Halaman
Tujuan Pembelajaran
BAHAN KIMIA DALAM
BAHAN MAKANAN
Bab
XIV
Kamu dapat mengidentifikasi bahan kimia alami dan buatan yang terdapat dalam
bahan makanan
Kata Kunci
q
Zat Aditif
q
Formalin
q
Zat Pemutih
q
Penyedap Makanan
q
Bahan Pewarna
q
Zat Anti Kempal
q
Pengawet Makanan
q
Pemanis Makanan
q
Bahan Pengembang
Peta Konsep
Alami :
- Garam
Buatan :
- Formalin
- Boraks
Bahan
pengawet
meliputi
Penyedap rasa,
aroma, dan
perangsang
mulut
Bahan
pewarna
Bahan pemanis
Bahan aditif
lain
Alami :
- Rempah-rempah
Buatan:
- MSG
- Eugenol
- Benzaldehid
- Almond
Alami :
- Kurkumin (kunyit)
- Kapsantin (cabe)
- Klorofil (pandan)
- Beta karotin
(wortel)
Buatan :
- FD & C
Zat pemutih:
- Hidrogen peroksida
- Benzoil peroksida
- Natrium hipoklorit
Bahan pengembang
- Alami: ragi tapai
- Buatan: soda kue,
fermipan, natrium
bikarbonat
Alami :
- Gula tebu
- Gula aren
- Madu
- Kayu manis
Buatan :
- Sakarin
- Sorbitol
- Dulsin
- Aspartam
antara lain
antara lain
antara lain
antara lain
antara lain
Zat aditif
Penggunaan zat aditif
dalam makanan
Pengaruh zat aditif
bagi kesehatan
Bahan Kimia dalam Makanan
membahas
188
Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) SMP dan MTs Kelas VIII
n
Perhatikan makanan yang kamu
makan setiap hari. Apakah makanan
yang kamu makan merupakan bah-
an asli ataukah makanan yang men-
dapatkan bahan tambahan lain? Apa
perbedaan antara nasi putih dengan
nasi goreng? Jika di hadapanmu di-
sajikan nasi putih dan nasi goreng,
manakah di antara keduanya yang
kamu pilih? Mengapa?
Terhadap dua pertanyaan di atas,
tentu kamu sepakat untuk memilih
nasi goreng, karena di dalam nasi go-
reng telah ditambahkan bahan-bahan lain, seperti cabe, garam, bawang, kecap,
mentega, telur, dan penyedap rasa. Selain cita rasa yang lebih lezat, aromanya juga
lebih membangkitkan selera, sehingga makan pun menjadi lahap.
Tahukah kamu, dalam bahan makanan (nasi goreng) tersebut sebenarnya
terdapat bahan kimia atau zat aditif. Salah satunya, yaitu zat penyedap rasa.
Selain zat penyedap rasa, zat aditif apa sajakah yang biasanya terdapat dalam
bahan makanan? Bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh kita jika
dikonsumsi? Temukan jawabannya pada uraian bab berikut yang membahas
tentang bahan kimia dalam bahan makanan!
A .Zat Aditif
Zat aditif makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan pada makanan
yang bertujuan untuk menyempurnakan makanan agar cita rasa, aroma, dan penam-
pilannya berubah sedemikian rupa sehingga menjadi lebih menarik untuk dikon-
sumsi. Selain itu, zat aditif juga membuat makanan menjadi lebih awet sehingga
dapat disimpan untuk jangka waktu yang relatif lama.
Zat aditif makanan meliputi zat pengawet, zat pemanis, zat antikempal, zat
pengatur keasaman, zat pemutih, zat pemantap, zat pengental, zat pengeras, zat
pewarna, serta zat penyedap rasa dan aroma. Beberapa zat aditif makanan bersifat
alami atau tersedia di alam dalam bentuk hasil tumbuhan. Beberapa jenis zat aditif
makanan yang lain merupakan zat buatan atau sintetik yang dibuat oleh pabrik
atau industri kimia. Dapatkah kamu memberikan contoh zat aditif alami dan zat
aditif buatan atau sintetik tersebut?
Makanan yang bergizi sangat penting bagi kesehatan. Makanan dapat menye-
babkan kamu sehat, namun sebaliknya, makanan juga dapat membuat kamu sakit.
Selain itu, makanan juga dapat mengobati penyakit yang kamu alami. Makanan
yang baik adalah makanan yang sehat, baik dalam pengertian cita rasa, aroma,
maupun substansi atau bahan-bahan yang dikandungnya. Makanan yang sehat
adalah makanan yang dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatanmu.
Sumber:
Foto Haryana.
Gambar 14.
Zat-zat aditif terdapat dalam
berbagai bahan makanan.
n
Bahan Kimia dalam Bahan Makanan
189
Ilmuwan Kecil
Makanan Kemasan
Makanan kemasan adalah makanan yang tersedia tidak dalam keadaan
segar atau fresh, namun dikemas dalam pembungkus plastik, aluminium foil,
botol, maupun kaleng. Makanan kemasan pada umumnya dibuat agar mudah
dibawa, disimpan, serta dapat bertahan dalam jangka waktu relatif lama.
Pada kemasan makanan, umumnya tertera nama produk, komposisi bahan,
cara penggunaan, dan tanggal kedaluwarsa (
expired date
). Makanan kemasan
yang telah terdaftar dan diperbolehkan untuk dipasarkan umumnya memiliki
nomor registrasi dari Departemen Kesehatan.
Berdasarkan komposisi bahan yang tertera dalam kemasan, kamu dapat
mengetahui bahan apa saja yang digunakan untuk membuat makanan tersebut,
termasuk bahan utama serta bahan-bahan aditif, seperti zat pewarna, penyedap
rasa, pengawet, dan pemanis. Tanggal kedaluwarsa umumnya berguna sebagai
pemberitahuan tentang batas tanggal bahan makanan boleh dikonsumsi.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bahan-bahan yang digunakan dalam
makanan kemasan tersebut, lakukan kegiatan ilmuwan kecil berikut ini!
Carilah 10 bekas kemasan makanan apa saja, baik berupa kemasan plastik,
aluminium foil, botol, maupun kaleng. Periksa komposisi bahan makanan
yang digunakan, kemudian tentukan mana yang merupakan bahan utama
dan mana bahan aditif buatan yang meliputi bahan pengawet, pewarna,
pemanis, penyedap rasa, dan lainnya. Masukkan data yang kamu peroleh
dalam sebuah tabel yang telah kamu buat sendiri dibuku tugasmu, kemudian
buatlah laporannya untuk dikumpulkan!
B .Penggunaan Zat Aditif dalam Makanan
Tujuan penggunaan zat aditif dalam makanan secara umum ada empat, yaitu
meningkatkan mutu atau menambah nilai gizi, mempertegas cita rasa dan aroma
makanan, memperbaiki penampilan (agar menarik), dan sebagai bahan pengawet.
Pertama, meningkatkan mutu atau menambah nilai gizi. Beberapa contoh zat
aditif yang ditambahkan pada makanan tertentu, antara lain vitamin C pada sari
buah, penambahan yodium pada garam dapur (NaCl), penambahan vitamin E dan
A pada mentega dan margarin, penambahan kalsium pada susu, penambahan lisin
pada tepung gandum untuk meningkatkan kandungan protein, dan penambahan
zat besi pada obat penambah darah.
Kedua, mempertegas cita rasa dan aroma makanan. Cita rasa bahan makanan
terdiri atas tiga komponen, yaitu aroma, rasa, dan perangsang mulut. Untuk mem-
bangkitkan ketiga komponen tersebut, dalam makanan tertentu ditambahkan cita
190
Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) SMP dan MTs Kelas VIII
n
rasa alami dan cita rasa sintetik serta beberapa bahan bumbu dan ramuan, seperti
rasa manis, masam, pedas, gurih, dan pahit, sehingga memiliki rasa yang khas.
Demikian pula dengan aroma khas makanan, sebagai ciri khas sekaligus mem-
bangkitkan selera.
Ketiga, memperbaiki penampilan agar lebih menarik. Zat pewarna sangat lazim
digunakan oleh industri makanan untuk meningkatkan daya tarik suatu produk.
Misalnya, zat pewarna pada saus, sirup, makanan ringan, minuman ringan, dan
gula-gula atau permen. Selain berfungsi sebagai daya tarik, pemberian warna juga
dapat menyeragamkan produk makanan tertentu sebagai ciri khas. Misalnya, sirup
dengan rasa jeruk selalu identik dengan warna orange.
Keempat, mengawetkan makanan agar lebih tahan lama. Prinsip pengawetan
makanan adalah agar faktor-faktor lingkungan dapat dimanipulasi sedemikian rupa
sehingga mikroba tidak dapat tumbuh pada makanan. Zat aditif berupa zat kimia
yang memiliki daya pengawet terhadap makanan karena dapat menghambat per-
tumbuhan mikroba, reaksi enzimatis, dan reaksi kimia.
1 .Bahan Penyedap Rasa, Aroma, dan Perangsang Mulut
Untuk membangkitkan cita rasa, aroma, dan perangsang mulut, dalam
makanan ditambahkan zat-zat aditif, baik yang alami maupun sintetik. Beberapa
zat aditif alami yang sering digunakan sebagai penyedap rasa, aroma, dan pe-
rangsang mulut adalah bumbu atau rempah-rempah, seperti merica, ketumbar,
daun salam, laos, bawang merah, kemiri, kayu manis, kunyit, jinten, cengkih,
dan daun serai.
Selain kandungan gizinya yang tinggi, bahan-bahan aditif alami, seperti
asam jawa, jeruk purut, jeruk nipis, terasi, dan petis mengandung asam asetat
atau asam cuka yang sangat baik bagi kesehatan. Zat-zat aditif alami tersebut
lebih sering digunakan untuk makanan segar dan jarang digunakan untuk maka-
nan kemasan.
a .Penguat Rasa (Flavor Enhancer)
Selain zat aditif alami, zat aditif sintetik sering ditambahkan dalam makanan
kemasan. Bahan yang umum digunakan untuk mempertegas rasa adalah MSG
(
monosodium glutamat
) yang lebih dikenal dengan istilah penyedap rasa atau
moto. MSG merupakan asam amino karboksilat yang diperlukan tubuh untuk
pembentukan protein.
b .Perencah Aroma (Flavor)
Perencah aroma atau essens buatan umumnya merupakan tiruan atau
sintetik dari aroma buah-buahan, seperti apel, stroberi, dan jeruk, yang berfungsi
sebagai penguat aroma. Misalnya, eugenol memberi rasa dan aroma rempah-
rempah; senyawa benzietat memberi aroma stroberi; oktil asetat memberi aroma
jeruk; vanilin
memberi aroma vanili;
dan senyawa benzaldehid memberikan
aroma ceri dan almond.
n
Bahan Kimia dalam Bahan Makanan
191
2 .Bahan Pewarna
Bahan pewarna sangat lazim digunakan oleh industri makanan untuk me-
ningkatkan daya tarik suatu produk. Misalnya, bahan pewarna pada saus, sirup,
makanan ringan, dan minuman ringan. Tujuan utama pemberian bahan pe-
warna adalah memperbaiki penampilan suatu produk sehingga merangsang
konsumen untuk membelinya. Selain itu, dengan penambahan zat warna, warna
makanan menjadi lebih tegas dan tidak cepat pudar karena pengaruh panas
atau cahaya, serta berfungsi sebagai ciri atau identitas suatu produk.
Bahan pewarna yang digunakan dalam makanan secara umum ada dua,
yaitu bahan pewarna alami dan bahan pewarna buatan.
a .Bahan Pewarna Alami
Alam menyediakan bahan warna makanan yang aman untuk dikonsumsi.
Beberapa contoh bahan pewarna alami untuk makanan adalah sebagai berikut.
Keberadaan bahan pewarna alami pada makanan umumnya dapat dike-
tahui secara mudah, antara lain warna makanan tersebut tidak mencolok serta
tidak ada rasa lain, misalnya rasa pahit.
b .Bahan Pewarna Buatan
Selain bahan pewarna alami, terdapat pula bahan pewarna buatan atau
sintetik. Bahan pewarna buatan diproduksi oleh industri kimia yang dapat
menghasilkan bahan pewarna dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Oleh
karena itu, bahan pewarna buatan lebih banyak tersedia di pasaran dengan
harga yang lebih murah. Namun sekali lagi, tidak semua bahan pewarna buatan
aman untuk kesehatan.
Sering dipakai untuk memberi tambahan warna kuning
pada makanan tradisional serta menguningkan sayur. Mi-
salnya, tahu, nasi kuning, bandeng, dan sayur kare.
Jenis
warna
Sumber
warna
Kegunaan
1. Kuning
2. Merah
3. Orange
4. Hijau
5. Cokelat
Kunyit
Cabe
Wortel
Daun
pandan
Karamel
gula
Digunakan untuk memberi warna merah pada sejum-
lah makanan dan sayur. Misalnya, kerupuk, nasi goreng,
saus cabe, sambal goreng, dan sayur rendang.
Dipakai untuk memberi warna orange pada makan-
an, seperti kue, sayur, dan sirup.
Memberi warna hijau pada berbagai makanan, se-
perti kue basah dan sirup serta memberi aroma sedap
pada masakan dan minuman.
Memberi warna cokelat pada berbagai kue, baik kue
basah maupun kering, serta memberi kesan mengan-
dung cokelat.
192
Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) SMP dan MTs Kelas VIII
n
Kegiatan
Bahan pewarna buatan pada makanan dapat berasal dari bahan pewarna
tekstil, plastik, ataupun bahan pewarna sablon, seperti FD & C yellow No. 5
untuk warna kuning, FD & C Red No. 2 untuk warna merah, serta FD & C
kormoisin untuk warna orange. Bahan-bahan pewarna buatan tersebut dapat
menimbulkan penyakit apabila konsumsinya secara berlebihan.
Selain jenisnya, jumlah pemakaian
bahan pewarna buatan pun harus men-
dapatkan perhatian. Penggunaan bahan pewarna buatan tidak boleh melampaui
batas penggunaan maksimum. Penggunaan bahan perwarna makanan buatan
diatur olah Departemen Kesehatan serta dikategorikan dalam FD&C (Food Drugs
and Cosmetics).
Makanan berwarna yang tidak mencantumkan bahan pewarna dengan label
FD&C atau dengan tanda
M
, berarti bahan pewarna yang digunakan bukan
yang direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pembuatan Dawet Ayu
A. Tujuan
Kamu dapat mengetahui dan membuat bahan pewarna makanan alami,
misalnya dari daun pandan.
B. Alat dan Bahan
Pisau, blender, panci, pengaduk, tapis bambu, kompor, tepung beras (¼
kg), gula jawa (1 kg), kelapa parut (¼ kg), daun pandan (10 helai), air,
garam, dan es batu.
C. Langkah Kerja
1. Rajang halus daun pandan wangi, kemudian masukkan ke dalam
blender. Tambahkan dua gelas air kemudian diblender hingga merata.
Setelah itu saring menggunakan kain kasa!
2. Larutkan tepung beras dalam air pandan. Aduk hingga merata
sampai menjadi larutan yang encer. Tambahkan air bila perlu!
3. Masak hingga mendidih. Siapkan panci berisi air es. Tuangkan
larutan tersebut panas-panas ke dalam tapis yang di bawahnya
terdapat panci berisi air es!
4. Didihkan gula jawa dalam 0,5 liter air hingga betul-betul larut!
5. Peras kelapa parut dengan 0,5 liter air untuk diambil santannya!
6. Didihkan dengan ditambah sedikit garam dan aduk agar santan
tidak pecah!
D. Pertanyaan
1. Apa warna larutan pandan? Dari manakah warna tersebut berasal?
2. Apa warna larutan beras setelah diberi tambahan larutan pandan?
n
Bahan Kimia dalam Bahan Makanan
193
3. Mengapa larutan beras harus dituangkan panas-panas?
4. Mengapa larutan tersebut harus dimasukkan ke dalam air es?
5. Apakah dawet yang dihasilkan beraroma pandan? Apakah warna
dan aroma memengaruhi penampilan dan cita rasa makanan?
6. Kesimpulan apa yang kamu peroleh? Tulis dalam sebuah laporan!
3 .Bahan Pengawet Makanan
Bahan makanan pada umumnya rentan terhadap pembusukan yang di-
sebabkan oleh jamur ataupun bakteri. Agar bahan makanan menjadi awet dan
tahan lama, maka dapat dilakukan dengan cara pengeringan, pemanasan,
radiasi, pendinginan, sterilisasi, dan penambahan zat aditif.
Bahan pengawet pada makanan terdiri atas bahan pengawet alami dan
bahan pengawet buatan. Bahan pengawet alami yang digunakan untuk meng-
awetkan makanan, antara lain garam dalam proses penggaraman, serta gula
dan asam dalam proses pembuatan manisan.
Selain bahan pengawet alami, ada juga bahan pengawet buatan. Bahan
pengawet buatan sering disebut bahan pengawet kimia atau sintetis. Bahan
pengawet kimia yang sering digunakan, antara lain
natrium benzoat
untuk meng-
awetkan makanan dan minuman;
asam sitrat
untuk mengawetkan dalam
pembuatan asinan;
natrium nitrat
(sendawa) untuk mengawetkan daging;
natri-
um
dan
kalsium propionat
untuk mengawetkan roti dan kue; serta
asam askorbat
untuk mengawetkan minyak dan mencegah jamur.
Perlu kamu perhatikan, dalam mengkonsumsi bahan pengawet makanan
tersebut kita harus berhati-hati, terutama bahan pengawet makanan buatan.
Mengkonsumsi makanan dengan bahan pengawet tidak dianjurkan selama
tersedia makanan segar. Beberapa zat aditif pengawet, seperti natrium nitrat
dapat bersenyawa dengan asam amino dalam tubuh dan dapat bersifat
karsinogen (memicu timbulnya kanker).
Beberapa bahan pengawet, seperti boraks dan formalin dilarang diguna-
kan untuk makanan. Mengapa demikian? Boraks atau asam boraks (boric acid)
sebenarnya bukan bahan pengawet untuk makanan, namun dalam kehidupan
sehari-hari sering digunakan sebagai bahan pengawet makanan, terutama pada
bakso dan bakmi.
Selain sebagai bahan pengawet, boraks juga dapat meningkatkan keken-
yalan bakso dan mie sehingga menambah cita rasa. Penggunaan boraks pada
makanan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan serius bagi
pemakannya.
Sementara itu, formalin atau formaldehid, umumnya dipakai sebagai bahan
pengawet mayat agar tidak membusuk. Formalin juga digunakan sebagai bahan
pengawet hewan untuk tujuan penelitian. Jadi, formalin tidak layak dicampurkan
pada makanan untuk dikonsumsi manusia.
194
Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) SMP dan MTs Kelas VIII
n
4 .Bahan Pemanis Makanan
Bahan pemanis digunakan pada hampir semua makanan dan minuman,
termasuk pada kue, roti, biskuit, minuman ringan, susu, bahkan sayur. Secara
garis besar, bahan pemanis dibedakan menjadi dua, yaitu pemanis alami dan
buatan.
Bahan pemanis alami biasanya berasal dari tumbuhan, seperti gula pasir
dan gula merah dari tebu, serta gula aren dari bunga aren. Contoh bahan pemanis
alami lainnya, yaitu kayu manis, gula bit, buah-buahan, dan madu.
Bahan pemanis lain adalah bahan pemanis buatan. Bahan pemanis buatan
adalah bahan pemanis yang diproduksi oleh pabrik atau industri kimia sebagai
pengganti pemanis alami. Bahan pemanis buatan umumnya terbuat dari bahan-
bahan kimia. Oleh karena itu, bahan pemanis buatan tersedia dalam jumlah
yang melimpah dengan harga yang lebih murah. Bahan pemanis buatan ber-
fungsi untuk mencukupi kekurangan pasokan bahan pemanis alami.
Namun, tidak semua bahan pemanis buatan aman untuk dikonsumsi. Bebe-
rapa bahan pemanis buatan bahkan dilarang digunakan karena dapat menye-
babkan gangguan kesehatan. Beberapa contoh pemanis buatan, antara lain
sakarin, sorbitol, dan aspartam.
Sakarin adalah contoh bahan pemanis buatan yang dapat memberi rasa
manis 400 kali manisnya gula, tetapi nilai kalorinya rendah, sedangkan sorbitol
adalah pemanis yang dapat memberi rasa manis 250 kali manisnya gula. Sorbitol
banyak digunakan untuk pemanis permen dan makanan anak-anak. Aspartam
adalah pemanis yang sering digunakan untuk minuman dan memberi rasa manis
sekitar 200 kali manisnya gula. Beberapa pemanis yang lain, yaitu natrium
siklamat, dulsin, dan dihidrikalkon.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), batas aman untuk penggunaan
pemanis (dalam hal ini sakarin) adalah 0 5 mg/kg berat badan per hari. Artinya,
jika berat kamu 50 kg, maka batas maksimum konsumsi sakarin yang aman
adalah 50 × 5 mg, yaitu 250 mg atau ¼ gram per hari. Untuk mengurangi
risiko akibat mengonsumsi pemanis buatan yang berlebihan, sebaiknya selalu
melihat komposisi bahan pemanis yang digunakan. Penggunaan pemanis alami
jauh lebih baik, meskipun rasanya tidak manis betul. Namun perlu diingat,
meskipun yang dipakai pemanis alami, penggunaannya harus mempertimbang-
kan faktor kesehatan. Terlalu banyak mengkonsumsi gula dapat menimbulkan
kegemukan (obesitas) dan penyakit diabetes.
5 .Bahan Aditif Makanan yang Lain
Bahan aditif makanan lain tidak sepopuler bahan aditif yang telah dibahas
terdahulu karena jarang dipakai untuk keperluan sehari-hari. Bahan aditif yang
dimaksud, antara lain zat pemutih, zat pengatur keasaman, zat antikempal, zat
antioksidan, dan zat pengembang.
n
Bahan Kimia dalam Bahan Makanan
195
a .Zat Pemutih
Seperti namanya, zat pemutih digunakan untuk memutihkan bahan maka-
nan sehingga tampak lebih menarik dan lebih bermutu. Bahan pemutih tidak
mengurangi atau merusak bahan. Sekalipun demikian, bahan pemutih tidak
memperbaiki mutu maupun kandungan gizinya. Contoh bahan pemutih yang
sering digunakan untuk industri makanan adalah hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida adalah bahan pemutih yang digunakan untuk memutih-
kan susu. Warna susu yang asli adalah putih kekuning-kuningan. Penambahan
hidrogen peroksida menjadikan susu berwarna lebih putih. Selain hidrogen
peroksida, bahan pemutih lain yang sering digunakan, yaitu benzoil peroksida
dan natrium hipokorit.
Benzoil peroksida dan natrium hipoklorit adalah bahan yang digunakan
sebagai bahan pemutih tepung dan sekaligus memudahkan pelarutan tepung di
dalam air sehingga proses pengadukan menjadi lebih mudah. Penggunaan bahan
yang mengandung klorida, seperti natrium hipoklorit harus hati-hati, karena
bahan tersebut dalam bentuk gas.
b .Zat Pengatur Keasaman
Zat pengatur keasaman adalah bahan yang ditambahkan pada makanan
untuk menjaga keasaman makanan atau membuat makanan berasa masam.
Beberapa bahan pengatur keasaman merupakan bahan pengawet makanan
(untuk membuat asinan) dan untuk mengemulsi lemak (memecah molekul besar
lemak menjadi molekul-molekul kecil sehingga mudah larut). Misalnya, asam
asetat, asam sitrat, asam laktat, asam fumarat, dan asam fosfat.
Bahan pengatur keasaman alami dapat diperoleh dengan membiakkan
bakteri asam pada medium pembiakan. Misalnya, bakteri
Lactobacillus
yang
dibiakkan pada medium susu akan menghasilkan asam susu. Bahan pengatur
keasaman alami ini baik dikonsumsi dan tidak menimbulkan penyakit, sedangkan
bahan pengatur keasaman buatan seperti yang disebutkan di atas dapat menim-
bulkan penyakit atau kelainan yang serius dalam jangka waktu yang relatif lama.
Contohnya penggunaan asam fosfat secara berlebihan dapat menyebabkan
endapan pada ginjal yang berpotensi terjadinya batu ginjal.
c .Zat Antikempal
Zat antikempal digunakan untuk mencegah terjadinya penggumpalan pada
produk-produk bubuk, seperti susu, tepung, dan garam meja. Contoh bahan
antikempal adalah aluminium silikat dan natrium alumino silikat.
d .Bahan Pengembang
Bahan pengembang biasanya ditambahkan pada adonan roti agar roti yang
dihasilkan tidak padat. Prinsip kerja bahan pengembang adalah menghasilkan
gas karbon dioksida (CO
2
). Gas CO
2
yang dihasilkan dapat membuat rongga-
rongga pada adonan roti. Jika adonan roti tersebut dipanaskan, maka gas yang
196
Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) SMP dan MTs Kelas VIII
n
Soal Kompetensi
berada di dalamnya akan mengembang sehingga adonan roti menjadi semacam
spons. Bahan pengembang secara umum ada dua, yaitu bahan pengembang
alami dan bahan pengembang buatan. Contoh bahan pengembang alami, yaitu
ragi tapai, sedangkan contoh bahan pengembang buatan, yaitu natrium bikar-
bonat, soda kue & fermipan.
1. Sebutkan contoh-contoh zat aditif dalam makanan!
2. Sebutkan contoh bahan yang digunakan untuk mengawetkan makanan!
3. Sebutkan contoh-contoh bahan yang digunakan untuk pemanis maka-
nan!
C .Pengaruh Penggunaan Zat Aditif Makanan terhadap
Kesehatan
1 .Zat Aditif untuk Cita Rasa dan Aroma
Penggunaan bahan pemanis buatan yang melampaui batas maksimum
dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Contohnya penggunaan sakarin,
siklamat, dan penggunaan MSG. Penggunaan sakarin yang berlebihan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan serius, seperti terputusnya plasenta pada
ibu hamil sehingga menyebabkan keguguran. Penggunaan siklamat yang
berlebihan dapat menyebabkan kanker kandung kemih, sedangkan penggunaan
MSG secara berlebihan menyebabkan Sindrom Restoran Cina.
2 .Zat Pewarna Buatan
Penggunaan zat pewarna pada makanan yang tidak direkomendasikan oleh
Departemen Kesehatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti kanker
usus dan kanker pankreas. Gangguan tersebut terutama disebabkan oleh
kandungan arsen (termasuk bahan beracun) yang jumlahnya melebihi 0,00014%
pada zat pewarna, terutama zat pewarna yang sebenarnya digunakan sebagai
pewarna tekstil, plastik, dan kulit. Selain itu, kadar timbal yang terkandung dalam
zat pewarna bukan untuk makanan umumnya melebihi batas toleransi yang
diperbolehkan untuk dikonsumsi. Batas maksimum penggunaannya 0,001%.
Oleh karena itu, perlu dihindari mengonsumsi makanan yang tidak menera-
kan atau mencantumkan zat warna makanan pada kandungan gizinya atau
mengkonsumsi makanan dan minuman yang berwarna mencolok. Perlu dihin-
dari juga mengkonsumsi makanan yang tidak terdaftar di Departemen Kese-
hatan.
n
Bahan Kimia dalam Bahan Makanan
197
Rangkuman
Soal Kompetensi
3 .Bahan Pengawet
Mengonsumsi bahan pengawet makanan yang berlebihan dapat menyebab-
kan gangguan kesehatan serius, apalagi bahan pengawet yang tidak direkomen-
dasikan oleh Departemen Kesehatan, seperti boraks dan formalin. Boraks
sebenarnya bukan bahan pengawet untuk makanan, namun sering digunakan
sebagai bahan pengawet makanan, misalnya pada bakso dan bakmi.
Penggunaan boraks dalam makanan dapat menimbulkan gangguan serius
bagi pemakannya, seperti menimbulkan kelainan pada susunan saraf pusat,
saluran pencernaan, ginjal, dan hati. Boraks dapat memengaruhi susunan saraf
pusat dengan gejala depresi dan gangguan mental.
1. Jelaskan pengaruh penggunaan zat aditif makanan terhadap kesehatan!
2. Mengapa kita dianjurkan tidak boleh mengkonsumsi makanan yang tidak
terdaftar di
Departemen Kesehatan?
1. Zat aditif makanan adalah zat yang ditambahkan pada makanan untuk
memperbaiki penampilan, cita rasa, dan aroma makanan.
2. Zat aditif makanan meliputi penyedap rasa dan aroma, pewarna,
pemanis, pengawet, pemutih, zat antikempal, pengembang, serta pengatur
keasaman.
3. Contoh bahan penyedap rasa alami adalah rempah-rempah, bumbu,
dan terasi. Contoh bahan penyedap rasa sintetik adalah MSG dan
turunannya, seperti garam gurih, asam cuka, dan beberapa merek MSG.
4. Zat pewarna makanan buatan yang diperbolehkan adalah zat pewarna
yang mempunyai tanda FD&D atau
M
.
5. Contoh bahan pemanis buatan, antara lain sakarin, sorbitol, siklamat,
dan aspartam.
6. Boraks dan formalin tidak termasuk bahan pengawet yang diperbolehkan.
Oleh karena itu, harus dihindari penggunaan boraks dan formalin untuk
makanan apalagi mengonsumsinya.
198
Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) SMP dan MTs Kelas VIII
n
In Tips
Sindroma Restoran Cina
Kasus sindrom restoran Cina berawal saat seseorang setelah mengon-
sumsi makanan di sebuah restoran Cina, mengalami gejala-gejala sebagai
berikut: merasa kesemutan pada punggung dan leher, rahang dan leher bawah
terasa panas, wajah berkeringat, dada sesak, dan pusing-pusing.
Dr. Man Ho Kwok mengungkapkan kasus itu pada tahun 1969 yang
kemudian dikenal dengan sindroma restoran Cina. Dari hasil penelitiannya,
diungkapkan bahwa penyebab timbulnya gejala RSC adalah konsumsi sup
yang banyak diberi MSG (monosodium glutamat atau penyedap rasa). Di
samping kadar MSG yang tinggi di dalam sup, juga karena sup itu menjadi
makanan pembuka pada saat perut dalam keadaan kosong, sehingga MSG
cepat terserap ke dalam darah yang menimbulkan gejala-gejala tersebut.
Penelitian lanjutan oleh DR Jhon Olney pada tahun 1969 menyimpulkan
bahwa dosis MSG 0,5 gram/kilogram berat badan terhadap tikus menyebab-
kan kerusakan signifikan pada sel-sel saraf hipotalamus. Dalam dosis yang
sama, MSG disuntikkan pada bawah kulit terhadap anak tikus dan anak
monyet juga menimbulkan gejala kerusakan saraf otak dengan akibat tikus
dan monyet tumbuh lebih pendek dan gemuk.
Badan Kesehatan Dunia WHO menetapkan batas konsumsi aman ada-
lah 120 mg/Kg berat badan. Akan tetapi batasan itu dicabut pada tahun
1987. Namun demikian, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
di sejumlah negara Eropa dan Amerika, juga Jepang dan negara maju lainnya
sangat membatasi konsumsi MSG, bahkan ada yang melarangnya.
Sumber: disarikan dari berbagai sumber a.l. Sains 2, Depdikbud, Jakarta (2004)
A. P
ilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, atau d
di buku tugasmu!
1. P engertian zat aditif adalah
a. bahan yang ditambahkan pada makanan untuk memperbaiki
penampilan
b. bahan makanan yang dapat menimbulkan kecanduan
c. makanan pendamping makanan pokok
d. bahan pengganti makanan pokok
2. Berikut merupakan tujuan pemberian zat aditif pada makanan,
kecuali
...
a. memperbaiki mutu dan gizi makanan
b. mempertegas cita rasa dan aroma makanan
c. mengawetkan makanan
d. menaikkan nilai jual
Pelatihan
n
Bahan Kimia dalam Bahan Makanan
199
3. Contoh bahan penyedap rasa alami adalah ....
a. asam cuka
c. garam gurih
b. MSG
d. ketumbar
4. Sindrom restoran Cina merupakan efek penggunaan bahan ....
a. pengawet
c. pewarna
b. MSG
d. pengembang
5. Tujuan pemberian essens pada makanan adalah ....
a. menambah cita rasa makanan sehingga lebih lezat
b. memperkuat aroma makanan untuk menambah selera
c. menyempurnakan penampilan sehingga lebih menarik
d. mengawetkan makanan
6. Berikut yang
bukan
termasuk pewarna alami adalah ....
a. kurkumin
c. kapsantin
b. beta karotin
d. karmoisin
7. Berikut merupakan ciri-ciri fisik zat pewarna makanan yang aman untuk
dikonsumsi manusia,
kecuali
....
a. warna tidak mencolok
c. tidak berbau
b. tidak berasa pahit
d. tidak mengandung timbal
8. Berikut merupakan cara/metode pengawetan makanan secara fisik,
kecuali
....
a. pengeringan
c. pendinginan
b. pemanasan
d. penggaraman
9. Tujuan pengawetan makanan adalah sebagai berikut,
kecuali
....
a. mencegah mikroba berkembang sehingga tidak terjadi penguraian
makanan
b. mencegah perubahan susunan kimia makanan
c. mencegah perubahan bentuk makanan
d. mencegah perubahan citarasa, aroma, dan warna makanan
10. Bahan pengawet berikut
tidak
boleh digunakan untuk mengawetkan maka-
nan, yaitu ....
a. sendawa
c. asam sitrat
b. asam boraks
d. asam benzoat
B.Kerjakanlah soal-soal berikut di buku tugasmu!
1. Apakah yang dimaksud bahan aditif makanan?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan bahan aditif alami dibandingkan dengan
bahan aditif buatan?
3. Penggunaan bahan aditif makanan ternyata tidak selamanya aman.
Jelaskan!
200
Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) SMP dan MTs Kelas VIII
n
Refleksi
4. Sebutkan jenis-jenis bahan aditif makanan!
5. Buah impor pada umumnya telah mengalami radiasi untuk menghambat
pematangan dan pembusukan buah. Bagaimana pendapatmu buah impor
dibanding dengan buah lokal yang lebih cepat busuk dan berubah warna,
aroma, dan rasa?
Mie Ayam dan Bakso
Mie ayam dan bakso merupakan makanan favorit bagi sebagian pen-
duduk Indonesia. Mie ayam dan bakso disajikan dalam keadaan segar dan
hangat, lengkap dengan bumbu tambahan, berupa penyedap rasa, sambal,
kecap, dan saus tomat yang disajikan secara bebas. Di samping harganya
yang cukup murah, mie ayam dan bakso dapat mengeyangkan sehingga
sering menjadi makanan alternatif. Dalam mengkonsumsi mie ayam dan
bakso tersebut, yang harus diwaspadai adalah bahan aditif yang mungkin
di tambahkan pada waktu:
1. Proses produksi mie dan bakso.
2. Proses pemasakan sehingga siap saji.
3. Penyajian dan bumbu pelengkap.
Tugas kamu kali ini, buatlah analisis bahan aditif yang mungkin ditambah-
kan dalam proses produksi hingga dikonsumsi dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut!
1. Bahan aditif apa saja yang mungkin ditambahkan agar mie berwarna
kuning, kenyal, dan tidak cepat busuk?
2. Bahan aditif apa yang mungkin ditambahkan agar bakso berwarna putih,
kenyal, dan tidak cepat busuk?
3. Bahan aditif apa yang mungkin ditambahkan pada kuah agar terasa
sedap dan gurih?
4. Bahan aditif apa yang mungkin ditambahkan pada masakan mie ayam?
5. Bahan aditif apa saja yang mungkin ditambahkan pada pembuatan saus
sehingga berwarna orange, berasa kecut, dan beraroma tomat?
6. Carilah informasi mengenai bahan-bahan aditif yang digunakan, misal-
nya bahan pengawet, bahan pewarna, bahan pengenyal bakso dan
bakmi, bahan penyedap rasa, bahan pewarna saus, bahan pengawet
saus, dan zat aroma saus!
7. Carilah informasi mengenai jumlah bahan yang digunakan, misalnya berapa
bahan pengawet yang digunakan untuk 1 Kg daging/mie dan seterusnya!
8. Carilah informasi mengenai bahan-bahan aditif yang digunakan, apakah
termasuk yang diperbolehkan atau yang dilarang. Untuk menaikkan citra,
citarasa, dan aroma, seringkali ditambahkan dalam mie dan bakso bahan-
bahan berbahaya, seperti boraks, formalin, dan pewarna kain. Bagai-
mana kamu dapat mengidentifikasi bahan-bahan tersebut?