Gambar Sampul Bahasa Indonesia · b_Bab 2 Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
Bahasa Indonesia · b_Bab 2 Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
Rohmadi

24/08/2021 15:48:18

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Tema 2

Pencemaran Lingkungan,

Perlu Solusi yang Tepat

Pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini sudah mencapai taraf yang sangat

memprihatinkan. Kurangnya kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih

membuat perubahan iklim yang tidak dapat dipastikan. Karena hal itulah perlu

penanganan yang sangat intensif mengenai pencemaran lingkungan yang terjadi

dewasa ini.

Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan

cara berpidato tanpa teks, membaca intensif teks deduktif, menulis laporan diskusi,

mengidentifikasi makna konotatif dan denotatif; gramatikal dan leskikal; kias dan

lugas; umum dan khusus, melisankan gurindam XII, menulis prinsip-prinsip kritik

terhadap karya sastra Indonesia. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan

dikaitkan dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Pencemaran

Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat.

Sumber: Gatra, 28 November 2007

Sumber: Foto Haryana

Sumber: Foto Haryana

PETA KONSEP

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Membaca

Intensif Teks

Deduktif

Kebahasaan

Kesastraan

Berpidato

Tanpa Teks

Menulis La-

poran Dis-

kusi

Melisankan

Gurindam XII

Menulis Prinsip-

prinsip Kritik ter-

hadap Karya Sas-

tra Indonesia

Mengidentifikasi

Makna Konotatif dan

Denotatif, Gramatikal

dan Leksikal, Kias

dan Lugas, Umum

dan Khusus

30

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

I. Kompetensi Berbahasa

A. Berpidato Tanpa Teks

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu lancar berpidato, mencatat pidato teman, dan memberikan

masukan atas kekurangannya.

1. Lancar Berpidato dengan Lafal, Intonasi, Nada, dan Sikap yang Tepat

Berpidato adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mengungkapkan

ide, gagasan, dan pikiran, baik direncanakan maupun tidak direncanakan.

Berpidato merupakan salah satu keterampilan berbicara. Apabila kita pandai

berpidato tentu saja akan mendatangkan banyak keuntungan, baik keuntungan

secara pribadi maupun secara umum bagi keluarga dan masyarakat luas.

a. Unsur-unsur Pidato

Unsur-unsur dalam berpidato adalah pembicara, bahan/materi pembicara-

an, objek atau pendengar, dan tema. Ketiga unsur tersebut saling memengaruhi

satu dengan yang lain. Hilangnya salah satu unsur tersebut di atas, akan meng-

akibatkan ketimpangan dalam berpidato.

b. Metode Berpidato

Berpidato yang baik tentu harus memilih metode yang baik. Metode-metode

berpidato yang baik dapat dibagi menjadi berikut ini.

1) Metode naskah, yaitu berpidato yang mengandalkan pada naskah. Metode

ini dipakai biasanya dalam pidato-pidato resmi, pidato di televisi atau di

radio.

2) Metode menghafal, yaitu metode berpidato yang direncanakan jauh hari

sebelumnya. Metode ini biasanya akan membosankan bagi pendengarnya.

3) Metode impromptu/serta-merta, yaitu metode berpidato berdasarkan ke-

butuhan sesaat. Oleh karena itu, metode ini tanpa ada persiapan sebelum-

nya, sehingga hasilnya akan kurang maksimal.

4) Metode ekstemporan (catatan kecil), yaitu metode berpidato yang direncana-

kan dengan menggunakan catatan kecil sebagai inti dan rangkaian pem-

bicaraan yang akan disampaikan kepada pendengarnya.

Keempat metode ini saling melengkapi. Masing-masing metode memiliki

keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, sebagian orang

yang kreatif justru menggabungkan berbagai metode berpidato di atas untuk

menarik simpati pendengarnya.

31

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

c. Maksud dan Tujuan Berpidato

Berpidato tidak hanya sekadar bermain kata-kata. Berpidato juga memiliki

maksud dan tujuan yang baik dan bermanfaat. Maksud dan tujuan berpidato

antara lain sebagai berikut.

1) Mendorong/memberi semangat pendengarnya.

2) Meyakinkan pendengarnya.

3) Menginginkan reaksi dari pendengarnya.

4) Memberitahukan/menginformasikan pendengarnya.

5) Menyenangkan dan menghibur pendengarnya.

d. Teknik Penyajian Berpidato yang Baik

Dalam menyampaikan materi pidato diperlukan strategi penyampaian yang

baik untuk menarik simpati pendengarnya. Teknik penyampaian pidato yang

baik adalah sebagai berikut.

1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pendengar.

2) Menggunakan contoh dan ilustrasi yang mempermudah pendengar dalam

memahami konsep yang abstrak apabila diperlukan.

3) Memberi penekanan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya

penyajian.

4) Mengorganisasikan materi sajian dengan urut dari hal mudah ke hal yang

sulit dan lengkap.

5) Menghindari penggunaan kata-kata yang meragukan dan berlebih-lebihan.

6) Program atau materi disajikan dengan urutan yang jelas.

7) Berikan ikhtisar butir-butir yang penting, baik selama sajian maupun pada

akhir sajian.

8) Gunakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal yang

penting.

9) Kejelasan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat agar pendengar tidak

bosan atau terkesan monoton.

10) Membuat dan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman pen-

dengar, minat pendengar, atau sikap pendengar, jika diperlukan.

11) Menggunakan nada suara, volume suara, kecepatan bicara secara ber-

variasi.

12) Menggunakan bahasa tubuh yang mendukung komunikasi Anda dengan

pendengar.

2. Mencatat Pidato Teman

Berlatihlah pidato tanpa teks di depan kelas. Lakukan secara bergantian

dengan teman. Saat teman Anda berpidato di depan kelas, catatlah penampilan-

nya berdasarkan format berikut ini! Salin dahulu di buku tugas!

32

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pelatihan

Format 2.1

Nama Teman :

Judul Pidato :

Penilai

:

3. Memperbaiki Cara Berpidato dan Isi Pidato Berdasarkan Masukan

Teman

Untuk memperbaiki berpidato perlu berbagai masukan dan latihan secara

terus-menerus. Oleh karena itu, mintalah masukan dan saran dari teman-teman

dan guru saat Anda berpidato di depan kelas. Jangan merasa rendah diri dan

tersinggung apabila mendapatkan masukan dan kritikan dari guru dan teman-

teman. Anggaplah sebagai masukan positif dan demi perbaikan kualitas dan

kemampuan Anda dalam berpidato.

Anda sudah mempelajari bagaimana cara lancar berpidato, mencatat

pidato teman, dan memberikan masukan atas kekurangannya. Sekarang

asahlah kemampuan berpidato Anda dengan melakukan perintah-

perintah di bawah ini!

1. Buatlah pidato yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan!

2. Berpidatolah secara lisan dengan mengungkapkan wawasan Anda

tentang pencemaran lingkungan di hadapan teman-teman Anda di

depan kelas!

3. Teman-teman yang belum mendapat giliran maju ke depan

diharapkan memberikan penilaian!

Keberanian

Vokal

Bahasa

Materi

Bagus

...........................

...........................

...........................

...........................

...........................

...........................

Jelas

..........................

..........................

..........................

..........................

..........................

..........................

Jelas

...........................

...........................

...........................

...........................

...........................

...........................

Bagus

..........................

..........................

..........................

..........................

..........................

..........................

33

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

B. Membaca Intensif Teks Deduktif

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu menemukan paragraf deduktif, kalimat yang mengandung

gagasan utama, mendaftar gagasan pendukungnya, dan menyimpulkannya.

1. Menemukan Paragraf Berpola Deduktif

Paragraf adalah bagian dari telaah wacana dalam bahasa Indonesia.

Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif.

Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-

peristiwa yang sifatnya umum menuju pernyataan khusus. Apabila diidentifikasi

secara terperinci, paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. letak kalimat utama di awal paragraf atau paragraf kedua,

b. diawali dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan

khusus.

Untuk menemukan paragraf, baik yang berpola deduktif maupun induktif, harus

dilakukan membaca yang intensif terhadap teks. Membaca intensif maksudnya

membaca secara sungguh-sungguh sehingga mengetahui isinya secara optimal.

Baca teks berikut ini secara intensif! Sambil membaca, temukan paragraf yang

termasuk deduktif! Salin format berikut di buku tugas untuk mengerjakan!

Format 2.2

Mencermati Masalah Pencemaran Lingkungan;

Perlu Solusi Jangka Panjang dan Pendek

Pencemaran lingkungan tampaknya semakin parah di negeri ini.

Berbagai kasus pencemaran mencuat di beberapa wilayah. Penderitaan

manusia maupun kerugian material pun mulai disadari sebagai akibat

dari terkontaminasinya alam lingkungan oleh racun dari berbagai limbah.

Warga masyarakat di Teluk Buyat, Minahasa, Sulawesi Utara,

banyak yang menderita penyakit yang sulit dideteksi jenisnya. Namun

dipastikan bahwa penyakit itu muncul lantaran adanya kandungan

logam berat di dalam tubuh penderita yang melebihi takaran semestinya.

Hal itu tak lain disebabkan adanya pencemaran lingkungan.

No.

Paragraf Ke-

Pola Deduktif

Ya

Tidak

1. Paragraf ke-1



34

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pada bagian lain, dari penelitian Universitas Sebelas Maret (UNS)

Solo di Kabupaten Karanganyar juga terkuak adanya pencemaran

lingkungan tanah pertanian dan sumur warga. Ada tiga wilayah

kecamatan yang tercemar. Sementara itu di Kabupaten Sragen

diberitakan juga terjadi pencemaran di aliran Sungai Bengawan Solo

sehingga para penambang pasir di Desa Newung, Sukodono, Sragen

sering mengalami gatal-gatal. Dalam kesehariannya mereka bekerja

menambang pasir di Bengawan Solo yang tercemar limbah.

Jika instalasi pengolahan limbah suatu pabrik belum dioperasikan

optimal dan sempurna atau terjadi kerusakan IPAL dan pemadaman

listrik, akan mempengaruhi hasil limbah yang diolah. Pada akhirnya,

akan menimbulkan pencemaran limbah buangan tersebut. Limbah

buangan yang mengandung larutan logam berat akan meracuni

kehidupan yang terkena atau yang menggunakan air itu.

Logam itu keberadaannya di bumi dapat berasal secara alamiah,

yakni hasil proses mineral batuan yang bercampur dengan tanah, adanya

aliran air di bawah tanah yang melalui tanah-tanah yang mengandung

unsur logam berat sehingga akan mempengaruhi tanah yang dialiri

tersebut. Selain itu, juga dapat melalui air hujan yang membawa partikel

unsur-unsur itu di udara setelah terjadi presipitasi.

Dalam kasus pencemaran lingkungan, jalan penyelesaian yang biasa

ditempuh adalah dengan memberi ganti rugi kepada pihak korban.

Seperti, korban pencemaran air kemudian diberi air bersih sebagai solusi.

Itu merupakan penyelesaian sesaat dan tidak menyelesaikan masalah

jangka panjang. “Solusi jangka pendek memang penting, namun

demikian semua pihak juga perlu duduk bersama untuk menentukan

langkah solusi jangka panjang,” tutur Rossana Dewi, Direktur Eksekutif

LSM Gita Pertiwi.

“Masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah yang sulit

sebab semua pihak memiliki kepentingan. Pihak industri juga punya

kepentingan untuk berdiri, sedangkan pihak masyarakat juga mempunyai

kepentingan. Namun demikian, jika terjadi pencemaran, banyak industri

yang tutup mata. Di sisi lain warga yang membau limbah juga akan

protes,” imbuhnya.

Namun, masalah pencemaran sebenarnya ada langkah antisi-

pasinya. Seperti adanya syarat HO untuk mendirikan pabrik. Itu langkah

antisipasi. Selain itu, juga perlu policy lain yang dapat menguntungkan

pelestarian alam. Di lahan pertanian memang pencemaran tidak

disebabkan oleh adanya industri, karena pertanian sendiri juga dapat

menimbulkan pencemaran. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang

berpuluh tahun tentu saja akan meracuni tanah.

35

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Dalam hal ini memang petani tidak punya alternatif lain selain meng-

gunakan pupuk itu. Ini perlu policy, bukan justru mencari kambing hitam

atas terjadinya pencemaran. Jika telah terjadi pencemaran, yang diperlu-

kan adalah solusi pemecahannya secara bersama. Pemerintah, pelaku

usaha, masyarakat sekitar usaha, LSM, pers, dan pihak yang berkompe-

ten lainnya perlu duduk bersama.

(Dikutip seperlunya dari harian

Solopos,

13 Agustus 2007)

2. Menemukan Gagasan Utama dan Gagasan Pendukung dalam Teks

Baca sekali lagi contoh teks di atas! Sambil membaca, catat gagasan utama

dan gagasan pendukungnya! Salin format berikut di buku tugas untuk mencatat-

nya!

Format 2.3

3. Menyimpulkan Isi Teks

Berdasarkan catatan pada format 2.3, dapat ditulis kesimpulan isi teks

dari bacaan di atas. Kerjakan di buku tugas!

C. Menulis Laporan Diskusi

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mengetahui unsur-unsur dalam laporan diskusi, menyusun-

nya, dan melengkapinya dengan laporan.

1. Mengenali Unsur-Unsur dalam Laporan Hasil Diskusi

Diskusi bertujuan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat disumbangkan

kepada pihak-pihak yang membutuhkan sumbangan pemikiran. Laporan

kegiatan diskusi disampaikan dalam bentuk tertulis agar lebih jelas, lengkap,

koherensif. Pihak yang membuat laporan diskusi adalah panitia penyelenggara/

pelaksana, sedangkan laporan ditujukan atau diserahkan kepada pihak yang

membawakan panitia. Oleh pihak yang menerima laporan, hasil-hasil diskusi

dapat ditindaklanjuti dengan cara memublikasikannya kepada khalayak umum.

No.

Paragraf Ke-

Gagasan Utama

Gagasan Pendukung

1.

Paragraf ke-1

...............................

...................................

36

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Laporan diskusi harus singkat,

jelas, terperinci, dan lengkap. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan pihak

penerima laporan dalam menangkap

kandungan pokok laporan. Sementara

itu, isi laporan sebaiknya mencakup hal-

hal penting penyelenggaraan diskusi.

Hal-hal yang lazim terdapat dalam

laporan diskusi adalah badan penye-

lenggara, tempat, waktu penyelenggara-

an, tujuan, dan rumusan diskusi.

Secara terperinci, unsur-unsur yang harus ada dalam laporan hasil diskusi

adalah sebagai berikut.

a. Pendahuluan, yang terdiri atas:

1) latar belakang pelaksanaan diskusi,

2) tujuan diskusi,

3) langkah-langkah persiapan.

b) Uraian pelaksanaan, terdiri atas:

1) tempat dan waktu,

2) peserta,

3) prosesi jalannya diskusi,

4) rumusan hasil diskusi.

c) Penutup, yang terdiri atas:

1) kesimpulan,

2) saran-saran.

d) Lampiran

2. Menyusun Laporan Hasil Diskusi

Perhatikan laporan diskusi yang lengkap dengan unsur-unsurnya berikut ini!

LAPORAN KEGIATAN DISKUSI

TEMA:

SOLUSI PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT

LIMBAH RUMAH TANGGA

Diselenggarakan oleh:

Mahasiswa Pencinta Alam FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

1 Juni 2007

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Diskusi

Perkembangan iptek di berbagai bidang membuat perubahan di

berbagai sektor kehidupan, khususnya lingkungan dan tatanan kehi-

dupan, peradapan manusia, serta nilai-nilai budaya bangsa di Indonesia.

Gambar 5 Diskusi, diperlukan untuk

memecahkan masalah secara bersama.

Sumber: Foto Haryana

37

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Perubahan tersebut berimbas pula pada masalah-masalah lingkungan,

baik skala besar maupun skala kecil, seperti rumah tangga. Keengganan

warga mengolah sampah rumah tangga kadang kala berakibat fatal pada

pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari solusi yang tepat

untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah

rumah tangga.

Di Indonesia, pencemaran lingkungan sudah menjadi masalah yang

besar sehingga mengakibatkan terjadinya polusi dan perubahan nilai-

nilai kehidupan dalam masyarakat, khususnya untuk sadar terhadap

kebersihan lingkungannya. Pola kehidupan masyarakat kita sedang

berubah dan bergerak dari agraris menuju masyarakat industrial, dari

tradisional-statis menuju modern-dinamis, dari nilai lokal-daerah menuju

nilai global-universal, dari keseragaman menuju keberagaman, dari satu

nilai menuju serba nilai. Inilah wajah masyarakat kita yang sedang

berubah akhir-akhir ini sebagai konsekuensi logis dari berlangsungnya

era globalisasi dunia.

Fenomena-fenomena perubahan transformasi sosial budaya dan

lingkungan tersebut di atas tidak dapat dihindarkan lagi. Merujuk

fenomena-fenomena di atas, maka dalam rangka memperingati hari

Bumi se-Dunia tanggal 1 Juni, Mahasiswa Pencinta Alam FKIP UNS

bekerja sama dengan Pusat Studi Lingkungan Hidup, menyelenggara-

kan diskusi. Kegiatan diskusi ini diharapkan dapat menjadi media

ekspresi, dan berkolaborasi antara masyarakat pencinta, pemerhati, dan

para ahli lingkungan untuk memadukan aneka pemikiran dalam upaya

mewujudkan solusi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh

sampah rumah tangga.

B. Tema

Solusi pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga

Subtema:

1. Ada apa dengan limbah rumah tangga?

2. Pemanfaatan teknologi dalam mengolah limbah rumah tangga.

3. Penanganan limbah rumah tangga yang efektif.

4. Pemasyarakatan teknik pengelolaan limbah rumah tangga.

5. Limbah rumah tangga dan penanganannya.

6. Peran media cetak dalam pemasyarakatan sadar lingkungan dan

solusi penanganan limbah rumah tangga.

C. Tujuan

1. Menghimpun gagasan, pikiran, pendapat mengenai solusi pen-

cemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga serta impilkasinya

terhadap kesehatan lingkungan.

38

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

2. Memperoleh informasi aktual mengenai pengelolaan limbah rumah

tangga dari pencinta, pemerhati, dan ahli lingkungan.

3. Memperoleh masukan yang dapat dipertimbangkan dalam

pengambilan kebijakan agar penanganan limbah rumah tangga

lebih efektif.

D. Manfaat Diskusi

Diskusi ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang efektif dari para

ahli lingkungan dalam pengelolaan limbah rumah tangga yang sering

mengakibatkan pencemaran lingkungan.

BAB II PELAKSANAAN DAN HASIL DISKUSI

A. Pelaksanaan

1. Topik Diskusi dan Pembicara

Dalam diskusi ini ditampilkan pembicara utama berikut.

a. Mr. John Custer (SIL-International-Indonesia)

"Solusi Efektif Penangganan Limbah Rumah Tangga"

b. Dr. rer.nat. Sadjidan, M.Si. (Ketua Prodi Biologi Pascasarjana

UNS)

"Pengolahan Limbah Rumah Tangga dalam Perspektif

Lingkungan Hidup"

c. Drs. Sugiyanto, M.Si.,M.Si. (Dosen Lingkungan Hidup

Pascasarjana UNS)

"Implementasi Teknik dan Strategi penanganan Limbah Rumah

Tangga di Masyarakat"

2. Peserta

1. Guru IPS dan Biologi SMP dan SMA.

2. Kepala sekolah SMP dan SMA

3. Mahasiswa S-1, S-2, san S-3 Geografi, Biologi, dan Kehutanan

4. Dosen Geografi, Biologi, dan Kehutanan

5. Pemerhati lingkungan Hidup

6. Peneliti dan praktisi lingkungan hidup

7. Mahasiswa Pencinta Alam

3. Waktu dan Tempat

Diskusi ini dilaksanakan di Aula FKIP Universitas Sebelas Maret

Surakarta, Jl. Ir. Sutami No. 36 A pada 1 Juni 2007 pukul 08.00 sd.

16.00 WIB

4. Penyelenggara

Mahasiswa Pencinta Alam FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

39

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

B. Hasil Diskusi

1. Peserta

Peserta dalam diskusi tanggal 1 Juni 2007 telah memenuhi target

karena diikuti oleh sekitar 250 peserta. Padahal target semula

ditargetkan hanya 150 peserta. Oleh karena itu, diskusi ini dianggap

telah mencapai target.

2. Pelaksanan Diskusi

Diskusi ini dibuka oleh Pembantu Dekan Tiga FKIP Universitas

Sebelas Maret, Drs. Amir Fuady, M.Pd. Pelaksanaan diskusi sangat

menarik dan apresiatif, baik dari pembicara dan peserta. Ketiga

pembicara menyampaikan berbagai materi mengenai solusi

pencemaran lingkungan akibat limbah rumah tangga. Oleh karena

itu, para peserta pun sangat antusias mengikuti diskusi ini.

3. Kendala-kendala

Ada sedikit kendala terkait dengan LCD, akan tetapi dapat diatasi

dengan baik.

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan dari kegiatan diskusi ini telah dilaksanakan dengan baik

dan lancar. Simpulan diskusi ini adalah bahwa limbah rumah tangga

harus dikelola secara baik dengan memanfatkan teknologi sederhana.

Dengan demikian tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan hasil diskusi selanjutnya, disarankan bahwa:

1. Diperlukan diskusi lebih lanjut dengan mendatangkan berbagi pihak

untuk memperoleh hasil pemikiran yang lebih luas;

2. Dilakukan persiapan yang lebih maksimal.

Demikianlah laporan kegiatan diskusi. Semoga bermanfaat dan

segala kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan ini diharapkan men-

jadi pengalaman yang berharga untuk kegiatan selanjutnya.

Surakarta, 5 Juni 2007

Ketua Panitia,

Ttd.

M. Yuma Arridhwan Adiputra

NIM K12006009

40

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pelatihan

Anda sudah mempelajari cara mengetahui unsur-unsur dalam laporan

diskusi, menyusunnya, dan melengkapinya dengan laporan.

1. Buatlah kelompok diskusi yang terdiri atas empat orang dengan

tema bervariasi!

2. Lakukan diskusi dengan teman-teman Anda dan guru Anda hanya

sebagai fasilitator!

3. Tulislah sebuah laporan diskusi tersebut sesuai dengan kerangka

laporan diskusi di atas!

4. Mintalah masukan dan saran dari teman dan guru Anda!

5. Perbaikilah laporan tersebut sesuai dengan masukan-masukan yang

Anda terima!

D. Mengidentifikasi Makna Konotatif dan Denotatif,

Gramatikal dan Leksikal, Kias dan Lugas, Umum dan

Khusus

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu makna konotatif dan denotatif, gramatikal dan leksikal,

kias dan lugas, umum dan khusus.

Makna memiliki arti penting untuk memaknai sebuah kalimat. Makna dapat

dibedakan berdasarkan intonasi kalimat, kontek atau situasi dan cakapan kata

tersebut dalam kalimat. Makna kata adalah maksud suatu kata atau isi suatu

pembicaraan atau pikiran. Menurut jenisnya makna kata terdiri dari hal-hal

berikut.

1. Makna Denotasi

Makna detonatasi adalah makna yang sebenarnya, makna ini dapat

digunakan untuk menyampaikan hal-hal yang faktual. Makna denotasi disebut

juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna.

Contoh:

Andi makan roti.

Irma menulis surat di meja belajar.

Yuma minum susu.

2. Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna yang bukan makna sebenarnya. Makna ini

biasanya digunakan dalam konteks sindiran. Makna konotatif sebenarnya adalah

makna denotasi yang mengalami penambahan.

41

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Contoh:

Joni adalah sampah masyarakat di kampungnya.

Andi menjadi kambing hitam dalam masalah tersebut.

Anda sudah mempelajari makna denotasi dan konotasi. Sekarang asahlah

kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah pada format berikut!

3. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang bersifat tetap. Oleh karena itu, makna

ini sering disebut dengan makna yang sesuai dengan kamus.

Contoh:

Makan

kambing

sapi

Minum

buku

pensil

4. Makna Gramatikal

Makna gramatikal adalah makna yang berubah-ubah sesuai dengan konteks

pemakainya. Kata ini sudah mengalami proses gramatikalisasi, baik peng-

imbuhan, pengulangan, ataupun pemajemukan

Contoh:

Berlari

= melakukan aktivitas

Bersedih

= dalam keadaan

Bertiga

= kumpulan

Berpegangan = saling

Anda sudah mempelajari makna leksikal dan gramatikal. Sekarang asahlah

kemampuan Anda dengan mengerjakan perintah pada format berikut!

Jenis Kata

Denotasi

Konotasi

1. Bapak guru

2. Bapaknya Joko

3. ........................

4. ........................

1. Bapak bangsa

2. ........................

3. ........................

Contoh Kata

Makna

1. Pria yang pekerjaannya mengajar.

2. Pria yang menjadi orang tua Joko.

3. ..................................................

4. ..................................................

1. Orang yang berjasa membangun sebuah

bangsa.

2. ..................................................

3. ..................................................

Jenis Makna

Leksikal

Gramatikal

Leksikal

Gramatikal

1. Ibu

2. Keibuan

1. .......................

2. .......................

Contoh Kata

Makna

1. Orang yang melahirkan.

2. Bersifat seperti seorang ibu.

1. ....................................................

2. ....................................................

42

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pelatihan

5. Makna Lugas

Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya. Makna ini hampir sama

dengan makna denotatif.

Contoh:

Bendaharawan itu sedang makan. (makna lugas)

6. Makna Kias

Makna kias adalah makna yang bukan makna sebenarnya. Makna ini sama

dengan makna konotasi.

Ia diisukan

makan

uang dinas.

(makna kias)

Tikus kantor = koruptor

Kambing hitam = fitnah

Tangan dingin = suka memukul

Carilah kata yang mengandung makna lugas dan kias dalam surat kabar

atau majalah! Klasifikasikan makna lugas dan kias tersebut dan tulislah! Salinlah

di buku tugas masing-masing!

7. Membedakan Makna Umum dengan Makna Khusus

Makna umum adalah makna yang memiliki cakupan lebih luas dibanding-

kan dengan kata-kata yang lain, sedangkan makna khusus makna yang memiliki

cakupan lebih sempit.

Contoh:

Andi memilih jalur

transportasi darat

. (makna umum)

Titin naik bus ke Jakarta. (makna khusus)

Carilah kata yang mengandung makna umum dan khusus dalam surat kabar

atau majalah! Klasifikasikan makna umum dan khusus tersebut dengan format

berikut ini! Kerjakan di buku tugas masing-masing!

Setelah Anda memaknai makna di atas, carilah sebuah teks bacaan dalam

media cetak/majalah, kemudian identifikasi makna kata-kata berikut!

Denotasi

Konotasi Leksikal Gramatikal Lugas

Kias

43

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

II. Kompetensi Bersastra

A. Melisankan Gurindam XII

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu melisankan Gurindam XII dengan lafal, intonasi, dan

ekspresi yang sesuai, menjelaskan diksinya, menyimpulkan isinya, serta menjelaskan-

nya sebagai bentuk karya sastra yang khas pada masanya.

1. Melisankan Gurindam XII dengan Lafal, Intonasi, dan Ekspresi yang

Sesuai

Gurindam merupakan salah satu jenis karya sastra klasik. Gurindam disebut

juga peribahasa. Gurindam yang sangat terkenal adalah kumpulan gurindam

karangan pujangga Melayu Klasik, yaitu Raja Ali Haji. Gurindam tersebut

bernama

Gurindam Dua Belas

, terdiri atas dua belas pasal dan berisi kurang

lebih 64 buah gurindam. Ciri-ciri gurindam adalah sebagai berikut.

a. Terdiri atas dua baris.

b. Rumus rimanya /aa/

c. Baris pertama merupakan syarat dan baris kedua merupakan akibat dari

baris pertama.

d. Berisi ajaran, nasihat keagamaan, dan budi pekerti.

Berikut ini disajikan petikan dari Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Coba

Anda lisankan dengan memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi dan sesuai

dengan isi gurindam tersebut! Guru akan menunjuk salah satu siswa untuk

melisankan di depan kelas.

Gurindam Dua Belas

I

Barangsiapa mengenal Allah

suruh dan tegahnya tiada ia menyalah

Barangsiapa mengenal akhirat

tahulah ia dunia mudarat

II

Barangsiapa meninggalkan sembahyang

seperti rumah tiada bertiang

Barangsiapa meninggalkan zakat

tiadalah hartanya beroleh berkat

44

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

III

Apabila terpelihara lidah

niscaya dapat daripadanya paedah

Apabila perut terlalu penuh

Keluarlah fiil yang tiada senunuh

IV

Hati itu kerajaan di dalam tubuh

jikalau lalim, segala anggota pun rubuh

Pekerjaan marah jangan dibela

nanti hilang akal di kepala

V

Jika hendak mengenal orang yang berilmu

bertanya dan belajar tiadalah jemu

Jika hendak mengenal orang yang berakal

di dalam dunia mengambil bekal

VI

Cahari olehmu akan sahabat

yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru

yang boleh tahukan tiap seteru

VII

Apabila banyak berkata-kata

di situlah jalan masuknya dusta

Apabila anak tidak dilatih

jika besar bapaknya letih

VIII

Kepada dirinya ia aniaya

orang itu jangan engkau percaya

Keaiban orang jangan dibuka

keaiban diri hendaklah sangka

45

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

IX

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan

di situlah syaitan punya jamuan

Jika orang muda kuat berguru

dengan syaitan jadi berseteru

X

Dengan bapa jangan durhaka

supaya Allah tidak murka

Dengan ibu hendaklah hormat

supaya badan dapat selamat

XI

Hendaknya jadi kepala

buang perangai yang cela

Hendaklah memegang amanat

buanglah segala khianat

XII

Ingatkan dirinya mati

itulah asal berbuat bakti

Akhirat itu terlalu nyata

kepada hati yang tidak buta

Kedua belas pasal “Gurindam Dua Belas” tersebut berisi nasihat

tentang agama, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku. Pasal

I dan II memberi nasihat tentang agama (religius). Pasal III tentang budi

pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya.

Pasal IV tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan

akal pikiran (budi). Pasal V tentang pentingnya pendidikan dan memper-

luas pergaulan dengan kaum terpelajar. Pasal VI tentang pergaulan, yang

menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru

sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk. Pasal VII

berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-

anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua

yang akan repot sendiri. Pasal VIII berisi nasihat agar orang tidak percaya

pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap sese-

46

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

orang. Pasal IX berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan

tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita

ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat

imannya. Pasal X berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu

kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. Pasal XI berisi nasihat

kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela,

berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak

berkhianat. Pasal XII (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia

selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat.

Sumber:

Apresiasi Puisi

oleh Herman J. Waluyo, hal. 46 – 49.

2. Menjelaskan Diksi Gurindam Dihubungkan dengan Konteks

Diksi (pilihan kata) yang dibacakan sang penyair dalam penulisan gurindam

sungguh istimewa. Berhubungan dengan konteks keimanan dan budi pekerti,

Raja Ali Haji menuliskan gurindamnya dengan pilihan atau dengan idiom-

idiom keagamaan, terutama dalam bahasa Arab. Kata Allah, akhirat,

sembahyang, zakat, berkat, faedah, fiil, syaitan, tidak asing dalam gurindam

tersebut. Di samping itu, penyair juga menggunakan pilihan kata yang sangat

serasi, baris pertama dan kedua dalam setiap baitnya selalu diakhiri dengan

bunyi yang sama. Jika dicermati, terbukti bahwa yang sama itu bukan hanya

huruf akhirnya, tetapi juga suku katanya.

3. Menyimpulkan Isi Gurindam

Menyimpulkan isi gurindam berarti merumuskan inti maksud yang

terkandung dalam hati penyair dengan ditulisnya bait-bait gurindam tersebut.

Pada umumnya, kesimpulan lebih pendek daripada wacana yang disimpulkan.

Akan tetapi, tidaklah demikian dalam gurindam. Dua baris dalam satu bait

yang saling berkorespondensi dan menunjukkan hubungan sebab akibat

sesungguhnya sudah merupakan kristal pemikiran penyair. Oleh karenanya,

menyimpulkan isi gurindam sangat mungkin tidak sehemat penyair dalam

menuliskan gurindamnya.

4. Menjelaskan Gurindam sebagai Karya Sastra yang Khas

Puisi-puisi lama yang sezaman dengan gurindam adalah pantun dan syair.

Gurindam termasuk karya sastra yang khas pada zamannya. Kekhasan itu

dapat dilihat dalam ciri-ciri yang dimilikinya. Anda telah mengetahui, bukan?

Coba bandingkan dengan ciri-ciri pantun dan syair berikuti ini.

Ciri-ciri pantun adalah:

a. terdiri atas empat baris,

b. tiap baris terdiri atas 8 - 12 suku kata,

47

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Pelatihan

c. dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris kedua merupakan

isi,

d. rima berakhir dengan pola /abab/.

Ciri-ciri syair adalah:

a. terdiri atas empat baris,

b. tiap baris terdiri atas 8-10 suku kata,

c. tidak memiliki sampiran dan isi, semua merupakan isi,

d. berima akhir a-a-a-a.

Anda sudah mempelajari cara melisankan Gurindam XII dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi yang sesuai, menjelaskan diksinya, menyimpulkan

isinya, serta menjelaskannya sebagai bentuk karya sastra yang khas pada

masanya. Nah, agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-

perintah di bawah ini!

Bacalah secara lisan Gurindam XII di depan teman-teman Anda!

B. Menulis Prinsip-prinsip Kritik terhadap Karya Sastra

Indonesia

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu menyusun sinopsis karya sastra, mendeskripsikan unsur-

unsur pembentuknya, membahasnya, dan menilainya.

1. Menyusun Sinopsis Karya Sastra

Sinopsis adalah ringkasan cerita. Semua jenis karya sastra dapat dibuat

sinopsis, kecuali puisi. Hal ini karena puisi merupakan karya sastra dengan

bahasa singkat, terdiri atas larik-larik dan bait-bait yang berirama dan bersajak,

merupakan ekspresi perasaan dan pikiran yang tidak mengandung cerita. Ada

juga puisi yang mengandung cerita, berisi kisah-kisah perjalanan, pengembara-

an, petualangan. Puisi jenis itu disebut balada. Akan tetapi, karena kesingkatan

dan penataannya dalam pembarisan dan pembatasan, balada bukan

disinopsiskan melainkan diparafrasekan.

Karya sastra yang dapat dibuat sinopsisnya adalah bentuk prosa dan naskah

drama, karena keduanya mengandung untaian cerita. Sebuah cerita konven-

sional (umum) memiliki tema, penokohan, seting/latar, plot/alur, dan amanat.

Sinopsis sebaiknya dimulai dengan identitas buku yang terdiri atas judul buku,

nama pengarang, tahun terbit, kota penerbitan, tahun terbit. Coba Anda cermati

contoh sinopsis berikut ini!

48

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Di Bawah Lindungan Ka’bah

Pengarang : Hamka

Penerbit : Bulan Bintang

Tahun

: 938; Cetakan XIII, 1978

Tanpa memberi tahu siapa pun, Hamid meninggalkan kampungnya

menuju Siantar, Medan. Kepergiannya kali ini bukan lagi untuk menuntut

ilmu di sekolah, seperti yang ia lakukan beberapa tahun yang lalu.

Hamid, ibarat orang sudah “jatuh tertimpa tangga pula”. Setelah Haji

Jafar, orang yang selama ini banyak menolongnya, berpulang ke

Rahmatullah, tak lama kemudian ibu kandung yang dicintainya

menyusul pula ke alam baka. Hamid kini tinggal sebatang kara. Ayahnya

telah meninggal ketika ia berusia empat tahun. Dalam kemalangannya

ilu, Mamak Asiah dan anaknya, Zainab, tetap menganggapnya sebagai

keluarga sendiri. Oleh karena itu, Mak Asiah begitu yakin terhadap

Hamid untuk dapat membujuk Zainab agar mau dikawinkan dengan

saudara dari pihak mendiang suaminya. Dengan berat hati, Hamid

mengutarakan maksud itu walaupun yang sebenarnya, ia sangat

mencintai Zainab. Namun, karena Zainab anal, orang kaya di kampung

itu, ia tak berani mengutarakan rasa cintanya itu.

Setibanya di Medan, Hamid sempat menulis surat kepada Zainab.

Isi surat it mengandung arti yang sangat dalam tentang perasaan hatinya.

Namun, apa mau dikata, ibarat bumi dengan langit; rasanya tak

mungkin keduanya dapat bersatu. Meninggalkan kampung halamannya

berikut orang yang dicintainya adalah salah satu jalan terbaik. Begitu

menurut pikiran Hamid.

Dari Medan, Hamid meneruskan perjalanan ke Singapura dan

akhirnya sampailah ia di tanah suci, Mekah. Di Mekah ia tinggal pada

seorang Syekh, yang pekerjaannya menyewakan tempat bagi orang-

orang yang akan menunaikan ibadah haji. Telah setahun Hamid tinggal

di kota suci itu. Pada musim haji, banyaklah orang datang dari berbagai

penjuru. Tanpa diduganya, teman sekampungnya, menyewa pula tempat

Syekh itu. Orang yang baru datang itu bernama Saleh, suami Rosna,

yang hendak menuntut ilmu agama di Mesir setelah ibadah haji selesai.

Dari pertemuan yang tak disangka-sangka itu, ternyata banyak sekali

berita dari kampung halaman terutama berita tentang Zainab yang sejak

ditinggalkan Hamid dan tidak jadi dikawinkan dengan saudara ayahnya

itu, kini sedang dalam keadaan sakit-sakitan. Hamid sangat senang

hatinya mendengar kabar itu, tetapi ia harus menyelesaikan ibadah

hajinya yang tinggal beberapa hari. Ia bermaksud segera pulang ke

kampung. Sementara itu Saleh, teman Hamid, segera mengirim surat

kepada istrinya. Surat Saleh diterima istrinya yang segera pula

49

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Pelatihan

memberitahukannya kepada Zainab. Alangkah senang hati Zainab

mengetahui bahwa orang yang dicintainya ternyata masih ada. Namun,

penyakit yang diderita Zainab makin hari makin parah. Dengan segala

kekuatan tenaganya, ia menulis surat untuk orang yang dikasihinya.

Surat yang dikirim Zainab diterima Hamid. Namun, rupanya isi

surat itu sangat mempengaruhinya. Dua hari setelah itu, bersamaan

dengan keberangkatan para jemaah haji ke Arafah guna mengerjakan

wukuf, kesehatan Hamid terganggu. Walaupun demikian, Hamid tetap

menjalankan perintah suci itu.

Sekembalinya Hamid dari Arafah, suhu badannya semakin tinggi.

Apalagi di Arafah, udaranya sangat panas Hamid tak mau menyentuh

makanan sehingga badannya menjadi lemah. Pada saat yang sama,

surat dari Rosna diterima Saleh yang menerangkan bahwa Zainab telah

wafat. Kendati Hamid dalam keadaan lemah, ia mengetahui bahwa

ada surat dari kampungnya. Firasatnya begitu kuat pada berita surat

yang disembunyikan Saleh. Hamid menanyakan isi surat itu. Dengan

berat hati Saleh menerangkan musibah kematian Zainab. Jadi Zainab

telah dahulu dari kita?” tanyanya pula.

Ketika akan berangkat ke Mina, Hamid tak sadarkan diri. Temannya,

Saleh, terpaksa mengupah orang Badui untuk membawa Hamid ke

Mina. Dari situ mereka menuju Masjidil Haram kemudian mengelilingi

Kabah sebanyak tujuh kali. Tepat di antara pintu Kabah dengan Batu

Hitam, kedua orang Badui itu diminta berhenti. Hamid mengulurkan

tangannya, memegang kiswah sambil memanjatkan doa yang panjang:

“Ya Rabbi, Ya Tuhanku, Yang Maha Pengasih dan Penyayang!” Semakin

lama suara Hamid semakin terdengar pelan. Sesaat kemudian, Hamid

menutup matanya untuk selama-lamanya.

(Sumber:

Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern

, Grasindo, 1992)

Cari dan bacalah sebuah novel sastra yang mengangkat tema seputar

keimanan dan ketakwaan yang ada di perpustakaan sekolah! Sambil mem-

baca, buatlah sinopsisnya! Pada pertemuan berikutnya, kumpulkan pada

Guru untuk diperiksa.

50

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pelatihan

2. Mendeskripsikan Unsur-unsur Pembentuk Cerita dalam Karya

Sastra

Unsur-unsur yang terdapat di dalam suatu karya sastra disebut dengan

unsur intrinsik. Unsur-unsur inilah yang menjadi pembentuk cerita, yang terdiri

atas tema, penokohan, seting/latar, plot/alur, dan amanat. Semua unsur tersebut,

terkait dangat erat sehingga menjadikan cerita utuh dan padu.

Tema merupakan garis besar inti cerita. Penokohan merupakan gambaran

tokoh-tokoh pendukung cerita lengkap dengan karakteristiknya. Seting adalah

tempat dan waktu bergulirnya untaian peristiwa cerita beserta suasana yang

ada dalam cerita tersebut. Plot merupakan aliran jalan cerita yang digunakan

pengarang dalam mengungkapkan ceritanya, sedangkan amanat adalah pesan-

pesan moral yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui tokoh-

tokoh ceritanya.

3. Membahas Karya Sastra yang Dideskripsikan

Pembahasan terhadap suatu karya sastra menyangkut tentang hal-hal yang

menarik, menonjol, dan istimewa dalam karya sastra tersebut. Jadi, merupakan

penggarisbawahan dari salah satu faktor intrinsik. Hal ini sifatnya relatif,

tergantung karya sastra yang dibahas sekaligus pembahasnya.

Berdasarkan sinopsis dari novel yang Anda susun, coba deskripiskan

unsur-unsur pembentuk ceritanya! Selanjutnya, bahaslah segi-segi tertentu

yang menurut Anda penting, menarik, dan istimewa!

4. Menilai Karya Sastra yang Dibahas

Penilaian terhadap karya sastra yang telah dibahas di atas merupakan

kegiatan yang disebut kritik sastra. Kritik sastra adalah menilai kualitas karya

sastra secara objektif, baik buruknya dan kekuatan serta kelemahan karya

tersebut. Kritik sastra dapat dilakukan dengan menelaah karya sastra tertentu

tanpa menyinggung sosok sastrawannya. Akan tetapi, dapat juga dilakukan

dengan menyorot figur sang sastrawan. Pengarang sebagai kreator dan karya

sastra sebagai cermin pribadi pengarang dikaji sama intensnya. Hal ini acap

dilakukan oleh Dr. H.B. Jassin, kritikus sastra Indonesia yang sangat terkenal

yang memelopori perkembangan kritik sastra di Indonesia. Berikut ini disajikan

contoh kritik sastra. Coba Anda bacalah secara intensif!

51

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Sedikit Sejarah Rustam Effendi

.......................................................................................................

Drama bersajak

Bebasari

oleh Rustam Effendi adalah penting

sebagai hasil usaha mencobakan bentuk baru dalam kesusastraan

Indonesia. Di sini syair mendapat bentuk baru, digunakan dalam per-

cakapan-percakapan suatu cerita berbentuk tonil. Dengan sekaligus di

sini dilakukan dua percobaan, yakni pertama syair yang bersifat cerita

buat yang pertama kali dipakai untuk menyatakan pikiran dan perasaan

sebagai pengucapan cita-cita kebangsaan dan kedua bentuk sandiwara

buat pertama kali dimasukkan pula dalam kesusastraan Indonesia.

Drama bersajak ini tidak asing dalam kesusastraan dunia kalau kita

mengarahkan pandangan kita ke Yunani dengan penulis-penulis

dramanya Aeskylos, Sofokles, Euripides, ke Jerman dengan Goethe dan

Schiller, dan ke Inggris dengan Shakespheare.

Dalam drama

Bebasari

dengan mudah kita melihat simbolik hasrat

bangsa Indonesia yang hendak merdeka. (

Bebasari

, perkataan

bebas

ada dalamnya). Rustam tidak mengambil sesuatu tokoh dalam sejarah

seperti Sanusi Pane dan Muhammad Yamin. Pemain-pemainnya hanya

perlambang-perlambang. Rawana, raksasa yang zalim, kita kenali

sebagai penjajah, yang telah merampas kemerdekaan Bebasari, per-

lambang Indonesia; sedangkan Bujangga ialah putra Indonesia.

Semangat berontak dan hasrat kemerdekaan menjadi suara dasar drama

ini. Berkata Bujangga:

Setiap pohon di dalam belukar

Dari pucuknya lalu ke akar,

Setiap batu di dalam sungai,

Setiap buih ombak di pantai,

Setiap sinar syamsu yang permai,

Setiap bunyi di tengah ngarai,

Itulah rakyat pembala aku,

Karena itu tanah airku,

Disuarankan moyang bapa dan ibu,

Sedarah sedaging dengan jiwaku.

Menggetarkan hati penjajah tenaga sugestif yang terkandung dalam

perkataan Esa dan Arma:

Tuhanku Raja raksasa,

Terbanglah cepat naik angkasa,

52

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Tinggalkan taman dari yang indah,

Sampai waktunya kita bertahta,

Tangkas perangnya, maksudnya sakti,

Musuh berkeris senajata hati,

Hilang satu, timbul seratus,

Segala insan menentang angus.

Dan apakah meragu-ragukan kata amanat dari Bebasari ini?

Kakanda, dari zaman berganti zaman,

Tetap hatiku menanti tuan,

Kakanda bakal membawa merdeka,

Sebab cintamu kepada loka.

Susah payah tuan kemari,

Menyeberangi darah menempuh duri.

O, kakanda, junjungan beta,

Tidak kemenangan dapat dipinta.

Tiap pekerjaan meminta korban,

Tiap asmara melupakan badan.

Adapun kita hidup di sini,

Selintas lalu sebagai mimpi,

Selama hidup tak putus perang,

Itulah kehendak zaman sekarang,

Asmara sayap usaha yang tinggi,

Asmara kepada bangsa sendiri.

Di dalam kumpulan sajak-sajak Rustam Effendi Percikan Per-

menungan banyak orang akan bersua dengan perasaan-perasaan yang

akan dianggap oleh Angkatan 45 sentimentil, penggunaan bahasa yang

berlebih-lebihan sehingga dirasa sebagai permainan kata, tanda-tanda

baca yang tidak perlu dan ini memang perbedaan paham yang sewajar-

nya yang jika diingat, bahwa antara Rustam Effendi dengan Angkatan

45 ada jarak waktu 20 tahun yang mengalir cepat dan diisi oleh

kejadian-kejadian sejarah yang hebat-hebat.

Cinta kepada ibu, cinta kepada kampung halaman, asmara remaja,

kesedihan dan sedu sedan, hanya dianggap cukup baik bagi pemuda

yang berangkat dewasa dan adalah pengalaman-pengalaman

prive

yang

53

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

tidak perlu dicanangkan. Akan tetapi kedewasaan bukanlah terletak pada

soal, tetapi jiwa yang mengalami soal. Jiwa ini pun tidak dapat dipotong-

potong tetapi keseluruhan juga yang dapat mencintai, membenci, sedih

dan senang, putus asa dan berharap, serta lemah dan keras. Di dalam

masa yang tenang, tatkala mobil baru satu dua yang di jalan-jalan dan

kapal udara suatu keanehan, di masa persoalan

(zakelijkheid)

belum

lagi menguasai dan mengejar-ngejar kehidupan manusia di Indonesia,

sudah tentu tidak dapat diharapkan persoalan dalam pandangan hidup

dan sikap hidup orang-orang.

Tentang bahasa sudah tampak jelas bahwa Rustam Effendi masih

melakukan percobaan-percobaan. Seperti juga Amir Hamzah dan Sanusi

Pane pada mulanya, dia mencari ke Sansekerta dan bahasa Arab, suatu

hal yang ditinjau sepintas lalu agak aneh, karena perkataan-perkataan

lama itu tidak hidup lagi dalam masyarakat yang sebaliknya mengambil

dan memerlukan lagi perkataan-perkataan dan pengertian-pengertian

baru yang sesuai dengan kemajuan masyarakat. Di masa Pujangga Baru

seorang Amir Hamzah masih merasa jelek perkataan mesin dan radio

digunakan oleh seorang kawan sealiran Armin Pane dalam sajak-

sajaknya. Perbedaan paham ini diterangkan dengan mengingat bahwa

para pengarang dan penyair itu mempunyai pandangan dunia yang

berlainan pula. Seseorang masih ingin hidup di zaman silam, sedangkan

yang lain telah melempar tinjauan ke depan. Akan tetapi, yang tidak

dapat disingkirkan oleh mereka itu adalah pemakaian bahasa daerahnya

yang demikian memperkaya pula bahasa Indonesia. Bukan saja bahasa

daerah, tetapi juga bahasa “kocokan” dan bahasa “golongan”, semua

itu memperkaya sehingga menjadikan bahasa Indonesia. Perjuangan

Pujangga Baru selain perjuangan pembaharuan kesusastraan yang

berarti juga pembaharuan pandangan hidup dan sikap hidup adalah

perjuangan memperbaharui bahasa. Oleh Takdir Alisyahbana, Armin

Pane dan Sanusi Pane pernah dengan sengit dilakukan perang pena

dengan kaum “kolot” dari kalangan guru yang hendak mempertahankan

“Melayu Asli”, memuncak pada uraian Takdir “Kekacauan yang Nikmat”,

Pujangga Baru 1935, yang di dalamnya dikatakan bahwa “bahasa

Thionghoa Melayu yang sering diejekkan itu kami berikan hak yang

selayaknya”. Demikianlah, dalam bahasa pun dilakukan pendemo-

krasian.

Rustam Effendi dalam tahun 1926 belum sejauh itu. Di dalam sajak-

sajaknya dalam

Percikan Perenuangan

dan drama

Bebasari

masih ber-

kuasa bahasa daerah dan seperti dikatakan di atas dicarinya pula per-

bendaharaan kata-kata lama dari Sanskerta dan Arab. Akan tetapi,

cara mempergunakan bahasa lama itu mempunyai individualitas sendiri,

dalam pembentukan kata baru untuk mendekati kehalusan perasaan,

dalam kombinasi kata-kata, malahan dalam kebebasan kepenyairannya

54

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

itu sering membuat kata baru atau memotong kata-kata yang ada untuk

disesuaikan dengan irama dan bunyi yang dikehendakinya. Demikian

perkataan dari dipendekkannya menjadi

dir

, perkataan

menunggu

men-

jadi

menung

, perkataan

badai

menjadi

bad

, perkataan dunia menjadi

duya dan individualisme ini kita mesti terima dari orang yang berjiwa

merdeka:

Sarat saraf saja mungkiri,

Untai rangkaian seloka lama,

Beta buang beta singkiri,

Sebab laguku menurut sukma.

Akan tetapi, individualisme ini tidak dapat diartikan dalam penger-

tiannya yang mutlak. Maksudnya adalah penemuan diri sendiri, harga

diri sendiri sebab dalam hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan

perhubungan tetap kuat dan mesra. Sajak-sajaknya

Pangkuan Bunda,

Bunda dan Anak, Kuburan Bunda, Kerajaan Tuhan,

dan

Tanah Air

cukup

membuktikan bagaimana kerasnya hubungan keluarga hubungan

dengan Yang Mahakuasa, hubungan dengan bangsa. Apakah ini ratapan

seorang individualis?

Bilakah bumi bertabur bunga,

Disebarkan tangan yang tiada terikat,

Dipetik, jari yang lemah lembut,

Ditanami sayap kemerdekaan rakyat?

Bilakah lawang bersinar bebas,

Ditinggalkan dera yang tiada berkata?

Bilakah susah yang beta benam,

Dihembus angin kemerdekaan kita?

Di sanalah baru bermohon beta,

Supaya badanku berkubur bunga,

Bunga bingkisan, suara sa’irku.

Disitulah baru bersuka cita,

Pabila badanku bercerai nyawa,

Sebab menjemput menikam bangsaku.

55

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

Refleksi

Ruang Info

Kesusastraan bukanlah hanya apa yang berlaku pada sesuatu masa,

tetapi juga yang berlaku pada lain-lain masa dengan ukuran cita rasanya

sendiri. Hikayat, dengan pantun dan syair yang indah sama masuk

kesusastraan seperti juga roman, sajak dan drama yang disebut modern,

nilainya menurut ukuran-ukurannya tentu boleh bertingkat-tingkat pula.

Sumber: H.B. Jassin. 1950.

Kesusastraan Indonesia Modern dalam

Kritik dan Esai

, Jakarta: Gunung Agung, hal. 122-125.

Puisi Chairil Anwar yang barisnya pendek-pendek seperti “Isa” dan

“1943” mengemukakan kesan-kesan penyair, sehingga ditulis dengan

baris-baris yang pendek-pendek. Namun, puisi tersebut adalah puisi

yang dapat dikategorikan beraliran realisme.

Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari dan mempraktikkan

cara berpidato tanpa teks, membaca teks deduktif, menulis laporan

diskusi, mengidentifikasi makna konotatif dan denotatif; gramatikal dan

leksikal; kias dan lugas; umum dan khusus; melisankan gurindam XII,

prinsip-prinsip kritik terhadap karya sastra Indonesia. Sudahkah Anda

menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika

sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda

belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut

dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.

56

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Kerjakan di buku tugas Anda!

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Ciri-ciri paragraf deduktif adalah ....

a. kalimat utama di tengah paragraf

b. kalimat utama di akhir paragraf

c. kalimat utama di awal paragraf

d. diawali dari pernyataan khusus ke umum

e. diawali dari pernyataan umum - khusus - umum

2. Di bawah ini yang

bukan

unsur dalam laporan diskusi adalah ....

a. waktu penyelenggaraan

b. tempat

c. tujuan

d. badan penyelenggara

e. struktur

3. Cara pembacaan puisi yang tepat dilihat dari ....

a. ekspresi - intonasi -pelafalan

b. ekspresi - tema - pesan

c. ekspresi - pelafalan - tema

d. ekspresi - tema - alur

e. ekspresi - intonasi - alur

4. Hadirin yang berbahagia,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa

atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat melaksanakan acara “Bersih

Desa” yang diadakan pada hari Minggu pagi ini.

Kutipan di atas merupakan teks pidato bagian ....

a. pembukaan

b. penutup

c. isi

d. akhir

e. kesimpulan

5. Suatu pidato akan berhasil baik bila dilakukan persiapan-persiapan berikut

ini,

kecuali

....

a. membuat kerangka pidato

b. mengumpulkan bahan

c. memilih masalah yang tepat

d. menyampaikan dengan menarik

e. menghargai perbedaan pendapat

57

Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat

6. Paragraf yang mempunyai pola umum - khusus disebut ....

a. paragraf induktif

b. paragraf deduktif

c. analogi

d. generalisasi

e. sebab - akibat

7. Laporan hasil diskusi dibuat oleh ....

a. panitia

b. pihak yang berwenang

c. pelaksana harian

d. pembicara

e. peserta

8. Berikut ini termasuk tugas moderator,

kecuali

....

a. menyiapkan naskah diskusi

b. membuka diskusi

c. menyimpulkan hasil diskusi

d. mengatur jalannya diskusi

e. menutup diskusi

9. Di bawah ini yang

bukan

teknik penyajian berpidato yang baik adalah ....

a. bahasa mudah dipahami

b. menggunakan contoh dan ilustrasi

c. menyajikan program yang jelas

d. memberi penekanan dalam gaya penyajian

e. menggunakan kata-kata yang berlebihan

10. Pidato yang dilakukan seseorang di hadapan pendengar yang membicarakan

suatu hal disebut ....

a. berbicara

b. sambutan

c. khotbah

d. ceramah

e. diskusi

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Sebutkan maksud dan tujuan berpidato!

2. Buatlah paragraf dengan pola deduktif!

3. Carilah cerpen atau novel di media cetak! Baca dan buatlah sinopsisnya di

buku tugas!

4. Buatlah satu contoh laporan hasil diskusi secara lengkap!

58

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

5. Hadirin yang terhormat,

Dalam kesempatan ini, saya akan mencoba membahas bahaya merokok.

Pada dasarnya, perokok dan bukan perokok sama-sama mengakui bahwa

merokok dapat membahayakan kesehatan, antara lain risiko terkena penyakit

jantung, kanker, impotensi, serta gangguan kehamilan. Selain itu, asap rokok

juga dapat mencemari lingkungan. Untuk itu, hendaknya para perokok

menyadarinya.

Berdasarkan teks kutipan pidato di atas, tuliskan tujuannya!