Umurnya lebih dari setengah abad. Matanya kecil, tetapi tajam,
hidungnya bungkuk, mulutnya besar, giginya hitam dan kotor,
yang di muka keluar sebagai gigi tupai. Telinganya besar, seperti
telinga gajah, kulit mukanya berkarut-marut dan penuh dengan
bekas penyakit cacar.
. . . .
Dikutip dari:
Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai
, Marah Rusli,
Balai Pustaka, Jakarta, 1988
Dalam kutipan tersebut bentuk fisik Datuk Meringgih
digambarkan secara langsung.
d. Pusat pengisahannya pada umumnya mempergunakan metode
orang ketiga. Ada juga roman yang mempergunakan metode
orang pertama, misalnya
Kehilangan Mestika
dan
Di Bawah
Lindungan Ka’bah
.
e.
Banyak sisipan-sisipan peristiwa yang tidak langsung
berhubungan dengan inti cerita, seperti uraian adat, dongeng-
dongeng, syair, dan pantun nasihat.
Contoh:
. . . .
Jika ada sumur di ladang,
tentulah boleh menumpang mandi.
Jika ada umur yang panjang,
tentulah dapat bertemu lagi.
. . . .
Dikutip dari:
Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai
, Marah Rusli,
Balai Pustaka, Jakarta, 1988
f.
Bersifat didaktis. Sifat ini berpengaruh sekali pada gaya
penceritaan dan struktur penceritaannya. Semuanya ditujukan
kepada pembaca untuk memberi nasihat.
Contoh:
. . . .
Ingat-ingat engkau di negeri orang, Samsu!” kata ibunya.
Tahu-tahu membawakan diri: mandi di hilir-hilir, berkata di
bawah-bawah. Janganlah disamakan saja dengan di sini; janganlah
disangka masih anak orang berpangkat juga di sana, sebab engkau
akan berdiri sendiri lagi, jauh daripada kami, sekalian.
. . . .
Dikutip dari:
Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai
, Marah Rusli,
Balai Pustaka, Jakarta, 1988
Isi kutipan di atas memberi nasihat kepada Samsulbahri dan
pembaca untuk berhati-hati jika merantau di negeri orang.
145
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
g.
Bercorak romantis, melarikan diri dari masalah kehidupan sehari-
hari yang menekan.
Contoh:
. . . .
Semalam ini kita dapat bersendau gurau, besok kakanda tak
ada lagi, kata Samsu pula, sambil mencium punggung tangan
kekasihnya yang halus itu, beberapa kali.
. . . .
Dikutip dari:
Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai
, Marah Rusli,
Balai Pustaka, Jakarta, 1988
Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa novel
Sitti Nurbaya
Kasih Tak Sampai
bercorak romantis.
h. Permasalahan adat, terutama masalah adat kawin paksa,
permaduan, dan sebagainya.
Contoh:
. . . .
”Aku tahu, Nur, bahwa engkau tiada suka kepada Datuk
Meringgih,” kata ayahku pada malam itu kepadaku. ”Pertama
umurnya telah tua, kedua karena rupanya tak elok, ketiga karena
tabiatnya keji. Itulah sebabnya ia bukan jodohmu.”
. . . .
”Jika engkau sudi menjadi istri Datuk Meringgih, selamatlah
aku, tak masuk dalam penjara dan tentulah tiada akan terjual
rumah dan tanah kita ini. Akan tetapi jika tak sudi engkau, niscaya
aku dan sekalian kata yang masih ada ini, akan jatuh ke dalam
tangannya.”
Dikutip dari:
Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai
, Marah Rusli,
Balai Pustaka, Jakarta, 1988
Dari kutipan di atas diketahui masalah kawin paksa yang harus
dilakukan oleh Sitti Nurbaya.
i.
Pertentangan paham antara kaum tua dengan kaum muda. Kaum
tua mempertahankan adat lama, sedangkan kaum muda
menghendaki kemajuan menurut paham kehidupan modern.
Contoh:
. . . .
”Ibu orang kampung dan perasaan ibu kampung semua,”
demikian ia berkata, kalau ibunya mengembangkan permadani
di beranda belakang, buat menanti tamu yang sesama tuanya. ”Di
rumah gadang, di Koto Anau, tentu boleh duduk menabur lantai
sepenuh rumah, tapi di sini kita dalam kota, tamuku orang Belanda
saja.”
”Penat pinggangku duduk di kursi dan berasa pirai kakiku
duduk berjuntai, Hanafi,” sahut ibunya. ”Kesenangan ibu
hanyalah duduk di bawah, sebab semenjak ingatku duduk di
bawah saja.”
146
Pelajaran XI Napas Sastra
”Itu salahnya, ibu, bangsa kita dari kampung; tidak suka
menurutkan putaran jaman. Lebih suka duduk rungkuh dan
duduk mengukul saja sepanjang hari. Tidak ubah dengan kerbau
bangsa kita, Bu! Dan segala sirih menyirih itu . . . brrrr!”
. . . .
Dikutip dari:
Salah Asuhan
, Abdoel Moeis, Balai Pustaka, Jakarta, 1987
Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa antara tokoh Hanafi
dan ibunya terjadi pertentangan paham mengenai letak perabotan
yang ada di rumahnya.
j.
Latar cerita pada umumnya latar daerah, pedesaan, dan kehidupan
daerah. Misalnya, novel
Sitti Nurbaya
memiliki latar tempat di
daerah Padang.
k.
Cerita bermain pada zaman sekarang, bukan di tempat dan zaman
antah-berantah.
l.
Cita-cita kebangsaan belum dipermasalahkan, masalah masih
bersifat kedaerahan.
Contoh:
. . . .
”Uang belasting? Uang apa pula itu?” tanya Datuk Malelo
dengan senyum merengut. ”Ada-ada saja kompeni itu, untuk
mencari uang. Dan siapakah yang akan susah karena aturan itu?”
. . . .
Dikutip dari:
Sitti Nurbaya Kasih Tak Sampai
, Marah Rusli,
Balai Pustaka, Jakarta, 1988
Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa masalah yang terjadi
masih bersifat kedaerahan saja. Masalah tersebut tentang uang
belasting yang terjadi di Padang.
2.
Periode Angkatan Pujangga Baru (1930)
Pada periode Pujangga Baru, jenis sastra yang dihasilkan sebagian
besar berupa puisi. Selain itu, karya sastra berjenis cerita pendek dan
drama sudah mulai ditulis.
Berikut ini ciri-ciri karya sastra periode Pujangga Baru.
Puisi
a.
Puisi berbentuk puisi baru, bukan pantun dan syair lagi.
b.
Pilihan kata-kata diwarnai dengan kata-kata nan indah.
c.
Bahasa kiasan utama ialah perbandingan.
d. Hubungan antarkalimat jelas dan hampir tidak ada kata-kata yang
ambigu.
e.
Mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan
tenteram.
f.
Persajakan (rima) merupakan salah satu sarana kepuitisan utama.
Contoh:
Bahasa, Bangsa
Selagi kecil berusia muda,
Tidur si anak di pangkuan bunda
Ibu bernyanyi, lagu dan dendang
Memuji si anak banyaknya sedang;
147
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Berbuai sayang malam dan siang
Buaian tergantung di tanah moyang
Terlahir di bangsa, terbahasa sendiri
Diapit keluarga kanan dan kiri
Besar budiman di tanah Melayu
Berduka suka, sertakan rayu;
Perasaan serikat menjadi padu
Dalam bahasanya, permai merdu.
. . . .
Muhammad Yamin dalam
Tonggak Antologi Puisi Indonesia
Modern 1
,
Gramedia, 1987
Dari puisi ”Bahasa, Bangsa” dapat diketahui bahwa puisi
Angkatan Pujangga Baru bukan termasuk pantun atau syair lagi.
Pilihan kata-katanya sangat indah dan diwujudkan dalam rima
yang sesuai. Puisi ”Bahasa, Bangsa” mengekspresikan perasaan
rindu dan cinta kepada sang
kekasih
.
Pada puisi ”Bahasa, Bangsa” masih mempertahankan persajakan.
Persajakan ini dapat dilihat pada setiap baitnya.
Contoh:
Merayap menangis bersuka ray
a
Dalam bahagia bala dan bay
a
Bernafas kita pemanjangan nyaw
a
Dalam bahasa sambungan jiw
a
Di mana Sumatra, di situ bangs
a
Di mana Perca, di sana bahas
a
.
Prosa
a.
Alur lurus.
b. Teknik perwatakan tidak menggunakan analisis langsung.
Deskripsi fisik sudah sedikit.
Contoh:
. . . .
”Aduh, indah benar.” Dan seraya melompat-lompat kecil
ditariknya tangan kakaknya, ”Lihat Ti, yang kecil itu, alangkah
bagus mulutnya! Apa ditelannya itu? Nah, nah, dia bersembunyi
di celah karang.” Sekalian perkataan itu melancar dari mulutnya,
sebagai air memancar dari celah gunung. Tuti mendekat dan
melihat menurut arah telunjuk Maria, ia pun berkata, ”Ya, bagus.”
Tetapi suaranya amat berlainan dari adiknya, tertahan berat.
. . . .
Dikutip dari:
Layar Terkembang,
St. Takdir Alisjahbana,
Balai Pustaka, Jakarta, 1989
Dari kutipan tersebut dapat diketahui watak Maria yang mudah
memuji dan watak Tuti yang tidak mudah kagum atau memuji.
Watak Maria dan Tuti dapat dilihat dari percakapan antara Maria
dan Tuti.
c.
Tidak banyak sisipan cerita sehingga alurnya menjadi lebih erat.
d. Pusat pengisahan menggunakan metode orang ketiga.
148
Pelajaran XI Napas Sastra
e.
Gaya bahasa sudah tidak menggunakan perumpamaan, pepatah,
dan peribahasa.
f.
Masalah yang diangkat bukan lagi masalah adat, melainkan
masalah kehidupan seperti masalah emansipasi, pemilihan
pekerjaan, dan masalah individu manusia.
Contoh:
. . . .
Dalam sepi yang sesepi-sepinya itulah kedengaran suara Tuti
membelah. ”Saudara-saudaraku kaum perempuan, rapat yang
terhormat! Berbicara tentang sikap perempuan baru sebahagian
besar ialah berbicara tentang cita-cita bagaimanakah harusnya
kedudukan perempuan dalam masyarakat yang akan datang.
Janganlah sekali-kali disangka, bahwa berunding tentang cita-cita
yang demikian semata-mata berarti berunding tentang angan-
angan dan pelamunan yang tiada mempunyai guna yang praktis
sedikit jua pun.”
. . . .
Dikutip dari:
Layar Terkembang,
St. Takdir Alisjahbana,
Balai Pustaka, Jakarta, 1989
Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa salah satu masalah
yang ditampilkan adalah masalah emansipasi wanita.
g.
Bersifat didaktis.
3.
Periode Angkatan 45 (1940)
Pada periode ini berkembang jenis-jenis sastra puisi, cerpen, novel,
dan drama.
Berikut ini ciri-ciri karya sastra Angkatan 45.
Puisi
a.
Puisi bebas, tidak terikat pembagian bait, jumlah baris, dan
persajakan (rima).
b.
Pilihan kata atau diksi mempergunakan kosakata bahasa sehari-
hari.
c.
Menggunakan kata-kata, frasa, dan kalimat-kalimat ambigu
sehingga bermakna ganda dan banyak tafsir.
d. Mengekspresikan kehidupan batin atau kejiwaan manusia melalui
peneropongan batin sendiri.
e.
Mengemukakan masalah kemanusiaan umum (
humanisme
universal
). Misalnya, tentang kesengsaraan hidup, hak-hak asasi
manusia, masalah kemasyarakatan, dan kepincangan dalam
masyarakat, seperti gambaran perbedaan mencolok antara
golongan kaya dan miskin.
f.
Filsafat eksistensialisme mulai dikenal.
Contoh:
Sendiri
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
149
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
Februari, Maret 1943
Puisi ”Sendiri” tidak terikat pembagian bait, jumlah baris, dan
persajakan. Pada bait pertama terdiri atas empat baris. Pada bait
selanjutnya terdiri atas dua baris. Puisi ”Sendiri” mengekspresikan
langsung perasaan penyair.
Hubungan baris dan kalimat pada puisi ”Sendiri” tidak
terlihat, karena tiap-tiap kalimat pada puisi ”Sendiri” seperti
berdiri sendiri. Misalnya, pada bait 1 dan 2 secara kosakata tidak
berhubungan. Namun, secara makna bait 1 dan 2 berhubungan.
Puisi ”Sendiri” mengekspresikan kehidupan batin manusia
yang merasa kesepian dan ketakutan. Filsafat eksistensialisme
mulai tampak dalam puisi ”Sendiri”. Dalam puisi ”Sendiri”
penyair mulai menghargai keberadaan manusia meskipun dalam
keadaan yang terasing, ketakutan, kengerian, dan kesunyian.
Prosa
a.
Banyak alur sorot balik, meskipun ada juga alur lurus.
b.
Sisipan-sisipan cerita dihindari, sehingga alurnya padat.
c.
Penokohan secara analisis fisik tidak dipentingkan, yang
ditonjolkan analisis kejiwaan, tetapi tidak dengan analisis
langsung, melainkan dengan cara dramatik.
d. Mengemukakan masalah kemasyarakatan. Di antaranya
kesengsaraan kehidupan, kemiskinan, kepincangan-kepincangan
dalam masyarakat, perbedaan kaya dan miskin, eksploitasi
manusia oleh manusia.
Contoh:
. . . .
Waktu makan kegembiraannya menjadi kurang. Di meja
hanya tersedia kopi pahit yang tidak ada gulanya. Dan beberapa
potong rebusan singkong yang dipanaskan kembali. Bekas
kemarin malam.
. . . .
Dikutip dari:
Jalan Tak Ada Ujung
, Mochtar Lubis, Pustaka Jaya, Jakarta, 1990
Dari kutipan di atas dapat diketahui masalah yang dikemukakan
masalah kemiskinan yang dihadapi tokoh utamanya (Guru Isa).
e.
Mengemukakan masalah kemanusiaan yang universal. Misalnya,
masalah kesengsaraan karena perang, tidak adanya
perikemanusiaan dalam perang, pelanggaran hak asasi manusia,
ketakutan-ketakutan manusia, impian perdamaian, dan
ketenteraman hidup.
150
Pelajaran XI Napas Sastra
Contoh:
. . . .
Seorang ibu dan anaknya. Berumur kira-kira enam belas tahun
lewat di kampung itu. Terus disiapkan. Di kira mata-mata musuh.
Di rampas semua uang dan perhiasan yang mereka bawa.
. . . .
Dikutip dari:
Jalan Tak Ada Ujung
, Mochtar Lubis, Pustaka Jaya, Jakarta, 1990
Dari kutipan di atas dapat dilihat adanya kesengsaraan dalam
perang. Ketika ada orang yang tidak dikenal lewat semua mengira
mata-mata musuh.
f.
Mengemukakan pandangan hidup dan pikiran-pikiran pribadi
untuk memecahkan sesuatu masalah.
Contoh:
. . . .
Guru Isa merasa perubahan dalam dirinya. Rasa sakit siksaan
pada tubuhnya tidak menakutkan lagi. . . . orang harus belajar
hidup dengan ketakutan-ketakutannya . . . . Sekarang dia
tahu . . . . Tiap orang punya ketakut
annya sendiri dan mesti belajar
hidup dan mengalahkan ketakutannya.
. . . .
Dikutip dari:
Jalan Tak Ada Ujung
, Mochtar Lubis, Pustaka Jaya, Jakarta, 1990
Dari kutipan di atas diketahui bahwa tokoh Guru Isa mengemuka-
kan pikirannya untuk mengatasi rasa takut dan ia berhasil.
g.
Latar cerita pada umumnya latar peperangan, terutama perang
kemerdekaan melawan Belanda, meskipun ada juga latar perang
menentang Jepang. Selain itu, ada juga latar kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Contoh:
. . . .
Tidak waktu dia bersembunyi di rumah semedi ketika ada
pertempuran dengan serdadu-serdadu India di Jalan Asam Lama,
tidak ketika dia melihat orang Tionghoa yang luka kena tembak,
dan darahnya memerah seperti jilatan api dalam kelam.
. . . .
Dikutip dari:
Jalan Tak Ada Ujung
, Mochtar Lubis, Pustaka Jaya, Jakarta, 1990
Latar kutipan novel
Jalan Tak Ada Ujung
menunjukkan latar
suasana mencekam karena masih dalam suasana peperangan.
4.
Periode Angkatan 50 (1950)
Sesungguhnya ciri-ciri karya sastra Angkatan 45 dan Angkatan 50
sukar dibedakan. Angkatan 45 diteruskan oleh Angkatan 50.
Berikut ini ciri-ciri karya sastra Angkatan 50.
Puisi
a.
Gaya epik (bercerita) berkembang dengan berkembangnya puisi
cerita dan balada, dengan gaya yang lebih sederhana.
Misalnya:
Puisi-puisi karya Rendra, seperti ”Balada Terbunuhnya Atmo
Karpo”, ”Blues untuk Bonnie”, atau ”Nyanyian Angsa”.
151
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
b.
Gaya ulangan mulai berkembang.
c.
Ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidup
yang penuh penderitaan.
d. Mengungkapkan masalah-masalah sosial seperti, kemiskinan,
pengangguran, perbedaan kaya miskin yang besar, belum adanya
pemerataan hidup.
Contoh:
Jangan!
Jangan dibunuh para lintah darat
. . . .
Karena darah para bajak dan perompak
akan mudah mendidih oleh pelor
Mereka bukan tapir atau badak
hatinya pun berurusan cinta kasih
seperti jendela terbuka bagi angin sejuk
Dengan Kasih Sayang
W.S. Rendra, LP2IP, Yogyakarta, 2004
Puisi tersebut menggambarkan permasalahan atau tema
kemanusiaan. Penyair menyerukan agar lintah darat jangan
dibunuh, tetapi diperlakukan yang manusiawi akan menjadi lunak
hatinya. Lintah darat adalah orang-orang yang harus
dimanusiakan.
Prosa
a.
Tidak terdapat sisipan cerita sehingga alurnya padat.
b.
Cerita perang mulai berkurang.
c.
Menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari.
d. Kehidupan pedesaan dan daerah mulai digarap.
e.
Banyak mengemukakan pertentangan-pertentangan politik.
5.
Periode Angkatan 1970
Dalam periode ini, mulai berkembang sastra pop dan novel pop.
Berikut ini ciri-ciri karya sastra periode Angkatan 1970.
Puisi
a.
Mempergunakan sarana kepuitisan yang khusus berupa frasa.
b. Mempergunakan teknik pengungkapan ide secara sederhana,
dengan kalimat-kalimat biasa atau sederhana.
c.
Mengemukakan kehidupan batin religius yang cenderung mistik.
d. Menuntut hak-hak asasi manusia misalnya: kebebasan, hidup
merdeka, bebas dari penindasan, menuntut kehidupan yang layak,
dan bebas dari pencemaran kehidupan modern.
e.
Mengemukakan kritik sosial atas kesewenang-wenangan terhadap
kaum lemah dan kritik atas penyelewengan.
Contoh:
Jalan Segara
Di sinilah penembakan
Kepengecutan
Dilakukan
152
Pelajaran XI Napas Sastra
Ketika pawai bergerak
Dalam panas matahari
Dan pelor pembayar pajak
Negeri ini
Ditembuskan ke punggung
Anak-anaknya sendiri
Sumber: Taufiq Ismail, LP2I, Yogyakarta, 2004
Puisi yang bernada sinis ini dilatarbelakangi oleh penembakan di
Jalan Segara terhadap demonstran yang memprotes para
pemimpin.
Prosa
a.
Alur berbelit-belit.
b.
Pusat pengisahan bermetode orang ketiga.
Contoh:
. . . .
Pada satu saat, kawan kita tiba-tiba ingin berhenti, tak berlari-
lari lagi, tak berteriak-teriak lagi, tak tersedu-sedu lagi.
Dia
duduk
di pinggir kaki lima.
. . . .
Dikutip dari:
Ziarah
, Iwan Simatupang, Djambatan, Jakarta, 1976
Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa novel
Ziarah
meng-
gunakan sudut pandang orang ketiga. Penulis menyebut tokoh
utama dengan sebutan ”dia”.
c.
Mengeksploitasi kehidupan manusia sebagai individu bukan
sebagai makhluk komunal.
Contoh:
. . . .
”Tiap langkahnya adalah dia yang ziarah pada kemanusiaan.
Pada dirinya sendiri.”
. . . .
Dikutip dari:
Ziarah
, Iwan Simatupang, Djambatan, Jakarta, 1976
Dari kutipan di depan dapat dilihat bahwa penulis hanya
mengeksploitasi manusia sebagai makhluk individu yang hanya
menghargai keberadaan dirinya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari
kalimat
pada dirinya sendiri
.
d. Mengemukakan kehidupan yang tidak jelas.
e.
Mengedepankan warna lokal (subkultur), latar belakang
kebudayaan lokal.
f.
Mengemukakan tuntutan atas hak-hak asasi manusia untuk bebas
dari kesewenang-wenangan, baik yang dilakukan oleh anggota
masyarakat lain atau oleh pihak-pihak yang berkuasa.
153
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Menulis Esai
Anda akan menulis esai berdasarkan topik tertentu dengan pola
pengembangan pembuka, isi, dan penutup.
Setelah Anda memahami berbagai karya sastra tiap periode di Indonesia,
Anda dapat membandingkan hasil karya sastra tersebut dengan hasil karya sastra
saat ini. Keberadaan karya sastra Indonesia pada zaman modern ini dapat Anda
gunakan sebagai topik ketika Anda akan menulis sebuah esai. Selain itu, Anda
juga dapat menulis esai tentang hasil karya sastra seorang tokoh sastra dalam
satu periode (Angkatan 1920-an, 1930-an, 1945-an, atau yang lain). Dalam esai
tersebut Anda dapat menuangkan pendapat atau pandangan Anda terhadap
hasil karya tokoh tersebut.
Perhatikan contoh esai berikut. Kemudian, identifikasi ciri-ciri esai tersebut!
Lakukan kegiatan berikut ini!
1.
Buatlah sebuah kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang
siswa!
2.
Tentukanlah hasil karya sastra penting pada tiap periode!
3.
Baca karya sastra yang telah dipilih oleh kelompok Anda!
4.
Identifikasi karakteristik tiap karya sastra pada tiap periode!
5.
Temukan perbedaan karakteristik dari tiap karya sastra di tiap periodenya!
6.
Diskusikan perbedaan karakteristik tiap karya sastra tersebut bersama
kelompok Anda! Selain itu, Anda dapat mendiskusikan mengenai peristiwa
sejarah, gaya penulisan dalam karya sastra tersebut!
7.
Catatlah hasil diskusi kelompok Anda!
8.
Kumpulkan hasil diskusi tersebut kepada guru Anda!
Puisi-Puisi Cinta Chairil yang Menggetarkan
Oleh: Tjahjono Widarmanto
Memperbincangkan kesusastraan Indonesia,
mustahil tanpa menyebut sosok Chairil Anwar.
Namanya menjadi bagian tak terpisahkan bagi
terbentuknya identitas kesusastraan Indonesia,
khususnya identitas sastra puisi Indonesia. Sampai
sekarang namanya menjadi mitos dan paling banyak
diperbincangkan dalam khazanah sastra Indonesia.
Dialah yang dianggap meletakkan dasar per-
puisian modern Indonesia, yang mengembangkan
estetika Indonesia modern dengan bentuk yang
ekspresif, liar, berani, dan tak beraturan.
Membicarakan puisi-puisi Chairil Anwar, orang
akan mempertautkan dengan vitalitas, ego, dan spirit
individualis dalam diri Chairil yang memang tersirat
dalam banyak sajaknya (bahkan cara hidupnya). Hal
itu memang telah menjadi pilihan konsep estetika
Chairil, seperti yang diteriakkannya dalam pidatonya:
. . . Vitalitas adalah sesuatu yang tak bisa
dielakkan dalam mencapai suatu keindahan. Dalam
seni; vitalitas itu
Chaotischvoorstadium
, keindahan
kosmich eindstadium
. . . .
(Pidato Chairil 7 Juli 1943). Karena kredonya itu tak
heran puisi-puisinya meneriakkan reaksioner,
heroik, sangat individualis, bahkan revolusioner. Hal
ini tergambar jelas dalam puisi-puisi ”Persetujuan
dengan Bung Karno”, ”1943”, ”Semangat”, ”Siap
Sedia”, dan masih banyak lagi. Bahkan, ia tak segan-
segan mengumumkan dirinya sendiri dengan
lantang sebagai ”binatang jalang” dalam sajaknya
yang paling populer, ”Aku”.
Meskipun demikian, Chairil tetaplah seorang
seniman yang tak luput dari perasaan romantisme,
bahkan sentimentil saat ia terlibat dengan urusan
wanita dan cinta. Kehidupan Chairil memang banyak
diwarnai dengan nama-nama wanita; ada yang
memang dipacarinya, ada yang ditaksirnya tapi tak
terbalas sehingga ia patah hati, ada pula yang
sangat mencintai dan dicintainya tapi tak pernah
sampai pada perkawinan.
154
Pelajaran XI Napas Sastra
Wanita-wanita itu dan ”pengalamannya” dengan
wanita-wanita itu menjadi sumber inspirasinya
bahkan nama-namanya secara tersurat hadir dalam
puisi-puisinya, seperti nama-nama Karinah
Moordjono, Sumirat, Dien Tamaela, Sri Aryati, Gadis
Rasid, Ina Mia, Ida, Sri, dan Nyonya. Saat
bersentuhan dengan persoalan cinta dan wanita ini,
Chairil Anwar bisa menjelma menjadi sosok yang
amat halus dan romantis. Perasaan cinta
digambarkannya dengan aksentuasi lembut dan
bersahaja, seperti pada puisi yang
dipersembahkannya pada Gadis Rasid:
Buat Gadis Rasid
Antara
Daun-daun hijau
Padang lapang dan terang
Anak-anak kecil tidak bersalah, baru bisa lari-larian
Burung-burung merdu
Hujan segar dan menyembur
. . . . . . . . . . . . .
Dalam puisi tersebut dengan amat lembut
Chairil bertutur perasaan hatinya yang tercepit cinta.
Hampir tidak ada kata-kata yang bombas dan
ekspresif, seolah-olah hanya gumaman cinta yang
mendesak di dada.
Di antara puisi-puisi Chairil yang bersinggungan
dengan wanita dan cinta seperti di atas, ada dua
buah puisi cinta Chairil yang sangat menggetarkan
hati dan paling terindah yang dipersembahkannya
untuk seorang gadis yang bernama Sumirat. Konon
gadis ini adalah gadis yang paling mencintai dan
dicintai. Namun sayang keluarga Sumirat, yang
tinggal di Paron, sebuah desa kecil di Ngawi, tak
menghendaki Chairil jadi menantunya. Salah satu
puisi itu berjudul ”Mirat Muda, Chairil Muda” yang
ditulis Chairil pada tahun kematiannya yang disebut-
sebut sebagai penggambaran seksualitas dalam
kedekatannya dengan maut, yang berarti juga
seksualitas sebagai dorongan daya hidup yang terus
menyala sampai maut merenggut. Inilah penggalan
puisi tersebut.
Mirat Muda, Chairil Muda
Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
Menatap lama ke dalam pandangnya
Coba memisah matanya menantang
Yang satu tajam dan jujur yang sebelah
Ketawa diadukannya giginya pada
Mulut Chairil; dan bertanya: Adakah, adakah
Kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
. . .
Dalam puisi di atas tampak sekali cinta yang
dalam pada diri Chairil pada Sumirat, gadis yang
dikaguminya itu. Dan bagi Chairil, Sumirat menjadi
semangat pendorong cita-citanya untuk terus
berkarya; seperti tertulis pada suratnya untuk
HB Jassin pada bulan Maret 1944: ”Orang selalu
saja salah sangka, tapi mereka akan menyesal di
hari kemudian, karena aku akan sanggup
membuktikan bahwa karya-karyaku ini bermutu dan
berharga tinggi. Jangan kita putus asa Mirat, aku
akan terus berjuang untuk memberi bukti”.
Cinta Chairil dan Mirat memang abadi dalam
sajak, tapi mereka tak pernah berhasil menikah.
Chairil juga berhasil membuktikan kepada Mirat
bahwa karya-karya bermutu dan berharga tinggi.
Mirat atau Sumirat yang berpisah karena perang
kemerdekaan, akhirnya mendengar semuanya
tentang bagaimana ia beristri, punya anak, dan mati
muda, juga bagaimana namanya menjadi besar,
menjadi mitos. Dan, Sumirat, gadis yang pernah
dicintai dan mencintai Chairil habis-habisan itu
bertutur (
Intisari
; Juni 1971):
. . . Kini Cril tiada lagi. Cril, penyair yang
sepanjang hidupku kukagumi dan kudambakan,
sebagai seorang penyair besar dari zamannya. Dia
benar, Cril membuktikan dirinya orang besar, seperti
selalu dikatakannya kepadaku. Dia meninggalkan
seorang istri dan anak perempuan. Ingin aku bisa
menjumpai mereka, bagaimanapun aku pernah
mengenal baik dengan almarhum”.
. . . .
Dikutip: www.jejakdalamkata.com
Tulislah esai yang terdiri atas 3–6 paragraf!
1.
Pilihlah topik yang akan Anda bahas dalam esai!
2.
Buatlah kerangka esai berdasarkan topik yang Anda pilih!
3.
Tulislah esai dari kerangka esai tersebut!
4.
Susunlah esai secara berurutan dari bagian pembukaan, isi, kemudian penutup!
5.
Bawalah hasil pekerjaan Anda pada pelajaran bahasa Indonesia yang akan
datang!
6.
Tukarkan hasil pekerjaan Anda dengan pekerjaan teman sebangku Anda!
7.
Koreksi hasil pekerjaan teman Anda tersebut dengan mempertimbangkan
diksi, kejelasan kalimat, ejaan, dan tanda baca!
155
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
8.
Perbaikilah esai yang telah Anda tulis berdasarkan hasil koreksian teman
Anda!
9.
Kumpulkan kepada guru Anda!
Informasi dapat anda dapatkan dengan mendengarkan sebuah berita atau
laporan. Informasi yang Anda dengarkan dapat berasal dari tuturan langsung
maupun siaran radio maupun televisi. Setelah mendengarkan informasi Anda
dapat mengajukan saran terhadap informasi tersebut. Ada beberapa hal yang
harus Anda perhatikan untuk mengungkapakan saran.
1.
Menyimak informasi dari awal hingga akhir dengan saksama.
2.
Mencatat pokok-pokok informasi yang didengar.
3.
Mencatat hal-hal yang akan diberi saran.
4.
Mengemukakan kritikan atau saran.
5.
Memberikan argumen pada saran atau kritik yang disampaikan.
6.
Mengemukakan saran dan kritik dengan kalimat yang baik.
Untuk mengungkapkan tanggapan, orang perlu keberanian. Begitu pula dengan
membaca pidato.
Membaca pidato butuh keberanian dan rasa percaya diri. Pembaca pidato
yang mempunyai keberanian dan rasa percaya diri pasti tidak akan gugup saat
membacakan pidato. Selain keberanian dan rasa percaya diri, pembaca pidato
harus mempersiapkan diri terlebih dahulu. Persiapkan dapat dilakukan dengan
menandai bagian-bagian penting dan penjelas dalam pidato yang akan
dibacakan. Naskah pidato juga harus diberi penanda intonasi dan jeda. Bagian-
bagian yang penting akan dibaca dengan suara keras dan intonasi tinggi. Pada
saat berpidato seorang pembawa pidato hendaknya sesekali mengarahkan
pandangannya ke arah pendengar. Persiapan yang lain untuk membacakan
pidato adalah mempersiapkan naskah pidato dan berlatih membacakan pidato.
Selain membacakan pidato, Anda dapat membaca karya sastra tiap periode.
Pada dasarnya karya sastra Indonesia dibagi dalam beberapa periode. Salah
satu sastrawan yang berhasil membuat periodisasi satra indonesia adalah
Rachmat Djoko Pradopo. Periodisasi yang dibuat oleh Rachmat Djoko Pradopo
sebagai berikut.
1.
Periode angkatan Balai Pustaka
2.
Periode angkatan Pujangga Baru
3.
Periode angkatan 45
4.
Periode angkatan 50
5.
Periode angkatan 70
Karya sastra yang telah Anda baca dapat Anda angkat menjadi esai. Esai
merupakan karangan yang membahas suatu masalah secara sepintas dari sudut
pandang penulisnya. Dalam esai penulis membahas masalah yang aktual
berdasarkan pandangan pribadi penulis. Jadi, satu masalah dapat ditulis menjadi
esai yang berbeda-beda tergantung sudut pandang penulis. Esai menggunakan
bahasa yang sangat pribadi. Sebelum menulis esai, penulis esai mengadakan
pengamatan atau untuk menentukan masalah yang akan dibahas. Setelah
menemukan masalah, penulis esai mulai membuat kerangka esai. Kerangka esai
terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Kemudian, penulis akan
mengembangakan kerangka esai menjadi sebuah esai.
Rangkuman
156
Pelajaran XI Napas Sastra
Lakukan kegiatan berikut!
1.
a.
Dengarkan pembacaan, informasi oleh guru Anda berikut!
b.
Sambil mendengarkan, catatlah pokok-pokok informasi tersebut!
c.
Berilah saran dan kritik terhadap informasi yang Anda dengarkan!
2.
Buatlah paragraf pembukaan untuk sebuah esai dengan tema bebas!
3.
Berilah contoh puisi Angkatan Pujangga Baru!
4.
Sebutkan tiga contoh karya sastra berbentuk prosa pada Angkatan Pujangga
Baru!
5.
Sebutkan ciri-ciri karya sastra periode Angkatan 1970!
Evaluasi Pelajaran XI
14
Teks Mendengarkan (halaman 186)
Refleksi
Coba jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujur dalam hati Anda dan
renungkanlah!
1.
Mampukah Anda menyampaikan saran dari informasi yang telah
didengarkan?
2.
Mampukah Anda berpidato tanpa teks?
3.
Mampukah Anda menentukan perbedaan karakteristik karya sastra tiap-
tiap angkatan?
4.
Mampukah Anda menulis esai?
Jika Anda yakin dengan jawaban ya, berarti Anda sudah menguasai pelajaran
ini dengan baik. Jika tidak yakin dengan jawaban
ya
atau belum menguasai
materi dalam pelajaran ini, teruslah berlatih agar Anda benar-benar menguasai
pelajaran ini.
157
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Latihan Ujian Nasional
Pilihlah jawaban yang tepat!
1.
Kamu sering mendengar pendapat
bahwa perasaan kebangsaan generasi muda
mengalami erosi. Benarkah pendapat tersebut?
Bila dituangkan ke dalam teks pidato akan
bertemakan ”Rasa Kebangsaan pada Generasi
Muda”. Adapun inti pidato berisi:
a.
Generasi muda masih mempunyai rasa
kebangsaan yang tebal.
b. Banyak organisasi kepemudaan yang
bersifat kebangsaan.
c.
Berbagai karya membuktikan bahwa rasa
kebangsaan pada generasi muda belum
pudar.
Berdasarkan ilustrasi, kalimat persuasif yang
tepat untuk ditulis dalam teks pidato ialah
. . .
a.
Oleh karena itu, wahai generasi muda
marilah kita pertebal rasa kebangsaan ini
dengan mewujudkannya dalam berbagai
bentuk karya positif.
b.
Maka dari itu generasi muda harus me-
nyingsingkan lengan untuk berkarya
demi kemajuan bangsa.
c.
Jadi, generasi muda masih memiliki rasa
kebangsaan yang tinggi dan belum meng-
alami erosi.
d. Generasi muda tidak boleh menyerah
dalam membangun bangsa ini karena di
pundak para pemuda inilah nasib bangsa.
e.
Dengan demikian, jelaslah betapa besar
rasa kebangsaan yang dimiliki oleh
generasi muda sebagai dasar untuk
membangun bangsa ini.
2.
Bacalah kutipan berikut dengan saksama!
(1) Sepeninggal kedua orang tuanya,
anak itu sering terlihat duduk termenung di
pinggir sungai sambil memandang ke arah
riak air. (2) Benar saja seperti yang dikatakan
oleh orang tuanya. (3) Pada suatu hari yang
panas, hujan turun rintik-rintik dan ada
pelangi. (4) Terlihat air di sungai berubah
menjadi putih seperti air susu. (5) Itulah tanda
bahwa kedua orang tuanya telah menang
dalam perkelahian maut dengan naga putih.
(6) Namun, anak itu tak dapat hidup sendiri
tanpa orang tuanya. (7) Oleh karena itu, ia
tetap duduk termenung sampai akhir
hayatnya.
Legenda Lok Si Naga
: Cerita Rakyat dari
Kalimantan, oleh James Danandjaja
Nilai moral yang terkandung dalam kutipan
karya sastra di atas adalah . . .
a.
Seorang anak yang merasa bahagia atas
kemenangan kedua orang tuanya.
b. Seorang anak yang sering duduk ter-
menung di pinggir sungai sambil me-
mandang ke arah air sungai.
c.
Seorang anak yang setia menunggu
kedatangan orang tua sampai akhir hayat.
d. Seorang anak yang selalu patuh dan
menurut nasihat orang tua.
e.
Seorang anak yang senang melihat air
sungai berwarna putih seperti susu.
3.
Asrama tentara itu terletak di pinggiran
kota. Masih dalam lingkungan asmara ada
dua rumah besar menghadap ke jalan raya.
Halaman depan kedua rumah itu sangat luas.
Tampak ditanami pohon singkong dan
kacang panjang. Di halaman timur mulai dari
pintu gerbang yang menurun ke arah tangki
berjejer pohon cemara yang jangkung-
jangkung. Membuat sekitarnya teduh.
Halaman belakang ditanami pohon pisang
kepok, beberapa di antaranya sudah berbuah.
. . . .
Unsur intrinsik yang menonjol atau ingin
ditampilkan pada kutipan cerpen di atas
adalah . . . .
a.
tema
b.
alur
c.
deskripsi
d. lokasi (
setting
)
e.
penokohan
158
Latihan Ujian Nasional
4.
Kalimat yang berisi pengaduan atas keter-
lambatan pengiriman barang adalah . . .
a.
Kami harap barang yang kami pesan
tidak terlambat pengirimannya.
b. Telah kami terima barang yang Anda
kirimkan.
c.
Barang yang Anda kirimkan mengalami
keterlambatan di tempat kami.
d. Pengiriman barang yang kami pesan
harap tepat waktu.
e.
Barang yang Anda kirimkan mengalami
keterlambatan. Oleh karena itu, kami
minta ganti rugi.
5.
Bacalah penggalan cerpen berikut dengan cermat!
”Bangsat, siapa kau,” Haji Basuni
membentak dan ketika menajami mukaku
dengan geramnya ia hendak mencengkeram
aku. Setengah takut aku undur dan men-
jawab.
”Aku teman Umi dan Latifah.” Dan tiba-
tiba benciku timbul terhadap haji itu.
”Tapi, aku larang kau dekati mereka,
mengerti anak lapar?”
Betapa tersinggungku mendengar kata-
kata terakhir haji itu. Tapi, aku tak berani dan
tak bisa berbuat apa-apa selain kecut dan
mendongkol.
Sesudah haji itu meninggalkan aku dan
baru saja aku melangkah, dari rumah Umi
terdengar suara gaduh diiringi tangis
perempuan, dan itu suara Umi. Ia melolong-
lolong dalam sela bentak dan rotan, mungkin
bersama kakaknya.
Watak tokoh Haji Basuni dalam cerpen
tersebut . . . .
a.
keji, tetapi sangat sayang pada anaknya
b.
berwibawa dan tegas dalam bersikap
c.
kejam dan kasar dalam berucap
d. bijaksana, tetapi keras dalam bertindak
e.
kejam dan sangat disiplin
6.
Di antara kalimat b
erikut ini yang merupa-
kan kalimat pembuka surat penawaran b
arang
yaitu . . .
a.
Perkenankan kami menawarkan jenis
komputer baru yang mampu menjawab
tantangan zaman . . . .
b. Pembelian komputer lebih dari 10 unit
akan mendapatkan potongan 10%.
c.
Harga barang masih bisa ditawar.
d. Perjanjian kita minggu lalu mengenai
penawaran komputer kami setujui.
e.
Telah kami terima komputer yang Anda
kirim.
7.
Senjata
Keringat mengucur darah memancar
dari dada pahlawan yang gugur
panji perjuangan pantang mundur
merebut tampuk hari
serta menggenggam dalam kepalan
dalam arus waktu yang menghapus kesabar-
an
Senjata kita adalah keringat
Senjata kita adalah darah
Keringat dan darah dari jiwa yang luhur
(
Dari Pembebasan
, Abd. Wahid S.)
Amanat yang tersirat dalam puisi di atas
adalah . . .
a.
Tetesan keringat dan darah mencermin-
kan besarnya perjuangan untuk men-
capai tujuan.
b.
Dengan tetesan keringat dan darah per-
juangan seseorang pantang mundur.
c.
Perjuangan tanpa senjata tidak kalah
dengan perjuangan bersenjata.
d. Dengan tekad yang bulat perjuangan
berjalan tanpa hambatan.
e.
Tanpa senjata orang mampu berjuang
untuk mencapai tujuan yang luhur.
8.
Buku ini sangat baik dibaca oleh politisi
maupun umat Islam. Karena buku ini tidak
semata-mata memaparkan konsep-konsep
politik Islam secara teoretis, tetapi juga dijiwai
oleh sebuah pengalaman aktivitas dakwah
politik penulis yang sangat luas.
Bagian resensi di atas mengungkapkan . . . .
a.
identitas buku
b.
latar belakang
c.
sinopsis buku
d. gaya pengarang
e.
nilai buku
9.
Novel
Salah Asuhan
dikarang oleh Abdul
Muis, seorang putra Minangkabau yang
berkecimpung dalam dunia politik dan juga
seorang wartawan. Banyak karya sastra yang
ditulisnya, antara lain
Pertemuan Jodoh
(1993),
Surapati
(1950),
Robert Anak Surapati
(1953),
dan cerita terjemahan:
Tom Sawyer Anak
Amerika, Sebatang Kara
, dan
Don Kisot
.
159
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Unsur yang dominan dari penggalan resensi
di atas adalah . . . .
a.
identitas buku
b.
sinopsis cerita
c.
kebahasaan pengarang
d. keunggulan dan kelemahan
e.
kepengarangan
10.
Meratap Menangis Bersuka Raya
Dalam bahagia bala dan baya
Bernapas kita panjangkan nyawa
Dalam berkata sambungan jiwa
Di mana Sumatra di situ bangsa
Di mana perca di sana bahasa.
Ditinjau dari jumlah barisnya, puisi tersebut
disebut . . . .
a.
distikon
b. terzina
c.
kuatren
d. kuint
e.
sektet
11.
Setelah tujuh hari tujuh malam berlayar,
maka Laksamana berkata pada mualim,
”Berapa hari lagi kita bertemu dengan tanah
Benua Keling?”
Maka kata mualim, ”Hai panglima kami,
sehari semalam lagi berlayar, maka kita ber-
temu dengan sebuah pulau. Tiga hari tiga
malam lagi, maka sampailah ke jajahan Benua
Keling. Daripada jajahan itu tujuh malam,
maka sampailah ke kuala Benua Keling.”
Maka Laksamana pun berdiam dirilah.
Maka antara sehari semalam, maka kelihatan-
lah suatu rupa, seperti gajah kelihatan dari
jauh. Maka Laksamana pun bertanya, ”Hai
mualim, pulau apa namanya itu?”
Maka kata mualim itu, “Hai panglima
kami, itulah pulau yang bernama Biram Dewa
itu. Adapun di pulau itu tiada pernah
orang
singgah.”
(Oleh: C. Hooykaas, 1952,
hlm. 161,
Penyedar Sastera
)
Nilai kepahlawanan dalam penggalan hikayat
tersebut adalah . . .
a.
Seorang laksamana yang gagah perkasa
dan suka mengarungi lautan untuk
mencari nafkah.
b. Seorang laksamana yang tangkas dan
tidak takut berlayar untuk kepentingan
negaranya.
c.
Seorang laksamana yang sabar berlayar
dari pulau ke pulau untuk kepentingan
dirinya.
d. Seorang laksamana yang sanggup
berlayar dari hari ke hari untuk mencari
pulau yang terasing.
e.
Seorang laksamana yang berani berlayar
untuk mencari nafkah keluarganya.
12. Saya
angkat topi
atas prestasi yang telah
kauraih untuk memajukan sekolah kita.
Makna ungkapan dalam kalimat tersebut
sama dengan makna ungkapan yang tersaji
dalam kalimat . . .
a.
Akhirnya, pemuda itu
angkat bicara
di
tengah-tengah para demonstran.
b. Ayah memberikan
acungan jempol
atas
keberhasilan saya diterima di perguruan
tinggi negeri yang berkualitas.
c.
Orang itu
angkat muka
sewaktu namanya
dipanggil maju ke tengah sidang.
d. Sudah pada tempatnya Anda
unjuk gigi
di hadapan pemuda yang kuceritakan itu.
e.
Para perusuh itu
angkat tangan
sewaktu
dikepung para petugas keamanan yang
berpatroli.
13. Majas Metonimia terdapat dalam kalimat
. . .
a.
Monumen itu mengingatkan kita pada
peristiwa Lubang Buaya.
b. Untuk menghindari hal yang tidak di-
inginkan penjahat itu terpaksa diaman-
kan.
c.
Dari kemarin saya tidak pernah melihat
batang hidungnya.
d. Dari kejauhan tampak berpuluh-puluh
layar yang berderet di pelabuhan.
e.
Dia sedang asyik membaca Nh. Dini di
perpustakaan sekolah.
14. Sebagai manusia kita harus sejalan antara
perkataan dan perbuatan. Jika tidak, kita tidak
akan dipercaya, atau dibenci, dan akan
dijauhi teman-teman.
Peribahasa yang tepat sesuai dengan per-
nyataan di atas adalah . . . .
a.
tak ada gading yang tak retak
b.
habis manis sepah dibuang
c.
seperti telur di ujung tanduk
d. bejalan peliharalah kaki, berkata pelihara-
lah lidah
e.
seperti api dalam sekam
160
Latihan Ujian Nasional
15. Proses yang lebih penting dari membaca
kreatif itu tidak sekadar menangkap makna
dan maksud dalam bacaan, tetapi juga
menerapkan ide-ide atau informasi yang
tertuang dalam bacaan dalam kehidupan
sehari-hari. Pembaca kreatif akan melakukan
aktivitas yang bermanfaat bagi kualitas
hidupnya berdasarkan informasi dari bacaan.
Dalam diri seorang pembaca kreatif akan
tampak sejumlah kemajuan, baik dalam
bidang kognitif, afektif, maupun psiko-
motorik. Dengan demikian, kualitas hidup
pembaca akan lebih terarah dan meningkat.
Kalau ternyata begitu selesai membaca tidak
ada tindak lanjutnya, berarti ia bukan pem-
baca kreatif.
Inti sari teks di atas yang tepat adalah . . .
a. Membaca kreatif tidak sekadar me-
nangkap makna dan maksud bacaan.
b.
Membaca kreatif berarti menerapkan ide-
ide dalam bacaan dalam kehidupan
sehari-hari.
c.
Membaca kreatif menampakkan kemaju-
an kognitif, afektif, maupun psiko-
motorik.
d. Membaca kreatif dapat meningkatkan
kualitas hidup berdasarkan informasi
dari bacaan.
e.
Membaca yang tidak ada tindak lanjut-
nya berarti bukan membaca kreatif.
16.
Penyelenggaraan pameran dan promosi
akan makan biaya yang tidak sedikit. Oleh
karena itu, biaya itu harus dip
erhatikan secara
cermat dalam perencana
an, agar tidak terjadi
besar pasak daripada tiang.
Makna peribahasa yang digunakan pada
penggalan wacana di atas adalah . . .
a.
Menekan biaya pameran dan promosi
agar mendapat hasil.
b. Ongkos pameran dan promosi tidak
sebanding dengan hasil.
c.
Kebutuhan pameran dan promosi cukup
tinggi dan mahal.
d. Biaya pameran lebih tinggi daripada
biaya promosi barang.
e.
Biaya pengeluaran lebih tinggi daripada
hasil yang diperoleh.
17. Burung perkutut di atas galah,
kayu cendana dibuat bangku.
Tuntut ilmu tiada lelah,
jadi sarjana cita-citaku.
Pantun di atas berisi tentang . . . .
a.
nasihat
b. teka-teki
c.
keinginan
d. doa
e.
jenaka
18. Amati percakapan berikut!
1.
Guru
:
”Selamat pagi, Pak!”
2.
Kepsek :
”Selamat pagi, Ibu mengajar
pagi ini?”
3.
Guru
:
”Ya, Pak! Kelihatannya ada
sesuatu?”
4.
Kepsek : ”Jam pertama semua siswa
tidak belajar karena ada
edaran dari Kanwil, kita harus
melakukan gotong royong.”
5.
Guru
:
”Kegiatan ini dalam rangka
apa, Pak?”
6.
Kepsek :
”Hem . . . untuk memperingati
Hari Lingkungan Hidup.”
Kalimat yang berisikan informasi faktual
adalah nomor . . . .
a.
1
b. 2
c.
3
d. 4
e.
5
19.
Alinea pembuka yang tepat untuk surat
lamaran pekerjaan berdasarkan iklan di atas
adalah . . .
a.
Berdasarkan iklan Bapak, saya mengaju-
kan lamaran pekerjaan untuk . . . .
b. Sehubungan dengan iklan Bapak yang
dimuat pada harian
Independen
. . . .
c.
Melalui surat ini saya mengajukan lamar-
an pekerjaan untuk memenuhi . . . .
d. Saya tertarik akan iklan Bapak karena
sesuai dengan pendidikan saya.
e.
Memenuhi iklan Bapak, saya bermaksud
mengisi lowongan kerja tersebut.
LOWONGAN KERJA
DIBUTUHKAN segera seorang tenaga
pembukuan minimal tamat D3 Akuntansi.
Lamaran dialamatkan ke PO BOX 211
Jakarta
Paling lambat 2 minggu setelah iklan ini
diterbitkan.
161
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
20. Perusahaan yang sedang berkembang
membutuhkan kepala bagian iklan S1, Inggris
aktif, maksimal 28 tahun, mampu meng-
operasikan komputer, berpengalaman dalam
bidang
advertising
, siap bekerja keras untuk
memajukan perusahaan.
Sumber:
Republika
, 6 Januari 2006
Kalimat yang menyatakan isi surat lamaran
pekerjaan dengan tepat sesuai ilustrasi di atas
adalah . . .
a.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Fida, 26 tahun, D3 Akuntansi, siap dilatih
mengoperasikan komputer dan dilatih
bahasa Inggris aktif.
b.
Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan di
harian
Republika
membutuhkan bagian
iklan.
c.
Sehubungan dengan iklan Bapak di
harian
Republika
, 9 Januari 2003 meng-
harapkan agar Bapak menerima saya
sebagai kepala bagian iklan di perusaha-
an Bapak.
d. Sehubungan dengan iklan lowongan
pekerjaan di harian
Republika
, 9 Januari
2003 saya mengajukan lamaran pekerjaan
sebagai kepala bagian iklan di perusaha-
an Bapak, mohon diterima.
e.
Berdasarkan iklan lowongan pekerjaan di
harian
Republika
, 9 Januari 2003 tentang
kepala bagian iklan, saya bermaksud
untuk melamar bekerja di perusahaan
Bapak.
21. Dengan hormat,
Berdasarkan surat lamaran Bapak
tanggal 5 Mei 2006, maka dengan menyesal
kami tidak dapat memenuhi permohonan
Bapak.
Berhubungan tempat yang Bapak ingin-
kan baru-baru ini sudah ada yang menempati . . . .
Kalimat yang dicetak miring dalam penggal-
an surat balasan lamaran pekerjaan di atas
kurang tepat. Kalimat yang tepat adalah . . .
a.
Berhubungan Bapak agak terlambat
untuk melamar pekerjaan.
b. Sebab tempat yang Bapak harapkan
sudah ada yang mengisi.
c.
Berhubungan tempat yang Bapak
harapkan sudah tidak ada lagi.
d. Hal ini disebabkan lowongan kerja yang
Bapak harapkan sudah terisi.
e.
Sebab lowongan kerja yang Bapak
inginkan sudah diisi orang lain.
22. Perhatikan percakapan berikut!
1.
Niko :
Net, kau sudah mengerjakan
PR Matematika itu?
2.
Netty : Sudah, tapi masih sebagian
ketika aku mengerjakan lampu
padam.
3.
Niko :
Soal nomor 5 betul-betul me-
musingkan.
4.
Netty :
Aku dapat, hasilnya minus!
5.
Niko :
Bagimu soal itu mudah! Aku
jadi bingung.
6.
Netty : Tak perlu dipermasalahkan
nanti aku tunjukkan cara me-
nyelesaikannya.
Kalimat yang menyatakan ketidaksanggup-
an terdapat pada nomor . . . .
a.
1
d. 5
b. 2
e.
6
c.
3
23. Siti
:
Pak Bagas memang guru sejati.
Mau melibatkan diri dengan
problem anak-anaknya. Dia
sungguh seperti bapakku
sendiri.
Rahmad :
Dia seo
rang bapak yang me-
lindungi, sifatnya lembut seperti
seorang ibu . . . .
Armen
:
Bagaimana kalau dia kita juluki,
Pak Bagas sang penyelamat . . . .
Semua
:
Setuju!
Isi penggalan drama tersebut . . .
a.
Pak Bagas adalah ayah Siti.
b. Pak Bagas orang yang memerhatikan
anak-anaknya sendiri.
c.
Pak Bagas dijuluki sebagai sang pe-
nyelamat.
d. Pak Bagas bersifat keibuan.
e.
Pak Bagas seorang guru ilmu sejati.
24.
Rumah Indaman di Kampung Melayu
yang tidak dapat dinamakan besar, sudah
disambung dengan pelampang ke muka, lalu
dihiasi dengan daun-daun beringin dan
bunga-bunga teratai. Bunga kertas yang
berumbai-rumbai pun tidak pula ketinggal-
an, sebagai lazim diperbuat di kampung, tiap-
tiap ada perhelatan.
Unsur intrinsik yang dominan pada penggal-
an novel di atas adalah . . . .
a.
alur cerita
d. tema
b. perwatakan
e.
sudut pandang
c.
latar
162
Latihan Ujian Nasional
25. Sukri bagaikan dibakar api di dalam semak-
semak. Dia pandang skuter itu berlalu
meninggalkan bunyi yang menusuk hati. Dia
perhatikan tangan Sumarni mendekap
pinggang pemuda itu. Darahnya mendidih
melihat itu. Inilah penyebab dinginnya sikap
Sumarni kepadanya. Dia sudah berpaling
kepada pemuda lain dan skuter. Aku tidak
punya skuter dan pemuda itu punya skuter.
Dan Sukri menyelipkan pisau belati di
pinggangnya.
(”Sukri Membawa Pisau
Belati”, Hamzah Rangkuti)
Watak tokoh dalam penggalan cerita tersebut
dideskripsikan pengarang melalui . . . .
a.
bentuk lahir tokoh
b.
dialog antartokoh
c.
pandangan tokoh lain
d. ucapan-ucapan tokoh
e.
pikiran-pikiran tokoh
26. Langit kelabu Kota Hujan seperti mengancam
hari. Memang musim ini lagi tak menentu.
Beberapa gumpal awan pekat nampak seolah-
olah membendung cahaya matahari. Namun,
burung-burung tetap berkicau memulai hari,
menikmati hidup tanpa membosankan.
Kutipan tersebut menggambarkan latar . . . .
a.
keadaan kota pada suatu hari
b.
suasana pagi yang mendung di sebuah
kota
c.
suasana kota yang ceria pada pagi hari
d. kesejukan di sebuah kota
e.
suasana pagi yang cerah
27. Kalimat yang menyatakan laporan hasil semi-
nar adalah . . . .
a.
Berdasarkan hasil seminar tersebut kami
menyarankan agar minat baca hendak-
nya ditanamkan pada anak sejak kecil.
b. Saudara pemandu kami menyarankan
agar seminar ini waktu diskors dulu.
c.
Kami (Panitia) menyarankan agar para
peserta seminar ini dapat mengikuti
dengan saksama.
d. Tujuan seminar ini agar para generasi
muda dapat memahami nilai-nilai
kehidupan yang terjadi di masyarakat.
e.
Seminar ini diharapkan dapat diikuti oleh
peserta dari berbagai daerah.
28. Pramuniaga toko baru itu cantik sekali.
Jika
yang baru itu adalah pramuniaga toko
,
penulisan yang tepat adalah . . .
a.
Pramuniaga, toko baru itu cantik.
b.
Pramuniaga toko, baru itu cantik.
c.
Pramuniaga-toko baru itu cantik.
d. Pramuniaga toko-baru itu cantik.
e.
Pramuniaga toko baru itu, cantik.
29. Kalimat berikut yang termasuk kalimat
ambigu adalah . . .
a.
Anggota tim penerbang AURI sangat
terampil dalam beratraksi.
b. Teknologi kedirgantaraan berkembang
sangat pesat.
c.
Pameran kedirgantaraan telah di-
selenggarakan di Halim Perdanakusuma.
d. Pesawat Fokker 16 baru mengadakan
manuver-manuver yang indah.
e.
Olahraga terjun payung merupakan
sarana cinta kedirgantaraan.
30. Yth. Pimpinan PDAM Kotamadya Bandung
Jalan Bhayangkara 32
di Bandung.
Dalam penulisan bagian alamat surat di atas
terdapat kesalahan yaitu . . . .
a.
penulisan singkatan Yth. seharusnya
Yang Terhormat
b.
penulisan jalan seharusnya Jln.
c.
penggunaan tanda titik di belakang kata
Bandung
d. penggunaan kata depan dihilangkan
e.
penulisan 32, seharusnya No. 32
31.
Sejak Sekolah Dasar aku dididik mandiri
oleh ibuku. Pada saat aku berusia 11 tahun
ibuku mendidik aku supaya bisa mencari
uang sendiri memenuhi kebutuhan sekolah-
ku. Setiap berangkat sekolah ibuku menyerta-
kan bermacam-macam buah satu tas untuk
dijual di sekolah. Aku melakukannya dengan
senang hati. Lama-kelamaan ibuku me-
nyuruhku untuk membeli dan menjual
sendiri tanpa harus dibantu siapa pun.
Kegiatan semacam itu aku lakukan sampai
sekarang meskipun aku sudah sekolah di
SMA dengan barang-barang dagangan yang
berbeda. Sekarang aku menjual pakaian yang
berkualitas rendah sampai dengan ber-
kualitas tinggi. Yang paling mengesankan
bagiku sejak dulu sampai sekarang masih
tetap ada pembeli yang berbohong pada saat
mengambil barang tanpa sepengetahuanku.
Sungguh rendah moral pembeli itu.
163
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Paragraf di atas adalah paragraf . . . .
a.
argumentasi
d. deskripsi
b. persuasi
e.
narasi
c.
eksposisi
32.
Sebagai tempat hidup, laut mempunyai
kelebihan dibandingkan darat. Kelebihan-
kelebihan laut, antara lain, suhu yang kurang
berubah-ubah, dukungan yang lebih banyak
untuk melawan gravitasi bumi, air yang
cukup tersedia. Dengan air yang cukup
tersebut, makhluk hidup di laut dapat
menyerap air langsung masuk sistem tubuh.
Makhluk hidup di laut dapat memperoleh
oksigen dan karbon.
Alinea tersebut menggunakan pola pe-
ngembangan . . . .
a.
deduksi
d. kombinasi
b. induksi
e.
narasi
c.
deskripsi
33. Kalimat kesimpulan rapat yang tepat adalah
. . .
a.
Rapat menyimpulkan bahwa keputusan
akhir terserah kepada semua peserta
rapat.
b. Bagaimanapun keputusan ini baru
merupakan langkah awal.
c.
Berdasarkan kesepakatan dan per-
timbangan bersama, peserta rapat
menyimpulkan bahwa semua siswa kelas
II dinyatakan naik kelas.
d. Tiada gading yang tak retak, jadikanlah
keputusan ini sebagai langkah awal
program kerja kita.
e.
Apa pun yang terjadi kita harus tetap
mendukung keputusan rapat secara
sukarela, ikhlas, dan setia.
34. Pahamilah ilustrasi ceramah kemasyarakatan
ini!
Dalam rangka memperingati hari ulang
tahun sekolah, OSIS di sekolah menggalak-
kan kegiatan GDN. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan melalui Paskibra, PKS, dan
PMR. Sekolah mengawali kegiatan tersebut
dengan ceramah.
Kalimat pembuka dalam ceramah yang
paling tepat sesuai dengan ilustrasi adalah . . .
a.
Dalam rangka menggalakkan Gerakan
Disiplin Nasional, OSIS diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan Paskibra, PMR,
atau PKS . . . .
b.
Untuk mengawali kegiatan ulang tahun
sekolah, OSIS dapat memulai kegiatan-
nya dengan memasyarakatkan Gerakan
Disiplin nasional melalui Palang Merah
Remaja . . . .
c.
Gerakan Disiplin Nasional bukan hanya
milik rakyat awam saja, melainkan juga
untuk para pelajar.
d. Dalam ceramah ini, topik yang akan kita
bahas yaitu masalah GDN yang dapat
dilaksanakan oleh OSIS melalui Paskibra,
PKS, dan PMR.
e.
Kegiatan ceramah kali ini kita isi dengan
menggalakkan GDN, melalui OSIS.
35.
Sekian sambutan kami, mohon maaf
apabila pengarahan kami tidak memuaskan.
Terus terang saja kami sebenarnya belum
menguasai materi yang kami sajikan ini
karena kami diminta memberikan pengarah-
an ini secara mendadak sehingga kurang
persiapan. Di samping itu, pengetahuan kami
di bidang ini memang kurang, hal ini disebab-
kan oleh pendidikan kami yang minim. Sekali
lagi, kami mohon maaf.
Komentar yang tepat dari penggalan teks
pidato di atas adalah . . .
a.
Pemberi pidato cukup bagus karena
beliau berterus terang apa adanya.
b. Pemberi pidato cukup bagus karena
beliau bersikap konsekuen.
c.
Sikap pemberi pidato dalam sambutan-
nya cukup jantan.
d. Sikap yang ditunjukkan pemberi pidato
kurang bagus karena terlalu jujur.
e.
Sikap yang ditunjukkan pemberi pidato
kurang bagus karena dirinya terlalu
merendahkan diri.
36. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Bagian karya tulis di atas terdapat pada
bagian . . . .
a.
saran
d. pendahuluan
b. kesimpulan
e.
kata pengantar
c.
isi
37. Kalimat simpulan diskusi yang baik adalah . . .
a.
Para peserta diskusi hendaknya me-
nyetujui simpulan ini.
b. Mengingat suara terbanyak, diskusi ini
saya simpulkan.
164
Latihan Ujian Nasional
c.
Sebaiknya para peserta diskusi me-
nyadari bahwa simpulan ini milik ber-
sama.
d. Hendaknya Saudara paham bahwa setiap
diskusi ada simpulan.
e.
Sebelum diskusi ini berakhir, akan kami
bacakan beberapa simpulan.
38.
Bacalah paragraf berikut dengan cermat!
Sekali lagi, buah dan sayuran
ditemukan bermanfaat bagi kesehatan.
Penelitian Universitas Cambridge
menemukan bahwa mengonsumsi
vitamin C dapat menurunkan risiko
kematian akibat sakit jantung. Profesor
Kay-tee Khaw meneliti 19.496 orang
berusia 50–79 dari Norfolk. Hasilnya, di
antara responden yang banyak
mengonsumsi vitamin C, ternyata
kematian akibat sakit jantung sangat
sedikit. Studi ini juga menemukan
peningkatan konsumsi buah atau
sayuran sebesar 50 gram, tercatat dapat
menurunkan angka kematian akibat
penyakit jantung hingga 20 persen.
Simpulan isi paragraf tersebut adalah . . .
a.
Responden berusia 50–79 sangat tepat
untuk penelitian penemuan ini.
b.
Penelitian Universitas Cambridge sangat
berguna bagi tubuh manusia.
c.
Makan buah dan sayuran dapat
mengurangi risiko penyakit jantung.
d. Mengonsumsi vitamin C memper-
panjang umur manusia.
e.
Buah dan sayuran perlu dikonsumsi
setiap hari oleh manusia.
39.
Untuk menangani proyek pembangunan
di DIY yang akan jadi biang garapan rekanan
anggota Gapensi, dengan nilai tiga miliar ke
bawah, para Pimpro hendaknya mengutama-
kan rekanan dari DIY. Hal ini dalam rangka
mengamankan kesepakatan yang dibuat oleh
pengurus Gapensi Provinsi se-Jawa.
Kalau ada rekanan dari luar DIY yang
nekat mendaftar dan ikut tender untuk
proyek di DIY, Pimpro hendaknya bisa mem-
prioritaskan pemenangnya pada rekanan
DIY.
Berdasarkan penggalan berita tersebut, pesan
yang terkandung di dalamnya adalah . . .
a.
Proyek pembangunan di DIY akan men-
jadi bidang garapan rekanan anggota
Gapensi.
b.
Para pimpro hendaknya mengutamakan
rekanan dari DIY dalam menangani
proyek pembangunan di DIY.
c.
Gapensi mengamankan kesepakatan
yang dibuat oleh pengurus Gapensi se-
Jawa.
d. Gapensi menggarap bidang garapan
rekanan anggota Gapensi.
e.
Proyek pembangunan di DIY sedang
digalakkan.
40. Bacalah penggalan cerpen ”Robohnya Surau
Kami” berikut ini!
”Salahkah menurut pendapatmu,
kalau menyembah Tuhan di dunia?”
tanya Haji Saleh.
”Tidak. Kesalahan engkau karena
engkau terlalu mementingkan dirimu
sendiri. Kau takut masuk neraka, karena
itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau
melupakan kehidupan kaummu send
iri,
melupakan kehidupan anak istrimu
sendiri, hingga mereka kucar-kacir
selamanya. Itulah kesalahanmu yang
terbesar, terlalu egoistis, padahal engkau
di dunia berkaum, bersaudara, semua-
nya, tapi engkau tak mempedulikan
mereka sedikit pun.”
Amanat dari penggalan cerpen di atas . . .
a.
Orang kaya yang egois, hanya mementing-
kan diri sendiri, tidak ped
uli dengan
kemelaratan masyarakat sekitar.
b.
Orang yang taat bersembahyang karena
takut masuk neraka.
c.
Orang yang suka beribadat saja karena
beribadat tidak mengeluarkan petuah.
d. Kita semua harus beramal di samping
beribadah.
e.
Kita hidup di dunia harus selalu me-
nyembah Tuhan.
165
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
41. Perhatikan contoh notula berikut ini!
(1) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
Acara pembuka dipimpin . . . .
Pelaksanaan:
memutuskan kenaikan 100%
semua siswa diacak.
Acara penutup dipimpin . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
(2) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
SMA I Sleman, Yogyakarta
Pelaksanaan tanggal . . . .
Acara:
a) pembukaan
b) sambutan Kepala Sekolah
c)
pengesahan kenaikan kelas
d) penutup
Hasil:
a) Kelas I
Jumlah siswa 240
Naik : 237, Tidak Naik 3
b) Kelas II
Jumlah siswa 240
Naik : 238, Tidak Naik 2
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
(3) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
Acara:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pelaksanaan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
(4) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
Pembukaan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Isi:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penutup:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
(5) Laporan Hasil Rapat Kenaikan Kelas
No.
:
Hal
:
Acara :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kegiatan:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penutup:
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Yogyakarta, . . . .
Kepala Sekolah
Sekretaris
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . .
Contoh notula yang benar adalah nomor . . . .
a.
pertama
d. keempat
b.
kedua
e.
kelima
c.
ketiga
42. Pembahasan karya tulis ini penulis awali
dengan mengetengahkan masalah yang
berkaitan dengan peranan pelajar dalam
menciptakan kamtibmas. Secara umum,
pelajar merupakan bagian dari masyarakat.
Oleh karena itu, pelajar tidak mungkin ter-
lepas dari tanggung jawab dalam kamtibmas,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mengingat luasnya jangkauan pembahasan,
pembahasan tersebut akan dibatasi ruang
lingkupnya.
Pertanyaan yang sesuai dengan pendahulu-
an di atas adalah . . .
a.
Apakah remaja mempunyai sikap acuh
tak acuh terhadap kamtibmas?
b.
Benarkah remaja merupakan bagian dari
masyrakat?
166
Latihan Ujian Nasional
c.
Kapankah remaja harus berperan langsung
dalam menciptakan kamtibmas?
d. Umur berapakah seseorang dikelompok-
kan sebagai remaja?
e.
Bagaimanakah hubungan antara remaja
dan orang tua dalam menciptakan
kamtibmas?
43. Kami mengadakan kegiatan ini dengan
tujuan sebagai berikut.
1) mempererat hubungan antarsiswa di
SMA ini,
2) memacu kreativitas dalam bidang
fotografi, dan
3) membentuk kegiatan remaja yang positif.
Bagian proposal di atas termasuk . . . .
a.
latar belakang
b.
dasar pemikiran
c.
tujuan
d. kepanitiaan
e.
anggaran
44.
(1) RSU ini direncanakan merupakan
salah satu alternatif tepat pemilihan peng-
obatan di kota ini. (2) Di RSU ini dipasang
alat canggih untuk mendeteksi kelainan
jantung. (3) Pengelola RSU berusaha
melengkapi pengobatan setingkat RSU di
kota besar. (4) Jika pertambahan penduduk
meningkat 2% per tahun, RSU ini menjadi
alternatif pertama dalam pemilihan kesehat-
an. (5) Ada kasus bahwa pelayanan kesehatan
bermutu lebih mudah dikenal dari kecanggih-
an infrastruktur klinik maupun rumah sakit.
Kalimat yang mengandung fakta terdapat
pada nomor . . . .
a.
(1)
b. (2)
c.
(3)
d. (4)
e.
(5)
45.
Cermati kutipan drama berikut!
(1) Siswadi :
(tertawa sendirian)
(2) Sarbini :
Jangan tertawa. Saya
sungguh-sungguh ini. Kau
tahu bahwa aku sudah lama
hidup sendirian.
(3) Siswadi :
Kau sudah pernah berbicara
dengan dia?
(4) Sarbini :
Sudah
(5) Siswadi :
Jadi, bagaimana kau bisa
kira-kira dia mau menerima
kau?
(6) Sarbini :
Aku takut, jangan-jangan
. . . .
Perbaikan kalimat nomor (4) pada dialog
tersebut adalah . . .
a.
Kemarin lusa.
b.
Belum pernah.
c.
Kakakku yang bicara.
d. Tadi pagi.
e.
Pastilah itu.
46.
Akhir-akhir ini media massa sering
memuat foto seksi artis, tetapi para artis
tersebut membantah bahwa itu hanya teknik
canggih yang dikuasai fotografer.
Kalimat opini yang tepat sesuai ilustrasi
tersebut adalah . . .
a.
Saya membaca berita yang serupa itu
kemarin di surat kabar
Indo Pos
tanggal
23 Juli 2006.
b.
Berani sekali para artis itu berfoto seperti
itu, padahal foto seperti itu akan mem-
buat nama mereka tercemar.
c.
Sudah lebih sepuluh orang artis berfoto
seksi dimuat di surat kabar ibu kota.
d. Artis-artis yang berfoto seksi tersebut
tidak semuanya mengaku bahwa itu
tubuh seksi mereka.
e.
Salah seorang artis berfoto seksi itu telah
dipanggil ke kepolisian karena dianggap
melanggar kesusilaan.
47. Tanggapan Peserta Seminar
”Saya kurang setuju kalau dikatakan
bahwa penyebab utama banyaknya transmigran
yang kembali ke daerah asal disebabkan oleh
faktor mental para transmigran. Apakah yang
Saudara maksudkan dengan faktor mental
tersebut?”
Kalimat jawaban berikut yang tidak tepat
adalah . . .
a.
Transmigran tidak biasa bekerja keras.
b. Transmigran kurang tahan hidup men-
derita.
c.
Transmigran lebih senang hidup dekat
dengan keluarga.
d. Transmigran kurang diperhatikan oleh
pemerintah.
e.
Transmigran ingin cepat memperoleh
hasil.
167
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
48.
Setiap malam berpuluh ribu tikus me-
nyerbu desa-desa di Kecamatan Pracimantoro.
Segala macam tanaman, sampai pohon petai
cina yang sudah tua, habis digerogoti tikus.
Binatang piaraan, seperti: ayam, kambing,
dan sapi, tidak luput dari serangan tikus yang
ganas itu. Apalagi bahan makanan, tidak bisa
lagi disembunyikan dari tikus. Bahkan, pen-
duduk beberapa desa terpaksa diungsikan
karena ketakutan. Sampai sekarang masih ada
orang yang tidak mau pulang ke kampung
halamannya.
Kalimat yang sesuai untuk menutup paragraf
induktif tersebut . . .
a.
Itu baru di Pracimantoro.
b.
Di wilayah lain demikian pula adanya.
c.
Nah, sekarang saya baru tahu kisahnya.
d. Bahkan, mereka takut pulang ke kampung
halamannya.
e.
Memang mengerikan sekali serangan
tikus di Wonogiri pada saat itu.
49.
Krisis moneter yang melanda Indonesia
berdampak pada sektor industri. Banyak
perusahaan yang terpaksa mem-PHK
karyawan. Hal ini terpaksa dilakukan agar
perusahaan tidak bangkrut. Akibatnya,
banyak anak putus sekolah karena orang
tuanya kehilangan pekerjaan. Di antara anak
tersebut, ada yang menjadi gelandangan.
Kesimpulan isi berita tersebut . . .
a.
Krisis moneter menimbulkan permasalah-
an yang kompleks bagi banyak pihak.
b. Krisis moneter berdampak buruk bagi
sektor industri.
c.
Dengan adanya krisis moneter banyak
karyawan di-PHK.
d. Karena mem-PHK karyawannya, banyak
industri yang menjadi bangkrut.
e.
Perusahaan terpaksa mem-PHK karyawan.
50.
(1) Peserta Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
kelapa sawit, di Desa Suka Makmur bukan
hanya memerlukan rumah yang layak huni.
(2) Mereka tahu betul, arti rumah yang sehat
dan indah. (3) Untuk bisa memilih rumah,
mereka sebaiknya melakukan arisan di antara
kelompok tani. (4) Sekarang di desa yang
ditempati tahun 1986 itu telah berdiri 200
rumah permanen dengan ukuran rata-rata
12 x 14 meter. (5) Dua puluh anggota
kelompok tani Bunga Kantil memiliki rumah
baru dan permanen.
Kalimat yang berisi fakta terdapat pada
nomor . . . .
a.
(1) dan (2)
b.
(1) dan (3)
c.
(3) dan (4)
d. (3) dan (5)
e.
(4) dan (5)
168
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Glosarium
agraris:
berhubungan dengan pertanian atau tanah
pertanian
alternatif:
pilihan lain di antara dua atau beberapa
kemungkinan
artikel:
karangan atau karya tulis lengkap, misalnya
berita atau esai yang dimuat di surat kabar atau
majalah
bisnis:
usaha komersil di bidang perdagangan; usaha
dagang; bidang usaha
delegasi:
orang yang ditunjuk dan diutus oleh sebuah
perkumpulan atau instansi untuk melakukan suatu
perundingan atau kegiatan
demokrasi:
sistem pemerintahan yang seluruh
rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara-
an wakilnya
ekosistem:
keanekaragaman suatu komunitas dan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu
kesatuan di alam
ekstrem:
sangat keras dan tangguh
elaborasi:
penggarapan secara tekun dan cermat
elektronik:
alat yang dibuat berdasarkan prinsip
elektronika atau alat yang bekerja berdasarkan
prinsip-prinsip elektronika
elektronika:
cabang fisika yang mempelajari dampak
elektron dan alat-alat yang menggunakannya
emosi:
luapan perasaan yang berkembang dan surut
dalam waktu yang singkat
esensi:
hakikat, inti, atau hal yang pokok
estetika:
kepekaan terhadap seni dan keindahan
etalase:
tempat memamerkan barang-barang yang
dijual
fenomena:
hal-hal yang dapat disaksikan oleh panca-
indra dan dapat diterangkan secara ilmiah; sesuatu
yang luar biasa atau keajaiban
festival:
hari atau pesta gembira dalam rangka
memperingati peristiwa penting atau bersejarah
forum:
tempat pertemuan untuk bertukarpikiran secara
bebas
generasi:
sekumpulan orang yang kira-kira sama waktu
hidupnya, sama angkatan atau turunan
globalisasi:
proses masuknya ke ruang lingkup dunia
atau mendunia
infrastruktur:
prasarana
inisiatif:
prakarsa
inovasi:
pemasukan atau pengenalan terhadap hal-hal
yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang
sudah ada atau dikenal
insektisida:
senyawa kimia yang digunakan untuk
membunuh serangga
instansi:
badan pemerintah umum
intro:
pengantar
kastroli:
obat pencuci perut yang dibuat dari minyak
jarak
kompetitif:
berhubungan dengan kompetisi
kompetisi:
persaingan
konstitusi:
undang-undang dasar suatu negara; aturan
tentang ketatanegaraan
kontribusi:
uang iuran atau sumbangan
konvensional:
tradisional atau berdasarkan aturan
kreasi:
hasil daya cipta, atau buah pikiran dari ke-
cerdasan atau akal manusia
kritis:
dalam keadaan gawat atau genting
logis:
sesuai dengan logika atau masuk akal
mental:
berhubungan dengan batin dan watak manusia
dan tidak berhubungan dengan badan dan tenaga
operasional:
berhubungan dengan pelaksanaan
optimal:
terbaik, tertinggi, paling menguntungkan
optimis:
orang yang selalu memiliki pengharapan baik
dalam menghadapi sesuatu
ornamen:
hiasan yang dipahat di dinding candi atau
dalam arsitektur; kerajinan tangan
piawai:
pandai, cakap, atau mampu
potensi:
kemampuan yang memungkinkan untuk
dikembangkan
presentasi:
penyajian atau pertunjukan kepada orang
yang diundang; pengucapan pidato
prestasi:
hasil yang telah dicapai
prioritas:
yang didahulukan dan diutamakan dari yang
lain
prospek:
kemungkinan atau harapan
publik:
orang banyak atau semua orang yang datang
responsif:
cepat merespons atau memberi tanggapan
atau jawaban
solusi:
penyelesaian atau pemecahan
stabilitas:
kemantapan atau keseimbangan
subjektif:
mengenai atau menurut pandangan sendiri
tipografi:
seni cetak
tradisi:
adat atau kebiasaan yang turun-temurun
wirausaha:
orang yang pandai mengenali produk baru,
menentukan cara memproduksi, menyusun
pengadaan produk baru, memasarkan produk
baru, dan mengatur modal kegiatan produksi
169
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono. 2003.
Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Asmara, Adhy. 1983.
Cara Menganalisa Drama
. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Bachri, Sutardji Colzoum. 2001.
Gelak Esai dan Ombak Sajak Anno 2001
. Jakarta: Buku Kompas.
Darmawati, Uti. 2007.
Surat-Menyurat
. Yogyakarta: KTSP.
Haji, Raja Ali. 2004.
Gurindam Duabelas dan Syair Sinar Gemala Mestika Alam
. Yogyakarta: Balai Kajian
dan Pengembangan Budaya Melayu.
K.S., Tugiyono dan Eny Sukaeni. 1985.
Sekali Merdeka Tetap Merdeka, Biografi Para Pejuang
. Jakarta: Jakarta
Baru.
Marewo, N. 2004.
Lalat-Lalat dan Burung Bangkai
. Yogyakarta: Jendela.
Mido, Frans. 1994.
Cerita Rekaan dan Seluk-Beluknya
. Ende: Nusa Indah.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002.
Teori Pengkajian Fiksi
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2000.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
. Jakarta: Pusat
Bahasa dan Intan Pariwara.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1991.
Antologi Apresiasi Kesusastraan
. Jakarta: Gramedia.
Soedarso. 2002.
Speed Reading, Sistem Membaca Cepat dan Efektif
. Jakarta: Gramedia.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
. Edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Triningsih, Diah Erna. 2007.
Berani Bicara
. Yogyakarta: KTSP.
Waluyo, Herman J. 1987.
Teori dan Apresiasi Puisi
. Jakarta: Erlangga.
_____. 2006.
Drama Naskah, Pementasan, dan Pengajarannya
. Solo: LPP dan UNS Press.
Daftar Pustaka
170
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
A
Abd. Wahid S., 158
Aguk Irawan Mn., 105
Agus Noor, 11
Agustinus, 68
Alur, 11, 18–20, 29, 60–61, 66, 69, 72, 79–80, 143, 147,
149, 152, 157, 161
Amanat, 29, 66, 69, 72
Artikel, 6–7, 9–10, 15, 37, 42, 77–78, 82, 93, 105
B
Biografi, 21, 23, 30
C
C. Hooykaas, 159
Chairil Anwar, 153–154
D
Deduktif, 8, 92, 94, 103–105, 110, 138–139
Diskusi, 3–6, 13–16, 39, 45–46, 48–52, 54, 64–65, 66, 69,
72–73, 77, 80, 142, 153, 163–164
E
Ekspresi, 12, 18, 25, 35–36, 38, 41, 46–48, 50, 52,
102, 106, 111
Esai, 80, 105–112, 124–128, 153–156
F
F. Rahardi, 122
Fakta, 2, 4, 13, 15, 37–38, 44, 49–50, 64, 72–73, 75, 82, 92,
166–167
G
Gurindam, 131–133, 139–140
I
Ibrahim, 128
Ide pokok, 6–10, 14–15, 37, 66, 77, 82, 89, 92,
93–94, 103, 110, 121, 133, 138–140
Ikranegara, 123
Induktif, 8, 104, 110, 133–140, 167
Inti sari buku, 21, 30, 54–57, 61
Intonasi, 5, 18, 20, 24–25, 30, 32, 35–36, 41, 46–48, 50,
52, 57–58, 61, 101–103, 142, 155
J
Jeda, 24–25, 30, 35–36, 41, 46–48, 50, 58, 61, 102, 155
K
Konflik, 5, 19–20, 59–61, 68–71, 73, 84–85
Kritik, 2, 23, 34–35, 41, 48, 54, 60, 70, 77, 80–81, 100,
105–110, 126, 142, 151, 155–156, 163
L
Lafal, 25, 35–36, 41, 46–48, 50, 52, 101–103, 142
Laporan perjalanan, 15, 72, 173
Latar, 2, 13, 18–20, 21, 29, 44, 49, 58–61, 67, 69, 72, 78–
79, 85–86, 95, 116–117, 126, 146, 150, 152, 158, 161–162,
166, 172
M
Marah Rusli, 143–146, 149–150
Mohammad Hatta, 21–23
N
N. Marewo, 74
Naratif, 9
Nurudin, 70
O
Opini, 2–3, 13, 15, 44, 49–50, 64, 72, 75, 104, 166
P
Pendapat, 2–5, 13–14, 20, 37, 44–46, 48–52, 54, 64–65–
66, 68, 72–73, 93, 107–109, 114–115, 123–124, 133, 140,
153, 157
Penokohan, 18–19, 67, 72, 84, 98, 143, 149
Pidato, 24–26, 30, 32, 37, 57–58, 61, 76–77, 101–103, 110,
142, 153, 155, 157, 163
Pokok-pokok resensi, 12–14, 16, 86–87, 89, 93–94, 117,
120
Proposal, 86–89, 93, 116–117, 119–120, 126–128
Puisi kontemporer, 120–121, 123, 126–127
R
Rachmat Djoko Pradopo, 143, 155
Raja Ali Haji,
Resensi, 10–14, 16, 70–73, 77, 80, 86–87, 89, 93–94,
117, 120, 131–132, 140, 158–159
S
St. Takdir Alisjahbana, 147–148
Sudut pandang, 2, 13, 18, 20, 44, 49, 59–61, 68–69, 72,
79, 85, 107, 110, 115, 124, 126, 152, 155, 161
Surat lamaran, 15, 26–32, 76, 79, 160, 161
Surat undangan, 39–42, 82
Sutardji Calzoum Bachri, 108, 112, 120–121
T
Tanggapan, 2–6, 13, 14, 16, 21, 25, 29–30, 35–36, 41, 45–
46, 50–51, 60, 64–65, 72–73, 75, 77, 80, 93, 103, 105, 110,
120, 126, 155, 166
Taufiq Ismail, 105, 106, 152
Tema, 10–13, 16, 18, 19–20, 29, 47–48, 52, 59–61, 65–66,
69, 72, 85–86, 92, 94, 98, 102, 114–115, 118, 120–121, 123,
125, 127, 138, 151, 156–157, 161, 173, 176, 183
Tokoh, 11, 18–21, 23, 29, 59–61, 67–68, 72, 74, 80, 84,
85–86, 98, 112, 146, 149–150, 152–153
U
Unsur intrinsik, 18, 20–21, 29–30, 32, 66, 69, 72–74, 79,
84, 86, 93, 94, 157, 161
W
W.S. Rendra, 80, 151
Indeks
171
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
172
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
1 Teks Mendengarkan (halaman 2)
Batik Ramli dari Tujuh Daerah
Bukan karena sekarang batik sedang naik daun
maka Ramli menawarkan batik dalam pergelaran 32
tahun dia berkarya. Sejak awal berkarya, perancang
ini sudah berulang kali menggunakan batik dalam
rancangannya.Untuk pergelaran di Hotel Sahid Jaya
Jakarta, Jumat 27 Juni 2007 malam, Ramli memakai
batik dari tujuh wilayah: Bengkulu, Lampung, Betawi,
Cirebon, Solo, Yogyakarta, dan Madura. Dari
Bengkulu, muncul batik basurek yang motifnya
berangkat dari huruf kaligrafi, tetapi tanpa arti khusus.
Dari Lampung, batik dikombinasikan dengan sulam
tapis. Dari Madura muncul batik daerah Sampang
berbahan sutra dan katun. Dari Jakarta muncul batik
bermotif baru.
Pergelaran yang dilakukan Ramli tersebut
bekerja sama dengan Dekranasda DKI Jakarta. Motif
batik betawi tersebut ciptaan Badan Pengelola
Lingkungan Industri dan Permukiman (BPLIP) Pulo
Gadung. Saat ini batik tersebut memiliki dua puluh
empat motif. Motif baru itu terinspirasi dari cerita
rakyat (folklore) Betawi. Motif Cincau, yang namanya
menggambarkan minuman berbahan daun cincau,
berwarna hijau muda dengan motif seperti pucuk
rebung kuning, dipadu kembang asem latar cokelat.
Idenya, penjual cincau kerap beristirahat di bawah
pohon asam. Motif burung Hong, burung bersifat
mitologi, menggambarkan pengaruh China,
sementara motif Tangkiwood idenya berasal dari
perkampungan para artis Betawi yang masih berjaya
hingga tahun 1980-an. Motif Ciliwung menggambar-
kan aliran sungai dengan ganggang dan ikan,
sedangkan Lereng Ondel-Ondel berasal dari atraksi
khas Betawi.
Dalam pergelaran ini Ramli berupaya
melahirkan komposisi baru motif batik klasik. Selain
itu, Ramli juga mengenalkan batik baru seperti batik
betawi dan batik yang kurang dikenal luas
masyarakat umum seperti batik dari Sampang. Untuk
memperkenalkan batik dari Sampang, Ramli bekerja
sama dengan pemerintah daerah setempat. Batik
basurek, misalnya, ada yang disusun menjadi seperti
lereng, ada yang dijadikan penghias tepi rok dalam
pola ceplok berukuran besar dengan paduan motif
liris, atau menjadi motif pucuk rebung sebagai tumpal
sarung. Batik sampang bergerak dari warna merah
menyala, hitam-putih, dan cokelat dengan motif khas
Madura berupa flora dan fauna. Dari Cirebon, Ramli
menggunakan banyak motif mega mendung dalam
berbagai ukuran dan warna. Beberapa dipadu
dengan motif naga. Bila dalam motif batik Ramli
menggunakan berbagai komposisi baru, maka
dalam desain busana perubahan tidak terlalu terasa
dari masa sebelumnya.Ramli masih menampilkan
rok batik panjang kerut dipadu atasan renda ber-
potongan sederhana dengan lengan balon, atasan
panjang berbentuk tubular, atau korset yang dipadu
jaket organdi panjang. Ramli juga menggunakan
bordir yang menjadi ciri khasnya, prada keemasan
serta taburan manik dan payet berkilau-kilau untuk
blus, kebaya, dan beberapa kain panjangnya.
Dalam pagelaran itu hadir pula Ny. Fauzi Bowo
yang juga Ketua Dekranasda DKI dan Ny. Poppy
Hayono Isman, Rima Melati, Enny Sukamto
Hehuwat, dan Ratna Dumilah
Sumber: http://fashion.infogue.com/batik
ramli dari tujuh daerah
173
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
2 Teks Mendengarkan (halaman 14)
Laporan Perjalanan ke India, Negeri dengan 24 Bursa Efek
Seperti tahun-tahun sebelumnya,
Central
Depository
dari beberapa negara di Asia Pasifik yang
tergabung dalam
Asia Pacifik Central Depository
Group
(ACG) mengadakan
cross training
. Tahun ini,
cross training
yang dihadiri 11 negara tersebut digelar
di Mumbai, India, pada tanggal 3 hingga 5 Juni 2002.
Tema yang diangkat dalam pertemuan kali ini adalah
”Pengelolaan Risiko” (
Risk Management
). Berikut
laporan perjalanan dua delegasi yang dikirim KSEI.
Pasar Modal India merupakan pasar yang sangat
besar dengan lebih dari 3 juta investor tersebar di
seluruh penjuru negeri. Saat ini, India memiliki 24
Bursa Efek, dua di antaranya adalah yang terbesar
yaitu
National Stock Exchange
(NSE) dan
Bombay
Stock Exchange
(BSE).
India juga memiliki dua lembaga kliring, dua
lembaga penyimpanan (
central depository
), yaitu
National Securities Depository Ltd
(NSDL) dan
Central Depository Services
(India)
Limited
, serta
ratusan broker dan lebih dari empat ribu emiten
(perusahaan terdaftar).
India setidaknya memiliki 3 juta investor, apabila
dilihat dari jumlah subrekening yang dibuka pada
tahun 2002. Jumlah ini sangat jauh dibanding jumlah
subrekening yang dibuka di KSEI, yaitu sebanyak
50 ribu subrekening. Kesadaran para partisipan di
India dalam membuka subrekening bagi investornya
memang sangat mengagumkan.
. . . .
Sumber: www.ksei.co.id
174
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
3 Teks Mendengarkan (halaman 20)
. . . .
Dan mereka terdiam. Dari langit terdengar deru.
Itukah propeler yang akan menjemput kamu, Sihar?
Mereka menunggu kapal terbang sewaan beberapa
perusahaan minyak yang menggali di laut sekitar.
Jadwal mereka berbeda. Sihar akan ke Palembang.
Laila ke Jakarta. Pesawatnya akan datang belakang-
an, dan ia merasakan perpisahan yang terlalu cepat.
Ia mulai sedih karena akan segera melihat lelaki itu
memasuki badan pesawat, pintunya tertutup, roda-
rodanya terangkat, dan kapal itu terbang meninggal-
kan dia di antara orang-orang yang duduk menunggu
di bangku bandara pulau yang kecil dan nampak
gersang ini. Bau terasi dan bawang putih, oleh-oleh
yang paling banyak dibawa orang yang melewati
bandara ini. ”Bukan. Pesawatku masih satu jam lagi.”
Tiba-tiba Sihar melanjutkan, seperti mendapat-
kan kembali semangatnya.
”Kamu tahu, saya bawa mesiu di tas.”
”Buat apa!”
Ia agak berbisik: ”Untuk ngebom kepala
Rosano.”
. . . .
”Kenapa kasus ini tidak diajukan pengadilan
saja? Kelalaian yang menyebabkan kematian juga
termasuk pidana.”
Tapi lelaki itu tertawa sinis. ”Kamu pikir Rosano
itu siapa?” Saat itulah ia menceritakan bahwa Rosano
punya ayah seorang pejabat. ”Texcoil punya uang
lebih dari yang diperlukan untuk membungkam
keluarga Hasyim dan polisi.”
. . . .
Sesekali, dari balik lensa matanya, dia melirik
sekitar, adakah yang mendengarkan pembicaraan ini.
Tapi orang-orang asyik dengan bacaan mereka, serta
dengan kantong-kantong garlik yang perlu dirapikan
agar isinya tidak bertumpahan.
”Apa strategi kamu?”
Laila seperti tertular kekhawatirannya, menengok
sekeliling, melihat orang-orang yang terkantuk oleh
panas, sebelum melanjutkan. ”Di samping meng-
gugat Texcoil, kasus ini harus dibuka dan dikampanye-
kan di media massa. Harus ada orang-orang yang
mau mendukung keluarga korban jika terjadi
tekanan-tekanan. Harus ada LSM-LSM yang
memprotes dan mengusiknya terus. Dan saya punya
teman yang bisa mengerjakan itu.”
”Siapa dia?”
Tapi pertanyaan itu membuat si perempuan t
iba-
tiba termenung.
Sebab lelaki yang saya maksud berasal dari
masa lalu. Seseorang yang juga pernah begitu dekat
di hati saya ketika remaja, lalu menghilang bertahun-
tahun, dan muncul kembali sebagai aktivis per-
buruhan dan lingkungan di Sumatra Selatan, tanah
masa kanak-kanaknya. Waktu kecil saya sempat
memujanya. Seperti apa wajahnya kini, saya tidak
tahu. Baru setahun ini surat-surat saya dibalas lagi.
Kami tetap tak pernah bertemu sejak berpisah lebih
dari sepuluh tahun lalu.
”Dia . . . dia orang yang banyak ide dan berani.
Namanya . . . Saman.”
Dulu namanya bukan Saman
.
”Bisakah kamu ikut ke Palembang dan meng-
hubungkan saya dengan teman-teman kamu itu?”
Sihar meminta dengan antusias, tidak membaca
kegelisahan wanita itu, betapapun selintas.
Laila mengangguk. Ia segera melupakan ke-
rinduan kecilnya, sebab pria di hadapannya kini me-
mintanya untuk bersama-sama dia. Dia menemani
ia yang segera mengurus perubahan jadwal yang
mendadak itu.
Kami tidak jadi berpisah
.
. . . .
Dikutip dari:
Saman
, Ayu Utami, Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia,
1998
175
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
4 Teks Mendengarkan (halaman 34)
Pada tanggal 20–24 Februari 2007 sembilan
kelompok kesenian ketoprak saling bersaing
memamerkan kemampuannya. Mereka bersaing
dalam festival ketoprak yang digelar Paguyuban
Dalang Surakarta. Kegiatan ini berlangsung di Kebon
Sei Timasan, Makamhaji.
Kelompok ketoprak yang tampil berasal dari
Rembang, Klaten, Boyolali, Semarang, Purwodadi,
Pati, Solo, Wonogiri, dan Sragen (ada dua kelompok).
Setiap malam dalam lima hari tampil dua kelompok
ketoprak. Setelah lima malam berturut-turut dipilih tiga
kelompok ketoprak terbaik. Selain itu, sutradara,
pemeran pria dan wanita terbaik, kelompok dagelan,
serta kelompok pengrawit terbaik juga diberi peng-
hargaan.
Pada tanggal 20 Februari kelompok dari
Rembang menggelar lakon ”Darpo Kayun” dan Klaten
menggelar lakon ”Kajoran”. Pada tanggal 21 Februari
tampil kelompok ketoprak dari Boyolali dan Semarang.
Kelompok ketoprak dari Boyolali mengangkat lakon
”Syekh Siti Jenar”, sedangkan kelompok ketoprak dari
Semarang mengangkat lakon ”Brubuh Singosari”.
Pada tanggal 22 Februari tampil kelompok ketoprak
dari Purwodadi dan Pati. Kelompok ketoprak dari
Purwodadi mengangkat lakon ”Penangsang Lahir”.
Kelompok ketoprak dari Pati mengangkat lakon ”Pati
Kembang Joyo”. Pada tanggal 23 Februari kelompok
ketoprak dari Solo mengangkat lakon ”Kebo
Marcuet
”,
Laporan Pementasan Ketoprak di Surakarta
sedangkan kelompok ketoprak dari Wonogiri meng-
angkat lakon ”Demak Bintoro”. Sebagai penutup,
pada tanggal 24 Februari kelompok ketoprak Dewan
Kesenian dari Sragen mengangkat lakon ”Rakuti”,
sedangkan kelompok ketoprak dari Paseban
mengangkat lakon ”Palapa”.
Festival ketoprak diadakan sebagai bentuk
kepedulian kalangan dalang yang tergabung dalam
Paguyuban Dalang Surakarta terhadap kehidupan
seniman ketoprak yang mulai menghilang. Festival
ini juga diadakan sebagai wujud kepedulian terhadap
nasib seniman ketoprak yang semakin sulit untuk
mencukupi kebutuhan hidup mereka. Selain itu,
festival ketoprak ini diadakan sekaligus untuk
melanjutkan keinginan almarhum dalang terkenal Ki
Narto Sabdo untuk membantu rekan-rekan seniman
ketoprak.
Melalui festival ketoprak ini, kalangan dalang
berharap pemerintah juga memberikan perhatian
kepada kehidupan dan berkembangnya kesenian
ketoprak. Sebab, selama ini masih sangat rendah
perhatian yang diberikan kalangan pejabat pemerintah
bagi kehidupan kesenian tradisional ketoprak.
Padahal ketoprak merupakan media hiburan yang
cukup murah bagi masyarakat. Meskipun demikian,
kehidupan seniman ketoprak kurang mendapat
perhatian.
Sumber: www.suaramerdeka.com
176
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
5 Teks Mendengarkan (halaman 44)
Kembangkan Pariwisata Berbasis Lingkungan
Pada hari Sabtu, 16 Juni 2007 Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono secara resmi membuka Pesta
Kesenian Bali XXIX di Denpasar, Bali. Presiden
mengajak seluruh daerah mengembangkan
pariwisata berbasis lingkungan hidup dan ekonomi
daerah yang berakar pada warisan budaya.
Kelestarian lingkungan merupakan daya tarik
tersendiri di bidang pariwisata dewasa ini. Oleh karena
itu, presiden mendorong daerah mengembangkan
pariwisata berbasis lingkungan atau
ecotourism
sekaligus pembangunan ekonomi dengan dasar
warisan budaya atau
heritage economy
.
Presiden Yudhoyono didampingi Ibu Negara
Ny. Ani Yudhoyono hadir di panggung khusus yang
dibangun di depan kompleks Museum Badjra Sandhi,
Renon, Denpasar, dengan mengenakan pakaian adat
madya Bali. Turut mendampingi presiden antara lain
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, dua
Juru Bicara Presiden, Andi Malarangeng dan Dino
Pati Djalal, Gubernur Bali Dewa Beratha, serta konsul
sejumlah negara.
Menurut presiden, Bali mempunyai kekuatan
untuk mengembangkan kedua hal itu yang sekaligus
dapat menjadi contoh bagi
daerah lain. ”Budaya, seni,
kehidupan spiritual me
rupakan kekuatan dan kebesar-
an Bali. Itulah mengapa Bali sering disebut
The Island
of God
(Pulau Dewata), bahkan dinobatkan sebagai
pulau terindah di dunia,” katanya.
Bersamaan dengan acara pembukaan Pesta
Kesenian Bali (PKB) XXIX, turut diluncurkan (slogan)
pariwisata Bali bertajuk ”Bali Shanti Shanti Shanti”
yang dimaksudkan untuk memperkuat citra Bali di
mata dunia dan mempermudah promosi wisata.
Slogan ”Bali Shanti Shanti Shanti” melukiskan
budaya asli Pulau Dewata. Arti kata ”shanti shanti
shanti” yaitu semoga damai bagi semua. Harapan-
nya, jika ingin mencari kedamaian silakan datang
ke Bali.
Presiden bersama rombongan dan tamu
undangan tampak menikmati pawai pembukaan
yang berlangsung sekitar tiga jam. Pawai pembuka-
an itu sendiri bertemakan
Rucira Sancaya Mahacara
yang menggambarkan diri manusia dengan sifat
kedewataan dan keraksasaan. Ikut serta dalam
pawai itu perwakilan dari seluruh kabupaten/kota di
Bali, serta sejumlah daerah maupun negara peserta
PKB tahun ini.
PKB XXIX tahun ini akan digelar hingga 14 Juli
dengan mengusung tema
Sura Dhira Jayeng Rat
atau aktualisasi kepahlawanan menuju kesejahtera-
an masyarakat. Pesta kebudayaan ini akan diikuti
sedikitnya 13.000 seniman dari seluruh kabupaten/
kota di Bali, 14 daerah di tanah air, serta 12 negara.
Sumber:
Kompas
, 17 Juni 2007
177
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
6 Teks Mendengarkan (halaman 54)
Alat-alat elektronik seperti radio, televisi, dan
komputer merupakan hasil perkembangan teknologi.
Alat-alat elektronik tersebut dapat membuat hidup kita
mudah dan nyaman. Terlebih lagi komputer.
Kemajuan teknologi komputer memang sangat
membantu manusia. Dengan komputer, kita dapat
dengan mudah menyelesaikan pekerjaan. Saat ini
teknologi komputer pun semakin maju. Selain mem-
bantu menyelesaikan pekerjaan, kita dapat melaku-
kan apa pun dengan komputer. Misalnya, kita dapat
mendengarkan musik, menonton televisi, atau
menonton film. Bahkan, saat ini telah dikembangkan
komputer yang dapat digunakan untuk kaum tuna-
netra.
Dengan kemajuan teknologi komputer manusia
dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan mudah.
Misalnya, pekerjaan kantor, pendidikan, berbelanja,
bahkan melinting rokok dapat dibantu oleh teknologi
komputer. Kemajuan teknologi komputer membawa
dampak bagi kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi komputer membawa
dampak positif bagi kehidupan manusia. Komputer
dapat membantu manusia untuk menyelesaikan
Laporan Dampak Kemajuan Teknologi Komputer
pekerjaannya dalam waktu yang singkat. Misalnya,
kita dapat mengetik dengan cepat dengan komputer.
Selain itu, kita dapat menghitung data dengan cepat
melalui komputer. Komputer juga dapat memberikan
informasi yang kita butuhkan dengan cepat. Informasi
yang kita butuhkan dapat kita cari melalui internet.
Dengan menggunakan komputer, kita dapat
menghemat waktu. Selain menghemat waktu, kita
juga dapat memperoleh hiburan. Dengan komputer
kita tidak perlu membeli televisi, VCD,
tape recorder
,
ataupun
video game
secara terpisah. Dengan
komputer, kita dapat menghemat biaya untuk mem-
beli barang-barang tersebut.
Di sisi lain kemajuan teknologi komputer pun
membawa dampak negatif bagi perkembangan
pribadi seseorang. Anak-anak yang sering meng-
gunakan komputer akan tumbuh menjadi seorang
pribadi yang egois. Anak-anak yang sering meng-
gunakan komputer menjadi tidak mau bersosialisasi
dengan orang lain. Mereka merasa tidak memerlu-
kan orang lain, karena tanpa orang lain pun mereka
tetap dapat bermain.
178
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
Laporan Puskapol FISIP UI:
1,17 Juta Warga DKI Kehilangan Hak Pilih
Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP UI
menemukan kekacauan data dalam Daftar Pemilih
Tetap (DPT) yang dirilis KPUD bertambah. Audit DPT
yang dilakukan Puskapol FISIP UI menemukan 1,17
juta pemilih belum terdaftar. Temuan ini sekaligus
mengkonfirmasi temuan sebelumnya yang dirilis
LP3ES bahwa 22% warga DKI Jakarta pemilih yang
tidak tercantum dalam DPS.
Direktur Puskapol FISIP UI, Sri Budi Eko
Wardani, dalam jumpa pers di sebuah restoran di
jalan kebun sirih, Jakarta Pusat pada hari Senin, 9
Juni 2007 mengatakan bahwa hasil audit mem-
perlihatkan jumlah pemilih yang tidak terdaftar
mencapai 23,5%. Dengan pertimbangan
margin error
3%, maka angka paling moderat sekitar 20,5% atau
1,17 juta penduduk. Audit DPT dilakukan serentak
pada 5–8 Juli 2007 setelah DPT dirilis KPUD. Metode
yang dipakai dua arah yakni
people to list
atau orang
ke daftar pemilih dan sebaliknya
list to people
.
Hasil audit Puskapol FISIP UI yang terkonfirmasi
dengan hasil temuan LP3ES hanya untuk me-
nunjukkan kepada pemer
intah
bahwa ada masalah
dalam DPT yang telah dirilis. Temuan ini tidak
dimaksudkan untuk memverifikasi temuan LP3ES,
tetapi ingin mendorong agar hak pilih warga ter-
penuhi. Dengan temuan ini, negara terbukti belum
menjamin sepenuhnya hak pilih warga. KPUD harus
melakukan terobosan dengan mengizinkan warga
yang belum terdaftar dalam DPT dapat mencoblos
dengan bermodal KTP.
Disadur dari: www.pemilu-online.com
7 Teks Mendengarkan (halaman 64)
179
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
MALING
Puntung C.M. Pudjadi
Para Pelaku:
1.
L (Lurah)
2.
J (Jagabaya)
3.
C (Carik)
4.
W (Wongso Kariyo)
Pentas menggambarkan sebuah pendapa kelurahan. Malam hari itu Lurah sedang
berbincang-bincang dengan Jagabaya dan Carik.
01. L
: Saya mesti tetap memikirkannya, Pak Jagabaya. Sebagai seorang
lurah, saya tidak akan berdiam diri menghadapi persoalan ini.
02. J
: Tapi maaf, Pak Lurah, saya rasa tindakan Pak Lurah dalam meng-
hadapi persoalan ini kurang tegas. Maaf, Pak Lurah kurang
cak-
cek
, kurang cepat.
03. L
: Memang, saya sadari saya kurang tegas dalam hal ini, ini saya sadari
betul, Pak Jagabaya. Tapi tindakan saya yang kurang cepat ini
sebetulnya bukan berarti apa-apa. Terus terang dalam menghadapi
persoalan ini saya tidak mau
grusa-grusu
.
04. J
: Memang tidak perlu
grusa-grusu
, Pak Lurah. Tapi tidak
grusa-grusu
bukan pula berarti diam saja hanya
plompang-plompong
menunggu
berita. Pak Lurah kan tinggal memberi perintah atau izin kepada saya
untuk mengerahkan pemuda desa kita untuk mengadakan ronda
kampung tiap malam.
05. L
: Iya, saya tahu, Dik, eh, Pak Jagabaya. Tapi dalam saat-saat terakhir
ini pemuda desa kita sedang saya gembleng dalam mendalami
kesenian. Pak Jagabaya tahu, dalam tempo satu bulan lagi Bapak
Bupati akan meninjau desa kita ini. Saya sedang mempersiapkan
pemuda-pemuda desa kita untuk menyambutnya dengan acara-
acara kesenian. Saya mengerti benar tentang selera Pak Bupati.
Dia adalah seorang pencinta kesenian dan ia akan bangga sekali
jika tahu rombongan kesenian yang menyambutnya adalah pemuda
dari desa kita. Kita akan mendapat pujian yang tinggi dan Pak Bupati
akan selalu memperhatikan desa kita.
07. J
: Tapi apa artinya kita dapat pujian Pak Bupati, jika kenyataannya desa
kita sendiri malahan tidak aman? Walaupun Pak Bupati tidak tahu,
tapi yang merasakan terganggunya keamanan adalah penduduk
desa kita, rakyat kita sendiri, Pak Lurah.
08. L
: Berapa banyak penduduk yang menderita kerugian akibat gangguan
maling itu? Dan bandingkan dengan pujian yang bakal kita terima.
Bayangkan, Pak Jagabaya, seluruh penduduk desa kita akan ikut
bangga dipuji oleh Bapak Bupati karena maju dalam dunia kesenian.
09. J
: Kalau Pak Lurah punya cita-cita semacam itu,ya, sudah. Akan lebih
baik lagi kalau semua rakyat di desa ini baik tua-muda, anak laki-laki
dan perempuan dilatih saja karawitan, dilatih ketoprak. Semuanya
dilatih kesenian! Jangan cuma pemuda-pemudanya
tok
, tapi
semuanya, semuanya! Nggak usah mengurusi sawah dan ladang
atau ternak-ternak mereka . . . Jadikan saja desa ini desa kesenian!
Mau pergi saking marahnya, tapi dicegah oleh Pak Lurah dan Pak
Carik.
8 Teks Mendengarkan (halaman 84)
180
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
10. L
: Lho . . . lho . . . kok terus begitu, Pak Jagabaya? Sabar toh, sabar,
kalau memang Pak Jagabaya tidak setuju ya mari kita rembug secara
baik-baik. Sekarang duduk dulu, Pak Jagabaya, mari duduk dulu.
Nah, sekarang maunya Pak Jagabaya bagaimana? Coba katakan
dengan sabar. Dik Carik,
mbok
coba Dik Carik memberikan
pendapatnya! Katakan, Dik Carik, bagaimana?
11. C
: (
Gugup
) Wah,
anu
, eh, saya kira usul dari Mas Jagabaya untuk
mengadakan ronda kampung memang perlu juga sebab . . . eh . . . si
maling yang tiap malam mengacau itu memang perlu dirondai! Eh,
kita perlu meronda untuk mengatasi nekatnya si maling yang kurang
ajar itu.
12. L
: Jadi Pak Carik tidak setuju dengan adanya kegiatan kesenian yang
tiap malam diajarkan di Balai Kelurahan?
13. C
: Welah, ya, setuju banget! Akur saja, Pak Lurah. Tapi memang maling
itu nekad banget kok, Pak Lurah!
14. L
: Malingnya nekad bagaimana? Nyatanya rumah saya belum pernah
kemalingan kok, Pak Carik.
15. J
: Malingnya tidak akan mungkin mencuri di rumah Pak Lurah. Karena
rumah Pak Lurah berdekatan dengan Balai Kelurahan yang tiap
malam selalu ramai dengan pemuda-pemuda yang sedang belajar
kesenian. Tapi rumah penduduk yang di pojok-pojok desa itu?
16. C
: Benar, Pak Lurah, rumah Pak Wongso Kariyo yang berada di pojok
desa sebelah selatan ini . . . wah . . . hampir setiap malam mosok
ada maling masuk. Pak Lurah sudah mendapat laporan yang lebih
jelas, bukan?
17. L
: Laporan tentang kemalingan di rumah Pak Wongso Kariyo memang
tiap hari saya dengar, Dik Carik. Tetapi secara terperinci belum saya
ketahui. Maklum, Dik Carik, saya terlalu sibuk. Coba ceritakan
bagaimana.
18. C
: Kemalingannya memang seperti kemalingan yang terjadi di beberapa
rumah yang lain, Pak Lurah. Tapi ini yang saya katakan maling nekad,
ya ini. Maling itu memang menjadi langganan maling di rumah Pak
Wongso Kariyo karena setiap malam Minggu dia secara rutin datang
dua kali dan sampai-sampai Pak Wongso Kariyo itu hafal benar
dengan maling itu. Pak Wongso Kariyo selalu menyediakan nasi serta
lauk-pauknya kalau maling itu datang.
19. L
: Kenapa Pak Wongso Kariyo tidak melapor pada Pak Jagabaya?
20. J
: Dia sudah melapor pada Pak Jagabaya!
21. L
: Kenapa Pak Jagabaya diam saja?
22. J
: Edan! Diam saja atau telinga Pak Lurah yang sudah
budeg
! Tiap hari
saya datang kemari. Tiap hari saya ribut dengan Pak Lurah. Tiap hari
saya teriak otot-ototan dengan Pak Lurah tapi Pak Lurah cuma diam
saja. Cuma
plonga-plongo
.
23. L
: Lho, menangkap maling toh tidak perlu dengan pemuda desa.
Sebagai seorang Jagabaya, Pak Jagabaya mesti bisa menangkap
maling itu sendiri.
24. J
: Edan! Apakah Pak Lurah tidak pernah dengan kabar bahwa maling
itu badannya tinggi besar?
25. L
: Lho, biarpun malingnya tinggi besar apa Pak Jagabaya tidak bisa
menangkap sendiri? Pak Jagabaya kan pernah belajar pencak di
Kelurahan? Pak Jagabaya pernah jadi jagoan pencak di desa ini.
26. J
: Tapi . . .
anu
. . . Pak Lurah kabarnya maling itu bisa main karate dan
kungfu.
27. L
: Apa kaukira pencak akan kalah, kalau bertanding dengan karate dan
kungfu?
181
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
28. J
: Saya tidak mau membuktikan apakah pencak akan kalah dengan
karate atau kungfu. Tapi kalau Pak Lurah mau membuktikan, kami
persilakan Pak Lurah sekali-kali bertanding dengan maling itu.
29. W
: (
Terdengar teriakannya, kemudian muncul berlari tergesa-gesa;
bingung tetapi gembira
) Pak Luraaaaah, Pak Luraaaaah, saya telah
membunuh oraaaaang! Pak Lurah, saya telah membunuh orang!
Hebat Pak Lurah orang itu bisa saya bunuh.
30. L/J/C : Apa? Kau telah membunuh orang?!
31. W
: Edan saya telah membunuh orang! Edan! Orang itu bisa saya bunuh
sendiri, tanpa bantuan siapa pun juga.
32. L
: Tenang! Tenang! Coba ceritakan dengan jelas.
33. W
:
Edan
! Orang itu berhasil saya bunuh sendiri. Orang itu bisa, saya
bunuh sendiri,
edan
!
34. L
: Sabar! Sabar! Sabar, Kang! Ada apa?
35. W
: Anu, Pak Lurah, saya telah berhasil membunuh orang. Eh . . . anu
. . . saya telah berhasil membunuh orang. Eh . . .
anu
. . . saya telah
membunuh maling itu.
36. J
: Maling itu kaubunuh?
37. W
: Maling itu telah saya bunuh! Seperti biasanya maling itu datang ke
rumah saya sore ini, tapi saya bukan orang yang bodoh lagi. Sudah
sejak siang aku persiapkan perangkap untuk menangkap maling itu.
Siang tadi aku sudah membeli racun tikus. Dan sore ini waktu maling
itu datang seperti biasanya langsung makan malam di rumah saya.
Dia tidak tahu bahwa makanan itu telah saya campur dengan racun
tikus tadi. Ya, sayur lodeh untuk lauk maling itu telah saya campuri
dengan racun tikus. Eeee, saya cuma mengharapkan maling itu
klenger
. Tapi, malahan mati. Ya, sudah saya mesti dihukum Pak Polisi,
tidak apa-apa. Sebab sekarang saya telah menjadi orang yang hebat,
bisa menangkap maling hingga mati.
38. L
: Jadi maling itu mati?
39. W
: Mati, Pak Lurah! Mati!
40. L
: Kenapa maling itu tidak kaubawa kemari?
41. W
: Saya nggak kuat membawanya sendirian Pak Lurah. Dan untuk
meminta bantuan dari tetangga saya tidak mau, sebab saya tidak
berani lancang sebelum Pak Lurah melihat sendiri siapa maling itu.
42. L
: Bawa kemari maling itu, lekas!
43. W
: Tapi Pak Lurah apa nanti tidak malu?
44. L
: Kenapa mesti malu?
45. W
: Karena maling itu ternyata adalah . . . ternyata adalah adik lelaki Pak
Lurah sendiri.
Sumber:
Kumpulan Drama Remaja
, Editor A. Rumadi, Gramedia, 1988
182
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
9 Teks Mendengarkan (halaman 100)
Mengemas Niat Baik agar Rakyat Mandiri
Tidak selamanya niat baik berbuah kebaikan.
Kebaikan tanpa kemasan yang pas dan cerdas bisa
berakibat buruk. Juga, tidak selamanya memberi
berarti dermawan. Kedermawanan yang salah
sasaran bisa menyesatkan juga.
Kita punya pengalaman yang amat gres. Yakni
Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada penduduk
miskin akibat kenaikan BBM, besarannya Rp100 ribu
per keluarga setiap bulan. Program itu menjadi
amburadul karena negeri ini tidak punya banyak
manusia jujur. Ada yang jago memanipulasi data,
ada yang lihai menyunat jumlah, dan banyak yang
tanpa malu mengaku miskin.
Wali Kota Depok Nurmahmudi Ismail rupanya
tergoda juga membagi-bagikan ‘ikan’, alias uang
gratis. Ia misalnya akan memberikan santunan
Rp2 juta bagi warga Depok yang meninggal. Tidak
pandang kaya atau miskin, penjahat atau orang baik,
pengusaha besar atau pegawai rendahan. Selama
ia memiliki KTP Depok ketika meninggal mendapat
Rp2 juta.
Sementara itu, para siswa SD negeri juga akan
menerima dana Rp10 ribu setiap bulan. Dana
operasional pengurus RT juga naik dari Rp300 ribu
menjadi Rp400 ribu, pengurus RW naik dari Rp500
ribu menjadi Rp600 ribu. Dana operasional lurah naik
dari Rp3 juta menjadi Rp6 juta dan camat dari
Rp6 juta menjadi Rp12 juta.
Tidak ada yang janggal dari program-
program bagus itu. Menaikkan dana operasional
pengurus RT hingga camat pastilah positif. Tetapi,
memberikan santunan Rp2 juta dan memberikan
uang kepada murid SD perlu dipikir ulang.
Cara-cara seperti itu tidak membuat rakyat
tangguh, tapi justru rapuh. Rakyat perlu dididik
bagaimana bekerja adalah cara terbaik untuk men-
dapatkan imbalan. Caranya dengan menciptakan
lapangan kerja, misalnya dengan membuat proyek-
proyek padat karya.
Rakyat tidak butuh belas kasihan, tapi butuh
kepastian. Kepastian hukum, kepastian berusaha,
kepastian pendidikan yang tidak serbauang. Daripada
memberikan uang kepada siswa SD negeri, lebih baik
Pemerintah Kota Depok melarang seluruh bentuk
pungutan di sekolah negeri yang memang ber-
tentangan dengan undang-undang.
Kesejahteraan rakyat mestinya harus ditempuh
dengan sistem keamanan sosial, misalnya lewat
asuransi. Mendidik rakyat untuk berasuransi akan
membuat mereka mandiri dan bisa mengelola
keuangan dengan benar. Bukan dengan belas
kasihan.
Sumber:
Media Indonesia
, Minggu,
12 November 2006
10 Teks Mendengarkan (halaman 112)
Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2005 dan
2006 mulai mendekati angka pertumbuhan sebelum
krisis, yaitu sekitar 5,6 persen per tahun. Pertumbuh-
an ekonomi nasional tersebut dapat lebih tinggi jika
tidak ada goncangan eksternal dan tidak ada faktor-
faktor penghambat yang lain. Ada sembilan hambat-
an serius yang membuat realisasi investasi relatif
rendah. Sembilan hambatan tersebut, antara lain
masih tingginya akses dana perbankan dan tingkat
suku bunga dalam negeri, sektor perpajakan yang
tidak kompetitif, perizinan yang berbelit-belit, kepasti-
an hukum, dan faktor keamanan. Hambatan yang
lain, yaitu stabilitas politik, masalah infrastruktur,
situasi perburuhan, dan banyaknya peraturan daerah
yang bertentangan.
183
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
11 Teks Mendengarkan (halaman 114)
Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) merupakan
salah satu upaya menumbuhkan budaya ilmiah di
kalangan remaja guna meningkatkan kemandirian
remaja agar mampu mewujudkan sesuatu yang baru
dan selalu berusaha menemukan alternatif-alternatif
baru untuk pemecahan masalah, sehingga dapat
menjawab tantangan ilmu pengetahuan untuk
pembangunan berkelanjutan. LKIR XXXIX Tahun
2007 dibagi dalam tiga bidang, yaitu bidang
Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, bidang Pe-
ngetahuan Alam, dan bidang Pengetahuan Teknik.
Ruang lingkup lomba ini meliputi upaya pemenuhan
kebutuhan dasar manusia diutamakan pada bidang
kesehatan, pertanian pangan, atau masalah-masalah
sosial budaya dengan pemanfaatan potensi sumber
daya alam lokal melalui hasil penelitian/percobaan di
lapangan.
TEMA
”Iptek Solusi Kemandirian Bangsa”
TUJUAN DAN MANFAAT
1.
Meningkatkan kesadaran remaja di Indonesia
akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan
inovasi remaja melalui kegiatan penelitian.
3.
LKIR sebagai wadah asah, asih, dan asuh bagi
remaja.
PERSYARATAN MENGIKUTI LOMBA
1.
Judul karya tulis: bebas (dalam konteks tema).
2.
Materi yang dibahas harus merupakan hasil
penelitian peserta yang dilaksanakan dengan
metode ilmiah dan ditulis sesuai dengan kaidah
penulisan yang benar.
3.
Ide, kualitas isi dan materi, sistematika penyaji-
an, bahasa, dan data pendukung merupakan
unsur kriteria penelitian.
4.
Karya tulis diketik dengan jarak satu setengah
spasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
5.
Lomba dibuka sejak diumumkan dan semua
karya tulis telah diterima oleh panitia selambat-
lambatnya tanggal 20 Juli 2007.
6. Peserta lomba berusia 12 sampai dengan 19
tahun terhitung pada tanggal 23 Agustus 2007.
7. Peserta lomba adalah perseorangan atau
kelompok (maksimal 3 orang).
8. Karya tulis dan karya cipta harus dari hasil
penelitian/pengamatan peserta.
9. Karya tulis yang dikirim harus yang asli disertai
tiga rangkap fotokopi, dan belum pernah di-
ikutsertakan dalam lomba ilmiah tingkat nasional
lainnya.
10. Peserta lomba diwajibkan melampirkan riwayat
hidup dan diketahui oleh orang tua atau wali;
cantumkan alamat dan nomor telepon yang
mudah dihubungi.
11. Karya tulis dan alat peraga yang diperlomba-
kan akan menjadi milik panitia dan dapat
disebarluaskan melalui media massa.
12. Pada pojok kiri atas sampul pengiriman harus
ditulis bidang lomba yang diikuti.
13. Peserta yang terpilih sebagai finalis yang
ditetapkan dewan juri akan diundang ke Jakarta
untuk mengikuti presentasi karya tulis dan
kegiatan lainnya.
14. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu
gugat.
HADIAH
Bagi para pemenang LKIR XXXIX Tahun 2007 untuk
masing-masing bidang akan diberikan hadiah dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Yayasan Bhakti
Tanoto, berupa uang pembinaan, piala, dan piagam
penghargaan.
Panitia Lomba Karya Ilmiah Remaja XXXIX Tahun
2007
Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI
Sasana Widya Sarwono LIPI Lt.V, Jl. Jend. Gatot
Subroto 10
PO Box 250 Jakarta Selatan 12710
Telepon (021)5225711 Psw. 274, 273, dan 276
Fax. 52515834
Sumber: http://www.lipi.go.id
Lomba Karya Ilmiah Remaja XXXIX Tahun 2007
184
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
12 Teks Mendengarkan (halaman 130)
Saat ini gelombang cinta memang populer.
Semua pencinta tanaman hias berusaha men-
dapatkan gelombang cinta. Tidak hanya itu,
mereka juga berani mengeluarkan uang yang
banyak demi gelombang cinta yang menawan.
Tanaman yang mempunyai nama asli
Anthurium
wafe of love
ini mudah sekali untuk dibudidayakan.
Anda dapat mengikuti cara-cara ini untuk mem-
budidayakan gelombang cinta.
Pertama-tama kita harus memilih bibit
gelombang cinta dengan baik. Bibit gelombang
cinta dapat kita beli di toko-toko yang menjual
tanaman hias. Setelah itu, siapkan campuran
sekam dan tanah. Campuran sekam dengan tanah
ini akan kita gunakan sebagai media untuk
menanam gelombang cinta. Tambahkan pula
kompos sebagai pupuk agar gelombang cinta yang
kita tanam dapat tumbuh dengan subur dalam
proses pembudidayaan. Selain pupuk kompos, kita
dapat menambahkan pupuk NPK untuk membantu
pertumbuhan daun gelombang cinta.
Langkah yang kedua adalah pengairan. Kita
harus menyirami tanaman gelombang cinta saat
campuran sekam sudah kering. Jadi setiap hari kita
harus memerhatikan campuran sekam.
Terakhir, jemurlah gelombang cinta dari pukul
8.00 pagi sampai pukul 11.00 pagi. Mudah, bukan?
Selamat mencoba.
185
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
13 Teks Mendengarkan (halaman 142)
Minat Pelajar terhadap Karya Sastra Indonesia
Para remaja dan pelajar di Samarinda,
Kalimantan Timur, mengaku masih sulit memahami
dan mencerna bahasa dalam karya sastra seperti
novel, cerita pendek, dan puisi. Akibatnya, murid
enggan membaca sehingga karya sastra Indonesia
kurang populer.
Gugatan para remaja yang umumnya pelajar
SMA itu mengemuka dalam acara Sastrawan Bicara
Siswa Bertanya di gedung olahraga SMA Negeri 10
Melati, Samarinda, Selasa 3 April 2007. Kegiatan
itu dihadiri sastrawan Putu Wijaya, Joni Ariadinata,
Cecep Syamsul Hari, dan Korrie Layun Rampan.
Walau banyak yang mengaku kurang mengakrabi
karya sastra, gedung pertemuan dipenuhi para
pelajar.
Kepada para sastrawan, seorang murid SMA
mengatakan, beberapa karya ditulis dengan gaya
bahasa yang rumit dan ungkapan yang sulit
dimengerti. Ia mengatakan ada puisi yang antara
bait satu dengan lainnya seperti tidak
nyambung
.
Namun, beberapa di antara pelajar mengakui
ada pula karya yang ditulis dalam bahasa yang
sederhana sehingga mudah dimengerti. Karya yang
seperti itu umumnya disukai para pelajar.
Menanggapi hal itu, Cecep mengatakan, bahasa
dalam karya sastra biasanya mencerminkan si penulis.
Gaya bahasa yang rumit dalam sastra bisa jadi
disengaja. Akan tetapi, ada kemungkinan pula si
penulis belum matang.
Sementara Joni berharap, kendala terhadap
pemahaman gaya bahasa jangan sampai membuat
pelajar tak menyukai sastra. Dengan menyukai
sastra, katanya, akan tumbuh kegemaran membaca
sehingga banyak pengetahuan yang bisa didapat.
Sumber: www.tvri.co.id
186
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS
14 Teks Mendengarkan (halaman 156)
Memasyarakatkan Sastra
Mungkin sekali memang bukan hanya sekadar
uang masalahnya, tetapi keinginan luhur untuk
menyebarluaskan benda budaya berharga yang
disebut sastra. Berbagai langkah telah kita lakukan
untuk menyebarluaskannya, untuk menangkal
kemerosotan apresiasi terhadapnya. Kita pun
menyusun dan mengubah dan menyusun lagi kuri-
kulum, menatar guru, mengirim sastrawan ke kelas-
kelas, menyelenggarakan berbagai jenis seminar
dan lokakarya. Tidak hanya itu: sastra yang sudah
ditulis itu pun dilisankan, dinyanyikan, dipertunjukkan
agar masyarakat mendengarkan dan menonton
benda budaya yang habitat aslinya adalah halaman
buku. Sastra tidak hanya ditulis dan dicetak, tetapi
juga dibicarakan dan disiarkan lewat radio. Sekarang
ini beberapa di antara kita suka membicarakan
upaya menawarkan sastra lewat televisi.
Di sini kita tertumbuk pada dunia yang sama
sekali lain wataknya. Radio hanya berurusan dengan
telinga. Radio masih bisa kita dengar – atau terpaksa
kita dengar – meskipun kita sibuk melakukan
pekerjaan lain seperti menyopir atau gulingan di sofa
dengan mata terpejam. Televisi menuntut telinga dan
mata kita sekaligus, tentu kalau kita ingin menonton-
nya dengan sungguh-sungguh. Aksara yang ber-
tebaran di halaman buku diubah menjadi rangkaian
bunyi di radio; dan itu cukup. Hal itu tidak bisa dilaku-
kan di televisi yang pada hakikatnya merupakan me-
dium yang menayangkan gambar bergerak.
. . . .
Dikutip: www.pikiran-rakyat.com