Halaman
Tema 5
Paradigma Tenaga Kerja
di Indonesia
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan pahlawan devisa bagi negara
Indonesia. Keberadaannya sangat membantu dalam meningkatkan devisa bagi
negara Indonesia. Banyak cerita yang telah diukir oleh para TKI ini. Ada kisah-
kisah manis dan kisah-kisah pahit bagi para tenaga kerja Indonesia yang merantau
jauh dari tanah kelahirannya.
Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan
cara mendengarkan isi laporan, membaca teks pidato, menulis paragraf deduktif
dan induktif, mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis kalimat, mendengar-
kan pembacaan puisi terjemahan, menilai unsur drama dan pembabagan dalam
drama terjemahan. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan
tema yang kita bahas dalam pelajaran, yakni Paradigma Tenaga Kerja Indonesia.
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Foto Haryana
Sumber: Gatra 13 Juni 07
PETA KONSEP
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Membaca
Teks Pidato
Kebahasaan
Kesastraan
Mendengarkan
Isi Laporan
Menulis Para-
graf Deduktif
dan Induktif
Mengidentifikasi
dan Membeda-
kan Berbagai
Jenis Kalimat
Mendengarkan
Pembacaan
Puisi Terje-
mahan
Menilai Unsur
Drama dan Pem-
babagan dalam
Drama Terjema-
han
108
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
I. Kompetensi Berbahasa
A. Mendengarkan Isi Laporan
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu mencatat dan mengevaluasi isi laporan berita yang
didengarkan, memilah antara fakta dan pendapat, serta menanggapinya.
1. Mencatat Isi Laporan Berita yang Didengarkan
Mintalah salah satu teman untuk membacakan teks berikut dan dengarkan dengan
saksama! Sambil mendengarkan, buatlah catatan di buku tugas seperti dalam
format berikut!
Format 5.1
Ubah Paragdigma Ketenagakerjaan
If You Want To Be Rich and Happy... Don’t Go To School
, ini adalah
judul salah satu buku karya Robert T. Kiyosaki, penulis best seller
“Rich
Dad Poor Dad”
. Sebenarnya, Robert bukanlah tipe orang yang benci
akan sekolah dan pendidikan sebagaimana terlukis dalam salah satu
judul bukunya. Bahkan, dia terus mendesak agar sistem pendidikan
yang dianggap kuno dan tidak relevan dengan keadaan yang dihadapi
dalam kehidupan nyata segera diubah.
Sebelum terjun ke dunia bisnis,
dia pun berhasil menyelesaikan
studinya di US Merchant Marine
Academy pada tahun 1969. Robert
menilai sistem pengajaran di sekolah
dan universitas banyak mengajar-
kan disiplin ilmu yang tidak ada rele-
vansinya dengan kehidupan nyata
sehari-hari. Sekolah dan perguruan
tinggi tidak pernah mengajarkan
anak didiknya agar
melek
secara
finansial
(financial literacy)
agar
melatih anak didiknya bisa hidup
mandiri secara finansial.
Gambar 5 Pencari kerja.
Sumber: Foto Haryana
Judul
Pokok-pokok Isi Berita
No.
Sumber
Apa Siapa Di mana Kapan Mengapa
Bagaimana
...... .........
............ .......... .............
................
1. Ubah Parag-
digma Kete-
nagakerjaan
Kompas,
21 Juni
2007
109
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Sepertinya, kritik tajam Robert T. Kiyosaki tentang wajah pendidikan
sangat cocok dengan kondisi dan fenomena wajah dunia pendidikan di
Indonesia saat ini, meski kelihatannya agak kontroversial dan mungkin
membuat risih para pengelola lembaga pendidikan. Di Indonesia, per-
guruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya sangat pesat perkem-
bangannya akhir-akhir ini. Namun, di balik pertumbuhannya yang pesat
ini ada satu pekerjaan rumah yang belum terpecahkan oleh pihak per-
guruan tinggi, yaitu persoalan penyaluran tenaga kerja bagi alumninya.
Perguruan tinggi yang ada sekarang ini berhasil meluluskan puluhan
ribu sarjana setiap tahunnya, kemudian para
fresh graduate
ini biasanya
akan mengalami kebingungan dan frustasi karena tak tahu harus
melangkah ke mana setelah mereka lulus dan menyandang sarjana.
Sedangkan para lulusan sebelumnya juga belum mendapat tempat
penyaluran kerja.
Dunia pendidikan kita belum mampu menghasilkan
output
yang
mandiri dan
survive
dalam persaingan global. Lulusan perguruan tinggi
kita belum mampu berkompetensi dalam sektor ketenagakerjaan karena
kurangnya kemampuan dan keilmuan yang dimilikinya. Di sisi lain,
ketidakrelevanan sistem pengajaran di lembaga pendidikan telah
melahirkan format-format pendidikan baru yang lebih menjanjikan bagi
lulusannya untuk meraih peluang kerja. Selain itu, paradigma lama
masyarakat kita tentang pekerjaan pun harus diluruskan. Budaya lama
masyarakat dalam melihat paradigma ketenagakerjaan harus ditinggal-
kan. Budaya bangga menjadi seorang pegawai dan bergantung pada
orang lain harus dibuang dan dikubur jauh-jauh.
Selama ini orang yang diakui oleh publik memiliki pekerjaan adalah
orang yang bekerja sebagai karyawan BUMN, dokter, polisi, tentara,
atau PNS. Sepertinya, masyarakat kita memang masih menggantungkan
harapan yang begitu besar untuk bekerja di sektor ini. Sedangkan
lowongan yang tersedia sangat kecil dibanding jumlah para pendaftar-
nya.
Menurut Robert T. Kiyosaki, sekolah dan perguruan tinggi hanya
menyiapkan kaum muda untuk menjadi seorang karyawan yang hidupnya
bergantung pada gaji dan fasilitas yang serba terbatas. Bila paradigma
masyarakat yang bangga menjadi seorang karyawan atau pegawai bisa
diganti dengan menumbuhkembangkan jiwa
entrepreneurship
kita
beberapa tahun ke depan akan semakin membanggakan dan tercerahkan.
Oleh : Herma Yulis
(Dikutip seperlunya dari harian
Kompas
, edisi 21 Juni 2007)
110
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
2. Membedakan Fakta dan Pendapat dari Laporan yang di Bacakan
Berdasarkan catatan tersebut, tentu Anda dapat memilah mana yang
termasuk dalam fakta dan mana yang termasuk pendapat. Untuk itu, lakukan
kegiatan selanjutnya dengan mengacu pada format di bawah ini!
3. Mengemukakan Tanggapan Isi Berita
Tanggapan terhadap berita dapat diberikan secara subjektif dan objektif.
Selain itu, juga akan mengandung nilai nilai positif dan negatif karena wawasan
dan sudut pandang masing-masing berbeda. Setelah Anda mencatat dan
membedakan antara isi berita yang berupa fakta dan pendapat di atas, salinlah
kolom berikut ini dalam buku tugas Anda!
Format 5.2
B. Membaca Teks Pidato
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu membaca teks pidato sambil menandai (dengan pensil)
bagian pokok-pokok isinya dan informasi pendukung serta membacakannya dengan
intonasi yang tepat.
1. Menandai Pokok-pokok Isi Pidato dan Informasi Pendukungnya
Baca teks pidato berikut ini! Sambil membaca, berikan tanda dengan pensil
bagian yang merupakan pokok isinya dan informasi pendukungnya! Selanjutnya
salin di buku tugas Anda dengan format berikut!
Format 5.3
No.
Isi Berita
Tanggapan Positif
Alasan
Tanggapan Negatif
..............................
..............................
Fresh graduate banyak yang
frustasi
.....................................
1.
2.
Tidak punya arah meraih
masa depan
..................................
No.
Pokok-pokok Isi Pidato
Informasi Pendukung
1.
2.
3.
Bapak Gubernur akan melepaskan
keberangkatan TKI ke luar negeri.
..................................................
..................................................
..................................................
..................................................
.....................................................
.....................................................
.....................................................
.....................................................
.....................................................
.....................................................
111
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Yang terhormat Bapak Gubernur Fauzi Bowo,
Yang terhormat rekan-rekan calon tenaga kerja Indonesia,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sebelumnya marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Mahakuasa karena hari ini kita senantiasa masih dalam lindungan-
Nya sehingga dapat berkumpul di sini.
Bapak Gubernur dan rekan-rekan calon tenaga kerja Indonesia.
Hari ini merupakan hari yang kita nantikan. Pada hari ini juga
para tenaga kerja Indonesia akan dilepas oleh Bapak Gubernur untuk
diberangkatkan ke luar negeri. Kita berharap agar pemberangkatan TKI
ini dapat menghindarkan dari jeratan politik percaloan yang selama ini
menjerat para TKI. Bahkan, Pemprov akan mewujudkan penanganan
TKI melalui program satu pintu dengan penambahan fasilitas
laboratorium untuk mengecek kesehatan para TKI sebelum berangkat.
Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan gaji dan skill TKI
sebagaimana tenaga kerja dari negara lain, misalnya, Filiphina dan
Muangthai.
Selama ini, tenaga kerja asal kedua negara tersebut selalu dihargai
dan digaji lebih tinggi daripada TKI. Oleh Karenanya, Pemprov
menyiapkan program penambahan sertifikat terkait dengan keahlian
mereka (kompetensinya), sehingga gaji TKI bisa minimal sama dengan
tenaga kerja asal Filiphina dan Muangthai.
Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk menja-min
keselamatan, kesejahtaraan, dan perlindungan bagi TKI. Langkah yang
dilakukan adalah diadakannya tes kesehatan (medical check up)
terhadap para TKI yang akan berangkat.
Bapak Wakil Gubernur dan rekan-rekan calon tenaga kerja yang
terhormat.
Demikian pidato yang dapat kami sampaikan, semoga rekan-rekan
calon tenaga kerja Indonesia dapat bekerja dengan baik di negara tujuan.
Bekerjalah dengan baik dan berlaku dengan sopan di negeri orang
karena itulah cermin bangsa Indonesia.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Membacakan Teks Pidato dengan Tepat
Setelah menandai bagian pokok-pokok isi pidato dan informasi pendukung
sekaligus mencatatnya di buku tugas, lakukan pembacaan teks pidato di depan
kelas secara bergiliran dengan teman Anda. Perhatikan penekanan intonasi
pada pokok-pokok isi pidato dan informasi pendukungnya tersebut!
112
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
C. Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu mengenal ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif, menyusun
kerangka paragraf, serta menuliskannya dalam paragraf deduktif dan induktif.
1. Mengenal Ciri-ciri Paragraf Deduktif dan Induktif
Bagian dari suatu karangan/tulisan disebut dengan paragraf. Sebu-ah
paragraf ditandai adanya suatu gagasan yang lebih luas daripada kalimat. Oleh
karenanya, pada umumnya paragraf terdiri atas sejumlah kalimat yang saling
bertalian untuk mengungkapkan sebuah gagasan tertentu.
Berikut ini beberapa jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utamanya.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf jenis ini gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan
utama atau pokok persoalan dalam paragraf tersebut diletakkan pada
kalimat pertama atau kalimat kedua. Selanjutnya, diikuti oleh kalimat
pendukung terhadap gagasan utama tersebut.
Dalam paragraf ini, ide-ide yang telah dirumuskan dalam kalimat diatur
dengan ide yang bersifat umum dan diletakkan pada kalimat pertama atau
kedua dan diikuti ide yang lebih khusus.
b. Paragraf Induktif
Paragraf jenis ini meletakkan gagasan utamanya di akhir paragraf.
Penataan ini dengan cara menyusun ide-ide khusus dan diikuti dengan ide
yang bersifat umum dan biasanya berupa kalimat simpulan beserta
pernyataan pembenarannya.
2. Menyusun Kerangka Paragraf Deduktif dan Induktif
Berdasarkan pengertian tentang kedua jenis paragraf di atas, dapat dibuat
kerangkanya sebagai berikut.
a. Kerangka Paragraf Deduktif
1) Gagasan utama:
bidang pertanian merupakan bidang pembangunan yang tidak terkena
dampak krisis ekonomi.
2) Gagasan pendukung:
- sektor perkebunan meningkat 6,5 persen,
- sektor kehutanan meningkat 2,9 persen,
- sektor pertanian meningkat 6,6 persen.
b. Kerangka Paragraf Induktif
1) Ide khusus:
- Shinchan bukan model yang baik buat anak-anak
113
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
- Protes bermunculan dalam kolom surat pembaca di berbagai surat
kabar.
- Kelakuan Shinchan sangat negatif.
2) Ide umum:
Shinchan merupakan setan kecil penebar virus.
3. Menyusun Kerangka Menjadi Paragraf Deduktif dan Induktif
Setelah menentukan kerangkanya, langkah selanjutnya adalah menyusun
kerangka tersebut menjadi sebuah paragraf, baik yang bersifat deduktif maupun
yang bersifat induktif. Berikut ini adalah contoh pengembangannya.
a. Contoh pengembangan kerangka paragraf deduktif
“Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami
dampak adanya krisis ekonomi adalah pertanian. Hal ini dapat
dilihat adanya pertumbuhan yang mengesankan di bidang
perkebunan sebanyak 6,5 persen, di bidang kehutanan sebanyak
2,9 persen, dan di bidang perikanan sebanyak 6,6 persen. Kontribusi
sektor pertanian terhadap produk domestik meningkat dari 18,1
persen menjadi 18,4 persen. Padahal, selama kurun waktu 30 tahun
terakhir, pangsa pasar sektor pertanian merosot dari tahun ke
tahun.”
b. Contoh pengembangan kerangka paragraf induktif
“Tokoh kartun Shinchan dianggap tidak dapat dijadikan model
yang baik untuk anak-anak, baik itu di Indonesia maupun di
negerinya sendiri. Banyaknya protes yang ditujukan kepadanya
melalui surat pembaca di berbagai media cetak. Hal itu kebanyakan
dilakukan oleh ibu-ibu. Mereka menyatakan bahwa Shinchan
mempunyai kelakuan negatif yang ternyata banyak diikuti oleh anak-
anak. Tokoh Shinchan, di mata para ibu di Indonesia merupakan
setan kecil penebar virus.”
4. Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat
(tambah
pula, di samping itu)
Sebuah karya tulis dikatakan baik jika hubungan antarkalimat dalam tulisan
itu menunjukkan kepaduan atau hubungan yang sangat erat. Ada dua macam
kepaduan, yaitu kepaduan dalam makna (kepaduan informasi) atau disebut
juga koherensi dan kepaduan dalam bentuk yang biasa disebut kohesi.
Penulis harus memperhatikan keterangan-keterangan yang menghubungkan
antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan kepaduan, serta
peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak dibaca. Berikut ini
beberapa contoh penanda keterangan yang menghubungkan kalimat.
114
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
a. tambahan pula
Kata penghubung yang menguraikan atau menceritakan hal baru yang
mirip dengan hal yang sudah dibahas sebelumnya.
Contoh:
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan.
Misalnya, melakukan kegiatan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Tambahan pula
, menjaga pola makan yang benar.
b. di samping itu
Kata penghubung yang mendukung peralihan segi pandangan dan
penekanan.
Contoh:
Metode menyampaikan ceramah bisa menggunakan metode membaca
dan menghafal naskah.
Di samping itu
, dapat pula menggunakan metode
impromtu atau spontan.
5. Perluasan Frase Verba
(sedang, baru, masih, akan, telah)
Frase verba merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau
lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Dengan
demikian, frase verba mempunyai inti dan kata lain yang mendampinginya.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini!
a. Kesehatannya sudah membaik.
b. Pesawat itu akan mendarat.
c. Anak-anak itu tidak harus pergi sekarang.
d. Kami harus menulis kembali makalah kami.
e. Murid-murid sering makan dan minum di kantin.
f. Kamu boleh menyanyi atau menari.
Frase verba di atas dapat diperluas dengan pewatas sedang, baru, masih,
akan, telah, dan sebagainya.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
a. Ayah sedang makan di meja makan.
b. Ibu baru mencuci di sumur.
c. Adik masih lapar meskipun sudah makan.
d. Kakak akan pergi setelah sarapan pagi.
e. Ayah telah minum obat.
6. Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat
(adapun
di satu pihak, di lain pihak)
Penulis harus memperhatikan keterangan-keterangan yang meng-
hubungkan antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan
kepaduan, serta peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak
dibaca.
115
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Pelatihan
Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat.
a. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat.
Contoh:
Adapun di Pelabuhan Tanjung Emas, lonjakan arus mudik cukup tajam.
b. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat secara berkesi-
nambungan.
Contoh:
Di satu pihak kita harus bersatu, sedangkan di lain pihak mereka adalah
musuh kita.
7. Mengunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat
(adalah,
ialah, merupakan, yaitu, yakni)
Setiap paragraf yang dibuat memerlukan penjelasan secara definitif. Berikut
ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat secara definitif,
seperti adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni, dll. Perhatikan contoh-contoh
berikut ini.
a. Ali adalah siswa SMAN 1 Pontianak.
b. Kusumawati merupakan buah hati sang kakek.
c. Dasar hukum kita ialah UUD 1945.
d. Wujud kesetiaan kita kepada bangsa, yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928.
e. Kita harus yakin, yakni sebagai wujud keimanan kita.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, Anda dapat mengembangkan dengan
berbagai pola kalimat dan mengidentifikasi dari berbagai bacaan.
Anda sudah mempelajari cara mengenal ciri-ciri paragraf deduktif dan
induktif, menyusun kerangka paragraf, serta menuliskannya dalam para-
graf deduktif dan induktif. Agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan
perintah-perintah di bawah ini!
1. Susunlah kerangka untuk dikembangkan menjadi paragraf deduktif
dan induktif!
2. Setelah terbentuk kerangkanya, tulislah kedua jenis paragraf
tersebut!
3. Tukarkan hasil kerja Anda dengan teman sebangku!
116
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
D. Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis
Kalimat
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai jenis kalimat berdasarkan
intonasinya, kata predikatnya, jumlah fungtornya, jumlah klausanya, letak subjek
dan predikatnya, hubungan antarklausa, jumlah konturnya, perubahannya, jabatan-
nya; menentukan jenis kalimat majemuk setara dan bertingkat; serta menggunakan
berbagai kalimat dari berbagai sudut pandang dalam konteks wacana.
1. Mengidentifikasi Jenis Kalimat Berdasarkan Intonasinya
Landasan dalam sebuah intonasi adalah adanya rangkaian nada yang
diwarnai oleh tekanan, durasi, perhentian, dan suara yang menarik, merata,
merendah pada akhir arus ujaran itu. Dalam perhentian ini, bila dengan suara
datar akan diakhiri dengan tanda titik (.), sehingga menjadi kalimat berita.
Bila dengan suara merendah dan diakhiri dengan tanda tanya (?), akan menjadi
kalimat tanya. Sedangkan bila dengan suara naik dan diakhiri dengan tanda
seru (!), akan menjadi kalimat perintah.
a. Kalimat Tanya
Suatu kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang, itulah yang
disebut kalimat tanya. Cara yang dapat dipakai untuk membuat kalimat
tanya adalah sebagai berikut.
1) Menambahkan kata
-kah
pada kata tanya.
Contoh: - Apakah kamu sudah minum obat?
- Siapakah yang terpilih mewakili kelas kita?
2) Dengan membalikkan urutan kata dan menambah partikel
-kah.
Contoh: Mendapat kursikah dia kemarin?
3) Menggunakan kata
bukan
atau
tidak
.
Contoh: Ani tidak masuk, bukan?
4) Mengubah intonasi kalimat.
Contoh: Bonar kecelakaan. ---> Bonar kecelakaan?
5) Memakai kata tanya.
Contoh: -
Dia
anak siapa?
-
Kapan
kau akan diwisuda?
-
Mengapa
dia tidak pergi ke dokter?
b. Kalimat Berita
Kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pendengar disebut
dengan kalimat berita. Dalam bahasa lisan, kalimat berita ini ditandai
dengan nada menurun, sedangkan dalam bahasa tulis ditandai dengan
bagian akhir kalimatnya dengan tanda titik. Kalimat berita dapat berupa
kalimat aktif-pasif, kalimat langsung-tak langsung, kalimat tunggal-majemuk,
117
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
dan sebagainya, sepanjang itu merupakan sebuah pemberitaan. Kalimat
berita mempunyai berbagai tujuan berdasarkan penggunaannya, yaitu
sebagai pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan,
undangan, dan sebagainya.
c. Kalimat Perintah
Kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu
disebut dengan kalimat perintah. Dalam bahasa tulis, kalimat perintah
ditandai dengan tanda seru (!), sedangkan dalam bahasa lisan ditandai
dengan naiknya nada pada akhir kalimat.
Ciri-ciri kalimat perintah adalah sebagai berikut.
1) Menggunakan kata kerja taktransitif, yang kadang-kadang disertai
penggunaan partikel
-lah
pada predikatnya.
Contoh: Carilah buku yang hilang!
2) Menggunakan kata-kata, seperti
tolong, coba, silakan
untuk
menghaluskan kalimat perintah.
Contoh: Tolong ambilkan baju di lemariku!
3) Jika kalimat perintah itu bermakna larangan, biasanya didahului
dengan kata
jangan.
Contoh: Jangan kau hapus tulisan itu!
2. Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Setara
Kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat sederajat atau
setara dikenal dengan kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk setara ini
dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan kata penghubung yang digunakan.
a. Kalimat majemuk setara pertentangan.
Ciri-cirinya adalah menggunakan kata penghubung
tetapi
dan melainkan.
Contoh: - Anakku baru sekolah TK, tetapi dia sudah bisa membaca
koran.
- Saya tidak membaca majalah itu, melainkan hanya melihat
gambar sampulnya saja.
b. Kalimat majemuk setara penjumlahan.
Ciri-cirinya adalah ditandai dengan kata penghubung
lalu, dan, kemudian.
Contoh: - Ibu menggoreng ikan dan aku mencuci piring.
c. Kalimat majemuk setara pemilihan.
Cirinya adalah ditandai dengan menggunakan kata penghubung
atau.
Contoh: - Beliau sedang marah atau melamun?
3. Menentukan Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang hubungan antara unsur-unsurnya tidak sederajat, di mana
salah satu unsurnya ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang
lainnya sebagai anak kalimat dikenal dengan kalimat majemuk bertingkat.
118
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat majemuk hasil, yang ditandai dengan konjungsi
makanya.
Contoh: - Jalan ini licin, makanya kamu jatuh.
b. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi
padahal,
sedangkan.
Contoh: - Para tamu sudah datang, sedangkan kita belum siap.
c. Kalimat mejemuk hubungan cara, ditandai dengan kata penghubung
dengan.
Contoh: - Dengan cara dijinjing, tas itu ia bawa pulang.
d. Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai dengan konjungsi
yang.
Contoh: - Perempuan yang berkerudung itu adalah pembicaranya.
e. Kalimat mejemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung
bahwa, yaitu.
Contoh: Dalam riwayat hidupnya menunjukkan bahwa ia seorang manajer.
f. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi
seolah-
olah, seakan-akan.
Contoh: Andi diam saja seakan-akan tidak peduli dengan keadaan di
sekitarnya.
g. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung
sehingga, sampai-sampai, maka.
Contoh: Kami tidak setuju dengan keputusan itu, maka kami protes.
h. Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi
agar, supaya,
biar.
Contoh: Ayah bekerja sampai malam biar anak-anaknya dapat
melanjutkan sekolahnya.
i. Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai dengan konjungsi
sejak,
sewaktu, ketika, setelah, sampai, dan sebagainya.
Contoh: Sejak suaminya meninggal, dia belum masuk ke kantor.
j. Kalimat majemuk hubungan penyebabab, ditandai oleh kata penghubung
sebab, karena, oleh karena.
Contoh: Karena lima hari tidak masuk kerja, karyawan itu mendapatkan
surat peringatan.
4. Mengidentifikasi Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri atas satu pola kalimat atau satu klausa yang
dibentuk oleh subjek dan predikat merupakan kalimat tunggal. Selain itu ada
juga jenis kalimat tunggal yang terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau
pelengkapnya.
Berdasarkan klausanya, jenis-jenis kalimat tunggal dapat dibedakan
menjadi berikut ini.
a. Kalimat nominal, yaitu kalimat yang predikatnya kata benda.
Contoh: Yang menjuarai lomba bulu tangkis itu Taufik Hidayat.
119
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
b. Kalimat ajektival, yaitu kalimat yang predikatnya kata sifat
Contoh: Rumah itu sangat bagus.
c. Kalimat verbal, yaitu kalimat yang predikatnya kata kerja.
Contoh: Ayah sedang membaca koran di teras.
5. Menentukan Pola Kalimat Inti Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, dikenal pola pembentukan kalimat. Pola-pola
kalimat tersebut adalah:
- KB, yaitu kata benda,
- KK, yaitu kata kerja,
- KS, yaitu kata sifat,
- KBl,yaitu kata bilangan,
- KDp, yaitu kata depan.
Pola kalimat inti dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
a. KB – KB : Ayah pedagang.
b. KB – KK : Ayah pergi
c. KB – KS : Ayah pandai
d. KB – KBL : Ayah seorang
e. KB – KDp : Ayah di sana
6. Menentukan Jabatan Kalimat
Subjek (S) adalah pokok atau inti pikiran, atau sesuatu yang berdiri sendiri
dan tentangnya dijelaskan oleh yang lain.
Contoh:
Ayah
pedagang.
Ciri-ciri subjek adalah:
a. berjenis kata benda atau yang dibendakan,
b. menjadi inti atau pokok pikiran,
c. dijelaskan oleh bagian lainnya,
d. menjadi jawaban atas pertanyaan dengan kata tanya siapa atau apa.
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menjelaskan tentang sifat atau
perbuatan subjek.
Contoh: - Ayah
pandai.
- Ibu
memasak
.
Ciri-ciri predikat adalah:
a. bertugas menjelaskan subjek,
b. berjenis kata kerja, kata benda, kata sifat, kata depan, kata bilangan, dan
kata ganti,
c. menjadi jawaban pertanyaan
mengapa dan bagaimana.
Aposisi subjek adalah keterangan subjek (bukan predikat) sebagai bagian
dari subjek. Selain itu, dapat juga berfungsi menggantikan subjek jika subjek
tersebut ditiadakan.
Contoh: - Ali, anak pak umar, pandai.
120
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Keterangan:
- Ali = anak Pak Umar = oposisi subjek.
- Anak Pak Umar pandai.
- Anak Pak Umar = Subjek = Ali
Objek (O) terdiri atas berikut ini.
a. Objek langsung atau objek penderita (OL).
Contoh: Ibu memasak air.
b. Objek tidak langsung atau objek penyerta/berkepentingan (OTL).
Contoh: Ibu memasak air untuk ayah.
c. Objek pelaku (OP).
Contoh: Buku dibeli oleh adik.
d. Objek berkata depan atau objek berpreposisi (Okdp).
Contoh : Kami cinta akan negara.
Kata Keterangan (KK) terdiri dari atas berikut ini.
a. Keterangan waktu, yaitu:
sudah, telah, dahulu, nanti, lagi, ketika,
dan lain-
lain.
b. Keterangan tempat, yaitu:
di sawah, dari sawah,
dan lain-lain.
c. Keterangan alat, contoh:
dengan tongkat.
d. Keterangan sebab, contoh:
sebab ..., karena ...
e. Keterangan akibat, contoh:
sampai lelah, hingga selesai.
f. Keterangan tujuan, contoh:
agar lekas masak.
g. Keterangan jumlah, contoh:
lima buah.
h. Keterangan modalitas, contoh:
betul-betul, pasti, sungguh,
dan lain-lain.
II. Kompetensi Bersastra
A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu menentukan isi puisi yang dibacakan dan menjelaskan
amanatnya.
1. Menentukan Isi Puisi
Berikut diberikan contoh puisi terjemahan. Bapak/Ibu Guru akan
menunjuk seorang siswa untuk membacakan di depan kelas. Bagi Anda yang
tidak ditunjuk, coba dengarkan dengan saksama! Sambil mendengarkan,
tentukan isi puisi yang Anda dengarkan tersebut! Tuliskan hasilnya di buku
tugas dengan mengikuti format di bawah ini!
121
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Format 5.4
Puisi Kanak-kanak Palestina
Ayam punya rumah
Rumahnya adalah
Kandang ayam yang indah
Kelinci punya rumah
Rumahnya
Lubang dalam tanah
Kuda punya rumah
Rumahnya bernama
Kandang kuda
Ikan punya rumah
Rumahnya sangat indahnya
Lautan dan samudera
Kucing gemar berkeliaran
sepanjang jalan
Tapi seliar-liar kucing
Dia punya rumah juga yang dibanggakannya
Burung punya rumah
Nama rumahnya adalah
Sarang burung yang indah
Setiap makhluk punya
Rumah
Dan kampung halaman
Karena rumah di kampung halaman
Adalah tempat orang mendapat keteduhan
Yang damai
Yang bahagia
Orang Palestina
Tidak berumah
Tidak berkampung halaman
Kemah dan bangunan
Yang didiaminya kini
Bukan rumahnya sendiri
Bukan kampung halamannya sendiri
No.
Judul
Isi
1.
2.
3.
Puisi Kanak-kanak Palestina
.................................................
.................................................
Kampung halaman yang terampas
....................................................
....................................................
122
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Di mana rumah
Orang Palestina?
Di mana kampung halaman
Orang Palestina?
Di Palestina
Tapi sekarang dia
Tidak diam di sana
Kampung halaman
Orang Palestina
Dirampas Musuhnya
Siapa musuh
Orang Palestina?
Musuh orang Palestina
Adalah orang Yang
Merampas
Kampung halamannya
Bagaimana cara
Orang Palestina
Mendapatkan lagi
Rumahnya sendiri?
Hanya dengan senjata
Orang Palestina bisa
Mendapatkan rumahnya
Dan kampung halamannya
Kembali
Orang Palestina
Akan pulang kampung
Bagi orang Palestina
Kampung halamannya
Adalah punya mereka.
(Terjemahan: Taufiq Ismail)
Sumber:
Horison
, Thn. XVII No.8/ 1982, hal. 209.
2. Menjelaskan Amanat dalam Puisi
Berdasarkan catatan tentang isi puisi yang Anda dengarkan tersebut, tentu
dapat dijelaskan amanat yang akan disampaikan oleh penulisnya. Coba jelaskan
amanat dalam puisi tersebut secara lisan. Bapak/Ibu Guru akan menunjuk
beberapa siswa untuk menjelaskan secara lisan. Kerjakan pada format berikut!
123
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Pelatihan
Format 5.5
B. Menilai Unsur Drama dan Pembabakan Drama Ter-
jemahan
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu menentukan tema drama, merumuskan judulnya, mem-
buat kerangka cerita, menyusun naskahnya, dan menetapkan pelaku sesuai tuntutan
skenario.
1. Menentukan Tema Drama
Menulis naskah drama sebenarnya tidaklah berbeda dengan mengarang
jenis-jenis karangan yang lain. Sebelum menulis naskah drama, hendaknya
mengetahui unsur-unsur yang ada dalam naskah drama tersebut.
a. Tema, adalah ide dasar dalam sebuah cerita.
b. Plot, yaitu rangkaian cerita yang meliputi pemaparan, konflik, klimaks, anti
klimaks, dan penyelesaian.
c. Penokohan, yaitu penggambaran karakter para tokoh.
d. Dialog, yaitu parcakapan yang dilakukan oleh para tokoh dengan tambahan
improvisasi.
Anda sudah mempelajari cara menentukan tema drama, asahlah
kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah di bawah ini!
Coba Anda tentukan tema untuk menuliskan sebuah naskah drama! Anda
boleh menuliskan lima tema di buku tugas!
2. Merumuskan Judul Berdasarkan Tema
Dalam karang-mengarang, termasuk jasa penulisan naskah drama, temalah
yang kita tentukan lebih dahulu bukan judul. Tema merupakan garis besar isi
cerita. Dengan tema yang sudah ditentukan, dapat dirumuskan judul karangan-
nya. Rangkaian cerita harus mengkover dan mengungkapkan tema yang sudah
ditentukan dan naskah drama tersebut harus diberi judul yang sesuai. Judul
harus mencerminkan isi cerita. Isi cerita harus sesuai dengan tema, sehingga
judul pun dapat dirumuskan berdasarkan tema.
No.
Amanat
1.
2.
3.
4.
Bagaimana mengambil negaranya yang telah terampas.
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
124
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Pelatihan
Pelatihan
Setelah Anda menentukan tema, coba pilih tema yang akan dikem-
bangkan menjadi teks drama! Tuliskan di buku tugas dengan mengikuti
format di bawah ini!
3. Membuat Kerangka Cerita Drama dalam Bentuk Pembabakan
Sebuah cerpen atau novel tersusun atas bab-bab. Akan tetapi, dalam drama
disusun dalam bentuk pembabakan. Tiap-tiap babak mempunyai keterkaitan
cerita yang sangat erat. Pada umumnya, drama terdiri atas 3-10 babak. Babak-
babak drama mengikuti alur cerita yang mengandung perkenalan tokoh, cerita
menyuguhkan problem-problem, muncul tokoh antagonis yang berkonflik dengan
tokoh protagonis, seru dan menyenangkan. Konflik makin lama makin panas
menjadi klimaks. Klimaks menurun berupa peleraian, menjadi antiklimaks
diakhiri dengan penyelesaian.
Anda sudah mempelajari cara membuat kerangka cerita drama dalam
bentuk pembabakan asahlah kemampuan Anda dengan mengerjakan
perintah di bawah ini!
Berdasarkan tema dan judul yang telah ditentukan, coba susunlah
kerangka cerita drama dalam bentuk pembabakan! Kerangka ini nantinya
dapat digunakan sebagai landasan dalam penulisan naskah drama.
4. Teknik Menyusun Naskah Drama
Dalam penyusunan skenario/naskah drama terdapat penjelasan mengenai
setting dan properti. Penjelasan ini ditulis dalam teks drama dengan tanda
kurung. Cerita mengalir dalam dialog dan konflik antartokoh. Dalam penyusunan
naskah drama, perlu memerhatikan hal-hal di bawah ini.
a. Teknik Penyutradaraan
Sutradara adalah orang bertanggung jawab dalam pementasan drama. Ia
bertugas menghimpun para pemain dengan memberikan tes vokal dan peng-
hayatan naskah. Berdasarkan penilaian hasil tes tersebut, dapat menentu-
kan kasting (pemilihan peran dalam drama. Sutradara dengan tekun dan
kreatif melatih para aktor dan aktris membaca, menghafal, dan mengakting-
kan naskah.
No.
Tema
Alternatif Judul
125
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
b. Teknik Percakapan
Teknik ini berupa penghafalan naskah yang diwujudkan dengan dialog-
dialog antartokoh. Pelafalan/pengucapan kata-kata disesuaikan dengan
karakter tokoh-tokoh yang diperankan.
c. Teknik Pemeranan
Tugas sutradara untuk melatih para pemain memerankan kasting yang telah
ditentukan dengan olah vokal, mimik, dan pantomimik yang sesuai.
d. Teknik Pementasan Panggung
Sutradara menggelar pementasan di atas panggung yang didesain sesuai
dengan suasana cerita, didukung oleh dekorasi, interior dan eksterior yang
selaras, serta diperkuat dengan tata lampu yang memperkuat penyampaian
cerita.
e. Teknik Penyusunan Format
Format drama disusun dalam dialog dan konflik antartokoh dalam meng-
gulirkan cerita. Pemikiran pentas drama terdiri atas berikut ini.
1) Penyutradaraan
Bagaimana sutradara mengorganisasi dan mengkoordinasi pemen-
tasan.
2) Pemeranan
Bagaimana para pemain menampilkan akting membawakan tokoh-
tokoh yang dipercayakan kepadanya.
3) Pemvokalan
Membahas bagaimana para pemain mengucapkan prolog, dialog,
epilog, konflik secara benar, tenang, jelas, dan fasih, sehingga penonton
benar-benar menikmati untaian cerita yang disuguhkan.
Perhatikan kutipan dialog naskah dari Albert Camus yang sudah diterjemahkan
oleh Ahmad Asnawi di bawah ini!
(CALIGULA masuk diam-diam dari kiri. Kakinya penuh lumpur, bajunya
kotor, rambutnya basah, pandangannya nanar. Dia beberapa kali mengangkat
tangannya ke mulut. Kemudian dia mendekati cermin, berhenti tiba-tiba ketika
melihat bayanganya dalam cermin. Setelah menggumamkan bebebrapa kata yang
tak jelas, dia duduk di kanan, membiarkan tangannya lunglai di antara
mulutnya.HELICON masuk, di sebelah kiri. Setelah melihat CALIGULA, dia
berhenti di sudut belakang panggung dan memperhatikan dia diam-diam.
CALIGULA menoleh dan melihat dia. Hening sejenak.)
HELICON
(melintasi panggung)
: Selamat pagi, Caius.
CALIGULA
(dengan nada datar)
: Selamat pagi, Helicon.
(Hening sejenak.)
HELICON
: Anda tampak lelah.
CALIGULA
: Cukup jauh kuberjalan.
HELICON
: Yha, Anda pergi cukup lama.
126
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
(Hening sejenak.)
CALIGULA
: Sulit mencarinya.
HELICON
: Apa yang sulit dicari?
CALIGULA
: Apa yang aku kejar.
HELICON
: Maksud Anda?
CALIGULA (dengan nada datar) : Bulan.
HELICON
: Apa?
CALIGULA
: yha aku menginginkan bulan.
HELICON
: Ah....(
Hening lagi
. HELICON
mendekati
CALIGULA.) Mengapa Anda mengingin-
kannya?
CALIGULA
: Ah... itu salah satu hal yang belum
kudapatkan.
HELICON
: aku mengerti. Dan sekarang-sudahkah
Anda melihatnya sampai puas?
CALIGULA
: Belum. Aku tidak bisa memperolehnya.
HELICON
: Sayang sekali!
CALIGULA
: yha, dan itulah sebabnya aku merasa
letih.
(Diam. Kemudian)
Helicon!
HELICON
: yha, Caius?
CALIGULA
: Rupanya, kamu mengira aku gila.
HELICON
: Seperti Anda ketahui, aku tidak pernah
berpikir begitu.
CALIGULA
: Ah, yha....Sekarang, dengarkan! Aku
tidak gila; kenyataannya aku belum
pernah merasa begitu terang. Apa yang
terjadi padaku sangat sederhana; aku
tiba-tiba merasakan adanya hasrat untuk
mendapatkan hal-hal yang tidak
mungkin. Hanya itu.
(Diam)
Keadaanya
sebagaimana adanya, menurutku,
sangat jauh dari memuaskan.
HELICON
: Banyak orang berpendapat begitu.
CALIGULA
: Itulah. Namun dulu aku tidak menyadari.
Sekarang aku baru tahu.
(masih dengan
nada datar)
. Sebenarnya, dunia kita ini,
tidak bisa ditolerir. Itulah sebabnya aku
menginginkan bulan, atau kebahagiaan,
atau kehidupan abadi- sesuatu yang
mungkin kedengaran gila, namun yang
bukan bagian dari dunia ini.
127
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
Refleksi
Ruang Info
Pelatihan
HELICON
: Itu cukup bagus, dalam teori. Hanya,
dalam praktek orang tidak dapat
merampungkannya sampai tuntas.
............
5. Menetapkan Pelaku Drama Sesuai Tuntutan Skenario
Salah satu tugas penyutradaraan adalah kasting, yakni sutradara menetap-
kan pelaku/pemeran tokoh sesuai tuntutan skenario. Dalam kerja ini sutradara
tersebut mengupayakan agar para pemain membawakan perannya secara
menarik, mengikuti apa yang dikehendaki oleh naskah drama. Jangan sampai
karakter tokoh, dialog, konflik, dan untaian cerita yang tersaji dalam pementasan
berbeda atau bergeser dari yang ada dalam teks. Setiap pemain drama diharap-
kan dapat membawakan peran apa saja, sehingga ia dikenal sebagai pemain
watak. Pemain watak yang terkenal dalam dunia hiburan di Indonesia adalah
Deddy Mizwar. Ia sangat piawai berperan sebagai Sunan Kalijaga, Jenderal
Nagabonar, seorang wartawan dalam
Kejarlah Daku Kau Kutangkap
, Machtino
dalam
Ari Hanggara.
Setelah Anda menentukan tema, judul, dan membuat kerangka naskah
drama, cobalah mengembangkan menjadi sebuah naskah drama yang
utuh! Kerjakan di rumah dan kumpulkan pada pertemuan berikutnya!
Setelah itu, Guru akan memilih karya terbaik untuk dipentaskan di depan
kelas.
Stansa berarti puisi yang terdiri dari 8 baris. Stansa berbeda dengan
oktaf, karena oktaf dapat terdiri dari 16 atau 24 baris. Aturan pembarisan
dalam oktaf adalah 8 baris untuk tiap bait, sedangkan dalam stansa
seluruh puisi itu hanya terdiri atas 8 baris.
Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan
cara mendengarkan isi laporan, membaca teks pidato, menulis paragraf
deduktif dan induktif, mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis
kalimat, mendengarkan pembacaan puisi terjemahan, menilai unsur
drama dan pembabagan dalam drama terjemahan. Sudahkah Anda
menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika
sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda
belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut
dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.
128
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Kerjakan di buku tugas Anda!
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Di bawah ini yang temasuk isi berita berupa fakta adalah ....
a. Bom telah meledak di dekat Kedutaan Besar Australia Jakarta.
b. Isu bom kembali mengguncang di Grand Mall Solo.
c. Mungkin hujan akan turun nanti sore.
d. Ayah akan membelikan sepeda motor kalau Andi lulus ujian.
e. Ibu akan diberi cincin emas apabila dapat menemukan dompet ayah yang
hilang.
2. Bagian penutup teks pidato bertema Tenaga Kerja Indonesia yang paling tepat
adalah ....
a. Terima kasih atas kerja sama Anda, jangan lupa untuk jasa-jasa kami yang
telah memberangkatkan saudara-saudara.
b. Saya mengajak Saudara semua untuk mengikuti jejak warga kita yang
sudah di luar negeri.
c. Demikian pidato saya, semoga Saudara-Saudara mendapatkan hasil yang
maksimal di negeri orang dan selalu diberi kesehatan dan keselamatan
sampai pulang ke Indonesia.
d. Akhirnya, saya mengimbau pikirkan kembali kalau Anda akan ke luar
negeri.
e. Akhirnya, saya tutup pidato saya.
3. Rumah-rumah bantuan presiden untuk nelayan Muara Angke, Jakarta kini
dimiliki orang berduit. Mudah-mudahan ini bukan kesalahan prosedur. (Pojok
Kompas
, 1996)
Informasi yang terdapat pada kolom khusus surat kabar di atas adalah....
a. Rumah bantuan presiden untuk nelayan.
b. Muara Angke merupakan perkampungan nelayan.
c. Banyak orang berduit membeli rumah di Muara Angke.
d. Pembangunan rumah bantuan presiden salah prosedur.
e. Rumah bantuan presiden untuk nelayan tidak dinikmati oleh nelayan.
4. Teknik berpidato di depan publik yang efektif adalah ....
a. berteriak sekeras-kerasnya agar pendengar tertarik
b. bersikap sopan, lafal jelas, volume suara sesuai dengan kondisi, dan mudah
dipahami pendengar
c. acuh tak acuh karena sebagai pembicara
d. bersikap sombong dan angkuh
e. membuat bingung pendengarnya agar berpikir
129
Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia
5.
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang di perut senang di hati.
Bait-bait di atas termasuk ....
a. karmina
b. pantun
c. gurindam
d. puisi
e. soneta
6. Gurindam dan karmina berbeda karena ....
a. gurindam berisi nasihat
b. gurindam terdiri lima baris
c. gurindam bersifat menghibur
d. gurindam bersajak a a
e. gurindam berisi humor
7.
Dengan ibu hendaklah hormat
Supaya badan dapat selamat
Makna dari gurindam di atas adalah ....
a. agar kita kelak selamat harus hormat kepada ibu
b. kita harus menghormati setiap ibu
c. kita tidak boleh hormat kepada ibu
d. kita harus tunduk kepada semua ibu
e. kita harus hormat kepada ibu kalau ingin sehat
8. Suatu daerah menerapkan peraturan dengan ketat dari segi ketertiban warga-
nya, kebersihan, kesehatannya, kerapiannya, keindahannya, pembangunannya,
dan unsur lainnya. Dengan tindakan ini daerah tersebut mendapat
Adipura
Kencana
. Berdasarkan kenyataan ini, maka untuk mendapatkan Adipura
kencana perlu adanya ketertiban di segala bidang.
Berdasarkan perincian data-data pendukungnya, paragraf di atas termasuk
jenis ....
a. deduktif
b. induktif
c. induktif-deduktif
d. deduktif-induktif
e. naratif
9. Paragraf argumentasi bertujuan ....
a. mempengaruhi pembaca
b. mengajak pembaca
c. meyakinkan pembaca
d. menceritakan kepada pembaca
e. mendeskripsikan kepada pembaca
130
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
10. Semua kota yang terletak di khatulistiwa termasuk daerah tropis. Kota Pontianak
terletak di Lintang Utara 0° dan Lintang Selatan 0°.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kedua kalimat tersebut adalah ....
a. Kota Pontianak termasuk daerah tropis.
b. Kota Pontianak tidak termasuk daerah tropis.
c. Kota Pontianak terletak di khatulistiwa.
d. Kota Pontianak terletak di Lintang Utara.
e. Kota Pontianak terletak di Lintang Selatan.
B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan perbedaan fakta dan pendapat! Berikan contohnya masing-masing
dua!
2. Sebutkan ciri-ciri gurindam dan berikan contohnya!
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan gurindam dan karmina!
4. Buatlah dua paragraf argumentasi yang berpola deduktif!
5. Buatlah dua paragraf argumentasi yang berpola induktif!