Gambar Sampul IPS · Bab IV Mengenali Perkembangan Lingkungan
IPS · Bab IV Mengenali Perkembangan Lingkungan
Waluyo

24/08/2021 15:43:11

SMP 7 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

95

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

• Manfaat peta, atlas, dan globe untuk mendapatkan informasi keruangan.

• Cara membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan objek geografi.

• Kondisi geografis penduduk.

• Gejala-gejala yang terjadi di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya terhadap

kehidupan.

96

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Manusia selalu berusaha mengenali lingkungan-

nya. Bahkan, sejak zaman purba manusia melakukan-

nya. Pengenalan diawali dengan mengunjungi tempat-

tempat baru. Tidak sedikit kesulitan yang ditemui

dalam menjangkau suatu tempat.

Manusia menggunakan peralatan dan cara

dalam mengenali lingkungannya dengan membuat

peta. Peta telah berkembang menjadi alat untuk

mengenali lingkungan dan potensinya.

Kekayaan alam yang melimpah perlu dikenali dan

dimanfaatkan. Kekayaan alam bisa dimanfaatkan

untuk menunjang kehidupan penduduk. Di sini, peta

berfungsi sebagai media inventarisasi kekayaan alam.

Peta juga dapat digunakan sebagai alat promosi

kekayaan alam, misalnya objek wisata alami.

Bencana yang melanda Indonesia, tidak banyak

merugikan apabila kita telah mengenali kondisi

lingkungan. Tampaknya hal ini mulai disadari oleh

masyarakat Indonesia. Kini, peta daerah rawan

bencana sudah banyak dibuat meskipun belum

lengkap. Gejala-gejala di geosfer yang menimbulkan

bencana alam telah dikenali dan dipetakan. Potensi

banjir, tanah longsor, dan gempa bumi di suatu daerah

telah dipetakan. Dengan demikian, masyarakat

mengetahui daerah rawan bencana alam dan

keadaan lingkungan wilayahnya.

• peta

• kondisi geografis

• atlas

• kondisi penduduk

• globe

• atmosfer

• objek geografi

• hidrosfer

Sumber:

www.menlh.go.id

Gambar 4.1

Wilayah banjir di Sumatra dapat diketahui dengan

mengamati peta daerah rawan banjir Sumatra.

98°

102°

106°

98°

102°

106°

97

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Dalam usaha mengenali karakteristik wilayah, peta menjadi panduan

bagi manusia. Dengan peta kamu dapat bercerita tentang tempat tinggalmu,

bentuk lahan di daerahmu, dan jarak antara tempat tinggalmu dengan kota

lain maupun kenampakan-kenampakan unik yang ada di sekitar tempat

tinggalmu.

A. Peta

Peta banyak sekali jenisnya. Beberapa peta menunjukkan batas

administrasi seperti negara, provinsi, maupun informasi yang bersifat umum

lainnya. Ada juga peta yang menunjukkan lokasi sumber daya alam, industri,

persebaran penduduk, flora, fauna, dan masih banyak lagi. Dari peta

semacam ini kamu dapat memperoleh informasi lebih spesifik (khusus).

Mari kita pelajari pengelompokan peta.

1. Jenis Peta

Jenis peta dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Berdasarkan Isi Peta

Berdasarkan isi yang disajikan, peta dibedakan menjadi peta umum

(peta dasar) dan peta khusus (peta tematik). Bagaimana membedakan

kedua jenis peta ini? Cobalah lihat peta Indonesia. P

ada peta Indonesia

tergambar kenampakan sungai, nama-nama kota, batas-batas wilayah,

nama kepulauan, dan sebagainya. Perhatikan peta berikut ini!

Peta tambang di atas selain menggambarkan wilayah negara

Indonesia juga menunjukkan persebaran bahan tambang di Indonesia.

Berarti, ada informasi lain yang hendak ditonjolkan pada peta tersebut.

Sekarang kita bandingkan peta kepadatan penduduk berikut ini dengan

peta tambang. Keduanya sama-sama menggambarkan wilayah negara

Indonesia, tetapi isi dari kedua peta sangat berbeda. Peta tambang berisi

persebaran bahan tambang, sementara itu peta kepadatan penduduk

menyajikan kepadatan penduduk suatu wilayah.

Peta umum yang digunakan sebagai dasar untuk membuat peta

tematik disebut sebagai peta dasar. Contohnya, peta Indonesia bisa

digunakan dasar untuk membuat peta bencana alam dan peta

kepadatan penduduk. Dengan demikian, peta Indonesia yang kamu

gunakan tersebut selain sebagai peta umum, juga disebut peta dasar.

Keterangan:

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.2

Peta tambang.

: Pasir Besi

: Timah Putih

: Tembaga

: Intan

: Minyak Bumi

: Aluminium

: Aspal

: Bauksit

: Batu bara

: Emas

: Perak

: marmer

: mangan

: nikel

U

95° BT

110°

120°

130°

100°

140° BT

10° LS

SAMUDRA HINDIA

Laut Cina Selatan

SAMUDRA PASIFIK

AUSTRALIA

Laut Sulawesi

Laut Banda

Pangkalan

brandan

Laut Jawa

Dumai

Prapat

Umbilin

Simau

Bukitasam

Plaju/

S.Gerong

P.Bintan

P.Singkep

P.Bangka

P.Belitung

Sinta

Arjuna

Cikotok

Sukabumi

Tulungagung

Martapura

Tanjung

S.Berau

Tarakan

P.Buton

P.Waigeo

Tembagapura

Steenkool

Skala 1:50.500.000

98

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

b. Berdasarkan Objek Peta

Berdasarkan sifat objek yang disajikan, peta dapat dibedakan

menjadi peta dinamis dan peta stasioner (tetap). P

erhatikan peta di

bawah ini!

Peta kepadatan penduduk di atas menyajikan kepadatan penduduk

tahun 2005. Informasi pada peta ini setiap tahun pasti berubah karena

jumlah penduduk setiap tahun selalu berubah. Peta yang

menggambarkan objek yang tidak tetap atau selalu berubah dikatakan

sebagai peta dinamis. Peta yang menggambarkan objek yang tetap

dikatakan sebagai peta stasioner, seperti peta negara, provinsi, maupun

peta administrasi.

Sumber:

Bumi dan Permukaannya

Gambar 4.4

Peta tiga dimensi.

c. Berdasarkan Bentuk Peta

Pada peta-peta di depan atau peta yang kamu lihat pada

atlasmu disajikan pada bidang datar atau kertas. P

eta semacam

ini disebut peta biasa atau peta datar. Jika kamu melihat peta

di samping, kamu akan memperoleh kesan relief yang berbeda-

beda. Kesan ini dapat ditangkap karena gambar tersebut

disajikan dalam kenampakan tiga dimensi. Peta semacam ini

disebut peta relief atau peta timbul.

Hal ini berbeda dengan peta di samping, yang tidak

tampak kesan tiga dimensi. Peta tersebut merupakan suatu

peta yang disajikan pada komputer yang disebut peta digital.

Peta digital ini juga dapat dicetak menjadi peta biasa yang

disajikan pada bidang datar atau kertas. Atas dasar perbedaan

bentuk inilah peta dibedakan menjadi peta datar atau peta

biasa, peta relief atau peta timbul, dan peta digital.

d. Berdasarkan Skala Peta

Peta berdasarkan skala dibedakan sebagai berikut.

1)

Peta kadaster, skala 1:100 – < 1:5.000.

2) Peta skala besar, skala 1:5.000 – < 1:250.000.

3) Peta skala sedang, skala 1:250.000 – < 1:500.000.

4) Peta skala kecil, skala 1:500.000 – < 1:1.000.000.

5) Peta skala geografi, skala > 1:1.000.000.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.3

Peta kepadatan penduduk.

501

_

1.000

> 1.000

Keterangan:

0

_

50

51

_

100

101

_

150

151

_

500

U

Ambon

Manokwari

Sofifi

Manado

Gorontalo

Palu

Kendari

Ujung Pandang

Banjarmasin

Samarinda

Pontianak

Palangkaraya

Mataram

Surabaya

Denpasar

Kupang

Palembang

Bandar

lampung

JAKARTA

Pangkalpinang

Semarang

Yogyakarta

Bandung

Serang

Banda

Aceh

Medan

Pekanbaru

Padang

Jambi

Tanjungpinang

Bengkulu

Jayapura

Mamuju

Skala 1:44.400.000

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.5

Peta dalam komputer.

99

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Tahukah kamu mengapa berbagai ukuran skala peta dikelompokkan

menjadi beberapa jenis? Adakah pengaruhnya terhadap isi peta?

Sebenarnya sebuah kelengkapan isi peta dipengaruhi oleh beberapa

hal. Salah satunya adalah tingkat kebutuhan pengguna peta. Jika sebuah

peta hanya akan digunakan untuk kebutuhan sederhana, peta tersebut

dapat dibuat sederhana asal tujuan utama bisa terpenuhi. Dengan

demikian, peta itu dapat dibuat dengan skala kecil karena informasi

yang akan disampaikan tidak detail. Selain kebutuhan pengguna, bidang

cetak peta pun turut berperan dalam penentuan skala peta. Jika bidang

cetak peta kurang, peta dicetak dengan sistem penomoran

sheet

seperti

pada peta topografi Indonesia maupun peta rupa Bumi Indonesia.

2. Manfaat Peta

Penggunaan peta tergantung pada jenis dan pembaca peta. Peta

topografi yang skalanya kecil dapat memberikan gambaran secara luas

tentang muka Bumi yang digambarkan dalam peta. Sementara itu, peta

tematik atau khusus digunakan untuk menyajikan tema tertentu. Misalnya

peta persebaran penduduk, peta iklim, dan peta persebaran flora. Secara

umum, peta dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti di bawah ini.

a. Penunjuk Arah, Letak, Luas, Jarak, dan Bentuk Permukaan Bumi

Informasi arah dapat kamu peroleh dengan menggunakan

komponen penunjuk arah. Lihatlah komponen peta yang lain! Dengan

menggunakan skala, kamu dapat mengetahui jarak antardua tempat

dan menghitung luas suatu wilayah.

b. Alat Informasi

Peta mengandung banyak informasi. Informasi itu ditampilkan

dalam bentuk simbol-

simbol. Berbagai macam informasi dapat kamu

baca berdasarkan simbol-simbol dan keterangannya pada peta.

c. Alat Pembelajaran

Kamu dapat belajar mengenai wilayah-wilayah yang ada di

permukaan Bumi dengan menggunakan peta. P

eta merupakan salah

satu alat pembelajaran. Peta digunakan dalam beberapa mata pelajaran,

seperti geografi dan sejarah.

Nah, agar kamu lebih memahami manfaat suatu peta dan cara

memanfaatkannya, ikutilah penjelasan manfaat tiap komponen peta berikut.

a. Mata Angin

Ingatlah selalu arah-arah yang ditunjukkan oleh mata angin. Tanpa

memahami arah mata angin, kamu tidak bisa mengetahui arah dengan

kompas. Ingatlah ketika kamu menghadap sinar matahari pada pagi

hari berarti kamu menghadap ke timur

. Selain dapat dinyatakan dengan

arah, besarnya sudut dalam derajat dapat digunakan untuk

menunjukkan arah. Arah utara dinyatakan dengan 0°, sesuai dengan

arah putaran jam, besarnya arah yang lain dinyatakan mulai 0° hingga

360°.

b. Garis Lintang dan Garis Bujur

Letak suatu tempat pada peta dinyatakan dengan koordinat, salah

satunya dengan koordinat garis lintang dan garis bujur

. Garis lintang

yang membelah Bumi menjadi utara selatan sering disebut

latitude

.

Garis bujur yang membagi Bumi menjadi barat dan timur dikenal dengan

longitude

.

100

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

c. Simbol

Kenampakan Bumi pada peta digambarkan dengan simbol. Berikut

ini beberapa jenis simbol pada peta.

d. Administrasi atau Nama-Nama Geografi

Nama-nama tempat perlu dicantumkan sebagai petunjuk pada

peta, walaupun sebetulnya nama sendiri tidak tampak di permukaan

Bumi. Suatu peta menjadi sebuah peta buta dan tidak bisa dimanfaatkan

apabila tidak mencantumkan nama objek geografi yang digambarkan.

Kaidah penulisan huruf untuk nama geografi seperti berikut ini.

1

) Nama tempat, biasanya berwarna hitam, tetapi dapat pula berwarna

kelabu.

2) Nama bentang alam seperti pegunungan, perbukitan dengan tipe

huruf miring berwarna hitam.

3) Nama perairan atau perwujudan air dengan tipe miring berwarna

biru.

Penulisan nama geografi secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Tata Cara Penulisan Nama-Nama Geografi

e.

Garis Kontur dan Simbol Warna

Pada peta kenampakan gunung sering kamu kenali dengan lambang

. Bagaimana kenampakan lembah diketahui pada peta? Nah,

kenampakan gunung dan lembah dapat kamu ketahui melalui pola

garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menunjukkan tempat-tempat

yang memiliki ketinggian sama. Garis-garis kontur pada peta membentuk

pola yang menunjukkan besar, tinggi, dan kemiringan lereng dari gunung

maupun lembah. Sebagai contoh, garis-garis kontur yang rapat

menunjukkan lereng terjal, garis yang renggang menunjukkan lereng

landai. Gunung memiliki pola garis kontur membulat. Semakin ke tengah

nilai konturnya semakin besar dan ketinggiannya bertambah.

No. Huruf Besar Tegak

Huruf Besar Miring

Huruf Kecil Tegak

Huruf Kecil Miring

1. Nama negara.

Lautan

Kota

Sungai

2. Pembagian administrasi

Laut

Desa

Bentuk pantai.

(provinsi).

3. Pulau-pulau besar.

Sungai besar.

Hutan

Pulau kecil.

4. Kota-kota besar.



,



















!#

 

& 

 

$% !#

&!#!

#!

'()

 

 *

 

 *

 

 *

 

 

 ! 

 

 

 

/

 

   

/

 

   

0/

10 

0   











1

1

1

  

 ! 

+ 

 

  

 ! 

  

 ! 

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.6

Berbagai jenis simbol.

101

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

f.

Inset

Inset pada umumnya terletak di pojok bagian dalam peta dan

digambarkan dengan peta kecil. Letak inset dapat juga disesuaikan

dengan letak peta utamanya. Inset diberi arsir atau warna lain yang

menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan. Inset peta terdiri atas dua

jenis sebagai berikut.

1) Inset Lokasi

Inset lokasi pada umumnya dijumpai pada peta skala kecil dan

merupakan peta pengecilan lokasi yang bisa menggambarkan lokasi

yang lebih luas. Inset ini berguna untuk memberikan gambaran

global wilayah sekitar dari suatu daerah yang dipetakan. Contoh

peta Provinsi Lampung memerlukan inset peta Sumatra.

2) Inset Pembesaran

Inset pembesaran dapat dijumpai pada peta dengan

kenampakan wilayah kepulauan yang kecil. Inset ini berfungsi untuk

menggambarkan bagian yang penting dari suatu lokasi yang

kenampakannya tampak kecil sehingga perlu diperbesar

. Contoh

Provinsi Kepulauan Riau memiliki banyak pulau kecil, yang

kenampakannya kemudian diperbesar dengan inset pembesaran.

Nah, sekarang coba buka atlasmu dan temukan inset di dalamnya.

Bedakanlah antara inset lokasi dan inset pembesaran.

g. Sumber Peta dan Tahun Pembuatan

Sumber peta dicantumkan pada peta dengan tujuan agar pembaca

peta mengetahui sumber dan pembuatnya. Selain itu, tahun pembuatan

peta perlu dicantumkan karena data yang dipetakan dapat berubah

setiap tahun. Contohnya data jumlah penduduk yang yang berubah

setiap tahun. Selain itu, sumber peta memberi kepastian kepada

pembaca peta bahwa data dan informasi yang disajikan dalam peta

akurat dan bukan hasil rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana

pembaca peta dapat mempercayai data tersebut.

3. Atlas

Setelah mempelajari peta, tentu kamu mengerti dan memahami peta.

Kamu dapat membedakan peta umum dan peta khusus. Peta-peta umum

dapat dikumpulkan menjadi satu yang disusun menjadi sebuah buku. Begitu

pula dengan peta-peta khusus dapat dikumpulkan berdasarkan tema tertentu

dan disusun menjadi sebuah buku. Peta-peta yang dibukukan disebut atlas.

Atlas dibedakan menjadi atlas umum dan atlas khusus.

a. Bagian-Bagian Atlas

Membuka atlas seperti membuka sebuah buku. Pada buku terdapat

sampul, halaman daftar isi, isi buku, dan lain-lain. Begitu pula dengan

atlas yang terdiri atas:

1) Judul Atlas

Judul atlas menunjukkan isi dari atlas tersebut. Judul atlas ditulis

pada bagian sampul depan. Selain itu, pada sampul depan juga

ditulis nama penyusun dan penerbit.

2) Daftar Isi

Daftar isi memuat keseluruhan peta yang terdapat di dalam

atlas secara urut berdasarkan nomor halamannya. T

ujuannya untuk

memudahkan pemakai atlas mengetahui wilayah yang dipetakan

dan letak halamannya. Dengan demikian, kamu lebih cepat

menemukan peta yang diinginkan.

102

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

3) Indeks

Indeks bertujuan mempermudah penggunaan atlas. Misalnya

mencari tempat-tempat yang ada di dalam atlas. Contoh letak kota,

sungai, gunung

, dan sebagainya. Indeks dibedakan menjadi tiga

sebagai berikut.

a) Indeks Administrasi atau Administrative Index

Indeks ini bertujuan untuk menjelaskan pembagian daerah

administrasi suatu negara.

b) Indeks Nomor Peta atau Index to Ajoning Sheet

Indeks-indeks nomor peta merupakan diagram yang

mencantumkan nomor peta yang bertujuan untuk membantu

pemakai peta mencari sambungan dengan daerah lain.

Contoh:

Indeks nomor peta pada atlas.

19/y/A

19/y/B

20/y/A

19/y/C

19/y/D

20/y/C

19/z/A

19/z/B

20/z/A

Artinya:

Peta nomor 19/y/D mempunyai sambungan di sebelah utara

nomor 19/y/B, di sebelah timur 20/y/C, di sebelah selatan

19/z/B, dan di sebelah barat 19/y/C.

c) Indeks Tempat Halaman

Pada sebuah atlas terdapat daftar indeks seperti di samping.

Bagaimana menggunakannya? Setiap peta pada atlas terdapat

kolom antara garis bujur yang tiap

-tiap kolom diberi kode huruf

A, B, C, D, dan seterusnya secara horizontal. Lajur antara dua

garis lintang diberi kode 1, 2, 3, dan seterusnya secara vertikal.

Dengan pedoman inilah suatu indeks disusun. Jika kamu ingin

mengetahui letak Kota Abaling, caranya sebagai berikut:

(1) Carilah kelompok kota yang berabjad A (lihat gambar atau

indeks di depan).

(2) Tercetak: Abaling, B2 39. Hal ini berarti Kota Abaling pada

atlas tersebut terdapat pada peta halaman 39 serta letaknya

pada pertemuan antara kolom abjad B dan baris angka 2.

Indeks tempat halaman disusun berdasarkan kelompok

nama kota, gunung atau pegunungan, pulau atau kepulauan,

sungai, waduk atau danau, laut, teluk, dan sebagainya sesuai

dengan jenis kenampakan yang dipetakan.

4) Garis Lintang dan Garis Bujur

Koordinat garis lintang dan garis bujur dapat digunakan untuk

menentukan posisi suatu wilayah atau objek geografi pada peta

skala kecil dan beberapa peta skala sedang

. Pada peta skala sedang

dan skala besar sering menggunakan sistem koordinat yang berbeda,

antara lain koordinat grid atau sistem kisi (menggunakan kotak-

kotak).

Untuk menentukan posisi suatu lokasi, pembuat peta menandai

peta dengan kotak-kotak dengan membuat grid dari garis mendatar

(horizontal) dan tegak (vertikal) atau sama dengan garis lintang dan

bujur. Kotak-kotak tersebut ditandai dengan huruf dan angka atau

menggunakan koordinat geografi. Biasanya angka berada pada sisi

Daftar Indeks

Indonesia

Kota

A

Abaling

B2 39

Abang

D1 46

Abasan

C1 57

Abasiat

D3 26

Abemare

G5 62

Abiansemal C1 57

103

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

tegak, sementara itu sisi mendatar diisi huruf. Akan tetapi, sistem

ini bersifat kurang bisa digunakan secara luas karena tidak ada

standar huruf dan angka. Berbeda dengan garis lintang dan garis

bujur yang telah diakui secara global.

b. Jenis Atlas

Atlas seperti juga peta, dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai

berikut.

1

) Atlas semesta, yaitu atlas yang di dalamnya juga menyajikan

informasi tentang keadaan alam jagat raya, seperti planet-planet

dalam tata surya, rasi bintang, dan peta langit.

2) Atlas dunia, yaitu atlas yang menyajikan informasi tentang keadaan

berbagai wilayah di dunia meliputi samudra, benua, laut, dan

negara-negara di seluruh dunia.

3) Atlas regional, yaitu atlas yang menyajikan informasi kenampakan

pada suatu daerah (region) atau kawasan tertentu, seperti fisiografi,

sumber daya alam, politik, dan ekonomi.

4) Atlas nasional, yaitu atlas yang menyajikan informasi kenampakan

geografi wilayah negara tertentu.

4. Globe

Bentuk Bumi seperti bola yang sangat besar pada kulit luarnya terdapat

pulau yang kita huni. Bayangkan jika kamu berada jauh di atas Bumi dan

dapat melihat Bumi bagaikan bola kecil yang terdiri atas samudra serta

daratan. Bayangkan pula kamu dapat memutar-mutar bola tersebut dan

menemukan daerah yang ingin kamu lihat. Tentu akan sangat mudah mencari

letak suatu tempat yang sama sekali belum kamu kunjungi. Itulah salah satu

kegunaan globe.

Anaximander

sebagai manusia yang menciptakan globe

pertama kali tentunya telah menyadari betapa globe sangat dibutuhkan

manusia.

Pada sebuah globe terdapat garis-garis koordinat yang berfungsi sebagai

penunjuk lokasi, garis-garis ini juga terdapat pada peta. Garis-garis tersebut

dikenal dengan berbagai istilah. Nah, perhatikan bagan berikut!

Karakteristik garis bujur:

1) Menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan.

2) Membagi Bumi menjadi dua bagian yang sama

pada garis 0° dan 180°, menjadi Bujur Barat dan

Bujur Timur.

3) Garis 180° Bujur Timur dan 180° Bujur Barat

berimpit di Samudra Pasifik.

4) Garis bujur 0° dengan beberapa pembelokan

disebut garis tanggal internasional yang digunakan

sebagai awal pedoman pembagian waktu di dunia.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.7

Garis-garis koordinat dalam globe.

Karakteristik garis lintang:

1) Melingkari Bumi, dan membagi Bumi menjadi dua

bagian yang sama pada garis ekuator atau lintang

0°.

2) Membagi Bumi menjadi lintang utara dan lintang

selatan.

3) Garis lintang paling panjang adalah garis ekuator

atau khatulistiwa, yaitu ± 40.000 km

2

.

*+,

#

% 

 % !

!-!

,

#

!

%



! %

!

,

#

!

)





!

)





..

#

/,

'

0/

#

/,

'

..

#

/,

'

0/

#

/,

'

#)

 !!

! !

! ! 

     

! ! 

      

! !

! %

! !

'













/



 

1,

#

0,

#

.,

#

+,

#

*,,

#

,

#

0,

#

1,

#

2,

#

+,

#

.,

#

1,

#

0,

#

0/

*

)

0

#

,

#

 

!

!

!

%

!3

0/

*

)

0

#

104

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Dari bentuk globe dan apa yang ada di dalam globe, mari kita temukan

kegunaan globe.

a. Garis Lintang dan Garis Bujur Globe

1) Dari garis lintang dan garis bujur dapat kamu tentukan letak suatu

daerah berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur

.

Contoh:

Indonesia berada pada 6° LU–11° LS dan 95° BT–141° BT.

2) Garis bujur membantu membandingkan perbedaan daerah waktu

di Bumi.

Garis bujur berguna untuk menentukan waktu di permukaan

Bumi. Setiap 15° garis bujur mempunyai selisih waktu 1 jam atau

60 menit. Untuk menentukan waktu berpedoman pada waktu

Greenwich, GMT atau

Greenwich Mean Time

.

b. Globe sebagai Miniatur Bumi

Globe merupakan miniatur Bumi sehingga dengan globe dapat

ditunjukkan bentuk Bumi yang sebenarnya. Globe memiliki banyak

manfaat. Globe dapat digunakan sebagai alat untuk memperagakan

kejadian-kejadian di Bumi, seperti rotasi Bumi, revolusi Bumi, gerhana

bulan, dan gerhana Matahari.

5. Skala

Pernyataan skala pada sebuah peta dapat menggunakan berbagai cara,

ada yang menggunakan skala angka (numerik), skala grafik maupun tulisan.

a. Skala Angka atau Skala Numerik

Skala ini merupakan bentuk skala yang paling umum digunakan

pada peta. Skala ini dinyatakan dalam perbandingan angka. Sebagai

contoh skala 1:100.000. Skala 1:100.000 berarti tiap panjang pada

peta menggambarkan jarak yang sesungguhnya 100.000 kali satu satuan

panjang di peta. Apabila satuan panjang menggunakan cm berarti tiap

jarak 1 cm pada peta menggambarkan 100.000 cm di lapangan. Untuk

menentukan skala peta dengan perbandingan dapat dipakai rumus

sebagai berikut.

Skala peta =

   

  

b. Skala Tulisan atau Skala Verbal

Skala ini dinyatakan dalam kalimat atau kata-kata. Dalam bahasa

Inggris skala ini disebut juga skala inci dibanding mil (

Inch Mile Scale

).

Sebagai contoh, skala dalam suatu peta dinyatakan dalam

1 inch to 5

miles

. Ini berarti, jarak 1 inci di peta menggambarkan jarak sepanjang

5 mil di lapangan atau jarak sebenarnya.

c. Skala Garis atau Skala Grafik

Skala ini dinyatakan dalam bentuk garis yang terbagi dalam

beberapa bagian yang mempunyai ukuran sama panjang

. Pada garis

tersebut dicantumkan ukuran sebenarnya.

Contoh:

Dengan skala grafik tersebut berarti bahwa dua angka di peta = 1 km

di lapangan. Jadi, antara 0–1, 1–2, 2–3, 3–4, masing-masing 1 cm maka

artinya 1 cm pada peta = 500 meter di lapangan.

012 3

02 km

4 cm

105

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

6. Memperbesar dan Memperkecil Peta

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk memperbesar atau

memperkecil peta.

a. Menggunakan Grid

Langkah-langkah memperbesar peta menggunakan grid sebagai

berikut.

1)

Buatlah grid (garis-garis yang membentuk kotak-kotak) pada peta

dasar yang akan diperbesar. Berikan penomoran pada kolom dan

baris grid.

2) Buatlah grid yang lebih besar pada kertas untuk menggambar peta

baru. Ukuran grid sesuai dengan pembesaran peta. Misalnya

pembesaran dua kali (2×). Berarti, apabila grid pada peta dasar

berukuran 5 mm maka grid pembesaran berukuran 10 mm.

3) Pindahkan detail kenampakan peta dasar pada grid-grid peta baru.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.8

Peta dasar yang diperbesar.

&&

  

































45&

$ 

6 6

 7$

77



 



,01.+

*, *0 *1 *. *+ 0, 00 01 0. 0+ /,

,0 1 . +

*, *0 *1 *. *+ 0, 00 01

Skala 1:24.400.000

23456782222223242526272823456782

23456782222223242526272823

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.9

Peta hasil pembesaran dua kali (2×).

Skala 1:12.200.000

106

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Perhatikan peta di samping! Peta B merupakan

hasil pengecilan dari peta A. Hitunglah berapa skala

peta B!

Skala 1 : 100.000

Skala?

/

0

*

,*0/





& 

/



0

*

,*0/



&

b. Menggunakan Pantograf

Dengan alat pantograf kita bisa mengubah dan menggambarkan

peta sesuai ukuran, baik itu diperkecil dan diperbesar

. Pada prinsip-

nya, kerja pantograf berdasarkan bentuk jajaran genjang. Tiga dari empat

sisi jajaran genjang mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga

sisi dapat diubah sesuai keinginan, yaitu diperbesar atau diperkecil.

Pengubahan skala pada ketiga lengan tersebut menggunakan rumus

sebagai berikut.





× 500

Keterangan:

m = besar peta asli

M = besar peta yang akan dibuat

Contoh:

Suatu peta akan diperbesar 2 kali lipat. Diketahui m = 1; maka skala

faktornya 250.

Dari nilai skala faktor =

1

2

× 500 = 250, lengan pantograf diatur pada

nilai 250. Setelah itu peta yang akan diperbesar diletakkan di tempat B

dan kertas gambar kosong diletakkan di tempat gambar A yang

dilengkapi dengan pensil. Selanjutnya, penggambaran dimulai dengan

menggerakkan B mengikuti peta asli melalui kaca pengamat.

c. Menggunakan Mesin Fotokopi

Selain kedua cara tersebut, memperbesar dan memperkecil peta

dapat dilakukan dengan menggunakan mesin fotokopi. Inilah cara

umum yang biasa dilakukan. P

erlu kamu ingat bahwa skala hasil

pembesaran maupun pengecilan berbeda dengan skala aslinya. Pada

kondisi ini skala grafik menjadi sangat penting. Perubahan skala pada

peta hasil pembesaran atau pengecilan dapat ditentukan dengan skala

grafik.

Sumber:

www.doube.ch

Gambar 4.10

Pantograf

107

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Letak suatu wilayah dapat ditentukan dengan

. . . .

a. garis khatulistiwa dan garis balik utara

b. garis ekuator dan garis balik selatan

c. garis lintang

d. garis lintang dan garis bujur

2. Jarak Jakarta–Medan pada peta dengan skala

1:12.000.000 adalah 12 cm. Berapakah jarak

sebenarnya antara Jakarta–Medan?

a. 144 km

c. 2.440 km

b. 1.440 km

d. 2.500 km

3. Jarak desa A dan desa B = 7,5 km. Jarak di peta

5 cm, berapa skalanya?

a. 1:100.000

c. 1:250.000

b. 1:150.000

d. 1:275.000

4. Berikut ini yang merupakan peta tematik adalah

peta . . . .

a. administrasi Provinsi Kalimantan Barat

b. kepadatan penduduk Kecamatan Semarang

Tengah

c. geografi dunia

d. wilayah Indonesia

5. Perhatikan skala grafik di bawah ini!

Jika panjang masing-masing ruas pada skala

tersebut 1,25 cm, berapa skala numeriknya?

a. 1:160.000

b. 1:180.000

c. 1:200.000

d. 1:250.000

6. Untuk deteksi kenampakan dataran, pegunung-

an, dan perbukitan pada peta digunakan . . . .

a. simbol area

b. garis kontur

c. inset

d. skala

7. Pembesaran dan pengecilan peta dapat dilaku-

kan dengan mesin fotokopi. Agar mudah

menghitung perubahan skala peta hasil pem-

besaran atau pengecilan, sebaiknya peta asli

menggunakan skala . . . .

a. angka

c. numerik

b. grafik

d. verbal

8. Ratna ingin membuat peta sebuah provinsi di

Indonesia. Karena keterbatasan media, ada

bagian wilayah provinsi yang berupa kepulauan

tidak bisa tergambar. Sebaiknya wilayah tersebut

digambar dalam . . . .

a. legenda

c. garis tepi

b. inset

d. sumber peta

9. Pada suatu peta penggunaan lahan untuk

menggambarkan suatu penggunaan lahan sawah

dengan tingkat produksi yang berbeda-beda

dapat digunakan simbol . . . .

a. bidang

b. titik dan simbol garis

c. area dan gradasi warna

d. bidang dan simbol garis

10. Pada peta keterangan yang dapat digunakan

untuk mencari peta yang bersebelahan atau

sambungan peta adalah . . . .

a. indeks tempat halaman

b. daftar isi

c. indeks nomor peta

d. indeks administrasi

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1.

18/Y/A

a

b

18/Y/C

c

d

18/Z/A

e

f

Berapa nomor indeks peta a, b, c, d, e, dan f?

2. Kota A terletak pada garis 120°BB. Waktu GMT

menunjukkan pukul 10.00. Pukul berapakah di

kota A pada saat itu?

3. Indeks tempat halaman dalam suatu atlas untuk

Kota Palembang tertulis Palembang 29 B7.

Jelaskan arti indeks tersebut!

4. Ujang ingin mengetahui jarak antara kota tempat

tinggalnya dengan kota tempat tinggal neneknya.

Pada peta berskala 1:500.000 jarak kota tempat

tinggal Ujang dengan kota tempat tinggal

neneknya adalah 5 cm. Berapakah jarak

sebenarnya kota tempat tinggal Ujang dengan

kota tempat tinggal neneknya?

5. Jarak kota A dan B adalah 5 km, jika akan dibuat

peta skala 1:50.000, berapakah jarak kedua kota

tersebut pada peta?

0

8 km

24

108

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

B. Membuat Peta

Sebuah peta dapat dibuat dengan sederhana maupun selengkap

mungkin dengan menyajikan semua komponen peta. Pada sebuah peta

semacam sketsa atau denah, semua komponen peta tidak perlu ditonjolkan.

Hanya beberapa komponen yang dirasa dibutuhkan yang disajikan. Namun,

ada sebuah komponen yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu skala.

1. Membuat Sketsa

Peta yang ada saat ini berkembang sangat pesat. Perkembangan

teknologi telah membantu menciptakan peta-peta dengan tingkat ketelitian

yang sangat tinggi. Walaupun demikian, peta-peta sederhana masih sangat

diperlukan. Peta yang masih sederhana sering disebut denah atau sketsa.

Sketsa atau denah sudah ada sejak zaman dahulu. Orang-

orang Mesir Kuno membuat sketsa pada batu dan tanah lempung.

Sketsa paling awal yang menggambarkan kenampakan muka bumi

seperti jalan setapak, sungai, dan pepohonan diketahui dibuat

sekitar 3.000 SM.

Kamu juga dapat membuat sketsa. Kamu dapat menunjukkan

lokasi rumah, kantor, desa, dan berbagai tempat penting dengan

sketsa atau denah. Denah sering dijumpai pada undangan

pernikahan atau pesta lainnya. Denah tersebut menunjukkan lokasi

berlangsungnya acara tersebut. Pada denah tersebut tidak semua

objek digambarkan. Objek-objek penting saja yang ditampilkan

pada denah tersebut. Denah juga dapat digunakan untuk

menunjukkan letak sekolahmu.

Bagaimana cara membuat denah atau sketsa? Langkah-langkah

membuat sketsa atau denah sebagai berikut.

a. Mengetahui ciri khas kenampakan wilayah yang akan dibuat denah.

Ciri khas yang terdapat pada suatu wilayah, misalnya jalan, gapura,

tempat ibadah, kantor pemerintah, dan kenampakan lainnya. Hal itu

akan mempermudah pembacaan denah.

b. Menggambarkan jalan-jalan utama di denah tersebut. Jalan utama harus

dicantumkan dalam denah. Nama jalan harus dicantumkan dengan

jelas. Dengan demikian, pengguna denah tidak tersesat.

c. Menggambarkan objek-objek penting. Objek-objek penting perlu

dicantumkan dalam denah untuk mempermudah menemukan objek

yang dituju. Objek-objek tersebut dibuat dengan simbol yang mudah

dikenali. Contoh objek-objek penting, misalnya gedung sekolah, rumah

sakit, terminal, pasar, dan objek-objek lainnya.

d. Mencantumkan tanda arah. Tanda arah berguna untuk menunjukkan

arah. Tanda arah membantu pengguna denah menemukan letak atau

posisi objek-objek yang digambar.

2. Membuat Peta Wilayah

Suatu wilayah yang luas di permukaan Bumi bisa digambarkan pada

secarik kertas dengan ukuran yang mewakili ukuran sebenarnya. Itulah fungsi

skala. Melihat hal ini, memperbesar dan memperkecil peta adalah hal yang

umum dilakukan untuk membuat peta baru. Contoh jika kamu akan

membuat peta dari peta yang sudah ada, kamu bisa menggambar peta

tersebut dengan lebih besar ataupun lebih kecil. Pada saat hal itu kamu

lakukan, jangan lupa mencari besarnya skala hasil penggambaranmu. Berikut

ini hal-hal penting yang perlu kamu ketahui sebelum membuat peta.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.11

Contoh sketsa atau denah lokasi

sekolah.

109

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

a. Konversi Skala

Kamu telah mengetahui pentingnya skala pada peta. Suatu objek

di Bumi yang sangat besar dapat digambarkan pada peta dengan

menggunakan perbandingan berukuran kecil, yang dikenal dengan skala.

Kamu dapat mengubah atau mengkonversi satu jenis skala peta menjadi

jenis skala yang lain.

1) Mengubah Skala Angka ke Skala Grafik

Contoh:

P

eta dengan skala angka 1:300.000 diubah menjadi skala grafik.

Penyelesaian:

Skala 1:300.000 dapat diartikan 1 bagian di peta mewakili 300.000

bagian di lapangan. Apabila skala peta dibuat dalam sentimeter

maka 1 cm pada peta mewakili 300.000 cm di lapangan. Apabila

diubah menjadi skala grafik maka setiap sentimeter atau ruas batang

nilainya 300.000 cm atau 3 km.

2) Mengubah Skala Grafik Menjadi Skala Angka

Contoh:

Ubahlah skala grafik di atas menjadi skala angka!

P

enyelesaian:

Skala grafik di atas menunjukkan bahwa setiap panjang ruas batang

menggambarkan 2 km di lapangan. Apabila tiap ruas antara 0–2,

2–4, atau 4–6 km panjangnya 2 cm, maka:

2 cm = 2 km

1 cm = 1 km

1 cm = 100.000 cm

Jadi, skala grafik di atas bila ditulis dalam skala angka menjadi

1:100.000.

Dengan kemampuan mengkonversi skala peta, kamu akan mudah

menentukan skala peta hasil pembesaran maupun pengecilan. Pada

contoh di atas skala grafik akan memudahkanmu dalam menentukan

skala peta baru hasil pembesaran maupun pengecilan. Hal yang perlu

diingat, skala grafik pada peta yang diperbesar atau diperkecil dengan

memfotokopi, panjangnya juga berubah. Namun, nilai dari skala grafik

itu tetap sama. Apabila pada peta tidak terdapat skala grafik, skala peta

yang ada, misalnya skala angka, dapat kamu ubah ke dalam bentuk

skala grafik terlebih dahulu. Apabila peta yang diperbesar atau diperkecil

tidak mencantumkan skala, kamu dapat menentukan skala peta dengan

membandingkannya dengan peta lain. Perbandingan tersebut

menggunakan rumus:

P

2

=









× P

1

  5 8

2*2*2*

35



Keterangan:

d

1

= jarak pada peta yang sudah diketahui skalanya.

d

2

= jarak pada peta yang dicari skalanya.

P

1

= penyebut skala yang diketahui skalanya.

P

2

= penyebut skala yang akan dicari.

110

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Contoh:

Jawaban:

Diketahui: d

1

= 2 cm

P

1

= 50.000

d

2

= 4 cm

P

2

= ?

P

2

=

1

1

2

d

×P

d

=

2

4

× 50.000

= 25.000

Jadi, skala peta 2 adalah 1:25.000.

b. Memetakan Data dengan Simbol

Banyak sekali data yang dapat dituangkan dalam sebuah peta.

Namun, data yang dapat dipetakan harus mempunyai kaitan dengan

wilayah di permukaan Bumi. Contohnya data kepadatan penduduk,

data curah hujan, dan data iklim. Semua data tersebut mempunyai

persebaran di wilayah permukaan Bumi dan disebut dengan data

geografis. Data geografis digambarkan dengan simbol pada peta.

Dasar yang digunakan untuk membuat simbol dan mengelompok

-

kan data antara lain sebagai berikut.

1) Berdasarkan Ukuran

a)

Nominal

Suatu pengelompokan unsur di permukaan Bumi dengan

aturan tertentu dan tidak mempunyai tingkatan (

ranking

).

Masing

-masing unsur yang dipetakan tidak berkaitan. Unsur-

unsur tersebut dikenal dengan namanya saja.

Contoh:

No. Kenampakan

Simbol

1. Sekolah

2. Bandara

3. Sawah

4. Rawa

Peta 1

Peta 2

 204

"





2

*

 209

"







3*

111

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

b) Ordinal

Merupakan suatu pengelompokan unsur di permukaan

Bumi yang mempunyai tingkatan. Unsur

-unsur diklasifikasikan

dalam tingkatan secara garis besar, sesuai ukuran, dan

kepentingan. Misalnya, besar kecil, tua muda, dan padat jarang.

Contoh:

No. Kenampakan

Simbol

1. Kota besar

Kota kecil

2. Jalan besar

Jalan kecil

3. Daerah jarang

Daerah padat

2) Berdasarkan Sifat Data

a) Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak memiliki tingkatan

dan dikenali dari namanya saja. Data nominal termasuk dalam

data kualitatif

. Contohnya data sawah, hutan, tanah, dan batas

wilayah.

b) Kuantitatif

Data kuantitatif hampir sama dengan data ordinal, yaitu

data yang mempunyai jumlah atau nilai. Misalnya data

kepadatan penduduk (padat, sedang

, jarang) dan data wilayah

administrasi (kota provinsi, kota kabupaten, dan kota

kecamatan).

3) Berdasarkan Kelas Interval

Pengelompokan data dilakukan dengan menggunakan interval

atau rentang tertentu. P

engelompokan data perlu memperhatikan

hal sebagai berikut.

a) Jumlah Kelas

Penentuan jumlah kelas bisa dilakukan secara subjektif atau

tergantung si pembuat peta, tetapi dengan memperhatikan

besarnya data.

b) Ukuran Kelas Interval

Ukuran kelas interval ditentukan berdasarkan luas

penyebaran (

range

) data. P

enyebaran data dapat diketahui dari

nilai tertinggi dan terendah. Penentuan ukuran kelas dapat

dihitung dengan rumus:

Kelas interval =

       

  



Mengapa perlu klasifikasi data sebelum data dipetakan? Agar data

yang dipetakan lebih sederhana, mudah dibaca, dan mudah dimengerti.

Pengelompokan data tergantung pada jenis data, tujuan, pemetaan,

dan kepentingan pemetaan. Misalnya, kamu menjadi ahli peta dan

diberi kepercayaan untuk membuat peta penduduk di Provinsi

112

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Bengkulu. Data penduduk berasal dari hasil survei penduduk antarsensus

(Supas) tahun 2005. Peta dibuat agar pembaca dapat dengan cepat

membandingkan jumlah penduduk antarwilayah kabupaten di Provinsi

Bengkulu. Data-data yang tersedia seperti berikut ini.

Apa yang kamu lakukan untuk membuat peta tematik jumlah

penduduk di Provinsi Bengkulu? Langkah awal adalah mengelompokkan

data. Data dapat dikelompokkan berdasarkan ukurannya. Berdasarkan

ukuran data, kabupaten/kota termasuk jenis data nominal karena data

tingkatan wilayah yang lain, seperti kota kecamatan dan kota kelurahan

tidak ditampilkan. Data jumlah penduduk di atas dapat ditampilkan

pada peta seperti berikut.

Selain menggunakan simbol yang berbentuk titik, garis, maupun

area (bidang), penyampaian informasi melalui peta dapat menggunakan

tabel dan grafik. Penyajian data dengan tabel sangat berguna apabila

unsur yang dipetakan mempunyai variabel yang kompleks. Penyajian

data menggunakan tabel atau grafik/diagram bertujuan agar data mudah

terbaca dan penyajiannya menarik.

1) Penyajian Data dengan Tabel

Data dapat ditampilkan dalam bentuk tabel. Tabel contoh

berikut dapat berfungsi untuk membandingkan tingkat kepadatan

penduduk tiap wilayah pada kurun waktu tertentu. T

abel seperti

ini biasanya masuk dalam komponen legenda peta.

1. Kabupaten di Provinsi Bengkulu dan jumlah penduduknya.

No.

Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk

1.

Rejang Lebong

237.459

2.

Bengkulu Utara

328.620

3.

Bengkulu Selatan

129.878

4.

Kota Bengkulu

257.763

2. Jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal.

3. Batas wilayah administrasi meliputi batas kabupaten/kota, batas

kecamatan, hingga batas kelurahan.

Peta Jumlah Penduduk Provinsi Bengkulu

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.12

Peta jumlah penduduk Provinsi Bengkulu.

 &

 



7

 

 &

 



6348

28767

75

4665

4 &

 &

4

 7

7

 

4 -

8 0/9:1;2

8 /0+:.0,

8 *02:+9+

8 0;9:9./

 &

4

 7

 &

 



 &

 



113

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

2) Penyajian Data dengan Diagram Garis

Data geografi juga bisa ditampilkan dalam bentuk grafik atau

diagram garis. P

enggambaran diagram garis dapat menggunakan

garis lurus atau garis lengkung. Penggunaan diagram garis ditekankan

untuk melihat perkembangan. Pada umumnya, diagram garis

menggunakan data-data kontinu. Contohnya suhu udara

(perubahan suhu udara dari bulan ke bulan). Dasar garis vertikal

pada diagram garis harus dimulai dari 0.

Pada diagram garis skala horizontal digunakan untuk

mencerminkan variabel bebas, seperti waktu, jam, hari, bulan, dan

tahun. Sumbu tegak untuk variabel yang tidak bebas, misalnya

jumlah penduduk.

3) Penyajian Data dengan Diagram Batang

Pembuatan diagram batang hampir sama dengan diagram garis.

Diagram garis biasanya untuk menunjukkan naik turunnya suatu

harga (nilai), sedangkan diagram batang terutama untuk

menunjukkan jumlah. P

anjang batang pada diagram batang sesuai

dengan jumlah atau nilai datanya. Pewarnaan atau pemberian pola

arsiran dapat menambah kejelasan dari diagram batang.



2

  3 4 5



+/:



'    



& (     "

Kepadatan Daerah A

tahun 2002 = 800/km

2

tahun 2003 = 1.000/km

2

tahun 2004 = 1.500/km

2

tahun 2005 = 1.600/km

2

tahun 2006 = 2.000/km

2

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.14

Grafik atau diagram garis.

Grafik ini menggambarkan pertambahan kepadatan penduduk tiap kurun waktu tertentu.



2

  3 4 5



+/:



'    



$        "





Kepadatan Daerah A

tahun 2002 = 800/km

2

tahun 2003 = 1.000/km

2

tahun 2004 = 1.500/km

2

tahun 2005 = 1.600/km

2

tahun 2006 = 2.000/km

2

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.15

Grafik atau diagram batang.

Peta Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk (jiwa/km

2

)

Wilayah

2002 2003 2004 2005 2006

Daerah A

800 1.000 1.500 1.600 2.000

Daerah B

700 800 1.000 1.100 1.900

Daerah C 1.500 1.600 1.750 1.800 2.000

Daerah D 1.750 1.800 1.900 2.100 2.500

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.13

Penyajian data dalam bentuk tabel.



<

=

114

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

c. Menentukan Letak dan Nama (Toponimi) Unsur Geografi

Pada dasarnya setiap peta dirancang sebaik dan semenarik mungkin.

T

ujuannya agar informasi dari peta dapat memenuhi kebutuhan

pengguna peta. Selain disajikan dengan menarik, unsur geografi pada

peta juga harus disajikan sesuai kaidah-kaidah perpetaan.

1) Penentuan Letak Unsur Geografi

Ada beberapa cara menentukan letak unsur geografi yang

digambarkan dengan simbol. Cara menentukan letak unsur geografi

sebagai berikut.

a) Berdasarkan Koordinat Geografi

Berdasarkan koordinat geografi yaitu perpotongan antara

garis lintang dan garis bujur suatu lokasi bisa ditentukan. Oleh

karena itu, prinsip ini bisa digunakan untuk menentukan letak

toponimi suatu daerah. Sebagai contoh, kota A terletak pada

koordinat 8° LS dan 110°15' BT

. Hal ini berarti penempatan

simbol kota harus tepat pada koordinat tersebut. Cara ini sering

digunakan untuk menentukan letak unsur-unsur geografi.

Unsur geografi yang digambarkan dalam peta dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu unsur posisional, linier, dan

luasan. Unsur posisional adalah unsur yang tidak menunjukkan

panjang dan luas. Contohnya titik ketinggian. Unsur linier

adalah unsur yang hanya mempunyai nilai panjang. Contohnya

jalan, sungai, dan garis pantai. Contoh unsur luasan adalah

wilayah administrasi dan waduk.

Jika kamu perhatikan pada peta, kota disimbolkan dengan

titik meskipun mempunyai unsur luasan. Mengapa kota hanya

digambarkan dengan simbol titik? Penentuan suatu simbol

memperhatikan jenis data, tujuan pemetaan, dan juga skala

peta. Tidak mungkin kita menggunakan simbol area pada peta

skala kecil untuk menggambarkan unsur luasan dengan luas

yang relatif kecil. Oleh karena itu, simbol titik digunakan untuk

menggambarkan unsur geografi yang berupa luasan.

b) Menggunakan Koordinat Peta atau Panduan Grid

Perhatikan gambar berikut!

Dengan koordinat peta atau panduan grid, simbol

diletakkan pada grid yang sesuai dengan koordinat lokasi.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.16

Garis koordinat geografi.

 !  ! "

6



34

;

7



22



24

;

22





;



7



24

;



Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.17

Penentuan letak dengan garis koordinat peta.

4

3





2



 2 

3 4



"





$

)

   <

437

   )

2

 +

  

"$ 

    



4

3

3

4

37

<

115

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

2) Penamaan Unsur Geografi

Apa jadinya jika nama-nama unsur geografi tidak ditampilkan

pada peta? T

entu peta tidak memberi banyak manfaat, meskipun

di dalam peta itu banyak ditampilkan simbol. Nama-nama geografi

perlu dicantumkan pada peta karena nama ini dipakai sebagai

identifikasi perwujudan unsur geografi.

Selain pemilihan jenis huruf, penempatan nama geografi pun

juga harus tepat. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam

peletakan nama geografi, yaitu posisi, arah penulisan, komposisi

atau keseimbangan, penutupan unsur-unsur muka Bumi, serta

kemudahan pembacaan. Perhatikan gambar contoh-contoh posisi

penulisan unsur geografi berikut ini. Pada masing-masing gambar

tersebut gambar sebelah kiri adalah gambar yang salah, sedangkan

gambar kanan adalah gambar yang benar.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.18

Contoh penulisan nama geografi.

"





"

=



-





1

)

%

>

?

)

"

=

"





"

=



-





1

)

%

>

?

)

"

=

"#"=&'"%

"#"=&'"%

1

>



@

,

>

#

=



"

-

=



$

#

=



"

%

-

$

&

)

$

#

=



"

%

-

$

&

)

1

>



@

,

>

#

=



"

-

=



' * ! ! 

' * ! 

! 







































AB

C

D

E

F

116

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

d. Menggambar Peta

Nah, kini saatnya kamu akan diajak membuat peta, yaitu peta yang

dapat kamu buat berdasarkan peta yang telah ada atau peta dasar

. Cari-

lah peta suatu wilayah yang menggambarkan kenampakan geografi

wilayah tersebut.

Selanjutnya,

dari peta itu kamu mengambil informasi-

informasi umum seperti batas wilayah, kota, jalan, dan sungai yang kamu

gunakan untuk membuat peta dengan tema lain. Peta wilayah yang kamu

gunakan sebagai dasar untuk membuat peta lain dapat kamu sebut sebagai

peta dasar. Peta lain tersebut dapat berupa peta persebaran data geografi

yang dapat kamu tentukan sendiri temanya. Beberapa tahapan yang harus

dilakukan dalam penggambaran peta sebagai berikut.

1) Menentukan Daerah yang akan Dipetakan

Penentuan daerah yang akan dipetakan kita lakukan dengan

mencari peta wilayah yang layak digunakan sebagai peta dasar

.

Peta tersebut dapat berupa peta topografi, peta rupa Bumi, dan

peta administrasi. Kamu dapat memperoleh peta-peta tersebut di

instansi pemerintah atau swasta.

2) Membuat Peta Dasar

Menyusun peta dasar dilakukan dengan menggambar kembali

peta wilayah. Gambarlah peta dasar dengan teliti. Gunakan simbol-

simbol dan komponen lain yang masih terpakai.

3) Mencari dan Mengklasifikasikan Data Sesuai dengan Kebutuhan

Mungkin kamu akan bertanya-tanya dari mana kamu

memperoleh data geografi yang beraneka ragam. Kamu bisa

memperoleh data geografi melalui dua sumber berikut ini.

a

) Melalui observasi lapangan untuk melakukan pengukuran

maupun pencatatan lapangan. Kamu dapat mengukur dan

mencatat data-data yang kamu butuhkan di lapangan secara

langsung sesuai dengan tema peta yang akan kamu buat.

b) Kita dapat mendatangi kantor-kantor pemerintah maupun

lembaga-lembaga nonpemerintah untuk mendapatkan data

yang kita inginkan. Kamu bisa memperoleh data jumlah

penduduk di kantor Badan Pusat Statistik (BPS). Kamu juga

dapat mendatangi kantor kelurahan maupun kecamatan untuk

memperoleh data mengenai wilayah tersebut.

4) Membuat Simbol-Simbol yang Mewakili Data

Pembuatan simbol dilakukan setelah mengenali jenis data.

Simbol dibuat sederhana dan mudah dimengerti. Simbol yang

menarik membuat tampilan peta lebih menarik.

5) Menempatkan Simbol pada Peta Dasar

Penempatan simbol pada peta selayaknya memenuhi unsur

keterbacaan dan keindahan. Selain indah, peta juga dapat dibaca

dengan jelas. Letakkan simbol pada tempat yang tepat.

6) Membuat Legenda (Keterangan)

Legenda berisi keterangan mengenai simbol. Legenda dibuat

sejelas

-jelasnya untuk menghindari kesalahan pembacaan. Legenda

ditempatkan pada tempat yang kosong sehingga tidak mengganggu

kenampakan peta.

117

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

7) Melengkapi Peta dengan Tulisan (Lettering) Secara Baik dan Benar

Lettering

adalah tata cara penulisan pada peta. T

iap objek dalam

peta memiliki tata cara penulisan yang berbeda.

Lettering

pada

peta berfungsi memberikan identitas pada wilayah sehingga bisa

terbaca persebarannya di permukaan Bumi.

Dengan mengetahui cara membuat peta, kini kamu pun bisa

membuatnya. Dengan menggunakan peta yang akan kamu buat, kamu dapat

memperkenalkan dan mempromosikan potensi daerahmu. Apa yang terjadi

jika daerahmu menjadi dikenal orang? Mungkin dengan petamu nanti, akan

ada investor yang tertarik menanam investasi di daerahmu. Membanggakan

bukan? Oleh karena itu, mari lakukan kegiatan berikut.

Pada kegiatan ini kamu akan diajak mengenal

potensi daerahmu dengan membuat peta tematik.

Ikutilah langkah-langkah berikut.

1. Kegiatan ini dapat kamu lakukan dengan teman

sebangkumu.

2. Carilah peta yang menggambarkan wilayah

provinsi atau kabupaten/kota tempat tinggalmu.

Peta ini akan kamu pergunakan sebagai peta

dasar.

3. Tentukan tema peta yang akan kamu buat. Tema-

tema tersebut dapat berupa:

a. peta objek wisata,

b. peta flora,

c. peta tambang,

d. peta persebaran sekolah, dan

e. peta hasil pertanian.

Mengenal Potensi Daerahmu

Selain tema-tema tersebut, kamu dapat meng-

ambil tema lain sesuai dengan potensi yang

dimiliki oleh daerah tempat tinggalmu.

4. Carilah data ke berbagai lembaga pemerintahan

maupun nonpemerintah, mengenai tema yang

akan kamu petakan.

5. Tampilkan informasi yang kamu peroleh tersebut

dalam peta. Sajikan dengan simbol-simbol yang

menarik.

6. Jangan lupa, masukkan komponen peta seperti

mata angin, skala, legenda, dan garis koordinat

serta cantumkan namamu sebagai pembuat peta.

7. Gambarlah dengan teliti, hati-hati, sebaik

mungkin, dan jangan terburu-buru.

Satu sentimeter di peta sama dengan

50 kilometer di permukaan Bumi.

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1.

Bentuk skala di atas apabila dinyatakan dalam

bentuk skala numerik sama dengan . . . .

a. 1:50.000

b. 1:500.000

c. 1:5.000.000

d. 1:50.000.000

2. Guna mempermudah mencari skala peta hasil

pembesaran maupun pengecilan sebaiknya

mencantumkan skala . . . .

a. tulisan

b. numerik

c. grafik

d. inci-mil

3. Jarak A–Q pada peta skala 1:60.000 adalah

3 cm. Jarak A–B pada peta baru sebesar 6 cm.

Berapakah besarnya skala peta baru tersebut?

a. 1:30.000

b. 1:300.000

c. 1:120.000

d. 1:200.000

4.

Menurut ukuran, data di atas termasuk dalam

kelompok . . . .

a. nominal

b. ordinal

c. interval

d. kualitatif

• Kota Provinsi

• Kota Kabupaten

• Kota Kecamatan

118

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

0123 cm

0

3 km

Skala B

12

0123 cm

0

6 km

Skala A

24

5. Data kelompok umur penduduk produktif dan

nonproduktif berdasarkan ukuran data termasuk

data . . . .

a. nominal

c. interval

b. ordinal

d. kualitatif

6. Unsur geografi yang menunjukkan panjang dan

luas disebut . . . .

a. linier

c. posisional

b. luasan

d. bidang

7. Berikut ini adalah ukuran yang digunakan sebagai

patokan penentuan ukuran kelas interval,

kecuali

. . . .

a. nilai terendah

c. nilai tertinggi

b. nilai tengah

d. jumlah kelas

8. Di bawah ini yang

bukan

termasuk data ordinal

adalah . . . .

a. sekolah dan jalan

b. kota kabupaten dan kota kecamatan

c. daerah padat dan daerah jarang

d. lereng terjal dan lereng landai

9. Dengan menggunakan

koordinat peta, letak titik

B adalah . . . .

a. 230130

b. 230120

c. 220110

d. 210120

10. Syarat-syarat peta sebagai berikut.

1) Bersih.

2) Jarak di peta sama dengan jarak di lapangan.

3) Dapat ditangkap maknanya.

4) Memiliki judul, skala, dan legenda.

5) Menyajikan kenampakan nyata.

Termasuk syarat peta yang baik yaitu . . . .

a. 1) dan 2)

b. 2) dan 3)

c. 2) dan 4)

d. 3) dan 4)

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1.

a. Berapa skala numerik pada skala A?

b. Skala B merupakan hasil pembesaran peta

skala A. Berapa skala numerik pada skala

B?

Tabel berikut untuk menjawab soal nomor 2 sampai

dengan 4.

Tabel Luas Lahan Pertanian

Jenis Budi Daya Lahan

Luas (Ha)

Pekarangan

50

Ladang

75

Lahan untuk tanaman kayu-kayuan

25

Perkebunan

50

Sawah

100

2. Sajikan data pada tabel dalam bentuk diagram

garis!

3. Sajikanlah data pada tabel dalam bentuk diagram

batang!

4. Sajikanlah data pada tabel dalam bentuk diagram

lingkaran!

5. Unsur apakah yang dipertimbangkan dalam

peletakan nama geografi pada peta?

C. Kondisi Geografis dan Penduduk

Setiap wilayah memiliki kondisi geografis dan penduduk yang berbeda.

Setiap wilayah memiliki ciri khas tersendiri. Kondisi geografis dan penduduk

suatu daerah antara lain dapat dipelajari melalui peta. Bagaimanakah

pengaruh kondisi geografis terhadap kondisi penduduk?

1. Kondisi Geografis

Informasi apa sajakah yang dapat kita ketahui dari kondisi geografis

suatu wilayah? Kondisi geografis diketahui antara lain dari posisi dan letak

geografis, luas wilayah, relief muka bumi, bentang alam, cuaca, serta iklim.

Informasi tentang kondisi geografis suatu wilayah dapat diperoleh dengan

pengamatan dari peta.

Sebagai contoh, perhatikan peta berikut ini!

"

$





23

2

2

22

2

 2   3

119

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

U

&% 

& 

&, 

&% 

&

&  

&/

&

&A 

&  

&' 

& 

&'/

&" +! !

&" !/ 

&A   

&" + !

&  

& !!

&! 

&" ! !

&  

&























-















&

































&





















!







####

!##

>!

#%###

!

!

%



&####



&3!

#



#%##

!#%#

 5

!



&



!!

!

4#



-

&

-

&##!#

%

4



-%

 

  

   

  























































 

   

  

  

 

  

 

  

&7?  

'   '  

'  

, !

& 

  

&  

 

%

'  

  

 + 

, !

' *

, !

 

&7?  4$  '

/ 

 

=  

/ 

&  

**1@ 

9@



+@



**;@ /,A 

**;@ /,A



**1@ /,A 

;@



***@ 

**0@

**/@

**0@ 1;A 

;@ 1;A



Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.19

Peta Provinsi Jawa Timur.

Skala 1:2.700.000

Peta di atas menunjukkan wilayah Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan

peta itu kamu dapat mendeskripsikan kondisi geografis Provinsi Jawa Timur.

Dari peta di atas diketahui bahwa posisi geografis Jawa Timur berada pada

5°37''LS–8°48'' LS dan 110°54''BT–115°50'' BT. Berdasarkan letak

geografisnya, Jawa Timur berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah

utara dan Samudra Hindia di sebelah selatan. Di sebelah barat berbatasan

dengan Provinsi Jawa Tengah dan di sebelah timur berbatasan dengan Selat

Bali. Kamu juga dapat menghitung luas wilayah Jawa Timur berdasarkan

skala peta.

Berdasarkan peta di atas kamu dapat melihat bahwa bentang alam Jawa

Timur cukup bervariasi. Di sebelah utara terdapat Pegunungan Kapur Utara

dan di sebelah selatan terdapat Pegunungan Kidul. Di Jawa Timur terdapat

gunung api yang masih aktif maupun tidak aktif. Gunung-gunung yang ada

di Jawa Timur antara lain Gunung Anjasmara, Wilis, Kelud, Bromo, Semeru,

dan Argopuro. Selain gunung atau pegunungan, kenampakan alam yang

terdapat di Jawa Timur adalah daerah dataran rendah, dataran tinggi, dan

perbukitan.

Dari peta Provinsi Jawa Timur juga terlihat wilayah tubuh-tubuh perairan

seperti waduk, telaga, dan sungai. Telaga dan waduk yang ada di Jawa Timur

antara lain Telaga Sarangan, Waduk Wlingi, Waduk Selorejo, Waduk

Kesamben, dan Waduk Sutami. Sungai yang melintasi Jawa Timur antara

lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo. Kamu juga dapat menjelaskan

keadaan alam Jawa Timur lainnya yang mencerminkan kondisi geografisnya.

Peta tidak hanya menunjukkan lokasi suatu tempat, tetapi juga

menunjukkan kondisi geografis suatu wilayah. Kamu dapat menjelaskan

kondisi geografis wilayah tempat tinggalmu. Bukalah peta wilayah tempat

tinggalmu dan jelaskan kondisi geografisnya!

120

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

2. Kondisi Penduduk

Penduduk memiliki peranan yang penting dalam pembangunan. Tingkat

kemajuan suatu daerah sangat tergantung dari kualitas penduduknya.

Penduduk merupakan potensi, tetapi sekaligus beban bagi suatu daerah.

Kondisi penduduk meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan

kondisi sosial ekonomi.

a. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk mengalami perubahan setiap harinya. Hal itu

dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan migrasi. Jumlah

penduduk yang besar harus diimbangi dengan penyediaan berbagai

kebutuhan hidup seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, fasilitas

pendidikan, lapangan kerja, dan berbagai kebutuhan lainnya. Apabila

kebutuhan hidup tersebut tidak terpenuhi secara layak akan

menimbulkan berbagai permasalahan sosial. P

engangguran dan

kemiskinan pun semakin meningkat.

b. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan membandingkan

jumlah penduduk dan luas wilayah. Di Indonesia, kepadatan

penduduknya terdapat perbedaan mencolok antara Jawa dan luar Jawa.

K

epadatan penduduk di Jawa sangat tinggi, sedangkan di luar Jawa

sangat rendah. Padahal luas Pulau Jawa lebih kecil dibandingkan Pulau

Kalimantan, Sumatra, dan Papua.

Selain itu, terdapat perbedaan yang cukup besar kepadatan

penduduk di daerah perdesaan dan perkotaan. Kepadatan penduduk

di daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan.

Kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan disebabkan banyaknya

para pendatang dari daerah lain terutama dari perdesaan. Mereka

berusaha mendapatkan penghidupan yang layak di daerah perkotaan.

c. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi penduduk dapat diamati dari tingkat

pendidikan, tingkat kesehatan, dan kondisi ekonomi penduduk. K

ondisi

ekonomi penduduk mempengaruhi tingkat kesejahteraannya. Penduduk

dengan tingkat ekonomi tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya

secara layak. Mereka mampu mendapatkan fasilitas kesehatan dan

pendidikan dengan baik. Sementara itu, penduduk yang memiliki tingkat

ekonomi rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara

layak. Mereka hidup dalam kemiskinan.

3. Bagaimana Bentang Alam Mempengaruhi Budaya dan

Kependudukan?

Bentang alam membentuk suatu kondisi biofisik yang mempengaruhi

pola hidup penduduknya. Pengaruh bentang alam tersebut antara lain

terwujud dalam penggunaan lahan, kondisi perekonomian, bahkan pola

rumah mukim.

a. Kehidupan di Pegunungan Kapur

Pegunungan maupun perbukitan karst terdiri atas bukit-bukit batu

gamping yang berbentuk membulat dan kerucut. Antara bukit-bukit

tersebut terdapat lembah-lembah yang relatif sempit yang dikenal

dengan dolina, yang dapat juga terisi air hingga membentuk telaga atau

danau kecil. K

ondisi seperti ini mempengaruhi persebaran permukiman

dan penduduknya.

121

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Apabila dilihat secara makro permukiman yang terbentuk

mempunyai pola tersebar. Jarak antarpermukiman relatif jauh, demikian

juga jarak antarrumah satu dengan rumah yang lain. Akan tetapi, pada

tempat-tempat yang terdapat sumber air, jarak antarrumah relatif dekat,

dan membentuk persebaran rumah yang mengelilingi sumber air, baik

telaga atau air tanah yang berupa sumur maupun sungai bawah tanah.

Pada umumnya mata pencaharian penduduk sangat terkait dengan

kondisi lahan yang sebagian besar berupa lahan kering. Contohnya

petani di lahan kering. Ketersediaan air di pegunungan kapur dapat

terdeteksi dari pola pengalirannya. Air hujan yang jatuh ke permukaan

Bumi meresap ke dalam tanah dan melarutkan batuan-batuan yang

dilaluinya. Proses inilah yang akhirnya membentuk gua dan sungai

bawah tanah. Keberadaan sungai bawah tanah otomatis akan

mengurangi aliran permukaan. Akibatnya, wilayah pegunungan kapur

tampak kering. Sementara itu, untuk mengambil air dari sungai bawah

tanah umumnya sulit karena kedalaman sungai. Kurangnya ketersediaan

air tersebut membuat wilayah ini kering, penggunaan lahannya pun

menjadi terbatas. Kegiatan pertanian juga tidak berkembang karena

pada umumnya pengairan hanya mengandalkan hujan.

b. Kehidupan di Dataran Rendah

Pada umumnya dataran rendah di Indonesia merupakan dataran

hasil endapan oleh air atau sering disebut dataran aluvial. Biasanya

dataran aluvial mempunyai tanah yang subur dan sangat baik untuk

daerah pertanian, permukiman, atau juga untuk industri. Hal ini

didukung dengan ketersediaan air di dataran rendah yang umumnya

melimpah karena endapan aluvium yang ada mampu menyerap dan

menahan air di dalamnya.

Bentang alam ini pada umumnya mempunyai udara yang panas.

Akibatnya, bentuk rumah di daerah ini memiliki ventilasi yang lebar

dan banyak sehingga memudahkan sirkulasi udara. Jenis pakaian juga

dipilih dari kain yang relatif tipis dan menghindari pakaian dari bahan

yang tebal.

W

ilayah dataran rendah pada umumnya tanah relatif luas.

Akibatnya, sarana dan prasarana mudah dibangun, tanahnya relatif

subur, dan mempunyai cadangan air yang cukup banyak. Semua itu

mendukung pertumbuhan daerah dataran rendah menjadi sebuah kota.

Selain itu, juga mengakibatkan mata pencaharian penduduk lebih

bervariasi.

Gambar 4.20

Kondisi pegunungan kapur pada musim hujan.

Sumber:

National Geographic

, tahun 2005

Sumber:

National Geographic

, tahun 2005

Gambar 4.21

Kondisi pegunungan kapur pada musim kemarau.

122

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

d. Kehidupan di Pesisir

Sebagai kawasan yang dikenal dengan negara kepulauan, Indonesia

memiliki banyak potensi keindahan alam pantai yang menakjubkan.

K

eindahan tersebut merupakan paduan dari hamparan biru laut yang

luas dan daerah pantai sepanjang tepi pulau. Daerah pantai sering

dijadikan sebagai tempat melepas lelah, menghilangkan stres, bermain,

dan berlibur. Tidak heran banyak daerah pantai berkembang menjadi

objek wisata.

Genangan air laut terhadap daratan pantai yang terus berubah,

memungkinkan pemilahan zona bagi pesisir. Perubahan daratan

pantai dipengaruhi oleh pola pergerakan pasang surut air laut.

Perubahan ini mempengaruhi ketersediaan sumber daya kawasan

pesisir. Mata pencaharian penduduk yang khas di kawasan pesisir

adalah nelayan. Namun, masih banyak jenis mata pencaharian yang

lain seperti petambak, pembudidayaan rumput laut dan karang

mutiara, serta pelaut. Kemudahan hubungan dan akses yang

terbuka dengan luar daerah menjadikan wilayah pesisir cepat

berkembang. Pelabuhan, lokasi industri, dan kota juga mudah

berkembang di wilayah pesisir.

4. Mendeteksi Keterkaitan antara Kondisi Geografis dan

Keadaan Penduduk

Manusia memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Di dalam

beberapa hal akan sangat tampak pengaruh kondisi geografis alami yang

memberikan corak pada kehidupan penduduk.

a. Mata Pencaharian

Aktivitas penduduk dalam memanfaatkan sumber daya, terutama

sumber daya alam akan melahirkan beberapa jenis mata pencaharian.

Beberapa jenis sumber daya alam sering hanya tersedia pada kondisi

bentang alam tertentu. Oleh karena itu, kita bisa menghubungkan antara

bentang alam dan mata pencaharian.

Sumber:

www.nimi.knaw.nl

Gambar 4.22

Pertanian di sepanjang lembah pe-

gunungan.

Sumber:

langkawigeopark.com.my

Gambar 4.23

Kawasan pesisir

c. Kehidupan di Pegunungan

Pegunungan merupakan rangkaian gunung yang terdiri atas

puncak dan punggung gunung yang dipisahkan oleh lembah.

Di sepanjang lembah inilah awal berkembangnya permukiman

yang kemudian membentuk pola memanjang di jalur lembah.

T

erjadinya pola permukiman memanjang dipengaruhi oleh

faktor kesuburan tanah dan ketersediaan air. Saat ini,

permukiman tidak hanya di sepanjang lembah, tetapi meluas

di lereng yang aman dengan pola menyebar. Kondisi sosial

ekonomi di wilayah ini lebih beragam daripada di pegunungan

kapur. Perwujudan penggunaan lahan juga beragam, tidak

hanya berupa pertanian lahan kering. Pertanian dengan irigasi

banyak terdapat di pinggiran sungai di wilayah lembah atau di

lereng punggung gunung. Sistem pertanian terasering banyak

diterapkan di wilayah pegunungan.

123

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Salah satu contohnya adalah nelayan. Mata pencaharian

sebagai nelayan sangat berhubungan dengan sumber daya yang

ada di perairan laut. Tidak salah apabila kemudian muncul

anggapan bahwa aktivitas sebagian penduduk di wilayah

tersebut sangat terkait dengan sumber daya alam yang ada.

Tambak dan perahu-perahu nelayan yang mewarnai sepanjang

pantai dapat menjadi indikator aktivitas penduduk setempat.

Pada umumnya tambak pada musim hujan digunakan sebagai

tempat budi daya ikan, sementara pada musim kemarau bisa

juga digunakan sebagai tambak garam.

b. Pola Penggunaan Lahan

Ada satu lagi bentuk keterkaitan antara kondisi geografis

dengan penduduk yang bisa kamu temukan yaitu keterkaitan

antara kondisi alam dengan pola penggunaan lahan. Selain

tambak, masih ada lagi beberapa contoh keterkaitan

penggunaan lahan dengan alam. Salah satunya adalah sawah

terasering

. Sawah jenis ini diterapkan di wilayah dengan

kemiringan lereng yang cukup tinggi. Penerapan pengolahan

lahan terasering ditujukan untuk mengantisipasi keterbatasan

lahan. Contoh keterkaitan yang lain, yaitu pola penggunaan

lahan permukiman. Beberapa kenyataan menunjukkan adanya

keterkaitan antara permukiman dengan bentang alam, seperti

pola permukiman yang mengikuti sungai, mengelompok,

berada di lembah dan wilayah dataran.

c. Kebudayaan

Mungkin sulit menemukan pengaruh kondisi geografis terhadap

kebudayaan. Jika kamu mencermati benar

-benar dalam kehidupan

nyata, kamu bisa menemukan bentuk pengaruh tersebut. Bukan hanya

pengaruh bentang alam, pengaruh kondisi geografis yang lain juga bisa

kamu temukan. Jika kamu tinggal di wilayah pegunungan atau suatu

saat singgah di kawasan tersebut, perhatikanlah cara berpakaian

penduduknya. Untuk mengantisipasi kondisi suhu yang rendah, rata-

rata penduduk memakai pakaian yang tebal.

Sumber:

www.ecopix.net

Gambar 4.24

Keberadaan tambak sangat terkait

dengan wilayah pesisir.

Sumber:

www.ic.arizona.edu

Gambar 4.25

Terasering, salah satu metode untuk

memecahkan kendala kemiringan

lereng.

Mengenali Kondisi Geografi Wilayah Sekitar

a. Tujuan:

Mengenali dan memahami kondisi geografi

wilayah tempat tinggal.

b. Alat dan Bahan:

1) Peta wilayah.

2) Data kependudukan dari kantor kelurahan

atau kecamatan.

c. Langkah Kerja:

1) Bentuklah kelompok dengan teman se-

kelasmu, tiap kelompok beranggotakan

3–4 orang.

2) Carilah peta wilayah tempat tinggalmu. Peta

dapat kamu peroleh di kantor kecamatan

atau kantor Bappeda setempat.

3) Kumpulkanlah informasi kondisi geografi

daerahmu sebanyak-banyaknya meliputi

kondisi bentang alam, sosial ekonomi,

penggunaan lahan serta kependudukan

lainnya.

4) Lakukan pengamatan di lingkungan sekitar-

mu. Catatlah data geografis penting yang

kamu temukan di lapangan.

5) Susunlah informasi geografi yang telah kamu

peroleh, baik dari pengamatan maupun data

sekunder lainnya dalam sebuah karya tulis

kemudian presentasikan karya tulismu di

depan kelas.

124

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

4







3

4

3



4



"

#









& 4























































 202

'! 

 

%/



'



B   

B  

    

1 

' /

   

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Kondisi geografis suatu wilayah didasarkan pada

. . . .

a. kondisi sosial ekonomi

b. keadaan penduduk

c. lingkungan alam

d. garis lintang

2. Di bawah ini yang menunjukkan kondisi

geografis suatu wilayah adalah . . . .

a. letak

b. kepadatan penduduk

c. jumlah penduduk

d. tingkat kesehatan

3. Skala yang ada pada suatu peta dapat digunakan

untuk . . . .

a. mengetahui kepadatan penduduk

b. mengukur kedalaman laut

c. mengenali bentang alam

d. menghitung luas

4. Iklim suatu wilayah pada peta dapat diketahui

dari . . . .

a. garis lintang

b. garis bujur

c. legenda

d. simbol

5.

Indonesia terletak di antara dua samudra dan

dua benua.

Pernyataan tersebut menunjukkan kondisi . . . .

a. geografis

b. penduduk

c. sosial ekonomi

d. pendidikan

6. Di bawah ini termasuk kenampakan bentang

budaya,

kecuali

. . . .

a. tempat ibadah

c. permukiman

b. jalan raya

d. sungai

7.

Dari data tersebut yang termasuk bentang alam

adalah . . . .

a. 1), 2), dan 6)

c. 4), 5), dan 6)

b. 1), 2), dan 3)

d. 1), 2), dan 4)

Kenampakan:

1) Perbukitan

4) Rawa

2) Sungai

5)

Jalan raya

3) Permukiman 6) Perkebunan

8. Gambar A di bawah ini mencerminkan relief

. . . .

a. lembah

c. dataran

b. bukit

d. cekungan

9. Di wilayah punggung gunung (igir), aktivitas

manusia hampir tidak berkembang. Hal ini

karena . . . .

a. ketersediaan air kurang

b. wilayah rawan erosi dan labil

c. vegetasi tidak berkembang

d. tingkat pelapukan belum lanjut

10. Pola permukiman yang terbentuk di kawasan

karst yaitu . . . .

a. memanjang mengikuti sungai

b. memanjang mengikuti jalan

c. mengelompok pada lembah

d. memanjang mengikuti pola aliran

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1.

Menggunakan peta di atas, menurutmu objek

apakah yang termasuk pada kenampakan

bentang budaya dan bentang alam? Berikan

alasan-alasanmu!

2. Jelaskan perbedaan antara kondisi geografis dan

kondisi penduduk!

3. Apakah perbedaan kondisi kependudukan di

daerah perdesaan dan perkotaan?

4. Deskripsikan kehidupan penduduk di wilayah

pesisir!

5. Jelaskan bentuk keterkaitan antara bentang alam

dengan mata pencaharian penduduk dan

berikan contohnya!

125

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

D. Atmosfer

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah atmosfer biasa dikenal sebagai

udara yang berada di sekitar kita dengan ketinggian hingga

± 1.000 kilometer. Atmosfer terbentuk sewaktu Bumi ini tumbuh, gas-gas

yang terjebak di dalam planetesimal tadi lepas sehingga menyelimuti bola

Bumi. Lama-kelamaan, gas oksigen dilepaskan oleh tumbuhan pertama di

Bumi sehingga udara di atmosfer purba bertambah tebal hingga saat ini.

Atmosfer sangat dibutuhkan bagi kehidupan di Bumi ini. Udara

merupakan sumber daya alam yang digunakan oleh semua makhluk hidup

di Bumi untuk bernapas. Bahkan, kita terlindungi dari batu meteor-meteor

yang hendak jatuh ke Bumi karena atmosferlah batu-batu meteor tersebut

tidak jatuh ke Bumi. Selain itu, atmosfer juga mempunyai peranan mengatur

keseimbangan suhu agar tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak terlalu

dingin pada malam hari.

1. Karakteristik Lapisan Atmosfer

Atmosfer terdiri atas banyak lapisan. Tiap lapisan

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

a. Troposfer

Lapisan ini mempunyai ketebalan yang berbeda-beda

di tiap wilayah di atas Bumi. Di atas kutub, tebal lapisan

ini sekitar 9

km. Semakin dekat dengan daerah khatulistiwa

lapisan ini semakin tebal hingga mencapai 15 km.

Perbedaan ketebalan ini disebabkan oleh rotasi Bumi,

akibatnya terjadi perbedaan kondisi cuaca antara kutub

dan khatulistiwa. Yang istimewa, lapisan ini menjadi tempat

terjadinya proses-proses cuaca, seperti awan, hujan, serta

proses-proses pencemaran lainnya. Pada lapisan ini tinggi

rendahnya suatu tempat di permukaan Bumi berpengaruh

terhadap suhu udaranya. Hal ini mengikuti hukum gradien

geothermis, yaitu semakin tinggi (tiap kenaikan

1.000 meter) suatu tempat di permukaan Bumi,

temperatur udaranya akan turun rata-rata sekitar 6°C di

daerah sekitar khatulistiwa. Peralihan antara lapisan

troposfer dengan stratosfer disebut tropopause.

b. Stratosfer

Lapisan di atas tropopause adalah lapisan stratosfer. Di lapisan ini

tidak berlaku hukum gradien geothermis karena semakin tinggi posisi

di tempat ini, suhu akan semakin naik. Hal ini disebabkan kandungan

uap air dan debu hampir tidak ada. Karakteristik yang menarik pada

lapisan ini adalah adanya lapisan ozon yang sangat bermanfaat bagi

kehidupan kita. K

eberadaan ozon sekarang ini semakin menipis karena

adanya pencemaran dari gas CFC

s

(Chloroflourocarbons)

. Di atas lapisan

stratosfer terdapat lapisan stratopause yang merupakan lapisan peralihan

antara stratosfer dan mesosfer.

c. Mesosfer

Lapisan ini merupakan tempat terbakarnya meteor dari luar angkasa

menuju Bumi sehingga lapisan ini merupakan lapisan pelindung Bumi

terhadap benturan benda atau batuan meteor

. Di atas lapisan mesosfer

terdapat lapisan mesopause yang merupakan lapisan peralihan antara

mesosfer dan termosfer.

500

85

50

15

0

Ketinggian (km)

–100 –50 –0 30 1.500 Suhu (°C)

Troposfer Stratosfer Mesosfer

Termosfer

Eksosfer

Partikel-partikel Matahari

yang bermuatan.

Sinar kutub

Meteor

Mesopause

Awan sinar malam.

Daerah

debu

Stratopause

Lapisan Ozon

Sinar Kosmis

Tropopause

Sumber:

Cuaca dan Iklim

Gambar 4.26

Pembagian lapisan atmosfer.

126

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Apakah Lapisan Ozon Itu?

Lapisan ozon berada pada ketinggian lebih

kurang 10–55 kilometer di atas permukaan air laut.

Lapisan ini merupakan jalur tipis atmosfer tempat

cahaya ultraungu dari Matahari bereaksi dengan

molekul-molekul oksigen membentuk gas ozon.

Dalam atmosfer gas itu mengisi kurang dari

sepersejuta volume atmosfer seluruhnya. Ketebalan

seluruh lapisan ozon hanyalah seperempat Bumi.

Namun, tanpa komponen atmosfer yang tipis ini, umat

manusia akan lebih banyak menderita serangan

kanker kulit dan kebutaan, serta tanaman pangan

akan layu karena radiasi menguraikan molekul-

molekul organik. Memang benar, kalau tidak ada ozon,

kehidupan ini barangkali tidak dapat berlangsung di

Bumi.

d. Termosfer

Lapisan di atas mesopause adalah lapisan termosfer. Pada lapisan

ini terdapat aurora yang muncul kala fajar atau petang

. Lapisan ini

penting bagi komunikasi manusia karena memantulkan gelombang radio

ke Bumi sehingga gelombang radio pendek yang dipancarkan dari suatu

tempat dapat diterima di bagian Bumi yang jauh.

e. Eksosfer

Lapisan ini merupakan lapisan terluar yang mengandung gas

hidrogen dan kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di ambang

angkasa luar

. Cahaya redup yaitu cahaya zodiakal dan

gegenschein

muncul pada lapisan eksosfer yang sebenarnya merupakan pantulan

sinar matahari oleh partikel debu meteor yang banyak jumlahnya dan

bergelantungan di angkasa.

2. Cuaca dan Iklim

Istilah cuaca dan iklim sering digunakan untuk menggambarkan kondisi

udara di suatu wilayah dan pada saat-saat tertentu. Kedua istilah ini memang

serupa tetapi tidak sama. Jika cuaca menggambarkan keadaan udara harian

di tempat tertentu yang relatif sempit dan waktu yang singkat, iklim

menggambarkan kondisi udara tahunan dan meliputi wilayah yang relatif

luas. Agar kamu lebih memahami perbedaannya, bacalah ilustrasi berikut.

Pada hari Senin langit di Pontianak tampak begitu gelap, banyak awan

serta angin yang bertiup terasa dingin, seperti membawa uap air. Selang

beberapa waktu kemudian hujan turun dengan lebat. Pada saat yang

bersamaan di Yogyakarta, langit begitu cerah sehingga Matahari bersinar

dengan intensitas yang kuat dan udara terasa panas. Dari uraian tersebut

dapat dikatakan bahwa pada hari Senin

cuaca

antara Pontianak dan

Yogyakarta berbeda.

Yogyakarta dan Pontianak merupakan dua kota yang terdapat di wilayah

Indonesia. Keduanya memiliki iklim yang sama, yaitu iklim tropis. Dengan

iklim tropis, wilayah Indonesia sepanjang tahun terkena sinar matahari.

Berbeda dengan daerah kutub yang beriklim dingin, sinar matahari selama

setahun tidak selamanya menyinari daerah tersebut.

Tabel 4.2 Perbedaan Cuaca dan Iklim

Pembeda

Iklim

Cuaca

Waktu berlangsungnya

lama (30–100 tahun)

relatif singkat (per hari)

Cakupan wilayah

sangat luas

sempit

Sifat perubahan

lambat

cepat berubah

Kemudahan prediksi

sulit

mudah

127

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

3. Tipe-Tipe Hujan

Hujan merupakan proses lanjutan dari naiknya massa udara/awan. Uap

air yang terkandung dalam awan tersebut akan berubah menjadi butir-butir

air yang besar dan akhirnya jatuh ke Bumi. Proses terjadinya hujan dan

besarnya curah hujan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah

yang lain. Wilayah yang memiliki curah hujan yang sama pada suatu peta

ditunjukkan oleh garis isohyet. Berdasarkan proses terjadinya, hujan

dibedakan menjadi sebagai berikut.

a. Hujan Orografis

Hujan ini terjadi karena udara yang membawa uap air dari laut

dipaksa naik oleh adanya pegunungan. W

ilayah yang tidak turun hujan

di sisi lain gunung atau pegunungan dikenal dengan sebutan daerah

bayangan hujan.

b. Hujan Zenithal

Hujan zenithal terjadi karena adanya pertemuan arus konveksi yang

membawa uap air di daerah khatulistiwa. Dengan adanya pertemuan

dua arus konveksi menyebabkan tabrakan dan kedua massa udara naik

ke atas.

c. Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi karena pertemuan dua massa udara

yang berbeda suhunya. P

erbedaan suhu ini menyebabkan

massa udara yang panas dipaksa naik ke atas.

Jumlah curah hujan dalam sebulan dapat digunakan untuk

menentukan bulan basah, bulan sedang, dan bulan kering. Bulan

basah terjadi jika dalam satu bulan jumlah curah hujannya lebih

dari 100 mm, bulan sedang jika dalam satu bulan jumlah curah

hujannya 60–100 mm, dan bulan kering jika dalam satu bulan

jumlah curah hujannya kurang dari 60 mm.

Di Indonesia curah hujan tertinggi terdapat di daerah Kranggan. Daerah

ini terletak di lereng barat Gunung Slamet. Curah hujannya ± 8.305 mm/

tahun. Daerah yang lain adalah Tenjo, dekat Baturaden, Jawa Tengah. Jumlah

curah hujannya ± 7.069 mm/tahun.

Curah hujan paling sedikit terdapat di Palu, ibu kota Sulawesi Tengah.

Curah hujannya dalam satu tahun ± 547 mm. Daerah lainnya adalah

Asembagus, Jawa Timur. Curah hujannya dalam satu tahun ± 886 mm.

4. Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Suhu Udara

Dapat kamu bayangkan saat kamu pergi ke pegunungan kemudian ke

pantai, pasti akan kamu rasakan adanya perbedaan suhu. Berdasarkan

gradien geothermis, suhu memang akan berubah seiring dengan perubahan

ketinggian tempat. Perubahan suhu udara berdasarkan perbedaan ketinggian

ini dapat dihitung dengan rumus Mock berikut.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.28

Hujan zenithal

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.27

Hujan orografis

    

% B! 

  C 

23

°

30

LU

0

°

23

°

30

LU

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.29

Hujan frontal

# 

 

# 

 

'%

% ##(!



&  

$  

+

"/  !  



128

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII



T = 0,006 (x

1

– x

2

) . 1° C



T = Selisih suhu udara antara lokasi 1 dengan lokasi 2 (°C).

x

1

= Tinggi tempat yang diketahui suhu udaranya (m).

x

2

= Tinggi tempat yang dicari suhu udaranya (m).

Jika selisih suhu udara (



T) tandanya negatif untuk mengetahui suhu

udara yang dicari, suhu udara yang telah diketahui dikurangi dengan



T.

Jika



T tandanya positif untuk memperoleh nilai suhu udara yang kamu

cari, suhu udara yang telah diketahui dijumlahkan dengan nilai



T.

Contoh:

Kota A memiliki ketinggian 5 m di atas permukaan air laut. Rata-rata

suhu udara kota A 28°C. Berapakah rata-rata suhu udara kota B yang memiliki

ketinggian 215 m di atas permukaan air laut?

Penyelesaian:

Diketahui: Ketinggian kota A = 5 m dpal.

Ketinggian kota B = 215 m dpal.

Rata-rata suhu udara kota A = 28° C

Ditanyakan: Rata-rata suhu udara kota B?

Jawaban:



T = 0,006 (X1 – X2) × 1° C

= 0,006 (5 – 215) × 1° C

= –1,2

Jadi, suhu udara kota B adalah 28° C – 1,2° C = 26,8° C.

Dengan perhitungan menggunakan rumus Mock di atas dapat di-

simpulkan bahwa setiap kenaikan 100 meter ke arah puncak gunung, suhu

udaranya akan turun sebesar 0,6°C.

5. Jenis-Jenis Angin

Perubahan siang dan malam menyebabkan perbedaan penerimaan sinar

matahari. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan suhu (temperatur)

di berbagai tempat di permukaan Bumi termasuk di daratan dan lautan.

Suhu yang tinggi

mempunyai

tekanan udara yang lebih rendah

. Sementara

itu,

suhu yang rendah

memiliki

tekanan udara yang tinggi.

Perbedaan inilah

yang menyebabkan terjadinya angin.

a. Angin Lokal

1)

Angin Darat dan Angin Laut

Pada saat siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan,

sementara itu pada malam hari daratan lebih cepat dingin dari

lautan. P

erbedaan suhu ini akan mempengaruhi tekanan udara

antara darat dan laut. Pada siang hari tekanan udara daratan lebih

rendah daripada lautan sehingga udara bergerak dari laut ke darat

dan disebut

angin laut

. Sebaliknya, pada malam hari tekanan udara

daratan lebih tinggi daripada lautan sehingga udara bergerak dari

darat ke laut dan disebut

angin darat.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.30

Angin darat

$ 



Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.30

Angin darat

$ 



129

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

2) Angin Lembah dan Angin Gunung

Pada malam hari puncak gunung lebih cepat dingin daripada

lembah. Sementara itu, pada siang hari puncak gunung lebih cepat

panas daripada lembah. P

erbedaan suhu udara antara puncak

gunung serta lembah ini akan mempengaruhi tekanan udaranya

dan akhirnya akan mempengaruhi kondisi angin yang bertiup. Pada

malam hari tekanan udara di puncak gunung lebih tinggi daripada

lembah sehingga angin bertiup dari puncak gunung ke lembah dan

disebut

angin gunung

. Sebaliknya, pada siang hari tekanan udara

di puncak gunung lebih rendah daripada di lembah, akibatnya angin

bertiup dari lembah ke puncak gunung dan disebut

angin lembah

.

3) Angin Fohn

Angin fohn merupakan kelanjutan dari proses terjadinya

hujan orografis. Setelah terjadi hujan di salah satu sisi lereng

gunung

, angin yang sudah tidak membawa uap air ini tetap

meneruskan embusannya menuruni sisi lereng gunung yang

lain. Oleh karena sifatnya yang kering, tumbuhan yang

dilaluinya menjadi layu sehingga berdampak negatif pada usaha

pertanian.

Di Indonesia penyebutan angin fohn berbeda-beda antara

satu daerah dengan daerah lainnya. Penyebutan itu antara lain:

a)

Angin brubu

di Sulawesi Selatan.

b)

Angin bohorok

di Deli (Sumatra Utara).

c)

Angin kumbang

di Cirebon (Jawa Barat).

d)

Angin gending

di Pasuruan dan Probolinggo (Jawa Timur).

e)

Angin wambrau

di Papua.

4) Angin Siklon dan Angin Antisiklon

Angin siklon dan angin antisiklon antara belahan Bumi

utara dan selatan arahnya berbeda. P

erhatikan gambar di

samping. Dari gambar tersebut bagaimana pendapatmu

mengenai angin siklon dan antisiklon, baik di belahan Bumi

utara ataupun belahan Bumi selatan? Angin siklon merupakan

udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara

tinggi menuju titik pusat tekanan udara rendah di bagian dalam.

Sementara angin antisiklon bergerak dari daerah pusat

tekanan udara tinggi menuju tekanan udara rendah yang

mengelilinginya di bagian luar. Gerakan arah angin ini berputar.

Di daerah tropis, angin siklon sering terjadi di laut. Penyebutan

angin siklon di beberapa daerah berbeda-beda di antaranya

sebagai berikut.

Belahan Bumi Utara

Siklon

Antisiklon

Belahan Bumi Selatan

Siklon

Antisiklon

b. Angin permukaan bergerak

dalam siklon dan antisiklon

Tekanan

Rendah

Tekanan

Tinggi

Tekanan

Rendah

Tekanan

Tinggi

"      

  !    ! 

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.35

Angin siklon dan antisiklon.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.32

Angin gunung

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.33

Angin lembah

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.34

Angin fohn

angin fohn

hujan

orografis

130

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

a) Hurricane, yaitu angin siklon di Samudra Atlantik.

b) Taifun, yaitu angin siklon di Laut Cina Selatan.

c) Siklon, yaitu angin siklon di Teluk Benggala dan Laut Arab.

d) Tornado, yaitu angin siklon di daerah tropis Amerika.

e) Sengkejan, yaitu angin siklon di Asia Barat.

b. Angin Muson/Musim

Angin muson yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu angin muson

barat dan angin muson timur

. Angin muson barat terjadi pada bulan

Oktober–April. Pergerakan angin muson barat yang kaya uap air

mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim

hujan. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan.

Nah sampai di sini, tentu kamu tahu daerah-daerah yang bertekanan

udara tinggi dan tekanan udaranya rendah serta ke mana arah

pergerakan angin muson barat.

Angin muson timur terjadi pada bulan April–Oktober. Angin muson

timur yang bersifat kering mengakibatkan sebagian besar wilayah

Indonesia mengalami musim kemarau. Saat itu kedudukan Matahari

berada di belahan Bumi utara. Daerah manakah yang bertekanan tinggi

dan rendah?

Angin Puting Beliung

Pada awal tahun 2007 sejumlah daerah di

Indonesia dihantam angin puting beliung. Akibatnya,

banyak bangunan porak-poranda dan beberapa

penghuninya mengalami luka-luka karena diterjang

angin tersebut. Mengapa angin puting beliung ini

bertiup? Pada musim pancaroba itulah, angin selalu

berubah arah karena perbedaan pola tekanan. Saat

angin bergerak dari arah tenggara ke barat karena

tekanan udara di Australia (tenggara) lebih tinggi dari

Asia (barat). Namun, kadang tekanan udara di Asia

lebih tinggi dari Australia sehingga arah angin berubah

arah. Inilah yang menyebabkan arah angin kerap

berubah yang menimbulkan terjadinya angin puting

beliung. Namun, intensitas angin puting beliung kian

berkurang begitu memasuki awal musim hujan. Pada

bulan itu angin sepenuhnya akan berbalik arah, yaitu

dari Asia ke Australia karena tekanan udara di Asia

lebih tinggi dari tekanan udara di Australia. Yang perlu

diingat angin puting beliung bisa terjadi lagi pada masa

peralihan musim hujan ke musim kemarau. Angin

puting beliung biasanya melakukan aksinya antara

5–10 menit. Angin itu memiliki gerak turbulensi dari

atas, bawah, atas, dan seterusnya yang ditimbulkan

karena perbedaan tekanan. Angin ini selalu membawa

partikel-partikel air. Dengan kecepatan berkisar

60 km/jam dan beraksi 5–10 menit ditambah gerak

turbulen yang membawa partikel air, angin ini

mempunyai daya rusak yang cukup besar.

SAMUDRA PASIFIK

SAMUDRA HINDIA

Laut Cina Selatan

AUSTRALIA

ASIA

U

100

°

BT

110

°

120

°

130

°

140

°

BT

10

°

LU

0

°

10

°

LS

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.36

Angin muson barat

SAMUDRA PASIFIK

SAMUDRA HINDIA

Laut Cina Selatan

AUSTRALIA

ASIA

U

100

°

BT

110

°

120

°

130

°

140

°

BT

10

°

LU

0

°

10

°

LS

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.37

Angin muson timur

Skala 1:66.000.000

Skala 1:66.000.000

131

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

6. Pengaruh Atmosfer terhadap Kehidupan

Tahukah kamu, mengapa kita yang hidup di kawasan Asia sebagian

besar mempunyai makanan pokok berupa nasi? Mengapa wilayah negara

kita tidak menghasilkan kurma seperti yang dihasilkan oleh kawasan di Timur

Tengah? Semua ini karena adanya pengaruh atmosfer terutama unsur iklim.

Iklim menjadi pembatas pertumbuhan dan persebaran jenis tanaman di

muka Bumi karena itu pula iklim membatasi hasil panen. Persebaran fauna

juga dipengaruhi oleh iklim, baik secara fisik maupun dari jenis makanannya.

Namun, pola iklim yang sekarang ada, bisa terjadi perubahan, baik

secara lokal maupun global. Perubahan iklim secara global disebabkan

meningkatnya konsentrasi gas di dalam atmosfer. Hasil pembakaran batu

bara, minyak bumi, serta gas buangan seperti karbon dioksida, metana, dan

nitrous oksida akan menyelimuti Bumi sehingga radiasi yang berlebihan

akan tertahan di Bumi. Akibatnya, suhu Bumi naik dan semakin panas,

akhirnya terjadi pemanasan global. Perubahan iklim yang diperkirakan akan

menyertai pemanasan global sebagai berikut.

a. Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan laut naik.

b. Muka air laut akan naik dan menenggelamkan pulau serta menimbulkan

banjir di wilayah pesisir dan dataran rendah sekitarnya.

c. Berubahnya pola iklim, terutama yang mengandalkan musim hujan

seperti pertanian padi. Suhu Bumi yang panas menyebabkan

mengeringnya air permukaan sehingga ketersediaan air menjadi langka.

d. Meningkatnya risiko kebakaran hutan.

Perubahan iklim sangat dirasakan penduduk Indonesia akibat dampak

dari La Nina dan El Nino. Setiap 2–10 tahun, iklim di Samudra Pasifik bagian

selatan mengalami perubahan yang ekstrem. Wilayah Asia Timur yang

biasanya menerima banyak hujan menjadi kering, sedangkan pantai barat

Amerika Selatan yang biasanya kering menerima hujan yang lebat. Fenomena

alam ini disebut dengan

El Nino

(bahasa Spanyol) dan biasanya terjadi pada

bulan Desember.

Gejala El Nino menyebabkan pergeseran iklim. Wilayah Asia tidak

mendapat hujan karena hujan beralih ke bagian barat Amerika Selatan.

Terjadinya hujan lebat di bagian barat Amerika Selatan menimbulkan banjir

dan tanah longsor. Sebaliknya, El Nino menyebabkan musim kemarau yang

berkepanjangan di daerah Asia, Australia, dan Afrika, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, gejala El Nino menyebabkan keterlambatan musim tanam

atau panen. Tanaman padi menjadi kering dan mati. Petani banyak yang

gagal panen karena sawahnya mengalami puso.

Gejala iklim ekstrem yang lain adalah La Nina. Sifat-sifat La Nina

berkebalikan dengan El Nino. La Nina terbentuk apabila arus udara dan air

laut di Samudra Pasifik dekat pantai barat Amerika Selatan saling memperkuat

sehingga angin bertiup sangat kencang. Air laut hangat banyak mengalir ke

arah barat sehingga wilayah Asia, termasuk Indonesia mengalami hujan lebat,

sedangkan wilayah Amerika Selatan mengalami kekeringan.

132

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

a. Tujuan:

Siswa dapat mengumpulkan data cuaca (suhu

dan kelembapan udara) serta dapat meng-

informasikannya kepada orang lain.

b. Alat dan Bahan:

1) Termometer.

2) Alat tulis.

3) Media informasi di sekolah.

c. Langkah Kerja:

1) Amatilah suhu udara yang terlihat pada

termometer saat kamu berangkat sekolah

(06.30) dan siang saat kamu pulang sekolah

(14.00) selama 1 minggu.

2) Masukkanlah hasil pembacaan pada

langkah 1) ke dalam tabel seperti contoh

berikut.

Hari

Suhu Bola Kering

Pukul 06.30 Pukul 14.00

Senin

. . . .

. . . .

Selasa

. . . .

. . . .

Rabu

. . . .

. . . .

Kamis

. . . .

. . . .

Jumat

. . . .

. . . .

Sabtu

. . . .

. . . .

3) Informasikan data cuaca yang kamu peroleh

dan kondisi cuaca di daerah sekitarmu

kepada teman-teman sekolah melalui

majalah dinding, papan pengumuman, atau

majalah di sekolahmu. Agar lebih menarik,

data cuaca dapat kamu buat grafiknya.

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Lapisan atmosfer yang paling dekat dengan

permukaan Bumi disebut . . . .

a. termosfer

b. stratosfer

c. troposfer

d. eksosfer

2. Suhu udara yang paling dingin terdapat di lapisan

. . . .

a. troposfer

b. stratosfer

c. mesosfer

d. termosfer

3. Keadaan/kondisi udara di suatu tempat yang

tidak terlalu luas dan dalam waktu yang relatif

singkat disebut . . . .

a. suhu udara

b. cuaca

c. tekanan udara

d. iklim

4. Keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah

berdasarkan pengamatan dalam jangka waktu

yang lama disebut . . . .

a. angin

b. suhu

c. iklim

d. cuaca

5. Di bawah ini adalah unsur-unsur cuaca/iklim,

kecuali

. . . .

a. suhu udara

b. kelembapan udara

c. tinggi tempat

d. curah hujan

6. Setiap perubahan ketinggian dengan kelipatan

100 m, suhu udara akan berubah sebesar . . . .

a. 0,5°C

b. 0,6°C

c. 0,7°C

d. 0,8°C

7. Angin yang bertiup dari Benua Australia ke Benua

Asia disebut angin muson . . . .

a. utara

b. timur

c. selatan

d. barat

8. Pada saat pergantian musim, dari musim

kemarau ke musim hujan, banyak orang yang

terkena muntaber. Hal ini merupakan pengaruh

cuaca/iklim terhadap . . . .

a. pertanian

b. peternakan

c. kesehatan

d. perumahan

133

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

9. Pada bulan Oktober–April, kedudukan Matahari

berada di belahan Bumi selatan. Ini berarti

belahan Bumi utara . . . .

a. bertekanan rendah

b. bertekanan sangat rendah

c. bertekanan tinggi

d. bersuhu tinggi

10. Jenis angin siklon yang terdapat di negara

Amerika Serikat adalah . . . .

a. taifun

b. hurricane

c. brubu

d. tornado

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Sebutkan lapisan-lapisan atmosfer beserta karak-

teristiknya!

2. Mengapa pada bulan April–Oktober di Indonesia

terjadi musim kemarau?

3. Jelaskan proses terjadinya angin lembah dan

angin gunung (disertai gambar)!

4. Jika diketahui ketinggian kota A adalah 25 m di

atas permukaan laut (dpl) dengan suhu udara

32°C, berapakah rata-rata suhu udara kota B

yang memiliki ketinggian 45 m dpl?

5. Sebutkan beberapa jenis angin yang berbahaya

bagi makhluk hidup!

E. Hidrosfer

Hidrosfer merupakan salah satu unsur geosfer yang terdiri atas air dalam

berbagai wujud. Air bisa berwujud padat, cair, maupun gas. Setiap air di

Bumi mengalami fase tersebut dalam siklus hidrologi. Dalam kehidupan,

air mempunyai fungsi yang sangat penting. Air dibutuhkan untuk mandi,

mencuci, memasak, menyirami, dan sebagainya.

1. Siklus Hidrologi

Jumlah air di Bumi adalah tetap. Perubahan yang dialami air di Bumi

hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Air akan selalu

mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi

berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara

berkelanjutan. Perubahan ini meliputi wujud cair, gas, dan padat.

Air di alam dapat berupa air tanah, air permukaan, dan awan.

Air-air tersebut mengalami perubahan wujud melalui siklus

hidrologi. Adanya terik matahari pada siang hari menyebabkan air

di permukaan Bumi mengalami evaporasi (penguapan) maupun

transpirasi menjadi uap air. Uap air akan naik hingga mengalami

pengembunan (kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan

terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhir-

nya jatuh menjadi hujan (presipitasi). Selanjutnya, air hujan ini akan

meresap ke dalam tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir

menjadi air permukaan (

run off

). Baik aliran air bawah tanah

maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air di

permukaan Bumi (laut, danau, dan waduk). Inilah gambaran

mengenai siklus hidrologi.

2. Tubuh Air di Darat

Dalam rangkaian siklus hidrologi yang panjang, air akan melalui bentuk-

bentuk perairan, baik itu air permukaan maupun air tanah.

a. Air Permukaan

Indonesia memiliki wilayah laut dan darat. Tiga perlima luas wilayah

Indonesia merupakan tubuh air permukaan yang berupa laut. Selain

laut, tubuh air permukaan yang berupa sungai, danau, waduk, dan

rawa banyak tersebar di wilayah Indonesia.

Sumber:

www.co.fairfax.va.us

Gambar 4.38

Blok diagram siklus hidrologi.

134

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

1) Sungai

Cobalah amati sungai di wilayah tempat tinggalmu. Amati aliran,

letak, dan arah alirannya. Jika kamu perhatikan, sungai berada lebih

rendah dari tanah di sekitarnya. Sungai menjadi tempat mengalir

-

nya air tawar, danau, rawa, laut, maupun ke sungai yang lain. Sungai

di pegunungan berbeda dengan sungai yang ada di dataran meskipun

itu merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, bagian sungai bisa

dikategorikan menjadi tiga.

Sumber:

Earth Our Home

Gambar 4.39

Penampang sungai

Sumber:

Alam Asli Indonesia

Gambar 4.40

Rawa

Sumber:

www.bali.my-indonesia.info

Gambar 4.41

Danau Batur terbentuk karena proses

vulkanik.

a) Bagian hulu, dengan arus yang deras, daya erosi besar,

arah erosi vertikal, kadang berupa air terjun. Di bagian ini

tidak terjadi proses pengendapan dan lembah sungai

berbentuk V.

b) Bagian tengah, dengan arus tidak begitu deras, erosi telah

berkurang, lembah sungai berbentuk U, erosi yang terjadi

vertikal dan horizontal.

c) Bagian hilir, dengan arus tenang, daya erosi kecil, terjadi

erosi horizontal, dan banyak terjadi pengendapan hingga

membentuk delta.

2) Rawa

Pernahkah kamu melihat rawa? Mungkin di daerah tempat

tinggalmu terdapat rawa. Di Indonesia, rawa banyak terdapat

di pantai timur Sumatra dan pantai selatan Kalimantan. Rawa

merupakan daerah yang selalu tergenang air

. Genangan ini

bisa berasal dari air hujan, air sungai, maupun dari sumber

mata air di dalam tanah.

Keberadaan rawa sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat digunakan sebagai

bahan baku biogas dan barang kerajinan seperti anyaman tas

dan sebagainya. Selain itu, rawa dapat digunakan sebagai lahan

pertanian pasang surut perikanan darat dan dikembangkan

sebagai daerah wisata.

3) Danau

Hampir sama dengan rawa, danau juga merupakan

genangan. Namun, genangan ini terjadi karena adanya

cekungan (basin) yang terisi air

. Cekungan ini bisa terjadi karena

beberapa sebab, misalnya karena adanya proses tektonik

seperti patahan, yang membentuk danau tektonik seperti

Danau Singkarak di Sumatra. Proses vulkanik membentuk

danau vulkanik seperti Danau Batur di Bali. Pelarutan batuan

karst juga akan menghasilkan danau dolina. Mencairnya es

akan membentuk danau glasial. Sementara itu, danau buatan

manusia sering disebut waduk atau bendungan.

b. Air Tanah

Air tanah merupakan bagian dari air di Bumi yang berasal dari air

hujan. Air hujan yang jatuh di permukaan tanah meresap ke dalam

tanah kemudian terkumpul pada suatu lapisan batuan yang tidak tembus

atau kedap air (

impermeable

).

Meskipun jumlahnya hanya 0,75% dari total air di Bumi, air tanah

merupakan air tawar yang banyak digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup seperti memasak, mandi, dan mencuci. A

wak kapal

135

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

yang melakukan pelayaran berhari-hari di tengah laut membutuhkan

air tawar untuk memasak dan mandi. Selama pelayaran, awak kapal

membawa bekal air tawar karena kebutuhan air tawar tidak dapat diganti

dengan air laut.

1) Air Tanah Dangkal

Untuk memenuhi kebutuhan air tawar, penduduk Indonesia

masih banyak menggunakan air tanah dengan membuat sumur

.

Dengan membuat sumur, penduduk dapat memperoleh air tanah

dangkal yang berada di lapisan akuifer (lapisan batuan yang

menyimpan dan mengalirkan air) paling atas. Air tanah dangkal

sering disebut dengan air tanah freatis atau air freatis.

2) Air Tanah Dalam

Selain air tanah dangkal, di dalam tanah juga terdapat

lapisan air tanah dalam. Air tanah dalam berada di antara

dua lapisan batuan yang kedap atau tidak tembus air yang

dikenal dengan akuifer tertekan.

Air tanah dapat memancar keluar dari akuifer secara

alami melalui sumur artesis yang terbentuk apabila akuifer

yang berada antara dua lapisan kedap air (

impermeable

)

mempunyai

slope

atau kemiringan. Air mengalir ke bawah

karena pengaruh gravitasi dan ditekan oleh dua lapisan

kedap air

. Apabila terjadi retakan atau dibuat sumur yang

menembus lapisan batuan kedap air, air akan memancar

keluar.

Air tanah dalam banyak dimanfaatkan untuk me-

menuhi kebutuhan air penduduk kota, hotel-hotel, kantor-

kantor, dan industri. Untuk memanfaatkannya perlu dibuat

sumur yang sangat dalam sampai menembus lapisan kedap

air. Sumur yang dibuat ini relatif tidak akan mengalami

kekeringan meskipun berlangsung musim kemarau.

Apabila kamu amati, sumber air tanah berasal dari air hujan yang

masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi. Nah,

ternyata jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah dan menjadi

air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah hujan, intensitas

curah hujan, pori-pori batuan (

porositas

), kekedapan batuan terhadap

air (

permeabilitas

), kemiringan lereng, penutupan permukaan lahan,

dan kelembapan udara.

Secara umum tubuh air seperti yang telah dibahas di depan

mempunyai berbagai manfaat. Tubuh air seperti sungai dan danau

dapat kita gunakan sebagai sumber air minum, sumber energi untuk

pembangkit listrik, sarana transportasi air, serta irigasi dan budi daya

ikan. Danau juga dapat kita gunakan untuk rekreasi dan olahraga air.

3. Lautan

Perairan laut yang mengelilingi benua-benua di Bumi dapat dibedakan

menjadi samudra. Sebenarnya Bumi hanya memiliki satu samudra karena

keempat samudra terhubung satu dengan lainnya. Benua-benua dan pulau-

pulau yang muncul di atas samudra luas seakan-akan menjadi pembatas

dan pembeda samudra-samudra tersebut. Adanya benua-benua dan pulau-

pulau yang membatasi samudra menimbulkan adanya istilah laut, selat, serta

teluk.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.42

Air tanah dalam.

, 

 

%/

$    

"(   

"(  

     

"-%"="1$"",

"      

    

"      

$ 

  

-! 

- !

1+

"  

    

,   

  

,   

"  

    

































"(

































1+

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.43

Sumur artesis

136

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

a. Letak Laut

Berdasarkan letak pulau-pulau atau daratan, laut dapat dibedakan

menjadi sebagai berikut.

1)

Laut tepi, letaknya di tepi benua dan terhalang dari lautan oleh

pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan, letaknya

terhalang oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina dari Samudra

Pasifik; Laut Jepang, letaknya terhalang oleh Kepulauan Jepang dan

Samudra Pasifik; serta Laut Utara, letaknya terhalang oleh

Kepulauan Inggris dan Samudra Atlantik.

2) Laut pertengahan, letaknya di antara dua benua dan mempunyai

gugusan kepulauan serta kedalaman laut yang dalam. Contohnya

Laut Banda, Laut Sulawesi, dan laut-laut yang berada di antara

Asia, Australia, serta Kepulauan Indonesia, laut yang berada di antara

Benua Eropa dan Afrika di Kepulauan Yunani.

3) Laut pedalaman, letaknya hampir seluruhnya dikelilingi oleh

daratan. Contohnya Laut Hitam, Laut Baltik, Laut Kaspia, dan Laut

Merah.

b. Zona Laut

Laut mempunyai kedalaman dasar yang berbeda-beda. Dasar laut

membentuk lereng mulai garis pantai ke arah tengah laut. K

edalaman

laut makin bertambah dengan makin jauh jaraknya dari daratan pantai.

Berdasarkan zona kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi

beberapa zona sebagai berikut.

Sumber:

Oxford Ensiklopedi Pelajar

Gambar 4.47

Zona litoral

 

 

 



 

/

?!    !

?!   !  D   

     E

?!   ! 

D      E

       

      

     

      

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.44

Laut Cina Selatan: contoh

laut tepi.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.45

Laut Banda: contoh laut

pertengahan.

Skala 1:62.500.000

Skala 1:62.000.000

Skala 1:65.000.000

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.46

Laut Hitam: contoh laut

pedalaman.

137

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

1) Zona litoral atau zona pasang surut, merupakan wilayah laut yang

berada di antara pasang naik dan pasang surut air laut. Zona ini

sering disebut dengan daerah pantai.

2) Zona neritik, merupakan wilayah laut yang berada di antara garis

pantai kedalaman 200 m. Pada zona ini sinar matahari masih dapat

menembus ke dalam. Ikan dan sejenisnya serta tumbuhan laut

banyak dijumpai pada zona ini.

3) Zona batial, merupakan wilayah laut yang berada pada kedalaman

200–2.500 m. Pada zona ini sinar matahari sudah tidak mampu

menembus ke dalam sehingga organisme laut tidak sebanyak pada

zona neritik. Zona batial biasanya merupakan lereng benua

(

continental slope

) yang curam dan berbatasan dengan landas benua

(

continental shelf

).

4) Zona abisal, merupakan wilayah laut yang mempunyai kedalaman

lebih dari 2.500 m. Suhu pada wilayah ini sangat dingin. Hewan

laut yang dapat hidup hanya terbatas dan tumbuhan laut sudah

tidak ada.

4. Batas Landas Kontinen, Laut Teritorial, dan Zona Ekonomi

Eksklusif (ZEE)

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan laut yang

mengelilingi pulau-pulaunya. Wilayah laut yang luas perlu dikelola dan

diawasi. Dalam pengelolaan wilayah laut dan penjagaan perbatasan wilayah

dengan negara tetangga perlu peraturan. Pemerintah Indonesia telah

menetapkan peraturan tentang wilayah perairan laut negara Republik

Indonesia. Peraturan ini merupakan landasan untuk mengelola perairan laut

agar memberi keuntungan di bidang sosial, ekonomi, dan pertahanan

keamanan.

a. Batas Landas Kontinen

Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-

Undang Nomor 1 T

ahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.

Penentuan landas kontinen Indonesia dan negara-negara tetangga

dilakukan dengan perjanjian. Beberapa perjanjian tentang batas wilayah

perairan laut telah dilakukan Indonesia dengan negara tetangga.

Perjanjian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.48

Zona kedalaman laut.

   

   



  

4



  

   

?!   ! 

?!   

?!  

?! 

138

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Tabel 4.3 Perjanjian Batas Wilayah Perairan Laut antara Indonesia

dengan Negara Tetangga

No.

Perjanjian Batas Wilayah

Tempat dan Tanggal Isi Perjanjian

Perairan Laut

1. Indonesia dengan Malaysia Kuala Lumpur,

27 Oktober 1969

Landas kontinen Selat Malaka dan Laut Natuna (Laut Cina Selatan).

2. Indonesia dengan Australia Canberra,

18 Mei 1971

Penentuan garis batas dasar laut tertentu (Laut Arafura dan daerah utara

Irian Jaya (sekarang Papua)–Papua Nugini).

3. Indonesia dengan Thailand Bangkok,

17 Desember 1972

Landas kontinen Selat Malaka bagian utara dan Laut Andaman.

4. Indonesia dengan Malaysia

dan Thailand

Kuala Lumpur,

21 Desember 1971

Landas kontinen Selat Malaka bagian utara.

5. Indonesia dengan

Singapura

Jakarta, 25 Mei 1973 Penetapan garis batas laut wilayah (laut teritorial).

6. Indonesia dengan Australia Jakarta,

9 Oktober 1973

Penetapan garis batas daerah-daerah dasar laut selatan Pulau Tanimbar

dan Pulau Timor.

7.

Indonesia dengan India

Jakarta,

8 Agustus 1974

Penetapan garis batas dan landas kontinen Laut Andaman.

Berdasarkan isi perjanjian di atas, wilayah laut Indonesia dapat

dibedakan menjadi empat jenis, yaitu laut teritorial (laut wilayah), laut

Nusantara, landas kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

b. Laut Teritorial

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Deklarasi Juanda pada

tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini menetapkan bahwa batas

perairan laut wilayah Indonesia adalah 12 mil laut diukur dari garis

pantai masing

-masing pulau sampai titik terluar. Deklarasi ini juga

melandasi lahirnya Wawasan Nusantara.

1) Laut Teritorial (Laut Wilayah)

Merupakan laut yang lebarnya 12 mil laut yang diukur sejajar

dengan garis dasar atau pangkal. Garis dasar atau pangkal adalah

garis yang dibentuk pada saat air laut surut pada pulau-pulau terluar

dalam wilayah Indonesia. Negara Indonesia mempunyai kedaulatan

penuh atas wilayah laut ini.

2) Laut Nusantara

Merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang

dibatasi oleh garis dasar/pangkal pulau yang bersangkutan.

K

edaulatan atas wilayah laut ini berada sepenuhnya di tangan

negara Indonesia.

3) Landas Kontinen

Merupakan bagian dasar laut paling tepi atau dekat kontinen/

benua dengan kedalaman laut sampai 200 m. W

ilayah landas

kontinen Indonesia berada di luar laut teritorial Indonesia. Pada

wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih dapat dimungkin-

kan.

c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diumumkan pemerintah Indonesia

pada tanggal 21 Maret 1980. P

engumuman ini berpengaruh terhadap

wilayah Indonesia dan negara-negara lain. Wilayah laut Indonesia

bertambah luas mencapai dua kali dari sebelumnya. Pihak asing dilarang

mengambil kekayaan laut di wilayah ZEE. Penentuan batas wilayah laut

dengan negara tetangga dilakukan dengan kesepakatan bersama.

139

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

ZEE merupakan wilayah laut yang lebarnya 200 mil laut. Indonesia

mempunyai kepentingan atas ZEE antara lain sebagai berikut.

1) Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan,

dan konservasi sumber daya alam.

2) Hak untuk melakukan penelitian, perlindungan, dan pelestarian

lingkungan laut.

3) Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain bebas

melakukan pemasangan berbagai sarana perhubungan laut.

5. Pengaruh Hidrosfer terhadap Wilayah Indonesia

Indonesia memiliki wilayah laut yang luas. Sekitar 2/3 wilayah Indonesia

adalah laut sehingga luas wilayah laut Indonesia melebihi daratannya. Di

wilayah daratan, terdapat banyak sungai, danau, dan waduk. Keadaan

hidrosfer ini mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia. Penduduk

memanfaatkan hidrosfer di wilayah Indonesia antara lain sebagai berikut.

a. Laut menjadi tempat mencari ikan. Banyak penduduk bermata

pencaharian sebagai nelayan. Berbagai jenis ikan terdapat di laut

Indonesia, seperti bawal, belida, cakalang, kakap, kerapu, kembung,

tongkol, dan tuna.

,+

**@



*,@





*0,@ 

*,,@ 

,@

    



   

  

   

  

   !

  !  

  "

  

  



#

.@



*1,@ 

   

, 

  

 

B

  

 

 

4

  

   

 

$ 

,  

!  

   

 + 

  

,

'  

 

, !

"!

B 

&&   

5

5

' =

 

=

6& 

 

, !/ 

!((

&! !  !

  

    

  $ %

2;@ 

*,;@ 

**,@ 

**;@ 

*0;@ 

*/,@ 

*/;@ 

*,@



**@



**@



  =  

?! )! !) (

 

"* 

 &

 +   

@! 

  

' 

 

7 

, 

 

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.50

Peta wilayah laut teritorial, laut Nusantara, dan Zona Ekonomi Eksklusif.

Skala 1:30.750.000

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 4.49

Batas laut teritorial, landas kontinen, dan ZEE.

Zona Ekonomi Eksklusif

Laut Wilayah

12 mil

200 mil

Laut bebas

Landas Kontinen

Pantai

Laut

140

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

2. Berdasarkan jawaban nomor 1, manakah gambar

bentuk penampang sungai di bawah ini yang

mewakili kondisi penampang sungai di wilayah

tempat tinggalmu?

a.

b.

c.

3. Mengapa penampang sungai di daerahmu

berbentuk seperti itu? Jelaskan!

4. Pada diagram blok dan gambar aliran sungai di

atas terdapat kenampakan danau (X). Apa

sebutan danau itu? Bagaimana proses terjadi-

nya?

5. Bentuk kenampakan Y pada diagram blok aliran

sungai di atas biasa terjadi di muara sungai. Apa

namanya? Bagaimana proses terbentuknya?

Coba kamu lihat peta wilayah yang menunjukkan

daerah tempat tinggalmu. Perhatikan lokasi tempat

tinggalmu dengan sungai besar terdekat kemudian

hubungkan dengan diagram blok aliran sungai berikut.

1. Di bagian manakah kira-kira lokasi tempat

tinggalmu, I, II, atau III?

Danau yang terbentuk oleh proses sungai.

b. Laut berperan penting sebagai prasarana transportasi antarpulau dan

antardaerah. Pembangunan daerah kepulauan banyak didukung oleh

transportasi laut.

c. Daerah pantai banyak dimanfaatkan sebagai objek wisata serta budi

daya bandeng, udang, dan rumput laut.

d. Pertanian berkembang di daerah yang berdekatan dengan sungai,

danau, dan waduk. Selain untuk pengairan, air sungai dan waduk

dimanfaatkan untuk perikanan darat dan pembangkit listrik.

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Penguapan air ke atmosfer melalui tumbuh-

tumbuhan merupakan bagian dari siklus hidrologi.

Penguapan ini disebut . . . .

a. transpirasi

b. evaporasi

c. kondensasi

d. presipitasi

2. Waduk merupakan salah satu tubuh perairan

yang terbentuk karena . . . .

a. adanya gunung meletus

b. aktivitas manusia yang membuatnya

c. gempa bumi

d. air sungai yang meluap

3. Akuifer yang berada di antara dua lapisan batuan

kedap air dan tertekan karena pengaruh gravitasi

dapat membentuk sumur . . . .

a. bor

b. artesis

c. dalam

d. dangkal

4. Berikut ini yang termasuk laut tepi adalah Laut

. . . .

a. Jawa

b. Banda

c. Merah

d. Cina Selatan

Diagram blok aliran sungai.







5

"



141

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

1. Berdasarkan isinya, peta dibedakan menjadi peta

umum (dasar) dan peta khusus (tematik).

2. Berdasarkan bentuknya, peta dibedakan menjadi

peta datar, peta timbul (relief), dan peta digital.

3. Berdasarkan objeknya, peta dibedakan menjadi

peta dinamis dan peta tetap.

4. Peta dimanfaatkan sebagai penunjuk arah, letak

luas, jarak, dan bentuk muka Bumi. Peta juga

digunakan sebagai alat informasi dan alat

pembelajaran.

5. Atlas merupakan kumpulan peta dalam bentuk

buku.

6. Globe merupakan tiruan bola Bumi dalam ukuran

kecil. Pada globe terdapat garis lintang dan garis

bujur. Globe menunjukkan bentuk Bumi

sebenarnya.

7. Skala peta merupakan perbandingan jarak di

peta dengan jarak sebenarnya di muka Bumi.

Skala peta dibedakan menjadi skala angka

(numerik), skala verbal (kalimat), dan skala grafik

(garis).

8. Kondisi geografis alam memberikan corak

kehidupan penduduk dalam mata pencaharian,

pola penggunaan lahan, dan kebudayaan.

9. Atmosfer merupakan lapisan udara yang

mengelilingi Bumi. Ketebalan atmosfer mencapai

sekitar 1.000 kilometer. Atmosfer terdiri atas

lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer,

dan eksosfer.

10. Cuaca dan iklim menggambarkan kondisi udara

di suatu wilayah pada waktu tertentu. Iklim meng-

gambarkan kondisi udara di wilayah yang luas

untuk waktu yang lama. Cuaca menggambarkan

kondisi udara di wilayah yang sempit untuk waktu

relatif singkat.

11. Perubahan iklim dapat terjadi karena terjadi

pemanasan global. Gejala El Nino dan La Nina

menyebabkan perubahan iklim di Indonesia.

Perubahan iklim mengakibatkan perubahan pola

tanam dan kebakaran hutan.

5. Berdasarkan zona kedalaman laut, lereng benua

berada pada zona . . . .

a. batial

b. abisal

c. neritik

d. litoral

6. Zona Ekonomi Eksklusif merupakan wilayah laut

dengan . . . .

a. kedalaman laut sampai 200 m

b. lebar 12 mil

c. lebar 200 mil

d. kedalaman laut sampai 2.000 m

7. Dalam siklus hidrologi, air yang mengalir di

bawah permukaan tanah menuju ke tubuh air

(laut, danau, dan rawa) disebut . . . .

a. perkolasi

b. infiltrasi

c. presipitasi

d. kondensasi

8. Untuk mendapatkan air sumur dalam jumlah

yang banyak, penggalian sumur sedalam . . . .

a. di atas permukaan air tanah dangkal

b. di bawah permukaan air tanah dangkal

c. permukaan air tanah dangkal

d. lapisan batuan kedap air

9. Jika lahan di bagian hulu banyak pohon yang

ditebangi dan tertutup semen, maka . . . .

a. air tanah semakin banyak

b. air permukaan semakin sedikit

c. mata air semakin banyak

d. volume air sungai semakin besar

10. Batas wilayah laut teritorial Indonesia adalah

sebesar . . . laut.

a. 200 mil

b. 12 km

c. 12 mil

d. 200 km

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Apakah yang dimaksud siklus hidrologi?

2. Apakah perbedaan antara evaporasi dan

transpirasi?

3. Apa perbedaan antara air tanah dangkal dan air

tanah dalam? Jelaskan!

4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

proses infiltrasi dan perkolasi!

5. Apa yang dimaksud dengan Zona Ekonomi

Eksklusif (ZEE

)?

142

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Wacana 1

Curah Hujan Tertinggi di Puncak

Warga Bogor harus tetap waspada. Hal ini

mengacu pada prakiraan cuaca, curah hujan di Bogor

akan tetap tinggi. Rata-rata curah hujan per hari

mencapai 50–100 milimeter. Dengan curah hujan

sebesar itu cukup menimbulkan bencana longsor dan

banjir susulan.

Seorang staf analisis data stasiun klimatologi

dermaga Bogor menyatakan bahwa curah hujan di

Bogor akan tinggi dan mengimbau agar warga tetap

waspada terhadap potensi terjadinya longsor. Curah

hujan akan mencapai angka 50–10 milimeter dan

tergolong hujan lebat. Bencana longsor pernah terjadi

karena curah hujan di Bogor mencapai 114 milimeter.

Diperkirakan pula, curah hujan di Bogor berdurasi

sekitar 1–5 jam. Namun, durasi tersebut tidak terus-

menerus selama 5 jam. Bisa selama 1 jam kemudian

berhenti dan hujan lagi. Selama itu pihak stasiun

klimatologi terus intensif memantau pola hujan di

wilayah Bogor melalui alat penakar hujan.

Disadur dari:

media_online

Manusia dalam kehidupannya selalu berusaha

untuk menyesuaikan dengan lingkungan alam. Usaha

ini dilakukan dengan mengenal lingkungan dan

menguasainya. Namun, pada batas tertentu manusia

tidak mampu menguasai alam. Mereka tergantung

pada lingkungan alam. Sebagai contoh, aliran sungai

dimanfaatkan untuk mengairi sawah. Ketika hujan

deras turun di daerah hulu, banjir bandang datang.

Curah hujan yang deras tidak dapat dihindarkan.

Manusia hanya dapat mengurangi aliran sungai agar

tidak menimbulkan banjir besar. Manusia harus

mengelola lingkungan agar tidak terjadi banjir. Jadi,

penting bagi manusia mengenal perkembangan

lingkungan. Perkembangan lingkungan dapat

dijadikan dasar dalam pengelolaan lingkungan.

12. Jumlah air di Bumi tetap dan hanya berubah

dalam sifat, bentuk, dan persebaran. Dalam

siklus hidrologi, air mengalami penguapan

(evaporasi), pengembunan (kondensasi), hujan

(presipitasi), peresapan (infiltrasi dan perkolasi),

dan pengaliran (

run off

).

13. Berdasarkan kedalamannya, zona laut

dibedakan menjadi empat, yaitu zona litoral, zona

neritik, zona batial, dan zona abisal.

14. Wilayah laut Indonesia dapat dibedakan menjadi

sebagai berikut.

a. Laut teritorial (wilayah) dengan lebar 12 mil

dari garis dasar.

b. Laut Nusantara.

c. Landas kontinen, laut di tepi daratan benua

dengan kedalaman sampai 200 meter.

d. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan lebar

200 mil dari garis dasar.

Setelah membaca wacana 1, kerjakan soal-soal

berikut!

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Untuk membantu mengatasi dampak bencana

longsor, pemerintah Bogor dapat membuat peta

rawan longsor. Peta semacam ini termasuk jenis

peta . . . .

a. dasar

b. tematik

c. kadaster

d. potensi alam

2. Guna mempermudah melihat fluktuasi curah

hujan di Bogor dari waktu ke waktu, data hujan

sebaiknya disajikan dengan . . . .

a. simbol titik

b. simbol garis

c. simbol area

d. diagram garis

3. Lapisan atmosfer yang menjadi tempat terjadinya

hujan adalah lapisan . . . .

a. troposfer

b. stratosfer

c. mesosfer

d. eksosfer

143

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

4. Relief di wilayah Bogor berupa pegunungan.

Jenis hujan yang terjadi di wilayah seperti Bogor

dapat dikategorikan sebagai hujan . . . .

a. frontal

b. zenithal

c. orografis

d. buatan

5. Di stasiun klimatologi Bogor, curah hujan diukur

dengan alat . . . .

a. solarimeter

b. penakar hujan

c. termometer

d. anemometer

6. Suhu di Jakarta dan Bogor berbeda karena

pengaruh ketinggian. Pernyataan ini sesuai

dengan hukum . . . .

a. kekekalan

b. gradien geothermis

c. perubahan cuaca

d. gravitasi

7. Daerah A di Bogor mempunyai ketinggian

5 meter di atas permukaan laut dan rata-rata

suhu 28

o

C. Berapakah rata-rata suhu udara di

daerah B di Bogor yang mempunyai ketinggian

215 meter di atas permukaan laut?

a. 24,7

o

C

b. 25,7

o

C

c. 26,7

o

C

d. 27,7

o

C

8. Sungai di wilayah Bogor mempunyai karakter

. . . .

a. lembah berbentuk V dengan aliran deras

b. banyak terjadi erosi horizontal

c. lembah berbentuk U dengan arus tenang

d. banyak terjadi sedimentasi

9. Sungai di Bogor dan Jakarta merupakan satu

sistem sungai dalam DAS. Apabila hutan di

wilayah Puncak, Bogor gundul akan berakibat

terjadinya . . . di Jakarta.

a. gempa

b. kekeringan

c. banjir

d. longsor

10. Erosi sungai-sungai di Bogor akan mengakibatkan

. . . di Jakarta.

a. erosi

b. longsor

c. banjir

d. pendangkalan sungai

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Peta-peta apakah yang diperlukan untuk

membuat peta wilayah rawan banjir di Bogor?

2. Termasuk jenis data apakah curah hujan di

wilayah Bogor berdasarkan ukuran data?

Jelaskan!

3. Bagaimanakah pengaruh perbedaan ketinggian

antara Jakarta dan Bogor terhadap suhu?

4. Apakah perbedaan antara cuaca dan iklim?

5. Jelaskan karakteristik sungai di wilayah Bogor!

Wacana 2

Banjir Jakarta telah Diprediksi sejak Desember

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(Lapan) telah memperingatkan adanya ancaman

bencana banjir yang melanda beberapa daerah di

Indonesia. Bahkan, dalam buletin yang diterbitkan

Lapan 28 (Nomor 11) pada Desember 2006 telah

diprediksi banjir Jakarta terjadi merata di lima wilayah.

Peringatan itu berdasarkan hasil pantauan satelit

terhadap suhu permukaan bawah laut di wilayah

pantai Pasifik yang mengindikasikan peningkatan

suhu serta berlanjutnya badai El Nino hingga Mei

2007 mendatang. Selain itu, asumsi tersebut

didasarkan pada terjadinya pergeseran awan hujan

dari arah barat Pulau Sumatra ke wilayah Jawa dan

terus ke timur.

Akibatnya, musim hujan pada tahun 2006/2007

mundur dari biasanya. Disebutkan, pada tahun 2007

puncak musim hujan di Indonesia akan terjadi pada

Januari–Februari. Lapan telah memperingatkan agar

siaga terhadap ancaman banjir pada awal tahun 2007

sebagai akibat tingginya curah hujan yang terjadi.

Selain banjir, bencana lain yang mungkin terjadi

adalah longsor di semua wilayah, terutama Sumatra,

Jawa, dan Kalimantan. Selain itu, banjir lahar dingin

di sekitar Gunung Merapi.

Dari hasil analisis pantauan beberapa satelit yang

dipakai Pusbanja Lapan pada akhir Desember, sudah

diprediksi daerah yang berpotensi banjir didasarkan

pada analisis prediksi curah hujan pada daerah

genangan banjir. Sementara ancaman banjir DKI

Jakarta, sudah dengan tegas dinyatakan merata di

lima wilayah yang ada. Dalam gambar peta di buletin

yang diterbitkan, daerah rawan ancaman banjir

ditandai warna merah tanda bahaya. Prediksi Lapan

itu tidak meleset. Ternyata, pada awal Februari banjir

menerjang Jakarta.

Disadur dari:

Sindo

144

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

Setelah membaca wacana 2, kerjakan soal-soal

berikut!

A.

Pilihlah jawaban yang tepat!

1. Peta yang menggambarkan daerah-daerah rawan

ancaman banjir yang diterbitkan dalam buletin

Lapan, menurut isinya tergolong . . . .

a. dasar

b. tematik

c. kadaster

d. umum

2. Daerah rawan ancaman banjir pada peta yang

diterbitkan Lapan ditunjukkan dengan warna

merah. Simbol warna ini mewakili objek yang

berupa . . . .

a. titik

b. garis

c. bidang

d. piktoral

3. Berdasarkan ukuran data, tingkatan daerah

rawan banjir seperti di Jakarta termasuk data

. . . .

a. nominal

b. ordinal

c. kualitatif

d. interval

4. Akibat El Nino bagi wilayah Indonesia adalah

. . . .

a. kekeringan yang panjang

b. musim hujan bertambah panjang

c. musim hujan maju

d. musim kemarau tidak kunjung datang

5. El Nino merupakan satu bentuk penyimpangan

iklim. Di Indonesia, El Nino membawa dampak

negatif, sebaliknya di Amerika Selatan membawa

keberuntungan yaitu . . . .

a. musim kering bertambah panjang dan

mendukung pertanian

b. hujan lebat di daerah yang selama ini kering

c. panen raya padi karena sinar matahari

meningkat

d. membantu penyerbukan karena bertiupnya

angin muson

6. Unsur cuaca yang paling menentukan dalam

prediksi banjir adalah . . . .

a. suhu

b. angin

c. kelembapan

d. curah hujan

7. Data-data berikut yang sebaiknya ditampilkan

pada peta daerah rawan banjir adalah . . . .

a. curah hujan dan jaringan jalan

b. curah hujan sungai

c. suhu dan nama daerah

d. suhu dan jaringan jalan

8. Banjir di Jakarta selain disebabkan oleh curah

hujan yang tinggi juga dipicu oleh faktor . . . .

a. kepadatan penduduk

b. kerusakan hutan di hulu DAS

c. tingkat pencemaran yang tinggi

d. pertumbuhan penduduk yang tinggi

9. Pergeseran awan hujan di Indonesia banyak

dipengaruhi oleh angin . . . .

a. muson barat

b. muson timur

c. darat

d. laut

10. Iklim yang bertiup di wilayah Indonesia adalah

. . . .

a. tropis

b. sedang

c. kutub

d. subtropis

B.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Data-data apakah yang mendukung peta daerah

rawan banjir?

2. Berdasarkan bentuknya, tergolong jenis peta

apakah peta daerah rawan banjir yang ditampil-

kan di buletin Lapan? Jelaskan!

3. Bagaimanakah gejala El Nino terjadi?

4. Bentang alam di Jakarta memang rawan banjir.

Bagaimanakah adaptasi yang dilakukan?

5. Banjir di Jakarta dipicu oleh adanya penyimpang-

an iklim. Bagaimanakah penyimpangan iklim

tersebut terjadi?