Gambar Sampul Sosiologi · Bab V Publikasi Hasil Penelitian Sosial
Sosiologi · Bab V Publikasi Hasil Penelitian Sosial
Atik Catur Budiati

24/08/2021 15:36:36

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

111

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

z

Hasil Penelitian Sosial

z

Laporan Penelitian

Kata kunci

Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajari dan

ingatlah beberapa kata kuncinya!

Bab V

Sumber gambar:

GECC Magazine Vol 4 Th II Nov 1991

Tujuan Pembelajaran:

Sesudah kalian aktif mengikuti pokok bahasan dalam bab ini, diharapkan kalian dapat

mengetahui cara menginformasikan hasil penelitian sosial.

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

Publikasi Hasil

Penelitian Sosial

Fungsi Penelitian

Sosial

Jenis Penelitian

Sosial

Kerangka Laporan

Penelitian Sosial

Teknik Penulisan

Laporan Penelitian

Notasi Ilmiah

Gaya Penulisan

Rambu-rambu Penelitian

Desertasi

Te s i s

Skripsi

Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Keperluan Lembaga Masyarakat

Publikasi Ilmiah

Abstrak

Rumusan Masalah

Tinjauan Masalah

Teori dan Metode

Simpulan

Temuan dan Interprestasi

meliputi

adalah

terdiri

dari

terdiri

dari

terdiri

dari

Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajarilah peta

konsepnya!

112

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi metode

ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Demikian juga penulisan ilmiah pada

dasarnya juga merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang

dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Untuk itu maka mutlak diperlukan

penguasaan yang baik mengenai hakikat keilmuan agar dapat melakukan

penelitian ilmiah dan sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis.

Nah, langkah terakhir bagi seorang peneliti dalam melaksanakan

kegiatan keilmuannya itu (penelitian ilmiah) adalah menyusun dan

mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada khalayak ramai (umum).

Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat

kita temui dalam berbagai pedoman penulisan. Namun pemilihan bentuk

dan cara penulisan dari khasanah yang tersedia tersebut merupakan

masalah selera dan preferensi perorangan dengan memperhatikan berbagai

faktor lainnya seperti masalah apa yang sedang dikaji, siapakah pembaca

tulisan ini, dan dalam rangka kegiatan keilmuan apakah karya ilmiah ini

disampaikan.

Untuk itulah, sebelum dibicarakan lebih lanjut tentang teknik-teknik

penulian ilmiah serta cara-cara bagaimana seorang peneliti ilmu sosial

harus menulis (mengkomunikasikan, menginformasikan) hasil

penelitiannya itu secara ilmiah dan mudah dipahami, di sini akan

diterangkan terlebih dahulu tentang fungsi, jenis dan bentuk-bentuk

laporan penelitian ilmiah, serta bagaimana kerangka serta isi dari laporan

hasil penelitian ilmiah itu, sehingga segala sesuatunya menjadi lebih jelas.

Sumber:

Dok. Penerbit

Gambar 5.1

Hasil-hasil penelitian sosial banyak terdapat di perpustakaan

113

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

A.

Fungsi, Jenis dan Bentuk Laporan Penelitian

1.

Fungsi Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian yang dibuat oleh peneliti pada akhir kegiatan

penelitianny

a, antara lain memiliki beberapa keperluan. Pertama, (terutama

yang banyak dikenal di perguruan tinggi-perguruan tinggi), yakni laporan

hasil penelitian itu dimanfaatkan untuk keperluan studi akademis. Karena

dalam hal ini, bahwa setiap mahasiswa yang akan mengakhiri masa studi,

salah satu syarat atau tuntutan akademisnya ialah diwajibkan mengada-

kan penelitian dan menyusun skripsi (bagi S1), dan tesis (bagi S2), serta

disertasi (untuk S3). lama proses penelitian hingga penyusunannya, mereka

akan mendapat pengarahan serta petunjuk dari para dosen yang menjadi

pembimbing serta penanggungjawabnya.

Sumber:

Dok. Penerbit

Gambar 5.2

Di perguruan tinggi, kegiatan penulisan laporan hasil penelitian dimanfaatkan

untuk keperluan studi akademis

Di samping itu, penulisan laporan hasil penelitian juga berfungsi atau

dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan.

Penelitian yang demikian biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga

penelitian. Misalnya saja, di tingkat pusat ada yang namanya LIPI

(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan juga lembaga-lembaga

lainnya, di daerah juga ada lembaga-lembaga penelitian daerah, serta

lembaga-lembaga penelitian yang ada perguruan-perguruan tinggi.

114

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Penulisan laporan hasil penelitian yang dikelola oleh lembaga-lembaga

tersebut terutama dilakukan untuk keperluan pengembangan ilmu

pengetahuan.

Sementara itu ada pula beberapa penelitian yang dilakukan karena

keperluan lembaga masyarakat, lembaga pemerintahan, atau lembaga-

lembaga bisnis tertentu, atau dengan kata lain, penelitian yang semacam

ini dilakukan untuk keperluan suatu lembaga tertentu. Dalam hal ini, oleh

karena penelitian tersebut dilakukan atas "pesanan" lembaga tertentu,

maka penyusunan laporannyapun dengan sendirinya dapat dibuat

sedemikian rupa sehingga hasilnya sesuai dengan keinginan (keperluan)

si pemesan tersebut. Dengan demikian ada bahaya yang mengancam bagi

penelitian pesanan, yakni "pemesan" dapat ikut mengatur "skenario hasil

penelitian yang dilakukan". Atau dengan kata lain, hasil akhir penelitian

akhirnya dapat dipengaruhi oleh pemesan penelitian, mungkin untuk

keperluan politik tertentu, untuk keperluan strategi dagang, dan lain-lain

yang semacamnya. Oleh karena itu, seorang peneliti hendaknya tetap

berpegang teguh pada etika (kode etik) penelitian, sehingga seberapapun

besarnya intervensi yang ia terima, ia akan tetap membuat laporan

penelitian apa adanya. Jadi bagi seorang peneliti hendaknya tetap obyektif

walaupun dalam banyak hal ia akan menghadapi kesukaran-kesukaran.

Yang terakhir, penulisan laporan hasil penelitian dapat juga

dimanfaatkan untuk keperluan publikasi ilmiah. Namun hal ini sebenarnya

ada kaitannya pula dengan fungsi penulisan laporan penelitian sebagai

pengembangan ilmu pengetahuan. Hanya saja, fungsi terakhir ini lebih

mengarah pada publikasi ilmiah karena suatu dorongan tertentu. Misalnya

saja, seorang peneliti yang bekerja di sebuah lembaga penelitian tertentu,

atau seorang dosen yang mengajar di perguruan tinggi tertentu sangat

memerlukan "angka kredit" untuk keperluan pengembangan karier

profesionalnya, misalnya kenaikan pangkat. Sedangkan motivasi atau

keinginan semacam itu dapat dicapai secara efektif dan efisien, apabila

seorang peneliti atau dosen tersebut banyak melakukan penelitian dan

hasilnya dipublikasikan di majalah atau jurnal-jurnal ilmiah.

2.

Jenis dan Bentuk-Bentuk Laporan Penelitian

Fungsi penulisan laporan penelitian sebagaimana diuraikan di atas,

sangat erat kaitannya dengan jenis dan bentuk-bentuk laporan penelitian

itu sendiri. Jenis pertama ialah yang dilakukan oleh mahasiswa S1 pada

akhir tahun studinya yang menulis skripsi, serta mahasiswa S2 yang

menulis tesis. Demikian pula halnya bagi mahasiswa tingkat studi S3 yang

115

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

juga diwajibkan menyusun disertasi. Skripsi, tesis, maupun disertasi

mempunyai bentuk khusus yang biasanya mengikuti aturan dan model

tertentu yang ditetapkan oleh suatu perguruan tinggi.

Jenis dan bentuk kedua ialah publikasi ilmiah yang dilakukan oleh

peneliti pada majalah ilmiah seperti jurnal. Skripsi, tesis, dan disertasi

mempunyai tata aturan yang ketat dan kaku dalam pola dan cara

penulisannya. Namun pada bentuk publikasi ilmiah (misalnya jika skripsi,

tesis, dan disertasi akan dipublikasikan), aturan itu menjadi cukup longgar,

dan penyusun laporan hasil penelitian cukup luwes untuk menentukan

sendiri gaya penulisannya, misalnya dengan menyesuaikan pola

penulisannya dengan target

audience

atau pembacanya.

Jenis dan bentuk ketiga ialah laporan penelitian yang ditujukan kepada

para pembuat keputusan atau kebijaksanaan. Bentuk demikian oleh

penulis dinamakan bentuk eksekutif. Bentuk ini agak lain dibandingkan

dengan bentuk pertama karena pembacanya sekaligus akan menjadi

pemakai hasil penelitian, sedangkan waktu dan kesibukan kegiatan para

pemakai hasil penelitian tersebut menyita hampir seluruh kehidupan

profesionalnya. Oleh karena itu, laporan bentuk seperti itu harus disajikan

secara singkat, namun tetap padat berisi, tidak boleh dipenuhi dengan

jargon-jargon "ilmiah" yang bagi mereka bisa membosankan, serta

diusahakan agar tetap bersifat argumentatif dan persuasif.

Bentuk yang terakhir adalah bentuk tulisan sebagai laporan hasil

penelitian yang dilemparkan kepada masyarakat awam. Bentuk laporan

yang semacam ini biasanya dimuat sebagai artikel dalam koran. Bentuk

seperti ini menuntut cara penyajian tersendiri, sebab para pembacanya terdiri

atas orang-orang awam

sehingga penyajiannya

hendaknya dilakukan

secara "ilmiah populer".

Cara penyajian demikian

menuntut agar bahasanya

disusun secara sederhana,

mudah dipahami, dan lebih

singkat, namun harus tetap

diusahakan agar hakikat

hasil penemuan tetap dapat

terkomunikasikan kepada

para pembacanya.

Sumber:

www.tempophoto.com

Gambar 5.3

Surat kabar merupakan salah satu bentuk

media penyampaian penelitian kepada masyarakat.

116

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Fakta Sosial

“Coba kembangkan rasa ingintahu kalian!”

Coba perhatikan gambar salah satu gedung lembaga penelitian

universitas di bawah ini dan jawablah pertanyaan berikut!

1.

Bagaimana caranya lembaga

penelitian universitas itu

mengkomunikasikan hasil

penelitiannya?

2.

Jenis-jenis penelitian apa yang

biasanya dilakukan lembaga

tersebut?

3.

Untuk dapat menjawab ketiga

pertanyaan tersebut kalian

dapat mencari informasi di

salah satu lingkungan kampus

yang terdekat dengan tempat

tinggal kalian!

B.

Kerangka dan Isi Laporan Penelitian

Berdasarkan uraian sebelumnya, kita setidak-tidaknya telah mengenal

adanya empat jenis dan bentuk dari laporan penelian ilmiah. Namun

karena adanya jenis dan bentuk laporan penelitian yang berbeda itupula,

sehingga kita juga agak kesulitan untuk menentukan unsur-unsur mana

saja yang harus dilaporkan, karena berarti akan sangat tergantung dari

jenis serta laporan penelitiannya. Meskipun demikian, dalam laporan

penelitian yang lengkap maka semua unsur laporan penelitian harus

dimasukkan, seperti abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/grafik/

gambar, rumusan permasalahan yang diteliti, tinjauan literatur (kajian

pustaka), asumsi dasar dan teori (bila ada), hipotesis (bila ada), metode

penelitian yang dipakai, temuan-temuan data, analisis dan/atau interpretasi

data, rangkuman dan/simpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan lampiran.

Dari sejumlah unsur-unsur yang akan menjadi isi laporan penelitian

itu, ada beberapa hal yang cukup penting sehingga perlu dibahas dalam

pembelajaran ini seperti abstrak, rumusan masalah, tinjauan pustaka, teori

dan metode yang digunakan, temuan dan interpretasi, serta kesimpulan.

Sumber:

www.tempophoto.com

117

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

Untuk itulah, agar kalian mengetahui lebih jelas tentang bagaimana isi serta

kerangka laporan penelitian, (khusunya laporan penelitian di bidang sosial-

budaya), maka simak dan cermatilah seluruh penjelasan berikut ini.

1.

Abstrak

Sebuah abstrak antara lain berisi uraian singkat tentang permasalahan,

teori dan metode y

ang dipakai, dan temuan data. Abstrak dapat membantu

pembaca mengetahui garis besar persoalan, metode, dan temuan data yang

ada dalam laporan penelitian itu. Kegunaan praktis lainnya, abstrak itu

dapat dipakai untuk keperluan pemuatan abstrak untuk terbitan berkala

tentang penelitian-penelitian. Diharapkan dengan membaca abstrak itu,

para pembaca yang tertarik untuk memahami lebih jauh laporan penelitian

akan menyerukan membacanya dengan seksama. Sedangkan bagi

pembaca yang tidak tertarik, atau mungkin tidak memiliki waktu yang

cukup guna membaca seluruh isi laporan, maka hanya dengan membaca

abstrak ia sudah bisa mengetahui isi laporan, meskipun hanya secara garis

besar saja.

2.

Rumusan Masalah

Setiap masalah yang diteliti harus dilaporkan dengan jelas. Apakah

permasalahan itu bersifat deskriptif, eksploratif, atau eksplanatif, haruslah

dinyatakan secara jelas. Haruslah dijelaskan aspek permasalahan sosial

dan/atau aspek permasalahan akademik/teoritiknya. Sedangkan secara

teknis, permasalahan penelitian tersebut hendaknya ditulis dengan bahasa

serta kalimat yang jelas (mudah dipahami) serta operasional.

3.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka (kajian teoritik) antara lain berisi uraian tentang

penelitian-penelitian sebelumnya, tentang permasalahan yang sama atau

yang serupa. Setiap penelitian dan hasilnya haruslah ditempatkan dalam

konteks

body of knowledge

-nya. Untuk itu, peneliti perlu menjelaskan

kepada orang lain di mana "letak" penelitiannya. Selain itu, dalam tinjauan

pustaka peneliti juga perlu meninjau secara kritis data yang sudah

ditemukan sebelumnya, analisis-analisis apa yang sudah dilakukan

sebelumnya, faktor-faktor yang belum diperhatikan oleh penelitian-

penelitian sebelumnya, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan

logika yang ada dalam penelitian-penelitian sebelumnya, dan persetujuan

atau ketidaksetujuan di antara penelitian sebelumnya.

118

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

4.

Teori dan Metode yang Digunakan

Temuan-temuan dan simpulan-simpulan dapat membuat orang lain

frustasi apabila mereka tidak dapat secara jelas mengetahui kerangka

teoritik, ruang lingkup penelitian, serta metode dan teknik-teknik

memperoleh temuannya. Makna temuan ilmiah sangat tergantung dari

cara atau teknik pengumpulan data serta analisisnya. Oleh karena itu ada

beberapa hal yang juga perlu dilaporkan secara tegas dalam hal ini, seperti

teori-teori atau asumsi dasar yang dipakai (bila ada), hipotesis-hipotesis

(bila ada), populasinya, samplingnya, serta metode pengumpulan data dan

analisisnya.

5.

Temuan dan Interpretasi

Presentasi temuan data dan

interpretasi harus terintegrasikan

dalam keseluruhan pemikiran

yang logis. Ini amat penting bagi

pengembangan ilmu. Namun

demikian, para pembaca juga

harus mudah membedakan

temuan-temuan data dengan

interpretasi atas temuan-temuan

data itu. Oleh karena proses

pengorganisasiannya harus jelas,

dan dilakukan secara cermat serta

seefisien dan seefektif mungkin.

Misalnya saja, pengorganisasian-

nya dapat dilakukan dengan

menempatkan temuan data diikuti

interpretasi secara bergantian, atau dengan menempatkan seluruh temuan-

temuan data secara tersendiri, dan baru kemudian diinterpretasikan secara

tersendiri pula. Hal ini amat penting, sebab para pembaca juga harus

dapat menganalisis atau menginterpretasikan sendiri temuan-temuan data

yang sama dengan analisis serta interpretasi-interpretasinya sendiri pula.

6.

Simpulan

Simpulan merupakan hasil penelitian. Dalam simpulan tidaklah perlu

ditampilkan penjelasan-penjelasan rinci, akan tetapi yang perlu ditampilkan

adalah temuan-temuan yang penting, dan (bila ada) juga perlu dijelakan

hubungan antara temuan data dengan hipotesis yang diajukan. Simpulan

Dinamika Sosial

Ditinjau dari aspek jenis pengutaraan

pendapat (narasi, argumentasi/persuasi,

deskripsi, dan eksposisi), maka pada

dasarnya laporan penelitian itu termasuk

jenis eksposisi sebagai pengutaraan

pendapat jenis eksposisi, maka fungsi

utamanya (laporan penelitian) bukanlah

menciptakan gambaran rinci kepada

pembaca, bukan pula meyakinkan atau

mempersuasi pembaca untuk menerima ide-

ide tertentu, tetapi menjelaskan informasi

atau ide-ide tentang: latar belakang masalah,

rumusan masalah, kerangka teoritik,

hipotesis (bila ada), metode, ruang lingkup

penelitian, temuan data, analisis data,

interpretasi atas temuan data, kesimpulan,

dan saran-saran.

119

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

antara lain berisi pernyataan apa yang sudah ditemukan tentang obyek

yang diteliti dalam konteks kerangka teoritik. Ia tidak boleh menyimpulkan

sesuatu yang tidak diteliti dalam konteks dan jangkauan penelitian.

Di samping itu, kendala-kendala apa saja yang dihadapi selama penelitian,

dan saran-saran serta cara-cara apa yang harus ditunjukkan guna

mengatasinya juga perlu diungkapkan di sini.

Unsur-unsur laporan penelitian yang juga akan mengisi (menjadi isi)

laporan hasil penelitian, sebenarnya telah terungkap ketika kita membaca

(mengetahui) daftar isi dari suatu laporan penelitian. Namun begitu, yang

tertulis dalam daftar isi tersebut barulah kerangka lengkapnya saja. Atau

dengan kata lain, daftar isi yang mengungkapkan isi sebuah penelitian

pada hakikatnya merupakan kerangka lengkap sebuah laporan penelitian.

Adapun secara lebih lengkap kerangka sebuah penelitian itu akan berisi

(meliputi) hal-hal sebagai berikut:

A. Bagian Depan,

antara lain berisi:

Halaman Judul

Abstrak

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel/Grafik/Gambar/Lampiran

B. Bagian Tengah (Isi),

antara lain memuat:

BAB I PENDAHULUAN, yang berisi:

1.

Latar Belakang Masalah

2.

Identifikasi Masalah

3.

Pembatasan Masalah

4.

Perumuan Masalah

5.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, yang berisi antara lain:

1.

Kajian Teoritik

2.

Pengajuan Hipotesis (bila ada)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN, yang antara lain

memuat:

1.

Tempat dan Waktu (jadwal) Penelitian

2.

Populasi dan Sampel (bila ada)

120

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

3.

Metode Penelitian

4.

Variabel Penelitian (bila ada)

5.

Instrumen Penelitian

6.

Teknik Pengumpulan Data (Teknik Sampling/bila ada)

7.

Teknik Keabsahan Data

8.

Teknik Pengolahan Data/Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN, yang antara lain berisi:

1.

Deskripsi Data

2.

Pengujian Persyaratan Analisis (bila ada)

3.

Pengujian Hipotesis (bila ada)

4.

Diskusi dan Interpretasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN, yang akan

menguraikan:

1.

Simpulan Penelitian

2.

Implikasi Hasil Penelitian

3.

Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA

C. Bagian Belakang (Akhir),

antara lain akan berisi:

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kerangka dan Isi laporan penelitian di atas bersifat luwes, artinya bagi

seorang tidak perlu memaksakan diri bahwa sebuah kerangka

penelitiannya harus berisi seluruh unsur-unsur sebagaimana disebutkan

di atas, namun harus disesuaikan dengan jenis penelitian serta bentuk-

bentuk laporan penelitian yang akan dibuatnya. Oleh karena setiap jenis

penelitian maupun bentuk-bentuk laporan penelitian memuat unsur-unsur

penelitian yang berbeda-beda sehingga kerangka maupun isi suatu laporan

penelitian juga akan berbeda-beda pula, jadi tergantung dari masing-

masing karakteristis suatu jenis penelitian maupun bentuk-bentuk laporan

yang ditulisnya. Atau dengan kata lain, bahwa bentuk maupun isi

kerangka sebuah laporan penelitian bersifat luwes, artinya bisa ditambah,

dikurangi, ataupun tidak ditambah/dikurangi sama sekali, jadi tergantung

dari jenis penelitian maupun bentuk laporan yang akan ditulisnya, atau

dikatakan bersifat situasional dan kondisional.

121

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

Fakta Sosial

“Mari tumbuhkan wawasan kebinekaan kalian!”

Perhatikan gambar di samping!

Melalui membaca di perpustakaan

sekolah, maka salah satu manfaatnya

mengetahui keanekaragaman buda-

ya yang ada di Indonesia.

Coba lakukan penelitian tentang

minat baca pelajar di sekolah kalian

terhadap buku-buku tentang kebine-

kaan budaya!

C.

Teknik Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Sebuah karangan atau tulisan, baru dapat dikatakan ilmiah apabila

ditulis menggunakan teknik serta kaidah-kaidah penulisan secara ilmiah.

Beberapa persyaratan sebuah tulisan (karangan) dikatakan ilmiah antara

lain adalah menyangkut gaya penulisan (termasuk menggunakan bahasa

yang baik dan benar, atau menggunakan bahasa baku), serta ditulis dengan

teknik penulisan yang benar pula (ilmiah). Dengan demikian penulisan

sebuah karangan atau tulisan ilmiah, apakah itu berbentuk laporan hasil

penelitian (termasuk skripsi, tesis, maupun disertasi), makalah/paper, karya

tulis ilmiah, dan lain-lain, setidak-tidaknya harus memperhatikan dua aspek

pokok, yakni menyangkut gaya penulisan (bahasa) guna membuat

pernyataan ilmiah, serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari

pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Selain kedua

aspek pokok tersebut, secara teknis seorang penulis juga harus tahu

bagaimana cara pengetikan yang benar (sesuai standar), atau yang sesuai

dengan sistem pengetikan yang telah disepakati secara umum berdasarkan

standar keilmiahan, baik secara manual (menggunakan mesin ketik standar

IBM) maupun menggunakan komputer.

Selanjutnya, untuk mengetahui lebih lanjut tentang beberapa aspek

yang menjadi prasyarat pokok bagi seorang penulis (peneliti) dalam

menginformasikan (mengkomunikasikan) hasil tulisan atau laporan

penelitiannya kepada khalayak (pembaca), berikut ini akan dijelaskan

secara sederhana berikut contoh-contohnya.

Sumber:

Kompas, 25 Agustus 2006

122

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

1.

Gaya Penulisan (Bahasa)

Dalam menuliskan hasil laporannya, seorang peneliti harus berusaha

agar prosedur

, teori, hasil-hasil, dan kesimpulan-kesimpulan penelitian

mereka dapat tersaji dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh orang lain.

Dalam hal ini diperlukan suatu penyajian yang jelas dan ringkas, dan untuk

itulah maka syarat yang pertama seorang penulis harus memperhatikan

gaya tulisan atau bahasanya dalam menginformasikan hasil tulisan atau

penelitiannya itu. Bahasa sebagai sarana komunikasi yang paling utama,

harus dipergunakan secara efektif. Sebagai syarat agar bahasa mampu

mengkomunikasikan suatu hasil tulisan atau temuan secara lebih tepat

dan mudah dipahami, maka komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan

tepat sehingga memungkinkan proses penyampaian pesan lebih bersifat

reproduktif dan impersonal. Atau dengan kata lain, bahasa yang

dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai obyek yang ingin

dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian

rupa sehingga si penerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang

disampaikan kepadanya.

Selain jelas, penulis ilmiah juga harus menggunakan bahasa yang baik

dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang

merupakan subyek dan mana yang merupakan predikat, serta hubungan

apa yang terkait antara subyek dan predikat misalnya, maka kemungkinan

besar akan menjadi informasi yang tidak jelas pula. Jadi, tata bahasa

merupakan ekspresi dari logika berpikir, dan tata bahasa yang tidak cermat

merupakan pencerminan dari logika berpikir yang tidak cermat pula. Oleh

sebab itu maka langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang

baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar. Demikian juga

penggunaan kata harus dilakukan secara tepat, artinya kita harus memilih

kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, komunikasi ilmiah harus

bersifat reproduktif, artinya bahwa si penerima pesan mendapatkan

copy

yang benar-benar sama dengan

prototipe

yang disampaikan si pemberi

pesan, seperti fotokopi atau sebuah

afdruk

foto. Jadi dalam komunikasi

ilmiah tidak boleh muncul atau adanya penafsiran lain selain isi yang

terkandung di dalam pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasi estetik

(non ilmiah) seringkali terdapat atau muncul penafsiran yang berbeda

terhadap obyek komunikasi yang sama, yang disebabkan oleh penjiwaan

yang berbeda terhadap obyek estetik yang diungkapkan.

123

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

Dalam hal ini komunikasi ilmiah memang tidak ditujukan kepada

penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus

dihindarkan setiap bentuk pernyataan yang tidak jelas dan bermakna

jamak. Proposisi ilmiah, umpamanya harus merupakan pernyataan yang

mengandung penilaian apakah materi yang dikandung pernyataan itu

benar atau salah, namun tidak bisa kedua-duanya. Demikian juga harus

dihindarkan bentuk komunikasi yang memiliki konotasi emosional. Sebuah

pidato politik yang berapi-api bisa jadi sangat bermanfaat untuk membakar

semangat, tetapi pidato ilmiah seperti itu adalah jelas salah alamat. Namun

demikian jangan ditafsirkan bahwa komunikasi ilmiah harus

steril

sama

sekali dari jamahan estetik. Jadi, penulis-penulis ilmiah yang baik tetap

memperhatikan faktor estetika, meskipun hanya sebagai pelengkap, seperti

kita misalnya meletakkan sebuah pot bunga di samping arsitektur yang

perkasa, jadi meskipun sedikit namun dapat memperindah suasana.

Selain jelas dan reproduktif, komunikasi ilmiah juga harus bersifat

impersonal, di mana berbeda dengan tokoh dalam sebuah novel yang bisa

berupa "aku", "dia", atau "dokter Panjul", dan lain-lain, merupakan figur

yang muncul secara dominan seluruh pernyataan. Kata ganti perorangan

hilang dan diganti (ditempati) oleh kata ganti universal, yakni "ilmuwan".

Kita tidak menyatakan proses pengumpulan data dengan kalimat seperti

"saya bermaksud mengumpulkan data

dengan mempergunakan

kuesioner

",

melainkan dengan kalimat yang

impersonal yakni "data akan dikum-

pulkan dengan mempergunakan

kuesioner

". Dalam konteks tersebut

maka yang mengumpulkan data

maksudnya adalah "ilmuwan" atau

"peneliti", meskipun tidak dinyatakan

secara tersurat.

Dalam komunikasi ilmiah, kita

seringkali juga mempergunakan

bentuk kalimat pasif seperti dalam

contoh tersebut di atas. Hukum ilmiah

biasa memang mempergunakan

bentuk pasif seperti ini sebagaimana

dalam pernyataan "Jika dipanaskan

maka logam akan memanjang".

Sementara memakai gabungan antara

Sumber:

Ensiklopedi Umum untuk Pelajar 9

Gambar 5.4

Pidato adalah cara yang

efektif untuk mengkomunikasikan

penelitian sosial

124

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

bentuk kalimat pasif dengan bentuk kalimat aktif juga sering dipergunakan

seperti umpamanya dalam pernyataan "Untuk mendapatkan tingkat

keumuman seperti yang diharapkan maka contoh akan dipilih secara

acak".

2.

Notasi Ilmiah

Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada

pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis dalam argumentasi kita.

P

engetahuan ilmiah tersebut kita pergunakan untuk bermacam-macam

tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Kadang-kadang

kita berpaling kepada pernyataan seseorang yang kita pergunakan sebagai

premis dalam mendefinisikan sesuatu. Untuk itu maka kita harus

mengekspresikan hakikat dan tujuan dari pernyataan tersebut,

umpamanya saja dengan kalimat, "Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai

pengetahuan yang dapat diandalkan". Demikian juga kita membuat

pernyataan-pernyataan seperti "Si A menyimpulkan", Si B menemukan",

atau "Si C menyarankan", di mana dengan jelas dapat kita kenali bentuk

dan hakikat pernyataan tersebut.

Menurut Jujun S. Suriasumantri (1993), pernyataan ilmiah yang kita

pergunakan dalam tulisan setidaknya harus mencakup tiga hal.

Pertama,

harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut.

Kedua,

harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana

pernyataan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar,

lokakarya, dan sebagainya.

Ketiga,

harus dapat kita identifikasikan

lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat

berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Sekiranya pernyataan

ilmiah itu tidak diterbitkan melainkan disampaikan dalam bentuk makalah

untuk seminar atau lokakarya, maka harus disebutkan tempat, waktu dan

lembaga yang melakukan kegiatan tersebut. Cara kita mencantumkan

ketiga hal tersebut dalam tulisan ilmiah kita sebut sebagai teknik notasi

ilmiah.

a.

Macam-macam Teknik Notasi Ilmiah

Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya

mencerminkan hakikat dan unsur yang sama, meskipun dinyatakan dalam

format dan simbol yang berbeda-beda. Di dunia keilmuan dikenal

beberapa teknik notasi ilmiah yang diakui secara internasional. Di

perguruan-perguruan tinggi tertentu biasanya membuat teknik notasi

ilmiah sendiri yang merupakan pedoman penulisan ilmiah di

lingkungannya, namun pada pokoknya, seorang peneliti boleh memilih

125

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

salah satu dari teknik notasi ilmiah

yang telah diakui asalkan dilakukan

secara konsisten. Adalah kurang baik

sekiranya kita mencampur beberapa

teknik notasi ilmiah sekaligus, sebab

hal ini cuma akan menimbulkan

kebingungan.

Macam teknik notasi ilmiah yang

secara umum telah diakui secara

internasional, misalnya adalah yang

dicantumkan atau ditulis langsung di

badan halaman setelah kutipan (atau

biasa disebut model APA), sedangkan teknik yang kedua ditulis pada kaki

halaman, atau yang dimaksudkan sebagai catatan kaki (

footnote

). Dalam

dunia penelitian, teknik notasi ilmiah yang dimaksudkan sebagai catatan

kaki ini biasa disebut pula dengan nama Model Turrabian (1963). Namun

dalam pembahasan makalah ini terutama hanya akan dibahas secara

khusus tentang model catatan kaki (

footnote

) atau model Turrabian tersebut.

Bagi seorang peneliti yang menggunakan catatan kaki, maka fungsi

catatan kaki antara lain adalah sebagai sumber informasi bagi pernyataan

ilmiah yang dipakai dalam tulisannya. Sekiranya seluruh catatan kaki kita

gunakan untuk itu maka tidak ada salahnya seluruh catatan kaki itu kita

kelompokkan dan ditaruh di akhir bab, sebab sekiranya diperlukan maka

pembaca melihatnya di halaman belakang. Keuntungan lainnya dari cara

seperti ini adalah teknik pengetikan yang lebih mudah. Namun sebenarnya

terdapat fungsi kedua dari catatan kaki yakni sebagai tempat bagi catatan-

catatan kecil, yang sekiranya diletakkan dalam tubuh utama laporan, akan

mengganggu keseluruhan penulisan. Dalam penulisan di bidang-bidang

tertentu seperti sejarah, antropologi atau ilmu pendidikan, catatan

tambahan seperti ini memang berperanan penting. Sebab betapa seringnya

kita dihadapkan dengan keinginan untuk memberikan beberapa catatan

dalam rangka memperkaya kandungan sebuah pernyataan tanpa merusak

keseluruhan bentuk pernyataan tersebut. Catatan semacam ini dapat pula

diletakkan dalam catatan kaki yang mengandung keterangan yang bersifat

memperkaya ini ditaruh di halaman belakang, kemungkinan besar

keterangan tambahan ini tidak akan terbaca. Dengan demikian, bila tujuan

catatan kaki itu juga dimaksudkan untuk memberikan catatan tambahan,

sebaiknya catatan kaki itu ditaruh dalam halaman yang sama, meskipun

jadi agak sukar dalam melakukan pengetikan.

Sumber:

Dok. Penerbit

Gambar 5.5

Cara membaca dari setiap

orang berbeda-beda.

126

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Bagi seorang peneliti (termasuk peneliti ilmu sosial) yang

menggunakan catatan kaki, maka fungsi catatan kaki antara lain adalah

sebagai sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang dipakai dalam

tulisannya.

b.

Macam-Macam Kutipan

Sumber-sumber dituliskan dalam catatan kaki (

footnote

) maupun

dalam tubuh halaman adalah dimaksudkan untuk menunjukkan dari

mana sebuah kutipan diambil. Untuk itulah, sebelum diberikan contoh

bagaimana cara menuliskan sebuah sumber (notasi ilmiah), maka terlebih

dahulu perlu kita bicarakan tentang macam dan jenis-jenis kutipan ilmiah

ini. Menurut Buku P

edoman Penulisan, baik yang dipakai di IKIP/UNJ

Jakarta maupun UNAIR Surabaya (1999), jenis kutipan ada dua macam,

yakni:

"kutipan langsung"

dan

"kutipan tidak langsung"

. Kutipan langsung

merupakan pernyataan yang kita tuliskan dalam karya ilmiah kita dalam

susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun.

Sedangkan dalam kutipan tidak langsung, kita mengubah susunan kalimat

yang asli dengan susunan kalimat kita sendiri.

Pada hakikatnya seorang ilmuwan harus mampu menyatakan pendapat

orang lain dalam bahasa ilmuwan itu sendiri yang mencirikan

kepribadiannya. Oleh sebab itu, karya ilmiah yang dipenuhi oleh kutipan

langsung yang terlalu banyak kelihatannya tidak mencerminkan

kepribadian si penulisnya, melainkan sekedar koleksi pendapat orang lain.

Apalagi bila kutipan-kutipan tersebut tidak disusun menjadi suatu kerangka

pemikiran yang utuh dan meyakinkan. Dengan demikian sebaiknya kutipan

langsung intensitasnya tidak melebihi 30 persen dari seluruh kutipan yang

ada. Semua kutipan baik langsung maupun tidak langsung biasanya

diterjemahkan ke dalam bahasa pengantar yang dipakai.

Kutipan langsung kadang-kadang memang diperlukan terutama jika

bertujuan untuk mempertahankan keaslian pernyataan itu. Namun

demikian, kadang-kadang juga ditemukan bahwa seseorang berusaha

memadukan antara kutipan langsung dengan kutipan tidak langsung,

dengan tujuan untuk memadukan antara gaya penulisan seseorang dengan

pernyataan orang lain yang ingin dipertahankan keasliannya, umpamanya

dalam kalimat :Perbuatan seorang pembunuh yang memotong-motong

orang itu sungguh merupakan "kebiadaban orang biadab" dan "puncak

tindak kriminal" tahun ini. Dalam pernyataan tersebut kita mencoba untuk

mempertahankan keaslian pernyataan yang bersifat otentik seperti

"kebiadaban orang biadab" dan "puncak tindak kriminal" dengan

127

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

mengutipnya secara langsung, sedangkan penyataan yang lainnya telah

kita salin ke dalam bahasa kita sendiri dalam bentuk kutipan tidak

langsung. Kutipan langsung yang jumlahnya kurang dari empat baris,

ditaruh dalam tubuh tulisan dengan mempergunakan tanda kutip, "....".

(disebut kutipan langsung pendek). Sedangkan untuk kutipan langsung

yang terdiri dari empat baris kalimat atau lebih maka keseluruhan kutipan

tersebut ditaruh dalam tempat tersendiri (disebut kutipan langsung

panjang).

c.

Contoh Penulisan Catatan Kaki (Footnote)

Tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang kita kutip dengan

mempergunakan angka

Arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan

kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis

dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Satu kalimat

mungkin terdiri dari beberapa catatan kaki sekiranya kalimat itu terdiri

dari beberapa kutipan. Dalam keadaan seperti ini, maka tanda catatan

kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup.

Sedangkan suatu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda

catatan kaki, diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat. Sebagai

contoh, misalnya:

Larrabee mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat

diandalkan

1

sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah metode

2

dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep

sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan

3

.

Namun sekiranya kalimat di atas dijadikan menjadi tiga buah kalimat

yang masing-masing mengandung sebuah kutipan maka tanda catatan

kaki ditulis sesudah tanda baca penutup:

Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat

diandalkan

1

. Sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah

metode

2

. Pendapat lain dikemukakan dan seterusnya.

Kalimat yang kita kutip harus dituliskan sumbernya secara tersurat

dalam catatan kaki sebagai berikut:

1)

Harlod A. Larrabee,

Reliable knowledge

(Boston: Houghton Miffin,

1964), h. 4.

2)

Soerjono Soekanto,

Sosiologi Suatu Pengantar

(Jakarta: CV Rajawali,

1982), h. 47.

3)

Koentjaraningrat,

Pengantar Antropologi I

(Jakarta: PT Rineka Cipta,

1996), h. 131.

128

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan dimulai langsung dari

pinggir, atau dapat dimulai setelah beberapa ketukan tik dari pinggir,

asalkan dilakukan secara konsisten.

Nama pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan

lengkap, sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya

ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et alii: dan lain-

lain), contoh:

1)

Syahrial, Syarbaini, A. Rahman, dan Monang Djihado,

Sosiologi dan

Politik

(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 107.

2)

Sukarno, et al.,

Dasar-dasar Pendidikan Science

(Jakarta: Bhratara,

1973), h. 3.

Sementara kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan

halamannya dengan singkatan p (pagina) atau h (halaman). Sekiranya

kutipan itu disarikan dari beberapa halaman, umpamanya dari halaman

1 sampai dengan 5 maka ditulis pp. 1-5 atau h. 1-5. Sedangkan jika nama

pengarangnya tidak ada maka langsung saja dituliskan nama bukunya

atau dituliskan Anom (

Anonymous

) di depan nama buku tersebut. Sebuah

buku yang diterjemahkan harus ditulis baik pengarang maupun

penerjemah buku tersebut, sedangkan sebuah kumpulan karangan cukup

disebutkan nama editornya saja, sebagaimana contoh berikut ini:

1)

Rencana Strategi Pendidikan dan Kebudayaan (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1976), h. 171.

2)

E.F. Schumacher, Keluar dari Kemelut, Terjemahan Mochtar

Pabotinggi, (Jakarta: LP3ES, 1981), h. 12.

3)

James R. Newman (ed.), What is Science? (New York: Simon and

Schuster, 1955), p. 210.

Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, koran,

kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan

dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah

tersebut, misalnya:

1)

Karlina,

"Sebuah Tanggapan: Hipotesis dan Setengah Ilmuwan"

, Kompas

12 Desember 1981, h. 4.

2)

Like Wilardjo,

"Tanggung jawab Sosial Ilmuwan"

, Pustaka, Th. III N0.

3, April 1979, h. 11-14.

3)

M. Sastrapratedja,

"Perkembangan Ilmu dan Teknologi dalam Kaitannya

dengan Agama dan Kebudayaan"

, Makalah disampaikan dalam

Konggres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III, LIPI, Jakarta, 15-

19 September 1981.

129

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

4)

B. Suprapto,

"Aturan Permainan dalam Ilmu-ilmu Alam"

, Ilmu dalam

Perspektif, ed. Jujun S. Suriasumantri (Gramedia, 1978), h. 129-133.

Namun adakalanya pula, bahwa seorang penulis kadang-kadang

mengutip pernyataan yang sama secara berulang-ulang dalam

menuliskan laporannya. Dalam hal ini ada teknik notasi ilmiah tertentu

untuk menuliskan pernyataan maupun sumber yang diambil secara

berulang-ulang tersebut. Dalam teknik notasi ilmiah model catatan kaki,

pengulangan kutipan dengan sumber yang sama itu dilakukan dengan

memakai notasi antara lain, op. cit. (

opere citato

: dalam karya yang telah

dikutip), loc. cit. (

loco citato

: dalam tempat yang telah dikutip), serta

ibid. (

ibidem

: dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka

nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya

saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh

pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid, contoh:

Ibid, h. 131.

Artinya, kita mengulangi kutipan dari karangan B. Suprapto seperti

tercantum dalam catatan kaki nomor 4 meskipun dengan nomor

halaman yang berbeda. Sekiranya kita mengulang kutipan M.

Sastrapratedja dalam halaman yang sama (catatan kaki nomor 3)

namun telah terhalang (diselingi) oleh sumber lain (yakni karangan

B. Suprapto) maka kita tidak mempergunakan ibid lagi, melainkan

loc. cit., sebagaimana dicontohkan berikut ini:

1)

M. Sastrapratedja, loc. cit.

Sedangkan untuk ulangan mengutip halaman yang berbeda dan telah

diselang oleh pengarang dan ditulis:

1)

Wilardjo, op. cit., h. 12.

Sekiranya dalam kutipan kita terdapat seorang pengarang yang

menulis beberapa karangan maka untuk tidak membingungkan sebagai

pengganti loc. cit atau op. Cit. Dituliskan judul karangannya. Bila judul

karangan itu panjang, maka dapat dilakukan penyingkatan selama itu

mampu menunjukkan identifikasi judul karangan yang lengkap, seperti:

1)

Larrabee, Reliable knowledge, h. 6.

Atau kadang-kadang kita juga ingin mengutip sebuah pernyataan

yang telah dikutip dalam karangan yang lain. Untuk itu maka kedua

sumber itu kita tuliskan sebagai berikut:

1)

Robert k. Merton,

"

The Ambivalence of Scientist

", h. 77-79, dikutip

langsung (atau tidak langsung) oleh Maurice N. Richter, Jr.,

Science

as a Cultural Process

(Cambridge: Schenkman, 1972), h. 114.

130

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Analisis Sosial

“Mari kembangkan wawasan kontekstual kalian!”

Setelah kalian mempelajari teknik notasi ilmiah, cobalah kerjakan

tugas individual berikut ini:

1.

Carilah lima buah sumber penulisan ilmiah/referensi dalam ilmu-

ilmu sosial (bisa berupa buku, arsip, majalah, jurnal, koran, dan

lain-lain).

2.

Jika kalian mengutip masing-masing (dari kelima sumber itu)

bagaimana cara penulisannya?

3.

Selanjutnya jika kalian mengulangi lagi mengutip kelima sumber

itu dalam penulisan yang sama, (sehingga anda terpaksa harus

menggunakan istilah ibid, op cit, dan loc cit), lalu bagaimana

pula teknis penulisannya?

d.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Semua kutipan tersebut di atas, baik yang dikutip secara langsung

maupun tidak langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar

pustaka. T

erdapat perbedaan notasi bagi penulisan sumber dalam referensi

pada catatan kaki dan referensi dalam daftar pustaka. Dalam catatan kaki

maka nama pengarang dituliskan lengkap dengan tidak mengalami

perubahan apa-apa. Sedangkan dalam daftar pustaka nama pengarang

harus disusun berdasarkan abjad huruf awal nama familinya. Tujuan

utama dari catatan kaki adalah mengidentifikasikan lokasi yang spesifik

dari karya yang dikutip. Di pihak lain, tujuan utama dari daftar pustaka

adalah mengidentifikasikan karya ilmiah itu sendiri. Untuk itu maka dalam

daftar pustaka tanda kurung yang membatasi penerbit dan domisili

penerbit tersebut dihilangkan serta demikian juga lokasi halamannya. Di

bawah ini akan diberikan contoh perbandingan (perbedaan) teknik

penulisan catatan kaki dengan daftar pustaka sebagai berikut:

Catatan Kaki:

Harold A. Larrabee,

Reliable Knowledge

(Boston: Houghton Miffin, 1964), h. 4.

Daftar Pustaka: Larrabee, Harold A.

Reliable knowledge

. Boston: Houghton

Miffin, 1964.

Catatan Kaki:

Sukarno, et al.

Dasar-Dasar Pendidikan Science

(Jakarta: Bhratara, 1975), h. 3.

Daftar Pustaka:

Sukarno, et at al.,

Dasar-Dasar Pendidikan Science.

Jakarta Bhratara, 1973.

131

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

3.

Rambu-rambu Pengetikan

Setelah mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa yang baik,

cara mengutip sumber

, menuliskan notasi ilmiah, dan menuliskan daftar

pustaka, maka seorang penulis atau peneliti harus mengetahui pula

bagaimana teknik-teknik pengetikannya. Untuk itulah berikut ini akan

diberikan rambu-rambunya secara garis besar, sebagai berikut:

a.

Kertas: biasanya kertas ukuran standar yang dipakai untuk menulis

sebuah karya ilmiah adalah kertas HVS berat 70/80 gram, ukuran

kuarto (21, 5 x 29,7 cm)/ A4.

b.

Jarak Tepi (Margin):

1)

3 cm atau 1 inci dari tepi atas.

2)

3 cm atau 1 inci dari tepi bawah.

3)

4 cm atau 1,5 inci dari tepi kiri.

4)

3 cm atau 1 inci dari tepi kanan.

c.

Pengetikan Naskah:

1)

Naskah diketik dengan mesin ketik standar IBM atau

menggunakan komputer.

2)

Jarak 1,5 atau 2 spasi (yang penting konsisten), kecuali pada grafik

dan tabel yang diketik satu spasi.

3)

Seluruh naskah mulai dari halaman sampul sampai dengan daftar

pustaka menggunakan huruf yang berukuran sama (12/13 pt),

kecuali kata asing/daerah yang dicetak miring (italic), cetak tebal,

atau diberi garis bawah.

4)

Awal paragraf dimulai pada ketukan ke-5 atau 6 dari tepi kiri

(yang penting konsisten).

5)

Setiap bab diberi nomor urut sesuai dengan tata cara yang dipilih.

d.

Nomor Halaman

1)

Halaman untuk bagian awal diberi nomor dengan huruf Romawi

kecil (i, ii. iii, iv., v, dan seterusnya), ditulis di bagian bawah tengah,

empat spasi di bawah teks.

2)

Halaman sampul depan tidak dihitung tetapi halaman sampul

dalam dihitung hanya tidak diberi nomor (nomor halaman tidak

ditulis).

3)

Bab Pendahuluan dan seterusnya diberi nomor dengan angka

Arab (1,2,3, dan seterusnya).

4)

Pada halaman dengan judul bab, nomor halaman ditulis di bawah

tengah (empat spasi di bawah teks).

5)

Pada halaman lain, nomor halaman ditulis di kanan atas (1,5 cm

dari teks).

132

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

e.

Tabel dan Gambar

1)

Tabel diberi nomor dengan angka Arab, sesuai dengan nomor

Bab tempat tabel dicantumkan, diikuti dengan nomor urut tabel

dengan angka Arab. Contoh penulisan nomor tabel: Tabel 2.1

(Tabel ini berada di bab 2 dan merupakan tabel pertama).

2)

Tabel diberi judul di atas tabel, berjarak satu spasi.

3)

Gambar diberi nomor urut dengan angka Arab, sesuai dengan

nomor urut gambar tersebut pada setiap bab. Nomor bab ditulis

di depan nomor urut gambar dengan angka Arab. Contoh

penulisan nomor gambar: Gambar 2.1 (gambar ini berada di Bab

2 dan merupakan gambar pertama.

4)

Gambar diberi judul di bawah gambar, berjarak satu spasi.

5)

Tabel dan gambar yang disajikan di lembar yang lebih luas, dapat

dilipat disesuaikan dengan luas halaman materi.

6)

Tabel dan gambar yang dikutip dari buku lain harus dicantumkan

sumbernya.

Analisis Sosial

“Coba kembangkan kecakapan kalian!”

Dengan memahami pengertian dan konsep-konsep notasi

ilmiah, jelaskan perbedaan pengertian antara Catatan kaki

(

footnote

) dan Daftar Pustaka (DP).

Tuliskan sepuluh buah contoh perbedaan penulisan

catatan kaki (

footnote

) dan Daftar Pustaka (dalam penelitian

ilmu-ilmu sosial), dengan cara menuliskannya pada kolom

lembar kerja sebagaimana terdapat di bawah ini:

No

Sumber

Cara Penulisan

Cara Penulisan

yang diambil

Catatan Kaki

Daftar Pustaka

1.

...........................

............................

.............................

2.

...........................

............................

.............................

3.

...........................

............................

.............................

4.

...........................

............................

.............................

5.

...........................

............................

.............................

133

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

Rangkuman

1.

Sebagai langkah terakhir seorang peneliti dalam melakukan

kegiatan ilmiah (penelitian) adalah menyusun dan meng-

komunikasikan hasil penelitiannya kepada khalayak ramai

(pembaca). Laporan hasil penelitian yang dibuat oleh peneliti

pada akhir kegiatan penelitiannya memiliki beberapa keperluan

atau fungsi, antara lain studi akademis, pengembangan ilmu,

serta publikasi ilmiah.

2.

Fungsi penulisan laporan hasil penelitian sangat erat kaitannya

dengan jenis dan bentuk-bentuk laporan penelitian itu sendiri.

Jenis pertama ialah yang dilakukan oleh mahasiswa S1, S2, S3,

pada akhir studinya yang memiliki bentuk khusus, seperti harus

mengikuti aturan serta model-model tertentu yang ditetapkan

oleh suatu perguruan tinggi. Jenis dan bentuk kedua ialah

publikasi ilmiah pada majalah tertentu (seperti jurnal). Jenis dan

bentuk ketiga ialah laporan penelitian yang ditujukan kepada

para pembuat keputusan atau kebijakan (bentuk eksekutif).

Sedangkan yang terakhir adalah bentuk tulisan sebagai laporan

hasil penelitian yang dilemparkan kepada masyarakat awam.

3.

Dalam laporan penelitian yang lebih lengkap maka semua unsur

laporan penelitian seperti abstrak, kata pengantar, daftar isi,

daftar tabel/grafik/gambar, rumusan permasalahan yang diteliti,

tinjauan literatur (kajian pustaka), asumsi dasar dan teori (bila

ada), hipotesis (bila ada), metode penelitian yang dipakai,

temuan-temuan data, analisis dan/atau interpretasi data,

rangkuman dan/simpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan

lampiran, akan masuk. Semua unsur laporan penelitian yang

juga akan mengisi (menjadi isi) laporan hasil penelitian,

sebenarnya telah terungkap ketika kita membaca (mengetahui)

daftar isi dari suatu laporan penelitian.

4.

Sebuah karangan atau tulisan, baru dapat dikatakan ilmiah

apabila ditulis menggunakan teknik serta kaidah-kaidah

penulisan secara ilmiah. Beberapa persyaratan sebuah tulisan

(karangan) dikatakan ilmiah antara lain adalah menyangkut

gaya penulisan (termasuk menggunakan bahasa yang baik dan

benar, atau menggunakan bahasa baku), serta ditulis dengan

teknik penulisan yang benar pula (ilmiah). Bahasa sebagai

sarana komunikasi yang paling utama, harus dipergunakan

134

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

secara efektif. Sebagai syarat agar bahasa mampu

mengkomunikasikan suatu hasil tulisan atau temuan secara lebih

tepat dan mudah dipahami, maka komunikasi ilmiah harus

bersifat jelas dan tepat sehingga memungkinkan proses

penyampaian pesan lebih bersifat reproduktif dan impersonal.

sedangkan yang menyangkut masalah teknik penulisan ilmiah,

maka para penulis/peneliti diharapkan mempelajari beberapa

teknik penulisan ilmiah, khususnya yang akan dipakainya dalam

menuliskan (mengkomunikasikan) laporan hasil penelitiannya

itu kepada publik.

Uji Kompetensi

A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda

silang (X) pada huruf

a, b, c,

d

atau

e

!

1.

Fungsi penulisan laporan penelitian untuk publikasi ilmiah,

sebenarnya juga berkaitan dengan fungsi penulisan laporan untuk

. . . .

a.

pengembangan ilmu

d.

keperluan kebijakan

b.

keperluan lembaga tertentu

e.

keperluan praktis

c.

studi akademis

2.

Salah satu contoh jenis atau bentuk penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa di perguruan tinggi adalah . . ..

a.

jurnal ilmiah

d.

penelitian kebijakan

b.

karya tulis

e.

evaluasi program

c.

penelitian tesis

3.

Jenis dan bentuk laporan penelitian yang ditujukan kepada para

pembuat keputusan atau kebijakan, lazim pula disebut sebagai

bentuk . . . .

a.

eksklusif

d.

publikasi

b.

eksekutif

e.

narasi

c.

artikel

4.

Bentuk laporan penelitian yang dilemparkan kepada masyarakat

awam, (atau biasanya dimuat sebagai artikel di salah satu koran),

hendaknya disusun dalam format yang bersifat . . . .

a.

ilmiah baku

d.

non ilm

iah populer

b.

ilmiah populer

e.

buku populer

c.

non ilmiah baku

135

Publikasi Hasil Penelitian Sosial

5.

Sebuah laporan penelitian yang lengkap, biasanya akan memuat

semua unsur-unsur yang ada dalam laporan penelitian. Pada

bagian pendahuluan, antara lain akan berisi unsur-unsur . . . .

a.

latar belakang, perumusan masalah, tujuan

b.

latar belakang, perumusan masalah, hipotesis

c.

tujuan, hipotesis penelitian, jadwal penelitian

d.

tujuan, pembatasan masalah, jadwal penelitian

e.

tujuan, perumusan masalah, metode

6.

Sebuah abstrak antara lain akan berisi uraian singkat mengenai

. . . .

a.

permasalahan, teori dan metode, penyajian data

b.

permasalahan, teori dan metode, dan temuan data

c.

tujuan dan manfaat penelitian, metode, temuan data

d.

tujuan penelitian, teori dan metode, penyajian data

e.

isi dan kerangka laporan penelitian, penyajian data

7.

Dalam menyajikan sebuah laporan penelitian, harus dilakukan

secara ringkas dan jelas, oleh karena itu syarat pertama yang harus

dikuasai oleh seorang penulis adalah . . . .

a.

kepandaian mengolah informasi atau berita

b.

kepandaian mengolah data serta menganalisisnya

c.

memperhatikan gaya tulisan serta bahasanya

d.

memperhatikan gaya serta bentuk laporannya

e.

mengetahui logika dan isi laporan penelitian

8.

Selain penggunaan tata bahasa yang benar, penggunaan kata

dalam menulis sebuah laporan ilmiah juga harus dilakukan

secara tepat, artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai

dengan . . . .

a.

keinginan dan kemauan pembaca

b.

pesan apa yang ingin disampaikan

c.

maksud yang terkandung dalam tulisan

d.

tata bahasa yang benar dan ilmiah

e.

cara penyajian yang populer

9.

Komunikasi ilmiah tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan

kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan setiap

bentuk pernyataan yang tidak jelas serta . . . .

a.

bermakna jamak

d.

bersifat reproduktif

b.

bersifat impersonal

e.

tidak kabur

c.

tidak membingungkan

136

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

10. Berikut ini adalah salah satu kalimat ilmiah yang bersifat

impersonal, yakni . . . .

a.

saya bermaksud mengumpulkan data dengan mempergu-

nakan kuesioner

b.

saya bermaksud akan mengumpulkan data dengan

kuesioner

c.

data akan dikumpulkan dengan mempergunakan kuesioner

d.

dengan menggunakan kuesioner data akan dikumpulkan

e.

data yang kita kumpulkan menggunakan kuesioner

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1.

Jelaskan beberapa fungsi atau keperluan penulisan sebuah laporan

hasil penelitian yang anda ketahui!

2.

Jelaskan, apa bahayanya apabila seorang peneliti tidak

mengindahkan etika (kode etik) penelitian dalam suatu proyek

penelitian yang bersifat pesanan?

3.

Sebutkan beberapa manfaat dicantumkannya abstrak dalam

sebuah laporan penelitian!

4.

Sebut dan jelaskan beberapa persyaratan agar sebuah tulisan/

karangan (termasuk laporan penelitian) dikatakan sebagai sesuatu

tulisan/karangan yang bersifat ilmiah!

5.

Dalam mengkomunikasikan hasil penelitian harus bersifat

reproduktif dan impersonal, jelaskan apa maksudnya!

Proyek

“”Coba kalian tumbuhkan etos kerja kalian!

1.

Tugas dikerjakan secara kelompok (manfaatkanlah kelompok

kerja yang sudah kalian bentuk sebelumnya).

2.

Dengan memanfaatkan tugas penelitian sosial yang sudah

pernah kalian kerjakan sebelumnya, cobalah kalian susun dan

komunikasikan laporannya secara sederhana.

3.

Untuk menyusun tugas laporan penelitian ini, gunakanlah teknik

penggunaan bahasa dan kalimat yang benar (jelas dan mudah

dipahami), serta gunakan pula teknik penulisan ilmiah yang

sudah kalian pelajari (penggunaan notasi ilmiah, cara pengetikan

yang benar, dan lain-lain).

4.

Kemudian hasi dari penelitian kalian seminarkan dalam kelas

dengan model 4 panelis, dan 1 moderator secara bergantian!

137

Latihan Soal-soal Semester Genap

Latihan Soal-soal Semester Genap

A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda

silang (X) pada huruf

a

,

b

,

c

,

d

, atau

e

!

1.

Pada laporan hasil penelitian bagian (bab) metodologi penelitian

memuat hal-hal diantaranya ....

a.

subjek atau objek penelitian

b.

teknik pengumpulan data

c.

instrument pengumpulan data model penelitian

d.

metode pengolahan dan analisis data

e.

semua benar

2.

Kesimpulan dalam laporan penelitan harus merupakan ....

a.

jawaban dari masalah penelitian

b.

harapan yang ingin dicapai

c.

akhir sebuah laporan

d.

data yang dapat dibenarkan

e.

pertanyaan yang masih harus dicari jawabannya

3.

Pihak-pihak yang diperlukan dalam diskusi laporan ilmiah adalah

....

a.

peserta diskusi

b.

penyaji laporan hasil penelitian

c.

pembimbing

d.

ketua dan sekretaris/notulen

e.

semua benar

4.

Penyaji laporan hasil penelitian berperan sebagai ....

a.

penyaji (pemapar) hasil penelitian

b.

penyanggah laporan

c.

pendengar peserta melakukan diskusi atas laporan

penelitiannya

d.

pengarah jalannya diskusi

e.

semua benar

5.

Apabila seorang peneliti membuat kesimpulan sementara yang

dianggap benar untuk sementara waktu disebut ....

a.

persepsi

b.

generalisasi

c.

asumsi

d.

proposisi

e.

hipotesis

138

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

6.

Manfaat yang dicapai melalui diskusi laporan penelitian adalah

sebagai berikut,

kecuali

....

a.

memperoleh umpan

b.

membantu peserta menilai kemampuan peneliti atau penulis

c.

mencari kelemahan peneliti pada waktu melakukan

penelitiannya

d.

mengembangkan motivasi peserta untuk lebih mendalami

dan memecahkan masalah yang dihadapi

e.

melatih kemampuan peserta

7.

Saran-saran dibentuk/dibuat sesuai dengan ....

a.

pokok permasalahan

b.

kesimpulan-lesimpulan

c.

daftar pustaka, indeks, foot note

d.

kesimpulan, saran, daftar pustaka

e.

lampiran-lampiran

8.

Bagian awal laporan ilmiah berisi ....

a.

halaman judul dan kata pengantar

b.

halaman judul, kata pengantar dan ucapan terimakasih

c.

halaman judul, kata pengantar, daftar isi

d.

halaman judul, halaman pengantar, daftar isi

e.

halaman judul, kata pengantar, halaman pengesahan dan

daftar isi

9.

Yang menjadi langkah terakhir dalam setiap penelitian adalah

.....

a.

analisis data

d.

menyusun teori

b.

penulisan laporan

e.

pengolahan data

c.

generalisasi

10. Cara mengkomunikasikan penelitian secara efektif dan efisien

adalah ....

a.

seminar

d.

astibal

b.

baliho

e.

opini

c.

spanduk

11. Komunikasi adalah faktor penting dari suatu hasil penelitian.

Bagaimana terjadinya diawali dengan ....

a.

kontak

d.

konflik

b.

kode

e.

akolodasi

c.

interaksi

139

Latihan Soal-soal Semester Genap

12. Bagaimana masyarakat tradisional menerima hasil penelitian ....

a.

sangat memahami

d.

memahami

b.

sulit memahami

e.

mengetahui

c.

cukup memahani

13. Bentuk penulisan yang digunakan oleh penelitian kualitatif adalah

....

a.

induktif

d.

segitiga terbalik

b.

deduktif

e.

semua benar

c.

induktif dan deduktif

14. Konflik pengendalian dan penyimpangan dapat dilakukan

dengan metode penelitian ....

a.

kualitatif

d.

eksplanatif

b.

kuantitatif

e.

historis

c.

eksploratif

15. Seorang sosiolog harus mampu menganalisis masalah sosial.

Maka hal yang dibutuhkan untuk menganalisa adalah ....

a.

teori

d.

metodologi

b.

literature

e.

hipotesis

c.

tinjauan pustaka

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban

yang singkat dan jelas!

1.

Buatlah garis besar laporan penelitian!

2.

Sebutkan faktor-faktor penyebab adanya keanekaragaman

laporan penelitian!

3.

Buatlah satu judul penelitian yang permasalahannya berbentuk

deskriptif!

4.

Bagaimana cara mengendalikan masyarakat ketika melakukan

penelitian?

5.

Sebutkan bentuk-bentuk penelitian yang ada di sosiologi?

140

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Latihan Akhir Tahun

A. Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda

silang (X) pada huruf

a

,

b

,

c

,

d

, atau

e

!

1.

Industrialisasi di desa-desa merupakan bentuk perubahan sosial

....

a.

yang direncanakan

b.

kemunduran

c.

kemajuan

d.

modernisasi

e.

globalisasi

2.

Penduduk yang heterogen dan stratifikasi masyarakat yang

terbuka dapat memengaruhi jalannya proses perubahan sosial,

budaya, yakni dapat bersifat ....

a.

mempertahankan

b.

menetralisir

c.

mencegah

d.

menghambat

e.

mendorong

3.

Salah satu proses yang dapat mendorong jalannya perubahan

sosial budaya ialah adanya penyebaran unsur-unsur budaya dari

individu ke individu lain, dan dari masyarakat ke masyarakat

lain, atau disebut dengan istilah ....

a.

difusi

b.

kohesi

c.

akulturasi

d.

sosialisasi

e.

transfusi

4.

Salah satu faktor yang dapat menghalangi jalannya proses

perubahan sosial budaya adalah adanya kepentingan-

kepentingan yang tertanam kuat dalam diri individu atau

masyarakat yang bersangkutan, atau dinamakan pula dengan

istilah ....

a.

crissis of interest

b.

vested interest

c.

capital interest

d.

strong interest

e.

social interest

141

Latihan Akhir Tahun

5.

Berbagai nilai budaya bangsa yang perlu kita ikuti dan teladani

di era global ini, yang bersifat positif misalnya ....

a.

alon-alon asal kelakon

b.

nrimo ing pandum

c.

tradisi pela gandong

d.

mangan ora mangan kumpul

e.

kebo nusu gudel

6.

Proses berpudarnya atau melemahnya norma-norma dan nilai-

nilai dalam masyarakat akibat perubahan biasa di namakan pula

sebagai ....

a.

organisasi

b.

reorganisasi

c.

deviasi

d.

disorganisasi

e.

integrasi

7.

Dampak perubahan sosail yang bersifat distruktif dibawah ini,

adalah ...

a.

munculnya gank di daerah

b.

industrialisasi

c.

penemuan teknologi

d.

komputerisasi

e.

sistem birokrasi yang modern

8.

Dampak perubahan sosial akibat masuknya budaya asing adalah

....

a.

berubahnya mata pencaharian

b.

hilangnya rasa sopan santun

c.

etika masyarakat yang rasional

d.

munculnya tarian baru

e.

sistem perbankan yang online

9.

Lembaga sosial yang menjadi dasar pembentukan dari

masyarakat adalah ....

a.

keluarga

b.

ekonomi

c.

politik

d.

pendidikan

e.

agama

142

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

10. Maksud dibentuknay lembaga sosial di masyarakat adalah ....

a.

pemenuhan kebutuhan masyarakat

b.

pembentukan kepribadian

c.

membantu sistem perekonomian

d.

mempercepat birokrasi

e.

kebutuhan spiritual

11. Gereja, masjid, wihara, pura merupakan bentuk dari ....

a.

lembaga sosial

b.

asosiasi

c.

institusi

d.

departemen

e.

perseroan terbatas

12. Lembaga sosial yang terus mengalami kegagalan dalam

pemenuhan kebutuhan adalah ....

a.

agama

b.

pemerintah

c.

ekonomi

d.

pendidikan

e.

keluarga

13. Jenis penelitian berikut ini biasanya dilakukan oleh seorang

peneliti untuk mengetahui atau memperoleh informasi tentang

apakah perubahan kuantitas/kuaklitas suatu variable berseiring,

atau memengaruhi perubahan kuantitas/kualitas variabel yang

lain, yaitu penelitian ....

a.

deskriptif

b.

eksplanatif

c.

studi pustaka

d.

kajian hitoris

e.

eksploratif

14. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yang

diseimbangkan dengan tujuan penelitian, dan karena itu pula

teknik tersebut dinamakan sebagai ....

a.

sampling terikat

b.

sampling bebas

c.

sampling bertujuan

d.

sampling tidak acak

e.

sampling sosial

143

Latihan Akhir Tahun

15. Dalam penelitian sosial bertipe kualitatif murni, sumber data

utamanya berupa ..., dan diperoleh melalui ...

a.

informan, analisis perilaku

b.

informan, teknik wawancara

c.

dokumen, analisis dokumen

d.

tempat dan peristiwa, wawancara

e.

data, angket

16. Pada penelitian sosial bertipe kuantitatif murni, instrumen-

instrumen penelitiannya harus terlebih dahulu di uji

kemampuannya sebelum digunakan, seperti tingkaty keabsahan

atau ... serta tingkat keandalannya atau ....

a.

validity/ketepatan serta reliability/keajegannya

b.

validity/keajegan serta reliability/ketepatannya

c.

keabsahan/kebenaran serta keandalan/kredibilitasnya

d.

keabsahan/kredibilitas serta keandalan/kebenarannya

e.

kebenaran/ketepatannya

17. Di dalam dunia ilmiah, terdapat teknik-teknik notasi ilmiah yang

secara umum telah diakui secara internasional, misalnya saja yang

dituliskan pada kaki halaman, atau yang dimaksudkan sebagai

catatan kaki (

footnote

), atau yang biasa dinamakan dengan nama

model....

a.

APA

d.

Harvard Univerity

b.

Turrabian

e.

UNJ

c.

Latroeb Univerity

18. Jika kita mengutip sebuah sumber sedangkan nama

pengarangnya tidak ada maka di dalam catatan kaki langsung

saja dituliskan nama bukunya atau dituliskan saja ... di depan

nama buku tersebut.

a.

anom

d.

ibid

b.

anomin

e.

et al

c.

non name

19. Dalam teknik notasi ilmiah model catatan kaki, pengulangan

kutipan dengan sumber yang sama itu dilakukan dengan

memakai notasi antara lain, op.cit (opere citato), yang artinya ....

a.

dalam karya yang telah dikutip

b.

dalam tempat yang telah dikutip

c.

dalam tempat yang sama

d.

dalam tempat yang berbeda

e.

dalam karya yang sama

144

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

20. Sedangkan sekiranya pengulangan tersebut dilakukan dengan

tidak diselang oleh pengarang (sumber) lain maka dipergunakan

notasi ....

a.

ibid

b.

loc cit

c.

op cit

d.

anonymous

e.

et al

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat

dan jelas!

1.

Apa yang dimaksud dengan perubahan sosial?

2.

Apa dampak perubahan sosial yang terjadi akibat industrialisasi?

3.

Jelaskan tipe-tipe lembaga sosial dan fungsinya!

4.

Jelaskan tentang penelitian sosial dan kegunaannya!

5.

Bagaimana cara mengkomunikasikan penelitian sosial dengan

baik?

145

Glosarium

Glosarium

Agent of Change.

Para perencana sosial atau pihak-pihak yang menghendaki

suatu perubahan, yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat

kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-

lembaga kemasyarakatan.

Akulturasi.

Proses penerimaan pengaruh kebudayaan lain (luar); proses

masuknya pengaruh kebudayaan asing.

Demonstration Effect.

Pengaruh kebudayaan lain, di mana si penerima tidak

mengalami paksaan dalam proses penerimaan tersebut.

Evolusi.

.

Perubahan secara lambat, biasanya terjadi dengan sendirinya, dan

tanpa suatu rencana ataupun kehendak tertentu; perubahan yang

memerlukan waktu lama, dan biasanya di dalamnya terdapat serentetan

perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat.

Imitasi.

Proses peniruan terhadap unsur-unsur kebudayaan lain (luar).

Modernisasi.

Proses, cara, atau perbuatan pergeseran atau peralihan sikap

dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk menyesuaikan hidup dengan

tuntutan hidup masa kini (modern).

Pembangunan.

Proses, cara, atau perbuatan membangun. Contoh

pembangunan misalnya pembangunan infrastruktur, pembangunan sarana-

prasarana, pembangunan mental spiritual, pembangunan politik, ekonomi,

sosial, dan lain-lain.

Perubahan sosial.

Segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem

sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola

perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Revolusi.

Perubahan secara cepat, perubahan tersebut mampu mengenai

dasar- dasar ataupun sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat, dan

terjadi bisa direncanakan ataupun tidak.

Social Engineering.

Rekayasa sosial, yakni cara-cara untuk mempengaruhi

masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu;

Social Engineering

sering dinamakan pula dengan istilah lain

Social Planning

(perencanaan sosial).

Transmigrasi.

Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah yang lain

dalam suatu negara.

Urbanisasi.

Perpindahan penduduk dari desa ke kota karena daya tarik kota

atau tekanan penduduk di daerah pedesaan; perubahan dari sifat desa menjadi

kota.

Adjustment.

Terciptanya suatu keadaan, di mana masyarakat dan lembaga-

lembaga sosial mampu mengadakan penyesuaian-penyesuaian atas

terjadinya berbagai perubahan-perubahan yang terjadi; kebalikan dari

keadaan tersebut adalah terjadinya maladjustment (tidak tercapainya suatu

penyesuaian-penyesuaian atas perubahan-perubahan yang terjadi).

146

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Anomie.

Suatu keadaan di mana tak ada pegangan terhadap apa yang baik

dan apa yang buruk, sehingga anggota-anggota masyarakat tidak mampu

lagi untuk mengukur tindakan-tindakannya, oleh karena batas-batasnya

sudah tidak ada lagi.

Cultural Lag.

Perbedaan taraf kemajuan di antara berbagai bagian dalam

kebudayaan dari suatu masyarakat, sehingga dapat menyebabkan terjadinya

ketertinggalan kebudayaan antara masyarakat satu dengan lainnya.

Disorganisasi sosial.

Sering dinamakan pula dengan istilah disintegrasi sosial,

yakni sebagai suatu proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam

masyarakat, hal mana disebabkan karena perubahan-perubahan yang terjadi

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Globalisasi.

Suatu proses dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di

salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi

individu dan masyarakat di daerah yang jauh; merupakan keseluruhan proses

di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam

masyarakat dunia tunggal, masalah global. Selanjutnya, karena proses ini

bersifat majemuk, maka kita pun memandang globalisasi di dalam

kemajemukan.

Industrialisasi.

Proses pengindustrian, contoh perubahan akibat proses

indutrialisasi misalnya di Indonesia dengan diterapkannya revolui hijau di

bidang pertanian, yang mampu merubah cara-cara pertanian tradisional ke

cara-cara modern, yang berifat mekanik.

Intitutionalization.

proses pelembagaan norma atau kaidah-kaidah sosial

dalam masyarakat.

Lembaga Kemasyarakatan.

Merupakan terjemahan langsung dari istilah

asing "

social institution

" yang berarti himpunan daripada norma-norma dari

segala tingkatan yang pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan

masyarakat.

Organisasi.

Merupakan artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan suatu

kesatuan yang fungsional; Organisasi sosial (

social Organization

) merupakan

kesatuan fungsional (organisasi) yang bergerak di bidang kemasyarakatan

untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat secara bersama-

sama.

Das Sein dan Das Sollen.

Das Sein, yaitu realita yang sebenarnya (sesuai

kenyataan) terjadi; Das Sollen, yaitu realita yang seharunya (seuai keinginan)

terjadi

Deduktif

. Seuatu proses berpikir, yang mempergunakan premis-premis

khusus; proses berpikir dari hal-hal yang umum menuju yang khusus

Hipotesis.

Sesuatu yang dianggap benar meskipun kebenarannya masih perlu

dibuktikan; anggapan dasar, dugaan (jawaban) sementara atas pertanyaan

penelitian yang telah diajukan

Induktif.

Proses berpikir dengan mempergunakan premis-premis khusus,

kemudian bergerak menuju ke premis umum; proses berpikir dari hal-hal

yang khusus menuju ke yang umum

147

Glosarium

Metode.

Berasal dari bahasa Yunani, "methodos", yang berarti sebagai suatu

cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan

Obervasi.

Suatu penggalian data yang dilakukan dengan pengamatan.

Populasi.

Jumlah orang atau penduduk di suatu daerah tertentu secara

keseluruhan; jumlah penghuni (manusia atau makhluk lainnya) dalam suatu

satuan tertentu; sejumlah orang, benda, atau hal lainnya (yang masing-

masing memiliki kesamaan ciri), yang dijadikan sampel dalam suatu

penelitian

Snowball Sampling (teknik sampling bola salju).

Yang dimakudkan sebagai

teknik pencarian (pemilihan) informan yang semakin lama semakin

berkembang (bagaikan bola salju yang semakin menggelinding semakin besar/

berkembang bolanya/informannya), sesuai dengan kebutuhan dan

kematangan dalam memperoleh data.

Teknik Sampling.

Cara atau metode tertentu yang digunakan untuk

mendapatkan data/ampel dalam suatu penelitian ilmiah

148

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Daftar Pustaka

---------------. 1999.

Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial.

Tanpa

Tempat: Putra A. Bardin.

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs. 1982.

Pengantar Penelitian dalam

Pendidikan, Terjemahan Arief Furchan.

Surabaya: Usaha Nasional.

Astrid S. Susanto. 1993.

Globalisasi dan Komunikasi.

Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan

Bagong Suyanto (ed.). 1995.

Metode Penelitian Sosial.

Surabaya:

Airlangga University Press.

Bruce L, Berg. 1998.

Qualitative Research Methods For The Social

Sciences.

Boston: Allyn & Bacon A Viacom Company.

D.A, de Vaus, 1990.

Survey in Social Research.

Melbourne: Allen &

Unwin Australia Pty Ltd.

Emanuel J.Mason, and William J. Bramble. 1989.

Understanding

and Conducting Research.

New York: McGraw-Hill, Inc.

George P. Murdock. 1961.

Outline of Cultural Material.

New Haven:

Human Relations Area Files, Inc.

Graham Charles Kinloch. 1977.

Sociological Theory Its Development

and Major Paradigms.

New York: Mc Grow, Inc.

HAR, Tilaar. 1998.

Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional,

Dalam Perspektif Abad 21.

Jakarta: Tera Indonesia.

Judistira K. Garna. 1992.

Teori-Teori Perubahan Sosial.

Bandung:

PPS Unpad.

Jujun S. Suriasumantri., 1993.

Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

K.J. Veeger. 1993.

Realitas Sosial.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. 1996.

Pengantar Antropologi I.

Jakarta: Rineka

Cipta.

Lexy J. Moleong. 1998.

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Makagiansar M., Sudarmono P. Hamijoyo. 1989. "Mimbar

Pendidikan: Dampak Globalisasi", dalam

Jurnal Pendidikan No.

4, Tahun IX, Desember 1990.

Bandung: IKIP Bandung Press.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (ed.). 1989.

Metode Penelitian

Survai.

Jakarta: LP3ES.

149

Daftar Pustaka

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 199.

Analisis Data

Kualitatif.

Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Naisbit, John, 1994.

Global Paradox,

ed. Budiyanto, Jakarta:

Binarupa Aksara

Newman, Isadore and Carolyn R. Benz. 1998.

Research Methodology

(Qualitative-Quantitative).

Illinois: Southern Illinois University

Press.

Nursid Sumaatmadja, dkk., 2000.

Buku Materi Pokok Perspektif Global.

Jakarta: Depdikbud.

Paul B, Horton. dan Chester L. Hunt. 1999.

Sosiologi Jilid 1.

Terjemahan Aminudin Ram dan Tita Sobari. Jakarta: Erlangga

Pr.

Pedoman Penulisan Ilmiah.

Jakarta. 1996. Jakarta: IKIP Jakarta Press.

Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi.

1999. Surabaya: PPS Unair

Press.

Peter Salim dan Yenny Salim. 1991.

Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer.

Jakarta: Modern English Press.

Ramlan Surbakti. 1997.

Teori-Teori Sosial: Dihimpun dari Beberapa

Sumber Internet.

Surabaya: PPS Unair.

Siswojo Hardjodipuro. 1987.

Metode Penelitian Sosial I.

Jakarta: Dirjen

Dikti Depdikbud.

Soedjono Dirdjosisworo. 1985.

Asas-Asas Sosiologi.

Bandung: CV

Armico.

Soerjono Soekanto. 1982.

Sosiologi Suatu Pengantar.

Jakarta : PT

Rajawali.

Susanto, AB. 1997.

Visi Global Para Pemimpin: Sinkretisme Peradaban.

Jakarta: PT Gramedia.

Syahrial Syarbaini, dkk. 2002.

Sosiologi dan Politik.

Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Turabian, Kate L. 1963.

Student's for Writing College Papers.

The

University of Chicago Press.

Usman Pelly dan Asih Menanti. 1994.

Teori-Teori Sosial Budaya.

Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Yatim Riyanto. 2001.

Metodologi Penelitian Pendidikan.

Surabaya:

Penerbit SIC.

150

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

A

accurate 92

adaptif 19

adjustment 36

administrasi 16, 37

adopsi 61

afdruk 122

agama 5

agraris 9

akademik 117

akhirat 63

akulturasi 7

analisis 101, 103

Analisis Data 98

analisis statistik 103

anomie 36, 40

antisipatif 86

apatis 35

apresiasi 90

argumentasi 112

argumentatif 115

arsip 101

asing 48

asumsi 118

audience 115

autokratis 16

B

bahasa 20, 37

bangsa 25

bathil 63

brain drain 4

brosur 44

budaya 3, 7, 85

C

canggah 62

canggih 6

copy 122

cultural animosity 7

cultural focus 33

cultural lag 43

D

daftar pustaka 116

das sein 88

das sollen 88

data penelitian 97

demokrasi 25, 37

demokratis 16, 37

demonstration effect 7

desentralisasi 16

deskripsi 86

deskriptif 117

destruktif 49

diffusion 18

difusi 3

diktator proletariat 6

dinamisasi 26

disintegrasi 38

diskriminasi 34

disorganisasi 36, 38

Distribusi 65

draf 97

E

editing 103

efektif 67

ekonomi 9

eksekutif 115

eksplanatif 94, 117

eksploratif 117

elite 72

empirik 88

erosi 66

estetika 123

etika 114

etnik 5, 20

Indeks

Indeks Subjek

151

Indeks

F

fakta sosial 92

fatalistik 26

fenomena sosial 85

fleksibel 19, 104

fokus 98

footnote 125

formal 19, 67

formula 39

frustasi 118

fungsi 38

fungsi sosial 62

G

gejala sosial 85

general institutions 63

generalisasi 102

generasi 62

geografis 2

global 47

globalisasi 50

grounded research 96, 105

H

hakiki 63

harapan 88

heterogen 20

hipotesis 116

historis 61

hubungan sosial 59

I

ide 9

identifikasi 20

ideologi 3, 5, 95

ilmiah 88, 92, 101

ilmu 22

imajinasi 103

imitasi 8

impersonal 122

implikasi 86

Indian 42

individu 61

indoktrinasi 72

induktif 105

industri 9

industrialisasi 13

informan 96, 101

institutionalization 34

institutionalized 39

Instrumen 98

instrumen 101

integrasi 43

intended change 14

interaksi 105

interaksi sosial 2

interaksionisme simbolik 93

internet 45

Interpretasi 118

interpretasi 116

intervensi 114

intuitive insight 93

J

janda 17

Jawa 24

K

kebajikan 63

kebenaran 63

kebudayaan 7

kebudayaan asing 25

kebudayaan materiil 2

kelas sosial 16

kemiskinan 88

kepribadian 62

koding 103

Koentjaraningrat 59

koleksi 126

kompleks 59, 95

komponen 97

komposisi 2

komputer 45

komunikasi 2

komunis 9

komunisme 6

komunitas 94

konflik 4

konotasi 123

Konsistensi 96

Konsumsi 65

152

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

kontak 7

korelasi 43

kota 38

kreativitas 103

kritis 117

kualitatif 94

kuantitatif 94

kuesioner 123

kuratif 86

L

lahiriyah 64

lazim 93

lembaga kemasyarakatan 2

literatur 116

logika 50, 117

M

maladjustment 36

manifes 93

manusiawi 61

marxisme 6

masalah 86

massa 72

Masyarakat 4

masyarakat 2

material 64

maya 88

memaksa 70

memanipulasi 73

memobilisasi 73

mental 67

mental subversif 93

metode 39, 86, 117

metode ilmiah 85

migrasi 3

militer 9

modal 50

mode 48

moderat 35

modern 39

modernisasi 11

modifikasi 93

monografi 103

monopoli 70

mutlak 112

N

Nasionalisme 50

nilai 3

nilai sosial 35

nobel 19

norma 33, 35

norma sosial 2

normatif 92

notasi 121

O

objek 102

observasi 101

operasional 89, 117

optimistis 20

organisasi 38

organisasi sosial 2, 25, 33

otoritarianisme 25

P

paper 121

paradigma 98

pariwisata 64

parokial 71

parsial 60

partisipasi 72

patuhi 64

pembagian kerja 3

pemeintahan 72

pemerintahan 37

penduduk 3

peneliti 88

penelitian sosial 85

pengangguran 43

pengetahuan 22

penguasa 72

peradaban 22

perasaan 50

perhotelan 64

perindustrian 64

perkawinan 61

persuasif 115

pertambangan 64

perubahan sosial 2

pesimistis 26

153

Indeks

pewarisan 62

poin 97

pola perikelakuan 2

politik 5

populasi 98, 118

pornografi 94

positivistik 88, 93

praktis 117

pranata 59, 63

preferensi 112

preventif 86

primitif 64, 67

prinsip 50

Produksi 64

profesional 88

progresif 35

prosedur 101

prosedur umum 60

prototipe 122

psikologis 36

publikasi 115

Purposive Sampling 101

R

random 102

ras 20

reaksi 35

realitas sosial 95

rebellion 13

Redistribusi 65

reduksi 105

rejeki 4

relevan 93

reliability 102

reliable 92

reorganisasi 40

reproduktif 122

research design 97

Resiprositas 65

respon 47

revolt 13

revolusi 4, 40

riset 88

rohaniah 26

S

sahih 92

Sampel 98

sampel 96

sampling 98

Selo Soemardjan 85

Selo Sumardjan 3

sentimen 50

sentral 95

sentralisme 16

setting 102

sikap 3

siklus 61, 105

skill 19

Snowball Sampling 101

social planning 14

social engineering 14

social equilibrium 36

social fact 93

social institution 33

social truth 93

Soelaeman Soemardi 85

Soerjono Soekanto 33

sosial 20

sosial budaya 22

sosialisasi 62

sosiolog 3

spesifik 89, 93

spionase 92

statis 26

statistik 95, 103

status sosial 20

Status-anxiety 20

steril 123

stratifikasi sosial 3

struktur 34

substantif 98

superordinat-subordinat 20

survai 103

T

tabel frekuensi 103

Tadjuddin Nur Effendi 103

teknologi 6, 22, 95

154

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

teknologi informasi 2

teori 98

totalitas 50, 70

tradisional 40, 49

transisi 25

transmigrasi 3

Tuhan 21

U

unintended change 14

urbanisasi 3

urgen 89

V

valid 92

validity 102

variabel 94

verstehen 93

vertikal 20

volume 43

voting 71

W

wareng 62

warganegara 72

waris 17

Koentjaraningrat 63

Selo Soemardjan 3, 39, 87

Soelaeman Soemardi 87

Soerjono Soekanto 35

Tadjuddin Nur Effendi 105

Indeks Pengarang

Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp. 8.931,-

Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah

dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 Tentang Penetapan

Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan dalam

Proses Pembelajaran

ISBN 978-979-068-218-4 (no.jld.lengkap)

ISBN 978-979-068-221-4