Gambar Sampul Bahasa Indonesia · b_Pelajaran 5
Bahasa Indonesia · b_Pelajaran 5
Maryanto, Anik, dkk

24/08/2021 12:25:44

SMA 11 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

50

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Pelajaran 5

MENGULAS SECARA KRITIS FILM DAN DRAMA

Pelajaran ini berisi proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis teks

ulasan. Pembelajaran teks ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik memperoleh

wawasan pengetahuan yang lebih luas agar terampil berpikir kritis dan kreatif serta

mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata

sebagaimana tercermin dalam teks. Melalui pembahasan pengalaman tokoh dalam

film dan drama, peserta didik diharapkan dapat mengambil hikmahnya sebagai

motivasi dalam meraih cita-cita dan memperkuat kepribadiannya. Pembelajaran

ini juga dimaksudkan untuk menanamkan sikap posisif dalam diri peserta didik

bahwa keberadaan bahasa Indonesia merupakan

cerminan sikap dan jati diri

bangsa

Indonesia di lingkungan pergaulan dunia global. Untuk itu, Pelajaran 5 dikemas dengan

menyajikan tema atau topik “mengulas secara kritis film dan drama”.

Perbincangan tentang tema pelajaran ini terdiri atas tiga tahap kegiatan

pembelajaran berbasis teks, yaitu (1) pembangunan konteks dan pemodelan teks ulasan,

(2) kerja sama pembangunan teks ulasan, dan (3) kerja mandiri pembangunan teks

ulasan. Dalam setiap ulasan terdapat komponen cerita yang disebut tafsiran isi dan

evaluasi. Melalui tahapan kegiatan pembelajaran teks tersebut, dilakukan penafsiran

terhadap film dan drama yang ditonton, lalu dievaluasi dari berbagai sudut pandang,

kemudian diangkat dalam ulasan teks. Penafsiran dan evaluasi itu, baik pada tahap kerja

sama maupun kerja mandiri, dilalukan untuk membangun teks dengan menerapkan

pembelajaran saintifik dan penilaian autentik. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, peserta

didik akan diberi tugas untuk untuk memperoleh kompetensi sebagaimana diharapkan

dan membangkitkan kegemaran belajar.

Kegiatan 1

Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Ulasan

Sikap kritis perlu dimiliki oleh setiap orang. Sikap kritis pada dasarnya merupakan

kepekaan terhadap sesuatu di sekitar kita. Karena daya analisisnya yang tajam, seseorang

yang bersikap kritis selalu berusaha menemukan sesuatu yang terbaik atau ideal.

Sebagai peserta didik, kalian perlu memiliki sikap kritis terhadap apa pun yang kalian

hadapi.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

51

Dengan sikap kritis kalian harus mempunyai keberanian untuk mengungkapkan

kebenaran meskipun dalam pelaksanaannya tidak mudah. Untuk itu, kalian harus

memiliki kepedulian dan kepekaan sosial yang tinggi. Hal ini berarti bahwa sikap kritis

tidak pernah terlepas dari norma, etika, dan/atau aturan hidup yang berlaku di dalam

masyarakat.

Perlu dipahami bahwa seseorang yang bersikap kritis harus memiliki mental yang

kuat, yang juga siap mendapat kritikan dari orang lain. Artinya, kalian harus menerima

dengan jiwa besar setiap kritikan dan masukan untuk membangun jati diri kalian sebagi

manusia tangguh. Dikatakan demikian karena di dalam kritik atau kecaman tersirat

adanya pertimbangan atau penilaian baik-buruknya suatu perbuatan. Kritik dapat

muncul dari siapa saja dan kapan saja. Oleh sebab itu, kalian harus berbesar hati jika

mendapat kritikan.

Apa yang akan kalian lakukan jika ingin melontarkan kritik terhadap hasil karya

seseorang? Cara yang paling tepat adalah menyampaikan kritik dengan tutur sapa

yang santun, pemilihan kata yang baik, dan pada waktu yang tepat. Permasalahan yang

dikritik tentunya harus kalian kuasai dan sebaiknya kalian juga memberikan solusi

terhadap permasalahan yang kalian hadapi.

Dalam pelajaran ini kalian diajak untuk bersikap kritis terhadap film dan drama.

Untuk itu, kalian diminta mengulas beberapa film dan drama dalam bentuk teks agar

orang lain dapat memahami hasil penafsiran dan evaluasi yang kalian lakukan. Dalam

dunia penulisan teks yang akan kalian buat itu disebut dengan

teks ulasan

atau

review text

.

Pernahkah kalian membaca teks ulasan yang dipublikasikan melalui surat kabar,

majalah, atau internet? Pernahkah kalian mengulas film atau drama? Pada dasarnya

teks ulasan adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap berbagai hal. Teks

tersebut memuat tanggapan, tinjauan, dan analisis—dalam hal ini film dan drama—yang

berhubungan dengan latar, waktu, tempat, tokoh dan penokohan, bahkan pengambilan

gambar pada film dan drama juga turut diperbincangkan.

Suatu hal yang pasti bahwa kita semua pernah menonton film atau drama.

Bagaimana kesan kalian ketika menyaksikan sebuah tayangan film atau pementasan

drama? Sebuah karya yang digelar tentu akan mengundang reaksi

pro

atau

kontra

dari

masyarakat atau khalayak penonton. Satu karya berupa film atau drama yang menurut

seseorang bagus, belum tentu bagus di mata orang lain. Penilaian bagus-tidaknya

sebuah film atau pergelaran drama, selain setelah kalian menontonnya, juga dapat

mengetahuinya melalui teks ulasan yang dimuat di media cetak atau media internet.

Dalam pelajaran ini kalian akan diajak untuk membaca beberapa teks ulasan atau

pandangan kritis dari beberapa pengamat terhadap tayangan film dan drama. Selain

itu, kalian juga akan ditugasi menulis teks ulasan terhadap kedua jenis karya seni

itu. Pertama-tama kalian akan melakukan telaah kritis terhadap model teks ulasan.

Selanjutnya, kalian diminta untuk memahami teks ulasan itu sendiri, baik dari struktur

yang membangun teks maupun dari segi kaidah kebahasaan. Artinya, kalian akan

mendekonstruksi teks ulasan tersebut.

52

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Pada segmen kerja sama, kalian akan merekonstruksi beberapa sumber data sebagai

bahan pembuatan teks ulasan, melakukan perbandingan dan pengembangan teks

ulasan, serta mengevaluasinya. Terakhir adalah segmen kerja mandiri yang dibagi atas

tiga tahap, yaitu mengabstraksi dan mengorversi, mengevaluasi, serta memproduksi

teks ulasan.

Pernahkah kalian menonton film “Rumah Tanpa Jendela”? Film ini merupakan

film drama/musikal Indonesia yang dirilis pada 24 Februari 2011, yang disutradarai oleh

Aditya Gumay. Film ini dibintangi oleh Emir Mahira dan Dwi Tasya. Peristiwa yang

disajikan diangkat dari cerita pendek “Jendela Rara” karya Asma Nadia, yang bersumber

dari kumpulan cerpen

Emak Ingin Naik Haji

. Mari kita cermati teks ulasan film “Rumah

Tanpa Jendela” yang bertajuk “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis” berikut ini.

Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis

1

Tradisi film musikal yang dikembangkan di

Hollywood mengacu pada kecenderungan

film-film musikal klasik tahun 1930—1960-

an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan

(oposisi biner), terutama berkaitan dengan

gender, ras, agama, latar belakang, atau

temperamen. Tradisi oposisi biner tersebut

tampak dalam film musikal anak-anak

“Rumah Tanpa Jendela”. Film tersebut

diadaptasi dari cerpen “Jendela Rara” karya

Asma Nadia.

2

Kisah dalam film tersebut terinspirasi dari

model biner dalam dongeng moral berjudul

The Prince and The Pauper karya Mark

Twain. Sang pangeran adalah tokoh Aldo,

seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-

raya dengan sindrom mental, yang

membuatnya mengalami “penolakan”

dari ko

munitasnya (anggota keluarga). Aldo

mewakili ide paradoks keluarga borjuis

yang pemenuhan kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan

mengakibatkan dilema personal. Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh

Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis

tempat Aldo belajar. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang

terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman

Sumber:

http://gramediamatraman.files.

wordpress.com/

Gambar 5.1 Poster film “Rumah Tanpa

Jendela”

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

53

kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya.

Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki sebuah rumah

berjendela. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.

3

Mengikuti tradisi

opposite attracks

, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja

dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka bersahabat. Persahabatan

tersebut bukan hanya pertemanan antarindividu, melainkan pertemuan dua

kutub latar belakang status sosial yang berbeda. Hal itu tergambar pada kondisi

keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya. Persahabatan

Aldo dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap

teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka.

Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan

obsesi untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.

4

Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah

Bobo

, film “Rumah Tanpa Jendela”

m

enyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial

dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur

sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental. Fungsi ideologis yang ditawarkan

film musikal adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili

oposisi biner dalam naratif. Namun, permasalahan dari film musikal anak-

anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh pembuat

film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini hanya dimungkinkan dengan

melakukan penyederhanaan. Penyederhanaan posisi berlawanan si miskin

dan si kaya terwakili oleh narasi sosial-ekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya,

memiliki berbagai

privilege

(mobil mewah, rumah mewah, supir, pembantu,

dan sekolah khusus). Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam

segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan

kerja sampingan. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film

ini adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-berpunya.

5

Dalam film “Rumah Tanpa Jendela” sikap moral yang disarank

an kepada

penonton adalah bersyukur. Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi

miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah berjendela. Aldo memungkinkan

Rara mengakses ini dan bahkan yang lebih lagi:

kolam renang, mobil, buku,

dan

krayon

. Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang

berlebihan ketika ia “dihukum” dengan kompensasi yang harus ia bayar. Logika

pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis

(pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis

terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia. Keinginan

Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat kepemilikan

yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang

menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.

6

Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang

bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang

mereka punyai (harta

dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang

54

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

yang tidak berpunya seperti Rara. Oleh karena itu, untuk “membayar” pelajaran

yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan

membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik

mereka di luar Jakarta. Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas

budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan

ataupun terlibat secara dekat.

7

Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, anak-

anak menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir manusia. Permasalahan

yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan

lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan

penyebabnya. Hal ini paling tampak dalam posisi biner permasalahan Aldo

dan Rara. Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir

disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan

ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih hasil

dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini

menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia.

8

Jendela dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah metafora

yang mengena. Jendela

memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia

lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan tempatnya. Jendela

memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika dibandingkan dengan pintu

yang menyediakan akses untuk masuk/keluar. Jendela adalah rasa syukur

atau konsep penerimaan atas suatu kondisi. Dengan si miskin berlapang dada

menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin,

masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.

9

Dongeng semacam inilah yang ditawarkan “Rumah Tanpa Jendela” pada penonton

yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu

mengakses bioskop

sebagai bagian dari

leisure activity

. Sebuah dongeng untuk

membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun

sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan

tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi sebagai takdir

dan karenanya tidak perlu dipertanyakan. Karena hanya dalam kondisi itulah, si

kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka;

dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak tampak’ di depan mata.

10

Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh

lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini, kecuali penekanan

dramatis belaka. Satu-satunya yang terwakili oleh

scene-scene

musikal dan gerak

kamera serta

editing

yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-

kanak. Adegan musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang ada

penampilan tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah

satu “karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-ide soal

komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo)

maupun antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

55

11

Penggambaran kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan. Film tersebut

menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan bahwa

pergaulan R

ara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang

merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia

manapun. Lagipula, memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film

musikal adalah sia-sia, mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia

dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (

self-reference

). Dalam

hal ini, film musikal mengamini konsep “film yang menghibur” sebagai utopia

itu sendiri. Namun, pertanyaannya adalah utopia menurut siapa?

12

Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film “Rumah Tanpa Jendela”

memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas sosial-ekonomi

lewat model film musikal klasik ala Hollywood. Film ini menawarkan model

utopia dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang terfragmentasi

dalam kelas-kelas sosial-ekonomi,

yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang

dibayangkan oleh kelas menengah atas.

(Diadaptasi dari:

http://filmindonesia.or.id

)

Setelah membaca teks ulasan tersebut,

cobalah kalian diskusikan beberapa

pertanyaan berikut ini.

(1)

Genre film yang ditawarkan dalam film “Rumah Tanpa Jendela” itu adalah

film musikal. Di negara mana genre film tersebut dikembangkan?

(2)

Apa yang menjadi inspirasi dalam pembuatan film tersebut?

(3)

Siapa tokoh utama dalam film “Rumah Tanpa Jendela”?

(4)

Apa yang diinginkan oleh Rara?

(5)

Apa yang diinginkan oleh Aldo?

(6)

Simbol apa yang tersirat dari persahabatan Aldo-Rara?

(7)

Apa istilah untuk menunjukkan dua sisi yang berseberangan dalam teks ulasan

tersebut?

(8)

Peristiwa apa yang dialami Rara?

(9)

Simbol apa yang tersirat dalam

peristiwa tersebut menurut pandangan sang

penulis teks ulasan?

(10) Apa pesan moral yang terdapat dalam teks ulasan itu?

56

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Tugas 1

Memahami Struktur Teks “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”

Setelah membaca teks “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis” tersebut,

kalian akan

melihat beberapa bagian yang membangun teks itu. Teks tersebut diawali oleh orientasi

(

orientation

), diikuti tafsiran isi (

interpretative recount

), kemudian evaluasi (

evaluation

).

Di bagian akhir, teks ditutup dengan rangkuman (

evaluative summation

). Dengan

demikian, struktur yang membangun sebuah teks ulasan itu adalah

orientasi^tafsiran

isi^evaluasi^rangkuman

. Bagian orientasi berisi gambaran umum karya sastra yang

akan diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut bisa berupa paparan tentang

nama, kegunaan, dan sebagainya. Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya sendiri

mengenai karya yang diulas. Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya

tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. Penulis juga menilai kekurangan dan

kelebihan karya yang diulas. Selanjutnya, pada bagian evaluasi dilakukan penilaian

terhadap karya, penampilan, dan produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci

suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya

tersebut. Terakhir, pada bagian rangkuman, penulis memberikan ulasan akhir beupa

simpulan karya tersebut. Jika digambarkan ke dalam bentuk bagan, struktur teks ulasan

adalah sebagai berikut.

Bagan Struktur Teks Ulasan

Struktur

Teks

Ulasan

Evaluasi

Orientasi

Rangkuman

Tafsiran Isi

Bagan 5.1 Struktur Teks Ulasan

Tentu kalian sudah mencermati teks yang berjudul “Dongeng Utopia Masyarakat

Borjuis”. Teks tersebut termasuk teks ulasan. Untuk kalian ketahui, teks itu memiliki

struktur seperti yang terlihat pada bagan di atas. Sekarang marilah kita uraikan teks itu

menurut struktur teksnya. Struktur teks itu merupakan gambaran cara teks tersebut

dibangun. Kalian dapat mengamati bahwa teks cerita ulasan disusun dengan struktur

orientasi^tafsiran isi^evaluasi^rangkuman.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

57

Struktur

Te k s

Paragraf

Orientasi 1

1

Tradisi film m

usikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu

pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930—

1960-an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner),

terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau

temperamen. Tradisi oposisi biner tersebut tampak dalam film

musikal anak-anak “Rumah Tanpa Jendela”. Film tersebut diadaptasi

dari cerpen “Jendela Rara” karya Asma Nadia.

Orientasi 2

2

Kisa

h dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam

dongeng moral berjudul

The Prince and The Pauper

karya

Mark

Twain. Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki

dari keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya

mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga). Aldo

mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan

fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema

personal. Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis

cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis

tempat Aldo belajar. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela

yang terbuat dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan

permukiman kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek

(Si Mbok) dan ayahnya. Kondisi rumah tersebut membuat Rara

terobsesi untuk memiliki sebuah rumah berjendela. Sebuah impian

yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.

Tafsiran Isi 1

3

Mengi

kuti tradisi

opposite attracks

, Aldo dan Rara bertemu secara

tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka

bersahabat. Persahabatan tersebut bukan hanya pertemanan

antarindividu, melainkan pertemuan dua kutub latar belakang status

sosial yang berbeda. Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo

dan teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya. Persahabatan

Aldo dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu dan kakak perempuan Aldo

menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan

di rumah mereka. Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan

banyak jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela

di kalangan teman-teman Rara.

58

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Tafsiran Isi 2

4

Layak

nya dongeng anak-anak dalam majalah

Bobo

, film “Rumah

Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk

menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi

dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun

kondisi fisik/mental. Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal

adalah resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi

biner dalam naratif. Namun, permasalahan dari film musikal anak-

anak adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh

pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini hanya

dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan. Penyederhanaan

posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi sosial-

ekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai

privilege

(mobil mewah, rumah mewah, supir, pembantu, dan sekolah khusus).

Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala

keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya,

dan kerja sampingan. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya

dalam film ini adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-berpunya.

Tafsiran Isi 3

5

Dala

m film “Rumah Tanpa Jendela” sikap moral yang disarankan

kepada penonton adalah bersyukur. Rara menginginkan hal yang

tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah

berjendela. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan

yang lebih lagi:

kolam renang, mobil, buku,

dan

krayon

. Namun,

keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan

ketika ia “dihukum” dengan kompensasi yang harus ia bayar. Logika

pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan

borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan

rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya

meninggal dunia. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih

dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua

orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari

takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.

Tafsiran Isi 4

6

Lebi

h jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai

pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus

bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang

utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti

Rara. Oleh karena itu, untuk “membayar” pelajaran yang mereka

dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan

membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di

villa milik mereka di luar Jakarta. Dengan begitu, mereka melakukan

kewajiban membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan

dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

59

Tafsiran Isi 5

7

Dala

m model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film

tersebut, anak-anak menjadi “penanda” dari kelahiran atau takdir

manusia. Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan

sebagai sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara

menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya.

Hal ini paling tampak dalam posisi biner permasalahan Aldo dan

Rara. Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural

takdir disandingkan dengan kemiskinan Rara sehingga membuat

kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama,

alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung

negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari

takdir manusia.

Tafsiran Isi 6

8

Jendel

a dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah

metafora yang mengena. Jendela memungkinkan seseorang untuk

mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan

tempatnya. Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika

dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses untuk masuk/

keluar. Jendela adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu

kondisi. Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya

dan si kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat

borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.

Tafsiran Isi 7

9

Dong

eng semacam inilah yang ditawarkan “Rumah Tanpa Jendela”

pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas

menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian

dari

leisure activity

. Sebuah dongeng untuk membuai mereka

dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai

manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan

tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi

sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan. Karena

hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa

melanjutkan upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan

kemiskinan ada dan ‘tidak tampak’ di depan mata.

Evaluasi 1

10

Sayang

, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan

oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini,

kecuali penekanan dramatis belaka. Satu-satunya yang terwakili

oleh

scene-scene

musikal dan gerak kamera serta

editing

yang kadang

hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-kanak. Adegan musikal

kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang ada penampilan

tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu

“karateristik” film musikal klasik Hollywood yang ingin menjual ide-

ide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi interkomunitas

(konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara

keluarga Aldo dan komunitas Rara).

60

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Evaluasi 2

11

Pengga

mbaran kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan.

Film tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif

untuk meyakinkan bahwa pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi

maupun perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan

masyarakat miskin di belahan dunia manapun. Lagipula, memakai

perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia,

mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk

hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (

self-reference

). Dalam hal

ini, film musikal mengamini konsep “film yang menghibur” sebagai

utopia itu sendiri. Namun, pertanyaannya adalah utopia menurut

siapa?

Rangkuman

12

Dari p

aparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film “Rumah Tanpa

Jendela” memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas

sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood. Film

ini menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat

Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi,

yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas

menengah atas.

Tahap orientasi merupakan tahap pengenalan. Di sana terlihat gambaran umum

tentang film “Rumah Tanpa Jendela”. Tugas kalian selanjutnya adalah membuat

pembagian hingga sekecil-kecilnya. Misalnya, menceritakan secara rinci tentang

gambaran umum film “Rumah Tanpa Jendela” itu. Cermati secara saksama setiap

informasi yang disampaikan dalam teks itu.

(1)

Setelah kalian mengetahui struktur teks ulasan, carilah berbagai informasi yang

terdapat dalam tiap paragraf! Galilah informasi sebanyak-banyaknya yang terdapat

dalam teks tersebut.

a)

Informasi dalam

orientasi

tahap1:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

b)

Informasi dalam

orientasi

tahap 2:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

61

c)

Informasi dalam

tafsiran isi

tahap 1:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

d)

Informasi dalam

tafsiran isi

tahap 2:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

e)

Informasi dalam

tafsiran isi

tahap 3:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

f)

Informasi dalam

tafsiran isi

tahap 4:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

g)

Informasi dalam

tafsiran isi

tahap 5:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

h)

Informasi dalam

tafsiran isi

tahap 6:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

62

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

i)

Informasi dalam

tafsiran isi

tahap 7:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

j)

Informasi dalam

evaluasi

tahap 1:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

k)

Informasi dalam

evaluasi

tahap 2:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

l)

Informasi dalam

rangkuman

:

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________

(2)

Coba kalian perhatikan kembali bahasan tentang teks ulasan film ”Rumah Tanpa

Jendela”

di atas. Kalian dapat melihat bahwa penulis ulasan atau resensi tersebut

me

lontarkan pujian, sekaligus kritikan terhadap film tersebut. Tugas kalian adalah

menentukan bagian dari ulasan film yang berupa pujian serta bagian yang berupa

kritikan, lalu tuliskan pada kolom berikut.

No.

Film “Rumah Tanpa Jendela”

Pujian

Kritikan

(1)

Jendel

a dalam film “Rumah Tanpa

Jendela” merupakan sebuah

metafora yang mengena.

Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak

banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu

yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film

ini, kecuali penekanan dramatis belaka.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

63

(2)

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________

_____________

___________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

_______________

(3)

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________________________

____________

_____________

___________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

________________________________

_______________

Tugas 2

Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks “Dongeng Utopia

Masyarakat Borjuis”

(1)

Dalam model teks ulasan di atas banyak terdapat kosakata baru. Dengan bantuan

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

car

ilah arti kata atau kelompok kata yang terdapat

dalam tabel berikut. Tuliskan jawaban kalian di kolom bagian kanan. Setelah itu,

baca kembali dengan cermat model teks ulasan film di atas. Temukan kosakata

yang menurut kalian penting untuk diketahui. Buatlah kolom daftar kosakata baru

di dalam buku tugas kalian.

64

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

No.

Kosakata

Arti Kosakata

1.

adaptasi

penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan,

dan pelajaran

2.

akses

3.

bioskop

4.

borjuis

5.

destruktif

6.

eksploitasi

7.

fragmentasi

8.

gender

9.

harmonis

10.

inspirasi

11.

klasik

12.

kolektif

13.

koma

14.

kompensasi

15.

kutub

16.

logika

17.

metafora

18.

model

19.

obsesi

20.

oposisi biner

21.

paradoks

22.

protektif

23.

ras

24.

realita sosial

25.

sindrom

26.

sekolah singgah

27.

temperamen

28.

tradisi

29.

utopia

30.

villa

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

65

(2)

Di dalam teks terdapat beberapa kata asing. Dengan menggunakan kamus atau

rujukan lain yang sejenis, coba kalian temukan arti dari istilah asing tersebut.

No.

Istilah Asing

Arti

1.

leisure activity

Aktivitas yang menyenangkan, dilakukan pada waktu

senggang

2.

opposite attracks

3.

privilege

4.

self- reference

5.

scene

6.

taken-for-granted

(3)

Selain kosakata, coba kalian telusuri beberapa verba berikut. Verba yang menjadi

kunci di dalam pelajaran ini adalah

mengulas

. Kata

mengulas

berasal dari kata

dasar

ulas

yang bermakna ‘membeberkan penjelasan dan komentar’; ‘menafsirkan

(penerangan lanjut, pendapat, dsb.)’; ‘mempelajari’; atau ‘menyelidiki’. Verba

tersebut bersinonim dengan beberapa verba lain yang bermakna ‘memberikan’

atau ‘menentukan ukuran atau penilaian’, misalnya pada beberapa kata seperti

dalam tabel di bawah ini. Setelah itu, isilah rumpang perubahan bentuk kata dasar

menjadi verba dan nomina berikut.

Kata Dasar

Ve r b a

Nomina

ulas

mengulas

ulasan

nilai

menilai

penilaian

evaluasi

mengevaluasi

kritik

mengkritik

mengukur

komentar

tafsiran

kupas

66

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

(4)

Selain mencari sinonim dari verba

mengulas

, di dalam teks juga terdapat beberapa

antonim atau lawan kata berikut. Carilah antonim untuk beberapa kata di bawah

ini. Tulis jawaban kalian pada kolom di sebelah kanan.

Kata

Antonim

keterbatasan

kelebihan

ketidakadilan

keadilan

pertemanan

permusuhan

ketakutan

keberanian

penolakan

penerimaan

pertemuan

perpisahan

kemewahan

perusak

ketenangan

pemenuhan

perbedaan

si Kaya

penyederhanaan

kenyamanan

(5)

Selanjutnya, verba dapat berbentuk verba aktif dan verba pasif. Lihatlah perubahan

beberapa kata dari bentuk aktif dan pasif pada kolom berikut.

Kata Dasar

Verba Aktif

Verba Pasif

kembang

mengembang

mengembangkan

dikembangkan

acu

mengacu

diacu

paku

memaku

dipaku

lawan

melawan

dilawan

utama

mengutamakan

diutamakan

terutama

kaitan

adaptasi

inspirasi

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

67

alami

jendela

belajar

mukim

obsesi

gambar

jalan

rusak

tenang

mewah

(6)

Nomina adalah kata benda. Di dalam model teks ulasan film “Rumah Tanpa

Jendela” banyak terdapat

nomina. Nomina terdiri atas nomina dasar dan nomina

turunan. Nomina dasar terdiri atas nomina umum dan nomina khusus. Temukan

nomina dasar (khusus dan umum) serta nomina turunan yang terdapat di dalam

teks.

Nomina Dasar

Nomina Umum

Nomina Khusus

film

sanggar

rumah

Hollywood

impian

Aldo

Rara

si Mbok

68

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

(7)

Selain nomina dasar, di dalam model teks ulasan tersebut juga terdapat banyak

nomina turunan. Pada umumnya nomina turunan dibentuk dengan menambahkan

prefix, sufiks, atau konfiks pada kata dasar. Amati beberapa contoh nomina turunan

pada kolom berikut. Setelah itu, coba kalian cari nomina turunan lain di dalam

teks. Tuliskan jawaban kalian pada rumpang di dalam kolom.

Nomina Turunan

pe-+N

peng-+N+-an

N+-an

per-+-an

ke-+N+-an

penanda

penolakan

impian

permukiman

kecenderungan

pemenuhan

rangkaian

pertemuan

kebutuhan

kalangan

kemewahan

(8)

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang lain. Teks

ulasan film atau drama pada umumnya didominasi oleh pronomina orang ketiga,

seperti

ia

dan

–nya.

Selain itu, ada pula sebutan untuk nama tokoh. Cermati contoh

berikut, lalu coba kalian cari kalimat yang mengusung pronomina di dalam model

teks ulasan.

Pronomina

Contoh Kalimat

Orang ketiga:

ia

dan

-nya

(1)

Namun, k

einginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang

berlebihan ketika

ia

“dihukum” dengan kompensasi yang

harus

ia

bayar.

(2)

Logika p

emaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut

dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo)

pulang untuk menemukan rumah

nya

habis terbakar, Si Mbok

tergeletak koma dan ayah

nya

meninggal dunia.

(3)

Keingin

an Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai

sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang,

justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari

takdir

nya

sebagai orang yang tidak berpunya.

(4)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

______________________________.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

69

(9)

Adjektiva (kata sifat atau

kata keadaan) adalah kata yang dipakai untuk

mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Coba kalian cari

kata sifat di dalam model teks ulasan itu.

Adjektiva

Frasa Adjektival

kumuh

permukiman

kumuh

kering

jiwanya

kering

dramatis

penekanan

dramatis

cilik

destruktif

(10)Konjungsi adalah kata hubung. Konjungsi terdiri atas konjungsi koordinatif,

subordinatif, korelatif, antarkalimat, dan antarparagraf. Lihatlah beberapa contoh

kalimat yang menggunakan keempat konjungsi itu. Coba kalian cari kalimat

lain yang menggunakan konjungsi dan tuliskan jawaban kalian pada rumpang

yang tersedia. Temukan kalimat yang dihubungkan dengan menggunakan kata

konjungsi tersebut.

70

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Konjungsi

Kalimat

Koordinatif:

• dan

• ata

u

• tetapi

(1)

Tradisi fi

lm musikal yang dikembangkan di Hollywood

mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik

tahun 1930--1960-an yang berpaku pada hal-hal yang ber

-

lawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender,

ras, agama, latar belakang,

atau

temperamen.

(2)

Hal i

tu tergambar pada kondisi keluarga Aldo

dan

teman-te-

man Rara, antara si miskin

dan

si kaya.

(3)

Aldo mewa

kili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenu-

han kebutuhan fisiknya berlebihan,

tetapi

jiwanya kering

dan mengakibatkan dilema personal.

(4)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

__________________________

(5)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

__________________________

(6)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_________________________

(7)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_______________________

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

71

Subordinatif:

• sesudah

• sebelum

• semen

tara

• jika

• agar

• supaya

• meskipun

• alih-alih

• sebaga

• sebab

• karena

• maka

(1)

Lebi

h jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan se-

bagai pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa

mereka harus bersyukur atas semua yang mereka punyai

(harta dan keluarga yang utuh),

sementara

ada orang-orang

yang tidak berpunya seperti Rara.

(2)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_________________

(3)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_________________

(4)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

__________________

(5)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

__________________

Kor

elatif:

• Baik

...

maup

un

...,

...

• tid

ak

han

ya

...,

tet

api

....

• demi

kian

(rupa)

...

sehi

ngga

...

• ent

ah

...,

entah

...

• jan

gankan

...,

...

pun

...

(1)

Layak

nya dongeng anak-anak dalam majalah

Bobo

, film “Ru-

mah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran moral pada an-

ak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat

yang terfragmentasi dalam perbedaan,

baik secara struktur

sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental

.

(2)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________

(3)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_________________

(4)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________

(5)_________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_________________

72

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Antarkalimat:

sun

gguhpun

demiki

an

sek

alipun

demiki

an

mes

kipun

demiki

an

selanj

utnya

ses

udah

itu

set

elah

itu

di

sam

ping

itu

sebal

iknya

aka

n

tet

api

(1)

Deng

an begitu,

mereka melakukan kewajiban memba-

las budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan

berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.

(2)

Semen

tara itu,

Rara mewakili narasi kemiskinan dalam se-

gala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah

seadanya, kerja sampingan.

(3)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

__________________________________.

(4)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_________________________________.

(5)

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

________________________________________________

_________________________________.

(11)Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk

frasa preposisional. Dalam bahasa Indonesia preposisi ditempatkan di bagian

awal frasa dan diikuti oleh nomina, adjektiva, atau verba. Beberapa preposisi yang

terdapat di dalam bahasa Indonesia, seperti

di, ke, pada, dari, secara,

dan

bagi.

Cermati beberapa contoh preposisi pada kalimat berikut, lalu temukan kalimat

lain yang menggunakan preposisi. Tuliskan jawaban kalian pada rumpang dalam

kolom di sebelah kanan.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

73

Preposisi

Kalimat

di

(1) Rara tinggal

di

sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari

seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman

kumuh.

(2) Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk memiliki

sebuah rumah berjendela. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal

di

kemudian hari.

(3) _____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_______________________________________

(4) _____________________________________________________

_____________________________________________________

_____________________________________________________

_______________________________________

dari

(1)

Kisa

h di dalam film tersebut terinspirasi

dari

model biner dalam

dongeng moral berjudul

The Prince and The Pauper

karya

Mark

Twain.

(2)

Sang pa

ngeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki

dari

keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya

mengalami “penolakan”

dari

komunitasnya (anggota keluarga).

(3)

____________________________________________________

____________________________________________________

____________________________________________________

__________________________________________

(4)

____________________________________________________

____________________________________________________

____________________________________________________

__________________________________________

pada

(1)

Dong

eng semacam inilah yang ditawarkan

Rumah Tanpa Jendela

pada

penonton yang mereka sasar, tak lain tentu anak-anak kelas

menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian

dari

leisure activity

.

(2)

_________________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

__________________.

(3)

_________________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

___________________.

(4)

_________________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

____________________.

74

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

dengan

(1) Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai

sesuatu yang alami

dengan

lebih menekankan cara menghadapi

permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya.

(2)_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_____________________.

(3)_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_____________________.

(4)_________________________________________________

_________________________________________________

_________________________________________________

_____________________.

secara

(1)

Mengi

kuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara

tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak itu mereka

bersahabat.

(2)

_________________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

_________________.

(3)

_________________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

__________________.

tanpa

(1)

Jendel

a dalam film “Rumah Tanpa Jendela” merupakan sebuah

metafora yang mengena. Jendela memungkinkan seseorang untuk

mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan

tempatnya.

(2)

_________________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

___________________.

(3)

_________________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

_____________________.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

75

bagi

(1)

Lebi

h jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai

pelajaran yang bisa dipetik

bagi

keluarga Aldo, bahwa mereka

harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan

keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak

berpunya seperti Rara.

(2)

___

______________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

_________________.

(3)

___

______________________________________________

_________________________________________________

________________________________________________

_________________.

(12)Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Artikel yang

terdapat di dalam model teks ulasan adalah

sang

dan

si

. Artikel

sang

merupakan

salah satu artikel yang mengacu ke makna tunggal, selain

sri, hang,

dan

dang

. Artikel

si

merupakan artikel yang memiliki keunikan tersendiri karena dapat mengacu

pada makna tunggal atau kelompok. Cermati penggunaan artikel tersebut di dalam

kalimat. Tulislah beberapa contoh kalimat yang menggunakan artikel.

Artikel

Kalimat

sang

(1)

San

g

pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari

keluarga kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya

mengalami “penolakan” dari komunitasnya (anggota keluarga).

(2)

______________________________________________________

______________________________________________________

_________________________________________________.

(3)

______________________________________________________

______________________________________________________

_________________________________________________.

(4)

______________________________________________________

_____________________________________________________

si

(1)

Denga

n

si

miskin berlapang dada menerima kondisinya dan

si

kaya

belajar bersyukur dari kemalangan si miskin masyarakat borjuis yang

sempurna dan harmonis akan tercipta.

(2)

______________________________________________________

______________________________________________________

_________________________________________________.

(3)

______________________________________________________

______________________________________________________

_________________________________________________.

(4)

______________________________________________________

______________________________________________________

_________________________________________________.

76

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

(13)Kalimat simpleks merupakan kalimat yang memiliki satu verba utama, sedangkan

kalimat kompleks adalah kalimat dengan dua verba utama atau lebih. Cermati

beberapa contoh berikut, lalu coba tuliskan contoh lainnya.

Kalimat

Contoh

simpleks

(1)

Rumah i

tu

ditempati

Rara bersama neneknya (Si Mbok) dan ayahnya.

(2)

Sebu

ah impian yang

harus ia bayar mahal

di kemudian hari.

(3)

_____________________________________________________

_____________________________________________________

___________________________________________________.

(4)

_____________________________________________________

_____________________________________________________

___________________________________________________.

komp

leks

(1)

Logika p

emaknaan tersebut

bekerja

ketika Rara yang larut dalam

kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo)

pulang

untuk

menemukan

rumahnya habis terbakar, Si Mbok

tergeletak koma

dan ayahnya

meninggal dunia

.

(2)

Keingin

an Rara untuk

memiliki

sesuatu, alih-alih dimaknai

sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah

dimiliki

semua orang,

justru

dianggap

sebagai sesuatu yang

menyalahi/mengingkari

takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.

(3)

_____________________________________________________

_____________________________________________________

___________________________________________________.

(4)

_____________________________________________________

_____________________________________________________

___________________________________________________.

Tugas 3

Menginterpretasi Makna Teks “Dongeng Utopia Masyarakat

Borjuis”

Menulis resensi atas sebuah film atau drama merupakan cara yang bijak untuk

menganalisis bagus-tidaknya sebuah pertunjukan berdasarkan penilaian objektif.

Sebuah kritik yang ditulis berdasarkan penilaian objektif dipengaruhi oleh pikiran

dan wawasan penulis. Sebuah kritik akan lahir setelah adanya pertunjukan. Kalian bisa

menulis sebuah kritik jika telah menyaksikan pertunjukannya—seperti menonton film

di bioskop atau drama di panggung teater.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

77

Dengan mengulas secara kritis, berarti kalian diuji untuk bisa belajar jujur,

cendekia, dan punya nalar serta rasa keindahan, untuk dinilai juga oleh khalayak yang

membaca tulisan kalian. Dengan demikian, kalian pun mesti objektif, mengkritik apa

adanya film atau drama yang disaksikan.

(1)

Setelah membaca teks ulasan “Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis”, kalian

pasti bisa membayangkan seperti apa gambaran film “Rumah Tanpa Jendela”

tersebut. Pada bagian

orientasi 1

dijelaskan tradisi oposisi biner tampak pada

film musikal anak-anak tersebut. Dapatkah kalian menjelaskan oposisi biner

yang seperti apa yang dimaksudkan?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

(2)

Dapatkah kalian menjelaskan makna paragraf pada

orientasi 2

?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_________________________________________________.

(3)

Apa yang dimaksud dengan tradisi

opposite attracks

pada

tafsiran isi 1

?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_______________________________________________.

(4)

Dapatkah kalian menjelaskan makna kalimat:

Layaknya dongeng anak-anak

dalam majalah Bobo, film “Rumah Tanpa Jendela” menyampaikan ajaran

moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat

yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi

maupun kondisi fisik/mental

(

tafsiran isi 2

)?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

(5)

Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika

ia “dihukum” dengan kompensasi yang harus ia bayar

(

tafsiran isi 3

)

.

Apa

maksudnya kata

dihukum

pada kalimat tersebut?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

78

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

(6)

Lalu apa pula makna kata membayar pada kalimat:

Oleh karena itu, untuk

“membayar” pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara

dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan

penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta

(

tafsiran isi 4

)?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

(7)

Setujukah kalian bahwa film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian

dari takdir manusia? Coba jelaskan pendapat kalian!

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

(8)

Mengapa kata jendela pada film “Rumah Tanpa Jendela” dikatakan sebagai

sebuah metafora yang mengena oleh penulis teks ulasan tersebut?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

(9)

Dapa

tkah kalian menjelaskan makna kalimat pada

tafsiran isi 7: Karena hanya

dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya

memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan ‘tidak

tampak’ di depan mata?

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

(10)Coba kalian buat rangkuman teks ulasan tersebut dengan bahasa kalian sendiri!

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

___________________________________________.

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

79

Kegiatan 2

Kerja Sama Membangun Teks Ulasan

Mengkritik sesuatu menunjukkan bahwa kalian memiliki rasa peduli. Artinya,

dengan adanya kepedulian kalian terhadap sesuatu—dalam hal ini terhadap film dan

drama—menunjukkan bahwa kalian menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak pada

tempatnya. Untuk menguji kejelian kalian, pada kegiatan ini kalian diajak untuk

membangun teks ulasan tentang film atau drama secara bersama-sama. Dengan

merekonstruksi nilai-nilai dan tujuan sosial yang menerapkan kaidah kebahasaan

serta mengikuti tahapan struktur teks yang telah ditetapkan, teks ulasan tersebut akan

dapat kalian bangun.

Tugas 1

Mengevaluasi Teks “Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’”

Belajar Ikhlas dari “Hafalan Shalat Delisa”

Irfan Sjafari

1

Pagi hari dalam sebuah ruang sekolah di Lhok Nga, desa kecil di Pantai

Aceh, pada 26

Desember 2004, Delisa (Chantiq Schagerl) berupaya khusyu

menjalankan praktik shalat di depan Ustad Rahman dan Ustazah Nur yang

mengujinya. Ibunya, Ummi Salamah (Nirina Zubir), bersama beberapa ibu

lainnya menyaksikan dari luar jendela. Ucapan Sang Ustad sebelumnya agar

dia tetap fokus pada shalat meski apapun yang terjadi di sekelilingnya benar-

benar ditaati gadis kecil itu. Termasuk juga gempa yang mengguncang dan

plafon atap mulai berjatuhan. Bahkan ketika ustad Rahman dan guru penguji

lain lari keluar dan teriakan panik ibunya tidak membuatnya beranjak. Dia tetap

membaca doa shalat yang dihafalnya. Air bah tsunami pun meluluhlantakkan

tempat itu dan menenggelamkan Delisa.

2

Scene

yang

dahsyat dari film “

Hafalan Shalat Delisa”

—jangan bandingkan

dengan teknologi 3D film Amerika untuk mendeskripsikan tsunami tersebut—

membuat saya terhenyak. Seandainya saja saya yang shalat pada saat terjadi

bencana, apakah saya akan lari atau tetap shalat dengan risiko mati dalam

80

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

keadaan shalat sulit dibayangkan. Film berlatar belakang bencana tsunami

yang melanda Aceh dan berbagai tempat di Asia Tenggara ini menewaskan

ratusan ribu jiwa dan meninggalkan duka yang mendalam.

3

Film ini dibuka dengan beberapa adegan manis dua hari sebelum malapetaka itu.

Del

isa tinggal bersama Ummi dan tiga kakaknya, Fatimah (Ghina Salsabila), dan

si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi). Abi

Usman, ayahnya (Reza Rahadian), bekerja di sebuah kapal tangker asing nun jauh

dari tempat tinggal mereka. Delisa digambarkan sulit melakukan hafalan shalat,

dibangunkan shalat subuh juga susah. Umminya sampai menjanjikan sebuah

kalung berhuruf D yang dibeli dari toko milik Koh Acan (dimainkan dengan

menarik oleh Joe P Project), jika Delisa lulus ujian praktik shalat. Seperti anak-

anak kecil umumnya, Delisa senang bermain. Dia ingin belajar bersepeda dari

Tiur dan bermain bola dengan Umam. Saya suka dengan akting Nirina Zubir

yang mampu menghidupkan spontanitas seorang ibu ketika Aisyah cemburu

pada Delisa atau Delisa sedang sedih. Ia juga menjadi imam ketika shalat bersama

putri-putrinya. Awalnya akting anak-anak ini agak kaku, namun Nirina mampu

membuat suasana hidup. Segmen ini milik Nirina.

4

Setelah tsunami menghantam, Delisa diselamatkan seorang

ranger

(tentara)

Amerika Serikat bernama Smith (Mike Lewis). Sayang, kaki Delisa harus

diamputasi. Dia juga dikenalkan dengan Sophie, relawan asing lainnya yang

bersimpati pada Delisa. Delisa tahu bahwa ketiga kakaknya sudah pergi ke

surga, juga Tiur dan ibunya, serta ustazah Nur. Semua digambarkan dengan

surealis melintas sebuah gerbang di lepas pantai menunju negeri dengan mesjid

yang indah. Namun keberadaan ibunya masih misteri. Melihat keadannya,

Smith ingin mengadopsi Delisa. Lelaki itu ingat putrinya yang mati dalam

kecelakaan bersama ibunya. Namun kemudian ayahnya datang. Dia kemudian

harus membangun hidupnya kembali bersama putrinya sebagai

single parent

.

5

“Hafalan Shalat Delisa”

tidak terjebak dengan melodrama yang klise. Ada

kesedihan yang membuat air mata keluar, tetapi hidup tetap harus berjalan.

Delisa dengan kaki satu berupaya tegar, termasuk juga membangkitkan

semangat Umam yang remuk dengan bermain bola. Gadis ini juga memberi

inspirasi pada ustad Rahman yang sempat patah semangat. Percakapan ustad

Rahman dengan Sophie di kamp pengungsi menjadi adegan menyentuh

lainnya. “Mengapa Allah menurunkan bencana ini?” Kira-kira demikian

keluhan ustad itu. Sophie menjawab, “Coba tanya Delisa. Dia kehilangan tiga

kakaknya, ibunya, sebelah kakinya, tetapi dia ingin bermain bola.”

6

Pada segmen ini, akting Chantiq Schagerl memukau. Aktingnya mengingatkan

pada Gina Novalista dalam “

Mirror Never

Lies”

yang menjadi nominasi

artis terbaik FFI 2011. Dia mampu mengimbangi akting Reza Rahadian

yang memang gemilang sebagai seorang ayah yang sempat remuk hatinya.

Scene

ketika ayahnya membawa Delisa di reruntuhan rumah mereka sangat

Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik

81

menggigit. “Abi akan bangun rumah kita lagi!” dengan tegas ayahnya berkata.

Adegan ketika Usman gagal membuat nasi goreng yang seenak buatan Ummi

juga menarik. Betapa susahnya menjadi

single parent

bagi seorang laki-laki.

Termasuk ketika air mata saya tidak bisa dibendung lagi melihat adegan Delisa

memeluk ayahnya, “Delisa cinta Abi karena Allah!”

7

Kehadiran Koh Acan juga menghidupkan suasana. Hal ini merupakan

human

interest

dalam film ini. Ketika dia menawarkan bakmi buatannya pada Delisa di

kamp pengungsian memberikan kesegaran. Begitu juga dia menengok Delisa

yang sakit karena kehujanan. Tentunya membawakan bakmi kesukaannya.

8

Film ini menuju sebuah

ending

apakah umminya selamat atau setidaknya

ditemukan tubuhnya. Hal ini juga begitu menggetarkan. Namun, apapun itu

Delisa digambarkan sebagai sosok yang ikhlas. Tentunya dia juga bertekad

menuaikan

janjinya menyelesaikan hafalan shalatnya. “Delisa shalat bukan

demi kalung, tetapi ingin shalat yang benar.”

9

Film yang diangkat dari novel laris karya Tere Liye ini merupakan film akhir

tahun dan sekaligus juga film menyambut awal tahun

2012 yang manis. Cocok

diputar untuk menyambut peringatan tsunami sekaligus juga hari ibu.

(Sumber: http://hiburan.kompasiana.com

)

(1)

Setelah kalian membaca teks ulasan “Belajar Ikhlas dari ‘Hafalan Shalat Delisa’”

tersebut, cobalah kalian diskusikan beberapa hal berikut.

(a)

Pernahkah kalian menonton film “Hafalan Shalat Delisa” itu?

(b)

Bagi yang pernah menonton, apa pendapat kalian tentang pernyataan penulis

teks ulasan berikut:

—jangan bandingkan dengan teknologi 3D film Amerika

untuk mendeskripsikan tsunami tersebut—

?

(c)

Peristiwa apa yang tergambar pada teks ulasan film tersebut? Coba kalian

ceritakan.

(d)

Setelah peristiwa tsunami itu terjadi, apa yang dialami Delisa kemudian?

(e)

Coba kalian ceritakan apa saja yang diulas penulis teks itu.

___

__________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_____________________________________________________________

_______________.