Gambar Sampul Bahasa Indonesia  · f_Bab 7 Apresiasi Sastra
Bahasa Indonesia · f_Bab 7 Apresiasi Sastra
ErwanJuhara

22/08/2021 09:58:10

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman
123Apresiasi Sastra19123Peta KonsepAlokasi waktu: 16 jam pelajaranterdiri atasmelaluiprosesmelaluiprosesmelaluiprosesmelaluiprosesKegiatan BersastraMenemukan Tema dan Amanat Puisi Menulis Kembali cuplikan sastra Indonesia KlasikMenganalisis cerpenMelisankan dan mendiskusikan gurindam XIIrNFNCBIBTVOTVSpembentuk rNFNCBOEJOHLBOnilai moral dalam cerpenr NFMJTBOLBOGurindam XII rNFOKFMBTLBOdiksi gurindamrNFOZJNQVMLBOisi gurindamrNFOVMJTLBUBLBUBEFOHBOIVSVG"SBC.FMBZVrNFOHBMJILBOteks beraksara Arab .FMBZVLFEBMBNaksara Latin.Sumber: DokumentasiPenulisApresiasi SastraPernahkah Anda mengomentari tentang sesuatu? Tentunya secara sadar atau tidak sadar Anda telah melakukan hal tersebut. Mengomentari hal atau sesuatu termasuk kegiatan mengapresiasi dan kegiatan mengapresiasi salah satu bentuk kegiatan menambah nilai dari suatu karya atau barang.r NFOEFOHBSLBOQVJTJUFSKFNBIr NFOFOUVLBOtema puisiPelajaran7
124#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBPernahkah Anda membaca puisi terjemahan? Jika belum Pelajaran 7 kali ini Anda akan belajar mengenai puisi terjemahan. Kedudukan puisi terjemahan dalam dunia kesusastraan bangsa Indonesia sangat penting selain sebagai bahan perbandingan dengan karya-karya anak bangsa, puisi-puisi terjemahan juga mengandung nilai tinggi saat ingin mengenal kehidupan sosial sebuah negara.Jalan yang paling mudah untuk mengenal puisi bangsa lain atau puisi-puisi dunia pada umumnya ialah melalui terjemahan. Lewat terjemahan, dengan mudahnya Anda dapat membaca puisi-puisi penyair besar didunia tanpa Anda sendiri memahami bahasa asli mereka itu. Misalnya saja, Anda dapat menikmati puisi-puisi Khalil Gibran dan Moh. Iqbal dari Pakistan; Anda juga dapat membaca puisi-puisi Paul Valery, Goethe, Rilke, Whitman, dan Shakespeare.Pada pelajaran ini Anda akan menentukan tema dari puisi terjemahan contoh analisis berikut.Kidung Musim Gugur,BSZB1BVM7&3-"*/&Sedu mengalunDawai biolaMusim gugur.FOZBZBULBMCVDengan lara.FOKFNVLBOSegala sesak dada,1VDBUXBKBI UBULBMBLonceng bendentang,Kuterkenang)BSJIBSJTJMBN#FSDVDVSBOBJSNBUBDan kupergiTerseret badai.FMBZBOHMBZBOHKian ke mari,#BHBJTFIFMBJDaun kering.Sumber:$IBOTPOEh"VUPNOF%JUFSKFNBILBOEJ,VQBOHQBEBUHM.BSFUMenemukan Tema dan Amanat Puisi TerjemahanATujuan Belajar"OEBEJIBSBQLBOEBQBUr NFOEFOHBSLBOQVJTJUFSKFNBIr NFOFOUVLBOUFNBpuisidalam puisi UFSKFNBIBOZBOHdidengar.
125Apresiasi SastraMenentukan tema puisi berarti Anda belajar memahami unsur hakikat sebuah puisi. Di dalam terdapat beberapa unsur hakikat puisi salah satunya ialah tema. Tema adalah gagasan pokok atau subject-metter yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya . Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, maka puisinya bertemakan ketuhanan. Jika deskan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusian, maka puisi puisi bertema kemanusian. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta.Latar belakang pengetahuan yang sama serta penafsiran puisi akan memberikan tafsiran tema sama bagi sebuah puisi, karena puisi bersifat lugas, obyektif, dan khusus. Khusus sifat tema bagi penyair, obyektif sifat tema bagi semua penafsiran, dan lugas (tidak dibuat-buat).Bedasarkan deskripsi tersebut. Perhatikanlah analisis tema pada puisi "Kidung Musim Gugur" yang telah didengar di awal pelajaran.TemaAdapun tema yang diusung dari puisi terjemahan tersebut adalah "kemanusian". Dalam lirik tersirat jiwa manusia yang merasa sunyi diwaktu yang panjang. ini tersirat dalam lirikMusim gugur.FOZBZBULBMCVDengan lara.FOKFNVLBOMengenal-FCJI%FLBU Puisi prismatis BEBMBIQVJTJZBOHEBMBNQFOZBNQBJBOOZBCBOZBLsekali menggunakan CBIBTBLJBT MBNCBOH BUBVTJNCPMTFIJOHHBLBEBOHLBEBOHsukar bagi pembaca menerka maksud ZBOHEJTBNQBJLBOpuisi tersebut. Apalagi QVJTJUFSTFCVUCBOZBLNFOHHVOBLBOLBUBLBUBLPOPUBUJGSumber:Ensiklopedi Sastra Indonesia Tema ini diambil terkait dengan pengalamn prinbadi si Penyair ataupun pengalaman yang pernah dialami oleh orang-orang di sekitarnya perhatikan lirik berikut.Dan kupergiTerseret badai.FMBZBOHMBZBOHKian ke mari,#BHBJTFIFMBJDaun kering.Bait tersebut menyiratkan pribadi yang tidak mempunyai pegangan hidup dan tidak mempunyai arah tujuan. "Dan ku pergi terseret badai" larik tersebut membuktikan bahwasanya penyair terseret oleh arah yang tak menentu bagai daun kering yang tertiup oleh angin.
126#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTB1. Simaklah puisi berikut dengan saksama.Oh Bumi, Nantikan Daku,BSZB1BCMP/FSVEB1VMBOHLBOEBLV PINFOUBSJ ke takdir kasapku,IVKBOIVUBOUVB LFNCBMJLBOQBEBLVBSPNBEBOQFEBOHpedangZBOHMFQBTEBSJBOHLBTB LFEBNBJBO TVOZJ QBEBOH SVNQVU EBOkarang,LFMFNCBQBOUFQJUFQJTVOHBJ CBVQPIPODFNBSB BOHJOZBOHSJBOHMBLTBOBKBOUVOHZBOH CFSEFUBL EJ UFOHBI TFTBLLFHFMJTBIBOBSBVDBSJBZBOHCFTBS#VNJ  LFNCBMJLBO QBEBLV LBEPLBEPTFKBUJNV NFOBSBNFOBSBLFTVOZJBOZBOHEBIVMVNFOKVMBOH EBSJ LFUBL[JNBO BLBSBLBSmereka.LVJOHJO LFNCBMJ KBEJ TPTPL NBTBsilamkuEBOCFMBKBSVOUVLCFSQBMJOHEBSJCJTJLBOkalbuCBIXBEJBOUBSBTFHBMBTPTPLBMBNJBI BLVNVOHLJOIJEVQBUBVIBEBQJNBVUUBLNFOHBQBKBEJTBUVCBUVCBSV CBUVkelam,CBUVTFKBUJZBOHIBOZVUPMFITVOHBJSumber: Oh tierra, espérame%JUFSKFNBILBOEJ+PHKBQBEBUHM.FJ2. Tentukan tema dari puisi yang Anda dengar.3. Tulislah larik yang mendukung pendapat Anda, tentang tema yang Anda tentukan.Setelah Anda perhatikan dengan seksama analisis tersebut. Sekarang, coba Anda untuk berlatih agar Anda lebih memahami pelajaran yang telah disampaikan.Latihan 1FNBIBNBOTugas Kelompok1. Buatlah beberapa kelompok dengan teman-teman Anda.2. Setelah terbentuk beberapa kelompok. Carilah beberapa puisi terjemahan atau Antologi puisi terjemahan. Anda dapat mencarinya di perpustakaan atau taman-taman bacaan di daerah sekitar Anda.3. Analisislah puisi terjemahan tersebut dengan menentukan tema pada puisi yang Anda dapat.
127Apresiasi SastraPernahkah Anda melisankan sebuah gurindam? Pada intinya, melisankan gurindam ini sama dengan membaca puisi. Akan tetapi, ada beberapa kekhasan yang dimiliki gurindam dibandingkan dengan puisi. Gurindam terbentuk dari dua baris. Baris pertama berisi sejenis perjanjian atau syarat dan baris kedua menjadi akibat atau kejadian yang disebabkan dari isi baris pertama.Untuk lebih jelasnya, bacalah salah satu penggalan dari Gurindam XII berikut.Pasal 1 #BSBOHTJBQBNFOHFOBM"MMBI TVSVIEBOUFHBIOZBUJBEBJBNFOZBMBI #BSBOHTJBQBNFOHFOBMEJSJ NBLBUFMBINFOHFOBMBLBOUVIBOZBOHCBIBSJ3. Barang siapa mengenal dunia,UBIVMBIJBCBSBOHZBOHUFSQFEBZB #BSBOHTJBQBNFOHFOBMBLIJSBU UBIVMBIJBEVOJBNVEBSBU melarat).Melisankan dan Mendiskusikan Gurindam XII BTujuan Belajar"OEBEJIBSBQLBOEBQBUr NFMJTBOLBO(VSJOEBN9**EFOHBOMBGBM intonasi, dan ekspresi ZBOHTFTVBJEFOHBOJTJHVSJOEBNrNFOKFMBTLBOdiksi HVSJOEBNrNFOZJNQVMLBOJTJHVSJOEBNrNFOKFMBTLBOCFOUVLgurindam sebagai LBSZBTBTUSBZBOHLIBTQBEBNBTBJUVDapatkah Anda temukan amanat/nasihat yang terkandung dalam penggalan Gurindam XII tersebut?Untuk melisankan sebuah gurindam dengan baik, ada baiknya Anda memerhatikan aspek lafal, intonasi, dan ekspresi. Lafal merupakan cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa dalam mengucapkan bunyi bahasa. Menguasai aspek lafal ini, Anda dituntut jelas dan lugas setiap mengucapkan bunyi-bunyi bahasa.Berikutnya, Anda pun harus memerhatikan aspek intonasi. Intonasi itu lagu bicara seseorang dalam melafalkan bunyi bahasa. Memahami aspek intonasi ini bermanfaat untuk penguasaan meninggikan dan merendahkan setiap mengucapkan bunyi bahasa. Sementara itu, aspek ekspresi itu untuk meningkatkan rasa pemahaman kita dalam menyampaikan sebuah gagasan. Penyatuan jiwa antara gagasan sebuah teks dan perasaan yang melisankannya, menjadikan terjadinya kesatupaduan makna yang utuh. Dengan demikian, memahami ketiga aspek tersebut dapat menjadi prasyarat untuk melisankan sebuah gurindam.Nah, ketika Anda melisankan sebuah gurindam dengan memerhatikan ketiga aspek tersebut, Anda atau orang yang Mengenal-FCJI%FLBU *TUJMBI(VSJOEBN9**identik dengan nama 3BKB"MJ)BKJ3BKB"MJ)BKJBEBMBITBVEBSBTFQVQV3BKB"MJZBOHNFOKBEJ3BKB3JBVEBSJUBIVOm .FOVSVUOZB gurindam itu perkataan ZBOHCFSTBKBLQBEBBLIJSQBTBOHBOOZB UFUBQJTFNQVSOBQFSLBUBBOOZBdengan satu pasangan TBKBSumber: Ensiklopedi Sastra Indonesia 
128#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBmen dengarkan pembacaan itu akan mudah menjelaskan diksi, menyimpulkan isi, dan mengetahui kekhasan bentuk gurindam pada masanya.Diksi (pemilihan kata) suatu karya sastra itu bisa dipahami dalam 3 bentuk:a. pembendaharaan kata;b. urutan kata (word order);c. daya sugesti kata-kata.Pada kesempatan ini, kita ambil salah satu contohnya, yakni urutan kata (word order). Dalam Gurindam XII tersebut, urutan kata bersifat beku, artinya urutan itu tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh perpindahan tempat itu. Hal tersebut disebabkan gurindam memiliki kaidah yang khas dibandingkan puisi dewasa ini.Susunan kata-kata dalam Gurindam XII, tidak dapat diubah walaupun perubahan itu tidak mengubah makna. Pe nga rang telah memperhitungkan secara matang susunan kata-katanya. Jika diubah urutannya. Perhatikan baris: tahulah ia barang yang ter-perdaya. Jika baris diganti dengan: ia tahu barang yang terperdaya, nada ke ya kinan yang ditimbulkan dari baris gurindam itu akan berkurang.Akhirnya, Anda dapat menentukan simpulan dari isi pembaca-an gurindam tersebut. Berdasarkan Gurindam XII pasal per tama, dapat disimpulkan bahwa setiap orang yang telah menge nal kebaikan, tentunya ia pun akan mengenal keburukan.1. Lisankanlah Gurindam XII berikut.Gurindam Dua BelasPasal 11. Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.2. Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan tuhan yang bahari.3. Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terpedaya.4. Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia mudarat (melarat).Pasal 21. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang.2. Barang siapa meninggalkan puasa,tiadalah mendapat dua termasa.3. Barang siapa meninggalkan zakat,tiadalah artinya beroleh berkat.4. Barang siapa meninggalkan haji,tiadalah ia menyempurnakan janji.Mengenal-FCJI%FLBU 3BKB"MJ)BKJNFSVQBLBOQVKBOHHBUFSNBTZVS.FMBZVZBOHEJBOHHBQQFNCBIBSVHBZBQFOVMJTBO.FMBZVQBEBQFSUFOHBIBOBCBELF1BEBNBTBOZB JBCFSIBTJMNFOHFNCBOHLBO3JBVNFOKBEJQVTBULFCVEBZBBO.FMBZVZBOHCFTBS#FSCBHBJLBSZBOZBantara lain: Gurindam %VB#FMBT  ,JUBC1FOHFUBIVBO#BIBTB  4ZBJS/JLBI EBOTZBJS(FNBMB.VTUJLBSumber: Ensiklopedi Sastra Indonesia,Latihan 1FNBIBNBO
129Apresiasi SastraPasal 31. Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita.2. Apabila terpelihara kuping,kabar yang jahat tiadalah damping.3. Apabila terpelihara lidah,niscaya dapat dari padanya faedah.4. Apabila perut terlalu penuh,keluarlah fiil yang tiada senunuh.Pasal 31. Hati itu kerajaan di dalam tubuh,jikalau lalim segala anggota pun rubuh.2. Menguat dan memuji hendaklah pikir,di situlah banyak orang yang tergelincir.3. Pekerjaan marah jangan dibela,nanti hilang akal di kepala.4. Di mana tahu salah diri,jika tidak orang lain yang berperi.Pasal 41. Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia.2. Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu.3. Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal.Pasal 61. Cahari olehmu akan sahabat,yang boleh dijadikan obat.2. Cahari olehmu akan guru,yang boleh tahukan tiap seteru.3. Cahari olehmu akan kawan,pilih segala orang yang setiawan.4. Cahari olehmu akan abdi, yang ada baik sedikit budi.Pasal 71. Apabila banyak berkata-kata,di situlah jalan masuk dusta.2. Apabila banyak berlebih-lebihan suka,itulah tanda hampirkan duka.3. Apabila anak tidak dilatih,jika besar bapaknya letih.4. Apabila banyak mencela orang,itulah tanda dirinya kurangPasal 81. Kepada dirinya ia aniaya,orang itu jangan engkau percaya.2. Lidah yang suka membenarkan dirinya,daripada yang lain dapat kesalahan nya.3. Daripada memuji diri hendaklah sabar,biar daripada orang datangnya kabar.4. Keaiban orang jangan dibuka,keaiban diri hendaklah sangka.Pasal 91. Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,bukannya manusia yaitulah setan.2. Kebanyakan orang yang muda-muda,di situlah setan tempat berduka.3. Adapun orang tua yang hemat,setan tak suka membuat sahabat.4. Jika orang muda kuat berguru,dengan setan jadi berseteru.Pasal 101. Dengan bapak jangan durhaka,supaya Allah tidak murka.2. Dengan lbu hendaklah hormat,supaya badan dapat selamat.3. Dengan anak janganlah lalai,supaya boleh naik ketengah balai.4. Dengan kawan hendaklah adil, supaya tangannya menjadi kafil (peme lihara).Pasal 111. Hendaklah berjasa,kepada yang sebangsa.2. Hendaklah jadi kepala,buang perangai yang cela.3. Hendak memegang amanat, buanglah khianat.4. Hendak ramai, murahkan pe rangai.
130#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTB2. Setelah teman Anda selesai membacakan gurindam tersebut di depan kelas, berilah penilaian atas penampilan teman Anda itu pada sebuah ta bel. Keterangan:(tabel tersebut diisi dengan pembubuhan huruf A, B, atau C)A = baik sekaliB = baikC = kurang baik4. Setelah Anda mendengarkan pembacaan gurindam dari teman-teman Anda, jelaskan setiap diksi dari keseluruhan diksi itu berda sarkan aspek:a. pembendaharaan kata;b. urutan kata;c. daya sugesti kata-kata.Ketiga aspek itu coba hubungkan dengan konteks kenyataan berba hasa Anda sehari-hari.5. Simpulkanlah keseluruhan isi gurindam tersebut dengan bahasa yang lugas dan tepat.6. Bertanyalah pada guru Anda atau teman-teman Anda jika ada hal-hal yang belum Anda mengerti.Pasal 121. Kasihkan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu.2. Hormat akan yang pandai,tanda mengenal kasa dan cindai.3. Ingatlah dirinya mati, itulah asal berbuat bakti.Format Tabel PenilaianNama PenampilAspek yang DinilaiLafalIntonasiEkspresi
131Apresiasi SastraDalam Pelajaran 7, kali ini, apresiasi akan lebih dikembangkan terhadap unsur-unsur tambahan lain dari sebuah cerpen. Untuk itu, Anda diharapkan aktif untuk berdiskusi dengan teman-temanmu dalam membahas unsur-unsur cerpen. Dalam diskusi, Anda dapat bertukar pikiran atau pendapat dalam membahas unsur pembentuk cerpen serta nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.Berikut adalah unsur-unsur dasar dalam cerpen yang harus dipahami oleh seorang pembaca cerpen.1. Tema Tema adalah ide sebuah cerita. Tema berwujud pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Tema ada dalam keutuhan cerita. Dengan demikian, cerpen yang dibaca akan me-nambah pengalaman lain terhadap banyak persoalan yang dihadapi manusia di kehidupan ini.2. Tokoh dan PerwatakanDitentukan oleh kepandaian si penulis menghidupkan watak tokohnya. Tiap tokoh mem punyai kepribadian sendiri. Dengan demikian, pembaca akan merasa masuk dan menghayati cerpen.3. Alur Berhubungan dengan jalan cerita. Inti dari alur adalah lahirnya konflik dalam cerita. Untuk menghadirkan konflik, tidak bisa dipaparkan begitu saja. Dalam konflik terjadi pertarungan pelaku utama (protagonis) dengan tokoh pelawan (antagonis).4. LatarTerjalin erat dengan karakter, tema, dan suasana cerita. Latar menggambarkan situasi tempat dan waktu. Dari latar tempat tertentu dihasilkan tokoh tertentu dan teman tertentu.5. Sudut PandangMenyangkut siapakah yang menceritakan cerita? Seorang pengarang, dapat menjadi pencerita langsung dengan memilih tokoh aku sebagai sudut pandang. Selain itu, seorang pengarang dapat menceritakan cerpen dengan penceritaan tokoh orang ketiga (dia atau nama orang).6. GayaMenyangkut ciri khas pengungkapan pengarang dalam bercerita ataupun mengangkat tema.Menganalisis Cerpen yang Dianggap Penting di Periodenya CTujuan Belajar"OEBEJIBSBQLBOEBQBUrNFNCBIBTVOTVSpembentuk cerpen Indonesia dan cerpen UFSKFNBIBOrmembandingkan nilai moral dalam cerpen Indonesia serta DFSQFOUFSKFNBIBO,FHJBUBONFOEJTLVTJLBOLBSZBcerpen.Sumber: Tabloid Fantasi, %FTFNCFSGambar 7.1
132#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBDalam pembelajaran ini, Anda akan belajar memahami unsur tema, bahasa, latar, penokohan, alur, serta nilai moral dalam cerpen.Sebagai contoh, perhatikanlah penjelasan berikut!1. Pembahasan Cerpen "Pada Suatu Hari Minggu" Karya Seno Gumira AjidarmaDalam cerpen "Pada Suatu Hari Minggu" pengarang menggu-nakan bahasa yang khas daripada bahasa cerpen yang kita kenali selama ini. Berulang-ulang pengarang menghadirkan letupan emosi para tokohnya. Coba kita lihat kembali petikan: "Yeah. Aku memang bukan Harry Roesli, aku cuma seorang pegawai". Pengarang sengaja menghadirkan watak tokoh suami ini tidak hanya kelakuannya saja. Pengarang memberi tekanan karakter juga pada ucapannya. Selain itu, munculnya diksi-diksi: tukang ngolor, tukang sogok, tukang koneksi, tukang kolusi, semakin menegaskan bahwa pengarang sedang melakukan kritik terhadap masyarakat sosialnya.Dari awal penceritaan sampai cerita berakhir, cerpen ini tidak menyebutkan tempat yang pasti. Akan tetapi, kita bisa meng-identifikasinya pada kehidupan sosial masyarakat cerita. Dalam cerpen ini, tersebutkan bahwa tokoh suami seorang pegawai: "... aku cuma seorang pegawai." Dengan kata lain, Cerita terjadi di daerah transisi antara kota dan desa. Sementara itu, waktu terjadinya cerita, yaitu waktu pagi dan sore pada hari Minggu.Selanjutnya, dengan meninjau perwatakan dalam cerpen ini, para tokohnya pun kita kenali. Dengan hanya terdiri atas dua orang, para tokoh ini dapat teridentifikasi melalui dialog-dialognya. Tokoh suami digambarkan sebagai seorang yang kritis, suka berpikir, dan pekerja keras: "Kenapa aku harus berpikir? Bukankah ini hari Minggu?" Akan tetapi, kebiasaan tokoh suami ini, sungguh tidak mengenal ruang. Meski berkali-kali diingatkan istrinya, tokoh suami masih saja berpikir tentang nasib dan pekerjaannya di hari Minggu sekali pun. Sebaliknya, tokoh istri, dalam cerpen ini memiliki watak sebagai pembanding emosi tokoh suami. Tokoh istri kerap melontarkan penyadaran emosi suaminya: "Namanya juga hari Minggu, santai-santailah, tidur-tidurlah, jangan pikirkan apa-apa. Kalau tidak, untuk apa ada hari Minggu?".Pada sisi lain, seluruh penceritaan cerpen itu berada dalam alur yang sederhana. Di awal cerita tersebutkan tokoh suami dan istri bercakap-cakap tentang makna hari Minggu. Kemu dian, tokoh suami mencoba mengingatkan profesinya sebagai akuntan. Sebentar saja, tokoh suami kembali lagi berpikir pada waktu sekarang. Ia lagi-lagi berpikir tentang hari esoknya (bayangan). Kegiatan membaca cerpen di QFSQVTUBLBBOTFLPMBISumber.BKBMBI Tempo,+VOJ3Gambar 7.2
133Apresiasi SastraSelebihnya, cerita mengalir dalam waktu kekinian. Dengan demikian, pengarang dalam cerpen ini menggunakan alur maju dan alur mundur. Kehadiran alur mundur (kilas balik, kenangan) dan alur maju (waktu kini dan bayangan hari esok) semakin melekatkan cerpen ini pada tema yang sedang di bahasnya.2. Pembahasan Cerpen "Kisruh" karya Nam ChonghyonCerpen "Kisruh" karya Nam Chonghyon ini bercerita tentang kegelisahan seseorang tentang perilaku sang ayah yang mela-kukan subversi (penghancuran) terhadap pemerintahan. Dengan demikian, tema yang menjadi dasar penceritaan cerpen ini adalah perasaan bersalah seorang tukang kayu terhadap pemerintah dengan kasus yang terjadi pada ayahnya.Pengemasan tema dalam cerpen Nam Chonghyon meng-gunakan bahasa yang rumit, meskipun kata-kata dalam cerpen ini mudah dipahami. Hal tersebut dapat dipahami bahwa cerpen ini hasil sebuah kerja penerjemah. Penyajian kalimat demi kalimatnya (struktur penceritaan) terkesan berbelit-belit. Dengan kata lain, membaca cerpen ini butuh kejelian yang penuh. Munculnya diksi-diksi politik seperti subversi, patriotisme, dewan nasional, atau revolusi menjadi penanda bahwa cerpen ini membincangkan sebuah deskripsi terhadap persoalan hukum dalam masyarakat cerita.Terjadinya sebuah kekisruhan politik dalam cerpen ini tidak diceritakan, di mana letak terjadinya dan kapan peristiwa itu terjadi. Bahkan semenjak awal sampai akhir cerita pun, pengarang tidak menyebutkan waktu pagi, siang, sore, atau malam hari. Pengarang cukup memberi tanda waktu cerita itu pada bagian awal, pada suatu hari.Dalam cerpen "Kisruh" ini, pencerita (narator) atau tokoh utama menjadi samar. Penceritaan awal dan akhir dinaratorkan oleh tokoh Toksu. Sementara itu, di tengah-tengah cerita, secara bergantian, dinaratorkan tokoh Toksu dan tokoh istri. Toksu memiliki perangai keras. Sebagai tukang kayu, ia berkehendak menanyakan perilaku tokoh ayah yang sedang berada dalam penjara. Sementara tokoh istri memiliki perangai egois. Perhatikan petikan berikut."Aku tidak punya pikiran sejauh itu. Aku terlalu mementingkan diri sendiri, Toksu. Namun, aku hanya ingin mengemukakan hal yang sebenarnya. Kau mengerti hal itu, bukan?"Sementara itu, alur penceritaan cerpen ini bergerak maju. Pengarang menghadirkan jalan cerita secara mengalir. Pence ritaan balik tidak terlalu dominan. Penceritaan balik muncul sesekali
134#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBketika tokoh Toksu dan istrinya menceritakan tokoh ayah. Begitu juga dengan waktu yang akan datang (bayangan). Tokoh Toksu dan istrinya berusaha menerka-nerka apa yang akan terjadi jika keduanya terlibat politik seperti tokoh ayah.3. Nilai Moral dalam Cerpen "Pada Suatu Hari Minggu" dan Cerpen "Kisruh"Pada bagian sebelumnya, kita sudah mencoba memahami kedua cerpen tersebut dengan mengenali unsur-unsur pem-bentuknya. Kedua cerpen tersebut, secara sederhana, bercerita tentang se bu ah kritikan yang dilontarkan masing-masing pengarangnya terhadap suatu hal. Selanjutnya, bagaimana perbandingan nilai moral kedua cerpen tersebut?Cerpen "Pada Suatu Hari Minggu" karya Seno Gumira Ajidarma memiliki nilai moral yang dapat kita petik, di antaranya: adanya suatu kedisiplinan kita untuk menghargai waktu. Dalam cerpen ini, pengarang memberi nilai lebih pada hari Minggu. "Kenapa aku harus berpikir? Bukankah ini hari Minggu?" Dengan demikian, cerpen ini mengingatkan kita meng hargai waktu luang untuk tetap menjaga kesehatan melalui istirahat. Selain itu, budaya Timur dalam cerpen ini pun dapat ter identifikasi. Tokoh istri tidak berani menyanggah pendapat suami. Tokoh istri hanya berdiri sebagai pengingat kekalutan tokoh suami yang masih memikirkan pekerjaannya di hari Minggu.Berbeda dengan cerpen "Pada Suatu Hari Minggu", cerpen "Kisruh" karya Nam Chonghyon, lebih menekankan pada kritik politik terhadap pemerintah masyarakat cerita. Meskipun sua sana kekisruhan politik hanya sebatas penceritaan tokoh Toksu, namun suasana politik cukup terasa bagi pembacanya. Budaya mo dern pun begitu jelas dihadirkan pengarang. Tokoh istri berani menge-luarkan pendapatnya terhadap sang suami. Posisi istri tidak hanya sebatas pendamping suami. Posisi istri lebih dihadirkan sebagai teman diskusi. Dengan demikian, tema perasaan bersalah dan berontak seorang tukang kayu (tokoh suami) terhadap nasib yang terjadi pada ayahnya itu semakin hidup dari awal sampai akhir penceritaan.Demikianlah perbandingan antara cerpen Indonesia dan cerpen terjemahan ini, secara singkat telah kita paparkan. Ada nilai lain yang dapat Anda ketahui antara struktur cerita dan nilai moral yang diungkapkannya masing-masing. Dapatkah Anda mengambil ajaran moral lain dari kedua cerpen tersebut? Menurut Anda, bagaimana pandangan sang pengarang terhadap diri Anda (pembaca)? Diskusikanlah pendapat Anda tersebut dengan teman-teman Anda.Mengenal-FCJI%FLBU Cerita pendek DFSQFO NFSVQBLBODFSJUBSFLBBOZBOHmemusatkan pada satu UPLPIEBMBNTBUVTJUVBTJ IJOHHBNFNCFSJLBOkesan tunggal UFSIBEBQQFSLBMJBOZBOHNFOEBTBSJDFSJUBtersebut. Karena CFOUVLOZB DFSQFOMFCJIcepat merefleksikan LFOZBUBBOEJTFLJUBSQFOHBSBOHTFDBSBMFCJIDFQBUEBOMFCJICFSBHBNdibandingkan novel.Sumber: Ensiklopedi Sastra Indonesia,
135Apresiasi Sastra1. Bacalah dua cerpen berikut! Satu cerpen ditulis oleh sastrawan Indonesia, yakni cerpen "Beras" karya Gus tf Sakai. Kemudian, cerpen berikutnya, ditulis oleh sastrawan Inggris, Evelyn Waugh. Satu cerpen Evelyn ini diambil dari buku Waugh, Evelyn, The Complete Short Stories and Selected Drawingsyang telah diterjemahkan oleh Muhammad Rihardja ke dalam bahasa Indonesia, berjudul "Penumpang yang Simpatik". Lakukanlah kegiatan ini secara berkelompok.Cerpen 1Latihan 1FNBIBNBOBeras,BSZB(VTUG4BLBJSumber: Kumpulan cerpen Pembisik, "LV UFMBI MBNB CFSQJLJS UFOUBOH BQJ"QJZBOH CFTBS #FSLPCBSLPCBS ,VCBZBOHLBO JBNFMBIBQ IVMMFS  QFOHHJMJOHBO QBEJ  NFOKBEJLBOOZBHPTPOHEBOUJOHHBMEFCV,VUJVQ QVGGG CVLBOLBIBLBOTBOHBUJOEBIXBIBJ3BKBC ,PUBLPUB SVTVI  PSBOHPSBOH TFMBMVNFOKBSBI LVMJIBUBQJEBMBNUFMFWJTJ,VUVOHHV LVUVOHHVEFOHBOEBEBCFSEFCBS3BTBTFOBOH MVBQBOSJBOH KVHBUBLTBCBS,VUVOHHVCFSIBSJIBSJ CFSNJOHHVNJOHHV5BQJ UBL  UBL BEB BQJ1BSB QFSVTVI UFSOZBUB UBL TBNQBJ LF LPUBJOJ%BOIVMMFSJUV EBOUVNQVLBOQBEJ TFPMBINFOHIBOUBNCBHJBOZBOHQFLBQBEBCFOBLLV4FNBLJOIBSJ TFUJBQXBLUV5BLQFEVMJBQBLBIBLV UFOHBI MFXBU BUBV UJEBL EJ KBMBO JUV5BLQFEVMJ BQBLBI XBKBI 3VKBC BEB BUBV UJEBL EJIBEBQBOLV 4VOHHVI IFSBO  CBHBJNBOB NVOHLJOOBTJCCBJLTFMBMVCFSQJIBLLFQBEBTFPSBOHEVOHV "LVCFMVN TFMFTBJEFOHBOLPQJLV LFUJLBistri Pak Sareb masuk dengan cemberut.5BL BEB MJSJLBO HFOJU 5BL BEB TFOZVNmeng goda."EB BQB  1BL 4BSFC NFMFUBLLBO MBQCFSBT/BJL/BJLMBHJ #BSVLFNBSJOCJMBOH4VEBIHFMBTLPQJLV UFSIFOUJ  UFSUFHVO EJ EBHV )JMBOH TVEBIQBHJZBOHDFSBIMFOZBQUFMBIIBSJZBOHJOEBI3BTB CFODJ ,VFNQBTLBO HFMBT #FSEJSJAda rasa geram seseorang mengingatkan LPQJLVCFMVNIBCJTUBQJBLVUBLQFEVMJ)JMBOHQBHJDFSBI-FOZBQIBSJJOEBI%JMVBSLFEBJ udara sengak langit sesak. Membuatku muak. Si EVOHV JUV BQBLBIJBNFNBOHNFOBIBOCFSBTEJIVMMFSOZB &NQBUIBSJZBOHMBMV BLVCFSUFNV,JEVO UFOHLVMBL PKFL QFOHVNQVM CFSBT EBSJ LFDBNBUBOTFCFMBI*BTFPSBOHZBOHSJBOHEBOTFMBMVSBNBI *B TBOHBU UBIV TJBQB BLV  CBHBJNBOBNFOHIPSNBUJLV5BQJIBSJJUVJBUBNQBLTFQFSUJUBLCFSFT*BNFOZBQBLV UBLVUEBOCBHBJSBHV*B CFSDFSJUB CFSCFMJUCFMJU  NFOHVOHLBQLBOCFUBQB IJEVQ UFMBI TBOHBU TVMJU /JMBJ VBOHNFOZVTVU )BSHB CBSBOH NFOJOHHJ 4JBQB QVOUBIVJCV5BQJMBMV BQBVSVTBOOZBEFOHBOBLV 5BQJJOJTPBM3BKBCDadaku berdebar. "EBBQBEFOHBO3BKBC .BBG  #BOH  TFCFUVMOZB CVLBO TF
136#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBQFOVIOZB TPBM 3BKBC EBO BLV .VOHLJO MFCJIUFQBU CJMB EJTFCVU 3BKBC EFOHBO NBTZBSBLBU#BILBONVOHLJOEFOHBOQFNFSJOUBI4VEBI -BOHTVOH TBKB "EB BQB EFOHBO3BKBC #FHJOJ "CBOHUBIVEBFSBILJUBLJOJSBXBOCFSBT#FSBTEJEBUBOHLBOEBSJMVBSEBFSBIEBOQFNFSJOUBI UFSQBLTB NFNCFMJ CFSBT EFOHBOIBSHBHJMBHJMBBOEBSJMVBSOFHFSJ5FMBICFSVMBOHVMBOH QFNFSJOUBI NFOHJNCBV BHBS QFUBOJUJEBLNFOBIBOCFSBT+BOHBOCFSTQFLVMBTJEBONFNQFSTVTBINBTZBSBLBU5BQJ3BKBChh"LVTFHFSBUBIV4FIBSVTOZB TBBUJUV BLVmemang tidak menunda. Kidun me mintaku NFOZBNQBJLBOOZB LF 3BKBC .FOZBNQBJLBO "LVUFSCBZBOHBLBOUFMFWJTJ,FSVTVIBOJUV BQJ,VIFMBOBQBT6EBSBTFOHBLMBOHJUTFTBL"LVNFMBOHLBILFNPCJMLVKulupakan pagiku. Tapi saat kunci kuputar EBOQFEBMHBTLVUFLBO NFTJONPCJMUBLLVOKVOHIJEVQ .PHPL MBHJ  #BILBO NFTJO NPCJM QVOUBLCFSQJIBLLFQBEBLV"LIJSOZB IJEVQ  NFTLJ UFSCBUVLCBUVL%BUTVOUVBLV#FSLFMFCBUXBKBI3BKBCEFOHBONPCJM CBSV #FOBSCFOBS CBSV #VLBO NPCJMCFLBT TFQFSUJ NJMJLLV 4VOHHVI UBL EBQBUBLV NFOHFSUJ #BHBJNBOB VBOH CJTB NFOHFKBSTFPSBOHMFMBLJUFSCFMBLBOHTFQFSUJJUV 3BKBC  LBUB "ZBI  BEBMBI BEJLLV 5BQJCBHJLVJBTBNQBI#VLBOIBOZBLBSFOBNFNBOHEJQVOHVU EJ KBMBO 5BQJ LBSFOB JB TFMBMV KBEJCBHJBOZBOHNFNBMVLBOEBSJEJSJLV&OUBI VNVS CFSBQB JB EJQVOHVU  BLV UBLCFHJUV JOHBU5BQJ TBBU JUV BLV CFMVN  TFLPMBIEBO*CVCBSVTBKBNFOJOHHBM&OUBICBHBJNBOBBXBMOZB LBNJ CFHJUV CFSCFEB 5BQJ TBBU BLVNBTVL 4%  JB NFOHVUBSBLBO LFQBEB "ZBICBIXB JB UBL JOHJO TFLPMBI %BO EBSJ TBOBMBITFHBMBOZB CFSNVMB"LV KBEJ NBLIMVL MVBS  JBKBEJ NBLIMVL SVNBI"LV UFSLFOBM CFSUFNBOCBOZBL  JB IBOZB CFSLBXBO UFSOBL "LVCFSLFMBIJ JBDFQBUTFNCVOZJ"LVTVLBXBOJUB JB NBMBI CBHBJ CBODJ %BO ZBOH QBMJOH NFNCVBULV NVBL "ZBI TFMBMV NFNJOUBLV VOUVLNFOHBKBSJ3BKBCUVMJTCBDB4FCFMVN"ZBIKVHBNFOJOHHBM 3BKBCEJCFSJTFCJEBOHTBXBI4FCJEBOHLFDJM UBQJJUVMBIDJLBMTFHBMBOZB 5BL NBTVL EJ BLBMLV CBHBJNBOB3BKBC CJTB CFSCVMBOCVMBO IBOZB EJ TJUV  UBQJCFSUBIVOUBIVO TFTVEBIOZB  FOUBI LBQBO  BLVUFSLFKVU LFUJLB UBIV CBIXB TBXBI LFDJM JUVUFMBI NFOKFMNB CFSCJEBOHCJEBOH #BHBJNBOBDBSBOZB  4BOHBU CVTVL XBMBV TFEFSIBOBPSBOHPSBOH CFSVUBOH MBMV NFOHHBEBJLBOTBXBILFQBEBOZB4FQFSUJKVHBBLVEBOTFNVBTBXBIXBSJTBOBZBI TBUVEFNJTBUVCFSBMJI KBEJNJMJLOZB LBSFOBBLVUBLQFSOBINFOEBQBULBOSF[FLJZBOHDVLVQVOUVLNFNCBZBSVUBOHLV4FLBSBOH MJIBUMBI 4BNQBJ LF TBOB  OZBSJTTFNVB BEBMBI TBXBIOZB %BO IVMMFS JUV  TFUJBQIBSJ CFSBUVTSBUVTLJMPNFOFMBOQBEJ.FOKBEJLBOCFSBT.FOHVDVSVBOH4VOHHVIIFSBO%JLPUBJOJ CVLBOLBI UJEBL IBOZB JB ZBOH CFSEBHBOH CFSBT NFNJMJLJ TBXBI EBO HJMJOHBO 1BEJ 5BQJ LFOBQB3BKBC   #BILBO IBSHB CFSBT CJTB UJCBUJCB OBJL DVNBLBSFOBJBNFOBIBOOZB%BUTVO UVBLV LFNCBMJ UFSCBUVLCBUVL4BBU BLV NFOVLBS HJHJ EJ KBMBO ZBOH TFEJLJUNFOBOKBL JBNBUJ"LVHFSBN#FODJ,VQVUVTLBO VOUVL CFSKBMBO LBLJ5BL CFHJUV KBVI5PIBUBQIVMMFSUFMBIUBNQBL"EBQVMBKBMBOQJOUBTMFXBUUJHBQFUBLTBXBIEBOMBEBOHTJOHLPOH4FNBLJO EFLBU  UBQJ UBL UFSEFOHBS QPQpop gilingan.1JOUVIVMMFSUBNQBLUFSUVUVQ UBLBEBCFOUBOHBO QBEJ *B TFOHBKB NFOVUVQ IVMMFSOZB.FNCJBSLBO IBSHB UFSVT OBJL %J EBMBN TBOB LVQBTUJLBO UFOUVMBI UFOHBI NFOVNQVL CFSLJMPLJMPBUBVCBILBONVOHLJOCFSUPOUPOHBCBIAku tertegun. Gigiku gemeretak. Aku TVEBI BLBO NFMBOHLBI LFUJLB MBQBUMBQBUUFSEFOHBS TVBSB CFSDBLBQDBLBQ ,VTJCBLLBOEBVO ,VKVMVSLBO *FIFS"EB CFCFSBQB PSBOH LFMVBS EBSJ TBNQJOH CFMBLBOH IVMMFS .FNBOH BEBQJOUVMBJOEJTJUV5FSJNBLBTJI5VIBO#BOH3BKBCNFOFQBUJKBOKJ*BUBLNFOKVBMOZB4VOHHVI CFSCVEJ ,BMBV CFSBT ZBOHsekarang ini bukan untuk kita, coba, dengan BQBLJUBIBSVTNFNCFMJ h*B CVLBO QFEBHBOH UBQJ OBCJ 0SBOHorang seperti itu memang selalu didatangkan 5VIBOQBEB[BNBO[BNBOTVMJU"Andai tidak kemarau. Andai panen tak gagal ..."
137Apresiasi SastraCerpen 2+BOHBO CFSBOEBJBOEBJ #FSEPB TBKBBHBSmusim tanam kembali normal."Aku terpaku. Percakapan mereka. Aku LFOBM EVB UJHB PSBOH"OBL CVBI 3BKBC 1BSBQFUBOJOZBMemang kemarau. Kabut asap. Hutan UFSCBLBS ,FOBQB BLV UBL UFSQJLJS JUV  5BQJ3BKBC5FUBQJ3BKBC"QBLBINFSFLBUBLTBMBI /BCJ1VGGGLFMBQBSBONFNCVBUPSBOHPSBOHKBEJCVUBSumber: Kumpulan cerpen Pembisik Penumpang yang Simpatik,BSZB&WFMZO8PVHISumber: www.amazone.com,FUJLB 5VBO +BNFT CBSV NFOVUVQ EBVOQJOUV ZBOH UFMBI EJUJOHHBMLBOOZB CFCFSBQBMBOHLBI EJ CFMBLBOHOZB  NVTJL EBSJ TFCVBIQFTBXBU SBEJP MBOHTVOH NFMFEBLMFEBL LFMVBSEBO TFNVB KFOEFMB ZBOH BEB EJ SVNBIOZB JUV"HOFT ZBOH TFEBOH CFSBEB EJ EBQVSMBI ZBOHNFOHIJEVQLBOQFTBXBUSBEJPEFOHBOMBOUVOBOTFCVBI MBHV JUV 4FNFOUBSB JTUSJOZB  /ZPOZB+BNFT TFEBOHEJLBNBSNBOEJBerbagai QSPHSBN BDBSB EBSJ SBEJP ZBOHTFCFOUBSTFCFOUBS CFSHBOUJHBOUJ  UFSVT UFSEFOHBS NFOHJLVUJMBOHLBI5VBO+BNFTNFOVKVLF HBSBTJ IJOHHB NPCJM NVMBJ NFMBKV NFOVKVKBMBOLFDJMEJEFQBOSVNBI%JB UFMBI NFOZFUJS TFKBVI EVB CFMBT NJMLF BSBI TUBTJVO  EBO EBMBN QFSKBMBOBO TFKBVIMJNBNJMQFSUBNB JBNBTJIEBMBNTVBTBOBIBUJZBOHHVOEBI  4FCFOBSOZB LFUJLB NFOHIBEBQJ TFUJBQNBTBMBI 5VBO +BNFT BEBMBI UJQF MBLJMBLJ ZBOHTFMBMV NFOBNQJMLBO TJGBUOZB ZBOH MFNCVU5BQJTBZBOHOZBUJEBLEBMBNTBUVIBM%JBBLBOCFSVCBI NFOKBEJ LBTBS LFUJLB NFOEFOHBSLBOCVOZJEBSJSBEJP%JBTBOHBUNFNCFODJSBEJP#VLBO IBOZB LBSFOB UJEBL NFNCFSJLBOQBEBOZB IJCVSBO TFEJLJU QVO SBEJP KVHB TFMBMVNFNCFSJLBOSBTBZBOHBLBONFOKBMBSLFTFLVKVSUVCVIOZB %BO EBMBN CFCFSBQB UBIVO  EJB UFMBICFSQVSBQVSBNFOHIBSHBJQFOFNVBOBUBTQFTBXBUSBEJPJUV4FCFOBSOZBJBNFOZBEBSJCBIXBTJLBQOZBJUV UFMBI NFMBXBO LBUB IBUJOZB TFOEJSJ UBQJ EJBUFSQBLTB NFMBLVLBO JUV VOUVL NFOHIJOEBSJNVTVINVTVIOZB NFMBLVLBO LPOTQJSBTJ EFOHBOQFOZJBSBO SBEJP EFOHBO NBLTVE NFOHHBOHHVEBO NFOZBLJUJ IBUJOZB EBMBN NBTBNBTB ZBOHTFIBSVTOZBUFOBOHEBMBNIJEVQOZB5VBO+BNFTCFMVNCJTBEJLBUBLBOTFCBHBJTFPSBOHZBOHUFMBIV[VS UBQJJBKVHBUJEBLNVEBMBHJ 1BEB LFOZBUBBOOZB EBMBN VTJBOZB QBEBQFSUFOHBIBOMJNBQVMVIBOJUV 5VBO+BNFTTFMBMVNFODJOUBJLFIFOJOHBO5BQJ TBZBOH  /ZPOZB +BNFT UJEBL QFSOBINFNCBHJTFEJLJU QVOLFIFOJOHBOEBMBNIJEVQ5VBO+BNFT4FLBSBOH NFSFLB UJOHHBM CFSTBNBTBNBEBMBN TFCVBI SVNBI LFDJM KBVI EBSJ QVTBULPUB  EVB CFMBT NJM EBSJ MPLBTJ IJCVSBO ZBOHmemadai.#BHJ/ZPOZB+BNFT SBEJPBEBMBIBMBUCBOUVZBOH CJTB NFOHIVCVOHLBO JNBKJOBTJOZB QBEBUSPUPBS ZBOH CFSTJI  LBDB FUBMBTF UPLP ZBOHNFOHLJMBQ EBOQFSUFNVBOEFOHBOKVUBBOUFNBO4FEBOHLBO CBHJ 5VBO +BNFT  SBEJP UFMBINFOZFCBCLBO UFSKBEJOZB CBOZBL QFMBOHHBSBOUFSIBEBQ QSJWBTJOZB %JB UFMBI MBNB UFSLFLBOHEBMBN LFNBSBIBOOZB ZBOH TFNBLJO UVNCVIUFSIBEBQ LFUJEBLTPQBOBO TJLBQ JTUSJ EBOQVUSJOZB TFCBHBJ EVB QFSFNQVBO ZBOH QBMJOH
138#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBEFLBU EFOHBOOZB ZBOH KVHB TFIBSVTOZBNFOHFSUJBQBZBOHUJEBLEJTVLBJOZB,FUJLB NBTJI UFOHHFMBN EBMBN LFDBNVLQFSBTBBOOZB  EJ UFQJ KBMBO 5VBO +BNFT NFMJIBUTFPSBOH MBLJMBLJ CFSCBEBO CFTBS EBO UFHBQZBOH LJSBLJSB TFVTJB EFOHBOOZB  NFNCFSJUBOEB  NFNJOUB UVNQBOHBO 5VBO +BNFT QVOCFSIFOUJ4BZB CFSIBSBQ"OEB NFOVKV LF TUBTJVOLFSFUB BQJ  -BLJMBLJ JUV CFSCJDBSB TPQBOEFOHBOTVBSBZBOHSFOEBI BHBLTFOEV:B TBZBIBSVTNFOHBNCJMTFCVBIQBSDFMEJTBOB/BJLMBI5FSJNBLBTJI-BLJMBLJ JUV NFOHBNCJM UFNQBU QFSTJT EJTBNQJOH5VBO +BNFT 4FQBUV CPPUOZB UFSMJIBUberdebu. Dia membenam pada tempat duduk, LFMFUJIBO TFBLBOBLBOEJBEBUBOHEBSJUFNQBUZBOHTBOHBUKBVI%JB NFNJMJLJ UBOHBO CFTBS ZBOH LPUPSEFOHBOCVMVLFBCVBCVBOEBOUVMBOHZBOHUFSMJIBUQBEBQFSNVLBBOLVMJUZBOHBHBLLFSJQVU4FMBNBTBUVNJMMFCJI QFOVNQBOHJUVUJEBLCFSCJDBSB ,FNVEJBO  UJCBUJCB EJB CFSUBOZB"QBLBIBEBQFTBXBUSBEJPQBEBNPCJMJOJ "Tidak ada.""QB HVOBOZB UPNCPM JUV  JB NVMBJ NFNFSJLTBEBTCCPBSE%BOJUV 4BUVOZB BEB TUBSUFS PUPNBUJT :BOHTBUVOZB MBHJ VOUVL NFOZBMBLBO SPLPL 5BQJEVBEVBOZB UJEBL CFSGVOHTJ MBHJ5VBO +BNFTNFMBOKVULBOEFOHBOQFSLBUBBOZBOHBHBLUBKBN+JLB"OEB NFOVNQBOH EFOHBO IBSBQBO CJTBNFOEFOHBSLBO SBEJP EBSJ NPCJM JOJ TBZB LJSBBEB CBJLOZB TBZB NFOVSVOLBO EBO NFNCJBSkan Anda mencoba keberun tungan de ngan NFOHIFOUJLBO NPCJM MBJOOZB ZBOH CBSBOHLBMJTBKBNFNJMJLJSBEJP:B 5VIBO LBUBQFOVNQBOHJUVUFSLFKVU KBOHBO TBMBI TBOHLB 4FCFOBSOZB BLV CFODJdengan radio.",FCFUVMBO 4BZB KVHB 5VBO  TFCFOBSOZB"OEB BEBMBI TBUVTBUVOZB PSBOH ZBOH QBMJOHCBJLEJBOUBSBKVUBBOPSBOHZBOHQFSOBITBZBUFNVJ4BZBNFSBTBEJSJTBZBUFMBINFOEBQBULBOIBLJTUJNFXBLBSFOBUFMBICFSLFOBMBOEFOHBO"OEB  LBUB MBLJMBLJ CFTBS JUV EFOHBO QFOVIsimpati.5FSJNB LBTJI ,FNVEJBO 5VBO +BNFTNFMBOKVULBO QFNCBIBTBO UFOUBOH LFUJEBLTVLBBOOZB QBEB SBEJP 1FOFNVBO BUBT SBEJPJUVBEBMBITFTVBUVZBOHNFOKFOHLFMLBOMata si penumpang bersinar dengan TJNQBUJZBOHCFSHBJSBI3BEJPNFNBOHCVTVL3BEJPJUVLFKBN"Benar sekali."Sumber.BKBMBIHorison +VOJ2. Setelah Anda membaca kedua cerpen tersebut, bahaslah hal-hal berikut.a. Tentukan isi setiap cerpen tersebut dengan bahasa yang se derhana.b. Apa yang menjadi tema atau dasar cerita dari kedua cerpen tersebut? c. Deskripsikan penggunaan bahasa yang digunakan kedua pengarang dalam setiap cerpennya dengan mencantumkan alasan yang mendukung.d. Sebutkan waktu dan tempat (latar) terjadinya cerita dari kedua cerpen tersebut.e. Tentukan setiap karakter dari kedua cerpen tersebut dengan menunjukkan bukti yang mendukungnya.
139Apresiasi Sastraf. Bagaimana alur yang digunakan kedua pengarang dalam cerpen nya masing-masing? Apakah pengarang menggunakan alur maju, alur mundur, atau alur campuran (maju-mundur)?3. Setelah membahas unsur-unsur yang membangun setiap cerpen itu, bandingkanlah nilai moral yang terjadi dalam masyarakat cerita kedua cerpen tersebut dengan kalimat yang singkat dan jelas.Menulis Kembali Cuplikan Sastra Indonesia Klasik ke Dalam Huruf LatinDTujuan Belajar"OEBEJIBSBQLBOEBQBUrNFOVMJTLBUBLBUBEFOHBOIVSVG"SBC.FMBZVrNFOHBMJILBOteks beraksara Arab .FMBZVLFEBMBNaksara Latin.Khazanah sastra Nusantara tidak dapat dilepaskan dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan akar dari bahasa Indonesia. Namun, pada zaman dahulu bahasa Melayu mem punyai keunikan tersendiri. Penulisan aksara dalam bahasa Melayu menggunakan aksara Arab yang berbeda dengan tulisan di daerah asalnya, yaitu Jazirah Arab. Secara historis, bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Hal ini dapat dibuktikan dengan hal-hal berikut. 1. Bahasa Melayu sebagai bahasa penghubung antarsuku bangsa 2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan.3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan. 4. Bahasa Melayu diper guna kan sebagai pengantar pengajaran.Dalam aspek penulisan, bentuk tulisan bahasa Melayu disajikan dalam huruf Arab, namun bahasanya tetap bahasa Melayu. Sekarang perhatikanlah transliterasi Indonesia–Arab Melayu berikut. Tabel 7.1Transliterasi Indonesia–Arab MelayuEmpat Bentuk Huruf Tulisan Arab Melayu 43215B"C#Huruf Latin Aw a lTengahAkhirTunggal
140#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBSumber: Sampul buku Bunga Rampai Melaju Kuno, ;BNBOEVMVCBOZBLCVLVZBOHNFNVBUIBMIBMZBOHCFSIVCVOHBOEFOHBOTFKBSBINBVQVOLBSZBTBTUSB.FMBZVD$E%F&G'H(I)J*K+L,M-N.O/P0Q1R2S3T4U5V6W7X8Y9Z:Gambar 7.3
141Apresiasi Sastra[;OH/HOZ/ZEI%ITI4ILI,IUT5TUI5I[I;IB"E[%[TZ4Z)BN[BIHal yang perlu diperhatikan ketika Anda menulis huruf Arab Melayu adalah dari kanan ke kiri. Hal ini berbeda dengan ketika Anda menuliskan huruf Latin. Huruf Latin biasa ditulis dari kiri ke kanan. Berikut ini beberapa hal yang perlu diper hatikan ketika menuliskan huruf Arab Melayu.1. Huruf tidak berubah bentuk apabila tidak dihubungkan ke kiri atau ke kanan, contoh: .2. Huruf berubah bentuk apabila terdapat atau diikuti huruf yang di sebelah kiri, contoh: .3. Huruf berubah bentuk apabila dihubungkan dengan huruf yang terdapat di sebelah kanan, contoh: .4. Huruf berubah bentuk apabila dihubungkan dengan huruf yang terdapat di sebelah kiri dan kanan (di tengah) menjadi: .Jika Anda mengalami kesulitan ketika menuliskan huruf Arab Melayu, dapat memerhatikan cara penulisan berikut.Perlu diingat huruf-huruf tidak dapat disambungkan ke kiri dan huruf hamzah () tidak boleh di-rangkaikan dengan huruf lain.
142#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBSemua huruf Melayu terdiri atas huruf mati atau konsonan. Agar huruf-huruf itu dapat dibunyikan atau dibaca, haruslah diberi huruf hidup atau vokal a, i, e, o, u. Pada huruf Arab Melayu tidak terdapat huruf hidup (vokal). Pengganti huruf hidup itu tanda bunyi. Tanda bunyi dipakai untuk mempermudah membaca dan menuliskan dua kata atau lebih; yang serupa dituliskan tetapi berbeda bunyinya. Perhatikan contoh berikut.1. Baris di atas dibaca a ba 2. Baris di bawah dibaca i bi 3. Tanda bunyi u bu4. Tanda bunyi mati pada suku kata mati dinyatakan dengan lingkaran kecil yang lazim disebut sukun, contoh: ban.Perhatikan contoh berikut: dibaca: kumbang mencuri kembang, datang kambing, kumbang terbang.Tiap-tiap kata bahasa Indonesia yang terdiri atas suku kata mati yang dituliskan itu huruf-huruf konsonannya saja. Perhatikan contoh berikut.1. bantal – b – n – t – l = 2. timbul – t – m – b – l = 3. tempat – t – m – p – t = Nah, sekarang perhatikanlah teks Arab Melayu berikut.Setelah Anda memerhatikan teks Arab Melayu tersebut, perhatikanlah hasil dari pengubahannya dalam aksara Latin berikut ini.Ini hikayat yang terlalu indah-indah termasyhurDiperkatakan orang di atas angin dan di bawah Mengenal-FCJI%FLBU"EBCFCFSBQBIBMZBOHNFOZFCBCLBOCBIBTB.FMBZVEJBOHLBUNFOKBEJCBIBTB*OEPOFTJB ZBLOJsebagai berikut. #BIBTB.FMBZVTVEBINFOKBEJMJOHVBGSBODB CBIBTBQFSIVCVOHBO EBOCBIBTBQFSEBHBOHBOdi Indonesia. 4JTUFNCBIBTB.FMBZVTFEFSIBOB NVEBIEJQFMBKBSJLBSFOBEBMBNCBIBTB.FMBZVUJEBLEJLFOBMUJOHLBUBOCBIBTBTFQFSUJCBIBTB+BXBdan Sunda. 4VLVTVLVMBJOZBOHada di Indonesia menerima dengan TVLBSFMBCBIBTB.FMBZVNFOKBEJCBIBTB*OEPOFTJBSumber: www.wikipedia.co.id
143Apresiasi Sastra1. Tuliskanlah kata-kata berikut dengan menggunakan huruf Arab Melayu.a. banjir c. tembok b. tampang d. kancile. bimbing h. tonjolf. tambal i. pantangg. terbang j. hampar2. Ubahlah kata-kata Arab Melayu menjadi teks aksara latin.Angin nyata kepada segala sastra perkataanMaharaja Rahwana yang sepuluh kepalanya dan Duapuluh tangannya. Latihan 1FNBIBNBO3. Ubahlah teks Arab Melayu berikut ini menjadi teks aksara Latin.
144#FSCBIBTB*OEPOFTJBEFOHBO&GFLUJGVOUVL,FMBT9**1SPHSBN#BIBTBr (VSJOEBNUFSCFOUVLEBSJEVBCBSJT#BSJTQFSUBNBCFSJTJsejenis perjanjian atau syarat dan baris kedua menjadi akibat atau kejadian yang disebabkan dari isi baris pertama.r #FSJLVU VOTVSVOTVS EBTBS EBMBN DFSQFO ZBOH IBSVTdipahami oleh seorang pembaca cerpen. - tematema adalah ide sebuah cerita, Tema ada dalam keutuhan cerita.- tokoh dan perwatakan setiap tokoh mem punyai kepribadian sendiri. Ditentukan oleh kepandaian si penulis menghidupkan watak tokohnya - alurberhubungan dengan jalan cerita. Inti dari alur adalah lahirnya konflik dalam cerita- latarlatar menggambarkan situasi tempat dan waktu - sudut pandangcara penulis mengambil sudut pandang penceritaanr 4FDBSB IJTUPSJT  CBIBTB *OEPOFTJB CFSBTBM EBSJ CBIBTBMelayu. Hal ini dapat dibuktikan dengan hal-hal berikut. 1. Bahasa Melayu sebagai bahasa penghubung antarsuku bangsa 2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan.3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan. 4. Bahasa Melayu diper guna kan sebagai pengantar penga-jaran.Intisari 1FMBKBSBOPenulisan dan penciptaan sebuah karya tentunya memerlukan pemikiran yang kreatif dan dinamis. Puisi merupakan karya sastra yang memerlukan hal tersebut. Untuk itu, banyak manfaat yang dapat diraih setelah melakukan
Copyright © Ibu Im 2021