Gambar Sampul Sosiologi · Bab III Lembaga Sosial
Sosiologi · Bab III Lembaga Sosial
Atik Catur Budiati

24/08/2021 15:36:36

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

57

Lembaga Sosial

Bab III

z

Lembaga Sosial

z

Tipe Lembaga Sosial

z

Masyarakat

Kata kunci

Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajari dan

ingatlah beberapa kata kuncinya!

Sumber gambar:

Dok. Penerbit

Lembaga Sosial

menjelaskan

Lembaga Sosial

Lembaga Sosial

Keluarga

Lembaga Sosial

Agama

Lembaga Sosial

Ekonomi

Lembaga Sosial

Pemerintah

Lembaga Sosial

Pendidikan

Tipe Lembaga Sosial

meliputi

Tujuan Pembelajaran:

Sesudah kalian aktif mengikuti pokok bahasan dalam bab ini, diharapkan kalian dapat

mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial beserta peranannya.

Supaya kalian lebih mudah untuk memahami pokok bahasan dalam bab ini, pelajarilah peta

konsepnya!

58

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Cobalah kalian perhatikan di dalam lingkungan keluargamu masing-

masing Kegiatan apa sajakah yang biasanya kalian kerjakan setiap

harinya? Mandi, mencuci pakaian, belajar, membantu orang tua, tidur,

menerima tamu, menghormati orang tua, atau mengerjakan berbagai

kegiatan rutin lainnya yang biasanya dikerjakan oleh seorang anak

sebagaimana kalian? Di dalam suatu keluarga, selain terdapat sejumlah

tugas yang harus dikerjakan oleh seorang anak, terdapat pula sekumpulan

tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh anggota keluarga lainnya seperti

halnya bapak, ibu, dan lain-lain. Sebagai contoh, seorang ibu sesuai dengan

tradisi dalam keluarga misalnya memiliki tugas serta tanggungjawab

memelihara dan mendidik anak, membantu suami menyiapkan makan,

mengelola keuangan keluarga, dan lain-lain. Sedangkan seorang suami

(ayah) juga memiliki tugas serta tanggungjawab antara lain memberi

kenyamanan pada keluarga, mencukupi kebutuhan keluarga, memimpin

keluarga, dan lain-lain. Seluruh kumpulan tugas serta tanggungjawab

sosial dari masing-masing anggota keluarga itu bisa berjalan oleh karena

telah diatur serta ditentukan oleh masyarakat berdasarkan norma-norma

yang telah disepakati secara turun-temurun. Namun dalam realitanya,

selain terdapat dalam lingkungan keluarga seperangkat atau sekumpulan

aturan-aturan (norma-norma) sosial itu juga terdapat pula dalam

lingkungan kelompok-kelompok sosial lainnya seperti halnya lingkungan

politik (pemerintahan), pendidikan, perekonomian, keagamaan, dan lain-

lain.

Sumber:

Kompas

Gambar 3.1 Melalui proses sosialisasi dalam lembaga keluarga maka

akan terjadi pewarisan nilai-nilai kebudayaan.

59

Lembaga Sosial

Secara historis, Nah, Ketentuan-ketentuan maupun norma-norma

tersebut telah berlangsung lama, mungkin semenjak manusia itu pertama

kali diciptakan. Dengan demikian manusia yang akan memasuki

(membentuk) keluarga dan sekaligus menjadi anggotanya, diharapkan

oleh masyarakat untuk mengikuti dan melaksanakan sejumlah kumpulan

tugas sesuai dengan norma-norma atau aturan yang menjadi ketentuan

dalam suatu keluarga. Jadi, keluarga tersebut merupakan suatu contoh

sistem norma. Lalu apakah yang dinamakan pranata itu? Menurut

Koentjaraningrat (1996 : 134), pranata (

institution

) adalah suatu sistem

norma atau aturan-aturan yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat

yang bersifat khusus, sedang "lembaga (

institute

)" adalah badan atau

organisasi yang melaksanakannya. Dengan demikian, sistem norma atau

aturan-aturan yang menghidupkan (mengendalikan) keluarga adalah

suatu pranata, sedangkan keluarga yang melaksaksanakan aturan serta

norma-norma tersebut merupakan suatu contoh lembaga.

Selain keluarga, terdapat empat lembaga sosial dasar lainnya yang

cukup penting dalam suatu masyarakat yang bersifat kompleks, yakni

agama, ekonomi, pendidikan, dan politik (pemerintahan). Nah, agar kalian

juga mengetahui apa yang dimaksudkan dengan kelima pranata dasar

dalam suatu masyarakat yang bersifat kompleks tersebut, cobalah kalian

ikuti secara cermat uraian selengkapnya berikut ini.

A.

Hakikat dan Tipe Lembaga Sosial

Lembaga sosial terdapat dalam struktur kehidupan masyarakat. Lalu

apa yang dimaksud dengan lembaga sosial itu? Sebelum kita lebih lanjut

berbicara mengenai hakikat atau pengertian lembaga sosial itu, di sini akan

kita bicarakan terlebih dahulu pengertian lembaga. Secara sosiologis,

konsep lembaga berbeda dengan konsep yang umum digunakan. Sebuah

lembaga bukanlah sebuah bangunan, bukan sekelompok orang, dan juga

bukan sebuah organisasi. Lembaga (

institution

) adalah suatu sistem norma

untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat

dipandang penting, atau, secara formal sekumpulan kebiasaan dan tata

kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Lembaga

adalah proses-proses terstruktur (tersusun) untuk melaksanakan berbagai

kegiatan tertentu.

Sebuah lembaga adalah sebuah sistem hubungan sosial yang

terorganisasi yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum

tertentu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. Dalam

60

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

definisi ini, "nilai-nilai umum" mengacu pada cita-cita dan tujuan bersama.

Dalam pengertian tersebut, "prosedur umum" adalah pola-pola perilaku

yang dibakukan dan diikuti, dan sistem hubungan adalah jaringan peran

serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku tersebut.

Keluarga misalnya sebuah lembaga, yakni lembaga sosial, oleh karena

keluarga mencakup seperangkat nilai umum (tentang cinta, anak-anak,

kehidupan keluarga), dan sebuah jaringan peran serta status (suami, istri,

nenek, bayi, remaja, tunangan) yang membentuk sistem hubungan sosial

yang menjadi wahana untuk melangsungkan kehidupan keluarga.

Fakta Sosial

“Ayo tumbuhkan sikap kritis kalian!”

Coba amati gambar di samping!

1.

Menurut kalian apa fungsi

embaga ini?

2.

Menurut kalian, kenapa masih

banyak kasus-kasus yang tidak

terselesaikan oleh lembaga ini?

3.

Coba kalian jelaskan ada apa

dengan lembaga ini yang akhir-

akhir ini disoroti oleh masyarakat!

Sumber:

Tempo edisi Hari

Kemerdekaan 2004

B.

Peran dan Fungsi Lembaga Sosial

1.

Lembaga Keluarga

Sebelum dijelaskan lebih lanjut mengenai lembaga keluarga, maka

terlebih dahulu perlu kalian ketahui apakah yang dimaksudkan dengan

pengertian keluarga itu? Secara sederhana konsep keluarga dapat diartikan

sebagai kesatuan sosial (masyarakat) yang terkecil yang terdiri dari bapak,

ibu, dan anak (keluarga dalam artian inti/batih). Namun adakalanya juga,

kesatuan keluarga hanya terdiri dari pasangan suami dan istri saja (keluarga

dalam artian parsial).

Atau malahan sebaliknya, terdiri dari banyak

anggotanya, yakni di samping adanya keluarga inti juga masih ditambah

dengan keponakan, ipar, adik, dan lain-lain. Pengertian yang terakhir ini,

mengacu pada pengertian keluarga dalam arti besar (keluarga besar).

Sedangkan pengertian keluarga dalam arti luas (umum) di antaranya

61

Lembaga Sosial

dikemukakan oleh Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1999 : 268), yang

mendefinisikan keluarga sebagai suatu kelompok kekerabatan yang

menyelenggarakan pemeliharaan anak dan kebutuhan manusiawi tertentu

lainnya.

Secara historis, keluarga terbentuk atas satuan yang terbatas, yakni

dua individu (laki-laki dan wanita) yang mengadakan ikatan-ikatan

tertentu yang disebut perkawinan. Selanjutnya, secara berangsur-angsur

anggota keluarga semakin meluas yaitu dengan kedatangan atau kelahiran

anak maupun berupa adopsi anak. Pada saatnya nanti, anak-anak itupun

akan melangsungkan ikatan perkawinan sehingga terbentuklah keluarga-

keluarga baru. Demikianlah seterusnya, sehingga proses atau siklus

semacam itu akan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia.

Sebagaimana pernah disinggung di muka, dalam kehidupan keluarga

terdapat pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap anggota

keluarga. Pekerjaan-pekerjaan tersebut dilakukan sesuai dengan

kedudukan maupun peranan masing-masing individu yang menjadi

anggota keluarga. Sedangkan peranan masing-masing individu sesuai

dengan kedudukan dalam keluarganya itu ditentukan berdasarkan aturan-

aturan maupun kaidah-kaidah yang menjadi bagian dari norma maupun

pranata keluarga. Sementara adanya individu-individu yang melaksana-

kan pekerjaan maupun tugas-tugas dalam keluarga itu merupakan bagian

dari pelaksanaan fungsi lembaga keluarga.

Secara umum fungsi lembaga keluarga dapat diartikan sebagai

pekerjaan maupun tugas-tugas yang harus dilaksanakan (oleh masing-

masing anggota) di dalam keluarga itu dan atau oleh keluarga itu. Fungsi

lembaga keluarga ini dilakukan terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia sebagai warga masyarakat.

Adapun secara sosiologis, kebutuhan

dasar hidup manusia yang terpenting

meliputi kebutuhan biologis, rasa

aman, ekonomi, agama, dan sosial.

Jadi dapatlah disimpulkan bahwa

keluarga melalui aturan serta norma-

normanya berperan mengatur

perilaku dan tindakan individu di

dalam keluarga, dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan hidup

individu tersebut sebagai anggota

masyarakat keluarga.

Sumber:

Dok. Penerbit

Gambar 3.2

Salah satu bentuk

kebutuhan keluarga

62

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Di antara berbagai fungsi lembaga keluarga tersebut terdapat fungsi

yang cukup penting di dalam pembentukan kepribadian seseorang. Fungsi

tersebut adalah fungsi sosial. Dengan fungsi ini lembaga keluarga berusaha

untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal selengkap-lengkapnya untuk

terjun ke dalam masyarakat. Melalui fungsi ini individu diperkenalkan

nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari

peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila ia

sudah dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang dinamakan dengan

istilah proses sosialisasi. Selanjutnya melalui proses sosialisasi tersebut maka

lembaga keluarga berperan mengatur dan mengarahkan individu untuk

berperan dan berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.

Dengan demikian melalui proses sosialisasi yang diarahkan oleh pranata

keluarga tersebut, akan terjadilah apa yang dinamakan proses pewarisan

nilai-nilai kebudayaan. Sedangkan nilai-nilai kebudayaan yang diwariskan

itu adalah nilai-nilai kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua seperti

ayah, ibu, nenek, canggah, wareng, dan seterusnya. Adapun bentuk-

bentuk nilai budaya itu misalnya berupa sopan santun, bahasa (tutur

kata), cara bertingkah laku, ukuran tentang baik-buruknya perbuatan,

dan lain-lain. Selanjutnya, dengan melalui nasehat-nasehat serta larangan-

larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu dalam

bertingkah laku. Jadi, melalui proses pewarisan nilai-nilai budaya

(sosialisasi) yang diatur dan diarahkan oleh lembaga keluarga ini individu

sebagai bagian dari makhluk sosial akan terbentuk kepribadiannya.

Analisis Sosial

“Ayo tumbuhkan rasa keingintahuan kalian!”

Coba amati suasana keluarga kalian, kemudian catat perilaku-

perilaku anggota keluarga kalian!

1.

Klasifikasikan kebutuhan-kebutuhan dari anggota keluarga

kalian!

2.

Coba analisislah bagaimana peran dan fungsi keluarha kalian

terhadap perkembangan diri kalian!

3.

Bagaimana caranya agar keluarga itu tercipta suasana yang

harmonis?

63

Lembaga Sosial

2.

Lembaga Keagamaan

Beragama merupakan cerminan orang yang beradab. Dengan

beragama seseorang dapat membedakan antara yang benar dan yang

salah.

Agama adalah pedoman hidup manusia untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Pranata agama mengarahkan

manusia sesuai dengan nilai-nilai kebenaran yang sangat berguna bagi

kehidupan seseorang, sehingga pranata tersebut diharapkan dapat

menuntun seseorang menuju ke kehidupan yang hakiki di akhirat.

Jadi, agama mempunyai

peranan penting dalam menga-

tur kehidupan manusia. Agama

merupakan sistem keyakinan

(religi) dan praktek dalam

masyarakat yang telah diru-

muskan dan dibakukan serta

dianut secara luas. Sebagai

institusi yang dianut dan dikenal

luas dalam masyarakat, agama

merupakan institusi yang banyak

ragamnya dan berva-riasi di

dalam masyarakat. Namun

sebagai institusi yang terus

berkembang, agama dapat dikatakan pula sebagai general institutions dan

restricted institutions. Dikatakan sebagai

general institutions

, oleh karena

hampir dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Sedangkan sebagai

restricted institutions

oleh karena dianut oleh masyarakat-masyarakat

tertentu di dunia.

Dalam pranata (ajaran) agama sebenarnya terkandung dua macam

dimensi, yakni vertikal dan horisontal. Secara vertikal pranata agama

mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam dimensi ini agama

mengajarkan kepada pemeluk-pemeluknya agar selalu berbakti (taat) dan

menyembah kepada Tuhan. Sementara dimensi horisontal mengajarkan

agar manusia selalu berbuat baik kepada sesamanya, dan makhluk hidup

yang lain termasuk terhadap lingkungan. Secara umum, semua agama di

dunia (Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan lain-lain) memang mengajarkan

kepada manusia untuk selalu berbuat kebajikan. Kebajikan seperti itu

sangat penting bagi keteraturan perilaku masyarakat, manusia, dan agama

melalui pranata-pranatanya membantu manusia untuk mentaati

Sumber:

Solopos, 1 September 2005

Gambar 3.3

Melalui penggemblengan nilai-

nilai keagamaan, seseorang akan selalu berbuat

baik terhadap diri, sesama, dan lingkungannya

64

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

kebenaran dan kebajikan-kebajikan seperti itu. Misalnya, jika seseorang

suka berbuat baik seperti suka menolong, gemar beribadah dan

bersedekah, ramah lingkungan, dan lain-lain maka akan mendapat pahala,

dan surga adalah balasannya kelak. Sebaliknya, jika seseorang gemar

berbuat tidak baik atau jahat seperti suka mencuri, menipu, berbuat

bohong, dan lain-lain, sementara terhadap lingkungan alam juga demikian

misalnya suka menyiksa dan merusak lingkungan, maka akan

mendapatkan dosa. Jika orang berbuat dosa maka balasannya adalah

mendapatkan siksa atau neraka di akherat kelak.

Dengan demikian, jika pranata-pranata agama di atas dipatuhi oleh

setiap anggota masyarakat maka bukan hanya ketenangan batin yang ia

dapatkan, namun secara lahiriyah akan terjadi pula ketenangan dan

keselarasan dalam masyarakat.

3.

Lembaga Ekonomi

Upaya manusia untuk mencapai kesejahteraan materialnya akan

diarahkan melalui lembaga ekonomi. Lembaga ekonomi adalah sistem

norma yang mengatur kegiatan ekonomi, meliputi cara-cara berproduksi,

distribusi, dan konsumsi (pemakaian) barang dan jasa yang diperlukan

bagi setiap manusia, untuk kelangsungan hidupnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka kegiatan ekonomi pada garis

besarnya meliputi tiga kegiatan pokok, yakni produksi, distribusi, dan

konsumsi barang-barang dan jasa.

a.

Kegiatan Produksi

Berbicara masalah ekonomi adalah berbicara persoalan pilih-memilih,

yakni bagaimana orang memilih sumber daya yang langka dan terbatas

itu untuk diproduksi. Sedangkan berbicara masalah produksi adalah

berbicara masalah cara-cara bagaimana manusia menghasilkan barang-

barang dan jasa.

Kegiatan produksi tersebut biasanya sangat berkaitan erat dengan

sistem mata pencaharian penduduk yang banyak ragamnya, mulai dari

yang paling sederhana seperti berburu dan meramu makanan ( pada

masy

arakat primitif), bercocok tanam sederhana (berladang), pertanian

(bersawah), peternakan, perkebunan, perdagangan sampai yang paling

modern seperti perindustrian, pertambangan, pariwisata, perhotelan,

perbankan, dan lain-lain.

65

Lembaga Sosial

b.

Kegiatan Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang-barang atau jasa

kepada pemakai, yang prosesnya antara lain meliputi :

1)

Resiprositas (timbal balik)

, yakni pertukaran barang dan jasa yang

kira-kira sama nilainya antara kedua belah pihak.

2)

Redistribusi atau pendistribusian

, yaitu bentuk pertukaran barang

y

ang masuk ke suatu tempat misalnya pasar, toko, dan sebagainya,

dari tempat ini barang selanjutnya didistribusikan kembali.

3)

Pertukaran pasar

, yakni pertukaran atau perpindahan barang dari

pemilik yang satu ke pemilik yang lain. Pada prinsipnya, pasar

menentukan harga berdasarkan kekuatan penawaran dan

permintaan, dan tidak peduli di manakah transaksi itu dilakukan.

c.

Kegiatan Konsumsi

Setelah melalui proses pendistribusian, maka barang-barang dan jasa

yang telah dihasilkan oleh produsen selanjutnya dipakai atau dimanfaatkan

oleh konsumen. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa kegiatan

konsumsi merupakan kegiatan masyarakat dalam rangka memakai dan

memanfaatkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Namun karena barang-barang dan jasa yang terjadi di alam

ini terbatas, maka sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi diupayakan agar

manusia dapat selalu menghemat dalam pemakaiannya. Dalam

pemakaian barang-barang yang tidak dapat diperbarui (habis pakai) seperti

bensin, minyak tanah, batu bara, dan lain-lain, maka sebaiknya manusia

selalu menghematny

a. Pemakaian yang terlalu berlebihan (boros) dan

semena-mena akan menyebabkan sumber daya alam tersebut akan cepat

habis. Jika persediaan sumber alam (bahan-bahan tambang/galian)

tersebut habis tentunya yang akan menanggung resikonya adalah seluruh

umat manusia di muka bumi ini. Cobalah kalian bayangkan, bagaimana

seandainya bahan-bahan tambang tersebut habis? Bagaimana kita mau

bepergian? Bagaimana pabrik-pabrik beroperasi? Bagaimana jika rumah

makan-rumah makan tutup? Bagaimana pula jika ibu-ibu kalian di rumah

juga tidak dapat memasuk oleh karena tidak ada persediaan bahan bakar

berupa gas atau minyak tanah? Dengan demikian kesulitan-kesulitan

hidup akan timbul di mana-mana, dan di seluruh sektor kehidupan. Itulah

gambarannya jika sumber-sumber alam (bahan tambang) di dunia ini

benar-benar habis atau semakin langka jumlahnya!

Di samping itu, untuk pemanfaatan sumber-sumber daya alam yang

dapat diperbarui (tidak habis pakai), juga harus demikian. Jadi meskipun

sumber-sumber daya tersebut dapat diperbarui, namun jika pemakaiannya

66

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

terlalu berlebihan (boros) dan semena-mena, juga dapat mengganggu

kehidupan manusia, misalnya saja merusak lingkungan. Sebagai contoh ,

jika ada pengusaha hutan yang tidak memperhatikan lingkungan dalam

aktivitas pemanfaatan hutannya maka dapat berakibat fatal bagi

lingkungan alam di sekitarnya. Misalnya, dengan menebangi hutan secara

sembarangan, sehingga semua tanaman ditebang, maka akibatnya akan

mudah terjadi erosi apabila musim hujan tiba. Sebab dengan kondisi yang

demikian, air hujan yang sampai ke permukaan bumi tidak dapat lagi di

tahan oleh hutan yang sudah gundul, dan air akan langsung jatuh ke tanah

sehingga tanahpun lama-kelamaan tidak dapat menahan atau menyerap

air hujan yang deras. Dengan demikian akibatnya mudah ditebak, yakni

terjadi erosi tanah dan banjir khususnya di wilayah-wilayah yang lebih

rendah dari hutan.

Itulah sebabnya, sesuai dengan prinsip-prinsip maupun pranata

ekonomi maka dalam pemanfaatan sumber-sumber daya alam untuk

kebutuhan manusia itu agar lebih efisien dan lebih efektif, serta tidak

merusak lingkungan alam. Dalam kaitan ini berlaku semacam hukum

ekonomi, yakni pemanfaatan atau penggunaan barang (dan termasuk jasa)

harus lebih efisien, efektif, atau secara ekonomis. Di samping itu, selain

pemanfaatan sumber daya secara ekonomis, juga yang ramah lingkungan

(tidak merusak lingkungan alam). Jika manusia telah dapat memanfaatkan

sumber-sumber daya tersebut (alam, manusia/jasa) secara lebih efisien dan

efektif, serta tidak merusak lingkungan, maka akan terjadi semacam

keseimbangan kehidupan di alam ini.

Fakta Sosial

“Ayo kembangkan wawasan kebinekaan kalian!”

Perhatikan gambar di samping!

Bagaimana pendapat kalian tentang

peran dan fungsi pasar tradisional

sekarang ini di tengah maraknya

mal-mal dan pasar modern?

Sumber:

www.tempophoto.com

67

Lembaga Sosial

4.

Lembaga Pendidikan

Usaha pendidikan sering ditafsirkan sebagai bimbingan yang diberikan

oleh seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok

orang lain agar mencapai kedewasaan atau mencapai tingkat hidup dan

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

P

ada masyarakat primitif hampir tidak memiliki sistem pendidikan

dalam artian formal. Anak-anak mempelajari segala sesuatu yang perlu

mereka ketahui dengan cara menyaksikan apa saja yang sedang

berlangsung dan membantu suatu pekerjaan apabila dianggap praktis.

Cara pengajaran semacam itu merupakan bentuk yang paling mirip

dengan "lembaga pendidikan", yang bisa ditemukan pada masyarakat

sederhana. Pengajaran semacam itu, bukanlah sebuah lembaga pendidikan,

melainkan hanya merupakan sebagian dari tugas keluarga.

Sekolah mulai lahir ketika kebudayaan telah menjadi sangat kompleks,

sehingga pengetahuan yang dianggap perlu tidak mungkin lagi ditangani

dalam lingkungan keluarga, sehingga lahirlah "guru" dan "kelas" dalam

artian formal. Pada tahap itulah, yakni ketika telah terdapat orang-orang

yang berspesialisasi sebagai guru dan terdapat anak-anak didik dalam

kelas-kelas formal yang berlangsung di luar lingkungan keluarga, dan

ketika telah ditemukan cara yang pantas untuk mendidik anak-anak

tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa lembaga pendidikan pada waktu

itu telah lahir.

Pendidikan yang berlangsung di sekolah dan kelas-kelas formal

tersebut merupakan pendidikan yang bersifat formal. Sedangkan

pendidikan yang berlangsung di lingkungan keluarga dinamakan

pendidikan informal. Namun ketika sekolah dan kelas-kelas formal serta

lingkungan keluarga tersebut masih belum cukup efektif dalam memenuhi

kebutuhan sebagian anak didik dalam mengembangkan mental dan

ketrampilannya, maka lahirlah bentuk lembaga pendidikan yang ketiga,

yakni yang disebut lembaga pendidikan non formal. Pendidikan non formal

adalah suatu sistem pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat, di

luar keluarga dan sekolah. Berbeda dengan pendidikan keluarga maupun

sekolah, pendidikan non formal ini memberikan pelayanan berupa

pendidikan ketrampilan praktis dan sikap mental yang fungsional serta

relevan agar mereka mampu meningkatkan mutu dan taraf hidup serta

mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembaruan dan pembangunan.

68

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Karakteristik (ciri-ciri) pendidikan informal, formal, dan non formal:

Pendidikan informal adalah sebagai berikut:

a.

Proses pendidikannya tanpa terikat oleh ruang dan waktu.

b.

Proses pendidikan dapat berlangsung tanpa adanya guru dan murid,

namun antara anggota keluarga.

c.

Tidak menggunakan metode tertentu sebagaimana dikenal dalam

dunia pendidikan formal.

Pendidikan formal (sekolah) adalah sebagai berikut:

a.

Kegiatan belajar mengajar umumnya dilakukan di dalam kelas.

b.

Terdapat semacam persyaratan usia serta pengelompokan usia ke

dalam kelas-kelas tertentu.

c.

Untuk mengendalikan jalannya pelajaran, diatur dengan jadwal yang

telah dirancang sebelumnya.

d.

Materi pelajaran disusun berdasarkan kurikulum, dan dijabarkan

dalam sejumlah silabus.

e.

Proses belajar diatur secara tertib, terstruktur serta terkendalikan.

f.

Materi pelajaran bersifat akademis intelektualitas, berkelanjutan, serta

penyampaiannya menggunakan metode yang sistematis.

g.

Ada sistem evaluasi, ada laporan hasil belajar (raport), dan ada

semacam penghargaan yang diberikan dalam bentuk sertifikat, ijazah

atau surat tanda tamat belajar.

h.

Terdapat anggaran pendidikan yang dirancang untuk kurun waktu

tertentu serta masa studi siswa dibatasi dalam kurun waktu tertentu

Pendidikan non formal adalah sebagai berikut:

a.

Program pendidikannya disesuaikan dengan tuntutan pemenuhan

kebutuhan belajar yang sifatnya mendesak.

b.

Waktu belajarnya lebih singkat serta tidak terlalu banyak biaya.

c.

Materi pelajarannya bersifat praktis-pragmatis dengan maksud dapat

segera dimanfaatkan.

d.

Masalah usia tidak begitu dipersoalkan, dan tidak mengenal kelas atau

jenjang secara ketat.

e.

Waktu dan tempat belajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi para

peserta didik serta lingkungannya.

f.

Tujuan pendidikan mengarah kepada diperolehnya lapangan kerja

bagi para peserta didik atau untuk meningkatkan pendapatannya.

Anak didik belajar (mengikuti pendidikan), baik di lingkungan

pendidikan informal (keluarga), formal (sekolah), maupun non formal

(masyarakat), adalah bagian dari proses sosialisasinya. Sebagaimana

69

Lembaga Sosial

pernah disinggung sebelumnya, sosialisasi adalah proses pengenalan dan

pentransferan nilai-nilai kebudayaan dari generasi tua kepada generasi

muda, atau dari mereka yang sudah dewasa atau matang mentalnya

kepada mereka yang belum dewasa atau belum matang mentalnya.

Sesuai norma-norma dalam pendidikan, maka nilai-nilai budaya itu

diajarkan atau disosialisasikan kepada anak didik atau seseorang yang

belum matang mentalnya, untuk selanjutnya diterapkannya dalam

kehidupan sehari-hari di masyarakat. Nilai-nilai tersebut misalnya, nilai

tentang kesusilaan, nilai tentang kejujuran, nilai tentang kesopanan, nilai

tentang kebersihan, nilai tentang kerjasama, dan lain-lain. Di samping itu,

melalui pendidikan anak-anak didik juga diajari beberapa nilai yang

berkaitan dengan pengetahuan seperti penguasaan ilmu dan teknologi,

serta beberapa ketrampilan khusus (tertentu). Dengan demikian, atas

penyerapan dan penguasaan beberapa nilai serta pengetahuan tersebut

maka anak didik atau seseorang yang belum dewasa (belum matang

mentalnya), akan tumbuh dan berkembang menuju ke arah kedewasaan

mental. Untuk kepentingan pembangunan, hal tersebut sangat positif,

sebab orang-orang semacam itulah yang akan menjadi pribadi-pribadi

tangguh, berkemauan tinggi untuk maju, serta menjadi warga masyarakat

yang baik karena jujur dan bertanggung jawab.

Sumber:

Dok. Penerbit

Gambar 3.4

Melalui pranata pendidikan yang dikembangkan baik di lingkungan sekolah,

keluarga, maupun masyarakat, peserta didik diharapkan dapat ditempa (digembleng) dan

diajari bersosialisasi sehingga akan tumbuh dan berkembang menjadi warga-warga

masyarakat yang baik.

70

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

5.

Lembaga Politik

Secara umum politik sering diartikan sebagai urusan pemerintahan

negara. Sedangkan pranata berarti sistem norma atau aturan-aturan yang

menyangkut aktivitas masyarakat yang bersifat khusus, seperti dalam

ekonomi, pendidikan, kesenian, agama, politik, dan lain-lain. Dengan

demikian, pranata politik dapat diartikan sebagai sistem norma atau

aturan-aturan yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat dalam hal

urusan pemerintahan negara.

P

emerintahan negara, sebagai bentuk (wujud) utama dari lembaga

yang melaksanakan pranata politik, memiliki sifat-sifat yang berbeda

dengan bentuk lembaga atau organisasi lainnya. Sifat-sifat lembaga

pemerintahan negara tersebut antara lain :

a.

Sifat memaksa, yakni bahwa setiap pemerintahan negara dapat

memaksakan kehendak dan kekuasaannya, baik melalui jalur hukum,

maupun jalur kekuasaan atau kekerasan.

b.

Sifat monopoli, yakni bahwa setiap pemerintahan negara menguasai

hal-hal tertentu demi tujuan negara tanpa saingan.

c.

Sifat totalitas, yakni bahwa semua hal tanpa kecuali mencakup

kewenangan pemerintahan negara, misalnya semua orang harus

membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua orang

berdasarkan hukum, dan sebagainya.

Di samping ketiga sifat dasar (pokok) tersebut, secara umum setiap

pemerintahan negara juga memiliki empat fungsi utama bagi setiap

rakyatnya, yakni :

a.

Fungsi pertahanan dan keamanan.

b.

Fungsi pengaturan dan ketertiban.

c.

Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran.

d.

Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban.

Negara merupakan wadah yang memungkinkan seseorang dapat

mengembangkan bakat dan potensinya. Negara dapat memungkinkan

rakyatnya maju berkembang serta menyelenggarakan daya cipta atau

kreativitasnya secara bebas, bahkan negara berhak memberi pembinaan

dan perlindungan. Oleh karena itu, sejauh manakah fungsi-fungsi

pemerintahan negara itu dapat terlaksana dengan baik sangat tergantung

pada partisipasi politik semua warga negaranya, di samping mobilisasi

sumber daya kekuatan negaranya.

71

Lembaga Sosial

Partisipasi politik adalah

kegiatan seseorang atau sekelom-

pok orang untuk ikut serta secara

aktif dalam kehidupan politik,

seperti memilih pimpinan negara

atau upaya-upaya memengaruhi

kebijakan pemerintah, termasuk

juga melaksanakan program-

program yang sudah menjadi keputusan politis bersama antara pemerintah

dan masyarakat. Berbicara masalah partisipasi warga negara dalam

kehidupan politik juga tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan budaya

politik di mana pemerintahan tersebut berlangsung. Budaya politik

merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih

khas. Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki

bersama oleh masyarakat. Namun setiap unsur masyarakat berbeda pula

budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya.

Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. O'G

Anderson

(1982),

kebudayaan politik Indonesia cenderung membagi secara tajam antara

kelompok elite dengan kelompok massanya. Konsep budaya politik terdiri

atas sikap, keyakinan, nilai-nilai, dan ketrampilan yang sedang berlaku pada

seluruh anggota masyarakat, termasuk pada kebiasaan yang hidup dalam

masyarakat.

Berdasarkan sikap, nilai-nilai, informasi, dan kecakapan politik yang

dimiliki oleh seseorang sebagaimana disebutkan di atas, maka orientasi-

orientasi warga negara terhadap kehidupan politik dan pemerintahannya

dapat dibagi menjadi tiga macam golongan.

Pertama

, budaya politik

partisipan, yakni jika orang atau warga negara tersebut melibatkan diri

dalam kegiatan politik, sekurang-kurangnya dalam pemberian suara

(voting) dan mencari informasi tentang kehidupan politik negara atau

pemerintahannya.

Kedua

, budaya politik subyek, yakni jika orang tersebut

hanya pasif saja kepatuhannya terhadap pemerintah dan Undang-Undang

Negara, misalnya dengan tidak ikut serta dalam pemilihan umum (Pemilu).

Ketiga

, budaya politik parokial, yakni golongan orang-orang yang sama

sekali tidak menyadari adanya pemerintahan dan politik.

Dengan demikian, agar fungsi dan program-program politik suatu

pemerintah dapat berjalan dengan baik, maka sangat diperlukan adanya

keterlibatan secara aktif dari setiap warga negaranya dalam kehidupan

politik atau pemerintahan negara. Menurut Myron Weiner, seperti dikutip

Syahrial S, dkk (2002 : 69) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

Dinamika Sosial

Menurut Almond dan Powel, budaya politik

merupakan dimensi psikologi dari sistem

politik, yang mana budaya politik

bersumber pada perilaku lahiriah dari

manusia yang bersumber pada penalaran-

penalaran yang sadar.

72

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

timbulnya gerakan ke arah partisipasi warga negara yang lebih luas dalam

proses politik, antara lain:

a.

Adanya modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang

menyebabkan masyarakat makin banyak terlibat dalam urusan

politik.

b.

Terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur kelas sosial.

c.

Semakin banyak munculnya kaum intelektual dan komunikasi massa

modern.

d.

Semakin meluasnya peranan pemerintah dalam urusan-urusan sosial,

ekonomi, dan kebudayaan. Dengan semakin meluasnya ruang

lingkup aktivitas pemerintah sering pula merangsang timbulnya

tuntutan-tuntutan yang terorganisasi akan kesempatan untuk ikut

serta dalam pembuatan keputusan politik.

Di samping keempat hal yang sudah disebutkan di atas, maka agar

sistem politik (pemerintahan) yang dianut oleh suatu negara (penguasa)

cepat dan bisa diterima oleh seluruh anggota masyarakat (warganegara),

sehingga partisipasi masyarakat juga ada, atau bahkan meningkat, maka

diperlukan adanya sosialisasi politik yang terus-menerus dari penguasa

(elite) kepada masyarakat (massa). Yang dimaksud sosialisasi politik adalah

proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat.

Jadi, dengan proses sosialisasi politik inilah diharapkan, para anggota

masyarakat dapat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan

politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses ini berlangsung

seumur hidup melalui pendidikan formal, nonformal, maupun informal,

di samping ada pula yang berlangsung secara tidak disengaja seperti

melalui kontak-kontak pergaulan ataupun pengalaman sehari-hari yang

diperoleh seseorang, baik dalam

kehidupan keluarga, maupun

masyarakat pada umumnya.

Adapun metode sosialisasinya

dapat berupa pendidikan politik

maupun indoktrinasi politik. Jika

melalui pendidikan politik maka

prosesnya melalui dialog sehingga

masyarakat mengenal nilai, norma,

dan simbol-simbol politik. Sedang-

kan jika indoktrinasi politik maka

prosesnya hanya sepihak, sebab

hanya dilakukan oleh penguasa

Dinamika Sosial

1. Pendidikan tinggi dapat mempengaruhi

partisipasi politik. Oleh karena itu,

banyak negara memperbarui kurikulum

sekolah terutama agar berpengaruh

terhadap proses sosialisasi politik kaum

mudanya

2. Menurut Robert Le Vine, sosialisasi

politik di negara-negara berkembang

cenderung mempunyai hubungan lebih

dekat pada sistem-sistem lokal,

kesukuan, etnis, dan regional daripada

dengan sistem-sistem politik nasional.

73

Lembaga Sosial

dengan cara memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk

menerima begitu saja nilai-nilai, norma, dan simbol-simbol yang dianggap

oleh pihak yang berkuasa adalah ideal dan baik.

Sosialisasi politik merupakan salah satu proses yang mana individu-

individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap

terhadap sistem politik masyarakatnya. Meskipun sosialisasi politik ini juga

belum menjamin terjadinya perubahan pada perilaku individu terhadap

partisipasi politiknya, namun upaya yang terus-menerus dari pemerintah

(negara) dalam mensosialisasikan sistem poitiknya diharapkan akan

memberi kontribusi yang nyata terhadap perilaku positif individu sebagai

warganegara. Selain hal tersebut, upaya-upaya yang sifatnya intern (dari

dalam) pemerintahan sendiri untuk selalu mengadakan koreksi diri atas

segala kelemahan maupun kelebihan-kelebihan dari sistem politik yang

telah dijalankannya adalah sesuatu yang sangat penting bagi upaya

menegakkan sebuah sistem politik.

Sumber:

Tempo, 29 Februari 2004

Gambar 3.5

Melalui proses sosialisasi politik yang terus-menerus, seseorang

diharapkan dapat mengenal dan memahami nilai-nilai serta norrna-norma yang

dikembangkan dalam lembaga politik negaranya. Melalui pranata politik itulah seseorang

dibina dan diarahkan sehingga akan tumbuh dan terbentuk pribadi-pribadi warganegara

yang baik.

74

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Analisis Sosial

“Mari tingkatkan etos kerja kalian!”

Coba kunjungilah salah satu lembaga sosial di daerah kalian lalu

carilah data-data berkaitan dengan fungsi dan peran lembaga sosial

tersebut!

1.

Coba kritisilah apakah lembaga tersebut berfungsi dengan baik!

2.

Analisislah apakah lembaga sosial tersebut mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat!

3.

Bandingkan dengan lembaga sosial lainnya yang sudah

berfungsi dan berperan dengan baik!

Rangkuman

1.

Lembaga sosial adalah suatu sistem norma atau aturan yang

menyangkut pencapaian suatu tujuan atau kegiatan yang oleh

masyarakat dipandang penting.

2.

Tipe lembaga sosial ada 5 yaitu lembaga keluarga, lembaga

ekonomi, lembaga agama, lembaga politik, dan lembaga

pendidikan.

3.

Peran dan fungsi lembaga sosial secara umum untuk mengatur

pemenuhan kebutuhan hidup dari setiap individu dalam

masyarakat.

75

Lembaga Sosial

Uji Kompetensi

A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda

silang (X) pada huruf a, b, c, d, atau e!

1.

Di bawah ini adalah peran dan fungsi lembaga ekonomi,

kecuali

....

a.

pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat

b.

pemenuhan ekonomi masyarakat

c.

sebagai tempat untuk mendapatkan skill

d.

sebagai penyalur barang produksi

e.

mengatur konsumsi masyarakat

2.

Aturan-aturan mengenai incest tubo, eksogami, dan endogami

terdapat dalam lembaga ....

a.

keluarga

b.

agama

c.

pendidikan

d.

ekonomi

e.

pemerintah

3.

Peran lembaga agama adalah mengatur kehidupan manusia

dalam memenuhi ....

a.

kebutuhan secara tertib dan teratur

b.

kebutuhan spiritual

c.

sikap tenggang rasa dan toleransi

d.

pengaturan dalam hidup bernegara

e.

kebutuhan hidup sehari-hari

4.

Salah satu contoh hak yang lahir dari status kita sebagai warga

negara Indonesia adalah ....

a.

mendapat pekerjaan bagi penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan

b.

menghargai hak asasi manusia dari orang lain

c.

menghargai kebebasan orang lain dalam memeluk agama

d.

menerima perlakuan menurut status sosial dan prestasi yang

diraih

e.

menjaga dan memelihara keamanan dan kedamaian

kehidupan berkeluarga

76

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

5.

Salah satu kewajiban yang lahir dari status sebagai warga negara

Indonesia adalah ....

a.

menghargai hak asasi manusia dari orang lain

b.

mendapat pekerjaan bagi penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan

c.

memeluk agama menurut keyakinan dan hati nurani

d.

memeroleh pengajaran dan pendidikan

e.

mendapat perlakuan sesuai dengan hak dan kewajibannya

6.

Fungsi lembaga sosial diantaranya adalah ....

a.

memenuhi kebutuhan manusia

b.

mengembangkan semangat kerja sama

c.

menjaga keutuhan hidup masyarakat

d.

membela dan mempertahankan negara

e.

menyatukan berbagai perbedaan

7.

Fungsi laten lembaga sosial berkaitan dengan ....

a.

sesuatu yang sangat diharapkan akan dipenuhi oleh suatu

lembaga sosial

b.

konsekuensi yang tidak diharapkan dari suatu lembaga sosial

c.

menyediakan model bagi terwujudnya keteraturan perilaku

manusia

d.

mengembangkan bakat perorangan demi kepuasan pribadi

e.

pengembangan keturunan dengan pembatasan yang

ditentukan

8.

Salah satu contoh dari fungsi laten lembaga pendidikan adalah

....

a.

mempersiapkan individu mencari nafkah

b.

pengurangan pengendalian orang tua

c.

hiduup membujang (jomblo)

d.

melaksanakan penertiban

e.

menanamkan keterampilan baru yang perlu

9.

Fungsi manifest adalah ....

a.

fungsi sampingan yang tidak direncanakan sebelumnya

b.

sesuatu yang tidak diharapkan karena merugikan manusia

c.

sesuatu yang diharapkan dari keberadaan lembaga sosial

d.

harapan seseorang yang dapat dipenuhi oleh orang lain

e.

fungsi celaan karena tidak sesuai dengan harapan masyarakat

77

Lembaga Sosial

10. Salah satu contoh dari fungsi manifest lembaga ekonomi adalah

....

a.

memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok

manusia

b.

mensosialisasikan anggota baru untuk dapat bermasyarakat

dengan baik

c.

menghilangkan ketakutan manusia dengan cara

menerangkan yang bersifat irrasional

d.

melaksanakan penertiban dan mengusahakan kesejahteraan

rakyat

e.

mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar dan

tepat!

1.

Bagaimanakah keterkaitan antara status, peran, hak dan

kewajiban? Jelaskan!

2.

Berdasarkan apakah lembaga sosial mengatur kehidupan

anggotanya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia itu

sendiri? Jelaskan!

3.

Apakah peran lembaga pemerintahan dalam kehidupan bersama

manusia? Jelaskan!

4.

Tuliskan fungsi lembaga sosial menurut Soekanto!

5.

Uraikan fungsi laten dan manifest dari lembaga keluarga!

78

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

Proyek

“Ayo kembangkan wawasan kontekstual kalian!”

1.

Buatlah kelompok kerja dengan jumlah 5 orang, kemudian

kalian mengamati dan mendatangi lembaga sosial yang ada

didaerah kalian terutama lembaga politik, misalnya partai,

pemerintahan kota maupun desa.

2.

Coba lakukan wawancara kepada perangkat lembaga tersebut

tentang tujuan, fungsi, peran, arah pergerakan lembaga sosial

tersebut!

3.

Dari data yang didapat, coba analisislah secara kritis apakah

ada suatu perubahan pada lembaga tersebut atau juga tentang

arah kemajuan tersebut maupun tentang pengayoman terhadap

masyarakat secara umum!

79

Latihan Soal-soal Semester Gasal

Latihan Soal-soal Semester Gasal

A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda

silang (X) pada huruf

a

,

b

,

c

,

d

, atau

e

!

1.

Perubahan sosial diartikan sebagai proses apabila

mendatangkan....

a.

kemajuan bagi masyarakat

b.

peningkatan komoditas ekspor

c.

pertumbuhan ekonomi rakyat

d.

pemerataan pendapatan nasional

e.

keuntungan bagi golongan

2.

Pengelolaan daerah yang menuntut berpisah dari pemerintah

pusat disebut gerakan....

a.

Ratu Adil

b.

nasionalis

c.

ekstrimis

d.

separatis

e.

sekularis

3.

Karyawan perusahaan yang melakukan demonstrasi pada

umumnya untuk menuntut....

a.

perbaikan keadaan

b.

kenaikan UMK

c.

hak berpendapat

d.

kebebasan politik

e.

pergantian politik

4.

Lembaga sosial yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan

hidup bermasyarakat adalah....

a.

lembaga keluarga

b.

lembaga ekonomi

c.

lembaga agama

d.

lembaga sekolah

e.

lembaga pemerintah

5.

Gereja, masjid dan pura termasuk dalam....

a.

lembaga sosial

b.

asosiatif

c.

institusi

d.

departemen

e.

pasar

80

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

6.

Fungsi dari lembaga keluarga adalah....

a.

pemenuhan kebutuhan

b.

pemenuhan skill

c.

memberi tindakan afektif

d.

melindungi individu

e.

membentuk karakter individu

7.

Mengapa lembaga pemerintahan di Indonesia masih belum

memberikan kontribusi kepada masyarakatnya.....

a.

sistem birokrasi yang tidak baik

b.

banyak KKN di tubuh pemerintah

c.

elite politik mementingkan diri sendiri

d.

tidak professional dari perangkatnya

e.

pemimpin yang tidak tegas

8.

Perubahan dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat

modern termasuk bentuk perubahan sosial dan kebudayaan

jenis....

a.

perubahan kecil

b.

perubahan besar

c.

revolusi

d.

perubahan yang dikehendaki

e.

perubahan yang tidak dikehendaki

9.

Perubahan sosial yang terjadi secara bertahap dengan waktu

relative lama disebut....

a.

revolusi

b.

evolusi

c.

perubahan konjuntur

d.

perubahan regres

e.

penemuan baru

10. Masyarakat desa yang gemar memiliki TV, kulkas, mobil dan

lain-lain tetapi sikap dan tingkah lakunya masih tradisional,

merupakan gambaran disintegrasi akibat perubahan sosial yang

berbentuk....

a.

anomie

b.

cultural lag

c.

mestizo culture

d.

cultural animocity

e.

disosiatif

81

Latihan Soal-soal Semester Gasal

11. Dibawah ini adalah bentuk-bentuk proses disintegrasi sebagai

akibat perubahan sosial dalam masyarakat,

kecuali

....

a.

aksi protes dan demonstrasi

b.

pergolakan daerah

c.

control sosial

d.

kenakalan remaja

e.

kriminalitas

12. Contoh sosial yang menandai terjadinya disintegrasi sosial sebagai

akibat perubahan sosial antara lain....

a.

sanksi berfungsi dengan efektif

b.

meningkatnya wibawa rakyat

c.

timbulnya kebersamaan dalam masyarakat

d.

solidaritas kelompok meningkat

e.

masyarakat kurang mematuhi norma yang berlaku

13. Pembangunan termasuk perubahan sosial yang bersifat....

a.

menyeluruh

b.

terarah dan terencana

c.

kenakalan remaja

d.

rendahnya minat baca

e.

menyesuaikan nilai dan norma

14. Salah satu proses disintegrasi sebagai perubahan sosial adalah aksi

protes, maksudnya....

a.

demonstrasi buruh

b.

tuntutan ketidakadilan di daerah

c.

minta perubahan hidup

d.

menentang kebijakan pemerintah

e.

memohon perlindungan

15. Industrialisasi, globalisasi, liberalisme dan modernisasi merupakan

contoh-contoh dari....

a.

perubahan kecil

b.

perubahan besar

c.

revolusi

d.

perubahan yang dikehendaki

e.

perubahan yang tidak dikehendaki

82

Sosiologi Kontekstual XII SMA/MA

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan

jelas!

1.

Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial?

2.

Sebutkan lima faktor pendorong perubahan sosial!

3.

Jelaskan pengertian adjustment!

4.

Jelaskan dampak perubahan sosial dari pembangunan di

Indonesia?

5.

Lembaga sosial yang menjadi pembentuk individu adalah

keluarga. Bagaimana proses pembentukannya?