Halaman
Pelajaran 8
Mengomunikasikan Seni
Berbahasa
Sumber:
bp3.bloogger.com
Sebuah program yang kita buat sendirian, kadang-kadang kurang sempurna
hasilnya. Untuk sempurna, memerlukan tambahan gagasan dari orang lain. Usulan
tambahan pemikiran dari orang lain ini, teknik penyampaian dengan cara khusus.
Kesalahan teknik penyampaian dapat menimbulkan akibat kurang lengkap, kurang
benar, dan kurang baiknya sebuah program kerja. Gagasan penyempurnaan untuk
suatu program dapat diperoleh dengan membaca cepat berbagai sumber terkait.
Menyampaikan gagasan penyempurnaan secara tertulis hendaklah mengingat
akan bentuk dan pola pengungkapan yang baik dan benar. Misalnya pola perbandingan,
pertentangan, dan contoh. Dengan memahami ciri paragraf dan pola pengungkapan
tertulis membuat kita cepat menangkap inti pokok gagasan yang akan kita siapkan
untuk menyempurnakan suatu program kerja ini. Jika kegiatan ini kita lakukan secara
lisan maka pemilihan kalimat pragmatik yang sesuai dengan komunikator menjadi
hal penting untuk kita lakukan. Sebagai akibat positif dari ketercapaian kegiatan ini
maka kelancaran dan keberhasilan sebuah proses komunikasi akan tercapai.
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
94
B. Berbicara
A. Mendengarkan
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menganalisis laporan pelaksanaan kegiatan yang
disampaikan.
Menganalisis laporan pelaksanaan kegiatan
Laporan yang baik biasanya memenuhi kriteria (1) jelas dan tegas, (2) lengkap, (3) benar
dan objektif, (4) disusun dengan cermat dan konsisten, (5) disampaikan tepat waktu melalui
saluran dan prosedur yang benar, (6) disusun langsung mengenai sasaran.
Laporan pelaksanaan kegiatan umumnya disampaikan secara tertulis. Tetapi, tidak jarang
masih dibacakan. Dalam hal menganalisis laporan kegiatan, pada pelajaran terdahulu Anda
telah melakukannya, bahkan dengan instrumen analisis.
1.
Carilah kembali laporan kegiatan penelitian laboratorium atau laporan kegiatan lain yang
pernah Anda lakukan untuk dibacakan!
2. Analisislah laporan tersebut dengan instrumen analisis!
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menjelaskan program kegiatan secara rinci dan
informasi tambahan untuk mendukung program.
Menjelaskan program kegiatan
Setiap program kegiatan biasanya disusun secara sistematis dalam bentuk dan bahasa
yang sederhana. Isinya mencerminkan gambaran mengenai sejumlah kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Salah satu di antaranya disebut proposal.
Pada pelajaran yang lalu Anda telah belajar menjelaskan program sekolah. Nah, pada
pelajaran ini pun Anda masih belajar menjelaskan program Hanya saya yang dijelaskan adalah
proposal.
Uji Kompetensi 8.1
Mengomunikasikan Seni Berbahasa
95
1. Jelaskan proposal berikut kepada rekan-rekan Anda!
PROPOSAL
KUNJUNGAN KE YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA
1. Nama kegiatan
:
Kunjungan ke Yogyakarta dan Sekitarnya
2. Sifat kegiatan
: Studi dan Rekreasi
3. Jenis kegiatan
: Wawancara dan Observasi
4. Latar belakang
:
Keraton adalah simbol kekuasaan. Pengaruh keraton terhadap politik, ekonomi,
bahasa, budaya, sastra, dan agama begitu signifikan. Hal ini terlihat dari peran keraton
dalam membangun kesejahteraan rakyatnya. Sementara itu, museum biasanya
menyimpan benda-benda budaya peninggalan nenek moyang. Demikian juga halnya
dengan Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Sebagian besar koleksinya berupa benda-
benda budaya dan pustaka yang menyiratkan betapa tingginya budaya kita pada masa
lalu. Mengunjungi dan mempelajari koleksi museum agaknya merupakan sebuah bentuk
apresiasi generasi muda terhadap
keadiluhungan
bangsa kita pada masa lalu.
5. Tujuan :
a. Menambah wawasan tentang sastra budaya kita masa lalu.
b. Meningkatkan apresiasi generasi muda terhadap budaya dan sastra sendiri.
c. Memberikan motivasi kepada generasi muda untuk berkreasi, berbudaya, dan
bersastra.
6. Peserta :
Anggota kelompok pecinta budaya
: 20 orang
Panitia
: 3 orang
Guru
: 2 orang
Jumlah
: 25 orang
7. Rencana anggaran:
a. Dana yang diperlukan sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah)
b. Sumber dana iuran anggota @ Rp250.000,00 ......................... Rp5.
000.000,00
c. Penggunaan dana
1) Transportasi
Rp2.000.000,00
2) Konsumsi
Rp2.000.000,00
3) Sekretariat/PPPK Rp 500.000,00
4) Lain-lain
Rp
500.000,00
Jumlah pengeluaran
...................................
Rp5.
000.000,00
Saldo
...................................
Rp0,00
Uji Kompetensi 8.2
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
96
C. Membaca
8. Panitia:
1) Ketua
: Sofiantoro
2) Wakil Ketua
: Nanang
3) Sekretaris
: Septi T.
4) Bendahara
: Novi N.H.
5) Anggota
: K
elik, Diah Setiawati,Vista
9. Jadwal Kunjungan:
No.
Hari, Tanggal
Pukul
Acara
Pena
nggung
Jawab
1.
Minggu, 27 Juli 2008
05.00 – 10.00
Menuju Yogyakarta
Drs. Suhar
10.00 – 12.00
Rekreasi ke Keraton
Asmi, S.Ag
12.00 – 14.00
Ke Museum
Drs. Suhar
14.00 – 15.00
Ke Candi Prambanan
Drs. Suhar
15.00 – 16.00
Ke Candi Sawitsari
Drs. Suhar
16.00 – 18.00
Ke Candi Kalasan
Drs. Suhar
18.00 – 22.00
Ke Candi Surabaya
Drs. Suhar
Surabaya, 27 Juni 2008
Menyetujui:
Ketua,
Pembina,
Dwi Marsiwi, S.E.
Sofiantoro
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menemukan ide pokok suatu teks dengan membaca
cepat 300-350 kata per menit.
Membaca cepat
Pada era informasi dan komunikasi yang serba cepat ini hampir semua informasi dari
buku, majalah, koran, internet, dan dokumen disajikan dalam bentuk teks. Untuk mengetahui
isinya, orang mau tidak mau harus membacanya dengan cepat pula jika tidak mau ketinggalan
zaman.
Mengomunikasikan Seni Berbahasa
97
Tips Membaca Cepat
1. Bacalah dalam hati saja, jangan menggerakkan bibir, jangan bersuara betapa pun
lirihnya.
2. Biasakan membaca kelompok kata, bukan kata demi kata.
3. Jangan mengulang kata atau kalimat yang telah dibaca. Jika ada kata yang belum
diketahui artinya, lewati saja, nanti arti kata itu akan muncul dengan sendirinya.
4. Kalau terpaksa berhenti sejenak, berhentilah pada akhir bab.
5. Carilah kata kunci yang menandai adanya gagasan utama.
6. Abaikan kata tugas yang sering Anda temukan.
7. Jika teks ditulis dalam kolom kecil, seperti di koran, gerakkan mata dari atas ke
bawah, bukan dari kiri ke kanan.
Berhasil tidaknya membaca cepat tidak hanya ditentukan oleh kecepatan baca saja,
tetapi juga pada dapat tidaknya memahami isi bacaan. Membaca cepat, tetapi tidak mengetahui
isi bacaannya, sama saja tidak membaca.
1. Bacalah dengan cepat teks sepanjang 577 kata berikut. Hitunglah, berapa menit Anda
dapat menyelesaikannya!
Nh. Dini dan Air Mata untuk ”Pada Sebuah Kapal”
Kalau ada air mata yang menetes sewaktu membaca novel
Pada Sebuah Kapal,
karya Nh. Dini, maka yang pasti itu adalah air mata pengarangnya sendiri. ”Meski saya
sendiri yang menulisnya,” kata Dini dalam sebuah pertemuan, ”Setiap saya membaca
Pada Sebuah Kapal
, selalu saya menangis.”
Perenda
Sri, tokoh utama dalam novel ”best seller” terbitan Pustaka Jaya itu, adalah seorang
gadis Jawa yang tidak berbahagia dalam perkawinannya dengan seorang diplomat Prancis
dan dalam percintaannya dengan seorang perwira kapal. Latar belakang sang tokoh dan
jalinan hidupnya membuat sementara pembaca mengira-ngira tentang identitas peran
utama dalam kehidupan sebenarnya. Adakah Sri cerminan Dini sendiri?
Pertanyaan senada dengan itu bukan tidak muncul dalam berbincang-bincang dengan
Dini. Maka pengakuan tentang air mata tersebut di atas tentunya akan lebih menggelitik
kecenderungan melihat kemiripan Sri dengan penciptanya. Kesan demikian bisa tambah
menebal bila mengintip sebentar ke dalam tujuh map gemuk dari dokumentasi HB Yasin
yang berisi biografi NH Dini.
Antara Sri dan Dini memang terdapat persamaan atau sedikitnya kemiripan dalam
banyak hal, seperti : lingkungan keluarga, gambaran rumah di kampung halaman, masa
kecil dalam kepanduan, kegiatan di depan radio, kesenangan akan bunga melati, lukisan,
dunia tari, lingkungan sahabat, kematian kekasih atau perkawinan dengan diplomat Prancis.
Uji Kompetensi 8.3
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
98
Menurut pengakuan Dini sendiri, yang diucapkan dalam pertemuan itu memang ada
bagian-bagian ”Pada sebuah Kapal yang bersifat otobiografi. Terutama bagian depan.
”Tapi tidak persis seperti adanya” sambung Dini, ”melainkan saya renda, saya gabung
dengan kejadian lain, dengan tokoh-tokoh lain ataupun dengan hasil imajinasi saya sendiri.
Waktu itu saya menginginkan memiliki rumah seperti itu, maka kulukiskan begitu.”
Tipe Ideal
Montase. Begitulah Dini menyebut teknik menulisnya. Untuk peristiwa, tokoh,
pengalaman yang menyentuh perasaan Dini ada map tersendiri menurut bab-bab tertentu.
Suatu ketika, dalam membaca kembali isi map-map tersebut, Dini merasa tokoh ini baik
digabung dengan tokoh itu, peristiwa yang satu dengan yang lain. Dan proses pembentukan
cerita pun berjalanlah.
Sebagai contoh, tokoh Sutopo, misalnya. Pelukis, kakak peran utama ini, menurut
pengakuan Dini adalah hasil montase dari watak tiga orang lelaki: kakak Dini sendiri,
pelukis Rusli, dan seorang kawan lain. ”Itu tokoh yang paling saya senangi” komentar
Dini tentang lelaki ciptaannya itu. ”Tipe ideal bagi saya. Suatu watak yang saya inginkan
ada pada seorang kakak saya sendiri.”
Di sini terlibat nama Rusli, pelukis senior dari Yogya yang coretan penanya menghiasi
buku
pada Sebuah Kapal
. Dalam suatu pertemuan, orang-orang menyebutnya ”Bapak”
Dini. ”Memang saya membinanya,” kata Rusli dalam pembicaraan khusus dengan Kompas,”
dalam arti saya memberikan dorongan kepadanya, dan terutama membimbing agar dia
berani mengemukakan keyakinan-keyakinannya sendiri sebagai wanita. Caranya?
Membukakan kepadanya apa saja gagasanku tentang hakikat kesenian, hidup, dan
masyarakat.”
Tentang ”Bapak” ini, dalam suatu wawancaraa khusus, Dini berkata ”Hanya dia yang
berhak mengatakan menemukan saya. Sebagai seorang anak yang kehilangan ayah,
saya temukan dalam dirinya seorang Bapak yang penuh kebijaksanaan. Surat perkenalan
saya disambut dengan hangat dan spontan. Perhatiannya yang besar pada saya, betul
tanpa pamrih. Saya diberi buku-buku, diajak ke tempat dia melukis. Pengorbanannya
secara material sungguh mengharukan saya, mengingat pendapatannya sebagai seniman
waktu itu tidaklah besar.”
Dalam suratnya kepada HB Yassin, seringkali Dini menyebut-nyebut nama Rusli. Di
situ dia menceritakan kegembiraannya yang meluap akibat pertemuannya dengan pelukis
itu. Dia kutip ucapannya sendiri kepada kawan di Yogya, ”Sekarang saya baru mau mati
dengan lega, karena telah bertemu dengan Pak Rusli.” Lebih lanjut suratnya berbunyi
”Bagi saya, dia adalah tangan terulur yang selalu hadir untuk membimbing ke arah
pengembaraan yang kaya dalam kehidupan kesenian.” Tak mengherankan bila tokoh ini
ikut menjadi bahan yang direnda Dini.
(Dikutip dengan penyesuaian dari
Kompas
- Alfons Taryadi).
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan bacaan tersebut! Apabila Anda dapat
menjawab dengan benar sekurang-kurangnya 8 pertanyaan, berarti kecepatan baca Anda
sudah memadai.
a. Mengapa air mata Dini menetes jika membaca karyanya sendiri itu?
b. Siapakah tokoh Sri dalam ”Pada Sebuah kapal itu”?
c. Mengapa Dini seolah-olah tokoh Sri dalam novel itu?
Mengomunikasikan Seni Berbahasa
99
D. Menulis
d. Apa isi map-map H.B. Yassin tentang Dini itu?
e. Apa buktinya jika tokoh Sri ada kemiripannya dengan hidup Dini?
f. Bagaimana pengakuan Dini tentang tokoh-tokoh dalam novelnya itu?
g. Bagaimana teknik menulis Dini dalam ”Pada Sebuah Kapal”?
h. Siapa saja yang dimontasekan dalam diri tokoh-tokohnya ?
i. Sebesar apa pengaruh Rusli dalam kehidupan Dini?
j. Apa kesaksian Dini terhadap tokoh Rusli?
Tujuan pembelajaran :
Anda diharapkan dapat menyusun paragraf deduktif dan induktif sesuai
dengan ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif
Menyusun Paragraf
1. Menyusun Paragraf Deduktif
Bagaimana cara menyusun paragraf deduktif? Tidak ada cara lain, kecuali penulis
harus dapat berpikir secara deduktif. Dalam proses ini penulis harus dapat menyebutkan
peristiwa yang bersifat umum lebih dahulu untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat
khusus.
Bagan 8.1
Penalaran Deduktif
Contoh :
Manusia adalah makhluk yang berakal.
Dari pernyatan umum di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, seperti (1)
Abi
berakal
, (2)
Simon berakal,
(3)
Siti berakal
, dan (4)
Alex berakal
. Dalam proses berpikir,
pernyataan
Manusia adalah makhluk yang berakal
disebut premis. Dari proses berpikir
deduktif seperti di atas kita dapat menyusun paragraf deduktif sederhana sebagai berikut.
Manusia adalah makhluk yang berakal.
Kalau begitu,
Abi
,
Simon,
Siti,
dan
Alex
berakal
.
Paragraf yang dikembangkan dengan penalaran deduksi disebut paragraf deduktif.
Pada paragraf ini, kalimat utama ditempatkan pada awal paragraf.
Peristiwa Umum
Peristiwa Umum 2
Peristiwa Umum 1
Peristiwa Umum 3
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
100
2. Mengenal corak deduksi
Deduksi dapat dilakukan dengan berbagai corak. Di antaranya dengan silogisme dan
entimem. Silogisme itu banyak coraknya. Salah satu di antaranya disebut silogisme
golongan atau cukup disebut silogisme saja. Pada silogisme golongan pernyataan pertama
disebut
premis umu
m (disingkat
PU
), pernyataan kedua
premis khusus
(disingkat
PK
),
dan pernyataan ketiga
simpulan
(disingkat
S
). Posisi ketiganya tidak boleh dipertukarkan.
Pada silogisme golongan terdapat tiga anggota golongan, misalnya golongan
A, B
, dan
golongan
C
. Masing-masing hanya muncul dua kali. Dalam setiap pernyataan hanya ada
dua golongan yang muncul.
Bagan 8.2
Pola Silogisme Golongan
PU : A
B
PK : C
A
S
: C
B
Contoh:
PU :
Manusia adalah makhluk yang berakal.
PK:
Abi adalah manusia.
S:
Jadi, Abi adalah makhluk yang berakal
Pola silogisme harus seperti itu, kaku. Oleh karena itu, silogisme sering
disederhanakan dalam wajud
entimem
.
Bagan 8.3
Pola Entimem
S : C
B karena C
A
Dari silogisme di atas, dapat disusun entimem
Abi berakal
karena
Abi adalah manusia.
1. Lengkapilah silogisme berikut!
a. PU : Semua profesor pandai.
PK : Pak Habibi adalah seorang profesor.
S: ....
b. PU : Seluruh sawah di daerah ini disemprot dengan obat antihama.
PK : ....
S: ....
c. PU : ....
PK : Pak Hasan Wirayuda adalah Menteri Luar Negeri.
S: ....
d. PU : ....
PK : ....
S
: Pak Ali pandai berbahasa Inggris.
Uji Kompetensi 8.4
Mengomunikasikan Seni Berbahasa
101
2. Ubahlah silogisme di bawah ini menjadi entimem!
PU : Semua pemilik tanah wajib membayar PBB.
PK : Pak Iskandar adalah pemilik tanah.
S : Kalau begitu, Pak Iskandar wajib membayar PBB.
3. Ubahlah entimem di bawah ini menjadi sebuah silogisme!
a. Agus harus berpakaian seragam karena ia mengikuti upacara bendera.
b. Pak Ali pandai berbahasa Inggris karena ia seorang guru bahasa Inggris.
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menggunakan berbagai jenis kalimat secara
pragmatik.
Menggunakan kalimat secara pragmatik
Secara pragmatik setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh
seorang pembicara secara serentak, yaitu tindak
lokusi, ilokusi,
dan
perlokusi
. Perhatikan
pernyataan-pertanyaan berikut.
(1)
Tahun depan sekolah kita menerima 120 siswa baru
.
(2)
”Beras sudah habis, Pak,” kata seorang istri kepada suaminya
.
(3)
”Pak Edy itu orangnya sibuk,” kata Pak Lurah dalam rapat pembentukan pengurus RT.
Baik kalimat (1), kalimat (2), maupun kalimat (3) diungkapkan untuk menyampaikan
informasi. Masing-masing terjadi dari unsur subjek dan predikat. Kalimat (1) hanya
menyampaikan informasi bahwa
tahun depan sekolah kita menerima 120 siswa baru.
Tidak
ada maksud lain. Itu merupakan contoh bentuk
lokusi
. Lain halnya dengan ucapan istri pada
kalimat (2). Ia tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menuntut agar suaminya
memberikan uang untuk membeli beras. Ucapan serupa ini disebut bentuk
ilokusi
. Pak Lurah
pada kalimat (3) tidak hanya menyampaikan informasi dan menyiratkan harapan agar dimaklumi
bila Pak Edy tidak hadir, tetapi juga digunakan untuk memengaruhi peserta rapat agar tidak
memilih Pak Edy sebagai ketua RT. Pernyataan Pak Lurah ini dapat digolongkan sebagai
bentuk
perlokusi
.
Kadang-kadang dalam bertutur kata, orang tidak mengemukakan maksudnya secara
terang-terangan. Perhatikan contoh berikut!
(
4) Ia berasal dari Brasil. Pasti dia pandai bermain bola.
(5) Abi : Rasanya kerongkonganku terasa kering.
Aan : Tu, di depan ada warung.
Pernyataan (4) menyiratkan bahwa
pandai bermain bola
biasanya melekat pada diri
orang Brasil. Sementara itu, pada percakapan (5) Aan tidak langsung menanggapi ucapan
Abi. Kata
warung
memberikan menyiratkan bahwa di sana ada minuman yang dapat dibeli.
Ada Apa dalam Bahasa Kita?
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
102
Rangkuman
1. Jelaskan maksud pernyataan yang tercetak miring berikut! Kalau ada dua tiga
kemungkinan, sebutkan semuanya!
a. Orang Indonesia umumnya berkulit sawo matang
.
b. Seorang kepala kantor mengucapkan kalimat
”Kelas
XII kotor sekali’
kepada salah
seorang pesuruhnya.
2. Jelaskan implikasi atau apa yang tersirat dari pernyataan berikut!
a. Abi : Mas, sudah sarapan?
Aan : Belum.
b. Abi : Mas, Indra datang!
Aan : Kalau begitu, saya pergi dulu, ya.
1. Menganalisis laporan biasanya ditempuh melalui (1) menentukan tujuan,
(2) menentukan laporan yang akan dianalisis, (3) menentukan teknik analisis,
(4) menyusun instrumen analisis, (5) melaporkan hasilnya. Perlu diingat bahwa
laporan yang baik harus 1) jelas dan tegas, 2) lengkap, 3) benar dan objektif,
4) disusun dengan cermat dan konsisten, 5) disampaikan tepat waktu melalui
saluran dan prosedur yang benar, dan 6) disusun langsung mengenai sasaran.
2. Setiap program kegiatan biasanya disusun secara sistematis dalam bentuk dan
bahasa sederhana. Isinya mencerminkan gambaran kegiatan yang akan
dilaksanakan. Sosialisasinya tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga
lisan.
3. Pada era informasi dan komunikasi yang serba cepat hampir semua informasi
disajikan dalam bentuk tertulis. Kalau tidak mau ketinggalan zaman, siapa pun
yang mau mengakses harus dapat membaca dengan cepat. Cepat selesai, dan
cepat memahami isinya.
4. Paragraf deduktif disusun dengan penalaran deduksi. Mula-mula disebutkan
peristiwa umum, kemudian peristiwa khusus sebagai contoh, bukti, atau kesimpulan.
Salah satu wujud deduksi adalah silogisme. Silogisme biasanya disusun dalam
tiga pernyataan. Pernyataan pertama disebut
premis umum
(disingkat PU),
pernyataan kedua
premis khusus
(disingkat PK), dan pernyataan ketiga
simpulan
(disingkat S). Posisi ketiganya tidak boleh dipertukarkan. Pola silogisme golongan
selalu kaku. Oleh karena itu, silogisme ini sering disederhanakan dalam wujud
entimem
.
Uji Kompetensi 8.5
Mengomunikasikan Seni Berbahasa
103
5. Secara pragmatik setidak-tidaknya ada tiga jenis tindak yang dilakukan secara
serentak, yaitu
lokusi, ilokusi,
dan
perlokusi.
Lokusi merupakan bentuk ujaran
yang digunakan untuk menyampaikan pernyataan atau informasi (
the act of saying
something
). Ilokusi merupakan pernyataan yang digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan informasi sekaligus digunakan untuk menyatakan suruhan,
panggilan, pernyataan setuju, penolakan, keberatan, dan lain-lain (
the act of doing
something
). Perlokusi merupakan pernyataan yang dapat menimbulkan efek atau
pengaruh pada pendengar atau pembaca (
the act of effecting someone
).
1. Ada kesalahan berbahasa dalam laporan lisan yang disampaikan dengan kalimat berikut.
Sebutkan kata mana saja yang salah dan tunjukkan bagaimana seharusnya!
Ada 5 tahap yang kami lakukan dalam sensus industri. Tahap pertama, melakukan
sensus terhadap industri dan kerajinan rumah tangga. Tahap kedua, meneliti ulang
industri besar, sedang, dan kecil untuk mengetahui apakah lokasi industri tersebut
tetap atau berubah. Tahap ketiga, melakukan sensus terhadap pertambangan kecil,
seperti penggalian pasir. Tahap berikutnya, menyensus pertambangan besar,
perusahaan listrik, dan perusahaan air. Tahap terakhir, mendata industri besar,
bertambah, atau berkurang.
2. Jelaskan program kegiatan secara rinci program pembuatan obat tradisional berikut!
Pembuatan obat tradisional yang direncanakan akan dilakukan secara higienis dan
naturalis dengan proses (1) pengupasan dan pencucian bahan baku, (2) sterilisasi
bahan baku, (3) mikserisasi bahan baku, (4) pemasakan, (5) pengemasan, serta
(6) pendistribusian dan penjualan.
3. Apa yang disampaikan pembicara kepada pendengarnya dalam penggalan pidato berikut?
Bagaimana cara pembicara menekankan maksud tersebut?
Tidak ada tempat di bumi Nusantara ini bagi mereka yang punya hobi korupsi,
mementingkan istri atau suami dan saudara-saudara sendiri, atau mementingkan
partainya sendiri sampai gemuk pundi-pundinya sementara rakyat makin miskin. Tidak
ada tempat di bumi Nusantara ini bagi pejabat yang sukanya menaikkan harga BBM,
menaikkan ongkos listrik, telepon. Tidak ada tempat di bumi Nusantara ini bagi pejabat
yang suka bermewah-mewah, pesta ulang tahun di hotel-hotel, suka menambah istri,
suka bepergian ke luar negeri, sementara rakyat makin lapar, dan menganggur. Tidak
ada tempat di bumi Nusantara ini bagi pejabat dan aparat yang melindungi koruptor
tetapi malah menangkapi mereka yang ingin membersihkan masyarakat dari penyakit
kemaksiatan. Tidak ada tempat di bumi Nusantara ini bagi pejabat yang hanya takut
dan tunduk terhadap perintah negara besar tetapi tidak mau mendengar suara rakyatnya
sendiri!
(Mustofa W. Hasyim,
Kali Code, Pesan-pesan Api
).
Evaluasi
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
104
Refleksi
4. Selesaikan silogisme berikut!
PU : Pelajar yang sopan selalu minta izin bila meninggalkan pelajaran.
Pk : Undri adalah ....
S : Jadi, ....
5. Susunlah entimem dari silogisme berikut!
Pak Iskandar banyak rezeki karena Pak Iskandar rajin bekerja
.
Jelaskan maksud pernyataan
Awas, anjing galak
yang tertulis pada papan yang
digantungkan di pintu gerbang sebuah rumah! Kalau ada dua tiga kemungkinan, sebutkan
semuanya!
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.