Halaman
165
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Lingkungan hidup menyediakan
berbagai sumber daya alam
yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan. Pelaksanaan pem-
bangunan m
enimbulkan dampak
positif dan negatif bagi lingkungan
hidup. O
leh karenanya diperlukan
pembangunan berkelanjutan yang
bertujuan mencapai kesejahteraan
penduduk manusia kini dan masa
depan. Saya akan belajar mengenali
lingkungan dan belajar bagaimana
melaksanakan pembangunan ber-
kelanjutan.
Saya akan menjelaskan arti dan
komponen lingkungan hidup.
Saya akan menemutunjukkan
dampak positif dan negatif
pembangunan terhadap lingkungan
hidup.
Saya menjadi tahu betapa pentingnya
lingkungan hidup bagi pembangunan.
Oleh karena itu, saya bertekad
memanfaatkannya dengan bijak dan
mencegah dampak negatif seminimal
mungkin.
Saya akan menggali pengetahuan
tentang konsep-konsep pem-
bangunan berkelanjutan dan
pemanfaatan lingkungan yang
berkelanjutan.
GEOGRAFI Kelas XI
166
Sumber:
Kompas, 1 Mei 2006
Kerusakan hutan yang kian parah.
Indonesia memiliki lingkungan alam yang kaya dengan sumber daya seperti
iklim tropis, lahan subur, hutan, bahan tambang, dan hasil laut. Hutan menjadi
sumber daya penting dalam mendukung pembangunan setelah peran minyak bumi
surut. Hanya saja, sampai saat ini pengelolaan hutan tidak dilakukan dengan baik.
Dari suatu penelitian, 72% hutan asli Indonesia telah hilang. Kerusakan hutan
Indonesia mencapai 1,6 juta hektare setahun. Berarti, dalam semenit tiga hektare
hutan menjadi gundul. Bayangkan! Kerusakan hutan Indonesia telah menyebabkan
bencana banjir dan tanah longsor.
Coba perhatikan gambar di atas! Gambar itu bukanlah lukisan abstrak, tetapi
merupakan contoh kerusakan lingkungan, yang berupa hutan gundul. Apakah
penggundulan hutan menjadi tuntutan bagi suatu pembangunan? Jika ya, tahukah
kamu dampak yang akan ditimbulkannya? Tidak hanya sekadar bencana tetapi
kelangsungan kehidupan di masa depan pun perlu dipertanyakan.
167
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan nasional dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan penduduk Indonesia. Lingkungan hidup dengan
berbagai sumber dayanya perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan, dengan memerhatikan kebutuhan
generasi kini dan generasi mendatang.
Pembangunan berkelanjutan dapat terus berjalan apabila disertai
pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Pengelolaan lingkungan hidup
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan melestarikannya.
Kegiatan pembangunan menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dampak positif pembangunan dapat diketahui melalui indikator ekonomi,
indikator kualitas hidup, dan indikator gabungan. Dampak negatif pada
umumnya ditandai dengan kerusakan lahan, seperti penggundulan hutan,
penggersangan lahan, pencemaran, pemanasan global, dan penipisan lapisan
ozon.
lingkungan hidup, Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997,
komponen lingkungan, ekosistem,
pembangunan berkelanjutan,
sumber daya dapat diperbarui
dan tidak dapat diperbarui,
geosfer, pembangunan konven-
sional, reklamasi, indikator
ekonomi, indikator kualitas
hidup, melek huruf,
human
development index
(HDI)
Lihatlah di sekelilingmu dan pikirkan apa saja yang bermanfaat bagi
manusia? Air, sawah, kebun, pohon, hewan, dan udara bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Bahkan, hewan kecil seperti semut dan lebah
memberi keuntungan bagi manusia. Semua yang telah disebut tadi
adalah bagian dari lingkungan.
A.
Arti Penting Lingkungan Hidup bagi
Manusia
Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup lain. Tuhan telah menyediakan
lingkungan hidup bagi kehidupan di Bumi. Sudah selayaknya
manusia memanfaatkan lingkungan hidup dengan bijaksana dan wajib
menjaga kelestariannya. Bagaimana cara memanfaatkan dan
melestarikan lingkungan hidup? Coba ikuti pemaparannya sebagai
berikut.
1. Lingkungan Hidup
Istilah lingkungan hidup sering kali kamu dengar dan
perbincangkan dalam kaitan dengan kerusakan atau bencana
alam seperti banjir, tanah longsor, dan pencemaran. Apakah
yang dimaksud lingkungan hidup? Secara umum,
lingkungan hidup menunjuk pada berbagai macam
organisme di sekitar yang melangsungkan kehidupannya.
Lingkungan sekitar diartikan segala benda hidup dan tidak
hidup yang berperan dalam mendukung keberadaan
makhluk hidup seperti tanah, udara, air, dan makanan bagi
makhluk hidup, termasuk panas sinar matahari, dan
gravitasi.
Pada lingkup manusia, faktor budaya juga termasuk
dalam lingkungan hidup. Dalam Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan
bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
Sumber:
www.comm.media.state.mn.us
Gambar 7.1
Lingkungan hidup
GEOGRAFI Kelas XI
168
Coba kamu simak definisi
lingkungan dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Ling-
kungan Hidup. Apakah kom-
ponen lingkungan yang
terdapat di dalamnya?
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan hidup
juga dapat dipandang dari aspek biologi, fisik, manusia, dan sosial.
a. Dari aspek biologi, lingkungan biologi merupakan segala sesuatu
yang berada di sekitar manusia yang berupa organisme hidup
(selain manusia sendiri), misalnya hewan kecil (kuman) sampai
hewan besar (gajah) dan tumbuhan kecil (rumput) sampai
tumbuhan besar (pohon kelapa).
b. Lingkungan fisik manusia merupakan lingkungan alam yang
mengelilingi atau berada di sekitar manusia. Lingkungan ini
meliputi faktor:
1) Iklim
2) Bentuk lahan (contoh: dataran rendah, dataran tinggi, dan
pegunungan).
3) Tanah
4) Perairan (seperti sungai, danau, mata air, rawa, dan laut).
5) Vegetasi (contoh: hutan, padang rumput, flora, dan gurun).
6) Mineral tambang.
c. Lingkungan sosial merupakan lingkungan manusia dalam
masyarakat yang berada di sekitarnya, misalnya tetangga, teman
sekerja, dan orang lain.
2. Komponen dan Jenis Lingkungan Hidup
Segala yang kamu lihat dan amati di lingkungan sekitar
menunjukkan bahwa lingkungan hidup dibentuk oleh banyak
komponen. Secara umum komponen lingkungan hidup dibedakan
menjadi dua, yaitu komponen fisik yang membentuk lingkungan alam
dan komponen manusia yang membentuk lingkungan terbangun. Satu
jenis komponen lingkungan mungkin tersedia banyak di daerah
tertentu, misalnya kayu di hutan dan ikan di laut. Mungkin juga satu
jenis komponen lingkungan jarang atau tidak terdapat di daerah
tertentu, misalnya air di gurun atau vegetasi di lahan tandus. Di kota
terdapat lebih banyak rumah dan bangunan dibanding pedesaan.
Sedang di hutan terdapat lebih banyak tumbuhan dan hewan
dibanding gurun. Jadi, komponen-komponen lingkungan menyebar
tidak merata di permukaan Bumi.
Ilmu Lingkungan Hidup
llmu tentang lingkungan hidup disebut ekologi. Ekologi mempelajari
hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedang kesatuan daerah
atau lingkungan abiotik dan makhluk hidup yang menjalin hubungan
bersama disebut ekosistem. Berikut adalah salah satu contoh ekosistem
yang terbentuk dari komponen biotik dan abiotik, yaitu lumut, tanah,
169
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Perhatikan dan cermati gambar-gambar di atas. Manakah yang
menunjukkan lingkungan fisik dan lingkungan sosial? Sebutkan pula
komponen-komponen penyusun lingkungan tersebut!
tanaman, kucing, batu, dan tikus. Subjek ekologi sangat kompleks, sehingga
ahli lingkungan menyebut berbagai disiplin ilmu yang terlibat di dalamnya
dengan ilmu fisik dan kehidupan. Sebagai contoh, geografi, geologi, biologi,
dan meteorologi. Berbagai disiplin ilmu tersebut membahas lingkungan secara
khusus. Geografi lingkungan membahas dampak kegiatan manusia di
berbagai tempat terhadap lingkungan hidup. Ilmu lingkungan hidup (
environ-
mental
) secara nyata membahas dampak negatif lingkungan akibat kegiatan
manusia dan usaha manusia untuk mencegah kerusakan yang ditimbulkan.
Sumber:
Geography Essentials 3, halaman 252
Sumber:
Earth Our Home 1, halaman 127
Sumber:
Manusia dan Lingkungan 2, halaman 87
Sumber:
Jendela Iptek Ekologi, halaman 6
Sumber:
www.photos-of-the-year
GEOGRAFI Kelas XI
170
Lingkungan terbangun atau lingkungan manusia terbentuk ketika
manusia mengubah lingkungan alami dan membangunnya. Di
permukaan Bumi ini tidak banyak tempat yang tersisa dalam bentuk
lingkungan alam. Manusia telah mengubah banyak lingkungan alam
menjadi lingkungan terbangun. Perubahan terbesar terjadi pada pem-
bentukan wilayah kota. Di wilayah kota, sulit ditelusuri lagi
kenampakan aslinya. Wilayah desa juga merupakan lingkungan
terbangun dan mengalami perubahan oleh kegiatan manusia, tetapi
dengan intensitas perubahan yang lebih rendah daripada wilayah kota.
Manusia memiliki pengaruh kuat untuk mengubah lingkungan alam
demi memenuhi kebutuhannya.
2.
Lingkungan Alam dan Manusia Saling
Memengaruhi
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Ketika
berada di lingkungan yang berbeda, manusia memberi tanggapan atau
bertindak dengan cara yang berbeda pula. Pada lingkungan bersuhu
dingin, manusia menyesuaikannya dengan memakai pakaian tebal,
berusaha agar suhu ruang menjadi hangat dengan pemanas udara,
atau menghangatkan badan dengan minuman panas. Sebaliknya, pada
lingkungan bersuhu panas, manusia menyesuaikan dengan
memakai pakaian tipis, mengibas-kibaskan kipas, atau
menghidupkan penyejuk ruangan.
Faktor penting yang memengaruhi manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan adalah teknologi.
Teknologi berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan,
dan peralatan yang dimilikinya. Penduduk menggunakan
teknologi dengan tingkat yang berbeda-beda. Di bidang per-
tanian, sebagian penduduk mengolah lahan dengan
teknologi sederhana, misalnya membajak lahan
menggunakan alat bajak yang ditarik kerbau atau sapi.
Mereka membuat saluran air hanya dengan cangkul. Sedang
sebagian penduduk yang lain mengolah lahan pertanian
dengan teknologi modern, misalnya menggunakan traktor
untuk membajak lahan dan ekskavator untuk membuat
saluran air.
Secara umum, penduduk yang menggunakan teknologi
sederhana, kehidupannya masih tergantung pada lingkung-
an alam. Kebutuhan pokok seperti air, pangan, pakaian, dan
tempat tinggal dicukupi dari lingkungan sekitar. Contoh:
suku-suku di Papua masih banyak hidup di hutan.
Peralatan tombak dan panah digunakan untuk berburu dan
mengumpulkan pangan. Tempat tinggalnya dibangun
dengan menggunakan bahan yang diperoleh dari lingkung-
an hutan sekitar.
Di daerah lain, penduduk dengan teknologi maju
berusaha meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaat-
kan sumber daya lingkungan alam. Mereka telah mem-
bangun lingkungan budaya yang terlihat berbeda dengan
lingkungan alam aslinya. Mereka memanfaatkan sumber
daya lingkungan alam untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Contoh:
penduduk desa di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah membangun
pembangkit listrik kecil dengan memanfaatkan arus sungai. Dengan
Coba amati lingkungan di
sekitarmu. Apakah komponen
ekosistem yang membentuk-
nya?
Sumber:
Alam Asli Indonesia, halaman 254
Gambar 7.2
Pengolahan lahan pertanian dengan
teknologi sederhana.
Sumber:
www.papuaweb.org
Gambar 7.3
Kehidupan suku-suku di Papua sangat
tergantung pada lingkungan alam.
171
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
tersedianya listrik, mereka dapat menghidupkan lampu
dan peralatan listrik.
Sumber daya alam merupakan bahan yang terdapat di
lingkungan alam dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sumber daya alam dikelompokkan
menjadi sumber daya dapat diperbarui (
renewable
resource
) dan tidak dapat diperbarui (
non-renewable
resource
). Sumber daya dapat diperbarui adalah sumber
daya yang dapat dihasilkan kembali secara ajek dan tidak
akan kekurangan oleh penggunaan yang kontinu. Contoh:
air, udara, dan energi sinar matahari. Beberapa sumber daya
lain yang dapat diperbarui seperti hutan, tanah, dan hewan
besar memerlukan waktu lama untuk memperolehnya
kembali.
Manusia mampu mengubah nilai guna sumber daya hingga dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tempat dan waktu
tertentu suatu sumber daya dapat bernilai tinggi dan menguntungkan.
Sebagai contoh, dalam masyarakat pertanian berpindah, hutan sangat
berarti untuk lahan pertanian. Mereka membakar hutan untuk
dijadikan lahan pertanian. Di negara sedang berkembang seperti
Indonesia, hutan dimanfaatkan sebagai pembangunan. Hutan
menghasilkan kayu yang digunakan untuk bahan bangunan dan
mebel. Inilah salah satu contoh pengaruh manusia pada alam.
Sumber:
www.waspada.co.id
Gambar 7.4
Pemanfaatan bahan bakar minyak bumi
harus dihemat.
Amati kegiatan penduduk di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Sebutkan
berbagai jenis pemanfaatan sumber daya alam. Beri alasan mengapa
penduduk memanfaatkannya!
Sumber:
Dokumen Penulis
Geosfer
Lahan, air, dan udara merupakan
bagian dari litosfer, hidrosfer, dan
atmosfer. Gabungan ketiganya
disebut biosfer. Di lingkungan biosfer
ini kehidupan di Bumi berlangsung.
Setiap bagian dari biosfer saling
berkaitan. Perubahan yang terjadi
pada salah satu bagian akan ber-
dampak pada bagian lain, termasuk
makhluk hidup di dalamnya. Contoh:
asap pabrik yang mengandung
polutan ketika dibuang ke udara
dapat mencemari air tanah dan lahan bersamaan dengan hujan yang turun.
B.
Manfaat Lingkungan Hidup bagi
Pembangunan Berkelanjutan
Sejalan dengan peningkatan kebutuhan manusia, maka semakin
banyak pula sumber daya yang harus disediakan. Pembangunan
berkelanjutan memanfaatkan banyak sumber daya alam demi
GEOGRAFI Kelas XI
172
kesejahteraan penduduk. Penggundulan hutan untuk mencukupi
kebutuhan kayu. Lahan pertanian diolah secara intensif untuk
menghasilkan panen yang melimpah. Lahan permukiman disiapkan
untuk membangun perumahan. Dan, batu bara ditambang untuk
menyediakan bahan bakar industri. Hanya saja, pemanfaatan sumber
daya alam secara berlebihan dan tanpa pengelolaan sering
menimbulkan dampak negatif. Apa yang dimaksud pembangunan
berkelanjutan? Kamu perlu memahaminya dahulu sebelum membahas
dampak positif dan negatif pembangunan.
1.
Pembangunan Berkelanjutan (
Sustainable
Development
)
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Penge-
lolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa pembangunan ber-
kelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar
dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber
daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan. Pembangunan diartikan sebagai upaya sadar dalam mengolah
dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan
kemakmuran rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran lahir maupun
untuk mencapai kepuasan batin. Pemanfaatan sumber daya alam harus
selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Pada
intinya, pembangunan adalah proses pertumbuhan, perkembangan,
dan peningkatan yang dilakukan dalam berbagai kegiatan.
Sebagai contoh, di bidang pertanian, penggunaan
insektisida dan pupuk kimia mampu meningkatkan hasil
panen padi. Program industrialisasi mampu menyerap
tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan.
Muara dari pembangunan nasional adalah mencapai
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan standar hidup
bagi penduduk. Kedua muara pembangunan tersebut saling
berkaitan. Pertumbuhan ekonomi memengaruhi peningkat-
an kesejahteraan penduduk. Pertumbuhan ekonomi dapat
dicapai melalui produksi, penjualan, dan jasa. Per-
tumbuhan ekonomi dan perkembangan industri memberi
banyak kesempatan bagi penduduk untuk bekerja. Dengan
bekerja, penduduk memperoleh pendapatan yang dapat
dibelanjakan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraannya.
Lingkungan hidup dengan segala sumber dayanya
dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Manfaat
lingkungan hidup antara lain sebagai berikut.
a. Tempat hidup manusia dan melakukan kegiatannya.
b. Tempat hidup hewan dan tumbuhan.
c. Sumber bahan pangan.
d. Sumber bahan baku atau bahan mentah.
e. Sumber bahan tambang dan mineral.
f.
Sumber energi atau bahan bakar.
Sebagai contoh, swasembada beras pernah dicapai Indonesia pada
tahun 1985. Produksi beras yang surplus ini berkat usaha
ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi pertanian
Sumber:
www.80.165.29.186
Gambar 7.5
Industrialisasi mampu meningkatkan
kesejahteraan pekerja.
Sumber:
www.agribisnis.tripod.com
Gambar 7.6
Lahan pertanian menghasilkan bahan
pangan.
173
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
dilakukan dengan memperluas lahan garapan di luar Jawa melalui
program transmigrasi. Sedang intensifikasi pertanian dilakukan
dengan pemanfaatan teknologi Revolusi Hijau seperti penanaman jenis
padi baru, pemupukan, dan pengairan pada lahan pertanian yang
terbatas. Contoh lain, bahan tambang batu bara yang terdapat di
Sumatra dan Kalimantan dimanfaatkan untuk bahan bakar pembangkit
listrik di Jawa. Di Indonesia, sumber daya alam ini diharapkan
menggantikan minyak bumi yang semakin menyusut jumlahnya. Batu
bara juga banyak digunakan untuk bahan bakar industri.
Pada tahun 1987, komisi dunia untuk lingkungan dan pem-
bangunan mengenalkan istilah pembangunan berkelanjutan (
sustain-
able development
). Istilah ini menunjuk pada bentuk pembangunan
yang mempertimbangkan kebutuhan sekarang dengan kebutuhan
generasi yang akan datang. Ini berarti bahwa negara-negara dapat
melanjutkan pembangunan ekonomi untuk mencapai taraf hidup lebih
tinggi tanpa merusak dan membahayakan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan menjamin bahwa generasi mendatang
masih mendapatkan dan bisa memanfaatkan sumber daya alam.
Pembangunan dapat berjalan tanpa merusak dan kehabisan sumber
daya apabila sistemnya berlanjut terus. Sebagai contoh, industri
perikanan membatasi ikan-ikan laut yang akan diolah dengan jenis
dan ukuran tertentu yang layak dikonsumsi. Dengan persyaratan ini
maka penangkapan ikan oleh nelayan tidak boleh sembarangan. Ikan
dengan ukuran kecil yang tidak layak tangkap akan dibiarkan bebas
agar dapat tumbuh dan berkembang biak sehingga populasi ikan dapat
meningkat. Dengan demikian, penangkapan ikan akan berlangsung
terus tanpa menimbulkan kepunahan.
Konsep pembangunan berkelanjutan lahir setelah lingkungan di
Bumi mengalami degradasi atau kerusakan dengan cepat sejak tahun
enam puluhan. Konsep ini ingin memberi solusi dari dua hal yang
dipertentangkan, yaitu keinginan melaksanakan pembangunan dan
mencegah kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan. Selama ini
paradigma ekonomi selalu identik dengan pertumbuhan. Pem-
bangunan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, sehingga selalu mengacu pada tingkat pendapatan per kapita
penduduk (GNP). Pembangunan harus tetap berjalan dengan tidak
menimbulkan degradasi lingkungan.
Pada tahun 1972, fenomena degradasi lingkungan
hidup dibicarakan oleh beberapa kepala negara dalam
pertemuan di Stockholm, Swedia. Pertemuan ini meng-
hasilkan keputusan pembentukan lembaga-lembaga
pemerintah dan nonpemerintah di beberapa negara yang
bertugas untuk melestarikan lingkungan hidup. Pada tahun
delapan puluhan, masalah lingkungan berkembang
menjadi masalah global. Setelah dikenalkan oleh komisi
dunia untuk lingkungan hidup tahun 1987, konsep
pembangunan berkelanjutan diadopsi oleh sebagian besar
negara di dunia. Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan
Berkelanjutan (
World Summit on Sustainable Develop-
ment
) tahun 1992, yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil
membahas masalah lingkungan dan menghasilkan konsep pem-
bangunan berkelanjutan yang tersusun dalam Agenda 21.
Sebutkan beberapa contoh
kegiatan pembangunan ber-
kelanjutan di daerah tempat
tinggalmu. Apakah usaha yang
dilakukan agar kegiatannya
terus berlanjut?
Sumber:
Interactive Geography 2, halaman 126
Gambar 7.7
Konferensi Rio tahun 1992 di Rio de Janeiro,
Brasil.
GEOGRAFI Kelas XI
174
Hasil KTT Pembangunan Berkelanjutan
Tahun 1992 dan 2002
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Berkelanjutan tahun
1992 di Rio de Janeiro, Brasil menghasilkan Agenda 21, yaitu suatu rencana
global untuk pembangunan berkelanjutan yang dapat dijadikan panduan
bagi negara-negara untuk melaksanakan:
1. Pembangunan berkelanjutan dan pembangunan ekonomi.
2. Pemerintahan yang demokratis.
3. Pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan.
KTT Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2002 di Johannesburg,
Afrika Selatan menghasilkan:
1. Deklarasi mengenai pembangunan berkelanjutan.
2. Rencana pelaksanaan.
3. Kesepakatan kerja sama antarpeserta konferensi, khususnya
mengenai air, energi, kesehatan, pertanian, dan keanekaragaman
hayati.
Setelah konferensi di Rio de Janeiro, Konferensi Tingkat
Tinggi Pembangunan Berkelanjutan diselenggarakan di
Johannesburg, Afrika Selatan pada tanggal 26 Agustus–4
September 2002. Konferensi Pembangunan Berkelanjutan
di Afrika Selatan ini menghasilkan pokok-pokok rencana
pelaksanaan sebagai berikut.
a. Pemberantasan kemiskinan.
b. Perubahan pola konsumsi dan produksi.
c. Proteksi dan mengelola sumber daya alam sebagai
landasan pembangunan ekonomi dan sosial.
d. Pembangunan berkelanjutan dalam pengembangan
globalisasi.
e. Kesehatan dan pembangunan berkelanjutan.
f.
Pembangunan berkelanjutan bagi negara berkepulauan
kecil.
g. Pembangunan berkelanjutan untuk Afrika.
h. Pembangunan berkelanjutan untuk kawasan regional:
Amerika Latin dan Karibia, Asia dan Pasifik, kawasan
Afrika Barat dan Eropa.
i.
Sarana untuk pelaksanaan perdagangan, keuangan, ahli teknologi,
iptek, dan lain-lain.
j.
Kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan (
good
governance
).
Carilah informasi tentang Agenda 21 yang dihasilkan dari Konferensi Tingkat
Tinggi Pembangunan Berkelanjutan di Rio de Janeiro, Brasil tahun 1992.
Sumber:
www.smom-za.org
Gambar 7.8
World Summit on Sustainable Development
Johannesburg, Afrika Selatan 2002.
Berkaitan dengan pokok-pokok pelaksanaan, di Indonesia telah
diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Indonesia untuk pem-
bangunan berkelanjutan (
Indonesian Summit on Sustainable
Development
). Dalam konferensi ini dibahas tentang masalah
mendesak yang dihadapi Indonesia dalam melaksanakan pem-
bangunan berkelanjutan. Masalah mendesak di Indonesia adalah:
175
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
a. Pengentasan kemiskinan.
b. Tata pemerintahan yang baik dan masyarakat madani.
c. Pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
d. Perlindungan sumber daya alam dan lingkungan (tata ruang dan
pengendalian pencemaran).
e. Kemitraan (di bidang air, energi, kesehatan, pertanian, keaneka-
ragaman hayati).
f.
Pendanaan.
g. Kelembagaan pembangunan berkelanjutan.
a. Tujuan:
Merumuskan konsep pembangunan berkelanjutan dari berbagai
referensi.
b. Alat dan Bahan:
1) Alat tulis.
2) Berbagai informasi tentang pembangunan berkelanjutan dari buku,
media baik elektronik maupun cetak.
c. Langkah Kerja:
1) Bentuklah kelompok dengan teman sekelasmu yang terdiri atas
2–3 orang.
2) Lakukan pencarian informasi tentang konsep-konsep pembangunan
berkelanjutan dan contoh-contohnya.
3) Dari berbagai sumber tersebut, susunlah menjadi karya tulis yang
bertema Membangun Indonesia dengan Prinsip Berkelanjutan.
4) Presentasikan hasil karya tulis kelompokmu di depan kelas. Jangan
lupa diskusikan bersama.
2.
Pemanfaatan Lingkungan bagi Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya
yang terdapat di lingkungan. Pemanfaatan lingkungan bagi pembangun-
an dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan pemikiran manusia.
Pola pembangunan lama tentu berbeda dengan pola pembangunan
baru seiring dengan perkembangan teknologi dan permukiman. Jenis
pembangunan yang memanfaatkan lingkungan juga beragam.
Bagaimana pemanfaatan lingkungan bagi pembangunan yang berpola
lama dan berpola baru? Apa saja jenis kegiatan pemanfaatan
lingkungan bagi pembangunan? Simak paparan berikut ini untuk
mengetahuinya.
a. Pembangunan Konvensional dan Pembangunan Berkelanjutan
Pemanfaatan lingkungan bagi pembangunan yang di-
laksanakan dengan pola konvensional sudah tidak sesuai dengan
tuntutan zaman, sehingga perlu diganti dengan pola berkelanjutan.
Apabila pemanfaatan lingkungan pembangunan masih meng-
gunakan pola konvensional maka dampak negatif dari lingkungan
hidup, kehidupan sosial, dan ketimpangan ekonomi akan semakin
besar. Ahli lingkungan Emil Salim berpendapat, pembangunan
konvensional, yang tidak memerhatikan aspek lingkungan, di satu
pihak berhasil menaikkan produksi barang dan jasa secara
GEOGRAFI Kelas XI
176
melimpah, namun di pihak lain menimbulkan ketimpangan eko-
nomi penduduk. Pembangunan sosial terutama yang menyangkut
kepentingan kelompok miskin juga terpinggirkan. Dampak
pembangunan konvensional terhadap lingkungan hidup begitu
hebat sehingga pengaruhnya tidak hanya di wilayah lokal dan
nasional, tetapi juga mencakup wilayah global yang mengancam
kehidupan manusia.
Pembangunan berkelanjutan harus memper-
hitungkan perbedaan sifat sumber daya alam. Sumber
daya alam yang bersifat tidak terbarui seperti bahan
tambang, memiliki manfaat yang dibatasi waktu, dan
jumlahnya akan menipis dalam proses penambangan.
Sebagai contoh, timah di Pulau Bangka diperkirakan
habis tambang dalam 25 tahun lagi. Agar pembangunan
di Bangka tetap berlanjut maka perlu memper-
hitungkan penipisan cadangan timah. Laju penipisan
timah harus diimbangi dengan biaya sewa penipisan
(
depletion rent
) sebagai modal pengganti tambang timah
yang telah habis. Modal ini diinvestasikan untuk
kegiatan yang mengandalkan sumber daya alam yang
diperbarui seperti pertanian, perkebunan, perikanan,
dan pariwisata. Dengan cara ini maka ketika
penambangan berakhir, perekonomian di daerah bekas
tambang tetap dapat berjalan dan berkembang.
Berbeda dengan pola pembangunan berkelanjutan,
pola pembangunan konvensional memperlakukan sama
terhadap sumber daya yang terbarui dan tidak terbarui,
sehingga penipisan sumber daya tambang tidak
diperhitungkan. Akibatnya, setelah penambangan
berakhir, terbentuk ”kota hantu (
ghost town
)”. Keterlibat-
an masyarakat sangat diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan. Untuk mendorong
partisipasi masyarakat perlu usaha penyebaran
informasi mengenai pembangunan berkelanjutan dan
isu lingkungan global.
Sumber:
www.freepages.history.rootsweb.com
Gambar 7.10
Kota hantu
Apakah yang dimaksud ”kota hantu (
ghost town
)”? Mungkinkah terjadi
di Indonesia? Jelaskan!
b. Aspek Lingkungan Menentukan Pembangunan Berkelanjutan
Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu
memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan generasi yang akan
datang, diperlukan dua syarat. Pertama, peningkatan potensi
produksi dengan pengelolaan yang ramah lingkungan. Kedua,
menjamin kesempatan yang adil dan merata bagi semua orang.
Berdasarkan syarat ini maka pembangunan berkelanjutan
dilaksanakan dengan pembangunan ekonomi yang berwawasan
lingkungan dan sekaligus mengusahakan pemerataan. Hal ini
sesuai dengan tiga pilar pembangunan berkelanjutan dalam
Deklarasi Johannesburg, yaitu ekonomi, lingkungan hidup, sosial
dan teknologi.
Sumber:
www.debeersgroup.com
Gambar 7.9
Proses penambangan.
177
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan dilaksanakan dengan cara menjaga fungsi
ekosistem, melestarikan komponen ekosistem, dan menjaga
interaksi antarkomponen ekosistem. Selain itu, pembangunan
dilaksanakan dengan memerhatikan daya dukung lingkungan,
menghemat sumber daya alam tidak terbarui, dan tidak merusak
sumber daya alam terbarui.
Keberlanjutan pembangunan ditentukan oleh lima aspek, yaitu
lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
1) Lingkungan
Unsur-unsur lingkungan dan kesehatan ekosistem
harus diperhatikan. Misalnya, ketersediaan air bersih
serta keberadaan flora dan fauna.
2) Ekonomi
Unsur ekonomi berkaitan dengan kesejahteraan yang
layak bagi penduduk.
3) Sosial
Keterlibatan masyarakat sangat mendukung keberlanjut-
an pembangunan. Ketidakadilan antarkelompok dalam
mendapatkan hasil pembangunan akan melahirkan
protes dan gugatan.
4) Budaya
Unsur budaya berkaitan dengan identitas budaya, kebutuhan
budaya, dan pengetahuan tradisional yang diwariskan secara
turun-menurun.
5) Politik
Unsur politik berkaitan dengan pengambilan keputusan yang
demokratis mengenai masalah lingkungan, ekonomi, dan
sosial dibahas dalam agenda politik untuk menghasilkan
kebijakan yang tepat.
c. Pemanfaatan Lingkungan bagi Pembangunan
Pembangunan dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber
daya alam yang tersedia di lingkungan. Berbagai jenis kegiatan
pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan antara
lain reklamasi, peningkatan lahan garapan dan hasil panen, serta
pengembangan transportasi dan perhubungan.
1) Reklamasi
Pada tahun 1830, penduduk dunia hanya satu miliar
orang. Seratus tahun kemudian, tahun 1930, penduduk dunia
mencapai dua miliar orang. Pada tahun 2000 penduduk dunia
telah melebihi enam miliar, dan diperkirakan pada
tahun 2025 menjadi delapan miliar orang. Tingkat
pertumbuhan yang cepat ini menyebabkan
peningkatan kebutuhan lahan. Di banyak kota di
berbagai negara berusaha mengatasi pertumbuhan
penduduk yang cepat dengan menciptakan lahan
baru melalui reklamasi.
Coba perhatikan pembagian luas permukaan
Bumi dengan berbagai kondisi pada gambar di
samping. Dari keseluruhan luas permukaan Bumi,
hanya 10% yang dapat dihuni manusia. Dari lahan
Sumber:
www.menlh.go.id
Gambar 7.11
Unsur politik seperti dalam kerja
sama antarnegara menentukan
keberlanjutan pembangunan.
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.12
Lahan kehidupan hanya menempati 10%
dari luas permukaan Bumi.
GEOGRAFI Kelas XI
178
seluas 10% ini dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan
seperti permukiman, perkantoran, pertanian, kehutanan,
industri, komersial, transportasi, dan rekreasi. Bagaimana
memenuhi kebutuhan lahan yang beragam dan meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk? Salah satu
caranya adalah dengan reklamasi lahan. Reklamasi lahan dapat
dilakukan dengan pengeringan rawa, perbaikan lahan bekas
tambang, serta pengeringan laut.
a) Pengeringan Rawa
Daerah rawa tidak dapat dimanfaatkan untuk
permukiman, pertanian, atau kegiatan lain
karena mengandung banyak bahan organik,
berlumpur, dan jenuh air. Rawa di daerah
pantai akan tergenang air laut saat pasang naik.
Sedang rawa di dataran rendah akan tergenang
air saat sungai di dekatnya meluap pada musim
hujan. Agar daerah rawa bermanfaat untuk
mencukupi kebutuhan lahan bagi manusia,
maka perlu usaha pengeringan, yaitu dengan
membuat saluran-saluran air dan tanggul-
tanggul yang berfungsi mengalirkan kelebihan
air. Sebagai contoh, reklamasi daerah rawa di
Pantai Kapuk, Jakarta Utara untuk perumahan mewah, dan
proyek lahan sejuta hektare di Kalimantan Tengah untuk
lahan pertanian (proyek ini gagal dilaksanakan).
Pengeringan daerah rawa-rawa di pantai yang ditumbuhi hutan
mangrove akan berdampak negatif terhadap lingkungan.
Apakah dampak negatif yang ditimbulkannya?
b) Perbaikan Lahan Bekas Tambang
Penambangan batu bara dan timah di
Indonesia dilakukan dengan metode tambang
permukaan (
surface mining
). Ketika proses
penambangan berlangsung, lapisan tanah dan
batuan digali dan dipindahkan. Setelah
kegiatan penambangan berakhir, banyak lahan
rusak. Pascapenambangan meninggalkan
cekungan-cekungan yang dalam dan gunduk-
an-gundukan tanah. Kenampakan ini banyak
terlihat di bekas lahan penambangan batu bara
di Kalimantan dan penambangan timah di
Bangka.
Lahan bekas tambang harus direklamasi
agar dapat dimanfaatkan kembali untuk
berbagai kegiatan. Usaha perbaikan lahan bekas
tambang dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
(1) Menguruk cekungan-cekungan bekas galian tambang
dengan material timbun (
overburden
).
(2) Mencegah terjadinya air asam dari lahan bekas
tambang yang dapat mencemari lingkungan.
Sumber:
www.osmre.gov
Gambar 7.14
Reklamasi bekas tambang
Sumber:
www.cfoc.edu
Gambar 7.13
Rawa
179
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
(3) Menanami lahan bekas tambang yang
sudah direklamasi dengan vegetasi
penutup untuk mencegah erosi.
c) Pengeringan Laut
Reklamasi laut yang paling menakjubkan dunia
adalah proyek Zwider Zee di Belanda. Lebih
dari separuh wilayah Belanda berada di bawah
permukaan laut. Sejak tahun 1000, Belanda
membangun tanggul-tanggul untuk mengon-
trol banjir. Kemudian, Belanda membangun
tanggul yang lebih besar lagi di laut tepi yang
dangkal dan mengubah lahan di dekatnya
menjadi berdaya guna. Lahan baru hasil penge-
ringan laut disebut ”polder”. Lahan ini
kemudian dimanfaatkan untuk pertanian,
permukiman, transportasi, dan rekreasi.
2) Peningkatan Lahan Garapan dan Hasil Panen
Tidak semua lahan dapat dimanfaatkan untuk
pertanian. Hanya lahan di lingkungan yang mendukung yang
dapat ditanami. Lahan ini disebut lahan garapan. Kondisi fisik
yang mendukung lahan untuk dapat digarap atau diolah antara
lain iklim yang cocok, permukaan lahan (relief) relatif datar,
dan tanah subur.
a) Iklim
Tanaman membutuhkan panas matahari untuk
tumbuh. Beberapa tanaman membutuhkan panas yang
lebih dibanding tanaman lain. Sebagai contoh, tanaman
padi membutuhkan panas 20–27°C, sedang tanaman
gandum hanya membutuhkan panas rata-rata 15°C. Dengan
demikian, padi akan tumbuh subur di lingkungan beriklim
tropis dan gandum di lingkungan beriklim sedang.
Selain sinar matahari, pertumbuhan tanaman
ditentukan oleh ketersediaan air. Beberapa tanaman
membutuhkan air atau curah hujan yang tinggi. Seperti
tanaman padi, kelapa sawit, karet, teh, dan kopi. Tanaman
tersebut akan tumbuh subur di lingkungan beriklim tropis
dengan curah hujan tinggi. Sedang tanaman gandum,
barley
, dan
oat
membutuhkan air atau curah hujan
secukupnya sehingga akan tumbuh subur di lingkungan
yang beriklim sedang.
b) Relief
Lingkungan dengan kondisi relief beragam
memengaruhi cara bercocok tanam. Di dataran
rendah yang memiliki relief rata merupakan
lingkungan yang ideal bagi kegiatan bercocok
tanam dengan peralatan mesin. Sedang pada
lahan miring di perbukitan, kegiatan bercocok
tanam lebih sesuai menggunakan peralatan per-
tanian sederhana seperti cangkul dan garu.
c) Kesuburan Tanah
Tanah dibutuhkan untuk kegiatan pertani-
an. Pada lingkungan yang memiliki tanah
berbutir kasar seperti pasir, air mudah meresap
Sumber:
Interactive Geography 2, halaman 15
Gambar 7.15
Lahan bekas laut yang dikeringkan
(polder) dimanfaatkan untuk lahan
pertanian.
Sumber:
Kompas, 1 November 2003
Gambar 7.16
Mengolah lahan garapan ideal meng-
gunakan traktor di dataran rendah.
GEOGRAFI Kelas XI
180
dan lolos. Sedang pada lingkungan yang tanahnya berbutir
halus seperti lempung, air sulit meresap dan lolos. Secara
umum, tekstur tanah dibedakan menjadi tekstur
berlempung, remah, dan berpasir. Pada tanah bertekstur
remah (
loamy
) yang tersusun oleh butiran kasar dan halus,
sangat cocok untuk pertumbuhan vegetasi.
Selain tekstur tanah, kesuburan tanah dipengaruhi
kandungan mineral dalam tanah. Beberapa mineral seperti
kalsium, magnesium, potasium, dan besi menyuburkan
tanah. Lingkungan yang subur di antaranya terdapat di
daerah dataran banjir, delta, dan wilayah pegunungan
vulkan. Kegiatan pertanian di daerah ini apabila dilakukan
dalam waktu yang lama akan menurunkan tingkat
kesuburan tanah sehingga dapat menyebabkan tanah
menjadi gersang.
Jelaskan mengapa kegiatan pertanian yang dilakukan terus-
menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan tanah
gersang?
3) Peningkatan Persediaan Pangan
Pangan menjadi perhatian kebutuhan pokok
manusia. Seiring dengan pertumbuhan penduduk,
manusia berusaha menemukan cara-cara mem-
peroleh lebih banyak bahan pangan. Secara umum,
usaha persediaan pangan dilakukan dengan dua
cara, yaitu peningkatan luas lahan garapan dan
peningkatan hasil panen. Kedua cara ini ditempuh
dengan mengembangkan penelitian ilmiah dan
teknologi. Sebagai hasilnya, produksi pangan dapat
meningkat 2–3 kali dari tahun sebelumnya.
Peningkatan yang drastis hasil panen dikenal
dengan istilah Revolusi Hijau.
Usaha peningkatan hasil pertanian dapat
dilakukan dengan cara-cara berikut.
a) Intensifikasi pertanian dimaksudkan untuk
meningkatkan produktivitas usaha pertanian
melalui penggunaan dan peningkatan
teknologi tepat guna. Contoh, pemilihan bibit
unggul, pengolahan tanah, dan pemupukan
tanah dengan baik.
b) Diversifikasi dimaksudkan untuk meningkat-
kan produktivitas dengan meningkatkan
keanekaragaman usaha tani, baik secara
vertikal dari produksi sampai pemasaran,
maupun secara horizontal dengan
pengembangan komoditi wilayah. Contoh,
selain menanam padi, pada sekelilingnya juga ditanami,
ketela, cabe, dan aneka sayuran.
c) Ekstensifikasi pertanian dilakukan dengan menambah
luas areal lahan pertanian. Contoh, pembukaan hutan
untuk areal pertanian.
Sumber:
Manusia dan Lingkungan, halaman 54 – 55
Gambar 7.17
Terasering pada lahan miring.
Sumber:
www.pikiran-rakyat
Gambar 7.18
Pemupukan tanaman padi.
181
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
d) Rehabilitasi pertanian merupakan upaya pemulihan
kemapuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang
kritis serta kemampuan berproduksi usaha tani
masyarakat di daerah rawan. Contoh, pengairan lahan
kering dan pemupukan lahan gersang.
e) Mekanisasi pertanian adalah penggunaan teknologi
modern untuk meningkatkan hasil pertanian. Contoh,
penggunaan traktor, mesin perontok padi, dan mesin-
mesin lainnya.
4) Pengembangan Transportasi
Pada awal abad XX, kebanyakan alat-alat
transportasi yang digunakan penduduk di negara
kita adalah sepeda atau kendaraan yang ditarik
hewan. Kini, jalan-jalan di kota dan desa banyak
dilintasi kendaraan bermotor. Bahkan, di kota besar
seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, setiap hari
terjadi kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor.
Seabad yang lalu, untuk bepergian dari Jawa ke
Papua ditempuh dalam beberapa hari. Kini, hanya
dalam hitungan jam dengan kapal terbang dari Jawa
sudah sampai di wilayah timur Indonesia itu.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah berhasil mengembangkan sarana transportasi.
Awalnya, dimulai dari penemuan roda. Gerobak
yang ditarik hewan digunakan sebagai alat
transportasi. Kini, gerobak masih digunakan di
sebagian daerah, terutama di pedesaan. Momentum
selanjutnya terjadi awal abad XIX, ketika mesin uap
digunakan. Pada waktu itu, kereta api uap menjadi alat
transportasi yang paling cepat dan murah untuk mengangkut
penumpang dan barang dalam jarak yang jauh. Kereta api juga
memegang peranan penting dalam pembangunan industri.
Saat ini, pasokan bahan mentah dan bahan tambang diangkut
dengan kereta api dari daerah tambang ke pelabuhan laut.
Contoh: di Sumatra, pasokan batu bara dari Tanjung Enim
untuk pembangkit listrik Suralaya di Merak, Banten diangkut
dengan kereta api sebelum menyeberangi Selat Sunda.
Perkembangan teknologi transportasi udara
diawali dari keberhasilan penerbangan pesawat
udara yang pertama pada tahun 1903. Keberhasilan
ini telah membuka industri baru, yaitu industri
pariwisata. Industri ini banyak mengandalkan
sarana transportasi udara untuk mengangkut pe-
numpang dengan cepat dan mudah. Transportasi
udara merupakan jenis transportasi yang paling
cepat dan efisien.
Pembangunan jaringan transportasi seperti
jalan raya dan rel kereta api memudahkan
hubungan antardaerah dan mempercepat per-
jalanan ke suatu tempat. Selain itu, hubungan
antardaerah akan semakin mudah dengan dilaku-
kan pembangunan infrastruktur seperti jembatan,
terowongan, jalan raya, dan rel kereta api. Infrastruktur
tersebut memungkinkan penduduk bepergian lebih mudah
melalui sungai, selat, lembah, dan pegunungan.
Sumber:
Alam Asli Indonesia, halaman 262
Gambar 7.19
Roda digunakan pada gerobak.
Sumber:
www.kulon.ru
Gambar 7.20
Jaringan jalan.
GEOGRAFI Kelas XI
182
Sumber:
Dokumen Penulis
Perhatikan blok diagram tersebut. Berbagai sumber daya alam seperti yang
ditunjukkan blok diagram di atas terdapat di negara kita. Sumber daya itu
dibutuhkan untuk mendukung pembangunan negara. Coba kamu jawab
pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan blok diagram di atas.
1. Sebutkan sumber daya alam yang ditunjukkan pada blok diagram!
Apakah manfaatnya bagi pembangunan negara? Bagaimana cara
memanfaatkannya?
2. Apakah usaha yang dilakukan dalam penanaman padi secara intensif?
3. Jelaskan metode penambangan batu bara secara terbuka (
open/
surface mining
)?
4. Apakah faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam membangun pabrik
di suatu lokasi? Jelaskan!
C. Dampak Positif Pembangunan
Pembangunan nasional dilakukan dengan harapan menghasilkan
perubahan positif dan kemajuan di segala bidang, termasuk lingkungan
hidup. Bagaimana mengukur keberhasilan atau dampak positif
pembangunan? Secara umum, keberhasilan pembangunan dapat
diukur dengan dua indikator. Pertama, keberhasilan pembangunan
diukur dengan indikator ekonomi. Indikator ini mencerminkan tingkat
kesejahteraan penduduk. Kedua, keberhasilan pembangunan diukur
dengan indikator sosial yang mencerminkan kualitas hidup penduduk.
1. Indikator Ekonomi
Keberhasilan pembangunan nasional di bidang ekonomi dapat
ditunjukkan dengan beberapa indikator. Indikator yang sering
digunakan adalah dengan mengetahui peningkatan Produk Nasional
Bruto/PNB (
Gross National Produk
/GNP) dan PNB per kapita, fasilitas
komunikasi dan transportasi, penggunaan energi per tahun, dan
jumlah pekerja di berbagai sektor industri.
Sebutkan kelebihan dan kekurangan transportasi menggunakan kendaraan
bermotor, kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang! Manakah yang paling
sesuai diterapkan di daerahmu? Beri alasannya!
183
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
a. Produk Nasional Bruto (PNB)
PNB menjadi salah satu indikator penting dalam
penilaian keberhasilan pembangunan atau kemakmur-
an negara. PNB per kapita menunjukkan ukuran rata-
rata standar hidup dari penduduk. PNB menunjuk
pada jumlah pendapatan per tahun. Sedang PNB per
kapita menunjuk pendapatan rata-rata untuk setiap
penduduk dan diperoleh dengan membagi PNB
dengan jumlah penduduk suatu negara.
Secara umum, negara dengan pertumbuhan
penduduk cepat memiliki PNB per kapita rendah.
Peningkatan PNB per kapita tidak berarti standar hidup penduduk
lebih baik dan tingkat kemiskinan berkurang karena PNB per kapita
tidak menunjukkan distribusi pendapatan nasional.
Pada tabel 7.1 menunjukkan Produk Domestik Bruto/PDB
(
Gross Domestic Bruto
/GDP) Indonesia selama 4 tahun (2001–
2004). Berdasarkan data ini, tampak bahwa PNB Indonesia
mengalami peningkatan. Nilai PDB yang ditambah pendapatan
properti neto dari luar negeri seperti bunga, dividen, dan
keuntungan merupakan nilai PNB.
Tabel 7.1
Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Harga
Konstan Tahun 2000–2004
Tahun
PDB
(Triliun Rupiah)
2001
1.443
2002
1.506
2003
1.580
2004
1.661
Sumber:
BPS
Sedang perbandingan pendapatan per kapita Indonesia
dengan negara-negara berpendapatan menengah-rendah tahun
2004 ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 7.2 Pendapatan per Kapita Indonesia dan Beberapa
Negara Berpendapatan Menengah-Rendah Tahun 2004
No. Negara
Pendapatan Per Kapita (US$)
1. Sri Lanka
1,110
2. Indonesia
1,140
3. Filipina
1,170
4. Cina
1,290
5. Mesir
1,340
6. Kolombia
2,000
7. Bosnia dan Herzegovina
2,040
8. Thailand
2,540
9. Bulgaria
2,740
10. Brasil
3,090
Sumber:
www.worldbank.org
b. Fasilitas Transportasi dan Komunikasi
Pembangunan fasilitas transportasi dapat berupa jalan,
jembatan, rel kereta api, terminal, pelabuhan laut, dan bandar
udara. Sedang pembangunan fasilitas komunikasi dapat berupa
saluran telepon, pemancar radio, dan televisi.
Sumber:
www.p.vtourist.com
Gambar 7.21
Produk Nasional Bruto (PNB) dapat dinilai
dengan uang.
GEOGRAFI Kelas XI
184
Dewasa ini, jaringan telepon sudah dapat me-
nembus setiap kecamatan di seluruh wilayah
Indonesia. Saluran telepon pun tidak hanya melalui
kabel, tetapi juga melalui gelombang elektromagnetik
sehingga memungkinkan pesawat telepon dibawa ke
mana-mana (
mobile
). Salah satu jenis telepon yang
bersifat
mobile
ini disebut telepon genggam atau
handphone
(HP). Jumlah pelanggan atau saluran
telepon per 1.000 penduduk yang meningkat seperti
ditunjukkan pada tabel di bawah ini mengindikasikan
kemajuan pembangunan nasional.
Tabel 7.3 Teledensitas (Pengguna Telepon) Penduduk
Indonesia
Tahun
Teledensitas
Keterangan
2004
4,5
ASEAN 6,6
2005
4,7
dari 12,1 juta sst,
71% sambungan
kabel
29% sambungan
tanpa kabel.
Keterangan:
sst: satuan sambungan telepon
Sumber:
Economie Review No 204 – Juni
Di bidang transportasi, kemajuan pembangunan nasional
ditunjukkan oleh peningkatan penunjang jalan aspal per 1.000.000
penduduk. Selama tahun 1993–2001 panjang jalan di Indonesia
meningkat dari 356.878 km menjadi 361.782 km.
Tabel 7.4 Panjang Jalan di Indonesia
Tahun
Panjang Jalan (km)
1993
344.892
1994
356.878
1995
327.227
1996
336.377
1997
341.467
1998
355.363
1999*
355.951
2000
355.951
2001
361.782
* Sejak 1999 tidak termasuk Timor Timur
Sumber:
BPS
c. Konsumsi Energi
Pembangunan membutuhkan banyak energi,
termasuk energi listrik. Di Indonesia energi listrik
banyak dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti
minyak bumi dan batu bara. Konsumsi energi diukur
dari energi total yang digunakan negara atau di-
konsumsi penduduk dalam kurun waktu setahun.
Peningkatan pembangunan terjadi bila konsumsi energi
juga meningkat. Perhatikan tabel produksi listrik dan
gas yang dikonsumsi negara dan penduduk Indonesia
tahun 1994–2003 berikut ini.
Sumber:
www.priyadi.net
Gambar 7.22
Lalu lintas jalan.
Sumber:
www.metrotvnews
Gambar 7.23
Memasak dengan gas LPG.
185
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 7.5 Produksi Listrik dan Gas Tahun 1994–2003
Tahun
Listrik (ribu mwh)
Gas (ribu m
3
)
1994
43,0
902,1
1995
49,6
1.186,0
1996
57,0
1.444,8
1997
64,3
1.692,5
1998
65,4
1.600,0
1999
71,7
1.642,0
2000
79,2
1.968,0
2001
84,5
2.116,5
2002
88,4
2.458,0
2003
90,4
2.849,0
Sumber:
BPS
d. Tenaga Kerja di Sektor Industri
Pembangunan ekonomi juga dicerminkan dari persentase
pekerja yang bekerja di berbagai sektor industri. Peningkatan
pembangunan dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja
di sektor industri primer turun dan yang bekerja di sektor industri
sekunder dan tersier meningkat.
Di negara berkembang seperti Indonesia banyak pekerja yang
bekerja di industri primer. Sedang di Singapura dan Jepang,
banyak penduduk bekerja di sektor industri sekunder dan tersier.
Apakah pekerja Indonesia yang bekerja di sektor industri
mengalami kenaikan? Coba kamu amati tabel berikut ini.
Tabel 7.6 Pekerja Industri Indonesia Tahun 2001–2005
No. Jenis Industri
Jumlah Pekerja (Juta)
2001 2002 2003 2004 2005
1. Pertanian, kehutanan, dan perikanan
39,7 40,6 43,0 40,6 41,8
2. Tambang
-
0,6 0,7 1,0 0,8
3. Pengolahan
12,1 12,1 11,5 11,1 11,6
4. Listrik, gas, dan air
-
0,2 0,1 0,2 0,2
5. Konstruksi
3,8
4,3 4,0 4,5 4,4
6. Perdagangan
17,5 17,8 17,2 19,1 18,9
7. Transportasi dan komunikasi
4,4
4,7 4,9 5,5 5,5
8. Keuangan, pengembangan, dan jasa bisnis 1,1
1,0 1,3 1,1 1,0
9. Sosial kemasyarakatan
11,0 10,4 10,0 10,5 10,6
Sumber:
BPS
2. Indikator Kualitas Hidup
Peningkatan kualitas hidup oleh kegiatan pembangunan dapat
diketahui melalui beberapa indikator, misalnya angka
melek huruf serta tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
a. Melek Huruf
Keadaan melek huruf penduduk sangat berkaitan
dengan tingkat pendidikannya. Secara umum, apabila
angka melek huruf semakin besar berarti terjadi
peningkatan pembangunan. Salah satu cara untuk
mengetahui angka melek huruf adalah dengan
menghitung angka buta huruf penduduk dewasa, yaitu
jumlah penduduk >50 tahun yang tidak dapat
membaca, menulis pendek, atau menulis pernyataan
sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Proporsi
penduduk Indonesia yang melek huruf tahun 1995–
2004 ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Sebutkan jenis-jenis industri
yang termasuk dalam industri
primer, sekunder, dan tersier!
Sumber:
img.photobucket.com
Gambar 7.24
Panen padi
Sumber:
Dokumen Penulis
Gambar 7.25
Belajar meningkatkan angka melek huruf.
GEOGRAFI Kelas XI
186
Tabel 7.7 P
roporsi Penduduk Melek Huruf Umur
tt
tt
t
10 Tahun
(%) Tahun 1995–2004
Tahun
Proporsi Penduduk Melek Huruf Umur
tt
tt
t
10
Tahun (%)
1995
86,3
1996
87,4
1997
89,0
1998
89,4
1999
89,8
2000
89,9
2001
89,2
2002
90,7
2003
90,9
2004
91,5
Sumber:
BPS
b. Kesehatan dan Kesejahteraan
Tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang semakin
baik merupakan indikator keberhasilan pembangunan.
Indikator kesehatan tercermin dari angka harapan
hidup dan angka kematian bayi. Sedang indikator
kesejahteraan tercermin dari angka kekurangan gizi,
kasus kelaparan, dan kondisi kehidupan penduduk.
Angka harapan hidup dan kematian bayi
dipengaruhi oleh kelengkapan atau ketersediaan
fasilitas kesehatan. Secara umum, fasilitas kesehatan
yang baik dan lengkap meningkatkan angka harapan
hidup dan menurunkan angka kematian bayi. Di antara
negara berkembang di dunia, Indonesia cukup berhasil
menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah
lima tahun (balita). Kedua indikator ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 7.8 Angka Kematian Bayi dan Anak di Bawah Lima Tahun
di Indonesia Tahun 1971–1999
Tahun
Indikator
Angka Kematian Angka Kematian Anak
Bayi di Bawah Lima Tahun
1971
145
218
1980
109
158
1990
71
99
1994
66
93
1997
52
71
1998
49
-
1999
46
60
Sumber:
BPS
Selain menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah
lima tahun, Indonesia juga mampu meningkatkan angka harapan
hidup. Perhatikan tabel estimasi angka harapan hidup Indonesia
berikut ini.
Sumber:
www.nasw.org
Gambar 7.26
Puskesmas
Pada tahun 1999, angka
kematian bayi di Indonesia
adalah 46 dan angka kematian
anak di bawah lima tahun
adalah 60. Apa maksud angka
46 dan 60 ini?
187
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Tabel 7.9 Estimasi Angka Harapan Hidup di Indonesia Tahun
1967–2005
Tahun
Estimasi Angka Harapan Hidup (Tahun)
1967
45,7
1976
52,2
1986
59,8
1990
61,5
1992
62,3
1993
62,7
1995
63,5
1996
63,9
1997
64,2
2000–2005
68,2
Sumber:
bankdata.depkes.go.id
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa angka harapan hidup
penduduk Indonesia mengalami peningkatan dari 45,7 tahun
(1967) menjadi 68,2 tahun (2005).
Indikator lain yang menunjukkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan penduduk adalah persentase penduduk yang
mendapatkan air bersih dan sanitasi yang baik. Ketersediaan air
bersih penting untuk memenuhi kebutuhan penduduk seperti
minum, mandi, memasak, dan mencuci. Apabila air bersih tidak
tersedia dan sistem sanitasi atau pembuangan jelek maka masalah
lingkungan seperti penyakit diare atau malaria mudah muncul.
Pada umumnya, di negara-negara sedang berkembang,
persentase penduduk yang mendapat air bersih masih kecil. Di
Indonesia penyediaan air bersih oleh pemerintah meningkat dari
tahun ke tahun. Selama sepuluh tahun (1994–2003), penyediaan
air bersih jumlahnya berlipat lebih dari dua kali seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 7.10 Penyediaan Air Bersih di Indonesia Tahun 1994–2003
Tahun
Jumlah Air Bersih (Juta m
3
)
1994
1.067
1995
1.158
1996
1.460
1997
1.510
1998
1.684
1999
1.466
2000
1.512
2001
1.658
2002
2.095
2003
2.286
Sumber:
BPS
3. Indikator Gabungan
Beberapa indikator yang mencerminkan kemajuan pembangunan
nasional telah dipaparkan. Sebenarnya, masih banyak indikator lain
yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui dampak
positif pembangunan, misalnya tingkat urbanisasi dan persentase
penduduk yang tidak memiliki rumah. Di negara-negara maju, sebagian
besar penduduk hidup di perkotaan dan sudah memiliki rumah.
Setiap indikator yang telah dipaparkan hanya menunjukkan satu
aspek pembangunan. Sedang pembangunan nasional meliputi banyak
GEOGRAFI Kelas XI
188
aspek. Dari banyak aspek ini, dapat diketahui apakah pembangunan
nasional telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkat-
kan kualitas hidup penduduk. Jadi, keberhasilan pembangunan tidak
hanya ditunjukkan oleh indikator tunggal, tetapi oleh gabungan
beberapa indikator. Sebagai contoh, pendapatan angka harapan hidup,
angka kematian bayi, dan tingkat melek huruf penduduk. Gabungan
ketiga indikator ini oleh
United Nations Development Programs
(UNDP) disebut
Human Development Index
(HDI). Nilai HDI adalah
0–1. Berapa nilai HDI kelas menengah (medium)? Lihat pada tabel di
bawah ini!
Tabel 7.11 Klasifikasi Human Development Indek (HDI)
Indeks Pembangunan Manusia
HDI
Rendah
0,–0,4
Menengah
0,5–0,7
Tinggi
0,8–1,0
Sumber:
Understanding Geography 4, halaman 236
D. Dampak Negatif Pembangunan
Dalam proses pembangunan sering kali kegiatan manusia
menimbulkan dampak negatif yang merugikan lingkungan hidup. Jadi,
selain menyejahterakan penduduk, pembangunan dapat menyebabkan
degradasi kualitas lingkungan. Kegiatan pembangunan dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan membuat sejumlah sumber
daya alam semakin menipis.
Faktor yang Memengaruhi Pembangunan
Pembangunan nasional dilaksanakan setiap negara di dunia di berbagai
bidang. Bidang pembangunan antara lain pertanian, industri, perumahan,
pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan sosial budaya.
Pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang menghasilkan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda. Peningkatan pembangunan nasional
dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut.
• Penduduk
• Infrastruktur
- Transportasi
- Komunikasi
- Fasilitas pendidikan
- Fasilitas kesehatan
• Teknologi
• Keadaan alam
- Sumber daya alam
- Faktor fisik (iklim, tanah, dan topografi)
• Pemerintah
Penggundulan hutan
(deforestation)
, penggersangan lahan
(desertification)
, pencemaran
(pollution)
, pemanasan global (
global
warming
), dan penipisan lapisan ozon (
depletion of ozone layer
)
adalah bentuk dari degradasi atau penurunan kualitas lingkungan.
189
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Dampak degradasi kualitas lingkungan dapat dirasakan penduduk
pada tingkat lokal, regional, maupun global. Apakah yang
menyebabkan degradasi kualitas lingkungan? Untuk mengetahuinya,
simak paparan berikut ini.
1. Penggundulan Hutan (
Deforestation
)
Perusakan dan penebangan hutan secara permanen
merupakan tindakan yang menyebabkan hutan gundul.
Penebangan hutan sudah dilakukan penduduk selama
berabad-abad. Hanya saja, dalam 50 tahun terakhir ini
kerusakannya mulai dirasakan. Diperkirakan, hutan yang
hilang setiap hari seluas 400.000 hektare. Sedang di
Indonesia, setiap tahun luas hutan berkurang sebanyak 1,6
juta hektare. Seandainya 1 hektare = 1 lapangan sepak bola,
dapat dibayangkan betapa cepat hutan hilang dari wilayah
Indonesia. Yang lebih memprihatinkan, kebanyakan
kerusakan hutan terjadi di wilayah hutan hujan tropis,
termasuk hutan Papua, Sumatra, dan Kalimantan. Banyak
faktor yang mendorong masyarakat melakukan peng-
gundulan hutan. Dorongan ekonomi cukup berperan dalam
hal ini.
a. Pembangunan Permukiman
Pembangunan permukiman baru sering dilakukan
dengan cara membuka lahan hutan. Daerah trans-
migrasi disiapkan untuk ditempati para transmigran
agar dapat membangun lingkungan barunya. Lahan
transmigran disiapkan di daerah tertentu dengan cara
membuka hutan. Selain disediakan rumah-rumah dan
lahan pekarangan, fasilitas prasarana transportasi juga
disiapkan untuk para transmigran. Jalan-jalan dibuat
untuk menghubungkan dengan daerah luar. Di
Indonesia, penyediaan lahan transmigrasi disiapkan
untuk menempatkan jutaan penduduk dari Jawa dan
wilayah lain yang berpenduduk padat.
b. Perluasan Lahan Pertanian
Di Amerika Selatan, pertanian tanaman pangan dan
penggembalaan ternak yang membutuhkan lahan luas
menimbulkan banyak kerusakan hutan. Sebagai bukti,
sekitar 2/3 luas hutan telah rusak. Kebanyakan lahan
gundul di wilayah ini pada beberapa dekade terakhir
disebabkan oleh pengembangan dan peternakan hewan
besar serta perluasan lahan perkebunan. Lahan di
wilayah ini tidak cocok untuk pertanian dan pe-
ternakan karena kurang subur. Lebih lanjut, lahan
pertanian yang dikerjakan intensif tanpa periode jeda
telah mempercepat proses degradasi tanah. Kandungan
unsur hara dalam tanah menyusut secara cepat dalam
beberapa tahun. Penggundulan lahan juga mempercepat degradasi
lahan. Di Indonesia, kegiatan perladangan berpindah dituding
turut menciptakan hutan gundul.
Sumber:
Alam Asli Indonesia, halaman 252
Gambar 7.27
Hutan gundul
Sumber:
nature-products.net
Gambar 7.29
Perladangan berpindah
Sumber:
www.transduksumsel.go.id
Gambar 7.28
Daerah transmigrasi.
GEOGRAFI Kelas XI
190
Bagaimana pendapatmu, apakah kegiatan perladangan berpindah di
Indonesia menyebabkan hutan gundul? Bagaimana mengatasi
masalah ini?
c. Penggunaan Bahan Bakar Kayu
Pohon-pohon hutan dapat dijadikan kayu bakar. Pemanfaatan kayu
sebagai sumber energi terutama terjadi di negara-negara
berkembang seperti Etiopia dan Burkina Faso di Afrika. Di negara
tersebut bahan bakar kayu mengambil porsi lebih dari 90% dari
seluruh energi yang digunakan. Diperkirakan kebutuhan bahan
bakar kayu pada tahun 2025 menjadi dua kali dari pasokan yang
kini tersedia. Peningkatan jumlah penduduk menambah tekanan
pada luas lahan hutan. Tekanan akibat peningkatan jumlah
penduduk akan memperluas penggundulan hutan. Hal ini
disebabkan kemampuan regenerasi hutan lebih lambat dibanding
kerusakan hutan serta peningkatan kebutuhan penduduk.
d. Pembalakan
Pembalakan yang tidak terkendali menjadi penyebab utama
kerusakan hutan. Kegiatan pembalakan telah mengubah lahan
hutan menjadi gundul secara cepat. Fungsi hutan sebagai penutup
dan pelindung tanah menjadi hilang. Hujan dan angin mudah
mengerosi tanah yang terbuka. Pohon-pohon yang tersisa akan
tumbang oleh angin karena tanah tempat tumbuh akar sudah
terkikis. Pada lahan yang terbuka, sinar matahari menyinari
langsung sehingga tanah menjadi kering, tidak subur, dan sulit
diolah.
Selanjutnya, kayu-kayu gelondongan hasil pembalakan
diangkut keluar dari hutan melalui jalan yang dibuat dengan
melintasi tengah hutan. Pengangkutan kayu-kayu gelondongan dari
tengah hutan menyebabkan banyak kerusakan pohon-pohon pada
jalur lintasan yang dilalui truk pengangkut. Alat-alat berat, seperti
traktor dan buldozer juga menghancurkan vegetasi dan
memadatkan tanah yang dilindasnya. Tanah yang padat sulit
menyerap air hujan sehingga menghambat vegetasi untuk tumbuh
kembali.
Kerusakan hutan Indonesia termasuk yang tercepat di dunia.
Dalam setahun, hutan yang rusak mencapai 1,6 juta hektare atau
seluas 3 hektare per menit. Ini berarti hutan yang gundul akibat
pembalakan dalam satu menit sama dengan enam kali luas
lapangan sepak bola. Dapat dibayangkan betapa hebat
dampak dari pembalakan terhadap kerusakan hutan.
e. Penambangan Terbuka/Permukaan
Bahan tambang perlu dikeluarkan dari dalam Bumi
agar dapat bermanfaat bagi manusia. Sebagai contoh,
batu bara ditambang untuk bahan bakar pembangkit
listrik. Lahan yang banyak mengandung cadangan batu
bara kebanyakan masih berupa hutan. Untuk mendapat-
kan batu bara, cara yang umum dilakukan di Indonesia
adalah dengan penambangan terbuka/permukaan
(
open-cut/surface mining
).
Sumber:
www.cbsnews.com
Gambar 7.30
Kayu gelondongan
Setiap detik, dunia kehilangan
0,64 hektare hutan liar. Apa
yang bisa kamu lakukan untuk
mencegahnya?
191
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Metode penambangan terbuka menyebabkan lahan
hutan yang ditebangi semakin meluas. Akibatnya,
hutan menjadi gundul dan permukaan lahan menjadi
rusak. Kerusakan lahan hutan akibat kegiatan pe-
nambangan terbuka perlu perbaikan yang sungguh-
sungguh, yaitu dengan reklamasi dan penghijauan
kembali. Jika tidak, banyak lubang raksasa dan bopeng-
bopeng di permukaan lahan bekas tambang serta lahan
gundul menimbulkan degradasi lingkungan yang
serius.
2. Penggersangan Lahan (
Desertification
)
Penggersangan lahan banyak terjadi di wilayah beriklim kering
(arid) dan setengah kering (semiarid). Degradasi lahan di wilayah ini
menyebabkan terbentuknya gurun. Ini berarti, telah terjadi kerusakan
lahan secara meluas yang menyebabkan vegetasi tidak dapat tumbuh.
Seperti halnya penggundulan hutan, penggersangan
lahan merupakan masalah lingkungan pada dekade
sekarang. Selama berabad-abad para penggembala ternak
berpindah-pindah menjelajahi padang gembala bersama-
sama ternaknya. Cara hidup mereka memberi sedikit
pengaruh terhadap kerusakan lahan. Akan tetapi, bila
kegiatan ini digabung dengan kerusakan lahan secara alami,
maka akan berpengaruh besar terhadap pembentukan lahan
gersang pada suatu wilayah. Beberapa penyebab peng-
gersangan lahan sebagai berikut.
a. Proses Alamiah
Musim kering secara berkala berlangsung di wilayah
semiarid. Kekeringan pada musim kering memang tidak
menimbulkan lahan gersang. Tetapi, jika kekeringan diperburuk
oleh kesalahan praktik-praktik pertanian dan jumlah penduduk
yang berlebihan maka dapat menimbulkan kerusakan lahan di
wilayah semiarid.
b. Kegiatan Pertanian
Pertumbuhan penduduk di wilayah semiarid biasanya diikuti
oleh kegiatan pertanian yang meningkat. Praktik-praktik pertanian
yang buruk dengan menanami lahan secara terus-menerus tanpa
jeda memang mampu meningkatkan hasil panen. Hanya saja,
keadaan ini akan mempercepat penurunan kesuburan lahan. Lahan
yang sudah tidak subur kemudian ditinggalkan. Vegetasi alami
tidak dapat tumbuh dan berkembang biak pada lahan gersang
karena tanah kekurangan makanan (unsur hara).
Jumlah dan ukuran hewan ternak memengaruhi kebutuhan
pakan. Pertambahan jumlah hewan ternak telah meningkatkan
kebutuhan ladang penggembalaan untuk merumput. Hewan
gembalaan juga menginjak-injak lahan dan memakan rumput yang
tinggal sedikit. Lahan yang habis rumputnya dapat kembali pulih
setelah ditinggalkan dan diberi cukup kesempatan untuk tumbuh.
Sumber:
Kompas, 31 Maret 2006
Gambar 7.31
Tambang terbuka
Sumber:
Our World a Closer Look, halaman199
Gambar 7.32
Penggersangan lahan oleh pengembangan
hewan.
GEOGRAFI Kelas XI
192
Akan tetapi, hal ini sulit terwujud karena hewan gembalaan yang
telah meninggalkan ladang penggembalaan digantikan oleh hewan
gembalaan yang lain.
c. Penggunaan Teknologi
Penggersangan di wilayah semiarid dapat ditimbulkan oleh
pemanfaatan teknologi irigasi modern. Di wilayah Afrika banyak
sumur bor yang disediakan bagi para penggembala dibuat untuk
mendapatkan air tanah. Sumur-sumur ini telah menarik para
penggembala dan hewan gembalaannya untuk minum dan
merumput. Kemudahan mendapatkan air menyebabkan para
penggembala tinggal di wilayah itu. Kaki-kaki hewan gembalaan
yang menginjak-injak tanah turut menekan lahan dan memadatkan
tanah. Jadi, degradasi lahan telah diperburuk oleh hewan-hewan
gembala yang menginjak-injak lahan subur di lingkungan sekitar.
Sebenarnya jika penggembalaan dilakukan dengan sistem rotasi
seperti pada penanaman tanaman pertanian, risiko kerusakan
tanah bisa diperkecil. Kerusakan tanah bisa diperkecil. Lahan
dibiarkan istirahat agar vegetasi alami bisa tumbuh kembali,
akhirnya pengembalian ketersediaan unsur hara dalam tanah
berlangsung lebih cepat.
d. Vegetasi Berkurang
Peningkatan jumlah hewan dan manusia memengaruhi
penurunan jumlah vegetasi. Kegiatan pencarian kayu
bakar dan hewan-hewan gembala yang merumput
menyebabkan jumlah vegetasi berkurang dengan cepat.
Ketika lahan menjadi gundul dan terbuka karena
tumbuhan penutupnya hilang, maka angin dan hujan
mudah mengerosi lapisan tanah atas yang subur. Lahan
yang tererosi tidak dapat menahan dan meresapkan air
hujan ke dalam tanah. Kondisi ini menimbulkan lahan
gersang sehingga vegetasi tidak dapat tumbuh subur
dan lahan menjadi sepi dari kehidupan.
3. Pencemaran
Pencemaran terjadi bila material sampah dan bahan tidak berguna
dibuang di lingkungan sekitar. Pencemaran menimbulkan dampak
kerusakan atau ketidaknyamanan bagi manusia, hewan, tumbuhan,
bangunan, dan komponen lingkungan lain. Sebelum terjadi Revolusi
Hijau, masalah pencemaran terbatas pada skala lokal.
Setelah beberapa tahun kemudian, peningkatan
pencemaran menjadi masalah global. Pencemaran dapat
terjadi pada tanah, air, dan udara.
a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh sampah
rumah tangga dan timbunan material sampah yang
tidak dikelola. Sistem pembuangan dan pengolahan
sampah diperlukan untuk mengelola sampah yang
dihasilkan oleh kegiatan manusia setiap hari. Sampah
rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik dapat
mendatangkan penyakit seperti diare dan disentri.
Sumber:
Alam Asli Indonesia, halaman 272
Gambar 7.33
Lahan tererosi
Sumber:
Our World a Closer Look, halaman 203
Gambar 7.34
Pencemaran tanah oleh sampah.
193
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Di banyak negara, pembuangan sampah dilakukan dengan
mengubur dalam lubang (
landfill
). Metode ini cukup efektif. Hanya
saja, bahan kimia beracun yang berbahaya dapat merembes keluar
dari lubang penimbunan dan mencemari tanah. Beberapa negara
lebih suka membuang sampah dengan cara dibakar. Metode
pembakaran memungkinkan sampah padat melepas zat kimia
beracun ke udara ketika pembakaran berlangsung.
b. Pencemaran Air
Pencemaran air menyebabkan penurunan kualitas
air dan membahayakan makhluk hidup. Di beberapa
negara berkembang, pembuangan limbah air dan
sampah langsung ke sungai dan laut merupakan
pemandangan yang sering dijumpai. Air pada saluran
pembuangan juga digunakan untuk keperluan minum,
memasak, mandi, dan mencuci pakaian. Keadaan ini
sangat memungkinkan timbulnya penyakit dan tingkat
kematian bayi yang tinggi. Bahan pencemar dari
sampah yang tidak membusuk seperti plastik dan karet
dapat terdampar dan menumpuk di sepanjang pantai.
Selain sampah, sumber pencemaran air yang lain
adalah minyak dari kapal tanker dan industri.
Tumpahan minyak yang berasal dari kecelakaan kapal tanker
merusak ekosistem laut dan mematikan ribuan ikan, burung, dan
hewan lain. Perairan laut menjadi tercemar, pariwisata pantai
terganggu, dan kesehatan penduduk menurun. Kadang-kadang
minyak yang mencemari laut dapat juga berasal dari kapal,
pelabuhan, dan industri yang berada di dekat laut.
Kegiatan pertanian turut menyumbang pencemaran air
permukaan dan air tanah. Penggunaan pupuk kimia yang
meningkat telah menyebabkan masalah pencemaran air semakin
meluas dari sebelumnya. Bahan kimia dalam tanah merembes ke
dalam air tanah dan mencemarinya. Ketika hujan berlangsung,
bahan kimia dalam tanah juga larut menuju sistem sungai. Bahan
kimia ini memacu pertumbuhan alga dan plankton dengan cepat.
c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara paling mudah menyebar. Pembakaran
bahan bakar fosil menjadi penyebab utama pencemaran udara,
khususnya berasal dari kendaraan bermotor, industri, dan
pembangkit listrik. Sejumlah besar bahan pencemar dilepaskan
ke atmosfer sejak Revolusi Industri. Partikel asap dan gas seperti
sulfur oksida (SO
x
), karbon monoksida (CO), dan karbon dioksida
(CO
2
) dihasilkan dari proses pengolahan atau manufaktur.
Kendaraan bermotor mengeluarkan nitrogen oksida (NO
x
) yang
kemudian menjadi asap setelah bereaksi dengan sinar ultravio-
let. Asap ini dapat menyebabkan sesak napas dan pedih di mata.
Pembakaran hutan dan kayu bakar juga menyebabkan pen-
cemaran udara. Asap dari pembakaran hutan Indonesia, terutama
dari Sumatra dan Kalimantan setiap tahun menjadi masalah bagi
negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Asap membatasi
jarak pandang sehingga lalu lintas kendaraan bermotor dan pe-
nerbangan terganggu. Asap hasil pembakaran hutan juga dapat
Sumber:
Alam Asli Indonesia, halaman 277
Gambar 7.35
Pencemaran air
Pertumbuhan alga dan plank-
ton yang cepat dalam air dapat
menyebabkan eutrofikasi.
Jelaskan proses terjadinya
eutrofikasi secara singkat!
Sumber:
www.bath.ac.uk
Gambar 7.36
Asap pabrik.
GEOGRAFI Kelas XI
194
mengganggu pernapasan. Sedang di perkotaan
pencemaran udara banyak ditimbulkan oleh industri
dan kendaraan bermotor.
Gas dari batu bara dan kayu bakar yang tidak
terbakar habis, asap jelaga, debu, karbon monoksida,
dan gas hidrokarbon banyak dilepaskan ke udara dan
mencemarinya. Bahan pencemar ini menyebabkan
iritasi mata, gangguan jalan napas, dan meningkatkan
penyakit kanker paru-paru dalam jangka panjang.
Sumber:
Our World a Closer Look, halaman 191
Gambar 7.37
Kebakaran hutan.
Berikan contoh-contoh kasus pencemaran tanah, air, dan udara di
Indonesia yang merusak lingkungan hidup. Kamu dapat mencari contoh
kasusnya dari berbagai media seperti koran, majalah, dan internet.
Kemudian, diskusikan dengan temanmu mengenai penyebab, dampak
terhadap lingkungan, dan usaha mengatasinya.
Pada tahun 1997 dan
1998, asap menyelimuti
banyak wilayah di Asia
Tenggara, yang meliputi
Malaysia, Singapura,
Thailand, dan Brunei
Darussalam. Asap ini
menyebabkan pedih di
mata. Muncul asap dise-
babkan pembakaran
hutan yang tidak ter-
kendali di wilayah
Sumatra dan Kalimantan. Pembakaran hutan ini dilakukan oleh pemilik hak
penguasaan hutan untuk membuka lahan hutan. Sejumlah 220–290 juta
ton karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer dan lebih dari 1 juta hektare
hutan rusak. Diperkirakan kerugian dari pencemaran udara ini adalah
10 triliun rupiah. Sampai saat ini, kabut asap seolah menjadi langganan
tahunan bagi Indonesia.
Sumber:
Our World A Closer Look, halaman 207
4. Pemanasan Global
Atmosfer yang menyelubungi Bumi berperan penting bagi
kehidupan di Bumi. Seandainya Bumi tidak memiliki atmosfer maka
semua kehidupan akan musnah terbakar sinar matahari. Bumi
memiliki mekanisme alamiah menjaga kehangatan agar kehidupan
tetap berlangsung. Mekanisme ini dikenal dengan efek rumah kaca
(
green house effect
). Gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO
2
),
uap air (H
2
O), metana (NH
4
), nitrogen oksida (NO
x
) terdapat secara
alamiah di atmosfer. Gas-gas tersebut menahan panas sinar Matahari
dan menjaga kestabilan temperatur Bumi sekitar 15°C.
195
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Pada tahun-tahun terakhir ini telah terjadi kenaikan
temperatur udara. Kenaikan temperatur ini disebabkan
oleh peningkatan sejumlah gas-gas rumah kaca di atmosfer.
Kenaikan temperatur di seluruh permukaan Bumi dikenal
dengan pemanasan global (
global warning
). Apakah
kegiatan manusia yang menyebabkan pemanasan global?
Ada dua jenis kegiatan manusia yang menyebabkannya,
yaitu industri dan pertanian.
a. Industri
Pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi
kebutuhan energi telah meningkatkan gas-gas rumah
kaca. Pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar
minyak bumi dan batu bara, serta mesin-mesin
kendaraan bermotor banyak melepaskan sejumlah gas-
gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO
2
), sulfur
dioksida (SO
2
), dan nitrogen oksida (NO
x
) ke atmosfer.
Penggunaan Klorofluorokarbon/KFK (
Chloro-
fluorocarbon
(CFC) pada penyejuk udara (
air
conditioner
) dan lemari es (
refrigerator
) menjadikan
gas KFK ikut dilepaskan ke atmosfer. Gas KFK juga
dilepaskan ke udara pada saat lemari es dan
air
conditioner
rusak dan ditumpuk sebagai sampah. Lebih
jauh, pemanasan global ini mengakibatkan penipisan
lapisan ozon.
b. Pertanian
Pertanian berkaitan dengan kegiatan bercocok
tanam dan penggembalaan. Kegiatan penanaman di
sawah dan penggembalaan ternak menghasilkan gas
metana (CH
4
) yang dilepaskan ke atmosfer. Nitrogen
oksida (NO
x
) dilepaskan ke atmosfer ketika pupuk
yang mengandung nitrogen digunakan dalam pertani-
an. Karbon dioksida (CO
2
) yang dihasilkan dari
pembakaran bahan organik seperti kayu dan kotoran
hewan juga dilepaskan ke atmosfer. Penggundulan
hutan secara ekstensif untuk pembukaan lahan
pertanian turut mengurangi kemampuan tanah dalam
mengubah karbon dioksida di atmosfer.
Kegiatan pertanian telah mengubah komposisi gas-
gas dan rumah kaca dan menambah panas atmosfer.
Temperatur atmosfer yang lebih tinggi dapat melelehkan lapisan
es di kutub dan gletser. Penambahan panas di Bumi juga
meningkatkan temperatur air dan menyebabkan permukaan air
laut naik. Diperkirakan, kenaikan temperatur global sebesar 4°C
akan menambah ketinggian laut antara 6,5–16,5 meter.
Banyak kota-kota besar di dunia berada di dataran pantai yang
rendah. Sumber-sumber makanan penting untuk mencukupi
kebutuhan pangan banyak dihasilkan dari daerah delta dan
dataran banjir. Kenaikan permukaan laut akan menggenangi
daerah-daerah kota itu dan menyebabkan kerusakan besar dan
mematikan kehidupan.
Sumber:
Dunia Kita dalam Bahaya, halaman 28
Gambar 7.38
Efek rumah kaca.
Sumber:
Kompas, 11 Mei 2006
Gambar 7.39
Industri
Sumber:
www.soil-climate.or.id
Gambar 7.40
Kegiatan pertanian mengubah gas-gas
rumah kaca dan menambah panas
atmosfer.
GEOGRAFI Kelas XI
196
Kandungan gas karbon dioksida
(CO
2
) di atmosfer hanya 0,03%,
tetapi menjadi gas yang paling
berpengaruh terhadap efek
rumah kaca. Diperkirakan kan-
dungannya meningkat lebih dari
25% dalam 1,5 abad terakhir.
Selama rentang waktu tersebut
temperatur permukaan Bumi
telah meningkat sekitar 0,7°C.
Para ahli memperkirakan tem-
peratur akan meningkat
1–3,5°C pada abad mendatang.
Sumber:
Dokumen Penulis
CO
2
CO
2
Lingkungan hidup merupakan ruang bagi kehidupan makhluk hidup.
Pengelolaan lingkungan hidup perlu dilakukan untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan hidup yang baik
akan meminimalkan dampak negatif pembangunan dan meningkatkan
kemampuan lingkungan sehingga pembangunan berdampak positif bagi
kehidupan, serta kelestarian lingkungan dapat terjaga. Salin dan lengkapi
rangkuman ini dalam buku catatanmu!
A. Arti Penting Lingkungan Hidup bagi Manusia
1. Menurut Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Nomor . . . Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan . . . dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk . . .
dan . . .nya, yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
2. Komponen . . . membentuk lingkungan alam dan komponen manusia
membentuk lingkungan . . . .
3. Dalam menyesuaikan dengan lingkungan, manusia dipengaruhi
faktor . . ., yang berkaitan dengan pengetahuan, . . ., dan peralatan
yang dimilikinya.
B. Manfaat Lingkungan Hidup bagi Pembangunan Berkelanjutan
1. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 adalah upaya sadar
dan terencana, yang memadukan . . ., termasuk sumber daya, ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, . . .,
dan . . . generasi masa kini, dan generasi . . . .
2. Muara dari pembangunan nasional adalah mencapai pertumbuhan
. . . dan meningkatkan . . . bagi penduduknya.
3. Komisi dunia untuk lingkungan dan pembangunan mengenalkan
konsep pembangunan berkelanjutan (
sustainable development
)
pada tahun . . . . Dengan konsep ini maka negara dapat melanjutkan
. . . untuk mencapai taraf hidup lebih tinggi tanpa merusak dan
membahayakan . . . .
197
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
4. Konferensi tingkat tinggi pembangunan berkelanjutan tahun 1992
diselenggarakan di . . . dan menghasilkan konsep pembangunan
berkelanjutan yang tersusun dalam Agenda. . . .
5. Masalah mendesak di Indonesia yang dibahas dalam Konferensi
Tingkat Tinggi Indonesia untuk pembangunan berkelanjutan adalah:
a. Pengentasan . . . .
b. Tata . . . yang baik dan masyarakat madani.
c. Pola produksi dan . . . yang berkelanjutan.
d. Perlindungan . . . dan lingkungan.
e. Kemitraan.
f. Pendanaan.
g. . . . pembangunan berkelanjutan.
6. Dalam pembangunan berkelanjutan, laju penipisan sumber daya
alam yang tidak terbarui seperti bahan tambang, harus diimbangi
dengan biaya sewa . . . .
7. Tiga pilar pembangunan berkelanjutan menurut Deklarasi
Johannesburg, yaitu ekonomi, . . ., dan sosial.
8. Keberlanjutan pembangunan nasional ditentukan oleh lima aspek:
a. . . . .
b. Ekonomi
c. Sosial
d. Budaya
e. . . . .
9. Reklamasi untuk mendapatkan lahan baru dapat dilakukan dengan
tiga cara, yaitu:
a. Pengeringan rawa
b. . . . .
c. Pengeringan laut
10. Untuk meningkatkan hasil panen pada lahan garapan perlu
memerhatikan kondisi fisik, yaitu . . . ., relief, dan kesuburan tanah.
11. Peningkatan luas lahan garapan dapat dilakukan dengan usaha:
a. Pembukaan . . . .
b. Pengairan pada lahan kering.
c. Pemanfaatan lahan . . . .
d. . . . pada lahan gersang.
e. . . . pada lahan miring.
12. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berhasil
mengembangkan sarana transportasi, yang diawali dengan
penemuan . . . dan awal abad XIX ditemukan . . . .
C. Dampak Positif Pembangunan
1. Keberhasilan atau dampak positif pembangunan dapat diukur
dengan:
a. Indikator . . . .
b. Indikator . . . .
c. Indikator gabungan.
2. Di bidang ekonomi, dampak positif pembangunan ditunjukkan oleh
peningkatan:
a. . . . .
b. Fasilitas transportasi dan komunikasi.
c. Konsumsi . . . .
d. Tenaga kerja di sektor industri.
3. Peningkatan kualitas hidup penduduk ditunjukkan oleh angka . . .
serta . . . dan kesejahteraan.
GEOGRAFI Kelas XI
198
4. Indikator kesehatan penduduk diwakili angka . . . dan angka kematian
bayi.
5. Indikator gabungan oleh
United Nations Development Programs
(UNDP) disebut dengan indeks . . . (HDI) yang bernilai 0 – 1.
D. Dampak Negatif Pembangunan
1. Degradasi lingkungan yang merupakan dampak negatif
pembangunan dapat berbentuk:
a. . . . hutan
b. Penggersangan lahan.
c. . . . air, tanah, dan udara.
d. . . . global.
e. Penipisan lapisan . . . .
2. Penggundulan hutan dapat ditimbulkan oleh kegiatan:
a. Pembangunan permukiman.
b. Perluasan lahan . . . .
c. Penggunaan bahan bakar . . . .
d. . . . .
e. . . . terbuka.
3. Pencemaran udara meningkat tajam sejak Revolusi . . . gas-gas
pencemaran udara seperti . . ., CO
2
, dan . . . dihasilkan dari proses
pengolahan atau manufaktur. Sedang pencemaran udara dari
kendaraan bermotor ditimbulkan oleh gas . . .
4. Pemanasan global disebabkan oleh kegiatan . . . dan . . . .
Pembakaran bahan bakar fosil oleh industri dan kendaraan bermotor
banyak melepaskan gas . . . seperti CO
2
, SO
2
, dan NO
2
ke udara.
5. Gas . . . menjadi penyebab utama penipisan ozon. Bahkan, lapisan
ozon telah bocor atau berlubang akibat gas ini di atas wilayah . . . .
A.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Apakah yang dimaksud lingkungan hidup menurut Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1997, dan lingkungan hidup
menurut aspek biologi, fisik manusia, dan sosial?
2. Apakah yang dimaksud pembangunan dan pembangunan
berkelanjutan? Beri contohnya!
3. Jelaskan lima aspek yang menentukan keberlanjutan
pembangunan!
4. Jelaskan indikator yang menunjukkan dampak positif
pembangunan!
5. Jelaskan bentuk degradasi lingkungan dan sebutkan
penyebabnya!
199
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
B.
Belajar dari masalah.
Boleh dikata, tidak ada kota-kota besar di dunia, termasuk
Indonesia, terhindar dari masalah lingkungan yang berupa
pencemaran udara. Sebagai contoh, Jakarta dan Surabaya dari
tahun ke tahun terjadi peningkatan gas-gas pencemaran udara yang
dapat menimbulkan masalah kesehatan. Selain banyak industri
yang berdiri, pencemaran udara di kota-kota besar disebabkan oleh
peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Gas-gas buangan hasil
pembakaran bahan bakar fosil (bensin dan solar) yang keluar dari
knalpot menjadikan udara kota tercemar. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di
dunia pernah sesekali menghirup udara yang tercemar. Beberapa
usaha telah dilakukan untuk mengatasi pencemaran udara di kota-
kota besar.
Coba carilah informasi selengkap mungkin mengenai
pencemaran udara dengan teman sebangkumu. Informasi dapat
diperoleh dari media cetak, media elektronik, dan internet.
Informasi yang harus didapatkan adalah:
a. Zat-zat yang mencemari udara.
b. Dampak negatif dari zat-zat pencemaran udara terhadap
manusia.
c. Jenis erosi gas buang yang keluar dari kendaraan.
C.
Tugas.
Kota-kota sering kali dihadapkan pada permasalahan
lingkungan akibat dari kegiatan penduduknya. Sampah menjadi
masalah lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Bau busuk
Sumber:
www.ucar.edu
Sumber:
www.rendymaulana.com
GEOGRAFI Kelas XI
200
dan air rembesan yang keluar dari tumpukan sampah menjadikan
udara dan tanah di sekitarnya tercemar. Masalah sampah, bahkan
dapat memengaruhi kredibilitas pemimpin daerah jika tidak
ditangani dengan baik, seperti yang terjadi di sebuah kota di Jawa
Barat belum lama ini.
Seandainya kamu menjadi salah satu calon yang akan dipilih
menjadi kepala dinas kebersihan kota melalui tes kecakapan yang
berkaitan dengan sampah ada baiknya kamu mempersiapkan diri
belajar tentang sampah. Cobalah jawab pertanyaan berikut ini
untuk meyakinkanmu bahwa kamu layak untuk dipilih menjadi
kepala dinas kebersihan kota.
1. Apakah yang dimaksud sampah? Dari manakah sumber
sampah?
2. Sebutkan tiga jenis sampah dan beri contohnya!
3. Jelaskan tata cara pengelolaan sampah yang umum dilakukan!
4. Apakah yang dimaksud
reduce
,
reuse
, dan
recycle
dalam
penanganan sampah?
5. Sebutkan keuntungan-keuntungan dari proses daur ulang
sampah!