Gambar Sampul Bahasa Indonesia · g_Bab 7 Mari Beraktivitas di Sekolah
Bahasa Indonesia · g_Bab 7 Mari Beraktivitas di Sekolah
Sunardi

24/08/2021 15:58:42

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 7

Mari Beraktivitas di

Sekolah

Sumber:

Dokumen penerbit

Rancangan sebuah program kegiatan sekolah hendaknya runtut dan lengkap.

Struktur, isi, dan bahasa hendaknya baik dan benar. Dengan demikian,

penyampaiannya, baik secara lisan maupun tertulis, menjadi lebih mudah. Pendengar

pun mudah memahaminya. Lebih-lebih bilamana rancangan itu disampaikan secara

lisan dengan gaya dan lafal yang menarik menggunakan media dan sarana yang

memadai.

Jika dibacakan, penyampaian program itu tidak jauh berbeda dengan pidato. jika

dibaca, program itu tampak sebagai rangkaian paragraf. Kalau dianalisis penalarannya,

mungkin program itu disusun dengan penalaran induktif atau deduktif. Bagaimana

pidato dan penalaran induktif, pelajaran ini akan membantu Anda.

Kemampuan Berbahasa

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

82

A. Mendengarkan

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menganalisis laporan pelaksanaan kegiatan yang

disampaikan

Menganalisis Laporan Pelaksanaan kegiatan

1. Hakikat laporan

Perhatikan gambar! Kegiatan serupa

pernah A

nda lakukan? Berhasil? Jawabannya

tergantung pada persiapan dan pelaksanaan.

Apakah kegiatan direncanakan masak-masak

dan benar-benar dilaksanakan sesuai dengan

rencana? Kalau jawabnya sudah, dari mana

tahu? Kalau jawabnya belum, dari mana tahu?

Direncanakan atau tidak, dilaksanakan atau

tidak, berhasil atau tidak, hanya diketahui dari

laporan yang dibuat oleh pelaksananya. Nah,

laporan inilah bentuk dari pertanggungjawaban

dari pelaksana.

2. Isi dan komposisi laporan

Idealnya laporan harus (1) jelas dan tegas, (2) lengkap, (3) benar dan objektif, (4)

disusun dengan cermat dan konsisten, (5) disampaikan tepat pada waktunya, (6)

disampaikan melalui saluran dan prosedur yang benar serta tidak salah sasaran.

Laporan biasanya disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, tubuh laporan, dan

akhir laporan.

Bagan 7.1 Sistematika Laporan

Nama Bagian

Kandungan Isi

Bagian Awal Laporan

1. Judul laporan

2. Pengesahan

3. Daftar isi

4. Daftar tabel

5. Abstraksi

6. Pengantar

Tubuh Laporan

1. P

endahuluan (latar belakang, ruang lingkup,

tujuan dan lain-lain.)

2. Inti laporan

3. Penutup (kesimpulan dan saran)

Bagian Akhir Laporan

1. Daftar pustaka

2. Lampiran-lampiran

gambar kerja bakti, pentas seni,

donor darah , class meeting

Mari Beraktivitas di Sekolah

83

Tidak setiap laporan harus lengkap seperti di atas. Laporan penerimaan siswa baru,

karya wisata, pesaantren kilat, pemahaman Alkitab, aksi sosial, studi banding, dan aksi

sosial, misalnya, tidak harus mematuhi sistematika di atas, yang penting ada pendahuluan,

inti laporan, dan penutup. Pada laporan yang menyangkut penggunaan uang, lampiran

diperlukan.

3. Instrumen analisis laporan

Untuk menganalisis laporan, beberapa langkah yang perlu ditempuh adalah (1)

menentukan tujuan analisis, (2) menentukan laporan yang akan dianalisis, (3) menentukan

teknik, (4) menyusun instrumen, (5) melaporkan hasilnya.

Tujuan utama analisis laporan adalah menemukan unsur-unsur yang terdapat di

dalamnya, baik bentuk, isi, maupun bahasanya. Laporan mana yang akan dianalisis

tergantung pada kesiapan masing-masing. Tekniknya dapat dilakukan dengan menyimak

bentuk, isi, dan bahasanya (lafal, kata, frase, klausa, kalimat). Berdasarkan hal itu, kita

susun instrumen analisis (lihat contoh instrumen berikut).

Analisis

Laporan Pelaksanaan Kegiatan

1

. Identitas objek analisis

a. Nama kegiatan

yang dilapor

an

: .....................................................................

b. Nama pelapor/pembaca laporan

:

.....................................................................

c. Hari, tanggal peny

ampaian lapor

an :

.....................................................................

d. Isi pokok laporan

: .....................................................................

2. Hasil analisis unsur nonkebahasaan

Unsur yang

Hasil Analisis

Dianalisis

1. kejelasan

jelas

kur

ang jelas

t

idak jelas

2. ketegasan

tegas

kur

ang tegas

tidak tegas

3. kelengkapan

lengkap

kur

ang lengkap

tidak lengkap

4. kebenaran

benar

kur

ang benar

t

idak benar

5. objektivitas

objektif

kurang objektif

tidak objektif

6. kecermatan

cermat

kurang cermat

tidak cermat

7. konsistensi

konsisten

kurang konsisten

tidak konsisten

8. ketepatan waktu

tepat waktu

kurang tepat waktu

tidak tepat waktu

9. prosedur

ses

uai prosedur

kurang se

suai

tidak sesuai

10. sasaran

mengenai sasaran

kurang kena

t

idak kena

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

84

B. Berbicara

3. Hasil analisis unsur kebahasaan

Unsur yang

Hasil analisis

dianalisis

1. lafal

jelas

kurang jelas

t

idak jelas

2. intonasi

m

enarik

kur

ang menarik

t

idak menarik

3. bentuk kata

t

anpa kesalahan

ada kesalahan

banyak kesalahan

4. pilihan kata

t

epat

kur

ang tepat

tidak tepat

5. kalimat

m

udah dipahami

agak sukar

sukar

1. Sekarang cobalah ingat-ingat kembali kegiatan sekolah yang pernah Anda lakukan! Kalau

diizinkan, ambil kembali arsip laporannya! Jika tidak ada, marilah kita buat laporannya!

2. Kalau sudah jadi, bacakan laporan itu di depan kelas! Kemudian analisislah dengan

menggunakan instrumen analisis!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menjelaskan program kegiatan secara rinci dan

informasi tambahan untuk mendukung program.

Menjelaskan program kegiatan

Tiap organisasi, lembaga, atau instansi umumnya memiliki target tertentu. Agar target

tidak meleset, program dibuat. Bentuk dan isinya mencerminkan gambaran yang sistematis

mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Uji Kompetensi 7.1

Mari Beraktivitas di Sekolah

85

C. Membaca

1. Jelaskan secara lisan program berikut!

Program Kerja Kesiswaan Tahun Pelajaran 2007 – 2008

No

SubKomponen

Program

Tujuan

I

ndikator

P

enanggung

P

elaksana

Sumber

Waktu

Jawab

Dana

P

elaksana

1.

PSB

Peningkatan Mem

enuhi

Jum

lah siswa Kepala Sekolah WKS

Komite

April – Mei –

animo

daya tampung Ters

edia alat

kesiswaan

sekolah

Juni

Memilih siswa tes st

andar

Kepala Sekolah Panitia

Komite

April – Mei –

sesuai prestasi nilai relatif

sekolah

Juni

tinggi

2.

Pembinaan

P

eningkatan Menc

apai

siswa tertib,

K

epala Sekolah WKS

Komite

Sep

anjang

siswa

kedisiplinan

pr

ogram

sesuai

dengan

kesis

waan

sekolah

waktu

kesiswaan

program

wali, BP

3.

Ekstrakurikuler Pentas seni

Menyalurkan

Siswa berani

Kepala Sekolah WKS

Komite

Juli

bakat seni

tampil

dalam

Kesis

waan,

sekolah

unjuk seni

Wali kelas,

Pembimbing

4.

Karya wisata

Kunjungan

B

elajar di

Siswa berhasil Kepala Sekolah Panitia

Komite

Juli

kerja siswa

objek langsung

menyusun

dan guru sesuai

sek

olah

laporan KBM

mata pelajaran

dan iuran

di luar kelas

siswa

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat membacakan teks pidato dengan memperhatikan

kejelasan ucapan, intonasi, dan ekspresi wajah, serta penekanan pada

kata-kata kunci.

Membacakan teks pidato

Pernah mendengarkan pidato yang hambar? Pernah mendengarkan pidato yang

memukau? Kalau harus memilih, pidato manakah yang Anda suka? Hambar atau memukau?

Nah, agar pidato Anda memukau, Anda harus berusaha mengidentifikasikan diri dengan ora-

tor yang pidatonya memukau.

Agar dapat membacakan pidato dengan baik, pembaca harus 1) menguasai masalah

yang disampaikan, 2) mulai membacakan teks kalau situasi sudah memungkinkan,

3

) melafalkan teks dengan jelas dan tepat, 4) mengarahkan pandangan ke arah pendengar,

dan 5) bersikap sopan, hormat, dan memperlihatkan rasa persaudaraan.

Uji Kompetensi 7.2

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

86

Bacalah teks pidato berikut dengan memperhatikan kejelasan ucapan, intonasi, dan ekspresi

wajah, serta penekanan pada kata-kata kunci.

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Saudara-saudara yang berbahagia

Sebelum saya menyampaikan sambutan saya di tengah-tengah upacara peringatan

HUT Proklamasi Kemerdekaan ini, marilah kita bersama-sama memekikkan salam

kemerdekaan kita.

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Terima kasih.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

karena berkat kasihNya, kita masih diberi kesempatan untuk merayakan HUT Kemerdekaan

kali ini dalam suasana antusias dan berbahagia.

Saudara-saudara peserta upacara dan tamu undangan yang saya banggakan. Pada

hari ini, tanggal 17 Agustus 2008 tepat enam puluh dua tahun kemerdekaan kita.

Kemerdekaan yang sudah 63 tahun kita peringati ini secara umur bukanlah usia yang

muda lagi. Usia ini justru usia yang semakin dewasa dan matang. Dengan usia

kemerdekaan yang sekian ini, marilah kita tingkatkan kualitas kita sebagai bangsa

Indonesia yang kita cintai ini.

Saudara-saudara sekalian!

HUT Kemerdekaan ini kita rayakan dan peringati di tengah situasi negara kita yang

dilanda krisis di banyak bidang. Tidak mengapa! Justru di tengah-tengah keadaan yang

demikian ini, kita dapat mengukur sejauh mana dan sebesar apa cinta kita kepada bangsa

dan negara kita ini. Keadaan seperti sekarang ini belum apa-apa jika dibandingkan dengan

keadaan negara kita pada waktu dulu, di saat para pendahulu kita memperjuangkan lahirnya

negara ini untuk merdeka.

Saudara-saudara sekalian.

Akhirnya, marilah kita berbuat untuk negeri ini. Kita mawas diri secara jujur untuk

menemukan segala kekurangan dan kelemahan kita. Dengan beralaskan segala temuan

kelemahan dan kekurangan itu, kita bangkit untuk menutup segala kelemahan dan

kekurangan itu untuk menjadi keunggulan dan kebaikan kita dalam berbangsa dan

bernegara. Dengan demikian, cita-cita persatuan dan kesatuan nyata di tangan kita.

Sekian terima kasih.

Uji Kompetensi 7.3

Mari Beraktivitas di Sekolah

87

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menyusun paragraf deduktif dan induktif sesuai

dengan ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif.

Menyusun Paragraf

1. Menyusun paragraf induktif

Jika Anda menyusun paragraf induktif, Anda harus meletakkan kalimat utama pada

akhir paragraf. Mengapa? Karena paragraf induktif disusun dengan penalaran induktif.

Bagan Paragraf Induktif

................................................................

kalimat penjelas

................................................................

kalimat penjelas

................................................................

kalimat penjelas

................................................................

kalimat

utama

Dalam penyusunan paragraf induktif, penulis harus dapat menyebutkan sejumlah

peristiwa khusus lebih dahulu. Kalau jumlahnya sudah dianggap cukup, ia harus dapat

merumuskannya ke dalam satu kesimpulan yang bersifat umum.

Bagan Penalaran Induktif

Contoh:

Dari sebuah penelitian tentang kehadiran 100 siswa SMA XX dalam bulan November

2007, diperoleh data sebagai berikut. Delapan puluh lima siswa tidak pernah terlambat,

tiga belas siswa kadang terlambat, kadang tidak, dan dua siswa selalu terlambat. Dari

data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa SMA XX umumnya tidak terlambat

masuk sekolah.

2. Mengenal corak penalaran induksi

Penalaran induksi dapat dilakukan dengan

generalisasi, analogi

, dan

hubungan sebab-

akibat. Generalisasi

merupakan proses mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum

dari sejumlah peristiwa khusus.

Kehadiran siswa SMA XX

di atas merupakan contoh

generalisasi.

Peristiwa khusus 1

Peristiwa khusus 2

Peristiwa khusus 3

Peristiwa umum

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

88

Analogi

atau kias adalah proses berpikir untuk mendapatkan kesimpulan dari dua

peristiwa yang memiliki banyak kesamaan. Apa yang berlaku pada peristiwa yang satu

diyakini berlaku pula pada peristiwa lain.

Contoh:

Ikan paus dan sapi adalah dua binatang yang berbeda. Ikan paus hanya hidup di laut,

sedangkan sapi hanya di darat. Walaupun demikian, keduanya memiliki banyak kesamaan.

Keduanya bernapas dengan paru-paru, berdarah panas, dan berkembang biak dengan

melahirkan anaknya masing-masing. Kalau sapi menyusui anaknya, diyakini pula bahwa

ikan paus pun berbuat serupa.

Hubungan

sebab-akibat

bertolak dari keyakinan bahwa tidak ada sesuatu tanpa sebab.

Dari sebuah peristiwa yang dianggap sebagai sebab, Anda dapat menentukan peristiwa

berikutnya yang menjadi akibatnya, misalnya:

Saya bangun kesiangan. Akibatnya, saya terlambat.

Hubungan sebab-akibat dapat terjadi sebaliknya. Sebuah peristiwa dapat dianggap

sebagai akibat. Selanjutnya disajikan peristiwa lain yang menjadi penyebabnya, misalnya:

Pak Amat bersyukur. Anaknya yang hanya semata wayang lulus dengan predikat sangat

memuaskan.

1. Lengkapilah paragraf induktif berikut dengan kata, kelompok kata, atau kalimat yang

sesuai!

a. Siswa di kelas kami ada 30 orang; 20 orang di antaranya mengenakan baju berlengan

panjang; selebihnya berlengan pendek. Dapat disimpulkan bahwa ....

b. Kita tahu benda yang disebut arloji. Di dalamnya terdapat komponen yang rumit. Gerak

kompenennya teratur dengan irama tertentu. Kita yakin bahwa arloji itu dibuat orang.

Tentu pembuatnya bukan sembarangan. Ia tentu pandai. Di luar arloji, kita mengenal

alam semesta. Di dalamnya terdapat matahari, bulan, dan jutaan bintang. Komponen

itu beredar dengan teratur seperti teraturnya gerak komponen arloji. Semua mengikuti

irama tertentu. Kalau arloji ada dibuat, bukan tidak mungkin alam semesta pun ....

Kalau pemakai arloji tidak dapat melihat pembuatnya, bukan tidak mungkin penghuni

alam raya pun ...

Kalau arloji dibuat oleh tokoh yang pandai, bukan tidak mungkin alam semesta pun

dibuat oleh ....

c. Harga BBM naik. Akibatnya, harga ..., ..., ... dan ....

d. ... hal itu wajar mengingat hujan lebat turun berhari-hari lamanya.

Uji Kompetensi 7.4

Mari Beraktivitas di Sekolah

89

2. Perhatikan ilustrasi berikut!

Siswa di kelas kami ada 30 orang. Nilai siswa nomor absen 1 sampai 30 dalam ulangan

Matematika kemarin berturut-turut tercatat sebagai berikut:

53

68

75

85

83

80

71

47

87

70

67

57

70

52

68

69

65

75

43

70

74

70

70

64

65

61

60

70

77

33

a. Rumuskan sebuah kesimpulan induktif dari data di atas!

b. Buatlah paragraf induksi berdasarkan data nilai di atas!

Tujuan Pembelajaran:

Anda diharapkan dapat menggunakan berbagai jenis kalimat secara

pragmatik.

Mengenal Kalimat Pragmatik

Anda mengenal kata

pintar,

bukan? Nah, dalam kalimat

’Karena pintar, Abi disayangi

guru-gurunya’,

kata

pintar

berarti

pandai

atau

cakap.

Tetapi, apabila dilihat dari penggunaannya,

pintar

tidak selalu berarti

pandai

atau

cakap.

Perhatikan dialog berikut!

I

bu

: ”Ton, bagaimana ulanganmu matematika?”

Tony

: ”Saya dapat 42, Bu.”

Timy

: ”Saya 25”

Ibu

: ”Timy, kamu ini memang anak Ibu yang paling

pintar

.”

Kata

pintar

pada dialog di atas tidak bermakna

pandai

, tetapi sebaliknya,

bodoh

. Makna

itu tidak lepas dari konteks pembicaraan mereka. Pembicaraan mengenai pemakaian kata,

frase, dan kalimat yang selalu terikat konteks inilah yang dipelajari dalam pragmatik.

Tentukan kalimat pragmatik yang terdapat dalam ilustrasi berikut, dan jelaskan maksudnya!

1. Pada suatu siang pelajaran Matematika. Pintu dan jendela kelas tertutup. Kipas angin

dan AC tidak ada. Anak-anak mengerjakan soal dengan serius. Guru duduk sambil

memerhatikan murid-muridnya. Tidak berapa lama kemudian, ia bergumam sambil

mengipas-ngipaskan tangan ke tubuhnya,

”Uh, panas sekali

.” Begitu mendengar ucapan

itu, Abi, salah seorang yang duduk dekat jendela membuka jendela lebar-lebar.

2. Pada suatu sore ayah dan ibu duduk-duduk di ruang tamu. Tak lama terdengar Abi berteriak-

teriak, ”Eyang datang! Eyang datang!”

Bapak : ”Bu, k

opi!”

Ibu

: (

segera ke belakang menyiapkan kopi

).

Uji Kompetensi 7.5

Ada Apa dalam Bahasa Kita?

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

90

Rangkuman

3. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Abi dan Roni masih asyik bercanda di ruang

tamu. Dari ruang dalam ibu berkata agak keras, ”Abi, pukul berapa sekarang?”

Canda di ruang tamu tiba-tiba terhenti. Hening sejenak.

Roni

: ”Bu,

Roni mohon pamit.”

Ibu

: ”Lho, kok buru-buru? Masih sore begini?”

4. Ibu :

(Melihat Abi masih bermain-main, belum berangkat ke sekolah, padahal jam sudah

menunjukkan pukul 06.30, padahal jam masuk sekolah pukul 07.00).

”Abi, pukul

berapa sekarang?”

Abi mematikan komputer lalu pergi. Tiba di sekolah, pelajaran pertama sudah dimulai.

Abi

: ”Selamat pagi, Pak.”

Guru

: ”Jam berapa sekarang?”

Abi

: ”Maaf, Pak. Jalan macet.”

1. Laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban. Menganalisis laporan harus

sejalan dengan tuntutan laporan yang (1) jelas dan tegas, (2) lengkap, (3) benar

dan objektif, (4) disusun dengan cermat dan konsisten, (5) disampaikan tepat waktu

melalui saluran dan prosedur yang benar, (6) disusun langsung mengenai sasaran.

2. Untuk mencapai target, organisasi, lembaga, atau instansi program kerja dan

proposal dibuat. Bentuk dan isinya secara sistematis mencerminkan kegiatan yang

akan dilakukan. Menjelaskan program kepada orang lain berarti membahasakannya

agar diterima dengan baik.

3. Membaca teks pidato tidak sekadar melisankan teks, tetapi lebih dari itu. Pembaca

harus (1) mengidentifikasi dirinya sebagai orator yang diidolakan, (2) menguasai

masalah yang disampaikan, (3) mulai membaca teks jika situasi sudah

memungkinkan, (4) melafalkan teks dengan jelas dan tepat, (5) mengarahkan

pandangan ke arah pendengar, dan (6) bersikap sopan dan familier.

4. Paragraf induktif disusun dengan menyajikan sejumlah peristiwa khusus kemudian

daripadanya ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Kesimpulan ini ditempatkan

pada akhir paragraf. Sementara itu, induksi dapat ditempuh dengan

generalisasi,

analogi

, atau

hubungan sebab-akibat. Generalisasi

merupakan proses berpikir

mendapatkan kesimpulan umum dari sejumlah peristiwa khusus.

Analogi

merupakan proses berpikir untuk mendapatkan kesimpulan dari dua peristiwa yang

memiliki banyak kesamaan. Apa yang berlaku pada peristiwa yang satu diyakini

berlaku pula pada peristiwa lain. Hubungan

sebab-akibat

bertolak dari anggapan

bahwa tidak akan ada sesuatu tanpa sebab.

5. Kalimat pragmatik dikenal karena penggunaan dan maknanya disesuaikan dengan

konteksnya masing-masing.

Mari Beraktivitas di Sekolah

91

KELOMPOK PECINTA SASTRA DAN BUDAYA

SMA NUSANTARA SURABAYA

2007-2008

1. Jelaskan rencana kegiatan berikut kepada rekan-rekan Anda!

No.

Jenis Kegiatan

Waktu

Tempat

Sumber

Penanggung

Dana

Jawab

1.

Lomba penulisan

Oktober 2007 SMA Nus

antara

Anggaran OSIS

Damarsasi

cerpen pendek

2.

Kunjungan ke

Januari 2008

Yogyakarta

Iuran, s

ponsor,

Sofiantoro

Museum Sonobudoyo

anggaran osis

2. Apa yang disampaikan pembicara kepada pendengarnya dalam penggalan pidato berikut?

Kita harus berubah. Kita harus berubah. Tak ada yang dapat mengubah keadaan

selain diri kita sendiri. Ketidakadilan harus kita ubah menjadi keadilan. Nasib kita yang

selalu ada di bawah harus kita angkat sendiri agar berada di atas. Kita semua tahu,

negeri kita amat kaya, tetapi selama ini hanya untuk

rayahan

atau untuk

bancakan

para

pejabatnya, sedang kita hanya kebagian sisa-sisanya. Mereka yang suka

bancakan

harta

rakyat dan harta negara itu harus kita ganyang, harus kita lengserkan, harus kita ganti.

Setuju saudara-saudara? (Mustofa W. Hasyim,

Kali Code, Pesan-pesan Api

).

3. Susunlah paragraf induktif yang ditutup dengan kalimat

Memang siswa di SMA ini aktif

berolahraga

!

4. Kalimat

Bensin habis

dalam dialog berikut memiliki dua maksud. Jelaskan!

Seorang anak belum juga berangkat kuliah. Padahal, jam sudah menunjukkan pukul 06.45.

Padahal kuliah dimulai pukul 07.00.

Ayah

: ”Lho, kok, belum berangkat?”

Anak

:

”Bensin habis.”

Evaluasi

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

92

Refleksi

Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban

Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat

keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.

Tabel Penguasaan Materi

Skor

Tingkat Penguasaan Materi

85 – 100

Baik sekali

70 – 84

Baik

60 – 69

Cukup

< 60

Kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang

berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi

pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.