Halaman
Pelajaran 7
Mari Beraktivitas di
Sekolah
Sumber:
Dokumen penerbit
Rancangan sebuah program kegiatan sekolah hendaknya runtut dan lengkap.
Struktur, isi, dan bahasa hendaknya baik dan benar. Dengan demikian,
penyampaiannya, baik secara lisan maupun tertulis, menjadi lebih mudah. Pendengar
pun mudah memahaminya. Lebih-lebih bilamana rancangan itu disampaikan secara
lisan dengan gaya dan lafal yang menarik menggunakan media dan sarana yang
memadai.
Jika dibacakan, penyampaian program itu tidak jauh berbeda dengan pidato. jika
dibaca, program itu tampak sebagai rangkaian paragraf. Kalau dianalisis penalarannya,
mungkin program itu disusun dengan penalaran induktif atau deduktif. Bagaimana
pidato dan penalaran induktif, pelajaran ini akan membantu Anda.
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
82
A. Mendengarkan
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menganalisis laporan pelaksanaan kegiatan yang
disampaikan
Menganalisis Laporan Pelaksanaan kegiatan
1. Hakikat laporan
Perhatikan gambar! Kegiatan serupa
pernah A
nda lakukan? Berhasil? Jawabannya
tergantung pada persiapan dan pelaksanaan.
Apakah kegiatan direncanakan masak-masak
dan benar-benar dilaksanakan sesuai dengan
rencana? Kalau jawabnya sudah, dari mana
tahu? Kalau jawabnya belum, dari mana tahu?
Direncanakan atau tidak, dilaksanakan atau
tidak, berhasil atau tidak, hanya diketahui dari
laporan yang dibuat oleh pelaksananya. Nah,
laporan inilah bentuk dari pertanggungjawaban
dari pelaksana.
2. Isi dan komposisi laporan
Idealnya laporan harus (1) jelas dan tegas, (2) lengkap, (3) benar dan objektif, (4)
disusun dengan cermat dan konsisten, (5) disampaikan tepat pada waktunya, (6)
disampaikan melalui saluran dan prosedur yang benar serta tidak salah sasaran.
Laporan biasanya disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, tubuh laporan, dan
akhir laporan.
Bagan 7.1 Sistematika Laporan
Nama Bagian
Kandungan Isi
Bagian Awal Laporan
1. Judul laporan
2. Pengesahan
3. Daftar isi
4. Daftar tabel
5. Abstraksi
6. Pengantar
Tubuh Laporan
1. P
endahuluan (latar belakang, ruang lingkup,
tujuan dan lain-lain.)
2. Inti laporan
3. Penutup (kesimpulan dan saran)
Bagian Akhir Laporan
1. Daftar pustaka
2. Lampiran-lampiran
gambar kerja bakti, pentas seni,
donor darah , class meeting
Mari Beraktivitas di Sekolah
83
Tidak setiap laporan harus lengkap seperti di atas. Laporan penerimaan siswa baru,
karya wisata, pesaantren kilat, pemahaman Alkitab, aksi sosial, studi banding, dan aksi
sosial, misalnya, tidak harus mematuhi sistematika di atas, yang penting ada pendahuluan,
inti laporan, dan penutup. Pada laporan yang menyangkut penggunaan uang, lampiran
diperlukan.
3. Instrumen analisis laporan
Untuk menganalisis laporan, beberapa langkah yang perlu ditempuh adalah (1)
menentukan tujuan analisis, (2) menentukan laporan yang akan dianalisis, (3) menentukan
teknik, (4) menyusun instrumen, (5) melaporkan hasilnya.
Tujuan utama analisis laporan adalah menemukan unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya, baik bentuk, isi, maupun bahasanya. Laporan mana yang akan dianalisis
tergantung pada kesiapan masing-masing. Tekniknya dapat dilakukan dengan menyimak
bentuk, isi, dan bahasanya (lafal, kata, frase, klausa, kalimat). Berdasarkan hal itu, kita
susun instrumen analisis (lihat contoh instrumen berikut).
Analisis
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
1
. Identitas objek analisis
a. Nama kegiatan
yang dilapor
an
: .....................................................................
b. Nama pelapor/pembaca laporan
:
.....................................................................
c. Hari, tanggal peny
ampaian lapor
an :
.....................................................................
d. Isi pokok laporan
: .....................................................................
2. Hasil analisis unsur nonkebahasaan
Unsur yang
Hasil Analisis
Dianalisis
1. kejelasan
jelas
kur
ang jelas
t
idak jelas
2. ketegasan
tegas
kur
ang tegas
tidak tegas
3. kelengkapan
lengkap
kur
ang lengkap
tidak lengkap
4. kebenaran
benar
kur
ang benar
t
idak benar
5. objektivitas
objektif
kurang objektif
tidak objektif
6. kecermatan
cermat
kurang cermat
tidak cermat
7. konsistensi
konsisten
kurang konsisten
tidak konsisten
8. ketepatan waktu
tepat waktu
kurang tepat waktu
tidak tepat waktu
9. prosedur
ses
uai prosedur
kurang se
suai
tidak sesuai
10. sasaran
mengenai sasaran
kurang kena
t
idak kena
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
84
B. Berbicara
3. Hasil analisis unsur kebahasaan
Unsur yang
Hasil analisis
dianalisis
1. lafal
jelas
kurang jelas
t
idak jelas
2. intonasi
m
enarik
kur
ang menarik
t
idak menarik
3. bentuk kata
t
anpa kesalahan
ada kesalahan
banyak kesalahan
4. pilihan kata
t
epat
kur
ang tepat
tidak tepat
5. kalimat
m
udah dipahami
agak sukar
sukar
1. Sekarang cobalah ingat-ingat kembali kegiatan sekolah yang pernah Anda lakukan! Kalau
diizinkan, ambil kembali arsip laporannya! Jika tidak ada, marilah kita buat laporannya!
2. Kalau sudah jadi, bacakan laporan itu di depan kelas! Kemudian analisislah dengan
menggunakan instrumen analisis!
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menjelaskan program kegiatan secara rinci dan
informasi tambahan untuk mendukung program.
Menjelaskan program kegiatan
Tiap organisasi, lembaga, atau instansi umumnya memiliki target tertentu. Agar target
tidak meleset, program dibuat. Bentuk dan isinya mencerminkan gambaran yang sistematis
mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu.
Uji Kompetensi 7.1
Mari Beraktivitas di Sekolah
85
C. Membaca
1. Jelaskan secara lisan program berikut!
Program Kerja Kesiswaan Tahun Pelajaran 2007 – 2008
No
SubKomponen
Program
Tujuan
I
ndikator
P
enanggung
P
elaksana
Sumber
Waktu
Jawab
Dana
P
elaksana
1.
PSB
Peningkatan Mem
enuhi
Jum
lah siswa Kepala Sekolah WKS
Komite
April – Mei –
animo
daya tampung Ters
edia alat
kesiswaan
sekolah
Juni
Memilih siswa tes st
andar
Kepala Sekolah Panitia
Komite
April – Mei –
sesuai prestasi nilai relatif
sekolah
Juni
tinggi
2.
Pembinaan
P
eningkatan Menc
apai
siswa tertib,
K
epala Sekolah WKS
Komite
Sep
anjang
siswa
kedisiplinan
pr
ogram
sesuai
dengan
kesis
waan
sekolah
waktu
kesiswaan
program
wali, BP
3.
Ekstrakurikuler Pentas seni
Menyalurkan
Siswa berani
Kepala Sekolah WKS
Komite
Juli
bakat seni
tampil
dalam
Kesis
waan,
sekolah
unjuk seni
Wali kelas,
Pembimbing
4.
Karya wisata
Kunjungan
B
elajar di
Siswa berhasil Kepala Sekolah Panitia
Komite
Juli
kerja siswa
objek langsung
menyusun
dan guru sesuai
sek
olah
laporan KBM
mata pelajaran
dan iuran
di luar kelas
siswa
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat membacakan teks pidato dengan memperhatikan
kejelasan ucapan, intonasi, dan ekspresi wajah, serta penekanan pada
kata-kata kunci.
Membacakan teks pidato
Pernah mendengarkan pidato yang hambar? Pernah mendengarkan pidato yang
memukau? Kalau harus memilih, pidato manakah yang Anda suka? Hambar atau memukau?
Nah, agar pidato Anda memukau, Anda harus berusaha mengidentifikasikan diri dengan ora-
tor yang pidatonya memukau.
Agar dapat membacakan pidato dengan baik, pembaca harus 1) menguasai masalah
yang disampaikan, 2) mulai membacakan teks kalau situasi sudah memungkinkan,
3
) melafalkan teks dengan jelas dan tepat, 4) mengarahkan pandangan ke arah pendengar,
dan 5) bersikap sopan, hormat, dan memperlihatkan rasa persaudaraan.
Uji Kompetensi 7.2
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
86
Bacalah teks pidato berikut dengan memperhatikan kejelasan ucapan, intonasi, dan ekspresi
wajah, serta penekanan pada kata-kata kunci.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Saudara-saudara yang berbahagia
Sebelum saya menyampaikan sambutan saya di tengah-tengah upacara peringatan
HUT Proklamasi Kemerdekaan ini, marilah kita bersama-sama memekikkan salam
kemerdekaan kita.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Terima kasih.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat kasihNya, kita masih diberi kesempatan untuk merayakan HUT Kemerdekaan
kali ini dalam suasana antusias dan berbahagia.
Saudara-saudara peserta upacara dan tamu undangan yang saya banggakan. Pada
hari ini, tanggal 17 Agustus 2008 tepat enam puluh dua tahun kemerdekaan kita.
Kemerdekaan yang sudah 63 tahun kita peringati ini secara umur bukanlah usia yang
muda lagi. Usia ini justru usia yang semakin dewasa dan matang. Dengan usia
kemerdekaan yang sekian ini, marilah kita tingkatkan kualitas kita sebagai bangsa
Indonesia yang kita cintai ini.
Saudara-saudara sekalian!
HUT Kemerdekaan ini kita rayakan dan peringati di tengah situasi negara kita yang
dilanda krisis di banyak bidang. Tidak mengapa! Justru di tengah-tengah keadaan yang
demikian ini, kita dapat mengukur sejauh mana dan sebesar apa cinta kita kepada bangsa
dan negara kita ini. Keadaan seperti sekarang ini belum apa-apa jika dibandingkan dengan
keadaan negara kita pada waktu dulu, di saat para pendahulu kita memperjuangkan lahirnya
negara ini untuk merdeka.
Saudara-saudara sekalian.
Akhirnya, marilah kita berbuat untuk negeri ini. Kita mawas diri secara jujur untuk
menemukan segala kekurangan dan kelemahan kita. Dengan beralaskan segala temuan
kelemahan dan kekurangan itu, kita bangkit untuk menutup segala kelemahan dan
kekurangan itu untuk menjadi keunggulan dan kebaikan kita dalam berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian, cita-cita persatuan dan kesatuan nyata di tangan kita.
Sekian terima kasih.
Uji Kompetensi 7.3
Mari Beraktivitas di Sekolah
87
D. Menulis
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menyusun paragraf deduktif dan induktif sesuai
dengan ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif.
Menyusun Paragraf
1. Menyusun paragraf induktif
Jika Anda menyusun paragraf induktif, Anda harus meletakkan kalimat utama pada
akhir paragraf. Mengapa? Karena paragraf induktif disusun dengan penalaran induktif.
Bagan Paragraf Induktif
................................................................
kalimat penjelas
................................................................
kalimat penjelas
................................................................
kalimat penjelas
................................................................
kalimat
utama
Dalam penyusunan paragraf induktif, penulis harus dapat menyebutkan sejumlah
peristiwa khusus lebih dahulu. Kalau jumlahnya sudah dianggap cukup, ia harus dapat
merumuskannya ke dalam satu kesimpulan yang bersifat umum.
Bagan Penalaran Induktif
Contoh:
Dari sebuah penelitian tentang kehadiran 100 siswa SMA XX dalam bulan November
2007, diperoleh data sebagai berikut. Delapan puluh lima siswa tidak pernah terlambat,
tiga belas siswa kadang terlambat, kadang tidak, dan dua siswa selalu terlambat. Dari
data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa SMA XX umumnya tidak terlambat
masuk sekolah.
2. Mengenal corak penalaran induksi
Penalaran induksi dapat dilakukan dengan
generalisasi, analogi
, dan
hubungan sebab-
akibat. Generalisasi
merupakan proses mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum
dari sejumlah peristiwa khusus.
Kehadiran siswa SMA XX
di atas merupakan contoh
generalisasi.
Peristiwa khusus 1
Peristiwa khusus 2
Peristiwa khusus 3
Peristiwa umum
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
88
Analogi
atau kias adalah proses berpikir untuk mendapatkan kesimpulan dari dua
peristiwa yang memiliki banyak kesamaan. Apa yang berlaku pada peristiwa yang satu
diyakini berlaku pula pada peristiwa lain.
Contoh:
Ikan paus dan sapi adalah dua binatang yang berbeda. Ikan paus hanya hidup di laut,
sedangkan sapi hanya di darat. Walaupun demikian, keduanya memiliki banyak kesamaan.
Keduanya bernapas dengan paru-paru, berdarah panas, dan berkembang biak dengan
melahirkan anaknya masing-masing. Kalau sapi menyusui anaknya, diyakini pula bahwa
ikan paus pun berbuat serupa.
Hubungan
sebab-akibat
bertolak dari keyakinan bahwa tidak ada sesuatu tanpa sebab.
Dari sebuah peristiwa yang dianggap sebagai sebab, Anda dapat menentukan peristiwa
berikutnya yang menjadi akibatnya, misalnya:
Saya bangun kesiangan. Akibatnya, saya terlambat.
Hubungan sebab-akibat dapat terjadi sebaliknya. Sebuah peristiwa dapat dianggap
sebagai akibat. Selanjutnya disajikan peristiwa lain yang menjadi penyebabnya, misalnya:
Pak Amat bersyukur. Anaknya yang hanya semata wayang lulus dengan predikat sangat
memuaskan.
1. Lengkapilah paragraf induktif berikut dengan kata, kelompok kata, atau kalimat yang
sesuai!
a. Siswa di kelas kami ada 30 orang; 20 orang di antaranya mengenakan baju berlengan
panjang; selebihnya berlengan pendek. Dapat disimpulkan bahwa ....
b. Kita tahu benda yang disebut arloji. Di dalamnya terdapat komponen yang rumit. Gerak
kompenennya teratur dengan irama tertentu. Kita yakin bahwa arloji itu dibuat orang.
Tentu pembuatnya bukan sembarangan. Ia tentu pandai. Di luar arloji, kita mengenal
alam semesta. Di dalamnya terdapat matahari, bulan, dan jutaan bintang. Komponen
itu beredar dengan teratur seperti teraturnya gerak komponen arloji. Semua mengikuti
irama tertentu. Kalau arloji ada dibuat, bukan tidak mungkin alam semesta pun ....
Kalau pemakai arloji tidak dapat melihat pembuatnya, bukan tidak mungkin penghuni
alam raya pun ...
Kalau arloji dibuat oleh tokoh yang pandai, bukan tidak mungkin alam semesta pun
dibuat oleh ....
c. Harga BBM naik. Akibatnya, harga ..., ..., ... dan ....
d. ... hal itu wajar mengingat hujan lebat turun berhari-hari lamanya.
Uji Kompetensi 7.4
Mari Beraktivitas di Sekolah
89
2. Perhatikan ilustrasi berikut!
Siswa di kelas kami ada 30 orang. Nilai siswa nomor absen 1 sampai 30 dalam ulangan
Matematika kemarin berturut-turut tercatat sebagai berikut:
53
68
75
85
83
80
71
47
87
70
67
57
70
52
68
69
65
75
43
70
74
70
70
64
65
61
60
70
77
33
a. Rumuskan sebuah kesimpulan induktif dari data di atas!
b. Buatlah paragraf induksi berdasarkan data nilai di atas!
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menggunakan berbagai jenis kalimat secara
pragmatik.
Mengenal Kalimat Pragmatik
Anda mengenal kata
pintar,
bukan? Nah, dalam kalimat
’Karena pintar, Abi disayangi
guru-gurunya’,
kata
pintar
berarti
pandai
atau
cakap.
Tetapi, apabila dilihat dari penggunaannya,
pintar
tidak selalu berarti
pandai
atau
cakap.
Perhatikan dialog berikut!
I
bu
: ”Ton, bagaimana ulanganmu matematika?”
Tony
: ”Saya dapat 42, Bu.”
Timy
: ”Saya 25”
Ibu
: ”Timy, kamu ini memang anak Ibu yang paling
pintar
.”
Kata
pintar
pada dialog di atas tidak bermakna
pandai
, tetapi sebaliknya,
bodoh
. Makna
itu tidak lepas dari konteks pembicaraan mereka. Pembicaraan mengenai pemakaian kata,
frase, dan kalimat yang selalu terikat konteks inilah yang dipelajari dalam pragmatik.
Tentukan kalimat pragmatik yang terdapat dalam ilustrasi berikut, dan jelaskan maksudnya!
1. Pada suatu siang pelajaran Matematika. Pintu dan jendela kelas tertutup. Kipas angin
dan AC tidak ada. Anak-anak mengerjakan soal dengan serius. Guru duduk sambil
memerhatikan murid-muridnya. Tidak berapa lama kemudian, ia bergumam sambil
mengipas-ngipaskan tangan ke tubuhnya,
”Uh, panas sekali
.” Begitu mendengar ucapan
itu, Abi, salah seorang yang duduk dekat jendela membuka jendela lebar-lebar.
2. Pada suatu sore ayah dan ibu duduk-duduk di ruang tamu. Tak lama terdengar Abi berteriak-
teriak, ”Eyang datang! Eyang datang!”
Bapak : ”Bu, k
opi!”
Ibu
: (
segera ke belakang menyiapkan kopi
).
Uji Kompetensi 7.5
Ada Apa dalam Bahasa Kita?
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
90
Rangkuman
3. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Abi dan Roni masih asyik bercanda di ruang
tamu. Dari ruang dalam ibu berkata agak keras, ”Abi, pukul berapa sekarang?”
Canda di ruang tamu tiba-tiba terhenti. Hening sejenak.
Roni
: ”Bu,
Roni mohon pamit.”
Ibu
: ”Lho, kok buru-buru? Masih sore begini?”
4. Ibu :
(Melihat Abi masih bermain-main, belum berangkat ke sekolah, padahal jam sudah
menunjukkan pukul 06.30, padahal jam masuk sekolah pukul 07.00).
”Abi, pukul
berapa sekarang?”
Abi mematikan komputer lalu pergi. Tiba di sekolah, pelajaran pertama sudah dimulai.
Abi
: ”Selamat pagi, Pak.”
Guru
: ”Jam berapa sekarang?”
Abi
: ”Maaf, Pak. Jalan macet.”
1. Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban. Menganalisis laporan harus
sejalan dengan tuntutan laporan yang (1) jelas dan tegas, (2) lengkap, (3) benar
dan objektif, (4) disusun dengan cermat dan konsisten, (5) disampaikan tepat waktu
melalui saluran dan prosedur yang benar, (6) disusun langsung mengenai sasaran.
2. Untuk mencapai target, organisasi, lembaga, atau instansi program kerja dan
proposal dibuat. Bentuk dan isinya secara sistematis mencerminkan kegiatan yang
akan dilakukan. Menjelaskan program kepada orang lain berarti membahasakannya
agar diterima dengan baik.
3. Membaca teks pidato tidak sekadar melisankan teks, tetapi lebih dari itu. Pembaca
harus (1) mengidentifikasi dirinya sebagai orator yang diidolakan, (2) menguasai
masalah yang disampaikan, (3) mulai membaca teks jika situasi sudah
memungkinkan, (4) melafalkan teks dengan jelas dan tepat, (5) mengarahkan
pandangan ke arah pendengar, dan (6) bersikap sopan dan familier.
4. Paragraf induktif disusun dengan menyajikan sejumlah peristiwa khusus kemudian
daripadanya ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Kesimpulan ini ditempatkan
pada akhir paragraf. Sementara itu, induksi dapat ditempuh dengan
generalisasi,
analogi
, atau
hubungan sebab-akibat. Generalisasi
merupakan proses berpikir
mendapatkan kesimpulan umum dari sejumlah peristiwa khusus.
Analogi
merupakan proses berpikir untuk mendapatkan kesimpulan dari dua peristiwa yang
memiliki banyak kesamaan. Apa yang berlaku pada peristiwa yang satu diyakini
berlaku pula pada peristiwa lain. Hubungan
sebab-akibat
bertolak dari anggapan
bahwa tidak akan ada sesuatu tanpa sebab.
5. Kalimat pragmatik dikenal karena penggunaan dan maknanya disesuaikan dengan
konteksnya masing-masing.
Mari Beraktivitas di Sekolah
91
KELOMPOK PECINTA SASTRA DAN BUDAYA
SMA NUSANTARA SURABAYA
2007-2008
1. Jelaskan rencana kegiatan berikut kepada rekan-rekan Anda!
No.
Jenis Kegiatan
Waktu
Tempat
Sumber
Penanggung
Dana
Jawab
1.
Lomba penulisan
Oktober 2007 SMA Nus
antara
Anggaran OSIS
Damarsasi
cerpen pendek
2.
Kunjungan ke
Januari 2008
Yogyakarta
Iuran, s
ponsor,
Sofiantoro
Museum Sonobudoyo
anggaran osis
2. Apa yang disampaikan pembicara kepada pendengarnya dalam penggalan pidato berikut?
Kita harus berubah. Kita harus berubah. Tak ada yang dapat mengubah keadaan
selain diri kita sendiri. Ketidakadilan harus kita ubah menjadi keadilan. Nasib kita yang
selalu ada di bawah harus kita angkat sendiri agar berada di atas. Kita semua tahu,
negeri kita amat kaya, tetapi selama ini hanya untuk
rayahan
atau untuk
bancakan
para
pejabatnya, sedang kita hanya kebagian sisa-sisanya. Mereka yang suka
bancakan
harta
rakyat dan harta negara itu harus kita ganyang, harus kita lengserkan, harus kita ganti.
Setuju saudara-saudara? (Mustofa W. Hasyim,
Kali Code, Pesan-pesan Api
).
3. Susunlah paragraf induktif yang ditutup dengan kalimat
Memang siswa di SMA ini aktif
berolahraga
!
4. Kalimat
Bensin habis
dalam dialog berikut memiliki dua maksud. Jelaskan!
Seorang anak belum juga berangkat kuliah. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 06.45.
Padahal kuliah dimulai pukul 07.00.
Ayah
: ”Lho, kok, belum berangkat?”
Anak
:
”Bensin habis.”
Evaluasi
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
92
Refleksi
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.