Halaman
Pelajaran 5
Kesetaraan Gender
Sumber:
www.fisdac.onwibesite.net
Rasanya isi di muka bumi ini hanya terbagi atas dua kutub yang bertentangan.
Ada utara ada selatan, ada terang ada gelap, ada jantan ada betina, dan seterusnya.
Masing-masing dikaruniai kodrat sendiri-sendiri. Akan tetapi, ada pemikiran lain.
Mengapa laki-laki perempuan dibedakan? Mengapa tidak ada persamaan gender?
Mendengarkan informasi mengenai isu gender barangkali menarik, paling tidak
untuk disimak. Gagasan mengenai hal itu sudah sering dikemukakan. Untuk
memahaminya, kita harus memusatkan pikiran agar dapat menangkap dan
melakukan evaluasi terhadap isi, argumentasi, nilai, standar budaya, dan tema
yang dipaparkan.
Kemampuan Berbahasa
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
48
A. Mendengarkan
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengevaluasi isi laporan.
Mengevaluasi laporan
Pada pelajaran terdahulu telah kita pelajari bahwa
laporan
merupakan bentuk
pertanggungjawaban. Bentuknya bergantung pada pihak penerima laporan. Bahasa, gaya
bahasa, dan istilah yang dipilih dimaksudkan agar penerima memahami isinya. Sistematika,
cara menyampaikan, dan sarana yang digunakan dipilih agar memenuhi sasaran.
Laporan yang baik harus jelas dan tegas, lengkap, benar dan objektif, disusun dengan
cermat dan konsisten, disusun langsung mengenai sasaran, dan disampaikan tepat waktu
melalui saluran dan prosedur yang benar.
1.
Tentukan isi penggalan laporan berikut!
Meskipun kosakata
emansipasi
perempuan tak lagi asing terdengar dan kini lebih
banyak manusia Indonesia yang mahfum ketimbang dua atau tiga dekade lampau, tetapi
pemahaman soal
emansipasi
kerap masih sebatas soal pemberian kesempatan terhadap
perempuan. Akar kultur Indonesia yang menempatkan perempuan sebagai subordinat
laki-laki dalam sistem paternalistik tak pelak memengaruhi pemahaman tersebut. Oleh
karena itu, persepsi sebagian masyarakat bahwa strata perempuan dalam keluarga masih
berada di bawah laki-laki tak terhindari. Walaupun secara umum toleransi terhadap kiprah
perempuan di ruang publik cukup besar, namun begitu kembali ke ranah domestik, posisi
perempuan kembali di belakang laki-laki (
Kompas
, 21 April 2007).
2. Nilailah isi, bahasa, serta sistematika penggalan laporan berikut!
a. Kondisi lembaga permasyarakatan di Indonesia sungguh membanggakan. Bagaimana
tidak. Hampir seluruh lembaga permasyarakatan yang ada penuh sebalik.
b. Diskriminasi terhadap kaum perempuan tidak hanya merugikan kaumnya, tetapi dalam
konteks lebih luas juga merugikan negara. Penelitian selama 2000 – 2004 dilakukan
untuk mengevaluasi dampak diskriminasi gender pada partisipasi angkatan kerja
terhadap pertumbuhan ekonomi dan produksi suatu negara. Menurut survei, saat ini
partisipasi kaum perempuan di Indonesia baru mencapai 51 persen. Angka ini
menunjukkan bahwa di antara 100 kaum perempuan, hanya 51 orang yang bekerja,
selebihnya menjadi ”penganggur.” Apabila angka partisipasi meningkat, akan meningkat
pula pertumbuhan ekonomi Indonesia (
Kompas
21 April 2007).
Uji Kompetensi 5.1
Kesetaraan Gender
49
B. Berbicara
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menguraikan topik cerita yang didengar atau dibaca
.
Menguraikan topik cerita
Kegiatan awal bercerita atau menulis adalah merumuskan topik. Untuk menentukannya,
ada beberapa yang harus dipahami. Pertama, Anda perlu memerhatikan bahwa topik yang
Anda pilih memang menarik dan layak dibahas. Kedua, topik tersebut harus benar-benar
Anda kuasai dengan baik. Bahan untuk mengembangkannya pun mudah didapat, memadai,
tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu terbatas. Topik yang terlalu luas menyebabkan
pembicaraan menjadi panjang, dangkal, dan tidak menarik. Sebaliknya, topik yang terlalu
terbatas sulit dikembangkan.
Kalau topik sudah ditetapkan, langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan. Untuk
keperluan apa topik itu dibicarakan? Tujuan ini biasanya tidak pernah dinyatakan, kecuali
pada tulisan ilmiah. Langkah selanjutnya adalah menyusun kerangka (outline) cerita agar
uraiannya (1) teratur, (2) logis, (3) tidak mengulang uraian yang sudah disampaikan, dan (4)
tidak menyimpang dari tujuan yang telah dirumuskan.
1. Lengkapilah butir-butir topik-subtopik berikut menjadi kerangka uraian yang sistematik,
logis, dan konsisten dengan menggunakan (kelompok) kata keadaan penduduk, keadaan
tanah, iklim, keadaan geografis, kematian, mata pencaharian, letak geografis wilayah,
upacara adat, asal-usul, ciri-ciri fisik, perkawinan!
Gambaran selintas tentang Tanah Toraja
a. Kondisi Geografis
c. Upcara Adat
1)
...
1) ...
2)
...
2) ...
3)
...
3) ...
4)
...
4) ...
b. Keadaan Penduduk
1)
...
2)
...
3)
...
4)
...
2. Uraikan topik berikut menjadi uraian yang menarik!
a. Kartini, Pahlawan Emansipasi
b. Kesetaraan Gender Masih Wacana
Uji Kompetensi 5.2
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
50
C. Membaca
Tujuan Pembelajaran :
Anda diharapkan dapat menilai gagasan dan pikiran penulis dalam suatu
artikel.
Menilai gagasan dan pikiran penulis artikel
Seperti halnya pada pelajaran terdahulu, menilai gagasan dan pikiran penulis artikel pun
dapat dititikberatkan pada (1) bahasanya (ejaan, pilihan kata, struktur bentuk kata, struktur
frase, kalimat); (2) isinya (faktual, aktual, aplikatif, rasional, dan lain-lain); serta (3) sistematika
atau pengorganisasiannya (sistematis, logis, runtut, dan lain-lain).
1. Bacalah artikel berikut dengan cermat!
Kartini dan MDG’s
Oleh Saparinah Sadli
Kartini hidup lebih dari 100 tahun lalu, pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Pada usia 25 tahun ia melahirkan anak pertamanya dengan selamat di tempat tinggalnya,
Kabupaten Rembang, dengan pertolongan dokter Belanda. Namun, Kartini mengalami
komplikasi yang oleh dokter yang sama tidak dapat diatasi. Empat hari kemudian, ia
meninggal. Bukan karena miskin, tetapi karena teknologi kedokteran belum mampu
mengatasi komplikasi yang dialami perempuan pascamelahirkan.
Kini, pada awal abad ke-21, setiap malam pemirsa dapat menyaksikan tayangan
salah satu TV swasta
Save Our Nation Throught MDG’s
, lengkap dengan tulisan delapan
tujuan pembangunan milenium (
Millenium Development Goals
, MDG’s). Salah satu dari
MDG’s adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) sampai tiga perempat dari angka
nasional pada tahun 2015. Jika kita simak, tujuh dari delapan tujuan MDG’s itu saling
terkait dan berwajah perempuan.
Pertama, menurunkan sampai 50 persen proporsi orang miskin yang sampai sekarang
masih didominasi perempuan. Kedua, persamaan pendidikan bagi tiap anak perempuan
dan laki-laki. Di keluarga miskin, yang lebih banyak tidak sekolah atau tidak menyelesaikan
pendidikan SD adalah anak perempuan. Ketiga, memajukan kesetaraan gender.
Diskriminasi berbasis gender masih merajalela. Keempat, menurunkan angka kematian
anak balita sebesar dua pertiga antara tahun 2000 – 2015. Kelima, meningkatkan kesehatan
maternal dengan cara menurunkan rasio AKI sebesar tiga perempat antara tahun 2000-
2015. Keenam, memerangi dan menghentikan penyebaran HIV/AIDS dan penyakit menular
lainnya. Statistik Indonesia mengungkapkan, perempuan dengan HIV/AIDS meningkat
drastis. Bahkan, sudah ada ibu-ibu yang melahirkan bayi dengan HIV. Ketujuh,
menghentikan perusakan lingkungan. Bagi perempuan yang diposisikan sebagai pengasuh
utama kebutuhan anak dan keluarga. Kerusakan lingkungan berarti tidak adanya air bersih
atau harus berjalan untuk mendapatkan air bersih yang dibutuhkan untuk masak bagi
Uji Kompetensi 5.3
Kesetaraan Gender
51
keluarga. Beban perempuan bertambah jika anak sakit karena air minum dan air mandi
tidak bersih.
Tantangan yang dicanangkan melalui MDG’s untuk memastikan agar tiap orang,
terutama perempuan, sejak usia muda terpenuhi hak-hak dasarnya, seperti hak kesehatan,
hak pendidikan, dan hak untuk tidak diskriminasi di berbagai bidang kehidupan bersama.
Adalah mutlak untuk memenuhi berbagai hak dasar perempuan mengingat perempuanlah
yang dikaruniai Tuhan untuk melahirkan generasi baru. Untuk itu, perempuan harus sehat
fisik, mental, sosial, dan tidak mengalami diskriminasi gender.
Sejak sebulan yang lalu, MDG’s disosialisasikan sebagai
Save Our Nation Throught
MDG’s
. Jika dikaitkan perjuangan Kartini bagi kaum dan bangsanya, tidak salah jika
MDG’s menjadi
Save Our Women
Throught MDG’s
. Lebih seabad lalu, Kartini berjuang
melepaskan diri dari belenggu adat (Jawa) untuk ikut memajukan bangsa dari posisi
perempuan yang lebih manusiawi. Kini MDG’s menetapkan delapan tujuan agar bangsa
Indonesia dapat melepaskan diri dari belenggu kemiskinan dengan memenuhi sejumlah
hak perempuan. Cita-cita Kartini dan tujuan MDG’s mengisyaratkan perubahan ke arah
peningkatan kesejahteraan bangsa yang didasari penghapusan ketidakadilan sosial yang
dialami perempuan sejak berabad-abad.
Dari
Kompas
, 21 April 2007
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan artikel di atas!
a. Dari sudut pandang manakah Kartini pada artikel di atas dipaparkan?
b. Apa yang dimaksud dengan MDG’s itu? Apa tujuannya? Sebutkan satu persatu!
c. Hak dasar apa sajakah yang dikaruniakan kepada manusia?
d. Apa sajakah persyaratan yang harus dipenuhi oleh kaum perempuan agar daripadanya
lahir generasi ”unggul”?
e. Pada artikel tersebut terdapat pernyataan,
Sejak sebulan yang lalu, MDG’s
disosialisasikan sebagai
Save Our Nation Throught MDG’s
. Menurut pendapat Anda
masuk akalkah pernyataan tersebut? Jelaskan!
3. Apa yang dikemukakan dalam penggalan artikel berikut?
Kehadiran Kartini berbeda dengan pemimpin sebelum Kebangkitan Nasional. Saat
itu para pejuang cenderung menonjolkan kekerasan untuk kekuasaan sejak Cut Nyak
Dien, Diponegoro, Hassanuddin, Imam Bonjol, dan lainnya dengan simbol senjata, masa,
kepemimpinan, kekerasan, pertempuran, dan kemenangan. Terbukti para pemimpin sering
menang bertempur tanpa pernah memenangi perang. Aceh harus mengakui ”kalah”
terhadap teknologi penjajahan Belanda. Para pemimpin, sejak Sriwijaya, Majapahit, hingga
Mataram, merasa menang perang saat melawan sesama anak bangsa. Lihat Hang Tuah
hingga Joko Tingkir. Sementara Kartini berlindung dalam iman ketakwaan yang tak terbagi,
kemurnian
sense of humanity
dan
adjusment
(
Tragedi Kartini
, Surjanto Sastroatmodjo).
Bacaannya luas, dari perbudakan
De Negerhut
karya Hariette (penulis
Uncle Tom’s Cabin
;
menurut Abraham Lincoln menyebabkan terjadinya perang saudara Amerika) sampai
Max
Havelaar
karya Multatuli, dan mencermati wejangan orang tua dalam
macapat
(Kompas,
21 April 2007).
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
52
D. Menulis
4. Bagaimana sistematika penggalan artikel berikut?
Banyak orang kurang
pede
(percaya diri, Red.) bila dandanan tidak modis. Maka ada
orang yang memotong dan menata rambutnya dengan berbagai mode. Oleh karena itulah,
dalam pergaulan sehari-hari rambut memegang peranan penting. Pemuda yang tampan
atau gadis yang cantik akan kehilangan ketampanan dan kecantikannya kalau rambut di
kepalanya hilang. Rambut adalah mahkota bagi manusia. Siapa pun mengakui. Tujuannya
satu untuk menambah penampilan, biar prima.
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menyusun paragraf argumentasi sesuai dengan
tujuan dan keperluan.
Menulis paragraf argumentasi
Argumentasi tidak hanya digunakan untuk membuktikan, menolak pendapat seseorang.
Untuk menolak pendapat, orang harus (1) memahami dengan baik bagian yang ditolak; (2)
memilih pokok-pokok persoalan penting yang ditolak. Cara ini lebih baik daripada menghantam
seluruh pokok pikiran; dan (3) mengarahkan penolakan hanya pada pendapat, informasi, fakta,
atau penalaran, bukan pada orangnya (
otoritasnya
).
Menolak pendapat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya dengan cara
menyerang otoritas; menyampaikan pratibukti (
counterargument)
; menunjukkan kesalahan
nalar yang disampaikan oleh pembicara.
1. Menyerang otoritas
Menyerang otoritas (pembicara, penulis) biasanya dilakukan dengan menunjukkan
kekurangan-kekurangannya, misalnya
Darwin mengatakan bahwa kita adalah keturunan kera. Menurut pendapat saya
pendapat Darwin tidak benar. Mengapa? Saya punya keyakinan bahwa Darwin
tidak, belum pernah, atau bahkan tidak pernah membaca
Alkitab
atau
Alquran
.
2. Menyajikan pratibukti (
counterargument
)
Pratibukti (
counterargument
) merupakan cara menolak dengan mengemukakan fakta,
informasi tambahan, atau penalaran yang lebih baik untuk membuktikan kelemahan atau
kesalahan pendapat lawan, misalnya
Banjir terjadi karena banyak orang membuang sampah sembarangan. Menurut
saya, pendapat tersebut tidak benar. Banjir hanya terjadi apabila volume air berlebih
karena hujan lebat, dam jebol, air laut meluap, atau karena gunung es mencair.
3. Menunjukkan kesalahan nalar
Kesalahan penalaran sering dilakukan karena keliru menafsirkan atau menarik
kesimpulan. Kekeliruan itu mungkin terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau
Kesetaraan Gender
53
ketidaktahuan. Di antara kesalahan penalaran adalah generalisasi yang terlalu luas,
kerancuan analogi, kekeliruan hubungan sebab-akibat, kesalahan relevansi, kesalahan
menggunakan prestise seseorang.
a. Generalisasi yang terlalu luas
Kesalahan jenis ini terjadi karena minimnya data yang dijadikan dasar untuk
melakukan generalisasi (Jawa:
gebyah uyah
), seperti
Semua orang Indonesia
beragama Islam; Semua orang Rusia ateis; Semua pejabat pemerintah korup.
b. Kerancuan analogi
Kesalahan analogi terjadi karena keliru menggunakan analogi dengan tepat,
misalnya
Negara adalah kapal yang berlayar menuju tanah harapan. Jika nakhoda bersikap
demokratis dengan selalu minta pendapat ABK-nya dalam menentukan arah kapal,
kapal tidak akan kunjung sampai. Oleh karena itu, dalam pemerintahan, demokrasi
tidak perlu dilakukan.
c. Kekeliruan sebab akibat (kausalitas)
Kesalahan kausalitas terjadi karena keliru menentukan sebab suatu peristiwa,
misalnya
1)
Saya tidak dapat mengerjakan soal karena belum sarapan.
2)
Banjir terjadi karena banyak orang membuang sampah sembarangan.
d. Kekeliruan relevansi
Kesalahan relevansi terjadi apabila bukti, peristiwa atau alasan yang diajukan tidak
berhubungan atau tidak menunjang kesimpulan, misalnya
1)
Badan Penyangga Perdagangan Cengkih ini lahir karena kemauan rakyat Indonesia
untuk meningkatkan kesejahteraannya.
2)
Tidak ada jalan lain untuk memberantas korupsi, kecuali menaikkan gaji pegawai
negeri.
e. Kurang memahami persoalan
Kesalahan ini terjadi karena seseorang tidak tahu persoalan yang dihadapi,
misalnya
Mengapa korupsi sulit diberantas? Sebab korupsi itu perbuatan melawan hukum
seperti halnya melanggar konstitusi, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan
melanggar kesepakatan yang telah disetujui.
f. Bersandar pada prestise
Kesalahan ini terjadi karena seseorang bersandar pada pendapat tokoh terkenal
walaupun bukan ahlinya, misalnya
Semua siswa yang pandai mendapat pujian. Amini adalah siswa yang pandai.
Kalau begitu, Amini mendapat pujian. Menurut saya, pendapat di atas tidak benar
karena pujian tidak hanya diberikan kepada siswa yang pandai, tetapi dapat juga
diberikan karena faktor lain.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
54
Jelaskan dengan alasan yang logis, mengapa pernyataan berikut tidak dapat diterima (ditolak)
kebenarannya. Berikan dengan argumentasi yang meyakinkan!
1.
4 x 5 = 25
2.
semua orang Indonesia berkulit sawo matang.
3.
Mengapa saya tak boleh mangkir? Bos saya yang sering absen juga tidak apa-apa.
4.
Di Jawa Barat terdapat kota kecil yang bernama Glenmore.
5.
Dalam alam demokrasi tidak ada salahnya kita dipimpin oleh orang hanya tamat SMA.
6.
Usulnya tidak dapat diterima karena ia pernah dituduh melakukan korupsi miliaran rupiah.
7.
Semua unggas berkembang biak dengan bertelur. Serangga bukan unggas. Oleh karena
itu, serangga berkembang biak tidak dengan bertelur.
8.
Bagaimana mungkin ia mengajari orang lain untuk mendidik anak-anak, kalau anaknya
sendiri berandal, nakal, bahkan pernah masuk bui?
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengklasifikasikan jenis paragraf berdasarkan letak
kalimat, topik, dan isi.
Mengklasifikasi jenis paragraf
Pada pelajaran terdahulu, telah kita kenal beberapa jenis paragraf berdasarkan letak
kalimat u
tama Masih
ingat, bukan?
Kecuali paragraf dapat diklasifikasikan berdasarkan manfaatnya, paragraf ada yang
digunakan untuk (1) menandai pembukaan topik baru, (2) mengembangkan topik yang sudah
ada, dan (3) menambah uraian yang sudah ada.
Contoh 1 :
Paragraf pembuka topik baru
Pemilihan di Aisyiyah memang terkesan adem ayem saja. Tetapi, bukan berarti Sitti
Chamamah mulus menuju jalan ke tampuk pimpinan PP Aisyiyah periode 2005 – 2010.
Contoh 2 :
Paragraf pengembang topik yang sudah ada
Rasanya belum pulih benar penderitaan rakyat akibat kenaikan harga BBM beberapa
waktu lalu. Kini rakyat harus menghadapi kesulitan baru untuk mendapatkan BBM, terutama
jenis premium dan solar. Bahkan, minyak tanah, bahan bakar yang dibutuhkan wong cilik
pun, ikut-ikutan menghilang. Kalaupun masih tersedia di sejumlah pengecer, harganya
mencekik leher konsumen yang sebagian besar konsumennya hidup di bawah garis
kemiskinan. Akibatnya, selama sepekan rakyat harus rela antri berjam-jam untuk bisa
mendapatkan premium, solar, atau minyak tanah.
Uji Kompetensi 5.4
Ada Apa dalam Bahasa Kita?
Kesetaraan Gender
55
Contoh 3 :
Paragraf penambah uraian yang ada
Dapat ditambahkan bahwa memimpin organisasi otonom perempuan di lingkungan
Muhammadiyah bukan hal baru bagi Sitti Chamamah. Tahun 1966 – 1968, Chamamah
muda adalah Ketua PP Nasyiatul Aisyiyah. Aktivitas di ortom di tubuh persyarikatan
Muhammadiyah pun terus berlanjut mulai bendahara, sekretaris, dan wakil ketua, sebelum
akhirnya menduduki posisi puncak, ketua.
Tentukan isi dan jenis paragraf berikut berdasarkan kegunaannya!
1. Pada awalnya hanya coba-coba. Tetapi, kemudian banyak orang yang sengaja mampir
untuk menikmati kelapa muda bakar saat udara dingin pada malam hari. Demikian papar
si empunya warung makan itu.
2. Menikmati menu unik memang spesial rasanya. Salah satunya adalah kelapa muda bakar.
Saat hawa dingin menikmati kelapa bakar mendatangkan sentuhan rasa tersendiri. Hangat,
mak nyus
, lebih-lebih jika diberi pemanis gula jawa atau gula pasir.
3. Selain itu, menu lain yang bisa dicoba adalah tepung udang bambu. Udang dengan
bumbu rempah dan dimasak dalam bambu ini memiliki rasa yang khas. Penyajiannya
pun unik. Udang diluncurkan ke piring dari bambu. Yang keluar pertama dari dalam
bambu adalah air bumbu rempah-rempah. Kemudian disusul udang-udang yang sudah
merah matang dengan aroma khas (
Kedaulatan Rakyat
, 25 Februari 2007).
4. Rambu-rambu lalu lintas agaknya sudah dijadikan simbol atau lambang yang berlaku di
mana-mana dan mudah dipahami. Setiap pengendara atau masyarakat sebagian besar
mengetahui arti dan fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan, apa sebetulnya simbol itu?
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa simbol adalah sesuatu yang mengandung arti
lebih dari yang terdapat dalam fakta. Di sekeliling kita banyak simbol yang digunakan
untuk kepentingan berkomunikasi.
5. Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam puisi. Bahkan dalam puisi
pemakaian simbol cukup dominan. Justru di sinilah letak unsur seninya karena simbol
menyarankan kepada suatu arti tertentu. Pemakaian simbol erat sekali hubungannya
dengan tujuan penyair dalam menyarankan sesuatu secara tepat berkaitan erat dengan
pengimajinasian (Sabarti Akhadiah, dkk.,
Menulis 1
).
6. Mengecat rambut beruban dengan warna hitam itu dapat dimaklumi. Tetapi, bagaimana
kepala daerah, ustad, pendeta, dan pastur mengecat membuatnya dengan warna merah,
kuning, atau warna-warna. Kalau ada, dijamin heboh.
Uji Kompetensi 5.5
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
56
Rangkuman
1. Agar dapat mengevaluasi laporan lisan, orang harus (1) mendengarkan laporan
dengan cermat, (2) memahami isi pokok bahasan, (3) dapat menetapkan unsur-
unsur yang dinilai, dan (4) memahami kriterianya.
2. Menguraikan topik cerita dapat dilakukan dengan (1) membaca cerita secara cermat,
dan (2) merumuskan topik dan subtopik paragraf-paragrafnya.
3. Menilai gagasan dan pikiran penulis artikel dapat dilakukan dengan cara
(1) membaca artikel dengan cermat, (2) menitikberatkan fokus penilaian pada
bahasa, isi, atau sistematikannya dari sudut pandang penilai.
4. Argumentasi tidak hanya digunakan untuk membuktikan tetapi juga untuk menolak
pendapat lain. Khusus untuk menolak, orang harus (1) memahami bagian yang
ditolak; (2) memilih persoalan penting yang ditolak; dan (3) mengarahkan penolakan
hanya pada gagasannya, bukan pada orangnya (
otoritasnya
). Caranya beragam,
di antaranya (1) menyerang otoritas (penggagas); (2) menyampaikan pratibukti
(
counterargument;
bukti lain yang benar dan lebih baik); dan (3) menunjukkan
kesalahan penalaran orang lain.
5. Paragraf biasanya digunakan untuk (1) menandai pembukaan topik baru, (2)
mengembangkan topik yang ada, dan (3) menambah uraian yang sudah ada.
1. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai laporan hasil jajak pendapat mengenai status
berikut?
Sebagian responden cukup moderat dalam menerima kenyataan jika seorang istri terpaksa
meninggalkan rumah keluarga demi memenuhi kebutuhan (lihat grafis).
Dikutip dengan penyesuaian dari
Kompas
, 21 April 2007
2. Bagaimanakah Anda memahami sosok Kartini?
Istri m em perol
eh penghasi
lan mel ebihi penghasi
lan
suam i
Setuj
u
tidak Setuj
u
Tidak Tahu/Tidak
Jaw ab
Evaluasi
Kesetaraan Gender
57
3. Apa yang dikemukakan dalam penggalan artikel berikut?
Kartini adalah humanis dan tokoh perempuan nasionalis pertama. Nuraninya
digerakkan ketika melihat dikotomi-dikotomi kemanusiaan di masyarakat. Surat-surat
yang dia tulis menampilkan sosok Kartini yang gelisah. Kenapa inlander (pribumi)
mempunyai nasib bodoh, miskin, dan sebagainya. Sementara yang white colour people
yang kolonial nasibnya baik? Demikian juga kenapa harus ada kelas laki-laki dan
perempuan: laki-laki bisa sekolah, tidak diharuskan kawin muda, tidak dipingit, dipoligami
sebagaimana perempuan di zamannya. Sebagai tokoh humanis dia melihat problem-
problem kemanusiaan. Misalnya, kaum perempuan waktu itu mendapatkan lapis-lapis
kelas marginalisasi yang bersusun-susun tebal. Dia adalah inlander. Dalam lingkungan
inlander sendiri ada diskriminasi dari pihak laki-laki karena masyarakat kita masih feodal
dan patriarkis. Saya melihat Kartini bukan sekadar sebagai tokoh humanis dan
emansipasitoris. Lebih dari itu dia adalah tokoh kemanusiaan dan kebangsaan
(
Jawa
Pos
, 27 April 2007).
4. Mengapa pernyataan berikut tidak dapat dipercaya kebenarannya?
a. R.A. Kartini dilahirkan, dibesarkan, berjuang, dan meninggal di Rembang, Jawa Timur.
b. Bangunan ini mulai dipakai penggunaannya sejak tanggal 1 Januari tahun 2000.
5. Tentukan jenis paragraf berikut menurut perannya dalam wacana!
a. Ketika ada dalam rahim sang ibu, Allah telah mengatur kehidupan seseorang. Dengan
apa dia memperoleh makanan, tahan dari benturan, tumbuh, dan berkembang, sampai
kapan harus lahir melalui jalan yang telah ditentukan-Nya. Tak pernah ada yang
melakukan protes atas aturan ini. Siapa pun tunduk dan patuh pada aturan-Nya.
b. Dapat saya tambahkan, dalam diri Kartini berkecamuk kegelisahan-kegelisahan dia
isu-isu yang sangat manusiawi. Sebagai pribumi kenapa tidak punya hak apa-apa
atas buminya sendiri. Kenapa tidak mempunyai kekuasaan atas tanah sendiri. Kenapa
harus membayar pajak pada bangsa penjajah. Kenapa tidak memiliki akses yang luas
terhadap pendidikan. Kenapa pula pendidikan hanya diperuntukkan pada kelas ningrat
sementara rakyat jelata tidak.
Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)
58
Refleksi
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.