Gambar Sampul Bahasa Indonesia · a_Bab 1 Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
Bahasa Indonesia · a_Bab 1 Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi
Rohmadi

24/08/2021 15:48:18

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional

Dilindungi Undang-undang

Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan Nasional dari CV Grahadi

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

Untuk SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Penulis

:

Muhammad Rohmadi

Yuli Kusumawati

Editor

:

Janta Setiana

Perancang Kulit

:

Hary Suyadi

Layouter

:

Indriwati

Ilustrator

:

Haryana Humardani

Ukuran Buku

:

17,6 x 25 cm

410

ROH ROHMADI, Muhammad

b

Bahasa dan sastra Indonesia 3: untuk SMA/MA kelas XII (Program

Bahasa)Muhammad Rohmadi, Yuli Kusumawati: editor Janta Setiana. —Jakarta:

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

viii, 250 hlm.: ilus.; 25 cm.

Bibliografi : hlm. 245-246

Indeks

ISBN 979-462-891-3

1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran I. Judul

II. Kusumawati, Yuli

III. Setiana, Janta

Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2008

Diperbanyak oleh ...

ii

P

uji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan

Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran

ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs

internet (

website

) Jaringan Pendidikan Nasional.

Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi

syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para

penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa

dan guru di seluruh Indonesia.

Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada

Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (

down load

)

,

digandakan,

dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk

penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi

ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks

pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru di seluruh

Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat

memanfaatkan sumber belajar ini.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada

para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-

baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya.

Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, Juli 2008

Kepala Pusat Perbukuan

Kata Sambutan

iii

iv

S

elamat, Anda sekarang telah duduk di kelas XII sekolah menengah

atas. Tantangan Anda semakin berat karena harus mempersiapkan

ujian nasional dan persiapan untuk tes masuk ke perguruan tinggi.

Oleh karena itu, Anda harus lebih rajin dan tekun belajar agar dapat

meraih cita-cita. Untuk menunjang keberhasilan Anda dalam belajar diper-

lukan buku pegangan yang akan membantu dalam memahami berbagai

materi pelajaran. Salah satunya adalah buku Bahasa dan Sastra Indonesia

ini.

Buku ini sampai di tangan Anda untuk membantu dan memper-

mudah dalam mempelajari materi bahasa dan sastra Indonesia. Ada ba-

nyak keuntungan yang akan diperoleh ketika mempelajari bahasa dan

sastra Indonesia. Dengan mempelajari bahasa, secara tidak langsung

Anda mempelajari tentang ilmu-ilmu kemanusiaan (

humaniora

) dan nilai-

nilai kemanusiaan.

Buku ini disajikan berdasarkan lima kompetensi yang terintegrasi,

yaitu: (1) kemampuan mendengarkan, (2) kemampuan berbicara, (3) ke-

mampuan membaca, (4) kemampuan menulis, dan (5) kemampuan ber-

sastra. Kelima kemampuan tersebut disajikan dengan pola kombinasi yang

terintegrasi sehingga diharapkan Anda akan memiliki kompetensi bahasa

secara lisan maupun tertulis. Selain itu, di dalamnya terdapat ilustrasi yang

menunjang dan relevan dengan materi pokoknya. Di awal tema disajikan

gambar, peta konsep, dan prolog yang bertujuan agar siswa bisa mem-

punyai gambaran wacana materi yang akan dipelajari dari tema tersebut.

Terdapat pula pelatihan dengan alur pengerjaan pada tiap subbab. Ada

juga ruang info, refleksi, dan latihan di setiap akhir pelajaran untuk menge-

tahui kompetensi hasil belajar Anda.

Akhirnya, selamat menggunakan dan mempelajari buku ini. Semoga

Anda berhasil meraih cita-cita. Jangan lupa juga, selalu berdoa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Surakarta, Mei 2008

Penulis

Kata Pengantar

v

Bab pembuka yang berisi tentang tema yang berhubungan

dengan materi yang akan dipelajari.

Tema

Merupakan pengantar yang dapat memberikan gambaran dalam

sebuah materi yang berhubungan dengan tema keseluruhan

dalam satu babnya. Dalam hal ini, gambar tema bertujuan

untuk menjelaskan keterkaitan antara konsep yang satu dengan

konsep yang lainnya sehingga saling berhubungan.

Gambar Tema

Peta Konsep

Merupakan alur pemikiran yang sistematis untuk mempermudah

dalam memahami materi pembelajaran dalam satu babnya.

Tujuan Pembelajaran

Disampaikan untuk lebih memfokuskan Anda dalam memahami

materi yang akan dipelajari.

Materi Pembelajaran

Berisi pembahasan umum tentang materi yang akan dipelajari

dalam setiap tema.

Pelatihan

Berisi soal pelatihan yang diberikan yang mengacu pada aspek

kebahasaan yang telah dipelajari.

Ruang Info

Berisi pengetahuan yang tentang kebahasaan yang berhubungan

dengan materi yang dipelajari.

Refleksi

Mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari agar lebih

siswa lebih memahami bab yang telah diberikan.

Latihan

Berisi soal pilihan ganda dan soal uraian pada akhir bab yang

wajib dikerjakan apabila telah selesai belajar dan memahami dalam

satu bab sebelumnya.

Ulangan Akhir

Semester

Berisi soal pilihan ganda dan soal uraian yang berisi soal tentang

keseluruhan materi.

Merupakan kata-kata atau istilah yang berisi tentang arti untuk

mempermudah pemahaman dalam bidang tertentu.

Glosarium

Cara Penggunaan Buku

Merupakan daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam

buku materi.

Indeks

Agar Anda lebih mudah mempelajari buku ini serta mendapatkan hasil belajar yang

maksimal, perhatikan dan pahami bagian-bagian buku berikut.

vi

Daftar Isi

Kata Sambutan

......................................................................... iii

Kata Pengantar

......................................................................... iv

Cara Penggunaan Buku ............................................................

v

Daftar Isi .................................................................................. vi

Tema 1: Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi ........ 1

I. Kompetensi Berbahasa......................................................................

2

A. Mendengarkan Berita ........................................................................

2

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi.....................................

5

C. Membaca Intensif Paragraf Induktif................................................... 11

D. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan .................................................... 15

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 17

A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan .................................. 17

B. Membaca dan Menanggapi Cerpen .................................................. 21

Latihan..................................................................................................... 27

Tema 2: Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat .. 29

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 30

A. Berpidato Ta

npa Teks ........................................................................ 30

B. Membaca Intensif Teks Deduktif ........................................................ 33

C. Menulis Laporan Diskusi................................................................... 35

D. Mengidentifikasi Makna Konotatif dan Denotatif, Gramatikal dan

Leksikal, Kias dan Lugas, Umum dan Khusus .................................. 40

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 43

A. Melisankan Gurindam XII ................................................................. 43

B. Menulis Prinsip-prinsip terhadap Karya Sastra Indonesia ................ 47

Latihan..................................................................................................... 56

Tema 3: Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas

.............. 59

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 60

A. Menyampaikan Intisari Buku Biografi............................................... 60

B. Menulis Paragraf Persuasi ................................................................. 62

C. Mengaplikasikan Aspek Kohesi dan Koherensi pada Paragraf .......... 66

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 68

A. Membahas Cerpen Indonesia dan Terjemahan ................................. 68

B. Membahas Nuansa Makna dalam lagu Pop Indonesia ..................... 79

Latihan..................................................................................................... 83

vii

Tema 4: Pelaksanaan Program-program Sekolah.................. 87

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 88

A. Mendengarkan Isi Program Sekolah.................................................. 88

B. Menyampaikan Topik Suatu Uraian ................................................. 91

C. Menyusun Paragraf Argumentatif ...................................................... 93

D. Mengklasifikasikan

Jenis Par

agraf

..................................................... 94

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 96

A. Menganalisis Sikap Penyair dalam Puisi Terjemahan yang

Dilisankan ......................................................................................... 96

B. Menulis Teks untuk Kebutuhan Majalah Dinding .............................. 98

Latihan..................................................................................................... 104

Tema 5: Paradigma Tenaga Kerja di Indonesia ..................... 107

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 108

A. Mendengarkan Isi Laporan ............................................................... 108

B. Membaca Teks Pidato ....................................................................... 110

C. Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif ............................................. 112

D. Mengidentifikasi dan Membedakan Berbagai Jenis Kalimat ............. 116

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 120

A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan .................................. 120

B. Menilai Unsur Drama dan Pembabakan Drama Terjemahan ........... 123

Latihan..................................................................................................... 128

Tema 6: Kualitas Pendidikan di Indonesia ............................ 131

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 132

A. Mendengarkan Informasi Berita ........................................................ 132

B. Menyampaikan Program Kegiatan .................................................... 135

C. Menggunakan Berbagai Kalimat secara Pragmatik........................... 140

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 142

A. Menilai Penghayatan Penyair Terhadap Puisi Terjemahan ............... 142

B. Menjelaskan Tema, Plot, Tokoh, dan Perwatakan Ragam Sastra

Prosa Naratif Terjemahan dalam Diskusi Kelompok ......................... 143

C. Mementaskan Drama Karya Sendiri ................................................. 148

Latihan..................................................................................................... 150

Tema 7: Membangun Bangsa Melalui Pendidikan ................. 153

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 154

A. Mendengarkan Informasi Isi Program Sekolah.................................. 154

B. Membaca Intensif Artikel pada Internet ............................................. 156

C. Mengidentifikasi Makna Kata dan Makna Bentuk Lingual Lain........ 158

viii

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 161

A. Mengomentari Unsur-unsur Intrinsik Berbahasa dalam Drama

Indonesia yang Memiliki Warna Lokal/Daerah ................................. 161

B. Menentukan Tema, Plot, Tokoh, Perwatakan, dan Pembabakan,

Serta Perilaku Berbahasa .................................................................. 166

C. Menulis Prinsip-prinsip Kritik dan Esai ............................................. 173

Latihan..................................................................................................... 177

Tema 8: Kasus Korupsi di Indonesia ..................................... 181

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 182

A. Membaca Cepa

t Teks ........................................................................ 182

B. Menulis Makalah ............................................................................... 184

C. Menganalisis Wacana Bahasa In

donesia

.......................................... 188

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 190

A. Membandingkan Puisi Indonesia dan Puisi Terjemahan .................. 190

B. Transliterasi Arab Melayu ke Aksara Latin........................................ 192

Latihan..................................................................................................... 196

Tema 9: Ragam Budaya Nasional.......................................... 199

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 200

A. Menyampaikan Topik

Suatu Uraian ................................................. 200

B. Membaca Intensif Artikel dalam Media Cetak ................................... 202

C. Ragam Bahasa

Indonesia ................................................................. 204

II. Kompetensi Be

rsastr a ........................................................................ 206

A. Membaca dan Menanggapi Puisi ...................................................... 206

B. Membaca dan M

enanggapi Drama ................................................... 207

C. Menulis Cuplikan Sastra Indonesia Klasik dari Teks Berhuruf

Arab-Melayu dalam

Huruf Latin ....................................................... 211

Latihan..................................................................................................... 214

Tema 10: Bencana Alam

di Sekitar Kita................................. 217

I. Kompetensi Berbahasa...................................................................... 218

A. Mendengarkan Informasi Berita ........................................................ 218

B. Membaca Teks/Naskah Pidato .......................................................... 220

C. Menyusun Paragraf Contoh, Perbandingan, dan Proses Sesuai

dengan Ciri-cir

i Paragraf ................................................................... 222

II. Kompetensi Be

rsastra ........................................................................ 225

A. Membahas Drama Indonesia dengan Warna Daerah ....................... 225

B. Menerapkan Prinsip-prinsip Penulisan Kritik dalam Bentuk Karya

Sastra Indonesia................................................................................ 228

Latihan..................................................................................................... 235

Latihan Ujian Akhir .................................................................. 237

Daftar Pustaka.......................................................................... 245

Glosarium ................................................................................. 247

Indeks .................................................................................. 249

Tema 1

Perkembangan Telekomunikasi

dan Informasi

Telekomunikasi di Indonesia dewasa ini sedang mengalami kemajuan yang

sangat pesat. Hal ini terbukti dengan maraknya operator-operator seluler yang ber-

lomba-lomba mengenalkan produknya ke masyarakat luas dengan berbagai

keunggulannya masing-masing.

Pelajaran ini mengajak Anda untuk mempelajari dan mempraktikkan cara men-

dengarkan berita, menanggapi isi pembicaraan dalam diskusi, membaca intensif

paragraf induktif, menulis surat lamaran pekerjaan, mendengarkan pembacaan puisi

terjemahan, membaca dan menanggapi cerpen. Semua aspek di atas akan dikaitkan

dengan tema Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi.

Sumber: Gatra, 20 Februari 2008

Sumber: Foto Haryana

Sumber: Gatra 16 Maei 2007

PETA KONSEP

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Menanggapi

Isi Pembica-

raan dalam

Diskusi

Kebahasaan

Kesastraan

Mendengar-

kan Berita

Membaca In-

tensif Para-

graf Induktif

Menulis Surat

Lamaran Pe-

kerjaan

Mendengarkan

Pembacaan Pu-

isi Terjemahan

Membaca dan

Menanggapi

Cerpen

2

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

I. Kompetensi Berbahasa

A. Mendengarkan Berita

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mencatat pokok-pokok isi berita, memilahnya menjadi

fakta dan pendapat, serta menanggapinya.

Teknologi telekomunikasi dan

informasi terus berkembang, baik

melalui media cetak maupun media

elektronik. Oleh sebab itu, kita ha-

rus mampu menyimak secara kritis

agar tidak terpengaruh oleh infor-

masi yang menyesatkan dan tidak

sesuai dengan budaya bangsa. Per-

kembangan telekomunikasi akan

semakin meningkat dengan dimun-

culkannya berbagai sarana dan

prasarana yang memadai, baik me-

lalui telepon, televisi, radio,

pager

,

internet, dan sebagainya. Informasi-informasi tersebut jelas memberikan dampak

positif dan negatif kepada masyarakat.

Berbagai informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai media, baik cetak

maupun elektronik. Untuk informasi dari media cetak, kita dapat membaca

informasi dari dalam media tersebut. Sedangkan untuk menangkap berita/infor-

masi dari media elektronik (khususnya radio dan televisi) kita harus mendengar-

kannya dengan saksama. Artinya, mengikuti jalan pikiran sang pembicara

dengan sungguh-sungguh.

Setelah mendengarkan berita, Anda dituntut untuk menyusun kembali berita

tersebut dalam bentuk catatan seperti dalam format berikut.

Format 1.1

Judul Ac

ara

: .................................................

Stasiun

: .................................................

Waktu Siaran

: .................................................

Tanggal Si

aran

: .................................................

Isi Berita

: .................................................

1. Apa

: .................................................

2. Siapa

: .................................................

3. Di man

a

: .................................................

4. Kapan

: .................................................

5. Mengapa

: .................................................

6. Bagaimana

:

.................................................

Gambar 1 Dengan antena parabola, kita dapat

menangkap berbagai siaran berita.

Sumber: Clipart

3

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

1. Mencatat Pokok-pokok Isi Berita

Selain bersumber dari radio atau televisi, mendengarkan berita dapat

dilakukan dengan mendengarkan pembacaan teks oleh teman, ayah, ibu,

ataupun kakak.

Untuk itu, mintalah seorang dari mereka untuk membacakan teks berikut.

Dengarkan dengan saksama! Sambil mendengarkan, catat di buku tugas Anda

tentang pokok-pokok isinya dengan format berikut ini!

Format 1.2

Teks Berita

Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta Dideklarasikan

Sebanyak 31 “Radio Komunitas” di Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY), Senin (6/5), mendeklarasikan berdirinya Jaringan Radio

Komunitas Yogyakarta (JRKY). Pendeklarasian di Gedung DPRD DIY,

Jalan Malioboro tersebut, didukung 35 organisasi nonpemerintah.

Pernyataan deklarasi dibacakan Surowo (dari

Radio Balai Budaya

Minomartani

). Sebelum pembacaan deklarasi, diadakan dialog publik

tentang radio komunitas. Setidaknya empat pembicara yang tampil,

masing-masing Danil Sunandar (perwakilan radio warga), YS. Matyastiadi

(perwakilan radio kampus), Martinus Ujianto (perwakilan lembaga

swadaya masyarakat), dan Nur Achmad Affandi (Wakil Ketua DPRD

DIY).

Dialog menyimpulkan, kehadiran radio komunitas merupakan

proses pemberdayaan secara mandiri. Sayangnya, negara tidak memberi

ruang gerak dan malah cenderung represif terhadap mereka. Tindakan

represif berupa

sweeping

justru sebuah upaya yang menghambat pember-

dayaan rakyat mengelola informasi.

Nur Achmad Affandi berkomentar, dengan berdirinya JRKY, diharap-

kan upaya penyadaran terhadap aparat pemerintah semakin gencar.

“Selama ini, aparat pemerintah belum sepenuhnya melihat radio komun-

itas sebagai bagian dari partisipasi masyarakat membangun komunitas-

nya. Mereka baru melihatnya dari satu sisi,” papar wakil rakyat dari

PKB itu.

Jaringan

Radio

Komunitas

Yogyakarta

Dideklarasi-

kan

Judul

Pokok-pokok Isi Berita

No.

Sumber

Apa Siapa Di Mana Kapan Mengapa Bagaimana

Kompas,

7 Mei

2007

1.

JRKY

4

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Koordinator JRKY, Adam Agus S., menjelaskan agenda utama yang

mendesak diperjuangkan adalah terakomodasinya lembaga penyiaran

komunitas dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran. RUU

yang akan dibahas DPR dan Pemerintah pertengahan Mei 2007, sama

sekali tidak merangkum keberadaan radio komunitas. Pemerintah me-

nolak pencantuman lembaga penyiaran komunitas, dengan alasan radio

komunitas tergolong gelap sehingga harus di

sweeping.

Padahal, kata Adam, radio komunitas telah berkembang sebagai

bagian dari pemberdayaan masyarakat dalam mengelola informasi.

Dengan kekuatan pemancar 10 watt, radio komunitas di Yogyakarta

mampu memberi layanan informasi kepada komunitas tertentu, baik

geografis maupun sesama kepentingan.

“Saat ini tercatat 31 radio komunitas di DIY yang menyatakan ter-

gabung dalam JRKY. Akan tetapi, sesungguhnya, secara riil di lapangan

jumlahnya berkisar 60. Radio semacam itu terus menjamur sejak tahun

1997 hingga sekarang,” tandas Agam.

(Sumber: harian

Kompas

, 7 Mei 2007, dengan perubahan seperlunya)

2. Memilah antara Fakta dan Pendapat

Fakta

adalah keadaan, kejadian, atau peristiwa yang benar dan bisa

dibuktikan. Termasuk di dalamnya ucapan pendapat atau penilaian orang atas

sesuatu. Dalam kode etik jurnalistik, pasal 3 ayat (30) dijelaskan antara lain,

“...di dalam menyusun suatu berita, wartawan Indonesia harus membedakan

antara kejadian

(fact)

dan pendapat

(opini

) sehingga tidak mencampuradukkan

yang satu dengan yang lain untuk mencegah penyiaran berita-berita yang

diputarbalikkan atau dibubuhi secara tidak wajar.”

Pendapat

juga disebut opini. Dikenal

public opinion

atau pendapat umum

dan

general opinion

atau anggapan umum. Opini merupakan persatuan (sintesis)

pendapat-pendapat yang banyak; sedikit banyak harus didukung orang banyak

baik setuju atau tidak setuju; ikatannya dalam bentuk perasaan/emosi; dapat

berubah; dan timbul melalui diskusi sosial.

Berdasarkan catatan dalam format 1.2, Anda dapat membedakan antara

fakta dan pendapat dalam teks yang dibacakan oleh teman, ayah, ibu, atau

kakak tadi. Selanjutnya, salin di buku tugas format berikut ini untuk mengerjakan!

Format 1.3

No.

Fakta

Pendapat

1.

2.

31 radio komunitas menjadi anggota

JRKY.

..................................................

Agenda utama yang paling mendesak

untuk diperjuangkan adalah RUU

Penyiaran.

....................................................

5

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

3. Menanggapi Isi Berita

Tanggapan

adalah ulasan atau komentar atas berita, pidato, laporan, dan

sebagainya. Tanggapan terhadap berita dapat diberikan pada seluruh aspek

berita, seperti isi, unsur berita, bahasa, gaya penulisan berita, dan sebagainya.

Sebelum menanggapi berita, kita harus memahami berita tersebut. Setelah itu,

baru kita lakukan analisis secara mendalam terhadap seluruh aspeknya.

Dalam memberikan tanggapan terhadap suatu berita atau laporan

diperlukan pemahaman tiga aspek penting dari tulisan tersebut. Tiga aspek

dalam tulisan tersebut adalah aspek tulisan/ejaan, aspek substansi/isi, dan aspek

penyajian berita. Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita hendaknya

menggunakan ragam bahasa standar. Bahasa standar mempunyai ciri-ciri:

cendekia, luwes, dinamis, efektif, dan enak dibaca, tetapi tetap berpedoman

pada kaidah bahasa yang berlaku.

Berdasarkan catatan dalam format 1.2 dan 1.3, Anda dapat memberikan

tanggapan terhadap berita yang didengarkan, baik tanggapan yang setuju mapun

yang menolak. Untuk itu, sampaikan tanggapan Anda secara lisan kepada ayah,

ibu, kakak, atau teman yang membacakan teks tadi!

B. Menanggapi Isi Pembicaraan dalam Diskusi

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mencatat pembicara dan pokok-pokok yang dibicarakan,

mengajukan pertanyaan, menyetujui dan menolak pendapat, serta mengajukan

argumentasi.

1. Mencatat Siapa dan Apa yang Dibicarakan dalam Diskusi

Kemampuan berkomunikasi seseorang tidak tumbuh dengan sendirinya.

Komunikasi seseorang akan baik dan terlatih apabila sering berkomunikasi

dalam berbagai peristiwa dan beraneka ragam pendengarnya. Berbicara

merupakan keterampilan berbahasa secara nyata. Kegiatan ini dapat ber-

langsung dengan bercakap-cakap, tanya jawab, berdialog, berpidato, dan

berdiskusi/seminar.

Seseorang agar memiliki keterampilan berbicara secara baik dan benar dalam

forum-forum diskusi/seminar, maka dia harus menguasai hal-hal berikut ini.

a. Penguasaan masalah.

b. Penguasaan lafal dan intonasi.

c. Pengenalan situasi.

d. Keberanian berbicara.

e. Penguasaan bahasa/kekayaan kosakata dan gaya penyampaiannya

f. Sering latihan/kebiasaan.

6

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Tujuan berbicara dalam forum apa pun tentulah didorong oleh keinginan

untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada siapa yang diajak berbicara.

Dalam diskusi/seminar ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, mengingat

diskusi itu merupakan suatu forum musyawarah untuk memufakati suatu

masalah yang dihadapi bersama-sama.

Pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi.

a. Moderator

Seorang anggota diskusi/seminar yang ditunjuk oleh panitia seminar/diskusi

untuk memimpin jalannya diskusi sampai selesai.

b. Notulen

Seorang anggota seminar yang ditunjuk oleh panitia dan moderator sebagai

pencatat dan perekam dalam proses jalannya seminar/diskusi.

c. Pembicara

Seorang ahli atau pakar yang dimintai oleh panitia untuk menjadi

pembicara atau memberikan materi dalam diskusi/seminar tersebut.

d. Peserta

Anggota seminar yang mengikuti seminar/diskusi dan mendaftar secara

langsung ataupun hanya sebagai partisipan.

Kewajiban-kewajiban peserta diskusi/seminar.

a. Berkemampuan mengusahakan terselenggarakannya diskusi secara lancar

dan tertib.

b. Sabar, adil, dan tidak memihak.

c. Mematuhi dan menjalankan peraturan diskusi yang telah dibuat/ditetapkan.

d. Bersama-sama anggota/sekretaris menyusun kesimpulan diskusi dan

mengumumkannya.

e. Menguasai pokok-pokok masalah yang didiskusikan.

Hak peserta diskusi.

a. Mematuhi aturan berdiskusi.

b. Menguasai/memahami pokok-pokok masalah.

c. Aktif menyumbangkan ide, gagasan, dan pokok-pokok pikirannya.

d. Menghargai pendapat orang lain.

e. Selalu menghindari sikap emosional dan alogis.

f. Mengajukan usul/pendapat setelah dipersilakan oleh ketua diskusi.

Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas empat orang! Tunjuklah

seorang teman untuk membacakan teks berikut ini! Sambil mendengarkan, catat

tentang siapa yang dibicarakan dan pokok-pokok pembicaraannya! Salin format

berikut di buku tugas untuk mengerjakan!

Format 1.4

Pembicara

No.

Pokok-pokok Permbicaraan

..................................................

..................................................

1.

2.

.......................................................

.......................................................

7

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Kaderisasi Penulis

Pelajar dan Mahasiswa di Media Massa Cetak

Satu fenomena sangat menyedihkan ketika tahun ‘80-an beberapa

pengarang muda seperti Hilman Hariwijaya, Zara Zettira, Gola Gong,

dan Bubin Lantang merajai peredaran buku-buku cerita remaja, dialog-

dialog kepenulisan pun hangat diselenggarakan dengan peserta me-

limpah. Meskipun demikian, dunia kepenulisan bagi remaja dan maha-

siswa sampai saat ini memang masih sepi oleh penggemar. Diibaratkan

“hangat-hangat tahi ayam”

, pada saat ada diklat kepenulisan, diklat jur-

nalistik, dan sebagainya, mereka berbondong-bondong untuk meramai-

kannya tetapi setelah itu ibarat mimpi lewat saja.

Ada satu protes keprihatinan yang dilontarkan oleh seorang penulis

yang sudah memiliki nama, yaitu Gola Gong pada saat seorang panitia

dialog kepenulisan mengajukan proposal kepadanya sebagai pembicara

dalam dialog tersebut. “Apakah tidak bosan mengundang saya? Hasilnya

selama ini yang sudah terwujud apa? Apakah saya masih laku untuk

ditawarkan, sementara dunia

fashion

, jumpa

fans

,

cover

majalah, jauh

lebih laris dibandingkan dunia kepenulisan?” Hal ini saya kira wajar

jika Gola Gong seakan-akan memberontak melihat ketidakpedulian para

remaja dan mahasiswa sekarang terhadap lahan yang sebenarnya

menjanjikan masa depan yang sangat cerah. Apalagi setelah adanya

reformasi tahun 1998, adanya kebebasan berdemokrasi, berekspresi,

dan berkarya sangat marak bermunculan media massa cetak dan

elektronik di Indonesia. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan penulis-

penulis remaja yang masih memiliki idealisme dan ketangguhan berkarya

secara inovatif.

Faktor utama yang menyebabkan “

kemandekan

dan

kemandulan”

proses kreatif para mahasiswa dan remaja dalam dunia tulis-menulis

adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa kurang mencintai dunia tulis-menulis.

2. Kurangnya bekal dan pelatihan kepenulisan atau jurnalistik bagi

mahasiswa.

3. Mahasiswa kurang merespons kegiatan tulis-menulis yang dapat

mendukung keprofesionalan sebagai sarjana plus pada saat lulus

kuliah nantinya.

Sebagai pegangan bagi penulis pemula, perlu diperhatikan beberapa

persyaratan ketika ingin menulis artikel, esai, atau mungkin karya

jurnalistik lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

8

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

1. Mengetahui Persyaratan Menulis

a. Tulisan harus orisinil, belum pernah dimuat di media lain.

b. Bersifat aktual dan faktual.

c. Mengandung unsur ilmiah populer, bukan ilmiah teknis.

d. Tidak menyerang pribadi orang lain atau memojokkan pihak-

pihak tertentu.

e. Tidak melanggar kesusilaan.

f. Materi bukan merupakan promosi yang bersifat komersial

tentang suatu produk atau usaha jasa lainnya, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

2. Etika Penulisan

Kebebasan penulis artikel di media cetak tetap harus berpegang

pada rambu-rambu ataupun aturan penulisan di media cetak.

Berikut ini beberapa etika yang harus diperhatikan seorang penulis

media cetak.

a. Jangan mengirimkan naskah yang sama atau mirip kepada lebih

satu media cetak.

b. Jangan memanfaatkan artikel untuk kepentingan seseorang atau

kelompok.

c. Jangan menanyakan kapan artikel Anda dimuat dan honor

Anda sebagai penulis.

g. Jangan meminta kembali artikel Anda apabila tidak dimuat di

media cetak.

h. Pahami karakter media cetak yang Anda incar tersebut, baik

model, gaya, pembaca, dan model pengiriman naskahnya.

3. Memahami Karakter Redaktur

Masing-masing redaktur media cetak memiliki karakter yang

berbeda-beda. Namun demikian, para redaktur pada umumnya

memiliki cara kerja yang sama dalam bidang penerbitan media.

Oleh karena itu, Anda harus mengenali dan memahami karakter

redaktur masing-masing media cetak.

4. Mengenal Kerja Redaktur

Seorang redaktur media cetak biasanya memiliki beberapa

alternatif ketika menentukan sebuah tulisan dimuat atau tidak. Hal-

hal yang biasanya dilakukan oleh redaktur untuk memilih artikel

yang akan dimuatnya, antara lain sebagai berikut.

a. Apakah topik artikel aktual atau judulnya menarik.

b. Khusus untuk judul apakah ada kejutan, keunikan, atau menun-

jukkan kebaruan.

c. Apakah panjang tulisan sesuai yang dipersyaratkan masing-

masing media masa cetak.

d. Apakah artikel datang tepat waktu atau bahkan mendahului

waktu, khususnya artikel yang menanggapi peristiwa teragenda.

9

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

e. Apakah artikel itu secara teknis memudahkan (misalnya Anda

kirim lengkap dengan disketnya).

f. Apakah artikel itu mempunyai ide baru atau sekadar mengulang

pendapat orang lain.

g. Apakah sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar.

h. Bagaimana mengurai sintesis antara teori dan kenyataan.

i. Apakah sistematika penulisan artikel sudah runtut atau belum.

5. Strategi Pengiriman Naskah

a. Artikel dikirim sendiri.

b. Dikirim lewat pos atau paket.

c. Mengirim lengkap dengan disket.

d. Dikirim melalui modem.

e. Mengirim lewat faksimile

.

f. Mengirim melalui

e-mail

.

6. Mengenali Kelemahan

a. Penulis senior.

b. Penulis pemula.

Keuntungan menjadi seorang penulis secara nyata dalam kehidupan

kita adalah sebagai berikut.

1. Mendapatkan honorarium yang sangat menarik dari tulisan-tulisan

yang dimuat di media massa cetak atau majalah, baik lokal,

nasional, maupun internasional.

2. Memiliki kebanggaan pribadi karena tulisannya dapat dimuat di

salah satu media massa cetak, baik lokal maupun nasional sehingga

nama diri dan ide kita dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat,

baik para praktisi, akademisi, maupun klien.

3. Nama kita dikenal oleh para akademisi, praktisi media massa cetak,

redaktur, dan para editor penerbitan, sehingga akan membuka jalan

untuk keberhasilan kita di masa-masa yang akan datang.

Akhirnya, sebagai catatan akhir marilah kita bersama-sama ber-

proses, berkreatif, berekspresi, dan berapresiasi untuk dapat mewujud-

kan keinginan dan idealisme kita dengan menulis.

Riwayat Singkat Pembicara

Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. lahir di Sragen, 13 Oktober

1976. Saat ini penulis tinggal dengan istrinya, Yuli Kusumawati, S.S. di

Tunggul Sari RT 02/06, Pajang, Laweyan, Surakarta Telp. (0271)

739450. Pendidikan SD hingga SMA diselesaikan di Sragen, yaitu SDN

Pungsari 1 tahun 1988, SMPN 1 Plupuh tahun 1991, dan SMUN

Gemolong tahun 1994. Gelar Sarjana Sastra diraih di Jurusan Bahasa

dan Sastra Indonesia, bidang Linguistik, Fakultas Sastra dan Seni Rupa

UNS tahun 1999 dengan Skripsi “Pemakaian Bahasa Indonesia dalam

Rubrik

Wong Solo Ngudarasa

Solopos: Kajian Pragmatik”, dan gelar

10

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Magister Humaniora, minat utama Linguistik, diraih di Pasca-sarjana

UGM Yogyakarta tahun 2002 dengan Tesis “Asosiasi Pornografis Judul-

Judul Berita Artis dalam Media Massa Cetak: Kajian Sosiolinguistik”.

Penulis memulai karier mengajar sejak tahun 1997-1998 sebagai

Tentor LBB Omega Gama dan Primagama Surakarta, tahun 1999-2000

menjadi wartawan di SKH

Pos Kita/Bengawan Pos

Solo, tahun 2000-

2002 menjadi tentor di LBB Neutron Yogyakarta, dosen di Universitas

Veteran Bantara Sukoharjo dan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Sejak 1 Desember 2002 penulis diangkat sebagai dosen tetap Program

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan PBS FKIP

UNS - sekarang. Mata kuliah yang pernah diampu di Perguruan Tinggi

antara lain; Sosiolinguistik, Pragmatik, Semantik, Psikolinguistik, Linguistik

Umum, Linguistik Terapan, Fonologi, Sintaksis, Analisis Kesalahan

Bahasa, Jurnalistik, Filsafat Ilmu, dan Menyimak.

Hasil karya ilmiahnya antara lain: “Asosiasi Pornografis dalam

Media Massa Cetak” (Jurnal

Retorika

Pascasarjana PBI UNS, Oktober

2003), “Valensi Morfologis Verba Adjektiva dalam Bahasa Indonesia”

(Jurnal

Dwijawacana

FKIP UNS, Mei 2004), “Karakteristik Bahasa

Penyiar Radio JPI FM Solo (Jurnal

Humaniora

Fakultas Ilmu Budaya

UGM, Juni 2004), Eksistensi Bahasa Jawa di Eraglobalisasi ( Seminar

Nasional),

Emang

Islam Nggak Gaul

karya Munif Tauhcid (sebagai

Editor),

Pragmatik: Teori dan Analisis

(Lingkar Media Yogyakarta, Juli

2007),

Cendera Mata Cinta from “ABG” to “ABG”

karya Drs. Yant

Mujiyanto (sebagai Editor). Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai

semi-nar dan menulis di media massa cetak, seperti

Solopos, Benga-

wan Pos, Kedaulatan Rakyat

, dan

Suara Merdeka.

(Sumber:

Materi Training Dasar-Dasar Jurnalistik di SMK 6 Solo,

3 Oktober 2007)

2. Mengajukan Pertanyaan terhadap Pokok Pembicaraan

Berdasarkan catatan dalam format 1.4, buatlah pertanyaan tentang teks

yang Anda dengarkan, lalu ajukan kepada teman dalam kelompok diskusi!

Contoh:

a. Mengapa harus ada kaderisasi penulis untuk pelajar dan mahasiswa?

b. Apakah profesi penulis dapat dijadikan mata pencaharian hidup?

3. Mengemukakan Persetujuan dan Penolakan

Buatlah tanggapan persetujuan dan penolakan terhadap pendapat-pen-

dapat pembicara dalam makalah yang disampaikan dalam seminar jurnalistik

di atas! Kerjakan di buku tugas Anda!

11

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Contoh:

a. Maaf, saya kurang sependapat dengan apa yang Bapak sampaikan tadi

mengenai “profesi kepenulisan” karena saya belum yakin bahwa dengan

menulis kita bisa hidup layak. (

Ungkapan Penolakan)

b. Saya setuju dengan pendapat Bapak tadi bahwa kita harus memulai dari

diri kita sendiri untuk menulis. Terima kasih. (

Ungkapan Persetujuan

)

4. Mengajukan Argumen Mendukung dan Menentang

Ajukan argumen yang mendukung dan menentang terhadap pendapat-

pendapat pembicara dalam makalah yang disampaikan dalam diskusi atau

seminar jurnalistik di atas. Sebelumnya, tuliskan di buku tugas Anda!

Contoh:

1. Maaf Pak, saya kurang sependapat dengan pemikiran Bapak tadi. Karena

untuk menulis memerlukan modal. Dengan demikian, penulis pemula seperti

saya kurang percaya diri untuk mampu me-nulis seperti yang Bapak

sampaikan tadi. (

Argumen Menentang

)

2. Maaf Bapak Moderator, saya hanya ingin menyampaikan bahwa pada

prinsipnya saya sependapat dengan pendapat yang disampaikan Bapak

Rohmadi tadi. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau

training

ini

dilanjutkan ke

training

jurnalistik tingkat lanjut karena dengan menulis

akan mendatangkan banyak keuntungan bagi kita, baik pelajar maupun

mahasiswa. Terima kasih. (

Argumen Mendukung

)

C. Membaca Intensif Paragraf Induktif

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mengindentifikasi ciri-ciri teks yang berpola induktif dan

menyimpulkannya.

1. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Berpola Induktif

Paragraf

adalah bagian dari telaah wacana dalam bahasa Indonesia.

Penalaran dalam paragraf sebuah wacana dapat berpola deduktif dan induktif.

Penalaran induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-

peristiwa yang sifatnya khusus menuju pernyataan umum. Apabila diidentifikasi

secara terperinci, paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. letak kalimat utama di akhir paragraf,

b. diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan

pernyataan umum.

12

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Contoh:

Di dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1952, 62,7%

orang Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam

pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Pada tahun 1960 adalah

63,8%. Dari penyajian statistik tersebut, ternyata cukup besar golongan

orang Amerika yang berhak memilih tidak menggunakan hak pilihnya

dengan sungguh-sungguh.

(Sumber:

Suara Karya

, 29 Maret 2008)

Dalam contoh paragraf induktif di atas terdiri atas empat kalimat berurutan

yang diawali dengan kalimat pertama sebagai serangkaian kalimat

pernyataan

,

kemudian diikuti kalimat kedua, ketiga, dan diikuti kalimat keempat sebagai

kesimpulan

.

2. Menarik Kesimpulan Isi Teks Berdasarkan Pola Generalisasi,

Analogi, dan Sebab-Akibat

a. Generalisasi

Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala

khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh

gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku

umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam pengem-

bangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-

fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi

atau ciri sebagai penjelasan lebih lanjut.

Contoh:

Pemerintah mendirikan sekolah sampai ke pelosok. Puskesmas

didirikan di mana-mana. Lapangan kerja baru diciptakan. Pembangunan

rumah ibadah diperbanyak atau dibantu pemerintah. Memang menjadi

tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

b. Analogi

Adalah proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan ter-

hadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik

kesimpulan.

13

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Pelatihan

Contoh:

Secara tak sengaja Amara mengetahui bahwa pensil

Steadler

4B

menghasilkan gambar vinyet yang memuaskan hatinya. Pensil itu sangat

lunak dan menghasilkan garis-garis hitam dan tebal. Oleh karena itu,

selama bertahun-tahun ia selalu memakai pensil itu untuk membuat

vinyet, tetapi ketika ia berlibur di rumah nenek di sebuah kota kecamatan

ia kehabisan pensil. Ia mencari di toko-toko di kota itu tidak ada.

Akhirnya, daripada tidak dapat mencoret-coret ia memilih merek lain

yang sama lunaknya dengan

Steadler

4B. “Ini tentu akan menghasilkan

vinyet yang bagus juga,” putusnya.

c. Sebab-Akibat

Adalah proses penalaran yang dimulai dengan mengemukakan fakta yang

berupa sebab dan sampai pada kesimpulan yang merupakan akibat.

Contoh:

Bangsa Jepang suka berkelompok. Kepentingan perorangan ada,

tetapi kalau kepentingan bersama membutuhkan, maka kepentingan

bersama didahulukan. Dengan demikian, antara kepentingan perorang-

an dan kepentingan berjalan serasi. Oleh karena itu, untuk melakukan

sesuatu secara bersama dan secara terkoordinasi, bagi bangsa Jepang

sudah berjalan dengan sendirinya.

Anda sudah mempelajari cara mengindentifikasi ciri-ciri teks yang berpola

induktif dan menyimpulkannya. Sekarang kerjakan perintah di bawah

ini!

Baca teks berikut ini dengan cermat! Sambil membaca, catat tiap-tiap

paragrafnya yang termasuk pola generalisasi, analogi, dan sebab-akibat!

Salin format berikut di buku tugas Anda untuk mengerjakannya!

Format 1.5

No.

Paragraf Ke-1

Pola

Generalisasi

Anlogi

Sebab-Akibat

14

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Mahir Membaca Kuasai Informasi

Oleh: Dr. Ella Yulaelawati

Mahir membaca mengandung makna melampaui kemampuan

membaca bunyi teks. Mahir membaca adalah mahir memahami makna

wacana bacaan secara mendalam disertai dengan kemampuan membaca

dan menafsirkan konteks dari wacana tersebut. Kondisi sosial, budaya,

dan ekonomi, sebagai latar suatu wacana bacaan yang tersedia dapat

dicerna dan dipahami dengan baik. Seseorang yang mahir membaca

adalah seseorang yang mampu membunyikan teks, memahami wacana,

dan menghayati konteks suatu bacaan.

Bagi pembaca mahir, konteks bacaan dipahami berdasarkan

informasi yang memadai. Pembaca yang mahir perlu terampil menulis

untuk menata dan menyimpan informasi yang dapat digunakan dalam

pemahaman bacaan lebih lanjut. Dengan sendirinya, seseorang yang

mahir membaca adalah seseorang yang mampu menguasai informasi.

Agar menguasai informasi, se-

seorang diharuskan banyak sekali

membaca dari berbagai media,

baik media cetak maupun elektronik.

Ia diharapkan dapat mencari,

menyimpan, dan mengelola infor-

masi dengan menafsirkan informasi

dalam bentuk catatan, kliping,

tulisan, dan laporan. Ia juga harus

dapat selalu mengkinikan (meng-

update

) informasi agar tidak ter-

tinggal. Keikutsertaan dalam

mengkinikan informasi memerlu-

kan kemampuan dalam mempelajari informasi baru sekaligus menye-

leksi informasi yang bermanfaat dan menyisihkan informasi yang tidak

relevan agar terjadi otomatisasi dalam berkomunikasi secara efisien.

Pengetahuan-pengetahuan usang yang tidak bermanfaat dapat dikaji

ulang, bahkan bila perlu dilupakan agar terlepas dari belenggu statis

yang mengundang ketertinggalan.

Kemahiran mengelola informasi terkini mencakup kemampuan

meneliti, memilih, menggunakan informasi disertai data akurat, dan

membuang pengetahuan yang tidak relevan. Dengan demikian,

seseorang yang mahir mengelola informasi akan mampu menciptakan

pengetahuan baru.

Gambar 2 Membaca dapat me-

nambah wawasan seseorang.

Sumber: Foto Haryana

15

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Mereka yang menguasai dan mengelola informasi, dapat melahirkan

kritik yang bermakna dan membangun. Mereka dapat melahirkan kritik

dengan pemahaman kontekstual berdasarkan data akurat yang

menunjang persoalan-persoalan dalam kehidupan. Dengan kemampuan-

nya, mereka dapat memberikan gagasan-gagasan baru sebagai solusi

atas permasalahan yang dikemukakannya.

Kemahiran membaca perlu didukung dengan penguasaan bahasa

yang memadai, karena bahasa merupakan wahana perolehan dan

penyampaian informasi dan pengetahuan. Penguasaan bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu harus

ditingkatkan. Dengan demikian, seseorang dapat berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan antarmasyarakat dan kegiatan nasional ....

(Dikutip seperlunya dari

Buletin Pusat Perbukuan

, Depdiknas No. 6 Tahun 2006)

D. Menulis Surat Lamaran Pekerjaan

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mengenali unsur-unsur dalam surat lamaran pekerjaan,

menuliskannya berdasarkan iklan, serta memperbaiki dari segi struktur antarkalimat

dan EYD.

1. Unsur-unsur dalam Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan biasa ditulis seseorang ditujukan kepada suatu

instansi atau perusahaan. Dalam surat lamaran tersebut, seorang pelamar

menawarkan keahlian, kemampuan, atau jasa agar diterima menjadi karyawan

atau pegawai di instansi atau perusahaan tersebut.

Unsur-unsur yang terdapat dalam surat lamaran pekerjaan adalah sebagai

berikut.

a. Identitas pelamar, yang meliputi nama, alamat, usia, tempat dan tanggal

lahir, pendidikan.

b. Jenis pekerjaan yang diminta.

c. Bila telah mempunyai pengalaman, dicantumkan pengalaman kerja.

d. Data pendukung yang dimiliki, misalnya: STTB, riwayat hidup, dan sertifikat

keahlian.

e. Sumber lamaran, baik dari iklan maupun pengumuman.

16

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

2. Menyusun Surat Lamaran Pekerjaan Berdasarkan Iklan

Cermati iklan lowongan pekerjaan di bawah ini! Berdasarkan iklan tersebut,

berikut ini disajikan contoh surat lamaran pekerjaan yang ditawarkan.

(Sumber:

Solopos

, 24 Januari 2007)

Hal

: Lamaran Pekerjaan

Lampiran : Satu berkas

Yth.

Kepala Personalia Sadar Djaya

di Jl. Majapahit VII No. 34

Solo

Dengan hormat,

Dengan adanya iklan di

Solopos

, 24 Januari 2007, dengan ini saya

mengajukan lamaran menjadi karyawan di Sadar Djaya, yaitu bagian

Teknisi Komputer.

Sebagai karyawan, saya akan berkerja keras untuk kemajuan

perusahaan Bapak. Berikut ini saya lampirkan:

1. Satu lembar copy ijazah terakhir

2. Satu lembar copy KTP

3. Tiga lembar pasfoto ukuran 4 x 6

4. Satu lembar daftar riwayat hidup

Demikian lamaran dari saya. Besar harapan saya untuk dapat

mengikuti tes seleksi. Atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya.

Hormat saya,

Yuma Ari

17

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Pelatihan

3. Memperbaiki Surat Lamaran

Perhatikan sekali lagi contoh surat lamaran

di atas. Setelah Anda mengetahui unsur-unsur

yang harus ada dalam surat lamaran, tentunya

dapat dilihat bahwa contoh surat tersebut masih

terdapat berbagai kekurangan, baik dari segi

struktur, diksi (pilihan kata), kejelasan kalimat,

kaitan antarkalimat, dan ejaannya. Untuk itu,

Anda diminta menuliskan kembali perbaikan

dari contoh surat lamaran tadi di buku tugas! Buatlah contoh surat lamaran

yang benar dengan melihat lowongan pekerjaan di atas!

Setelah Anda mempelajari unsur-unsur dalam surat lamaran pekerjaan,

menyusun surat lamaran pekerjaan berdasarkan iklan, dan memperbaiki

surat lamaran, selanjutnya Anda kerjakan tugas berikut!

Carilah iklan lowongan pekerjaan di media cetak. Buatlah surat lamaran

terhadap pekerjaan tersebut. Kerjakan di selembar kertas dan kumpulkan

kepada Bapak/Ibu Guru Anda! Perhatikan struktur, diksi, kejelasan

kalimat, dan ejaannya.

II. Kompetensi Bersastra

A. Mendengarkan Pembacaan Puisi Terjemahan

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu menentukan isi puisi yang dibacakan, temanya, sikap

penyair, dan menjelaskan amanatnya.

1. Menentukan Isi Puisi yang Dibacakan

Puisi merupakan karya sastra yang didominasi oleh unsur perasaan,

imajinasi, irama, dan persajakan yang ditata berbaris-baris dan berbait-bait

dalam nada dan irama yang sesuai. Di dalam puisi dapat ditemukan isinya,

esensi, dan substansi maksud yang terkandung di hati penyair. Ketika puisi itu

dibacakan, baik pembaca maupun pendengar, dapat menentukan isinya. Hal

ini terjadi, baik dalam puisi Indonesia maupun puisi terjemahan. Coba Anda

simak pembacaan puisi-puisi terjemahan yang dilakukan oleh teman-teman

berikut ini! Sambil membaca, tentukan isi yang terkandung di dalamnya. Bapak/

Ibu Guru akan menunjuk beberapa siswa untuk membacakan beberapa puisi

berikut ini di depan kelas.

(Sumber:

Suara Merdeka

,

Sabtu 28 Juli 2008)

18

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Puisi a:

Seorang Anak Bercakap dengan Tuhan

Oleh: Patherine Marshall

Tuhanku, waktu usiaku lima tahun, masih sangat muda

Kupikir semua makananku berasal dari gudang penyimpan

Aku tak pernah mengerti mengapa Ayah bersyukur kepada-Mu

Kini usiaku enam tahun

Makin mengertilah aku

Kini kutahu gudang-gudang penyimpanan itu

Tak mungkin menyimpan makanan, tanpa berkah-Mu

Jika Kau tak merestui apa yang tumbuh

Terima kasih Tuhanku, untuk benih kecil mungil

Yang merekah ke dalam selaput ercis hijau ke dalam tomat merah

Ke dalam labu kuning dan apel yang ranum

Terima kasih atas hujan dan sinar matahari

Yang merekahkan benih-benih

Terima kasih untuk pak tani

Yang menanamkan benihnya

Dan kepada lelaki yang mengemudi truk-truk besar

Membawa bahan makanan ke pasar

Terima kasih untuk lelaki penyimpan seperti Tuan Barnes

Dalam apron putihnya yang longgar

Untuk Bapak yang membelikanku makanan

Untuk Mama yang memasakkanku

Hingga segalanya jadi lezat kunikmati

Terima kasih Tuhan

Amin

(Sumber:

Puisi Seputar Dunia,

Nusa Indah, 1984, hal. 110-111,

Terjemahan Nyoman Gusthi Eddy)

19

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Puisi b:

Kasidah Cinta

Oleh: Jalaluddin Rumi

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, kusimpan kasih-Mu

dalam dada.

Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu, segera saja bagai duri

bakarlah aku.

Meskipun aku diam-tenang bagai ikan, namun aku gelisah pula bagai

ombak dan lautan.

Kau yang telah menutup rapat bibirku, tariklah misaiku ke dekat-

Mu.

Apakah maksud-Mu? Mana aku tahu? Aku hanya tahu bahwa aku

siap dalam iringan ini selalu.

Kukunyah lagi mamahan kepedihan mengenangmu.

Bagai unta memamah biak makanannya, dan bagai unta yang geram

mulutku berbusa.

Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, di hadirat Kasih

aku jelas-nyata.

Aku bagai benih di bawah tanah, aku menanti tanda musim semi,

Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi, dan tanpa

kepalaku sendiri aku dapat menggaruk-belai kepala pula.

(Sumber:

Kasidah Cinta

, Budaya Jaya, hal. 138, Terjemahan Hartoyo Andangjaya)

Puisi c:

Terimalah Aku

Oleh: Rabindranath Tagore

Terimalah aku, duh Gusti, terimalah aku sejenak.

Biarkanlah hari-hari piatu itu berlalu tanpa Engkau kulupakan.

Cukup sebarkanlah waktu yang sesaat ini ke seluruh pangkuan-Mu,

merengkuhnya di balik cahaya-Mu.

Aku lelah mengembara dalam pengejaran suara-suara yang

menyeretku, namun mereka tak membawaku ke manapun.

Sekarang lzinkan aku duduk dalam damai dan mendengarkan

perkataan-Mu, dalam jiwa ketenanganku.

Jangan palingkan wajah-Mu dari rahasia-rahasia gelap kalbuku, tetapi

bakarlah mereka sampai menyala bersama api-Mu.

20

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Puisi d:

Salamku

Kawan perjalananku, inilah salam dari sang pengelana untuk-Mu.

Wahai Tuhan patah-hatiku, Tuhan derita dan kehilanganku, Tuhan

ketenangan kelabu runcuhnya hariku, salamku dan rumah kehancuranku

untuk-Mu.

Wahai cahaya pagi yang baru terlahir, matahari yang abadi, salamku

dan pengharapan yang tak pernah mati untuk-Mu.

Wahai pemanduku, akulah sang pengelana di atas jalan tak berujung

ini, salamku dan seorang pengembara untuk-Mu.

(Sumber:

The Hearth of God Menyingkap Kalbu Ilahi,

Jendela Grafika, 2002, Hal. 7,

Terjemahan Ribut Wahyudi)

2. Menentukan Tema dengan Bukti yang Mendukung

Penentuan tema dalam puisi dilakukan dengan cara menyarikan atau

merumuskan keseluruhan larik puisi. Setelah itu, mencari bukti-bukti yang

mendukung atas tema yang sudah ditentukan berupa baris-baris tertentu yang

selaras dengan tema. Bukti tersebut diharapkan dapat meyakinkan pembaca,

bahwa tema yang kita tentukan tersebut benar adanya.

3. Menentukan Sikap Penyair terhadap Puisi

Pada hakikatnya, objek inti yang dibicarakan dalam puisi itulah tema puisi.

Dalam mengembangkan tema menjadi sebuah puisi, penyair memiliki sikap-

sikap tertentu terhadap tema itu. Adakalanya penyair menyikapinya dengan

penuh kesungguhan, kecintaan, kegairahan, optimisme, kadang-kadang

sebaliknya dengan rasa pesimistis, penuh kegetiran, sikap masa bodoh.

Adakalanya juga dengan sikap penuh keluguan, naif/kekanak-kanakan, cengeng

atau pragmatis/praktis.

Bagaimana atau seperti apa puisi yang berhasil ditulisnya sangatlah

ditentukan oleh sikap seorang penyair terhadap pembaca. Jika penyair bersikap

menggurui pembaca, puisinya akan penuh dengan nasihat-nasihat lugas. Penyair

yang menyikapi pembaca sebagai sosok yang cerdas dan apresiatif mendorong

seorang penulis untuk menulis puisi dengan bahasa figuratif dan simbol-simbol

yang kaya nuansa.

4. Menjelaskan Amanat Puisi

Amanat puisi adalah pesan moral seorang penyair yang diharapkan

menjadi sesuatu yang bermakna bagi para pembaca, menjadi hikmah,

renungan, atau nasihat. Amanat puisi biasanya mempunyai benang merah

dan misi visi yang relevan dengan tema.

21

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Pelatihan

Anda sudah mempelajari menentukan isi puisi, agar lebih terasah

kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini!

1. Coba Anda baca sekali lagi keempat puisi terjemahan di atas!

2. Sambil membaca, tentukan amanat masing-masing puisi!

3. Buatlah amanat tersebut di buku tugas dan sebagai pekerjaan

rumah!

4. Dengarkan dengan saksama puisi yang dibacakan teman Anda!

B. Membaca dan Menanggapi Cerpen

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu membaca cerpen yang dianggap penting dalam tiap

periode, menunjukkan cerpen yang tidak memiliki dasar cerita, menjelaskan standar

budaya yang dianut oleh masyarakat cerita tersebut, serta menyimpulkan pesan di

dalamnya.

Sejarah sastra dibagi dalam banyak periode dan dalam tiap-tiap periode

dapat dibaca cerpen-cerpen yang dianggap penting. Dalam periodisasi sastra

Indonesia dikenal Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru, Masa

Jepang, Angkatan ’45, Dekade 50-an, Angkatan ’66, Dekade 70–80-an, Dekade

90-an, Angkatan 2000. Cerpen-cerpen terpenting pada periode-periode tersebut

memiliki ciri-ciri dan karakter spesifik tersendiri. Dari bermacam jenis cerpen

yang ada, dapat dijumpai cerpen-cerpen konvensional dan inkonvensional. Ciri-

ciri cerpen yang konvensional adalah sebagai berikut.

1. Memiliki tema, penokohan, seting, dan plot yang serba umum.

2. Ditulis secara singkat, padat, dan jelas.

3. Mengandung kesatuan cerita, independen, dan sudah tuntas dengan dirinya

sendiri. Ciri-ciri cerpen inkonvensional adalah tidak memiliki dasar cerita/

tema yang jelas, namun menampilkan alur yang kronologis/urut waktu.

1. Membaca Cerpen Terpenting pada Tiap Periode

Di atas telah disinggung secara sekilas Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia,

dari masa Angkatan Balai Pustaka sampai Angkatan 2000 sekarang ini. Seperti

juga sekarang, di samping cerpen-cerpen lepas yang dimuat di surat kabar

atau majalah, sejak dahulu pun cerpen-cerpen telah diterbitkan dalam bentuk

buku. Bahkan sebelum terbitnya majalah

Pujangga Baru

yang juga memuat

cerpen, pada masa Balai Pustaka telah menerbitkan buku-buku kumpulan

cerpen berjudul

Teman Duduk

dan

Pengalaman Masa Kecil

karya Muhammad

Yamin dari Angkatan Balai Pustaka.

22

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Buku-buku kumpulan cerpen yang di dalamnya termuat cerpen-cerpen yang

dianggap penting pada tiap periode terus bermunculan sejak Angkatan Balai

Pustaka sampai kini. Salah satu cerpen yang cukup mewakili zamannya adalah

cerpen

Lempengan-lempengan Cahaya

karya Danarto, yang bahasanya sangat

indah, plastis, bernas dengan untaian cerita yang imajinatif, serta menyiratkan

religiusitas yang mendalam. Danarto sendiri dikenal sebagai cerpenis piawai

yang banyak menciptakan cerpen-cerpen sufistik dengan keimanan kepada Allah

yang merasuk sukma. Dia termasuk salah seorang tokoh cerpen Dekade 80-an

dengan karya-karya absurd sebagaimana Putu Wijaya, Budi Darma, dan

pengarang sezamannya. Sekarang, bacalah dengan penuh penghayatan cerpen

Lempengan-lempengan Cahaya

karya Danarto di bawah ini!

Lempengan-Lempengan Cahaya

Oleh: Danarto

Sebagai lempengan cahaya, ayat-ayat itu meluncur dengan kecepatan

di luar batas angan-angan. Udara, awan-gemawan, cuaca, terang, gelap,

dan bau-bauan memandang ayat-ayat itu penuh kegembiraan. Udara,

tempat percampuran segala zat, seperti memperoleh zat baru setelah

dilewati ayat-ayat itu. Cuaca lalu menerbitkan warna begitu ayat-ayat itu

melintas, suatu warna yang tidak bercampur dengan warna-warna yang

sudah disapukan sebelumnya, seluas langit. Suatu warna bintang terang

yang berbinar-binar, yang langit tidak mampu menangkap kecepatannya.

Ayat-ayat itu tiba-tiba saja sudah berada di ujung, ditandai dengan ledakan

cahaya besar tanpa bunyi.

“Saya merasakan seperti tidak bergerak,” kata Al-Fatihah.

“Apakah karena kecepatan kita yang luar biasa?” sahut Ayat Kursi.

“Apakah kita benar-benar melakukan pengembaraan?” kata Surah

Ali Imran.

“Saya merasakan apa saja yang kita lewati menyambut kita penuh

kegembiraan.”

“Rasanya kegembiraan itu sebuah nyanyian besar.”

“Yang memenuhi langit.”

Apakah pernah terlintas suatu cuaca yang seperti itu, percampuran

antara suasana-warna-bunyi, yang senyata-nyatanya, yang meneduh-

kan mata, menyedapkan pembauan, dan empuk di telinga, lalu-lalang

di tenggorokan sama leluasanya lewat lubang hidung, membuat

segalanya ringan.

Apakah pernah terlintas suatu cuaca yang seperti itu, yang rata,

yang tanpa dimensi, yang tak ada jarak, jauh dan dekat satu jangkauan,

semua sisi benda terlihat, semua sama besarnya, semua nyaring bunyi-

nya, semua dalam kedudukan yang mengambang,tembus mata, dalam

suatu kepekatan warna.

23

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Apakah pernah terlintas suatu cuaca yang seperti itu, di antara bunyi-

bunyian dan kediaman, benderang tanpa bayangan, warnanya silih ber-

ganti, yang kabut menjadi kelambu, yang embun menjadi permadani,

suatu pemandangan mengambang yang setiap saat siapa pun dapat

berhenti tanpa menginjak sesuatu dan tanpa jatuh meluncur.

“Apakah ini, yang melintas sebagai lempengan-lempengan cahaya?”

tanya sapuan warna.

“Kami adalah ayat-ayat suci,” sahut Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan

Surah Ali Imran bersamaan.

“Alangkah berbahagia kalian,” kata sesayup bunyi.

“Apakah kami nampak seperti itu?” tanya ayat-ayat itu.

“Kalian nampak jauh lebih baik lagi,” kata seberkas udara.

“Kalian bernyanyi,” sambung sebersit bau.

“Apakah kami kedengaran bernyanyi?”

“Kalian nampak lebih dari itu.”

“Dari mana mau ke mana kalian?”

“Kami dari Lauhul Mahfus, dengan tujuan bumi.”

“Jadi selama ini kalian ada dalam pingitan?”

“Ya. Dan masih banyak sekali yang lain.”

“Saya lalu ingat, pernah pula berduyun-duyun ayat-ayat suci

meluncur dari ketinggian yang tak terbayangkan, menuju bumi yang

hijau

royo-royo.

“Kapan itu?”

“Jauh. Jauh. Jauh sekali sebelum pengembaraan kalian ini.”

“Enak ya ditugaskan di bumi.”

“Di antara para pembangkang Tuhan?”

“Di antara para pembangkang Tuhan.”

“Di antara gerombolan yang saling bermusuhan?”

“Di antara gerombolan yang saling bermusuhan.”

“Di antara ambang kehancuran?” “Di antara ambang kehan-curan.”

Sapuan warna memoles langit dengan hijau Sesayup bunyi meng-

hantarkan suara.

Seberkas udara meniup suasana Sebersit bau mengantar pengem-

baraan Ayat-ayat meluncur jauh, semakin jauh. Semua benda yang

mengisi langit mengucapkan selamat jalan Yang padat, yang cair, men-

carikan jalan memasukkan gelap ke dalam terang menghembuskan

harum ke seluruh bentangan merentang cakrawala biru kuning hijau

ungu merah hitam berbaris rapi dan lurus.

24

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

“Kami, bintang-bintang, menyibak. Menebas rintangan, membuka

jalan,” seru kelompok bintang ketika menyaksikan ayat-ayat suci itu

meluncur. “Salam sejahtera,” balas Ayat-ayat itu.

“Semoga kedamaian melimpah,” seru Awan gemawan. “Semoga

keseimbangan tetap terjaga,” balas Ayat-ayat itu. “Kalian menuju bumi?

“Kami menuju bumi.” “Bumi yang hijau.” “Bersim-bah merah.” “Bumi

yang subur.” “Yang digerogoti gersang.” “Pangkalan terakhir kalian.”

“Sebelum menuju kekekalan.” Bintang-bintang saling beranggukan tanda

kegembiraan. Sesaat keseimbangan meregang, lalu teratur kembali.

Awan gemawan berarak cepat, seperti ditiup mulut langit. Kecepatan

cahaya ditahan sejenak, memberi senyuman bagi yang lewat. Semburat

warna berbinar-binar, suatu bias dari lempengan-lempengan cahaya

yang melayang keras, bias yang beruntun, bersusun, yang sejauh mata

tak dapat menjangkaunya.

Ayat-ayat itu menyapu bersih suasana, apa pun yang digambarkan-

nya. Suasana tenteram, suasana nyaman, suasana syahdu, ayat-ayat

tidak memerincinya. Setiap sibakan yang dilalui ayat-ayat itu mengepul-

epul, tanpa sesayup bunyi terdengar. Kesyahduan seperti ini barangkali

bagi manusia justru menakutkan, sejauh ini setiap gerak-gerik manusia

selalu diikuti suara-suara, sekecil dan selemah apa pun. Benda-benda

wadag,

sekalipun bernama manusia, rupanya hanya dapat bergaul

dengan suara-suara yang

agal

saja. Ini tentu persaudaraan sejenis, hanya

bentuk saja yang berbeda.

Ayat-ayat suci itu ketika memasuki atmosfir menimbulkan suara

gemuruh. Gurun dan gunung-gunung batu terbakar. Binatang-binatang

padang pasir — berbagai jenis yang melata maupun yang terbang —

berkaparan. Oase-oase mendadak kering kerontang. Pohon-pohon

korma yang mengelilinginya hangus jadi patung arang. Melihat

pemandangan ini, padang pasir itu

miris.

Segerombolan awan tidak

kuasa menahan sedu sedannya, memohon kepada Tuhan:

“Ya, Allah, tidak mungkin dibiarkan pemandangan yang mengerikan

ini berlangsung lama. Tidak sesuatu pun akan kuat menatapnya.”

“Apa sesungguhnya yang ingin kamu lakukan?” jawab Allah.

“Hanya Allah Yang Mahatahu,” seru Awan.

“Baiklah,” kata Allah, “Wahai awan, sedotlah air laut sebanyak-banyak-

nya. Lalu semburkan air itu ke seluruh padang pasir ini dengan menyebut

nama-Ku lebih dahulu.”

Secepat kilat segerombolan awan itu melesat mencari lautan. Dari

atas lalu disedotnya laut itu selahap-lahapnya. Sebagai pilar yang amat

besar yang menyangga langit, air laut yang disedot awan itu nampak

gilig

putih, kokoh menunjang angkasa. Dan segerombolan awan itu lalu

mengucap, “Dengan nama Allah Yang Mahapengasih-Mahapenyayang,”

lalu menyemburkan air laut itu ke segala jurusan padang pasir yang

membentang di bawahnya.

25

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Padang pasir itu menerima curahan hujan dengan kegembiraan

yang sangat. Segalanya lalu kembali seperti sediakala. Gurun dan

gunung-gunung batu menjadi berkilau kembali. Binatang-binatangnya

hidup kembali. Oase-oasenya menyemburkan air kembali. Dan batang-

batang korma menghijau kembali.

Nabi Muhammad yang sudah memulai masa kenabiannya men-

dengar suara gemuruh itu. Sering juga terdengar suara gemerincing.

Lalu wahyu itu diterimanya begitu berat hingga peluh Rasulullah ber-

cucuran sebesar biji jagung, sekalipun di malam hari yang dingin. Segala

puja dan puji hanya bagi Allah Subhanahu Wataala, yang menciptakan

dan memelihara alam semesta seisinya.

Ketika ayat-ayat itu sudah dikenal luas seantero benua-benua, dan

dibaca berulang-ulang oleh ratusan juta orang yang melakukan salat,

lempengan-lempengan cahaya itu terus meluncur. Mereka terus mengem-

bara. Seolah-olah kewajiban yang dibebankan ke pundak mereka tak

selesai-selesainya. Suatu tugas abadi. Ayat-ayat itu agaknya ingin kekal

di dalam pengembaraan-nya. Dengan kecepatan sekejap mata untuk

ribuan kilometer, ayat-ayat itu tiba-tiba muncul di depan orang per orang,

di kerumunan pengajian, di masjid, di pasar, di kantor, di stasiun, di

hotel, di bengkel, di sawah, di pabrik, di rumah-rumah, di hutan, di

gunung, di telaga, di tempat-tempat persembunyian.

Setiap kali ayat-ayat itu muncul di depan orang-perorang maupun di

kerumunan pengajian, seolah-olah menantang meski kemunculannya

yang tiba-tiba itu selalu disertai kerendahhatian. Begitulah orang-orang

menjadi terperangah. Merasa ditatap dengan sejumlah syarat, meski ayat-

ayat itu tak pernah mengajukan apa-apa sebagai apa-apa. Lalu orang-

orang menjadi sibuk. Menjadi kecanduan kerja, padahal mereka dulunya

biasa-biasa saja. Orang-orang seperti mendapat janji. Dan janji itu bakal

dipenuhi. Orang-orang jadi demam. Semuanya menjadi pemburu.

Pengembaraan ayat-ayat itu juga sampai di Palestina. Ayat-ayat

itu mengetuk-ngetuk pintu rumah sebuah keluarga Palestina. Ketukan

itu memang terasa sangat lemah dibanding rentetan tembakan dan

ledakan-ledakan yang memporak-porandakan bangunan sekelilingnya.

Siapa yang peduli ketukan? Seluruh anggota keluarga yang ada di dalam

rumah boleh jadi sedang bertiarap di lantai, mencoba menghindari

desingan hujan peluru.

Dan pemburu-pemburu bagi berdirinya negara Palestina mendapat

semangatnya dari ayat-ayat ini. Para pemburu itu sedang memperjuang-

kan didapatkannya tanah bagi negara Palestina, meski sebenarnya tanah

itu sudah ada. Tanah itu sudah lama ada, hanya saja ada bendera lain

yang sedang mendudukinya. Israel bukanlah Israel kalau ia tidak Israel.

Sumber:

Horison

, Tahun XXIII, no 7, Juli 1988, hal. 230 - 232

26

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Refleksi

Ruang Info

2. Menunjukkan Cerpen yang Tidak Memiliki Tema

Di antara cerpen-cerpen yang inkonvensional, yang absurd, yang tidak

menganut pola dan cerita yang umum, ada cerpen-cerpen yang tidak memiliki

dasar cerita atau tema yang jelas, namun menampilkan alur yang kronologis.

Dalam cerpen tersebut digunakan bahasa figuratif atau simbolik yang maknanya

perlu ditafsirkan secara mendalam. Dalam banyak bagian, cerpen tersebut

terasa puitis. Cerpen karya Danarto yang di samping sastrawan juga pelukis

dan dosen, berjudul

Lempengan-lempengan Cahaya

di atas merupakan salah

satu contoh cerpen dengan fenomena di atas. Membaca dan menikmati cerpen

tersebut kita merasa dibawa ke alam perenungan dan pemikiran yang tidak

umum, tidak seperti yang terdapat dalam cerpen-cerpen biasa. Kita tahu bahwa

cerpen tersebut bersifat relijius, mempunyai fungsi memperdalam keimanan,

namun kita juga merasakan bahwa cerpen tersebut mengandung suatu misteri

yang tidak langsung terkuak. Tema dan dasar ceritanya terasa samar-samar,

tidak transparan. Penokohan dan setingnya tidak seperti yang dijumpai dalam

cerpen konvensional. Jika dicermati, alur yang digunakan sang pengarang

tersebut dapat diikuti karena sifatnya yang kronologis/urut waktu.

3. Menjelaskan Standar Budaya Masyarakat dalam Cerpen

Dalam cerpen-cerpen tertentu dijumpai gambaran masyarakat dalam

untaian cerita yang menampilkan standar budaya baik-buruk dan benar-salah.

Dalam cerpen-cerpen tersebut pengarang mengeks-presikan sikap masyarakat

yang cenderung masih memegang nilai-nilai budaya yang adiluhung, yang

humanistis, bahkan relijius. Di sana pengarang menampilkan perannya sebagai

figur yang adiluhung, yang mempunyai komitmen terhadap nilai kebaikan dan

kebenaran yang menjunjung peradaban dan keadilan. Ada misi dan visi yang

yang terarah dan tanggung jawab moral dalam karya-karya mereka.

Cerita pendek dicirikan dengan beberapa hal antara lain, secara

fisik bentuknya cerita yang pendek, adanya sifat rekaan

(fiction)

, dan

adanya sifat naratif atau penceritaan.

Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan

cara cara mendengarkan berita, menanggapi isi pembicaraan dalam

diskusi, membaca intensif paragraf induktif, menulis surat lamaran

pekerjaan, mendengarkan pembacaan puisi terjemahan, membaca dan

menanggapi cerpen. Sudahkah Anda menguasai keterampilan yang

Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika sudah, Anda boleh meneruskan

ke tema berikutnya, tetapi jika Anda belum menguasai, sebaiknya Anda

mengulangi lagi pelajaran tersebut dan jangan sungkan-sungkan bertanya

pada guru pengampu.

27

Perkembangan Telekomunikasi dan Informasi

Kerjakan di buku tugas Anda!

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Di bawah ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam diskusi atau seminar,

kecuali

....

a. moderator

b. pembicara

c. notulen

d. peserta

e. ketua

2. Cara pengiriman naskah ke media cetak bisa melalui ....

a. dikirim lewat wesel

b. dikirim lewat bank

c. dikirim lewat faksimile

d. dikirim lewat cek

e. dikirim lewat giro

3. Tanggapan penolakan di bawah ini yang tepat adalah ....

a. Saya tidak sependapat dengan Anda yang tidak masuk akal.

b. Maaf, hal itu tidak dapat diterima.

c. Saya tidak setuju sebab hal itu tidak benar.

d. Wah, pendapat itu harus ditolak!

e. Saya kurang sependapat dengan Bapak karena saya belum yakin tentang

hal itu.

4. Di bawah ini yang termasuk pola menarik kesimpulan adalah ....

a. analogi

b. kronologi

c. sebab - sebab

d. haplologi

e. akibat - akibat

5. Berikut ini yang

tidak

termasuk unsur-unsur dalam surat resmi lamaran

pekerjaan adalah ....

a. tanggal surat

b. ucapan terima kasih

c. alamat surat

d. isi surat

e. hal

6. Unsur-unsur intrinsik cerpen adalah ....

a. psikologi - penokohan - pesan

d. tokoh - penokohan - filsafat

b. alur - konflik - tema

e. amanat - budaya - tema

c. latar - konflik - struktural

28

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

7. Membuat surat lamaran yang baik dan benar harus ditinjau dari segi ....

a. kalimat - kata

b. EYD - hal

c. diksi - EYD

d. hal - struktur

e. kaitan antarkalimat - hal

8. Yang bukan persyaratan menulis di media cetak adalah ....

a. bersifat aktual dan faktual

b. mengandung gagasan sentral yang jelas

c. tidak menyerang pribadi seseorang

d. mengandung materi yang bersifat promosi komersial

e. mengandung unsur ilmiah populer

9. Yang merupakan ciri paragraf induktif adalah ....

a. letak kalimat utama di awal paragraf

b. bersifat umum - khusus

c. letak kalimat utama di tengah paragraf

d. bersifat khusus - umum - khusus

e. letak kalimat utama di akhir paragraf

10. Di bawah ini yang termasuk unsur ekstrinsik karya sastra adalah ....

a. psikologi - budaya - agama

b. struktural - semiotik - alur

c. tema - amanat - konflik

d. latar - pesan - konflik

e. tokoh - agama - filsafat

B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Buatlah contoh tanggapan persetujuan dan penolakan dengan bahasa yang

baik (masing-masing dua)!

2. Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik? Jelaskan!

3. Buatlah kalimat yang menyatakan opini dan fakta (masing-masing dua)!

4. Sebutkan lima kewajiban yang harus dipenuhi peserta diskusi!

5. Buatlah contoh surat lamaran pekerjaan yang baik dan benar!