Halaman
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
2
NILAI
-
NILAI DAN KEBAHASAAN TEKS CERITA
MAPEL DAN KELAS
KELAS X
P
ENYUSUN
Sumiati
SMAN 17 MAKASSAR
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
3
DAFTAR ISI
PENYUSUN
................................
................................
................................
................................
....................
2
DAFTAR ISI
................................
................................
................................
................................
...................
3
GLOSARIUM
................................
................................
................................
................................
..................
5
PETA KONSEP
................................
................................
................................
................................
..............
6
PENDAHULUAN
................................
................................
................................
................................
..........
7
A.
Identitas Modul
................................
................................
................................
...........
7
B.
Kompetensi Dasar
................................
................................
................................
.......
7
C.
Deskripsi Singkat Materi
................................
................................
............................
7
D.
Petunjuk Penggunaan Modul
................................
................................
......................
7
E.
Materi Pembelajaran
................................
................................
................................
...
8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
................................
................................
................................
............
9
--------------------------------------------------------------------
Error!
Bookmark
not
defined.
A.
Tujuan Pembelajaran
................................
................................
................................
..
9
B.
Uraian Ma
teri
................................
................................
................................
..............
9
C.
Rangkuman
................................
................................
................................
...............
14
D.
Penugasan Mandiri (optional)
................................
................................
...................
14
E.
Latihan Soal
(Lengkapi dengan Kunci dan Pembahasan}
................................
......
17
F.
Penilaian Diri
................................
................................
................................
............
20
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
................................
................................
................................
..........
21
----------
----------------------------------------------------------
Error!
Bookmark
not
defined.
A.
Tujuan Pembelajaran
................................
................................
................................
21
B.
Uraian Materi
................................
................................
................................
............
21
C.
Rangkuman
................................
................................
................................
...............
22
D.
Penugasan Mandiri
(optional)
................................
...
Error! Bookmark not defined.
E.
Latihan Soal
(Lengkapi dengan Kunci dan Pembahasan}
................................
.......
22
F.
Penilaian Diri
................................
................................
................................
............
26
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
................................
...........
Error! Bookmark not defined.
--------------------------------------------------------------------
Error!
Bookmark
not
d
efined.
A.
Tujuan Pembelajaran
................................
................
Error! Bookmark not defined.
B.
Uraian Materi
................................
............................
Error! Bookmark not defined.
C.
Rangkuman
................................
...............................
Error! Bookmark not defined.
D.
Penugasan Mandiri (optional)
................................
...
Error! Bookmark not defined.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
4
E.
Latihan Soal
(Lengkapi dengan Kunci dan Pembahasan}
......
Error! Bookmark not
defined.
F.
Penilaian Diri
................................
............................
Error! Bookmark not defined.
EVALUASI
................................
................................
.....................
Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
................................
................................
...
Error! Bookmark not defined.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
5
GLOSARIUM
Bahasa
Cerita sejarah
Kata arkais
Karakteristik
:
penggunaan sarana cerita rakyat karena menggunakan bahasa klasik
dan menggunakan
kata
-
kata arkais
:
Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan
berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri
khas disetiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang
beragam.
: Kata
-
kata yang jarang atau tidak
digunakan lagi.
:
Ciri
khas suatu karya seperti instana sentris, tokohnya sakti, anonim dan
berisi kemustahilan.
Hikayat
:
Hikayat merupakan cerita Melayu Klasik yang menonjolkan unsur
penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian
tokoh
-
tokohnya.
Nilai
-
nilai
: suatu norma yang berlaku di masyarakat yang layak dijadikan panuan
.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
6
PETA KONSEP
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
7
PENDAHULUAN
A.
Identitas Modul
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas
: X
Alokasi waktu
: 4
X 45 menit
Judul Modul : Perbandingan Nilai
-
nilai dan Kebahasaan Cerita Rakyat
dan Cerpen
B
.
Kompetensi Dasar
3.8
Membandingkan nilai
-
nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen.
4.8
Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan
memerhatikan
isi dan nilai
-
nilai
lisan atau tertulis
.
C
.
Deskripsi Singkat Materi
Selamat untuk kalian
sudah belajar bahasa Indonesia dengan baik.
Sekarang sudah sampai pada pembelajaran dengan materi cerita rakyat.
Mempelajari karya tersebut sangatlah mengasyikkan. Sudah siapkah kalian?
Persiapan kalian yang utama adalah kalian dalam keadaan sehat sehing
ga dapat
mempelajari modul ini dengan baik. Pada modul ini, kalian akan mempelajari
materi cerita rakyat.
Cerita rakyat merupakan
cerita yang berasal dari masyarakat dan
berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap
bangsa y
ang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup
kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing
-
masing bangsa. Hikayat
merupakan salah satu contoh cerita rakyat.
Semua genre teks memiliki
karakteristik, nilai dan kaidah kebahasaan tertentu.
Demikian juga dengan teks
cerita sejarah. Pada kesempatan kali ini kalian akan membandingkan cerita sejarah
dengan cerpen dari segi nilai
-
nilai dan kebahasaan. Kemudian pada pembelajaran
selanjutnya kalian akan mengembangkan cerita yang ada pada cerita cer
ita sejarah
menjadi cerpen.
D.
Petunjuk Penggunaan Modul
Supaya belajar kalian dapat bermakna maka yang perlu kalian lakukan adalah :
1.
Pastikan kalian mengerti target kompetensi yang akan dicapai
2.
Mulailah dengan membaca materi.
3.
Kerjakan soal latihannya
4.
Jika sudah lengkap mengerjakan soal latihan, cobalah buka kunci jawaban yang
ada pada bagian akhir dari modul ini. Hitunglah skor yang kalian peroleh
5.
Jika skor masih dibawah 70, cobalah baca kembali materinya, usahakan jangan
mengerjakan ulang soal yang
salah sebelum kalian membaca ulang materinya
6.
Jika skor kalian sudah minimal tujuh puluh, kalian bisa melanjutkan ke
pembelajaran berikutnya.
Cocokkanlah jawaban kalian dengan kunci jawaban latihan soal/ evaluasi yang
terdapat di bagian akhir kegiatan
pembelajaran dan akhir evaluasi. Hitunglah jawaban
yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
kalian terhadap materi
.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
8
NILAI =
Konversi tingkat
penguasaan:
90
–
100%
= baik sekali
80
–
89
= baik
70
–
79
= cukup
< 70 %
= kurang
E.
Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.
Pertama
:
Membandingkan nilai
-
nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen.
Kedua :
Mengembangkan cerita rakyat (
hikayat) ke dalam bentuk cerpen.
Modul ini sangat bermanfaat bagi kalian. Kalian dapat memahami
nlai
-
nilai dan
kebahasaan dalam surat lamaran pekerjaan. Dan yang lebih penting lagi kalian akan
merekonstruksi cerita rakyat ke dalam cerpen
. Menarik bukan? Semoga kalian lebih
mengetahui pentingnya memahami
nilai
-
nilai dan
kebahasaan
cerita rakyat
.
Memahami ketentu
an
mengontruksi cerita rakyat menjadi cerpen dengan baik
.
Semoga dengan m
engikuti pembelajaran tersebut kalian dapat membandingkan nilai
-
nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerita pendek, sehingga nantinya dapat
merekontruksi cerita rakyat ke dalam cer
pen.
Apabila masih ada kata
-
kata atau istilah
yang tidak dipahami, kalian dapat mencermati glosarium untuk memperjelas makna.
Kalian pasti bisa.
Selamat Belajar!
Jumlah Skor Perolehan
Jumlah Skor
Maksimum
X
100%
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Perbandingan Cerita Rakyat
dan Cerpen
A.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan
kalian dapat membandingkan nilai
-
nilai dan bahasa
cerita rakyat dengan cerita pendek dalam
dengan
kreatif, kritis,
disiplin, jujur dan bekerja keras
.
B.
Uraian Materi
Tak terasa kalian
sudah banyak mempelajari jenis teks
.
Tapi apakah kalian pernah
membaca cerita rakyat. Bagus sekali apabila kalian sudah membaca sekaligus
mempelajarinya. Karena pada pertemuan sebelumnya kalian sudah mempelajari isi dan
nilai
-
nilai yang ada pada cerita r
akyat, bukan? Tapia pa kalian juga sudah membaca cerita
pendek. Bersyukurlah apabila kalian telah membaca dan mempelajari cerita pendek.
Karena pada modul ini kalian tidak saja mempelajari cerita rakyat saja tetapi cerita
tersebut akan dibandingkan dengan
cerita pendek.
Ya, modul ini akan membantu kalian untuk
mempelajari lebih dalam teks cerita rakyat.
Pada pembelajaran kali ini kalian akan membandingkan nilai
-
nilai dan kebahasaan antara
cerita rakyat dan cerita pendek. Semangat, kalian pasti bisa.
Su
mber ilustrasi
https://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/sastra
-
melayu
-
klasik/
1.
Pengertian cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari ma
syarakat dan berkembang dalam
masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap bangsa yang
mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup kekayaan budaya
dan sejarah yang dimiliki masing
-
masing bangsa.
Apabila kalian pernah mendengar
tentang karya sastra melayu Klasik adalah sastra
lama yang lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
10
masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Karya sastra tersebut berkembang
sebelum periode tahun 20
-
an. Pada awalnya b
entuk sastra merupakan cerita rakyat
yang disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut dan turun temurun. Menurut A.
Ikram, dalam bukunya Filologi Nusantara (Jakarta: Pustaka Jaya 1991, hal. 220)
Sekarang cerita rakyat ditulis dan diterbitkan menjadi buku,
seperti halnya cerpen
atau novel.
Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair,
hikayat dan terjemahan novel barat. Sastra tersebut disebut sebagai sastra melayu
klasik karena sastra tersebut berkembang di daerah melayu pad
a masa sebelum dan
sesudah Islam hingga mendekati tahun 1920
-
an di masa balai pustaka.
Dengan
demikian
jelaslah bahwa cerita rakyat merupakan akar cerita Melayu Klasik.
Mengapa dinamakan karya sastra Melayu Klasik karena sastra lama yang lahir pada
masyar
akat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan
terikat oleh adat istiadat, seperti apa yang telah ditulis di atas.
2.
Nilai
-
nilai cerita rakyat
Nilai adalah suatu yang berharga, bermutu, menunjukan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Dalam karya sastra berwujud makna di balik apa yang ditulis melalui unsur
instrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, setting, dan sebagainya. Menurut
Suherli, dkk.
terdapat enam nilai dalam hikayat, yaitu
a.
Nilai budaya
Nilai yang diambil dari
budaya yang berkembang secara turun menurun di
masyarakat (berhubungan dengan budaya melayu) Ciri khas nilai
-
nilai budaya
dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau
menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan m
enimpanya.
b.
Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral
berkaitan dengan nasihat
-
nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau
dinikma
tinya.
c.
Nilai agama/ religi
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagaman.
Nilai religi biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa
-
paha
l
a, serta
surga
-
neraka.
d.
Nilai pendidikan/ edukasi
Nilai yang berhubungan dengan pros
es pengubahan sikap dan tata
laku
seseorang/kelompak orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan
e.
Nilai estetika
Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan seni.
f.
Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di d
alam masyarakat. Biasanya
berupa nasihat
-
nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai
sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila diterapkan dalam
kehidupan sehari
-
hari.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
11
Dengan mempelajari cerita rakyat kalian
akan mengetahui ten
tang budaya, moral, agama,
pendidikan, sasial dan nilai
-
nilai kehidupan lain. Dari cerita
hikayat,
kita
dapat
memetik
nilai
-
nilai
kehidupan
sebagai
cermin
bagi
kehidupan
kita.
Pada
pembelajaran
yang
telah
lalu
kalian
telah
memahami
nilai teks cerita rakyat.
Sebenarnya
bahwa
banyak
nilai
dalam
cerita rakyat/
hikayat
yang
masih
sesuai
dengan
kehidupan
masa
kini.
Sebagai
karya
sastra
modern
yang
mengangkat
nilai
-
nilai
kehidupan
masa kini,
dapat diduga
bahwa
banyak
nilai dalam
hikayat
yang
bersesuaian
dengan
nilai.
3.
Karakteristik cerita rakyat
Cerita rakyat/ hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi
lain.
Di antara karakteristik adalah
a.
Kemustahilan
Salah
satu
ciri
cerita rakyat/hikayat
adalah
kemustahilan
dalam
teks,
baik
dari
segi
bahasa
maupun
dari
segi
cerita.
Kemustahilan
berarti
hal
yang
tidak
logis
atau
tidak
bisa
dinalar.
b.
Kesaktian
Selain kemustahilan,
seringkali
dapat
kita
temukan
kesaktian
para
tokoh
dalam
cerita rakyat/
hikayat.
Kesaktian dalam
Hikayat Indera Bangsawan
ditunjukkan
dengan
kesaktian
kedua
pangeran
kembar,
Syah
Peri
dan Indera
Bangsawan,
serta raksasa
kesaktian
itu:
(1)
Syah
Peri
mengalahkan Garuda
yang
mampu
merusak
sebuah
kerajaan;
(2)
Raksasa
memberi
sarung
kesaktian
untuk
mengubah
wujud
dan
kuda
hijau
untuk
mengalahkan
Buraksa;
(3)
Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa.
c.
Anonim
Salah
satu
ciri
cerita
rakyat,
termasuk
hikayat,
adalah
anonim.
Anonim
berarti tidak
diketahui secara jelas
nama
pencerita
atau
pengarang.
Hal
tersebut
disebabkan
cerita
disampaikan
secara
lisan.
Bahkan,
dahulu
masyarakat
memercayai
bahwa
cerita
yang
disampaikan
adalah
nyata
dan
tidak
ada
yang
sengaja
mengarang.
d.
I
stana Sentris
Cerita rakyat/ hikayat
seringkali
bertema
dan
berlatar
kerajaan.
Dalam
Hikayat
Indera
Bangsawan
hal
tersebut dapat
dibuktikan
dengan tokoh
yang
diceritakan
adalah
raja
dan
anak
raja,
yaitu
Raja
Indera
Bungsu,
putranya
Syah
Peri
dan
Indera
Bangsawan,
Putri
Ratna
Sari,
Raja
Kabir,
dan
Putri
Kemala
Sari. Selain
itu,
latar
tempat
dalam
cerita
tersebut
adalah
negeri
yang
dipimpin
oleh raja
serta
istana dalam
suatu
kerajaan.
e.
Penyebarannya secara lisan
Alasan mengapa disebarkan secara lisan? Penyebab utamanya
adalah
pergerakan zaman dahulu sangatlah lambat jika dibandingkan dengan
konvoi masyarakat di zaman modern ini. Oleh karena itu, penyebaran budaya
dan cerita secara lisan akan lebih mempercepat tersebarnya cerita dibandingkan
dengan menggunakan media tulisan. Selain itu, melalui budaya lisan, masyarakat
juga mampu lebih intens
memberikan nilai
-
nilai positif nan terdapat di dalam
cerita sehingga pesan moral yang terdapat di dalamnya akan sampai kepada
pendengar dengan lebih cepat dan efektif. Akibat penyebarannya yang secara
lisan tidak jarang menimbulkan berbagai variasi karya c
erita rakyat.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
12
f.
Tradisional
Mempertahankan kebiasaan masyarakat jaman dulu atau adat istiadat. Hal ini
menjadikan karya tersebut klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.
4.
Gaya bahasa Cerita Rakyat
Gaya bahasa
atau penggunaan bahasa
cerita rakyat
biasanya
menggunakan bahasa
melayu klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam
cerita sejarah/
hikayat adalah
a.
Menggunakan majas
Penggunaan majas bertujuan agar cerita lebih menarik.
b.
Banyak menggunakan konjugsi pada setiap awal kalimat
Contoh:
Hatta
datanglah
kesembilan
orang
anak
raja
meminta
susu
kambing
yang
disangkanya
susu
harimau
beranak
muda
itu
Hatta
datanglah
kesembilan
orang
anak
raja
meminta
susu
kambing
yang
disangkanya
susu
harimau
beranak
muda
itu
.
Maka
anakanda
baginda
yang
dua
orang
itu
pun
sampailah
usia
tujuh
tahun
dan
dititahkan
pergi
mengaji
kepada
Mualim
Sufian.
c.
Menggunakan kata arkais.
Meskipun bahasa yang digunakan dalam cerita rakyat bahasa Indonesia
(berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata dalam cerita rakyat dijumpai
dalam
bahasa Indonesia sekarang. Kata
-
kata dalam hikayat sudah jarang
digunakan atau bahkan sudah asing disebut sebagai kata
-
kata arkais.
d.
Mengungkapkan sesuatu yang mustahil atau tidak masuk akal. Hal ini ditandai
oleh tokoh
-
tokohnya yang melakukan kegiatan yan
g tidak masuk akal. Misalnya
dapat berbicara dengan binatang, bisa memasak di telapak tangan, bisa terbang
dn lain
-
lain.
5.
Pengertian, Penggunaan Bahasa dan Nilai
-
nilai dalam Cerita Pendek
Cerita pendek adalah cerita berpusat pada satu tokoh dan situasi
tertentu dimana
ada puncak masalah (klimaks) dan penyelesaiannya. Selain itu, di dalam cerita
pendek atau cerpen terdapat kurang dari 10.000 kata saja, sehingga cenderung
singkat dan padat.
Penggunaan bahasa dalam cerpen adalah:
a.
menggunakan
bahasa sugestif
b.
menggunakan bahasa yang naratif
c.
menggunakan kata kiasan, majas atau bersaya
d.
menggunakan kata sifat
e.
menggunakan kata ganti atau partisipan personal
f.
menggunakan keterangan
g.
bahasanya singkat, padat, intensif
h.
menggunakan konjungsi sebab akibat
i.
menggunakan kata istilah yang sesuai
j.
enggunakan kata kerja aksi
Kandungan nila
-
nilai dalan cerpen sama seperti kandungan nilai
-
nilai dalam
karya
-
karya lain. Seperti nilai yang ada pada teks cerita rakyat yaitu nilai sosial,
budaya, moral, pendidikan, rel
igius dan sebagainya.
6.
Membandingkan Penggunaan Bahasa dalam Cerpen dan Hikayat
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
13
Hikayat
dan
cerpen
sama
-
sama
merupakan
teks
narasi
fiksi.
Keduanya
mempunyai
unsur
intrinsik
yang
sama
yaitu
tema,
tokoh
dan
penokohan,
sudut
pandang, seting,
gaya
bahasa,
dan
alur.
Sekarang
kamu
akan
mempelajari
perbandingan
bahasa
dalam
cerpen
dan
hikayat.
Kaidah
bahasa
yang
dominan
dalam
cerpen
adalah
penggunaan
gaya
bahasa
(majas)
dan
penggunaan
konjungsi
yang
menyatakan
urutan
waktu dan
urutan
kejadian.
a.
Penggunaan
Majas
Penggunaan majas
dalam
cerpen
dan hikayat
berfungsi
untuk
membuat
cerita
lebih menarik jika dibandingkan menggunakan
bahasa
yang
bermakna
lugas.
Ada
berbagai
jenis
majas
yang
digunakan
baik
dalam
cerpen
dan
hikayat.
Di
antara
majas
yang
sering
digunakan
dalam
cerpen
maupun
hikayat
adalah
majas
antonomasia,
metafora,
hiperbola
dan
majas
perbandingan.
Meskipun
sama
-
sama menggunakan
gaya
bahasa,
tetapi
gaya
bahasa
yang
digunakan dalam
hikayat
berbeda
penyajiannya dengan
gaya
bahasa
dalam
cerpen.
Si
Miskin
laki
-
bini
dengn
rupa
kainnya
seperti
dimamah
anjing
itu
berjalan
mencari
rezeki
berkeliling
di
Negeri
antah
berantah
di
bawah
pemerintahan
Maharaja
Indera
Dewa.
Ke
mana
mereka
pergi
selalu diburu
dan diusir
oleh
penduduk
secara beramai
-
ramai
dengan
disertai
penganiayaan sehingga
bengkak
-
bengkak
dan
berdarah
-
darah
tubuhnya.
Sepanjang
perjalanan
menangislah
Si
Miskin
berdua
itu
dengan
sangat
lapar
dan
dahaganya.
Waktu
malam
tidur
di
hutan,
siangnya
berjalan
mencari
rezeki.
Si Miskin
dalam kutipan hikayat di atas merupakan contoh majas
antonomasia
yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau
sifatnya yang menonjol.
Bandingkan dengan penggunaan majas antonomasia dalam penggalan
novel
Putri Tidur
dan Pesawat Terbang
karya G
abriel Garcia Marquez berikut ini.
“Pilih
mana,”
katanya,
“tiga,
empat,
atau
tujuh?”
“Empat.”
Ia tersenyum penuh kemenangan.
“Selama
lima
belas
tahun
saya
bekerja
di
sini,”
katanya,
“Anda
orang
pertama
yang
tidak
memilih
tujuh.”
Ia
menulis
nomor
kursi
di
boarding
passku
dan
mengembalikannya
bersama
dokumen
-
dokumenku,
lalu
memandangku untuk
kali pertama
dengan
matanya
yang
berwarna
anggur,
sebuah
hiburan
sampai
aku
bisa
melihat
Si
Cantik
lagi.
Kemudian
ia
memberi
tahu
bahwa
bandara
baru
saja
ditutup
dan
semua
penerbangan
ditunda.
Dikutip
dari:
http://icanjambi.blogspot.co.id
Majas
simile
juga banyak
digunakan dalam
hikayat
maupun
cerpen.
Majas
simile
adalah
majas
yang
membandingkan
suatu
hal
dengan
hal
lainnya
menggunakan
kata
penghubung
atau
kata
pembanding.
Kata
penghubung
atau
kata
pembanding
yang
biasa digunakan
antara
lain:
seperti,
laksana, bak
, dan
bagaikan
. Penggunaan
majas pada cerita rakyat/hikayat
Maka
Si
Miskin
itupun
sampailah
ke
penghadapan
itu.
Setelah
dilihat
oleh
orang
banyak,
Si
Miskin
laki
bini
dengan
rupa
kainnya
seperti
dimamah
anjing
rupanya
.
Maka
orang
banyak
itupun
ramailah
ia
tertawa
seraya
mengambil kayu dan
batu.
Hikayat Si Miskin
b.
Penggunaan konjungsi
Baik
cerpen
maupun
hikayat
merupakan
teks
narasi
yang
banyak
menceritakan
urutan
peristiwa
atau
kejadian.
Untuk
menceritakan
urutan
peristiwa
atau
alur
tersebut
keduanya
menggunakan
konjungsi
yang
menyatakan
urutan
waktu dan
kejadian.
Perhatikan contoh penggunaan konjungsi pada penggalan hikayat
berikut ini.
Pada
suatu
hari
Khojan
Maimun
tertarik
akan
perniagaan
di
laut,
lalu
minta
izinlah
dia
kepada
istrinya.
Sebelum
dia
pergi,
berpesanlah
dia
pada
istrinya
itu,
jika
ada
barang
suatu
pekerjaan,
mufakatlah
dengan
dua
ekor
unggas
itu,
hubaya
-
hubaya
jangan
tiada,
karena
fitnah
di
dunia
amat
besar lagi
tajam
dari
pada
senjata.
Hatta
beberapa
lama
di
tinggal
suaminya,
ada
anak
Raja
Ajam
berkuda
lalu
melihatnya
rupa
Bibi
Zainab
yang
terlalu
elok.
Berkencanlah
mereka
untuk
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
14
bertemu
melalui
seorang
perempuan
tua.
Maka
pada
suatu
malam, pamitlah Bibi Zainab
kepada burung tiung itu
hendak
menemui
anak raja
itu.
Maka bernasihatlah
ditentang
perbuatannya
yang
melanggar
aturan
Allah
SWT.
Maka
marahlah
istri
Khojan
Maimun
dan
disentakkannya
tiung itu
dari
sangkarnya
dan
dihempaskannya sampai mati.
Lalu
Bibi Zainab
pun
pergi
mendapatkan bayan
yang sedang berpura
-
pura
tidur.
Hikayat Bayan Budiman
Konjungsi “sebelum” yang bergaris bawah dalam penggalan hikayat di atas menunjukkan
urutan waktu sedang konjungsi “lalu” menyatakan urutan kejadian. Penggunaan
konjungsi yang tepat sangat penting untuk
mengembangkan alur cerita.
Bandingkan dengan penggunaa
n konjungsi dalam penggalan cerpen
berikut ini.
Melilit
perutnya
kian
menjadi
-
jadi.
Terlampau
perihnya, hingga seluruh
pandangannya
terasa buram.
Leyla
seperti
melihat
ribuan
kunang
-
kunang
berlesatan
mengitari
kepalanya.
Selanj
utnya
Ketika
Leyla
memutuskan
untuk
mengungsi,
meninggalkan
kam
-
pong
halamannya,
perih
yang
m
utnya
,
ia
menyebut
kunang
-
kunang
itu
sebagai
sang maut.
Sang
maut
yang
selalu
menguntitnya
dan
sewaktu
-
waktu
siap
mengantarnya
menyusul almarhum
suaminya.
Menjemput Maut di Mogadishu
karya
Masdar Zaenal
Sumber:
Koran
Kompas
Minggu,
1
Juli
2012
Konjungsi “ketika” dalam kutipan di atas menyatakan hubungan waktu,
sedangkan
konjungsi “selanjutnya” menyatakan urutan peristiwa.
7.
Membandingkan Nilai dalam Teks Hikayat dengan Nilai Cerpen
Pada
pembelajaran
yang
telah
lalu
kamu
telah
memahami
bahwa
banyak
nilai
dalam
hikayat
yang
masih
sesuai
dengan
kehidupan
masa
kini.
Sebagai
karya
sastra
modern
yang
mengangkat
nilai
-
nilai
kehidupan
masa kini,
dapat diduga
bahwa
banyak
nilai dalam
hikayat
yang
bersesuaian
dengan
nilai dalam
hikayat.
C.
Rangkuman
1.
Cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa
yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya
dan sejarah yang dimiliki
masing
-
masing bangsa.
2.
Karakteristik cerita rakyat meliputi kesaktian, kemustahilan, anonim, bertema
istana, penyebarannya secara lisan, dan tradisional.
3.
Nilai
-
nilai cerita rakyat, meliputi nilai sosial, budaya, keagamaan/ religi, moral,
estetika/ keindah
an dan pendidikan/edukasi dan lain
-
lain.
4.
Gaya bahasa
cerita rakyat
menggunakan bahasa melayu klasik
.
Ciri bahasa yang
dominan dalam
cerita rakyat
t adalah banyak menggunakan konjugsi pada setiap
awal kalimat dan penggunakan kata arkais.
D.
Penugasan Mandiri
(optional)
Cermatilah kedua karya cerita rakyat dan cerpen!
Teks I cerita sejarah Malim Demam
Dikisahkan dahulu hiduplah seorang yatim piatu bernama Malim Demam. Demi
bertahan hidup sehari
-
hari dirinya bekerja di ladang milik pamannya. Tidak jauh dari
ladang milik pamannya tersebut, tinggallah seorang janda bernama Mandeh Rubiah.
Mandeh sangat baik pada Malim dan menggapnya sebagai anak sendiri.
Setiap malam, Mandeh mengirim perbekalan untuk Malim saat menjaga ladang di
malam hari. Suatu malam, Malih me
rasa haus dan ingin meminta seteguk air pada
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
15
Mandeh. Namun saat di perjalanan, dirinya malah menemukan kolam yang letaknya
ada di belakang rumah Mandeh. Pada kolam tersebut, Malim melihat ada 7 bidadari
sedang mandi.
Malim pun menemukan 7 selendang milik k
etujuh bidadari yang tergeletak tak jauh
dari tempat ia berdiri. Diam
-
diam Malim sengaja mengambil salah satu selendang
tersebut lalu menyimpannya. Ternyata selendang tersebut merupakan milik putri
bungsu. Putri itu sedih karena tidak bisa pulang ke asal t
empatnya.
Malim menghibur putri tersebut dan mengajaknya tinggal dengan Mandeh Rubiah
sampai diangkat anak oleh janda tersebut. Malim pun menjadi sering berkunjung ke
kediaman Mandeh Rubiah. Keseringan bertemu akhirnya keduanya jatuh cinta dan
menikah. Dar
i pernikahan itupun keduanya mempunyai anak bernama Sutan Duano.
Namun, kehidupan pernikahan mereka tidak lama bahagia. Malim sering tidak pulang
ke rumah dan gemar berjudi. Setiap malam, putri bungsu menangis dan sedih
meratapi kelakuan suaminya. Suatu ke
tika dia menemukan selendangnya saat
berbenah. Ia pun menyuruh seseorang untuk pergi mencari suaminya dengan
membawa selendang tersebut.
Namun Malih tetap tak mau pulang. Putri bungsu pun nekat ke khayangan bersama
putranya. Suatu hari Malim pulang dengan
rasa sesal karena tidak menemukan anak
istrinya di rumah.
Teks II cerpen Perasaan Seorang Ibu Karya Shinta Yunita Ramawati
Jam dinding rumahku menunjukkan pukul 19.00 WIB. Setelah shalat berjamaah, kami
sekeluarga pun makan malam bersama. Ada ayah, ibu d
an aku. Memang benar aku
adalah anak tunggal. Sebelum kami menghabiskan makan malam, ibu berkata jika ibu
akan menginap di rumah nenek selama 2 hari untuk merawat nenek yang sedang
sakit.
“Berhubung kalian sedang libur semester, Ibu akan menginap 2 hari, j
adi jaga rumah
baik baik. Jangan pesan makanan dari luar, ibu sudah membuatkan makanan untuk 2
hari. Ibu taruh makanannya di kulkas, jika ingin memakannya tinggal
menghangatkannya saja. Jaga kebersihan rumah ya, Jangan sampai berantakan.” kata
ibu panjang
lebar.
“Siap bu” kataku
“Ya bu” kata ayah
Keesokan harinya, ibu bersiap
-
siap. Kami membantu menyiapkan barang
-
barang ibu.
Tak lama kemudian taksi yang dipesan ibu untuk mengantar ibu ke rumah nenek
sudah siap di depan rumah. Kami mengantar ibu ke depan rum
ah. Sebelum masuk ke
mobil, ibu berpesan “jaga kondisi rumah ya, kondisi rumah harus sama seperti
kondisi sebelum ibu pergi. Oh ya makanan yang di kulkas harus dihabiskan!”
kemudian ibu langsung masuk mobil.
Kami berdua melambai ke arah ibu.
“Hati
-
hati B
u” kataku
Setelah taksi ibu sudah tidak terlihat lagi, kami berdua langsung masuk ke rumah.
Kemudian kami langsung bersenang
-
senang di rumah. Ayah langsung menyalakan
musik sekeras
-
kerasnya. Aku yang tidak mau kalah langsung menyalakan TV dan
membesarkan v
olumenya sekeras
-
kerasnya. Sambil melihat TV aku memakan
camilan sebanyak banyaknya. Aku pun tertidur di sofa.
Tak terasa hari sudah sore. Aku baru saja bangun dari tidur dan melihat rumah yang
sangat berantakan. Bungkus
-
bungkus camilan berserakan di lanta
i. Karpet
-
karpet
berantakan dan banyak jajan yang tercecer di lantai. aku menghiraukannya, toh
masih ada hari besok untuk membersihkannya. aku pun langsung mandi dan pergi ke
kamarku. Jam menunjukkan waktu makan malam. Kami tidak memakan makanan
buatan ibu
, bahkan ayah pesan ayam goreng dari McDonals.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
16
Keesokan harinya kami bangun kesiangan. Mengingat malam nanti ibu pulang, ayah
langsung menghangatkan semua makanan yang ada di kulkas untuk menu sarapan
dan makan siang hari ini. Aku yang ingin menonton TV ti
dak bisa, ternyata hari ini
ada pemadaman listrik. Mendengar hal itu kami berdua langsung bingung dan sedih.
Rumah beratakan dan tidak bisa menggunakan vacum cleaner. Setelah sarapan, kami
semua bekerja bakti dari pagi sampai sore. Akhirnya semua dapat ter
selesaikan
dengan baik. Kondisi rumah kembali bersih seperti semula.
Setelah itu kami bersiap
-
siap menunggu kedatangan ibu. Tak lama kemudian ibu
sudah sampai di depan rumah. Kemudian ibu masuk ke rumah dan melihat kondisi
rumah sedetail
-
detailnya. lalu me
lihat kulkas. Semua kondisi rumah sangat bersih tak
meninggalkan satu noda pun dan makanan ibu juga telah habis tanpa sisa. Kami
semua tersenyum menunggu komentar ibu. Tak disangka ibu langsung masuk ke
kamar dan ekspresi ibu berubah menjadi sedih. Kami be
rdua bingung.
Keesokan harinya ibu juga masih sedih. Aku sangat bingung. Lalu aku pergi ke rumah
sahabatku bernama ana yang menurutku pintar dalam hal perasaan. Aku
menceritakan semua yang terjadi kepada ana.
“Mengapa ibuku menjadi sedih padahal semua yang
kami lakukan sesuai dengan
permintannya?” tanyaku heran.
Lalu dia tersenyum dan berkata “kamu melakukannya dengan bagus. Bahkan kalian
melakukannya lebih dari bagus”
“Maksudnya?” tanyaku masih belum mengerti.
“Maksudnya, kamu dan ayahmu itu melakukan peke
rjaan rumah dengan sempurna
walaupun tanpa ibumu. Sehingga ibumu sedih dan merasa sudah tidak dibutuhkan
lagi”
Mendengar hal itu aku menjadi sedih dan langsung berlari pulang.
Sesampainya di rumah, aku langsung mengacak
-
ngacak kamarku dan lemariku dan
bert
anya kepada ibu “bu tolong carikan baju batikku di lemari”. Lalu ibu langsung
masuk ke kamarku dan lansung berkata “ya ampun ali, berantakan sekali kamarmu.
Ini dia baju batikmu. Cari baju batik saja kok gak ketemu. Bagaimana kamu bisa hidup
tanpa ibu” Kat
a ibu.
Kulihat wajah ibu yang mengomel sekaligus kerut wajah ibu yang terlihat bahagia.
Melihat hal itu, aku pun bahagia serta mengerti perasaan sebenarnya dari seorang
ibu.
Setelah membaca cerita rakyat berjudul Malim Demam dan cerpen berjudul
Perasaan
Seorang Ibu karya Shinta Yunita Ramawati, bandingkan nilai
-
nilai dalam
cerita rakyat dan cerpen tersebut!
Nilai
-
nilai
Cerita rakyat Malim Demam
(Bukti kutipan)
Cerpen
Perasaan Seorang
Ibu
(Bukti kutipan)
Moral
Agama/religi
Sosial
Budaya
Estetika
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
17
Pendidikan
Setelah membaca cerita rakyat berjudul Malim Demam dan cerpen berjudul Perasaan
Seorang Ibu karya Shinta Yunita Ramawati, bandingkan bahasa dalam cerita rakyat
dan cerpen tersebut! Gunakan format di bawah ini untuk menjawabnya.
Penggunaan Bahasa
Cerita rakyat Malim Demam
(Bukti kutipan)
Cerpen
Perasaan Seorang
Ibu
(Bukti kutipan)
Penggunaan
konjungsi
di
awal
kalimat
Kata
-
kata arkhais
Menggunakan
kalimat kemustahilan
atau kesaktian.
E.
Latihan Soal
Cermatilah kutipan
dua teks berikut!
Kutipan hikayat
Pada
suatu
hari
Khojan
Maimun
tertarik
akan
perniagaan
di
laut,
lalu
minta
izinlah
dia
kepada
istrinya.
Sebelum
dia
pergi,
berpesanlah
dia
pada
istrinya
itu,
jika
ada
barang
suatu
pekerjaan,
mufakatlah
dengan
dua
ekor
unggas
itu,
hubaya
-
hubaya
jangan
tiada,
karena
fitnah
di
dunia
amat
besar lagi
tajam
dari
pada
senjata.
Hatta
beberapa
lama
di
tinggal
suaminya,
ada
anak
Raja
Ajam
berkuda
lalu
melihatnya
rupa
Bibi
Zainab
yang
terlalu
elok.
Berkencanlah
mereka
untuk
bertemu
melalui
seorang
perempuan
tua.
Maka
pada
suatu
malam, pamitlah Bibi
Zainab kepada burung tiung itu
hendak
menemui
anak raja
itu.
Maka bernasihatlah
ditentang
perbuatannya
yang
melanggar
aturan
Allah
SWT.
Maka
marahlah
istri
Khojan
Maimun
dan
disentakkannya
tiung itu
dari
sangkarnya
dan
dihempaskannya sampai mati.
Lalu
Bibi Zainab
pun pergi
mendapatkan bayan
yang sedang berpura
-
pura
tidur.
Hikayat Bayan Budiman
Kutipan cerpen
Kejelian Darko
dalam meramal
semakin
diyakini
orang
-
orang
kampung.
Ketepatannya
membaca nasib
seperti
seorang petani memahami gerak musim
-
musim.
Pak
Lurah pun
merasa
terusik
mendengar kabar
yang
dari
hari
ke
hari
semakin
meluap
itu.
Ia
sebelumnya
memang
belum
pernah
merasakan
pijatan
Darko.
Ia
lebih
memilih
pijat
ke
kampung
sebelah
yang
bersertifikat,
menurutnya
lebih pantas
dipercayai.
Malam itu diam
-
diam Pak Lurah memanggil Darko ke rumahnya. Seusai dipijat, dengan
suara penuh wibawa ia meminta diramalkannya nomer togel yang
akan
keluar
besok
malam.
Seperti
biasa,
Darko
hanya
menggeleng
sambil
tersenyum.
Namun
Pak Lurah
terus mendesak, bahkan sedikit
memohon.
Darko
diam
beberapa
jenak.
Kemudian,
dengan
sangat
terang
dia
pun
menyebutkan
angka
sejumlah
empat
kali
diikuti
gerak
jari
-
jari
tangannya.
Kali
ini
Pak
Lurah
yang
tersenyum,
gembira
melintasi
raut
mukanya.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
18
Berdasarkan kutipan di atas bandingkan dua kutipan cerita rakyat dan cerpen
tersebut!
Nilai
-
nilai
Cerita
rakyat
Bayang
Budiman
(Bukti kutipan)
Tukang Pijit Keliling (Bukti
kutipan)
Moral
Berpamitan ketika
hendak bepergian
Malu mengakui kemampuan
secara terang
-
terangan
Agama/religi
Nasihat
tentang
perbuatan
yang
melanggar perintah Allah
-
Sosial
Saling tertarik
Meminta untuk diramalkan
togel
Budaya
-
Membeli togel
Estetika
-
-
Pendidikan
fitnah
di
dunia
amat
besar lagi
tajam
Keah;ian membaca nasib
Penggunaan Bahasa
Cerita
rakyat
Bayang
Budiman
(Bukti kutipan)
Tukang Pijit Keliling (Bukti
kutipan)
Penggunaan
konjungsi di awal
kalimat
Hatta
, maka
-
Kata
-
kata arkhais
hubaya
-
hubaya
mufakatlah
-
Menggunakan
kalimat
kemustahilan atau
kesaktian.
mufakatlah
dengan
dua
ekor
unggas
pamitlah Bibi Zainab kepada
burung tiung
meramal nomor togel
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
19
Kunci jawaban pembelajaran 1
Nilai
-
nilai
Cerita rakyat Bayang Budiman
(Bukti kutipan)
Tukang Pijit Keliling (Bukti
kutipan)
Moral
Agama/religi
Sosial
Budaya
Estetika
Pendidikan
Penggunaan
Bahasa
Cerita rakyat Bayang Budiman
(Bukti kutipan)
Tukang Pijit Keliling (Bukti
kutipan)
Penggunaan
konjungsi di awal
kalimat
Kata
-
kata arkhais
Menggunakan
kalimat
kemustahilan atau
kesaktian.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
20
F.
Penilaian Diri
Setelah kalian belajar kegiatan belajar 1 berikut diberikan tabel untuk mengukur diri kalian
terhadap materi yang sudah kalian
pelajari. Isilah dengan mencentang (V) pada refleksi di
ri
terhadap pemahaman materi pada
tabel berikut!
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No
Pertanyaa
Ya
Tidak
1.
Apakah kalian merasa senang mempelajari teks cerita rakyat?
2.
Apakah kalian
telah memah
ami unsur karakteristik cerita
rakyat
?
3.
Dapatkah kalian
menjelaskan nilai
-
nilai yang ada pada teks
cerita rakyat
?
4.
Dapatkah kalian
menga
nalisis kebahasaan dalam teks cerita
rakyat
?
5.
Dapatkah kalian menjelaskan karakteristik teks
cerita pendek?
6.
Dapatkah kalian membandingkan nilai
-
nilai dalam teks cerita
rakyat dengan teks cerita pendek?
7.
Dapatkah kalian membandingkan penggunaan bahasa dalam
teks cerita rakyat dengan teks cerita pendek?
J
ika
kalian
menjawab
“TIDAK” pa
da salah satu pertanyaan tersebut
, maka pelajarilah kembali
materi dalam modul, ulang kegiatan pembelajarannya, apabila diperlukan silakan kalian
menghubungi guru atau teman sejawat untuk menyampaikan pembimbingan. Jangan putus
asa
untuk mengul
ang lagi
!
Dan apabila kalian menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka
lanjutkan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Setelah kalian menuliskan penguasaan terhadap materi
membandinhkan penggunaan bahasa
dan nilai
-
nilai yang ada pada cerita rakyat dengan ceri
ta pendek
, kemudian lanjutkan kegiatan
berikut
nya yaitu mengembangkan cerita rakyat dalam bentuk cerpen
.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
21
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Pengembangan Cerita Rakyat (hikayat) ke dalam Bentuk Cerpen
A.
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 2
ini diharapkan
kalian dapat mengembangkan cerita
rakyat ke dalam bentuk cerpen dengen memerhatikan isi dan nilai
-
nilai baik secara
lisan atau tertulis dengan kritis, kreatif, cermat dan terampil.
B.
Uraian Materi
Baru saja kalian membandingkan kebahasaan dan nilai teks cerita rakyat dengan teks
cerpen. Asyik bukan membandingkan dua cerita tersebut? Bagus sekali berarti kalian
sudah membaca sekaligus mempelajarinya dua jenis teks yang berbeda dari
penggunaan bahas
a dan nilai
-
nilai yang terkandung di dalamnya.
Kegiatan pembelajaran 2 ini, kalian akan mengembangkan isi cerita rakyat menjadi
cerita pendek.
Semangat, kalian pasti bisa.
1.
Membandingkan Alur Cerita dalam Cerita Rakyat dan Cerpen
Kalian telah memahami per
bedaan karakteristik bahasa hikayat dengan cerpen. Dalam sub
bagian ini, kamu akan belajar mengembangkan imajinasi
dan kreasi untuk menuliskan
kembali isi cerita rakyat/hikayat dalam bentuk cerpen.
Salah
satu
unsur
intrinsik
yang
sangat menentukan
keberhasilan
sebuah
cerpen
atau
hikayat
dalam
menyampaikan
cerita
adalah
alur.
Alur
adalah
rangkaian
peristiwa
yang mempunyai
hubungan
sebab akibat
yang
membentuk
satu
rangkaian cerita
yang
utuh.
Salah
satu
karekteristik
alur
dalam
hikayat
selain
beralur
maju
adalah
menggunakan
alur
berbingkai.
Alur
mundur
dalam
sebuah
cerita
berarti
cerita
dimulai
dari
masa
lalu
ke
masa
kini,
atau
dari
masa
kini
ke
masa
yang
akan
datang.
Alur
berbingkai
artinya
di
dalam
cerita
ada
cerita
lain.
Alur
berbingkai
dalam
hikayat
biasanya
disajikan
dengan
menghadirkan
tokoh lain
yang
bercerita
tentang
suatu
kisah.
Perhatikan contoh alur berbingkai dalam kutipan cerita rakyat/hikayat berikut ini.
Dalam
cerita
yang
lain
pula,
Bayan
bercerita
mengenai
pengorbanan seorang
isteri.
seorang
puteri
raja
yang
kejam
telah
membunuh
39
orang
suaminya. suaminya yang keempat puluh
telah berjaya
menginsafkannya
dengan
sebuah cerita
mengenai
seekor
rusa
betina
yang
sanggup
menggantikan
pasangannya,
rusa
jantan,
untuk
disembelih.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
22
2.
Menulis Kerangka
Kalian
telah
membandingkan
isi dan
kaidah kebahasaan
hikayat
dan
cerpen,
berikutnya
kamu
akan
belajar
mengubah
isi
cerita
hikayat
ke
dalam
bentuk
cerpen. Sebelum menulis cerpen, kalian
sebaiknya membuar kerangka.
Kegiatan penulisan
kerangka dilakukan agar dalam
menulis cerpen bisa dilakukan dengan sistematis, yaitu dengan mengikuti kerangka
yang telah dibuat sebelumnya.
3.
Mengonversi Cerpen
Setelah menulis kerangka, kegiatan selanjutnya adalah menulis cerpen berdasarkan
cerita
rakyat/ hikayat yang telah dibaca.
Di antara yang perlu kalian perhatikan dalam menulis cerpen adalah
a.
Mengubah
alur
cerita
dari
alur
berbingkai
menjadi
alur
tunggal.
b.
Menggunakan
bahasa yang ada pada cerita rakyat ke dalam bahasa
Indonesia
saat
ini.
c.
Menggunakan
gaya
bahasa yang
sesuai menghindari kata
-
kata arkais.
d.
Tetap memertahankan nilai
-
nilai yang ada pada cerita rakyat.
A
gar kalian lebih memahami dalam mengembangkan cerita rakyat ke dalam
bentuk cerpen tulislah cerpen dengan mengubah cerita yang a
da dalam cerita
rakyat.
C.
Rangkuman
Mengembangkan ceita rakyat menjadi cerpen perlu memerhatikan:
1.
memahami teks asli cerita sejarah
2.
mengembangkan cerita ke dalam kerangkan cerpen
3.
mengubah alur menjadi alur tunggal
4.
mempertahankan nilai
-
nilai yang ada pada
cerita rakyat
5.
memerhatikan ketentuan penulisan yang sudah diatur dalam PUEBI.
D.
Latihan Soal
Petunjuk!
1.
Bacalah dengan cermat hikayat berikut!
2.
Pahamilah isinya dengan baik
3.
Buatlah kerangka cerpen
4.
Kembangkanlah cerita rakyat dengan memerhatikan isi dan ni
lai dalam bentuk
cerpen!
Hikayat Indera Bangsawan
Tersebutlah
perkataan seorang
raja
yang
bernama
Indera Bungsu
dari
Negeri
Kobat
Syahrial.
Setelah
berapa
lama
di
atas kerajaan,
tiada
juga
beroleh
putra.
Maka
pada
suatu
hari,
ia
pun
menyuruh
orang
membaca doa
qunut
dan
sedekah
kepada
fakir
dan
miskin.
Hatta
beberapa
lamanya,
Tuan
Puteri
Sitti
Kendi
pun
hamillah
dan
bersalin
dua orang
putra
laki
-
laki.
Adapun yang
tua
keluarnya
dengan
panah
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
23
dan
yang
muda
dengan
pedang.
Maka
baginda
pun terlalu amat sukacita dan menamai
anaknya yang tua Syah Peri dan
anaknya yang muda Indera Bangsawan.
Maka
anakanda
baginda
yang
dua
orang
itu
pun
sampailah
usia
tujuh
tahun
dan
dititahkan
pergi
mengaji
kepada
Mualim
Sufian.
Sesudah
tahu
mengaji,
mereka
dititah
pula
mengaji
kitab
usul,
fikih,
hingga
saraf,
tafsir
sekaliannya
diketahuinya.
Setelah
beberapa
lamanya,
mereka
belajar
pula
ilmu
senjata,
ilmu
hikmat,
dan
isyarat
tipu
peperangan.
Maka
baginda
pun bimbanglah,
tidak
tahu
siapa
yang
patut
dirayakan
dalam
negeri
karena anaknya
kedua
orang
itu
sama
-
sama
gagah.Jikalau
baginda
pun
mencari
muslihat;
ia
menceritakan
kepada
kedua
anaknya
bahwa
ia
bermimpi
bertemu
dengan
seorang
pemuda
yang
berkata
kepadanya:
barang
siapa
yang
dapat
mencari buluh perindu
yang
dipegangnya,
ialah
yang patut
menjadi raja
di
dalam
negeri.
Setelah
mendengar
kata
-
kata baginda,
Syah
Peri
dan Indera Bangsawan
pun
bermohon
pergi
mencari
buluh
perindu
itu.
Mereka
masuk
hutan
keluar
hutan,
naik
gunung
turun
gunung,
masuk
rimba
keluar
rimba,
menuju ke
arah matahari
hidup.
Maka
datang
pada
suatu
hari,
hujan
pun
turunlah
dengan
angin
ribut,
taufan,
kelam kabut,
gelap
gulita
dan
tiada
kelihatan
barang
suatu
pun.
Maka
Syah
Peri
dan
Indera
Bangsawan
pun
bercerailah.
Setelah
teduh
hujan
ribut,
mereka
pun
pergi
saling
cari
mencari.
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan
saudaranya
Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada
AllahSubhanahuwata’ala
dan berjalan dengan sekuat
-
kuatnya.
Beberapa
lama
di
jalan,
sampailah
ia
kepada
suatu
taman,
dan
bertemu sebuah
mahligai.Ia
naik
ke
atas
mahligai
itu
dan
melihat
sebuah
gendang
tergantung.
Gendang
itu
dibukanya dan dipukulnya.
Tiba
-
tiba
ia terdengar
orang yang
melarangnya memukul
gendang
itu.
Lalu
diambilnya pisau dan
ditorehnya
gendang
itu,
maka
Puteri
Ratna
Sari
pun
keluarlah
dari
gendang
itu.
Puteri
Ratna
Sari
menerangkan
bahwa
negerinya
telah
dikalahkan
oleh
Garuda.
Itulah sebabnya ia
ditaruh
orangtuanya
dalam
gendang
itu
dengan
suatu
cembul.
Di
dalam
cembul
yang
lain
ialah
perkakas
dan
dayang
-
dayangnya.
Dengan segera
Syah
Peri
mengeluarkan dayang
-
dayang
itu. Tatkala
Garuda
itu
datang,
Garuda
itu
dibunuhnya.
Maka
Syah
Peri
pun duduklah
berkasih
-
kasihan
dengan
Puteri
Ratna
Sari
sebagai
suami
istri
dihadap
oleh
segala
dayang
-
dayang
dan
inang
pengasuhnya.
Tersebut
pula perkataan
Indera Bangsawan
pergi mencari saudaranya.
Ia
sampai
di
suatu
padang
yang
terlalu
luas.
Ia
masuk
di
sebuah
gua
yang
ada
di
padang
itu
dan
bertemu
dengan
seorang
raksasa.
Raksasa
itu
menjadi
neneknya
dan
menceritakan
bahwa
Indera
Bangsawan
sedang
berada
di
negeri
Antah
Berantah
yang
diperintah
oleh
Raja
Kabir.
Adapun
Raja
Kabir
itu
takluk
kepada
Buraksa
dan
akan
menyerahkan
putrinya,
Puteri
Kemala
Sari
sebagai
upeti.
Kalau
tiada
demikian,
negeri
itu
akan
dibinasakan
oleh
Buraksa.
Ditambahkannya
bahwa
Raja
Kabir
sudah mencanangkan bahwa
barang
siapa
yang dapat
membunuh
Buraksa
itu
akan
dinikahkan
dengan
anak
perempuannya
yang
terlalu
elok
parasnya
itu. Hatta
berapa
lamanya
Puteri Kemala
Sari
pun
sakit
mata,
terlalu
sangat.
Para
ahli
nujum
mengatakan
hanya
air
susu
harimau
yang
beranak mudalah
yang
dapat
menyembuhkan
penyakit
itu.
Baginda
bertitah
lagi.
“Barang
siapa
yang
dapat susu harimau
beranak
muda,
ialah
yang
akan
menjadi suami tuan
puteri.”
Setelah mendengar kata
-
kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas
buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada
pohon kayu.Maka ia pun
duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya
dikeluarkannya, dan
rupanya pun
kembali seperti dahulu kala.
Hatta
datanglah
kesembilan
orang
anak
raja
meminta
susu
kambing
yang
disangkanya
susu
harimau
beranak
muda
itu.
Indera
Bangsawan
berkata
susu
itu
tidak
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
24
akan
dijual dan
hanya
akan diberikan kepada
orang yang
menyediakan
pahanya
diselit
besi
hangat.
Maka
anak
raja
yang
sembilan
orang itu
pun
menyingsingkan
kainnya untuk
diselit
Indera Bangsawan
dengan
besi panas. Dengan
hati
yang
gembira,
mereka
mempersembahkan
susu
kepada
raja,
tetapi
tabib
berkata
bahwa
susu
itu
bukan
susu
harimau
melainkan
susu
kambing.
Sementara
itu
Indera
Bangsawan
sudah
mendapat
susu
harimau
dari
raksasa
(neneknya)
dan
menunjukkannya
kepada
raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya
susu
harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka
Tuan Puteripun sembuhlah. Adapun setelah Tuan
Puterisembuh, baginda tetap
bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan
puteri kepada Buraksa, raksasa laki
-
laki
apabila ingin
seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan
daya upaya.
Hatta sampailah masa menyerahkan
Tuan
Puteri kepada Buraksa.
Baginnda
berkata
kepada
sembilan
anak
raja
bahwa
yang
mendapat
jubah Buraksa akan menjadi
suami Puteri. Untuk itu, nenek
Raksasa
mengajari
Indrra
Bangsawan.
Indra
Bangsawan
diberi
kuda
hijau
dan
diajari
cara
mengambil jubah Buraksa yaitu dengan
memasukkan ramuan daun
-
daunan
ke
dalam
gentong
minum
Buraksa.
Saat
Buraksa
datang
hendak
mengambil
Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah
-
buahan, dan
minuman
pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa
menghabiskan
semuanya
lalu
meneguk
habis
air
minum
dalam
gentong.
Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa
lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa
terbangun, Buraksa menjadi
lumpuh akibat ramuan daun
-
daunan dalam
air minumnya.
Kemudian
sembilan
anak
raja
datang.
Melihat
Buraksa
tak
berdaya,
mereka
mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja.
Mereka
hendak mengatakan
kepada
Raja
bahwa
selimut
Buraksa
sebagai
jubah
Buraksa.
Sesampainya
di
istana,
Indera
Bangsawan
segera
menyerahkan
Puteri
dan
jubah
Buraksa.
Hata
Raja
mengumumkan
hari
pernikahan
Indera
Bangsawan
dan
Puteri.
Saat
itu
sembilan
anak
raja
datang.
Mendengar
pengumuman
itu
akhirnya
mereka
memilih
untuk
pergi.
Mereka
malu
kalau
sampai
niat
buruknya
berbohong
diketahui
raja
dan
rakyatnya
(Sumber: Buku
Kesusastraan Melayu Klasik
Kriteria penilaian
No
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
1.
Kesesuaian isi cerita dengan
cerpen 25
21
-
25 = sangat sesuai
16
-
20 = sesuai
11
-
15 = agak sesuai
6
-
10 = tidak sesuai
0
-
5 = sangat tidak sesuai
2.
Mempertahankan nilai
-
nilai
yang ada 20
16
-
20 = dipertahankan semua
11
-
15 = sebagian besar dipertahankan
6
-
10 = sebagian kecil dipertahankan
0
-
5 = tidak diperpertahankan sama sekali
3.
Penggunaan bahasa
30
21
-
30 = sebagian besar
mengikuti kaidah
11
-
20 = sekitar setengah mengikuti kaidah
0
-
10 = sebagian kecil tidak mengikuti
kaidah
4.
Penggunaan alur
25
21
-
25 = sangat sesuai
16
-
20 = sesuai
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
25
11
-
15 = agak sesuai
6
-
10 = tidak sesuai
0
-
5 = sangat tidak sesuai
Kunci jawaban pembelajaran 2
1.
Kerangka karangan
2.
Pengembangan kerangka disertai rubrik penilaian
Rubrik/ Pedoman Penskoran Mengonversi Cerita Rakyat ke dalam Cerpen
No
ASPEK YANG DINILAI
KRITERIA
1.
Kesesuaian isi
cerita dengan
cerpen 25
21
-
25 = sangat sesuai
16
-
20 = sesuai
11
-
15 = agak sesuai
6
-
10 = tidak sesuai
0
-
5 = sangat tidak sesuai
2.
Mempertahankan nilai
-
nilai
yang ada 20
16
-
20 = dipertahankan semua
11
-
15 = sebagian besar
dipertahankan
6
-
10 = sebagian kecil dipertahankan
0
-
5 = tidak diperpertahankan sama sekali
3.
Penggunaan bahasa
30
21
-
30 = sebagian besar mengikuti kaidah
11
-
20 = sekitar setengah mengikuti kaidah
0
-
10 = sebagian kecil tidak
mengikuti
kaidah
4.
Penggunaan alur
25
21
-
25 = sangat sesuai
16
-
20 = sesuai
11
-
15 = agak sesuai
6
-
10 = tidak sesuai
0
-
5 = sangat tidak sesuai
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
26
E.
Penilaian Diri
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan
belajar 1 dan 2, berikut
diberikan tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari.
Isilah (V)pada tabel refleksi diri terhadap pemahaman materi di tabel berikut!
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No
Pertanyaan
Ya
Tidak
1.
Apakah kalian telah memah
ami cerita rakyat
?
2.
Dapatkah kalian
mengidentifikasi kakarter cerita
?
3.
Dapatkah kalian
menganalisis nilai
-
nilai cerita rakyat
?
4.
Dapatkah kalian menganalisis unsur kebahasaan cerita
rakyat?
5.
Dapatkah kalian
membandingkan nilai
-
nilai dan
kebahasaan cerita sejarah dan cerpen?
6.
Dapatkah kalian menyusun kerangka cerpen berdasarkan
cerita yang ada pada cerita rakyat?
6.
Dapatkah kalian
menulis cerpen berdasar pada cerita yang
dikembangkan dari cerita
rakyat
?
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali
materi tersebut dalam modul, ulang kegiatan belajar 1 dan 2, apabilila diperlukan
silakan kalian menghubungi guru atau teman sejawat untuk menyampaikan
pembimbin
gan.
Jangan putus asa untuk mengulang lagi!
Dan apabila kalian menjawab “YA” pada
semua pertanyaan, maka lanjutkan berikut.
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
27
EVALUASI
Berilah tanda silang (X) pada
jawaban yang kalian anggap paling benar
!
Cermatilah kedua kutipan berikut dengan saksama untuk menjawab nomor 1
-
5!
Kutipan hikayat (1)
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia
tujuh tahun dan
dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian.
Sesudah tahu mengaji, mereka dititah
pula mengaji kitab usul, fikih,
hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah
beberapa
lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu
peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tah
u siapa yang patut dirayakan dalam
negeri karena anaknya kedua orang itu
sama
-
sama gagah.
Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua
anaknya
bahwa
ia
bermimpi
bertemu
dengan
seorang
pemuda
yang
berkata
kepadanya:
barang
siapa
yang
dapat
mencari
buluh
perindu
yang
dipegangnya,
ialah
yang
patut
menjadi
raja
di
dalam
negeri.
Kutipan cerpen (2)
“Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala? Lama lagi!”
“Diajak
survei
sama
salah
satu profesor
dan
kontraktor,
untuk
perencanaan
bangunan
besar
di
sana,
Dik
Manis!
Sekalian
penelitian
skripsi
Mas....”
Ah,
soal
bangunan
dan
penelitian
skripsi.
Lalu
kenapa
Mas
Gagah
bisa
berubah
jadi
aneh
gara
-
gara
hal
tersebut?
Pikirku
waktu
itu.
“Mas
ketemu
kiai
hebat
di
Madura,”
cerita
Mas
Gagah
antusias.
“Namanya
Kiai Ghufron!
Subhanallah,
orangnya sangat
bersahaja,
santri
-
santrinya
luar
biasa!
Di
sana
Mas
memakai
waktu
luang
Mas
untuk
mengaji
pada
beliau.
Dan
tiba
-
tiba
dunia
jadi
lebih
benderang!” tambahnya
penuh
semangat.
“Nanti
kapan
-
kapan
kita
ke
sana
ya,
Git.
1.
Pernyatan berikut yang sesuai dengan penggalan hikayat dan cerpen di atas adalah....
A.
Kedua kutipan di atas menggunakan konjungsi di awal kalimat.
B.
Kedua kutipan di atas tidak menggunakan konjungsi di awal kalimat.
C.
Kedua
kutipan di atas menggunakan konjungsi di awal dan akhir kalimat.
D.
Kutipan 1, menggunakan konjungsi di awal kalimat sedangkan kutipan 2 tidak
menggunakan konjungsi di awal kalimat.
E.
Kutipan pertama menggunakan konjungsi diakhir kalimat sedangkan kutipan 2
men
ggunakan konjungsi di awal dan akhir kalimat.
2.
Persaman kedua penggalan di atas dilihat dari temanya adalah....
A.
Pendidikan
B.
Petualangan
C.
Kekuasaan
D.
Pengabdian
E.
Keadilan
3.
Persamaan kedua penggalan tersebut adalah...
A.
Kedua kutipan tersebut menggunakan bahasa yang mud
ah dimengerti.
B.
Kedua kutipan tersebut menggunakan bahasa yang tidak lazim digunakan.
C.
Kedua kutipan tersebut menggunakan dialog dalam mengungkapkan ceritanya.
D.
Kedua kutipan tersebut menceritakan manfaat dari mengaji yang dilakukannya.
E.
Kedua kutipan tersebut
menceritakaa macam
-
macam ilmu yang dipelajari ketika
mengaji.
4.
Kedua kutipan tersebut menjelaskan kebingungan antar tokohnya. Penyebab
kebingungan tersebut adalah...
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
28
A.
Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan materi pengajian
sedangkan pada ku
tipan ke dua adalah kebingungan dalam memahami ilmu.
B.
Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan materi pengajian
sedangkan pada kutipan ke dua adalah kebingungan adik terhadap perubahan
sikap kakaknya.
C.
Pada kutipan pertama adalah kebingunga
n dalam menentukan pengganti tahta
sedangkan pada kutipan ke dua adalah kebingungan seorang adik dalam melihat
perubahan sikap kakaknya.
D.
Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan kapan mulai
mengaji sedangkan pada kutipan ke dua adalah
kebingungan dalam memahami
ilmu.
E.
Pada kutipan pertama adalah kebingungan dalam menentukan materi pengajian
sedangkan pada kutipan ke dua adalah kebingungan dalam melihat perubahan
sikap kakaknya.
5.
Nilai yang mendominasi pada kedua kutipa tersebut adalah....
A.
Sosial
B.
Budaya
C.
Religi
D.
Pendidikan
E.
Estetika
Cermatilah kedua kutipan berikut dengan saksama untuk menjawab nomor
6
-
8!
Kutipan cerpen
Entah darimana asalnya, tiada seorang warga pun yang tahu. Tiba
-
tiba saja datang ke
kampung kami dengan pakaian tampak lusu
h. Kami
sempat menganggap
dia
adalah
pengemis
yang
diutus kitab
suci.
Dia bertubuh
jangkung tetapi
terkesan
membungkuk,
barangkali
karena
usia.
Peci
melingkar
di
kepala.
Jenggot lebat
mengitari wajah.
Tanpa
mengenakan
kacamata,
membuat
matanya
yang
hampa
terlihat lebih
suram,
dia
menawarkan pijatan
dari
rumah
ke
rumah.
Kami
melihat
mata
yang
bagai selalu ingin memejam, hanya selapis putih yang terlihat.
Kami pun penasaran ingin merasakan pijatannya. Maklum, tak
ada tukang pijat di
kampung kami, apalagi yang keliling. Biasanya kami saling pijat
-
memijat dengan istri di
rumah masing
-
masing, itu pun hanya sekadarnya. Kami harus menuju ke dukun pijat di
kampung sebelah bila ingin merasakan pijatan yang sungguh
-
sungguh
atau mengurut
tangan
kaki kami yang terkilir.
Kutipan hikayat
Maka
Si
Miskin
itupun
sampailah
ke
penghadapan
itu.
Setelah
dilihat
oleh
orang
banyak,
Si
Miskin
laki
bini
dengan
rupa
kainnya
seperti
dimamah
anjing
rupanya
.
Maka
orang
banyak
itupun
ramailah
ia
tertawa
seraya
mengambil kayu dan
batu.
Hikayat Si Miskin
6.
Majas yang digunakan pada kedua kutipan di atas adalah...
A.
Alegori
B.
Simile
C.
Antonomasia
D.
Hiperbola
E.
Pleonasme
7.
Pendeskripsian tokoh pada kedua kutipan di atas menunjukkan kalau tokoh tersebut
adalah se
seorang yang berasal dari....
A.
Kaum bangsawan
B.
Kerabat kerajaan
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
29
C.
Orang kebanyakan
D.
Orang miskin
E.
Kaum terpelajar
8.
Nilai yang mendominasi pada kedua kutipan tersebut adalah nilai....
A.
Agama
B.
Sosial
C.
Pendiaikan
D.
Budaya
E.
Estetika
Cermatilah kedua kutipan berikut dengan
saksama untuk menjawab nomor 6
-
8!
Kutipan cerpen
Jam dinding rumahku menunjukkan pukul 19.00 WIB. Setelah shalat berjamaah, kami
sekeluarga pun makan malam bersama. Ada ayah, ibu dan aku. Memang benar aku
adalah anak tunggal. Sebelum kami menghabis
kan makan malam, ibu berkata jika ibu
akan menginap di rumah nenek selama 2 hari untuk merawat nenek yang sedang sakit.
Perasan seprang Ibu.
Kutipan hikayat
Adapun
Raja
Kabir
itu
takluk
kepada
Buraksa
dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala
Sari
sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri
itu
akan
dibinasakan
oleh
Buraksa.
Ditambahkannya
bahwa
Raja
Kabir
sudah
mencanangkan
bahwa
barang siapa yang dapat
membunuh Buraksa itu
akan dinikahkan dengan anak perempuannya
yang terlalu elok
parasnya itu.
Hatta
berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu
sangat.
Hikayat Indera Sri Bagawan
9.
Nilai budaya yang ada pada kedua penggalan tersebut adalah....
A.
Makan bersama dan membayar upeti
B.
Sholat berjamah dan membayar upeti
C.
Menengok orang tua dan
membayar upeti.
D.
Shalat bersama dan mengadakan sayembara
E.
Makan bersama dan menyembuhkan penyakit.
10.
Pada kutipan hikayat dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa bahasanya
adalah....
A.
Menggunakan banyak majas majas
B.
Menggunakan kata penghubung di awal kalimat
C.
Me
nggunakan bahasa yang digunakan sehari
-
hari
D.
Menggunakan kata
-
kata arkais di setiap kalimat.
E.
Menggunakan kata penghubung di awak kalimat dan kata arkais.
11.
Dalam mengembangkan cerita rakyat menjadi cerpen hal yang harus diperhatikan
adalah....
A.
Mengganti latar
B.
Mengulang sabagian cerita rakyat
C.
Mempertahankan alur cerita rakyat
D.
Mengubah nama tokoh
E.
Mengubah alur maju dan berbingkai.
12.
Unsur intrinsik yang paling menentukan keberhasilan dalam menyusun cerpen atau
hikayat adalah....
A.
Latar
B.
Amanat
C.
Tema
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
30
D.
Alur
E.
Sudut
pandang
13.
Alur
yang bertujuan untuk menghadirkan
tokoh lain
yang
bercerita
tentang
suatu
kisah disebut alur....
A.
Maju
B.
Mundur
C.
Berbingkai
D.
Maju mundur
E.
Campuran
14.
Hal yang harus dipertahankan ketika mengembangkan cerita rakyat menjadi cerpen
adalah...
A.
Nilai
B.
Tokoh
C.
Alur
D.
Latar
E.
Sudut pandang
15.
Agar cerita yang dibuat sesuai dengan isi cerita rakyat sebaiknya dibuatkan...
A.
Alur
B.
Ide pokok
C.
Kerangka
D.
Paragraf
E.
Kalimat utama
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
31
Kunci jawaban evaluasi
No.
Kunci Jawaban
1.
D
2.
A
3.
D
4.
C
5.
C
6.
B
7.
D
8.
B
9.
A
10.
E
11.
E
12.
D
13.
C
14.
A
15.
D
Nilai
-
Nilai dan Kebahasaan dalam Teks Cerita_ Bahasa Indonesia_Kelas X_KD 3.8
@2020, Direktorat SMA, Direktorat Jend
e
ral PAUD, DIKDAS dan DIKMEN
32
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Jakarta: Erlangga.
Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi
Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Dari internet
https://www.dosenpendid
ikan.co.id/karya
-
sastra
-
melayu
-
klasik/
diakses tanggal 30
Agustus 2020.
https://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/sastra
-
melayu
-
klasik/
diakses
tanggal 30
Agustus 2020.
https://greatedu.co.id/greatpedia/mengenal
-
nilai
-
nilai
-
dan
-
gaya
-
bahasa
-
dalam
-
cerita
-
rakyat
-
hikayat
diakses tanggal 30 Agustus
2020.
https://www.romadecade.org/cerita
-
hikayat/#
diakses tanggal 30 Agustus 2020.
http://cerpenmu.com/cerpen
-
keluarga/perasaan
-
seorang
-
ibu.html
diakses tanggal 30
Agustus 2020.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian
-
cerpen.html
diakses tanggal 8
Oktober 2
020.