Gambar Sampul IPS · Bab V Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha hingga Kolonialisme Barat
IPS · Bab V Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha hingga Kolonialisme Barat
Waluyo

24/08/2021 15:43:11

SMP 7 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

145

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu-Buddha,

serta peninggalannya.

• Perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam

di Indonesia, serta peninggalannya.

• Perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

146

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

• masyarakat

• pemerintahan

• kebudayaan

• akulturasi

• kolonialisme

• jalur perdagangan

Tanpa banyak disadari bahwa bangsa kita telah

memasuki era global jauh sebelum abad Masehi. Para

pelaut ulung kita

telah mampu mengitari sepertiga

bumi dengan kapal pinisi dan sejenisnya. Hamparan

luasnya samudra dan tingginya gelombang bukan lagi

merupakan hambatan bagi mereka untuk menjalin

interaksi dengan bangsa-bangsa di dunia. Saat itu,

kita mampu berdiri dan berkomunikasi dengan bangsa

lain secara sejajar dan merdeka. Kita saling bertukar

komoditas dengan bangsa lain di berbagai pelabuhan

untuk mencukupi kebutuhan hidup kita.

Aktivitas itu kita jalani selama berabad-abad

dengan bangsa-bangsa India dan Timur Tengah.

Dalam berinteraksi dengan bangsa India dan bangsa-

bangsa Timur Tengah, kita bisa mengenal beragam

bentuk kebudayaan. Perkenalan kita dengan bangsa-

bangsa itu mengubah sendi-sendi kehidupan kita, baik

dalam bermasyarakat, beragama, maupun berpolitik.

Bangsa kita pun mengenal agama dan sistem

pemerintahan kerajaan.

Hingga akhirnya, kita harus berinteraksi dengan

bangsa Barat. Kita sambut mereka sebagaimana kita

menyambut bangsa-bangsa yang lain. Namun,

mereka menohok kebaikan bangsa kita. Mereka

serakah! Mereka mau menguasai dan menjajah

bangsa kita. Kebaikan dan pelayanan yang kita

berikan kepada mereka, berbuah penderitaan dan

penyiksaan. Meskipun harus diakui bahwa bangsa

kita juga mengenal kebudayaan dan beragam

pengaruh mereka, tetapi kepedihan dan penderitaan

sebagai bangsa terjajah masih kita rasakan hingga

kini.

Kini, kita juga memasuki arena global. Ada

banyak pelajaran yang bisa kita petik dari sejarah

bangsa pada abad yang lampau. Bahwa kita boleh

saja berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain, tetapi

kemerdekaan, kedaulatan, dan kesejahteraan bangsa

harus menjadi tolok ukur dalam interaksi itu.

Sumber:

www.adventurecenter.com

Gambar 5.1

Pada abad silam kita telah melalang buana ke seluruh dunia dengan Pinisi Nusantara. Haruskah kini

kita menjadi bangsa pecundang?

147

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Pengetahuan bangsa-bangsa luar tentang letak strategis dan potensi yang

dimiliki Nusantara mendorong mereka untuk menjalin komunikasi dan

interaksi. Dengan menggunakan jalur laut, mereka datang dengan membawa

pengaruh. Pelan-pelan bangsa kita mengenal beragam bentuk kebudayaan

yang kita warisi hingga kini.

A. Sejarah Hindu-Buddha dan Peninggalannya

di Indonesia

Pada masa perdagangan kuno, kota-kota di pesisir Pulau Sumatra dan

Jawa berkembang menjadi pusat perdagangan. Pedagang yang singgah di

kota-kota pesisir tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga

dari luar negeri. Hal itu terjadi karena letak Kepulauan Indonesia berada di

daerah yang strategis, yaitu di antara dua benua dan dua samudra. Keadaan

ini menyebabkan Indonesia menjadi daerah yang dilewati jalur perdagangan

dan pelayaran internasional.

1. Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu-Buddha

ke Indonesia

Menurut sejarawan

van Leur

dan

Wolters

, hubungan dagang

antara Indonesia dan India lebih dahulu berkembang daripada

hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Namun, sumber

sejarah untuk mengungkapkan hubungan antara Indonesia dan

India ini sangat terbatas, yaitu melalui kitab-kitab sastra dan sumber-

sumber dari Barat. Sementara itu, orang-orang Cina mempunyai

kebiasaan menuliskan kisah perjalanannya sehingga banyak ditemu-

kan sumber-sumber tentang hubungan dagang Indonesia-Cina.

Dari hubungan perdagangan, muncul beberapa teori mengenai

proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia. Teori-teori

tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Teori Brahmana

Penguasa-penguasa wilayah Nusantara ingin mendapat status

terhormat di mata tamu-tamunya, yaitu para pedagang asing dari India

dan Cina. Mereka kemudian mengundang para Brahmana dari India.

Sebagian dari mereka kemudian memutuskan untuk memeluk agama

Hindu agar memperoleh penetapan sebagai kasta kesatria melalui

upacara

wratyastoma

yang harus diselenggarakan oleh seorang

brahmana.

b. Teori Kesatria

Agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia akibat pengaruh para

bangsawan. T

eori ini dikemukakan

F.D.K. Bosch

yang beranggapan

bahwa telah terjadi kolonisasi oleh orang-orang India. Daerah koloni

ini menjadi pusat penyebaran budaya India. Bahkan ada yang

berpendapat bahwa kolonisasi yang terjadi disertai penaklukan melalui

perang. Pemegang peranan terhadap proses masuknya kebudayaan

Hindu-Buddha di Indonesia adalah golongan prajurit atau kasta kesatria.

c. Teori Waisya

Menurutnya

N.J. Krom

, golongan kesatria bukan merupakan

golongan terbesar di antara orang

-orang India yang datang ke Indonesia.

Krom berpendapat bahwa masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia

karena peranan kepada kasta waisya (pedagang). Mereka menetap di

Indonesia kemudian menyebarkan kebudayaan India melalui hubungan

dengan penguasa di Indonesia. Krom mengisyaratkan telah terjadi

perkawinan antara pedagang India dan penduduk asli Indonesia.

Sumber:

www.id.wikipedia.org

Gambar 5.2

Peta penyebaran agama Buddha

Mahayana.

148

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

d. Teori Arus Balik

Teori arus balik dikemukakan oleh

van Leur

. Menurutnya, orang

Indonesia juga memiliki peran dalam proses masuknya kebudayaan

India. P

ara pedagang dari Indonesia, datang sendiri ke India karena

penasaran dengan kebudayaan tersebut. Mereka menetap di India

selama beberapa waktu kemudian pulang kembali dengan membawa

kebudayaan India dan menyebarkannya. Teori ini disebut teori arus

balik.

Selain dengan India, bangsa Indonesia pada zaman kuno telah menjalin

hubungan dagang dengan Cina. Satu hal yang penting dalam hubungan

dagang antara Indonesia dan Cina adalah adanya hubungan pelayaran

langsung antara kedua tempat tersebut. Bukti adanya pelayaran antara

Indonesia dan Cina berasal dari abad V Masehi. Hal ini ditunjukkan dalam

catatan perjalanan dua orang pendeta Buddha, yaitu

Fa-Hsien

dan

Gunawarman

.

Sebuah berita mengenai hubungan antara orang Indonesia dan Cina

adalah datangnya utusan dari Ho-lo-tan, sebuah negeri di She-po (Jawa).

Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan

Indonesia pada jaringan pergaulan internasional. Selain itu, pengaruh India

serta Cina telah menyebabkan perubahan dalam tata susunan masyarakat

di Indonesia.

2. Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia

Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha dari India di Indonesia

sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari hasil akulturasi yang ada di berbagai

bidang. Istilah yang tepat untuk menyebut pengaruh agama dan budaya

Hindu-Buddha pada budaya Indonesia menurut

Prof. Dr. F.D.K. Bosch

disebut

fecundation

(penyuburan), yaitu penyuburan budaya Indonesia oleh

budaya Hindu-Buddha. Kenyataan menunjukkan bahwa budaya Hindu-

Buddha tidak menghilangkan budaya asli Indonesia. Oleh orang Indonesia,

budaya Hindu-Buddha dimodifikasi sesuai dengan keadaan masyarakat.

Lihatlah peta penyebaran pengaruh Hindu dan Buddha di bawah ini.

Sumber:

Lukisan Sejarah

Gambar 5.3

Peta penyebaran pengaruh Hindu-Buddha.

149

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Dari gambar di depan, kamu dapat melihat daerah-daerah yang ter-

pengaruh agama Hindu dan Buddha. Benda-benda peninggalan sejarah

Hindu-Buddha banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali.

Hasil interaksi antara para pendatang dari India dengan penduduk Nusantara

menghasilkan sesuatu hal yang baru bagi masyarakat Indonesia. Beberapa

pengaruh Hindu-Buddha di antaranya sebagai berikut:

a. Bidang Bahasa dan Aksara

Dengan datangnya pengaruh budaya India maka dipergunakan

bahasa dari India, terutama bahasa Sanskerta dan P

ali. Walaupun

demikian, tidak berarti bahwa bahasa Nusantara menjadi tersisih dan

punah. Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Melayu Kuno tetap dipakai,

bahkan nantinya diperkaya dengan istilah-istilah dari bahasa Sanskerta.

Dalam bidang aksara, penduduk Nusantara mulai melek aksara

dengan dikenalnya aksara

Pallawa

dan

Nagari

(atau disebut juga

Siddham

). Dalam perkembangannya, para empu Nusantara mencipta-

kan aksara baru yang disebut

aksara Kawi

(ada juga yang menyebut-

nya aksara Jawa Kuno).

b. Bidang Teknologi Bangunan

Sebelum datangnya pengaruh budaya India, masyarakat

Nusantara membangun monumen

punden berundak

sebagai

sarana untuk pemujaan kepada roh nenek moyang

. Pemujaan

kepada dewa/Bodisatwa di Nusantara digunakan teknologi

pembuatan bangunan suci yang disebut

candi, petirtaan,

dan

stupa

.

Mula-mula bangunan candi sebagai tempat pemujaan

kepada dewa dibangun sesuai dengan aturan dalam

Kitab

Silpasastra

, bangunan utama berada di tengah-tengah per-

candian. Tetapi ketika pemujaan kepada leluhur tampil kembali

dalam kepercayaan, bentuk candi pun menyesuaikan diri,

kembali ke bangunan punden berundak, bangunan utama

berada di bagian belakang dan bangunan candi terlihat

bertingkat-tingkat. Hal ini terlihat pada bangunan candi di Jawa

Timur. Bangunan candi mengalami persesuaian dengan

bangunan punden berundak.

c. Bidang Agama

Sebelum mendapat pengaruh agama-agama dari India, penduduk

Nusantara telah memiliki kepercayaan

animisme, dinamisme,

animatisme, totemisme,

dan

fetisisme

. Dengan masuknya budaya India,

penduduk Nusantara secara berangsur

-angsur memeluk agama Hindu

dan Buddha, diawali oleh lapisan elite para datu dan keluarganya.

Walaupun demikian, lapisan bawah terutama di pedesaan masih banyak

yang tetap menganut kepercayaan asli berupa pemujaan kepada nenek

moyang.

Dalam perkembangannya, agama Hindu dan agama Buddha

berpadu menjadi agama Siwa Buddha. Bahkan agama campuran ini

masih diwarnai dengan kepercayaan-kepercayaan asli Nusantara. Bukti

pendukung tentang akulturasi agama ini dapat dilihat dari dimasukkan-

nya dewa dewi asli Nusantara dalam susunan para dewa Hindu, yaitu

Sang Hyang Tunggal dan Sang Hyang Wenang, justru sebagai moyang

para dewa.

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.4

Candi adalah contoh pengaruh

kebudayaan India di Indonesia.

150

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

4) Wayang

Budaya India juga berpengaruh pada wayang. Wayang dan

musiknya (gamelan) merupakan kebudayaan asli dari Nusantara

berkaitan dengan pemujaan kepada roh para leluhur

. Namun,

budaya India memperkaya wayang dengan menyumbangkan

beragam cerita, yaitu dari epos Mahabharata dan Ramayana. Jadi,

wayang dan gamelannya merupakan asli Nusantara sementara

cerita yang dimainkannya berasal dari India. Dalam wayang terdapat

pula aspek politik, yaitu penyampaian kritik-kritik sosial. Wayang

dapat juga digunakan sebagai wadah penyampaian hal-hal baru

yang tidak dapat diberikan secara langsung.

e. Bidang Sastra

Sebelum masuknya pengaruh India, sastra Nusantara berupa sastra

lisan. Dengan masuknya pengaruh sastra dari India, sejak zaman

Mataram sampai dengan zaman Majapahit awal dikenal sastra tembang

yang disebut

kakawin

(ka-kawi-an). Memasuki zaman Majapahit

pertengahan irama kakawin digeser oleh irama kidung

.

2) Relief

Dengan datangnya pengaruh seni relief dari India, relief

yang terpahat pada candi-

candi tampil sebagai relief tinggi yang

khas Nusantara, menggambarkan suasana Nusantara (bukan

gambaran versi India). Sejak zaman Tumapel-Singasari tampil

gaya yang berbeda yaitu lebih menampilkan seni relief

Nusantara asli, yaitu relief wayang yang dipahat sebagai relief

rendah.

3) Musik

Sebelum kedatangan pengaruh India bangsa Indonesia

sudah memiliki tradisi musik yang tinggi. P

ada saat itu alat musik

yang berkembang antara lain

nekara

,

kendang

,

kecer

, dan

kemanak

. Masuknya pengaruh India menyebabkan pe-

nambahan beberapa alat musik, di antaranya

vina

(gitar

bersenar tiga) dan

harpa

.

d. Bidang Seni

Pengaruh agama Hindu-Buddha juga terjadi di bidang seni. Misalnya

dalam seni arca, relief

, sastra, musik, dan wayang. Berikut beberapa

contoh pengaruh dalam bidang seni:

1) Arca

Bangsa Indonesia belajar membuat arca dewa dari budaya

India. Arca Nusantara yang sederhana dikembangkan menjadi seni

arca yang secara kualitas lebih baik, tetapi arca yang tampil adalah

arca dewa/perwujudan raja yang hidup. P

embuatan arca yang

dinamis ini berlangsung sampai dengan zaman Tumapel-Singasari.

Sejak zaman Tumapel-Singasari sampai zaman Majapahit, arca

Nusantara sudah tampil beda, kaku seperti mayat. Tahapan ini

menandai tampilnya kembali seni arca prasejarah berkaitan dengan

pemujaan para leluhur. Terjadilah akulturasi seni arca, arca dari

para dewa tetapi dengan penampilan kaku seperti mayat karena

sekaligus menggambarkan leluhur yang sudah di alam surga.

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.5

Arca peninggalan Kerajaan

Singasari.

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.6

Relief pada candi Borobudur.

151

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Hasil karya sastra Nusantara akibat pengaruh budaya India sebagai

berikut.

f.

Bidang Penanggalan atau Kalender

Sebelum datangnya pengaruh budaya dari India, Nusantara sudah

mengenal kalender dengan perhitungan satu pekan terdiri atas 5 dan

7

hari dipakai bersama, setahun dibagi atas 10 bulan serta perhitungan

pawukon

. Dengan datangnya kalender versi India, kedua kalender ini

dipadukan menjadi kalender Saka yang dilengkapi dengan hari

pasaran

(Pon, Wage, Kliwon, Legi, dan Pahing), serta

wuku

dan

paringkelan

.

3. Perkembangan Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Masuknya pengaruh budaya India, mengubah sistem kemasyarakatan

yang telah ada. Golongan yang memegang kekuasaan dahulunya adalah

ketua suku, ketua adat, dengan gelar datuk atau ratu, dan raja. Pada saat

itu, pergantian pimpinan dilakukan berdasarkan kelebihan kemampuan

seseorang dibanding yang lain. Hal ini dikenal dengan istilah

primus

interpares (yang pertama atau utama dari sesamanya)

. Namun, dengan

adanya pengaruh India, pimpinan dipilih berdasarkan keturunan atau

pertalian darah. Hubungan penguasa dengan rakyatnya berdasarkan

kewibawaan dan kehormatan.

Selanjutnya, sistem pemerintahan diatur oleh suatu sistem kerajaan.

Hubungan penguasa dengan kawula berdasarkan hubungan yang

memerintah dengan yang diperintah. Pergantian pimpinan berdasarkan

keturunan. Gelar penguasa disebut raja atau maharaja.

Dalam sistem pemerintahan Hindu-Buddha di Indonesia, raja tidak

memerintah dengan kekuasaan tunggal dan mutlak seperti di India. Namun,

sistem pemerintahannya terdiri atas daerah-daerah yang diperintah oleh

rakai

atau

rakryan

yang memiliki otonomi cukup luas. Namun, para rakai

itu umumnya masih memiliki hubungan keluarga dengan raja, baik itu

hubungan saudara (satu keturunan) maupun melalui perkawinan.

Agar lebih jelas, kamu dapat menyimak uraian perkembangan sistem

pemerintah pada kerajaan-kerajaan berikut ini:

a. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

K

erajaan yang terletak di Kalimantan Timur ini berdiri pada tahun 400

Masehi. Raja yang pertama Kundunga. Dilihat dari namanya, raja

tersebut tidak beragama Hindu karena nama tersebut merupakan nama

Ramayana Kakawin (abad IX Masehi) dan Bagian-

bagian Mahabharata (abad X Masehi); karya Wyasa.

Arjunawiwaha Kakawin (karya Mpu Kanwa),

Kresnayana Kakawin (karya Mpu Triguna),

Sumanasontaka Kakawin (karya Mpu Monaguna),

Smaradhahana Kakawin (karya Mpu Dharmaja),

Bharatayudha Kakawin (karya Mpu Sedah dan Mpu

Panuluh), Gatotkacasraya Kakawin (karya Mpu

Panuluh), dan Wrtasancaya Kakawin (karya Mpu

Tanakung).

Negarakertagama (karya Mpu Prapanca) dan

Sutasoma (karya Mpu Tantular).

Tamtu Panggelaran, Calon Arang, Bubuksah,

Pararaton, Ranggalawe, Sorandaka, dan lain-lain.

1. Mataram Kuno

2. Kediri

3. Majapahit Awal

4. Majapahit Akhir

No. Zaman

Karya Sastra

152

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Indonesia asli. Pengaruh Hindu mulai tampak sejak Asmawarman, anak

Kundunga, menjadi raja, yaitu dipergunakannya nama yang berbau

India. Oleh karena itu, yang dianggap sebagai pendiri kerajaan adalah

Asmawarman, dan bukan Kundunga sendiri.

Pada masa Mulawarman, Kutai mengalami kejayaan. Sang raja me-

naklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya untuk memperluas kekuasaan-

nya. Mulawarman sangat dihormati oleh rakyatnya. Ini terbukti dengan

dibangunnya beberapa Yupa sebagai pernyataan terima kasih atau

penghormatan kepada sang raja. Selain itu, hubungan dengan negara

lain juga terjalin dengan baik, terutama dalam bidang perdagangan dan

keagamaan. Dengan diketemukannya prasasti Mulawarman maka

berakhirlah masa praaksara di Indonesia.

b. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat, tepatnya di tepi

Sungai Cisadane (sekitar Bogor sekarang). K

erajaan ini berkembang

sekitar abad VI–VII Masehi. Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak

kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Purnawarman. Dalam masa

pemerintahannya, Tarumanegara menjalin hubungan yang erat dengan

negara-negara tetangga lainnya. Buktinya dapat dilihat dari berita-berita

Cina yang ditemukan sebagai tanda keberadaan kerajaan ini. Masyarakat

Tarumanegara menganut dua agama, yaitu Hindu dan kepercayaan asli

setempat.

c. Kerajaan Mataram Kuno

Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah. Menurut prasasti-prasasti

yang telah ditemukan, seperti prasasti Canggal dan Mantyasih, Mataram

K

uno diperintah oleh Dinasti Sanjaya. Namun, menurut prasasti

Hampran

,

Kalasan

, dan

Sojomerto

, Dinasti Syailendra-lah yang

memegang pemerintahan atas Kerajaan Mataram Kuno. Kedua pendapat

tersebut tidaklah salah karena keduanya berasal dari satu keturunan

yang sama.

Raja terbesar di kerajaan ini adalah Rakai Sanjaya. Beliau memeluk

agama Hindu Siwa. Selanjutnya, beliau digantikan oleh Rakai Panangkaran.

Dalam masa pemerintahannya banyak mendirikan berbagai bangunan

suci Hindu dan Buddha dalam bentuk candi.

Mataram Kuno juga pernah melakukan perluasan kekuasaan sampai

di Galuh, Sunda, dan Jawa Timur. Mataram Kuno pernah diperintah

oleh Samaratungga dan Pramodhawardhani. Adik tiri Pramodha-

wardhani yang bernama Balaputradewa diusir hingga ke tanah Sumatra

dan kelak mendirikan Sriwijaya.

Raja terakhir yang berkuasa adalah Rakai Sumba Dyah Wawa. Masa

pemerintahan Rakai Sumba berakhir dengan tiba-tiba. Apa

penyebabnya? Menurut R.W. van Bemmelen, letusan Gunung Merapi

sangat dahsyat sehingga sebagian besar puncaknya lenyap. Letusan

tersebut juga disertai gempa bumi, banjir, lahar, hujan abu, dan batu-

batuan yang sangat mengerikan. Bencana alam ini menghancurkan ibu

kota Mataram (Medang) dan banyak daerah permukiman di Jawa Tengah

sehingga rakyat menganggapnya sebagai

pralaya

(kehancuran dunia).

Akibat pralaya tersebut, rakyat Mataram (termasuk kerabat raja dan

pejabat tinggi Kerajaan Mataram) mengungsi ke arah timur (Jawa Timur).

Berdirilah Wangsa Isyana yang dalam perkembangannya membentuk

Kerajaan Jenggala dan Kediri.

Sumber:

Indonesian Heritage

Gambar 5.7

Salah satu prasasti Yupa.

Sumber:

Sejarah Nasional Indonesia

Gambar 5.8

Prasasti Sojomerto

153

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

d. Kerajaan Sriwijaya

Berdasarkan bukti yang ditemukan dapat disimpulkan

bahwa kerajaan ini berpusat di P

alembang. Kerajaan ini ber-

diri pada abad VII Masehi. Balaputradewa menjadi raja terbesar

di kerajaan ini. Di bawah pemerintahannya, kerajaan ini

disegani berkat kekuatan armada lautnya. Sriwijaya juga men-

jadi pusat perdagangan yang kuat karena terletak di jalur per-

dagangan nasional dan internasional. Sriwijaya juga menjalin

hubungan yang baik dengan negara-negara lain. Kejayaan

Sriwijaya berlangsung dari abad IX–XI Masehi. Waktu itu rakyat

hidup dengan tenteram. Namun, setelah Balaputradewa

meninggal, tidak ada pengganti yang cakap dan mampu

mempertahankan kejayaannya. Selain itu, serangan dari

Colamandala turut melemahkan kerajaan ini.

e. Kerajaan Singasari

Menurut kitab Pararaton dan Negarakertagama, pendiri

dan raja pertama T

umapel (Singasari) adalah

Ken Arok

. Dia

sekaligus sebagai pendiri Dinasti

Rajasa

atau Dinasti Girindra.

Beliau menjadi cikal bakal raja-raja Singasari dan Majapahit.

Setelah membunuh Kertajaya, Ken Arok mendirikan

Kerajaan Singasari pada tahun 1222 Masehi. Singasari

merupakan salah satu kerajaan Hindu. Pemerintahan di

kerajaan ini sering mengalami pergantian. Hal ini dikarenakan

dendam keluarga yang turun-temurun dan tidak berkesudahan.

Keturunan Ken Arok yang berhasil membawa Singasari

pada masa kejayaannya adalah

Kertanegara

. Pada masa

pemerintahannya, Singasari dapat memperluas wilayah

kerajaannya sampai di Sriwijaya dan Semenanjung Melayu.

Pada tahun 1275 Raja Kertanegara mengirimkan tentaranya

ke Melayu. Pengiriman pasukan ini dikenal dengan sebutan

Ekspedisi Pamalayu

. Ekspedisi ini berhasil menjalin hubungan

persahabatan antara Singasari dan Melayu. Pada tahun 1292

Masehi Singasari diserang oleh Jayakatwang, pewaris takhta

Kerajaan Kediri sehingga pertahanan Singasari mulai goyah.

f.

Kerajaan Majapahit

Ketika Jayakatwang menghancurkan Singasari, salah seorang

menantu K

ertanegara, berhasil lolos. Beliau adalah

Sanggramawijaya

atau lebih dikenal sebagai

Raden Wijaya

.

Prasasti Sukamrta

menggambarkan kisah pelarian Raden Wijaya dari kejaran pasukan

Jayakatwang hingga ke Madura menemui

Aryya Wiraraja

. Atas jaminan

Aryya Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dari

Jayakatwang dan mendapat wilayah di

hutan Tarik

. Dengan bantuan

orang-orang Madura, Raden Wijaya dan pengikutnya mengubah hutan

itu menjadi kota yang ramai dengan nama

Majapahit

.

Sepeninggal pasukan Cina, Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja.

Dengan demikian, muncullah sebuah kerajaan yang kelak memiliki luas

wilayah melebihi luas wilayah Indonesia sekarang. Kerajaan itu bernama

Majapahit

yang mencapai puncaknya pada masa pemerintahan

Hayam

Wuruk

. Beliau didampingi oleh mahapatih yang sangat cakap bernama

Gajah Mada

.

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.10

Candi Kidal, peninggalan Kerajaan

Singasari.

Sumber:

Indonesian Heritage

Gambar 5.9

Candi Muara Takus, peninggalan Kerajaan

Sriwijaya.

154

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Pada saat Hayam Wuruk berkuasa struktur

pemerintahannya mencerminkan adanya kekuasaan

yang bersifat teritorial dan desentralisasi. Secara ke-

seluruhan, struktur pemerintahan tidak berbeda jauh

dengan keadaan pada saat pemerintahan Raja Hayam

Wuruk. Dalam melaksanakan pemerintahan, raja

dibantu oleh pejabat-pejabat

sebagai berikut.

1.

Kumararaja

, yaitu raja muda.

2.

Batara Saptaprabu

, yaitu suatu lembaga dewan

pertimbangan yang bertugas memberi saran raja.

Anggotanya adalah saudara para sanak saudara

raja.

3.

Paduka Batara

, yaitu raja-raja daerah yang masing-

Setelah Hayam Wuruk dan Gajah Mada meninggal, tidak ada

pengganti yang cocok untuk meneruskan pemerintahan. Akhirnya,

Hayam Wuruk mengangkat putrinya yang bernama Kusumawardhani

dan menantunya Wikramawardhana. Pergantian kekuasaan itu

menyebabkan timbulnya

Perang Paregreg

antara Wikramawardhana dan

Bhre Wirabumi. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1401–1406. Bhre

Wirabumi sebagai putra Hayam Wuruk merasa berhak menduduki

takhta Kerajaan Majapahit. Sejak saat itu Majapahit mengalami

kemunduran.

4. Peninggalan Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Kamu telah memahami tentang kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.

Kebudayaan kerajaan biasanya dipengaruhi oleh dua agama besar yaitu

Hindu Siwa dan Buddha. Kedua agama ini dapat hidup damai. Demikian

pula dengan peninggalan-peninggalannya. Kamu tentu mengenal candi-

candi Hindu-Buddha peninggalan kerajaan tersebut.

a. Candi Borobudur (Jawa Tengah)

Bangunan pada gambar di samping adalah candi Borobudur,

sebuah candi yang sangat terkenal di seluruh jagat. Betapa tidak.

Apabila kita memandang candi Borobudur dari kejauhan, bangunan

itu tampak tegak menjulang

, megah, dan indah. Kalau kita lihat

dari dekat, bangunan itu tertata rapi dari tumpukan batu, arca,

dan dinding-dinding yang berelief sangat indah. Sungguh suatu

perpaduan antara seni arsitektur dan teknologi yang sangat tinggi.

Sebuah mahakarya yang tidak ternilai harganya dari masa

lampau. Tidak mengherankan jika candi Borobudur terpilih sebagai

salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Candi Borobudur dibangun tahun 824 Masehi, pada masa

pemerintahan Raja Samaratungga, dari Kerajaan Mataram Hindu.

Mengapa dinamakan candi Borobudur? Menurut Poerbatjaraka,

nama Borobudur berasal dari kata

biara

(wihara) dan

bidur

(tempat

yang menonjol di atas bukit). Jadi, Borobudur berarti kecil atau

wihara pendeta yang terletak di atas bukit.

masing memerintah negara daerah (bawahan).

4.

Rakryan Mahamantri Katrini

, yaitu terdiri atas

Rakryan Mahamantri i Hino, Rakryan Mahamantri

i Halu, dan Rakryan Mahamantri i Sirikan.

5.

Rakryan Mahamantri Pakirakiran

, yaitu pejabat

tinggi (dewan menteri) sebagai badan pelaksana

harian. Dewan ini terdiri atas Rakryan Mahapatih,

Demung, Rangga, dan Kanuruhan.

6.

Dharmadyaksa

, yaitu pejabat tinggi bidang

keagamaan.

7.

Dharmauppati

, yaitu sejumlah pejabat keagama-

an yang diberi sebutan

Sang Pamegat

, yang

membantu tugas-tugas Dharmadyaksa.

Kehidupan Pemerintahan di Majapahit

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.11

Candi Borobudur

155

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Bangunan candi Borobudur dibagi menjadi tiga bagian

bangunan.

Pertama,

Kamadhatu

merupakan tingkat pertama

sampai tingkat ketiga candi. Bagian ini dihiasi relief

karmawibhangga

yang melukiskan hukum yang berlaku dalam

kehidupan manusia.

Kedua,

Rupadhatu

, merupakan tingkat

keempat sampai keenam candi yang memiliki hiasan relief

Lalitavistara

dan

Jatakamala

yang melukiskan kehidupan Sang

Buddha.

Ketiga,

Arupadhatu

, merupakan bagian atap candi

dari tingkat ketujuh sampai kesepuluh. Tidak ada relief, tetapi

banyak ditemui stupa-stupa yang menyimbolkan pencapaian

kesempurnaan kehidupan manusia.

Reruntuhan candi Borobudur mulai diselidiki pada masa

pemerintahan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles.

Raffles yang ternyata seorang pengagum sejarah dan

kebudayaan pribumi pada tahun 1815 menugaskan H.C.

Cornelius untuk mengadakan penyelidikan. Tahun 1835 bentuk

susunan Borobudur mulai terungkap oleh A. Shaefer, seorang

seniman Jerman. Penemuan yang menakjubkan berupa kaki

candi yang tersembunyi terjadi pada tahun 1885. Antara tahun

1855–1891 ditemukan seluruh relief yang terdapat pada

seluruh kaki candi.

Pemugaran pertama candi Borobudur baru dilaksanakan tahun

1900 oleh tim yang diketuai Dr. J.L.A. Brandes. Candi Borobudur berhasil

didirikan kembali dengan megah pada tahun 1911. Candi itu telah

mengalami beberapa kali pemugaran hingga berbentuk seperti yang

bisa kita lihat sekarang.

b. Candi Prambanan (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Candi Prambanan terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan

Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa

Y

ogyakarta. Candi Prambanan dibangun pada abad IX, masa

Kerajaan Mataram Hindu. Candi tersebut dibangun oleh Raja

Pikatan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Dewa Siwa.

Candi Prambanan terdiri atas tiga halaman. Candi induk pada

halaman pertama adalah candi Siwa yang menghadap ke arah

timur. Pada dinding candi Siwa terdapat relief cerita Ramayana.

Pada halaman kedua terdapat candi Perwara, yaitu 224 candi

kecil yang tersusun menjadi empat deret. Di halaman luar

belum ditemukan peninggalan-peninggalan candi. Saat ini

digunakan sebagai panggung terbuka Ramayana.

c. Prasasti Ciaruteun (Jawa Barat)

Prasasti Ciaruteun merupakan benda arkeologi pe-

ninggalan K

erajaan Tarumanegara. Pada prasasti tersebut

terdapat lukisan laba-laba dan telapak kaki, yang dipercaya

sebagai telapak kaki Raja Purnawarman. Prasasti tersebut terdiri

atas empat baris ditulis dalam bentuk puisi India.

d. Prasasti Yupa (Kalimantan)

Yupa merupakan tiang batu yang digunakan hewan sebagai

persembahan. T

iang tersebut memuat syair-syair Sanskerta

untuk mengingat persembahan, hadiah-hadiah mewah atas

nama Raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan catatan

tertulis Indonesia yang paling tua yang masih ada, berasal dari

tahun 400 Masehi.

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.12

Stupa pada candi Borobudur.

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.13

Candi Prambanan

Sumber:

Indonesian Heritage

Gambar 5.14

Prasasti Ciaruteun

156

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Kamu telah mengetahui ciri-ciri peradaban Hindu-

Buddha masuk dan berkembang di Indonesia. Kamu

juga dapat mengidentifikasi berbagai peninggalan

sejarah dari kedua peradaban itu.

Kamu tentu dapat menyaksikan beragam per-

bedaan ciri peninggalan peradaban Hindu-Buddha

secara lebih konkret apabila kamu mengamatinya

secara langsung. Isilah waktu liburan dengan pergi

ke tempat-tempat yang ada peninggalan Hindu-

Buddha-nya. Kamu pasti meyakini bahwa nenek

moyang kita telah menggunakan arsitektur yang tinggi

untuk mendirikan bangunan-bangunan bersejarah itu.

Itulah langkah awal calon arkeolog.

Nah, sekarang coba kamu bandingkan ciri-ciri

peninggalan kedua peradaban itu pada tabel seperti

contoh berikut.

No. Ciri Peradaban

Peninggalan Hindu

Peninggalan Buddha

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Salah satu alasan para penguasa di Nusantara

pada zaman dahulu mengadopsi dan me-

modifikasi kebudayaan Hindu-Buddha adalah

. . . .

a. agar lebih mudah mendalami kebudayaan

Hindu-Buddha

b. untuk dapat diterima dalam pergaulan

dengan para pedagang Hindu-Buddha

c. untuk mendapat pengakuan atas daerah

kekuasaannya oleh pedagang Hindu-

Buddha

d. sebagai sarana untuk mendapatkan status

terhormat di mata para pedagang Hindu-

Buddha

2. Bahasa dari India yang paling kuat pengaruhnya

terhadap bahasa Nusantara adalah . . . .

a. Pali

c. Pallawa

b. Hindi

d. Sanskerta

e. Gua Gajah (Bali)

Gua Gajah merupakan salah satu situs peninggalan Bali

K

uno. Bagian depan gua dipenuhi ukiran yang menggambar-

kan pegunungan dengan berbagai binatang, dalam susunan

seperti beberapa adegan di Borobudur. Bagian dalam gua berisi

benda-benda peninggalan pemujaan Siwa. Namun, adanya

arca-arca Buddha dan pecahan reruntuhan stupa batu me-

nunjukkan bahwa orang-orang Buddha pernah memuja di

tempat ini.

f.

Patung Adityawarman (Sumatra)

Patung Adityawarman merupakan patung raksasa yang

ditemukan di dekat perbatasan Sumatra Barat dan Jambi.

P

atung tersebut melukiskan

Bhairawa

, sosok yang mewujud-

kan dorongan-dorongan negatif manusia. Patung yang

berwujud seorang lelaki memegang mangkuk tengkorak dan

pisau serta berdiri di atas setumpuk tengkorak. Hal tersebut

menceritakan pemandangan yang dialami Adityawarman ketika

menghirup bau pembakaran mayat.

Sumber:

Indonesian Heritage

Gambar 5.15

Gua Gajah di Bali.

157

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

3. Sebelum masuknya kebudayaan India, masya-

rakat Indonesia menganut kepercayaan bahwa

roh leluhur diwujudkan dalam bentuk binatang.

Aliran kepercayaan semacam itu disebut . . . .

a. animisme

c. totemisme

b. dinamisme

d. animatisme

4. Akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha

dan kepercayaan asli Indonesia terlihat pada . . . .

a. bentuk candi yang berundak

b. raja dianggap sebagai keturunan dewa

c. pembuatan arca sebagai perwujudan dewa

d. munculnya kerajaan-kerajaan bercorak

Hindu-Buddha

5. Bukti sejarah persebaran kebudayaan Hindu-

Buddha di Indonesia pada abad V adalah . . . .

a. adanya kegiatan perdagangan antara India

dan Indonesia

b. ditemukan prasasti berhuruf Sanskerta

c. berdirinya kerajaan di Indonesia dengan raja

keturunan India

d. penguasaan raja dari India atas wilayah

Indonesia

6.

Kesimpulan apa yang bisa diambil dari pe-

nemuan tersebut?

a. India telah menaklukkan Indonesia.

b. Orang India banyak tinggal di Indonesia.

c. India dan Indonesia merupakan satu

rumpun bangsa.

d. Telah terjadi hubungan antara Indonesia dan

India.

7. Bukti tertua masuknya pengaruh Hindu-Buddha

ke Indonesia adalah . . . .

a. ditemukannya arca di Kota Bangun yang

berlanggam Gandhara

b. berdasarkan keterangan dari prasasti berupa

Yupa di Muarakaman

c. penemuan arca Buddha dari perunggu

berlanggam Amarawati di Sempaga

d. kronik Cina yang ditulis oleh Fa-Hsien

8. Pengaruh kebudayaan India tampak

pada

kepercayaan masyarakat Indonesia

yaitu . . . .

a. seni menciptakan tempat pemujaan

b. adanya anggapan terhadap raja sebagai

keturunan dewa

c. anggapan bahwa roh nenek moyang selalu

berada di sekelilingnya

d. cara bercocok tanam

9. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam

bidang politik adalah . . . .

a. pergantian pimpinan masyarakat didasarkan

atas keturunan

b. pemimpin masyarakat dipilih berdasarkan

kastanya

c. hubungan penguasa dan rakyat adalah

hubungan manusia dengan dewa

d. gelar yang dipakai pemimpin adalah datuk

10. Di daerah Prambanan ditemukan peninggalan

dari agama Hindu dan Buddha. Apakah yang

dapat kamu simpulkan dari fakta tersebut?

a. Prambanan merupakan pusat agama Hindu-

Buddha.

b. Prambanan berkembang menjadi objek

wisata religius.

c. Prambanan terpengaruh persebaran agama

Hindu-Buddha.

d. Prambanan merupakan bekas kerajaan

Hindu dan Buddha.

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya

peradaban Hindu-Buddha ke Indonesia?

Jelaskan!

2. Sebutkan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang

ada di Indonesia beserta peninggalan sejarahnya!

3. Tunjukkan pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia

khususnya di bidang pemerintahan!

4. Apa benda peninggalan yang kamu ketahui dari

kerajaan tertua di Indonesia?

5. Candi Rara Jonggrang bersifat Hindu. Sementara

candi Sewu bersifat Buddha. Kedua candi ter-

sebut terletak di Prambanan. Keberadaan kedua

candi tersebut menunjukkan telah adanya

kerukunan beragama. Bagaimana menurutmu

kerukunan beragama di Indonesia pada saat ini?

Para ahli arkeologi telah menemukan

bukti-bukti peninggalan di Indonesia

yang bercorak India pada abad V Masehi.

158

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

B. Sejarah Islam dan Peninggalannya di Indonesia

Ada beberapa pertanyaan awal yang bisa diajukan untuk menelusuri

kedatangan Islam di Indonesia. Beberapa pertanyaan itu adalah, dari mana

Islam datang? Siapa yang membawa dan kapan kedatangannya? Mari kita

cari jawabannya bersama-sama.

1. Merunut Masuknya Islam ke Indonesia

Pernahkah kamu mendengar sebutan

Serambi Mekah?

Daerah manakah

yang mendapat sebutan itu? Mengapa daerah itu disebut Serambi Mekah?

Serambi Mekah adalah sebutan bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Dahulu kawasan Aceh menjadi salah satu pusat perdagangan dan per-

kembangan agama serta kebudayaan Islam yang berpengaruh di kawasan

Asia Tenggara. Kalau untuk dunia perdagangan, mungkin kamu tidak akan

heran karena Aceh letaknya sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia.

Namun, bagaimana mungkin Aceh bisa menjadi pusat penyebaran agama

dan kebudayaan Islam? Siapa yang membawa dan dari mana asal pengaruh

Islam itu?

a. Golongan Pembawa Islam di Indonesia

Adanya interaksi antarpedagang dari penjuru dunia dengan

intensitas yang tinggi, memunculkan beragam teori mengenai tokoh

yang sebenarnya memperkenalkan agama Islam kepada penduduk

Nusantara. T

eori-teori yang muncul sehubungan dengan pembawa Islam

ke Nusantara antara lain sebagai berikut:

1) Islam Diperkenalkan oleh Bangsa Arab

Sir John Crawford, seorang sejarawan Inggris berpendapat

bahwa Islam sudah sampai ke Indonesia sejak abad VII. T

eori ini

didasarkan atas berita Cina dari zaman Dinasti Tang yang

menceritakan adanya orang-orang Ta-shih (bangsa Cina menyebut

bangsa Arab dengan sebutan Ta-shih) yang mengurungkan niatnya

menyerang Kalingga.

Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)

berpendapat bahwa sejak abad pertama Hijriah, orang-orang

Indonesia telah menggali ideologi Islam ke Mekah dan Mesir yang

berintikan mazhab Syafi’i. Hal ini menunjukkan bahwa agama Islam

diperkenalkan oleh bangsa Arab sendiri. Apakah alasan yang beliau

ajukan?

Pertama

, dalam laporan perjalanan yang ditulis Ibnu Batutah

tertulis bahwa Raja Samudera Pasai bermazhab (aliran) Syafi’i. Saat

itu mazhab Syafi’i baru berkembang di Mesir.

Kedua

, gelar yang

dipakai oleh raja-raja Samudera Pasai dengan raja-raja Mesir ada

persamaan, yaitu al-Malik.

Ketiga

, sudah ada seorang ulama

Indonesia yang mengajarkan ilmu Tasawuf (ajaran atau cara untuk

mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga

memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya di Arab,

yaitu Syekh Abu Masud Abdullah Ibn Masud al-Jawi.

2) Islam Datang dari Gujarat/India

Pendapat ini dikemukakan oleh Christian Snouck Hurgronje

dari Belanda. Ia berpendapat bahwa bangsa yang menyebarkan

agama Islam pertama-tama di Indonesia bukan dari Arab, melainkan

dari Gujarat, India. Hubungan langsung antara Indonesia dan Arab

baru terjadi pada masa kemudian. P

endapat tersebut didasarkan

pada adanya unsur-unsur Islam di Indonesia yang menunjukkan

persamaan dengan India. Pendapat Snouck diperkuat oleh hasil

Sumber:

www.begraafplaatsgroenesteeg.nl

Gambar 5.16

Snouck Hurgronje

159

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

penelitian kepurbakalaan J.P. Moquette mengenai nisan kubur dari

Samudera Pasai yang memuat nama Sultan Malik as-Saleh yang

berangka tahun 696 H (1297 M) dan diduga nisan tersebut

diproduksi di Cambay-Gujarat.

3) Islam Datang dari Persia

Sejarawan terkemuka Prof. Dr. P.A. Hoessein Djajadiningrat

berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui Iran (P

ersia).

Beliau memberi bukti dari ejaan dan tulisan Arab. Baris atas disebut

Jabar

, bawah disebut

Ajer

, dan depan disebut

Pes

. Dalam bahasa

Arab ejaan itu disebut

Fathah, Kasrah,

dan

Dhammah

. Di dalam

tulisan Arab, Sin bergigi sementara dalam tulisan Persia tidak bergigi.

Sementara itu, Oemar Amir Hoesin mengatakan bahwa di Persia

terdapat suku bangsa ”Leren”. Beliau berpendapat suku inilah yang

dahulu datang ke tanah Jawa, sebab di Giri terdapat Kampung

Leran. Apa yang dapat kamu simpulkan dari pendapat ketiga tokoh

dan peneliti Islam di depan?

b. Golongan Penerima Islam di Indonesia

Ketika Sriwijaya mengalami kemunduran akibat ekspansi Singasari

dan Majapahit, kehidupan politik dan ekonomi mulai guncang

. Di pihak

lain, Majapahit mengalami kekacauan akibat pemberontakan di

berbagai daerah dan adanya perseteruan anggota keluarga karena

perebutan kekuasaan.

Akibat keguncangan politik dan ekonomi, kehidupan sosial budaya

pun goyah. Keperluan-keperluan upacara keagamaan, kreasi-kreasi

dalam kerajinan tangan, seni bangunan, seni patung dan ukir, serta

cabang-cabang seni lainnya terpengaruh situasi politik dan ekonomi

yang kacau. Pada saat kekacauan itu, banyak pedagang muslim yang

singgah di Nusantara. Mereka kemudian memberi pegangan kepada

masyarakat yang sedang mengalami kekacauan.

Golongan penerima Islam di Indonesia sebagai berikut:

1) Para Pedagang

Para pedagang Nusantara tertarik terhadap Islam karena para

pedagang muslim dapat menunjukkan sifat-

sifat dan tingkah laku

yang baik. Selain itu, para pedagang itu rata-rata memiliki

pengetahuan agama yang tinggi. Para pedagang Nusantara belajar

tentang Islam dari para pedagang muslim, bahkan beberapa di

antaranya datang sendiri ke negeri asal agama tersebut, yaitu Arab.

2) Para Bangsawan

Di antara pedagang Nusantara yang berhubungan dengan para

pedagang muslim adalah penguasa daerah pantai, misalnya adipati

atau punggawa kerajaan. Mereka termasuk dalam golongan

bangsawan. P

ara bangsawan itu memegang peranan dalam

menentukan kebijaksanaan perdagangan dan pelayaran. Mereka

juga pemilik kapal dan saham dalam kegiatan perdagangan.

Seperti telah diuraikan di depan, pada saat itu pusat-pusat

kerajaan Hindu, seperti Sriwijaya dan Majapahit mengalami

kekacauan politik. Hal ini menimbulkan keinginan para adipati di

pesisir untuk melepaskan diri dan mengadakan hubungan dengan

pedagang muslim. Pada kesempatan itu pula, raja-raja dan

bangsawan Nusantara memeluk agama Islam.

3) Masyarakat

Rakyat umumnya memandang pemimpin dan bangsawan

sebagai contoh yang baik untuk diikuti. Dengan demikian, apabila

Sumber:

www.nationaalherbarium.nl

Gambar 5.17

Hoessein Djajadiningrat

160

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

seorang pemimpin atau bangsawan memeluk agama Islam maka

rakyat akan mengikutinya.

Selain itu, rakyat yang semula menganut agama Hindu,

memandang agama Islam lebih baik karena tidak mengenal kasta.

Islam tidak mengenal perbedaan golongan dalam masyarakat.

Agaknya, inilah daya tarik paling kuat bagi rakyat kecil untuk

memeluk Islam.

2. Cara dan Saluran Penyebaran Agama Islam

Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan melalui beberapa cara

seperti berikut.

a. Perdagangan

Dalam hal ini penyebaran ajaran agama Islam dilakukan oleh

pedagang Islam kepada pedagang

-pedagang lain. Pada waktu berdagang

saudagar-saudagar dari Gujarat, Persia, dan Arab berhubungan atau

bergaul dengan penduduk setempat (Indonesia). Mereka berhasil

memengaruhi penduduk setempat hingga tertarik untuk menganut

agama Islam.

b. Perkawinan

Seorang penganut Islam menikah dengan seorang penganut agama

lain sehingga pasangannya masuk Islam. Contohnya pedagang Islam

dari Gujarat, P

ersia, dan Arab menetap di Indonesia dan menikahi

wanita Indonesia. Di antara wanita yang mereka nikahi adalah putri

raja dan bangsawan. Berkat perkawinan itu, agama Islam menjadi cepat

berkembang. Keturunan-keturunan mereka pasti memeluk agama Islam.

Sesudah raja-rajanya memeluk Islam, sudah barang tentu rakyatnya

dengan mudah dapat terpengaruh sehingga mereka memeluk agama

Islam.

c. Pendidikan

Pendidikan agama Islam dilakukan melalui lembaga pesantren

(pondok pesantren), perguruan khusus agama Islam. P

enyebaran agama

Islam melalui pondok pesantren berarti penyebaran melalui perguruan

Islam. Perguruan ini mendidik para santri dari berbagai daerah. Setelah

tamat, mereka mendirikan lembaga atau pondok pesantren di daerah

asal mereka. Dengan demikian, agama Islam berkembang dan menyebar

ke seluruh Indonesia.

Sebelum menjadi lembaga pendidikan resmi pada tahun 1800-an,

pesantren berawal dari kegiatan guru agama di masjid atau istana, yang

mengajarkan tasawuf di pertapaan atau dekat makam keramat, pada

abad XVI dan XVII. Sebuah sumber sejarah tradisional, yaitu Serat

Centhini menyebutkan bahwa cikal bakal pesantren terdapat di Karang,

Banten. Pesantren Karang ini berdiri sekitar tahun 1520-an.

d. Dakwah

Penyebaran agama Islam juga banyak dilakukan oleh para wali dan

guru dakwah

(mubalig).

Contohnya penyebaran agama Islam di P

ulau

Jawa dilakukan oleh para wali, yang kemudian terkenal dengan sebutan

Wali Sanga

.

e. Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan

Untuk mempermudah dan mempercepat perkembangan agama

Islam, penyebaran agama Islam juga dilakukan melalui penggabungan

dengan unsur

-unsur kebudayaan yang ada pada suatu daerah tertentu.

Misalnya penggunaan doa-doa Islam dalam upacara adat, seperti

kelahiran,

selapanan

(peringatan bayi berusia 35 hari), perkawinan, seni

wayang kulit, beberapa bangunan, ragam hias, dan kesusastraan.

161

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

3. Penyebaran Islam di Nusantara

Pengaruh Islam diduga pertama-tama masuk ke Pulau Sumatra melalui

pelabuhan Barus yang terletak di pesisir barat Sumatra. Coba kamu lihat

dalam peta, letak pelabuhan itu. Nah, dari pulau ini aktivitas bergerak ke

pelabuhan Lamuri, Perlak, dan Samudera Pasai. Kamu pasti telah mengetahui

mengapa daerah-daerah ini yang menjadi kawasan di Indonesia yang

pertama-tama terpengaruh agama dan kebudayaan Islam. Dari Pasai, Islam

kemudian berkembang ke Pariaman (Sumatra Barat), Malaka, Tapanuli, Riau,

Minangkabau, Kerinci, dan Sumatra Selatan.

Pengaruh agama dan kebudayaan Islam mulai menemukan bentuknya,

ketika pada tahun 840 Masehi Perlak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama

di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Sultan yang pertama adalah Alauddin

Sayid Maulana Abdul Aziz Syah.

Setelah Perlak, menyusul Kerajaan Samudera Pasai yang didirikan pada

abad XIII oleh Marah Silu. Ia diangkat menjadi raja Islam oleh Syekh Ismail

(seorang ulama dari Dinasti Mamalik di Mesir) dengan gelar ”Malikus Saleh”.

Gelar ini diambil dari nama pendiri Dinasti Mamalik di Mesir yaitu

”Al Malikush Shaleh Ayub”. Dinasti Pasai memerintah sampai tahun 1406

Masehi. Tampak bahwa pengaruh Asia Barat dalam penyebaran agama dan

kebudayaan Islam di Indonesia masih kuat sampai abad XV.

Dari Samudera Pasai, agama Islam dibawa ke wilayah lain di Sumatra

oleh Syah Baharuddin. Raden Rahmat dan Minak Kumala (raja Kerajaan

Lampung) membawa Islam ke Sumatra Selatan.

Raden Samudera atau Sultan Suryanullah membawa Islam ke

Banjarmasin (Kalimantan Selatan), sementara yang ke Kalimantan Timur

dibawa oleh seorang Arab dari Malaka yang menikah dengan putri raja.

Syekh Samsuddin membawa Islam ke Kalimantan Barat. Pembawa Islam ke

wilayah Maluku, Ternate, dan Nusa Tenggara adalah Sunan Giri. Datuk ri

Bandang membawa Islam ke Sulawesi. Fenomena menarik terjadi di Pulau

Jawa. Penyebaran agama dan kebudayaan Islam di pulau ini dilakukan oleh

sekelompok yang kelak dikenal Wali Sanga. Akan tetapi, ulama pertama

yang datang dan menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa adalah Maulana

Malik Ibrahim.

Apa yang dapat kamu temukan dari fenomena tersebut? Setelah abad

XV penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia dilakukan oleh

ulama-ulama lokal. Pusat penyebaran pada awalnya Kerajaan Samudera

Pasai kemudian berpindah dan berkembang ke berbagai daerah di Indonesia

baik di daerah pesisir maupun di pedalaman.

Pedagang-pedagang Islam pada umumnya tinggal selama berbulan-

bulan, bertahun-tahun, bahkan akhirnya menetap di wilayah Nusantara.

Pedagang-pedagang tersebut kemudian mendirikan daerah tempat tinggal

tersendiri yang mayoritas dihuni oleh kelompok etnis mereka. Berikut ini

beberapa kelompok masyarakat Islam yang terbentuk pada masa

perkembangan Islam di Nusantara.

a. Kelompok Masyarakat Arab

Salah satu fenomena yang muncul sebagai akibat dari

interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa dari kawasan

Asia Barat adalah terbentuknya koloni Arab di Indonesia.

Mereka sebagian besar berasal dari Hadramaut yaitu kawasan

pantai Arab Selatan (sekarang daerah Y

aman). Coba kamu cari

dalam peta letak Hadramaut itu. Daerah yang menjadi koloni

Arab Hadramaut antara lain Banten, Jakarta, Karawang,

Priangan, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Jepara,

Rembang, Surabaya, Madura, Makassar, Ternate, Aceh,

Palembang, dan Pontianak.

Sumber:

Indonesian Heritage 3

Gambar 5.18

Hikayat Raja Pasai.

Sumber:

Negara dan Bangsa 3

Gambar 5.19

Pelabuhan Aden di Hadramaut.

162

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Di antara orang Arab Hadramaut yang menjadi ulama dan tokoh

masyarakat antara lain Sayid Husein Abu Bakar al-Aidrus (wafat tahun

1798 di Jakarta), Sayid Abdurahman bin Abu Bakar al-Habsyi (wafat

tahun 1853), Salim bin Abdullah bin Sunair (wafat tahun 1854), dan

Sayid Usman bin Akil bin Yahya al-Alawi (wafat tahun 1913). Dari

generasi ke generasi, keturunan Arab Hadramaut ternyata dapat

bersosialisasi dan bermasyarakat dengan penduduk Indonesia lainnya.

Mereka beraktivitas dalam berbagai bidang kehidupan. Namun,

sebagian besar dari mereka terjun di dunia perdagangan (kain, batik,

minyak wangi, dan lain-lain).

b. Kampung Pekojan

Pergaulan antara pedagang Gujarat dengan masyarakat Indonesia

memunculkan sebuah perkampungan yang disebut

pekojan

. Hingga

saat ini, beberapa kota di Indonesia di dalamnya terdapat Kampung

P

ekojan. Pekojan berasal dari kata

koja

yang artinya pedagang Gujarat.

Sebagian dari pedagang tersebut menikah dengan wanita Indonesia,

terutama putri-putri raja atau bangsawan. Oleh karena pernikahan itu,

banyak keluarga raja atau bangsawan yang masuk Islam, yang kemudian

diikuti oleh rakyatnya.

c. Komunitas Muslim Cina di Nusantara

Awal kedatangan muslim Cina di Nusantara tidak dapat diketahui

secara tepat. Sebagai agama, Islam masuk dan berkembang di negeri

Cina melalui jalur perdagangan, dan masuk melalui ”jalan sutra

” mulai

abad VII. Saat itu kekhalifahan Islam yang berada di bawah kepemimpinan

Usman bin Affan (557–656 M) telah mengirim utusannya yang pertama

ke Cina pada tahun 651 Masehi.

Muslim Cina di Nusantara berasal dari imigran muslim asal Cina

yang kemudian menetap atau imigran Cina yang memeluk Islam karena

interaksi antaretnis di Nusantara. Pada umumnya mereka datang ke

Nusantara untuk meningkatkan taraf hidupnya. Jadi, bukan untuk

menyampaikan Islam atau berdakwah. Mereka berasal dari Zhangzhou,

Quanzhou, dan Guandong. Meskipun kedatangan etnis Cina muslim

bukan untuk berdakwah, keberadaan mereka berdampak dalam

perkembangan dakwah. Salah satunya karena adanya proses asimilasi

dan perkawinan dengan penduduk setempat.

Demikian pula dengan muhibah pelayaran Laksamana Cheng Ho

ke Nusantara pada abad XV. Latar belakang pelayaran Cheng Ho adalah

perdagangan serta mempererat hubungan antara Cina dan negara-

negara Asia Afrika. Muslim Cina di Nusantara sudah berbaur dengan

penduduk setempat. Akan tetapi, pada masa kolonial Belanda, mereka

dimasukkan dalam golongan Timur Asing sehingga terpisah dengan

penduduk setempat. Pada masa pergerakan kemerdekaan, muslim Cina

ikut pula berjuang. Salah satu perannya adalah menjadi peserta dalam

peristiwa Sumpah Pemuda.

Pembahasan yang telah kamu pelajari dan analisis di depan, menunjuk-

kan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang

dan ulama atau pedagang yang sekaligus seorang mubalig. Misalnya

pedagang-mubalig Syekh Abdullah Arif yang mengislamkan masyarakat Pasai.

4. Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia

Di depan kita sudah sedikit menyinggung beberapa kerajaan Islam yang

tumbuh pada masa awal perkembangan agama Islam di Indonesia. Dalam

subbab ini kamu akan lebih memperdalam mengenai kerajaan-kerajaan Islam

tersebut dan perannya dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia.

Sumber:

www.upload.wikimedia.org

Gambar 5.20

Laksamana Cheng Ho

163

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

a. Perlak

Menurut pendapat Prof. Ali Hasymy dalam sebuah makalahnya

yang berjudul

Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di A

ceh

diperoleh keterangan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah

Kerajaan Perlak (Peureula) yang berdiri pada pertengahan abad IX

dengan raja pertamanya yang bernama Alauddin Syah. Hal ini

didasarkan pada naskah tua,

Izhharul Haq

yang ditulis oleh al-Fashi.

Perlak berkembang menjadi pusat perdagangan lada. Ada banyak

pedagang yang singgah di Perlak sehingga Kota Perlak berkembang dan

banyak mendatangkan kemakmuran. Hal ini justru menimbulkan ambisi

dari tokoh-tokoh setempat untuk saling berkuasa sehingga menimbulkan

ketidakstabilan di Perlak. Akibatnya, para pedagang yang mengalihkan

kegiatannya ke Samudera Pasai sehingga pada akhirnya Kerajaan Perlak

mengalami kemunduran pada akhir abad XIII.

b. Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai timur Aceh (di sekitar

Lhokseumawe) dan berdiri pada abad XIII. Hal ini dibuktikan dengan

penemuan batu nisan Sultan Malik as

-Saleh yang merupakan raja

pertama di Samudera Pasai yang berangka tahun 1297. Sultan Malik

as-Saleh memiliki nama asli Marah Silu. Beliau menikah dengan

Langgang Sari yang merupakan putri Raja Perlak. Akibat pernikahan

tersebut, kekuasaan Samudera Pasai semakin meluas hingga ke

pedalaman. Samudera Pasai menjalin hubungan dengan Delhi di India.

Hal ini dibuktikan dengan adanya utusan Sultan Delhi, yaitu Ibnu

Batutah yang berkunjung ke Samudera Pasai hingga dua kali.

c. Kerajaan Aceh

Raja pertama Kerajaan Aceh adalah Sultan Ibrahim atau

Ali Mughayat Syah yang memerintah pada tahun 1514–1528.

Akibat dikuasainya Malaka oleh P

ortugis pada tahun 1511,

banyak pedagang yang beralih ke Aceh. Hal ini menyebabkan

semakin majunya Kerajaan Aceh. Puncak kejayaan Kerajaan

Aceh terjadi pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Pada masa itu wilayah Aceh mencapai Deli, Nias, Bintan, dan

beberapa daerah di Semenanjung Malaya.

d. Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di

P

ulau Jawa yang berdiri pada tahun 1478. Pendiri Kerajaan

Demak adalah Raden Patah. Demak berhasil menjadi kerajaan

besar karena letaknya yang strategis dan memiliki hasil

pertanian yang melimpah dengan komoditas ekspornya berupa

beras. Kemajuan Demak juga tidak dapat dilepaskan dari

runtuhnya Kerajaan Majapahit sehingga Demak mendapat

dukungan dari kota-kota pantai utara Jawa yang lepas dari

kekuasaan Majapahit. Dalam mengendalikan pemerintahan,

Raden Patah didampingi oleh Sunan Kalijaga dan Ki Wanapala.

Masjid Agung Demak dibangun oleh Raden Patah, setelah

memerintah selama tiga tahun.

Kerajaan Demak mengalami masa kejayaan di bawah

pemerintahan Sultan Trenggono. Pada masa pemerintahan

Sultan Trenggono, Demak berusaha membendung masuknya

Portugis ke Jawa.

Sumber:

Sejarah Nasional Indonesia

Gambar 5.21

Nisan pada ma

kam Malik

as-Saleh

Sumber:

www.students.ukdw.ac

Gambar 5.22

Makam Sultan Iskandar Muda

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.23

Masjid Agung Demak

164

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Persebaran Islam di Indonesia dipengaruhi oleh

keberadaan kerajaan-kerajaan Islam. Coba carilah

informasi sebanyak-banyaknya mengenai berbagai

kerajaan Islam di Indonesia sejak periode awal hingga

akhir. Lengkapilah tabel berikut ini dengan informasi

yang telah kamu dapat dari berbagai sumber.

Setelah selesai, coba koreksilah kembali data-

data mengenai kerajaan-kerajaan Islam itu agar urut

secara kronologi. Kamu tentu dapat mencatat nama-

nama kerajaan Islam yang lain agar kamu dapat

mengetahui persebaran Islam di Indonesia. Hasilnya

tempelkan pada majalah dinding.

No. Kerajaan

Masa Memerintah

Nama Penguasa

Peninggalan

1. . . . .

. . . .

Sayid Abdul Aziz

. . . .

2. Samudera Pasai 1297–1339

. . . .

. . . .

3. . . . .

. . . .

Sultan Iskandar Muda . . . .

4. Demak

. . . .

. . . .

. . . .

5. . . . .

. . . .

. . . .

. . . .

6. Mataram (Islam) . . . .

. . . .

. . . .

7. . . . .

. . . .

Fatahillah

. . . .

8. . . . .

. . . .

. . . .

. . . .

9. Makassar

. . . .

. . . .

. . . .

10. . . . .

. . . .

Sultan Baabullah

. . . .

e. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586. Raja-raja yang

memerintah Mataram Islam antara lain Sutawijaya, Mas Jolang

, dan

Sultan Agung. Sutawijaya menjadi Raja Mataram dengan gelar

Panembahan

Senopati Ing Aloga Sayidin Panatagama

. Selama pemerintahan Sutawijaya,

Mataram selalu diliputi oleh api peperangan, tetapi pada akhirnya ber-

hasil dipadamkan.

Raja terbesar Kerajaan Mataram adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Dalam masa pemerintahannya, Sultan Agung tidak hanya berambisi

untuk memperluas wilayah, tetapi juga berusaha meningkatkan derajat

kesejahteraan rakyatnya melalui usaha-usaha di bawah ini.

1) Penduduk di Jawa yang tergolong padat dipindahkan ke Karawang

karena daerah ini mempunyai perladangan dan persawahan yang

luas.

2) Dibentuklah suatu susunan masyarakat yang bersifat feodal atas

dasar masyarakat yang agraris, yaitu terdiri atas pejabat yang diberi

tanah garapan.

3) Disusunlah buku-buku filsafat, antara lain

Sastra Gending

,

Niti Sastra

,

dan

Astabrata.

f.

Kerajaan Banten

Setelah Fatahillah atau Sunan Gunung Jati berhasil merebut Sunda

K

elapa pada tahun 1526, daerah Banten dikembangkan pula sebagai

pusat perdagangan dan penyiaran agama Islam. Kerajaan Banten berhasil

menjadi kerajaan merdeka setelah melepaskan diri dari Demak. Rajanya

yang pertama adalah Sultan Hasanuddin (1552–1570) yang merupakan

putra tertua dari Fatahillah. Banten mencapai masa kejayaan di bawah

pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1682). Selama masa

pemerintahannya, Sultan Ageng terlibat pertempuran melawan VOC

sebanyak tiga kali sehingga membuat repot VOC. Kegigihan Sultan

Ageng justru ditentang oleh putra mahkotanya sendiri yang bernama

Sultan Haji. Kesempatan ini dimanfaatkan VOC untuk menggunakan

politik adu domba sehingga tidak lama kemudian Sultan Ageng dapat

ditangkap dan diasingkan hingga beliau wafat.

Sumber:

www.foto-foto.com

Gambar 5.24

Sultan Agung

Sumber:

www.indonesiamedia.com

Gambar 5.25

Peninggalan keraton

Surosowan Banten.

165

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

5. Peninggalan Sejarah Peradaban Islam

Dari manakah kita dapat merunut peradaban Islam yang ada di

Indonesia? Ya, dari peninggalan sejarahnya. Ada beragam bentuk peninggalan

sejarah Islam yang ada di Indonesia. Berbagai bentuk peninggalan sejarah

itu, apabila dianalisis secara ilmiah akan dapat mengungkap tahun pembuatan

dan tokoh yang mendirikannya. Untuk meneliti keberadaan suatu kompleks

bangunan kuno, ilmu Arkeologi akan membantumu dalam menelusuri jejak-

jejak purbakala itu. Sementara itu, ilmu Sejarah akan membantu

mengungkap isi suatu dokumen sejarah (yaitu sumber-sumber yang tertulis).

Bagaimana dengan daerah sekitarmu, apakah terdapat peninggalan sejarah

Islam? Agar kamu lebih memahami tentang peninggalan sejarah Islam, kamu

dapat menyimak pemaparan berikut ini:

a. Seni Bangunan

Amati gambar di samping ini dengan saksama! Peninggalan sejarah

tersebut tentu bukan merupakan hal yang aneh bagimu. Itulah bukti

sejarah, bahwa masuknya Islam di Indonesia melalui proses yang damai.

Gambar tersebut adalah gapura masuk pada makam raja-raja di

Y

ogyakarta. Bangunan tersebut merupakan bukti adanya asimilasi dan

akulturasi dalam proses islamisasi di Indonesia. Coba carilah arti asimilasi

dan akulturasi.

Selain bentuk bangunan di samping, apa sajakah peninggalan

sejarah Islam yang termasuk klasifikasi seni bangunan? Carilah di

daerahmu sendiri atau dari berbagai sumber pustaka.

b. Seni Sastra

Pernahkah kamu mendengar

Babad T

anah Jawi

dan

Hikayat Raja-

Raja Pasai?

Itulah salah satu bentuk peninggalan sastra Islam. Karya sastra

itu ditulis oleh ulama, pemikir, dan cendekiawan muslim. Coba carilah

karya sastra yang berwujud babad, hikayat, syair, dan suluk dari sumber-

sumber pustaka.

Ada bentuk lain peninggalan sejarah di bidang agama, yaitu tasawuf.

Apakah tasawuf itu? Kamu dapat menemukan sendiri apa maknanya.

Salah satu artinya adalah cara untuk menyucikan diri, meningkatkan

akhlak, serta membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk

mencapai kebahagiaan abadi. Nah, orang yang sudah mencapai taraf

itu disebut

sufi

. Pada masa awal perkembangan Islam dikenal Hamzah

Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Syekh Abdur

Rauf. Mereka selain sebagai sufi juga pemikir Islam. Coba kamu cari

bentuk hasil karya mereka.

c. Seni Rupa

Amati nisan Sultan Malik as-Saleh di samping! Apa yang tertera

pada nisan itu? Mengapa sebuah nisan dari peninggalan sejarah Islam

harus diberi ukiran semacam itu? Itulah salah satu contoh, betapa

peradaban Islam memang telah pernah mencapai puncak kejayaan-

nya. Seni yang tertera pada nisan itu adalah ekspresi kecintaan

pembuatnya pada agama Islam yang mereka anut. Selain pada nisan

tersebut, karya seni Islam juga dapat ditemukan pada makam Malik

Ibrahim dan berbagai kaligrafi dalam masjid-masjid peninggalan sejarah

Islam.

d. Seni Pertunjukan

Kamu tentu pernah mendengar atau bahkan melihat pertunjukan

wayang kulit. Dari manakah asal kebudayaan itu? Daerah-

daerah mana

yang ada kebudayaan seperti itu? Pada mulanya wayang itu merupakan

hasil budaya Hindu. Oleh para wali, budaya itu digunakan untuk media

dakwah dalam menyebarkan ajaran agama Islam. Mengapa para wali

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.26

Peninggalan sejarah

berupa gapura makam.

Sumber:

Indonesian Heritage 3

Gambar 5.27

Nisan pada makam Maulana

Malik Ibrahim.

166

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

menggunakan media wayang yang telah akrab dengan rakyat itu untuk

menyebarluaskan agama Islam? Selain wayang, seni pertunjukan apakah

yang merupakan peninggalan sejarah Islam?

Nah, dari peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak Islam

itulah, kita bisa sedikit demi sedikit merunut peradaban Islam pada

masa lampau. Dari peninggalan sejarah yang tersebar di berbagai daerah

itu, menunjukkan bahwa Islam telah merata keberadaannya di

Indonesia.

e. Perkembangan Kebudayaan Masa Islam

Berkembangnya kebudayaan Islam di Nusantara menambah

khazanah budaya nasional Indonesia, serta ikut memberikan dan

menentukan corak budaya bangsa Indonesia. Oleh karena kebudayaan

yang berkembang di Nusantara sudah begitu kuat di lingkungan

masyarakat, perkembangan budaya Islam tidak menggantikan atau

memusnahkan kebudayaan yang sudah ada. Dengan demikian, terjadi

akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Indonesia.

Di Indonesia Islam menghasilkan seni budaya bernapaskan

keagamaan. Berikut ini beberapa contoh seni budaya pada masa

perkembangan Islam di Indonesia:

1) Upacara Grebeg Maulud

Upacara Grebeg sangat terkenal di lingkungan masyarakat Jawa,

terutama Jawa T

engah dan Cirebon. Upacara Grebeg pertama kali

dilaksanakan di Kerajaan Demak kemudian berkembang sampai

Kerajaan Mataram. Upacara itu sekarang dilestarikan di Keraton

Surakarta, Yogyakarta, dan Cirebon. Di Cirebon upacara mirip

Grebeg dinamakan

Panjang Jimat

. Panjang jimat sendiri pada

dasarnya adalah piring dan baki untuk menempatkan makanan

yang dibagi-bagikan. Piring dan baki tersebut hanya digunakan sekali

dalam setahun. Pada malam menjelang tanggal 12 Maulud, panjang

jimat diarak dari keraton menuju masjid dengan diiringi oleh sultan

dan seluruh kerabat keraton.

Pada dasarnya maksud dari upacara Grebeg itu tidak lain

sebagai bentuk syukur dari sultan kepada Tuhan. Sultan

mengadakan syukuran karena telah dipercaya untuk memimpin

rakyat. Hal ini jelas sesuai dengan ajaran Islam. Akan tetapi, dalam

prosesi upacara dan perlengkapan serta saji-sajiannya, tidak terlepas

dari aspek budaya sebelumnya, sementara doa-doanya mengguna-

kan cara-cara Islam.

2) Sistem Kalender Islam

Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin

Khattab, beliau berusaha membenahi kalender Islam. P

erhitungan

yang dipakai berdasar pada peredaran bulan (kamariah). Umar

menetapkan tahun 1 Hijriah bertepatan dengan tanggal

14 September 622 Masehi. Sistem kalender ini berlaku di Indonesia

hingga saat ini.

Bukti perkembangan sistem penanggalan atau kalender yang

paling nyata adalah sistem kalender yang diciptakan Sultan Agung.

Jika sebelumnya digunakan kalender berdasarkan sistem matahari,

sebagai pengaruh dari sistem kalender Hijriah, diciptakan kalender

dengan sistem peredaran bulan (kamariah). Akan tetapi, tahunnya

tidak menggunakan angka tahun Saka (Jawa) seperti yang sudah

digunakan sebelumnya. Sultan Agung juga telah melakukan sedikit

perubahan mengenai nama-nama bulan. Misalnya bulan Muharam

diganti dengan

Sura

dan Ramadan diganti dengan

Pasa

. Kalender

Sumber:

www.trulyjogja.com

Gambar 5.28

Upacara Grebeg.

167

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Para pedagang Islam, selain melakukan kegiatan

ekonomi juga menyebarkan

agama. Hal ini dapat

terjadi karena . . . .

a. para pedagang terdiri atas para ulama

b. dalam Islam, tidak ada pemisahan antara

profesi dan kewajiban menyebarkan agama

c. para pedagang muslim telah mampu

membentuk masyarakat Islam di sepanjang

pesisir

d. para pedagang muslim diberi kebebasan

oleh penguasa Nusantara untuk menyebar-

kan agamanya

tersebut dimulai pada tanggal 1 Muharam tahun 1043 H. Kalender

Sultan Agung dimulai tepat pada tanggal 1 Sura tahun 1555 Jawa

(8 Agustus 1633).

3) Filsafat

Pada masa penyebaran Islam di Indonesia, perkembangan

filsafat sangat dipengaruhi oleh ajaran tasawuf

. Setiap orang

berusaha mencari kebenaran dan kesempurnaan hidup melalui

praktik-praktik keagamaan yang benar. Oleh karena kebenaran

mutlak hanya ada pada Tuhan, agar tercapai kesempurnaan dan

kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat, manusia harus

terus-menerus mendekatkan diri kepada Tuhan.

4) Kesenian

Islam menghasilkan berbagai kesenian yang bertujuan untuk

penyebarluasan ajarannya. K

esenian tersebut antara lain sebagai

berikut:

a.

Permainan debus

, yaitu permainan di mana pada puncak acara,

para penari menusukkan benda tajam ke tubuhnya, tanpa

meninggalkan bekas luka. Tarian ini diawali dengan pembacaan

ayat-ayat dalam Alquran dan selawat nabi. Tarian ini

berkembang di Banten dan Minangkabau.

b.

Seudati

, adalah sebuah bentuk tarian dari Aceh. Seudati berasal

dari kata

syaidati

yang artinya permainan orang-orang besar.

Seudati sering disebut

saman

yang artinya delapan. Aslinya,

tarian ini dimainkan oleh delapan orang penari. Para penari

menyanyikan lagu yang isinya antara lain selawat nabi.

c. Pertunjukan wayang yang sebenarnya sudah berkembang sejak

zaman Hindu, dikembangkan lagi pada masa Islam.

Berdasarkan cerita Amir Hamzah, dikembangkanlah seni

pertunjukan wayang golek.

5) Aksara

Tersebarnya Islam ke Indonesia membawa pengaruh dalam

bidang aksara atau tulisan. Abjad atau huruf-huruf Arab mulai

digunakan di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan sebagai

bahan ukiran. Berkaitan dengan ini berkembanglah seni kaligrafi.

Dari berbagai penelitian sejarah dan arkeologi terbukti bahwa Islam

masuk dan berkembang di Indonesia secara damai. Inilah yang

menyebabkan Islam mendapat sambutan yang luas di kalangan rakyat

Indonesia sejak awal kedatangannya.

Demikianlah akhir dari perjalanan kita untuk menemukan kembali

peradaban Islam di Indonesia. Kamu telah mengetahui sejarah lahirnya

Islam dan perkembangannya hingga ke Indonesia. Kamu juga telah

mampu melacak berbagai peninggalan sejarah Islam di berbagai daerah.

Sumber:

www.acehutara.go.id

Gambar 5.29

Tari Seudati dari Aceh.

168

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

2. Suatu masyarakat muslim dapat terbentuk

dengan mudah melalui saluran islamisasi

berupa perkawinan, alasannya adalah . . . .

a. perkawinan antarpedagang muslim dapat

mempererat persaudaraan

b. perkawinan antara pedagang muslim dan

penduduk pribumi sangat mudah dilakukan

c. perkawinan akan menghasilkan sebuah

keluarga muslim

d. pedagang muslim banyak yang menikah

dengan salah seorang keluarga bangsawan

3. Kerajaan Ternate dan Tidore sering disinggahi

para pedagang karena . . . .

a. merupakan pusat penyebaran Islam

b. lokasinya mudah dijangkau

c. merupakan penghasil rempah-rempah

d. berhubungan erat dengan Malaka

4. Hoessein Djajadiningrat mengemukakan pen-

dapat bahwa agama Islam yang masuk ke

Indonesia dibawa oleh orang Persia. Hal ini

didasarkan pada adanya bukti . . . .

a. kesamaan nisan di Sumatra Utara dan Gresik

b. tradisi perdagangan yang telah berlangsung

lama

c. adanya aliran Syi’ah di Indonesia

d. ajaran Islam yang berintikan mazhab Syafi’i

5. Bukti bahwa Islam telah sampai di Indonesia

pada abad VII Masehi didasarkan atas . . . .

a. ditemukannya nisan dari Desa Leran, Gresik

b. berita dari Dinasti Tang

c. kenyataannya bahwa di Perlak semua

penduduknya beragama Islam

d. batu nisan di Trologo pada zaman Majapahit

6. Penduduk di daerah pesisir Nusantara lebih

dahulu memeluk agama Islam daripada daerah

pedalaman karena . . . .

a. para penguasa di pesisir telah beragama

Islam

b. penduduk pedalaman tidak tertarik ajaran

Islam

c. agama Islam disebarkan lewat kegiatan

perdagangan

d. para mubalig Islam enggan menyebarkan

agama ke pedalaman

7. Orang yang berjasa dalam mengembangkan

Islam di Sulawesi adalah . . . .

a. Syekh Syamsuddin

b. Datuk ri Bandang

c. Sultan Suryanullah

d. Minak Kumala

8.

Hal ini ditunjukkan oleh . . . .

a. menaranya yang menyerupai candi

b. atapnya berbentuk seperti pura

c. mimbarnya menyerupai teratai

d. terdapat ukiran tumbuh-tumbuhan dan

hewan pada pintu masuk

9. Peran Wali Sanga bagi perkembangan Islam

adalah . . . .

a. mendirikan kerajaan Islam di Jawa

b. menyelenggarakan pesantren bagi masya-

rakat Jawa

c. menyebarluaskan ajaran Islam di Pulau Jawa

d. menjadi penghubung antara rakyat dan raja

di Pulau Jawa

10.

Apa fakta dari penemuan tersebut?

a. Pembawa Islam adalah seorang wanita.

b. Telah berdiri kerajaan Islam di Jawa.

c. Islam masuk ke Indonesia pada abad XI

Masehi.

d. Islam telah dianut oleh masyarakat Jawa.

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Bagaimana proses islamisasi yang terjadi di

Indonesia? Jelaskan pendapatmu!

2. Sebutkan dan jelaskan salah satu teori masuknya

Islam ke Indonesia!

3. Buktikan bahwa pedagang dan ulama berperan

dalam proses awal perkembangan Islam di

Indonesia!

4. Mengapa pada abad XV–XX mayoritas umat

Islam berada di kawasan Indonesia bagian barat?

Jelaskan asal usul sejarahnya!

5. Sebutkan peninggalan sejarah bercorak Islam

yang ada di Indonesia!

Di Leran, Jawa Timur, ditemukan nisan

dari Fatimah binti Maimun. Nisan ini

berangka tahun 475 H (1082 M).

Masjid Kudus merupakan salah satu

hasil asimilasi antara budaya Islam

dan Hindu.

169

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

C. Kekuasaan Kolonial di Indonesia

Semakin pesatnya perkembangan teknologi pelayaran menjadikan

penjelajahan samudra oleh bangsa-bangsa Barat semakin ramai. Terdorong

oleh keinginan untuk mencari wilayah penghasil rempah-rempah,

menyebabkan berbagai bangsa Eropa datang silih berganti ke Nusantara.

Bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba untuk

menanamkan pengaruhnya di Nusantara.

1. Proses Masuknya Bangsa-Bangsa Eropa ke Indonesia

Orang-orang Eropa biasa membeli rempah-rempah dari pedagang Asia

Barat. Oleh karena membeli dari pedagang perantara, harga rempah di

Eropa menjadi sangat mahal. Tingginya harga rempah-rempah tersebut

mendorong orang-orang Eropa untuk mencari langsung daerah penghasilnya.

Dengan tujuan tersebut, bangsa Portugis menguasai Malaka pada tahun

1511, sebagai batu loncatan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah

di Maluku. Untuk mengetahui proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke

daerah sumber rempah-rempah, amatilah peta di bawah ini!

Bagaimana proses kolonisasi bangsa Eropa di Nusantara? Perhatikan

penjelasan berikut ini:

a. Bangsa Portugis

Zaman kolonial di Indonesia sesungguhnya dimulai tahun 1511,

beberapa saat setelah P

ortugis menduduki Malaka. Mengapa? Tidak

lama setelah menguasai Malaka, armada Portugis telah sampai di

Maluku. Dengan didukung oleh penguasaan teknologi pembuatan kapal

dan senjata yang tinggi, serta dipermudah adanya pertikaian

antarkerajaan, Portugis berhasil mendirikan kantor dagang dan benteng.

Bahkan mereka memperoleh hak monopoli dari Sultan Ternate untuk

berdagang rempah. Kehadiran Portugis di Maluku itu memperkuat

kedudukan Sultan Ternate dalam menghadapi Kerajaan Tidore. Akan

tetapi, keinginan Portugis untuk menguasai Ternate mengakibatkan

mereka diusir oleh Sultan Baabullah tahun 1575.

b. Bangsa Spanyol

Selain Portugis, bangsa Barat yang mencoba mendirikan koloni di

Indonesia adalah bangsa Spanyol. Dari peta di atas terlihat, setelah

mendirikan Manila (F

ilipina) tahun 1571, armada Spanyol berlayar ke

Sumber:

www.knmi.nl

Gambar 5.30

Rute bangsa Eropa ke Batavia.

170

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

arah selatan di sekitar Kepulauan Maluku. Pada tahun 1606 mereka

berhasil menduduki Ternate dan membangun kembali Benteng Kastela

(berasal dari Castile) peninggalan Portugis. Spanyol berhasil mendirikan

permukiman di Ternate dan Siau. Akhirnya, pada tahun 1677 bangsa

Spanyol kembali ke Filipina setelah Belanda berhasil masuk dan men-

duduki Ternate.

c. Bangsa Inggris

Sejak akhir abad XVI

East Indian Company

(EIC) sudah mengadakan

hubungan dagang dengan beberapa wilayah di Indonesia. Namun,

Inggris tidak berhasil menanamkan monopoli perdagangan di Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan Inggris untuk bersaing dengan

Belanda. Dengan kekuatan militer dan kemampuan mempengaruhi

penguasa setempat, armada dagang Belanda mampu membuat Inggris

perlahan-lahan tersingkir dari kawasan perdagangan di Indonesia.

d. Bangsa Belanda

Ekspedisi bangsa Barat lainnya ke Indonesia yang berhasil mem-

bentuk kekuasaan kolonial cukup lama adalah Belanda. P

ada bulan

Juni 1596 kapal-kapal Belanda berhasil berlabuh di pelabuhan lada ter-

besar di Jawa Barat. Kamu tentu tahu pemimpin ekspedisi itu dan nama

pelabuhan yang dimaksud. Setelah menyusuri berbagai tempat dan

memicu konflik dengan pedagang lain di berbagai daerah, tahun 1597

ekspedisi itu kembali ke Belanda dengan membawa keuntungan yang

besar. Selanjutnya, ekspedisi Belanda ke Indonesia bukannya berakhir

melainkan membuka zaman baru. Pada tahun 1598–1601 perusahaan-

perusahaan ekspedisi Belanda berlomba-lomba mengirimkan armada-

nya untuk memperebutkan rempah Indonesia. Akibat persaingan itu

adalah meningkatnya pengiriman rempah ke Eropa dan naiknya harga

rempah.

Untuk mengatasi persaingan dagang yang tidak sehat, pada

tahun 1602 perusahaan-perusahaan ekspedisi Belanda itu akhirnya

melebur menjadi satu pada tanggal 20 Maret 1602 dengan nama

Vereenigde Oost-Indische Compagnie

(VOC atau Perserikatan Maskapai

Hindia Timur). Dalam lidah kita persekutuan dagang itu dikenal dengan

nama

Kompeni

(dari kata

Compagnie

). Ide penggabungan perusahaan-

perusahaan itu berasal dari seorang tokoh Majelis Perwakilan Tinggi

Belanda, Johan van Olderbarnevelt.

Pemerintah Belanda mendukung secara resmi keberadaan VOC.

Dengan modal awal 6,5 juta gulden Belanda, mereka diberi wewenang

dan hak

octrooi

. Kewenangan itu antara lain untuk membuat perjanjian

dengan para raja Asia atas nama Republik Belanda, membangun benteng

dan pasukan, mengangkat para gubernur, serta memelihara hukum dan

ketenangan wilayah di luar Belanda.

Jan Pieterszoon Coen, sang arsitek kejayaan VOC. Dialah Gubernur

Jenderal Belanda yang berhasil menyatukan dua bidang sekaligus. Selain

menguasai tempat-tempat produksi rempah dan jalur perdagangannya,

dia juga berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan kuat dan menguasai

wilayahnya.

Kejelian J.P. Coen itu menempatkan VOC sebagai persekutuan

dagang multinasional yang pertama. Persekutuan itu mempunyai

pegawai yang berasal dari berbagai negara dengan jaringan perdagangan

yang meliputi kawasan Asia. Dengan didukung oleh armada dagang

yang kuat, disertai oleh siasat yang licik, VOC berhasil menguasai pulau-

pulau di Indonesia. Setelah menaklukkan Jayakarta tahun 1619, VOC

memperluas kekuasaannya dengan menaklukkan Ternate (1620), Banda

Sumber:

www.upload.wikimedia.com

Gambar 5.33

Jan Pieterszoon Coen

Sumber:

Sejarah Modern Awal 3

Gambar 5.32

Anggota Dewan VOC.

Sumber:

www.engelfriet.net

Gambar 5.31

Armada dagang Belanda

berlabuh di Banten.

171

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

(1621), Makassar (1660), Banten (1682), dan lain-lain. Perlahan-lahan

kehadiran VOC itu melumpuhkan jaringan perdagangan antarpulau

yang telah lama terbentuk di Kepulauan Indonesia.

Tampak bagi kita bahwa tujuan kedatangan bangsa Eropa sudah

berubah dari tujuan awalnya. Mereka bukan sekadar memperoleh

rempah-rempah langsung dari Indonesia, melainkan melakukan

kolonialisme atau penjajahan terhadap Indonesia.

2. Cara-Cara Bangsa Eropa Mencapai Tujuan dan Reaksinya

Sebelum kedatangan VOC, Indonesia sudah terlibat dalam jaringan

perdagangan internasional dengan sistem yang terbuka. Segala hal mengenai

peraturan jual beli, proses penawaran, dan penentuan harga dilakukan secara

transparan. Kegiatan ini sebagian besar dilakukan oleh kerajaan-kerajaan

Islam Indonesia dengan bangsa-bangsa asing melalui perantara Malaka. Jalur

yang mereka gunakan adalah Malaka–Maluku dengan Laut Jawa sebagai

urat nadinya. Di sepanjang jalur itu muncul pusat-pusat perdagangan dan

bandar-bandar pelabuhan. Komoditas perdagangannya antara lain cengkih

(dari Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan), pala (dari Banda), dan

cendana (dari Solor dan Timor). Sementara itu, komoditas kain (dari Gujarat

dan Benggali), beras (dari Jawa), serta lada (dari Banten dan Sumatra).

Selama abad XVII dan XVIII Masehi, pengaruh VOC baik di bidang

ekonomi maupun politik sudah tersebar di berbagai wilayah strategis

Indonesia. Selama hampir dua abad VOC telah mengeruk keuntungan dari

tanah Indonesia. Dalam melakukan kegiatannya VOC membuat kebijakan

berupa hal-hal berikut:

a. Membangun Benteng Pertahanan

Semula untuk mengelola urusan dagangnya, VOC mendirikan

factorij

di Maluku dan Banda. Selain untuk berunding dengan penguasa

setempat, pos itu juga menjadi gudang dan permukiman para pedagang

utama. Dalam perkembangan selanjutnya karena didesak oleh ke

-

pentingan dan konflik dengan penduduk Indonesia maupun saingan

Eropa, pos itu berubah menjadi benteng pertahanan. Benteng itu

mereka gunakan untuk mengawasi pusat perdagangan di sepanjang

jalur pelayaran. Dengan begitu, mereka bisa memungut pajak,

memonopoli pembelian dan penjualan rempah, mengendalikan

penghasil rempah Maluku, bahkan bisa mengusir Portugis dan Spanyol

keluar dari pusat-pusat perdagangan Asia. Bisakah kamu menunjukkan

nama dan letak salah satu benteng Belanda di Indonesia?

b. Membuat Perjanjian dengan Para Raja

Salah satu kelihaian yang dimiliki oleh VOC adalah kemampuannya

dalam bernegosiasi dan berdiplomasi dengan para raja di Nusantara.

Namun, di balik kelihaian itu juga tersimpan kelicikan. P

ada tahun 1637

armada VOC di bawah van Diemen berhasil diperdaya oleh persekutuan

anti-VOC yang dipimpin Kakiali (murid Sunan Giri yang berasal dari

Hitu). Persekutuan ini terdiri atas orang-orang Hitu, Ternate/Hoalmoal,

dan Gowa. Maksud persekutuan ini adalah mendorong dilakukannya

perdagangan rempah secara ’gelap’.

Secara lihai, VOC juga berhasil masuk di dalam kemelut yang

melanda Kerajaan Mataram. Mereka mau mengakui Adipati Anom

sebagai Amangkurat II yang sedang berperang dengan Trunojoyo untuk

memperebutkan takhta Mataram. Sebuah kesepakatan akhirnya di-

tandatangani antara VOC dengan Amangkurat II pada tahun 1678. Isinya

antara lain Amangkurat II diakui sebagai raja di Mataram, VOC

Foto:

Doly Eny Khalifah

Gambar 5.34

Benteng Vredeburg di

Yogyakarta.

Sumber:

Dari Lima Zaman Penjajahan

Gambar 5.35

Surat kontrak VOC dengan

Mataram.

172

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

mendapat pelabuhan Semarang dan hak-hak untuk berdagang, serta

Mataram harus mengganti biaya perang yang dikeluarkan VOC. Sebuah

pukulan yang telak bagi kerajaan terbesar di Jawa, yang membuatnya

limbung. Oleh karena itu, setapak demi setapak, Mataram masuk dalam

perangkap VOC. Bisakah kamu menunjukkan salah satu perjanjian yang

dibuat VOC dengan seorang raja di Nusantara?

c. Monopoli Perdagangan

Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah

monopoli

. Itulah

salah satu ciri khas VOC yang mereka terapkan di mana pun mereka

berada. Mengapa mereka memiliki karakter semacam itu?

Salah satu faktor kuncinya karena mereka mengacu pada

R

egerings-

Reglement

(asas tujuan perkumpulan) yang dibuat tahun 1650. Apabila

diringkas, isi asas itu antara lain melenyapkan semua persaingan dengan

jalan apa pun juga asal tercapai maksudnya, serta membeli semurah-

murahnya dan menjual semahal-mahalnya.

Pada tahun 1652–1653 VOC mengeluarkan kebijakan

extirpatie

yaitu pemusnahan semua pohon rempah Maluku dengan tujuan agar

bisa mengendalikan hasil dan menjaga harga tinggi rempah di Eropa.

Kebijakan ini mendapat reaksi dari para pedagang Nusantara dengan

mengadakan ”perdagangan gelap”. Inilah yang membuat para direktur

VOC menganjurkan untuk membinasakan penduduk Banda dan

menggantinya dengan penduduk yang berasal dari pulau lain.

Dalam melakukan kegiatan monopolinya, VOC menerapkan

beberapa aturan. Aturan-aturan tersebut sebagai berikut:

1) Petani rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen.

Hak jual beli hanya dimiliki VOC.

2) Panen rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan harga

yang ditentukan oleh VOC.

3) Barang kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan rumah tangga,

garam, dan kain harus dibeli dari VOC dengan harga yang

ditentukan oleh VOC.

d.

Devide et Impera

Kamu tentu sudah sering mendengar istilah

devide et impera

, yaitu

salah satu politik VOC untuk dapat menguasai suatu wilayah dengan

cara pecah belah lalu kuasai. Sebagai contoh konkret, VOC

menggunakan keperkasaan orang

-orang Bugis untuk menghadapi

kerajaan lain di Indonesia. Misalnya Aru Palaka (Raja Bone) digunakan

Belanda untuk melakukan intervensi ke Kerajaan Mataram di bawah

Sultan Amangkurat I. Untuk menghadapi Pangeran Diponegoro dalam

Perang Jawa tahun 1825–1830, Belanda menggunakan Legiun

Mangkunegaran yang dibentuk tahun 1808 oleh Daendels dan

Mangkunegoro II.

Itulah beberapa rangkaian kebijakan yang menjadi garis besar dari

kehadiran VOC di Indonesia. Jelas terlihat bahwa VOC berhasil mengubah

kondisi sosial ekonomi dan politis rakyat Indonesia. Apa dampak kolonialisme

yang dijalankan VOC itu? Secara nyata jaringan perdagangan antarpulau

yang telah lama hidup dan berkembang secara bebas merdeka menjadi

terganggu. Aktivitas perdagangan yang menjadi urat nadi bangsa Indonesia

itu didominasi oleh kepentingan kolonial. Penderitaan dan kemiskinan

kemudian menghinggapi bangsa Indonesia.

Sumber:

Gedenk Boek

Gambar 5.36

Legiun Mangkunegaran.

173

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Pada tahun 1799 VOC dibubarkan oleh Belanda.

Hal-hal yang menyebabkan dibubarkannya VOC

antara lain sebagai berikut.

a. Rendahnya gaji yang diberikan kepada pegawai-

pegawai VOC menyebabkan mereka berbuat

curang atau korupsi. Salah satu bentuk kecurang-

an VOC adalah dengan melakukan pemerasan

terhadap bangsa Cina pada waktu mereka

memerlukan surat-surat tanda memiliki tempat

tinggal di Batavia.

b. Banyaknya saingan yang harus dihadapi oleh

VOC dalam perdagangannya di Asia, misalnya

dari bangsa Prancis yang memiliki perusahaan

Compagnie des Indes

dan lebih-lebih dari bangsa

Inggris dengan

East Indian Company

.

c. Sesuai dengan

octrooi

, para pemegang saham

berhak mendapatkan

divident

atau pembagian

keuntungan. Waktu VOC mulai rugi,

divident

tetap

diberikan, dengan tujuan agar para pemegang

saham tidak menarik modalnya, sebab bila

banyak yang menarik modalnya, VOC akan

bangkrut. Pembagian

divident

dalam keadaan

rugi, menyebabkan VOC memiliki banyak utang.

d. VOC banyak mengeluarkan biaya untuk peperang-

an, baik berebut monopoli perdagangan maupun

memperluas wilayah jajahan. Contoh yang paling

nyata adalah cara VOC campur tangan dalam

perang perebutan mahkota di Mataram.

e. Perubahan politik yang terjadi di negeri Belanda,

akibat Revolusi Prancis. Belanda menjadi

Republik Bataaf

, setelah Raja Belanda Willem V

digulingkan dari takhta lalu menyingkir ke Inggris

(1795).

Republik Bataaf

yang demokratis dan

liberal itu mengang

gap monopoli dagang VOC

bertentangan dengan semangat waktu itu yang

berpandangan

bahwa perdagangan harus

dilakukan secara bebas sehingga VOC perlu

dibubarkan.

Penyebab Dibubarkannya VOC

3. Reaksi Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa

Kedatangan bangsa Eropa ke berbagai wilayah di Indonesia mengundang

beragam reaksi. Ada yang mau menerima dan bekerja sama, ada pula yang

justru mengadakan perlawanan. Perlawanan kebanyakan dipimpin oleh

penguasa lokal yang terdesak kepentingan politik dan ekonominya.

a. Perlawanan terhadap Portugis

Upaya perlawanan pertama terhadap kehadiran Portugis dilakukan

oleh para penguasa Aceh Sultan Mahmud, P

ate Kadir, Alaudin tahun

1511–1537. Penguasa Jepara dan Demak juga 1513 hingga 1575 seperti

Adipati Unus juga melawan Portugis dengan menyerang pusat keduduk-

an mereka di Malaka. Perlawanan terhadap Portugis juga dilakukan oleh

penguasa lokal di Maluku. Pada tahun 1512, Alfonso de Albuquerque

mengirim ekspedisi ke kawasan Maluku. Kesamaan kepentingan

perdagangan menyebabkan kehadiran Portugis diterima dengan baik.

Perlawanan baru dilakukan setelah Portugis mulai mencampuri

urusan internal kerajaan dan terjadinya konflik agama. Ternate, Tidore,

Jilolo, dan Bacan adalah pusat-pusat penyebaran agama Islam,

sementara itu Portugis mengembangkan agama Kristen. Perlawanan

mulai dilakukan pada tahun 1530 setelah janda Sultan Bajangullah dan

Taruwes bekerja sama untuk menumpas bangsa Portugis. Rakyat juga

memberontak kepada Portugis pada tanggal 27 Mei 1531 dengan

membunuh Panglima Portugis. Pada tahun 1534 Ayalo yang didukung

rakyat juga melakukan pemberontakan terhadap Portugis di Ternate.

Perlawanan juga dilakukan oleh Sultan Hairun dari Ternate. Rakyat

marah setelah Sultan Hairun tewas dibunuh Portugis di dalam benteng

Sao Paolo. Perjuangan kemudian dilanjutkan oleh Sultan Baabullah

dengan merebut benteng Sao Paolo.

Upaya Portugis untuk memadamkan perlawanan rakyat dilakukan

dengan mengirim Galvao pada tahun 1536. Ayalo menderita luka parah

sehingga para pemimpin lokal terpaksa berdamai dengan Portugis.

Kristenisasi yang dilakukan Portugis pada tahun 1575 juga mendorong

Baabullah untuk melawan.

174

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

b. Perlawanan terhadap Spanyol

Kedatangan bangsa Spanyol semula diterima dengan baik oleh para

penguasa lokal, Sultan Almansur dari Maluku. Hal ini karena sultan

merasa dikesampingkan oleh P

ortugis. Namun, kehadiran Spanyol

diprotes oleh Portugis. Alasannya hal itu merupakan pelanggaran

terhadap Perjanjian Tordesillas yang dibuat pada tahun 1494.

Portugis dan Spanyol pun terlibat konflik dan peperangan. Salah

satu benteng di Tidore yang dibangun Spanyol pada tahun 1527 diserang

dan direbut Portugis. Konflik segitiga antara Portugis, Spanyol, dan

Maluku pun pecah hingga beberapa tahun. Pada tahun 1529 Portugis

dan Spanyol membuat Perjanjian Saragosa yang menyatakan bahwa

Maluku menjadi wilayah perdagangan Portugis, sementara itu Spanyol

mendapatkan Filipina.

c. Perlawanan terhadap VOC

Perlawanan terhadap VOC dilakukan di berbagai wilayah di

Indonesia. Di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Makassar

perlawanan dilakukan sejak tahun 1630–1800. P

erlawanan dilakukan

terhadap kepentingan VOC berlangsung sampai dengan meninggalnya

Kakiali (tokoh penggerak perlawanan terhadap VOC di Hitu) pada tahun

1643.

VOC memanfaatkan La Tenritatta to ‘Unru atau Arung Palakka

(1634–1696) untuk bisa menguasai Makassar. Meskipun penguasa Gowa

memberikan otonomi yang luas pada daerah-daerah yang dikuasainya,

hal itu tetap menimbulkan kebencian di kalangan daerah-daerah

taklukan. Inilah yang mendasari Bugis mau menerima ajakan VOC untuk

menghancurkan Makassar (Gowa). Sultan Hasanudin (1653–1669)

akhirnya mengalami kekalahan pada tahun 1669, setelah digempur

oleh pasukan VOC dengan sekutunya pasukan Bugis. Arung Palakka

pun menjadi orang terkuat yang menguasai Sulawesi Selatan di bawah

monopoli VOC.

Perlawanan terhadap VOC di Jawa dilakukan oleh Kerajaan

Mataram. Selama pemerintahan Sultan Agung, awalnya memberikan

keleluasaan pada VOC untuk berdagang. VOC diberi izin mendirikan

loji di Jepara. Namun, Mataram kemudian menolak keberadaan VOC

di Jawa. Upaya untuk melawan VOC di Batavia dilakukan Sultan Agung

tahun 1628–1629, tetapi mengalami kegagalan.

Hal yang sama dilakukan oleh Amangkurat I (1646–1677) sebagai

pengganti Sultan Agung. Keberadaan VOC pun masih sangat dibatasi

dan VOC bisa masuk ke wilayah Jawa dengan ditarik pajak. Bahkan

pada tahun 1660 Amangkurat I menutup perdagangan dengan VOC

karena VOC menyerang Palembang. VOC berhasil menguasai Jawa

setelah Amangkurat II menjadi raja. Sejak saat itu, konflik berkepanjangan

terjadi di antara sesama elite Mataram. VOC berhasil mencampuri

kekuasaan hingga memecah Mataram menjadi empat kerajaan.

Itulah beberapa contoh perlawanan rakyat kepada bangsa Eropa. Tentu

masih banyak reaksi dan perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap

dominasi bangsa Eropa.

Ajaklah teman sebangkumu untuk mencari

informasi tentang reaksi atau perlawanan bangsa

Indonesia terhadap bangsa Eropa. Susunlah informasi

itu menjadi karangan singkat dan presentasikan di

depan kelas. Jelaskan alasan perlawanan, jalannya

perlawanan, dan akhir perlawanan tersebut.

175

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

4. Perkembangan Masyarakat pada Masa Kolonial

Mengapa ibu kota negara kita terletak di Jakarta? Mengapa tidak terletak

di Ambon, Makassar, Bengkulu, Kutai, atau Aceh? Apa yang menyebabkan

Jakarta terpilih menjadi tempat kediaman presiden beserta para pejabat

tinggi negara lainnya?

Apabila kamu mengikuti pembelajaran sejarah di depan dengan

saksama, kamu pasti bisa menemukan jawabannya. Munculnya Jakarta

sebagai ibu kota negara memang tidak terlepas dari proses perkembangan

kolonialisme dan imperialisme Barat yang ada di Indonesia. Kedatangan

orang-orang Barat di Kepulauan Indonesia telah membuka lembaran sejarah

baru bagi Indonesia. Serangkaian kebijakan pemerintah kolonial yang

diterapkan di berbagai daerah mampu mengubah tatanan kehidupan bangsa

Indonesia.

a. Masyarakat Jawa Masa Kolonial

Menurut Raffles dalam bukunya

Histor

y of Java

, penduduk Jawa

pada awal abad XIV berjumlah 4.615.270. Dari jumlah itu 1,5 juta di

antaranya hidup di daerah kerajaan dan 3 juta ada di daerah yang

langsung diperintah oleh pemerintah kolonial. Pada awalnya mereka

hidup dari sektor agraris yang diusahakan secara tradisional. Teknologi

yang digunakan juga bersifat tradisional, dengan tingkat kebutuhan

hidup yang juga masih sederhana. Apa pengaruh kolonialisme itu bagi

masyarakat di Pulau Jawa?

1) Bidang Sosial Kemasyarakatan

Hubungan masyarakat di Jawa pada masa prakolonial adalah

abdi-bendara

. P

ara bendara dengan kekuasaan dan kedudukannya

menguasai tanah dan penduduknya. Dengan demikian, jasa dan

hasil bumi harus diserahkan oleh rakyat kepada penguasa kerajaan.

Rakyat yang terorganisasi di dalam desa secara berkala harus me-

nyerahkan

upeti

kepada kerajaan.

Fenomena itulah yang berhasil dibidik oleh kolonial Barat.

Untuk menjalankan pemerintahannya di tanah jajahan, mereka

menggunakan perangkat-perangkat yang sudah ada. Para penguasa

pribumi itu dijadikan perantara untuk dapat mengeksploitasi rakyat.

Inilah model

indirect rule

(pemerintahan tidak langsung). Tanah

dan tenaga rakyat berhasil dikerahkan untuk melayani kepentingan

kolonial melalui peran para bupati. Berbagai macam pungutan

diambil dari rakyat oleh bupati untuk mencukupi kas kolonial.

2) Bidang Ekonomi

Akibat adanya kolonialisme, kemakmuran di Jawa mulai

melorot jatuh dan kemiskinan mulai melanda. Ada beberapa faktor

yang bisa dijadikan penyebab:

a

) Pertumbuhan penduduk yang pesat mengakibatkan per-

bandingan antara jumlah penduduk dengan lahan tidak

seimbang sehingga produksi justru semakin berkurang.

b) Para petani tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk bekerja

keras. Praktik sistem tanam paksa dan kerja rodi menyadarkan

mereka bahwa kerja keras mereka hanya akan dinikmati oleh

kolonial.

c) Politik pemerintah kolonial yang menempatkan Jawa sebagai

saka guru bagi kehidupan masyarakat Belanda. Sampai dengan

abad XIX konsentrasi kolonial memang terletak di Jawa.

Akibatnya, Jawa harus menanggung beban keuangan untuk

daerah-daerah lain yang dikuasai Belanda. Termasuk di

antaranya biaya perang kolonial harus dibebankan kepada

penduduk Jawa.

Sumber:

Gedenk Boek

Gambar 5.37

Orang Jawa pada masa

kolonial.

176

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

d) Sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk yang

berpendapatan rendah. Apalagi pungutan pajak itu tidak adil

karena orang Belanda yang memiliki perusahaan perkebunan

justru tidak dikenai pajak.

e) Krisis yang melanda perkebunan-perkebunan pada tahun 1885

sebagai akibat jatuhnya harga kopi, gula, dan tembakau di pasar

dunia. Dampaknya para pengusaha perkebunan menekan

upah buruh dan sewa tanah hingga serendah mungkin.

3) Bidang Politik

Jawa pada pertengahan kedua abad XVII mengalami puncak

krisis di bidang politik. T

okoh-tokoh kuat kerajaan seperti Sultan

Agung telah meninggal, konflik intern, perebutan takhta, dan

pemberontakan. Benih-benih disintegrasi itu, selain menyebabkan

merosotnya peran Mataram juga memancing intervensi VOC ke

Jawa semakin intensif.

Kekacauan terjadi ketika pengganti Sultan Agung, yaitu

Amangkurat I

tidak mampu mengatasi pemberontakan Trunojoyo

tahun 1677. Mataram selanjutnya dilanda krisis selama tujuh

dasawarsa karena lemahnya kepemimpinan elite istana dan campur

tangan VOC. Perebutan takhta terjadi sejak Amangkurat I hingga

Paku Buwono III. Puncaknya terjadi ketika Jawa dibagi menjadi

dua bagian. Menurut

Perjanjian Giyanti

yang ditandatangani pada

tanggal 13 Februari 1755 oleh Paku Buwono III, VOC dan Pangeran

Mangkubumi, Mataram dipecah menjadi dua. Bagian timur di

bawah kekuasaan Paku Buwono III dengan ibu kota Surakarta.

Bagian barat di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi dengan

gelar Hamengku Buwono I beribu kota di Yogyakarta.

Pembagian Kerajaan Mataram itu sesungguhnya merupakan

siasat Belanda. Mataram tidak lagi sebagai kerajaan yang utuh

sehingga mudah untuk diadu domba dan dikuasai. Sebagai bukti,

koalisi antara Mas Said dengan Mangkubumi berhasil dipisah dan

melalui

Perjanjian Salatiga

tahun 1757, Mas Said diakui VOC sebagai

Mangkunegara I. Itulah kelicikan VOC dalam upaya menaklukkan

Jawa. Sisa-sisa pengaruh VOC di bidang politik itu hingga kini masih

bisa dilihat. Bisakah kamu menunjukkannya?

b. Masyarakat di Kawasan Timur Indonesia

Kawasan timur Indonesia sudah sejak lama menjadi incaran bangsa-

bangsa luar

. Kamu tentu mengetahui tentang alasannya sehingga bangsa-

bangsa Barat juga ikut bertualang ke kawasan itu. Ya, rempah Maluku

adalah komoditas paling berharga dalam perdagangan internasional.

Daya tarik rempah yang luar biasa itu menyebabkan bangsa Barat

untuk datang ke daerah penghasil rempah. Dengan organisasi dagang

yang rapi, mereka datang lalu memonopoli perdagangan rempah. Dalam

perkembangannya, dari monopoli perdagangan rempah, bangsa Barat

mendirikan

imperium

yang sangat kukuh. Itulah masa kolonialisme di

Indonesia. Kedatangan dan aktivitas bangsa Barat di kawasan timur

Indonesia itu menyebabkan perubahan-perubahan di dalam

masyarakat.

1) Bidang Sosial Kemasyarakatan

Kolonialisme Portugis dan Spanyol di kawasan timur Indonesia

berlangsung tahun 1511–1677. Selama masa itu mereka berhasil

mendirikan permukiman di berbagai tempat.

Sumber:

www.loc.gov

Gambar 5.38

Naskah Perjanjian Giyanti.

177

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Interaksi penduduk dengan orang-orang Portugis yang

intensif menyebabkan penggunaan bahasa Portugis

menjadi lebih meluas. Bahasa Portugis pernah menjadi

Lingua Franca

hingga abad XVIII di kawasan ini. Kata-kata

dalam bahasa Portugis pun mulai digunakan sebagai nama-

nama orang. Misalnya

De Pereira

,

De Fretes

,

Lopies

,

De

Quelju

, dan

Diaz

. Sementara itu, nama hari Minggu berasal

dari kata

San Domingo

(yang mempunyai arti Tuhan yang

keramat).

Perkataan ”Meriam” yang biasa dipakai untuk me-

nyebut nama sebuah senjata yang ditinggalkan Portugis,

berasal dari kata

Santa Mariam

(Mariam yang keramat).

Orang-orang Portugis yang ingin dilindungi oleh orang-

orang keramat di dalam peperangan, memberi nama orang

keramat itu pada senjata yang mereka pakai. Selain itu,

pengaruh Portugis dan Spanyol yang masih tersisa hingga

kini adalah pengucapan

toponim

asli (nama-nama

geografis). Misalnya Borneo, Celebes, Seram, Makassar,

Manado, Ternate, Tidore, dan Timor.

2) Bidang Ekonomi

Rempah bagi penduduk di Kepulauan Maluku bisa

merupakan berkah, tetapi juga menjadi sumber musibah.

K

omoditas langka yang sempat merajai perdagangan

internasional itu pada mulanya mendatangkan kemakmuran.

Bencana mulai menimpa ketika bangsa Barat ber-

datangan langsung di Kepulauan Maluku. Puncaknya ketika

VOC di bawah J.P. Coen datang ke Banda. Selain dipaksa

menjual rempahnya dengan harga yang ditetapkan oleh

VOC, penduduk juga dilarang bertransaksi dengan

pedagang-pedagang asing lainnya. Hal ini menyebabkan

munculnya ”penyelundupan” rempah oleh penduduk

untuk dibawa keluar.

Belanda mengambil tindakan yang tidak masuk akal. Pada

tahun 1652 mereka mengeluarkan kebijakan

extirpatie

, yaitu upaya

untuk mengendalikan hasil rempah dengan cara mencabuti

pohonnya. VOC sendiri saat itu telah menimbun rempah untuk

persediaan sepuluh tahun. Secara berkala, VOC juga mengadakan

hongitochten

atau pelayaran hongi, yaitu perjalanan yang dilakukan

oleh pegawai-pegawai VOC dengan tentaranya yang dilengkapi

senjata. Mereka naik

kora-kora

untuk mengawasi daerah-daerah

penghasil rempah. Bila ada daerah yang menanam rempah dengan

jumlah yang melebihi ketentuan VOC, harus segera dimusnahkan.

Bahkan, karena pernah mengadakan perlawanan kepada VOC,

penduduk Banda dibinasakan dan sisanya dijual ke Batavia sebagai

budak.

3) Bidang Politik

Kamu tentu mengetahui makna siasat

devide et impera

yang

menjadi ciri khas kolonial Belanda di Indonesia. Siasat itu secara

jitu diterapkan VOC ketika menghadapi kerajaan kembar Gowa-

T

allo, yang saat itu menjadi

entrepot

utama bagi perdagangan

rempah. Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, ada

banyak pedagang yang berpaling ke Makassar. Ketika VOC datang

di kawasan timur Indonesia, Makassar telah menjadi kekuatan yang

Sumber:

Agama dan Upacara

Gambar 5.39

Pastor Katolik dan jemaat barunya di

Flores.

Sumber:

Gechiedenis Indonesia

Gambar 5.40

Kora-kora

178

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

disegani. Akan tetapi, di dalam negeri Gowa ada beberapa faktor

yang kurang menguntungkan, yaitu pertentangan internal dengan

faksi Bone, persaingan dengan Ternate dalam merebut Sulawesi

Utara dan Butung, serta ancaman orang-orang Bugis yang telah

dilatih VOC di Batavia.

Ketiga faktor itulah yang menjadi pintu masuk intervensi VOC.

Keinginan VOC untuk bisa memonopoli perdagangan bertentangan

dengan prinsip perdagangan laut bebas yang dipegang Sultan

Hasanuddin. Perang pun terjadi pada tahun 1660–1669. Koalisi antara

Gowa-Tallo, dan Wajo serta beberapa kerajaan sekutu berhadapan

dengan koalisi VOC-Bone/Soppeng.

Pada tanggal 13 November 1667 ditandatangani

Perjanjian

Bongaya

antara Speelman dan Sultan Hasanuddin. Isi perjanjian

itu antara lain jaminan utang kepada kompeni, penyerahan wilayah

yang direbut dalam perang, pengawasan Bima dialihkan kepada

VOC, pembatasan pelayaran orang Makassar, penutupan Makassar

bagi perdagangan bangsa Eropa, peredaran mata uang Belanda di

Makassar, pembebasan bea cukai bagi VOC, menyerahkan 1.500

budak, VOC memonopoli penjualan bahan kain dan pecah belah

Cina, serta yurisdiksi daerah pertahanan Ujungpandang di tangan

VOC. Bagaimana pendapatmu setelah membaca butir-butir

perjanjian yang diajukan VOC itu?

c. Masyarakat di Indonesia Bagian Barat

Sudah sejak lama kawasan Indonesia bagian barat memegang

peran penting dalam perdagangan internasional dengan komoditas

utamanya berupa rempah-rempah. P

enghasil rempah-rempah pada

saat itu antara lain Aceh, Sunda, Batak, Pasemah, Rejang, Lampung,

Indragiri, dan Palembang. Tersedianya area perkebunan lada,

menempatkan Jambi pada puncak kemakmurannya pada abad

XVII. Pedagang lada Indonesia pada tahun 1670 berhasil meng-

ekspor lada ke kawasan Laut Tengah dan Timur Tengah sebanyak

60.000 ton per tahun.

Boom

lada terjadi pada tahun 1616–1641

saat Kerajaan Aceh dan Banten mencapai puncak kegemilangan.

Dominasi pedagang Islam dalam perdagangan lada membawa

keuntungan yang luar biasa. Kekayaan itu antara lain digunakan

untuk membangun masjid Baiturrahman (Aceh), peristirahatan raja

di Tirtayasa (Banten), dan pembentukan armada perang.

Perubahan terjadi ketika tahun 1641 VOC berhasil menduduki

Malaka. Pada tahun itu juga Palembang jatuh dan disusul kemudian

Jambi diduduki tahun 1643. Pada tahun 1665 VOC mendirikan loji di

Padang. Satu-satunya kerajaan yang harus dihadapi VOC adalah Aceh.

Bahkan Aceh adalah daerah yang paling sulit ditundukkan penguasa

kolonial hingga abad XX. Sambil menyiapkan siasat dan strategi untuk

bisa menaklukkan Aceh, VOC juga mengincar sumber daya alam yang

ada di Sumatra. Kolonialisme Barat pun terjadi dan menimbulkan

pengaruh bagi kehidupan rakyat.

1) Bidang Sosial Kemasyarakatan

Sebagai akibat ditandatanganinya

T

raktat Siak

tahun 1858,

daerah-daerah taklukan Kesultanan Siak diserahkan kepada

Belanda. Sejak saat itu, pemodal dari Belanda, Inggris, dan Amerika

masuk untuk membuka usahanya di daerah yang subur dan kaya

itu. Salah satu bidang yang diutamakan adalah perkebunan

tembakau yang dipusatkan di Deli.

Sumber:

www.pnm.my

Gambar 5.41

Perjanjian Bongaya

Sumber:

Gedenk Boek

Gambar 5.42

Perkebunan lada di Sumatra.

179

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Poenale Sanctie

Poenale sanctie

atau sanksi hukum pada

mulanya merupakan suatu aturan yang diadakan

untuk pembantu rumah tangga di Jawa (1872).

Namun, dengan dibukanya perkebunan di luar Jawa,

aturan tersebut dilaksanakan juga di luar Jawa. Dalam

aturan tersebut, ditetapkan apabila seseorang telah

menandatangani perjanjian kerja dan ia melakukan

kesalahan, dianggap telah menyalahi isi perjanjian

sehingga ia layak untuk mendapat sanksi.

Pada umumnya, bangsa Indonesia tidak me-

ngetahui isi perjanjian yang ditulis oleh Belanda. Hal

ini karena pada umumnya rakyat Indonesia buta huruf

Latin dan hanya membubuhkan cap jari sebagai tanda

persetujuan. Rakyat Indonesia tersebut pada

umumnya telah terjerat oleh calo-calo pekerja di Deli

(Sumatra) karena mereka telah diberi uang, pakaian,

dan dibawa ke Deli. Mereka diwajibkan bekerja dari

pagi sampai sore untuk membuka hutan yang penuh

dengan bahaya dan penyakit. Oleh karena itu, mereka

yang tidak kuat akan melarikan diri, tetapi polisi

Belanda selalu dapat menangkap dan menyerahkan

kembali kepada pengusaha perkebunan. Mereka

dijatuhi hukuman siksa yang kejam sebagai sanksi

melanggar perjanjian. Pelaksanaan yang menyimpang

dan kejam itu dicabut tahun 1876.

2) Bidang Ekonomi

Hal yang membuat kolonial Barat tertarik pada Sumatra dan

Kalimantan adalah kekayaan mineralnya. Mulai abad XVII

konsentrasi kolonial tertuju pada upaya mengeksplorasi bahan-

bahan tambang seperti emas, intan, besi, dan timah.

P

ada tahun 1737 Belanda mendirikan tambang salida dekat

Padang yang menghasilkan emas dan perak. Tambang juga didirikan

di Lembong Donok dan Lembong Tandai. Sementara itu di

Kalimantan, emas ada di Pegunungan Bajang, Pegunungan Bawang-

Belankang, Pontianak, dan Sambas. Menurut Raffles tahun 1812,

Kalimantan menghasilkan emas 350.000 ons.

Pada tahun 1604 Belanda mulai berdagang dengan penambang

intan di Kalimantan. Bahkan pada abad XVIII sultan Banjarmasin

menandatangani kontrak untuk memasok intan ke VOC. Kamu

tentu tahu daerah pusat penambangan intan yang ada di Kalimantan.

Sementara itu pada tahun 1722 Belanda berhasil memonopoli

perdagangan timah dari Bangka, setelah mendekati Sultan

Palembang. Penambangan timah pertama kali berada di Mentok

oleh penambang setempat dan baru mulai tahun 1730 raja-raja

Palembang membawa penambang-penambang Cina.

Untuk keperluan itulah, bangsa kolonial mendatangkan tenaga

kerja yang berasal dari Jawa yang disebut kuli. Kerja kuli itu berdasar

koelie ordonnantie

, yang dibuat tahun 1880 oleh penguasa kolonial.

Dalam kontrak itu termuat

poenale sanctie

, yaitu sanksi hukuman

yang diberikan bila para kuli itu melanggar kontrak. Hukuman bisa

berupa denda, hukuman atau penjara oleh majikannya. Artinya,

berat dan ringannya hukuman tergantung pada kemauan majikan.

Penderitaan para tenaga kerja (kuli) pun semakin berat.

Sumber:

Kompas

Gambar 5.43

Pelaksanaan poenale sanctie.

Sumber:

Abad Kedua puluh

Gambar 5.44

Penambangan batu bara

di Ombilin (Sumatra).

180

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia

mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh

itu terjadi dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik.

Setiap daerah yang dikuasai kolonial mempunyai

potensi dan karakter sendiri-sendiri yang menyebabkan

perbedaan strategi yang diterapkan penguasa kolonial.

Pengaruh yang ditimbulkannya pun juga berbeda-beda.

3) Bidang Politik

Misi utama kehadiran Belanda di Sumatra adalah terpenuhinya

kepentingan ekonomi yang bersumber dari perkebunan dan

pertambangan. Ada tiga faktor penghadang laju intervensi Belanda

itu, yaitu kegigihan orang

-orang Aceh, supremasi Inggris yang masih

kuat dengan pusat pemerintahan di Bengkulu, dan adanya gerakan

pembaruan Islam di Minangkabau. Ketiga faktor itulah yang

mempengaruhi dinamika politik di Pulau Sumatra.

Aceh saat itu diincar oleh Belanda karena letak strategisnya.

Apalagi saat itu Terusan Suez telah dibuka. Keinginan untuk

menaklukkan Aceh terhalang oleh adanya

Traktat London

tanggal

17 Maret 1824, yang ditandatanganinya bersama Inggris. Isi traktat

itu antara lain Belanda akan menarik diri dari semua jajahan di

Asia, Inggris akan menarik diri dari Nusantara dan menyerahkan

Bengkulu, serta kedaulatan Aceh tidak boleh diganggu oleh Belanda.

Dengan siasat liciknya, pasal tentang Aceh itu berhasil diubah

melalui Traktat Sumatra yang ditandatangani tanggal 2 November

1871. Dalam traktat itu, Inggris berjanji tidak akan campur tangan

dalam urusan Sumatra. Kamu tentu tahu dampak yang akan timbul.

Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada

Aceh.

Setelah terusir dari Banten tahun 1682, Inggris memperkuat

kedudukannya di Sumatra. Untuk menghadapi VOC, Inggris

mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat. Misalnya dengan

Sultan Muhammad Shah dari Indrapura (1660–1691), Raja Adil

dan Gulemat dari Bengkulu (1695), Pangeran Sungai Lemau dan

Sungai Itam (1685), Pangeran Silebar, Natadiraja (1645), penguasa

Seluna (1706), dan Krue (1713) untuk memonopoli lada. Selain

itu, Inggris masih memperoleh daerah Natal (1751) dan Tapanuli

(1755). Penetrasi Inggris di berbagai daerah itu mempersempit ruang

gerak VOC.

Ekspansi Belanda di pesisir barat Sumatra (Minangkabau)

berbenturan dengan gerakan kebangkitan Islam. Setelah terkena

pengaruh Islam abad XVI, Minangkabau mengenal sistem tiga raja,

yaitu

Raja Alam

(raja dunia),

Raja Adat

(raja hukum adat), dan

Raja

Ibadat

(raja agama Islam). Gerakan pembaruan Islam tersebut

bermula di Agam tahun 1780 dan dikenal sebagai

gerakan Padri

.

Gerakan ini menentang perjudian, sabung ayam, aspek-aspek

hukum adat yang didasarkan pada garis ibu, penggunaan candu,

minuman keras, tembakau, dan ketaatan yang lemah terhadap

ajaran Islam. Dakwah gerakan Padri yang dipimpin oleh

tuanku

(gelar kehormatan Minangkabau untuk guru agama) berbenturan

dengan kaum adat di bawah para

penghulu

dan keluarga Kerajaan

Minangkabau. Perang antarnagari ini dimenangkan oleh gerakan

Padri, sampai tahun 1821 saat Belanda mulai intervensi dan

mendukung kaum adat-kerajaan. Oleh karena itu, pecahlah Perang

Padri.

Sumber:

Indonesian Heritage 3

Gambar 5.45

Profil penguasa Sumatra.

181

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Kolonialisme di Indonesia sesungguhnya telah

dimulai tahun 1511. Salah satu alasannya adalah

. . . .

a. sejak saat itu sudah banyak kerajaan yang

menjajah daerah lain

b. di berbagai daerah muncul koloni-koloni

c. bangsa Barat datang dan memonopoli

berbagai pulau

d. Malaka berhasil direbut Portugis

2. Salah satu alasan bangsa-bangsa Barat berlomba-

lomba datang di Kepulauan Indonesia adalah

. . . .

a. tersedianya sumber daya alam dan jaringan

perdagangan

b. mudahnya penguasa-penguasa lokal untuk

diadu domba

c. bangsa Barat sangat berutang budi pada

bangsa Indonesia

d. bangsa Barat ingin mengajari bangsa

Indonesia cara menanam tanaman ekspor

3. Penampilan VOC berubah dari sebuah kongsi

dagang menjadi sebuah badan yang seolah-olah

berdaulat dan bisa memerintah karena . . . .

a. hak dan wewenang yang dimiliki memang

memungkinkan untuk itu

b. pejabat kolonial banyak yang berasal dari

penguasa lokal

c. penguasa lokal memanfaatkan diri untuk

menjadi pejabat kolonial

d. hubungan antara para pejabat kolonial

dengan penguasa lokal terlanjur akrab

4. J.P. Coen dianggap berperan dalam meletakkan

dasar-dasar dari kolonialisme Belanda karena

. . . .

a. dialah yang pertama kali mendarat di Banten

tahun 1596

b. membangun pelabuhan Jakarta sebagai

pusat aktivitas VOC tahun 1619

c. dialah yang menemukan daerah-daerah

yang menjadi produsen rempah

d. berencana mendatangkan keluarga-keluarga

Belanda ke Indonesia

5. Mengapa pemerintah kolonial cenderung

menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung?

a. Pemerintah kolonial merupakan pionir

dalam hal demokrasi.

b. Penguasa-penguasa lokal memiliki kecakap-

an yang tinggi dalam hal pemerintahan.

c. Pemerintah kolonial tidak ingin mencampuri

kerajaan, tetapi bisa mengeksploitasi

penduduk.

d. Antara pemerintah kolonial dan penguasa

lokal sudah ada kerja sama dalam pe-

merintahan.

6. Perhatian pemerintah kolonial pada mulanya

tertuju di Kepulauan Maluku, baru kemudian

berpindah ke Jawa dan Sumatra. Perubahan ini

antara lain disebabkan . . . .

a. rempah-rempah yang menjadi komoditas

perdagangan saat itu sudah habis

b. Maluku terlalu jauh letaknya dalam konstelasi

jalur perdagangan Asia

c. terjadi rebutan hegemoni perdagangan di

sekitar Kepulauan Maluku

d. Belanda beberapa kali mengalami kekalah-

an dalam peperangan di kawasan timur

Indonesia

7. Salah satu faktor yang menyebabkan kebangkrut-

an VOC adalah . . . .

a. utang dan korupsi yang dilakukan pejabat-

pejabat VOC

b. sumber-sumber komoditas yang ada di

Indonesia sudah habis

c. kebijakan yang diterapkan pejabat VOC di

Indonesia salah sasaran

d. perdagangan rempah diambil alih oleh

penguasa-penguasa lokal

8. Prinsip dasar yang menjadi tulang punggung

kebijakan Raffles di Indonesia adalah . . . .

a. bangsa Indonesia adalah bangsa kuli yang

wajib diperas tenaganya

b. seluruh tanah milik pemerintah dibagikan

kepada rakyat untuk ditanami tanaman

ekspor

c. beban pajak yang ditetapkan gubernur

jenderal sebelumnya ditiadakan

Dengan panduan paparan di depan, carilah

pengaruh dan peninggalan masa kolonial yang ada

di berbagai daerah di Indonesia. Informasinya bisa

kamu cari dari berbagai sumber pustaka.

Kegiatan ini bisa kamu kerjakan secara kelompok.

Setelah kamu bisa menemukan fakta-fakta sejarah

tentang pengaruh kolonialisme itu, coba analisislah.

Mengapa antara daerah yang satu dengan daerah

yang lain pengaruh itu berbeda-beda? Selanjutnya,

presentasikan di depan kelas.

182

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

d. semua tanah rakyat menjadi milik pe-

merintah

9. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya

keuntungan yang diraih Belanda

dalam kebijakan

cultuurstelsel

adalah . . . .

a. dukungan rakyat untuk menanam tanaman

baru

b. adanya manipulasi dalam realisasi kebijakan

van den Bosch

c. kesadaran penduduk dalam membayar

pajak

d. harga hasil bumi dibayar pemerintah sesuai

harga pasar

10. Pada masa kolonial penyebaran agama kristiani

cenderung bisa cepat berkembang karena . . . .

a. banyaknya orang Indonesia yang dikirim ke

Vatikan oleh pemerintah Belanda

b. aktivitas

missie

dan

zending

didukung penuh

oleh pemerintah Belanda

1. Teori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia

a. Teori Brahmana

b. Teori Kesatria

c. Teori Waisya

d. Teori Arus Balik

2. Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia

a. Bahasa dan aksara Pallawa

b. Teknologi percandian

c. Agama dan kebudayaan Hindu Buddha

d. Seni arca dan relief

e. Kesusastraan (kakawin)

f. Penanggalan atau kalender

3. Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

a. Kutai

b. Tarumanegara

c. Mataram Kuno

d. Sriwijaya

e. Singasari

f. Majapahit

4. Bentuk peninggalan sejarah Hindu Buddha

a. Candi Hindu Buddha

b. Prasasti dengan huruf Pallawa dan Jawa

Kuno

c. Patung atau arca

d. Gua

5. Pembawa agama dan kebudayaan Islam ke

Indonesia

a. Bangsa Arab sendiri

b. Pedagang India dan Gujarat

c. Ulama dan pedagang Persia

6. Golongan penerima Islam

a. Pedagang pesisir

b. Bangsawan istana

c. Masyarakat

7. Cara dan saluran islamisasi

a. Aktivitas perdagangan

b. Perkawinan silang

c. Pendidikan

d. Dakwah

e. Akulturasi kebudayaan

8. Kerajaan Islam di Indonesia

a. Perlak

b. Samudera Pasai

c. Aceh Darussalam

d. Demak

e. Mataram Islam

f. Banten

g. Makassar

h. Ternate Tidore

9. Bentuk peninggalan sejarah Islam

a. Seni bangunan seperti masjid, makam,

benteng, dan keraton

b. Seni sastra seperti babad, hikayat, suluk,

dan syair

c. Seni rupa seperti kaligrafi dan ornamen

masjid atau makam

d. Seni pertunjukan seperti wayang dan tarian

e. Kalender atau penanggalan

10. Kebijakan Belanda di Indonesia

a. Membangun benteng pertahanan

b. Melakukan perjanjian dengan penguasa

lokal

c. Memonopoli perdagangan

d. Menjalankan siasat

devide et impera

c. tidak adanya hambatan dari orang Indonesia

d. sebelum kedatangan Belanda, orang

Indonesia telah menjadi tokoh penyebar

agama kristiani di Asia Tenggara

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Bagaimana proses terbentuknya kekuasaan

kolonial di Indonesia?

2. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang

Cultuurstelsel

!

3. Mengapa pengaruh kolonialisme antara Jawa dan

luar Jawa berbeda-beda? Jelaskan pendapatmu!

4. Berilah satu contoh dan jelaskan munculnya

perlawanan terhadap penetrasi kolonial di suatu

daerah!

5. Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan

masuknya pengaruh kristiani di Indonesia pada

masa kolonial!

183

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Perry, wisatawan asal Belanda, dan empat

rekannya terlihat terengah-engah mendaki anak

tangga demi anak tangga di pemakaman raja-raja

Mataram di Imogiri, Bantul. Lima turis itu memang

sengaja mengunjungi makam raja-raja penguasa

tanah Jawa itu untuk membuktikan dengan mata

kepala mereka sendiri kultur masyarakat Jawa dalam

menghargai raja mereka, dan di sisi lain bagaimana

pula para raja itu menyikapi diri sebagai penguasa

tertinggi.

Jika para turis itu tampak kelelahan, hal itu amat

wajar karena tangga yang mereka lewati kemiringan-

nya sekitar 45 derajat dan jauhnya mencapai sekitar

200 meter! Sah-sah saja jika masyarakat Jawa

menyebut anak tangga yang menuju makam Imogiri

adalah

Trap Sewu

, artinya tangga seribu. Bisa

dibayangkan jika kita mendaki bukit tanpa henti dalam

seribu langkah, hasilnya yang pasti adalah lelah.

Setiap orang pun akan lelah karena mendaki dari kaki

bukit. Tangga itu sendiri bukan berjumlah seribu,

hanya lantaran banyaknya maka dianggap seribu.

Dibangun sekitar tahun 1632 Masehi oleh Sultan

Agung, Raja Mataram Islam terbesar. Bangunan makam

lebih bercorak bangunan Hindu. Pintu gerbang makam

dibuat dari susunan bata merah tanpa semen yang

berbentuk candi Bentar. Mirip sebuah candi Hindu

yang dibelah menjadi dua bagian. Yang menarik yaitu

makam Imogiri (juga disebut

Pajimatan Imogiri

) terbagi

menjadi tiga bagian. Jika kita datang menghadap ke

makam itu, pada bagian tengah adalah makam Sultan

Agung dan Susuhunan Paku Buwono I. Di sebelah

kanan berderet bangunan makam para sultan Keraton

Yogyakarta, mulai dari Sultan Hamengku Buwono I,

II, III yang disebut

Kasuwargan

. Disusul di sebelah

kanan makam Sultan Hamengku Buwono IV, V, dan

VI yang dinamakan Besiaran. Paling akhir di sisi paling

kanan adalah makam Sultan Hamengku Buwono VII,

VIII, dan IX yang disebut

Saptorenggo

.

Pada sisi kiri berturut-turut adalah makam para

sunan dari Keraton Surakarta, mulai dari Susuhunan

Paku Buwono III (abang Sultan HB I) hingga

Susuhunan Paku Buwono XI. Khusus makam Sultan

Hamengku Buwono II, jenazahnya dimakamkan di

makam Senopaten di Kotagede, Yogyakarta, di dekat

makam Raja Mataram I, Panembahan Senopati yang

ketika muda bernama Sutawijaya atau Panembahan

Loring Pasar. Memasuki makam raja-raja Mataram

jelas tidak sama dengan memasuki pemakaman

umum. Setiap makam raja memiliki bangunan khusus

dan berada di tataran yang khusus pula. Sebagai

contoh, untuk masuk ke makam Sultan Agung, selain

harus mengenakan pakaian adat Jawa (peranakan),

kita harus melepas alas kaki, juga harus melalui tiga

pintu gerbang.

Bahkan yang bisa langsung berziarah ke nisan

para raja itu pun terbatas pada keluarga dekat raja

atau masyarakat lain yang mendapat izin khusus dari

pihak Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Oleh karena

itu, peziarah awam yang tidak siap mengenakan

pakaian adat Jawa, terpaksa hanya bisa melihat pintu

gerbang pertama yang dibuat dari kayu jati berukir

dan bertuliskan huruf Jawa berusia ratusan tahun,

dengan grendel dan gembok pintu kuno. Hanya para

juru kunci pemakaman itu yang bisa membuka

gerbang tersebut. Jika masyarakat awam bisa melihat

”isi” di balik pintu gerbang pertama, itu pun ketika

keluarga raja datang, pintu gerbang dibuka lebar, dan

masyarakat bisa melongok sebentar sebelum

gerbang itu ditutup. Rasa penasaran itu pula yang

menyebabkan misteri makam Raja Mataram tetap

terpelihara.

Kisah terpisahnya makam raja-raja Yogyakarta

dan Surakarta itu berkaitan dengan pemberontakan

Pangeran Mangkubumi terhadap abangnya, Sunan

Pakubuwono III di Kartasura (Mataram). Sejarah

mencatat, Sunan Paku Buwono III kala itu berada

Wacana

Melancong Sambil Menginjak Nisan Pengkhianat di Imogiri

Interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa

lain telah terjadi sejak awal Masehi. Kita saling

mempengaruhi satu sama lain. Kebudayaan kita

semakin maju dan beragam. Namun, interaksi kita

dengan bangsa Barat juga berbuah penderitaan dan

kesengsaraan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk

mempertinggi kepekaan dan kesadaran sejarah agar

pengalaman ditindas bangsa lain tidak terjadi lagi

dalam sejarah kita.

184

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

dalam cengkeraman kekuasaan Belanda. Pangeran

Mangkubumi memberontak. Peperangan itu berakhir

dengan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Mataram

dibagi dua. Di sisi barat adalah daerah Yogyakarta

dan di sisi timur wilayah Surakarta. Pangeran

Mangkubumi pun kemudian mengangkat dirinya

sebagai Sultan Yogyakarta dengan gelar Sultan

Hamengku Buwono I. Sejak itu pula prosesi pe-

makaman raja-raja keturunan Sultan Agung pun

dibagi di dua tempat, di sisi kiri dan kanan makam

Sultan Agung. Selain makam para raja itu, ternyata di

salah satu tangga menuju makam itu terdapat sebuah

nisan yang sengaja dijadikan tangga agar selalu

diinjak oleh para peziarah. Nisan itu berada sekitar

10 meter dari pintu gerbang utama. Itulah nisan makam

Tumenggung Endranata. Tumenggung itu dianggap

mengkhianati Mataram dalam kisah perang melawan

Belanda semasa pemerintahan Sultan Agung.

Sebagai raja terbesar di Mataram, Sultan Agung

kala itu berhasil menyatukan seluruh wilayah di Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Setelah itu perhatiannya

mengarah kepada musuh-musuh berasal dari luar,

yaitu Belanda yang telah menguasai Jayakarta

(Batavia/Jakarta). Pada tahun 1628 dan 1929 bala

tentara Sultan Agung menyerang Jayakarta. Akan

tetapi, dua kali serangan itu gagal. Konon, salah satu

penyebab kegagalan itu adalah ulah Tumenggung

Endranata yang membocorkan siasat pertempuran.

Keberadaan lumbung-lumbung bahan pangan untuk

prajurit Mataram dibocorkan ke pihak musuh.

Akibatnya, lumbung-lumbung itu kemudian dibakar

tentara Belanda. Tumenggung itu kemudian ditangkap

dan dipenggal kepalanya. Untuk mengenang dan

sekaligus memperingatkan kepada rakyat Mataram

agar pengkhianatan itu tidak terjadi lagi, tubuh tanpa

kepala tumenggung itu dikubur di salah satu kaki

tangga ke Makam Imogiri agar semua orang bisa

menginjak ”tubuh” pengkhianat itu.

Di sisi lain, meskipun serangan Sultan Agung itu

gagal, Gubernur Jenderal Belanda di Jayakarta, J.P.

Coen, berhasil dibunuh. Nisan yang dijadikan batu

tangga itu pun kini bentuknya sudah berlekuk lantaran

terlalu banyak yang menginjak. Namun, ada juga

cerita versi lain. Badan tanpa kepala yang dikubur di

tangga Imogiri itu adalah tubuh J.P. Coen sendiri

sebagai simbol kebencian terhadap penjajahan. Mana

yang benar, belum diketahui pasti. Akan tetapi,

penuturan cerita itu begitu saja meluncur dari para

pemandu wisata.

Bagi yang percaya, terutama masyarakat Jawa,

rasanya tidak lengkap jika datang ke makam Imogiri

tidak disertai permohonan. Apakah ini yang disebut

sinkretisme

atau istilah apa pun, yang jelas masih

banyak peziarah yang melakukan itu. Setiap malam

Jumat Kliwon, malam Selasa Kliwon banyak peziarah

yang datang ke sini. Mereka datang sejak siang atau

sore kemudian menghabiskan malam hari dengan

bertirakat di sini.

Menurut seorang pemandu wisata Sri Sumiyati,

para peziarah itu banyak yang berasal dari Cilacap,

Indramayu, dan Banyumas. ”Mereka percaya dengan

berdoa di makam Imogiri apapun yang mereka

inginkan terkabul. Para peziarah itu lebih berkiblat

kepada raja-raja Yogyakarta,” tuturnya. Para peziarah

itu, biasanya menghabiskan waktu pada malam-

malam sepi itu di beberapa bangunan mirip pendapa

yang ada di kawasan itu. Baik itu yang dibangun oleh

pihak Kesunanan Surakarta m

aupun Kesultanan

Yogyakarta. Percaya atau tidak, setiap bulan Sura

(Muharam), banyak peziarah yang datang ke makam

Imogiri. Meskipun di dalam ajaran Islam tidak dikenal

ritual membakar kemenyan, para peziarah banyak

yang membakar kemenyan wangi dan dupa wangi di

sana. Akulturasi budaya antara Hindu, Jawa, dan

Islam begitu kental di pemakaman raja-raja Mataram

ini. Akulturasi budaya itu justru menciptakan ke-

damaian. Tidak ada konflik di sana. Semua mengalir

dalam damai. Malam-malam penuh doa itu pun ber-

jalan lancar hingga pagi. Para peziarah pulang dengan

hati lapang dengan harapan: semoga permohonan

ini diterima oleh Yang di Atas.

Dikutip secara bebas dari:

www.sinarharapan.co.id

Setelah membaca wacana di atas, kerjakan soal-soal berikut!

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Kerajaan Mataram yang berada di Yogyakarta

didirikan oleh . . . .

a. Sri Sultan Hamengku Buwono I

b. Panembahan Senopati

c. Susuhunan Paku Buwono I

d. Sultan Agung Hanyokrokusumo

2. Kompleks makam Imogiri penuh dengan

percampuran beragam bentuk budaya. Proses

tersebut biasa dikenal dengan . . . .

a. interaksi

c. inkulturisasi

b. akulturasi

d. sinkretisme

3. Makam Imogiri terbagi menjadi tiga kompleks.

Kompleks bagian tengah merupakan makam

. . . .

a. Sultan Agung dan Panembahan Senopati

b. Sultan Hamengku Buwono I dan Sultan

Agung

c. Sultan Agung dan Susuhunan Paku Buwono I

d. Sultan Hamengku Buwono II dan Susuhunan

Paku Buwono I

185

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

4. Makam Imogiri digunakan untuk makam raja-

raja dari . . . .

a. Sultan Demak

b. raja-raja Mataram

c. keluarga Sultan Yogyakarta

d. keluarga Kesunanan Surakarta

5.

Pintu gerbang makam dibuat dari susunan bata

merah tanpa semen yang berbentuk candi bentar

.

Model bangunan tersebut mendapat pengaruh

budaya . . . .

a. Jawa

c. Hindu

b. Islam

d. Buddha

6. Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang pernah

menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

dan merupakan pahlawan nasional dimakamkan

di kompleks Imogiri yang bernama . . . .

a.

Pajimatan

c.

Kasuwargan

b.

Saptorenggo

d.

Senopaten

7. Sutowijoyo yang merupakan pendiri Kerajaan

Mataram berasal dari Kerajaan . . . .

a. Demak

c. Cirebon

b. Pajang

d. Majapahit

8. Terpecahnya Kerajaan Mataram menjadi

Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta

merupakan dampak dari . . . .

a. Perjanjian Tuntang

b. Perjanjian Giyanti

c. Traktat Panjang

d. Traktat Pendek

9. Makam Imogiri adalah salah satu contoh

peninggalan sejarah kerajaan Islam di daerah

Yogyakarta. Berikut adalah peninggalan sejarah

Islam yang lain di Yogyakarta,

kecuali

. . . .

a. pasar Beringharjo

b. benteng Vredeburg

c. Keraton Yogyakarta

d. taman sari

10. Raja terbesar dari Kerajaan Mataram yang

mencoba menghadang laju ekspansi Belanda di

Batavia hingga dua kali adalah . . . .

a. Sultan Agung

b. Pangeran Diponegoro

c. Panembahan Senopati

d. Sri Sultan Hamengku Buwono

11. Karya sastra yang berjudul

Sastra Gending

adalah

karya dari raja Mataram yang bernama . . . .

a. Sultan Agung

b. Panembahan Senopati

c. Pangeran Diponegoro

d. Sri Sultan Hamengku Buwono

12. Makam Imogiri terletak di puncak sebuah bukit.

Hal ini menandakan adanya pengaruh Hindu,

yaitu bahwa . . . .

a. raja-raja memiliki kedudukan yang tinggi

b. agar rakyat mau menghormati rajanya

c. gunung dianggap tempat para dewa

d. agar jauh dari permukiman rakyat

13. Salah satu peninggalan kebudayaan Kerajaan

Mataram yang masih bertahan hingga kini dan

digelar setiap tahun berkaitan dengan kelahiran

Nabi Muhammad saw. adalah . . . .

a. Idul Fitri

c. sekatenan

b. Idul Adha

d. malam 1 Suro

14. Masuknya pengaruh Islam ke daerah pedalaman

di Jawa Tengah tidak terlepas dari tokoh utama

pengembangan Islam di Jawa yaitu . . . .

a. Sunan Giri

c. Sunan Kalijaga

b. Sunan Muria

d.

Sunan Malik Ibrahim

15. Para peziarah yang datang ke kompleks makam

Imogiri banyak terlibat dalam rangkaian upacara

yang berbau

sinkretisme

. Maksud istilah ini

adalah . . . .

a. percampuran dua kebudayaan yang saling

mempengaruhi

b. paham yang merupakan perpaduan beberapa

aliran yang berbeda

c. kepercayaan kepada roh yang mendiami

semua benda

d. kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki

kekuatan

16. Banyaknya orang yang berziarah ke makam

Imogiri menunjukkan bahwa . . . .

a. mereka mulai menyadari adanya kekuatan

gaib

b. rakyat sudah kehilangan pedoman hidup

c. tingginya pamor raja yang dimakamkan

d. rakyat kehilangan pemimpin yang baik

17. Makam Imogiri menunjukkan bahwa masuknya

agama dan kebudayaan Islam berjalan secara

damai dengan menggunakan media Hindu.

Istilah yang biasa digunakan untuk menyebut

fenomena itu adalah . . . .

a.

acculturation

b.

devide et impera

c.

penetration pacific

d.

melting pot

18.

Meskipun di dalam ajaran Islam tidak dikenal

ritual membakar kemenyan, tetapi para peziarah

banyak yang membakar kemenyan wangi dan

dupa wangi di sana.

Aktivitas ini merupakan

contoh . . . .

186

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

a. akulturasi

b. interaksi

c. sosialisasi

d. enkulturisasi

19. Salah satu cara Sultan Agung untuk memperluas

wilayah kekuasaannya dengan melangsungkan

perkawinan antara putrinya dengan adipati di

pesisir. Cara ini diterapkan saat menaklukkan . . . .

a. Jakarta

b. Cirebon

c. Surabaya

d. Pekalongan

20. Makam Imogiri adalah salah satu peninggalan

Islam yang terkenal di Jawa. Yang wajib menjaga

kelestarian bangunan-bangunan peninggalan

sejarah seperti itu adalah . . . .

a. para abdi dalem keraton

b. para polisi pamong praja

c. Departemen Kebudayaan

d. seluruh anak bangsa tanpa terkecuali

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Jelaskan sejarah berdirinya Kerajaan Mataram

Islam!

2. Mengapa Kerajaan Mataram pecah menjadi dua

bagian?

3. Siapa yang membangun makam Imogiri? Jelaskan!

4. Sebut dan jelaskan pembagian kompleks makam

Imogiri!

5. Sebutkan peninggalan sejarah Islam di Jawa!

6. Mengapa Sultan Agung menyerang Batavia

hingga dua kali?

7. Jelaskan bahwa makam Imogiri merupakan

akulturasi antara budaya Hindu, Jawa, dan Islam!

8. Mengapa banyak orang berziarah ke makam

Imogiri?

9. Sebutkan para raja yang pernah memerintah

Kerajaan Mataram!

10. Ceritakan yang kamu ketahui tentang Sultan Agung!