Gambar Sampul PRAKARYA · Bab IV Wirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah
PRAKARYA · Bab IV Wirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah
Hendriana Werdhaningsih, Wawat Naswati, Desta Wirnas, Rinrin Jamriati

24/08/2021 16:24:52

SMA 12 K-13 revisi 2018

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

118

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Prakarya dan Kewirausahaan

119

PENGOLAHAN

120

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Peta

Materi

Wirausaha Produk Pengolahan

Makanan Khas Daerah

Yang Dimodifikasi

Perencanaan Usaha

Makanan Khas Daerah Modifikasi

A

- Keragaman makanan khas daerah

- Metode pengolahan sederhana

- Sumber bahan baku melimpah

Teknologi Pengolahan

Makanan Khas Daerah Modifikasi

B

- Prinsip pengolahan

- Metode pengemasan dan pelabelan

- Contoh olahan : dadih, telur asin, asinan dll

Penghitungan Harga Makanan

Khas Daerah Modifikasi

C

- Penentuan biaya investasi

- Penentuan biaya tetap dan tidak tetap

- Penentuan Harga Pokok Produksi (HPP)

- Penentuan harga jual

- Perhitungan Laba/Rugi

Media Promosi Makanan

Khas Daerah Modifikasi

D

- Pengenalan ke masyarakat sekitar

- Pertemuan ruti seperti arisan

- Pameran/bazar

- Melalui media social (fb, twitter, dll)

Konsinyasi Makanan

Khas Daerah Modifikasi

E

- Pemilihan warung/toko/outlet

- Pembinaan hubungan kerjasama

dengan pemasar

- Kehati-hatian memilih pemasar

asinan, dll

sosial (facebook, twitter, dll)

Prakarya dan Kewirausahaan

121

Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:

Menghayati bahwa begitu besar keanekaragaman makanan khas yang ada di

daerah-daerah, di seluruh Indonesia, dimana masing-masing mempunyai ciri

dan citarasa yang khas.

Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerjasama,

gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif

dalam membuat analisis kebutuhan adanya teknologi pengolahan yang baik

dan tepat untuk setiap makanan khas daerahnya.

Mendesain dan membuat produk khas daerahnya masing-masing, meliputi:

model/teknik pengolahan, kemasan dan pelabelan, perhitungan biaya, media

promosi, sistem penjualan yang digunakan.

• Mempresentasikan:

-

peluang dan perencanaan usaha sesuai pilihan makanan khas daerah

yang dipilihnya dengan perilaku jujur dan percaya diri.

-

pengembangan bisnis, meliputi teknik pengolahan, kemasan, promosi

dan pemasaran, sesuai dengan produk yang dipilihnya.

Menyajikan simulasi wirausaha pengolahan makanan khas daerah berdasarkan

analisis pengelolaan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.

BAB IV

Wirausaha Pengolahan Makanan

Khas Daerah yang Dimodifi

kasi

Tujuan Pembelajaran

122

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Indonesia terkenal sebagai negara agraris, yang sangat subur, dengan hasil

pertaniannya cukup melimpah. Begitupun dengan hasil perikanan dan

peternakannya. Nenek moyang kita sudah terbiasa memanfaatkan sumber daya

alam (SDA) di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan akan makan dan minumnya,

walaupun belum ada pemahaman tentang makanan yang baik dan/atau nilai gizi

dari makanan yang dikonsumsinya.

Hasil SDA yang melimpah, cukup berlebih, seringkali tidak terserap dengan

dikonsumsi secara segar, terutama saat panen raya. Saat musim panen tiba,

seringkali kita melihat banyak SDA yang terbuang karena busuk dan/atau

harga turun drastis karena suplai yang menumpuk. Dibutuhkan satu solusi

yang cukup baik untuk menanggulangi masalah ini, agar tidak terus terjadi.

Teknologi pengolahan untuk SDA ini, baik nabati maupun hewani, adalah hal

yang dibutuhkan, untuk dapat menyelamatkan SDA agar bisa lebih tahan lama,

sehingga harga bisa ditahan tidak merosot turun.

Setiap daerah di Indonesia mempunyai makanan dan minuman khas, yang

kemudian menjadi ciri khas dari setiap daerah tersebut. Makanan khas daerah,

biasanya makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di daerah tersebut,

dengan cita rasa khas yang diterima oleh masyar

akat tersebut. Cita rasa khas ini

dapat menjadi nilai lebih, tetapi juga bisa menjadi nilai negatif jika tidak ditangani

dengan tepat. Sehingga pemilihan model penanganan yang tepat, sangat

diharapkan, untuk menjadikan makanan khas daerah ini menjadi lebih bernilai

baik dan bisa tersebar ke wilayah yang lebih luas.

Teknologi pengolahan diharapkan dapat membantu menyelamatkan SDA, baik

nabati maupun hewani, menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih baik.

Hal ini juga diharapkan dapat mendorong untuk menciptakan Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (UMKM) tumbuh di setiap daerah, sehingga mampu melahirkan

para wirausaha baru, yang secara otoma

tis akan menyerap tenaga kerja, sehingga

mengurangi angka pengangguran.

Wirausaha baru ini dapat diciptakan sedini mungkin, bahkan sejak masih duduk

di bangku sekolah. Sehingga kehadiran Mata Pelajaran Kewirausahaan adalah

menjadi salah satu usaha dan upaya untuk mendorong remaja kita berpikir untuk

memilih masa depannya dengan menjadi wirausahawan. Berbagai wirausaha bisa

dipilih, sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya, dan salah satunya adalah

wirausaha di bidang makanan dan minuman.

A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas

Daerah yang Dimodifi

kasi

Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang

sangat majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan budaya.

Keberagaman ini sangat berkorelasi positif dengan keberagaman makanan

tradisionalnya. Setiap daerah mempun

yai makanan khas yang menjadi

bagian dari ciri khas daerah tersebut dan dapat menjadi bagian dari daya

tarik untuk pariwisata selain kekayaan alam dan kesenian. Makanan menjadi

Prakarya dan Kewirausahaan

123

bagian yang tak terpisahkan dari nilai jual pariwisata suatu daerah, baik

sebagai makanan khas yang dinikmati di tempat, maupun sebagai oleh-oleh

yang dibawa pulang.

Makanan khas daerah masih dapat dikembangkan, baik kuantitas maupun

kualitasnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk

dijual ke daerah lain dan/atau wisataw

an/pendatang. Beberapa terobosan

dapat dilakukan untuk mengangkat citra makanan khas daerah, misalnya

penunjukan suatu produk khas menjadi ikon

daerah tersebut, aturan untuk

mewajibkan hotel/penginapan menyajikan

welcome drink

dengan minuman

khas daerah tersebut, pembuatan kemasan yang menarik dan bertuliskan

‘Oleh-Oleh Khas Daerah tersebut’. Upaya terobosan tersebut diharapkan

dapat membuka peluang usaha makanan khas daerah untuk didistribusikan

ke daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan menjadi promosi

positif untuk meningkatkan nilai jual makanan khas daerah dan pariwisata

daerah.

Otonomi daerah, peningkatan peran media cetak dan elektronik, serta

perhatian instansi pemerintah dan swasta terhadap sektor pariwisata

dan industri kreatif, merupakan faktor dukungan yang turut mendorong

wirausaha makanan khas daerah. Pemerintah dan instansi-instansi swasta

berpihak pada upaya mengembangan produk kreatif berbasis budaya. Salah

satu upaya mempromosikan produk makanan khas Nusantara kepada dunia

internasional adalah dengan menetapkan Ikon Kuliner Indonesia pada 14

Desember 2012.

Ikon Kuliner Indonesia saat ini diwakili oleh 30 jenis makanan khas Indonesia.

Makanan ini terdiri atas makanan pembuka, makanan utama, dan makanan

penutup yang dipilih dari seluruh Nusantara. Makanan ini menjadi hidangan

yang wajib disajikan pada acara internasional. Pengenalan Ikon Kuliner

Indonesia kepada dunia internasional, tidak hanya dari resep dan rasa

masakannya, melainkan cara penyajian, serta sejarah, fi

losofi

dan cerita-

cerita yang berkaitan dengan makanan tersebut. Makanan khas Indonesia

akan menjadi daya tarik pariwisata daerah bagi wisatawan lokal maupun dari

mancanegara untuk datang ke daer

ah-daerah di Nusantara.

Ketersediaan satu tempat/area yang menyediakan produk-produk khas

daerah, tentu adalah dukungan akhir yang harus juga menjadi perhatian

Pemerintah Daerah. Oleh karena dorongan menghasilkan produk yang

baik akan menjadi kurang optimal, jika tidak didukung oleh ketersediaan

outlet yang mudah dijangkau dan/atau strategis. Setiap Pemerintah Daerah

sebaiknya menyediakan area tersebut, yang dikelola secara profesional. Area

tersebut diharapkan bisa terpadu, antar

a tempat wisata, tempat kuliner,

penginapan/hotel dan outlet oleh-oleh.

124

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Sumber: Dokumen Kemenparekraf

Gambar 4.1

Masakan yang termasuk Ikon Kuliner Indonesia dengan Bahan Utama Nabati

Sumber: Dokumen Kemenparekraf

Gambar 4.2

Masakan yang termasuk Ikon Kuliner Indonesia dengan Bahan Utama Hewani

Prakarya dan Kewirausahaan

125

Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat

makanan khas daerah menjadi pilihan potensial yang ditekuni untuk

wirausaha. Pengembangan makanan khas daerah selain dapat membuka

peluang usaha yang cukup besar, juga otomatis dapat memperluas lapangan

pekerjaan, peningkatan penghasilan dan kesempatan berusaha masyarakat,

khususnya di daerah, sehingga akan mendorong dan menumbuhkan

perekonomian masyarakat daerah.

Makanan khas daerah atau makanan tradisional, sangat potensial

dikembangkan, karena berbasis pada bahan baku yang tersedia di sekitarnya.

Makanan tradisional bisa mencakup segala jenis makanan olahan, termasuk

makanan utama, kudapan maupun

minuman yang dikenal dan lazim

dikonsumsi di daerah tersebut. Kekhasan

bahan baku, cara memasak, dan fi

losofi

dari makanan khas daerah, selalu menjadi

daya tarik bagi wisatawan lokal maupun

internasional.

Kreatifi

tas dibutuhkan dalam pengem–

bangan wirausaha makanan khas daerah

agar cita rasa lebih bervariasi, penampilan

produk lebih menarik, produk lebih awet,

serta upaya promosi dan sosialisasi yang

lebih ditingkatkan. Pengembangan

makanan khas daerah dapat dilakukan

dengan memodifi

kasi cara pengolahan

dan pengemasan. Modifi

kasi

dapat

memanfaatkan metode produksi dan

teknologi baru. Mempertahankan

dan mengembangkannya adalah

menjadi solusi untuk tetap menjaga

keberadaannya, juga tentu menjadi

peluang bisnis yang sangat baik.

Berbagai jenis wirausaha bisa menjadi alternatif

dalam pemilihan ide, bagi

calon wirausahawan. Jenis

wirausaha ini disesuaikan dengan banyak hal,

baik keahlian, minat dan kesukaan, maupun berdasarkan

ketersediaan bahan

baku yang ada disekitarnya, dan peluang yang ada. Persoalan mencari ide

wirausaha seringkali menjadi masalah utama bagi calon wirausahawan.

Banyak orang yang mengungkapkan

keinginannya untuk mempunyai usaha

sendiri, namun tak kunjung juga menemukan ide wirausaha yang pas. Padahal

ide wirausaha dapat diperoleh dari mana saja, mulai dari apa yang kita lihat

di lingkungan sekitar, apa yang kita dengar sehari-hari, melihat potensi diri

sendiri, mengamati lingkungan, sampai dengan meniru wirausaha orang lain

yang sudah sukses. Intinya, ide wirausaha dapat dipilih dari upaya pemenuhan

apa yang dibutuhkan manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan

kebutuhan akan barang mewah. Perlu diingat bahwa berwirausaha sesuai

dengan karakter dan hobi kita akan lebih menyenangkan, dibandingkan

dengan berwirausaha yang tidak kita sukai.

Mengapa wirausaha

makanan khas daerah?

Produknya sangat bervariasi

Bahan baku mudah didapat

Teknologi pengolahan cukup

sederhana dan dapat dipelajari

Investasi alat dan mesin dapat

disesuaikan dengan dana yang

tersedia

Pilihan kemasan sangat beragam

dan mudah didapat

Pasar sangat terbuka lebar

Makanan khas daerah termasuk

makanan yang merupakan

kebutuhan wajib manusia

126

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Kewirausahaan bidang makanan olahan bisa menjadi ide alternatif yang sangat

menjanjikan. Ada pesan moral dan motivasi yang sangat kuat dan melekat dari

seorang dosen kewirausahaan senior di Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ir.

Soesarsono Wijandi, M.Sc. (Alm) yaitu :

“Selama manusia masih makan, maka

bisnis makanan dan minuman tidak akan pernah mati.”

Pilihan wirausaha pada produk makanan khas daerah, adalah pilihan yang

tepat, karena banyak faktor kemudahan dan peluang yang didapat dari

wirausaha bidang ini. Banyak negara y

ang pariwisatanya sangat berkembang

karena daya tarik makanan khas daerahnya, kulinernya, dan daya tarik oleh-

oleh produk makanan olahannya.

Sebagai seorang wirausahawan pemula, sanga

t dianjurkan untuk lebih kreatif

dan inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya selalu melakukan

diversifi

kasi produk atau pengembangan produk agar memiliki varian lebih

dan mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar

konsumen tidak jenuh dengan produk yang sudah ada. Walaupun produk

khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan,

baik inovasi dari sisi rasa, bentuk,

maupun kemasannya.

Indonesia adalah negara yang sanga

t majemuk, beragam daerah dengan

beragam budaya, juga beragam makanan

khas daerahnya. Hampir di setiap

daerah mempunyai makanan khas, misalnya Medan dengan bika ambon dan

sirup markisa, Padang dengan

dadih

dan rendang, Sukabumi terkenal dengan

mochi, Yogyakarta dengan bakpia. Hal ini menjadi khasanah kekayaan

tersendiri, yang menjadikan peluang untuk dijadikan ide dalam pemilihan

bidang wirausaha yang akan diambil. Persaingan bisnis makanan khas daerah

juga tidak akan terlalu berat, karena tidak setiap orang dan semua daerah

dapat melakukan hal yang sama, dikarenakan produknya yang spesifi

k.

B. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang

Dimodifi

kasi

Produk makanan khas daerah terdiri atas makanan dan minuman khas

daerah. Makanan dapat dibagi menjadi makanan kering dan makanan basah.

Produk makanan dapat juga dikelompokan menjadi makanan jadi dan

makanan setengah jadi. Makanan jadi adalah makanan yang dapat langsung

disajikan dan dimakan. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk

mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan. Makanan

kering khas daerah yang dapat langsung dimakan contohnya keripik balado

dari daerah Sumatera Barat dan kuku macan dari Kalimantan Timur. Makanan

kering khas daerah yang tidak dapat langsung dimakan misalnya kerupuk

udang Sidoarjo dan dendeng sapi Aceh.

Sedangkan menurut bahan bakunya, makanan khas daerah dikelompokkan

pada makanan khas daerah yang ber

bahan nabati dan yang berbahan hewani.

Prakarya dan Kewirausahaan

127

Makanan khas daerah yang dimodifi

kasi adalah makanan atau minuman

yang diproduksi di suatu daerah, y

ang merupakan identitas daerah tersebut,

dan menjadi pembeda dengan daerah lainnya, kemudian dilakukan sentuhan

inovasi pada produk tersebut, sehingga mempunyai mutu yang lebih baik.

Berbagai makanan khas daerah di Indonesia menjadi ciri khas daerah

tersebut. Wirausaha di bidang makanan khas daerah, dapat menjadi pilihan

yang sangat tepat, karena kita lebih banyak mengenal produk makanan khas

daerah kita daripada daerah lainnya.

Sumber: Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.3

Jenis-jenis Produk Makanan

Tugas 1

Membuat Daftar dan Deskripsi Makanan Khas Daerah

Di daerah tempat tinggalmu dan sekitarnya tentu ada makanan khas

daerah. Carilah informasi melalui pengamatan, wawancara, maupun dari

literatur tentang makanan khas daerahmu. Tuliskan menjadi sebuah daftar

seperti contoh tabel di bawah ini.

Pilih salah satu dari jenis makanan khas daerah dari daftar tersebut yang

paling disukai. Tulis dan gambarkan informasi tentang makanan tersebut

pada kertas A4 dengan 500-1.000 karakter.

No.

Nama Makanan

Kategori

Hewan/Nabati

Asal Daerah

Ciri Khas

1.

Binte Biluhuta

Nabati

Gorontalo

Terbuat dari

jagung

2.

3.

4.

5.

6.

dst.

Makanan Khas Daerah

Nama Daerah:

128

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

1. Produk Makanan Hewani Khas Daerah

Makanan khas daerah hewani adalah makanan khas daerah yang bahan

baku utamanya berasal dari bahan hewani, seperti ayam, daging sapi,

ikan, telur, dan sejenisnya.

Beberapa contoh produk makanan khas daerah hewani yang ada di

Indonesia misalnya telur asin, dadih, dan rendang. Ketiga produk ini

sudah cukup dikenal di Indonesia, dan masih bisa terus dikembangkan,

baik mutu produknya maupun kemasannya.

a. Telur Asin

Telur asin adalah makanan yang berbahan baku telur (mayoritas

telur bebek), yang dilakukan proses pengawetan dengan cara

penggaraman atau diasinkan. Penambahan garam bertujuan untuk

mengawetkan produk dan memberi cita rasa khas pada telurnya.

Setelah dilakukan penggaraman, telur tersebut menjadi awet sampai

30 hari pada suhu ruang. Telur asin dikenal sebagai makanan khas

daerah Brebes-Jawa Tengah, meskipun banyak daerah lain yang juga

sudah membuatnya. Telur asin yang ada saat ini dapat ditingkatkan

salah satunya dengan memastikan ketersediaan bahan baku telur

bebek dengan ukuran yang seragam dan mutu yang baik. Bahan baku

yang baik harus diolah dengan tepat agar memiliki tingkat keasinan

yang konsisten dan disesuaikan dengan selera pasar. Pengemasan

yang baik dan menarik akan meningkatkan daya saing produk telur

asin tersebut.

Sumber: Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.4

Telur Asin dengan Bahan Baku Telur Bebek

Prakarya dan Kewirausahaan

129

b. Dadih

Dadih atau dadiah merupakan hasil fermentasi secara alamiah air

susu kerbau dalam tabung bambu yang sudah lama dihasilkan

di Sumatera Barat (Azima

et. al.

, 1999) dan Jambi (Sunarlim, 2009).

Dadih merupakan produk fermentasi yang sangat kaya akan nilai

gizi. Tantangan dan peluang peningkatan mutu produk dadih,

diantaranya dengan inovasi r

asa agar lebih disukai oleh banyak

kalangan, proses produksi agar lebih higienis dan efi

sien, serta

pengawetan dan pengemasan yang lebih baik.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Yoghurt

Gambar 4.

5

Dadih dalam Tabung Bambu

130

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

c. Rendang

Rendang adalah makanan berbahan dasar daging sapi, mempunyai

cita rasa pedas, yang dalam pembuatannya diperkaya dengan

campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah, terutama cabe

merah dan kelapa. Rendang semula adalah makanan khas Padang-

Sumatera Barat, tetapi saat ini sangat mudah ditemui di berbagai

kota di Indonesia bahkan dunia, karena cita rasanya yang relatif

disukai oleh berbagai kalangan konsumen. Peluang pengembangan

rendang adalah penyediaan rendang dengan berbagai level tingkat

kepedasan, peningkatan mutu yang lebih baik dan seragam, serta

peningkatan keawetan dengan bantuan pengemasan yang lebih

baik.

2. Produk Makanan Nabati Khas Daerah

Makanan khas daerah nabati adalah makanan khas daerah yang bahan

baku utamanya berasal dari bahan nabati, seperti dari sayur-sayuran,

buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sejenisnya.

Produk makanan nabati khas daerah jumlahnya sangat banyak di

Indonesia, hampir di setiap daerah mempunyai banyak makanan khas

daerah yang berbahan baku nabati. Beberapa contoh produk makanan

khas daerah hewani yang ada di Indonesia, misalnya asinan,

fruit leather

(kulit buah) dan mochi. Ketiga produk ini juga sudah cukup dikenal di

Indonesia, tetapi inovasi terhadap produk ini masih bisa terus dilakukan,

baik inovasi produk maupun kemasannya.

Sumber: www.idebisnis.biz/

Gambar 4.6

Rendang dalam Kemasan Vakum

Prakarya dan Kewirausahaan

131

a. Asinan

Asinan merupakan jenis makanan yang terbuat dari buah-buahan

atau sayuran segar, yang diberi kuah dengan paduan berbagai jenis

bumbu, terutama cabe, gula dan pengasam (asam jawa atau cuka

makan). Asinan dikenal sebagai oleh-oleh khas dari kota Bogor-Jawa

Barat, walaupun sudah banyak dit

emukan juga di daerah lainnya.

Tantangan dan peluangnya adalah peningkatan mutu asinan, tingkat

keawetan, dan pengemasan yang lebih baik agar konsumen lebih

nyaman dalam membawa dan mengkonsumsinya.

Sumber: Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.7

Asinan dalam Kemasan Gelas

132

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

b. Fruit Leather

Fruit leather

adalah jenis makanan dari buah-buahan, yang sudah

diproses dengan cara penghancuran buah, pencetakan, yang

kemudian dikeringkan.

Fruit leather

mulai dikembangkan di

beberapa

daerah di Indonesia yang mempunyai Sumber Daya Alam

(SDA) buah-buahan yang melimpah, seperti di Jawa Barat dan Jawa

Timur.

Tantangan dan peluang untuk wirausaha

fruit leather

ini masih sangat

terbuka, karena pesaingnya masih sedikit, bahan baku melimpah,

dan pasar cukup besar. Inovasi produk dan kemasan masih sangat

terbuka lebar untuk dikembangkan.

c. Mochi

Mochi adalah makanan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk

sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk sesuai selera.

Makanan ini di Indonesia banyak ditemukan di Sukabumi-Jawa Barat,

dengan bentuk dan kemasan yang saat ini sudah cukup membaik.

Tantangan wirausaha mochi adalah stabilitas mutu terutama

keawetan. Peluang wirausaha mochi adalah pengembangan variasi

bentuk, rasa dan isi, serta kemasannya.

Sumber: Dokumen Kemendikbud

Gambar 4.8

Fruit Leather

Sumber: http://mochikarisma.blogspot.com/2012/01/mochikaswari-karisma.html

Gambar 4.9

Mochi Khas Sukabumi

Prakarya dan Kewirausahaan

133

C. Perhitungan Harga Jual Makanan Khas Daerah

yang Dimodifi

kasi

Perencanaan wirausaha adalah langkah awal untuk memulai usaha. Bila akan

mengadakan kegiatan, biasanya dibuat satu proposal, sebagai pengajuan

rencana kegiatan. Begitu pula dalam bisnis, harus dibuat suatu perencanaan

dan dituangkan dalam bentuk sebuah proposal. Proposal usaha meliputi

berbagai hal yang terkait dengan usaha atau bisnis tersebut, diantaranya

jenis produk yang dipilih, kapasitas produksi, alat dan mesin, bahan baku,

proses produksi dan pengemasan, hitungan harga pokok produksi dan harga

jual, perkiraan keuntungan dan berapa lama modal akan kembali, serta

perencanaan pemasaran.

Tahap awal berwirausaha diperlukan suatu Perencanaan Wirausaha atau

Business Plan

. Perencanaan Wirausaha berisi tahapan yang harus dilakukan

Tugas 2

Tantangan Makanan Khas Daerah

Carilah informasi melalui pengamatan, wa

wancara, maupun dari literatur

tentang makanan khas daerahmu

atau daerah lain di Nusantara.

Diskusikan dengan teman tentang asal daerah, jenis makanan, tantangan

yang ada saat ini, sehingga bisa dilakukan modifi

kasi dari makanan khas

daerah tersebut berdasarkan tantangannya.

Tuliskan data dalam bentuk tabel seperti contoh di bawah ini.

• Buat presentasi yang informatif dan menarik dengan memanfaatkan

paparan tulisan dan gambar.

No.

Nama Makanan

Daerah

Kategori Hewan/Nabati

Tantangan

1.

Dadih Minangkabau

Minuman

- Kurang awet

- Kurang variasi rasa

- Kemasan kurang

menarik

2.

3.

4.

5.

dst.

Tantangan Makanan Khas Daerah

134

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

dalam menjalankan suatu usaha. Dalam mempersiapkan pendirian usaha,

seorang calon wirausaha akan lebih baik dengan pembuatan perencanaan

terlebih dahulu. Mengapa calon wirausaha harus membuat perencanaan

usaha? Oleh karena perencanaan usaha merupakan alat yang paling ampuh

untuk menentukan prioritas, mengukur kemampuan, mengukur keberhasilan,

dan kegagalan usaha.

Perencanaan pendirian usaha akan memberikan uraian tentang langkah-

langkah apa saja yang harus diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target,

petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, strategi, taktik, program biaya, dan

kebijaksanaan. Perencanaan pendirian usaha yang dibuat secara tertulis

merupakan perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar fokus

pelaksanaan usahanya tidak menyimpang.

Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan mendirikan usaha, yaitu

mencakup : (i) Nama perusahaan, (ii) Lokasi perusahaan, (iii) Jenis Usaha, (iv)

Perijinan usaha, (v) Sumber Daya Manusia (SDM), (vi) Aspek Produksi, dan (vii)

Aspek Pemasaran.

Pada kesempatan ini akan coba dibuat tahapan pengembangan wirausaha

yang dilakukan untuk membuat usaha asinan dalam kemasan cup mangkok.

1. Pemilihan Jenis Usaha

Pada bagian ini harus diuraikan dengan

jelas alasan memilih usaha

yang ditetapkan. Di bawah ini akan diuraikan contoh mengapa memilih

asinan sebagai pilihan

Contoh

Asinan merupakan salah satu produk makanan khas Bogor yang

banyak digemari konsumen. Rasa asinan yang segar, memang relatif

sangat disukai, begitu pula dengan harganya yang relatif terjangkau.

Hal tersebut menjadi alasan mengapa produk ini sangat digemari oleh

banyak kalangan.

Bahan baku asinan sangat mudah didapat dan dapat pula disesuaikan

dengan ketersediaan buah dan sayur yang ada di setiap daerah. Proses

pengolahannya pun cukup sederhana, tidak memerlukan banyak

investasi peralatan, hal ini menjadi pilihan menarik untuk memulai

usaha ini.

Prakarya dan Kewirausahaan

135

2. Nama Perusahaan

Anda harus memberikan nama usaha yang akan dikembangkan. Jika

anda ingin bentuk usaha berbadan hukum, bisa dalam bentuk CV, FIRMA,

Koperasi atau PT. Mari ambil contoh dalam pengembangan usaha Asinan

Bogor, perusahaan ini diberi nama CV. Pangan Sukses Makmur, dengan

pendiri perusahaan terdiri atas tiga orang.

3. Lokasi Perusahaan

Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak

jauh dari lokasi rumah para pengelola, dan tidak terlalu jauh juga dari

jangkauan pasar yang akan dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah

satu ruangan di rumah atau menyewa rumah sekitar tempat tinggal.

4. Perizinan Usaha

Ijin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

dari kantor pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/TDP/TDI dari

Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten dan Ijin PIRT dari Dinas Kesehatan

Kota/Kabupaten, serta pendaftaran merk pada Departemen Kehakiman.

5. Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam bagian ini harus dapat ditentukan jumlah SDM yang diperlukan.

Contoh keperluan SDM yang diperlukan untuk usaha Asinan Bogor,

a.

Tiga orang pendiri, yang mempunyai tugas masing-masing sebagai:

(i) Penanggung jawab produksi, (ii) Penanggung jawab pemasaran,

dan (iii) Penanggung jawab administrasi dan keuangan.

b. Enam orang karyawan, yaitu 3 (tiga) orang untuk bagian produksi,

2 (dua) orang untuk bagian pemasar

an, dan 1 (satu) orang untuk

bagian administrasi.

Sejatinya, produk asinan ini bukan produk baru bagi masyarakat

kita, namun dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal rasa

dan kemasan, akan menjadi daya tarik tersendiri untuk konsumen

memilih produk ini. Saat ini, kendala dari usaha asinan adalah

keawetan dan kemasan yang kurang nyaman untuk dibawa sebagai

oleh-oleh. Pemilihan bahan baku dan bahan kemasan yang baik,

tentu akan meningkatkan daya simpan (keawetan) dari produk ini

serta kemudahan membawa, sehingga cocok untuk oleh-oleh.

136

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

6. Aspek Produksi

Di bagian ini diuraikan semua aspek produksi secara detail, meliputi

peralatan yang diperlukan, bahan baku, bahan kemasan, bahan tambahan

pangan dan teknologi proses pengolahannya. Di bawah akan dipaparkan

contoh aspek produksi usaha Asinan Bogor.

Pada Tabel 1 dapat dilihat perala

tan yang diperlukan untuk memproduksi

asinan sebanyak 500 cup per hari.

Tabel 1. Peralatan yang dibutuhkan untuk Produksi Asinan 500 cup/hari

No

Jenis Alat

Spesifi

kasi

Jumlah (Unit)

1

Cup sealer

manual

Manual, dengan diameter ukuran

seal

82 dan 92 mm

1

2

Pisau

Terbuat dari

stainless steel

5

3

Talenan

Terbuat dari tefl

on

5

4

Baskom plastik

Terbuat dari bahan

food grade

5

5 Panci

Stainless Steel

Terbuat dari SS 304

2

6 Kompor

Dilengkapi dengan regulator

bertekanan

1

7

Literan

Ukuran 1000 ml

2

8 Timbangan

Digital

1

9

pH Meter

Hand pH meter

1

10

Refraktometer

Hand Refraktometer 0-28

0

Brix 1

11

Alat lainnya

Sendok, pinset dan alat bantu lainnya

1 pkt

Bahan baku, bahan tambahan pangan (BTP) dan kemasan yang

dibutuhkan dalam pembuatan Asinan Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan Baku, BTP dan Kemasan Asinan Bogor

No

Bahan baku

Spesifi

kasi

1

Bengkuang

Segar dan tidak busuk

2

Pepaya

Mengkal (matang 75%)

3

Kedongdong

Tua tidak busuk

4

Nenas

Mengkal dan masih keras

5

Bumbu-bumbu

Dibuat dari bahan yang baik dan tidak busuk

6

Kemasan mangkok

Gunakan yang tahan suhu di atas pemanasan 85

0

C.

7

Tutup mangkok

Gunakan yang tahan suhu di atas pemanasan 85

0

C.

8 Kardus

Double Corrugated Cartoon

9 Sendok

Plastik

food grade

10 Lakban

Plastik

Prakarya dan Kewirausahaan

137

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi asinan 500 cup perhari

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha.

Jumlah Tenaga Kerja

Produksi

Pemasaran dan Administrasi

Pria Wanita

Pria

Wanita

1 2 2 1

Pada tahap ini kamu harus menjelaskan dengan lengkap

tahapan

proses pengolahan

untuk produk yang kamu pilih. Pada produk asinan,

pengolahan asinan adalah sebagai berikut.

Siapkan buah-buahan yang akan digunakan, seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya tentang pengolahan dan pengemasan asinan.

Siapkan bumbu, cabe dihancurkan lalu disaring, gula dilarutkan juga

disaring, dimasukkan ke dalam panci

stainless steel

, dicampur garam

dan cuka.

• Siapkan

cup sealer machine

, atur suhunya.

Siapkan kemasan cup mangkok dan tutupnya.

Lakukan pengisian, dengan aturan seperti pada sub bab E tentang

pengolahan dan pengemasan asinan.

Pasteurisasi, suhu 75-80°C selama 30 menit.

Pendinginan dengan air mengalir.

• Pengemasan.

138

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

7. Aspek Keuangan

Diasumsikan dalam satu kali proses produksi akan diproduksi 500

mangkok asinan, masing-masing berisi 240 gram asinan (buah dan kuah).

Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap dan tidak

tetap (variabel) untuk asinan disajikan berikut ini, hal ini untuk menjadi

bahan pembelajaran jika akan membuat perencanaan kewirausahaan

jenis produk lainnya.

a. Investasi Alat dan Mesin

Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan

mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi asinan.

Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai dengan kapasitas

produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik, dan

lainnya. Pada proses produksi asinan, alat dan mesin yang dibutuhkan

seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Investasi Alat dan Mesin Asinan

No

Jenis Alat

Jumlah

(Unit)

@

(dalam ribu Rp)

(dalam ribu Rp)

1

Cup sealer manual

1 1.200 1.200

2 Pisau

5

20

100

3 Talenan

5

15

75

4 Baskom plastik

5

25

125

5 Panci

Stainless Steel

2

300 600

6 Kompor

1

600

600

7 Literan

2

20

40

8 Timbangan

1

200

200

9 pH meter

1

400

400

10 Refraktometer

1

1.500

1.500

11

Alat lainnya

1 pkt

200

200

Jumlah (Rp)

5.040

Biaya Penyusutan/bulan = total investasi/ umur alat

=(5.040/60 bulan)

84

Prakarya dan Kewirausahaan

139

b. Biaya Tidak tetap (Variabel)

Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan

jumlah produksi, jadi sifatnya tidak tetap, bisa berubah sesuai jumlah

produksinya.

Biaya tidak tetap ini, biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan

pembantu dan bahan kemasan. Pada proses produksi asinan,

kebutuhan bahan baku pada Tabel 5.

Tabel 5. Biaya Tidak Tetap Asinan

No

Bahan baku

Jumlah

@ (ribu Rp)

Harga (ribu

Rp)

1 Bengkuang

30 kg

8

240

2 Pepaya

30 kg

3

90

3 Kedongdong

18 kg

10

180

4 Nenas

18 kg

5

90

5 Bumbu-bumbu

70 liter

5

350

6 Kemasan mangkok

525

0,3

157,5

7 Tutup mangkok

525

0,05

26,25

8 Kardus

22

2

44

9 Sendok

525

0,08

42

10 Lakban

2

10

20

Jumlah per satu kali produksi (Rp)

1.221,75

Jumlah per bulan (Rp)

24.435

c. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dan jumlahnya tetap

setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya.

Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan

alat, dan lainnya. Pada produk asinan, biaya tetap yang dibutuhkan

tersaji pada Tabel 6.

140

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Tabel 6. Biaya Tetap Asinan

Items

Jumlah (dalam ribu Rp)

Tenaga kerja tetap (6 orang x Rp 750.000)

4.500

Listrik/air 1.500

Gas

1.200

Penyusutan alat

84

Biaya lainnya

100

Total biaya per bulan

7.384

Total biaya per hari

369,2

d. Total Biaya

Total biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya

tetap. Pada proses produksi asinan, total biaya yang dibutuhkan

adalah

Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap

= Rp1.221.750,00 + Rp369.200,00

= Rp1.569.950,00

e. Harga Pokok Produksi (HPP)

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk,

dimana jika dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak

untung dan juga tidak rugi. HPP ditentukan untuk bisa menentukan

harga jual, dimana harga jual adalah HPP ditambah margin

keuntungan yang akan diambil. Untuk produk asinan ini HPP-nya

adalah :

Total Biaya / Jumlah produksi

Rp1. 569.950,00 / 500 = Rp3140,00

f. Harga Jual

Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk

mendapatkan produk tersebut. Harga jual bisa ditentukan dengan

mempertimbangkan HPP dan juga produk pesaing. Harga jual ini

meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen. Harga dari pabrik

tentu lebih murah, karena saluran distribusi (agen, toko,

counter

, dll)

tentu juga harus mendapatkan keuntungan.

Prakarya dan Kewirausahaan

141

Pada produk asinan dalam kemasan mangkok ini, melihat HPP nya

yaitu Rp3.140,00 dan produk pesaing dengan volume yang relatif

sama dijual berkisar Rp6.000,00 sampai Rp8.000,00, maka ditetapkan

harga jual dari pabrik adalah Rp5.000,00 (pada Tabel 7), dengan

harapan di tingkat konsumen harganya adalah Rp6.000,00 sampai

Rp7.000,00

Tabel 7. Harga jual asinan

No.

Satuan

Harga satuan (dalam ribu Rp)

1

Mangkok 240 gram

5

2

Karton isi 12 mangkok

60

g. Penerimaan Kotor

Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan

oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya. Pada produksi

asinan ini, jumlah penerimaan kotor pada Tabel 8.

Tabel 8. Penerimaan kotor asinan

Jenis Kemasan

Jumlah (cup)

Satuan (Rp)

Total (Rp)

Mangkok 240 g

500

5.000

2.500.000

Total (Rp)

2.500.000

h. Pendapatan Bersih (Laba)

Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan

oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya. Pada produksi asinan

ini, jumlah penerimaan bersih adalah:

Pendapatan Bersih = Penerimaan kotor–Total biaya

= Rp2.500.000,00 – Rp1.569.950,00

= Rp930.050,00

142

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Jadi perkiraan pendapatan untuk sa

tu kali produksi, yaitu sebanyak

500 mangkok asinan, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar

Rp930.050,00 (sembilan ratus ribu lima puluh rupiah).

D.

Penentuan Media Promosi Makanan Khas

Daerah

Pemasaran merupakan salah satu faktor

yang sangat penting untuk mencapai

tujuan usaha dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan. Beberapa

faktor yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan pemasaran

suatu produk antara lain jenis produk, persaingan produk, kebutuhan pasar,

tujuan pemasaran dan hal lain yang berhubungan dengan produk itu sendiri,

seperti: harga jual, kualitas, dan kemasannya.

Perlu dilakukan strategi y

ang tepat untuk menunjang keberhasilan pemasaran

produk. Salah satu startegi pemasaran yang bisa digunakan adalah 4P, yaitu

Product

(Produk),

Price

(Harga),

Place

(Tempat) dan

Promotion

(Promosi).

Ada banyak cara untuk memasarkan

produk makanan khas daerah, tentu

disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat, sehingga kita

bisa memperkirakan jangkauan pasar yang harus ditembus. Bisa dengan

menggunakan tahapan berikut ini:

1. Perkenalan

Tahap pertama dimulai dengan yang kecil, kenalkan produk yang kita

buat kepada teman-teman dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar

komplek, atau teman bermain. Berilah sedikit tes produk agar mereka

bisa mencicipi produk buatan anda supaya mereka tertarik membeli.

Tugas 3

Membuat Perencanaan Usaha

Bautlah kelompok, terdiri dari 5-8 orang.

Pilih salah satu makanan khas daerah yang kelompok kamu sukai, bisa

nabati atau hewani.

Buatlah perencanaan usahanya dengan lengkap.

Tentukan harga pokok dan harga jualnya.

Persentasikan di depan kelas.

Prakarya dan Kewirausahaan

143

2. Pertemuan Rutin

Pertemuan rutin pada area paling kecil, misanya RT/RW dan/atau

komplek perumahan bisa dijadikan media promosi makanan khas daerah

yang efektif. Jadi, bisa dilakukan ijin promosi pada pertemuan tersebut.

Pertemuan rutin itu anatara lain pertemuan PKK, dharma wanita, dan

arisan.

3. Pameran/Bazar

Saat ini banyak sekali diselenggarakan pameran/bazar, baik oleh instansi/

departemen tertentu, maupun pihak swasta dan perorangan. Ajang ini

dapat digunakan untuk media promosi makanan khas daerah yang baik.

Biaya yang dikeluarkan juga biasanya tidak terlalu besar, masih sangat

terjangkau oleh Skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

4. Media Sosial

Keberadaan media sosial saat ini sudah begitu menjamur, dimana

berbagai kalangan sudah sangat familiar dengan

facebook

,

twitter

,

instagram,

dan lainnya. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan untuk media

promosi yang efektif dan efesien. Perbanyaklah teman dan

follower

,

untuk memperluas pemasaran. Bisa juga dengan membuat

blog

gratis

atau

website

yang berbayar dengan relatif terjangkau harganya.

5. Penjualan Kreatif

Gunakan sistem penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang

menjalaninya. Sebagai contoh, bisa memanfaatkan munculnya fenomena

“pasar kaget” di hampir setiap kota di Indonesia, juga saat ada momen

Car free day

”, atau pada kesempatan lainnya.

Hal besar itu dimulai dari hal yang kecil, dan dimulai saat ini. Seorang

wirausahawan adalah seorang yang bisa menangkap peluang dengan cepat,

bahkan seonggok rongsokan bisa diubah menjadi sebongkah emas oleh

seorang yang mempunyai jiwa wirausaha.

Andakah satu diantaranya?

Seorang karyawan, membangun karirnya dari nol sampai puncak karir, tetapi

dia tetap tidak bisa mewariskan posisinya tersebut pada keluarganya. Tetapi

seorang wirausahawan, walaupun hanya mempunyai warung saja, dia adalah

orang hebat, karena sudah mampu memberikan warisan yang berharga

untuk keluarganya.

144

Kelas XII SMA/SMK/MA/MAK

Pilihan berwirausaha, adalah pilihan cerdas. Saat anda bekerja di suatu

perusahaan/instansi, anda sedang turut membantu membangun suatu

istana, sayangnya istana itu bukan milik anda. Tetapi saat kita memutuskan

berwirausaha, maka kita sedang membangun istana milik kita sendiri.

E. Analisis Sistem Konsinyasi yang Dimodifi

kasi

Sistem pemasaran produk sangat beragam, bisa dilakukan dengan penjualan

langsung maupun penjualan tidak langsung. Penjualan langsung juga terbagi

menjadi beberapa jenis, misalnya penjualan melaluii outlet sendiri, atau sistem

penjajaan langsung pada konsumen. Sedangkan penjualan tidak langsung,

yaitu penjualan dengan menggunakan per

antara dan/atau menggunakan

saluran distribusi. Saluran distribusi yang digunakan bisa pendek ataupun

panjang, tergantung jenis dan kapasitas produksinya.

Pemilihan sistem pemasaran yang tepat, menjadi salah satu penentu

keberhasilan dari penerimaan produk tersebut di tangan konsumen. Salah

satu sistem yang akan diterapkan pada sistem pemasaran produk makanan

khas daerah adalah sistem konsinyasi.

Sistem konsinyasi adalah sistem kerjasama

pemasaran, antara pemilik barang

(produsen) dengan pemilik warung/toko/outlet (pemasar), atau sering

disebut sistem titip jual.

Sistem konsinyasi ini tidak rumit, produsen hanya perlu mencari warung/toko/

outlet yang bersedia menerima produknya, dengan membuat kesepakatan

kerjasama dengan maksud menitipkan barang dagangan di warung atau

toko tersebut. Jika sudah sepakat maka kita hanya perlu memasok barang

dagangan, menunggu beberapa hari, dan kembali untuk mengambil bayaran

dan mengganti barang dagangan yang sudah lama. Periode penitipan

disepakati kedua belah pihak, biasanya rata-rata seminggu.

Tugas 4

Pemasaran

Buatlah strategi pemasaran ter

hadap makanan khas daerah yang dipilih.

Tentukan media promosi yang akan digunakan.

Buatlah desain media promosi sesuai pilihanmu.

Diskusikan dalam kelompok.

• Buatlah presentasi yang informatif dan menarik tentang pelaksanaan

strategi pemasaran yang dipilih.

Prakarya dan Kewirausahaan

145

Sistem bisnis ini adalah sistem bisnis yang menguntungkan kedua belah

pihak. Bagi produsen yang menitipkan barang dagangannya, hanya perlu

menitipkannya saja dan pihak warung/toko/outlet yang akan memasarkan

produknya, sedangkan bagi pemilik warung/toko/outlet, mereka untung

karena bisa menjual barang dagangan tanpa modal dan mendapatkan hasil

keuntungan dari hasil penjualannya tersebut, kalaupun barang rusak atau

tidak laku, tidak menjadi tanggung jawab pemiliki warung/toko/outlet.

Walaupun sistem ini terlihat mudah dan menguntungkan, tapi tetap harus

berhati-hati saat menjalankannya, jangan

lupa membuat catatan barang yang

dititipkan, karena banyak pemilik warung/toko/outlet yang kadang lupa atau

nakal dalam menghitung barang dagangan titipan. Jadi, perlu mencegah

hal-hal yang tidak diinginkan terlebih dahulu. Selain itu, terkadang juga

ada pemiliki toko yang pelit, menunda-nunda pembayaran barang titipan,

padahal barang tersebut sudah laku terjual, jika kita menemukan pemilik

toko seperti ini, alangkah baiknya segera kita tinggalkan kerjasamanya karena

akan merugikan kita.

Pengaturan target pasar juga harus dibuat, bisa dengan membagi per

daerah dan per hari, misalnya kalau melakukan penitipan barang dagangan

setiap satu minggu sekali, dilakukan pemilihan tujuh wilayah untuk tujuh

hari dalam seminggu. Begitupun dalam penentuan jumlah warung/toko/

wilayah, ditetapkan berdasarkan kapasitas produksi dan target penjualan

setiap warung/toko/outlet. Misalnya, dalam satu hari kita ingin mengunjungi

10 toko, maka paling tidak kita memiliki 70 toko langganan agar usaha kita

berjalan terus setiap hari.

Hubungan kerjasama yang baik dan kepercayaan yang terbentuk dengan

sistem ini, lebih menguatkan sistem pemasaran produk makanan khas daerah,

karena resiko yang ditimbulkan sangat kecil. Satu sama lain saling mengenal,

dan terjalin hubungan simbiosis mutualisme yang cukup baik.

Tugas 5

Konsinyasi Produk

Buatlah survei singkat tentang model distribusi produk makanan yang

biasa digunakan oleh para pelaku usaha mikro dan kecil.

Gunakan metode survei wawancara,

buatlah beberapa pertanyaan terkait

model distribusi produk.

Lakukan wawancara pada minimal lima produsen.

Tuliskan hasil survei kamu dalam bentuk laporan lengkap, 5-10 halaman,

dalam kertas A4, huruf arial, ukuran 12, spasi 1,5.