Gambar Sampul Bahasa Indonesia · g_Bab 7 Air Sumber Hidup
Bahasa Indonesia · g_Bab 7 Air Sumber Hidup
Gunawan

24/08/2021 16:12:49

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

83

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

VII

Air Sumber Hidup

Perhatikan gambar berikut ini!

Tumbuhan eceng gondok ternyata membawa berkah. Tumbuhan tersebut

mampu menyerap racun pada air sungai yang tercemar logam berat. Unsur

logam berat yang terdiri atas merkuri (Hg), timbel (Pb), kadmium (Cd), dan

unsur kimia lain tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk

kanker.

Repro:

Tempo

, 2–8 Juli 2007

84

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

Mendengarkan Pembacaan Teks Drama

8

Teks Mendengarkan (halaman 179)

Anda akan mendengarkan pembacaan teks drama, mendiskusikan drama

dari segi intrinsiknya, dan menyimpulkan isi drama yang didengarkan.

Simaklah pembacaan drama yang dilakukan oleh empat orang teman Anda. Sambil

mendengarkan, catatlah unsur intrinsik drama tersebut!

Bagaimana kesan Anda setelah mendengarkan pembacaan teks drama

tersebut? Drama merupakan tiruan kehidupan manusia. Konflik yang terjadi

dalam naskah drama seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Teks drama yang baru saja Anda dengarkan tersebut dapat disebut drama

naskah. Drama naskah dapat dibedakan dengan drama pentas. Drama naskah

merupakan salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang

didasarkan atas konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan.

Sementara itu, drama pentas adalah jenis kesenian mandiri, yang merupakan

integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni dekor,

seni kostum, seni rias, dan sebagainya.

Unsur-Unsur Drama

Drama naskah juga dapat disebut sastra lakon. Seperti halnya

dengan puisi dan prosa, drama naskah dibangun atas unsur-unsur

intrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama naskah sebagai berikut.

1.

Plot atau kerangka cerita

Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir

yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan.

Jalinan konflik dalam plot biasanya meliputi pelukisan awal cerita atau

exposition

, pertikaian awal atau komplikasi, klimaks atau titik puncak

cerita, penyelesaian atau resolusi, dan penyelesaian. Drama-drama

modern akan berhenti pada klimaks atau resolusi. Namun, drama

tradisional perlu

catastrophe

atau keputusan. Dalam tahap ini masih

ada ulasan penguat terhadap seluruh kisah lakon itu.

Menurut Herman J. Waluyo, plot drama ada tiga jenis.

a.

Sirkuler yaitu cerita berkisar pada satu peristiwa saja.

b.

Linear yaitu cerita bergerak dari A—Z.

c.

Episodik yaitu jalinan cerita itu terpisah kemudian bertemu pada

akhir cerita.

Dalam drama naskah plot diwujudkan dalam babak dan adegan.

Perbedaan babak berarti perbedaan

setting

baik waktu, tempat,

maupun ruang.

2.

Penokohan dan perwatakan

Penokohan berkaitan erat dengan perwatakan. Dalam drama

naskah biasanya terdapat daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam

85

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

drama itu. Daftar tokoh-tokoh itu pun dapat disertai dengan penjelasan

tentang nama, umur, jenis kelamin, jabatan, dan keadaan jiwanya.

Sementara itu, watak para tokoh dapat digambarkan berdasarkan

keadaan fisik (misalnya umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh), psikis

(misalnya temperamen, keadaan emosinya), dan sosial (misalnya

pekerjaan, kelas sosial). Watak tokoh-tokoh tersebut digambarkan

dengan jelas dalam dialog dan catatan samping.

Berdasarkan peranannya dalam cerita terdapat tokoh-tokoh

sebagai berikut.

a.

Tokoh protagonis. Tokoh ini mendukung cerita. Biasanya ada satu

atau dua figur tokoh protagonis utama yang dibantu beberapa

tokoh yang mendukung cerita.

b.

Tokoh antagonis. Tokoh ini menentang cerita. Biasanya ada satu

atau lebih tokoh utama yang menentang cerita.

c.

Tokoh tritagonis. Tokoh ini dapat disebut sebagai tokoh pembantu

baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.

3.

Setting

Setting

dapat disebut sebagai latar atau tempat kejadian cerita.

Setting

dalam drama biasanya terdiri atas tiga dimensi yaitu tempat,

ruang, dan waktu.

Setting

dalam drama harus ditentukan dengan

cermat karena harus dapat memberikan kemungkinan untuk

dipentaskan.

Setting

tempat tidak berdiri sendiri.

Setting

tempat berhubungan

dengan waktu dan ruang. Misalnya, bertempat di desa atau kota, di

dalam rumah atau di luar rumah, pada waktu pagi, siang, atau sore

hari. Sebaliknya,

setting

waktu juga harus berkaitan dengan

setting

tempat dan ruang. Dengan demikian, dapat tercipta

setting

yang hidup.

Hal ini tentu saja berhubungan dengan kostum, tata pentas,

make-up

,

dan perlengkapan lainnya jika drama ini dipentaskan.

4.

Tema

Tema adalah gagasan pokok yang terkandung dalam cerita. Tema

drama dikembangkan melalui plot dan tokoh-tokoh beserta

perwatakannya yang memungkinkan konflik dan diwujudkan dalam

bentuk dialog. Dialog tersebut mengejawantahkan tema dari lakon.

Dengan demikian, melalui dialog tokoh-tokoh drama inilah kita dapat

menemukan tema dari lakon. Penafsiran terhadap tema drama antara

orang yang satu dengan orang yang lain dapat berbeda. Hal ini

disebabkan naskah drama bersifat multi-interpretasi.

Tema juga berhubungan dengan sudut pandang mana pengarang

memandang kehidupan di dunia ini. Apakah dari sudut bahagia,

mencemooh, penuh harapan, ataukah kehidupan di dunia ini tidak

bermakna sama sekali. Dalam menciptakan naskah drama, dasar

pemikiran pengarang seringkali dipengaruhi oleh aliran filsafat

tertentu, misalnya aliran realisme sosial. Dalam hal ini titik berat

permasalahan dalam konflik drama yang diangkat pengarang

cenderung berkaitan dengan masalah sosial, seperti kemiskinan,

penindasan, kepincangan sosial. Namun demikian, banyak juga

pengarang yang tidak menganut aliran tertentu, yang penafsirannya

sering dihubungkan dengan zaman pengarang itu hidup.

86

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

Menyampaikan Program Kegiatan

Anda akan mengemukakan program kegiatan dan memperbaiki program

kegiatan berdasarkan berbagai masukan.

A.

Anda telah mencatat unsur-unsur intrinsik drama yang Anda dengarkan. Sekarang

jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1.

Apakah tema penggalan drama ”Maling”?

2. Peristiwa apakah yang merupakan komplikasi, klimaks, dan

penyelesaian?

3.

Siapakah tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dalam penggalan drama

tersebut?

4.

Bagaimana perwatakan setiap tokoh-tokoh dalam drama tersebut?

5.

Bagaimana latar waktu, latar tempat, dan latar ruang penggalan drama

tersebut?

Perlu Anda ketahui!

Jawaban pertanyaan pada kegiatan A merupakan unsur intrinsik cerita.

B.

Bergabunglah dengan teman sebangku. Diskusikanlah jawaban kegiatan A!

C.

Simpulkan isi drama yang telah Anda simak. Lakukan langkah-langkah berikut!

1.

Simaklah pembacaan naskah drama dengan saksama!

2.

Identifikasikan peristiwa-peristiwa yang telah diidentifikasi tersebut

menjadi sebuah ringkasan cerita!

3.

Gabungkan peristiwa-peristiwa yang telah diidentifikasi tersebut

menjadi sebuah ringkasan cerita!

Di setiap sekolah selalu ada program kegiatan sekolah. Program

kegiatan sekolah itu, misalnya Karya Ilmiah Remaja (KIR), studi banding,

study tour

, pecinta alam. Sebelum program kegiatan itu dilaksanakan,

biasanya membuat usulan atau proposal kegiatan dahulu. Usulan atau

proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja.

Proposal diajukan dengan tujuan untuk mendapat persetujuan atau izin

atas kegiatan yang akan dilaksanakan. Namun, kadang kala proposal

diajukan dengan tujuan untuk mendapatkan bantuan dana. Pembuat pro-

posal harus dapat merangkaikan hal atau masalah yang diusulkan dalam

proposal dengan baik. Proposal yang dibuat harus memuat unsur-unsur

berikut ini.

1.

Rumusan Permasalahan

Rumusan permasalahan berisi latar belakang permasalahan yang

dihadapi dan menunjukkan pentingnya permasalahan tersebut untuk

segera diselesaikan.

2.

Saran Pemecahan dan Pengajuan Usulan

Saran pemecahan merupakan inti atau sasaran utama dari setiap

proposal. Dalam bagian ini penyusun berusaha menyajikan jalan

keluar atas masalah yang dihadapi. Kemudian, jalan keluar yang telah

diuraikan tersebut dirumuskan dalam bentuk usulan yang berupa

87

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

kegiatan. Untuk mencapai tujuan seperti yang diungkapkan dalam

usulan tersebut, penyusun dapat memberi penjelasan secara singkat

mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.

3.

Teknik Pelaksanaan

Teknik pelaksanaan adalah cara menyelesaikan permasalahan

yang diajukan dalam proposal. Teknik pelaksanaan ini dimaksudkan

untuk mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu, juga untuk

meyakinkan penerima proposal bahwa permasalahan tersebut dapat

disampaikan secara logis dan tepat guna.

4.

Pelaksanaan kegiatan

Pada bagian ini penyusun proposal menyajikan jadwal atau

pelaksanaan program kerja. Dengan begitu, penerima proposal dapat

mempunyai gambaran tentang kegiatan sejak awal hingga akhir.

5.

Anggaran

Anggaran adalah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan

permasalahan yang diungkapkan dalam proposal. Penyusun proposal

dapat menyajikan anggaran yang diperlukan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut.

6.

Penutup

Bagian ini berisi tempat, tanggal penyusunan proposal, dan

penanggung jawab proposal.

Lakukan kegiatan berikut!

Kegiatan 1

1.

Buatlah beberapa kelompok di kelas Anda!

2.

Buatlah daftar kegiatan yang ada di sekolah Anda!

3.

Tentukan satu program unggulan dalam kelompok Anda!

4.

Susunlah program kegiatan dalam bentuk proposal!

Contoh proposal kegiatan:

Proposal Kegiatan Penelitian Air Sungai

A. Rumusan Permasalahan

Sudah sepuluh tahun terakhir warga Simongan, Semarang Barat,

tidak lagi menggunakan air dari Perusahaan Daerah Air Minum Semarang

untuk memasak. Mereka meragukan kebersihannya. Rasa air itu payau

dan agak berbau.

Daerah Simongan merupakan kawasan industri. Pabrik berat seperti

baja ada di lingkungan tersebut. Akibatnya, serbuan polusi air dan udara

tidak terbendung lagi menyerang keseharian warga. Apalagi beberapa

sungai yang menjadi sumber air PDAM telah tercemar logam berat.

Masalah pencemaran, terutama di Kawasan Sungai Garang dan Terboyo

sudah menjadi keprihatinan para ahli lingkungan Semarang sejak akhir

1980-an. Dalam penelitian dari tahun 1980-an – 2003 terdapat 1.229

pabrik berdiri di sepanjang aliran Sungai Simongan. Hampir semua pabrik

membuang limbah ke sungai tersebut. Selain itu, penduduk sekitar turut

membuang sampah di sungai tersebut. Akibatnya, mendekati hilir

permukaan sungai menjadi keruh dan berbau. Pencemaran tersebut telah

merusak ekosistem dan biota air sungai. Penduduk Semarang kehilangan

makanan favorit, yaitu sate kerang dara, yang semula kerang tersebut

hidup di sungai itu.

88

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

B. Saran Pemecahan dan Usulan

Berkaitan dengan permasalahan tersebut, salah satu cara mengatasi

pencemaran polusi yaitu dengan tanaman air eceng gondok. Eceng

gondok tersebut sebagai

biofilter

untuk logam berat. Sel-sel pada akar,

batang, dan daunnya lebih rapat dan responsif mengisap racun. Selain

itu, eceng gondok juga tidak dikonsumsi manusia sehingga tidak

membahayakan. Tanaman lain yang dapat menyerap racun yaitu

kangkung dan talas air.

C. Teknik Pelaksanaan

Berikut langkah-langkah kerja yang akan dilaksanakan dalam penelitian.

D. Pelaksanaan

Langkah pelaksanaan penelitian air sungai sebagai berikut.

1.

Meneliti sejumlah tumbuhan air yang mempunyai kemampuan

menyerap racun, yaitu eceng gondok, kangkung, dan talas air. Pilihan

jatuh pada eceng gondok. Sel-sel pada akar, batang, dan daunnya

lebih rapat dan responsif mengisap racun. Selain itu, eceng gondok

juga tidak dikonsumsi manusia.

2.

Menjaring berbagai referensi penelitian tentang tingkat pencemaran

logam berat di sungai.

3.

Mengambil 40 liter air sampel Sungai Terboyo dari lima titik lokasi.

Hal serupa juga dilakukan untuk Sungai Garang.

4.

Menyiapkan tiga drum air. Dua drum berisi air dari Sungai Terboyo

dan Sungai Garang. Drum satunya berisi air murni.

5.

Ketiga drum air diisi eceng gondok dan dibiarkan selama satu bulan.

E. Anggaran

(Tentukan menurut kebutuhan)

F.

Penutup

Demikian proposal ini saya ajukan.

Semarang, 5 Februari 2008

Hormat saya,

1.

Indrajit Ali Gorbi

2.

Choirudin Anas

Air Sungai Terboyo

Air Sungai Garang

Air Murni

Eceng Gondok

1 bulan

Air Sungai Terboyo

Air Sungai Garang

Air Murni

89

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

Kegiatan 2

1.

Presentasikan proposal atau program kegiatan kelompok Anda!

2.

Benahilah proposal atau program kegiatan kelompok Anda dengan

memperhatikan masukan dari kelompok lain!

Membaca Cepat Teks

Sebagai seorang pelajar Anda harus mempunyai pengetahuan dan

wawasan yang luas. Pengetahuan dan wawasan luas itu dapat Anda

peroleh dengan rajin membaca, baik membaca buku, majalah, maupun

surat kabar. Apalagi saat ini media cetak berkembang begitu pesat. Setiap

hari Anda dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, termasuk

informasi yang berkaitan dengan lingkungan.

Begitu banyaknya informasi yang bermunculan setiap hari, Anda

harus menguasai teknik membaca cepat. Membaca cepat merupakan salah

satu teknik membaca yang dilakukan dengan membaca dalam hati.

Dengan teknik membaca ini Anda dapat memperoleh informasi sebanyak-

banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Lalu bagaimanakah

caranya?

Anda dapat dikatakan sebagai pembaca cepat yang baik jika dapat

mengatur irama kecepatan membaca Anda. Irama kecepatan Anda harus

disesuaikan dengan tujuan, kebutuhan, dan keadaan bahan yang Anda

baca. Kecepatan membaca yang dilakukan pun tidak monoton. Pada saat

membaca bagian yang penting kecepatan membaca dapat dikurangi. Selain

itu, Anda juga harus mampu menjawab secara benar 75% dari seluruh

pertanyaan. Jadi, selain memperhatikan kecepatan, juga harus benar-benar

memahami isi teks yang dibaca.

Anda dapat menjadi pembaca cepat yang baik dengan rajin berlatih.

Selain itu, Anda juga harus memperhatikan hal-hal berikut.

1.

Berkonsentrasilah hanya pada bacaan yang akan Anda baca!

2.

Jangan menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca!

3.

Jangan menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi

kata!

4.

Jangan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan!

5.

Jangan mengulang kata atau kalimat yang sudah dibaca!

6.

Jangan mengeja dalam hati huruf pada kata-kata yang dibaca!

Membaca cepat dapat Anda gunakan untuk menemukan gagasan utama

setiap paragraf dalam bacaan.

Anda akan membaca teks dengan kecepatan 300–350 kata per menit.

Kemudian, menemukan ide pokok dan menjawab secara benar 75% dari

seluruh pertanyaan.

90

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

A.

Bacalah bacaan berikut. Lakukan langkah-langkah membaca cepat!

1.

Bacalah bacaan berikut selama tiga menit dengan kecepatan 300 kata

per menit!

2. Sediakan jam tangan. Mintalah teman sebangku Anda untuk

menghitung kecepatan membaca Anda!

Sebelum Anda mulai membaca, catat dahulu waktu mulai setepat-

tepatnya. Setelah Anda menyelesaikan bacaan itu, segera lihat jam dan

catat setepat-tepatnya. Hitunglah berapa menit dan detik waktu yang

Anda perlukan untuk membaca!

Waktu mulai: pukul . . . lebih . . . menit . . . detik.

3.

Saat membaca, tandailah gagasan pokok tiap paragraf!

4.

Lakukan kegiatan membaca cepat ini secara bergantian dengan teman

sebangku Anda!

5.

Tuliskan gagasan pokok yang telah Anda tandai!

Monster Bergiat di Pintu Jakarta

Sambil menulis-nulis di buku catatan, gadis

remaja itu mewawancarai seorang pembudidaya

kerang hijau di permukiman nelayan Muara Angke,

Jakarta Utara. Matanya terbelalak ketika dia melihat

cairan kimia berwarna kuning yang digunakan untuk

mengawetkan kerang.

Damayanti lantas meminta sedikit cairan

tersebut dan kembali menelusuri Kali Angke dengan

perahu motor. Bersama tiga rekan sekolahnya dari

SMA Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan

(YMIK) di Manggarai, Jakarta Selatan, dia

menyerahkan temuan itu kepada tim juri yang

menunggu di Suaka Margasatwa Muara Angke.

Puluhan pelajar lain dari sekolah menengah di

Jakarta juga membawa temuan itu kepada tim juri

yang menunggu di Suaka Margasatwa Muara Angke.

Puluhan pelajar lain dari sekolah menengah di

Jakarta juga membawa temuan masing-masing.

Mereka peserta lomba Detektif Lingkungan yang

diselenggarakan Jakarta Green Monster pada Ahad

pagi tiga pekan lalu.

Monster Hijau? Ya, inilah organisasi para r

elawan

yang peduli kawasan pesisir utara Jakarta,

khususnya Suaka Margasatwa Pulau Rambut. Ada

dua lembaga yang memfasilitasi terbentuknya Jakarta

Green Monster. Balai Konservasi Sumber Daya Alam

(BKSDA) Jakarta dan Fauna and Flora International

(FFI) Indonesia Programme.

”Kami ingin menjadikan Jakarta Green Monster

sebagai gerakan sukarelawan warga kota,” ujar

Frank Momberg, Direktur Pengembangan Program

FFI Asia Pasifik, kepada

Tempo

pada Rabu pekan

lalu. Niat Frank mendapat sambutan cukup hangat.

Sampai saat ini ada 1.000 warga yang telah

mendaftar sebagai relawan. Mereka berasal dari

kalangan pegawai negeri sipil, pegawai swasta,

mahasiswa, pencinta alam, wartawan, guru, ibu

rumah tangga, dan lainnya.

Organisasi ini juga mampu menarik warga kelas

bawah yang tinggal di Kelurahan Kapuk Muara dan

Pejagalan, Kecamatan Penjaringan. Mereka men-

dorong warga membentuk kelompok Peduli Kali

Angke dan mengajarkan proses daur ulang sampah

serta menanam pohon bakau. ”Setiap bulan kami

menjual dua rim kertas ke kantor Wali Kota Jakarta

Utara,” ujar Abdul Azis, ketua kelompok.

Kertas tersebut berasal dari sampah yang

hanyut di Kali Muara Angke. Warga dua kelurahan

ini juga dilatih menjadi pemandu wisata ke Pulau

Rambut yang jaraknya 1 kilometer dari Muara Angke.

Para warga yang umumnya buruh pabrik, tukang ojek

dan ibu rumah tangga ini ikut menanam dan menjaga

mangrove di pantai setempat.

Jakarta Green Monster ikut pula membenahi

infrastruktur. Satu setengah tahun lalu

Te m p o

menyaksikan sejumlah bangunan di Suaka

Margasatwa Muara Angke dan Pulau Rambut yang

rusak. Jalan panggung dari papan banyak yang

berlubang dan panjangnya cuma 600 meter. Kini,

gedung yang rusak itu difungsikan sebagai pusat

informasi dan perpustakaan.

Di dekat dermaga, mereka membangun kafe

yang menjual makanan organik, termasuk kertas dan

produk dari bahan daur ulang buatan warga Kapuk

Muara. Kamis dua pekan lalu para pekerja mulai

mengukur rencana jalan panggung sejauh

3,2 kilometer. ”Jika sudah selesai, pengunjung bisa

mengitari suaka margasatwa dan lebih dekat melihat

burung,” kata Ahmad Suwandi, pengurus Fauna dan

Flora International (FFI) yang menjadi anggota

dewan pembina Jakarta Green Monster.

91

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

Ada 20 ribu burung dari 91 jenis yang tinggal di

dua lokasi ini. BirdLife International yang berpusat di

Inggris, memasukkan kedua tempat di Jakarta Utara

serta Kepulauan Seribu itu sebagai daerah penting

bagi burung di Jawa. Burung langka seperti cerek

jawa, bubut jawa, dan bangau bluwok misalnya,

tinggal di Pulau Rambut.

Selain dengan siswa SMA, Green Monster juga

menggandeng 12 sekolah menengah pertama di

Jakarta dan Kwartir Daerah Pramuka DKI Jakarta.

Secara berkala, para murid melakukan kunjungan ke

sana. Mereka menawarkan paket perjalanan ke Pulau

Rambutan dengan kapal motor. Untuk pelajar hanya

dikenakan tarif Rp20 ribu. Jika bermalam di Pulau

Untung Jawa, lokasi yang dekat dengan Pulau Rambut,

ditarik biaya Rp125 ribu.

Samedi, Kepala BKSDA Jakarta, mengakui

Jakarta Green Monster membantu kerja lembaganya

mengelola suaka margasatwa di pesisir utara ibu

kota. ”Anggaran dan petugas kami terbatas,” ujarnya.

Menurut dia, kedua lokasi itu memiliki

keanekaragaman hayati sebagai pusat penelitian

fauna dan flora, di samping menjadi pusat pendidikan

lingkungan hidup dan wisata

Para relawan Jakarta Green Monster pun

memanfaatkan peluag tersebut, termasuk Sudarno. Dia

mengajak murid-muridnya ke Muara Angke dan Pulau

Rambut sebagai bagian dari mata pelajaran Bina Cinta

Alam. ”Isu-isu lingkungan bisa digali dari pesisir utara

Jakarta,” kata guru biologi di SMA YMIK, Manggarai,

Jakarta Selatan. Sekolah ini memilih pendidikan

lingkungan hidup sebagai muatan lokal pengajarannya.

Samedi mencatat, setiap hari ada 6 ton sampah

yang dibawa Kali Angke. ”Ini masalah serius bagi

kami,” ujarnya. Angka itu belum termasuk sampah

yang masuk melalui 12 sungai lain di Jakarta. Sejak

dua tahun lalu, sampah itu sudah mencapai Pulau

Pramuka yang jaraknya 45 kilometer dari pantai

Ancol. Di Pulau Rambut yang memiliki luas 90 hektare

dan Pulau Rambut yang memiliki luas 90 hektare.

Abdul Azis ikut mengerahkan warganya menjaring

sampah di muara Kali Angke. Ibu-ibu kemudian

memilah-milah dan mendaur ulang menjadi kertas

dan produk lainnya.

Sumber:

Te m p o

, 22 Juli 2007

Waktu selesai: pukul . . . lebih . . . menit . . . detik.

Jadi, lama membaca: . . . menit . . . detik.

B.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Apa yang dilakukan gadis remaja di permukiman Muara Angke?

2. Untuk apa cairan berwarna kuning itu?

3. Organisasi yang bergerak dalam bidang apakah Jakarta Green Monster

itu?

4. Siapa yang memfasilitasi Jakarta Green Monster?

5. Bagaimana sambutan masyarakat terhadap Jakarta Green Monster?

6. Apa yang dilakukan kelompok Peduli Kali Angke?

7. Di mana letak suaka margasatwa?

8. Mengapa kedua lokasi tersebut dipilih sebagai suaka margasatwa?

9. Mengapa para siswa tertarik dengan mengikuti pelajaran di alam

terbuka?

10. Apa yang dilakukan warga di sekitar Kali Angke?

92

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

Langkah-Langkah Menyusun Karangan Deduksi

Sukakah Anda mengarang? Bagi sebagian anak menganggap

bahwa mengarang itu sulit. Namun, sebenarnya tidaklah demikian asal

rajin berlatih.

Anda tentu telah mengenal berbagai macam bentuk karangan. Bentuk

karangan itu meliputi narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan

persuasi. Setiap jenis karangan itu dapat dikembangkan dengan pola

pengembangan tertentu. Pada kesempatan ini Anda akan belajar

menyusun karangan dengan pola pengembangan deduksi.

Pola pengembangan deduksi adalah pola pengembangan paragraf

yang meletakkan pikiran utama atau gagasan pokok pada awal paragraf.

Paragraf disusun mula-mula dengan mengemukakan pokok persoalan,

lalu disusul uraian-uraian yang terperinci. Gagasan utama pada awal

paragraf tersebut dapat terletak pada kalimat pertama atau kedua. Kalimat

pertama atau kedua itu dapat disebut sebagai kalimat utama. Sementara

itu, kalimat-kalimat lain dipusatkan untuk memperjelas gagasan utama.

Kalimat-kalimat lain ini dapat disebut sebagai kalimat penjelas.

Perhatikan contoh paragraf berpola deduksi berikut!

Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk di bumi.

Tanpa air

makhluk bumi tidak akan dapat bertahan hidup. Sebaliknya, dengan air

manusia, hewan, dan tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan

sehat. Melihat kenyataan itu, sudah sepantasnya manusia menjaga air dari

pencemaran lingkungan.

Kalimat pertama dalam paragraf tersebut dapat disebut sebagai

kalimat utama. Dalam kalimat utama inilah terkandung gagasan utama

atau pikiran utama paragraf tersebut. Lalu, bagaimanakah menyusun

karangan dengan pola pengembangan deduktif itu? Berikut ini beberapa

langkah yang dapat dilakukan sebelum menyusun karangan.

1.

Menentukan Topik atau Tema

Topik atau tema menjiwai sebuah karangan. Topik harus

dijabarkan dengan sebaik-baiknya serta menjadi benang merah

karangan dari awal sampai akhir. Sebaiknya ruang lingkup topik

karangan tidak terlalu luas agar karangan tidak menjadi dangkal dan

melebar.

2.

Menentukan Ide Pokok

Ide pokok karangan merupakan pokok pikiran yang mendasari

karangan. Ide pokok karangan merupakan kesimpulan karangan.

Menulis Karangan dengan Pola Pengembangan Deduksi

Anda akan menulis karangan dengan pola pengembangan deduksi

berdasarkan kerangka, kemudian menyunting karangan tersebut.

93

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

Berdasarkan penjelasan tersebut, lakukan kegiatan berikut!

A. Buatlah karangan yang berpola deduksi sesuai dengan langkah-langkah

yang telah Anda pahami!

B. Tukarkan karangan Anda dengan karangan teman sebangku Anda,

kemudian suntinglah!

C. Perbaikilah karangan Anda berdasarkan masukan dari teman Anda!

3.

Mengumpulkan Bahan

Data sangat diperlukan sebagai bahan untuk mengembangkan

gagasan-gagasan yang ada dalam sebuah karangan. Data adalah

keterangan yang menyangkut fakta tentang sesuatu. Untuk

mengumpulkan data, kita dapat melakukan upaya sebagai berikut.

a.

Mengingat-ingat kembali pengalaman yang telah dialami.

b.

Mengadakan pengamatan dan penelitian di lapangan.

c.

Membaca buku, majalah, atau artikel.

d. Mengutip pendapat orang lain.

e.

Mencari informasi dari orang, instansi, atau lembaga yang

berwenang.

4.

Menyusun Kerangka

Kerangka karangan merupakan rencana kerja yang memuat garis-

garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang

akan ditulis. Dengan kerangka karangan ini, tidak akan terjadi

pembicaraan yang tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain

itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat dihindarkan.

Tahap-tahap menyusun kerangka karangan sebagai berikut.

a.

Merumuskan ide pokok secara jelas.

b.

Mencatat semua ide yang timbul dari pikiran.

c.

Menyusun ide-ide dalam struktur yang baik dan benar.

5.

Mengembangkan Kerangka

Semua gagasan yang terorganisasi dalam kerangka dan sudah

dilengkapi dengan data yang menunjang karangan dikembangkan

menjadi kalimat-kalimat yang efektif.

Rangkuman

Naskah drama akan lengkap jika dipentaskan. Saat melihat pementasan

drama Anda dapat mencatat unsur-unsur intrinsik drama. Unsur-unsur intrinsik

drama . Terkadang drama dapat Anda lihat di acara kegiatan sekolah, misalnya

acara perpisahan atau ulang tahun sekolah.

94

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

Setiap sekolah pasti memiliki program kegiatan. Sebelum program kegiatan

tersebut dilaksanakan, perlu membuat proposal. Untuk mendapat persetujuan

dari pihak yang bersangkutan Anda harus menyampaikan program kegiatan

dalam proposal dengan kalimat yang jelas dan tidak berbelit-belit. Usahakan

orang lain dapat memahami program kegiatan yang disampaikan. Orang lain

yang mendengarkan program kegiatan tersebut dapat memberikan tanggapan

kepada program kegiatan yang disampaikan. Tanggapan tersebut dapat

digunakan untuk memperbaiki program kegiatan yang dibuat.

Sementara itu, untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dengan

waktu yang sesingkat-singkatnya bahan bacaan Anda harus menggunakan

teknik bacaan membaca cepat. Anda dapat dikatakan menjadi pembaca cepat

dengan baik jika Anda mampu menjawab dengan benar 75% pertanyaan yang

berhubungan dengan bacaan dengan benar. Saat membaca cepat bacaan,

tandailah ide pokok setiap paragraf dalam bacaan. Ide pokok paragraf

merupakan inti atau pokok pembicaraan dalam paragraf. Ide pokok paragraf

terletak dalam kalimat utama. Kalimat utama paragraf dapat ditemukan di awal,

akhir, awal dan akhir, atau seluruh paragraf.

Bacaan yang Anda baca mungkin saja termasuk karangan dengan pola

pengembangan deduktif. Karangan berpola deduktif berarti karangan yang

gagasan pokoknya terletak di awal paragraf. Anda dapat membuat karangan

deduktif dengan langkah-langkah berikut.

1.

Menentukan topik/tema karangan.

2.

Menentukan ide pokok karangan.

3.

Mengumpulkan bahan.

4.

Menyusun kerangka karangan.

5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan.

Refleksi

Coba jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan jujur dalam hati Anda dan

renungkanlah!

1.

Mampukah Anda menemukan unsur-unsur intrinsik drama?

2.

Mampukah menyampaikan atau mempresentasikan program kegiatan yang

telah Anda buat?

3.

Mampukah membaca cepat teks dan memahami isinya?

4.

Mampukah Anda menyusun karangan dengan pola pengembangan

deduksi?

Jika Anda yakin dengan jawaban

ya

, berarti Anda sudah menguasai pelajaran

ini dengan baik. Jika tidak yakin dengan jawaban

ya

atau belum menguasai

materi dalam pelajaran ini, teruslah berlatih agar Anda benar-benar menguasai

pelajaran ini.

95

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

Evaluasi Pelajaran VII

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1.

Bacalah dengan cepat bacaan berikut, kemudian tuliskan ide pokok dalam

bacaan!

Tampak perahu mirip tempat sampah hilir

mudik di sungai Banjir Kanal Barat antara ruas

Halimun dan Karet. Lambungnya dipenuhi aneka

kotoran. Beberapa petugas giat mendayung

sembari memunguti kantong plastik bekas yang

mengambang di permukaan sungai yang cokelat

kehitaman. Bahkan, ada petugas yang merogoh-

rogoh ke dasar sungai sedalam satu setengah

meter untuk mencari sampah.

”Kalau tidak dibersihkan setiap hari, sampah

itu menghambat perjalanan kapal motor Kerapu,”

kata Sutrisno, pegawai Dinas Perhubungan

Pemerintah Provinsi DKI Jaya, kepada

Te m p o

pada

Rabu pekan lalu. Pagi itu Sutrisno menjaga dua

kapal motor milik instansinya yang tengah bersandar

di Dermaga Halimun, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Menurut Sutrisno, kendaraan air berdaya muat

28 penumpang ini sering tertahan di tengah jalan

karena baling-balingnya tersangkut sampah. Selain

karena soal sampah para penumpang kerap

menggerutu karena harus menunggu lama di

dermaga sampai permukaan sungai mencapai

ketinggian aman. Jika air sungai terlalu tinggi, atap

kapal tersangkut jembatan Dukuh Atas atau pipa

air yang melintang di atas sungai selebar 20 meter.

Jika permukaan air terlalu rendah, baling-baling

kandas di dasar sungai. Sebagai pedoman, ada garis

berwarna merah, hijau, dan kuning pada tepi sungai.

Kapal bisa beroperasi jika permukaan air

menyentuh tanda garis hijau, yang terletak di bawah

garis merah dan di atas kuning. Oleh karena itu,

awak kapal sering berkoordinasi dengan petugas

pintu air di Manggarai dan Karet agar ketinggian

air berada di garis hijau.

Animo warga untuk naik kapal yang beroperasi

setiap Sabtu dan Minggu itu tetap besar. Antrean

selalu mengular di Dermaga Halimun sejak Gubernur

Sutiyoso meresmikan uji coba proyek angkutan

sungai (

waterway

) pada 6 Juni lalu. Untuk jalur

Halimun-Dukuh Atas-Karet sepanjang 1,7 kilometer,

penumpang dipungut bayaran Rp3.000. Umumnya

warga ingin merasakan naik kapal motor di pusat kota,

seperti yang mereka lihat di luar negeri melalui film

atau televisi.

Sutiyoso, yang tiga bulan lagi mengakhiri

jabatannya, mengaku puas dengan uji coba

transportasi air. ”Jalur akan diperpanjang sampai

3,6 kilometer, dimulai dari Manggarai,” katanya.

Angkutan sejenis akan dibuka di sungai Banjir

Kanal Barat pada jalur Jembatan Pesing sampai

Muara Angke.

. . .

Sumber:

Te m p o

, 8 Juli 2007

Sumber:

Te m p o

edisi 2–8 Juli 2007

Mimpi Bus Air di Ibu Kota

96

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

2.

Analisislah latar penggalan drama berikut!

Bapak

Para Pelaku:

Bapak, usia 51 tahun

Si Sulung, usia 28 tahun

Si Bungsu, usia 24 tahun

Perwira, usia 26 tahun

Bagimu, kemerdekaan bumi pusaka.

Drama ini terjadi pada tanggal 19 Januari 1949, sebulan sesudah Tentara

Kolonial Belanda melancarkan aksinya yang kedua dengan merebut ibu kota

Republik Indonesia, Yogyakarta.

Tentara kolonial telah pula siap siaga untuk melancarkan serangan kilat

hendak merebut sebuah kota strategis yang hanya dipertahankan oleh satu

batalion Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Di kota itulah si Bapak dikagetkan oleh kedatangan putra sulungnya yang

mendadak muncul setelah bertahun-tahun merantau tanpa kabar berita.

Si Sulung kembali pulang dengan membawa sebuah usul yang sangat

mengagetkan si Bapak.

Waktu itu sekitar pukul 10.00. Si Bapak yang sudah lanjut usia, berjalan

hilir mudik dengan membawa beban persoalan yang terus-menerus

merongrong pikirannya.

Bapak

:

Dia, putra sulungku. Si Anak hilang telah kembali pulang. Dan

sebuah usul diajukan; segera mengungsi ke daerah

pendudukan yang serba aman tenteram. Hem, ya . . . ya.

Usulnya dapat kumengerti. Karena ia sudah terbiasa hidup di

sana. Dalam sangkar. Jauh dari deru prahara. Bertahun mata

hatinya digelapbutakan oleh nina-bobo, lela-buai si penjajah.

Bertahun semangatnya dijinakkan oleh roti-keju. Celaka, oo,

betapa celaka nian.

Si Bungsu senyum memandang.

Bungsu

:

Ah, Bapak rupanya lagi

ngomong

seorang diri.

Bapak

:

Ya, anakku, terkadang orang lebih suka

ngomong

pada diri

sendiri. Tapi bukankah tadi kau bersama abangmu?

Bungsu

:

Ya. S

ehari kami tamasya mengitari seluruh penjuru kota.

Sayang sekali, kami tidak berhasil menjumpai Mas . . . .

Bapak

:

Tunanganmu?

Bungsu

:

Ah, dia selalu sibuk dengan urusan kemiliteran melulu. Bahkan,

ketika kami mendatangi asramanya, ia tak ada. Kata mereka, ia

sedang rapat dinas. Heheh, seolah seluruh hidupnya tersita oleh

urusan-urusan militer saja.

Bapak

:

Kita sedang dalam keadaan darurat perang, Nak. Dan dalam

keadaan begini, bagi seorang prajurit kepentingan negara ada

di atas segalanya. Bukan saja seluruh waktunya, bahkan juga

jiwa raganya. Tapi, eh, mana abangmu sekarang?

Bungsu

:

Oo, rupanya dia begitu rindu pada bumi kelahirannya. Seluruh

penjuru dipotreti semua. Tapi kurasa abang akan segera tiba.

Dan sudahkah Bapak menjawab usul yang diajukannya itu?

Bapak

:

Itulah, itulah yang hendak kuputuskan sekarang ini, Nak.

Bungsu

:

Nah, itulah dia!

97

Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XII IPA dan IPS

Si Sulung datang dengan mencangklong pesawat potret, mengenakan

kacamata hitam. Terus duduk, melepas kacamata, dan meletakkan pesawat

potret di meja

.

Sulung

:

Huhuh, kota tercintaku ini rupanya sudah berubah wajah.

Dipenuhi baju seragam menyandang senapan. Dipagari

lingkaran pagar kawat berduri. Wajahnya kini menjadi garang

berhiaskan laras-laras senapan mesin. Tapi di atas segalanya,

kota tercintaku ini masih tetap memperlihatkan kejelitaannya.

Bapak

:

Begitulah, Nak, suasana kota yang sedang dicekam keadaan

darurat perang.

Sulung

:

Ya, pert

anda akan hilang keamanan, berganti huru-hara

keonaran. Dan, mumpung masih keburu waktu, bagaimana

dengan putusan Bapak atas usulku itu?

Bapak

:

Menyesal sekali, Nak . . . .

Sulung

:

Bapak menjawab dengan penolakan, bukan?

Bapak

:

Ya.

Bungsu

:

Jawaban Bapak sangat bijaksana.

Sulung

:

Bijaksana!?! Ya, kau benar manisku. Setidak-tidaknya demikian

anggapanmu karena bukankah secara kebetulan tunanganmu

adalah seorang perwira TNI di sini. Tapi, maaf, bukan maksudku

menyindirmu, adik sayang.

Bungsu

:

Ah, tidak mengapa. Kau hanya sedang keletihan. Mengasolah

dulu, ya, Bang. Mengasolah, kau begitu capek nampaknya.

Bapak, aku pergi belanja dulu untuk hidangan makan siang nanti.

Si Bungsu pergi, si Sulung mengantar dengan senyum.

Bapak

:

Nak, pertimbanganku bukanlah karena masa depan adikmu

seorang. Juga bukan karena masa depan sisa usiaku.

Sulung

:

Hem. Lalu? Karena rumah dan tanah pusaka ini barangkali ya,

Bapak?

Bapak

:

Sesungguhnyalah, Nak, lebih karena itu.

Sulung

:

Oo ya?!? Apa itu, Pak?

Bapak

:

Kemerdekaan.

Sulung

:

Kemerdekaan!?! Kemerdekaan siapa!

Bapak

:

Bangsa dan bumi pusaka.

Si Sulung tertawa.

Sulung

:

Bapak yang baik. Bertahun aku hidup di daerah pendudukan

sama bersama beribu bangsa awak yang tercinta. Dan aku

seperti juga mereka, tidak pernah merasa jadi budak belian

ataupun tawanan perang. Ketahuilah ya, Bapak, di sana kami

hidup merdeka.

Bapak

:

Bebaskah kau menuntut kemerdekaan?

Sulung

:

Hoho, apa yang mesti dituntut, kami di sana manusia merdeka.

Bapak

:

Bagaimana kemerdekaan menurut kau, Nak?

Sulung

:

Hem. Di sana kami punya wali negara, bangsa awak. Di sana

segala lapangan kerja terbuka lebar-lebar bagi bangsa awak.

Di sana, bagian terbesar tentara polisi, alat negara bangsa

awak. Di atas segalanya, kami di sana hidup dalam damai.

Rukun berdampingan antara si putih dan bangsa awak . . . .

Bapak

:

Dan di atas segalanya pula, di sana si putih menjadi yang

dipertuan. Dan sebuah bendera asing menjadi lambang

kedaulatan, lambang kuasa penjajahan. Dapatkah itu diartikan

suatu kemerdekaan?

98

Pelajaran VII Air Sumber Hidup

Sulung

:

Ah, Bapak berpikir secara politis. Itu urusan politik.

Bapak

:

Nak, kemerdekaan atau penjajahan selalu soal politik.

Selalu buah politik.

Sulung

:

Baik, baik. Tapi ya, Bapak, kita bukan politisi.

Bapak

:

Nak, set

iap patriot pada hakikatnya adalah seorang

diplomat, seorang negarawan. Dan, justru karena

kesadaran dan pengertian politiknya itulah, seorang patriot

akan senantiasa membangkang terhadap tiap politik

penjajahan. Betapapun manis bentuk lahirnya.

Renungkanlah itu, Nak. Dan marilah kuambil contoh masa

lalu. Bukankah dulu semasa kita masih hidup dalam alam

Hindia-Belanda. Kita hidup serba kecukupan dalam

sandang-pangan. Kesejahteraan hidup keluarga dalam

suasana aman tentram dan masa pensiun yang enak,

sudah dengan sendirinya berarti hidup dalam

kemerdekaan? Tidak, anakku! Kemerdekaan adalah soal

harga diri kebangsaan, soal kehormatan kebangsaan. Ia

ditentukan oleh kenyataan, apakah suatu bangsa menjadi

yang dipertuan mutlak atas bumi pusakanya sendiri atau

tidak. Ya, anakku, renungkanlah kebenaran ucapanku ini.

Renungkanlah.

Sulung

:

Menyesal ya, Bapak. Rupanya kita berbeda kutub dalam

tafsir makna . . .

Bapak

:

Namun kau Nak, kau

wajib untuk merenungkannya. Sebab,

aku yakin kau akan mampu menemukan titik simpul

kebenaran ucapan itu.

. . . .

Dikutip dari:

Domba-Domba Revolusi,

B Soelarto,

Hikayat, 2006

3.

Analisislah penokohan atau perwatakan tiap-tiap tokoh dalam drama

tersebut!

4.

Apa tema dari drama ”Bapak”?