Gambar Sampul Geografi · Bab VII Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Geografi · Bab VII Lingkungan Hidup dan Pembangunan
EniAnjayani

24/08/2021 10:16:48

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

165

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Lingkungan hidup menyediakan

berbagai sumber daya alam

yang dapat dimanfaatkan untuk

pembangunan. Pelaksanaan pem-

bangunan m

enimbulkan dampak

positif dan negatif bagi lingkungan

hidup. O

leh karenanya diperlukan

pembangunan berkelanjutan yang

bertujuan mencapai kesejahteraan

penduduk manusia kini dan masa

depan. Saya akan belajar mengenali

lingkungan dan belajar bagaimana

melaksanakan pembangunan ber-

kelanjutan.

Saya akan menjelaskan arti dan

komponen lingkungan hidup.

Saya akan menemutunjukkan

dampak positif dan negatif

pembangunan terhadap lingkungan

hidup.

Saya menjadi tahu betapa pentingnya

lingkungan hidup bagi pembangunan.

Oleh karena itu, saya bertekad

memanfaatkannya dengan bijak dan

mencegah dampak negatif seminimal

mungkin.

Saya akan menggali pengetahuan

tentang konsep-konsep pem-

bangunan berkelanjutan dan

pemanfaatan lingkungan yang

berkelanjutan.

GEOGRAFI Kelas XI

166

Sumber:

Kompas, 1 Mei 2006

Kerusakan hutan yang kian parah.

Indonesia memiliki lingkungan alam yang kaya dengan sumber daya seperti

iklim tropis, lahan subur, hutan, bahan tambang, dan hasil laut. Hutan menjadi

sumber daya penting dalam mendukung pembangunan setelah peran minyak bumi

surut. Hanya saja, sampai saat ini pengelolaan hutan tidak dilakukan dengan baik.

Dari suatu penelitian, 72% hutan asli Indonesia telah hilang. Kerusakan hutan

Indonesia mencapai 1,6 juta hektare setahun. Berarti, dalam semenit tiga hektare

hutan menjadi gundul. Bayangkan! Kerusakan hutan Indonesia telah menyebabkan

bencana banjir dan tanah longsor.

Coba perhatikan gambar di atas! Gambar itu bukanlah lukisan abstrak, tetapi

merupakan contoh kerusakan lingkungan, yang berupa hutan gundul. Apakah

penggundulan hutan menjadi tuntutan bagi suatu pembangunan? Jika ya, tahukah

kamu dampak yang akan ditimbulkannya? Tidak hanya sekadar bencana tetapi

kelangsungan kehidupan di masa depan pun perlu dipertanyakan.

167

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan nasional dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tujuan

meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Lingkungan hidup dengan

berbagai sumber dayanya perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk

mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan memerhatikan kebutuhan

generasi kini dan generasi mendatang.

Pembangunan berkelanjutan dapat terus berjalan apabila disertai

pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Pengelolaan lingkungan hidup

dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan melestarikannya.

Kegiatan pembangunan menimbulkan dampak positif dan negatif.

Dampak positif pembangunan dapat diketahui melalui indikator ekonomi,

indikator kualitas hidup, dan indikator gabungan. Dampak negatif pada

umumnya ditandai dengan kerusakan lahan, seperti penggundulan hutan,

penggersangan lahan, pencemaran, pemanasan global, dan penipisan lapisan

ozon.

lingkungan hidup, Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1997,

komponen lingkungan, ekosistem,

pembangunan berkelanjutan,

sumber daya dapat diperbarui

dan tidak dapat diperbarui,

geosfer, pembangunan konven-

sional, reklamasi, indikator

ekonomi, indikator kualitas

hidup, melek huruf,

human

development index

(HDI)

Lihatlah di sekelilingmu dan pikirkan apa saja yang bermanfaat bagi

manusia? Air, sawah, kebun, pohon, hewan, dan udara bermanfaat

bagi kehidupan manusia. Bahkan, hewan kecil seperti semut dan lebah

memberi keuntungan bagi manusia. Semua yang telah disebut tadi

adalah bagian dari lingkungan.

A.

Arti Penting Lingkungan Hidup bagi

Manusia

Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang kehidupan

manusia dan makhluk hidup lain. Tuhan telah menyediakan

lingkungan hidup bagi kehidupan di Bumi. Sudah selayaknya

manusia memanfaatkan lingkungan hidup dengan bijaksana dan wajib

menjaga kelestariannya. Bagaimana cara memanfaatkan dan

melestarikan lingkungan hidup? Coba ikuti pemaparannya sebagai

berikut.

1. Lingkungan Hidup

Istilah lingkungan hidup sering kali kamu dengar dan

perbincangkan dalam kaitan dengan kerusakan atau bencana

alam seperti banjir, tanah longsor, dan pencemaran. Apakah

yang dimaksud lingkungan hidup? Secara umum,

lingkungan hidup menunjuk pada berbagai macam

organisme di sekitar yang melangsungkan kehidupannya.

Lingkungan sekitar diartikan segala benda hidup dan tidak

hidup yang berperan dalam mendukung keberadaan

makhluk hidup seperti tanah, udara, air, dan makanan bagi

makhluk hidup, termasuk panas sinar matahari, dan

gravitasi.

Pada lingkup manusia, faktor budaya juga termasuk

dalam lingkungan hidup. Dalam Undang-Undang Nomor

23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan

bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

Sumber:

www.comm.media.state.mn.us

Gambar 7.1

Lingkungan hidup

GEOGRAFI Kelas XI

168

Coba kamu simak definisi

lingkungan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1997

tentang Pengelolaan Ling-

kungan Hidup. Apakah kom-

ponen lingkungan yang

terdapat di dalamnya?

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup

juga dapat dipandang dari aspek biologi, fisik, manusia, dan sosial.

a. Dari aspek biologi, lingkungan biologi merupakan segala sesuatu

yang berada di sekitar manusia yang berupa organisme hidup

(selain manusia sendiri), misalnya hewan kecil (kuman) sampai

hewan besar (gajah) dan tumbuhan kecil (rumput) sampai

tumbuhan besar (pohon kelapa).

b. Lingkungan fisik manusia merupakan lingkungan alam yang

mengelilingi atau berada di sekitar manusia. Lingkungan ini

meliputi faktor:

1) Iklim

2) Bentuk lahan (contoh: dataran rendah, dataran tinggi, dan

pegunungan).

3) Tanah

4) Perairan (seperti sungai, danau, mata air, rawa, dan laut).

5) Vegetasi (contoh: hutan, padang rumput, flora, dan gurun).

6) Mineral tambang.

c. Lingkungan sosial merupakan lingkungan manusia dalam

masyarakat yang berada di sekitarnya, misalnya tetangga, teman

sekerja, dan orang lain.

2. Komponen dan Jenis Lingkungan Hidup

Segala yang kamu lihat dan amati di lingkungan sekitar

menunjukkan bahwa lingkungan hidup dibentuk oleh banyak

komponen. Secara umum komponen lingkungan hidup dibedakan

menjadi dua, yaitu komponen fisik yang membentuk lingkungan alam

dan komponen manusia yang membentuk lingkungan terbangun. Satu

jenis komponen lingkungan mungkin tersedia banyak di daerah

tertentu, misalnya kayu di hutan dan ikan di laut. Mungkin juga satu

jenis komponen lingkungan jarang atau tidak terdapat di daerah

tertentu, misalnya air di gurun atau vegetasi di lahan tandus. Di kota

terdapat lebih banyak rumah dan bangunan dibanding pedesaan.

Sedang di hutan terdapat lebih banyak tumbuhan dan hewan

dibanding gurun. Jadi, komponen-komponen lingkungan menyebar

tidak merata di permukaan Bumi.

Ilmu Lingkungan Hidup

llmu tentang lingkungan hidup disebut ekologi. Ekologi mempelajari

hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedang kesatuan daerah

atau lingkungan abiotik dan makhluk hidup yang menjalin hubungan

bersama disebut ekosistem. Berikut adalah salah satu contoh ekosistem

yang terbentuk dari komponen biotik dan abiotik, yaitu lumut, tanah,

169

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Perhatikan dan cermati gambar-gambar di atas. Manakah yang

menunjukkan lingkungan fisik dan lingkungan sosial? Sebutkan pula

komponen-komponen penyusun lingkungan tersebut!

tanaman, kucing, batu, dan tikus. Subjek ekologi sangat kompleks, sehingga

ahli lingkungan menyebut berbagai disiplin ilmu yang terlibat di dalamnya

dengan ilmu fisik dan kehidupan. Sebagai contoh, geografi, geologi, biologi,

dan meteorologi. Berbagai disiplin ilmu tersebut membahas lingkungan secara

khusus. Geografi lingkungan membahas dampak kegiatan manusia di

berbagai tempat terhadap lingkungan hidup. Ilmu lingkungan hidup (

environ-

mental

) secara nyata membahas dampak negatif lingkungan akibat kegiatan

manusia dan usaha manusia untuk mencegah kerusakan yang ditimbulkan.

Sumber:

Geography Essentials 3, halaman 252

Sumber:

Earth Our Home 1, halaman 127

Sumber:

Manusia dan Lingkungan 2, halaman 87

Sumber:

Jendela Iptek Ekologi, halaman 6

Sumber:

www.photos-of-the-year

GEOGRAFI Kelas XI

170

Lingkungan terbangun atau lingkungan manusia terbentuk ketika

manusia mengubah lingkungan alami dan membangunnya. Di

permukaan Bumi ini tidak banyak tempat yang tersisa dalam bentuk

lingkungan alam. Manusia telah mengubah banyak lingkungan alam

menjadi lingkungan terbangun. Perubahan terbesar terjadi pada pem-

bentukan wilayah kota. Di wilayah kota, sulit ditelusuri lagi

kenampakan aslinya. Wilayah desa juga merupakan lingkungan

terbangun dan mengalami perubahan oleh kegiatan manusia, tetapi

dengan intensitas perubahan yang lebih rendah daripada wilayah kota.

Manusia memiliki pengaruh kuat untuk mengubah lingkungan alam

demi memenuhi kebutuhannya.

2.

Lingkungan Alam dan Manusia Saling

Memengaruhi

Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Ketika

berada di lingkungan yang berbeda, manusia memberi tanggapan atau

bertindak dengan cara yang berbeda pula. Pada lingkungan bersuhu

dingin, manusia menyesuaikannya dengan memakai pakaian tebal,

berusaha agar suhu ruang menjadi hangat dengan pemanas udara,

atau menghangatkan badan dengan minuman panas. Sebaliknya, pada

lingkungan bersuhu panas, manusia menyesuaikan dengan

memakai pakaian tipis, mengibas-kibaskan kipas, atau

menghidupkan penyejuk ruangan.

Faktor penting yang memengaruhi manusia dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan adalah teknologi.

Teknologi berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan,

dan peralatan yang dimilikinya. Penduduk menggunakan

teknologi dengan tingkat yang berbeda-beda. Di bidang per-

tanian, sebagian penduduk mengolah lahan dengan

teknologi sederhana, misalnya membajak lahan

menggunakan alat bajak yang ditarik kerbau atau sapi.

Mereka membuat saluran air hanya dengan cangkul. Sedang

sebagian penduduk yang lain mengolah lahan pertanian

dengan teknologi modern, misalnya menggunakan traktor

untuk membajak lahan dan ekskavator untuk membuat

saluran air.

Secara umum, penduduk yang menggunakan teknologi

sederhana, kehidupannya masih tergantung pada lingkung-

an alam. Kebutuhan pokok seperti air, pangan, pakaian, dan

tempat tinggal dicukupi dari lingkungan sekitar. Contoh:

suku-suku di Papua masih banyak hidup di hutan.

Peralatan tombak dan panah digunakan untuk berburu dan

mengumpulkan pangan. Tempat tinggalnya dibangun

dengan menggunakan bahan yang diperoleh dari lingkung-

an hutan sekitar.

Di daerah lain, penduduk dengan teknologi maju

berusaha meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaat-

kan sumber daya lingkungan alam. Mereka telah mem-

bangun lingkungan budaya yang terlihat berbeda dengan

lingkungan alam aslinya. Mereka memanfaatkan sumber

daya lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Contoh:

penduduk desa di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah membangun

pembangkit listrik kecil dengan memanfaatkan arus sungai. Dengan

Coba amati lingkungan di

sekitarmu. Apakah komponen

ekosistem yang membentuk-

nya?

Sumber:

Alam Asli Indonesia, halaman 254

Gambar 7.2

Pengolahan lahan pertanian dengan

teknologi sederhana.

Sumber:

www.papuaweb.org

Gambar 7.3

Kehidupan suku-suku di Papua sangat

tergantung pada lingkungan alam.

171

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

tersedianya listrik, mereka dapat menghidupkan lampu

dan peralatan listrik.

Sumber daya alam merupakan bahan yang terdapat di

lingkungan alam dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi

kebutuhan manusia. Sumber daya alam dikelompokkan

menjadi sumber daya dapat diperbarui (

renewable

resource

) dan tidak dapat diperbarui (

non-renewable

resource

). Sumber daya dapat diperbarui adalah sumber

daya yang dapat dihasilkan kembali secara ajek dan tidak

akan kekurangan oleh penggunaan yang kontinu. Contoh:

air, udara, dan energi sinar matahari. Beberapa sumber daya

lain yang dapat diperbarui seperti hutan, tanah, dan hewan

besar memerlukan waktu lama untuk memperolehnya

kembali.

Manusia mampu mengubah nilai guna sumber daya hingga dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tempat dan waktu

tertentu suatu sumber daya dapat bernilai tinggi dan menguntungkan.

Sebagai contoh, dalam masyarakat pertanian berpindah, hutan sangat

berarti untuk lahan pertanian. Mereka membakar hutan untuk

dijadikan lahan pertanian. Di negara sedang berkembang seperti

Indonesia, hutan dimanfaatkan sebagai pembangunan. Hutan

menghasilkan kayu yang digunakan untuk bahan bangunan dan

mebel. Inilah salah satu contoh pengaruh manusia pada alam.

Sumber:

www.waspada.co.id

Gambar 7.4

Pemanfaatan bahan bakar minyak bumi

harus dihemat.

Amati kegiatan penduduk di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Sebutkan

berbagai jenis pemanfaatan sumber daya alam. Beri alasan mengapa

penduduk memanfaatkannya!

Sumber:

Dokumen Penulis

Geosfer

Lahan, air, dan udara merupakan

bagian dari litosfer, hidrosfer, dan

atmosfer. Gabungan ketiganya

disebut biosfer. Di lingkungan biosfer

ini kehidupan di Bumi berlangsung.

Setiap bagian dari biosfer saling

berkaitan. Perubahan yang terjadi

pada salah satu bagian akan ber-

dampak pada bagian lain, termasuk

makhluk hidup di dalamnya. Contoh:

asap pabrik yang mengandung

polutan ketika dibuang ke udara

dapat mencemari air tanah dan lahan bersamaan dengan hujan yang turun.

B.

Manfaat Lingkungan Hidup bagi

Pembangunan Berkelanjutan

Sejalan dengan peningkatan kebutuhan manusia, maka semakin

banyak pula sumber daya yang harus disediakan. Pembangunan

berkelanjutan memanfaatkan banyak sumber daya alam demi

GEOGRAFI Kelas XI

172

kesejahteraan penduduk. Penggundulan hutan untuk mencukupi

kebutuhan kayu. Lahan pertanian diolah secara intensif untuk

menghasilkan panen yang melimpah. Lahan permukiman disiapkan

untuk membangun perumahan. Dan, batu bara ditambang untuk

menyediakan bahan bakar industri. Hanya saja, pemanfaatan sumber

daya alam secara berlebihan dan tanpa pengelolaan sering

menimbulkan dampak negatif. Apa yang dimaksud pembangunan

berkelanjutan? Kamu perlu memahaminya dahulu sebelum membahas

dampak positif dan negatif pembangunan.

1.

Pembangunan Berkelanjutan (

Sustainable

Development

)

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Penge-

lolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa pembangunan ber-

kelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar

dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber

daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,

kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa

depan. Pembangunan diartikan sebagai upaya sadar dalam mengolah

dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan

kemakmuran rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran lahir maupun

untuk mencapai kepuasan batin. Pemanfaatan sumber daya alam harus

selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Pada

intinya, pembangunan adalah proses pertumbuhan, perkembangan,

dan peningkatan yang dilakukan dalam berbagai kegiatan.

Sebagai contoh, di bidang pertanian, penggunaan

insektisida dan pupuk kimia mampu meningkatkan hasil

panen padi. Program industrialisasi mampu menyerap

tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan.

Muara dari pembangunan nasional adalah mencapai

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup

bagi penduduk. Kedua muara pembangunan tersebut saling

berkaitan. Pertumbuhan ekonomi memengaruhi peningkat-

an kesejahteraan penduduk. Pertumbuhan ekonomi dapat

dicapai melalui produksi, penjualan, dan jasa. Per-

tumbuhan ekonomi dan perkembangan industri memberi

banyak kesempatan bagi penduduk untuk bekerja. Dengan

bekerja, penduduk memperoleh pendapatan yang dapat

dibelanjakan untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraannya.

Lingkungan hidup dengan segala sumber dayanya

dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Manfaat

lingkungan hidup antara lain sebagai berikut.

a. Tempat hidup manusia dan melakukan kegiatannya.

b. Tempat hidup hewan dan tumbuhan.

c. Sumber bahan pangan.

d. Sumber bahan baku atau bahan mentah.

e. Sumber bahan tambang dan mineral.

f.

Sumber energi atau bahan bakar.

Sebagai contoh, swasembada beras pernah dicapai Indonesia pada

tahun 1985. Produksi beras yang surplus ini berkat usaha

ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi pertanian

Sumber:

www.80.165.29.186

Gambar 7.5

Industrialisasi mampu meningkatkan

kesejahteraan pekerja.

Sumber:

www.agribisnis.tripod.com

Gambar 7.6

Lahan pertanian menghasilkan bahan

pangan.

173

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

dilakukan dengan memperluas lahan garapan di luar Jawa melalui

program transmigrasi. Sedang intensifikasi pertanian dilakukan

dengan pemanfaatan teknologi Revolusi Hijau seperti penanaman jenis

padi baru, pemupukan, dan pengairan pada lahan pertanian yang

terbatas. Contoh lain, bahan tambang batu bara yang terdapat di

Sumatra dan Kalimantan dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit

listrik di Jawa. Di Indonesia, sumber daya alam ini diharapkan

menggantikan minyak bumi yang semakin menyusut jumlahnya. Batu

bara juga banyak digunakan untuk bahan bakar industri.

Pada tahun 1987, komisi dunia untuk lingkungan dan pem-

bangunan mengenalkan istilah pembangunan berkelanjutan (

sustain-

able development

). Istilah ini menunjuk pada bentuk pembangunan

yang mempertimbangkan kebutuhan sekarang dengan kebutuhan

generasi yang akan datang. Ini berarti bahwa negara-negara dapat

melanjutkan pembangunan ekonomi untuk mencapai taraf hidup lebih

tinggi tanpa merusak dan membahayakan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan menjamin bahwa generasi mendatang

masih mendapatkan dan bisa memanfaatkan sumber daya alam.

Pembangunan dapat berjalan tanpa merusak dan kehabisan sumber

daya apabila sistemnya berlanjut terus. Sebagai contoh, industri

perikanan membatasi ikan-ikan laut yang akan diolah dengan jenis

dan ukuran tertentu yang layak dikonsumsi. Dengan persyaratan ini

maka penangkapan ikan oleh nelayan tidak boleh sembarangan. Ikan

dengan ukuran kecil yang tidak layak tangkap akan dibiarkan bebas

agar dapat tumbuh dan berkembang biak sehingga populasi ikan dapat

meningkat. Dengan demikian, penangkapan ikan akan berlangsung

terus tanpa menimbulkan kepunahan.

Konsep pembangunan berkelanjutan lahir setelah lingkungan di

Bumi mengalami degradasi atau kerusakan dengan cepat sejak tahun

enam puluhan. Konsep ini ingin memberi solusi dari dua hal yang

dipertentangkan, yaitu keinginan melaksanakan pembangunan dan

mencegah kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan. Selama ini

paradigma ekonomi selalu identik dengan pertumbuhan. Pem-

bangunan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang

tinggi, sehingga selalu mengacu pada tingkat pendapatan per kapita

penduduk (GNP). Pembangunan harus tetap berjalan dengan tidak

menimbulkan degradasi lingkungan.

Pada tahun 1972, fenomena degradasi lingkungan

hidup dibicarakan oleh beberapa kepala negara dalam

pertemuan di Stockholm, Swedia. Pertemuan ini meng-

hasilkan keputusan pembentukan lembaga-lembaga

pemerintah dan nonpemerintah di beberapa negara yang

bertugas untuk melestarikan lingkungan hidup. Pada tahun

delapan puluhan, masalah lingkungan berkembang

menjadi masalah global. Setelah dikenalkan oleh komisi

dunia untuk lingkungan hidup tahun 1987, konsep

pembangunan berkelanjutan diadopsi oleh sebagian besar

negara di dunia. Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan

Berkelanjutan (

World Summit on Sustainable Develop-

ment

) tahun 1992, yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil

membahas masalah lingkungan dan menghasilkan konsep pem-

bangunan berkelanjutan yang tersusun dalam Agenda 21.

Sebutkan beberapa contoh

kegiatan pembangunan ber-

kelanjutan di daerah tempat

tinggalmu. Apakah usaha yang

dilakukan agar kegiatannya

terus berlanjut?

Sumber:

Interactive Geography 2, halaman 126

Gambar 7.7

Konferensi Rio tahun 1992 di Rio de Janeiro,

Brasil.

GEOGRAFI Kelas XI

174

Hasil KTT Pembangunan Berkelanjutan

Tahun 1992 dan 2002

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Berkelanjutan tahun

1992 di Rio de Janeiro, Brasil menghasilkan Agenda 21, yaitu suatu rencana

global untuk pembangunan berkelanjutan yang dapat dijadikan panduan

bagi negara-negara untuk melaksanakan:

1. Pembangunan berkelanjutan dan pembangunan ekonomi.

2. Pemerintahan yang demokratis.

3. Pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan.

KTT Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2002 di Johannesburg,

Afrika Selatan menghasilkan:

1. Deklarasi mengenai pembangunan berkelanjutan.

2. Rencana pelaksanaan.

3. Kesepakatan kerja sama antarpeserta konferensi, khususnya

mengenai air, energi, kesehatan, pertanian, dan keanekaragaman

hayati.

Setelah konferensi di Rio de Janeiro, Konferensi Tingkat

Tinggi Pembangunan Berkelanjutan diselenggarakan di

Johannesburg, Afrika Selatan pada tanggal 26 Agustus–4

September 2002. Konferensi Pembangunan Berkelanjutan

di Afrika Selatan ini menghasilkan pokok-pokok rencana

pelaksanaan sebagai berikut.

a. Pemberantasan kemiskinan.

b. Perubahan pola konsumsi dan produksi.

c. Proteksi dan mengelola sumber daya alam sebagai

landasan pembangunan ekonomi dan sosial.

d. Pembangunan berkelanjutan dalam pengembangan

globalisasi.

e. Kesehatan dan pembangunan berkelanjutan.

f.

Pembangunan berkelanjutan bagi negara berkepulauan

kecil.

g. Pembangunan berkelanjutan untuk Afrika.

h. Pembangunan berkelanjutan untuk kawasan regional:

Amerika Latin dan Karibia, Asia dan Pasifik, kawasan

Afrika Barat dan Eropa.

i.

Sarana untuk pelaksanaan perdagangan, keuangan, ahli teknologi,

iptek, dan lain-lain.

j.

Kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan (

good

governance

).

Carilah informasi tentang Agenda 21 yang dihasilkan dari Konferensi Tingkat

Tinggi Pembangunan Berkelanjutan di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992.

Sumber:

www.smom-za.org

Gambar 7.8

World Summit on Sustainable Development

Johannesburg, Afrika Selatan 2002.

Berkaitan dengan pokok-pokok pelaksanaan, di Indonesia telah

diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Indonesia untuk pem-

bangunan berkelanjutan (

Indonesian Summit on Sustainable

Development

). Dalam konferensi ini dibahas tentang masalah

mendesak yang dihadapi Indonesia dalam melaksanakan pem-

bangunan berkelanjutan. Masalah mendesak di Indonesia adalah:

175

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

a. Pengentasan kemiskinan.

b. Tata pemerintahan yang baik dan masyarakat madani.

c. Pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

d. Perlindungan sumber daya alam dan lingkungan (tata ruang dan

pengendalian pencemaran).

e. Kemitraan (di bidang air, energi, kesehatan, pertanian, keaneka-

ragaman hayati).

f.

Pendanaan.

g. Kelembagaan pembangunan berkelanjutan.

a. Tujuan:

Merumuskan konsep pembangunan berkelanjutan dari berbagai

referensi.

b. Alat dan Bahan:

1) Alat tulis.

2) Berbagai informasi tentang pembangunan berkelanjutan dari buku,

media baik elektronik maupun cetak.

c. Langkah Kerja:

1) Bentuklah kelompok dengan teman sekelasmu yang terdiri atas

2–3 orang.

2) Lakukan pencarian informasi tentang konsep-konsep pembangunan

berkelanjutan dan contoh-contohnya.

3) Dari berbagai sumber tersebut, susunlah menjadi karya tulis yang

bertema Membangun Indonesia dengan Prinsip Berkelanjutan.

4) Presentasikan hasil karya tulis kelompokmu di depan kelas. Jangan

lupa diskusikan bersama.

2.

Pemanfaatan Lingkungan bagi Pembangunan

Berkelanjutan

Pembangunan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya

yang terdapat di lingkungan. Pemanfaatan lingkungan bagi pembangun-

an dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan pemikiran manusia.

Pola pembangunan lama tentu berbeda dengan pola pembangunan

baru seiring dengan perkembangan teknologi dan permukiman. Jenis

pembangunan yang memanfaatkan lingkungan juga beragam.

Bagaimana pemanfaatan lingkungan bagi pembangunan yang berpola

lama dan berpola baru? Apa saja jenis kegiatan pemanfaatan

lingkungan bagi pembangunan? Simak paparan berikut ini untuk

mengetahuinya.

a. Pembangunan Konvensional dan Pembangunan Berkelanjutan

Pemanfaatan lingkungan bagi pembangunan yang di-

laksanakan dengan pola konvensional sudah tidak sesuai dengan

tuntutan zaman, sehingga perlu diganti dengan pola berkelanjutan.

Apabila pemanfaatan lingkungan pembangunan masih meng-

gunakan pola konvensional maka dampak negatif dari lingkungan

hidup, kehidupan sosial, dan ketimpangan ekonomi akan semakin

besar. Ahli lingkungan Emil Salim berpendapat, pembangunan

konvensional, yang tidak memerhatikan aspek lingkungan, di satu

pihak berhasil menaikkan produksi barang dan jasa secara

GEOGRAFI Kelas XI

176

melimpah, namun di pihak lain menimbulkan ketimpangan eko-

nomi penduduk. Pembangunan sosial terutama yang menyangkut

kepentingan kelompok miskin juga terpinggirkan. Dampak

pembangunan konvensional terhadap lingkungan hidup begitu

hebat sehingga pengaruhnya tidak hanya di wilayah lokal dan

nasional, tetapi juga mencakup wilayah global yang mengancam

kehidupan manusia.

Pembangunan berkelanjutan harus memper-

hitungkan perbedaan sifat sumber daya alam. Sumber

daya alam yang bersifat tidak terbarui seperti bahan

tambang, memiliki manfaat yang dibatasi waktu, dan

jumlahnya akan menipis dalam proses penambangan.

Sebagai contoh, timah di Pulau Bangka diperkirakan

habis tambang dalam 25 tahun lagi. Agar pembangunan

di Bangka tetap berlanjut maka perlu memper-

hitungkan penipisan cadangan timah. Laju penipisan

timah harus diimbangi dengan biaya sewa penipisan

(

depletion rent

) sebagai modal pengganti tambang timah

yang telah habis. Modal ini diinvestasikan untuk

kegiatan yang mengandalkan sumber daya alam yang

diperbarui seperti pertanian, perkebunan, perikanan,

dan pariwisata. Dengan cara ini maka ketika

penambangan berakhir, perekonomian di daerah bekas

tambang tetap dapat berjalan dan berkembang.

Berbeda dengan pola pembangunan berkelanjutan,

pola pembangunan konvensional memperlakukan sama

terhadap sumber daya yang terbarui dan tidak terbarui,

sehingga penipisan sumber daya tambang tidak

diperhitungkan. Akibatnya, setelah penambangan

berakhir, terbentuk ”kota hantu (

ghost town

)”. Keterlibat-

an masyarakat sangat diperlukan dalam pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mendorong

partisipasi masyarakat perlu usaha penyebaran

informasi mengenai pembangunan berkelanjutan dan

isu lingkungan global.

Sumber:

www.freepages.history.rootsweb.com

Gambar 7.10

Kota hantu

Apakah yang dimaksud ”kota hantu (

ghost town

)”? Mungkinkah terjadi

di Indonesia? Jelaskan!

b. Aspek Lingkungan Menentukan Pembangunan Berkelanjutan

Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu

memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan generasi yang akan

datang, diperlukan dua syarat. Pertama, peningkatan potensi

produksi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan. Kedua,

menjamin kesempatan yang adil dan merata bagi semua orang.

Berdasarkan syarat ini maka pembangunan berkelanjutan

dilaksanakan dengan pembangunan ekonomi yang berwawasan

lingkungan dan sekaligus mengusahakan pemerataan. Hal ini

sesuai dengan tiga pilar pembangunan berkelanjutan dalam

Deklarasi Johannesburg, yaitu ekonomi, lingkungan hidup, sosial

dan teknologi.

Sumber:

www.debeersgroup.com

Gambar 7.9

Proses penambangan.

177

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan dilaksanakan dengan cara menjaga fungsi

ekosistem, melestarikan komponen ekosistem, dan menjaga

interaksi antarkomponen ekosistem. Selain itu, pembangunan

dilaksanakan dengan memerhatikan daya dukung lingkungan,

menghemat sumber daya alam tidak terbarui, dan tidak merusak

sumber daya alam terbarui.

Keberlanjutan pembangunan ditentukan oleh lima aspek, yaitu

lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

1) Lingkungan

Unsur-unsur lingkungan dan kesehatan ekosistem

harus diperhatikan. Misalnya, ketersediaan air bersih

serta keberadaan flora dan fauna.

2) Ekonomi

Unsur ekonomi berkaitan dengan kesejahteraan yang

layak bagi penduduk.

3) Sosial

Keterlibatan masyarakat sangat mendukung keberlanjut-

an pembangunan. Ketidakadilan antarkelompok dalam

mendapatkan hasil pembangunan akan melahirkan

protes dan gugatan.

4) Budaya

Unsur budaya berkaitan dengan identitas budaya, kebutuhan

budaya, dan pengetahuan tradisional yang diwariskan secara

turun-menurun.

5) Politik

Unsur politik berkaitan dengan pengambilan keputusan yang

demokratis mengenai masalah lingkungan, ekonomi, dan

sosial dibahas dalam agenda politik untuk menghasilkan

kebijakan yang tepat.

c. Pemanfaatan Lingkungan bagi Pembangunan

Pembangunan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber

daya alam yang tersedia di lingkungan. Berbagai jenis kegiatan

pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan antara

lain reklamasi, peningkatan lahan garapan dan hasil panen, serta

pengembangan transportasi dan perhubungan.

1) Reklamasi

Pada tahun 1830, penduduk dunia hanya satu miliar

orang. Seratus tahun kemudian, tahun 1930, penduduk dunia

mencapai dua miliar orang. Pada tahun 2000 penduduk dunia

telah melebihi enam miliar, dan diperkirakan pada

tahun 2025 menjadi delapan miliar orang. Tingkat

pertumbuhan yang cepat ini menyebabkan

peningkatan kebutuhan lahan. Di banyak kota di

berbagai negara berusaha mengatasi pertumbuhan

penduduk yang cepat dengan menciptakan lahan

baru melalui reklamasi.

Coba perhatikan pembagian luas permukaan

Bumi dengan berbagai kondisi pada gambar di

samping. Dari keseluruhan luas permukaan Bumi,

hanya 10% yang dapat dihuni manusia. Dari lahan

Sumber:

www.menlh.go.id

Gambar 7.11

Unsur politik seperti dalam kerja

sama antarnegara menentukan

keberlanjutan pembangunan.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 7.12

Lahan kehidupan hanya menempati 10%

dari luas permukaan Bumi.

GEOGRAFI Kelas XI

178

seluas 10% ini dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan

seperti permukiman, perkantoran, pertanian, kehutanan,

industri, komersial, transportasi, dan rekreasi. Bagaimana

memenuhi kebutuhan lahan yang beragam dan meningkat

seiring dengan peningkatan jumlah penduduk? Salah satu

caranya adalah dengan reklamasi lahan. Reklamasi lahan dapat

dilakukan dengan pengeringan rawa, perbaikan lahan bekas

tambang, serta pengeringan laut.

a) Pengeringan Rawa

Daerah rawa tidak dapat dimanfaatkan untuk

permukiman, pertanian, atau kegiatan lain

karena mengandung banyak bahan organik,

berlumpur, dan jenuh air. Rawa di daerah

pantai akan tergenang air laut saat pasang naik.

Sedang rawa di dataran rendah akan tergenang

air saat sungai di dekatnya meluap pada musim

hujan. Agar daerah rawa bermanfaat untuk

mencukupi kebutuhan lahan bagi manusia,

maka perlu usaha pengeringan, yaitu dengan

membuat saluran-saluran air dan tanggul-

tanggul yang berfungsi mengalirkan kelebihan

air. Sebagai contoh, reklamasi daerah rawa di

Pantai Kapuk, Jakarta Utara untuk perumahan mewah, dan

proyek lahan sejuta hektare di Kalimantan Tengah untuk

lahan pertanian (proyek ini gagal dilaksanakan).

Pengeringan daerah rawa-rawa di pantai yang ditumbuhi hutan

mangrove akan berdampak negatif terhadap lingkungan.

Apakah dampak negatif yang ditimbulkannya?

b) Perbaikan Lahan Bekas Tambang

Penambangan batu bara dan timah di

Indonesia dilakukan dengan metode tambang

permukaan (

surface mining

). Ketika proses

penambangan berlangsung, lapisan tanah dan

batuan digali dan dipindahkan. Setelah

kegiatan penambangan berakhir, banyak lahan

rusak. Pascapenambangan meninggalkan

cekungan-cekungan yang dalam dan gunduk-

an-gundukan tanah. Kenampakan ini banyak

terlihat di bekas lahan penambangan batu bara

di Kalimantan dan penambangan timah di

Bangka.

Lahan bekas tambang harus direklamasi

agar dapat dimanfaatkan kembali untuk

berbagai kegiatan. Usaha perbaikan lahan bekas

tambang dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

(1) Menguruk cekungan-cekungan bekas galian tambang

dengan material timbun (

overburden

).

(2) Mencegah terjadinya air asam dari lahan bekas

tambang yang dapat mencemari lingkungan.

Sumber:

www.osmre.gov

Gambar 7.14

Reklamasi bekas tambang

Sumber:

www.cfoc.edu

Gambar 7.13

Rawa

179

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

(3) Menanami lahan bekas tambang yang

sudah direklamasi dengan vegetasi

penutup untuk mencegah erosi.

c) Pengeringan Laut

Reklamasi laut yang paling menakjubkan dunia

adalah proyek Zwider Zee di Belanda. Lebih

dari separuh wilayah Belanda berada di bawah

permukaan laut. Sejak tahun 1000, Belanda

membangun tanggul-tanggul untuk mengon-

trol banjir. Kemudian, Belanda membangun

tanggul yang lebih besar lagi di laut tepi yang

dangkal dan mengubah lahan di dekatnya

menjadi berdaya guna. Lahan baru hasil penge-

ringan laut disebut ”polder”. Lahan ini

kemudian dimanfaatkan untuk pertanian,

permukiman, transportasi, dan rekreasi.

2) Peningkatan Lahan Garapan dan Hasil Panen

Tidak semua lahan dapat dimanfaatkan untuk

pertanian. Hanya lahan di lingkungan yang mendukung yang

dapat ditanami. Lahan ini disebut lahan garapan. Kondisi fisik

yang mendukung lahan untuk dapat digarap atau diolah antara

lain iklim yang cocok, permukaan lahan (relief) relatif datar,

dan tanah subur.

a) Iklim

Tanaman membutuhkan panas matahari untuk

tumbuh. Beberapa tanaman membutuhkan panas yang

lebih dibanding tanaman lain. Sebagai contoh, tanaman

padi membutuhkan panas 20–27°C, sedang tanaman

gandum hanya membutuhkan panas rata-rata 15°C. Dengan

demikian, padi akan tumbuh subur di lingkungan beriklim

tropis dan gandum di lingkungan beriklim sedang.

Selain sinar matahari, pertumbuhan tanaman

ditentukan oleh ketersediaan air. Beberapa tanaman

membutuhkan air atau curah hujan yang tinggi. Seperti

tanaman padi, kelapa sawit, karet, teh, dan kopi. Tanaman

tersebut akan tumbuh subur di lingkungan beriklim tropis

dengan curah hujan tinggi. Sedang tanaman gandum,

barley

, dan

oat

membutuhkan air atau curah hujan

secukupnya sehingga akan tumbuh subur di lingkungan

yang beriklim sedang.

b) Relief

Lingkungan dengan kondisi relief beragam

memengaruhi cara bercocok tanam. Di dataran

rendah yang memiliki relief rata merupakan

lingkungan yang ideal bagi kegiatan bercocok

tanam dengan peralatan mesin. Sedang pada

lahan miring di perbukitan, kegiatan bercocok

tanam lebih sesuai menggunakan peralatan per-

tanian sederhana seperti cangkul dan garu.

c) Kesuburan Tanah

Tanah dibutuhkan untuk kegiatan pertani-

an. Pada lingkungan yang memiliki tanah

berbutir kasar seperti pasir, air mudah meresap

Sumber:

Interactive Geography 2, halaman 15

Gambar 7.15

Lahan bekas laut yang dikeringkan

(polder) dimanfaatkan untuk lahan

pertanian.

Sumber:

Kompas, 1 November 2003

Gambar 7.16

Mengolah lahan garapan ideal meng-

gunakan traktor di dataran rendah.

GEOGRAFI Kelas XI

180

dan lolos. Sedang pada lingkungan yang tanahnya berbutir

halus seperti lempung, air sulit meresap dan lolos. Secara

umum, tekstur tanah dibedakan menjadi tekstur

berlempung, remah, dan berpasir. Pada tanah bertekstur

remah (

loamy

) yang tersusun oleh butiran kasar dan halus,

sangat cocok untuk pertumbuhan vegetasi.

Selain tekstur tanah, kesuburan tanah dipengaruhi

kandungan mineral dalam tanah. Beberapa mineral seperti

kalsium, magnesium, potasium, dan besi menyuburkan

tanah. Lingkungan yang subur di antaranya terdapat di

daerah dataran banjir, delta, dan wilayah pegunungan

vulkan. Kegiatan pertanian di daerah ini apabila dilakukan

dalam waktu yang lama akan menurunkan tingkat

kesuburan tanah sehingga dapat menyebabkan tanah

menjadi gersang.

Jelaskan mengapa kegiatan pertanian yang dilakukan terus-

menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan tanah

gersang?

3) Peningkatan Persediaan Pangan

Pangan menjadi perhatian kebutuhan pokok

manusia. Seiring dengan pertumbuhan penduduk,

manusia berusaha menemukan cara-cara mem-

peroleh lebih banyak bahan pangan. Secara umum,

usaha persediaan pangan dilakukan dengan dua

cara, yaitu peningkatan luas lahan garapan dan

peningkatan hasil panen. Kedua cara ini ditempuh

dengan mengembangkan penelitian ilmiah dan

teknologi. Sebagai hasilnya, produksi pangan dapat

meningkat 2–3 kali dari tahun sebelumnya.

Peningkatan yang drastis hasil panen dikenal

dengan istilah Revolusi Hijau.

Usaha peningkatan hasil pertanian dapat

dilakukan dengan cara-cara berikut.

a) Intensifikasi pertanian dimaksudkan untuk

meningkatkan produktivitas usaha pertanian

melalui penggunaan dan peningkatan

teknologi tepat guna. Contoh, pemilihan bibit

unggul, pengolahan tanah, dan pemupukan

tanah dengan baik.

b) Diversifikasi dimaksudkan untuk meningkat-

kan produktivitas dengan meningkatkan

keanekaragaman usaha tani, baik secara

vertikal dari produksi sampai pemasaran,

maupun secara horizontal dengan

pengembangan komoditi wilayah. Contoh,

selain menanam padi, pada sekelilingnya juga ditanami,

ketela, cabe, dan aneka sayuran.

c) Ekstensifikasi pertanian dilakukan dengan menambah

luas areal lahan pertanian. Contoh, pembukaan hutan

untuk areal pertanian.

Sumber:

Manusia dan Lingkungan, halaman 54 – 55

Gambar 7.17

Terasering pada lahan miring.

Sumber:

www.pikiran-rakyat

Gambar 7.18

Pemupukan tanaman padi.

181

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

d) Rehabilitasi pertanian merupakan upaya pemulihan

kemapuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang

kritis serta kemampuan berproduksi usaha tani

masyarakat di daerah rawan. Contoh, pengairan lahan

kering dan pemupukan lahan gersang.

e) Mekanisasi pertanian adalah penggunaan teknologi

modern untuk meningkatkan hasil pertanian. Contoh,

penggunaan traktor, mesin perontok padi, dan mesin-

mesin lainnya.

4) Pengembangan Transportasi

Pada awal abad XX, kebanyakan alat-alat

transportasi yang digunakan penduduk di negara

kita adalah sepeda atau kendaraan yang ditarik

hewan. Kini, jalan-jalan di kota dan desa banyak

dilintasi kendaraan bermotor. Bahkan, di kota besar

seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, setiap hari

terjadi kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor.

Seabad yang lalu, untuk bepergian dari Jawa ke

Papua ditempuh dalam beberapa hari. Kini, hanya

dalam hitungan jam dengan kapal terbang dari Jawa

sudah sampai di wilayah timur Indonesia itu.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

telah berhasil mengembangkan sarana transportasi.

Awalnya, dimulai dari penemuan roda. Gerobak

yang ditarik hewan digunakan sebagai alat

transportasi. Kini, gerobak masih digunakan di

sebagian daerah, terutama di pedesaan. Momentum

selanjutnya terjadi awal abad XIX, ketika mesin uap

digunakan. Pada waktu itu, kereta api uap menjadi alat

transportasi yang paling cepat dan murah untuk mengangkut

penumpang dan barang dalam jarak yang jauh. Kereta api juga

memegang peranan penting dalam pembangunan industri.

Saat ini, pasokan bahan mentah dan bahan tambang diangkut

dengan kereta api dari daerah tambang ke pelabuhan laut.

Contoh: di Sumatra, pasokan batu bara dari Tanjung Enim

untuk pembangkit listrik Suralaya di Merak, Banten diangkut

dengan kereta api sebelum menyeberangi Selat Sunda.

Perkembangan teknologi transportasi udara

diawali dari keberhasilan penerbangan pesawat

udara yang pertama pada tahun 1903. Keberhasilan

ini telah membuka industri baru, yaitu industri

pariwisata. Industri ini banyak mengandalkan

sarana transportasi udara untuk mengangkut pe-

numpang dengan cepat dan mudah. Transportasi

udara merupakan jenis transportasi yang paling

cepat dan efisien.

Pembangunan jaringan transportasi seperti

jalan raya dan rel kereta api memudahkan

hubungan antardaerah dan mempercepat per-

jalanan ke suatu tempat. Selain itu, hubungan

antardaerah akan semakin mudah dengan dilaku-

kan pembangunan infrastruktur seperti jembatan,

terowongan, jalan raya, dan rel kereta api. Infrastruktur

tersebut memungkinkan penduduk bepergian lebih mudah

melalui sungai, selat, lembah, dan pegunungan.

Sumber:

Alam Asli Indonesia, halaman 262

Gambar 7.19

Roda digunakan pada gerobak.

Sumber:

www.kulon.ru

Gambar 7.20

Jaringan jalan.

GEOGRAFI Kelas XI

182

Sumber:

Dokumen Penulis

Perhatikan blok diagram tersebut. Berbagai sumber daya alam seperti yang

ditunjukkan blok diagram di atas terdapat di negara kita. Sumber daya itu

dibutuhkan untuk mendukung pembangunan negara. Coba kamu jawab

pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan blok diagram di atas.

1. Sebutkan sumber daya alam yang ditunjukkan pada blok diagram!

Apakah manfaatnya bagi pembangunan negara? Bagaimana cara

memanfaatkannya?

2. Apakah usaha yang dilakukan dalam penanaman padi secara intensif?

3. Jelaskan metode penambangan batu bara secara terbuka (

open/

surface mining

)?

4. Apakah faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membangun pabrik

di suatu lokasi? Jelaskan!

C. Dampak Positif Pembangunan

Pembangunan nasional dilakukan dengan harapan menghasilkan

perubahan positif dan kemajuan di segala bidang, termasuk lingkungan

hidup. Bagaimana mengukur keberhasilan atau dampak positif

pembangunan? Secara umum, keberhasilan pembangunan dapat

diukur dengan dua indikator. Pertama, keberhasilan pembangunan

diukur dengan indikator ekonomi. Indikator ini mencerminkan tingkat

kesejahteraan penduduk. Kedua, keberhasilan pembangunan diukur

dengan indikator sosial yang mencerminkan kualitas hidup penduduk.

1. Indikator Ekonomi

Keberhasilan pembangunan nasional di bidang ekonomi dapat

ditunjukkan dengan beberapa indikator. Indikator yang sering

digunakan adalah dengan mengetahui peningkatan Produk Nasional

Bruto/PNB (

Gross National Produk

/GNP) dan PNB per kapita, fasilitas

komunikasi dan transportasi, penggunaan energi per tahun, dan

jumlah pekerja di berbagai sektor industri.

Sebutkan kelebihan dan kekurangan transportasi menggunakan kendaraan

bermotor, kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang! Manakah yang paling

sesuai diterapkan di daerahmu? Beri alasannya!

183

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

a. Produk Nasional Bruto (PNB)

PNB menjadi salah satu indikator penting dalam

penilaian keberhasilan pembangunan atau kemakmur-

an negara. PNB per kapita menunjukkan ukuran rata-

rata standar hidup dari penduduk. PNB menunjuk

pada jumlah pendapatan per tahun. Sedang PNB per

kapita menunjuk pendapatan rata-rata untuk setiap

penduduk dan diperoleh dengan membagi PNB

dengan jumlah penduduk suatu negara.

Secara umum, negara dengan pertumbuhan

penduduk cepat memiliki PNB per kapita rendah.

Peningkatan PNB per kapita tidak berarti standar hidup penduduk

lebih baik dan tingkat kemiskinan berkurang karena PNB per kapita

tidak menunjukkan distribusi pendapatan nasional.

Pada tabel 7.1 menunjukkan Produk Domestik Bruto/PDB

(

Gross Domestic Bruto

/GDP) Indonesia selama 4 tahun (2001–

2004). Berdasarkan data ini, tampak bahwa PNB Indonesia

mengalami peningkatan. Nilai PDB yang ditambah pendapatan

properti neto dari luar negeri seperti bunga, dividen, dan

keuntungan merupakan nilai PNB.

Tabel 7.1

Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Harga

Konstan Tahun 2000–2004

Tahun

PDB

(Triliun Rupiah)

2001

1.443

2002

1.506

2003

1.580

2004

1.661

Sumber:

BPS

Sedang perbandingan pendapatan per kapita Indonesia

dengan negara-negara berpendapatan menengah-rendah tahun

2004 ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 7.2 Pendapatan per Kapita Indonesia dan Beberapa

Negara Berpendapatan Menengah-Rendah Tahun 2004

No. Negara

Pendapatan Per Kapita (US$)

1. Sri Lanka

1,110

2. Indonesia

1,140

3. Filipina

1,170

4. Cina

1,290

5. Mesir

1,340

6. Kolombia

2,000

7. Bosnia dan Herzegovina

2,040

8. Thailand

2,540

9. Bulgaria

2,740

10. Brasil

3,090

Sumber:

www.worldbank.org

b. Fasilitas Transportasi dan Komunikasi

Pembangunan fasilitas transportasi dapat berupa jalan,

jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan laut, dan bandar

udara. Sedang pembangunan fasilitas komunikasi dapat berupa

saluran telepon, pemancar radio, dan televisi.

Sumber:

www.p.vtourist.com

Gambar 7.21

Produk Nasional Bruto (PNB) dapat dinilai

dengan uang.

GEOGRAFI Kelas XI

184

Dewasa ini, jaringan telepon sudah dapat me-

nembus setiap kecamatan di seluruh wilayah

Indonesia. Saluran telepon pun tidak hanya melalui

kabel, tetapi juga melalui gelombang elektromagnetik

sehingga memungkinkan pesawat telepon dibawa ke

mana-mana (

mobile

). Salah satu jenis telepon yang

bersifat

mobile

ini disebut telepon genggam atau

handphone

(HP). Jumlah pelanggan atau saluran

telepon per 1.000 penduduk yang meningkat seperti

ditunjukkan pada tabel di bawah ini mengindikasikan

kemajuan pembangunan nasional.

Tabel 7.3 Teledensitas (Pengguna Telepon) Penduduk

Indonesia

Tahun

Teledensitas

Keterangan

2004

4,5

ASEAN 6,6

2005

4,7

dari 12,1 juta sst,

71% sambungan

kabel

29% sambungan

tanpa kabel.

Keterangan:

sst: satuan sambungan telepon

Sumber:

Economie Review No 204 – Juni

Di bidang transportasi, kemajuan pembangunan nasional

ditunjukkan oleh peningkatan penunjang jalan aspal per 1.000.000

penduduk. Selama tahun 1993–2001 panjang jalan di Indonesia

meningkat dari 356.878 km menjadi 361.782 km.

Tabel 7.4 Panjang Jalan di Indonesia

Tahun

Panjang Jalan (km)

1993

344.892

1994

356.878

1995

327.227

1996

336.377

1997

341.467

1998

355.363

1999*

355.951

2000

355.951

2001

361.782

* Sejak 1999 tidak termasuk Timor Timur

Sumber:

BPS

c. Konsumsi Energi

Pembangunan membutuhkan banyak energi,

termasuk energi listrik. Di Indonesia energi listrik

banyak dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti

minyak bumi dan batu bara. Konsumsi energi diukur

dari energi total yang digunakan negara atau di-

konsumsi penduduk dalam kurun waktu setahun.

Peningkatan pembangunan terjadi bila konsumsi energi

juga meningkat. Perhatikan tabel produksi listrik dan

gas yang dikonsumsi negara dan penduduk Indonesia

tahun 1994–2003 berikut ini.

Sumber:

www.priyadi.net

Gambar 7.22

Lalu lintas jalan.

Sumber:

www.metrotvnews

Gambar 7.23

Memasak dengan gas LPG.

185

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Tabel 7.5 Produksi Listrik dan Gas Tahun 1994–2003

Tahun

Listrik (ribu mwh)

Gas (ribu m

3

)

1994

43,0

902,1

1995

49,6

1.186,0

1996

57,0

1.444,8

1997

64,3

1.692,5

1998

65,4

1.600,0

1999

71,7

1.642,0

2000

79,2

1.968,0

2001

84,5

2.116,5

2002

88,4

2.458,0

2003

90,4

2.849,0

Sumber:

BPS

d. Tenaga Kerja di Sektor Industri

Pembangunan ekonomi juga dicerminkan dari persentase

pekerja yang bekerja di berbagai sektor industri. Peningkatan

pembangunan dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja

di sektor industri primer turun dan yang bekerja di sektor industri

sekunder dan tersier meningkat.

Di negara berkembang seperti Indonesia banyak pekerja yang

bekerja di industri primer. Sedang di Singapura dan Jepang,

banyak penduduk bekerja di sektor industri sekunder dan tersier.

Apakah pekerja Indonesia yang bekerja di sektor industri

mengalami kenaikan? Coba kamu amati tabel berikut ini.

Tabel 7.6 Pekerja Industri Indonesia Tahun 2001–2005

No. Jenis Industri

Jumlah Pekerja (Juta)

2001 2002 2003 2004 2005

1. Pertanian, kehutanan, dan perikanan

39,7 40,6 43,0 40,6 41,8

2. Tambang

-

0,6 0,7 1,0 0,8

3. Pengolahan

12,1 12,1 11,5 11,1 11,6

4. Listrik, gas, dan air

-

0,2 0,1 0,2 0,2

5. Konstruksi

3,8

4,3 4,0 4,5 4,4

6. Perdagangan

17,5 17,8 17,2 19,1 18,9

7. Transportasi dan komunikasi

4,4

4,7 4,9 5,5 5,5

8. Keuangan, pengembangan, dan jasa bisnis 1,1

1,0 1,3 1,1 1,0

9. Sosial kemasyarakatan

11,0 10,4 10,0 10,5 10,6

Sumber:

BPS

2. Indikator Kualitas Hidup

Peningkatan kualitas hidup oleh kegiatan pembangunan dapat

diketahui melalui beberapa indikator, misalnya angka

melek huruf serta tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

a. Melek Huruf

Keadaan melek huruf penduduk sangat berkaitan

dengan tingkat pendidikannya. Secara umum, apabila

angka melek huruf semakin besar berarti terjadi

peningkatan pembangunan. Salah satu cara untuk

mengetahui angka melek huruf adalah dengan

menghitung angka buta huruf penduduk dewasa, yaitu

jumlah penduduk >50 tahun yang tidak dapat

membaca, menulis pendek, atau menulis pernyataan

sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Proporsi

penduduk Indonesia yang melek huruf tahun 1995–

2004 ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Sebutkan jenis-jenis industri

yang termasuk dalam industri

primer, sekunder, dan tersier!

Sumber:

img.photobucket.com

Gambar 7.24

Panen padi

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 7.25

Belajar meningkatkan angka melek huruf.

GEOGRAFI Kelas XI

186

Tabel 7.7 P

roporsi Penduduk Melek Huruf Umur

tt

tt

t

10 Tahun

(%) Tahun 1995–2004

Tahun

Proporsi Penduduk Melek Huruf Umur

tt

tt

t

10

Tahun (%)

1995

86,3

1996

87,4

1997

89,0

1998

89,4

1999

89,8

2000

89,9

2001

89,2

2002

90,7

2003

90,9

2004

91,5

Sumber:

BPS

b. Kesehatan dan Kesejahteraan

Tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang semakin

baik merupakan indikator keberhasilan pembangunan.

Indikator kesehatan tercermin dari angka harapan

hidup dan angka kematian bayi. Sedang indikator

kesejahteraan tercermin dari angka kekurangan gizi,

kasus kelaparan, dan kondisi kehidupan penduduk.

Angka harapan hidup dan kematian bayi

dipengaruhi oleh kelengkapan atau ketersediaan

fasilitas kesehatan. Secara umum, fasilitas kesehatan

yang baik dan lengkap meningkatkan angka harapan

hidup dan menurunkan angka kematian bayi. Di antara

negara berkembang di dunia, Indonesia cukup berhasil

menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah

lima tahun (balita). Kedua indikator ini dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 7.8 Angka Kematian Bayi dan Anak di Bawah Lima Tahun

di Indonesia Tahun 1971–1999

Tahun

Indikator

Angka Kematian Angka Kematian Anak

Bayi di Bawah Lima Tahun

1971

145

218

1980

109

158

1990

71

99

1994

66

93

1997

52

71

1998

49

-

1999

46

60

Sumber:

BPS

Selain menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah

lima tahun, Indonesia juga mampu meningkatkan angka harapan

hidup. Perhatikan tabel estimasi angka harapan hidup Indonesia

berikut ini.

Sumber:

www.nasw.org

Gambar 7.26

Puskesmas

Pada tahun 1999, angka

kematian bayi di Indonesia

adalah 46 dan angka kematian

anak di bawah lima tahun

adalah 60. Apa maksud angka

46 dan 60 ini?

187

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Tabel 7.9 Estimasi Angka Harapan Hidup di Indonesia Tahun

1967–2005

Tahun

Estimasi Angka Harapan Hidup (Tahun)

1967

45,7

1976

52,2

1986

59,8

1990

61,5

1992

62,3

1993

62,7

1995

63,5

1996

63,9

1997

64,2

2000–2005

68,2

Sumber:

bankdata.depkes.go.id

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka harapan hidup

penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari 45,7 tahun

(1967) menjadi 68,2 tahun (2005).

Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesehatan dan

kesejahteraan penduduk adalah persentase penduduk yang

mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik. Ketersediaan air

bersih penting untuk memenuhi kebutuhan penduduk seperti

minum, mandi, memasak, dan mencuci. Apabila air bersih tidak

tersedia dan sistem sanitasi atau pembuangan jelek maka masalah

lingkungan seperti penyakit diare atau malaria mudah muncul.

Pada umumnya, di negara-negara sedang berkembang,

persentase penduduk yang mendapat air bersih masih kecil. Di

Indonesia penyediaan air bersih oleh pemerintah meningkat dari

tahun ke tahun. Selama sepuluh tahun (1994–2003), penyediaan

air bersih jumlahnya berlipat lebih dari dua kali seperti yang

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 7.10 Penyediaan Air Bersih di Indonesia Tahun 1994–2003

Tahun

Jumlah Air Bersih (Juta m

3

)

1994

1.067

1995

1.158

1996

1.460

1997

1.510

1998

1.684

1999

1.466

2000

1.512

2001

1.658

2002

2.095

2003

2.286

Sumber:

BPS

3. Indikator Gabungan

Beberapa indikator yang mencerminkan kemajuan pembangunan

nasional telah dipaparkan. Sebenarnya, masih banyak indikator lain

yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui dampak

positif pembangunan, misalnya tingkat urbanisasi dan persentase

penduduk yang tidak memiliki rumah. Di negara-negara maju, sebagian

besar penduduk hidup di perkotaan dan sudah memiliki rumah.

Setiap indikator yang telah dipaparkan hanya menunjukkan satu

aspek pembangunan. Sedang pembangunan nasional meliputi banyak

GEOGRAFI Kelas XI

188

aspek. Dari banyak aspek ini, dapat diketahui apakah pembangunan

nasional telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkat-

kan kualitas hidup penduduk. Jadi, keberhasilan pembangunan tidak

hanya ditunjukkan oleh indikator tunggal, tetapi oleh gabungan

beberapa indikator. Sebagai contoh, pendapatan angka harapan hidup,

angka kematian bayi, dan tingkat melek huruf penduduk. Gabungan

ketiga indikator ini oleh

United Nations Development Programs

(UNDP) disebut

Human Development Index

(HDI). Nilai HDI adalah

0–1. Berapa nilai HDI kelas menengah (medium)? Lihat pada tabel di

bawah ini!

Tabel 7.11 Klasifikasi Human Development Indek (HDI)

Indeks Pembangunan Manusia

HDI

Rendah

0,–0,4

Menengah

0,5–0,7

Tinggi

0,8–1,0

Sumber:

Understanding Geography 4, halaman 236

D. Dampak Negatif Pembangunan

Dalam proses pembangunan sering kali kegiatan manusia

menimbulkan dampak negatif yang merugikan lingkungan hidup. Jadi,

selain menyejahterakan penduduk, pembangunan dapat menyebabkan

degradasi kualitas lingkungan. Kegiatan pembangunan dapat

menimbulkan pencemaran lingkungan dan membuat sejumlah sumber

daya alam semakin menipis.

Faktor yang Memengaruhi Pembangunan

Pembangunan nasional dilaksanakan setiap negara di dunia di berbagai

bidang. Bidang pembangunan antara lain pertanian, industri, perumahan,

pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan sosial budaya.

Pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang menghasilkan tingkat

perkembangan yang berbeda-beda. Peningkatan pembangunan nasional

dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut.

• Penduduk

• Infrastruktur

- Transportasi

- Komunikasi

- Fasilitas pendidikan

- Fasilitas kesehatan

• Teknologi

• Keadaan alam

- Sumber daya alam

- Faktor fisik (iklim, tanah, dan topografi)

• Pemerintah

Penggundulan hutan

(deforestation)

, penggersangan lahan

(desertification)

, pencemaran

(pollution)

, pemanasan global (

global

warming

), dan penipisan lapisan ozon (

depletion of ozone layer

)

adalah bentuk dari degradasi atau penurunan kualitas lingkungan.

189

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Dampak degradasi kualitas lingkungan dapat dirasakan penduduk

pada tingkat lokal, regional, maupun global. Apakah yang

menyebabkan degradasi kualitas lingkungan? Untuk mengetahuinya,

simak paparan berikut ini.

1. Penggundulan Hutan (

Deforestation

)

Perusakan dan penebangan hutan secara permanen

merupakan tindakan yang menyebabkan hutan gundul.

Penebangan hutan sudah dilakukan penduduk selama

berabad-abad. Hanya saja, dalam 50 tahun terakhir ini

kerusakannya mulai dirasakan. Diperkirakan, hutan yang

hilang setiap hari seluas 400.000 hektare. Sedang di

Indonesia, setiap tahun luas hutan berkurang sebanyak 1,6

juta hektare. Seandainya 1 hektare = 1 lapangan sepak bola,

dapat dibayangkan betapa cepat hutan hilang dari wilayah

Indonesia. Yang lebih memprihatinkan, kebanyakan

kerusakan hutan terjadi di wilayah hutan hujan tropis,

termasuk hutan Papua, Sumatra, dan Kalimantan. Banyak

faktor yang mendorong masyarakat melakukan peng-

gundulan hutan. Dorongan ekonomi cukup berperan dalam

hal ini.

a. Pembangunan Permukiman

Pembangunan permukiman baru sering dilakukan

dengan cara membuka lahan hutan. Daerah trans-

migrasi disiapkan untuk ditempati para transmigran

agar dapat membangun lingkungan barunya. Lahan

transmigran disiapkan di daerah tertentu dengan cara

membuka hutan. Selain disediakan rumah-rumah dan

lahan pekarangan, fasilitas prasarana transportasi juga

disiapkan untuk para transmigran. Jalan-jalan dibuat

untuk menghubungkan dengan daerah luar. Di

Indonesia, penyediaan lahan transmigrasi disiapkan

untuk menempatkan jutaan penduduk dari Jawa dan

wilayah lain yang berpenduduk padat.

b. Perluasan Lahan Pertanian

Di Amerika Selatan, pertanian tanaman pangan dan

penggembalaan ternak yang membutuhkan lahan luas

menimbulkan banyak kerusakan hutan. Sebagai bukti,

sekitar 2/3 luas hutan telah rusak. Kebanyakan lahan

gundul di wilayah ini pada beberapa dekade terakhir

disebabkan oleh pengembangan dan peternakan hewan

besar serta perluasan lahan perkebunan. Lahan di

wilayah ini tidak cocok untuk pertanian dan pe-

ternakan karena kurang subur. Lebih lanjut, lahan

pertanian yang dikerjakan intensif tanpa periode jeda

telah mempercepat proses degradasi tanah. Kandungan

unsur hara dalam tanah menyusut secara cepat dalam

beberapa tahun. Penggundulan lahan juga mempercepat degradasi

lahan. Di Indonesia, kegiatan perladangan berpindah dituding

turut menciptakan hutan gundul.

Sumber:

Alam Asli Indonesia, halaman 252

Gambar 7.27

Hutan gundul

Sumber:

nature-products.net

Gambar 7.29

Perladangan berpindah

Sumber:

www.transduksumsel.go.id

Gambar 7.28

Daerah transmigrasi.

GEOGRAFI Kelas XI

190

Bagaimana pendapatmu, apakah kegiatan perladangan berpindah di

Indonesia menyebabkan hutan gundul? Bagaimana mengatasi

masalah ini?

c. Penggunaan Bahan Bakar Kayu

Pohon-pohon hutan dapat dijadikan kayu bakar. Pemanfaatan kayu

sebagai sumber energi terutama terjadi di negara-negara

berkembang seperti Etiopia dan Burkina Faso di Afrika. Di negara

tersebut bahan bakar kayu mengambil porsi lebih dari 90% dari

seluruh energi yang digunakan. Diperkirakan kebutuhan bahan

bakar kayu pada tahun 2025 menjadi dua kali dari pasokan yang

kini tersedia. Peningkatan jumlah penduduk menambah tekanan

pada luas lahan hutan. Tekanan akibat peningkatan jumlah

penduduk akan memperluas penggundulan hutan. Hal ini

disebabkan kemampuan regenerasi hutan lebih lambat dibanding

kerusakan hutan serta peningkatan kebutuhan penduduk.

d. Pembalakan

Pembalakan yang tidak terkendali menjadi penyebab utama

kerusakan hutan. Kegiatan pembalakan telah mengubah lahan

hutan menjadi gundul secara cepat. Fungsi hutan sebagai penutup

dan pelindung tanah menjadi hilang. Hujan dan angin mudah

mengerosi tanah yang terbuka. Pohon-pohon yang tersisa akan

tumbang oleh angin karena tanah tempat tumbuh akar sudah

terkikis. Pada lahan yang terbuka, sinar matahari menyinari

langsung sehingga tanah menjadi kering, tidak subur, dan sulit

diolah.

Selanjutnya, kayu-kayu gelondongan hasil pembalakan

diangkut keluar dari hutan melalui jalan yang dibuat dengan

melintasi tengah hutan. Pengangkutan kayu-kayu gelondongan dari

tengah hutan menyebabkan banyak kerusakan pohon-pohon pada

jalur lintasan yang dilalui truk pengangkut. Alat-alat berat, seperti

traktor dan buldozer juga menghancurkan vegetasi dan

memadatkan tanah yang dilindasnya. Tanah yang padat sulit

menyerap air hujan sehingga menghambat vegetasi untuk tumbuh

kembali.

Kerusakan hutan Indonesia termasuk yang tercepat di dunia.

Dalam setahun, hutan yang rusak mencapai 1,6 juta hektare atau

seluas 3 hektare per menit. Ini berarti hutan yang gundul akibat

pembalakan dalam satu menit sama dengan enam kali luas

lapangan sepak bola. Dapat dibayangkan betapa hebat

dampak dari pembalakan terhadap kerusakan hutan.

e. Penambangan Terbuka/Permukaan

Bahan tambang perlu dikeluarkan dari dalam Bumi

agar dapat bermanfaat bagi manusia. Sebagai contoh,

batu bara ditambang untuk bahan bakar pembangkit

listrik. Lahan yang banyak mengandung cadangan batu

bara kebanyakan masih berupa hutan. Untuk mendapat-

kan batu bara, cara yang umum dilakukan di Indonesia

adalah dengan penambangan terbuka/permukaan

(

open-cut/surface mining

).

Sumber:

www.cbsnews.com

Gambar 7.30

Kayu gelondongan

Setiap detik, dunia kehilangan

0,64 hektare hutan liar. Apa

yang bisa kamu lakukan untuk

mencegahnya?

191

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Metode penambangan terbuka menyebabkan lahan

hutan yang ditebangi semakin meluas. Akibatnya,

hutan menjadi gundul dan permukaan lahan menjadi

rusak. Kerusakan lahan hutan akibat kegiatan pe-

nambangan terbuka perlu perbaikan yang sungguh-

sungguh, yaitu dengan reklamasi dan penghijauan

kembali. Jika tidak, banyak lubang raksasa dan bopeng-

bopeng di permukaan lahan bekas tambang serta lahan

gundul menimbulkan degradasi lingkungan yang

serius.

2. Penggersangan Lahan (

Desertification

)

Penggersangan lahan banyak terjadi di wilayah beriklim kering

(arid) dan setengah kering (semiarid). Degradasi lahan di wilayah ini

menyebabkan terbentuknya gurun. Ini berarti, telah terjadi kerusakan

lahan secara meluas yang menyebabkan vegetasi tidak dapat tumbuh.

Seperti halnya penggundulan hutan, penggersangan

lahan merupakan masalah lingkungan pada dekade

sekarang. Selama berabad-abad para penggembala ternak

berpindah-pindah menjelajahi padang gembala bersama-

sama ternaknya. Cara hidup mereka memberi sedikit

pengaruh terhadap kerusakan lahan. Akan tetapi, bila

kegiatan ini digabung dengan kerusakan lahan secara alami,

maka akan berpengaruh besar terhadap pembentukan lahan

gersang pada suatu wilayah. Beberapa penyebab peng-

gersangan lahan sebagai berikut.

a. Proses Alamiah

Musim kering secara berkala berlangsung di wilayah

semiarid. Kekeringan pada musim kering memang tidak

menimbulkan lahan gersang. Tetapi, jika kekeringan diperburuk

oleh kesalahan praktik-praktik pertanian dan jumlah penduduk

yang berlebihan maka dapat menimbulkan kerusakan lahan di

wilayah semiarid.

b. Kegiatan Pertanian

Pertumbuhan penduduk di wilayah semiarid biasanya diikuti

oleh kegiatan pertanian yang meningkat. Praktik-praktik pertanian

yang buruk dengan menanami lahan secara terus-menerus tanpa

jeda memang mampu meningkatkan hasil panen. Hanya saja,

keadaan ini akan mempercepat penurunan kesuburan lahan. Lahan

yang sudah tidak subur kemudian ditinggalkan. Vegetasi alami

tidak dapat tumbuh dan berkembang biak pada lahan gersang

karena tanah kekurangan makanan (unsur hara).

Jumlah dan ukuran hewan ternak memengaruhi kebutuhan

pakan. Pertambahan jumlah hewan ternak telah meningkatkan

kebutuhan ladang penggembalaan untuk merumput. Hewan

gembalaan juga menginjak-injak lahan dan memakan rumput yang

tinggal sedikit. Lahan yang habis rumputnya dapat kembali pulih

setelah ditinggalkan dan diberi cukup kesempatan untuk tumbuh.

Sumber:

Kompas, 31 Maret 2006

Gambar 7.31

Tambang terbuka

Sumber:

Our World a Closer Look, halaman199

Gambar 7.32

Penggersangan lahan oleh pengembangan

hewan.

GEOGRAFI Kelas XI

192

Akan tetapi, hal ini sulit terwujud karena hewan gembalaan yang

telah meninggalkan ladang penggembalaan digantikan oleh hewan

gembalaan yang lain.

c. Penggunaan Teknologi

Penggersangan di wilayah semiarid dapat ditimbulkan oleh

pemanfaatan teknologi irigasi modern. Di wilayah Afrika banyak

sumur bor yang disediakan bagi para penggembala dibuat untuk

mendapatkan air tanah. Sumur-sumur ini telah menarik para

penggembala dan hewan gembalaannya untuk minum dan

merumput. Kemudahan mendapatkan air menyebabkan para

penggembala tinggal di wilayah itu. Kaki-kaki hewan gembalaan

yang menginjak-injak tanah turut menekan lahan dan memadatkan

tanah. Jadi, degradasi lahan telah diperburuk oleh hewan-hewan

gembala yang menginjak-injak lahan subur di lingkungan sekitar.

Sebenarnya jika penggembalaan dilakukan dengan sistem rotasi

seperti pada penanaman tanaman pertanian, risiko kerusakan

tanah bisa diperkecil. Kerusakan tanah bisa diperkecil. Lahan

dibiarkan istirahat agar vegetasi alami bisa tumbuh kembali,

akhirnya pengembalian ketersediaan unsur hara dalam tanah

berlangsung lebih cepat.

d. Vegetasi Berkurang

Peningkatan jumlah hewan dan manusia memengaruhi

penurunan jumlah vegetasi. Kegiatan pencarian kayu

bakar dan hewan-hewan gembala yang merumput

menyebabkan jumlah vegetasi berkurang dengan cepat.

Ketika lahan menjadi gundul dan terbuka karena

tumbuhan penutupnya hilang, maka angin dan hujan

mudah mengerosi lapisan tanah atas yang subur. Lahan

yang tererosi tidak dapat menahan dan meresapkan air

hujan ke dalam tanah. Kondisi ini menimbulkan lahan

gersang sehingga vegetasi tidak dapat tumbuh subur

dan lahan menjadi sepi dari kehidupan.

3. Pencemaran

Pencemaran terjadi bila material sampah dan bahan tidak berguna

dibuang di lingkungan sekitar. Pencemaran menimbulkan dampak

kerusakan atau ketidaknyamanan bagi manusia, hewan, tumbuhan,

bangunan, dan komponen lingkungan lain. Sebelum terjadi Revolusi

Hijau, masalah pencemaran terbatas pada skala lokal.

Setelah beberapa tahun kemudian, peningkatan

pencemaran menjadi masalah global. Pencemaran dapat

terjadi pada tanah, air, dan udara.

a. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh sampah

rumah tangga dan timbunan material sampah yang

tidak dikelola. Sistem pembuangan dan pengolahan

sampah diperlukan untuk mengelola sampah yang

dihasilkan oleh kegiatan manusia setiap hari. Sampah

rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dapat

mendatangkan penyakit seperti diare dan disentri.

Sumber:

Alam Asli Indonesia, halaman 272

Gambar 7.33

Lahan tererosi

Sumber:

Our World a Closer Look, halaman 203

Gambar 7.34

Pencemaran tanah oleh sampah.

193

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Di banyak negara, pembuangan sampah dilakukan dengan

mengubur dalam lubang (

landfill

). Metode ini cukup efektif. Hanya

saja, bahan kimia beracun yang berbahaya dapat merembes keluar

dari lubang penimbunan dan mencemari tanah. Beberapa negara

lebih suka membuang sampah dengan cara dibakar. Metode

pembakaran memungkinkan sampah padat melepas zat kimia

beracun ke udara ketika pembakaran berlangsung.

b. Pencemaran Air

Pencemaran air menyebabkan penurunan kualitas

air dan membahayakan makhluk hidup. Di beberapa

negara berkembang, pembuangan limbah air dan

sampah langsung ke sungai dan laut merupakan

pemandangan yang sering dijumpai. Air pada saluran

pembuangan juga digunakan untuk keperluan minum,

memasak, mandi, dan mencuci pakaian. Keadaan ini

sangat memungkinkan timbulnya penyakit dan tingkat

kematian bayi yang tinggi. Bahan pencemar dari

sampah yang tidak membusuk seperti plastik dan karet

dapat terdampar dan menumpuk di sepanjang pantai.

Selain sampah, sumber pencemaran air yang lain

adalah minyak dari kapal tanker dan industri.

Tumpahan minyak yang berasal dari kecelakaan kapal tanker

merusak ekosistem laut dan mematikan ribuan ikan, burung, dan

hewan lain. Perairan laut menjadi tercemar, pariwisata pantai

terganggu, dan kesehatan penduduk menurun. Kadang-kadang

minyak yang mencemari laut dapat juga berasal dari kapal,

pelabuhan, dan industri yang berada di dekat laut.

Kegiatan pertanian turut menyumbang pencemaran air

permukaan dan air tanah. Penggunaan pupuk kimia yang

meningkat telah menyebabkan masalah pencemaran air semakin

meluas dari sebelumnya. Bahan kimia dalam tanah merembes ke

dalam air tanah dan mencemarinya. Ketika hujan berlangsung,

bahan kimia dalam tanah juga larut menuju sistem sungai. Bahan

kimia ini memacu pertumbuhan alga dan plankton dengan cepat.

c. Pencemaran Udara

Pencemaran udara paling mudah menyebar. Pembakaran

bahan bakar fosil menjadi penyebab utama pencemaran udara,

khususnya berasal dari kendaraan bermotor, industri, dan

pembangkit listrik. Sejumlah besar bahan pencemar dilepaskan

ke atmosfer sejak Revolusi Industri. Partikel asap dan gas seperti

sulfur oksida (SO

x

), karbon monoksida (CO), dan karbon dioksida

(CO

2

) dihasilkan dari proses pengolahan atau manufaktur.

Kendaraan bermotor mengeluarkan nitrogen oksida (NO

x

) yang

kemudian menjadi asap setelah bereaksi dengan sinar ultravio-

let. Asap ini dapat menyebabkan sesak napas dan pedih di mata.

Pembakaran hutan dan kayu bakar juga menyebabkan pen-

cemaran udara. Asap dari pembakaran hutan Indonesia, terutama

dari Sumatra dan Kalimantan setiap tahun menjadi masalah bagi

negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Asap membatasi

jarak pandang sehingga lalu lintas kendaraan bermotor dan pe-

nerbangan terganggu. Asap hasil pembakaran hutan juga dapat

Sumber:

Alam Asli Indonesia, halaman 277

Gambar 7.35

Pencemaran air

Pertumbuhan alga dan plank-

ton yang cepat dalam air dapat

menyebabkan eutrofikasi.

Jelaskan proses terjadinya

eutrofikasi secara singkat!

Sumber:

www.bath.ac.uk

Gambar 7.36

Asap pabrik.

GEOGRAFI Kelas XI

194

mengganggu pernapasan. Sedang di perkotaan

pencemaran udara banyak ditimbulkan oleh industri

dan kendaraan bermotor.

Gas dari batu bara dan kayu bakar yang tidak

terbakar habis, asap jelaga, debu, karbon monoksida,

dan gas hidrokarbon banyak dilepaskan ke udara dan

mencemarinya. Bahan pencemar ini menyebabkan

iritasi mata, gangguan jalan napas, dan meningkatkan

penyakit kanker paru-paru dalam jangka panjang.

Sumber:

Our World a Closer Look, halaman 191

Gambar 7.37

Kebakaran hutan.

Berikan contoh-contoh kasus pencemaran tanah, air, dan udara di

Indonesia yang merusak lingkungan hidup. Kamu dapat mencari contoh

kasusnya dari berbagai media seperti koran, majalah, dan internet.

Kemudian, diskusikan dengan temanmu mengenai penyebab, dampak

terhadap lingkungan, dan usaha mengatasinya.

Pada tahun 1997 dan

1998, asap menyelimuti

banyak wilayah di Asia

Tenggara, yang meliputi

Malaysia, Singapura,

Thailand, dan Brunei

Darussalam. Asap ini

menyebabkan pedih di

mata. Muncul asap dise-

babkan pembakaran

hutan yang tidak ter-

kendali di wilayah

Sumatra dan Kalimantan. Pembakaran hutan ini dilakukan oleh pemilik hak

penguasaan hutan untuk membuka lahan hutan. Sejumlah 220–290 juta

ton karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer dan lebih dari 1 juta hektare

hutan rusak. Diperkirakan kerugian dari pencemaran udara ini adalah

10 triliun rupiah. Sampai saat ini, kabut asap seolah menjadi langganan

tahunan bagi Indonesia.

Sumber:

Our World A Closer Look, halaman 207

4. Pemanasan Global

Atmosfer yang menyelubungi Bumi berperan penting bagi

kehidupan di Bumi. Seandainya Bumi tidak memiliki atmosfer maka

semua kehidupan akan musnah terbakar sinar matahari. Bumi

memiliki mekanisme alamiah menjaga kehangatan agar kehidupan

tetap berlangsung. Mekanisme ini dikenal dengan efek rumah kaca

(

green house effect

). Gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO

2

),

uap air (H

2

O), metana (NH

4

), nitrogen oksida (NO

x

) terdapat secara

alamiah di atmosfer. Gas-gas tersebut menahan panas sinar Matahari

dan menjaga kestabilan temperatur Bumi sekitar 15°C.

195

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

Pada tahun-tahun terakhir ini telah terjadi kenaikan

temperatur udara. Kenaikan temperatur ini disebabkan

oleh peningkatan sejumlah gas-gas rumah kaca di atmosfer.

Kenaikan temperatur di seluruh permukaan Bumi dikenal

dengan pemanasan global (

global warning

). Apakah

kegiatan manusia yang menyebabkan pemanasan global?

Ada dua jenis kegiatan manusia yang menyebabkannya,

yaitu industri dan pertanian.

a. Industri

Pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi

kebutuhan energi telah meningkatkan gas-gas rumah

kaca. Pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar

minyak bumi dan batu bara, serta mesin-mesin

kendaraan bermotor banyak melepaskan sejumlah gas-

gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO

2

), sulfur

dioksida (SO

2

), dan nitrogen oksida (NO

x

) ke atmosfer.

Penggunaan Klorofluorokarbon/KFK (

Chloro-

fluorocarbon

(CFC) pada penyejuk udara (

air

conditioner

) dan lemari es (

refrigerator

) menjadikan

gas KFK ikut dilepaskan ke atmosfer. Gas KFK juga

dilepaskan ke udara pada saat lemari es dan

air

conditioner

rusak dan ditumpuk sebagai sampah. Lebih

jauh, pemanasan global ini mengakibatkan penipisan

lapisan ozon.

b. Pertanian

Pertanian berkaitan dengan kegiatan bercocok

tanam dan penggembalaan. Kegiatan penanaman di

sawah dan penggembalaan ternak menghasilkan gas

metana (CH

4

) yang dilepaskan ke atmosfer. Nitrogen

oksida (NO

x

) dilepaskan ke atmosfer ketika pupuk

yang mengandung nitrogen digunakan dalam pertani-

an. Karbon dioksida (CO

2

) yang dihasilkan dari

pembakaran bahan organik seperti kayu dan kotoran

hewan juga dilepaskan ke atmosfer. Penggundulan

hutan secara ekstensif untuk pembukaan lahan

pertanian turut mengurangi kemampuan tanah dalam

mengubah karbon dioksida di atmosfer.

Kegiatan pertanian telah mengubah komposisi gas-

gas dan rumah kaca dan menambah panas atmosfer.

Temperatur atmosfer yang lebih tinggi dapat melelehkan lapisan

es di kutub dan gletser. Penambahan panas di Bumi juga

meningkatkan temperatur air dan menyebabkan permukaan air

laut naik. Diperkirakan, kenaikan temperatur global sebesar 4°C

akan menambah ketinggian laut antara 6,5–16,5 meter.

Banyak kota-kota besar di dunia berada di dataran pantai yang

rendah. Sumber-sumber makanan penting untuk mencukupi

kebutuhan pangan banyak dihasilkan dari daerah delta dan

dataran banjir. Kenaikan permukaan laut akan menggenangi

daerah-daerah kota itu dan menyebabkan kerusakan besar dan

mematikan kehidupan.

Sumber:

Dunia Kita dalam Bahaya, halaman 28

Gambar 7.38

Efek rumah kaca.

Sumber:

Kompas, 11 Mei 2006

Gambar 7.39

Industri

Sumber:

www.soil-climate.or.id

Gambar 7.40

Kegiatan pertanian mengubah gas-gas

rumah kaca dan menambah panas

atmosfer.

GEOGRAFI Kelas XI

196

Kandungan gas karbon dioksida

(CO

2

) di atmosfer hanya 0,03%,

tetapi menjadi gas yang paling

berpengaruh terhadap efek

rumah kaca. Diperkirakan kan-

dungannya meningkat lebih dari

25% dalam 1,5 abad terakhir.

Selama rentang waktu tersebut

temperatur permukaan Bumi

telah meningkat sekitar 0,7°C.

Para ahli memperkirakan tem-

peratur akan meningkat

1–3,5°C pada abad mendatang.

Sumber:

Dokumen Penulis

CO

2

CO

2

Lingkungan hidup merupakan ruang bagi kehidupan makhluk hidup.

Pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan untuk mendukung pelaksanaan

pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan hidup yang baik

akan meminimalkan dampak negatif pembangunan dan meningkatkan

kemampuan lingkungan sehingga pembangunan berdampak positif bagi

kehidupan, serta kelestarian lingkungan dapat terjaga. Salin dan lengkapi

rangkuman ini dalam buku catatanmu!

A. Arti Penting Lingkungan Hidup bagi Manusia

1. Menurut Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Nomor . . . Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan . . . dengan

semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk . . .

dan . . .nya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

2. Komponen . . . membentuk lingkungan alam dan komponen manusia

membentuk lingkungan . . . .

3. Dalam menyesuaikan dengan lingkungan, manusia dipengaruhi

faktor . . ., yang berkaitan dengan pengetahuan, . . ., dan peralatan

yang dimilikinya.

B. Manfaat Lingkungan Hidup bagi Pembangunan Berkelanjutan

1. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup

menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 adalah upaya sadar

dan terencana, yang memadukan . . ., termasuk sumber daya, ke

dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, . . .,

dan . . . generasi masa kini, dan generasi . . . .

2. Muara dari pembangunan nasional adalah mencapai pertumbuhan

. . . dan meningkatkan . . . bagi penduduknya.

3. Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mengenalkan

konsep pembangunan berkelanjutan (

sustainable development

)

pada tahun . . . . Dengan konsep ini maka negara dapat melanjutkan

. . . untuk mencapai taraf hidup lebih tinggi tanpa merusak dan

membahayakan . . . .

197

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

4. Konferensi tingkat tinggi pembangunan berkelanjutan tahun 1992

diselenggarakan di . . . dan menghasilkan konsep pembangunan

berkelanjutan yang tersusun dalam Agenda. . . .

5. Masalah mendesak di Indonesia yang dibahas dalam Konferensi

Tingkat Tinggi Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan adalah:

a. Pengentasan . . . .

b. Tata . . . yang baik dan masyarakat madani.

c. Pola produksi dan . . . yang berkelanjutan.

d. Perlindungan . . . dan lingkungan.

e. Kemitraan.

f. Pendanaan.

g. . . . pembangunan berkelanjutan.

6. Dalam pembangunan berkelanjutan, laju penipisan sumber daya

alam yang tidak terbarui seperti bahan tambang, harus diimbangi

dengan biaya sewa . . . .

7. Tiga pilar pembangunan berkelanjutan menurut Deklarasi

Johannesburg, yaitu ekonomi, . . ., dan sosial.

8. Keberlanjutan pembangunan nasional ditentukan oleh lima aspek:

a. . . . .

b. Ekonomi

c. Sosial

d. Budaya

e. . . . .

9. Reklamasi untuk mendapatkan lahan baru dapat dilakukan dengan

tiga cara, yaitu:

a. Pengeringan rawa

b. . . . .

c. Pengeringan laut

10. Untuk meningkatkan hasil panen pada lahan garapan perlu

memerhatikan kondisi fisik, yaitu . . . ., relief, dan kesuburan tanah.

11. Peningkatan luas lahan garapan dapat dilakukan dengan usaha:

a. Pembukaan . . . .

b. Pengairan pada lahan kering.

c. Pemanfaatan lahan . . . .

d. . . . pada lahan gersang.

e. . . . pada lahan miring.

12. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berhasil

mengembangkan sarana transportasi, yang diawali dengan

penemuan . . . dan awal abad XIX ditemukan . . . .

C. Dampak Positif Pembangunan

1. Keberhasilan atau dampak positif pembangunan dapat diukur

dengan:

a. Indikator . . . .

b. Indikator . . . .

c. Indikator gabungan.

2. Di bidang ekonomi, dampak positif pembangunan ditunjukkan oleh

peningkatan:

a. . . . .

b. Fasilitas transportasi dan komunikasi.

c. Konsumsi . . . .

d. Tenaga kerja di sektor industri.

3. Peningkatan kualitas hidup penduduk ditunjukkan oleh angka . . .

serta . . . dan kesejahteraan.

GEOGRAFI Kelas XI

198

4. Indikator kesehatan penduduk diwakili angka . . . dan angka kematian

bayi.

5. Indikator gabungan oleh

United Nations Development Programs

(UNDP) disebut dengan indeks . . . (HDI) yang bernilai 0 – 1.

D. Dampak Negatif Pembangunan

1. Degradasi lingkungan yang merupakan dampak negatif

pembangunan dapat berbentuk:

a. . . . hutan

b. Penggersangan lahan.

c. . . . air, tanah, dan udara.

d. . . . global.

e. Penipisan lapisan . . . .

2. Penggundulan hutan dapat ditimbulkan oleh kegiatan:

a. Pembangunan permukiman.

b. Perluasan lahan . . . .

c. Penggunaan bahan bakar . . . .

d. . . . .

e. . . . terbuka.

3. Pencemaran udara meningkat tajam sejak Revolusi . . . gas-gas

pencemaran udara seperti . . ., CO

2

, dan . . . dihasilkan dari proses

pengolahan atau manufaktur. Sedang pencemaran udara dari

kendaraan bermotor ditimbulkan oleh gas . . .

4. Pemanasan global disebabkan oleh kegiatan . . . dan . . . .

Pembakaran bahan bakar fosil oleh industri dan kendaraan bermotor

banyak melepaskan gas . . . seperti CO

2

, SO

2

, dan NO

2

ke udara.

5. Gas . . . menjadi penyebab utama penipisan ozon. Bahkan, lapisan

ozon telah bocor atau berlubang akibat gas ini di atas wilayah . . . .

A.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Apakah yang dimaksud lingkungan hidup menurut Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 1997, dan lingkungan hidup

menurut aspek biologi, fisik manusia, dan sosial?

2. Apakah yang dimaksud pembangunan dan pembangunan

berkelanjutan? Beri contohnya!

3. Jelaskan lima aspek yang menentukan keberlanjutan

pembangunan!

4. Jelaskan indikator yang menunjukkan dampak positif

pembangunan!

5. Jelaskan bentuk degradasi lingkungan dan sebutkan

penyebabnya!

199

Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

B.

Belajar dari masalah.

Boleh dikata, tidak ada kota-kota besar di dunia, termasuk

Indonesia, terhindar dari masalah lingkungan yang berupa

pencemaran udara. Sebagai contoh, Jakarta dan Surabaya dari

tahun ke tahun terjadi peningkatan gas-gas pencemaran udara yang

dapat menimbulkan masalah kesehatan. Selain banyak industri

yang berdiri, pencemaran udara di kota-kota besar disebabkan oleh

peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Gas-gas buangan hasil

pembakaran bahan bakar fosil (bensin dan solar) yang keluar dari

knalpot menjadikan udara kota tercemar. Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di

dunia pernah sesekali menghirup udara yang tercemar. Beberapa

usaha telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran udara di kota-

kota besar.

Coba carilah informasi selengkap mungkin mengenai

pencemaran udara dengan teman sebangkumu. Informasi dapat

diperoleh dari media cetak, media elektronik, dan internet.

Informasi yang harus didapatkan adalah:

a. Zat-zat yang mencemari udara.

b. Dampak negatif dari zat-zat pencemaran udara terhadap

manusia.

c. Jenis erosi gas buang yang keluar dari kendaraan.

C.

Tugas.

Kota-kota sering kali dihadapkan pada permasalahan

lingkungan akibat dari kegiatan penduduknya. Sampah menjadi

masalah lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Bau busuk

Sumber:

www.ucar.edu

Sumber:

www.rendymaulana.com

GEOGRAFI Kelas XI

200

dan air rembesan yang keluar dari tumpukan sampah menjadikan

udara dan tanah di sekitarnya tercemar. Masalah sampah, bahkan

dapat memengaruhi kredibilitas pemimpin daerah jika tidak

ditangani dengan baik, seperti yang terjadi di sebuah kota di Jawa

Barat belum lama ini.

Seandainya kamu menjadi salah satu calon yang akan dipilih

menjadi kepala dinas kebersihan kota melalui tes kecakapan yang

berkaitan dengan sampah ada baiknya kamu mempersiapkan diri

belajar tentang sampah. Cobalah jawab pertanyaan berikut ini

untuk meyakinkanmu bahwa kamu layak untuk dipilih menjadi

kepala dinas kebersihan kota.

1. Apakah yang dimaksud sampah? Dari manakah sumber

sampah?

2. Sebutkan tiga jenis sampah dan beri contohnya!

3. Jelaskan tata cara pengelolaan sampah yang umum dilakukan!

4. Apakah yang dimaksud

reduce

,

reuse

, dan

recycle

dalam

penanganan sampah?

5. Sebutkan keuntungan-keuntungan dari proses daur ulang

sampah!