Gambar Sampul Bahasa Indonesia · d_Bab 4 Pelaksanaan Program-program Sekolah
Bahasa Indonesia · d_Bab 4 Pelaksanaan Program-program Sekolah
Rohmadi

24/08/2021 15:48:18

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Tema 4

Pelaksanaan

Program-program Sekolah

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dapat berjalan dengan baik, apa-

bila ditunjang dengan program-program yang jelas dan terarah di tiap sekolah dan

dilaksanakan dengan baik.

Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan

cara mendengarkan isi program sekolah, menyampaikan topik suatu uraian,

menyusun paragraf argumentasi untuk berbagai keperluan, mengklasifikasikan jenis

paragraf berdasarkan kalimat; topik; dan isi, menganalisis sikap penyair dalam

puisi terjemahan yang dilisankan

,

menulis teks untuk kebutuhan majalah dinding.

Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan dengan tema yang kita

bahas dalam pelajaran ini, yakni Pelaksanaan Program-program Sekolah.

Sumber: Foto Haryana

Sumber: Tempo 21 Mei 06

Sumber: Foto Haryana

PETA KONSEP

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Menyampaikan

Topik Suatu

Uraian

Kebahasaan

Kesastraan

Mendengarkan

Isi Program

Sekolah

Klausa Bahasa

Indonesia

Menganalisis Sikap

Penyair dalam Puisi

Terjemahan yang

Dilisankan

Menulis Teks Untuk

Kebutuhan Majalah

Dinding

88

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

I. Kompetensi Berbahasa

A. Mendengarkan Isi Program Sekolah

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mengajukan pertanyaan isi program sekolah yang belum

jelas dan menanggapinya.

1. Mengajukan Pertanyaan

Mintalah teman, ayah, ibu, atau kakak untuk membacakan teks informasi

berikut! Sambil mendengarkan, catat pokok-pokok isinya di buku tugas dengan

format berikut ini!

Format 4.1

Favorit yang Tak Diskriminatif

Memasuki awal ajaran baru atau masa pendaftaran siswa baru

(PSB), seluruh sekolah dan lembaga pendidikan mulai mempromosikan

pendidikan yang dimiliki. Yakni, lewat penyebaran brosur dan pema-

sangan spanduk di setiap jalan serta sudut kota. Mereka menawarkan

program-program sekolah yang dapat menarik minat masyarakat (orang

tua murid). Hal tersebut dilakukan untuk menghadapi persaingan antar-

sekolah yang masing-masing berharap mendapatkan siswa pendaftar

untuk memenuhi jumlah tempat duduk yang tersedia. Pemandangan

seperti itu bisa disaksikan pada setiap awal ajaran baru atau masa

penerimaan murid baru. Setiap orang tua murid berharap agar anaknya

dapat belajar di sekolah yang bermutu. Yakni, mencari sekolah favorit,

walau-pun tawaran biaya pendidikannya mahal.

Kehadiran sekolah favorit di masyarakat menjadi fenomena yang

tidak terelakkan lagi. Sebab, masyarakat telanjur berasumsi bahwa

hanya sekolah yang tidak favorit tidak akan memberikan pendidikan

yang baik. Padahal, keberhasilan peserta didik tidak seluruhnya ber-

gantung pada baik buruknya sekolah atau mahal tidaknya biaya pen-

didikan.

No.

Judul

Pokok-pokok Isi

Apa Siapa Di Mana Kapan Mengapa Bagaimana

........

........

........

........

........

........

.............

.............

.............

...........

...........

...........

..............

..............

..............

.................

.................

.................

1.

2.

3.

Favorit yang Tak

Diskriminatif

......................

......................

89

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Munculnya istilah sekolah favorit di masyarakat secara tidak

langsung telah memunculkan istilah lain, yaitu sekolah nonfavorit.

Dengan demikian, telah terjadi

discrimination of school

(diskriminasi

lembaga sekolah). Sebab, masyarakat akhirnya akan memarginalkan

sekolah nonfavorit.

Dengan munculnya dua istilah tersebut, telah terjadi dua hal.

Pertama, diskriminasi terhadap sekolah sekolah nonfavorit sebagai

subjek pendidikan dan diskriminasi siswa sebagai objek yang tidak

mampu belajar di sekolah favorit, baik karena keterbatasan kualitas

dan keterampilan maupun keterbatasan finansial

(financial problem).

Sekolah favorit dengan segala kelebihannya jelas tidak sebanding dengan

sekolah nonfavorit. Dari segi fisik dan sarana penunjang pendidikan

(comparative advantage)

, sekolah favorit jauh lebih memadai, begitu

pula dari sisi mutu pendidikannya

(competitive advantage)

. Sebab,

sekolah favorit biasanya bermodal besar sehingga merekrut tenaga pen-

didikan yang profesional di bidangnya serta mampu menyediakan

sarana penunjang yang representatif.

Kondisi tersebut berbeda dan bertolak belakang dengan yang dialami

sekolah nonfavorit yang segalanya serba terbatas. Dipandang dari segi

fisik dan sarana belajar sebagai penunjang pendidikannya, sekolah non-

favorit jelas sangat kekurangan. Kondisi serupa terjadi dalam segi mutu

serta manajemen sekolah yang amburadul (asal jalan).

Hal itulah yang mengakibatkan masyarakat memandang sebelah

mata sekolah nonfavorit. Mereka menarik sebuah kesimpulan bahwa

menghasilkan siswa bermutu

(output)

harus diimbangi dengan sarana

serta kualitas pendidikan yang baik. Pandangan masyarakat seperti itu

tidak salah dan sah sebagai bentuk penilaian yang subjektif.

Namun, kadang-kadang orang tua murid mempunyai penilaian

keliru. Yakni, ukuran kualitas pendidikan dipandang dari sisi besar atau

tidaknya biaya pendidikan. Masyarakat yang mampu berupaya

Gambar 7 Sekolah, sebagai sarana penunjang pendidikan.

Sumber: Foto Haryana

90

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

memasukkan anaknya di sekolah yang mahal, yang kadang-kadang

disebabkan oleh gengsi yang tinggi. Padahal, banyak sekolah yang

berbiaya murah tetapi berkualitas. Misalnya, hal itu terjadi di sekolah-

sekolah pedesaan.

Dengan semakin banyaknya sekolah yang menamakan dirinya se-

bagai sekolah favorit, sekolah tersebut semakin berlomba-lomba mening-

katkan biaya pendidikan yang akhirnya berakibat pada kesenjangan

sosial. Sebab, hanya orang kaya yang dapat masuk. Padahal, kebutuhan

terhadap pendidikan yang bermutu tidak hanya milik orang kaya. Akan

tetapi, mereka yang berada di bawah garis kemiskinan juga sangat

membutuhkan dan semestinya mendapatkan tempat.

Ironisnya, tidak sedikit lembaga pendidikan yang mengesampingkan

faktor kualitas dan keterampilan siswa dalam merekrut siswa baru.

Banyak sekolah elite yang mengomersilkan pendidikannya sehingga

hanya orang di kelas atas yang mampu menjangkaunya. Padahal,

banyak siswa yang bermodal cukup namun tidak berbekal skill serta

kualitas bagus yang tertinggal dari siswa yang berasal dari golongan

miskin. Apalagi, biasanya jauh sebelum pendaftaran murid baru dimulai,

sekolah-sekolah favorit telah mematok harga tinggi dengan perincian

anggaran yang tidak mungkin terjangkau masyarakat bawah sehingga

masyarakat yang berasal dari ekonomi lemah sedini mungkin harus

mengubur impiannya dalam-dalam. Bahkan, mereka sampai frustasi

dan terpaksa menyekolahkan anaknya di sekolah yang terjangkau atau

kadang memilih menganggurkan anaknya. Persaingan sekolah favorit

dengan biaya pendidikan yang mahal adalah sah dan baik selama per-

saingan tersebut masih normal dan diimbangi pelayanan pendidikan

yang baik, menjanjikan terbentuknya anak didik yang baik, serta dilatar-

belakangi hal yang bersifat komersial. Bagaimanapun, orang tua murid

berharap agar anaknya memiliki keterampilan serta kualitas yang sesuai

harapan.

Oleh: Ahmad Millah Hasan

(Sumber:

Harian Jawa Pos

, 1 Agustus 2007)

Berdasarkan catatan dalam format 4.1 dapat disusun berbagai per-

tanyaan tentang isi teks yang belum jelas. Selanjutnya, sampaikan per-

tanyaan tersebut kepada orang yang membacakan teks tadi!

Contoh:

a. Apa yang dimaksud dengan sekolah favorit?

b. Kapan persaingan antarsekolah biasa terjadi?

91

Pelaksanaan Program-program Sekolah

2. Menanggapi Informasi

Berdasarkan catatan dan pertanyaan yang Anda ajukan sekaligus jawaban-

nya, Anda dapat memberikan tanggapan yang dapat digunakan sebagai bahan

perbaikan program yang diadakan di sekolah tersebut. Sampaikan tanggapan

tersebut secara lisan!

B. Menyampaikan Topik Suatu Uraian

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mencatat pokok-pokok uraian, menyampaikannya kepada

teman, serta mengajukan pertanyaan dan menjawabnya.

1. Mencatat Pokok-pokok Isi Uraian

Bacalah secara intensif teks berikut ini! Sambil membaca, catat pokok-

pokok isi uraian di dalamnya seperti dalam format 4.1!

Perpustakaan dan Pengelolaannya

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan manusia dapat mengem-

bangkan diri, memanfaatkan, dan melestarikan lingkungan guna men-

jaga kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar pendidikan dapat ter-

capai semaksimal mungkin, dalam pelaksanaannya perlu didukung

sarana yang memadai, baik dari segi mutu maupun jumlahnya. Salah

satu sarana yang cukup penting adalah perpustakaan sekolah.

Keberadaan perpustakaan sekolah sangat menunjang proses belajar-

mengajar, meskipun bukan merupakan satu-satunya faktor pendukung

dalam kegiatan belajar-mengajar. Mengingat perpustakaan sekolah

merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan belajar-mengajar,

maka sangatlah perlu perpustakaan sekolah benar-benar berfungsi

sebagaimana mestinya. Pengelolaan perpustakaan yang baik akan

banyak mendatangkan manfaat bagi dunia pendidikan dan dapat

memacu kemandirian siswa dalam menambah pengetahuan.

Gambar 9 Perpustakaan, sebagai sarana pen-

dukung keberhasilan proses belajar-mengajar.

Sumber: Clipart

92

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Bukan rahasia lagi, ternyata sampai saat ini masih banyak per-

pustakaan sekolah yang belum difungsikan sebagaimana mestinya,

belum dikelola secara efektif, bahkan sebagian besar keadaan perpus-

takaan di sekolah dasar sangat memprihatinkan karena ada yang macet

sama sekali dalam hal peminjaman terhadap siswa, buku hanya ditum-

puk dalam lemari, dan banyak buku yang rusak bukan karena dipinjam

siswa, tetapi karena dimakan tikus. Keadaan tersebut tentu perlu men-

dapat perhatian bagi kita yang berperan dalam dunia pendidikan, meng-

ingat perpustakaan sekolah sebagai penunjang proses belajar-mengajar,

tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Padahal, saat yang

tepat bagi siswa sekolah dasar diperkenalkan dengan perpustakaan dan

bacaan. Dengan demikian, kegemaran membaca memberi pengaruh

yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia di masa yang akan

datang.

Selain sebagai penunjang proses belajar-mengajar, perpustakaan

sekolah sebagai suatu unit pelaksanaan teknis di lembaga pendidikan

sekolah memiliki peranan penting dalam proses pendidikan bagi pen-

capaian tujuan pendidikan di sekolah. Ada lima fungsi perpustakaan di

sekolah.

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan sekolah dasar menyediakan buku-buku yang sesuai

dengan kurikulum dan dapat mengembangkan interest dan apresiasi

murid serta dapat pula menunjukkan cara menggunakan dan

memilih buku.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan menyediakan buku yang memuat informasi tentang

berbagai cabang pengetahuan, mengadakan koleksi yang banyak

dan berkualitas tinggi, dapat menyajikan koleksi yang menarik, serta

menempatkan koleksi yang terbuka sehingga mudah digunakan.

3. Fungsi Rekreatif

Perpustakaan dapat pula dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi

anak-anak dalam menyediakan buku-buku yang bernilai rekreasi.

4. Fungsi Penelitian

Perpustakaan menyediakan buku-buku yang dapat dijadikan

sumber penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

5. Fungsi Administratif

Fungsi ini tampak dalam tugas sehari-hari dalam perpustakaan

sekolah dengan kegiatan pencatatan dan penyelesaian koleksi serta

penyelenggaraan tata peminjaman dan tata pengembalian, baik

kepada murid maupun guru.

93

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Guna menyukseskan kegiatan pengelolaan perpustakaan, cara yang

ditempuh adalah mengelola perpustakaan dengan baik, yang meliputi

kegiatan pelayanan pemakaian, pembinaan perpustakaan, dan adminis-

trasi perpustakaan, agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara

optimal dan tercipta siswa yang gemar membaca.

Oleh : Lestariningsih

(Sumber:

Derap Guru

, No. 55 Th. V-Agustus 2007)

2. Menyampaikan Isi Uraian kepada Teman

Berdasarkan catatan, sampaikan isi uraian yang Anda baca tadi kepada

teman sebangku. Lakukan secara bergantian!

3. Mengajukan Pertanyaan dan Menjawabnya

Setelah mendengarkan penyampaian isi uraian yang dilakukan teman,

ajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Sebaliknya, jika teman yang men-

dengarkan penyampaian Anda mengajukan beberapa pertanyaan, maka beri-

kan jawabannya.

C. Menyusun Paragraf Argumentatif

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu menyusun paragraf argumentatif untuk berbagai keperluan.

Paragraf argumentatif menjelaskan suatu peristiwa dengan berbagai alasan

dan fakta yang kuat. Anda tentu pernah melihat proses produksi tempe, krupuk,

atau jenis makanan yang lain. Proses produksi tersebut dapat ditulis dalam

bentuk paragraf argumentatif. Perlu diketahui bahwa dalam menulis paragraf

argumentatif Anda perlu mengetahui hal-hal berikut ini.

1. Paragraf argumentatif menjelaskan dengan fakta dan data yang mendukung.

2. Menentukan topik yang akan ditulis.

3. Menulis paragraf argumentatif yang menggambarkan keadaan alam.

4. Menyunting tulisan.

Apabila keempat langkah di atas dilakukan tentunya akan menghasilkan

paragraf argumentatif yang menarik.

Contoh paragraf argumentasi

Akhir-akhir ini tempe sudah tidak lagi menjadi makanan orang-orang ping-

giran atau kampung. Betapa tidak, seiring menjamurnya makanan-makanan

instan dan modern yang mengandung berbagai bahan pengawet, tempe tetap

menjadi makanan tradisional kebanggaan bangsa Indonesia. Terdapat banyak

94

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pelatihan

kandungan protein nabati yang tinggi di dalam tempe.Bahkan di Jakarta ter-

dapat rumah makan yang menggunakan menu tempe untuk disajikan dalam

berbagai makanan yang lezat. Karena kandungan gizi yang tinggi dan alamiah

itulah tempe sudah mulai merambah pasar internasional. Tempe sudah menjadi

makanan lokal yang mengglobal di tengah makanan yang hanya nikmat di

lidah saja.

Anda sudah diberi gambaran tentang menyusun paragraf argumentative

sekarang agar lebih mengasah kemampuan Anda kerjakan perintah-

perintah di bawah ini!

1. Ingat-ingatlah kembali sewaktu Anda pernah melakukan observasi

atau pengamatan di suatu tempat!

2. Kemudian pilihlah salah satu objek pengamatan yang paling ber-

kesan menurut Anda!

3. Tulislah kembali ke dalam beberapa paragraf argumentaif sesuai

dengan tujuan penulisan yang pernah Anda amati!

4. Suntinglah paragraf argumentatif yang sudah Anda tulis tersebut!

5. Bacakan hasil tulisan Anda di depan teman-teman, guru, atau

saudaramu!

D. Mengklasifikasikan Jenis Paragraf

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mengklasifikasikan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat,

topik, dan isi.

Setelah Anda menuliskan beberapa paragraf, Anda tentu masih ingat

tentang letak pikiran utama atau gagasan dalam paragraf tersebut. Pada

prinsipnya ada dua paragraf berdasarkan letak pokok pikiran dan isinya.

Paragraf Deduktif dengan Paragraf Induktif

a. Ciri-ciri paragraf berpola deduktif

Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-

peristiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diiden-

tifikasi secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai

berikut.

1) Letak kalimat utama di awal paragraf.

2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau

penjelasan khusus.

3) Diakhiri dengan penjelasan.

95

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Pelatihan

b. Ciri-ciri paragraf berpola induktif

Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari

peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila

diidentifikasi secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri

sebagai berikut.

1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.

2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan

pernyataan umum.

3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan.

Perhatikan teks bacaan berikut ini!

“.... Teman-teman guru suka menggerutu atau bergumam tentang

berbagai hal yang dialaminya di luar ruang guru. Misalnya problematika

berlalu-lintas yang sehari-hari saya alami. Saya memfokuskan persoalan

itu dari kecil untuk ditarik jadi persoalan besar atau sebaliknya. Akhirnya

saya bisa menarik kesimpulan sekaligus menguatkannya melalui fakta

riil bahwa sebenarnya masyarakat kita memang tidak disiplin, hanya

dengan mendapat ide di jalan yang saya lalui sehari-hari. Kalau gerutuan

atau gumaman itu hanya berhenti di ruang guru, lalu kapan kita bisa

turut memecahkan persoalan itu? Kita bisa mendapat ide kapan saja,

di mana saja, dalam situasi apapun.”

“.... Seperti halnya anak kecil ketika kali pertama belajar naik

sepeda. Kadang jatuh, tapi bisa berdiri lagi, lalu jadi biasa dan akhirnya

bisa. Merasa sulit mengawali permulaan menulis di media massa cetak

itu hal biasa. Saya juga mengalaminya dulu waktu pertama menulis

untuk media massa. Tapi kesulitan itu saya taklukkan. Ada semacam

dorongan kuat untuk berhasil menembus media.”

Anda sudah diberi gambaran tentang mengklasifikasikan jenis paragraf

berdasarkan letak kalimat, topik, dan isi. Sekarang tugas Anda

mengerjakan perintah-perintah di bawah ini!

1. Bacalah teks bacaan di atas!

2. Kelompokkan termasuk jenis paragraf apa teks bacaan di atas!

3. Berikan analisis dan alasan Anda!

4. Bacakan hasil kerja Anda kepada teman-teman Anda!

5. Mintalah tanggapan dari teman dan guru Anda!

96

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

I. Kompetensi Bersastra

A. Menganalisis Sikap Penyair dalam Puisi Terjemahan

yang Dilisankan

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu menganalisis sikap penyair terhadap sesuatu hal yang

terdapat dalam puisi terjemahan yang dilisankan.

Sikap Penyair dalam Penuangan Puisi

Kalau ada kegilaan adalah kegilaan kreatif. Dengan kreativitas, kegilaan

penciptaan dimungkinkan. Dengan kegilaan pula dapat dikecap capaian-

capaian artistik sebuah sajak. Penyair terkadang seperti orang “gila” (gila dalam

tanda kutip). Artinya, di tengah-tengah masyarakatnya penyair acap tampil

anormaly, menyendiri, mengasingkan diri dari interaksi massif, dan secara

personal menampilkan sosok yang sering “nyleneh”, aneh, dan sulit dipahami.

Hal seperti itu dapat ditemukan pada puisi-puisi penyair dari Banjarbaru: Arsyad

Indradi yang menyedot perhatian untuk digumuli.

Kegilaan Arsyad Indradi dalam mengeksploitasi dan mengeksplorasi segenap

inderanya dalam menciptakan puisi masih dapat dinikmati. Niscaya merupakan

sebuah kegilaan manakala dalam satu tahun diterbitkan buku kumpulan puisi:

Nyanyian Seribu Burung

(April 2006),

Narasi Musafir Gila

(Mei 2006),

Romansa

Setangkai Bunga

(Juni 2006), dan

Kalalatu

(September 2006) yang semuanya

diterbitkan secara swadana oleh

Kelompok Studi Sastra Banjarbar

u yang

dipimpinnya. Gila! Mungkin begitu komentar orang. Kali ini perhatian secara

khusus mengarah pada

Narasi Musafir Gila

yang memuat 90 puisi yang ditulis

tahun 2000-an.

Dari mana pembicaraan ini dimulai? Pembicaraan puisi bisa dimulai dari

mana saja. Antologi ini dibuka dengan “ Narasi Ayat Batu”. Sebagai pembaca

kita lantas ingat adanya prasasti, tugu, daun lontar dan sebagainya yang

menyimpan kearifan.

Kubelah ayat ayat batumu di kulminasi bukit / Yang

terhampar di sajadahku / Kujatuhkan di tebing tebing lautmu / Cuma gemuruh

ombak dalam takbirku// ...Kuseru namamu tak hentihenti / Di ruas ruas jari

tanganku/ Yang gemetar dan berdarah/ Tumpahlah semesta langit / Di mata anak

Adam yang sujud di kakimu

(Banjarbaru, 2000). Puisi ini secara intens

mengungkapkan pergulatan penyair dalam menghayati “misteri” Illahi.

Arsyad Indradi yang memasuki usia 54 tahun pada Desember 2008 ini

seterusnya menulis “Narasi Pohon Senja” seperti ini :

Kukalungkan lampu lampu

di ranjangmu / Lalu kujadikan pengantin / Lalu kunikahi daunmu kepompong

birahi dendam/ Lahirlah kupu kupu / Betapa nikmat dalam dahaga / Menjelajahi

tubuhmu / Mencari rangkaian bunga / jauh dalam lubuk jantungmu

(Hal.2).

97

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Pelatihan

Sajak ini lebih mengedepankan kontemplasi dengan Ilahi ditampilkan melalui

penginsanan-hubungan manusiawi dengan idiom simbol hubungan pengantin

di ranjang. Dalam “Narasi Gairah Embun” secara manis penyair menulis seperti

ini

“Mulutmu wangi sari gading / Menyentuh gorden gorden jendela / Tapi jangan

kau buka / Sebentar lagi pagi beranjak tiba”

(hal.3). Secara analogis, metaforis,

dan liris dalam “Narasi Tanah Kelahiran” dinyatakan

“Kau beri aku sampan /

Riak riak menyusuri urat urat nadi / Wajahmu sudah lain tapi begitu angkuh /

Tumbuh rumah rumah batu”

(hal.4). Pergulatan dan pergumulan penyair sampai

pada kenyataan bahwa

“Aku / Anak Adam / Yang tersesat di sajadahMu”

(“Zikir

Senja”, hal.8).

Memasuki usia senja, penyair semakin intens mengolah rahasia pertemuan

dengan Sang Khalik. Intensitas itu membuahkan puisi-puisi religius yang lembut

dan kongkret. Lebih kongkret lagi ketika penyair lantas mengkaji bumi yang

dipijak. Bumi yang memberikan kesadaran bahwa persoalan manusia tidaklah

semata berkomunikasi dengan Sang Khalik, melainkan juga perlu membaca

denyut kehidupan di bumi. Puisi-puisi yang mewakili tema kehidupan di bumi

yang ia pijak, antara lain:

“Ekstase Seorang Pejalan Jauh”,”Etam Sayang

Gunung”, “Romansa Bulan Saga”, “Romansa Seekor Hong”, “Romansa

Setangkai Bunga”, “Romansa Di Bawah Hujan Cinta Pun Abadi“, “Pertemuan”,

“Jalan Begitu Lengang”.

Hal yang unik dan menarik, penyair Arsyad Indradi mencoba menawarkan

cara ungkap multikultur dengan memanfaatkan campur code bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris dalam beberapa puisinya seperti :

“As One of the Song,

Mamimeca”,

“Elly : Sonata is Silent”

, dan

“In My Last Mirrage”

. Kita cermati

bagaimana penyair memakai campur kode bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris dalam puisinya. Dalam

“As One of the Song, Mamimeca”

ditulis begini

“ ... Aku tahu betapa letih wajahmu / Dalam gugusan maha kelam / May soul

stay in the wind, Mami”

(hal 27).

“Aku musafir / Lirik-lirik yang jatuh dari matamu

/ Jatuh gemersik : Give to me one the world/ Di kulminasi bukit / Kupetik kembang

ilalang :/ May sure not at all raincloud / Elly di tebing-tebing :/ I have lost my

wind:

(Elly : Sonata is Silent, hal 29). Pemanfaatan campur kode dalam puisi

ibarat membuat gado-gado, bahan-bahan yang berlainan dipadu jadi satu,

dan ternyata enak juga.

Anda sudah mempelajari sikap dalam penuangan puisi terjemahan yang

dilisankan, sekarang tugas Anda adalah menganalisis sikap penyair di

atas dengan objektif ditinjau dari aspek-aspek berikut!

1. Pandangan penyair!

2. Kehidupan sosialnya!

3. Keagamaannya !

4. Keleluasaan berpikir dan berimajinasinya!

5. Carilah puisi karya Rendra atau penyair lain. Kemudian analisislah

sikap penyair tersebut dari syair-syair yang ditulisnya!

98

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

B. Menulis Teks untuk Kebutuhan Majalah Dinding

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu menulis jenis teks naratif yang berbentuk puisi dan prosa,

lalu mempublikasikannya dalam media di sekolah.

1. Menulis Teks Naratif Berbentuk Puisi

Aktivitas menulis bentuk-bentuk sastra hendaknya tidak hanya dilakukan

pada hari-hari dan jam-jam tertentu dikaitkan dengan pelajaran kesusastraan,

tetapi juga dapat dilaksanakan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya pengisian

majalah dinding, majalah sekolah, buletin OSIS, dan lain-lain. Bentuk-bentuk

karangan tertentu seperti puisi balada, prosa fiksi berupa cerpen, sketsa, di

samping artikel, opini, juga dapat dijadikan sebagai media ekspresi untuk mener-

jemahkan petualangan hidup, yang berupa kisah-kisah dramatik atau tragedi.

Kali ini Anda diharapkan mampu untuk menulis teks naratif yang berbentuk

puisi. Puisi jenis ini dikenal dengan balada. Untuk memberikan gambaran

kepada Anda tentang bentuk-bentuk balada, berikut ini diberikan beberapa

contohnya.

Balada a:

Rumah Pak Karto

Oleh: WS. Rendra

Menyusuri tanggul kali ini

Aku ‘kan sampai ke rumahnya

Sawah di kanan kiri

Dan titian-titian dari bambu

Melintasi kali

Menjalani tanggul berumput ini

Akan ‘kan sampai ke rumahnya

Yang besar dan lebar

Dengan berpuluh unggas di halaman

Pohon-pohon buahan

Lambang-lambang kesuburan

Dan balai-balai yang tenteram

Lalu sebagai duhu

Akan kujumpai ia mencangkul di kebunnya

Dengan celana hitam dan dada terbuka

Orang yang tahu akan hidupnya

99

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Orang yang pasti akan nasibnya

Ia akan mengelu-elu kedatanganku

dan bertanya

“Apa kabar dari kota?”

Dadanya bagai daun talas yang lebar

dengan keringat berpercikan

Ia selalu pasti, sabar, dan sederhana

Tangannya yang kuat mengolah nasibnya

Menyusuri kali irigasi

Aku ‘kan sampai ke tempat yang dulu

Aku ‘kan sampai kepada kenangan

Ubi goreng dan jagung bakar

Kopi yang panas di toko tembikar

Rokok cengkeh daun ripah

Dan gula jawa di atas cawan

Kemudian akan datang malam

Bulan bundar di atas kandang

Angin yang lembut

Bangkit dari sawah tanpa tepi

Cengkerik bernyanyi dari belukar

Dan di halaman yang lebar

Kami menggelar tikar

Menyusuri jalan setapak ini

Jalan setapak di pinggir kali

Jalan setapak yang telah kukenal

Aku ‘kan sampai ke tempat yang dulu

Udara yang jernih dan sabar

Perasaan yang pasti dan merdeka

Serta pengertian yang sederhana

Sumber: Materi

Lomba Baca Puisi Eks-Karesidenan Surakarta

, 2002

100

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Balada b:

Anak

Oleh: Ebiet G. Ade

Aku temukan

Anak kecil kurus terkapar

Menutup wajah

Dengan telapak tangannya

Aku gamit

Ia terperanjat

Melompat terbangun dan

Menatapku dengan nanar

lantas berlari

Bersembunyi

Di balik bayang-bayang pekat

Aku panggil ia

Dengan suara lembut

Dijulurkan kepala

Menatap curiga

Dari sudut matanya mengalir

Tetes air bening

Bercampur dengan keringat

Dari tingkahnya yang gelisah

Dari bibirnya yang bergetar

Ada yang ingin dikatakan

Aku rengkuh dalam pelukanku

kutanya

Apa gerangan yang terjadi

Sambil terisak

Di ceritakan sejujurnya

Terpaksa ia mencuri

Karena lapar yang ditanggung

Tak tertahankan lagi

Namun dari nama yang disandangnya

memang terasa

ada yang hilang

101

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Rumah ini

Tak ubahnya seperti neraka

Ayah ibunya sibuk sendiri

Dan cerai berai

Akhirnya

Iapun memilih pergi

Barangkali di luar sana

Dapat dijumpai

Kasih sayang yang diimpikan

Perhatian yang dibutuhkan

Nah, sekarang coba

Siapa yang salah

Sumber: Sampul kaset

20 Lagu Terpopuler Ebiet G. Ade

, Vol. 2 Side B

Balada c:

Suti

Oleh : Wiji Thukul

Suti tidak pergi kerja

pucat ia duduk dekat ambennya

Suti di rumah saja

tidak ke pabrik tidak ke mana-mana

Suti tidak ke rumah sakit

batuknya memburu

dahaknya berdarah

tak ada biaya

Suti kusut-masai

dibenaknya menggelegar suara mesin

kuyu matanya membayangkan

buruh-buruh yang berangkat pagi

pulang petang

hidup pas-pasan

gaji kurang

dicekik kebutuhan

Suti meraba wajahnya sendiri

tubuhnya makin susut saja

makin kurus menonjol tulang pipinya

loyo tenaganya

bertahun-tahun dihisap kerja

102

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pelatihan

Suti batuk-batuk lagi

ia ingat kawannya

Sri yang mati

karena rusak paru-parunya

Suti meludah

dan lagi-lagi darah

Suti memejamkan mata

suara mesin kembali menggemuruh

bayangan kawannya bermunculan

Suti menggelengkan kepala

tahu mereka dibayar murah

Suti meludah

dan lagi-lagi darah

Suti merenungi resep dokter

tak ada uang

tak ada obat

Sumber:

Aku Ingin Jadi Peluru

, hal. 48 - 49.

Setelah mencermati contoh puisi naratif di atas, coba Anda tuliskan puisi

naratif dengan tema bebas! Dalam puisi tersebut ada tokoh yang

dikisahkan, ada peristiwa cerita, mengandung seting di mana dan kapan

cerita itu berlangsung, serta suasana ceritanya. Cerita boleh imajinatif,

boleh pula berangkat dari realitas!

2. Menulis Teks Naratif Berbentuk Prosa

Teks naratif berbentuk prosa ada bermacam-macam dan sudah dikenal

sejak zaman dahulu. Sekarang ini yang sangat populer dan banyak dijumpai

adalah cerpen dan novel. Pada zaman dahulu kita kenal dongeng yang banyak

jenis dan contohnya yang sekarang ini banyak dituturkan kembali. Kali ini Anda

diharapkan mampu menulis jenis teks naratif yang berbentuk cerpen. Tentu

Anda telah mengetahui apa yang dimaksud cerpen. bukan? Cerpen merupakan

karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen, dikisahkan sepenggal

kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau

menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Untuk

dapat menulis cerpen, diperlukan beberapa teknik berikut ini.

103

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Pelatihan

a. Paragraf pertama yang mengesankan.

Selain judul, paragraf pertama merupakan etalase sebuah cerpen. Paragraf

pertama juga merupakan kunci pembuka. Cerpen adalah karangan pendek.

Oleh karenanya, paragraf pertama hendaknya langsung masuk ke pokok

persoalan. Hal tersebut untuk menghindari rasa kebosanan dan rasa apatis

bagi pembaca.

b. Pertimbangan pembaca dengan baik.

Pembaca adalah konsumen, sedangkan pengarang adalah produsen. Peng-

arang harus mempertimbangkan mutu produknya agar dapat diterima oleh

pembaca. Pembaca memerlukan bacaan yang segar, baru, unik, menarik,

dan menyentuh rasa kemanusiawian.

c. Menggali suasana.

Penggambaran suasana diperlukan secara detail yang apik dan kreatif agar

pembaca terhanyut dalam cerita.

d. Menggunakan kalimat efektif.

Kalimat dalam cerpen hendaknya yang efektif, maksudnya berdaya guna

dan langsung memberikan kesan kepada pembaca. Selain itu, pengarang

dituntut untuk memiliki kekayaan kosakata dan gaya bahasa agar cerita

tersebut mengalir dengan lancar dan tidak kering.

e. Menggerakkan tokoh.

Tokoh dalam cerpen senantiasa bergerak, baik secara fisik maupun psikis,

sehingga terlukis kehidupan sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah mengetahui teknik-teknik dalam menulis teks naratif yang

berbentuk prosa, khususnya cerpen, coba Anda tulis sebuah cerpen

dengan tokoh, tema, latar, dan alur bebas Anda tentukan sendiri!

3. Mempublikasikan Karya yang Ditulis

Dalam pelajaran kesastraan, siswa dimotivasi dan difasilitasi untuk kreatif

menciptakan bentuk-bentuk sastra, baik puisi maupun prosa. Dari kreativitas

dan produktifitas tersebut, pihak sekolah menyediakan media untuk mem-

publikasikan karya-karya para siswa dalam bentuk majalah sekolah dan majalah

dinding. Di majalah sekolah dan majalah dinding itulah kreasi sastra para siswa

berupa puisi dan prosa fiksi dapat ditampilkan. Oleh karena itu, coba serahkan

hasil karya Anda, baik puisi maupun cerpen, ke pengurus mading sekolah agar

diseleksi dan ditempelkan di majalah dinding sekolah. Jika tidak ditampilkan,

coba kirimkan ke redaksi media cetak yang memuat rubrik puisi dan cerpen.

Siapa tahu tulisan Anda dimuat, tentunya akan mendapatkan honor pemuatan.

Selanjutnya, tunjukkan pada Bapak/Ibu Guru!

104

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Refleksi

Ruang Info

Pelatihan

Anda sudah mempelajari cara menulis teks naratif berbentuk puisi,

menulis teks naratif berbentuk prosa, mempublikasikan karya yang ditulis.

Sekarang agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah

di bawah ini!

1. Buatlah puisi atau prosa yang menarik!

2. Cobalah karya yang telah Anda buat Anda kirimkan ke koran-koran

lokal di kota Anda!

3. Agar lebih mengasah kemampuan Anda dalam berkarya, cobalah

Anda tulis semua kejadian yang Anda alami!

4. Mintalah saran dan nasihat kepada guru, teman, atau penyair yang

berpengalaman untuk menilai karya-karya Anda!

Kegiatan kritik sastra yang pertama dilakukan oleh bangsa Yunani

yaitu Xenophanes dan Heraclitus, ketika mereka mengecam pujangga

Homerus yang gemar mengisahkan cerita tentang dewa dewi yang

mereka anggap tidak senonoh serta bohong.

Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan

cara mendengarkan isi program sekolah, menyampaikan topik suatu

uraian, menyusun paragraf argumentasi untuk berbagai keperluan,

mengklasifikasikan jenis paragraf berdasarkan kalimat; topik; dan isi,

menganalisis sikap penyair dalam puisi terjemahan yang dilisankan

,

menulis teks untuk kebutuhan majalah dinding. Sudahkah Anda meng-

uasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah,

Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum

menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut dan

jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.

105

Pelaksanaan Program-program Sekolah

Kerjakan di buku tugas Anda!

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Setelah Anda membaca bacaan di bagian awal terdapat istilah sekolah favorit.

Istilah favorit dalam bacaan tersebut maksudnya adalah ....

a. sesuatu yang megah

b. sesuatu yang diragukan

c. sesuatu yang diunggulkan dan diinginkan setiap orang

d. sesuatu yang dimiliki orang kaya

e. sesuatu yang aneh

2. Untuk mengajukan pertanyaan yang baik diperlukan keterampilan bertanya.

Di bawah ini kalimat yang baik dalam satu pertemuan atau diskusi adalah ....

a. Bagaimana Anda ini, kok tidak tuntas menjelaskan masalah?

b. Maaf, kalau boleh tahu apakah hak Saudara menjelaskan hal itu kepada

kami?

c. Maaf, Pak, tolong dijelaskan mengenai rencana kegiatan seminar bulan

bahasa dan sastra yang akan kita adakan bulan depan.

d. Saudara jangan bilang begitu dong, saya mau bertanya!

e. Diam, saya mau tanya ini!

3. Sikap yang paling baik untuk menyampaikan pendapat adalah sebagai berikut,

kecuali

....

a. sopan

d. sombong

b. angkuh

e. sok tahu

c. semaunya

4. Berikut ini yang

bukan

unsur intrinsik dalam karya sastra adalah ....

a. tema

d. pengarang

b. latar

e. sudut pandang penulis

c. amanat

5. Yang dimaksud dengan alur sorot balik adalah ....

a. pengarang bercerita dari masa lalu ke masa sekarang

b. pengarang bersikap acuh

c. pengarang bercerita di masa sekarang juga

d. pengarang bercerita di masa lalu saja

e. pengarang bingung dalam bercerita

6. Karya sastra yang baik harus beralur seperti alur cerita berikut ini,

kecuali

....

a. maju

d. renggang

b. mundur

e. rapat

c. gabung

106

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

7. Tujuan mempelajari karya sastra adalah ....

a. ingin membaca-baca hasil cipta seseorang

b. ingin ikut merasakan keindahan bahasa dan gaya yang ditulis seorang

pengarang

c. ingin meniru dan menjadi seperti pengarangnya

d. ingin menyelami arus pikiran yang mempengaruhi jiwa pengarang

e. ingin bertemu dengan pengarangnya

8. Untuk dapat mengapresiasikan suatu karya sastra, seseorang harus dapat

melakukan kegiatan berikut,

kecuali

....

a. meresapi dan mendalami isi karya sastra tersebut

b. menguasai semua ilmu sastra

c. menguasai semua ilmu eksak dan sosial

d. mampu membuat karya sastra sendiri

e. mampu membaca karya sastra setiap hari

9. Karya sastra yang dikatakan memiliki norma estetika adalah karya sastra yang

....

a. memberikan kenikmatan dan rasa indah

b. mampu menghidupkan atau memahami pengetahuan pembaca

c. menyajikan masalah-masalah norma moral, susila, dan keagamaan dalam

bentuk yang bertanggung jawab dan matang

d. tidak terikat pada waktu dan tempat

e. mengungkapkan fakta dalam realitas kehidupan

10. Cerpen yang baik adalah ....

a. cerpen yang panjangnya 20 halaman

b. tidak terlalu panjang, tetapi menarik dan estetis dalam penggunaan gaya

penyampaiannya

c. dibaca hanya oleh orang tua

d. menggunakan bahasa asing

e. dikarang oleh sastrawan laki-laki

B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Jelaskan cara memberikan tanggapan pendapat seseorang yang baik dalam

suatu pertemuan resmi dan berikan contohnya!

2. Buatlah beberapa kalimat pertanyaan seputar rencana kegiatan yang akan

diadakan di sekolah dengan menggunakan prinsip bertanya 5 W + 1 H!

3. Tulislah sebuah teks naratif berbentuk puisi!

4. Bagaimana pendapat Anda tentang karya sastra yang baik dan objektif?

Jelaskan!

5. Jelaskan fungsi perpustakaan secara umum, khususnya bagi pelajar!