Gambar Sampul SEJARAH INDONESIA · b_Bab 6 Indonesia Merdeka
SEJARAH INDONESIA · b_Bab 6 Indonesia Merdeka
Sardiman AM, dan Amurwani Dwi

24/08/2021 14:18:51

SMA 11 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

73

Sejarah Indonesia

BAB 6

Indonesia Merdeka

Kami yang kini terbaring antara Kerawang-Bekasi

tidak bisa berteriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,

Terbayang kami maju dan berdegap hati?

..............

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

..........

(Charil Anwar dalam Sajak Kerawang-Bekasi)

S

etiap tanggal 17 Agustus kita selalu memperingati Hari Kemerdekaan

Bangsa Indonesia. Berbagai rangkaian kegiatan dilaksanakan setiap

tahun di sekitar bulan Agustus, dalam rangka menyemarakkan hari

kemerdekaan Indonesia. Kegiatan apa saja yang sering kamu ikuti dalam

rangkaian peringatan hari kemerdekaan tersebut? Mengapa kita harus

memperingati hari kemerdekaan? Mengapa bangsa Indonesia harus

merdeka? Siapa yang membuat bangsa Indonesia merdeka?Bagaimana

makna hari kemerdekaan bagi bangsa Indonesia? Apa yang harus kita

lakukan di masa kemerdekaan ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut pantas

kita ajukan untuk menemukan jawaban yang lebih jelas. Sejarah mencatat

bahwa kemerdekaan adalah keinginan seluruh bangsa di dunia. Kemerdekaan

menjadi modal dasar pembangunan di berbagai bangsa, termasuk Indonesia.

Dengan kemerdekaan, bangsa Indonesia bebas menentukan nasib sendiri.

Hidup merdeka tentu akan membuat kita lebih leluasa menentukan arah

dan jalan pembangunan bangsa Indonesia. Kemerdekaan juga memberikan

keberpihakan pembangunan kepada bangsa sendiri. Kamu tentu masih

74

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

ingat bahwa penjajah hanya mementingkan kesejahteraan mereka sendiri.

Penjajahan di manapun akan selalu menguras sumber daya negeri yang

terjajah dan menambah kejayaan negeri penjajah. Karena itu, kewajiban

kita mensyukuri kemerdekaan dengan mengisinya melalui pembangunan

nasional. Kemerdekaan juga bukan merupakan hadiah penjajah.Bangsa

Indonesia berjuang melalui berbagai cara dan berbagai pengorbanan untuk

mencapai kemerdekaan. Ribuan pejuang gugur sebagai kusuma bangsa,

tidak terhitung kerugian harta benda untuk meraih kemerdekaan Indonesia.

Masihkah ada ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia sekarang? Tentu

saja ada, karena itu mari kita telaah lebih lanjut hakikat kemerdekaan bangsa

Indonesia dan bagaimana seharusnya kita menjaganya!

Sumber: Kemendikbud, 2013.

Gambar 6.1

Tugu Proklamasi.

75

Sejarah Indonesia

Indonesia Merdeka

Dari Rengasdengklok

sampai ke Pegangsaan

Timur

Terbentuknya NKRI

Meneladani Peran Sang

Proklamator dan Peran

Para Tokoh Sekitar

Proklamasi

Kekalahan Jepang

Kekosongan kekuasaan

Penguatan Proklamasi

Sambutan rakyat di

berbagai daerah

Gerakan perlucutan

senjata

PETA KONSEP

76

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari uraian ini, diharapkan kamu dapat:

1.

Menganalisis peristiwa Proklamasi dan maknanya bagi kehidupan

bangsa.

2.

Merekontruksi pemerintahan dan NKRI.

3.

Meneladani perjuangan para tokoh proklamasi.

4.

Mensyukuri nikmat Tuhan YME yang telah memberi karunia

kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.

ARTI PENTING

Melacak sejarah proses kemerdekaan bangsa Indonesia sangat penting untuk

memberikan kesadaran betapa berat perjuangan meraih dan mempertahankan

kemerdekaan. Mempelajari materi ini juga akan selalu mengingatkan kepada

kita betapa besar jasa dan pengorbanan para pahlawan dalam merebut dan

mempertahankan kemerdekaan. Kita juga hendaknya semakin sadar bahwa

kemerdekaan Indonesia adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, selayaknya

selalu kita syukuri dengan terus menjaga dan membangun menjadi bangsa

yang lebih jaya.

77

Sejarah Indonesia

A.

Dari Rengasdengklok sampai ke Pegangsaan Timur

Memahami Lingkungan

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.3

Foto Ir. Sukarno.

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.4

Foto Moh. Hatta.

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.2

Pengeboman Hiroshima.

78

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

»

Coba amati gambar terkait kemerdekaan bangsa Indonesia di

samping dan di atas!

Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan gambar-

gambar tersebut.

1.

Apa pengaruh pengeboman Hiroshima dan Nagasaki oleh

Sekutu dalam rangkaian PD II?

2.

Bagaimana situasi Indonesia setelah peristiwa pengeboman

itu?

3.

Mengapa terjadi peristiwa Rengasdengklok?

4.

Bagaimana proses penyusunan naskah teks proklamasi?

5.

Mengapa harus ada proklamasi?

Teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Sukarno dalam upacara

pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Proklamasi ini dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Pernyataan kemerdekaan tersebut disambut bahagia dan suka cita oleh

masyarakat Indonesia di berbagai daerah. Bagaimana proses proklamasi

kemerdekaan Indonesia? Mari kita lacak melalui uraian di bawah ini!

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.5

Tempat perumusan Teks Proklamasi.

79

Sejarah Indonesia

1.

Jepang Bertekuk Lutut

Coba sekali lagi kamu amati gambar bom atom di halaman sebelumnya! Di

manakah bom atom tersebut meletus? Siapa yang melakukan pengeboman?

Bagaimana korban akibat letusan bom atom tersebut? Bom atom yang

diledakkan di dua kota di Jepang yakni Hirosima dan Nagasaki menyebabkan

ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya

mengalami kecacatan. Kerugian material tidak terhitung jumlahnya.Bahkan

sampai sekarang dampak terjadinya bom atom masih dirasakan masyarakat

Jepang. Kerusakan dan dampak korban yang sangat mengerikan tersebut

mendorong masyarakat dunia sepakat untuk tidak menggunakan senjata

tersebut dalam berbagai peperangan. Dua bom atom tersebut telah

meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki.

Coba kamu bayangkan bagaimana seandainya ada 1000 bom atom yang

diledakkan? Sangat mungkin masyarakat akan menyebut sebagai peristiwa

“kiamat” karena makhluk di dunia bisa jadi sebagian besar menjadi korban.

Tetapi harus kita yakini bahwa kiamat yang sesungguhnya berada di tangan

Tuhan Yang Maha Kuasa. Siapa yang menjatuhkan kedua bom atom

tersebut? Amerika Serikat yang menjatuhkan kedua bom atom pada dua kota

di Jepang pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Mengapa Amerika Serikat

menjatuhkan bom atom di Jepang? Perang Dunia II yang berkecamuk sejak

tahun 1939 telah menyebabkan kedua kelompok yakni Sekutu dan negara-

negara fasis saling menyerang dengan menggunakan senjata pemusnah dan

kerusakan massal. Korban dan kerugian kedua belah pihak tidak terhitung

jumlahnya. Jutaan manusia meninggal dunia akibat Perang Dunia II tersebut.

Sebagian besar dari mereka adalah masyarakat sipil yang bukan merupakan

tentara perang.

Keinginan Amerika Serikat untuk segera menyelesaikan perang dilakukan

dengan mengirimkan pesawat pembawa bom atom ke Jepang. Pada tanggal

6 Agustus 1945, bom atom pertama diledakkan di kota Hirosihma, sementara

pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Nagasaki.

Digambarkan oleh masyarakat yang selamat di kedua kota tersebut, bahwa

ledakan bom atom seperti gunung api yang jatuh ke bumi. Tiba-tiba langit

Memahami Teks

80

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

terang seperti ada kilat, disusul berbagai benda berhamburan terbang.

Bersamaan itu berbagai makhluk hidup meregang nyawa, kehilangan

anggota badan, bahkan hancur berkeping-keping. Dua kota Jepang luluh

lantak.

»

Bagaimana dampak bom atom bagi Jepang?

Coba lakukan analisis, apakah Amerika Serikat harus meledakkan

Bom atom untuk mengalahkan Jepang! Menurut pendapat kamu,

siapa yang paling menderita akibat bom atom di Jepang? Apakah

masih ada senjata pemusnah massal selain bom atom? Setujukah

kamu, jika senjata tersebut digunakan untuk perang?

Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki telah menjatuhkan semangat dan

martabat bangsa Jepang. Mereka tidak dapat menutup mata, bahwa Sekutu

lebih unggul dalam persenjataan. Apabila perang dilanjutkan, Jepang akan

lebih hancur. Akhirnya, Kaisar Jepang memutuskan untuk menyerah tanpa

syarat kepada Sekutu. Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal

15 Agustus 1945 inilah yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II.

Sebenarnya tanda-tanda kekalahan Jepang dalam PD II sudah terlihat sejak

tahun 1943 dengan berhasil direbutnya beberapa wilayah oleh Sekutu.

Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki merupakan faktor pemicu Jepang

harus menyerah.

Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada saat Jepang kalah dari Sekutu?

Dalam posisi semakin terjepit dalam perang melawan Sekutu, Jepang

terpaksa memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Komando

Tentara Jepang wilayah Selatan, pada bulan Juli 1945 menyepakati dan akan

memberikan kemerdekaan Indonesia tanggal 7 September 1945.

Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan

Dokuritsu Junbi Inkai

atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

yang tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI. Lembaga PPKI ini diketuai

oleh Ir. Sukarno dengan wakil Drs. Moh. Hatta.

»

Apa sebenarnya tugas dan pekerjaan BPUPKI yang diketuai oleh

Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta itu?

81

Sejarah Indonesia

Panitia persiapan atau PPKI itu beranggotakan 21 orang dan semuanya orang

Indonesia yang berasal dari berbagai daerah.

Jawa 12 wakil

Wakil Sumatera

3 wakil

Sulawesi 2 wakil

Wakil Kalimantan

1 wakil

Wakil Sunda Kecil

1 wakil

Wakil Maluku

1 wakil

Wakil dan golongan penduduk Cina

1 wakil

Jenderal Terauchi pada tanggal 9 Agustus 1945 memanggil Sukarno, Moh.

Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saigon. Saigon

adalah salah satu pusat tentara Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945,

Jenderal Terauchi mengucapkan selamat kepada Sukarno dan Moh.Hatta

sebagai ketua dan wakil ketua PPKI. Kemudian Terauchi menegaskan bahwa

Jepang akan menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Sukarno,

Moh. Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat pulang kembali ke Jakarta pada

tanggal 14 Agustus.

Pada masa-masa inilah terjadi peristiwa yang dramatis di wilayah Indonesia.

Walaupun alat komunikasi pada masa tersebut dikuasai Jepang, namun para

tokoh perjuangan berhasil mengakses berbagai informasi dunia dengan

berbagai cara. Radio sebagai alat yang paling berperan pada masa tersebut

telah disegel oleh Jepang. Siaran radio sudah lama menjadi kekuasaan

Jepang, untuk menerima siaran radio luar negeri pun masyarakat Indonesia

tidak diizinkan. Hal ini disebabkan oleh ketakutan Jepang apabila bangsa

Indonesia mengetahui perkembangan perang yang menunjukkan Jepang

semakin terjepit. Namun, para tokoh pergerakan tidak kurang akal. Mereka

berhasil menyembunyikan beberapa radio gelap yang dapat digunakan

untuk mendengarkan berbagai siaran radio luar negeri seperti BBC London.

»

Kamu telah mengkaji bagaimana tindakan Jepang di saat akhir

perlawanannya terhadap Sekutu. Coba kamu buat peta perjalanan

Sukarno, Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat untuk memenuhi

panggilan Jendral Terauchi ke Dalat, Saigon!

82

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

2.

Peristiwa Rengasdengklok

Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang

menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia. Bagi bangsa

Jepang, tanggal tersebut merupakan titik akhir nyali mereka dalam

melanjutkan PD II. Menyerah kepada Sekutu adalah pilihan yang sangat

pahit tetapi harus dilakukan. Bagi bangsa Indonesia, tanggal tersebut justru

menjadi kesempatan baik untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan.

Inilah yang menjadi pemikiran utama para pemuda atau sering disebut

Golongan Muda kaum pergerakan Indonesia. Para pemuda berpikir, bahwa

menyerahnya Jepang kepada Sekutu, berarti di Indonesia sedang kosong

kekuasaan. Proklamasi dipercepat adalah pilihan yang tepat, sekaligus tanpa

campur tangan Jepang.

Para pejuang terutama kaum muda yang melancarkan gerakan “bawah

tanah” segera mengetahui berita penyerahan Jepang itu. Para pemuda

mendesak para tokoh senior untuk segera memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia. Sutan Syahrir yang merupakan tokoh pemuda yang aktif dalam

“gerakan bawah tanah” telah mengetahui berita penyerahan Jepang kepada

Sekutu dari siaran radio. Oleh karena itu, ia segera menemui Moh. Hatta

di kediamannya. Syahrir mendesak agar Sukarno dan Moh.Hatta segera

memerdekakan Indonesia. Kira-kira pukul 14.00 Syahrir berhasil menemui

Bung Hatta yang baru saja datang dari Dalat, Saigon. Syahrir menyampaikan

informasi tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Oleh karena itu, agar

Sukarno dan Moh.Hatta mau menyatakan kemerdekaan. Namun Hatta tidak

bersedia dan akan membicarakan dengan Bung Karno. Oleh karena itu, Bung

Hatta dan Syahrir pergi ke kediaman Bung Karno. Syahrir menyampaikan hal

yang sama saat bertemu Moh. Hatta, agar Bung Karno dan Bung Hatta mau

memerdekaan Indonesia karena Jepang telah menyerah. Tetapi Bung Karno

belum bersedia sambil mencari kebenaran berita tentang menyerahnya

Jepang pada Sekutu.

Mengapa Sukarno dan Hatta menolak segera memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia? Sebagai tokoh-tokoh yang demokratis, tahu hak

dan kewajiban selaku pemimpin, kedua tokoh itu berpendapat bahwa untuk

memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, perlu dibicarakan dengan

PPKI agar tidak menyimpang dari ketentuan. Akan tetapi, para pemuda

berpendapat bahwa proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan

oleh kekuatan bangsa sendiri, bukan oleh PPKI. Menurut para pemuda, PPKI

83

Sejarah Indonesia

itu buatan Jepang. Pemuda berharap kemerdekaan yang dilakukan adalah

kemerdekaan yang dilakukan oleh bangsa sendiri, bukan karena jasanya

Jepang.

Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 21.30 WIB, para pemuda

yang dipimpin Wikana, dan Darwis datang di rumah Sukarno di Pegangsaan

Timur No. 56 Jakarta. Wikana dan Darwis memaksa Sukarno untuk

memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak agar

proklamasi malam ini dapat dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus

1945. Sambil menimang-nimang senjata Wikana berucap dan bernada

ancaman.

Wikana terperanjat setelah melihat sikap dan bentakan Bung Karno. Suasana

rumah Bung Karno semakin tegang. Hal ini juga disaksikan antara lain oleh

Moh. Hatta, dr. Buntaran, Ahmad Subarjo, dan lwa Kusumasumantri.

Para pemuda gagal memaksa Sukarno dan golongan tua untuk segera

memproklamasikan kemerdekaan. Para pemuda kemudian meninggalkan

rumah kediaman Bung Karno. Bung Karno kemudian meminta Bung Hatta

untuk mengundang para anggota PPKI pada pagi tanggal 16 Agustus 1945

untuk rapat membahas keadaan terakhir Indonesia dan persiapan untuk

kemerdekaan Indonesia.

Wikana :“Bung ... Apabila Bung Karno tidak mengumumkan kemerdekaan

malam ini juga, besok akan terjadi pertumpahan darah”

Sukarno bangkit dari duduk dan nampak marah kemudian berjalan menuju

Wikana nyawa saya malam ini juga, jangan menunggu sampai besok berdiri.

Sukarno membuka krah baju sambil berucap:

Sukarno: Ini gorok leher saya, seretlah saya ke pojok itu, sudahilah ”Saya tidak

bisa melepas tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI, karena itu akan saya

tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”.

84

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Para pemuda malam itu sekitar pukul 24.00 tanggal 15 Agustus mengadakan

pertemuan di Jl Cikini 71 Jakarta. Para pemuda yang hadir, antara lain Sukarni,

Wikana, Yusuf Kunto, Chaerul Saleh, dan

Shodanco

Singgih. Mereka sepakat

untuk membawa Sukarno dan Moh. Hatta ke luar kota. Tujuannya, agar

kedua tokoh ini jauh dari pengaruh Jepang dan bersedia memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia.Para pemuda juga sepakat menunjuk

Shodanco

Singgih untuk memimpin pelaksanaan rencana tersebut.

Untuk melaksanakan tugas, Singgih mendapat pinjaman beberapa

perlengkapan dari markas Peta di Jaga Monyet. Waktu itu yang piket di

markas Peta adalah Latif Hendraningrat.Singgih disertai pengemudi, Sampun

dan penembak mahir Sutrisno bersama Sukarni, Wikana, dan dr. Muwardi

menuju ke rumah Moh.Hatta. Singgih secara singkat minta kesediaan Moh.

Hatta untuk ikut ke luar kota. Moh. Hatta menuruti kehendak para pemuda

itu. Rombongan kemudian menuju ke rumah Sukarno. Tiba di rumah Sukarno,

keluarga Sukarno baru saja makan sahur. Setelah permisi, Singgih masuk

rumah dan meminta agar Sukarno ikut pergi ke luar kota saat itu juga. Sukarno

setuju, asal Fatmawati, Guntur (waktu itu berusia sekitar delapan bulan) dan

Moh.Hatta ikut serta. Pemuda pun mengiyakan permintaan Sukarno. Tanggal

16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi rombongan Sukarno, Moh.Hatta, dan

para pemuda menuju ke arah timur. Pemuda tetap merahasiakan kemana

tujuan rombongan Sukarno ini mau dibawa pergi, Ternyata rombongan ini

akan dibawa ke Rengasdengklok.

Sumber: Sejarah Nasional dan Sejarah Umum, 1996.

Gambar 6.6

Rute perjalanan ke Rengasdengklok.

85

Sejarah Indonesia

Dipilihnya daerah Kawedanan Rengasdengklok, karena daerah itu terpencil

yaitu 15 km dari Kedunggede, Karawang. Selain itu, juga ada hubungan

baik antara Daidan Peta Purwakarta dan Daidan Jakarta, sehingga dari segi

keamanan terjamin. Pagi hari rombongan Sukarno sampai di Rengasdengklok.

Mereka diterima oleh

Shodanco

Subeno dan Affan. Mereka ditempatkan di

rumah keluarga Tionghoa, Djiau Kie Siong yang simpati pada perjuangan

bangsa Indonesia.

Sehari di Rengasdengklok, para pemuda ternyata gagal memaksa Sukarno

untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan

Jepang. Namun, ada gelagat yang ditangkap oleh Singgih bahwa Sukarno

bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kalau sudah kembali ke

Jakarta. Melihat tanda-tanda bahwa Sukarno bersedia memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia, maka sekitar pukul 10.00 bendera Merah Putih

dikibarkan di halaman Kawedanan Rengasdengklok.

Jakarta berada dalam keadaan tegang karena tanggal 16 Agustus 1945

seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi Sukarno dan Moh. Hatta tidak

ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh tersebut. Akhirnya

setelah terjadi kesepakatan dengan Wikana, Ahmad Subarjo ditunjukkan

dan diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.

Sumber: https://www.disparbud.jabarprov.co.id, 4-1-2016

Gambar 6.7

Rumah Djiau Kie Siong

86

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB untuk menjemput

Sukarno dan rombongan. Namun kecurigaan para pemuda terhadap Ahmad

Subardjo pun masih terjadi. Apakah, kalau Sukarno dan Hatta kembali ke

Jakarta, proklamasi kemerdekaan akan bisa terlaksana. Terjadilah dialog

antara Subeno selaku komandan Peta Rengasdengklok dengan Ahmad

Subardjo.

Dengan jaminan itu, maka

Shodanco

Subeno mewakili para pemuda

mengizinkan Subardjo untuk bertemu dan membawa pulang bersama Ir.

Sukarno, Drs. Moh.Hatta, dan rombongan kembali ke Jakarta. Petang itu juga

Sukarno dan rombongan kembali ke Jakarta. Dengan demikian berakhirlah

peristiwa Rengasdengklok.

»

Siapakah Ahmad Subarjo? Dapatkah kamu mencari riwayat Ahmad

Subarjo? Mengapa dia berani menjadi taruhan kepada para pemuda

bila proklamasi tidak terjadi tanggal 17 Agustus 1945? Apa yang

terjadi seandainya proklamasi tidak jadi dilaksanakan? Nilai apa

yang pantas kita contoh dari Ahmad Subarjo?

Subeno

: “Apa proklamasi dapat dilakukan sebelum tengah malam nanti”

Subardjo

: “Tidak mungkin. Sekarang sudah sekitar jam delapan (malam).

Kami masih harus kembali ke Jakarta, lalu mengundang para

anggota badan Persiapan Kemerdekaan untuk rapat kilat.

Itu minta banyak waktu. Kami khawatir harus bekerja semalam

suntuk untuk menyelesaikannya”

Subeno

: “Bagaimana kalau jam enam besok pagi”

Subardjo

: “Saya akan berusaha sekuat tenaga agar dapat selesai jam enam

pagi”, tetapi sekitar tengah hari besok pasti sudah beres”

Subeno

: “Kalau tidak bagaimana?”

Subardjo

: “ Mayor, kalau semua gagal. Besok siang tanggal 17 Agustus jam

12.00 belum terjadi Proklamasi, jaminannya saya, sayalah yang

bertanggung jawab, tembak matilah saya”

87

Sejarah Indonesia

3.

Perumusan Teks Proklamasi

Bagaimana setelah para pemuda melepas para tokoh golongan tua tersebut?

Rombongan Sukarno setelah mengantar pulang Fatmawati dan Guntur,

menuju ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol no. 1. Setelah tiba

di Jl. Imam Bonjol No. 1, lalu Sukarno dan Moh.Hatta diantarkan Laksamana

Maeda menemui

Gunseikan

Mayor Jenderal Hoichi Yamamoto (Kepala

Pemerintahan Militer Jepang). Akan tetapi,

Gunseikan

menolak menerima

Sukarno-Hatta pada tengah malam. Dengan ditemani oleh Maeda, Shigetada

Nishijima dan Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi sebagai penterjemah,

mereka pergi menemui

Somubuco

Mayor Jenderal Otoshi Nishimura (Direktur/

Kepala Departemen Umum Pemerintahan Militer Jepang), dengan maksud

untuk menjajaki sikapnya terhadap pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia. Sukarno menyampaikan bahwa akan mengadakan rapat PPKI

untuk membahas persiapan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.

Pada pertemuan antara Sukarno-Hatta dengan Nishimura ini tidak dicapai

kata sepakat. Di satu pihak Sukarno- Hatta bertekad untuk melangsungkan

rapat PPKI yang pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945 itu tidak jadi

diadakan karena mereka dibawa ke Rengasdengklok. Mereka menekankan

kepada Nishimura bahwa Jenderal Besar Terauchi telah menyerahkan

pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada PPKI. Di lain pihak

Nishimura menegaskan garis kebijakan Panglima Tentara ke-XVI di Jawa,

bahwa dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu berlaku ketentuan

bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah

status quo

.

Berdasarkan garis kebijaksanaan itu, Nishimura melarang Sukarno-Hatta

untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi

Kemerdekaan. Sampailah Sukarno-Hatta pada kesimpulan bahwa tidak ada

gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan pihak

Jepang. Mereka hanya berharap pihak Jepang supaya tidak menghalang-

halangi pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia sendiri.

Rombongan Sukarno segera kembali ke rumah Laksamana Maeda di Jalan

Imam Bonjol No. 1. Para tokoh-tokoh nasionalis berkumpul di rumah Maeda

untuk merumuskan teks proklamasi. Di rumah Maeda, hadir para anggota

PPKI, para pemimpin pemuda, para pemimpin pergerakan, dan beberapa

anggota

Chuo Sangi In

yang ada di Jakarta. Mereka berjumlah 40 - 50 orang.

88

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Rumah Laksamana Maeda itu

dianggap aman dari kemungkinan

gangguan yang sewenang-

wenang dari anggota-anggota

Rikugun

(Angkatan Darat Jepang

/

Kampeitai)

yang hendak

menggagalkan usaha bangsa

Indonesia untuk mengumumkan

Proklamasi Kemerdekaannya.

Oleh karena Laksamana Maeda

adalah Kepala Perwakilan

Kaigun,

maka rumahnya merupakan

extra

territorial

, yang harus dihormati

oleh

Rikugun.

Selain itu, Laksamana

Maeda sendiri memiliki hubungan

yang akrab dengan para pemimpin

bangsa Indonesia, dan Maeda

juga simpatik terhadap gerakan

kemerdekaan Indonesia, maka

rumah beliau direlakan menjadi

tempat pertemuan para pemimpin

bangsa Indonesia untuk berunding

dan merumuskan naskah/teks

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

»

Siapakah Laksamana Maeda? Dapatkah kamu mencari riwayat

hidupnya? Mengapa Maeda memberikan kesempatan para pejuang

menyusun proklamasi di rumahnya? Bagaimana akhir hidup Maeda?

Nilai apa yang pantas kita tiru dari Laksamana Maeda?

Setelah pertemuan dengan Nishimura itu dianggap cukup, Sukarno dan

Hatta kembali ke rumah Maeda. Setelah berbicara sebentar dengan

Sukarno, Moh.Hatta dan Ahmad Subarjo, Laksamana Maeda minta diri

untuk beristirahat dan mempersilakan para pemimpin Indonesia berunding

sampai puas di rumahnya. Di ruang makan Maeda, dirumuskanlah naskah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ketika peristiwa itu berlangsung Maeda

tidak hadir, tetapi Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama

Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Sukarno, Hatta, dan Ahmad

Subarjo membahas perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Sumber: 1996. PETA: Tentara Sukarela Pembela

Tanah Air di Jawa dan Sumatera 1942-1945.

Gambar 6.8

Laksamana Maeda.

89

Sejarah Indonesia

Sukarno pertama kali menuliskan kata pernyataan “Proklamasi”. Sukarno

kemudian bertanya kepada Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo.“ Bagaimana

bunyi rancangan pada draf pembukaan UUD?” Kedua orang yang ditanya

pun tidak ingat persis. Ahmad Subarjo kemudian menyampaikan kalimat

“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.

Moh. Hatta menambahkan kalimat: “Hal-hal yang mengenai pemindahan

kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam

tempoh yang sesingkat-singkatnya”. Sukarno menuliskan, “Jakarta, 17-8-

’05 Wakil-wakil bangsa Indonesia”, sebagai penutup. Mereka semua sepakat

tentang draf itu.

Pukul 04.00 WIB dini hari, Sukarno minta persetujuan dan minta tanda

tangan kepada semua yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia.Para

pemuda menolak dengan alasan sebagian yang hadir banyak yang menjadi

kolaborator Jepang. Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi cukup

ditandatangani dua orang tokoh, yakni Sukarno dan Moh. Hatta, atas nama

bangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima. Dengan beberapa perubahan yang

telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik

untuk diketik.

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.9

Ruangan tempat perumusan teks proklamasi.

90

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Berikut naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, baik yang diketik oleh

Sayuti Melik. Coba kamu perhatikan Naskah Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia yang sudah diketik Sayuti Melik dengan naskah yang dikonsep

dengan tulis tangan.

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.10

Konsep rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno.

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.11

Naskah proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti Melik.

91

Sejarah Indonesia

Keterangan: naskah diatas sudah mengalami perubahan sesuai dengan

persetujuan dalam rapat.

Teks Proklamasi yang hanya beberapa kalimat itu memiliki makna yang luar

biasa dalam konteks jalinan kerja masa atau persatuan yang kokoh. Kata

“Proklamasi” andil Bung Karno. Kalimat “Kami bangsa Indonesia dengan

menyatakan kemerdekaan Indonesia” dinyatakan oleh Ahmad Subarjo.

Kalimat “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. Diselenggarakan

dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkat” andil Bung

Hatta. Kalimat “Atas nama Bangsa Indonesia, Sukarno-Hatta” usulan Sukarni.

Demikian pertemuan dini hari itu menghasilkan naskah Proklamasi. Agar

seluruh rakyat Indonesia mengetahuinya, naskah itu harus disebarluaskan.

Timbullah persoalan tentang bagaimana caranya naskah tersebut

disebarluaskan ke seluruh Indonesia. Sukarni mengusulkan agar naskah

tersebut dibacakan di Lapangan Ikada, yang telah dipersiapkan bagi

berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengar pembacaan naskah

Proklamasi. Tetapi Sukarno tidak setuju, karena tempat itu adalah tempat

umum yang dapat memancing bentrokan antara rakyat dengan militer

Jepang. Beliau sendiri mengusulkan agar Proklamasi dilakukan di rumahnya

di Jalan Pegangsaan Timur No.56. Usul tersebut disetujui dan naskah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dibacakannya bersama Hatta di

tempat itu pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00.WIB di

tengah-tengah bulan Ramadhan (bulan Puasa).

Naskah Proklamasi:

Beberapa perubahan yang dimaksud, yaitu kata tempoh diganti dengan

kata tempo. Penulisan tanggal, bulan, dan tahun yang semula Jakarta,

17-8-’05 diubah menjadi Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05. (Tahun 05

adalah singkatan dari tahun Jepang Sumera, yakni tahun 2605 yang

bertepatan dengan tahun 1945 Masehi). Kata-kata Wakil-wakil bangsa

Indonesia diganti dengan kata-kata Atas nama bangsa Indonesia. Teks

proklamasi diketik kemudian ditandatangani oleh Sukarno dan Moh.

Hatta. Naskah inilah yang kemudian diketik Sayuti Melik itu disebut

teks proklamasi yang otentik

92

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

4.

Proklamasi Berkumandang

Pada pukul 5 pagi tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin dan pemuda

keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi kebanggaan. Mereka

telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno di

Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum pulang, Moh.

Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan

menyiarkannya ke seluruh dunia.

Sementara itu, para pemuda tidak langsung pulang, mereka melakukan

kegiatan-kegiatan untuk penyelenggaraan pembacaan naskah Proklamasi.

Masing-masing kelompok pemuda mengirim kurir untuk memberitahukan

kepada masyarakat bahwa saat Proklamasi telah tiba. Semua alat komunikasi

digunakan untuk penyambutan Proklamasi. Pamflet, pengeras suara, dan

mobil-mobil dikerahkan ke segenap penjuru kota.

Tanpa diduga, pada hari itu barisan pemuda berbondong-bondong menuju

Lapangan Ikada. Para pemuda datang ke tempat itu, karena informasi yang

disampaikan dari mulut ke mulut bahwa Proklamasi akan diselenggarakan

di Lapangan Ikada. Rupanya Jepang telah mencium kegiatan para pemuda

malam itu, sehingga mereka berusaha untuk menghalang-halanginya.

Lapangan Ikada telah dijaga oleh Pasukan Jepang yang bersenjata lengkap.

Karena itu, Proklamasi tidak diselenggarakan di Lapangan Ikada, tetapi

dilaksanakan di Pegangsaan Timur No. 56.

Pada pagi hari itu juga, rumah Sukarno dipadati oleh sejumlah massa. Untuk

menjaga keamanan upacara pembacaan Proklamasi, dr. Muwardi meminta

Latief Hendraningrat beserta beberapa anak buahnya untuk berjaga-jaga di

sekitar rumah Sukarno.

Sementara itu, Walikota Jakarta, Suwiryo memerintahkan kepada Wilopo

untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon.

Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk menyiapkan

bendera dan sekaligus mencari tiang bendera. S. Suhud mendapatkan

bendera Merah Putih dari Ibu Fatmawati. Bendera dijahit Ibu Fatmawati

sendiri dan ukurannya sangat besar (tidak standar). Bendera Merah Putih

yang dijahit Fatmawati dikenal dengan bendera pusaka. Sejak tahun 1969

tidak lagi dikibarkan dan diganti dengan bendera duplikat. Sementara tiang

bendera menggunakan sebatang bambu (semacam bekas jemuran pakaian).

93

Sejarah Indonesia

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.12

Sukarno didampingi Mohammad Hatta membacakan Teks Proklamasi.

Sejak pagi hari, sudah banyak orang berdatangan di rumah Sukarno di

Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Tokoh-tokoh yang sudah hadir, antara lain

Mr. A. A. Maramis, dr. Buntaran Martoatmojo, Mr. Latuharhary, Abikusno

Cokrosuyoso, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantoro, Sam Ratulangie,

Sartono, Sayuti Melik, Pandu Kartawiguna, M. Tabrani, dr. Muwardi,

Ny. SK. Trimurti, dan AG. Pringgodigdo.

Acara yang direncanakan pada upacara bersejarah itu adalah;

pertama

pembacaan teks proklamasi;

kedua

, pengibaran bendera Merah Putih;

dan

ketiga

, sambutan walikota Suwiryo dan dr. Muwardi dari keamanan.

Hari Jumat Legi, tepat pukul 10.00 WIB, Sukarno dan Moh. Hatta keluar ke

serambi depan, diikuti oleh Ibu Fatmawati. Sukarno dan Moh. Hatta maju

beberapa langkah. Sukarno mendekati mikrofon untuk membacakan teks

proklamasi.

94

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Acara berikutnya adalah pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan

oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Bersamaan dengan naiknya bendera

Merah Putih, para hadirin secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya

tanpa ada yang memimpin.

Setelah itu, Suwiryo memberikan sambutan dan kemudian disusul sambutan

dr. Muwardi. Sekitar pukul 11.00 WIB, upacara telah selesai. Kemudian

dr. Muwardi menunjuk beberapa anggota Barisan Pelopor untuk menjaga

keselamatan Sukarno dan Moh. Hatta.

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.13

Pengibaran bendera merah putih oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud.

95

Sejarah Indonesia

Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Gambar 6.14

Suwiryo memberikan sambutan.

Sebuah Renungan

Sayuti Melik sempat membuang naskah asli yang merupakan konsep

awal.Namun insting wartawan seorang BM Diah, tergerak.Diah

memungutnya lalu mengamankan dalam sakunya. Berkat kejelian

BM Diah, hingga kini kita masih bisa menyaksikan naskah bersejarah

ini. Naskah dalam bentuk ketikan ini kemudian ditandatangani

Sukarno-Hatta di atas sebuah piano.

Karena begitu tergesa-gesanya para tokoh ini tidak sempat

menyiapkan bendera negara. Konon pada malam itu juga, mereka

membuat bendera dari kain sprei putih dan kain merah milik dari

seorang penjual soto yang kebetulan mangkal di sekitar rumah

Sukarno.Kain itu dijahit oleh Ibu Fatmawati sehingga jadi bendera.

Begitu juga tiang bendera yang pertama ini terbuat dari bambu.

Situasi begitu kritis, ketika menjelang pembacaan, Sukarno

dikabarkan menderita sakit malaria. Hingga pukul 08.00 WIB pagi,

Presiden Pertama Republik Indonesia masih belum bisa bangun.

96

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

»

Coba kamu perankan proses Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 1945 sejak dari Rengasdengklok sampai dengan

pembacaan proklamasi! Susunlah skenario cerita dengan sub tema

berikut ini.

1. Perundingan para pemuda untuk mendesak Sukarno

memproklamasikan kemerdekaan.

2. Peristiwa Rengasdengklok.

3. Penyusunan teks proklamasi.

4. Pembacaan teks proklamasi.

5. Dukungan dari Berbagai Lapisan

Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai daerah.

Rakyat di Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan antusias.

Karena alat komunikasi yang terbatas, informasi ke daerah-daerah tidak

secepat di Jakarta. Saat tersiarnya berita tentang Proklamasi Kemerdekaan,

banyak rakyat Indonesia yang tinggal jauh dari Jakarta tidak mempercayainya.

Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan

penyerahannya kepada Sekutu. Baru pada bulan September 1945, Proklamasi

diketahui di wilayah-wilayah yang terpencil. Keempat penguasa kerajaan

yang ada di Jawa Tengah menyatakan dukungan mereka kepada Republik,

yaitu Yogyakarta, Surakarta, Pakualaman, dan Mangkunegaran.

Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khususnya kaum muda yang

merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan pasukan

Jepang di daerah-daerah sering kali meninggalkan wilayah perkotaan dan

menarik mundur pasukan ke daerah pinggiran guna menghindari konfrontasi.

Banyak yang bijaksana memperbolehkan pemuda-pemuda Indonesia

memperoleh senjata. Antara tanggal 3-11 September, para pemuda di Jakarta

mengambil alih kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, dan

stasiun pemancar radio tanpa mendapat perlawanan dari pihak Jepang. Pada

akhir bulan September, instalasi-instalasi penting di Yogyakarta, Surakarta,

Malang, dan Bandung juga sudah berada di tangan para pemuda Indonesia.

Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam kesusasteraan dan

kesenian. Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan di berbagai

97

Sejarah Indonesia

daerah, terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Aktivitas kelompok

sastrawan yang bernama “Angkatan 45”, mengalami masa puncaknya pada

zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern juga mulai berkembang pesat di era

revolusi.

Banyak pemuda bergabung dengan badan-badan perjuangan. Di Sumatera,

mereka benar-benar memonopoli kekuasaan revolusioner. Karena jumlah

pemimpin nasionalis yang sudah mapan di sana hanya segelintir, mereka

ragu terhadap apa yang akan dilakukan. Para mantan prajurit Peta dan Heiho

membentuk kelompok-kelompok yang paling disiplin. Laskar Masyumi dan

Barisan Hizbullah, menerima banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam

kelompok-kelompok bersenjata Islam lainnya yang umumnya disebut Barisan

Sabilillah, yang kebanyakan dipimpin oleh para Kiai.

Proklamasi kemerdekaan akan disebarluaskan melalui radio, tetapi Jepang

menentang upaya penyiaran tersebut, dan malah memerintahkan agar para

penyiar meralat berita proklamasi sebagai sesuatu kekeliruan. Tampaknya

para penyiar tetap tidak mau memenuhi seruan pihak Jepang. Oleh karena itu,

pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancarnya disegel dan para pegawainya

dilarang masuk. Mereka kemudian membuat pemancar baru di Menteng

31. Di samping melalui siaran radio, para wartawan juga menyebarluaskan

berita proklamasi melalui media cetak, seperti surat kabar, selebaran, dan

penerbitan-penerbitan yang lain.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.15

Kantor Berita Antara tempat proklamasi disiarkan.

98

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Pada tanggal 3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api

termasuk bengkel di Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio

Jakarta dapat dikuasai.Tanggal 11 September 1945, seluruh Jawatan Radio

berhasil dikuasai oleh Republik. Oleh karena itu, tanggal 11 September

dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).

Para pemuda memprakarsai diadakannya rapat raksasa di Lapangan Ikada

(sekarang Monas). Rapat yang digagas oleh para pemuda dan mahasiswa

yang tergabung dalam “Kesatuan van Aksi”, untuk melakukan rapat raksasa

di lapangan Ikada, yang semula digagas tanggal 17 September 1945,

mundur menjadi 19 September 1945. Presiden Sukarno sudah dihubungi dan

bersedia akan menyampaikan pidato di dalam rapat raksasa pada tanggal

19 September 1945. Sejak pagi, rakyat Jakarta sudah mulai berdatangan

dan memenuhi Lapangan Ikada. Rapat itu untuk memperingati sebulan

kemerdekaan Indonesia.

Bermula dari ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Jepang yang belum

juga mengakui Negara Republik Indonesia dan bahkan Jepang malah

mempertahankan status

quo

-nya dengan mengatasnamakan Sekutu. Kondisi

itu mendorong rakyat Indonesia yang baru saja merdeka, untuk segera

membentuk pemerintah yang baru dan mengambil langkah-langkah nyata.

Ketidakpuasan rakyat semakin bertambah ketika mengetahui pendaratan

pasukan Sekutu dibawah pimpinan Mayor Geenhalgh, di Kemayoran pada

8 September 1945. Rakyat dari berbagai penjuru dengan tertib berdatangan

ke Lapangan Ikada dengan membawa poster dan bendera merah-putih.

Mereka menuntut kebulatan tekad untuk mengisi kemerdekaan Indonesia.

Mereka juga bertekad untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa

kemerdekaan Indonesia bukan atas bantuan Jepang, tetapi merupakan tekad

seluruh rakyat Indonesia.

Melihat tekad rakyat yang menggelora dan tidak dapat dihalangi meskipun

oleh tentara Jepang sekalipun, pemerintah terdorong untuk mengadakan

sidang kabinet. Setelah itu, diputuskan Presiden Sukarno dan Moh.Hatta

dan para menteri untuk datang ke Lapangan Ikada. Pada kesempatan itu

Sukarno menyampaikan pidatonya yang disambut dengan gegap gempita

oleh rakyat. Rapat itu berlangsung tertib dan damai

99

Sejarah Indonesia

Pada tanggal 19 Agustus 1945 itu juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan

Sri Paku Alam VIII telah mengirim kawat ucapan selamat kepada Presiden

Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta atas berdirinya Negara Republik

Indonesia dan atas terpilihnya dua tokoh tersebut sebagai Presiden dan Wakil

Presiden. Ucapan selamat itu tersirat bahwa Sultan Hamengkubuwono IX

dan Paku Alam VIII mengakui kemerdekaan RI dan siap membantu mereka.

Kemudian, pagi itu sekitar pukul 10.00 tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan

Hamengkubuwono IX mengundang kelompok-kelompok pemuda di bangsal

kepatihan.

Kemudian untuk mempertegas sikapnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX

dan Sri Paku Alam VII pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanat

antara lain sebagai berikut.

a.

Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat bersifat kerajaan dan merupakan

daerah istimewa dari Negara Indonesia.

b.

Sri Sultan sebagai kepala daerah dan memegang kekuasaan atas

Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat.

c.

Hubungan antara Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dengan

Pemerintah Pusat Negara RI bersifat langsung. Sultan selaku Kepala

Daerah Istimewa bertanggung jawab kepada Presiden.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.16

Sukarno sedang memberikan pesan singkat pada rapat raksasa di Lapangan

Ikada pada 19 September 1945.

100

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Amanat Sri Paku Alam VIII sama dengan amanat Sri Sultan Hamengkubuwono

IX. Hanya saja kata‘Sri Sultan Hamengkubuwono IX’ diganti dengan ‘Sri Paku

Alam VIII’ dan ‘Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat’ diganti dengan ‘Negeri

Paku Alaman’.

Sementara di Surabaya, memasuki bulan September 1945, terjadi gerakan

perebutan senjata di gudang Don Bosco. Rakyat Surabaya juga merebut

Markas Pertahanan Jepang di Jawa Timur, serta pangkalan Angkatan Laut di

Ujung sekaligus merebut pabrik-pabrik yang tersebar di sana.

Orang-orang Inggris dan Belanda yang sebagian telah datang, langsung

berhubungan dengan Jepang. Mereka menginap di Hotel Yamato atau Hotel

Oranye pada zaman Belanda. Pada tanggal 19 September 1945, seorang

bernama Ploegman dibantu kawan-kawannya mengibarkan bendera Merah

Putih Biru di atas Hotel Yamato. Residen Sudirman segera memperingatkan agar

Ploegman dan kawan-kawannya menurunkan bendera tersebut. Peringatan

itu tidak mendapat tanggapan. Hal ini telah mendorong kemarahan para

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.17

Sri Sultan Hamengkubuwono IX beserta para pengiringnya di bangsal kepatihan.

101

Sejarah Indonesia

pemuda Surabaya. Para pemuda

Surabaya kemudian menyerbu

Hotel Yamato. Beberapa pemuda

berhasil memanjat atap hotel dan

menurunkan bendera Merah Putih

Biru, kemudian merobek bagian

warna birunya. Setelah itu, bendera

tersebut dikibarkan kembali sebagai

bendera Merah Putih. Dengan

berkibamya bendera Merah Putih

maka dengan penuh semangat

dan tetap menjaga kewaspadaan,

para pemuda itu satu per satu

meninggalkan Hotel Yamato.

»

Indonesia telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Apa

makna kemerdekaan itu bagi kehidupan politik, ekonomi, sosial,

dan kebudayaan bangsa. Sudah barang tentu secara politik bangsa

Indonesia memiliki kedaulatan, bebas untuk menentukan nasib

sendiri. Secara ekonomi kita tidak tergantung dan ditindas oleh

bangsa lain. Bangsa Indonesia dapat meracang pembangunan demi

kesejahteraan. Dari dimensi sosial, sebagai rakyat yang merdeka

tidak lagi merupakan kelompok kelas 2 atau kelas 3, tetapi sederajat

dengan masyarakat dan bangsa lain. Dengan kemerdekaan kita

juga dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sesuai dengan

nilai-nilai dan martabat bangsa Indonesia.Semua ini menjadi mudah

untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

Gambar 6.18

Bendera Merah Putih Biru

di atas Hotel Yamato sedang diturunkan

pemuda Surabaya.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

1945-1960, 1995.

102

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

KESIMPULAN

1.

Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan perjuangan bersama rakyat

Indonesia. Banyak tokoh berperan dalam proses perjuangan tersebut. Bahkan

bukan hanya bangsa Indonesia, tetapi sebagian bangsa lain juga bersimpati

untuk perjuangan bangsa Indonesia.

2. Peranan para tokoh dalam proklamasi kemerdekaan berbeda-beda. Mereka

berperan sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang harus dilakukan.

3.

Rakyat Indonesia di berbagai daerah mendukung proklamasi kemerdekaan

Indonesia yang dibuktikan dengan reaksi mereka yang sangat heroik.

Keberanian dan kerelaan berkorban ditunjukkan rakyat di berbagai daerah

dalam rangka mengambil alih kuasaan Jepang.

103

Sejarah Indonesia

1.

Jelaskan mengapa para pemuda melakukan penculikan atau

pengamanan terhadap Sukarno dan Moh. Hatta!

2.

Ceritakan secara singkat bagaimana kronologi peristiwa

Rengasdengklok, sampai akhirnya terjadi penyusunan teks proklamasi?

3.

Ketika dipaksa para pemuda untuk menuju Rengasdengklok, Sukarno

dan Moh. Hatta tidak menolaknya. Padahal beliau sebagai tokoh

utama PPKI memiliki kekuatan dan kewibawaan. Mengapa hal itu bisa

terjadi, apa makna yang ada di balik itu semua?

4.

Jelaskan secara singkat bagaimana latar belakang, proses, dan dampak

terjadinya insiden di Hotel Yamato!

Tugas

Buatlah ringkasan tentang dukungan rakyat Indonesia di berbagai daerah

terkait dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Lengkapi dengan deskripsi tentang situs atau peninggalan yang terkait

dengan peristiwa sekitar proklamasi dan dukungan rakyat yang ada di

lingkunganmu. Apabila di lingkungan tempat tinggalmu tidak terdapat situs

atau peninggalan tersebut, carilah informasi di buku, majalah, atau media

lainnya.

LATIH UJI KOMPETENSI

104

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

B.

T

erbentuknya Pemerintahan dan NKRI

»

Coba amati baik-baik

Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia di

atas!

1.

Di manakah pusat pe

merintahan Republik Indonesia saat ini?

2.

Bagaimana

struktur pemerintahan Republik Indonesia saat

ini?

3.

Apakah Dasar Negar

a Republik Indonesia?

4.

Apakah jumlah provi

nsi di Indonesia selalu tetap?

5.

Bagaimana Negara Indonesia pertama kali terbentuk?

Proklamasi 17 Agustus 1945 dilaksanakan dalam situasi kacau, dapat

dikatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan dengan tergesa-gesa,

tanpa melalui pembicaraan panjang. Walaupun kamu sudah tahu bahwa

sebelumnya telah dibentuk BPUPKI dan PPKI yang secara resmi merancang

kemerdekaan Indonesia.

Mengamati Lingkungan

Sumber: Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia, 1994.

Gambar 6.

19

Peta Negara Republik Indonesia.

105

Sejarah Indonesia

Pada saat proklamasi dibacakan, negara Indonesia belum sepenuhnya

terbentuk. Mengapa demikian? Karena syarat kelengkapan negara pada saat

itu belum semua terpenuhi. Apa saja syarat berdirinya negara? Selain memiliki

wilayah, negara harus memiliki struktur pemerintahan, diakui negara lain, dan

memiliki kelengkapan lain seperti undang-undang atau peraturan hukum.

Di antara persyaratan tersebut, syarat utama yang belum terpenuhi adalah

struktur pemerintahan dan pengakuan dari negara lain. Ingat, proklamasi

kemerdekaan Indonesia tidak mengundang secara resmi berbagai duta besar

negara lain, karena memang sebelum proklamasi pemerintahan yang ada

adalah pemerintahan Jepang!

Karena itu, tugas pertama bangsa Indonesia adalah membentuk pemerintahan

dan mencari pengakuan negara-negara lain. Bagaimana prosesnya? Mari

kita lacak melalui kegiatan di bawah ini!

1. Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden, Wakil Presiden

Setelah Indonesia diproklamasikan, secara resmi terbentuklah suatu

negara baru yang bernama Indonesia. Sudah barang tentu kelengkapan-

kelengkapan sebagai negara merdeka harus segera dipenuhi. Salah satu

hal terpenting yang harus dipenuhi adalah Undang-Undang Dasar (UUD).

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI melakukan sidang untuk membahas,

mengambil keputusan kemudian mengesahkan UUD. Rapat yang pertama

ini diadakan di Pejambon (sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila).

Rencana pukul 11.30, sidang pleno dibuka di bawah pimpinan Sukarno.

Kemudian dilaksanakan acara pemandangan umum, yang dilanjutkan

dengan pembahasan bab demi bab dan pasal demi pasal.

Namun sebelum secara resmi rapat itu dilaksanakan berkembang isu yang

sangat krusial yang terkait dengan bunyi sila pertama dalam Pancasila yang

merupakan bagian tak terpisahkan dari Pembukaan UUD: “Ketuhanan

dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Rakyat Indonesia Timur yang umumnya beragama Kristen Protestan dan

Katholik merasa keberatan dengan rumusan itu. Informasi penting ini

disampaikan oleh seorang opsir Angkatan Laut Jepang (setelah mendapat

persetujuan Nisyijima, pembantu Laksamana Maeda). Dengan diantar

Memahami teks

B.

T

erbentuknya Pemerintahan dan NKRI

»

Coba amati baik-baik

Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia di

atas!

1.

Di manakah pusat pe

merintahan Republik Indonesia saat ini?

2.

Bagaimana

struktur pemerintahan Republik Indonesia saat

ini?

3.

Apakah Dasar Negar

a Republik Indonesia?

4.

Apakah jumlah provi

nsi di Indonesia selalu tetap?

5.

Bagaimana Negara I

ndonesia pertama kali terbentuk?

Proklamasi 17 Agustus 1945 dilaksanakan dalam situasi kacau, dapat

dikatakan bahwa proklamasi tersebut dilakukan dengan tergesa-gesa,

tanpa melalui pembicaraan panjang. Walaupun kamu sudah tahu bahwa

sebelumnya telah dibentuk BPUPKI dan PPKI yang secara resmi merancang

kemerdekaan Indonesia.

Mengamati Lingkungan

106

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Nisyijima opsir Jepang itu bertemu Moh.Hatta tanggal 17 Agustus 1945 sore

hari. Tentu informasi ini menjadi perhatian serius bagi Hatta. Semalaman

Hatta terbayang bagaimana Republik Indonesia tanpa Indonesia bagian

Timur, bagaimana perjuangan yang sudah bertahun-tahun dilakukan

bersama baik dari kelompok Islam, Kristen, Katholik dan agama yang lain.

Bung Hatta dalam hatinya menegaskan Indonesia harus tetap bersatu.

Bagaimana harus memecahkan persoalan tersebut dan bagaimana sidang

PPKI itu berlangsung, mari kita simak uraian berikut.

Tanggal 18 Agustus 1945, pagi-pagi sebelum sidang PPKI di mulai, Bung

Hatta menemui tokoh-tokoh Islam yang cukup berpengaruh seperti Ki

Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, Teuku

Hasan. Dikumpulkanlah mereka dan diajak rapat pendahuluan. Bung Hatta

menyampaikan informasi yang telah diberikan seorang opsir Jepang. Terjadilah

diskusi serius dan dengan konsep “filsafat garam” (terasa tetapi tidak harus

tampak), Bung Hatta dengan kedudukannya yang cukup berpengaruh

berhasil meyakinkan para tokoh Islam itu. Mereka sepakat dari pada harus

terjadi perpecahan maka rela menghilangkan kata-kata “dengan kewajiban

menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang menyertai

Ketuhanan dalam Pembukaan UUD, sehingga tinggal “Ketuhanan”. Ada

pemikiran untuk menambahkan kata-kata di belakang Ketuhanan dengan

“berdasarkan kemanusiaan” sehingga menjadi “Ketuhanan berdasarkan

kemanusiaan”. Ki Bagus Hadikusumo kemudian mengusulkan dengan

rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Semua sepakat, dan waktu sidang

PPKI pun segera dimulai.

Di dalam acara pertama yakni pemandangan umum, Bung Hatta juga

menyampaikan hasil lobi atau pertemuannya dengan beberapa tokoh Islam

yang hasilnya mengganti kata-kata yang berbunyi “Ketuhanan dengan

kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, dalam

draf Pembukaan UUD diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Rumusan itu telah dikonsultasikan dan didiskusikan antara Hatta dengan

para pemuka Islam. Hatta menegaskan bahwa kesepakatan itu diambil

karena suatu pernyataan pokok mengenai seluruh bangsa tidaklah tepat

hanya menyangkut identitas sebagian dari rakyat Indonesia sekalipun

merupakan bagian yang mayoritas. Kesepakatan pergantian rumusan ini

dapat melegakan semua pihak, sekalipun sebagian dari pihak Islam ada yang

merasa kecewa, tetapi tidak ada masalah. Rapat pemandangan umum dapat

berlangsung dengan lancar.

107

Sejarah Indonesia

Setelah diadakan revisi isi draf Pembukaan UUD yang tertera di dalam Piagam

Jakarta itu, lahirlah rumusan Teks Pancasila yang kemudian disahkan pada

sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 tersebut.

PANCASILA

1

. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. K

emanusian yang adil dan beradab.

3. P

ersatuan Indonesia.

4. K

erakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sidang dilanjutkan dengan membahas bab perbab, pasal demi pasal.

Pembahasan ini juga cukup produktif dan berjalan lancar. Waktu itu jam

sudah menunjukkan pukul 13.50 wib. Sidang dihentikan istirahat sampai

pukul 15.00 wib untuk memberi kesempatan salat bagi umat Islam dan

memberi kesempatan makan siang bagi yang tidak berpuasa.

Sumber: Museum Perumusan Naskah Teks Proklamasi.

Gambar 6.2

0

Sidang pengesahan UUD 1945.

108

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Pukul 15.00 sidang dimulai kembali. Agenda utamanya pemilihan presiden

dan wakil presiden. Sebagai dasar hukum pemilihan presiden dan wakil

presiden tersebut, harus disahkan dulu yakni pasal 3 dari Aturan Peralihan.

Ini menandai untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh

PPKI.

Kertas suara dibagikan, tetapi atas usul Otto Iskandardinata, maka secara

aklamasi terpilih Ir. Sukarno sebagai Presiden RI dan Drs. Moh.Hatta sebagai

Wakil Presiden Rl. Sesudah itu, pasal-pasal yang tersisa yang berkaitan

dengan Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan disetujui. Setelah menjadi

presiden, Sukarno kemudian menunjuk sembilan orang anggota PPKI sebagai

Panitia Kecil dipimpin oleh Otto Iskandardinata.Tim ini bertugas merumuskan

pembagian wilayah negara Indonesia.

2. Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah

Sidang PPKI dilanjutkan kembali pada tanggal 19 Agustus 1945. Acara

yang pertama adalah membahas hasil kerja Panitia Kecil yang dipimpin oleh

Otto Iskandardinata. Sebelum acara dimulai, Presiden Sukarno ternyata

telah menunjuk Ahmad Subarjo, Sutarjo Kartohadikusumo dan Kasman

Singodimejo sebagai Panitia Kecil yang ditugasi merumuskan bentuk

departemen bagi pemerintahan RI, tetapi bukan personalianya (pejabatnya).

Otto Iskandardinata menyampaikan hasil kerja Panitia Kecil yang dipimpinnya.

Hasil keputusannya tentang pembagian wilayah NKRI menjadi delapan

provinsi, yaitu sebagai berikut.

a.

Jawa Tengah

b.

Jawa Timur

c.

Borneo (Kalimantan)

d.

Sulawesi

e.

Maluku

f.

Sunda Kecil

g.

Sumatera

h.

Jawa Barat

109

Sejarah Indonesia

Di samping delapan wilayah tersebut, masih ditambah Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Surakarta. Setelah itu, sidang dilanjutkan mendengarkan

laporan Ahmad Subardjo, mengenai pembagian departemen atau

kementerian. Adapun hasil yang disepakati, NKRI terbagi atas 12 departemen

sebagai berikut.

a.

Kementerian Dalam Negeri

b.

Kementerian Luar Negeri

c.

Kementerian Kehakiman

d.

Kementerian Keuanga

n

e.

Kementerian Kemakmuran

f.

Kementerian Kesehatan

g.

Kementerian Pengajar

an

h.

Kementerian Sosial

i.

Kementerian Pertahan

an

j.

Kementerian Peneran

gan

k.

Kementerian Perhubu

ngan

l.

Kementerian Pekerjaan Umum

Selain itu juga ada Kementerian Negara.

3. Pembentukan Badan-Badan Negara

Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, di Jln. Gambir Selatan (sekarang

Merdeka Selatan) No. 10, Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta, Mr.

Sartono, Suwirjo, Otto Iskandardinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran,

Mr. A.G. Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan dr. Tajuluddin,

berkumpul untuk membahas siapa saja yang akan diangkat sebagai anggota

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selanjutnya disepakati bahwa rapat

KNIP direncanakan tanggal 29 Agustus 1945.

PPKI kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam

sidang ini, diputuskan mengenai pembentukan Komite Nasional Seluruh

Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Komite Nasional dibentuk sebagai

penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan

kemerdekaan Indonesia yang berdasar kedaulatan rakyat.

110

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.2

1

Para anggota KNIP sedang dilantik.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.2

2

Presiden Sukarno sedang memberi amanat pada pelantikan anggota KNIP.

KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) diresmikan dan anggota-anggotanya

dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945. Pelantikan ini dilangsungkan di

gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta. Sebagai ketua KNIP adalah Mr. Kasman

Singodimejo, dengan beberapa wakilnya, yakni Sutarjo Kartohadikusumo,

Mr. Latuharhary, dan Adam Malik.

111

Sejarah Indonesia

Pada tanggal 16 Oktober 1945, diselenggarakan sidang KNIP yang bertempat

di Gedung Balai Muslimin Indonesia, Jakarta. Sidang ini dipimpin oleh Kasman

Singodimejo. Dalam sidang ini juga diusulkan kepada Presiden agar KNIP diberi

hak legislatif selama DPR dan MPR belum terbentuk. Hal ini dirasa penting,

karena dalam rangka menegakkan kewibawaan kehidupan kenegaraan.

Syahrir dan Amir Syarifudin mengusulkan adanya BPKNIP (Badan Pekerja

KNIP) untuk menghadapi suasana genting. BPKNIP akan mengerjakan tugas-

tugas operasional dari KNIP. Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut,

maka Wakil Presiden selaku wakil pemerintah, mengeluarkan maklumat yang

lazim disebut Maklumat Wakil Presiden No. X. Bunyi maklumat itu sebagai

berikut:

MAKLUMAT WAKIL PRESIDEN NO. X

KOMITE NASIONAL PUSAT, PEMBERIAN KEKUASAAN

LEGISLATIF KEPADA KOMITE NASIONAL PUSAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SESUD

AH MENDENGAR

pembicaraan oleh Komite Nasional Pusat tentang

usul supaya Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan

Rakyat dibentuk, kekuasaannya yang hingga sekarang dijalankan oleh

Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional menurut Pasal IV

Aturan Peralihan dan Undang-Undang Dasar hendaknya dikerjakan

oleh Komite Nasional Pusat dan supaya pekerjaan Komite Nasional Pusat

itu sehari-harinya berhubung dengan gentingnya keadaan dijalankan

oleh sebuah badan bernama Dewan Pekerja yang bertanggung jawab

kepada Komite Nasional Pusat;

MENIMBANG

bahwa di dalam keadaan yang genting ini perlu ada

badan yang ikut bertanggung jawab tentang nasib bangsa Indonesia,

di sebelah pemerintah.

MENIMBANG

selanjutnya bahwa usul tadi berdasarkan paham

kedaulatan rakyat.

MEMUTUSKAN:

Bahwa Komite Nasional Pusat, sebelum terbentuk Majelis

Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat diserahi

kekuasaaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar daripada

112

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Haluan Negara, serta menyetujui bahwa pekerjaan Komite Nasional

Pusat sehari-hari berhubung dengan gentingnya keadaan dijalankan

oleh sebuah Badan Pekerja yang dipilih di antara mereka dan yang

bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat.

Jakarta, 16 Oktober 1945

WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MOHAMMAD HATTA

Dengan adanya maklumat tersebut, untuk sementara Indonesia sudah

memiliki badan negara yang memiliki kekuasaan legislatif. KNIP yang semula

sebagai Pembantu Presiden dan merupakan wadah pemusatan kehendak

rakyat serta pengobar semangat perebutan kekuasaan dari Jepang, setelah

dikeluarkan maklumat No. X itu KNIP diharapkan berperan sebagai MPR dan

DPR, meskipun hanya bersifat sementara. Untuk menjalankan kegiatannya,

telah dibentuk BPKNIP, yang diketuai oleh Sutan Syahrir.

4

.

Pembentukan Kabinet

Presiden segera membentuk kabinet yang dipimpin oleh Presiden Sukarno

sendiri. Dalam kabinet ini para menteri bertanggung jawab kepada Presiden

atau Kabinet Presidensial.

Kabinet RI yang pertama dibentuk oleh Presiden Sukarno pada tanggal 2

September 1945 terdiri atas para menteri sebagai berikut.

a.

Menteri Dalam Negeri

:

R.A.A. Wiranata Kusumah

b.

Menteri Luar Negeri

:

Mr. Ahmad Subarjo

c.

Menteri Keuangan

:

Mr. A.A. Maramis

d.

Menteri Kehakiman

:

Prof. Mr. Supomo

e.

Menteri Kemakmuran

:

Ir. Surakhmad Cokroadisuryo

f.

Menteri Keamanan Rakyat :

Supriyadi

g.

Menteri Kesehatan

:

Dr. Buntaran Martoatmojo

113

Sejarah Indonesia

h.

Menteri Pengajaran

:

Ki Hajar Dewantara

i.

Menteri Penerangan

:

Mr. Amir Syarifuddin

j.

Menteri Sosial

:

Mr. Iwa Kusumasumantri

k.

Menteri Pekerjaan Umum :

Abikusno Cokrosuyoso

l.

Menteri Perhubungan

:

Abikusno Cokrosuyoso

m.

Menteri Negara

:

Wahid Hasyim

n.

Menteri Negara

:

Dr. M. Amir

o.

Menteri Negara

:

Mr. R.M. Sartono

p.

Menteri Negara

:

R. Otto Iskandardinata

5. Pembentukan Berbagai Partai Politik

Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 juga memutuskan adanya

pembentukan partai politik nasional yang kemudian terbentuk PNI (Partai

Nasional Indonesia). Partai ini diharapkan sebagai wadah persatuan pembinaan

politik bagi rakyat Indonesia. BPKNIP mengusulkan perlu dibentuknya partai-

partai politik, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Wakil Presiden dengan

maklumat pada tanggal 3 November 1945. Setelah dikeluarkan maklumat

itu, berdirilah partai-partai politik di NKRI.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.2

3

Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta dan para menteri kabinet

pertama.

114

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Beberapa partai politik yang kemudian terbentuk misalnya

a.

Masyumi

(Majelis Syuro Muslimin Indonesia), berdiri tanggal 7

November 1945, dipimpin oleh dr. Sukiman Wiryosanjoyo.

b.

PKI

(Partai Komunis Indonesia) berdiri 7 November 1945 dipimpin oleh

Mr. Moh. Yusuf. Oleh tokoh-tokoh komunis, sebenarnya pada tanggal

2 Oktober 1945 PKI telah didirikan.

c.

PBI (Partai Buruh

Indonesia), berdiri tanggal 8 November 1945 dipimpin

oleh Nyono.

d.

Partai Rakyat

Jelata, berdiri tanggal 8 Nopember 1945 dipimpin oleh

Sutan Dewanis.

e.

Parkindo

(Partai Kristen Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945

dipimpin oleh Dr Prabowinoto.

f.

PSI (Partai Sosialis Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945

dipimpin Amir Syarifuddin.

g.

PRS

(Partai Rakyat Sosialis), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin

oleh Sutan Syahrir.

h.

PKRI (Partai Katholik Republik

Indonesia), berdiri tanggal 8 Desember

1945 dipimpin oleh I.J. Kasimo.

i.

Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia, berdiri tanggal 17 Desember

1945 dipimpin oleh JB Assa.

j.

PNI (Partai Nasional Indonesia), berdiri tanggal 29 Januari 1946. PNI

merupakan penggabungan

dari Partai Rakyat Indonesia (PRI), Gerakan

Republik Indonesia, dan Serikat Rakyat Indonesia, yang masing-masing

sudah berdiri dalam bulan November dan Desember 1945.

6. Lahirnya Tentara Nasional Indonesia

Sebagai negara yang wilayahnya luas, tentara mutlak diperlukan sebagai

benteng pertahanan. Sebutan TNI (Tentara Nasional Indonesia), lebih populer

dengan sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Bagaimana

sejarah lahirnya Tentara Nasional Indonesia? Terbentuknya TNI berpangkal

dari maklumat pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Kesatuan TKR

kemudian berkembang menjadi TNI.

115

Sejarah Indonesia

a. Badan Keamanan Rakyat

Beberapa minggu setelah proklamasi kemerdekaan, Presiden Sukarno

masih bersikap hati-hati. Hal ini berkaitan dengan sikap Jepang yang tidak

senang kalau terjadi perubahan

status quo

(dari negara jajahan menjadi

negara merdeka), apalagi sampai memiliki tentara. Sejak Jepang menyerah

kepada Sekutu, Jepang harus menjaga Indonesia agar jangan sampai terjadi

perubahan sampai Sekutu tiba di Indonesia. Oleh karena takut kepada

pemerintah Sekutu, maka Jepang bersikap keras kepada Indonesia. Sikap

keras dan ketidaksenangan Jepang terhadap Indonesia, misalnya melucuti

persenjataan dan sekaligus membubarkan Peta pada tanggal 18 Agustus

1945. Jepang khawatir Peta akan menjelma menjadi tentara Indonesia. Oleh

karena itu, Presiden Sukarno bersikap lebih hati-hati, agar Republik Indonesia

tetap dapat berlangsung.

Sikap Sukarno yang demikian itu tidak disenangi oleh para pemuda yang

lebih bersifat revolusioner. Oleh karena itu, para pemuda memelopori

pembentukan badan-badan perjuangan.

Sampai akhir bulan Agustus 1945, sikap hati-hati Sukarno masih tetap

dipertahankan. Hal ini terbukti pada waktu diadakan sidang PPKI tanggal

22 Agustus 1945. Untuk menghadapi situasi dalam sidang itu diputuskan,

untuk pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat). BKR merupakan bagian

dari BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban Perang). Tujuan dibentuknya

BKR untuk memelihara keselamatan masyarakat dan keamanan di berbagai

wilayah. Oleh karena itu, BKR juga dibentuk di berbagai daerah, namun

harus diingat bahwa BKR bukan tentara. Jadi, sampai akhir bulan Agustus

1945, Indonesia belum memiliki tentara.

Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada

17 Agustus 1945, pada saat itu Indonesia belum mempunyai tentara

kebangsaan. Sementara itu, tentara PETA tidak dapat langsung dijadikan

sebagai tentara Indonesia karena saat itu Indonesia masih dalam

status

quo

hingga kedatangan sekutu di Indonesia. Kemudian pada 18 Agustus

1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh

Oto Iskandar Dinata merencanakan untuk membentuk susunan pembagian

sebagian wilayah, kepolisian negara, tentara kebangsaan dan perekonomian.

Dalam pada itu PPKI mengusulkan, bahwa rencana bela negara dari BPUPKI

yang mengandung politik perang tidak dapat diterima dan Tentara PETA di

116

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Jawa dan Bali serta

Giyugun

di Sumatera harus dibubarkan karena bentukan

Jepang. Untuk itulah Presiden Sukarno memanggil kalangan militer yang

cakap untuk membentuk tentara kebangsaan yang kokoh. Otto Iskandar

kemudian dibantu oleh dua tentara Peta, Kasman Singodimejo dan Abdul

Kadir, untuk membentuk tentara kebangsaan. Abdul Kadir kemudian

ditunjuk untuk menjadi ketua panitia khusus itu.

Pada tanggal 19 Agustus di luar parlemen itu, para pemuda yang dipimpin

oleh Adam Malik mengadakan rapat di Prapatan 10. Hadir pula Kasman, Ki

Hajar Dewantoro dan Sutan Sjahrir. Pada saat itu Presiden dan Wakil Presiden

dipaksa untuk hadir, karena para pemuda ingin mengajukan tuntutan,

yaitu lahirnya Tentara Republik Indonesia yang berasal dari bekas tentara

PETA. Setelah melalui proses panjang, pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI

mengadakan rapat paripurna yang menghasilkan tiga hal yaitu, tentang

Komite Nasional, Partai Nasional, dan Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Pembentukan BKR ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan pemuda,

para pemuda yang tidak puas terhadap kebijakan pemerintah dalam

pembentukan BKR itu, kemudian membentuk badan-badan perjuangan.

Badan-badan perjuangan atau juga dikenal dengan laskar, yaitu suatu

organisasi perjuangan, yang tidak memiliki senjata, kurang disiplin, dan tidak

memiliki pemimpin yang berpengalaman.

Komite van Aksi dan lahirnya badan-badan perjuangan

Demikian pula pemuda Sukarni dan Adam Malik membentuk Komite van

Aksi yang dimaksudkan sebagai gerakan yang bertugas dalam pelucutan

senjata terhadap serdadu Jepang dan merebut kantor-kantor yang masih

diduduki Jepang. Munculnya Komite van Aksi kemudian disusul dengan

lahirnya berbagai badan perjuangan lainnya di bawah Komite van Aksi seperti

API (Angkatan Pemuda Indonesia), BARA (Barisan Rakyat Indonesia) dan BBI

(Barisan Buruh Indonesia).

Di berbagai daerah kemudian juga berkembang badan-badan perjuangan.

Di Surabaya muncul BBI pada tanggal 21 Agustus 1945. Kemudian pada

tanggal 25 Agustus 1945, dibentuk Angkatan Muda oleh Sumarsono dan

Ruslan Wijayasastra. Kedua tokoh ini kemudian membentuk PRI (Pemuda

Republik Indonesia) bersama Bung Tomo pada tanggal 23 September.

117

Sejarah Indonesia

Demikian halnya yang terjadi di Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang,

di sana juga muncul berbagai badan perjuangan. Misalnya, Angkatan

Muda dan Pemuda di Semarang, Angkatan Muda di Surakarta, Angkatan

Muda Pegawai Kesultanan atau dikenal

Pekik

(Pemuda Kita Kesultanan) di

Yogyakarta. Di Bandung berdiri Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia yang

kemudian lebih dikenal dengan PRI (Pemuda Republik Indonesia).

Selain itu, juga muncul Barisan Banteng, Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia).

BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia), dan juga muncul Hizbullah-

Sabilillah. Bahkan orang-orang luar Jawa yang berada di Jawa membentuk

badan perjuangan seperti KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi) dan

PIM (Pemuda Indonesia Maluku). Kemudian, muncul pula badan-badan

perjuangan yang lebih bersifat khusus, misalnya TP (Tentara Pelajar), TGP

(Tentara Genie Pelajar), dan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar).

Selanjutnya berkembang pula kelaskaran. Badan-badan perjuangan juga

berkembang di luar Jawa, antara lain sebagai berikut.

a.

di

Aceh terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yang dipimpin

oleh Syamaun Gaharu dan BPI (Barisan Pemuda Indonesia) kemudian

menjadi PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang dipimpin oleh A. Hasyim

b.

di Sumatera Utara terdapat Pemuda Republik An

dalas;

c.

di Sumatera Barat terdapat Pemuda Andalas dan Pemuda Republik

Indonesia Andalas Barat;

d.

di Lampung terdapat API (Angkatan Pemuda Indonesia) yang dipimpin

oleh Pangeran Emir Mohammad Noor;

e.

di Bengkulu terdapat PRI (Pemuda Republik

Indonesia) dipimpin oleh

Nawawi Manaf;

f.

di Kalimantan Barat terdapat PPRI

(Pemuda Penyongsong Republik

Indonesia). Tokoh-tokohnya, antara lain Musani Rani dan Jayadi Saman;

g.

di Kalimantan Selatan terdapat PRI (Persatuan Rakyat Indonesia) yang

dipimpin oleh Rusbandi;

h.

di Bali terdapat AMI (Angkatan Muda Indonesia) dan PRI (Pemuda

Republik Indonesia); dan

i.

di Sulawesi Selatan terdapat PPNI (Pusat Pemuda Nasional Indonesia)

yang dipimpin oleh Manai Sophian, AMRI (Angkatan Muda Republik

Indonesia), Pemuda Merah Putih, dan Penunjang Republik Indonesia.

Dengan munculnya badan-badan perjuangan

tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa di seluruh tanah air telah siap menggelorakan revolusi

untuk membersihkan kekuatan Jepang dari Indonesia.

118

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

b. Tentara Keamanan Rakyat

Sampai akhir bulan September 1945, ternyata Indonesia belum memiliki

kesatuan dan organisasi ketentaraan secara resmi dan profesional. Presiden

Sukarno dan Wakil Presiden Moh.Hatta belum membentuk kesatuan tentara.

Hal ini tampaknya sangat terpengaruh oleh sikap serta strategi politik yang

cenderung pada usaha diplomasi. BKR hanya diprogram untuk menjaga

keselamatan dan keamanan masyarakat di daerah masing-masing. BKR

kemudian menghimpun bekas-bekas anggota Peta, Heiho, Seinendan, dan

lain-lain. BKR bukan merupakan kekuatan bersenjata yang bersifat nasional.

Para pemuda belum puas dengan keberadaan BKR. Oleh karena itu, badan-

badan perjuangan terus mengadakan perlawanan terhadap kekuatan Jepang.

Angkatan Perang Inggris yang tergabung dalam SEAC (

South East Asian

Command

) mendarat di Jakarta pada tanggal 16 September 1945. Pasukan

ini dipimpin Laksamana Muda Lord Louis Mountbatten yang mendesak

pihak Jepang untuk mempertahankan

status quo

di Indonesia. Indonesia

masih dipandang sebagai daerah jajahan seperti pada masa-masa sebelum

17 Agustus 1945. Dengan demikian, maka Jepang semakin keras dan berani

untuk tetap mempertahankan diri dan melawan gerakan para pemuda yang

sedang melakukan usaha perlucutan senjata dan perebutan kekuasaan.

Pada tanggal 29 September 1945, mendarat lagi tentara Inggris yang

dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison, panglima dari AFNEI

(

Allied Forces Netherlands East Indies

). Kedatangan tentara AFNEI ternyata

diboncengi oleh tentara Belanda yang disebut NICA (

Netherlands India Civil

Administration

). Hal ini menimbulkan kemarahan bagi bangsa Indonesia.

Akhirnya, timbul berbagai insiden dan perlawanan terhadap kekuatan asing,

terutama terhadap Belanda.

Dengan demikian ancaman dari kekuatan asing semakin besar. Para pemimpin

negara menyadari bahwa sulit mempertahankan negara dan kemerdekaan

tanpa suatu tentara atau angkatan perang. Sehubungan dengan itu, maka

pemerintah memanggil bekas mayor KNIL, Urip Sumoharjo dan ditugasi untuk

membentuk tentara kebangsaan. Urip Sumoharjo sejak zaman Belanda sudah

memiliki pengalaman di bidang kemiliteran. la termasuk lulusan pertama dari

Sekolah Perwira di Meester Cornelis yang didirikan Belanda.

119

Sejarah Indonesia

Kemudian, dikeluarkanlah Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober

1945 tentang pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Adapun

maklumat itu berbunyi sebagai berikut.

Urip Sumoharjo diangkat sebagai Kepala Staf TKR. Sehari kemudian

pemerintah mengeluarkan maklumat yang isinya mengangkat Supriyadi

(bekas komandan Peta) sebagai Menteri Keamanan Rakyat. Selanjutnya,

pada tanggal 9 Oktober 1945, KNIP mengeluarkan perintah mobilisasi bagi

bekas-bekas tentara, Peta, KNIL (

koninklijk Nederlands Indisch Leger

), Heiho

dan laskar-laskar yang ada untuk bergabung menjadi satu ke dalam TKR.

Sementara itu, kesatuan aksi atau badan-badan perjuangan para pemuda

yang bersifat setengah militer atau setengah organisasi politik (laskar-laskar)

masih tetap diizinkan beroperasi apabila tidak ingin bergabung ke dalam

TKR.

Personalia pimpinan TKR ternyata belum mantap. Hal ini terutama disebabkan

oleh tidak munculnya tokoh Supriyadi. Supriyadi hilang secara misterius sejak

berakhirnya pemberontakan Peta di Blitar pada Februari 1945. Oleh karena

itu, pada tanggal 20 Oktober 1945 diumumkan kembali pengangkatan

pejabat-pejabat pimpinan di lingkungan TKR.

Susunan pimpinan TKR yang baru sebagai berikut. Menteri Keamanan Rakyat

ad interim

: Muhamad Suryoadikusumo

Pimpinan Tertinggi TK

R: Supriyadi

Kepala Staf Umum TKR: Urip Sumoharjo

Untuk memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan

suatu T

entara Keamanan Rakyat.

Jakarta, 5 Oktober 1945

Presiden Republik Indonesia

Soekarno

120

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Ternyata, Supriyadi tidak kunjung datang. Oleh

karena itu, secara operasional kepemimpinan

yang aktif dalam TKR adalah Urip Sumoharjo.

Ia memilih Markas Besar TKR di Yogyakarta

dan membagi TKR dalam 16 divisi. Seluruh

Jawa dan Madura dibagi dalam 10 divisi dan

Sumatera dibagi menjadi 6 divisi.

Mengingat Supriyadi tidak pernah muncul,

maka atas prakarsa Markas Tertinggi TKR, pada

tanggal 12 November 1945, diadakan pemilihan

pemimpin tertinggi TKR yang baru. Dalam, rapat

pemilihan itu dihadiri oleh para Komandan

Divisi, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, dan Sri

Mangkunegoro X. Rapat dipimpin oleh Urip

Sumoharjo. Dalam rapat itu disepakati untuk

mengangkat Kolonel Sudirman, Panglima Divisi

V Banyumas sebagai Panglima Besar TKR dan

sebagai Kepala Staf, disepakati mengangkat

Urip Sumoharjo. Namun pengangkatan dan

pelantikan Kolonel Sudirman baru dilaksanakan

pada tanggal 18 Desember1945, setelah

pertempuran Ambarawa selesai. Setelah

pertempuran itu selesai, pangkat Sudirman

menjadi Jenderal dan Urip Sumoharjo menjadi

Letnan Jenderal.

c. Dari TKR, TRI, ke TNI

Sejarah ketentaraan Indonesia terus mengalami perubahan pada masa awal

kemerdekaan. TKR dengan sebutan keamanan rakyat, dinilai hanya merupakan

kesatuan yang menjaga keamanan rakyat yang belum menunjukkan

sebagai suatu kesatuan angkatan bersenjata yang mampu melawan musuh

dengan perang bersenjata. Jenderal Sudirman ingin meninjau susunan dan

tata kerja TKR. Kemudian atas prakarsa Markas Tertinggi TKR, pemerintah

mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946 tanggal 1 Januari 1946.

Isi dari Penetapan Pemerintah itu adalah mengubah nama Tentara Keamanan

Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kementerian Keamanan Rakyat

Sumber: 30 Tahun Indonesia

Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.2

4

Supriyadi.

Sumber: 30 Tahun Indonesia

Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.2

5

Urip Sumoharjo.

121

Sejarah Indonesia

diubah menjadi Kementerian Pertahanan. Belum genap satu bulan, sebutan

Tentara Keselamatan Rakyat diganti dengan TRI (Tentara Republik Indonesia).

Hal ini berdasarkan pada Maklumat Pemerintah tertanggal 26 Januari 1946.

Di dalam maklumat itu ditegaskan bahwa TRI merupakan tentara rakyat,

tentara kebangsaan, atau tentara nasional. Namun dalam maklumat itu tidak

menyinggung tentang kedudukan badan-badan perjuangan atau kelaskaran

di luar TKR.

Di dalam Lingkungan Markas Tertinggi, TRI kemudian disempurnakan

dengan dibentuknya TRI Angkatan Laut yang kemudian dikenal dengan ALRI

(Angkalan Laut Republik Indonesia) dan TRI Angkatan Udara yang dikenal

dengan AURI (Angkalan Udara Republik Indonesia).

Tanggal 17 Mei diadakan beberapa perubahan di dalam organisasi. Beberapa

perubahan itu antara lain sebagai berikut.

1)

Di lingkungan Markas

Besar:

a)

Panglima Besar: Jend

eral Sudirman, dan

b)

Kepala Staf Umum : Letnan Jenderal Urip Sumoh

arjo

2)

Pengurangan jumlah

divisi:

a)

Jawa - Madura yang semula 10 divisi

dijadikan 7 divisi ditambah

3 brigade di Jawa Barat, dan

b)

Sumatera semula 6 di

visi menjadi 3 divisi.

3)

Dalam Kementerian Pertahanan:

a)

dibentuk

Direktorat Jenderal bagian militer, yang dipimpin oleh

Mayor Jenderal Sudibyo, dan

b)

dibentuk biro khusus yang

menangani badan-badan perjuangan

dan kelaskaran.

Situasi negara semakin genting. Aksi-aksi pihak tentara Belanda semakin

mengancam kehidupan dan kelangsungan Republik Indonesia. Untuk

menghadapi situasi yang semakin membahayakan ini, maka diperlukan

kekuatan tentara yang kompak dan bersatu padu. Sementara dalam

kenyataannya, Indonesia masih menghadapi masalah-masalah yang

berkaitan dengan kekuatan bersenjata kita. Di samping tentara resmi TRI,

ALRI, dan AURI, masih ada laskar-laskar. Pada umumnya kesatuan kelaskaran

lebih condong kepada induk partainya yang seideologi dan belum tentu

searah dengan perjuangan para tentara yang tergabung dalam TRI. Jelas ini

akan memperlemah perjuangan bangsa dalam menghadapi aksi-aksi kaum

Belanda.

122

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Sehubungan dengan kenyataan itu maka pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden

mengeluarkan dekrit yang berisi tentang pembentukan panitia yang disebut

Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional. Panitia itu dipimpin sendiri

oleh Presiden Sukarno.

Setelah panitia itu bekerja, akhirnya keluar Penetapan Presiden tentang

pembentukan organisasi TNI (Tentara Nasional Indonesia). Mulai tanggal 3

Juni 1947, secara resmi telah diakui berdirinya TNI sebagai penyempurnaan

dari TRI. Segenap anggota angkatan perang yang tergabung dalam TRI dan

anggota kelaskaran dimasukkan ke dalam TNI. Dalam organisasi ini telah

dimiliki TNI Angkatan Darat (TNI AD), TNI Angkatan Laut (TNI AL), dan

TNI Angkatan Udara (TNI AU). Semua itu terkenal dengan sebutan ABRI

(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Saat ini Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia kembali bernama Tentara Nasional Indonesia.

KESIMPULAN

1 .

Indonesia seba

gai bangsa yang merdeka, baru dimulai tanggal 17 Agustus

1945. Sebagai penyangga demokrasi suatu negara dan pembinaan

kehidupan berpolitik, diperlukan adanya partai-partai politik. Karena itu

pemerintah melalui Wakil Presiden telah mengeluarkan maklumat tanggal

3 November 1945. Berdirilah kemudian beberapa partai politik.

2 .

Sementar

a untuk menjaga keamanan negara masyarakat membentuk

kesatuan aksi dan badan-badan perjuangan, terutama waktu itu untuk

melucuti tentara Jepang.

3 .

Keadaan neg

ara ternyata semakin terancam setelah datangnya tentara

Sekutu dan diboncengi tentara NICA. Oleh karena itu, keberadaan tentara

sangat diperlukan. Maka keluarlah maklumat pemerintah tanggal 5

Oktober 1945 yang menandai berdirinya Tentara Keamanan Rakyat

(TKR). TKR ini terus dikembangkan dan terus disempurnakan, menjadi

Tentara Republik Indonesia (TRI) dan akhirnya menjadi Tentara Nasional

Indonesia (TNI).

123

Sejarah Indonesia

LATIH UJI KOMPETENSI

1.

Setelah proklamasi kemerdekaan, langkah pertama bangsa Indonesia

adalah melengkapi struktur pemerintahan. Jelaskan langkah-

langkah yang dilakukan bangsa Indonesia dalam melengkapi struktur

pemerintahan tersebut!

2.

Pada masa awal kemerdekaan, sistem kabinet apa yang berlaku di

Indonesia? Jelaskan alasan kamu!

3.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia belum memiliki anggota

legislatif yang dipilih oleh rakyat. Siapa yang melakukan kegiatan

legislatif pada masa awal kemerdekaan? Jelaskan peranannya!

Tugas

Coba lakukan identifikasi kesatuan aksi dan badan-badan perjuangan yang

pernah berkembang di lingkungan mu. Tuliskan dalam bentuk laporan!

124

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

C. Proklamator dan Peran Para Tokoh Sekitar Proklamasi

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.

Gambar 6.27

Peristiwa pengibaran bendera merah putih pada saat upacara proklamasi

kemerdekaan.

Sumber: Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe, 1985.

Gambar 6.28

upacara peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia di salah satu wilayah Indonesia.

125

Sejarah Indonesia

Melakukan refleksi nilai-nilai kepahlawanan dari para tokoh dalam

memperjuangkan kedaulatan kemerdekaan Indonesia, merupakan sesuatu

yang sangat penting. Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh.

»

Coba amati baik-baik gambar pengibaran bendera merah putih

pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 di

halaman sebelumnya dan serangkaian peristiwa Proklamasi pada

bahasan sebelumnya!

1.

Berdasarkan gambar tersebut coba rumuskan beberapa

pertanyaan terkait dengan gambar tersebut.

2

Siapa yang mengibarkan bendera tersebut?

3.

Siapa yang membacakan teks proklamasi kemerdekaan

tersebut?

4.

Siapa yang mengetik naskah proklamasi?

5.

Siapa yang menyusun teks proklamasi?

6.

Siapa yang menjahit bendera merah putih tersebut?

7.

Siapa yang menyiapkan tiang bendera untuk upacara bendera

dan pembacaan teks proklamasi?

8.

Siapa yang terlibat dalam penyebarluasan berita proklamasi?

9.

Bagamana ancaman dan hambatan mereka dalam

melaksanakan kegiatan itu?

10.

Mengapa mereka melakukan kegiatan-kegiatan di atas?

Pertanyaan-pertanyaan di atas pantas kita ajukan dan kita cari jawabannya.

Kita sadar bahwa proklamasi kemerdekaan bukan perjuangan orang per

orang, tetapi perjuangan seluruh bangsa Indonesia. Kita perlu memahami

perjuangan mereka, karena mereka berjuang untuk bangsa Indonesia, yang

berarti untuk kehidupan kita sekarang dan generasi penerus bangsa Indonesia.

Dengan memahami bagaimana mereka berjuang, akan memberikan inspirasi

kepada kita untuk menghargai mereka dan mendorong kita berjuang lebih

giat untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

Mengamati Lingkungan

126

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Untuk menghitung satu demi satu para pahlawan sekitar proklamasi

kemerdekaan tidaklah mungkin. Oleh karena itu, kita akan melacak

sebagian tokoh yang terlibat dalam perjuangan proklamasi kemerdekaan

bangsa Indonesia. Siapa saja para tokoh yang berjuang dalam proklamasi

kemerdekaan Indonesia? Bagaimana peran mereka dalam perjuangan

proklamasi kemerdekaan? Nilai apa yang pantas kita amalkan dari semangat

perjuangan para tokoh tersebut? Mari kita telusuri melalui kajian di bawah

ini!

Banyak tokoh penting yang berperan di berbagai peristiwa di sekitar

Proklamasi. Beberapa tokoh penting itu, antara lain sebagai berikut.

1. Peran Sang Proklamator

a. Ir. Sukarno

Sukarno atau Bung Karno, lahir di Surabaya

tanggal 6 Juni 1901. Sudah aktif dalam

berbagai pergerakan sejak menjadi mahasiswa

di Bandung. Tahun 1927, bersama kawan-

kawannya mendirikan PNI. Oleh karena

perjuangannya, ia seringkali keluar-masuk

penjara. Kemudian pada zaman Jepang, ia

pernah menjadi ketua Putera,

Chuo Sangi

In

dan PPKI

,

serta pernah menjadi anggota

BPUPKI.

Begitu tiba di tanah air, dari perjalanannya ke

Saigon, Sukarno menyampaikan pidato singkat.

Isi pidato itu antara lain, pernyataan bahwa Indonesia sudah merdeka sebelum

jagung berbunga. Hal ini semakin membakar semangat rakyat Indonesia.

Bersama Moh. Hatta, Sukarno menjadi tokoh sentral yang terus didesak

oleh para pemuda agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,

sampai akhirnya ia harus diungsikan ke Rengasdengklok. Sepulangnya dari

Memahami Teks

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.29

Ir. Sukarno.

127

Sejarah Indonesia

Rengasdengklok ia bersama Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan

teks proklamasi, dan menuliskannya pada secarik kertas. Sukarno bersama

Moh. Hatta diberi kepercayaan untuk menandatangani teks proklamasi

tersebut.

Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno semakin penting. Secara tidak

langsung ia terpilih menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Sukarno dengan

didampingi Moh. Hatta, diberi kepercayaan membacakan teks proklamasi

sebagai pernyataan Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Sukarno

dikenal sebagai pahlawan proklamator. Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni

1970 dan dimakamkan di Blitar.

b. Drs. Moh. Hatta

Tokoh lain yang sangat penting dalam berbagai

peristiwa sekitar proklamasi adalah Drs. Moh.

Hatta. la dilahirkan di Bukittinggi tanggal 12

Agustus 1902. Sejak menjadi mahasiswa di

luar negeri, ia sudah aktif dalam perjuangan

kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah

seorang pemimpin dan ketua Perhimpunan

Indonesia di negeri Belanda. Setelah di tanah

air, ia aktif di PNI bersama Bung Karno. Setelah

PNI dibubarkan, Hatta aktif di PNI Baru.

Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi salah

seorang pemimpin PUTERA, menjadi anggota

BPUPKI dan wakil ketua PPKI. Saat menjabat

sebagai wakil PPKI, Moh. Hatta dan Sukarno menjadi dwi tunggal yang

sulit dipisahkan. Bersama Bung Karno, ia juga pergi menghadap Terauchi

di Saigon. Setelah pulang, Moh.Hatta menjadi salah satu tokoh sentral yang

terus didesak para pemuda agar bersama Sukarno bersedia menyatakan

proklamasi Indonesia secepatnya.

Moh. Hatta melibatkan diri secara langsung dan ikut andil dalam perumusan

teks proklamasi. la juga ikut menandatangani teks proklamasi. Pada peristiwa

detik-detik proklamasi, Moh. Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua dan

mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.30

Moh. Hatta.

128

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Indonesia. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai pahlawan proklamator.

la wafat pada tanggal 14 Maret 1980, dimakamkan di pemakaman umum

Tanah Kusir Jakarta.

2. Peran para Tokoh Sekitar Proklamasi

a. Ahmad Subarjo

“Saya menjamin bahwa tanggal 17 Agustus 1945

akan terjadi proklamasi kemerdekaan Republik

Indonesia. Kalau Saudara-saudara ragu, nyawa

sayalah yang menjadi taruhannya”. Ucapan itu

bukan main-main bagi Ahmad Subarjo. Ucapan

tersebut berhasil meyakinkan Golongan Muda,

bahwa para senior akan melaksanakan proklamasi

sesuai dengan desakan para pemuda. Menjadi

taruhan untuk peristiwa yang sangat penting

menunjukkan bahwa Subarjo tidak menghitung

jiwa dan raganya demi kemerdekaan Indonesia.

Kerelaan tokoh untuk mengorbankan diri demi

bangsa dan negara adalah salah satu teladan

yang perlu selalu kita lakukan.

Ahmad Subarjo lahir di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896.

la tutup usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan nasional ia

aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa pendudukan Jepang sebagai

Kaigun

,

bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang pimpinan

Laksamana Maeda. la juga sebagai anggota BPUPKI dan PPKI. Ahmad

Subarjo tidak hadir pada saat Bung Karno membacakan teks proklamasi di

Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat.

Tokoh Ahmad Subarjo boleh dikatakan sebagai tokoh yang mengakhiri

peristiwa Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawa Ahmad Subarjo,

akhirnya Ir. Sukarno, Moh.Hatta, dan rombongan diperbolehkan kembali

ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan

perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo secara langsung berperan aktif

dan memberikan andil pemikiran tentang rumusan teks proklamasi.

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.31

Ahmad Subarjo.

129

Sejarah Indonesia

b. Sukarni Kartodiwiryo

Coba kamu perhatikan gambar Sukarni

berikut ini! Tokoh inilah yang sering menjadi

perdebatan para pembaca sejarah Indonesia

sekitar proklamasi kemerdekaan. Banyak yang

mengira tokoh ini perempuan, karena Sukarni

lebih banyak digunakan untuk nama perempuan

di Jawa Tengah.

Sukarni Kartodiwiryo adalah seorang pemuda

gagah berani. Ia merupakan salah seorang

pimpinan gerakan pemuda di masa proklamasi.

Tokoh ini dilahirkan di Blitar pada tanggal 14 Juli

1916 dan meninggal pada tanggal 4 Mei 1971.

Sejak muda, ia sudah aktif dalam pergerakan

politik. Semasa pendudukan Jepang, ia bekerja

pada kantor berita

Domei

. Kemudian Ia aktif di dalam gerakan pemuda.

Bahlan ia menjadi pemimpin gerakan pemuda yang berpusat di Asrama

Pemuda Angkatan Baru di Menteng Raya 31 Jakarta.

Sukarni merupakan pelopor penculikan Sukarno dan Moh. Hatta ke

Rengasdengklok. Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi

ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.

la juga memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan teks

proklamasi dan berita tentang proklamasi.

c. Sayuti Melik

Tokoh yang lahir pada tanggal 25

November 1908 di Yogyakarta ini, berperan

dalam pencatatan hasil diskusi susunan

teks proklamasi. Ia yang mengetik teks

proklamasi yang dibacakan Sukarno-Hatta.

Sejak muda, Sayuti Melik sudah aktif dalam

gerakan politik dan jurnalistik. Tahun 1942

menjadi pemimpin redaksi surat kabar

Sinar

Baru

Semarang.

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.32

Sukarni

Kartodiwiryo.

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.33

Sayuti Melik.

130

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Nama tokoh ini semakin mencuat pada sekitar Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia. la telah menyaksikan penyusunan teks proklamasi di ruang makan

rumah Maeda. Bahkan akhirnya ia dipercaya untuk mengetik teks proklamasi

yang ditulis tangan oleh Sukarno.

d. Burhanuddin Mohammad Diah

Burhanuddin Mohammad Diah (B.M. Diah) lahir

di Kotaraja pada tanggal 7 April 1917. la berbakat

di bidang jurnalistik. Sejak tahun 1937 sudah

menjadi redaktur berbagai surat kabar. Pada

awal pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio

militer. Pada tahun 1942-1945, ia bekerja sebagai

wartawan pada harian

Asia Raya

.

Pada sekitar peristiwa proklamasi, B.M. Diah

sudah menjadi wartawan yang terkenal. Pada

malam sewaktu akan diadakan perumusan teks

proklamasi, B.M. Diah banyak melakukan kontak

dengan pemuda, yaitu untuk datang ke rumah

Maeda. la salah seorang pemuda yang ikut

menyaksikan perumusan teks proklamasi. Ia juga

sangat berperan dalam upaya penyebarluasan

berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

e. Latif Hendraningrat

Latif Hendraningrat adalah salah seorang

komandan Peta. Pada saat pelaksanaan proklamasi,

ia merupakan salah satu tokoh yang cukup sibuk.

la menjemput beberapa tokoh penting untuk hadir

di Pegangsaan Timur No. 56. Misalnya ia harus

mencari dan menjemput Moh. Hatta.

Pada saat pelaksanaan proklamasi, setelah

menyiapkan barisan, ia mempersilakan Sukarno

membacakan teks proklamasi. Kemudian,

Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud

mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan yang

membantu membawakan bendera Merah Putih

adalah SK. Trimurti.

Sumber: Museum Perumusan

Naskah Proklamasi.

Gambar 6.34

Burhanuddin

Mohammad Diah.

Sumber: Pengabdian Selama

Perang Kemerdekaan Bersama

Brigade Ronggolawe, 1985.

Gambar 6.35

Latif

Hendraningrat.

131

Sejarah Indonesia

f. S. Suhud

S. Suhud adalah pemuda yang ditugasi mencari tiang bendera dan

mengusahakan bendera Merah Putih yang akan dikibarkan. Oleh karena

gugup dan tegang, tiang yang digunakan adalah sebatang bambu, padahal

tidak terlalu jauh dari rumah Sukarno ada tiang bendera dari besi. S. Suhud

bersama Latif Hendraningrat adalah pengibar bendera Merah Putih di

halaman rumah Sukarno pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945.

g. Suwiryo

Suwiryo adalah walikota Jakarta Raya waktu itu dan secara tidak langsung

menjadi ketua penyelenggara upacara Proklamasi Kemerdekaan. Oleh karena

itu, ia sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam

upacara tersebut, termasuk pengadaan mikrofon dan pengeras suara.

h. dr. Muwardi

Tokoh muda Muwardi, bertugas dalam bidang pengamanan jalannya upacara

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah menugaskan anggota Barisan

Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan di sekitar kediaman Bung Karno.

Setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia juga membagi tugas

kepada para anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan

Bung Karno dan Moh. Hatta.

i. Sutan Syahrir

Tokoh ini pada zaman pendudukan

Jepang memilih aktif dalam gerakan

bawah tanah bersama beberapa

pemuda yang lain. Sutan Syahrir lahir di

Padang Panjang, Sumatera Barat, pada

tanggal 5 maret 1909. Setelah lulus di

HIS (SD sekarang ), ia melanjutkan ke

MULO (SMP) di Medan. Kemudian ia

melanjutkan studi di AMS atau SMA

sekarang, di bagian A. di Bandung.

Setelah itu, ia aktif dalam berbagai

organisasi. Bahkan ia ikut mendirikan

Jong Indonesia

. Di masa penjajahan

Sumber: https://carapedia.com/sutan_sjahrir_

bung_kecil_menoreh_sejarah_besar_info4034.

html, 5-1-2016.

Gambar 5.30

Sutan Syahrir

132

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

Belanda, ia sudah militan dalam pergerakan politik. Ia juga pernah ditangkap

pada tahun 1934.Ia dipenjarakan di Cipinang, kemudian bersama Drs. Moh.

Hatta dibuang ke Digul, kemudian dipindah ke Banda Neira, Selanjutnya

dipindah lagi ke Sukabumi, Jawa Barat.

Pada masa akhir pendudukan Jepang dan menjelang proklamasi termasuk

pemuda yang aktif untuk ikut mendesak Bung Hatta dan Bung Karno agar

segera memerdekakan Indonesia, karena ia dapat mendengarkan radio

bahwa Jepang telah menyerah. Setelah merdeka, pada awal perjuangan

mempertahankan kemerdekaan Syahrir diangkat sebagai Perdana Menteri

RI.

j. Frans Sumarto Mendur

Tokoh Frans Sumarto Mendur adalah tokoh wartawan yang ikut membantu

pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah mengabadikan

berbagai peristiwa penting di sekitar proklamasi. la bergabung dengan

kawan-kawan dari

Indonesia Press Photo Senice

atau

Ipphos.

k. Syahruddin

Syahruddin adalah seorang wartawan

Domei.

la dengan berani memasuki

halaman gedung siaran RRI. Oleh karena gedung siaran dijaga oleh Jepang,

maka terpaksa melalui belakang, yaitu dengan memanjat tembok belakang

gedung dari JI. Tanah Abang. Naskah proklamasi kemudian berhasil

diserahkan kepada kepala bagian siaran.

l. Wuz dan Yusuf Ronodipuro

Tokoh F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro berperan penting dalam penyebarluasan

berita proklamasi. Kedua tokoh ini merupakan penyiar-penyiar yang cukup

berani dan tidak jarang mendapat ancaman dari pihak

Kempetai.

m. Lambertus Nicodemus Palar

Lambertus Nicodemus Palar atau lebih dikenal dengan L.N.Palar adalah

seorang diplomat ulung dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,

khususnya melalui diplomasi. Ia lahir di Tomohon, Sulawesi Utara pada

tanggal 5 Juni 1900. Pendidikan yang ditempuhnya adalah sekolah MULO

133

Sejarah Indonesia

di Tondano, kemudian melanjutkan sekolah di Yogyakrta di AMS dan ITB,

namun Palar tidak menyelesaikan kuliahnya di ITB. Ia kemudian meneruskan

sekolah di Amsterdam sambil bekerja.

Pada tahun 1947, L.N. Palar diminta oleh Presiden Sukarno untuk menjadi juru

bicara RI di PBB. Pada akhir tahun 1947 dibantu oleh Sudarpo, Soedjatmoko,

dan Sumitro, Palar membuka kantor perwakilan RI di New York. Sebelum

pengakuan kedaulatan RI 1949, status Palar saat itu adalah sebagai peninjau.

Kemudian pada tahun 1950 setelah Indonesia mendapat kedaulatan penuh

dan Indonesia menjadi anggota PBB ke-60, Palar resmi sebagai perwakilan RI

dengan status keanggotaan penuh.

n. Sumitro Djojohadikusumo

Begawan ekonomi Indonesia yang idealis ini selalu konsisten terhadap

sikapnya yang dianggap benar. Sumitro lahir di Kebumen, Jawa Tengah 29

Mei 1917. Ayahnya Margono adalah pendiri Bank BNI. Setelah menamatkan

sekolahnya di

Hogere Burger School

(HBS), ia langsung berangkat ke Belanda.

Ia juga pernah belajar di Barcelona dan Rotterdam untuk mempelajari

ekonomi. Dalam tempo tiga bulan ia telah berhasil meraih gelar

Bachelor of

Arts

(BA). Ia juga pernah sekolah ekonomi di Universitas Sorbonne, Paris. Di

Paris Sumitro mulai masuk ke kelompok sosialis. Ia kemudian belajar tentang

konsisten pada prinsip hidup, pengabdian, perlawanan, dan keadilan sosial.

Sumitro kemudian ke Belanda untuk mendapatkan gelar

Master of Arts

(MA). Bersama-sama dengan L.N. Palar, Sumitro memperjuangkan RI melalui

jalur diplomasi.

»

Banyak tokoh berperan dalam proses persiapan dan pelaksanaan

proklamasi 17 Agustus 1945. Coba kamu pilih salah satu tokoh

tersebut, kemudian carilah buku biografi tokoh itu, kemudian buatlah

rangkuman perjuangan tokoh tersebut sekitar 2-3 halaman! Nilai atau

karakter apa yang menurutmu perlu kita tiru dari tokoh tersebut?

134

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

KESIMPULAN

1.

Proklamasi 17 Agustus 1945, besar bersama bangsa Indonesia.

2.

Proklamasi 17 Agustus 1945 juga merupakan kehendak dari Tuhan Yang Esa.

3. Proklamasi 17 Agustus 1945 melibatkan peranan banyak orang. Bahkan bukan hanya

bangsa Indonesia, tetapi sebagian bangsa lain juga bersimpati untuk perjuangan bangsa

Indonesia.

4. Para tokoh memiliki peranan berbeda-beda dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Mereka berperan sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang harus dilakukan.

5. Para tokoh pejuang itu senantiasa rela berkorban dan tanpa pamrih untuk berjuang

mencapai kemerdekaan sehingga bangsa Indonesia bebas dari penjajahan.

6. Mereka bersatu saling bahu membahu bersama rakyat rela berkorban tanpa pamrih untuk

mempertahankan tanah air Indonesia.

135

Sejarah Indonesia

1.

Mengapa pada saat Jepang menyerah kepada Sekutu, di Indonesia

disebut sebagai mengalami

vacuum of power

?

2.

Jelaskan bahwa pada saat proklamasi kemerdekaan, negara Republik

Indonesia belum memiliki semua kelengkapan negara! Tindakan apa

saja yang dilakukan bangsa Indonesia untuk melengkapi kelengkapan

negara tersebut?

3.

Salah satu kegiatan yang dilakukan pasca proklamasi kemerdekaan

adalah pembentukan KNIP. Apa yang melatarbelakangi pembentukan

KNIP dan bagaimana fungsi badan tersebut bagi negara Indonesia?

4.

Pada saat proklamasi kemerdekaan, di Jalan Pegangsaan Timur tidak

terjadi penyerangan Jepang terhadap para peserta upacara proklamasi,

padahal pada saat tersebut tentara Jepang di Indonesia masih lengkap.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi!

5.

Menurut pendapatmu, apakah kamu sepakat dengan perjuangan

golongan muda yang menuntut percepatan proses proklamasi kepada

Sukarno-Hatta? Lebih menguntungkan mana bangsa Indonesia

memproklamirkan sendiri sesuai keinginan golongan muda atau

menunggu sidang PPKI? Jelaskan alasanmu!

Tugas

Buatlah penulisan tentang peran seorang tokoh dari lingkungan kamu yang

ikut berperan dan berjuang di sekitar Proklamasi.

LATIH UJI KOMPETENSI

136

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

Semester 2

1. Bagaimana penilaian kamu tentang adanya Janji Kaiso, tentang

kemerdekaan Indonesia?

2. Mengapa terjadi perbedaan antara para pemuda dengan Sukarno-Hatta

dan mengapa terjadi peristiwa Rengasdengklok?

3. Bagaimana kira-kira perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial,

ekonomi, politik, dan budaya setelah terjadi kemerdekaan?

4. Jelaskan pentingnya NKRI bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di

Indonesia!

5. Lakukan identifikasi departemen dan nama-nama menterinya, serta

pembagian provinsinya!

6. Mengapa pada awal kemerdekaan kondisi perekonomian bangsa

Indonesia dikatakan sangat memprihatinkan?

7. Apa peran dan posisi KNIP dalam struktur ketatanegaraan Indonesia

pada awal kemerdekaan?

8. Jelaskan, mengapa perlu partai politik dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara di Indonesia!

9. Rumuskan nilai-nilai kejuangan yang berkaitan dengan peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945!

Tugas

Buatlah biografi singkat tentang tokoh Sukarno atau Moh. Hatta.

LATIH ULANGAN AKHIR BAB