Gambar Sampul PRAKARYA · Bab VIII Wirausaha Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
PRAKARYA · Bab VIII Wirausaha Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
Suci Paresti, Dewi Sri Handayani N., Erny Yuliani, Hadi Saputro, Yudia Putri Anne, Ayat Suryatna, Kamin Sumardi, Irma Isnafia Arief, dan Atat Siti Nurani

24/08/2021 16:24:49

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

268

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Prakarya

269

C. Produk Kesehatan Khas

Daerah

Proposal Usaha Produk

Kesehatan Khas Daerah

G. Pengemasan dan

Promosi

PENGOLAHAN

270

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Peta Materi

A

.

Produk Kesehatan

Khas Daerah sebagai

Pendukung Industri

Farmasi

B.

Kewirausahaan

Pengolahan Produk

Kesehatan Khas

Daerah

C. Produk Kesehatan

Khas Daerah

D.

Bahan

untuk Produk

Kesehatan Khas

Daerah

E.

Teknik

Pengolahan Produk

Kesehatan Khas

Daerah

F.

Langkah

-

langkah

Pengembangan

Pengolahan

Produksi Kesehatan

Khas Daerah

H.

Perencanaan

Wirausaha Produk

Kesehatan Khas

Daerah

Wirausaha Pengolahan Produk

Kesehatan Khas Daerah

Proposal Usaha

Produk

Kesehatan Khas Daerah

G

. Pengemasan

dan Promosi

Prakarya

271

Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:

Menghayati

bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir

kreatif untuk membuat produk pengolahan serta keberhasilan wirausaha

adalah anugerah Tuhan.

Menghayati perilaku

jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerjasama,

gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan inovatif

dalam membuat produk kesehatan khas daerah dari lingkungan sekitar untuk

membangun semangat usaha.

Mendesain dan membuat

produk serta pengemasan produk kesehatan

khas daerah berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan

prosedur berkarya.

Mempresentasikan

karya dan proposal usaha produk kesehatan khas daerah

dengan perilaku jujur dan percaya diri.

Menyajikan simulasi

wirausaha pengolahan produk kesehatan khas daerah

berdasarkan analisis mengelolaan sumber daya yang ada di lingkungan

sekitar.

BAB VIII

Wirausaha Pengolahan

Produk Kesehatan Khas Daerah

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, berikan tanda pada tujuan yang sudah berhasil dicapai!

272

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

A.

Produk Kesehatan Khas Daerah sebagai

P

endukung Industri Farmasi

Industri farmasi adalah industri terkait ketersediaan obat-obatan. Obat

adalah paduan bahan yang digunakan diantaranya untuk mencegah,

menyembuhkan, dan memulihkan dari penyakit. Industri farmasi menjadi

bagian penting dari upaya menjaga kesehatan masyarakat. Produksi dari

industri farmasi dapat berupa ramuan obat jadi atau bahan baku obat. Produk

ramuan obat jadi atau siap saji yang khas daerah dapat berupa obat tradisional

seperti jamu-jamuan. Produk bahan baku obat khas daerah diantaranya

adalah minyak atsiri. Minyak atsiri ada beragam jenisnya dan dapat berasal

dari tumbuhan khas daerah.

Produk Kesehatan Khas Daerah

Produk Setengah Jadi

Khas Daerah

Produk Jadi

Khas Daerah

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.1

Produk Kesehatan Khas Daerah terdiri dari Produk Jadi dan Produk Setengah Jadi

Produk Kesehatan

Khas Daerah

Produk Jadi

Khas Daerah

Produk Setengah Jadi

Khas Daerah

Sumber: hanjuang.com, http://sajenjamu.wordpress.com/, http://ciptapratamatrans.indonetwork.co.id/

Gambar 8.2

Minuman Kesehatan (1), Ramuan Jamu (2) dan Minyak Atsiri (3)

Prakarya

273

Obat dapat dibagi menjadi obatan-obatan tradisional dan modern. Obat

tradisional, menurut definisi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),

adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan

tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman. Sediaan galenik adalah hasil ekstraksi simplisia

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Obat-obatan modern

adalah obat yang memiliki kandungan bahan terukur, teknik produksi modern

dan diuji dengan cermat, sehingga khasiatnya juga dapat diketahui dengan

pasti. Obat tradisional dapat dikembangkan menjadi obat modern, melalui

penelitian agar diketahui dosis yang tepat untuk khasiat yang dibutuhkan.

Obat-obatan tradisional telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat

Indonesia sejak zaman dahulu, dan merupakan kearifan lokal bangsa kita yang

dapat dikembangkan. Produk obat tradisional dapat dimanfaatkan terutama

untuk mencegah penyakit dan memulihkan kondisi tubuh.

Indonesia memiliki keragaman hayati yang sebagian diolah secara tradisional

menjadi jamu atau obat-obatan tradisional. Sebagian jamu dan obat-obatan

tradisional sudah dipelajari dan dikembangkan menjadi obat modern.

Pengembangan dilakukan meliputi proses produksi dan pengemasan

sehingga jamu dan obat tradisional tersebut lebih higienis, dapat dikonsumsi

dengan cara yang lebih praktis, dan memiliki khasiat yang terukur. Jamu dan

obat-obatan tradisional sangat potensial untuk dipelajari dan dikembangkan

karena bahan-bahannya merupakan kekayaan alam tropis Indonesia.

Kekayaan alam tropis Indonesia juga memiliki potensi besar untuk

menghasilkan minyak atsiri. Diperkirakan terdapat 40 jenis minyak atsiri yang

diproduksi dari berbagai jenis tanaman di Indonesia. Minyak atsiri adalah zat

berbau yang terkandung di dalam tanaman, yang berfungsi untuk menarik

hewan dan serangga sehingga membantu proses penyerbukan tanaman,

mencegah kerusakan tanaman oleh hewan dan serangga, dan sebagai

cadangan makanan bagi tanaman. Bahan baku minyak atsiri ini dapat

diperoleh dari daun, bunga, buah, biji, kulit batang, akar, dan rimpang.

Sumber: Dokumen Kemdikbud (diolah dari berbagai sumber)

Gambar 8.3

Perbandingan Obat Tradisional dan Modern

Obat Tradisional

Obat Modern

Kualitas bahan

Tidak standar

Standar

Takaran bahan

Diukur namun belum tentu

p

resisi

Presisi

Proses pembuatan

Belum tentu higienis

Higienis

Khasiat

Terbuk

ti

secara empirik

selama ratusan tahun

Terbuk

ti

dalam

pengujian peneli

ti

an

laboratorium dan secara

empirik

Panduan

peracikan

Dipelajari turun temurun

Resep baku

274

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Minyak atsiri atau dikenal dengan sebutan minyak esensial (

essencial oil

)

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, parfum, kosmetika, dan

penambah aroma pada industri makanan dan minuman. Minyak atsiri yang

diproduksi Indonesia, tidak hanya digunakan untuk industri dalam negeri

melainkan 11 jenis diantaranya merupakan komoditas ekspor. Komoditas

utama ekspor minyak atsiri Indonesia terdiri atas minyak nilam, minyak akar

wangi, minyak pala, minyak cengkeh, minyak sereh wangi, minyak kenanga,

minyak kayu putih, minyak cendana, minyak kayu manis, lawang, dan misol.

Minyak nilam dan pala memenuhi 90% kebutuhan dunia, sedangkan minyak

daun cengkeh memenuhi 70% kebutuhan dunia.

Tabel 4.1 Komoditas Utama Ekspor Minyak Atsisi Indonesia

Latihan 1

Indonesia memiliki kekayaan hayati yang diantaranya dapat dimanfaatkan

sebagai bahan baku produk kesehatan. Diskusikan dengan temanmu,

produk khas daerahmu atau daerah lain di Indonesia yang digunakan

untuk mencegah, menyembuhkan dan memulihkan kesehatan.

Tuliskan dan

gambarkan informasi tentang produk tersebut dan presentasikan kepada

teman sekelas. Perhatikan presentasi temanmu, catat hal-hal penting yang

akan memperkaya pengetahuanmu tentang produk kesehatan khas daerah.

Komoditas Eksport

Sentra Produksi

1.

Minyak Nilam (

Patchouli Oil

)

Aceh, Sumatera Utara, Lampung,

Bengkulu, Jawa Tengah

2.

Minyak Akar Wangi (

Vetiver Oil

)

Jawa Barat

3.

Minyak Pala (

Nutmeg Oil

)

Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat,

Sulawesi Utara, Maluku

4.

Minyak Cengkeh (

Cloves Oil

)

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, D.I. Yogyakarta, Sulawesi

Utara, Sulawesi Selatan

5.

Minyak Sereh Wangi (

Citronella Oil

)

Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur

6.

Minyak Kenanga (

Cananga Oil

)

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, D.I. Yogyakarta

7.

Minyak Kayu Putih (

Cajeput Oil

)

Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku,

Papua

8.

Minyak Cendana (

Sandal Wood Oil

)

NTT

9.

Minyak Kayu Manis (

Cinamon Oil

)

Sumatera Barat

10.

Lawang

Papua

11.

Masoi

Papua

Sumber: Dewan Atsiri Indonesia

Prakarya

275

B.

Kewirausahaan Pengolahan

P

roduk Kesehatan Khas Daerah

Wirausaha produk kesehatan dapat meliputi penyediaan bahan baku industri

farmasi dan produksi produk kesehatan yang siap pakai. Produk kesehatan

siap pakai contohnya minuman jahe dan jamu-jamuan, sedangkan bahan

baku industri farmasi contohnya adalah minyak atsiri. Produk jadi maupun

produk setengah jadi untuk bahan baku industri, keduanya memiliki potensi

yang besar mengingat kekayaan hayati Indonesia. Produk siap jadi maupun

produk bahan baku industri memiliki peluang pasar yang luas, tidak hanya

di dalam negeri namun juga di luar negeri. Peluang wirausaha produk

kesehatan harus dimanfaatkan karena bahan produk kesehatan tersebut

pada umumnya merupakan kekayaan hayati yang terdapat di alam tropis

Indonesia. Di Indonesia tersebar sekitar 40.000 jenis tumbuhan yang dapat

menghasilkan berbagai jenis bahan kimia. Bahan kimia yang dihasilkan

sangat potensial diolah menjadi bahan pangan, kosmetika, dan obat-obatan

untuk diusahakan secara ekonomi.

Pasar dari produk kesehatan siap pakai

adalah pengguna perorangan. Produk

kesehatan terutama produk untuk menjaga

kesehatan dan stamina dapat menjadi

bagian dari keseharian atau produk yang

dikonsumsi setiap hari. Produk kesehatan

siap pakai dapat menjadi bagian dari gaya

hidup sehat yang saat ini mulai menjadi

kesadaran banyak orang. Produk dengan

pasar perorangan harus mempertimbangkan

kemudahan cara pemakaian dan kemasan

yang baik serta menarik. Produk kesehatan

siap pakai dipasarkan secara eceran melalui

toko obat, warung, atau supermarket. Promosi yang dilakukan untuk

memberikan informasi produk kepada calon pembeli secara umum, melalui

pameran produk, poster, iklan, sms dan lain-lainnya.

Pasar dari bahan baku industri kesehatan seperti minyak atsiri adalah industri-

industri farmasi. Promosi dilakukan langsung kepada industri farmasi yang

menjadi pasar sasaran. Promosi dapat dilakukan dengan mendatangi industri

tersebut untuk presentasi dan memberikan contoh produk. Promosi juga dapat

dilakukan melalui pameran khusus produk bahan baku atau pameran farmasi.

Kemasan yang digunakan produk setengah jadi untuk bahan baku farmasi,

harus dapat menjaga keawetan bahan baku yang berada di dalamnya. Produk

bahan baku belum tentu akan langsung digunakan setelah pembelian. Bahan

baku harus dapat bertahan selama tersimpan hingga saatnya digunakan

oleh industri tersebut. Kemasan bahan baku harus berisi keterangan teknis

tentang isinya dengan desain visual yang sederhana. Produk bahan baku

tidak dipajang di toko, sehingga tidak dituntut untuk memiliki tampilan visual

yang menarik perhatian.

Mengapa wirausaha produk

kesehatan?

Indonesia kaya akan bahan

baku

Teknologi pengolahan cukup

sederhana dan dapat

dipelajari

Investasi alat dan mesin

dapat disesuaikan dengan

dana yang tersedia

Pasar sangat terbuka lebar

276

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

C.

Produk Kesehatan Khas Daerah

Produk kesehatan khas daerah dapat dibagi atas produk siap pakai dan bahan

baku. Produk siap pakai atau produk jadi adalah produk kesehatan yang dapat

langsung dikonsumsi, sedangkan produk setengah jadi adalah produk yang

menjadi bahan baku dari industri farmasi. Produk setengah jadi akan diolah

oleh industri untuk menjadi produk jadi.

Produk siap pakai dapat dibagi menjadi produk kesehatan yang digunakan

di luar tubuh dan produk kesehatan yang diminum atau dimakan. Produk

kesehatan yang diminum dapat berupa obat yang menyembuhkan penyakit

atau minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina, serta pemulihan

kesehatan. Minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina misalnya

minuman jahe yang diminum pada saat udara dingin. Di daerah Jawa

Barat, minuman jahe dengan gula merah dikenal dengan sebutan bandrek

sedangkan di Jawa Tengah, minuman jahe dengan tambahan rempah-

rempah lainnya dikenal dengan wedang uwuh.

Beberapa contoh produk jadi lain yang dikenal di Indonesia di antaranya

jamu kunyit asem, jamu beras kencur, minyak kayu putih, dan minyak tawon.

Produk setengah jadi diantaranya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri sangat

banyak jenisnya, diantaranya adalah minyak nilam, minyak kayu putih, minyak

cengkeh. Produk kesehatan dapat berupa produk jadi dan produk setengah

jadi.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.4

Kemasan Produk untuk Pasar Perorangan (1) dan Pabrik (2)

Prakarya

277

Produk kesehatan khas daerah merupakan identitas daerah tersebut,

dan dapat menjadi pembeda dengan daerah lainnya. Produk kesehatan

khas daerah dapat berupa produk jadi atau setengah jadi, pada umumnya

mengolah bahan-bahan yang berasal dari daerah tersebut. Setiap daerah

di Indonesia dapat memiliki tanaman atau fauna khas untuk diolah menjadi

produk kesehatan khas daerah. Produk khas daerah dapat juga serupa antara

satu daerah dengan daerah lainnya, karena potensi bahan baku yang serupa.

Tugas 1

Membuat Daftar dan Deskripsi Produk Kesehatan Khas Daerah

Adakah produk kesehatan khas di daerahmu? Carilah informasi melalui

pengamatan, wawancara, maupun dari literatur tentang produk kesehatan

khas daerahmu. Tuliskan menjadi sebuah daftar seperti contoh tabel di

bawah ini.

Pilih salah satu dari jenis produk kesehatan dari daftar tersebut yang paling

potensial. Tulis dan gambarkan informasi tentang produk kesehatan

tersebut pada kertas A4 dengan 500-1000 karakter.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.5

Bagan Klasifikasi Produk Kesehatan

Produk Kesehatan

Bahan Baku/

Produk Setengah

Jadi

Produk Siap Pakai/

Produk Jadi

Obat

luar

Padat

Cair

Cair

Obat makan/

minum

Cair

Padat

278

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Produk kesehatan khas daerah memiliki tantangan maupun potensi untuk

pengembangannya. Beberapa tantangan yang dimiliki produk kesehatan

daerah diantaranya produk yang kurang awet, ketersediaan bahan yang

tidak standar kualitasnya, dan tidak kontinu secara kuantitas (jumlah), proses

pengolahan yang kurang higienis, produk yang kurang bervariasi atau

pemasaran yang sulit.

Tantangan tersebut dapat dicarikan solusinya melalui ide dan upaya kreatif

dalam pengembangan proses pengolahan, pengemasan, dan pemasaran

serta promosi. Upaya-upaya tersebut adalah inovasi yang dapat dilakukan

wirausahawan di bidang pengolahan produk kesehatan khas daerah.

Produk Kesehatan Khas Daerah

Nama Daerah:

No.

Nama Produk Ke

sehatan

Jenis Produk Siap

Pakai/Bahan Baku

Industri/

Minuman/Makanan/

Obat luar

Bahan

Hewani/Naba

ti

1

2

3

4

5

6

dst.

Silahkan memodi

fi

kasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu,

sehingga menjadi lebih baik dan mudah dimenger

ti

Tugas 2

Tantangan Produk Kesehatan Khas Daerah

Carilah informasi melalui pengamatan, wawancara, maupun dari literatur

tentang produk kesehatan khas daerahmu atau daerah lain di nusantara.

Diskusikan dengan teman tentang asal daerah, jenis produk kesehatan,

tantangan yang ada saat ini.

Tuliskan data dalam bentuk tabel seperti contoh di bawah ini.

Buat presentasi yang informatif dan menarik dengan memanfaatkan

paparan tulisan dan gambar.

Prakarya

279

D.

Bahan untuk Produk Kesehatan Khas Daerah

Bahan baku produk kesehatan dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani.

Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung

kelelawar, dan sisik trenggiling. Beberapa daerah di Indonesia dapat memiliki

produk kesehatan yang khas sesuai bahan hewani yang ada di daerah itu.

Bahan nabati untuk produk kesehatan lebih banyak jenisnya daripada bahan

hewani. Produk kesehatan tradisional banyak memanfaatkan tumbuhan.

Ada sekitar 7000 jenis tanaman di Indonesia yang telah diidentifikasi dan

digunakan untuk keperluan medis.

1.

Bahan Hewani un

tuk Produk Kesehatan

Berikut ini adalah beberapa contoh bahan hewani dan khasiatnya untuk

kesehatan,

a.

Telur

Telur memiliki kandungan protein yang tinggi. Kandungan zat

gizi biologis pada telur mentah adalah 51% sedangkan pada telur

matang 91%, atau hampir dua kali lipat daripada protein yang

diserap tubuh dari telur mentah. Putih telur padat bermanfaat untuk

pasien kemoterapi dan pasien sakit ginjal. Pada abad pertengahan

pun putih telur digunakan untuk mengobati luka dan patah tulang.

Tantangan Produk Kesehatan Khas Daerah

No.

Nama Produk

Kesehatan

Jenis

Makanan/Minuman/

Obat luar

Tantangan

1

Jamu Kunyit Asem

Minuman

-

Kurang awet

-

Kemasan kurang

menarik

2

3

4

5

dst.

Silahkan memodi

fi

kasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu,

sehingga menjadi lebih baik dan mudah dimenger

ti

280

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

b.

Susu

Susu dapat menetralisir racun seperti timah atau logam yang masuk

ke dalam tubuh kita melalui makanan dan minuman. Susu kuda

mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus

manusia dua kali lipat untuk melawan bakteri buruk. Hal tersebut

menyebabkan zat kurang baik di dalam usus dapat berkurang, dan

radang usus dapat sembuh. Susu kuda liar yang dicampur dengan

daging daun lidah buaya dan diolehkan ke kulit dapat mengurangi

gangguan yang disebabkan oleh penyakit eksim.

c.

Teripang

Sekitar 53 jenis teripang telah diidentifikasi terdapat di Indonesia dan

7 (tujuh) jenis diantaranya telah dimanfaatkan masyarakat menjadi

produk olahan. Teripang mengandung 86% protein yang mudah

diurai menjadi enzim peptin, yang berperan dalam membangun

sistem kekebalan tubuh dan regenerasi sel. Ekstrak teripang dapat

membantu memperbaiki fungsi hati sehingga dapat dimanfaatkan

untuk mengobati sakit hepatitis.

Sumber: http://3.bp.blogspot.com

Gambar 8.6

Tripang

Prakarya

281

d.

Trenggiling

Sisik trenggiling mengandung zat aktif yang bersifat analgesik

(penghilang nyeri), sehingga berpotensi menjadi bahan baku obat.

e.

Katak

Kulit katak mengandung zat yang mampu mengaktifkan kelenjar

pankreas. Ekstrak kulit katak dapat digunakan untuk obat antidiabetes

yang menstimuli insulin.

Sumber: http://gambarhaiwan.com

Gambar 8.8

Katak

Sumber: http://www.suara-alam.com

Gambar 8.7

Trenggiling

282

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

f.

CacingTanah

Cacing tanah yaitu jenis

Helodrilus caliginasus, Helodrilus foetidus,

Lumbricus terrestris,

dan

Lumbricus rubellus

berkadar protein tinggi,

64-76%. Ekstrak jenis-jenis cacing ini dapat digunakan untuk

mengobati tifus. Cacing tanah dapat mengobati penyakit karena

mengadung enzim khusus yang dapat melarutkan semua tanah

dengan sempurna. Cacing tanah juga mengandung lumbrifebrine,

lumbritine, testrolumbrolysyin, dan hypoxanthine, asam amino,

xanthine, adenine, guanidine, chlogrogin, dan choline.

2.

Bahan Nabati un

tuk Produk Kesehatan

Produk kesehatan yang terbuat dari bahan nabati khas di Indonesia,

sangat banyak jumlahnya. Hampir di setiap daerah produk kesehatan

yang berbahan baku nabati. Di Indonesia ada sekitar 7000 tanaman obat

yang sudah diidentifikasi dan digunakan untuk medis. Produk kesehatan

dapat memanfaatkan berbagai bagian dari tumbuhan seperti rimpang,

kulit kayu, daun, dan bunga.

a.

Rimpang Jahe

Jahe atau

Zingiber officinale

, memiliki beberapa nama berbeda di

beberapa daerah yaitu halia, bahing, beeuing, sipodeh, jahi, dan

jae. Rimpang jahe dimanfaatkan diantaranya untuk anti-inflamasi,

mengatasi batuk dan menghilangkan nyeri otot.

Sumber: http://1.bp.blogspot.com

Gambar 8.9

Cacing Tanah

Prakarya

283

b.

Kulit Kayu Secang

Secang atau

Caesalpinia sappan

, dimanfaatkan kulit kayunya dalam

pengobatan tradisional. Ekstrak kulit kayu secang digunakan sebagai

obat diabetes, disentri, luka dalam, malaria, tetanus, dan banyak lagi.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.10

Rimpang Jahe

Sumber: http://1.bp.blogspot.com

Gambar 8.11

Pohon dan Kayu Secang

284

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

c.

Daun Sirih H

ijau

Sirih hijau atau

Piper betle L

. banyak dimanfaatkan daunnya dalam

pengobatan tradisional. Daun sirih mengandung zat antiseptik yang

dapat membunuh bakteri, mengandung anti jamur, dan antioksidan.

Daun sirih digunakan untuk mengobati perdarahan pada hidung,

sebagai obat batuk, obat sariawan, obat jerawat, dan masih banyak

lagi. Selain sirih hijau, ada juga sirih hitam atau

Piper betel var nigra

dan sirih merah atau

Piper crocatum Ruiz

yang digunakan dalam

pengobatan tradisional.

d.

Bunga Ceguk

Ceguk atau

Quisgualis indica

, memiliki beberapa nama berbeda

di beberapa daerah yaitu dani, udani, wudani, bidani, kacekluk,

kaceklik, ceguk, cekluk, wedani, rabet dani, dan tikao. Ekstrak bunga

Quisqualis indica

merupakan antibakteri. Selain bunganya, biji, dan

buah Cenguk juga dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.13

Ceguk

Sumber: http://2.bp.blogspot.com

Gambar 8.12

Daun Sirih

Prakarya

285

e.

Buah Belimbing Wuluh

Belimbing wuluh atau

Averrahoa blimbi L.

, memiliki beberapa

nama yang berbeda di beberapa daerah yaitu limeng, selimeng,

thlimeng, selemeng, asom, balimbingan, bhalingbhing bulu, libi,

dan belerang. Saringan 10 buah belimbing wuluh yang ditumbuk

halus, dicampurkan dengan 2 (dua) sendok makan air garam, dan

diminum 2 kali sehari dapat mengobati batuk rejan. Selain buahnya,

daun, bunga, dan ranting belimbing wuluh dimanfaatkan dalam

pengobatan tradisional.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.14

Belimbing Wuluh

Tugas 3

Bahan Baku Khas Daerah

Di daerah tempat tinggalmu tentu ada bahan baku atau bahan produk

kesehatan khas daerah. Bahan tersebut dapat berupa bahan hewani atau

nabati. Carilah informasi melalui pengamatan, wawancara maupun dari

literatur tentang bahan baku tersebut.

Tuliskan bahan-bahan menjadi sebuah daftar seperti contoh tabel di

bawah ini.

286

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

E.

Teknik Pengolahan Produk

K

esehatan Khas Daerah

Teknik pengolahan produk bergantung dari bahan baku dan produk akhir yang

akan dibuat. Pada dasarnya teknik yang digunakan untuk pengolahan produk

kesehatan terdiri atas pengeringan (pembuatan simplisia), penyulingan, dan

peracikan. Pengeringan digunakan untuk menurunkan kandungan air pada

bahan, baik nabati maupun hewani. Pengeringan bertujuan untuk membuat

bahan menjadi awet dan praktis dalam penggunaannya. Proses pengawetan

harus tepat agar tidak merusak atau menghilangkan kandungan bahan

pentingnya.

Berikut ini adalah beberapa teknik pengolahan produk kesehatan yang umum

digunakan, dengan contoh penerapannya untuk pengolahan rimpang jahe

dan teripang.

1.

Pembuatan

Simplisia

Simplisia adalah bahan alami yang dikeringkan, yang digunakan sebagai

obat. Simplisia dapat berupa bahan hewani maupun nabati. Pengeringan

adalah proses pengurangan kadar air hingga sekitar 8-10%, bertujuan

untuk membuat bahan tahan terhadap jamur. Proses pembuatan

simplisia meliputi tahap pencucian, pemotongan (untuk mendapatkan

ukuran yang lebih kecil), dan pengeringan. Pengeringan dapat

memanfaatkan pengeringan alami atau menggunakan mesin pengering

(

dryer

). Pengeringan alami dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar

matahari langsung atau diangin-angin tanpa terpapar matahari langsung.

Bahan

-

bahan Khas Daerah

Nama Daerah:

No.

Nama Bahan (Tripang/

buah/kacang dll)

Peluang Produk Kesehatan

1

2

3

4

5

6

dst.

Silahkan memodi

fi

kasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu,

sehingga menjadi lebih baik dan mudah dimenger

ti

Prakarya

287

Pada pembuatan simplisia jahe, pencucian dilakukan dengan semprotan

air bertekanan atau direndam di air, dan disikat secara hati-hati. Rimpang

jahe kemudian dipotong-potong dengan ketebalan 7-8 mm. Potongan

tersebut dijemur di atas alas anyaman bambu, tikar atau lantai. Pada

waktu pengeringan, potongan-potongan rimpang jahe disebar di

atas alas (jangan dalam keadaan menupuk) dan dibalik secara berkala,

agar proses pengeringannya merata. Setelah pengeringan, ketebalan

potongan rimpang akan menyusut menjadi 5-6 mm.

2.

Pembuatan Tepung

Tepung dari bahan nabati maupun hewani untuk produk kesehatan juga

dibuat dengan tujuan kemudahan penggunaan dan keawetan. Proses

pembuatan tepung ada yang mengolah bahan secara utuh atau hanya

filtrat (cairan). Pembuatan tepung dari bahan meliputi tahap pencucian,

pomotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), pengeringan,

dan penghalusan, seperti pada pembuatan tepung tripang atau serbuk

jahe. Serbuk jahe merupakan untuk bahan minyak atsiri atau campuran

jamu. Pembuatan tepung dengan memanfaatkan filtrat bahan dilakukan

pada pembuatan tepung jahe instan untuk minuman kesehatan.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.15

Potongan Rimpang Jahe untuk Simplisia

288

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Pembuatan tepung teripang dilakukan dengan cara memisahkan daging

teripang dengan isi perutnya. Teripang dibelah dengan menggunakan

pisau dan dicuci dengan air mengalir sehingga daging teripang betul-

betul bersih. Daging tripang lalu dipotong kecil-kecil dan dikeringkan.

Daging tripang yang sudah kering dihaluskan dengan

blender

hingga

menjadi tepung teripang.

Isi perut teripang

Penepungan

Tepung teripang

Pemisahan daging

dengan isi perut

Pengeringan

Daging teripang

Isi perut

teripang

Pengecilan ukuran

daging teripang

Penepungan

Tepung teripang

Teripang

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.16

Bagan Pembuatan Tepung Tripang

Prakarya

289

Rimpang jahe dapat diolah menjadi tepung jahe yang dapat

dikembangkan menjadi aneka minuman jahe instan, seperti jahe susu,

bandrek, bajigur, dan lainnya. Pembuatan tepung jahe untuk jahe instan

dilakukan dengan membersihkan rimpang jahe dari kulit bagian yang

membusuk, dengan menggunakan air dan pisau. Jahe lalu diparut dan

ditambahkan sedikit air untuk memudahkan penyaringan. Parutan jahe

disaring hingga terpisah antara filtrat (cairan) dengan endapannya.

Filtrat yang diperoleh dari penyaringan diendapkan minimal 1 jam. Filtrat

kemudian dipisahkan dengan endapannya. Filtrat direbus dengan api

sedang hingga mendidih. Gula pasir dimasukan pada filtrat mendidih

dengan perbandingan 1:1. Aduk hingga gula melarut dengan sempurna.

Api dikecilkan setelah filtrat mendidih dan timbul busa. Filtrat akan

berubah menjadi tepung setelah busa turun, saat itulah api dimatikan

dan tepung diaduk dengan cepat secara terus menerus. Pengayakan

dilakukan setelah tepung terbentuk dan dalam kondisi masih panas.

Tepung yang sudah diayak didiamkan hingga mencapai suhu ruang dan

dimasukan ke dalam kemasan botol atau plastik.

3.

Penyulingan

Penyulingan digunakan untuk mengambil kandungan minyak atsiri yang

terdapat pada tanaman. Ada tiga jenis teknik penyulingan yaitu metode

perebusan, metode pengukusan, dan metode uap langsung. Perbedaan

ketiga proses ini adalah pada proses penguapan minyak atsiri dari bahan

yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk. Pada ketiga

proses tersebut, minyak atsiri menguap bersama uap air, dikondensasi

dan dipisahkan miyak dan airnya. Hasil kondensasi berupa campuran air

dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan

tidak dapat saling melarutkan.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.17

Tepung Jahe untuk Minuman Jahe Insan

290

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Pada metode perebusan, bahan direbus di dalam air mendidih. Minyak

atsiri dari bahan tersebut akan menguap bersama uap air. Uap air

dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi

(perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling

perebus.

Pada metode pengukusan, bahan dikukus. Serupa dengan metode

perebusan, minyak atsiri akan menguap bersama uap air. Uap air

dilewatkan melalui pendingin (kondensor) agar terjadi kondensasi

(perubahan uap menjadi zat cair). Proses ini menggunakan alat suling

pengukus.

Pada metode uap langsung, bahan dialiri dengan uap yang berasal

dari sebuah ketel uap. Serupa dengan metode lainnya, minyak atsiri

akan menguap bersama uap air. Uap air dilewatkan melalui pendingin

(kondensor) agar terjadi kondensasi (perubahan uap menjadi zat cair).

Proses ini menggunakan alat suling uap langsung.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.18

Proses Penyulingan dengan Alat Suling Pengukus

Metode Penyulingan Rimpang Jahe

Rimpang jahe mengandung minyak atsiri 1-3%.

BAHAN

-

Rimpang jahe

.

-

A

ir.

-

Kertas sar

ing berlapis magnesium karbonat.

Prakarya

291

PERALATAN

-

Ala

t suling pengukus, yang terdiri atas ketel suling, pengembun uap

(kondensor) dan penampung hasil pengembunan.

-

Bot

ol kaca berwarna gelap atau jerigen plastik kualitas tinggi.

CARA PEMBUATAN

1.

Pen

yiapan Bahan

Rimpang jahe dicuci sampai bersih kemudian dipotong kecil-kecil

(dirajang) dengan ketebalan berkisar antara 2 sampai 4 mm. Rimpang

dapat juga digeprak (dipukul sampai memar dan pecah, tapi tidak

sampai hancur). Jahe yang akan disuling tidak perlu dikuliti karena

pengulitan akan menurunkan rendeman minyak atsiri jahe. Ukuran

potongan (rimpang) harus diusahakan seseragam mungkin. Ukuran

yang tidak seragam akan menyulitkan penyusunan bahan di dalam

ketel secara baik.

2.

Pen

yiapan Alat Suling

Bagian dalam ketel dibersihkan, setelah itu ketel diisi dengan air bersih.

Permukaan air berada 3-5 cm di bawah plat berpori yang menjadi alas

irisan jahe. Air yang paling baik diisikan adalah air hujan, karena air

ini tidak akan menimbulkan endapan atau kerak pada dinding dalam

ketel.

3.

Pengisian B

ahan ke dalam Ketel

-

Bahan disusun dalam ketel di a

tas plat berpori dengan formasi

seragam dan mempunyai cukup rongga untuk penetrasi uap

secara merata ke dalam tumpukan bahan. Tumpukan bahan yang

terlalu padat dapat menyebabkan terbentuknya

rat holes

yaitu

suatu jalur uap yang tidak banyak kontak dengan bahan yang

disuling. Tentu saja hal ini menyebabkan rendemen dan mutu

minyak akan rendah.

-

Set

elah bahan diisikan ke dalam ketel, penutup ketel ditutup

secara rapat sehingga tidak ada celah sekecil apapun yang

memungkinkan uap lolos dari celah tersebut.

4.

P

enyulingan

-

Kondensor dialiri dengan air pending

in. Pada saat itu alat pemisah

air-minyak sudah terpasang pada saluran keluar kondensat.

292

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

4.

Peracikan

Peracikan adalah penggabungkan beberapa bahan dengan komposisi

tertentu. Satu bahan dapat dimanfaatkan menjadi beberapa jenis obat

melalui peracikan yang berbeda-beda. Peracikan juga tergantung dari

produk kesehatan yang akan dihasilkan. Produk kesehatan yang siap

pakai pada umumnya minuman, obat oles atau kompres, dan dalam

bentuk pil. Pada prinsipnya peracikan meliputi tahapan persiapan bahan

dan alat, penimbangan bahan, peracikan, serta penyajian.

Peracikan untuk minuman kesehatan pada umumnya dilakukan dengan

merebus simplisia. Air rebusan simplisia tersebut diminum sebagai

obat untuk penyakit tertentu. Racikan obat kompres tradisional dapat

memanfaatkan bahan-bahan segar yang dihaluskan dan dicampurkan,

untuk kemudian langsung digunakan, seperti contoh resep racikan

belimbing wuluh untuk obat kompres rematik. Hasil racikan serupa ini

lebih baik langsung dikonsumsi dan digunakan, tidak disimpan lama

setelah diracik. Peracikan yang lebih modern dapat menghasilkan produk

yang lebih tahan lama dan penyajian yang lebih higienis misalnya dalam

bentuk kapsul atau pil, minuman, atau obat oles dalam botol.

-

Ketel dipanask

an dengan api tungku atau kompor. Api harus

diusahakan hanya mengenai dasar ketel. Api yang terlalu besar

dapat menjilat dinding ketel sehingga dinding menjadi sangat

panas. Hal ini dapat menyebabkan gosong atau rusaknya bahan

yang terdapat di dalam ketel. Penyulingan dilakukan selama

16-30 jam. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak

atsiri yang sangat mudah dipisahkan karena kedua bahan tidak

dapat saling melarutkan. Minyak jahe yang baik berwarna kuning

kecoklat-coklatan akan berada pada bagian bawah tabung hasil

kondensasi.

5.

Pengur

angan air

Minyak jahe yang diperoleh masih mengandung sejumlah kecil air. Air

ini dapat dikurangi dengan menyaring minyak melalui kertas saring

berlapis magnesium karbonat. Untuk memperoleh minyak atsiri

jahe dengan kandungan air yang rendah, minyak atsiri jahe harus

disentrifusi dengan kecepatan tinggi atau disaring dengan penyaring

mekanis.

6.

P

enyimpanan

Minyak atsiri disimpan di dalam botol kaca yang berwarna gelap dan

kering. Botol ini harus ditutup rapat. Jerigen plastik yang berkualitas

tinggi juga dapat digunakan sebagai wadah penyimpan minyak atsiri

jahe.

Sumber: BPP Teknologi Pengolahan Pangan, Kemenristek RI

Prakarya

293

F.

Langkah-langkah Pengembangan Pengolahan

P

roduk Kesehatan Khas Daerah

Langkah pengembangan pengolahan produk kesehatan khas daerah diawali

dengan pencarian ide, pengembangan ide, perancangan produk (resep),

perancangan proses produksi, perancangan pengemasan dan perancangan

promosi. Perancangan dilanjutkan dengan perencanaan Sumber Daya

Manusia (SDM) dan perencanaan keuangan.

Data tentang Bahan Baku, Teknik Produksi, Pasar Sasaran

Proposal Usaha

Resep Belimbing Wuluh untuk Rematik

Bahan:

Daun belimbing wuluh muda 100 gr

Cengkeh 10 biji

Lada (merica) 15 biji

Cuka secukupnya

Cara Membuat:

Giling halus seluruh bahan (daun belimbing wuluh, cengkeh dan lada).

Tambahkan cuka pada campuran bahan hingga menjadi seperti bubur.

Gosok dan urutkan hasil racikan pada bagian yang sakit rematik

sebanyak yang diperlukan.

Riset Potensi

Khas Daerah

Data tentang Bahan Baku, Teknik Produksi, Pasar Sasaran

Eksplorasi Ide

Pengembangan

Perancangan:

-

Produk

-

Proses

Produksi

-

Pengemasan

-

Promosi

Proposal Usaha

Perencanaan:

-

SDM

-

Keuangan

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.19

Skema Pengembangan

Ide Produk Kesehatan Khas Daerah

294

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

1.

Ide Pengembangan Produk Kesehatan Khas Daerah

Ide pengembangan produk kesehatan khas daerah diawali dengan

mencari data tentang potensi beberapa jenis bahan hewani dan nabati

yang akan digunakan untuk bahan baku produk kesehatan. Setiap tempat

dapat memiliki jenis bahan hewani dan nabati yang berbeda-beda, baik

yang sudah maupun yang belum dimanfaatkan. Bahan hewani dan

nabati yang akan dimanfaatkan untuk memproduksi produk kesehatan

harus memiliki jumlah yang cukup dan kualitas yang baik agar produksi

dapat berjalan lancar dan menghasilkan produk yang berkualitas.

Ide pengembangan produk dapat

diperoleh dengan tiga cara pendekatan.

Pendekatan pertama adalah dengan

melihat bahan-bahan potensial yang

belum dimanfaatkan.

Pendekatan kedua

adalah dengan melakukan perbaikan

proses pengolahan produk kesehatan

yang sudah ada di daerah agar lebih

higienis dan produktif. Pendekatan

ketiga adalah dengan mengenali pasar

sasaran dan membuat pengembangan

produk yang sesuai dengan kebutuhan

pasar sasaran. Pengembangan

pengemasan dapat menjadi salah satu

ide agar produk menjadi lebih praktis

untuk digunakan dan menarik.

a.

Studi Potensi Bahan Hewani dan Nabati Khas Daerah

Setiap daerah dapat memiliki potensi bahan hewani dan nabati

yang berbeda. Pengembangan produk kesehatan khas daerah

dapat dimulai dengan melakukan riset tentang bahan-bahan yang

banyak terdapat di daerah. Riset dapat dilakukan dengan pencarian

data dari kantor pemerintahan, koperasi, dan lembaga-lembaga

yang terdapat di daerah. Pencarian data juga dapat dilengkapi

dengan wawancara kepada petani dan peternak yang melakukan

budidaya bahan baku produk kesehatan. Hasil riset dianalisis untuk

mengetahui sejauhmana peluang ketersediaan bahan tersebut

dapat dikembangkan menjadi produk kesehatan khas daerah.

Tiga pendekatan

untuk

memperoleh

ide produk

kesehatan!

1.

Melihat potensi bahan baku

2.

Pengembangan proses

pengolahan

3.

Pikirkan siapa calon

pengguna & produk

kesehatan seper

ti

apa yang

dibutuhkannya?

Prakarya

295

b.

Studi Pengembangan Proses Pengolahan

Di suatu daerah dapat jadi sudah memiliki produk kesehatan khas

daerah. Ide pengembangan dapat dilakukan dengan melakukan

riset mendalam terhadap kegiatan produksi maupun wirausaha

yang sudah berjalan. Pengamatan mendalam akan menghasilkan

data tentang tantangan dan potensi dari usaha tersebut. Tantangan

dan potensi dari perusahaan tersebut dapat menjadi dasar pencarian

ide pengembangan proses dan usaha pengolahan produk kesehatan

khas daerah.

c.

Studi Kebutuhan Pasar Produk Kesehatan

Pasar merupakan tujuan akhir dari sebuah produk. Pasar produk

kesehatan adalah perorangan dan industri farmasi. Riset dilakukan

terhadap kebutuhan pasar perorangan meliputi kebiasaan dan

keinginan mereka dalam mengkonsumsi produk kesehatan. Bila

mana, dimana, mengapa, dan bagaimana mereka mengkonsumsi

produk kesehatan, merupakan pertanyaan penting dalam melakukan

riset konsumen. Riset terhadap kebutuhan industri farmasi dapat

dilihat dari angka penjualan baik lokal maupun ekspor yang terjadi

saat ini dan kecenderungan ke depannya.

2.

Perancangan Pengolahan Produk Kesehatan Khas

Daer

ah

Ide produk kesehatan ditindaklanjuti dengan perancangan produk,

proses produksi, pengemasan, dan promosi. Perancangan produk

diantaranya akan menetapkan komposisi bahan-bahan dan cara

pengolahannya. Perancangan proses produksi memberikan gambaran

akan kebutuhan peralatan, tahapan kerja, kebutuhan SDM, dan K3.

Perancangan pengemasan dan promosi sangat berkaitan dengan produk

yang akan dibuat serta pasar sasaran yang dituju.

Perancangan yang dibuat akan menjadi patokan pelaksanaan dalam

wirausaha produk kesehatan khas daerah. Perancangan tersebut

juga dapat dituliskan dalam bentuk proposal usaha untuk kebutuhan

pengajuan permodalan.

296

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

3.

Penghitungan Biaya Produksi

Penghitungan biaya produksi produk kesehatan khas daerah, pada

dasarnya sama dengan cara penghitungan produk makanan khas daerah.

Biaya yang harus dihitung adalah biaya bahan baku, tenaga kerja, dan

overhead

. Bahan baku dapat terdiri atas bahan baku utama dan bahan

baku tambahan.

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

bahan baku. Biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga

kerja ditetapkan sesuai ketrampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai

kesepakatan antara pekerja dengan pemilik usaha atau kesepakatan

dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual produk.

Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya

yang sudah dikeluarkan untuk produksi. Pada pengolahan produk

kesehatan membutuhkan peralatan dan mesin kerja. Biaya pembelian

alat-alat kerja tersebut dihitung sebagai modal kerja. Biaya modal kerja

ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil penjualan.

Titik impas (

Break Even Point

) adalah seluruh biaya modal yang telah

dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapat titik impas, sebuah usaha

akan mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.

Tugas 4

Pengembangan Produk Kesehatan Khas Daerah

Carilah ide pengolahan yang akan dibuat. Pencarian ide dapat dilakukan

dengan

brainstorming

dalam kelompok.

Buatlah riset mendalam sesuai dengan ide pengolahan yang disepakati

meliputi pengadaan bahan, teknik pengolahan, pengemasan, dan

pemasaran.

Diskusikan hasil riset tersebut dan tentukan teknik yang akan digunakan

untuk membuat, serta bahan dan alat yang dibutuhkan.

Buat petunjuk pembuatan atau resep dari produk tersebut dalam bentuk

tulisan mapun gambar.

Buat rancangan alur produksi dan K3 dari produk tersebut dalam bentuk

tulisan mapun gambar.

Susunlah semua hasil diskusi, hasil riset, daftar bahan dan alat, serta

petunjuk pembuatan, rancangan alur produksi ke dalam sebuah laporan

portofolio yang baik dan rapi.

Prakarya

297

G.

Pengemasan dan Promosi

1.

Kemasan untuk P

roduk Kesehatan Khas Daerah

Kemasan produk kesehatan khas daerah berfungsi menjaga agar produk

tetap higine dan awet, mudah dikonsumsi dan mudah didistribusikan.

Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer.

Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk.

Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Produk kesehatan

setengah jadi berbeda dengan produk kesehatan jadi yang siap

dikonsumsi. Kemasan primer produk kesehatan yang siap dikonsumsi,

selain melindungi produk juga berfungsi memberikan kemudahan

pemakaian serta menampilkan daya tarik bagi konsumen. Kemasan

produk kesehatan setengah jadi, seperti kemasan minyak atsiri, lebih

berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme dan memberikan

kemudahan untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan.

Perlindungan dapat diperoleh pula dari kemasan tersier. Setiap kemasan

diberikan label yang berisi keterangan teknis menyangkut kandungan

bahan dari produk kesehatan tersebut. Kemasan produk kesehatan khas

daerah sebaiknya menampilkan identitas daerahnya.

Harga Jual Produk

Nama Produk:

Waktu Produksi: hari/minggu/bulan (pilih salah satu)

Jumlah produk yang dihasilkan: buah

Harga Satuan (Rp.)

Biaya (Rp.)

A

HPP/unit

B

Kemasan/unit

Sub Total

C

Biaya Promosi

10% x

Sub Total

=

D

Biaya Distribusi*

TOTAL

Harga

*Biaya Distribusi dapat dibebankan langsung kepada pembeli saat pemesanan

(

ti

dak mempengaruhi harga jual produk)

Harga Jual

= A + B + C + D + laba yang ditetapkan

Silahkan memodi

fi

kasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu,

sehingga menjadi lebih baik dan mudah dimenger

ti

298

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.20

Kemasan Bubuk Beras Kencur Instan untuk Satu Cangkir Minuman Kesehatan

Tugas 5

Perancangan Kemasan

Buatlah rancangan label dan kemasan untuk produk kesehatan khas daerah

dengan pertimbangan ketersediaan material kemasan dan keterampilan

pembuatan kemasan yang ada di lingkungan sekitar.

Hitung perkiraan biaya pembuatan kemasan. Cara penghitungan biaya

produksi kemasan sama dengan penghitungan biaya produksi produk.

Prakarya

299

2.

Promosi Produk Kesehatan Khas Daerah

Kegiatan promosi produk kesehatan terutama bertujuan untuk

memperkenalkan fungsi dan keunggulan dari produk tersebut.

Pengenalan produk dapat dilakukan dengan melakukan presentasi

produk kepada pasar sasaran. Produk kesehatan dipromosikan sesuai

dengan pasarannya baik perorangan maupun industri farmasi. Faktor

higine merupakan hal penting bagi produk kesehatan, maka promosi

dapat dilakukan dengan menginformasikan proses produksi baik melalui

gambar maupun paparan. Produk kesehatan untuk para ibu dapat

dipresentasikan dalam kegiatan-kegiatan yang dihadiri para ibu. Selain

presentasi, produk juga dapat dipromosikan melalui pameran, poster,

brosur, dan iklan.

Media

Tujuan

Iklan

Media Cetak

Memberi informasi utama dan daya tarik melalui

teks, gambar diam, gambar bergerak, dan suara

Radio

TV

Brosur

Memberi informasi detail melalui teks dan gambar

Poster

Kegiatan

Pameran

Memperlihatkan contoh produk

Presentasi

Menjelaskan lebih detail tentang produk

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.21

Promosi dan Sosialisasi Produk Kesehatan Khas Daerah

Tugas 6

Perancangan Pameran dan Demo Produk

Rencanakan pameran dan demonstrasi produk kesehatan

Rancang sebuah stand pamer untuk produk kesehatan yang akan dibuat.

Stand terdiri atas,

- Tempat meletakkan produk atau display

- Poster yang berisi informasi tentang produk

- Dekorasi lain sesuai tema produk

- dan lain-lain (sesuai kreativitas kelompok)

Buatkah semenarik dan seinformatif mungkin.

Rancang sebuah presentasi dan demonstrasi produk yang menarik.

Presentasi dapat berupa demonstrasi tunggal atau drama singkat.

Buatlah penghitungan biaya untuk seluruh kegiatan promosi yang akan

direncanakan.

300

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

H.

Perencanaan Wirausaha

P

roduk Kesehatan Khas Daerah

1.

Skema Proses Wirausaha Produk Kesehatan Khas Daerah

Kesehatan merupakan faktor penting dalam keberlangsungan hidup

manusia. Produk kesehatan menjadi bagian penting dari kehidupan

sehari-hari dalam upaya menjaga kesehatan, meningkatkan stamina,

pencegahan terhadap penyakit, menyembuhan maupun pemulihan.

Produk kesehatan memiliki potensi pengembangan yang besar

mengingat saat ini produk kesehatan baik yang tradisional maupun yang

modern sama-sama diminati pasar. Wirausaha produk kesehatan seperti

wirausaha produk lainnya harus memperhatikan pasar sebagai muara

terakhir dari usaha dan produksi yang dilakukannya.

Skema proses dalam wirausaha produk kesehatan secara umum sama

dengan skema proses yang terjadi pada wirausaha produk lainnya.

Perbedaannya terdapat pada detail aktivitas yang dilakukan.

PASAR

Evaluasi

Riset Pasar

Pengembangan Produk

Hasil Riset

Hasil Rancangan

Proses PRODUKSI

Bahan

Peralatan & Cara Kerja

PRODUK

Distribusi & Pemasaran

PASAR

Evaluasi

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 8.22

Skema Proses dalam

Wirausaha Kerajinan

Prakarya

301

2.

Proposal Usaha

Peluang usaha ditindaklanjuti dengan membuat perencanaan wirausaha

produk kesehatan khas daerah. Wirausaha pada dasarnya adalah kegiatan

pengelolaan sumberdaya usaha dikenal dengan istilah

6M, yakni

Man

(manusia),

Money

(uang),

Material

(bahan),

Machine

(peralatan),

Method

(cara kerja), dan

Market

(pasar).

Man

(manusia) atau SDM (Sumber Daya Manusia) dalam wirausaha

pengolahan meliputi

Man Power

dan

Mind Power

.

Mind

(pemikiran dan

kreativitas) dari sumber daya manusia di bidang pengolahan sama

pentingnya dengan tenaga dan keterampilan yang dimiliki.

Mind

dibutuhkan untuk melakukan riset mendalam tentang potensi-potensi

bahan nabati dan hewani untuk dijadikan bahan baku produk kesehatan.

Pengembangan obat tradisional menjadi produk modern membutuhkan

kemampuan riset dari sumber daya manusia di dalam wirausaha produk

kesehatan. Pengelolaan sumber daya manusia dalam bidang pengolahan

harus membuat pekerja selalu fokus dan teliti dalam bekerja. Suasana

kerja harus dibuat agar memberikan kenyamanan bagi pekerjanya.

Suasana kerja yang nyaman akan mendukung terciptanya kerja yang

teliti untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Produk berkualitas

penting untuk kemajuan wirausaha kesehatan.

Money

meliputi dana yang menjadi modal usaha, perputaran uang yang

terdiri atas pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam usaha tersebut.

Kemampuan pengelolaan uang yang terpenting adalah kemampuan

mengelola keuntungan yang diperoleh untuk pengembangan usaha

agar menjadi usaha yang lebih besar dan lebih baik.

Material, machine, dan method

terkait langsung dengan proses produksi

yang terjadi dalam usaha tersebut.

Tantangannya adalah standar bahan

baku harus berkualitas karena menyangkut produk kesehatan. Proses kerja

pengolahan produk kesehatan menuntut kinerja yang teliti dan higienis,

dengan demikian prosedur kerja harus dijalankan dengan penuh disiplin.

Pada wirausaha produk kesehatan, alat yang digunakan dapat berupa alat

sederhana, bukan mesin yang rumit. Produksi kesehatan mengutamakan

ketelitian dan kepresisian. Oleh karena itu perkakas, peralatan, dan

mesin sederhana harus selalu digunakan dengan tepat sesuai dengan

peruntukannya. Kemampuan wirausahawan dalam mengelola produk

kesehatan secara efektif dan efisien dapat menghasilkan keuntungan

wirausaha yang lebih besar.

Market

atau pasar sasaran dari produk kesehatan cukup luas dengan

kebutuhan yang beragam. Pengetahuan tentang pasar sasaran menjadi

salah satu kunci penting untuk keberhasilkan wirausaha kesehatan. Posisi

suatu usaha terhadap pesaingnya harus diketahui oleh wirausahawan agar

dapat memenangkan persaingan. Inovasi penemuan produk kesehatan

yang baru harus terus dilakukan untuk perkembangan wirausaha produk

kesehatan.

302

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Perencanaan pengelolaan sumberdaya tersebut dituangkan ke dalam

sebuah proposal usaha. Proposal usaha berisi informasi dan rencana

pelaksanaan usaha. Proposal usaha biasanya dibuat oleh wirausahawan

untuk menawarkan ide usahanya kepada pihak lain untuk kerjasama

dalam hal permodalan usaha. Ide dan informasi yang disampaikan pada

proposal harus jelas dan detail agar calon pemodal atau rekanan usaha

dapat memahami ide dan rencana yang ditawarkan. Informasi yang

jelas juga dapat menghindarkan dari kesalahpahaman tentang ide dan

rencana usaha yang ditawarkan. Proposal juga sebaiknya dibuat menarik

untuk dibaca. Desain sampul muka proposal berperan penting dalam

memberikan informasi awal dari hal yang akan ditawarkan. Sampul muka

yang baik akan membuat calon pemodal dan rekanan tertarik untuk

membaca proposal tersebut.

Latihan 2

Definisi Proposal Usaha dan Sistematika Proposal Usaha

Carilah informasi dari beberapa literatur/buku, jurnal, dan internet tentang

pengertian dari proposal usaha dan sistematika proposal usaha (deskripsi

perusahaan, pasar dan pemasaran, aspek produksi dan aspek keuangan).

Catat, pelajari, dan bandingkan setiap penjelasan yang didapat dari

sumber-sumber tersebut.

Tuliskan dengan kata-kata dan pemahamanmu sendiri tentang pengertian

dari proposal usaha dan sistematika proposal usaha.

Studi Literatur tentang Proposal Usaha

Sumber referensi

De

fi

nisi menurut

sumber referensi

De

fi

nisi hasil analisi

s

berbagai sumber

P

roposal

usaha

adalah

1. ................................

2...................................

3. .................................

1. ................................

2...................................

3. ..............................

.....................................

.....................................

......................................

......................................

Sistema

ti

ka

proposal

usaha

1. ................................

2...................................

3. .................................

Dst.

1. ................................

2...................................

3. .................................

Dst

1. ................................

2...................................

3. .................................

Dst

Silahkan memodi

fi

kasi tabel ini sesuai dengan kebutuhan dan keinginanmu, sehingga

menjadi lebih baik dan mudah dimenger

ti

Prakarya

303

Proposal Usaha :

a.

Deskripsi perusahaan

D

eskripsi umum

Visi, misi, dan tujuan

Jenis usaha

Produk yang dihasilkan

b.

Pasar dan p

emasaran

Gambaran lingkungan usaha

Kondisi pasar

(pasar sasaran, peluang pasar, dan estimasi pangsa pasar)

Rencana pemasaran

(Penetapan harga, strategi pemasaran, dan estimasi penjualan)

c.

Asp

ek produksi

Deskripsi lokasi usaha

Fasilitas dan peralatan produksi

Kebutuhan bahan baku

Kebutuhan tenaga kerja

Proses produksi

Kapasitas produksi

Biaya produksi

d.

Asp

ek keuangan

Biaya pemasaran, administrasi, dan umum

Sumber pembiayaan dan penggunaan dana

Proyeksi laba rugi

Tugas 8

Proposal Usaha

Membuat Proposal Sederhana untuk Usaha Produk Kesehatan Khas Daerah

Buat desain sampul muka proposal yang informatif dan menarik.

304

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Sumber: Dokumen Kemdikbud

Gambar 4.23

Contoh Desain Sampul Muka Proposal Usaha

Prakarya

305

Evaluasi Diri Semester 2

Evaluasi diri pada akhir semester 2 terdiri atas evaluasi individu dan evaluasi

kelompok. Evaluasi individu dibuat untuk mengetahui sejauhmana efektivitas

pembelajaran terhadap masing-masing siswa. Evaluasi individu meliputi

evaluasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Evaluasi kelompok adalah

untuk mengetahui interaksi yang terjadi dalam kelompok dan kaitannya dengan

pencapaian tujuan pembelajaran.

Evaluasi Diri (individu)

Bagian A.

Berilah tanda cek (v) pada kolom kanan sesuai penilaian dirimu.

Keterangan:

1. Sanga

t Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Netral

4. Setuju 5. S

angat Setuju

Bagian B.

Tuliskan pendapatmu tentang pengalaman mengikuti pembelajaran

Pengolahan di Semester 2

Bagian A

No.

Aspek Evaluasi

1

2

3

4

5

1.

Saya mengetahui hubungan produk

kesehatan khas daerah dengan industri

farmasi

2.

Saya mengetahui jenis-jenis produk

kesehatan khas daerah yang ada di sekitar

3.

Saya mengetahui teknik dasar pengolahan

produk kesehatan

4.

Saya memiliki banyak ide untuk produk

kesehatan khas daerah

5.

Saya terampil membuat satu produk

kesehatan khas daerah

6.

Saya terampil merencanakan proses

produksi dan K3 untuk produk kesehatan

khas daerah

7.

Saya terampil menghitung biaya produksi,

menetapkan harga jual produk dan BEP

8.

Saya terampil mengelola SDM dalam

kelompok

9.

Saya terampil membuat proposal usaha

10.

Saya puas dengan hasil kerja saya pada

Semester 2

Bagian B

Kesan dan pesan setelah mengikuti pembelajaran Pengolahan Semester 2:

306

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Evaluasi Diri (kelompok)

Bagian A.

Berilah tanda cek (v) pada kolom kanan sesuai penilaian dirimu.

Keterangan:

1. Sanga

t Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Netral

4. Setuju 5. S

angat Setuju

Bagian B.

Tuliskan pengalaman paling berkesan saat bekerja dalam kelompok

Bagian A

No.

Aspek Evaluasi

1

2

3

4

5

1.

Semua anggota kelompok kami memiliki

sikap yang baik

2.

Semua anggota kelompok kami memiliki

pengetahuan yang lengkap tentang

materi pembelajaran Semester 2

3.

Semua anggota kelompok kami memiliki

keterampilan yang beragam

4.

Semua anggota kelompok kami memiliki

keterampilan kerja yang tinggi

5.

Kelompok kami mampu melakukan

musyawarah

6.

Kelompok kami melakukan pembagian

tugas dengan adil

7.

Anggota kelompok kami saling membantu

8.

Kelompok kami mampu menjual banyak

produk pengolahan

9.

Kelompok kami melakukan presentasi

dengan baik

10.

Saya puas dengan hasil kerja kelompok

kami pada Semester 2

Bagian B

Pengalaman paling berkesan saat bekerja dalam kelompok:

Prakarya

307

Daftar Pustaka

Cross, Nigel. 2011.

Design Thinking: Understanding How Designers Think and

Work

. New York: Berg

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008.

Buku 1: Rencana

Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015, Pengembangan

Ekonomi Kreatif Indonesia 2025

. Jakarta: Departemen Perdagangan

Republik Indonesia.

Kumar, Vijay. 2013. 101

Design Methods: A Structured Approach for Design

Innovation in Your Organization

. New Jersey: John Willey & Sons.

O’Connor, Justin. 2010.

The Cultural and Creative Industries

: literature

review, 2

nd

Edition, Creativity Cultures Education.

Rossa, Lula. 2012.

Material Research and Innovation in The Creative

Industries, Report on The Round Table Discussion

. Brussel: European

Commision

UNDP. 2013.

Widely Local Development Pathways, Creative Economy Report

2013, Special Edition

. United Nation/UNDP/UNESCO

http://www.parekraf.go.id diakses 5 Juli 2014

Budiharto Widodo, 2010,

Robotika

, Yogyakarta : Andi HARTONO

Budi, 2014,

Tiap Orang Bisa Menjadi Pengusaha Sukses dan Kelas Dunia

melalui UMKM

. Jakarta : PT Gramedia.

Prasetyo Hadi dan Widodo Sapto, 2009,

Programable Logic Control (PLC)

.

Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri.

Sanjaya Mada, 2013,

Membuat Robot bersama Profesor Bolabot

. Yogyakarta

: Gava Media.

Suyadhi Taufik Dwi Septian, 2012

, Robot B.E.A.M

. Yogyakarta: Andi.

308

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Tjahyadi Cristianto dan Emmanuella Michelle, 2013,

Membuat Robot Green

Bird

. Jakarta : Penebar Swadaya Grup.

Toni Supriatna, 2014,

Belajar mudah merangkai Rangkaian Elektronika

.

Email: [email protected]

Yuswohady, 2012,

Consumer 3000 Revolusi Konsumen Kelas Menengah

Indonesia

. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Azima, Fauzan, Hasbullah, dan Is Yulaini. 1999. 

Penentuan Batas Kadaluwarsa

Dadih Susu Kedelai

. Jurnal Andalas No. 29 Tahun XI 1999 (135, 136).

Haryadi, P. (ed). 2000.

Dasar-dasar Teori dan Praktek Proses Termal

. Pusat

Studi Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.

Sunarlim, Roswita. 2009. 

Potensi  Lactobacillus,  spAsal dari Dadih Sebagai

Starter Pada Pembuatan Susu Fermentasi Khas Indonesia

. Buletin Teknologi

Pascapanen Pertanian, Vol. 5 2009 (72).

Tambunan, T. 2012.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia

. Jakarta :

Penerbit LP3ES.

Wijaya, C.H. dan Mulyono, N. 2013.

Bahan Tambahan Pangan Pengawet

. IPB

Press, Bogor.

Yuyun dan Gunarsa, D. 2011.

Cerdas Mengemas Produk Makanan dan

Minuman

. Agro Media Pustaka, Bogor.

Cross, Nigel. 2011.

Design Thinking: Understanding How Designers Think and

Work

. New York: Berg

Kumar, Vijay. 2013.

101 Design Methods: A Structured Approach for Design

Innovation in Your Organization

. New Jersey: John Willey & Sons.

Susanto, Happy. 2010.

Panduan Lengkap Menyusun Proposal

. Jakarta: Visi

Media.

Zimmerer, Thomas W. 2009.

Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil,

Edisi 5

. Jakarta: Penerbit Salemba.

Prakarya

309

Budiharto Widodo. 2014.

Robotika Modern Teori dan Implementasi (Edisi

Revisi)

. Yogyakarta: Andi

Nalwan Andi. 2012.

Teknik Rancang Bangun Robot

. Yogyakarta: Andi.

Prasetyo Hadi dan Widodo Sapto. 2009.

Programable Logic Control

(PLC).

Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri.

Sanjaya Mada. 2013.

Membuat Robot bersama Profesor Bolabot

. Yogyakarta:

Gava Media.

Suyadhi Taufik Dwi Septian. 2012.

Robot B.E.A.M

. Yogyakarta: Andi.

Suyadhi Taufik Dwi Septian. 2012.

Panduan Mudah Pemrograman Robot

.

Yogyakarta: Andi.

Suyadhi Taufik Dwi Septian. 2010.

Buku Pintar Robotika

. Yogyakarta: Andi.

Tim Pustena ITB. 2010.

Jurus Kilat Jago Membuat Robotika

. Bekasi – Jawa

Barat : Dunia Komputer.

Tjahyadi Cristianto dan Emmanuella Michelle. 2013.

Membuat Robot Green

Bird

. Jakarta: Penebar Swadaya Grup

Yulianto Stefanus, 2013, Bentuk Karakter Robot dengan Corel DROW X6.

Yogyakarta : Andi.

Achmanu dan Muharlien. 2011.

Ilmu Ternak Unggas.

Universitas Brawijaya

Press. Malang. 98 hal.

http://www.pojok-vet.com/unggas/mengenal-jenis-ayam-potong.html.

Mengenal jenis ayam potong. (18 September 2014).

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/pang4313/ayam.htm. Unggas ayam.

(18 September 2014).

http://cybex.deptan.go.id/. Budidaya ayam pedaging.

310

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a2. Teknologi

Tepat Guna. budidaya peternakan: Budidaya ayam ras pedaging (Gallus

sp.)[2 September 2014).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan

http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/jenis-ayam-pedaging.html.

Jenis Ayam Pedaging. (17 September 2014).

http://hannayuri.wordpress.com/2011/09/30/ayam-pedaging-unggul-

white-leghorn/ . Ayam pedaging unggul (white leghorn. (17 September

2014).

http://rohmatfapertanian.wordpress.com/2012/08/01/diktat-aneka-

ternak-1-puyuh/. Diktat Aneka Ternak Puyuh: AnekA ternak puyuh. (17

September 2014).

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/kandang-dan-peralatan-untuk-

ayam-pedaging. Kandang Dan /12/jenis-ayam-pedaging.html. Jenis

Ayam Pedaging. (17 September 2014).

http://hannayuri.wordpress.com/2011/09/30/ayam-pedaging-unggul-

white-leghorn/. Ayam pedaging unggul (white leghorn). (17

September 2014).

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/kandang-dan-peralatan-untuk-

ayam-pedaging. Kandang Dan Peralatan Untuk Ayam Pedaging. (17

September 2014).

http://disnakkeswan.riau.go.id/detailinfo-155-budidaya-ternak-ayam-

kampung.html. Budidaya ternak ayam kampong. (17 September 2014).

http://disnak.kalselprov.go.id/2014/08/21/cara-ternak-ayam-boiler-agar-

berdaging-banyak.html. Cara ternak ayam boiler agar daging banyak.

(17 September 2014).

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/jenis-itik-pedaging. Jenis itik

pedaging (18 September 2014).

Prakarya

311

Sariati. Panen dan pasca panen ayam pedaging. http://cybex.deptan.

go.id/penyuluhan/panen-dan-pasca-panen-ayam-pedaging. (30

September 2014).

Krista, B., B. Harianto.

Petunjuk praktis spembesaran ayam kampung

pedaging

. Agromedia. Jakarta. 98 hal.

Marsudi dan C. Saparinto.

Puyuh

. Penebar Sawadya. Jakarta. 124 hal

Mulyantini, N.G.A. 2010.

Ilmu manajemen ternak unggas

. Gajah Mada

Uniiversity Press. Yokjakarta. 226 hal

Sarwono, B. 2003.

Beternak ayam Buras. Penebar Swadaya

. Jakarta. 133 hal.

Supriyadi.

Panduan lengkap itik

. Penebar Swadaya. Jakarta. 203 hal.

Supriyadi.

Beternak itik hibrida unggul

. Penebar Swadaya. Jakarta. 100 hal.

W. Nurhayat. 2013.

Konsumsi daging ayam orang Indonesia masih di bawah

Malaysia dan Thailand

. Finance.detik.com (20 September 2014).

www.poultryindonesia.com. Prospek Perunggasan 2013: Cemerlang di

tengah berbagai tantangan. (20 September 2014).

www.blogbutcher.com/2013/02/parting-dan-bagian-dari-ayam.html. (24

September 2014).

Abidin, Z. 2004.

Meningkatkan produktivitas ayam ras petelur

. Agromedia

Pustaka. Depok. 79 hal.

http://www.fedcosierra.com/2011/02/mengapa-memilih-kandang-

battery.html. Mengapa memilih kandangn battery (kekurangan dan

kelebihannya. (4 Oktober 2014).

Tamalluddin, F. 2012.

Ayam broiler: 22 hari panen lebih untung

. Penebar

Swadaya. Jakarta. 164 hal.

Hardiman, Intarina. 2014.

Sehat Alami dengan Herbal

. Pusat Studi

Biofarmaka LPPM IPB & Gagas Ulung, Bogor

312

Kelas XII SMA/M

A/SMK/MAK

Semest

er 2

Karlina, Rahman, Made Astawan, Sukarni dan Tutik Wresdiyati. 2011.

Analisis Kandungan Nutrisi Daging dan Tepung Tripang Pasir. Jurnal

Berkala Perikanan Terubuk, Vol. 39 No.2

. Himpunan Alumni Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

Kasmudjo. 2014.

Produk Ekstraktif Tumbuhan: Potensi dan Prospek

.

Cakrawala Media, Yogyakarta

Setyaningrum, Hesti Dwi dan Cahyo Saparinto. 2013.

Jahe

. Penebar

Swadaya, Jakarta

Soedirman, Suma’mur. 2014.

Kesehatan Kerja dalam Perspektif Hiperkes &

Keselamatan Kerja

. Penerbit Erlangga, Jakarta

Tarwiyah, Kemal. Minyak Atsiri jahe. 2001.

Kantor Deputi Menegristek

Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan &

Teknologi

, Jakarta

Thenu, Johanna L.

Teripang dan Pemanfaatannya (Suatu Kajian Teoritis)

,

Widyaswara BPPP Ambon

Tilaar, Martha dan Bernard T. Widjaja. 2014.

The Power of Jamu, Kekayaan

dan Kearifan Lokal Indonesia

. Penerbit PT Gramedia Pusaka Utama,

Jakarta100 Plus Herbal Indonesia, Trubus Info Kit