Halaman
Pelajaran 9
Memilih Makna dalam
Komunikasi
Sumber:
bp0.blooger.com
Bahasa adalah alat komunikasi. Dengan bahasa siapa pun dapat menyampaikan
program-programnya, menyampaikan laporan mengenai apa saja yang pernah
dilakukannya. Dengan bahasa, pembicara dapat menyampaikan pidato yang berisi
informasi, gagasan, pembelaan, dan ajakan. Dengan bahasa siapa pun dapat
mengemukakan apa saja, baik secara lisan maupun tertulis, baik mematuhi kaidah
berbahasa maupun tidak
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
106
B. Berbicara
A. Mendengarkan
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menganalisis laporan pelaksanaan kegiatan yang
disampaikan
Menganalisis laporan pelaksanaan kegiatan
Laporan biasanya dapat dianalisis dari bentuk, isi, dan bahasanya. Mengenai hal ini
Anda sudah pernah melakukannya, bukan?
1. Carilah kembali salah satu laporan kegiatan yang pernah Anda lakukan, seperti laporan
perjalanan ke objek wisata tertentu, laporan karyawisata, laporan kunjungan muhibah ke
sekolah lain, dan laporan kunjungan ke situs purbakala, kemudian bacakan!
2. Anda yang tidak mendapatkan giliran membaca bertugas melakukan analisis atas laporan
lisan yang disampaikan teman Anda tersebut! Gunakan format analisis yang terdapat
pada Pelajaran 8. Kalau dirasa kurang tepat, format tersebut boleh Anda kurangi, boleh
Anda tambah, dan boleh Anda ubah!
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menjelaskan program kegiatan secara rinci dan
informasi tambahan untuk mendukung program.
Memperbaiki program kegiatan
Program kerja tidak selamanya bebas dari kekurangan dan kekeliruan. Barangkali begitu
program yang Anda temukan di tempat Anda masing-masing. Oleh karena itu, ada program
kegiatan yang masih memerlukan perbaikan. Kali ini kita akan mengkhususkan pada perbaikan
program yang dimaksud.
Untuk memperbaiki sebuah program, Anda perlu memerhatikan bentuk, bahasa, isi, dan
keterlaksanaannya. Bentuknya harus rapi, sistematis, konsisten, mudah dilihat, mudah dibaca,
dan mudah dipahami. Isinya lengkap, jelas, dan tegas. Bahasanya sederhana dan mudah
dimengerti, baik oleh awam sekalipun. Perlu digarisbawahi bahwa program tidak harus muluk-
muluk. Yang penting dapat dilaksanakan, mudah dilaksanakan, dan mudah
dipertanggungjawabkan.
Uji Kompetensi 9.1
Memilih Makna dalam Komunikasi
107
Program berikut tidak luput dari kelemahan dan kekurangan. Perhatikan dengan cermat,
kemudian sampaikan saran Anda secara lisan untuk memperbaikinya!
PROGRAM KERJA
SMA NUSANTARA SURABAYA
TAHUN 2008-2009
No
Jenis Kegiatan
Waktu
Tempat
Sumber
Penanggung
Dana
Jawab
1.
Masa Orientasi
Juli 2008
Sek
olah
anggaran
Ketua OSIS
Studi bagi Siswa
Baru
2.
Memperingati
Agustus
2008
Sek
olah
anggaran
Ketua OSIS
HUT Proklamasi
3.
Kegiatan bulan
September 2008
Sekolah
an
ggaran,
Ketua OSIS
Ramadan
s
ponsor,
donatur
4.
Pemilihan
Pengurus OSIS
Oktober 2008
Sek
olah
anggaran
Ketua OSIS
Periode 2010 –
2011
5.
Menyambut Bulan Oktober
2008
Sek
olah
anggaran
Ketua OSIS
Bahasa
6.
Melakukan Studi
Januari 2008
Sek
olah
anggaran,
Ketua OSIS
ke Museum
sponsor,
donatur
7.
Peringatan Hari
Pendidikan
Mei 2008
Sekolah
anggaran
Ketua OSIS
Nasional
8.
Pentas seni
Juni 2008
aula
an
ggaran,
Ketua OSIS
sponsor,
donatur
Uji Kompetensi 9.2
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
108
C. Membaca
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat membaca teks pidato dengan memerhatikan
kejelasan ucapan dan ekspresi wajah serta penekanan pada kata-kata
kunci.
Membaca teks pidato
Orang yang mahir dalam menyampaikan pidato disebut orator. Salah seorang orator
yang pernah kita miliki adalah Bung Karno. Sejak masih menjadi mahasiswa sampai pada
akhir kekuasaannya, pidato-pidatonya senantiasa berapi-api dan bergelora.
1
. Bacalah penggalan teks pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 berikut dengan
cermat!
Paduka tuan ketua yang mulia!
Sesudah tiga hari berturut-turut anggota-anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai
mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehorrmatan dari
Paduka Tuan Ketua yang mulia untuk mengemukakan pendapat saya. Saya akan
menepati permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia. Apakah permintaan Paduka tuan
Ketua yang mulia? Paduka tuan Ketua yang mulia minta kepada sidang Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai untuk mengemukakan dasar Indonesia Merdeka. Dasar inilah yang akan saya
kemukakan di dalam pidato saya.
Maaf beribu maaf! Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu
diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka tuan Ketua yang mulia,
yaitu dasarnya Indonesia Merdeka. Menurut anggapan saya, yang diminta Paduka tuan
Ketua yang mulia ialah dalam bahasa Belanda ’
philosofische gronslag
’ daripada bahasa
Indonesia Merdeka. ’
Philosfie gronslag
’ itulah fundamen, filsafat, pikiran-yang-sedalam-
dalamnya, jiwa, hasrat untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Yang kekal
dan abadi. Hal ini nanti akan saya kemukakan, Paduka tuan Ketua yang mulia, tetapi
lebih dahulu izinkanlah saya membicarakan, memberitahukan, kepada tuan-tuan sekalian,
apakah yang saya artikan dengan perkataan ’merdeka’.
Merdeka buat saya ialah
’political independence’
,
’politieke onafhankelijkheid’
. Apakah
yang dinamakan
’politieke onafhankelijkheid’
?
Tuan-tuan sekalian.
Dengan terus terang saja saya berkata tatkala Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai akan
bersidang, maka saya di dalam hati saya banyak khawatir, kalau-kalau banyak anggota
yang – saya katakan di dalam bahasa asing, maafkan perkataan ini –
’zwaarwichtig’
akan perkara yang kecil-kecil.
’Zwaarwichtig’
sampai – kata orang Jawa – ’njlimet’. Jikalau
sudah membicarakan hal yang kecil-kecil sampai
’njlimet’
, barulah berani menyatakan
kemerdekaan.
Uji Kompetensi 9.3
Memilih Makna dalam Komunikasi
109
Tuan-tuan yang terhormat!
Lihatlah di dalam sejarah dunia, lihatlah kepada perjalanan dunia ini. Banyak sekali
negara-negara merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan negara-negara itu satu sama
lain! Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara yang merdeka itu? Jermania
merdeka, Saudi Arabia merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggris merdeka,
Rusia merdeka, Mesir merdeka. Namanya semua merdeka, tetapi bandingkanlah isinya!
Alangkah bedanya isi itu. Jikalau kita berkata ”sebelum negara merdeka, maka harus
lebih dahulu ini selesai, itu selesai, itu selesai, sampai
njlimet
, maka saya bertanya
kepada tuan-tuan sekalian, kenapa Saudi Arabia merdeka, padahal 80% dari rakyatnya
terdiri dari kaum Badui yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau itu.
Bacalah buku Armstrong yang menceritakan tentang Ibn Saud. Di situ ternyata bahwa
tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besar
belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn
Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu. Toh Saudi
Arabia merdeka!
Lihatlah pula – jikalau tuan-tuan kehendaki contoh yang lebih hebat – Sovyet Rusia!
Pada masa Lenin mendirikan negara Sovyet, adakah rakyat Sovyet sudah cerdas? Seratus
Lima miliun rakyat Rusia adalah rakyat Musyik yang lebih dari 80% tidak dapat membaca
dan menulis; bahkan dari buku-buku yang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fülop Miller, tuan-
tuan mengetahui betapa keadaan rakyat Sovyet Rusia pada waktu Lenin mendirikan
negara Sovyet itu. Dan kita sekarang di sini mau mendirikan negara Indonesia Merdeka.
Terlalu banyak macam-macam soal kita kemukakan.
Maaf P.T. Zimokyokutyoo! Berdirilah saya punya bulu, kalau saya membaca tuan
punya surat, yang minta kepada kita supaya dirancangkan sampai
njlimet
hal ini dan itu
dahulu semuanya. Kalau benar semua hal ini harus diselesaikan lebih dulu, sampai
njlimet
,
maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, kita semua tidak akan mengalami
Indonesia Merdeka, sampai di lubang kubur
(Tepuk tangan riuh).
Sumber:
Dokumen Dewan Pertimbangan Agung
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan penggalan pidato di atas!
a. Apakah judul yang tepat untuk pidato Bung Karno di atas?
b. Pada kegiatan itu telah disampaikan beberapa pidato sebelum giliran Bung Karno.
Bagaimana pendapat Bung karno mengenai isi pidato yang telah disampaikan lebih
dahulu?
c. Bung Karno menyebutkan beberapa negara merdeka. Selain memiliki kesamaan,
negara-negara itu juga memiliki perbedaan. Dalam hal apakah persamaan dan
perbedaannya?
d. Dalam hal mencapai Indonesia Merdeka ada perbedaan visi antara Bung Karno dan
pembicara lain. Bagaimanakah perbedaannya?
e. Menurut pembicara apa syarat yang harus dipenuhi agar suatu bangsa merdeka?
Bagaimana cara pembicara menegaskannya?
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
110
D. Menulis
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menyusun paragraf contoh, perbandingan, dan
proses sesuai dengan ciri-ciri paragraf tersebut.
Menyusun paragraf
Sudah kita pelajari bahwa paragraf merupakan tulisan singkat yang biasanya tersusun
dari beberapa kalimat. Isinya saling bertautan (koheren) dalam satu kesatuan tema. Paragraf
biasanya digunakan untuk (1) menandai pembukaan topik baru, (2) mengembangkan topik
yang sudah ada, dan (3) untuk menambah uraian yang sudah ada.
Paragraf dapat dikembangkan menurut
teknik
dan
isinya
. Berdasarkan tekniknya, paragraf
dapat dikembangkan dengan (1) pola alamiah, (2) umum-khusus atau sebaliknya, dan (3)
pola klimaks atau sebaliknya. Berdasarkan isinya, paragraf dapat dikembangkan dengan (1)
pola contoh, (2) perbandingan dan pertentangan, (3) definisi, (4) proses, (5) klasifikasi, dan
pola-pola lain-lain. Berikut disajikan beberapa contoh.
Contoh 1: Paragraf dengan pola
definisi
Manusia adalah makhluk hidup yang dapat berbicara.
Contoh 2: Paragraf dengan pola
klasifikasi
Sumber energi banyak terdapat di Indonesia. Ada yang dapat habis dan ada yang tidak
akan habis. Termasuk sumber energi yang dapat habis adalah minyak bumi, batu bara,
dan uranium. Adapun sumber energi yang tidak habis adalah panas bumi, tenaga surya,
tenaga angin, tenaga biomasa yang pada saat ini sedang dieksploitasi. Sumber energi
yang tidak ada habis-habisnya ini sering disebut sumber energi yang renewable.
Nah, pada pelajaran ini akan dititikberatkan pada pengembangan paragraf contoh,
perbandingan dan pertentangan, serta paragraf proses.
1. Menulis paragraf contoh
Perhatikan paragraf berikut!
Pernahkah Anda melihat sebuah mobil melintas di jalanan dengan nomor B 1 MA, S 1
TA, B 10 LA, atau AB 999 HB? Di lingkungan kepolisian nomor-nomor itu disebut
nomor cantik. Seiring dengan meningkatnya gaya hidup, permintaan nomor cantik ini
ikut meningkat. Ada kebanggaan tersendiri bagi masyarakat yang bisa mendapatkan
nomor cantik apalagi jika nomor tersebut sama dengan nama pemilik mobil, misalnya
N 1 TA.
Paragraf di atas menyajikan konsep
nomor cantik
secara induktif. Mula-mula penulis
disebutkan contoh-contoh yang nyata dan konkret, selanjutnya dijelaskan pengertian
nomor
cantik
yang abstrak dan kabur. Paragraf serupa itulah yang dikembangkan dengan pola
contoh. Bandingkan dengan paragraf berikut!
Memilih Makna dalam Komunikasi
111
Di Indonesia ada 7.500-an tumbuhan yang dibudidayakan dan dimanfaatkan. Salah
satu di antaranya adalah tanaman bunga. Daripadanya dapat diperoleh zat pewarna
alami. Dari bunga mawar, misalnya, dapat diperoleh warna merah tua, pink atau merah
muda, ungu, atau kuning. Dari bunga kana diperoleh merah tua, atau kuning. Dari
kembang sepatu diperoleh warna merah muda, atau kuning. Semuanya aman bagi
kesehatan (Jawa Pos,
23
Agustus 2006
).
Gagasan pada paragraf di atas pun dikembangkan dengan pola contoh secara deduktif.
Contoh-contoh disajikan langsung dan meyakinkan. Untuk menandainya, penulis
menggunakan kata
misalnya
sebagai
penanda contoh
.
2. Menulis paragraf perbandingan dan pertentangan
Perhatikan paragraf berikut!
Bapak dan paman adalah dua orang petani yang sukses di kampung kami. Bapak
sudah berusia lebih dari setengah abad. Bapak memiliki beberapa ekor kerbau untuk
menggarap sawah ladangnya. Pernah bapak memperoleh penghargaan dari pemerintah
karena prestasinya di bidang budidaya tanaman pangan.
Berbeda halnya
dengan
paman.
Ia masih muda. Usianya belum mencapai 40. Untuk mengolah sawah ladang, ia
menggunakan traktor tangan. Tidak jemu-jemu ia membimbing petani tradisional agar
meningkatkan produksinya dengan bercocok tanam secara modern. Berkat usahanya itu
ia pun pernah menerima penghargaan.
Paragraf di atas memaparkan objek
bapak
dan
paman
. Keduanya berada pada kelas
yang sama: petani dan prestasi. Untuk menyatakan persamaannya, penulis tidak
menggunakan kata yang menandai adanya persamaan. Lain halnya dengan perbedaan.
Untuk menandai perbedaan penulis menggunakan frase yang memandai perbedaan itu,
yaitu
berbeda halnya dengan
. Tulisan yang menunjukkan adanya persamaan dan
perbedaan seperti itu disebut paragraf perbandingan. Kata atau frase yang digunakan
untuk menandai adanya persamaan ataupun perbedaan disebut penanda perbandingan.
Perbandingan umumnya digunakan untuk (1) memperkenalkan objek baru dengan
menggunakan objek lain yang sudah dikenal pembaca, (2) menyampaikan dua tiga pokok
persoalan sekaligus dengan menghubung-hubungkannya dengan prinsip umum, (3)
membandingkan dua objek yang sudah dikenal sebagai langkah untuk menyampaikan
prinsip umum.
Perbandingan dua tiga objek dapat dilakukan dengan dua macam pola, yaitu (1) pola
utuh (A+ B) seperti pada contoh di atas, dan (2) pola bergantian (AB + AB) seperti pada
contoh berikut.
Walaupun sama-sama puisi lama yang terdiri atas empat larik setiap bait, pantun
berbeda dengan syair. Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia, syair dari sastra
Arab. Pada pantun terdapat sampiran, pada syair tidak. Isi pantun terletak pada kedua
larik terakhir, isi syair pada keempat lariknya. Perbedaan lain terdapat pada pola
persajakannya. Sajak akhir pantun berpola a b a b, sedangkan syair a a a a.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
112
1. Tentukan fungsi kata atau frase yang tercetak miring pada kutipan berikut!
2. Tulisan berikut terjadi dari tiga paragraf. Paragraf pertama memaparkan sebuah gagasan.
Kedua paragraf berikutnya menyajikan contoh-contohnya. Masing-masing juga disajikan
sebagai paragraf contoh. Jelaskan gagasan utama dan contohnya, serta penanda contoh
yang digunakan!
Orang Jepang bekerja di perusahaan atau lembaga sampai pensiun. Meskipun
sekarang ada kecenderungan berubah, namun orang Jepang umumnya tetap menganggap
bahwa orang harus bekerja dalam lapangan yang menjadi pilihan hidupnya.
Seorang yang bercita-cita jadi pelukis yang serius, misalnya, harus memilih pekerjaan
yang bertalian dengan bidang seni, misalnya mengajar menggambar di sekolah atau
menyelenggarakan kursus melukis. Atau tidak bekerja sama sekali supaya bisa
menumpahkan perhatian dan waktu kepada melukis, sedangkan untuk makan dan hidup
sehari-hari dia dapat bekerja serabutan,
arubaito
.
Seorang yang bercita-cita menjadi guru, setelah tamat dari pendidikan untuk guru
lalu mengajar di sekolah. Waktunya habis dipakai untuk mengajar dan menghadapi urusan
sekolah. Tak mungkin di Jepang seorang guru bekerja di beberapa sekolah, kecuali dosen
yang biasanya boleh mengajar di tempat lain sebagai dosen tidak tetap, tetapi itu pun
dibatasi. Pendeknya kalau orang sudah mengikatkan dirinya dengan pekerjan tetap, dia
tidak bisa menjadi yang lain.
3. Susunlah sebuah tulisan singkat dengan menggunakan paragraf contoh! Objek yang Anda
pilih bebas. Panjang tulisan juga bebas! Anda tidak harus menggunakan penanda contoh!
4. Paparkan persamaan dan perbedaan antara cerpen dan novel!
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menggunakan berbagai jenis kalimat secara
pragmatik.
Berbagai jenis kalimat secara pragmatik
1. Bentuk pragmatik menurut kerja sama pembicara – pendengar
Pragmatik selalu membicarakan makna pernyataan secara eksternal, ditinjau dari
siapa yang berbicara, siapa yang diajak berbicara, kapan dan di mana mereka berbicara,
serta dalam situasi bagaimana pembicaraan dilakukan. Berdasarkan fungsi pembicaraan,
dikenal ada tiga wujud tindakan, yaitu tindak
lokusi, ilokusi,
dan
perlokusi
. Masih ingat,
bukan? Ditinjau dari implikaturnya, ada
implikakatur
konvensional
dan
implikatur
percakapan
. Masih ingat, bukan?
Uji Kompetensi 9.4
Ada Apa dalam Bahasa Kita?
Memilih Makna dalam Komunikasi
113
Di dalam hal melakukan komunikasi, lebih-lebih jika lisan, biasanya ada kerja sama
antara pembicara dengan mitra bicara. Mereka biasanya mematuhi ”aturan” berkomunikasi.
Kerja sama mereka dikatakan baik kalau mereka mematuhi ”aturan”. Sebaliknya, kerja
sama mereka dikatakan tidak baik kalau mereka tidak mematuhi ”aturan”. Sebagai contoh,
perhatikan percakapan berikut!
Ucapan Pembicara
Ucapan Mitra Bicara
Hubungan
Pembicara-Mitra Bicara
Siapa namamu?
Abi
baik
–
Sudah sarapan?
Aku cuma s
endirian nggak masak
–
t
idak baik
Mas, di mana Agung
UGM Yogyakarta
baik
–
Kuliah?
Mas, di mana Indr
a
Undip Universitas di Ponorogo
–
tidak baik
kuliah?
Bagaimana soal ulangan M
enurut saya s
ulit
baik
–
tadi
2. Bentuk pragmatik menurut kerja sama pembicara – pendengar
Dalam berkomunikasi pembicara dengan mitra bicara tidak hanya kerja sama yang
dituntut, tetapi juga adab atau kesopanan. Berdasarkan tingkat kesopanan, ucapan
seseorang dapat kita pandang sangat sopan, lebih sopan, sopan, kurang sopan, atau
tidak sopan. Berikut disajikan beberapa contoh.
Ucapan
Sangat
Lebih
Cukup
Kurang
Tidak
Sopan
Sopan
Sopan
Sopan Sopan
Bi, ambil kapur!
Tolong, ambilkan kapur di TU!
Jika Anda tidak berkeberatan tolong,
ambilkan kapur di ruang TU!
A : Maaf, Pak Bolehkah saya membawa
A
koper Bapak?
B : Maaf, tidak usah.
B
C : Maaf, Pak Bolehkah saya
C
membawakan koper Bapak!
D : Ini!
D
E : Mas, makalahmu bagus!
E
F : Jelas, siapa pembuatnya?
F
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
114
G : Lamaranku ditolak, Pak.
G
H : Jangan sedih! Masih ada
H
perusahaan lain.
1. Lengkapi dialog berikut agar terjadi kerja sama yang baik antara pembicara dengan lawan
bicara!
a. Abi : ”Mas Aan, siapakah pengarang novel
Laskar Pelangi
?”
Aan : ”....”
b. Abi : ”Mas, katanya tahun 2007 merupakan tahun bencana bagi Indonesia.”
Aan : ”....”
2. Perbaikilah pernyataan berikut agar mengandung nilai rasa sopan!
a. Bah, ini kue atau racun?
b. Bapak harus meminjamkan buku itu kepada saya.
3. Ucapan seseorang dapat dinilai sopan, tidak sopan, setuju, tidak setuju, merendahkan
diri, merendahkan orang lain, menyombongkan dirinya sendiri, menaruh rasa simpati,
menaruh rasa antipati, dan lain-lain. Menurut Anda, informasi yang disampaikan Vista
berikut ini menunjukkan sikap yang mana?
a. Rista : ”Atas perhatian dan kerja sama Saudara, saya ucapkan terima kasih.”
b. Diyah : ”Mbak, kamu rajin sekali. Setiap saya datang, Mbak Vista sudah ada
di sekolah.”
Rista : ”Ah, tidak, Dik. Kadang-kadang juga terlambat.”
4. Pada setiap pernyataan berikut digunakan kata atau frase yang dicetak miring. Kata atau
frase itu merujuk pada kata atau frase lain. Sebutkan kata/frase itu dan ke kata/frase
mana rujukan diberikan!
a. Menginjak usia 30 tahun, Teater Koma kembali menyapa penggemarnya melalui lakon
terbaru ’Kunjungan Cinta’. Pentas
mereka
menyuguhkan kematangan penyutradaraan,
cerita, akting, dan penggarapan panggung.
b. Menurut EYD, penulisan kata-kata
di bawah ini
harus menggunakan huruf miring.
(1) nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
(2) huruf, kata, atau kelompok kata khusus atau yang ditegaskan.
(3) nama-mana ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan.
5. Jelaskan implikasi dari pernyataan berikut!
a. Nanang tidak jadi kuliah. Sepeda motornya rusak.
b. Rumah Pak Jaya terendam air bah.
Uji Kompetensi 9.5
Memilih Makna dalam Komunikasi
115
Rangkuman
1. Menganalisis laporan perlu memerhatikan bentuk, isi, dan bahasanya sekaligus
mengingat bahwa laporan harus 1) jelas dan tegas, 2) lengkap, 3) benar dan objektif,
4) disusun dengan cermat dan konsisten, 5) disampaikan tepat waktu,
6) disampaikan melalui saluran dan prosedur yang benar, 7) disusun langsung
mengenai sasaran.
2. Program kerja tidak selamanya bebas dari kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena
itu, program biasanya masih memerlukan perbaikan, khususnya perbaikan bentuk,
bahasa, isi, dan keterlaksanaannya.
3. Membaca teks pidato dikatakan baik apabila dapat 1) menguasai masalah yang
disampaikan, 2) mulai membacakan teks kalau situasi sudah memungkinkan, 3)
melafalkan teks dengan jelas dan tepat, 4) mengarahkan pandangan ke pendengar,
dan 5) bersikap sopan, hormat, dan familier.
4. Paragraf merupakan tulisan singkat. Isi kalimat satu bertautan (koheren) dengan
isi kalimat lain dalam satu kesatuan tema. Paragraf biasanya digunakan untuk (1)
menandai pembukaan topik baru, (2) mengembangkan topik yang sudah ada, dan
(3) menambah uraian yang sudah ada. Paragraf dapat dikembangkan dengan (1)
pola alamiah, (2) umum-khusus atau sebaliknya, dan (3) pola klimaks atau
sebaliknya, (4) pola contoh, (5) perbandingan dan pertentangan, (6) definisi,
(7) proses, dan (8) pola klasifikasi, dan lain-lain.
5. Pragmatik selalu membicarakan makna ditinjau dari siapa yang berbicara, siapa
yang diajak berbicara, kapan, di mana, dan dalam situasi bagaimana pembicaraan
dilakukan. Di dalam melakukan pembicaraan, lebih-lebih jika dilakukan secara lisan,
idealnya ada kerja sama antara pembicara dengan mitranya. Mereka harus mematuhi
”aturan” berkomunikasi.
1. Kalau diminta menganalisis laporan lisan, apa sajakah yang Anda analisis?
2. Jelaskan apa saja yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki program kegiatanI
3. Perhatikan penggalan berikut!
”Ganyang koruptor! Ganyang antek negara asing! Ganyang ahli hukum tetapi justru
mempermainkan keadilan! Ganyang aparat keamanan yang justru membuat rakyat tidak
aman! Ganyang! Kita ganti! Kita adili mereka! Kalau pasti kita menang. Mereka itulah
yang pertama-tama kita tangkapi! Setuju? Allahu Akbar!” (Mustofa W. Hasyim,
Kali Code,
Pesan-Pesan Api
).
Evaluasi
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
116
Refleksi
a. Apa yang diungkapkan oleh pembicara dengan penggalan di atas?
b. Bagaimana cara pembicara untuk menegaskan maksud tersebut?
4. Susunlah dua buah paparan; paragraf pertama menggunakan paragraf contoh dan paragraf
kedua dengan paragraf perbandingan. Kedua paragraf itu tidak harus berhubungan, Anda
pun bebas menentukan objek yang Anda paparkan.
5. Jelaskan mengapa ucapan Didi pada dialog berikut tidak sopan!
a. Abi : ”Karanganmu bagus, Di.”
Didi : ”S
iapa penulisnya?
b. Aan : ”Aku dengar Mas Didi menjadi juara kelas. Selamat, ya, Mas.”
Didi : ”S
ejak dulu aku selalu juara.”
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.