Gambar Sampul Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Pendidikan Apresiasi Seni
Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Pendidikan Apresiasi Seni
Deden

24/08/2021 16:55:39

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pendidikan Apresiasi Seni

113

Pendidikan

Apresiasi Seni

Sumber:

brawijaya.ac.id

Sumber:

Dokumen Penerbit

Sumber:

blontankpoer.blogsome.com

BAB

VIII

Pada pembelajaran kali ini, kalian belajar tema

Pendidikan Apresiasi Seni. Setelah di Bab V kalian

mempelajari materi yang bertemakan kesenian,

sekarang kalian akan belajar tentang materi-materi

yang bertemakan pendidikan apresiasi seni.

Kemampuan dan kepekaan kalian akan semakin

terasah setelah mempelajari materi-materi yang ada

di bab ini. Puisi, pidato, program kegiatan merupa-

kan materi pokok di bab ini. Kalian akan belajar

membaca teks pidato, mengidentifikasi perubahan

makna (generalisasi dan spesialisasi), menjelaskan

program kegiatan, menilai laporan pelaksanaan

kegiatan, menganalisis wacana dari pola paragraf.

Persiapkan dirimu.

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

114

Menilai laporan

pelaksanaan program

kegiatan

• Generalisasi

• Spesialisasi

• Jenis kegiatan

• Kepanitiaan

• Sarana dan prasarana

• Teknik pelaksanaan kegiatan

• Identitas

• Bahasa yang sopan

• Topik

• Referensi

Mengidentifikasi

perubahan makna

(generalisasi dan

spesialisasi)

Menjelaskan program

kegiatan

Membaca teks

pidato

Pendidikan

Apresiasi Seni

Menganalisis wacana

dari pola paragraf

• Pola pengembangan contoh

• Pola pengembangan

perbandingan

• Pola pengembangan proses

Peta Konsep

Pendidikan Apresiasi Seni

115

A. Membaca Teks Pidato

Pidato adalah salah satu bentuk keterampilan berbicara. Ada

beberapa teknik menyampaikan pidato. Salah satunya adalah

berpidato dengan teknik membaca. Teknik ini adalah teknik berpidato

yang paling mudah karena orang yang berpidato tinggal membaca

naskah pidato yang sudah dikonsep secara matang. Namun, teknik

ini memiliki kelemahan, yaitu penyampaian pidato akan terkesan

monoton. Jika penyampai pidato tidak pandai berimprovisasi,

pendengar akan cepat bosan.

Sumber:

www.presidensby.info4

Salah satu contoh pidato dengan teknik

membaca dapat dilihat pada kegiatan upacara

memperingati HUT RI di istana negara.

Presiden sering berpidato dengan teknik mem-

baca.

Pidato, sambutan, dan khotbah adalah

tiga istilah yang hampir sama maknanya.

Perbedaannya hanya terletak pada kandungan

isinya. Pidato biasanya berisi pandangan-

pandangan orang yang berpidato tentang topik

yang disampaikan. Khotbah lebih bersifat

keagamaan; disampaikan oleh t

okoh agama

dan berisi ajaran-ajaran agama. Sementara itu,

sambutan biasanya disampaikan untuk membuka suatu kegiatan dan

berisi kesan dan pesan tentang kegiatan tersebut.

Untuk berpidato (menyampaikan sambutan dan khotbah),

dengan teknik membaca, hal pertama yang perlu dilakukan adalah

menyiapkan naskah pidato. Hal-hal apa saja yang perlu disiapkan untuk

menyusun naskah pidato?

1.

Menentukan topik yang akan disampaikan dalam pidato. Topik

hendaknya disesuaikan dengan audiens.

2.

Mengumpulkan bahan bacaan (referensi) sesuai topik.

3.

Menyusun naskah pidato dengan memerhatikan topik dan

audiens.

Sebagai latihan awal, bacakan pidato/sambutan di bawah ini!

Bacakan di depan kelas agar didengarkan oleh teman-temanmu!

Pidato/Sambutan pada Acara

Reuni Sekolah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Surakarta yang saya hormati,

Bapak/Ibu Guru SMA Negeri 1 Surakarta yang saya hormati,

Gambar 8.1

Pidato presiden SBY

○○○○○○○○○○

Pelatihan 1

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

116

Adik-Adik siswa SMA Negeri 1 Surakarta dan rekan-rekan

alumni SMA Negeri 1 Surakarta yang saya cintai,

Marilah bersama-sama kita bersyukur ke hadirat Allah swt., atas

segala karunia-Nya sehingga pada kesempatan hari ini, kita dapat

berkumpul bersama di tempat ini dalam keadaan sehat tak kurang

suatu apa. Rasa syukur itu juga kita sampaikan atas kesempatan yang

diberikan kepada kita sehingga kita masih diberi waktu untuk

memperbaiki hidup kita. Waktu dan kesempatan adalah dua hal yang

sangat penting untuk meraih cita-cita. Apalah artinya kita punya

fasilitas jika kita tidak memiliki waktu dan kesempatan. Fasilitas itu

menjadi tidak ada artinya. Seperti pada kesempatan hari ini, kita

diberi waktu dan kesempatan sehingga dapat berkumpul bersama

untuk bersilaturahmi pada acara reuni alumni SMA Negeri 1

Surakarta Angkatan 1987 – 1992.

Bapak, Ibu, dan rekan-rekan semua ....

Telah lama kita tidak berjumpa. Ibarat berjalan, setelah lama

berjalan, tentu kita merasa haus. Namun, hari ini, rasa haus itu sudah

terbayar. Bagai minum air dingin yang segar. Bagai berteduh di

bawah pohon yang rindang ditiup angin sepoi-sepoi. Kicau nyanyian

burung di sekitar kita terdengar nyaring menambah suasana alam

baru. Bahagia sekali kita dapat berjumpa kembali dalam suasana

yang jauh berbeda dengan ketika kita bersama dahulu. Bahkan,

bersama-sama kita, juga hadir bapak dan ibu guru, yang dulu

mengajar kita hingga kita berhasil seperti sekarang ini. Sungguh,

semua ini merupakan karunia yang tak ternilai harganya.

Bapak, Ibu, dan rekan-rekan semua ....

Telah lama kita berpisah, tentulah telah banyak kenangan yang

kita rajut di luar sekolah. Betapa cepat waktu berjalan. Perpisahan

terakhir di sekolah kita, sepertinya baru kemarin terjadi, namun

rekan-rekan telah banyak berubah. Akan tetapi, ciri khas yang

melekat pada diri rekan-rekan, sepertinya tidak berubah. Semua

masih seperti dulu: penuh canda dan ceria. Itulah sebabnya, suasana

pagi ini terasa sama dengan suasana dahulu semasa kita masih

bersama di sekolah tercinta kita, SMA Negeri 1 Surakarta.

Di sekolah kita terjalin kenangan manis. Lalu, kita bawa

kenangan itu sebagai bekal mengarungi perjalanan hidup. Pagi ini,

kenangan itu kembali tercipta seperti semula – ceria, suka, dan duka

yang terbayang dengan jelas dalam suasana yang lama, bukan suasana

yang baru.

Bapak, Ibu, dan rekan-rekan semua ....

Marilah pertemuan ini kita petik hikmahnya. Silaturahmi kali

ini hendaknya dipergunakan sebagai pelampiasan pelepas rindu

semata-mata. Namun, lebih dari itu, jadikanlah silaturahmi ini sebagai

ajang persaudaraan untuk bersama-sama memikirkan sumbangan apa

Pendidikan Apresiasi Seni

117

yang bisa kita berikan kepada masyarakat, bangsa, negara, dan

agama.

Rasa rindu itu belum terobati benar. Saya pun ingin berbagi

rasa dengan rekan-rekan yang lain. Untuk itu, saya kira cukup ini

saja yang bisa saya sampaikan. Tak lupa saya mohon maaf apabila

terdapat salah kata dalam penyampaian saya ini. Semoga, kita bisa

melewati acara ini dengan suasana yang gembira sehingga di hari

yang akan datang, semua bisa kembali menjadi kenangan indah.

Rasa terima kasih saya sampaikan kepada bapak dan ibu guru.

Allah swt. yang akan membalas jasa baik Bapak dan Ibu Guru semua.

Demikian sambutan saya. Sekali lagi terima kasih untuk Bapak, Ibu,

dan Rekan-rekan semua.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Suatu saat, kalian mungkin akan diberi kepercayaan untuk

menyampaikan sambutan pada sebuah kegiatan. Misalnya, mem-

berikan sambutan pada acara perpisahan, ulang tahun, atau kegiatan

lain di sekolah kalian. Karena itu, kalian perlu berlatih menyusun

teks sambutan/pidato.

Umpamakan, sekolah kalian akan menyelenggarakan kegiatan

”Pekan Apresiasi Seni”. Sebagai ketua OSIS, kalian diminta untuk

menyampaikan sambutan pada pembukaan acara itu.

Tulislah sebuah naskah sambutan untuk kegiatan tersebut dengan

tema ”Mengekspresikan Diri Melalui Seni yang Sehat dan Kreatif”!

Carilah referensi sebanyak-banyaknya untuk menyusun naskah

sambutan/pidato itu!

Tukarkan naskah pidato/sambutan kalian dengan naskah pidato/

sambutan yang disusun oleh teman kalian. Kemudian, suntinglah

naskah pidato teman kalian. Yang perlu kalian sunting adalah

1.

pilihan kata;

2.

penerapan ejaan;

3.

keruntutan kalimat dan paragraf.

Bacakan naskah pidato/sambutan yang sudah kalian susun di

depan kelas! Saat teman kalian membacakan pidato/sambutannya,

silakan kalian mencatat tanggapan terhadap pembacaan naskah pidato

oleh teman kalian dalam hal

1.

ucapan;

2.

intonasi;

3.

ekspresi wajah;

4.

gerak gerik anggota badan.

○○○○○○○○○○

Tugas 1

○○○○○○○○○○

Pelatihan 2

○○○○○○○○○○

Pelatihan 3

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

118

Pada teks pidato/sambutan di atas, dapat ditemukan kata

ibu

dan

bapak.

Saat ini kedua kata tersebut mengalami perluasan makna.

Dulu, kata

bapak

dan

ibu

hanya dipergunakan untuk menyebut ’orang

tua kandung’. Namun, kini kedua kata tersebut telah mengalami

perluasan makna. Kata

bapak

digunakan untuk menyebut ’laki-laki

yang usianya lebih tua’. Demikian halnya dengan kata

ibu

, digunakan

untuk menyebut ’perempuan yang usianya lebih tua’. Perubahan

makna dari makna yang khusus menjadi makna yang lebih umum

seperti di atas disebut

generalisasi

.

Sebaliknya, ada juga beberapa kata yang memiliki makna sekarang

lebih sempit (khusus). Misalnya, kata

preman.

Dahulu, kata

preman

berarti ’partikelir, bukan tentara’. Namun, saat ini kata

preman

berarti

’berandalan’. Perubahan makna dari makna yang dahulu umum,

sekarang menjadi lebih khusus seperti contoh di atas disebut

spesialisasi

.

Di bawah ini terdapat beberapa kata. Carilah pergeseran makna

kata-kata tersebut antara makna dahulu dan sekarang!

B. Mengidentifikasi Perubahan Makna (Generalisasi dan

Spesialisasi)

○○○○○○○○○○

Pelatihan 4

No.

Kata

Makna Dahulu

Makna Sekarang

1.

saudara

2.

sarjana

3.

putra, putri

4.

berlayar

5.

ikan

6.

pendeta

7.

sastra

8.

abad

9.

kembang

10.

pembantu

Carilah kata-kata lain yang mengalami pergeseran makna

menyempit dan meluas! Kalian dapat mencarinya dalam artikel di

majalah atau surat kabar.

○○○○○○○○○○

Pelatihan 5

Buka Wawasan

Generalisasi

adalah pergeseran makna dari makna yang semula bersifat khusus

menjadi lebih umum.

Spesialisasi

adalah pergeseran makna yang semula bersifat umum

menjadi lebih khusus. Salah satu penyebab pergeseran makna tersebut adalah terjadinya

pergeseran budaya.

Pendidikan Apresiasi Seni

119

Di sekolah kalian tentu ada organisasi intrasekolah atau yang

lebih dikenal dengan singkatan OSIS. Sebagai sebuah organisasi,

OSIS tentu memiliki berbagai kegiatan untuk dilaksanakan.

Agar berjalan dengan lancar, sebuah kegiatan perlu dirancang

terlebih dahulu. Istilahnya adalah membuat rancangan program

kegiatan. Hal-hal yang perlu dirancang di antaranya adalah jenis

kegiatan, susunan kepanitiaan, anggaran, sarana dan prasarana, serta

teknis pelaksanaan kegiatan.

Di bawah ini disajikan sebuah contoh rancangan program ke-

giatan OSIS. Umpamakan kalian adalah ketua OSIS terpilih, sampaikan-

lah program kegiatan ini di hadapan pengurus OSIS lainnya.

Anggaplah teman-teman kalian satu kelas adalah pengurus OSIS.

Saat salah satu siswa menyampaikan program kegiatan, siswa

lain membuat catatan tanggapan. Sampaikan tanggapan itu jika teman

kalian telah selesai menyampaikan laporannya.

PROGRAM KERJA TAHUNAN

OSIS SMA Negeri 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung

Tahun Pelajaran 2007/2008

Berdasarkan hasil musyawarah pengurus OSIS SMA Negeri 1

Cicalengka pada hari Senin, 23 Juli 2007, dengan ini kami sampaikan

program kerja tahunan sebagai berikut.

1.

Program Kegiatan Rutin

C. Menjelaskan Program Kegiatan

○○○○○○○○○○

Pelatihan 6

No.

Uraian Kegiatan

Koordinator Pelaksana

1.

2.

3.

Bidang Keagamaan

a.

Salat jamaah setiap hari

b.

Salat Jumat

c.

Pelaksanaan pesantren kilat (bulan

Ramadan)

d.

Peringatan hari besar keagamaan

Bidang Olahraga dan Seni

a.

Kegiatan ekstrakurikuler olahraga

b.

Pertandingan olahraga dan kesenian

antarkelas tiap akhir semester

c.

Pertandingan olahraga dan kesenian

antarsekolah

d.

Kegiatan pelatihan seni

Bidang Kemasyarakatan dan Kemanusiaan

a.

Bakti sosial

b.

Donor darah

Seksi Kerohanian

Seksi Olahraga dan Seni

Seksi Humas

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

120

2.

Program Kegiatan Selama Bulan Ramadan dan Akhir

Semester

No.

Uraian Kegiatan

Waktu

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Libur awal puasa Ramadan

Kegiatan belajar mengajar selama bulan

Ramadan

Kegiatan pesantren kilat

Kegiatan pekan taklim Ramadan

Libur Idulfitri 1428 H

Masuk kembali (KBM)

Ulangan semester ganjil

Kegiatan Porseni antarkelas

Pembagian rapor

Libur semester ganjil

Perpisahan siswa kelas XII

10 – 15 September 2007

17 September–22 September 2007

24 September–29 September 2007

1 – 6 Oktober 2007

8 – 20 Oktober 2007

22 Oktober – 10 November 2007

12 – 17 November 2007

19 – 23 November 2007

24 November 2007

26 November 2007 – 1 Desember

2007

3 Desember 2007

Demikian program kegiatan ini kami sampaikan. Apabila

terdapat hal-hal yang kurang jelas, kritik, dan saran akan kami terima.

Cicalengka, 23 Juli 2007

Ketua,

ttd

Muhammad Yogasliana

Setelah kalian mendengarkan penyampaian program kerja OSIS

di atas, lakukan kegiatan berikut!

1.

Tuliskan tanggapan kalian atas program kerja di atas!

2.

Kemukakan informasi tambahan yang masih dianggap penting

untuk dicantumkan dalam program kerja di atas!

Bentuklah sebuah kelompok yang terdiri atas sepuluh siswa

(laki-laki dan perempuan)! Umpamakan kalian adalah pengurus OSIS

terpilih. Kalian ditugaskan untuk menyusun program kerja.

1.

Bentuklah pengurus OSIS sesuai jumlah anggota!

2.

Berdiskusilah dengan kelompok kalian untuk menyusun

program kerja tahunan. Akan lebih baik jika kalian mencari

masukan dari anggota untuk menyusun program kerja tersebut!

○○○○○○○○○○

Pelatihan 7

○○○○○○○○○○

Tugas 2

Pendidikan Apresiasi Seni

121

Pada kegiatan sebelumnya, kalian telah belajar menyampaikan

program kegiatan. Tidak semua program kegiatan yang disampaikan

diterima atau dapat dilaksanakan. Karena itu, sebelum dilaksanakan,

program kegiatan itu perlu disampaikan di hadapan anggota atau

pengurus lain. Dengan harapan, akan diperoleh masukan untuk

menyempurnakan program kegiatan tersebut.

Kalian tentu masih ingat etika menyampaikan pendapat

(tanggapan). Sebelum menyampaikan pendapat, biasakan untuk

menyebutkan identitas kalian. Gunakan bahasa yang sopan agar tidak

menyinggung perasaan.

Perhatikan contoh tanggapan pertanyaan berikut!

Nama saya, Cicilia Andra Wardani. Saya ingin menanyakan

kepada Seksi Olahraga dan Seni. Kalau saya lihat, salah satu

program kegiatan yang dibuat adalah mengadakan kegiatan

ekstrakurikuler olahraga. Bagaimana dengan ekstrakurikuler

seni? Mengapa tidak sekalian saja diadakan kegiatan ekstra-

kurikuler seni? Kalau saya lihat, minat siswa terhadap kegiatan

seni saat ini cukup besar. Sayang, jika bakat mereka tidak

tersalurkan.

Itu saja yang ingin saya sampaikan. Terima kasih atas waktu

yang diberikan.

Pada pelatihan sebelumnya, kalian telah membuat sebuah

rancangan program kegiatan. Sampaikan program kerja kalian di

depan kelas agar didengarkan oleh kelompok lain. Kelompok lain

dapat memberikan tanggapan (saran, kritik, dan pendapat) tentang

program kerja yang disampaikan kelompok lain. Sebelumnya,

sampaikan tanggapan kalian dalam format berikut di buku tulismu!

○○○○○○○○○○

Pelatihan 8

D. Menilai Laporan Pelaksanaan Program Kegiatan

No.

Nama Kelompok

Tanggapan Terhadap

Penyaji

Program Kerja

Jika teman kalian telah selesai menyampaikan program

kegiatannya, kalian dapat mengajukan pertanyaan secara lisan.Teman

kalian akan menjawab pertanyaan tersebut.

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

122

Pada Bab VII, kalian telah belajar tentang jenis paragraf deduktif

dan induktif. Masih ingatkah kalian, apa yang dimaksud paragraf

deduktif dan induktif?

Sekadar mengingatkan kembali tentang paragraf deduktif dan

induktif, bacalah di dalam hati wacana berikut!

1.

Contoh wacana dengan pola pengembangan

contoh

Seni: Terapi Kehidupan Masa Kini

Anak-anak mempunyai dunia tersendiri: dunia bermain.

Kebutuhan bermain ini tidak bisa dinafikan. Hanya, bagaimana cara

kita melepas anak-anak bermain, tanpa mengabaikan pendidikan

kepribadian yang selayaknya ditanamkan sejak dini. Pendidikan

Apresiasi Seni (PAS) membuat strategi ini menjadi lebih menarik,

yaitu dengan sebuah permainan. Menanamkan seni dengan bermain,

inilah yang secara tidak sadar memengaruhi kecerdasan emosionalnya.

Kecerdasan inilah yang kelak sangat berguna. Maka, pantaslah jika

seni dikatakan sebagai sebuah ”terapi” kehidupan masa kini.

E. Menganalisis Wacana dari Pola Paragraf

Sumber:

www.anakwayangindonesia.org

Gambar 8.2

Pertunjukan seni tari

Pada umumnya,

anak-anak usia dasar

masih sangat suka bermain. Sepanjang masa

kanak-kanak, bermain sangat memengaruhi

penyesuaian pribadi dan sosial anak. Seorang

tokoh psikologi perkembangan, Hurlock,

menyatakan bahwa bermain memiliki

pengaruh yang positif bagi perkembangan

anak. Perkembangan yang dimaksud adalah

1) perkembangan fisik, 2) dorongan

berkomunikasi, 3) penyaluran energi, 4)

penyaluran ke-butuhan dan keinginan, 5) sumber belajar, 6)

rangsangan kreativitas, 7) perkembangan wawasan diri, 8) belajar

bermasyarakat, 9) standar moral, dan 10) perkembangan ciri

kepribadian yang diinginkan.

Bermain memiliki pengaruh positif bagi perkembangan fisik.

Bermain dengan banyak aktivitas fisik sangat penting bagi anak-

anak untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian

tubuhnya.

Kegiatan seperti menari, menyanyi, dan pantomim

tentunya membantu melancarkan perkembangan fisik.

Hal ini

tampak ketika kita mengamati di kelas tari putra. Siswa sangat

antusias belajar tari Lutung dan tari Jaranan yang memiliki gerakan

sangat dinamis dan memberi banyak peluang siswa untuk berteriak

dan meloncat-loncat.

........................................................................................................

Dikutip dari majalah

Gong,

edisi 75/VII/2005, halaman 8 – 9

Pendidikan Apresiasi Seni

123

Kalimat yang bergaris bawah pada wacana di atas merupakan

kalimat utama setiap paragraf wacana. Paragraf pertama, gagasan

utama terletak di akhir paragraf. Dengan demikian, paragraf tersebut

merupakan bentuk paragraf

induktif

. Paragraf kedua dan ketiga,

kalimat utama terletak di awal paragraf. Dengan demikian, paragraf

tersebut termasuk bentuk paragraf

deduktif

.

Wacana di atas dikembangkan dengan pola pengembangan

contoh. Hal itu dapat diketahui dari paragraf ketiga (bagian yang

tercetak tebal), yang memberikan contoh pengaruh positif bermain

terhadap perkembangan fisik anak.

2.

Contoh wacana dengan pola pengembangan

perbandingan

Antara Seni dan Pilihan Hidup

Malam kian larut. Namun,

gedung pertunjukan tua di seberang

Sungai Kali Mas ini masih menunjukkan denyutnya. Lewat pengeras

suara sederhana, aktivitas di dalam gedung ini terdengar lantang di

sekeliling Pasar Wonokromo Lama. Suara-suara yang diiringi gamelan

ini terdengar saling mengisi. Ada tarian, nyanyian yang diselingi

dagelan

khas Suroboyonan, juga cerita di akhir pertunjukan.

Suasananya sangat kontras saat melihat langsung ke dalam

gedung pertunjukan itu

. Bayangan tentang riuh dan tepuk sorai

penonton sirna saat melihat deret kursi pengunjung kosong.

Hanya

segelintir orang yang mengisi kursi. Barangkali, merekalah yang

tersisa dan terlihat setia datang, entah untuk sekadar mencari hiburan

atau

klangenan

masa silam. Kendati demikian, para pemain dan

pendukung ludruk yang berjumlah 60-an orang itu tetap saja tampil

maksimal. Hampir tanpa henti, selama 3 sampai 6 jam setiap malam,

mereka mementaskan berbagai lakon dengan atau tanpa penonton.

........................................................................................................

Dikutip dari majalah

Gong,

edisi 75/VII/2005, halaman 26

Kedua paragraf di atas termasuk bentuk paragraf deduktif.

Kalimat utama kedua paragraf itu terletak di awal paragraf. Wacana

di atas dikembangkan dengan pola perbandingan. Hal yang di-

bandingkan adalah suasana gedung pertunjukan tua di seberang

Sungai Kali Mas yang tertangkap dari pengeras suara dan yang nyata

terlihat di dalam gedung. Penggunaan kata

sangat kontras

menunjuk-

kan bahwa wacana di atas dikembangkan dengan pola perbandingan.

3.

Contoh wacana dengan pola pengembangan

proses

Cara Beda Membuat Siswa Tertarik Kesenian

Anak muda zaman sekarang lebih senang budaya

nge-pop

.

Mereka lebih senang berkutat pada tontonan berbau modern ketimbang

seni pertunjukan tradisional. Bisa jadi, kesenian tradisional akan

lenyap sebab tidak ada lagi yang mau peduli menyentuhnya. Kegiatan

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

124

pelestarian budaya sendiri bukan hanya dengan pendokumentasian,

tetapi berperan aktif melakukan kesenian itu. Menyedihkan jika anak

muda masa datang, asing dengan warisan nenek moyangnya.

Forum

Apresiasi Seni Pertunjukan (ASP) mencoba andil

menghidupkan kembali minat dan apresiasi masyarakat terhadap seni

pertunjukan. Anak muda yang telah mampu berapresiasi akan

menjadi manusia yang dapat menghargai keberagaman dan per-

bedaan di masyarakat.

Sumber:

blontankpoer.blogsome.com

Gambar 8.3

Pertunjukan teater

Berbagai jalan ditempuh ASP untuk

menarik apresiasi siswa.

Langkah

pertama,

ASP

mengirimkan surat ke pihak

sekolah. Ada beberapa sekolah yang

menolak, tapi banyak juga yang menerima.

Mereka yang menolak biasanya karena tidak

memiliki waktu luang untuk acara per-

tunjukan dan lebih mementingkan kegiatan

akademik. Tantangan ini dapat diatasi dengan

dialog antara ASP dan pihak sekolah.

Langkah kedua,

ASP

juga menghimpun

dukungan dari segenap pihak untuk membantu

lancarnya kegiatan. Selain dana yang dikucurkan

Ford Foundation,

Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) juga ikut memberikan jalan. Kerja

sama antara ASP dan DKJ menjadikan ASP mudah mengadakan

pementasan karena tidak harus mengurus izin yang berbelit-belit.

Bantuan juga diberikan pihak pengelola gedung pertunjukan dengan

memberikan insentif kepada penonton mahasiswa dan pelajar.

Langkah ketiga,

ASP

melakukan pendekatan dengan mediasi

– media cetak – konvensional dengan mengundang wartawan untuk

jumpa pers atau menonton pertunjukan. Warta bulanan dan

leaflet

khusus dicetak setiap kali pertunjukan digelar. Bahan publikasi jenis

ini disebarkan ke berbagai tempat.

Di masa mendatang,

ASP

masih bersemangat mengembangkan

apresiasi seni dengan berbagai cara. Program apresiasi seni ini hanya

sebagai langkah awal memasuki tiga program selanjutnya, yaitu 1)

program menonton kesenian di gedung pertunjukan, 2) program

berlatih kesenian, dan 3) program pementasan di gedung pertunjukan.

Dikutip dari majalah

Gong,

edisi 74/VII/2005, halaman 11

Wacana di atas merupakan contoh wacana deduktif. Pola

pengembangan yang digunakan adalah proses. Wacana tersebut

menguraikan proses yang dilakukan forum ASP (Apresiasi Seni

Pertunjukan) untuk mengembangkan apresiasi seni siswa.

Kalian telah belajar mengidentifikasi pola pengembangan

paragraf: contoh, perbandingan, dan proses. Tentunya, kalian sudah

mampu menulis paragraf dengan pola pengembangan tersebut.

○○○○○○○○○

Pelatihan 9

Pendidikan Apresiasi Seni

125

Tulislah masing-masing sebuah paragraf dengan menggunakan

pola pengembangan

1.

contoh;

2.

perbandingan;

3.

proses.

Carilah sebuah artikel di majalah atau surat kabar. Bacalah secara

cermat artikel tersebut, kemudian identifikasilah jenis pola

pengembangan paragraf yang digunakan!

Tulislah sebuah wacana dengan tema ”Menghidupkan Kembali

Tradisi Dongeng”! Dalam wacana yang kalian tulis, gunakan pola

pengembangan contoh, perbandingan, dan proses!

Carilah berita atau artikel di majalah atau surat kabar. Carilah

penggunaan penghubung antarkalimat/antarparagraf yang terdapat

pada artikel tersebut! Kerjakan dalam format berikut di buku tulismu!

○○○○○○○○○○

Tugas 3

○○○○○○○○○○

Pelatihan 10

Lensa Bahasa

Pada teks di atas, terdapat penggunaan penghubung antarkalimat seperti berikut.

1.

Malam kian larut.

Namun,

gedung pertunjukan tua di seberang Sungai Kali Mas

ini masih menunjukkan denyutnya.

2.

Bayangan tentang riuh dan tepuk sorai penonton sirna saat melihat deret kursi

pengunjung kosong. Hanya segelintir orang yang mengisi kursi ....

Kendati

demikian

, para pemain dan pendukung ludruk yang berjumlah 60-an orang itu

tetap saja tampil maksimal.

Kata yang tercetak tebal di atas merupakan penghubung antarkalimat. Biasanya,

penghubung antarkalimat seperti contoh di atas dapat juga digunakan sebagai

penghubung antarparagraf. Ciri penghubung antarkalimat/antarparagraf adalah

penulisannya biasanya diletakkan di awal kalimat atau awal paragraf.

○○○○○○○○○○

Tugas 4

No.

Contoh Penghubung

Kutipan Kalimat/

Antarkalimat

Paragraf

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

126

Buatlah sebuah wacana bertema ”Pendidikan Apresiasi Seni”.

Gunakan penghubung antarkalimat/antarparagraf pada wacana

tersebut!

○○○○○○○○○○

Pelatihan 11

Rangkuman

1.

Pidato dengan membaca adalah teknik yang paling mudah karena tinggal membaca,

tetapi mempunyai kelemahan yaitu monoton dan audiens akan cepat bosan.

2.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menyusun naskah pidato adalah

menentukan topik, mengumpulkan referensi, dan menyusun naskah pidato dengan

memerhatikan topik dan audiens.

3.

Perubahan makna dari makna yang khusus menjadi makna yang lebih umum

disebut generalisasi. Perubahan makna dari makna yang umum menjadi makna

yang lebih khusus disebut spesialisasi.

Refleksi

Dalam menyampaikan laporan kita harus siap untuk dikritisi. Kalau kita

renungkan lebih dalam ada satu hal yang bisa kita petik untuk kita jadikan nilai moral.

Hal ini bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia pada kodratnya adalah

suka dipuji dan tidak suka dikritik. Maka, dengan hal ini kita bisa bercermin bahwa

kritik tidak selalu menghancurkan kita, bahkan banyak orang bankit dengan kritikan.

Menilik hal ini, kalian harus bisa lebih bijaksana dalam menerima kritikan dari

siapapun dan tentang apapun. Bisa jadi kritikan itu yang akan melecut semangat kalian

untuk bisa melompat lebih tinggi, prestasi yang lebih tinggi.

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Soal-Soal Pengembangan Kompetensi

1.

Sampaikan sebuah pidato/sambutan pada acara perpisahan

sekolah dengan teknik membaca!

2.

Umpamakan kalian adalah ketua karang taruna di daerahmu.

Sebagai ketua karang taruna terpilih, kalian diminta menyusun

program kerja tahunan. Susunlah program kerja sesuai potensi

daerah kalian!

3.

Sampaikan program kerja kalian di depan kelas untuk ditanggapi

oleh teman-teman kalian!

4.

Bacalah teks berikut, kemudian tentukan pola pengembangan

paragraf yang digunakan!

Pendidikan Apresiasi Seni

127

Mempertimbangkan Apresiasi Anak pada Televisi

Anak-anak sering diandaikan sebagai lembaran putih yang

harus dilukis dengan sesuatu yang indah agar kelak lukisan itu

dapat menjelma menjadi taman kehidupan nan elok. Namun,

saat ini, ketika televisi sedang menjadi sahabat karib anak-anak,

agaknya lukisan yang digoreskan itu tidak semuanya indah.

Televisi sedang membeberkan suatu realitas kehidupan yang

carut-marut. Anak-anak ”dipaksa” untuk meresapi tayangan

televisi secara berlebihan.

Produksi acara televisi secara ideal tentu tidak dibuat dengan

asal-asalan. Setidaknya, pasti terdapat studi tentang target

penonton yang kemudian berimplikasi pada persoalan-persoalan

pasar. Juga setidaknya secara sosiologis dan kultural akan

menjadi pijakan untuk menentukan segmentasi penonton.

Ketika sebuah program diproduksi, ada hal lain yang selalu

diperhitungkan secara teknis, tetapi berkaitan dengan

goal

dan

dampaknya. Misalnya, tema, muatan, pesan, kemasan, dan jam

tayang. Pilihan-pilihan yang tidak tepat seputar hal-hal teknis

tersebut akan membuat program mengalami distorsi (pemutar

balikkan fakta) di kemudian hari. Pada posisi semacam ini,

sangat sulit untuk menggeneralisasi bahwa film TV asing tidak

melewati suatu studi yang dalam dan detail meskipun beberapa

sampel bisa mewakili satu persoalan yang bersifat kasuistis.

Mungkin itu yang berkaitan dengan tema, muatan nilai, atau

pilihan jam tayang. Pada kasus film produksi luar, mungkin latar

belakang produksi film tersebut di negaranya sendiri sering

diabaikan. Jika kemudian terjadi sebuah pengaruh yang tidak

diinginkan – ketika televisi Indonesia memutarnya – sebenarnya

kesalahan lebih banyak terletak pada

programmer

yang kurang

memahami atau peduli terhadap hal-hal tersebut.

..............................................................................................

Dikutip dari majalah

Gong,

edisi 74/VII/2005, halaman 28

Sumber:

www.indonesia.sc

Komp Bahasa SMA 3 Bhs

128

Kata Berhikmah

Tajam pisau karena diasah.

Seseorang menjadi pandai karena belajar.

5.

Pilihlah kata yang mengalami pergeseran makna generalisasi

dan spesialisasi!

-

adik

-

anak

-

baju

-

budak

-

bujang

-

gulai

-

ke belakang

-

pemondokan

-

teman

-

tuan