Gambar Sampul Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Bantuan Keluarga Miskin
Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Bantuan Keluarga Miskin
Gunawan

24/08/2021 16:12:49

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

99

VIII

Bantuan Keluarga Miskin

Perhatikan gambar berikut ini!

Repro:

Tempo

, 11 Februari 2007

Kemiskinan yang terjadi di beberapa daerah memberikan pengaruh di

berbagai sektor kehidupan. Meningkatnya jumlah pengangguran, banyaknya

siswa putus sekolah, kelaparan, dan menurunnya kesehatan masyarakat

membuktikan bahwa tingkat kesejahteraan rakyat berada di garis kemiskinan.

Berbagai upaya pun dilakukan oleh pemerintah, antara lain Bantuan Langsung

Tunai (BLT), Program BOS, dan beras untuk rakyat miskin (Raskin).

100

Pelajaran VIII Bantuan Keluarga Miskin

Mendengarkan Informasi dan Mengajukan Saran

Anda akan mengajukan saran perbaikan tentang informasi yang

disampaikan secara langsung.

9 Teks Mendengarkan (halaman 1

82

)

Anda dapat mengetahui potret kemiskinan dengan mendengarkan informasi

mengenai kemiskinan di suatu daerah. Kemiskinan dapat ditanggulangi dengan

melakukan berbagai upaya pengentasan rakyat miskin.

Dengarkan informasi berikut ini!

Cara Mengajukan Kritik dan Saran

Saat mendengarkan tuturan langsung, Anda dapat memberikan saran

terhadap orang yang memberikan informasi ataupun isi informasi yang

disampaikan. Saran yang Anda berikan dapat digunakan untuk perbaikan

informasi yang disampaikan.

Contoh saran:

Sebaiknya masyarakat tidak hidup tergantung pada bantuan pemerintah.

Selain itu, pemerintah harus berupaya membuka lapangan pekerjaan agar

masyarakat mau bekerja.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengungkapkan

kritik dan saran.

1.

Menyimak dengan saksama informasi yang disampaikan dari awal

hingga akhir.

2.

Sambil mendengarkan, mencatat pokok-pokok informasi yang

disampaikan, seperti:

a.

sesuatu yang diinformasikan;

b.

orang yang diinformasikan;

c.

tempat sesuatu yang diinformasikan terjadi;

d. waktu yang diinformasikan terjadi;

e.

penyebab sesuatu yang diinformasikan terjadi; serta

f.

proses sesuatu yang diinformasikan terjadi.

3.

Mencatat hal-hal yang hendak diberi kritikan atau saran.

4.

Mengemukakan kritikan atau saran dengan bahasa yang baik dan jelas.

5.

Berikan pula argumen untuk memperkuat saran atau kritikan yang

Anda ungkapkan.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

101

6.

Jika kritikan atau saran disampaikan secara lisan, perlu diperhatikan

hal-hal berikut.

a.

Kemukakan kritikan dan saran dengan bahasa yang baik, nada

yang biasa, tidak terkesan menentang dan mengejek, dan tidak

perlu tergesa-gesa.

b. Jika memang diperlukan untuk memperjelas maksud, bisa

diberikan penekanan-penekanan pada bagian-bagian yang di-

maksud.

A.

Setelah Anda mendengarkan informasi tersebut, lakukan kegiatan berikut!

1.

Catatlah pokok-pokok informasi yang terdapat dalam informasi yang

disampaikan guru Anda!

2.

Catatlah hal-hal yang akan Anda berikan saran!

3.

Sampaikan saran Anda secara lisan dengan kalimat-kalimat yang baik

dan jelas!

B.

Ringkaslah isi informasi yang disampaikan guru Anda!

Anda dapat membuat ringkasan dengan menggabungkan pokok-pokok

informasi yang Anda catat. Anda juga dapat menambahkan kata peng-

hubung untuk menggabungkan pokok-pokok informasi tersebut.

Berpidato Tanpa Teks

Anda akan berpidato tanpa teks dengan lafal, intonasi, nada, dan sikap

yang tepat.

Upaya pengentasan kemiskinan sering didengar melalui siaran berita di

televisi atau radio. Selain itu, upaya-upaya tersebut selalu didiskusikan dan

menjadi salah satu pokok bahasan dalam pidato. Bagaimana cara berpidato yang

menarik itu? Pahami penjelasan berikut!

Berpidato dengan Menarik

Jika Anda dapat menyampaikan pidato dengan menarik, tentu para

pendengar akan merasa senang dan tidak akan bosan. Sebenarnya bekal

utama bagi Anda agar dapat berpidato dengan menarik adalah benar-benar

menguasai topik atau masalah yang akan disampaikan. Dengan begitu,

Anda pun dapat menyampaikan pidato sesuai dengan tujuan yang Anda

inginkan. Apakah Anda bertujuan untuk menghibur, mempengaruhi,

ataukah bertujuan untuk memberitahukan sesuatu kepada pendengar.

Pada saat berpidato Anda dapat membawa teks atau tanpa teks.

Namun, pada kesempatan ini Anda akan berlatih pidato tanpa teks.

Bagaimanakah caranya? Berpidato tanpa teks dapat Anda lakukan dengan

menggunakan beberapa cara berpidato berikut.

1.

Menghafal

Sebelum berpidato, Anda dapat menyusun naskah terlebih dahulu.

Kemudian, menghafalkannya.

102

Pelajaran VIII Bantuan Keluarga Miskin

2.

Ekstemporan

Sebelum berpidato, terlebih dahulu Anda dapat menyiapkan catatan

berupa garis-garis besar masalah yang akan dipidatokan. Pada saat

berpidato garis-garis besar masalah tersebut dapat Anda kembangkan

secara lisan dengan bahasa yang menarik dan sesuai dengan

tujuannya.

3.

Impromtu

Pembawa pidato menyampaikan pidatonya dengan serta merta atau

spontan, tanpa persiapan terlebih dahulu.

Naskah pidato harus terdiri atas tiga bagian, yaitu

pendahuluan

,

isi

,

dan

penutup

pidato. Bagian pendahuluan dapat berisi tujuan pidato itu

disampaikan. Isi pidato berisi gagasan pokok yang akan disampaikan.

Bagian penutup pidato dapat berisi rangkuman, pernyataan ulang tujuan

khusus, atau berupa seruan untuk membangkitkan semangat atau

ringkasan bagian yang penting.

Selanjutnya, seorang pembawa pidato harus menggunakan lafal,

tekanan, intonasi, dan jeda yang tepat dalam menyampaikan pidatonya.

Dengan begitu, pidato yang disampaikan akan lebih menarik. Para

pendengar pun dapat menangkap maksud dan informasi yang

disampaikan secara utuh.

Selain memperhatikan penggunaan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda

yang tepat seorang pembawa pidato juga harus memperhatikan hal-hal

di bawah ini.

1.

Penampilan

Ketika seseorang berpidato, orang tersebut menjadi pusat perhatian

pendengar pidato. Oleh karena itu, ia harus memperhatikan

penampilan. Selain penampilan fisik dan cara berpakaian yang sopan,

ia harus tenang dan simpatik.

2.

Ekspresi dan Gerakan

Untuk mendukung penampilan, ekspresi dan gerakan harus

diperhatikan oleh pembawa pidato. Ekspresi ketika berpidato harus

bersahabat, misalnya berusaha menghilangkan ekspresi tegang atau

cemberut. Selain itu, gerakan-gerakan perlu dilakukan saat berpidato

untuk mendukung penyampaian masalah atau tujuan pidato. Akan

tetapi, gerakan-gerakan tersebut dilakukan seperlunya saja. Jangan

dilakukan secara berlebihan agar tidak mengganggu dalam berpidato.

A.

Kerjakan kegiatan di bawah ini!

1.

Pilihlah salah satu cara berpidato tanpa teks!

2.

Berpidatolah dengan tema perekonomian!

3.

Berpidatolah di depan kelas!

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

103

B.

Lakukan kegiatan berikut ini!

1.

Berikan tanggapan penampilan pidato teman Anda. Tanggapan Anda

dapat ditulis dalam format seperti berikut!

Hal yang Ditanggapi

Kebenaran

Lafal

Intonasi

Nada

Sikap

Kelancaran

No.

Nama

2.

Teman Anda akan menunjukkan tanggapan kepada Anda. Catatlah

tanggapan-tanggapan tersebut! Terimalah tanggapan tersebut dengan

sikap besar hati sebab tanggapan tersebut dapat digunakan sebagai

masukan yang bermanfaat untuk keberhasilan berpidato Anda.

Membaca Intensif Paragraf Deduktif

Anda akan menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari pola paragraf

deduksi dengan membaca intensif.

Potret kemiskinan rakyat Indonesia terjadi di beberapa daerah. Anda dapat

mengetahui hal tersebut dari membaca teks berikut.

Bacalah teks berikut ini!

Fenomena Nasi Aking dalam Potret Kemiskinan

Akhir-akhir ini fenomena nasi aking muncul dalam

pemberitaan di media massa. Warga di beberapa

daerah mulai mengonsumsi hasil pengeringan nasi,

yang ditanak lagi itu. Antara lain dialami oleh nelayan

di wilayah Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes.

Kemungkinan besar kasus serupa juga terjadi di

daerah-daerah lain, tetapi tidak atau belum terjangkau

media massa. Fenomena nasi aking sangat mem-

prihatinkan karena selama ini dikenal sebagai

pakan bebek. Jika pakan binatang sudah diambil alih

oleh manusia, apalagi penyebabnya kalau bukan

kemiskinan? Keterpaksaan oleh keadaanlah yang

membuat mereka tidak lagi segan atau malu.

Kasus nasi aking di Brebes itu hanya merupakan

gambaran kecil dari nestapa kemiskinan yang

melingkupi para nelayan di kawasan pantai utara.

Pendapatan mereka rata-rata hanya Rp3.000–

Rp5.000 per hari. Bandingkan dengan harga beras

yang telah mencapai Rp4.500 lebih untuk kualitas me-

dium atau layak konsumsi. Padahal, dalam setahun

mereka akan mengalami musim paceklik karena tak

bisa melaut selama hampir enam bulan. Sejak Juli,

para nelayan yang sebagian besar berkategori

tradisional itu, tidak bisa melaut karena musim me-

masuki angin barat yang ditandai oleh ombak tinggi

dan besar. Berarti mereka tidak memiliki penghasilan.

Tak mengherankan jika kemudian mereka

mengonsumsi nasi aking. Bahan pangan tersebut bisa

diperoleh seharga Rp1.000/kg. Para nelayan itu

mengatakan, nasi aking lebih mengenyangkan

ketimbang

nasi jagung yang harganya tidak terpaut

banyak. Dalam keadaan tidak ada pemasukan untuk

membeli nasi aking pun, kalau bukan menjual barang-

barang berharga yang masih tersisa, tentu mengutang

kepada tetangga atau penjualnya. Sungguh kenyataan

yang mengenaskan. Namun, jika menoleh ke

belakang, kita akan bisa memaklumi keadaan

semacam itu. Kenaikan harga BBM merontokkan

daya beli kaum miskin, termasuk nelayan.

Penanganan untuk mengentaskan kaum miskin

dari kemiskinan yang dilakukan sejak beberapa waktu,

sejauh ini masih dipertanyakan efektivitasnya. Mulai

jaring pengaman sosial (JPS) hingga subsidi langsung

tunai (SLT) seolah-olah menguap begitu saja.

Program-program yang dimaksudkan untuk mem-

bantu orang miskin itu justru menimbulkan dampak

104

Pelajaran VIII Bantuan Keluarga Miskin

Pernyataan umum

atau gagasan utama.



penjelas



kesimpulan

Pernyataan khusus atau

gagasan pendukung.

Pernyataan khusus atau

gagasan pendukung.

Pernyataan khusus atau

gagasan pendukung.

. . . .

tidak sedap berupa penyelewengan. Sejak awal,

upaya tersebut memang diragukan oleh berbagai

pihak karena sifatnya lebih sebagai memberi ikan,

bukan kail. Cara-cara demikian hanya akan me-

nyebabkan makin tingginya kebergantungan kaum

miskin terhadap program sejenis dari pemerintah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),

dari sekitar 33 juta jiwa penduduk Jateng, 7,5 juta jiwa

tergolong miskin. Sekitar 3,2 juta rumah tangga miskin

menerima program SLT senilai Rp1,2 juta per tahun.

Dengan asumsi tiap rumah tangga terdiri atas empat

jiwa, hampir 12,8 juta jiwa tersentuh oleh subsidi

tersebut. Dari jumlah itu 60% merupakan kategori

miskin dan sangat miskin. Melihat angka-angka

tersebut, kita berharap semestinya tidak terjadi

fenomena mengonsumsi nasi aking. Namun, memang

harus disadari, kemiskinan bukan sekadar angka.

Standar yang lemah dan pendataan yang kurang valid

bisa menyebabkan banyak yang lolos.

Terlepas dari pro dan kontra atas jumlah orang

miskin dan metode pengukurannya, kita tidak boleh

berhenti berusaha mengentaskan kelompok yang

kurang beruntung itu dari belitan kemiskinan. Khusus

para nelayan di pantai utara, ada yang menyebutkan

kemiskinan telah menjadi ”budaya”. Untuk memutus

lingkaran kemiskinan itu, dibutuhkan program-

program semacam pendidikan, pelatihan-pelatihan

keterampilan, serta dibantu permodalan. Lewat

langkah tersebut diharapkan kemiskinan tidak lagi

diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke

generasi. Pengalaman selama ini, program yang

bersifat

charity

sulit diharapkan bisa menuntaskan.

Sumber: http://opini.wordpress.com

Paragraf Deduktif

Membaca intensif teks atau naskah adalah menelaah dengan teliti teks

atau bacaan. Idealnya, membaca intensif membutuhkan teks yang terdiri

atas 500-an kata, dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan

kecepatan kira-kira 5 kata dalam 1 detik. Dengan cara membaca intensif,

Anda dapat menentukan jenis suatu paragraf, apakah paragraf itu berjenis

induktif atau berjenis deduktif? Untuk menentukan jenis-jenis paragraf,

Anda harus mengetahui ciri-ciri jenis paragraf tersebut. Tahukah Anda,

apa saja ciri-ciri paragraf deduktif?

Paragraf deduktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-

pernyataan umum, kemudian diuraikan menjadi pernyataan-pernyataan

khusus. Jadi, pernyataan umum dalam paragraf deduktif menjadi gagasan

utama (kesimpulan), sedangkan pernyataan-pernyataan khusus menjadi

gagasan pendukung (penjelas). Gagasan-gagasan pendukung atau penjelas

dalam paragraf deduktif dapat berupa alasan, rincian, contoh ataupun

gabungan dari ketiganya. Diagram penalaran deduktif sebagai berikut.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

105

Contoh:

Kemiskinan menghimpit dan membuat banyak orang sulit keluar dari

masalah ini. Kemiskinan disebabkan oleh tidak adanya lapangan pekerjaan

sehingga membuat orang tidak memiliki pendapatan. Selain itu, harga

sembilan bahan pokok terus meningkat disertai adanya peningkatan biaya-

biaya lain, seperti biaya transportasi, listrik, dan sekolah.

Gagasan-gagasan pendukung atau penjelas dalam deduktif bisa

berupa alasan, rincian, ataupun contoh bisa juga kombinasi dari ketiganya.

Paragraf di atas merupakan paragraf deduktif yang menggabungkan

alasan dan rincian sebagai contoh.

Lakukan kegiatan berikut ini!

1.

Pahami artikel ”Fenomena Nasi Aking dalam Potret Kemiskinan” dengan

saksama!

2.

Temukan gagasan utama dan gagasan penjelas pada tiap-tiap paragraf!

3.

Tentukan paragraf yang merupakan paragraf deduktif!

4.

Tentukan gagasan penjelas yang berupa alasan, rincian, contoh, dan

kombinasi antara alasan, rincian, ataupun contoh!

5.

Rangkumlah teks tersebut!

Menulis Kritik dan Esai Sastra

Anda akan memahami prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai serta

menerapkan prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai untuk mengomentari

karya sastra.

Anda dapat mengungkapkan gagasan mengenai suatu hal dalam bentuk

kritik dan esai.

Perhatikan contoh kritik sastra di bawah ini!

Tanggapan untuk Aguk Irawan Mn.

Menyoal Sajak Melankolis Taufiq Ismail

Oleh: Taufiq Munir

Dalam Harian Umum

Pikiran Rakyat

, Minggu,

18 April 2004, Saudara Aguk Irawan Mn. menulis

sebuah esai yang cukup menarik,

Sajak Melankolisme

Taufiq Ismail

. Dalam esai itu memang Aguk cukup

memberi kritikan yang sangat berarti atas sajak Taufiq

Ismail secara khusus, dan bagi dinamika per-

kembangan kesusastraan Indonesia modern secara

umum. Saya anggap menarik karena ternyata Taufiq

Ismail berhasil “mengolok-olok” keluguan penulis buku

Main Angin

penerbit Galah Press Yogyakarta itu. Saya

yakin, kalau memang Aguk mengerti kaidah kritik sastra

yang baik, dia tidak akan pernah terjebak pada

kesimpulan yang naif. Aguk menganggap sajak terbaru

Taufiq Ismail

Ketika Indonesia Dihormati Dunia

itu

sangat illusionis, tendensius, konseptual, dan sepi dari

kandungan realitas.

Saya katakan demikian, karena di alinea ketiga

Aguk menulis: ”Saya yakin bahwa sajak-sajak ”Tirani”

Taufiq Ismail tetap akan bernilai universal, meskipun

Taufiq hanya memilih ’diam’ dalam menghadapi

kenyataan Orde Baru yang lebih tirani di permukaan

Indonesia. Dengan demikian, bukankah ini lebih akan

mempertegas bahwa Taufiq adalah sastrawan

politikus”. Kita harus akui bahwa di kalangan

sastrawan Indonesia, Taufiq Ismail seorang sastrawan

106

Pelajaran VIII Bantuan Keluarga Miskin

yang eksistensinya tidak pernah diragukan siapa pun.

Kendatipun, misalnya, puisi dan sajak Taufiq Ismail

tidak selamanya diterima semua orang, namun

keragaman persepsi terhadap sajak ”Tirani” Taufiq

Ismail bisa saja terjadi. Karena bagaimanapun sastra

adalah simpul terkait antara pengalaman batin dan

realitas di sekitarnya, di samping akan mengalami

hubungan timbal balik dalam komunitas sastra.

Terlebih lagi sastra Taufiq Ismail bukan hanya sarat

dengan ”ideologi” tertentu, tapi juga

platform

-nya yang

berbeda dengan sajak-sajak kebanyakan sastrawan

dunia. Bahkan di saat Taufiq mengatakan ”Tirani”

hanya untuk Orde Lama pun, sajak itu tetap mencocok

hidung Orde Baru dan Era Reformasi yang—

meminjam istilah J.J. Kusni—telah keluar dari roh

”republik berdaulat sastra-seni”. Terbukti, Taufiq Ismail

sampai tidak malu-malu untuk berteriak “Malu (Aku)

Jadi Orang Indonesia” dalam kumpulan puisinya.

Dengan demikian universalitas sajak ”Tirani” ataupun

”Ketika Indonesia Dihormati Dunia” masih tetap

relevan hingga kini.

Ketika Aguk serta-merta menuding Taufiq Ismail:

”ini lebih akan mempertegas bahwa Taufiq adalah

sastrawan politikus” yang kemudian dia revisi sendiri:

”citra ini lambat laun semakin pupus dan tergantikan

dengan stigma negatif ketika Taufiq menciptakan

sajak yang ganjil”, saya terdorong untuk mengoreksi

bahwa barangkali benar Taufiq Ismail seorang

sastrawan politikus atau politikus yang sastrawan. Ada

perbedaan mendasar antara predikat ”politikus” atau

”seorang sastrawan yang ahli politik”, ataupun ”ahli

politik yang sastrawan”. Tidak salah jika beliau sebagai

sosok kedua karena keterlibatan Taufiq dengan

Lembaga Pusat Bahasa. Atau lebih tepatnya, seperti

kata Wiratmo Sukito, Taufiq Ismail ”hanyalah

berpolitik”. Dan itu pun tetap saja sah, kecuali bila

berpolitik dianggap sebagai dosa besar. Akan tetapi,

tentunya bukan karena itu Taufiq beroleh prestasi

besar dalam membangun eksistensi sastra

Indonesia yang mengantarkan Taufiq Ismail

mendapatkan anugerah penghargaan dari Kerajaan

Thailand,

Culture Visit Award

dari Australia,

Universitas Iowa AS, dan Lembaga Bahasa di tanah

air. Mohamad Sobary dalam kolomnya di

Kompas

(14/03/04) menulis bahwa prestasi besar Taufiq

didasarkan kepada sikap politiknya yang saleh,

kepeduliannya yang dalam terhadap kebaikan hidup

bangsanya, tampil dalam banyak sekali sajaknya.

Para pemerhati kepenyairan Taufiq Ismail niscaya

mudah, dan tanpa syarat, untuk setuju dengan

pendirian ini.

Ketika Taufiq Ismail mencatat pengalaman masa

lalu dengan puisinya,

Dengan rasa rindu kukenang

pemilihan umum setengah abad yang lewat/ Dengan

rasa kangen pemilihan umum pertama itu kucatat/

Peristiwa itu berlangsung tepatnya di tahun lima puluh

lima/ Ketika itu sebagai bangsa kita baru sepuluh tahun

merdeka

.

Aguk serta-merta menulis, ”Selain masa itu,

Pemilu 1955 militer masih belum begitu simpati

terhadap kekuasaan dan belum menjadi gurita yang

membelit negara”. Bukankah ini juga jawaban atas

kekecewaan Aguk sendiri? Yang mengherankan, Aguk

yang sudah mengenal Taufiq Ismail atas pertemuannya

di Kairo setengah tahun lebih silam, berbalik seperti

asing, sampai akhir sajak itu ditulis

Ketika Indonesia

Dihormati Dunia

Taufiq menunjukkan ratapan yang

dahsyat dan merindui masa lalu yang sudah tenggelam.

Aguk lupa bahwa karya sastra lahir dari kehadiran

diri secara total dari seorang sastrawan dalam realitas

yang dibicarakannya agar sastrawan tidak melakukan

distorsi antara teks-teks karyanya dengan perilaku

seharian. Saya yakin bahwa seorang sastrawan

merupakan perwujudan dari jiwa masyarakat yang

melakukan pewartaan terhadap gejolak yang

membuncah di sanubari masyarakat. Maka wajar,

rintihan dari rasa kesedihan seorang sastrawan

(dalam hal ini Taufiq Ismail) menjadi sebuah ekspresi

pengharapan dan hikmat

ilahiyah

bagi masyarakat-

nya.

. . . .

Sumber: www.pikiran-rakyat.com

Syarat-Syarat Kritik dan Ciri-Ciri Esai

Bacaan di atas merupakan kritik sastra. Kritik karya sastra merupakan

pertimbangan baik dan buruknya karya sastra tersebut. Dalam mengkritik

karya sastra ada beberapa syarat yang perlu diketahui. Syarat-syarat kritik

dalam karya sastra sebagai berikut.

1.

Kritikan harus berupaya membangun dan menaikkan taraf kehidupan

sastra.

2.

Kritikan harus bersifat objektif tanpa prasangka dan secara jujur dapat

mengatakan yang baik itu baik dan yang kurang itu kurang.

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

107

3.

Kritikan harus mampu memperbaiki: cara berpikir, cara hidup, dan

cara bekerja para sastrawan sebab hal itu memberi pengaruh terhadap

hasil karyanya.

4.

Kritikan harus disesuaikan dengan lingkup kebudayaan dan tata nilai

yang berlaku serta memiliki rasa cinta dan tanggung jawab yang

mendalam terhadap pembinaan kebudayaan dan tata nilai yang benar.

5.

Kritikan dapat membimbing pembaca berpikir kritis dan dapat

menaikkan kemampuan apresiasi masyarakat terhadap sastra.

Selain kritik, dikenal juga esai baik esai sastra maupun esai nonsastra.

Esai adalah karangan yang membahas suatu masalah secara sepintas dari

sudut pandang pribadi penulisnya. Dalam esai, penulis membahas suatu

objek yang aktual menggunakan sudut pandang pribadi. Esai berisi

pendapat atau pandangan pribadi penulis terhadap suatu objek. Esai

berupaya meyakinkan pembaca untuk menerima pendapat atau

pandangan. Objek esai boleh apa saja dari masalah kecil sampai masalah

besar, seperti masalah ekonomi, kebudayaan, sosial, keamanan, karya

sastra, atau politik.

Esai cenderung singkat, padat, dan terfokus pada objek yang ditulis.

Esai menggunakan gaya bahasa yang sangat pribadi atau personal sesuai

dengan karakter sang penulis. Selain itu, pilihan kata atau istilah yang

digunakan pun sangat pribadi. Gaya bahasa dan pilihan kata yang

digunakan pada esai ditentukan oleh penulis esai sendiri. Misalnya

Mahbuh Djunaedi (alm.), ia dikenal sebagai penulis esai dengan gaya

bahasa satire (sindiran). Banyak sindiran yang dikemukakan oleh Mahbuh.

Esai menggelitik, jenaka, dan enak dibaca walaupun isinya merupakan

kritik pedas. Esai dapat Anda temukan/baca di media cetak, seperti surat

kabar atau majalah.

A.

Identifikasilah kritik sastra ”Menyoal Sajak Melankolis Taufik Ismail” sesuai dengan

syarat kritik sastra!

B.

Pahami esai ”Sajak-Sajak Cerah” berikut ini. Kemudian, identifikasilah sesuai

dengan ciri-ciri esai!

Elaborasi terhadap kata-kata yang marak dilaku-

kan oleh para penyair di tahun 1970-an. Berbagai upaya

pembebasan kata serta pemanfaatan musikalitas serta

kandungan nuansa kata didapat dari akar tradisi. Di

awal tahun 1980-an mulai dianggap selesai atau telah

sampai pada titik jenuh. Tahun 1980-an perhatian

utama para penyair cenderung beralih pada imaji.

Kata-kata cenderung diberi peran terutama

sebagai alat menciptakan dan menyampaikan imaji

(gambar dalam pikiran serta hati) dari penyair atau sajak

untuk para pembacanya. Bila pada dasawarsa

sebelumnya dilakukan upaya pembebasan bagi kata-

kata, pada periode berikutnya, tahun 1980-an, imajilah

yang ingin dibebaskan. Kata-kata hanya sekadar alat

untuk membangun kehadiran imaji yang kebebasan-

nya bisa begitu ekstrem, sehingga tak perlu

diperhitungkan apakah sinkron dengan imaji-imaji pada

ungkapan-ungkapan dari larik-larik atau bait-bait

sebelum atau sesudahnya.

Sajak sebagai kesatuan dari berbagai imaji yang

saling mendukung dalam suatu kesatuan, kurang

dihiraukan. Imaji-imaji tidak diupayakan saling bahu-

membahu untuk mengarah pada suatu pemusatan

(fokus). Agaknya ada pengaruh pandangan posmo

yang sedang populer waktu itu. Yang penting

kehadiran berbagai imaji walau hanya sesaat, artinya

boleh dihapus oleh imaji sebelumnya atau berikutnya.

Dalam bentuk yang ekstrem, sajak seakan

membiarkan pembaca memilih imaji-imaji atau larik-

larik atau bait-bait mana yang penting, dan selebihnya

boleh dianggap sebagai intro, epilog, atau ornamen,

yang bisa pula dibuang atau tak dibaca. Mitos bahwa

Sajak-Sajak Cerah

108

Pelajaran VIII Bantuan Keluarga Miskin

C.

Berdasarkan kedua contoh esai tersebut, jelaskan prinsip-prinsip penulisan kritikan

dan esai!

Anda pun dapat membuat kritik dan esai. Sebelum Anda membuat esai

dan kritik, pahami penjelasan berikut.

Cara Menulis Kritik dan Esai

Dalam melakukan misi kritiknya, seorang kritikus melakukan empat

langkah seperti berikut.

1.

Dengan sikap serbamenanya melakukan penjelajahan sambil

melakukan penikmatan. Kemudian, membuat tafsiran-tafsiran agar

karya datang secara utuh dengan jalan melihat keseluruhan karya serta

memadunya dengan pengalaman membaca karya yang lain.

2.

Menempatkan diri dalam karya sastra itu. Dalam hal ini mau tidak

mau, diakui atau tidak, ia terpengaruh oleh unsur-unsur yang melahir-

kan karya serta unsur-unsur tata nilai tempat karya itu dilahirkan.

3.

Memberikan dasar-dasar penilaian sebagai tolok ukur untuk

menyatakan pendapat baik atau tidaknya karya tersebut dan

mengetahui syarat-syarat suatu karya yang dapat dikatakan baik.

4.

Membuka dirinya terhadap nilai baru yang muncul dari karya yang

baru dibacanya. Hal ini tergantung pada keterbukaan dan kepekaan

jiwa yang bersangkutan dan daya mampu karya itu memberikan nilai

baru.

Fungsi kritik sastra sebagai berikut.

1.

Untuk pembinaan dan pengembangan sastra.

2.

Untuk pembinaan kebudayaan dan apresiasi seni.

3.

Untuk menunjang ilmu sastra.

Langkah-langkah menulis kritik atau esai sebagai berikut.

1.

Menentukan masalah atau objek yang akan Anda bahas dalam kritik

atau esai yaitu objek yang aktual.

2.

Menyusun kerangka kritik atau esai yang akan ditulis berdasarkan

masalah atau objek yang akan dibahas.

setiap kata dalam sajak adalah penting dan tidak bisa

diabaikan atau dihapus, tidak lagi dipercayai.

Membaca sajak bisa dianggap membaca suatu teks

yang cerai-berai dan pecah-belah. Teori

gestalt

adalah

angin yang sudah lalu.

Tidak heran kalau sajak bisa jadi gelap. Minim

pintu, arah, tanda, dan isyarat yang diberikan pada

pembaca untuk menciptakan sesuatu yang masuk hati

dan akal sehat.

Namun, kegelapan sebuah sajak adalah ke-

bebasan bagi pembaca. Sajak yang ekstrem gelap

menciptakan pembaca yang ekstrem merdeka.

Kebebasan ekstrem dari pembaca untuk menunda atau

membuangnya sebagai sajak. Atau pembaca mencipta

kembali sajak yang dibaca, dalam porsi yang lebih dari

diri pembaca dibandingkan dengan diri sajak.

Mungkin karena jenuh, di tahun 1990-an para

penyair kembali menulis puisi dengan memerhatikan

kata dan tidak melulu menekankan kehadiran

kebebasan imaji sebagai yang utama. Kata-kata

diupayakan menciptakan keutuhan sajak. Dan sajak

menjadi transparan.

Tentu saja yang dituliskan di atas adalah gejala-

gejala atau kecenderungan yang sengaja dibuat hitam

putih untuk penyederhanaan. Kelekatan kata dengan

imaji adalah suatu yang niscaya, jadi memisahkan

satu dengan yang lainnya tidak segampang

membedakan toilet pria dan toilet perempuan. Juga

hendaknya diingat sajak gelap ataupun sajak terang

tidak langsung berkaitan dengan mutu, sebagaimana

mutiara hitam dan putih adalah sama-sama mutiara.

Di samping itu, elaborasi pada kata-kata saja bisa pula

menimbulkan sajak yang gelap.

Sumber:

Gelak Esai dan Ombak Sajak Anno 2001

,

Sutardji Calzoum Bachri, Jakarta, Penerbit

Buku Kompas, 2001

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

109

Contoh:

kerangka kritik atau esai

objek atau masalah

pokok masalah paragraf pembuka (1)

pokok masalah paragraf 2 dst.

pokok masalah paragraf penutup

3.

Menyusun paragraf pembuka.

4.

Menuliskan isi kritik atau esai ke dalam beberapa paragraf.

Isi esai adalah pendapat pribadi penulis esai terhadap suatu masalah

yang dianggap menarik. Isi kritik adalah penilaian terhadap karya

sastra yang dianggap menarik.

Gunakan gaya bahasa Anda sendiri.

5.

Menuliskan paragraf penutup.

Paragraf penutup boleh ada boleh tidak tergantung penulis esai dan

kritik.

D.

Tulislah sebuah kritik dan esai. Lakukan langkah-langkah berikut!

1.

Bacalah beberapa karya sastra dari seorang sastrawan!

2.

Tentukan masalah atau objek yang akan Anda bahas dalam kritik dan

esai!

3.

Susunlah kerangka kritik dan esai berdasarkan permasalahan yang akan

dibahas!

4.

Susunlah paragraf pembuka kritik dan esai tersebut!

5.

Tulislah isi kritik dan esai dalam beberapa paragraf!

6.

Susunlah kalimat-kalimat yang jelas dan pilihan kata yang tepat!

E.

Tukarkan hasil kritik dan esai Anda dengan hasil kritik dan esai teman Anda.

Suntinglah kritik dan esai dalam hal berikut!

1.

Kelengkapan syarat-syarat kritik.

2.

Ketepatan ciri-ciri esai.

3.

Penggunaan kalimat-kalimat yang jelas dan pilihan kata yang tepat.

Rangkuman

Informasi dapat Anda dapatkan dengan mendengarkan sebuah informasi.

Informasi yang Anda dengarkan dapat berasal dari tuturan langsung maupun

siaran radio maupun televisi. Informasi yang Anda peroleh dapat Anda tulis

menjadi rangkuman. Setelah mendengarkan informasi, Anda dapat mengajukan

saran terhadap informasi tersebut. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan

untuk mengungkapkan saran.

1.

Menyimak informasi dari awal hingga akhir dengan saksama.

2.

Mencatat pokok-pokok informasi yang didengar.

3.

Mencatat hal-hal yang akan diberi saran.

4.

Mengemukakan kritikan atau saran.

5.

Memberikan argumen pada saran atau kritik yang disampaikan.

6.

Mengemukakan saran dan kritik dengan kalimat yang baik.

110

Pelajaran VIII Bantuan Keluarga Miskin

Untuk mengungkapkan gagasan atau ungkapan pikiran, orang perlu

keberanian. Begitu pula dengan membawakan pidato tanpa teks. Membawakan

pidato tanpa teks membutuhkan keberanian dan rasa percaya diri. Pembawa

pidato yang memiliki keberanian dan rasa percaya diri pasti tidak akan gugup

saat menyampaikan pidatonya. Pada saat berpidato seorang pembawa pidato

hendaknya sesekali mengarahkan pandangannya ke arah pendengar.

Selain membawakan pidato, Anda dapat membaca intensif bacaan. Membaca

intensif dapat dilakukan dengan membaca dengan teliti suatu teks atau bacaan.

Dengan membaca intensif Anda dapat menemukan paragraf yang berjenis

deduktif atau pun induktif. Paragraf deduktif adalah paragraf yang memiliki

kesimpulan di awal paragraf. Paragraf deduktif diawali dengan pernyataan-

pernyataan yang bersifat umum dan diikuti pernyataan-pernyataan yang bersifat

khusus. Pernyataan yang bersifat umum menjadi gagasan atau ide pokok

paragraf. Sebaliknya, paragraf induktif merupakan paragraf yang memiliki

kesimpulan di akhir paragraf. Paragraf induktif diawali dengan pernyataan yang

bersifat khusus, lalu disimpulkan oleh pernyataan yang bersifat umum. Dengan

kata lain, paragraf deduktif merupakan paragraf yang memiliki gagasan atau

ide pokok di awal paragraf. Paragraf induktif merupakan paragraf yang memiliki

gagasan atau ide pokok di akhir paragraf. Setelah membaca bacaan, Anda dapat

mengungkapkan tanggapan terhadap isi bacaan.

Sebuah tanggapan dapat Anda kemukakan dalam sebuah kritik dan esai.

Kritik karya sastra merupakan pertimbangan baik dan buruknya karya sastra

tersebut. Esai merupakan karangan yang membahas suatu masalah secara

sepintas dari sudut pandang penulisnya. Dalam esai, penulis membahas masalah

yang aktual berdasarkan pandangan pribadi penulis. Jadi, satu masalah dapat

ditulis menjadi esai yang berbeda-beda tergantung sudut pandang penulis. Esai

menggunakan bahasa yang sangat pribadi. Sebelum menulis esai, penulis esai

mengadakan pengamatan atau menentukan masalah yang akan dibahas. Setelah

menemukan masalah, penulis esai mulai membuat kerangka esai. Kerangka esai

terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Kemudian, penulis akan me-

ngembangkan kerangka esai menjadi sebuah esai.

Coba, jawabkan pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujur dalam hati Anda dan

renungkanlah!

1.

Mampukah Anda menyampaikan kritik atau saran secara lisan dari

informasi yang telah didengarkan?

2.

Mampukah Anda berpidato tanpa teks?

3.

Mampukah Anda membaca intensif untuk menemukan ide pokok dalam

paragraf deduktif?

4.

Mampukah Anda menulis kritik dan esai?

Jika Anda yakin dengan jawaban

ya

, berarti Anda sudah menguasai pelajaran

ini dengan baik. Jika tidak yakin dengan jawaban

ya

atau belum menguasai

materi dalam pelajaran ini, teruslah berlatih agar Anda benar-benar menguasai

pelajaran ini.

Refleksi

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

111

Evaluasi Pelajaran VIII

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1.

Bacalah teks berikut!

Berbagai langkah telah dilakukan dan akan

diteruskan pemerintah pada tahun 2007. Langkah

tersebut dilakukan sebagai upaya pengurangan

kemiskinan dan pengangguran. Langkah itu antara

lain Bantuan Langsung Tunai (BLT), program beras

untuk rakyat miskin (Raskin), bantuan untuk

sekolah atau pendidikan (BOS), bantuan kesehatan

gratis di puskesmas dan rumah sakit, dan

pembangunan perumahan rakyat. Selain itu,

pemerintah juga memberikan kredit mikro dan dana

bergulir untuk koperasi dan UKM, pemberian pupuk

murah, bantuan untuk nelayan dan program

perikanan, dan kesejahteraan PNS termasuk TNI

dan Polri.

Sumber: www.menkokesra.go.id

a.

Tentukan gagasan utama dan gagasan pendukung paragraf di atas!

b. Identifikasilah paragraf tersebut mengenai ciri-ciri paragraf dan

kesimpulan paragraf!

2.

Identifikasilah ciri-ciri esai yang terdapat dalam esai di bawah ini!

Puisi dari Bali

Boleh dikata sejak tahun 1980-an para penyair

(di) Bali mulai dikenal memberikan sumbangan

pada perpuisian nasional. Bila bicara Bali tentang

seni, orang tidak hanya menyebut pencapaian

Pulau Dewata ini dalam seni rupa, atau tari, tetapi

juga sastra mulai dipercakapkan. Tetapi, apakah

pencapaian mereka dalam puisi setara dengan apa

yang telah mereka capai dalam seni lukis atau tari,

misalnya, tentulah sejumlah sajak yang saya

tampilkan di sini (lihat halaman 111–131) tidaklah

cukup sebagai

sample

untuk memberikan jawaban.

Tidak semua penyair yang juga kuat dan menarik,

seperti Frans Nadjira, Tan Lioe Ie, dan lain-lain di-

tampilkan di sini. Lagi pula, berhubung keterbatasan

ruangan, hanya beberapa sajak dari masing-

masing penyair yang dapat dimuat.

Sehubungan dengan kegandrungan pada

keragaman yang sekarang sudah merebak dan

hampir pula menjadi slogan, membaca sajak dari

Bali? Cenderung akan timbul pertanyaan dari para

pembaca; apakah yang Bali dari karya-karya

penyair (di) Bali. Sebagaimana halnya para penyair

di mana pun mereka dilahirkan atau menetap,

mereka bukanlah katak di bawah tempurung.

Mereka mengembara baik secara fisik maupun

lewat hati dan pikiran, berinteraksi dengan berbagai

kebudayaan lain atau kebudayaan dunia.

Sebagaimana pula tampak dalam beberapa sajak

yang ditampilkan di sini yang juga memanfaatkan

idiom-idiom non-Bali. Jadi, menentukan yang Bali

dari para penyair (di) Bali bukanlah hal yang

gampang. Bukan hanya karena pengaruh atau

interaksi tadi itu, tetapi, mungkin terutama sesuatu

yang roh itu, jiwa, spirit, semangat, selalu hidup

bergerak memperbaharui dirinya sendiri dengan

halus kadang tersamar, dan tak mudah untuk sekali

lintas bisa melihatnya. Diperlukan jarak waktu dan

sajak yang banyak dari masing-masing penyair

agar agak mudah memahami adanya kualitas dan

intensitas dari kehadiran roh atau semangat serta

identitas ekspresi dari suatu daerah budaya sesuai

dengan perkembangan zaman. Ungkapan daerah

yang muncul dalam puisi tidak langsung begitu saja

puisi menjadi unik, karena itu dengan mudah

dibubuhkan secara tidak berjiwa (artifisial) sekadar

untuk menghibur para pembaca/turis yang memang

lebih suka menikmati kulit luar (eksotik).

Tak ada yang ”lembur dan menyenangkan”

dalam sajak Oka Rusmini (ia mengirimkan sekitar

dua puluh sajak, yang sayang tak bisa dimuat

semuanya karena keterbatasan tempat). I Wayan

Arthawa dengan sajaknya bernuansa sosial

(”Jangan Biarkan Pertiwi Jadi Sungai Darah”)

berucap:

//”Jangan biarkan pertiwi/dialiri sungai

darah/dari luka manusia/karena kabut kehidupan/

hati yang gelap/membuat kita saling bermusuhan

112

Pelajaran VIII Bantuan Keluarga Miskin

10 Teks Mendengarkan (halaman 1

82

)

. . .”/.

Kalau yang mengucapkan ini Amien Rais,

Mathori Abdul Jalil, Megawati Soekarnoputri,

Khofifah Indar Parawansa dan semacamnya, saya

bisa sangat kagum karena terasa ada kesadaran

puitik pada para tokoh politik. Tetapi, jika ini ditulis

oleh penyair, saya hanya bisa prihatin karena ini

terbilang ungkapan klise dalam kualitas penyair.

Putu Vivi Lestari, dengan larik-larik pendeknya,

saya kira untuk mendorong pembaca meningkat-

kan intensitas renungan pada

njambement

itu. Dari

dua sajak yang ditampilkan, kelihatan penyair muda

usia (19 tahun) ini memiliki bakat kuat, dan bakal

memberikan kekayaan bagi khazanah perpuisian

Indonesia di Bali bersama-sama para penyair

pendahulunya: Umbu Landu Paranggi, Warih

Wisatsana, Putu Fajar Arcana, dan Nanoq da

Kansas (Wayan Udiyana).*

Sumber:

Gelak Esai dan Ombak Sajak

Anno 2001

, Sutardji Calzoum

Bachri, Kompas, 2001

3.

Dengarkan informasi berikut!

a.

Catatlah pokok-pokok informasi tersebut!

b.

Tuliskan saran terhadap informasi tersebut!