Halaman
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
ii
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN STRATEGI
PERGERAKAN NASIONAL
SEJARAH
KELAS XI
PENYUSUN
Hasnawati T.,
S
.
Pd
SMAN 3 Takalar, Sulawesi Selatan
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
iii
DAFTAR ISI
PENYUSUN
................................
................................
................................
................................
...........
ii
DAFTAR ISI
................................
................................
................................
................................
.........
iii
GLOSARIUM
................................
................................
................................
................................
.......
iv
PETA KONSEP
................................
................................
................................
................................
....
v
PENDAHULUAN
................................
................................
................................
................................
.
1
A.
Identitas Modul
................................
................................
................................
........
1
B.
Kompetensi Dasar
................................
................................
................................
....
1
C.
Deskripsi Singkat Materi
................................
................................
.........................
1
D.
Petunjuk Penggunaan Modul
................................
................................
...................
2
E.
Materi Pembelajaran
................................
................................
................................
2
KEGIATAN PEMBELAJARAN
................................
................................
................................
........
3
PERSAMAAN DA
N PERBEDAAN STRATEGI PERGERAKAN NASIONAL
......................
3
A.
Tujuan Pembelajaran
................................
................................
...............................
3
B.
Uraian Materi
................................
................................
................................
...........
3
1.
Bentuk Strategi Pergerakan Nasional
................................
................................
......
3
2.
Persamaan Strategi Pergerakan Nasional
................................
...........................
16
3.
Perbedaan Strategi Pergerakan Nasional
................................
............................
16
C.
Rangkuman
................................
................................
................................
............
17
D.
Penugasan Mandiri
................................
................................
................................
.
18
E.
Latihan S
oal
................................
................................
................................
...........
18
F.
Penilaian Diri
................................
................................
................................
.........
21
EVALUASI
................................
................................
................................
................................
..........
22
DAFTAR PUSTAKA
................................
................................
................................
........................
25
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
iv
GLOSARIUM
Kooperatif
:
B
ersifat kerja sama
Moderat
:
Selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan
yang ekstrem
Nasional
:
Bersifat kebangsaan atau meliputi suatu bangsa
Non kooperatif
:
Tidak bersifat kerja
sama
Pergerakan
:
Perihal
atau keadaan bergerak. Arti lainnya dari
pergerakan adalah kebangkitan (untuk perjuangan
atau perbaikan)
Radikal
:
S
ecara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip),
amat keras menuntut perubahan (undang
-
undang,
pemerintahan)
Strategi
:
P
endekatan secara keseluruhan yang berkaitan
dengan pelaksanaan
gagasan
, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu
Volksraad
:
Semacam
dewan perwakilan rakyat
Hindia Belanda
.
Dewan
ini
dibentuk
pada
tanggal
16
Desember
1916
oleh pemerintahan Hindia Belanda
yang diprakarsai oleh
Gubernur
-
Jendral
J.P. van
Limburg Stirum
bersama dengan Menteri Urusan
Koloni Belanda;
Thomas Bastiaan Pleyte
.
Status Quo
:
Status quo berasal dari
bahasa Latin, artinya
'keadaan tetap sebagai
mana keadaan sekarang atau
sebagaimana keadaan sebelumnya'.
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
v
PETA KONSEP
Perbedaan bentuk
Kerjasama dengan
Belanda
Perbedaan bentuk
strategi pencapaian
tujuan
PERSAMAAN
DAN
PERBEDAAN
STRATEGI
PERGERAKAN
NASIONAL
BENTUK STRATEGI
PERGERAKAN
Strategi
Pergerakan
Nasional
Radikal Non
Ko
o
peratif
Strategi Pergerakan
Nasional Moderat
Kooperatif
PERSAMAAN
STRATEGI
PERGERAKAN
NASIONAL
PERBEDAAN
STRATEGI
PERGERAKAN
NASIONAL
Persamaan tujuan
Menggunakan
organisasi modern
Perjuangan secara
Nasional
Dipimpin tokoh agama,
terpelajar, masyarakat
Perbedaan sikap
terhadap Belanda
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
1
PENDAHULUAN
A.
Identitas Modul
Mata Pelajaran
:
Sejarah
Kelas
:
XI
Alokasi Waktu
:
4
X 45 Menit
(
1
Pertemuan}
Judul Modul
:
Persamaan dan Perbedaan Strategi Pergerakan Nasional
Nasional
B
.
Kompetensi Dasar
3.
1
0
M
enganalisis persamaan dan perbedaan tentang strategi pergerakan
nasional
.
4.
1
0
M
engolah
informasi tentang persamaan dan perbedaan strategi
pergerakan nasional dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
.
C
.
Deskripsi Singkat Materi
Masih ingat
kah kalian
dengan tokoh
-
tokoh pergerakan nasional di atas?
Merek
a
adalah tokoh
-
tokoh
nasional
yang berperan penting dalam
masa kebangkitan
perjuangan
kemerdekaan Indonesia
.
Masa
Pergerakan Nasional
adalah suatu masa bangkitnya rasa
semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme, serta kesadaran untuk memperjuangkan
kemerdekaan negara Indonesia. Masa ini ditandai dengan 2 peristiwa penting dalam
sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu berd
irinya organisasi
pergerakan pemuda ‘Budi Utomo’ pada tanggal 20 Mei 1908, serta diikrarkannya ‘Sumpah
Pemuda’ pada tanggal 28 Oktober 1928.
Pembentukan Budi Utomo. Kemudian disusul
dengan terbentuknya Sarekat
Dagang
Islam, Indische Partij, Partai Komunis
Indonesia, Partai Nasional Indonesia dan
organisasi
-
organisasi pergerakan nasional lainnya. Dalam perjuangannya, organisasi
pergerakan nasional tersebut menempuh strategi tersendiri dalam perjuangan
menghadapi kolonial Belanda.
Secara garis besar, organis
asi perg
e
r
a
kan nasional
Gambar Tokoh
-
tokoh Pergerakan Nasional Indonesia
Sumber : donisetyawan.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
2
menempuh dua strategi yang berbeda dalam perjuangannya, yakni ada yang menempuh
strategi radikal / non kooperatif, dan adapula organisasi pergerakan nasional ya
ng lebih
menempuh strategi perjuangan dengan cara kooperatif/moderat. Kedua strategi
yang
ditempuh organisasi
-
organisasi pergerakan nasional
tersebut, pada intinya memiliki
tujuan perjuangan yang sama, yakni melepaskan diri dari kolonial Belanda, meski cara
dan st
rategi yang digunakan untuk mencapai itu berbeda. Nah bagaimana persamaan dan
perbedaan strategi pergerakan nasional dalam perjuangan kemedekaan Indonesia?
Silahkan kamu membaca dan mengikuti alur
m
odul ini
.
D.
Petunjuk Penggunaan Modul
E.
Materi Pembelajaran
Modul ini
disusun dalam satu
kegiatan pembelajaran
yaitu Persamaan dan Perbedaan
Strategi Pergerakan Nasional,
di dalam
nya
terdapat uraian materi, contoh soal, soal
latihan dan soal evaluasi
,
Bacalah isi modul ini hingga tuntas dan paham
Ikuti petunjuk kegiatan belajar yang ada di modul
Cek pemahaman kamu melalui kegiatan Evaluasi
Kerjakan secara mandiri dan tanpa melihat kunci
terlebih dahulu
Cocokan hasil pekerjaanmu dengan kunci jawaban
yang ada
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
3
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
STRATEGI
PERGERAKAN
NASIONAL
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
kegiatan pembelajaran
ini, kalian diharapkan dapat menganalisis
persamaan dan perbedaan
strategi pergerakan nasional
serta
mengolah hasil
informasi dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
B.
Uraian Materi
Dalam fase perkembangan pergerakan nasional Indonesia, kita dapat
memetakan dua bentuk strategi perjuangan yang ditempuh organisasi
-
organisasi
pergerakan nasional, yaitu
:
1)
Strategi pergerakan nasional radikal non kooperatif,
2)
Strategi pergerakan nasional moderat kooperatif
.
Apa dan bagaimana kedua
bentuk
strategi
pergerakan tersebut? Apa persamaan dan perbedaan keduanya?
Ayo... pelajari lebih lanjut dalam uraian berikut in
i.
1.
Bentuk Strategi Pergerakan Nasional
a.
Strategi
Pergerakan Nasional R
adikal Non Kooperatif
S
trategi
pergerakan
radikal non kooperatif merupakan perjuangan dengan
menggunakan cara yang keras dalam menentang kebijakan pemerintah kolonial
Belanda.
Non kooperatif berarti tidak mau bekerjasama dengan pemerintah kolonial
Belanda. Taktik non kooperatif menekankan bahwa k
emerdekaan harus diusakan
sendiri
oleh banga Indonesia, tanpa campur tangan atau bantuan pihak lain
.
Periode Radikal p
ada masa perjuangan pergerakan nasional Indonesia,
adalah kurun wak
tu yang menandakan kehadiran
organisasi yang bergerak dengan
gagasan dan dengan cara yang radikal dan ekstrim. Periode radikal ditandai dengan
ciri khas organisasi dan tujuan perjuangannya berupaya menggapai hal
-
hal ekstrim
dengan cara yang dianggap agresif di mata pemerintah kolonia
l, seperti melawan
langsung pemerintah Belanda, menggagas hal yang dianggap mengganggu
status quo,
atau setidaknya melontarkan kritik tajam kepada pemerintah kolonial Belanda.
Kurun waktu periode ini adalah antara tahun 1925
,
saat pertama berdirinya
sebuah
organisasi yang bernama Partai Komunis Indonesia (PKI
)
hingga tahun 1936
Sumber : Youtobe.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
4
dimana
organisasi terakhir di periode ini dibubarkan yaitu
Pendidikan
Nasional
Indonesia
–
Baru (PNI
–
Baru).
Faktor
-
faktor yang
mempengaruhi organisasi pergerakan nasional bersifat
radikal antara lain:
1)
Timbulnya krisis ekonomi
dunia (Malaise)
yang
terjadi setelah
Perang Dunia I
(1914
-
1918) Krisis ekonomi ini
dia
wali dari tahun 1921 terjadi
krisis gula
menghancurkan tatanan ekonomi
dunia
, terutama negara
-
negara di Eropa termasuk
Belanda. Daerah
-
daerah pemasaran menjadi hancur, daya beli masyarakat rendah
sehingga terjadi kelebihan hasil produksi, pengangguran juga meningkat. Ko
n
disi in
i
berdampak
pula
terhadap daerah
-
daerah jajahan termasuk
daerah kolonial Hindia
Belanda
(Indonesia). Krisis ekonomi ini dijadikan peluang bagi organisasi
-
organisasi
pergerakan untuk
melakukan aksi
-
aksi politik sebagai
bentuk perlawananan
terhadap Pemerintah Hindia Belanda
dalam mewujudkan Indonesia merdeka.
2)
Pergantian kepala pemerintahan yang lebih bersifat reaksioner. Pada tahun 1921,
terjadi pergantian pemerintahan di Hindia Belan
da. Dirk Fock menjadi Gubernur
J
enderal Hindia Belanda menggantikan Van Limburg Stirum. Dirk
Fock lebih
reaksioner dengan membuat beberapa kebijakan yakni mempersulit hak untuk
berserikat, memperkuat dinas intelejen Hindia Belanda, menerapkan pasal
penyebaran kebencian, melakukan penghematan besar besaran yang menyebabkan
banyak PHK.
Organisasi
-
or
ganisasi yang bersifat radikal terhadap pemerintah kolonial
Belanda melakukan kegiatan perjuangan
berupa:
(1)
Menggembleng
semangat kebangsaan dan persatuan di masyarakat melalui
rapat umum, surat kabar,
(2)
Menuntut
pemerintah kolonial agar memberikan kebebasan bergerak kepada
partai partai,
(3)
Mengecam
pemerintah kolonial yang melakukan tindakan sewenang
-
wenang
,
dan
(4)
Melakukan
aksi pemogokan
.
Organisasi
pergerakan yang bersifat radikal non kooperatif
adalah
Indische
Partij ( 1911
–
1913 ) ,
Partai Komunis Indonesia (PKI
;
1924), Perhimpunan
Indonesia (PI
;
1925), Partai Nasi
onal Indonesia (PNI;
1927), Partai Ind
one
sia
(PARTINDO;
1931), dan Pendidikan Nasional Indonesia
–
Baru
(PNI
–
Baru;
1931).
1.
Indische Partij
I
ndische Partij
berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912. Ketiga
tokoh
pendiri Indische Partij dikenal sebagai
Tiga Serangkai,
yaitu:
Douwes Dekker
(Danudirdja
Setiabudhi)
,
dr.
Cipto
Mangunkusumo
,
dan
Soewardi
Soerjaningrat
(Ki
Hajar
Dewantara)
.
Indische
Partij
merupakan
organisasi
pergerakan nasional
yang bersifat politik
murni dengan semangat nasionalisme
modern.
TIGA SERANGKAI
-
(SUMBER GAMBAR:
himapes.com )
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
5
T
ujuan Indische Partij adalah untuk membangun patriotisme semua Indiers
terhadap tanah air yang
telah memberikan lapangan hidup kepada mereka, agar
mereka mendapat dorongan untuk bekerja sama atas dasar persamaan
ketatanegaraan untuk memajukan tanah air Hindia dan untuk mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka
Sikap tegas Indische Partij tampak da
lam semboyan
-
semboyan mereka yang
berbunyi "Indie los van Holland" (Hindia bebas dari Belanda) dan "Indie voor Indier"
(Indonesia untuk orang Indonesia). Cita
-
cita atau tujuan Indische Partij ini
disebarluaskan melalui surat kabar "De Express". Sikap kriti
s Indische Partij juga
tampak dalam artikel yang ditulis oleh
Ki Hajar Dewantara
dalam surat kabar De
Express yang berjudul Als ik en Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Bela
nda).
Permusyawaratan wakil
-
wakil Indische Partij daerah pada tanggal 25
Desember 1912 di Bandung berhasil menyusun anggaran dasar Indische Partij.
Program revolusioner tampak dalam pasal
-
pasal anggaran dasarnya tersebut.
Indische Partij berdiri atas
dasar nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan
Indonesia. Indonesia dianggap sebagai national home bagi semua orang, baik
penduduk bumiputera maupun keturunan Belanda, Cina, dan Arab yang mengakui
Indonesia sebagai tanah air dan kebangsaannya.
Melihat ad
anya unsur
-
unsur radikal di dalam Indische Partij, pemerintah
kolonial Belanda mengambil sikap tegas. Permohonan kepada gubernur jenderal
untuk mendapat pengakuan sebagai badan hukum pada tanggal 4 Maret 1913 ditolak.
Alasannya adalah organisasi ini berdas
arkan politik dan mengancam serta hendak
merusak keamanan umum Pada tahun 1913, Pemerintah Belanda bermaksud
merayakan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis (1813
-
1913). Pegawai kolonial di berbagai tempat mengumpulkan uang untuk
memer
iahkan perayaan tersebut. Rakyat pun dipaksa membiayai pesta peringatan
itu. Tindakan Belanda itu melukai hati bangsa Indonesia.
Di kalangan penduduk bumiputera di Bandung membentuk panitia yang
disebut Comite tot Herdenking van Nederlands Honderdjarige Vr
ijheid atau disingkat
Komite Bumiputera. Komite itu bertujuan untuk membatalkan pembentukan "dewan
jajahan" dan menuntut untuk menghapus peraturan pemerintah no. 111 tentang
larangan hidup berpolitik. Komite ini juga memprotes pengumpulan uang dari rakyat
untuk pesta peringatan tersebut. Pemimpin komite, Suwardi Suryaningrat, menulis
sebuah risalah berjudul Als ik eens Nederland was....
Karena dianggap terlalu radikal, pada bulan Agustus 1913
Douwes
Dekker
,
dr. Cipto Mangunkusumo
, dan
Suwardi Suryaningrat
ditangkap dan
diken
akan hukuman buang
(internir) ke negeri Belanda. Kepergian ketiga tokoh
tersebut berpengaruh besar terhadap kegiatan Indische Partij sehingga semakin
lama semakin menurun. Indische Partij kemudian mengubah nama menjadi
Insulinde.
Kembalinya
Douwes Dekker
dari Belanda pada tahun 1918 tidak
memberikan pengaruh yang berarti bagi Insulinde. Pada tahun 1919, partai itu
berubah nama menjadi Nationaal Indische Partij (NIP). NIP pun tida
k mempunyai
pengaruh yang berarti kepada rakyat banyak. Masyarakat pribumi lebih banyak
terserap mengikuti organisasi
-
organisasi lain, sedangkan orang Indo
-
Eropa masih
konservatif lebih cenderung bergabung dengan Indische Bond. Oleh karena itu,
Indische Pa
rtij kehilangan basis massanya dan akhirnya bubar.
2.
Partai Komunis Indonesia
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
6
Partai politik ini berakar dari sebuah
organisasi politik bentukan seorang
Belanda
bernama Henk Sneevliet yaitu
Indische
Sociaal
-
Democratische
Vereeniging (ISDV) pada tahun 19
1
4.
Melalui
organisasi
ini,
Sneevlit
meng
e
mba
n
gkan
paham
K
omunis,
terutama di kalangan buruh. Beberapa
pengurus
Sarekat
Islam
cabang
Semarang
kemudian
terpengaruh
dengan paham partai ini, yakni
Semaun dan Darsono.
Tahun 1917, ISDV merubah Namanya menjadi Partai Komunis Hindia. Nama
itu kemudian berubah lagi menjadi Par
tai Komunis Indonesia. Semaun sebagai ketua
dan
D
arsono sebagai wakil ketua.
Sejak tahun 1924, PKI mengorganisasi berbagai aksi pemogokan, yang
menyebabkan pemerintah kolonial Belanda mengawasi PKI dengan ketat dan ruang
gerak aktifi
s
partai d
i
persempit.
Tokoh
-
tokohnya seperti Darsono diusir ke luar
negeri dan Ali Archam dibuang ke Digul. Sementara Muso dan Alimin melarikan diri
ke Singapura, sedangkan Tan Malaka ke Manila
,
Philipina.
Meski beberapa anggota PKI di tangkap dan melarikan diri ke luar neger
i,
tidaklah menyurutkan tindakan keras PKI terhadap kolonial Belanda.
Tanggal
12
November
1926,
PKI memulai pemberontakan
di Batavia, beberapa daerah di Jawa
Tengah
dan
di
Lebak
Banten, menyusul kemudian
S
ilungkang, Sumatra
Barat pada 1
Januari 1927
.
Pemberontakan yang
kurang terencana ini dapat dengan mudah
ditumpas oleh pemerintah Belanda
. Sejak saat itu pemerintah kolonial semakin
memperketat pengawasan terhadap parta
-
partai lainnya, dan mempersempit ruang
gerak para aktifis pergerakan.
3.
Perhimpunan Indonesia (PI)
Berdirinya PI berawal dari didirikannya
Ind
i
sche Vereniging
tahun 1908 di
Belanda,
. Awalnya,
organisasi ini bersifat moderat
, dan
menghindarkan perilaku atau
pengungkapan
yang keras terhadap pemerintah Belanda. Kehadiran Indische
Gambar : Partai Komunis Indonesia dan
Tokoh
-
tokohnya
Sumber : kopikiri.wordpress.com
Sumber : Kompas.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
7
Vereniging
sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk
memperbincangkan masalah dan persoalan tanah air.
T
ahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda
,
maka
organisasi Indische Vereniging merubah haluan
pergerakan yaitu Hindia untuk
Hindia
yang berarti
organisasi ini
telah bergeser ke bidang politik
, Hal ini juga terlihat
dalam
3 a
sas
pokok
baru
Indische Vereeniging yaitu:
1)
Indonesia menentukan nasibnya s
endiri
2)
Kemampuan dan kekuatan sendiri
3)
Persatuan dalam menghadapi Belanda
Tahun 1925 Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia
dengan tujuannya Indonesia merdeka. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh aktivis
PI Belanda maupun di luar
negeri, diantaranya ik
ut serta dalam kongres Liga
Demo
krasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu
Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia.
P
endapat
-
pendapat
para aktifis PI juga
banyak
mereka
sam
paikan ke tanah air. Aksi
-
aksi yang
dilakukan menyebabkan Hatta dkk
dituduh melakukan pemberontakan
terhadap Be
landa. K
arena dituduh menghasut
untuk melakukan
pemberontakan
terhadap Be
l
an
da
,
maka tahun 1927 tokoh
-
tokoh PI diantaranya M
ohammad
Hatta,
Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan
diadili. Tindakan
-
tindakan PI
inila
h
sehingga organisasi ini digolongkan sebagai
organisasi yang m
e
nempuh strategi perj
uangan radikal.
4.
P
artai
N
asional Indonesia
(PNI)
Partai Nasional Indonesia
terbentuk bermula
dari Algemenee Studie Club di
Bandung tahun 1926, Ir. Sukarno dkk seperti Mr. Sumaryo, Ali Sastroamijoyo, & Mr.
Sartono bermaksud menggalang perjuangan melalui organisasi yang bertujuan untuk
kemerdekaan Indonesia.
Apalagi s
esudah PKI dinyatakan sebagai p
artai terlarang
oleh pemerintah Hindia Belanda akibat pemberontakannya tahun 1926
-
1927, maka
dirasakan perlunya wadah untuk menyalurkan hasrat dan aspirasi rakyat yang tidak
mungkin lagi ditampung oleh organisasi
-
organisasi politik yang ada pada waktu itu.
Gambar : Tokoh
-
tokoh Perhimpunan Indonesia
Sumber Tribunnewswiki.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
8
T
anggal 4 Juli 1927
, dibentuklah
organisasi yang diber
i
nama Partai
Nasional
Indonesia.
Organisasi
ini
bercorak politik nasionalis murni.
Dalam
Azasnya, PNI berkeyakinan, bahwa syarat
yang amat penting untuk perbaikan
kesejahteraan
Indonesia
itu
ialah
kemerdekaan
nasional,
oleh
karena itu,
maka semua kekuatan haruslah ditujukan
ke arah kemerdekaan nasional. Dengan
kemerdekaan nasional rakyat akan
dapat
memperbaiki rumah tangganya dengan
tanpa gangguan.
PNI ingin sekali melihat rakyat Indonesia bisa mencapai kemerdekaan politik
untuk mencapai pemerintahan nasional, mencapai hak untuk mengadakan Undang
-
undang sendiri dan mengadakan
aturan
-
aturan sendiri dalam mengadakan
pemerintahan.
Kehadiran PNI jadi tantangan
besar bagi
pemerintah
kolonial
Belanda
,
karena
organisasi
ini
benar
-
benar
menunjukkan
perlawanannya.
Dari azaz maupun tujuannya, terlihat bahwa PNI merupakan organisasi polit
ik yang
ekstrim
dan
radikal
yang
tentu
saja
berlawanan
dengan
keinginan
pemerintah
Belanda.
Oleh
karena itu berkali
-
kali tokoh
-
tokohnya diperingatkan agar
tidak melakukan kegiatan, terutama yang berhubungan dengan massa, seperti rapat
-
rapat umum.
Walaupun
demikian, semangat pantang menyerah tokoh PNI tetap
berkobar, bahkan pada tanggal 17
-
18 Desember 1927, PNI berhasil memelopori
terbentuknya organisasi sosial politik se Indonesia
yakni
Permufakatan
P
erhimpunan
-
perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
((PP
PKI)
. Kegiatan
-
kegi
a
tan yang dilakukan oleh
para tokoh
PNI menyebabkan pemerintah Hindia
Belanda kehilangan kesabaran sehingga melakukan penangkapan terhadap tokoh
-
tokoh PNI, seperti Ir. Soekarno, Maskun, Supriadinata dan Gatot Mangkupradja.
Mereka kemudia
n diadili dan dimasukkan penjara suka miskin Bandung.
Tahun
1929, PNI pecah menjadi dua yakni Partindo dan
Pendidikan Nasional Indonesia atau
PNI
-
Baru.
5.
Partai
Indonesia
(Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada
tahun
1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan
oleh Sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak
anggota dan terjun dalam aksi
-
aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar
Partindo sama den
gan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia
merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu nonkooperasi.
Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno
dibebaskan dari penjara, dan
bergabung ke
partai ini
pada tahun 1932
. Kehadiran Soekarno kembali
melej
itkan
Partindo. Soekarno yang terlalu memegang peran di dalam Partindo, seakan
-
akan
menjadikan Kembali Partindo sebagai PNI lama. Di forum
-
forum umum, Soekarno
mulai memperkenalkan ajaran Marhaenismenya yang lebih menyukai usaha
memperjuangkan kaum akar ru
mput dibandingkan langsung tembak ke bidang
pendidikan seperti yang dilakukan Moh. Hatta dengan PNI barunya.
Soekarno dan PNI, adalah dua hal yang
tak dapat dipisahkan
Sumber : sendyhertanto.wordpres.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
9
Kongres dan forum yang membawa nama Soekarno selalu dibanjiri
rakyat.
Karenanya, paham Soekarnoisme dengan Marhaennya cepat sekali membesar. Begitu
pula dengan Partindo yang menjadi kendaraan politiknya. Selanjutnya, segala sepak
terjang Soekarno kembali disoroti Belanda karena menyebarluaskan keberanian
untuk merdek
a dan melawan pemerintahan kolonial Belanda.
Akhirnya, Soekarno Kembali ditangkap pemerintah kolonial, dan dibuang ke
luar pulau Jawa, yakni di Ende, sebuah daerah di pulau Flores. Setelah 4 tahun di
Ende, Soekarno
kemudian
dipindahkan tempat pembuangann
ya ke Bengkulu.
Kehilangan Soekarno tidak membuat Partindo kehilangan aktifitas politiknya.
Partai ini
tetap
mengusahakan segera dibentuknya pemerintahan
sebagai
hasil kerja
keras sendiri yang mengusung demokrasi
dan ingin
menjadikan
demokrasi
sebagai
a
sas kebangsaan
. Sepak terjang partai
masih tergolong berani dan menyulitkan
pemerintah Belanda.
Belanda yang merasa Partindo mulai membahayakan kedudukannya di
Indonesia mengeluarkan maklumat yang membatasi ruang gerak Partindo. Tanggal
27 Juni 1933,
setiap pegawai pemerintah yang diangkat menjadi pegawai negeri tidak
diperkenankan bergabung dalam Partindo atau harus melepas jabatannya. Disusul
kebijakan tanggal 1 Agustus 1933 yang tidak mengizinkan aktivitas Partindo berupa
rapat di mana pun tempatnya
. Selama masih di wilayah Indonesia, kegiatan rapat
Partindo harus dihentikan.
Kebosanan Partindo dengan kegiatan yang hanya itu
-
itu saja membuat situasi
semakin rumit. Mr. Sartono sebagai ketuanya merasa harus membubarkan Partindo.
Niatnya ini sempat diha
langi beberapa rekannya di Partindo. Sayangnya, usaha
rekan
-
rekannya tidak lebih besar dari tekad Mr. Sartono. Puncaknya, Mr. Sartono
membubarkan Partindo pada tanggal 18 November 193
6
.
6.
Pendidikan Nasional
Indonesia
(PNI
-
Baru)
Pendidikan Nasional Indone
sia (PNI
-
Baru) ini lahir pada bulan Desember
1931. Organisasi ini
dibentuk oleh Mohammad Hatta, dan
dipimpin oleh orang
-
orang
yang memiliki gaya yang berbeda dengan PNI lama yang dipimpin Soekarno.
PNI
B
aru dibentuk
dalam sebuah konferensi di Yogyakarta pa
da tanggal 25
-
27 Desember 1931 sebagai bentuk penya
tuan golongan
-
golongan Merdeka,
dari
partai inilah muncul tokoh baru yaitu Sultan Syahrir yang waktu itu masih menjadi
mahasiswa di Amsterdam. Walaupun cita
-
cita dan haluan PNI lama dan PNI
B
aru itu
sama, yaitu kemerdekaan Indonesia dan nonkooperasi, tetapi strategi perjuangannya
Partindo
sebagai Pecahan
PNI
Sumber:
Berpendidikan.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
10
berbed
a. PNI Baru lebih menekankan pentingnya pendidikan kader.
Dalam
pembentukannya, Soekemi terpilih sebagai
ketua
,
Sjahrir terpilih sebagai ketua cabang
Jakarta dan sekretaris cabangnya adalah
Djohan Sjahroezah.
Dalam upaya Pendidikan kader
baru, PNI
-
baru
menerbitkan majalah yang
diterbitkan sekali dalam 10 hari. Hatta
mengusulkan majalah itu diberi nama
“Daulat Rakjat”, yang mempertahankan
asa
s
kerakyatan yang sebenarnya dalam
segala susunan politik, perekonomian
dan
pergaulan sosial. Kemudian Hatta dan
Sjahrir bermufakat agar Sjahrir pulang ke
Indonesia pada bulan Desember 1931
untuk membantu “Golongan Merdeka”
serta membantu “Daulat Rakjat”.
D
alam
Kongres
Pendidikan
Nasional Indonesia bulan Juni 1932 yang
berlan
gsung di Bandung, Sjahrir terpilih
menjadi Pimpinan Umum Pendidikan Nasional Indonesia menggantikan Soekemi.
Dalam kongres itu dirumuskan bahwa PNI Baru adalah sebagai suatu partai kader
politik
.
Keputusan bahwa PNI Baru adalah sebagai partai kader setela
h mengalami
diskusi yang cukup panjang dan rumit yang pada akhirnya argumentasi Sjahrir yang
cukup kuat untuk membawa PNI Baru sebagai partai kader dapat diterima oleh
sebagian besar pengurus. Dan dengan pulangnya Hatta
dari negeri Belanda
pada awal
tahun
193
2
, Pimpinan Umum PNI Baru diserahkan oleh Sjahrir kepada Hatta.
Sesuai dengan namanya, maka s
ebagian besar kegiatan partai ini adalah
menyelenggarakan pendidikan politik bagi para anggotanya, yang sebagian
dilakukan melalui halaman
-
halaman “Daulat Rakjat” dan tulisan
-
tulisan lain,
termasuk risalah “Kearahan Indonesia Merdeka” (KIM) yang secara khusus ditulis
oleh Hatta sebagai semacam ma
nifesto pergerakan itu.
PNI Baru mengembangkan pandangan untuk menghindari aksi
-
aksi massa
dan mengupayakan supaya partai tidak tergantung hanya kepada seorang pemimpin
saja yang dapat mengakibatkan lumpuhnya suatu partai apabila sang pemimpin
ditangkap.
Oleh karena itu, PNI Baru memperdalam tujuannya untuk menghasilkan
kader
-
kader pemimpin yang dapat menggantikan para pemimpin yang ditangkap
.
Tahun
1933,
karena sepak terjangnya yang dianggap membahayakan bagi
pemerintah kolonial, maka PNI
-
Baru mulai menda
pat tekanan
dari pemerintah
Belanda
.
Bahkan pada t
anggal 25 Februari 1934
tokoh
-
tokoh
PNI Baru seperti Hatta,
Sjahrir, Bondan, Baurhanuddin, Murwoto Soeka, Hamdani, Wangsawidjaja, Basri,
Atmadipura, Oesman, Setiarata, Kartawikanta, Tisno, Wagiman, dan Karwani
ditangkap. Sekitar bulan Januari 1935, Hatta, Sjahrir dan beberapa pemimpin PNI
B
aru lainnya diasingkan ke Boven Digul
, Irian Jaya, k
emudian dipindahkan ke Banda
Neira pada tahun 1936 dan akhirnya ke Sukabumi pada tahun 1942 sampai akhirnya
nanti dibebaskan oleh Jepang Ketika Jepang menduduki Indonesia.
b.
Strategi Pergerakan Nasional Mo
derat Kooperatif
Gambar : Mohammad Hatta dan Syahrir,
dua tokoh yang berperan besar dalam
PNI
-
Baru
Sumber : Liputan6.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
11
Strategi pergerakan nasional bersifat moderat merupakan perjuangan yang
dilakukan dengan menghindari tindakan kekerasan atau perilaku yang keras dan
ekstrem. Organisasi yang bersifat moderat biasanya bersikap lunak kepada
pemerintah kolonial Belanda.
Strat
egi bersifat moderat dengan taktik kooperatif
adalah perjuangan yang dilakukan dengan cara bekerjasama dengan pemerintah
kolonial Belanda untuk menghindari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh
pemerintah kolonial Belanda.
Organisasi pergerakan nasional
Indonesia yang bersifat moderat
berdasarkan taktik kooperatif, berpendirian bahwa kemerdekaan ekonomi harus
dicapai terlebih dahulu. Di bidang politik organisasi pergerakan ini sementara waktu
dapat bekerja sama dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda at
au bersifat
kooperatif. Artinya dalam menghadapi pemerintah kolonial Hindia Belanda
organisasi pergerakan yang berhaluan kooperatif harus bersikap agak lunak
(moderat), sehingga tujuan untuk memajukan dan memerdekakan rakyat dapat
tercapai.
Pilihan untuk
bersikap moderat dan bertindak kooperatif bukan tanpa alasan.
Sikap hati
-
hati dalam melawan pemerintah kolonial Belanda tetap diperlukan,
terutama setelah pemerintah kolonial bersikap tegas terhadap tokoh dan organisasi
pergerakan setelah pemberontakan PKI
1928. Pemberontakan ini telah membuka
mata pemerintah kolonial Belanda untuk mengawasi sepak terjang organisasi
pergerakan secara ketat.
Pemerintah kolonial Belanda juga mulai membatasi organisasi
-
organisasi
pergerakan nasional dalam menyelenggarakan kegi
atan berserikat dan berkumpul.
Sejak saat itu pemerintah kolonial sering menangkap dan mengasingkan tokoh
pergerakan yang dianggap tidak mendukung kebijakan kolonial. Sebagai contoh,
Soekarno dan tokoh
-
tokoh PNI yang ditangkap karena tidak bersedia bersika
p
kooperatif terhadap pemerintah kolonial.
Akibat berhati
-
hati dalam menentukan sikap politik, organisasi moderat lebih
memilih pergerakan dalam bidang
-
bidang di luar politik seperti sosial dan ekonomi.
Beberapa tokoh pergerakan moderat sering melontarkan
gagasan bahwa
kemerdekaan ekonomi harus dicapai terlebih dahulu. Sementara itu, kegiatan politik
untuk sementara waktu dilakukan melalui kerja sama dengan pihak kolonial Belanda.
Upaya yang dilakukan dengan taktik kooperatif antara lain mengirimkan
wak
ilnya ke Volksraad (
D
ewan
R
akyat) tujuannya adalah dapat memperjuangkan
kepentingan rakyat, antara lain (1) mengusahakan perubahan perubahan
ketatanegaraan, (2) mengusahakan penghapusan perbedaan politik, ekonomi dan
intelektual dengan cara yang tidak melanggar
hu
kum.
Selain perjuan
gan melalui Volksrad, upaya lainnya yang ditempuh dalam
taktik kooperatif adalah mengusahakan kesejahteraan rakyat di bidang ekonomi
(bank dan koperasi) serta bidang sosial dan budaya, terutama kemajuan Pendidikan.
Adapun faktor yan
g mempengaruhi ka
langan
pergerakan bersifat moderat
antara lain:
1.
Krisis ekonomi dunia atau dikenal dengan nama Krisis Malaise yang terjadi setelah
perang dunia I dan memuncak pada tahun 1929. Yang berdampak pada
hancurnya ekonomi negara
-
negara di dunia, serta menyulitkan pula ek
onomi di
negara
-
negara jajahan, termasuk Indonesia. Kesulitan keuangan juga dialami
dalam
organisasi
-
organisasi pergerakan,
2.
Pembatasan berserikat yang dilakukan oleh belanda terhadap organisasi
pegerakan nasional
,
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
12
3.
Banyak tokoh pe
r
gerakan nasional yang dita
ngkap oleh Belanda antara lain
Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepridinata dan Maskun Sumadiredja.
Organisasi
-
organisasi pergerakan yang menempuh strategi moderat kooperatif
a
ntara lain, Budi Utomo, Parindra, Gerindo dan GAPI
1.
Budi
Utomo
Berdiri
pada
tanggal
20
Mei
1908
di
Yogyakarta.
Pendirinya
adalah
para
mahasiswa
STOVIA
(Sekolah
Kedokteran
Jawa
di
Jakarta)
yang
dipelopori
oleh
dr.
Soetomo,
dr.
Wahidin
Soedirohoesodo,
dr.
Tjipto
Mangoenkoesoemo,
dr.
Goenawan
Mangoenkoesoemo,
dan
lain
-
la
in.
Organisasi
Budi
Utomo
ditetapkan
sebagai
organisasi
modern
pertama
di
Indonesia
dan
merupakan
tonggak
awal
Peregerakan
Nasional
Indonesia
.
Pada
awal
berdirinya
Budi
Utomo
bergerak
di
bidang
pendidikan
serta
sosial
budaya
, seperti mendirikan sekolah
-
sek
olah dan berusaha memelihara serta
memajukan kebudayaan Jawa. Selain itu, Budi Utomo juga melakukan usaha
-
usaha
untuk meningkatkan perekonomian dan bidang lainnya. Para anggotanya pun baru
sebatas suku Jawa dan Madura. Adapun tujuan yang diemban oleh organ
isasi Budi
Utomo adalah kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa Jawa, Madura, Bali
dan Lombok
Budi Utomo memiliki
strategi
perjuangan kooperatif yakni berkerjasama
dengan pihak Belanda dalam memajukan kesejateraan pribumi
.
Sebagian
besar
anggota
Budi
Utomo
adalah
pegawai
pemerintah
kolonial,
sehingga
sangat
menjaga
hubungan
dengan
pemerintah
kolonial
Belanda
dan
tidak
berani
mengambil
resiko.
Sejak tahun 1915
kegiatan organisasi budi utomo berubah tidak hanya
bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, namun juga bergerak dalam
bidang politik. Perubahan ini muncul karena adanya organisasi seperti Sarekat Islam
dan Indische Partij yang ber
gerak dalam bidang politik, karena itulah budi utomo
tidak ingin ketinggalan sebagai organisasi gerakan kemerdekaan indonesia.
Peran Gerakan Organisasi Budi utomo dalam Kegiatan Bidang politik
yaitu:
1.
Budi Utomo ikut duduk dalam Komite Indie Weerbaar (Pani
tia Ketahanan
Hindia Belanda) yang dikirim ke Belanda pada tahun 1916
–
1917.
2.
Budi Utomo juga mengusulkan pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) bagi
penduduk pribumi, ketika wakilnya dalam Komite Indie Weerbaar berangkat
ke Belanda.
3.
Budi Utomo berpartis
ipasi dalam pembentukan Komite Nasional untuk
menghadapi pemilihan anggota Volksraad.
Sumber
:
Seputarilmu.com
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
13
4.
Budi Utomo berpartisipasi aktif sebagai anggota Volksraad, bahkan
menempati dua dalam hal jumlah anggota di antara anggota pribumi.
5.
Budi Utomo mencanangkan program politi
knya berupa keinginan
mewujudkan pemerintahan parlementer yang berasas kebangsaan.
Pada tahun 1927, Budi Utomo memprakarsai dan bergabung dalam
Permufakatan Perhimpunan
-
Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI),
selanjutnya
melebur
dalam
PBI
(Pers
atuan
Bangsa
Indonesia)
yang
berubah
namanya
menjadi
Parindra
(Partai
Indonesia
Raya).
Pada
tahun
1935
Budi
Utomo
secara
resmi
dibubarkan.
2.
Partai
Indonesia
Raya
(Parindra)
Partai Indonesia Raya (Parindra) didirikan di kota Solo oleh dr. Sutomo pada
tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Persatuan
Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas
politik Parindra adala
h
moderat dan kooperatif, tapi terkadang juga bersifat radikal
dan non kooperatif, tergantung pada situasi dan kondisi
yang dihadapi
.
Tokoh
-
tokoh
Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh.
Husni Thamrin.
Parindra berj
uang agar wakil
-
wakil volksraad semakin bertambah sehingga
suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin
diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup
berhasil, terbukti pemerintah Belanda menggant
i istilah inlandeer menjadi
Gambar : Tokoh
-
tokoh Parindra
Sumber : id.wikipedia.org
G
a
m
b
a
r
:
T
o
k
o
h
-
t
o
k
o
h
P
a
r
i
n
d
r
a
S
u
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
14
Indonesier. Untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, Parindra melakukan
program
-
program, yakni:
1.
melakukan pencerdasan secara politik
-
ekonomi
-
sosial kepada masyarakat
sebagai bekal dalam menjalankan pemerintahan sendiri di masa de
pan;
2.
menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia tanpa memandang suku,
agama, ras, pendidikan dan kedudukannya;
3.
membentuk dan menjalankan aksi besar hingga diperoleh pemerintahan
yang demokratis, berdasar kepentingan dan kebutuhan bangsa Indonesia;
4.
bekerja
keras di setiap bidang usaha untuk meninfkatkan kesejahteraan
rakyat baik secara ekonomis, sosial, maupun politis;
5.
mengusakan adanya persamaan han dan kewajiban serta kedudukan dalam
hukum bagi seluruh warga negara Indonesia.
Untuk memperbaiki perekonomian rakyat, Parindra membentuk
organisasi rukun tani, membentuk sarikat
-
sarikat pekerja, menganjurkan swadesi
ekonomi, dan mendirikan “Bank Nasional Indonesia”. Kongres kedua
dilaksanakan
di
Bandung
pada
24
-
27
Desembe
r
1938.
Karena
saat itu
Dr. Sutomo sudah meninggal maka kongres memilih K.R.M. Wuryaningrat untuk
menjadi ketua partai. Dalam Kongres itu diambil keputusan
-
keputusan, antara
lain: tidak menerima peranakan (Indo) menjadi anggota, berusaha keras
mengur
angi pengangguran, dan meningkatkan transmigrasi guna memperbaiki
kesejahteraan
.
3.
Gerakan
Rakyat
Indonesia
(Gerindo)
Awal mula pendirian Gerindo
adalah adanya pembu
baran
Partindo pada
tahun 193
6
. Kematian Partindo mengakhiri pula keberanian organisasi nas
ional yang
bersikukuh mengambil sikap
keras men
e
ntang dan
non kooperatif dengan
pemerintah Belanda.
P
ara petinggi Partindo seperti Mr. Sartono terus mencari celah agar
perjuangan menuju kemerdekaan dapat diteruskan. Satu
-
satunya cara agar leluasa
menyebarkan semangat cinta tanah air secara terang
-
terangan adalah dengan
menjadi teman yang baik bagi pemerintah Belanda. Sebagaimana sejarah Parindra
yang berasaskan kooperatif dengan pemerintah Belanda lalu mendapatkan
kemudahan dalam beraktivitas, Mr.
Sartono ingin mengikuti jejak Parindra.
Akhirnya, bekas tokoh PNI kembali bersatu untuk membentuk organisasi
baru yang pro dengan kebijakan pemerintah Belanda. Organisasi ini dinamakan
Gerakan Indonesia atau disingkat Gerindo.
Gerakan
Rakyat
Indonesia (G
erindo) didirikan
di Jakarta pada tanggal 24 Mei
1937 oleh orang
-
orang bekas
Partindo.
Tokoh
-
tokohnya
antara lain Sartono, Sanusi
Pane, dan Moh. Yamin. Dasar
dan tujuannya adalah nasional
dan
mencapai
Indonesia
Merdeka
Gambar : Tokoh
-
tokoh
Parindra
Sumber : id.wikipedia.org
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
15
Gerindo juga menga
nut strategi moderat kooperatif, namun terkadang
pula radikal dan non kooperatif, seperti
Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
1.
mencapai Indonesia Merdeka,
2.
memperkokoh ekonomi Indonesia,
3.
mengangka
t kesejahteraan kaum buruh, dan
4.
memberi bantuan bagi kaum pengangguran
4.
Gabungan
Politik
Indonesia
(
GAPI
)
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai
-
partai politik dengan dipelopori oleh
Sutardjo Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu
permohonan supaya
diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil
-
wakil Indonesia dan negara
Belanda di mana anggotanya mempunyai hak yang sama.
Tujuannya adalah untuk
menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang
berdiri sendiri. N
amun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda.
Karena kecewa
terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut,
maka
atas
prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan
Politik Indonesia (G
API
).
Beberapa
alasan yang
mendorong terbentuknya
GAPI
adalah :
1.
Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan
musyawarah antara wakil
-
wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah
agar bangsa Indonesia diberi pemerintahan yang berdiri sendiri.
2.
Kepentingan inte
rnasional akibat timbulnya fasisme.
3.
Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa
Indonesia.
Tujuan GAPI adalah
menuntut
pemerintah
Belanda agar Indonesia
mempunyai
parlemen
sendiri,
sehingga
GAPI
mempunyai
semboyan
Indonesia Berparlemen.
Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih.
Akhirnya pemerintah Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan nama Komisi
Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman. Tugas komisi ini adalah
menyeliiki dan
mempelajari perubahan
-
perubahan ketatanegaraan.
Sumber : brainly.co.id
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
16
Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan
kesimpulan yang mengecewakan bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut,
sebagian besar rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam
ikatan Kerajaan Belanda.
GAPI
menolak keputusan tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa Belanda dan
bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia.
Menjelang kedatangan Jepang, GAPI semakin gencar menuntut melalui
pembentukan Majelis Rakyat Indonesia yang
merupakan kelanjutan K
o
ngres Rakyat
Indonesia. Program GAPI adalah hak menentukan nasib sendiri, persatuan nasional
seluruh rakyat Indonesia yang berdasarkan kerakyatan dalam bidang politik,
ekonomi, sosial dan persatuan aksi seluruh pergerakan
Indonesia.
2.
Persamaan Strategi Pergerakan Nasional
Dari pemaparan materi di atas, bisa kalian cermati bahwa pada intinya, kedua
strategi pergerakan nasional memiliki persamaan dalam perjuangan. Apa
persamaannya, mari membaca lebih jauh keterangan berikut
ini.
Strategi radikal dan moderat yang diterapkan oleh tokoh ataupun organisasi
pergerakan nasional sama
-
sama memiliki visi dan arah yang sama, yakni bertujuan
memperjuangkan hak dan kepentingan bangsa Indonesia. Dengan kedua strategi
tersebut, para tokoh
pergerakan nasional mengobarkan semangat satu bangsa untuk
mewujudkan kemerdekaan yang telah lama dicita
-
citakan
.
P
ersamaan strategi perjuangan radikal dan moderat
lainnya adalah bahwa
keduanya menggunakan
organisasi sebagai alat perjuangan
. Mereka menya
dari
bahwa perjuangan mencapai tujuan Indonesia merdeka, harus diorganisir dan
diselenggarakan secara modern. Segala aktifitas perjuangan harus dilakukan secara
terencana dan teratur melalui wadah organisasi.
Organisasi
-
organisasi yang bergerak dengan str
ategi radikal dan moderat,
juga sama
-
sama berjuang secara nasional, tidak lagi bersifat
kedaerahan
. Perjuangan
untuk mencapai Indonesia merdeka secara keseluruhan, bukan lagi meliputi
perjuangan pada satu wilayah tertentu.
Selain itu, semua organisasi per
gerakan, baik yang menggunakan taktik
radikal maupun yang menggunakan strategi moderat, menyadari
bahwa kekuatan
utama
dalam berjuang bukan hanya
pada senjata melainkan
memajukan rakyat baik
di bidang politik (menumbuhkan kesadaran akan pentingnya persatu
an), ekonomi
(peningkatan kesejahteraan rakyat) dan sosial budaya (Pendidikan, seni, budaya,
Kesehatan dll)
.
Perjuangan semua organisasi pergerakan nasional, juga tidak lagi bertumpu
pada kekuasaan raja atau sultan, tapi beralih pada pimpinan
tokoh
, yakni tokoh
agama, kaum terpelajar, tokoh
-
tokoh pemuda, dan tokoh
-
tokoh masyarakat
.
3.
Perbedaan Strategi Pergerakan Nasional
Perbedaan strategi pergerakan radikal non kooperatif dengan strategi moderat
kooperatif adalah :
a.
cara perjuangan yang dilakukan
kalau radikal
cenderung men
em
pu
h
sikap keras
dan melawan pemerintah kolonial, sedangkan cara perjuangan yang moderat
adalah menempuh cara lunak dan tanpa melawan secara langsung pemerintah
kolonial
.
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
17
b.
strategi ra
dikal menempuh sikap non koopera
tif, artinya tdak bekerjasama
dengan pemerintah kolonial, sedangkan strategi moderat adalah kooperatif yang
artinya bekerja sama (memanfaatkan kerjasama) dengan pemerintah kolonial
untuk kemajuan dan kesejateraan rakyat Indonesia.
c.
Organisasi bersifat radi
kal menginginkan langsung kemerdekaan politik,
sedangkan moderat menginginkan kemerdekaan ekonomi terlebih dahulu baru
kemudian kemerdekaan politik.
d.
Bentuk perjuangan organisasi radikal antara lain berupa aksi
-
aksi massa,
tutntutan keras kepada pemerintah
Belanda, kecaman dan kritikan keras
terhadap pemerintah kolonial. Sebaliknya, organisasi moderat berjuang melalui
Volksraad (Dewan Rakyat bentukan Belanda), mengusahakan perubahan
ketatanegaraan, dan pe
n
ghapusan perbedaan politik
, ekonomi dan intelektual
t
anpa melanggar aturan dan ketetapan pemerintah Belanda.
Dengan demikian, dapat kalian melihat bahwa
baik
moderat maupun radikal
hanyalah
sebuah strategi, taktik atau
metode untuk me
ncapai tujuan, Organisasi
-
organisasi pergerakan memilih
strategi
radikal atau moderat
ini tergantung dengan
kebutuhan, kondisi atau situasi masa itu. Sistem moderat atau radikal dipilih adalah
untuk mengatasi permasalahan
dan supaya bisa bergerak ke tujuan
. Baik moderat
maupun radikal akan bekerja dengan masing
-
masi
ng parameter yang berbeda
, tapi
sesungguhnya keduanya memiliki arah dan tujuan pencapaian yang sama, yakni
Indonesia merdeka.
C.
Rangkuman
1.
Strategi pergerakan nasional terdiri atas dua bentuk strategi, yakni strategi
radikal non kooperatif dan
strategi moderat kooperatif
2.
Strategi pergerakan radikal non kooperatif merupakan perjuangan dengan
menggunakan cara yang keras dalam menentang kebijakan pemerintah kolonial
Belanda.
,
Non kooperatif berarti tidak mau bekerjasama dengan pemerintah
kolonial B
elanda. Taktik non kooperatif menekankan bahwa kemerdekaan harus
diusakan sendiri oleh banga Indonesia, tanpa campur tangan atau bantuan pihak
lain
3.
Organisasi pergerakan yang bersifat radikal non kooperatif adalah Partai Komunis
Indonesia (PKI; 1924), Per
himpunan Indonesia (PI; 1925), Partai Nasional
Indonesia (PNI; 1927), Partai Indonesia (PARTINDO; 1931), dan Pendidikan
Nasional Indonesia
–
Baru (PNI
–
Baru, 1931).
4.
Strategi pergerakan nasional bersifat moderat merupakan perjuangan yang
dilakukan dengan men
ghindari tindakan kekerasan atau perilaku yang keras dan
ekstrem,
taktik kooperatif artinya perjuangan yang dilakukan dengan cara
bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda untuk menghindari tindakan
kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Be
landa.
5.
Organisasi
-
organisasi pergerakan yang menempuh strategi moderat kooperatif
antara lain, Budi Utomo, Parindra, Gerindo dan GAPI
6.
Persamaan strategi pergerakan yang radikal dengan moderat adalah sama
-
sama
berjuang untuk kemerdekaan Indonesia secara na
sional, berjuang melalui
organisasi modern, dipimpin oleh tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh pemuda
maupun tokoh
-
tokoh masyarakat.
7.
Perbedaan strategi pergerakan yang radikal dengan moderat adalah dari segi cara
dan taktik yang dipi
li
h, strategi
radikal menempu
h
cara keras dan menolak
k
erjasama dengan Belanda
, sedangkan strategi moderat memilih cara
-
cara lunak
dan memanfaatkan Kerjasama dengan Belanda untuk mencapai tujuan.
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
18
D.
Penugasan Mandiri
1.
Pilihlah salah satu organisasi yang menempuh strategi
radikal
atau yang
menempuh
moderat!
Kumpulkan informasi dari berbagai sumber, analisis
mengapa organisasi tersebut dikategorikan radikal. Olah hasil informasi
dan
dituangkan dalam
bentuk sebuah cerita sejarah !
E.
Latihan Soal
I.
Kerjakan soal
-
soal berikut den
gan memilih salah satu jawaban yang
p
aling
T
epat
!
1.
Strategi pergerakan
radikal adalah menempuh cara ...
A.
kerjasama dengan pihak Belanda untuk mencapai tujuan
B.
menentang dengan keras pemerintah kolonial Belanda
C.
masuk dalam lembaga
-
lembaga pemerintah kolonial
D.
menghindari bentrok dengan pemerintah Belanda
E.
menganggap Belanda adalah musuh
2.
Sikap moderat kooperatif yang ditempuh beberapa organisasi pergerakan
antara
lain dalam bentuk ...
A.
perjuangan dengan menjadikan B
elanda sebagai musuh
B.
berjuang dengan tidak bekerjasama dengan Belanda
C.
bersikap keras dan menentang pemerintahan Belanda
D.
menempuh cara lunak dan kerjasama dengan Belanda
E.
menjadi kaki tangan Belanda di lembaga pemerintah
3.
Perhatikan Organisasi berikut :
1)
Perhimpunan Indonesia
2)
Partai Nasional Indonesia
3)
Parindra
4)
Partindo
5)
GAPI
Organisasi pergerakan yang menempus strategi pergerakan radikal non
kooperatif adalah ... .
A.
1),2) dan 3)
B.
1),2) dan 4)
C.
2),3) dan 4)
D.
2),3) dan 5)
E.
3),4) dan 3)
4.
Organisasi berikut ini
yang menempu
h
strategi moderat adalah ... .
A.
PNI,
Parindra dan GAPI
B.
Parindra, Partindo dan GAPI
C.
Parindra, PNI
-
Baru dan GAPI
D.
Parindra, Gerindo dan GAPI
E.
Partindo, PKI, dan GAPI
5.
Salah satu hal yang menyebabkan
s
ebagian tokoh
-
tokoh pergerakan berubah
h
aluan dari strategi radikal ke moderat adalah
... .
A.
adanya kebebasan berserikat oleh pemerintah kolonial Belanda
B.
tokoh
-
tokoh pergerakan merasa tidak mungkin mencapai tujuan
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
19
C.
organisasi pergerakan dibubarkan paksa oleh
Belanda
D.
strategi radikal tidak cocok diterapkan di Indonesia
E.
banyak tokoh
-
tokoh pergerakan yang ditangkap oleh Belanda
6.
Persamaan str
a
tegi pergerakan antara radikal dengan moderat adalah ... .
A.
keduanya berjuang secara nasional untuk Indonesia
merdeka
B.
sama
-
sama memanfaatkan Belanda dalam perjuangan
C.
keduanya sama
-
sama menolak kerjasama dengan Belanda
D.
keduanya sama
-
sama memanfaatkan kerjasama dengan Belanda
E.
radikal dan moderat memiliki tokoh
-
tokoh pemimpin yang sama
7.
Perbedaan strategi pergerakan
radikal dengan moderat
adalah ... .
Strategi Radikal
Strategi Moderat
A.
Non kooperatif
K
ooperatif
B.
Bersikap lunak
Bersikap keras
C.
Perjuangan nasional
Perjuangan kedaerahan
D.
Pada umumnya masih tergantung
pada tokoh raja
Dipimpin
tokoh
-
tokoh
agama,
masyarakat, kaum terpelajar
E.
Memanfaatkan kerjasama dengan
Belanda
Menolak kerjasama dengan Belanda
8.
Perhatikan pernyataan berikut :
1)
Dipimpin oleh Soekarno
2)
Merupakan pecahan dari PNI
3)
Menempuh strategi moderat
4)
Menempuh strategi radikal
Persamaan
Organisasi
Partindo dan PNI
-
Baru ditunjukkan pada angka ...
A.
1 dan 2
B.
1 dan
4
C.
2
dan
3
D.
2 dan
4
E.
3 dan 4
9.
Persamaan cara perjuangan organisasi
-
organisasi yang mene
mpuh strategi
moderat adalah ...
A.
berjuang dengan menolak kerjasama dengan pihak Belanda
B.
sama
-
sama menentang kehadiran kolonial Belanda di Indonesia
C.
perjuanagan dengan bersikap keras menuntut Indonesia merdeka
D.
berjuang melalui Volksraad (Dewan Rakyat) yang
dibentuk Belanda
E.
menolak kehadiran volksraad karena hanya menguntungkan Belanda
10.
Perbedaan
Partindo dan Parindra adalah ...
A.
Partindo menempuh strategi moderat, sedangkan Parindra radikal
B.
Partindo menjalin kerjasama dengan Belanda, sedangkan Parindra
tidak
kerjasama
C.
Partindo menempuh strategi radikal, sedangkan Parindra moderat
D.
Partindo berjuang secara nasional, sedangkan Parindra berjuang secara
modern
E.
Partindo kooperatif sedangkan Parindra non kooperatif
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
20
Kunci Jawaban
dan Pembahasan
Latihan Soal
NO
SOAL
KUNCI
JAWABAN
PEMBAHASAN
1
B
Strategi pergerakan secara ra
di
kal adalah menempuh dengan
cara menentang dengan keras segala kebijakan pemerintah
kolonial Belanda
2
C
Strategi
pergerakan dengan cara moderat adalah
menempuh
cara lunak dan kerjasama dengan Belanda
3
B
Organisasi pergerakan yang menempu
h
strategi pergerakan
radikal non kooperatif antara lain PI, PNI, Partindo. PKI dan
PNI
-
Baru
4
D
Organisasi yang
menempuh strategi moderat antara lain, Budi
Utomo, Parindra, Gerindo dan GAPI
5
E
Banyaknya tokoh
-
tokoh pergerakan yang ditangkap oleh
Belanda, membuat tokoh
-
tokoh pergerakan berubah haluan
garis perjuangannya dengan memilih Kerjasama dengan
Belanda supaya tujuan untuk memajukan Indonesia dapat
tetap berjalan
6
A
Meski strategi perjuangan antara radikal dan moderat berbeda,
tapi pada intinya keduanya bertujuan untuk mencapai
Indonesia merdeka
7
A
Perbedaan strategi radikal dengan moderat ant
ara lain, radikal
menempuh cara non kooperatif atau menolak kerjasama
dengan Belanda, sedangkan yang
moderat memilih kerjasama
dengan Belanda (kooperatif)
8
A
P
ersamaan organisasi Partindo dan PNI
-
Baru yaitu sama
-
sama
merupakan pecahan dari PNI
dan keduanya menempuh
strategi radikal
9
D
Persamaan cara perjuangan organisasi
-
organisasi yang
menempuh strategi moderat antara lain adalah berjuang
melalui Volksraad (Dewan Rakyat) yang dibentuk Belanda
10
C
Perbedaan Partindo dan Parindra
adalah Partindo menempuh
strategi radikal, sedangkan Parindra moderat.
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
21
F.
Penilaian Diri
Berilah tanda centang pada pernyataan berikut sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya dengan jujur dan bertanggungjawab!
No
Pernyataan
Jawaban
Ya
Tidak
1
Saya dapat
menjelaskan pengertian strategi perjuangan radikal
non kooperatif
2
Saya dapat
menjelaskan pengertian strategi perjuangan moderat
kooperatif
3
Saya dapat menentukan organisasi
-
organisasi pergerakan yang
menempuh strategi
radikal non koperatif
4
Saya dapat menentukan organisasi
-
organisasi pergerakan yang
menempuh strategi moderat nin kooperatif
5
Saya dapat menganlisis persamaan
strategi
pergerakan nasional
dengan moderat
6
Saya dapat menganlisis Perbedaan
strategi
pergerakan nasional
dengan moderat
Keterangan :
-
Bila ada jawaban "Tidak", maka segera lakukan review pembelajaran, terutama
pada bagian yang masih "Tidak".
-
Bila semua jawaban "Ya", maka selamat, kamu telah menguasai pembelajaran di
modul ini.
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
22
E
VALUASI
I.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.
Tuliskan dua bentuk strategi pergerakan yang ditempuh
organisasi
-
organisasi
pergerakan nasional Indonesia !
2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi pergerakan radikal non kooperatif !
3.
Mengapa penangkapan para tokoh oleh pemerintah kolonial Belanda menyebabkan
sebagian tokoh
-
tokoh pergerakan berubah
haluan dan memilih perjuangan secara
moderat? Jelaskan analisis kamu !
4.
Jelaskan pengertian strategi pergerakan nasion
a
l secara moderat kooperatif !
5.
Simpulkan tiga persamaan strategi pergerakan nasional yang radikal dengan strategi
pergerakan yang moderat
!
6.
Buatlah masing
-
masing dua
perbandingan strategi
perjuangan
antara
Partindo dan
Gerindo !
7.
Susunlah
tiga perbedaan
antara strategi radikal dengan strategi moderat dalam
pergerakan nasional !
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
23
Kunci Jawaban dan
Pedoman Penskoran
Evaluasi
No.
Soal
Kunci Jawaban/Skor
Jumlah
Skor
1
Dua bentuk strategi pergerakan nasional :
1.
Strategi moderat kooperatif (1)
2.
Strategi radikal non kooperatif (1)
2
2.
Strategi radikal non kooperatif adalah
perjuangan dengan
menggunakan cara yang keras dalam menentang kebijakan
pemerintah kolonial Belanda (1), Non kooperatif berarti tidak mau
bekerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda (1)
2
3.
Penangkapan para tokoh
–
tokoh pergerakan yang keras
menentang Belanda berakibat pada penangkapan dan pembuangan
para tokoh
-
tokoh pergerakan. Akibatnya, organisasi pergerakan
menjadi lumpuh dan beruj
ung pada bubarnya organisasi
yang
berarti tujuan perjuangan sulit
tercapai (
3
). Hal ini menimbulkan
pemikiran bagi sebag
i
an tokoh yang tidak tertangkap untuk
mengendorkan sikap keras mereka dan memilih bersikap lunak
(menjadi teman)
terhadap Belanda supaya perjuangan tetap jalan
(2)
5
4.
strategi pergerakan nasional secara moderat dapat diartikan
sebagai langkah cerdas dengan memanfaatkan/memilih bersikap
lun
ak atau tidak menentang pemerintah kolonial (1) dan kooperatif
atau
k
erjasama dengan Belanda (1)
2
5.
Tiga persamaan strategi pergerakan nasional yang radikal dengan
strategi pergerakan yang modera
t
1.
Sama
-
sama memiliki tujuan yang sama yakni
Indonesia
merdeka (1)
2.
Sama
-
sama menggunakan organisasi secara modern (1)
3.
Tujuan secara nasional, tidak lagi kedaerahan (1)
3
6.
Persamaan dan perbedaan organisasi Partindo dan Gerindo
Persamaan :
1.
Sama
-
sama memiliki tujuan Indonesia merdeka
(1)
2.
Kedua
organisasi memiliki asal usul yang sama
dari PNI
,
karena pada intinya Gerindo adalah penerus Partindo
(1)
3.
Sama
-
sama berjuang dengan organisasi modern
(1)
Jumlah skor persamaan : 2
Perbedaan
1.
Partindo menempuh strategi radikal (1), sedangkan
Gerindo
moderat (1)
2.
Partindo menolak kerjasama dengan Belanda (non
kooperatif) (1) sedangkan Gerindo memilih Kerjasama
(kooperatif dengan Belanda (1)
3.
Pemimpin Partindo ditangkap dan diasingkan (1),
sedangkan pempimpin Gerindo tidak (1)
Jumlah skor perbedaan : 4
6
7.
Tiga perbedaan str
a
tegi radikal dengan moderat
1.
cara perjuangan radikal menempuh sikap keras dan
melawan pemerintah kolonial (1) sedangkan cara
perjuangan yang moderat adalah menempuh cara lunak
6
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
24
dan tanpa melawan secara langsung pemerintah
kolonial.
(1)
2.
strategi radikal menempuh sikap non koopeartif, artinya
tdak bekerjasama dengan pemerintah kolonial (1)
sedangkan strategi moderat adalah kooperatif yang artinya
bekerja
sama
(memanfaatkan
kerjasama)
dengan
pemerintah kolonial (1)
3.
Organisasi
bersifat radikal menginginkan langsung
kemerdekaan politik (1) sedangkan moderat menginginkan
kemerdekaan ekonomi terlebih dahulu baru kemudian
kemerdekaan politik (1)
4.
Bentuk perjuangan organisasi radikal antara lain berupa
aksi
-
aksi massa, tuntutan keras
kepada pemerintah
Belanda, kecaman dan kritikan keras terhadap pemerintah
kolonial.(1) Sebaliknya, organisasi moderat berjuang
melalui Volksraad (Dewan Rakyat bentukan Belanda),
mengusahakan
perubahan
ketatanegaraan,
dan
penghapusan perbedaan politik, eko
nomi dan intelektual
tanpa melanggar aturan dan ketetapan pemerintah Belanda
(1)
Skor Maksimal
26
Nilai =
Skor Perolehan
X 100
Skor Maksimal
Nilai =
Skor Perolehan
X 100
26
Modul
Sejarah
Kelas
XI
KD
3.10
dan 4.10
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
25
DAFTAR
PUSTAKA
Alfian, Magdalia, Nana Nurliana Soeyono,Sudarini Suhartono.
2006.
Sejarah untuk
SMA/MA Kelas XI
. Program Ilmu Pengetahuan Sosial, Esis : Jakarta
Hapsari, Ratna
dan
M. Adil, 201
7
,
Sejarah Untuk SMA/MA kelas X
I
.
Erlangga
: J
akarta
Matroji. 2008. Sejarah 2 SMA/MA Kelas XI. Bumi Aksara : Jakarta
Permadi, Rudi
dan Sarkonah
. 2016,
Buku Siswa Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok
Peminatan Ilmu
-
ilmu Sosial.
Arya Duta : Jakarta
Adara Primadia.
Sejarah Gerindo dan Pergerakannya
. Diaks
es pada 30 Oktober 2020 dari
https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah
-
gerindo
Berpendidikan.com(11
-
2019).
Sejarah Parindra, Partai Indonesia Raya
Diakses pada 30
Oktober 2020 dari
https://www.berpendidikan.com/2019/11/
Donysetyawan.com.
Organisasi Nasional Bersifat Moderat.
Diakses pada 29 Oktober 2020
dari
http://www.donisetyawan.com/organisasi
-
nasional
-
bersifat
-
moderat/
Zenius.net.
Prolog Materi Periode Radikal
.
Diakses pada 28 Oktober 2020 dari
https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/1092/
......................
Prolog Materi Partai Komunis Indonesia.
Diakses pada 29 Oktober 2020 dari
https://www.zenius.net/pr
ologmateri/sejarah/a/337/PartaiKomunisIndonesia
chaerolriezal.blogspot
.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI
-
Baru)
diakses pada 30
Oktober 2020 dari
http://chaerolriezal.blogspot.com/2013/06/