Halaman
41
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
• Interaksi sebagai proses sosial.
• Sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian.
• Bentuk-bentuk interaksi sosial.
• Proses interaksi sosial.
42
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Perkembangan teknologi informasi bisa
dimaknai juga sebagai ancaman bagi kehidupan
sosial manusia. Kehadiran televisi di setiap rumah
yang dianggap menjadi pintu bagi masuknya arus
informasi ternyata bisa mengurangi terjadinya
proses interaksi sosial. Ruang-ruang publik yang
selama ini menjadi tempat bertemunya individu dari
berbagai latar belakang, semakin jarang ditemukan.
Dahulu, orang-orang tua biasa berkumpul di
berbagai forum tidak resmi yang ada di lingkungan-
nya. Orang desa misalnya, sering bertandang ke
tetangganya pada malam hari hanya untuk
berbincang-bincang santai hingga larut malam.
Selain di rumah tetangga, bisa pula dilakukan di
poskamling, tempat hajatan, dan lain-lain.
Fenomena sosial itu semakin sulit kita temui
saat ini. Dengan berbagai alasan, orang semakin
enggan untuk berinteraksi dalam pengertian
face
to face
dengan orang lain. Orang merasa lebih asyik
dengan berlama-lama di depan layar kaca yang ada
di rumahnya. Apalagi acara yang ditayangkan oleh
stasiun televisi itu dibuat secara serial atau
bersambung, yang memaksa penonton untuk selalu
mengikutinya. Selanjutnya, terjadi perubahan pola
interaksi, yaitu dari orang dengan orang beralih
kepada orang dengan kotak ajaib yang bernama
televisi.
Perubahan pola interaksi itu bukan tanpa ekses.
Proses pembentukan kepribadian anak yang semula
terjadi secara maksimal dalam keluarga melalui
peran kedua orang tua, beralih pada televisi. Anak
semakin menjadikan televisi sebagai teman setianya.
Kita menjadi paham dengan yang bakal terjadi, yaitu
kecerdasan sosial (
social skill
) anak semakin tumpul
seiring dengan semakin egois dan hedonisnya anak.
Ia menjadi memiliki keinginan yang kadang-kadang
berada di luar kemampuan kedua orang tuanya
karena terpengaruh iklan yang ada di televisi. Di
sinilah kepribadian anak mengalami permasalahan
yang pelik.
Benar bahwa fenomena di atas tidak sepenuh-
nya dialami oleh semua keluarga. Bisa jadi mereka
memang bisa berinteraksi dengan teknologi
informasi yang lain seperti telepon genggam dan
sejenisnya. Namun, tingkat perkembangan budaya
populer yang difasilitasi oleh media televisi, jelas
merupakan ancaman bagi proses interaksi,
sosialisasi, dan pembentukan kepribadian anak.
Inilah pekerjaan rumah terbesar yang dihadapi oleh
orang tua seiring dengan semakin majunya
perkembangan zaman.
Sumber:
Kompas,
4 Juni 2006
; Bunga Bangsa Indonesia
Gambar 2.1
Haruskah kemajuan teknologi menghilangkan kehidupan sosial kita?
• interaksi sosial
• proses sosial
• sosialisasi
• kepribadian
43
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Sejak diduga tinggal di bumi Indonesia pada zaman prasejarah, manusia
purba telah mengembangkan kehidupan sosial. Mulai tahap sederhana,
mereka telah mengembangkan pola-pola interaksi sosial. Seiring dengan
semakin majunya tingkat kebudayaan, pola interaksi yang dikembangkan
semakin kompleks pula. Hingga kini, interaksi merupakan kunci kehidupan
sosial manusia.
A. Interaksi Sosial Sebagai Proses Sosial
Pada pembelajaran sejarah kita bisa memahami cara manusia masa
praaksara
mengembangkan pola kehidupannya. Sepanjang waktu kehidupan
mereka berubah lebih maju dan kompleks. Seiring dengan meningkatnya
jumlah populasi, meningkat pula interaksi yang mereka lakukan.
Cobalah luangkan sedikit waktumu untuk keluar rumah dan
carilah tempat yang menurutmu terdapat banyak orang! Amatilah
sekilas sekeliling tempat itu! Apa yang dapat kamu temukan?
Setiap orang melakukan hubungan antara individu satu dengan
individu lainnya. Setiap individu mempunyai tujuan sendiri-sendiri
yang memaksa mereka melakukan hubungan dengan orang lain.
Peristiwa ini dinamakan interaksi. Interaksi adalah hubungan antara
dua individu atau lebih untuk mencapai tujuan. Misalnya Nina
berkonsultasi dengan guru BP atau Pak Guru menerangkan
pengertian interaksi kepada Lusy.
Ketika seseorang melakukan interaksi sosial, orang tersebut
melakukan proses sosial. Dengan begitu, Nina, guru BP, Pak Guru,
dan Lusy melakukan proses sosial. Saat berlangsungnya interaksi
sosial, berlangsung pula proses sosial. Keterkaitan antara keduanya
dapat kita pahami pada materi berikut ini.
1. Kaitan Interaksi Sosial dan Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan aktivitas-aktivitas yang tampak ketika antar-
individu ataupun kelompok-kelompok manusia melakukan hubungan satu
sama lain. Melalui hubungan-hubungan itu, manusia menyampaikan
maksud, tujuan, dan keinginan masing-masing. Oleh karena itu, interaksi
sosial menjadi kunci kehidupan masyarakat. Coba renungkan, jika setiap
individu tidak saling berinteraksi!
Menurut Gillin dan Gillin, interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan
antarorang, antarkelompok, maupun antarindividu dengan
kelompok manusia. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai
hubungan timbal balik. Hal ini karena dalam interaksi sosial terdapat
aksi dan reaksi dari individu yang berinteraksi. Interaksi sosial terjadi
apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan
reaksi dari individu-individu lain.
Dengan kata lain, interaksi sosial terjadi apabila dua orang atau
lebih saling berhadapan, bekerja sama, dan berbicara. Berdasarkan
gambar di samping, kita bisa mengetahui bahwa telah terjadi
interaksi sosial di antara mereka.
Tidak selamanya interaksi sosial berupa tindakan yang bersifat
kerja sama. Tindakan pertengkaran pun termasuk interaksi sosial.
Hal ini karena keduanya melakukan hubungan timbal balik
walaupun dalam bentuk pertikaian.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.3
Pembicaraan antara individu satu
dengan yang lain merupakan tanda awal
interaksi sosial.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.2
Setiap individu dalam masyarakat
melakukan hubungan dengan
sesamanya.
44
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Berbeda apabila seseorang bertemu dengan orang lain tanpa
melakukan hubungan. Peristiwa tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai interaksi sosial.
Amatilah gambar di samping! Apakah orang-orang itu
melakukan interaksi sosial? Peristiwa semacam ini bukanlah interaksi
sosial. Hal ini karena tiap-tiap orang tidak saling berhubungan.
Ketika seseorang bertemu dengan orang lain secara badaniah dan
tidak saling berhubungan, interaksi sosial tidak terjadi.
Menurut Soerjono Soekanto, walaupun orang-orang saling
bertemu tetapi tidak saling bicara atau tidak saling menukar tanda-
tanda, interaksi sosial dapat terjadi. Hal ini karena tiap-tiap pihak
sadar adanya pihak lain. Contoh minyak wangi yang dikenakan,
asap rokok yang diembuskan, suara bising di jalan, dan suara
langkah kaki.
Kondisi-kondisi tersebut mampu menimbulkan kesan di benak
seseorang. Hal ini mendorong seseorang melakukan tindakan
sebagai respons terhadap kesan tersebut. Peristiwa ini dapat
dikatakan sebagai interaksi sosial walaupun keduanya tidak
melakukan hubungan.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.4
Walaupun bertemu, tanpa adanya
komunikasi, interaksi tidak terjadi.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.5
Interaksi sosial melibatkan dua atau
lebih pelaku.
Tidak semua tindakan merupakan interaksi. Tindakan yang
bagaimanakah dapat dikatakan sebagai interaksi sosial? Suatu
tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi sosial jika memenuhi
syarat-syarat berikut.
a. Melibatkan lebih dari satu orang pelaku.
b. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-
simbol.
c. Adanya dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang sedang
berlangsung.
d. Adanya tujuan-tujuan tertentu.
Pada dasarnya, hakikat interaksi terletak pada kesadaran mengarahkan
tindakan kepada orang lain. Selain itu, interaksi sosial muncul karena adanya
orientasi timbal balik antara pihak-pihak yang bersangkutan tanpa
menghiraukan maksud perbuatannya, seperti cinta atau benci, kesetiaan
atau pengkhianatan, dan melukai atau menolong.
Dalam interaksi sosial terdapat hubungan antarindividu yang
menghasilkan reaksi timbal balik. Hubungan-hubungan tersebut melahirkan
suatu pola yang menarik. Hal inilah yang mendorong para sosiolog mengkaji
masalah ini. Menurut para sosiolog, pengetahuan mengenai cara-cara
berhubungan antaranggota masyarakat dapat membantu dalam memahami
masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan kajian tersebut, ditemukan adanya proses sosial di
masyarakat. Menurut Gillin dan Gillin (Sosiolog), proses sosial adalah cara-
cara berhubungan yang dapat dilihat apabila antarindividu dan kelompok-
kelompok manusia saling bertemu kemudian menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan tersebut.
Dengan begitu, hubungan-hubungan yang ada dalam kehidupan
manusia merupakan suatu proses sosial. Hal ini karena hubungan
antarindividu merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Aktivitas-
aktivitas sosial itulah yang menjadi dasar terbentuknya proses sosial. Jika
kita mengkaji peristiwa di atas, terlihat adanya aktivitas-aktivitas orang yang
diwujudkan dalam hubungan antarmereka. Dapat disimpulkan bahwa
peristiwa atau interaksi sosial di atas merupakan suatu proses sosial.
45
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
2. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Keselarasan Sosial
Apa yang dapat kamu pahami dari peristiwa di samping? Dalam
sosiologi peristiwa ini dinamakan interaksi sosial. Dokter melakukan
hubungan timbal balik dengan seorang nenek, begitu sebaliknya.
Mereka berdua melakukan tindakan sosial yang saling mem-
pengaruhi.
Pada interaksi sosial terjalin hubungan erat yang akan
menciptakan keselarasan sosial. Oleh karena itu, interaksi sosial
berpengaruh besar terhadap terbentuknya keselarasan sosial
masyarakat yang bersangkutan. Melalui interaksi sosial, manusia
saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan
gotong royong. Sikap-sikap tersebut mampu menciptakan
keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang
mendorong munculnya keselarasan sosial.
Keteraturan sosial merupakan suatu kondisi yang sendi-sendi kehidupan
bermasyarakatnya berjalan tertib dan teratur sehingga tujuan kehidupan
bermasyarakat dapat tercapai. Ciri-ciri terbentuknya ketertiban sosial sebagai
berikut.
a. Terdapat suatu sistem nilai dan norma yang berlaku.
b. Individu atau kelompok memahami dan mengetahui nilai dan norma
yang berlaku.
c. Individu atau kelompok menaati nilai dan norma dengan sebaik-baiknya.
Social order
terbentuk apabila aturan-aturan sosial yang berlaku
dipatuhi oleh masyarakat.
Social order
adalah kondisi keteraturan
sosial yang tetap dan berlangsung secara terus-menerus. Sebaliknya,
jika seseorang bertindak dan bertingkah laku tidak sesuai dengan
aturan-aturan sosial akan menciptakan kondisi yang tidak selaras.
Contohnya pertikaian atau perkelahian antardua sekolah. Peristiwa
ini umumnya disebabkan satu pihak merasa nama sekolahnya
direndahkan sehingga perkelahian di antara dua sekolah tidak
terelakkan.
Tindakan sosial yang mereka lakukan membentuk suatu
hubungan timbal balik. Proses hubungan timbal balik ini dalam
sosiologi dinamakan interaksi sosial. Dengan begitu, tidak selamanya
interaksi sosial membentuk keselarasan, tetapi berpengaruh ter-
hadap terbentuknya keselarasan sosial.
Interaksi sosial juga merupakan proses sosial.
Terdapat banyak proses sosial yang terjadi di
masyarakat. Hal ini karena setiap manusia melakukan
interaksi yang dapat membentuk proses sosial.
Terlebih di lingkungan negara kita. Proses sosial yang
terjadi melibatkan berbagai kalangan dan lapisan
masyarakat.
Sumber:
www.pkpu.or.id
Gambar 2.6
Di antara individu melakukan tindakan
yang saling memengaruhi.
Sumber:
Tempo
Gambar 2.7
Pertikaian atau bentrokan merupakan
interaksi sosial.
Cobalah temukan satu di antara sekian banyak
proses sosial yang terjadi di Indonesia. Carilah satu
artikel atau peristiwa yang menunjukkan proses
sosial. Tempelkan peristiwa beserta artikelnya dalam
selembar kertas. Tulislah alasanmu menganggap
peristiwa tersebut sebagai proses sosial. Jelaskan
pemahamanmu tentang hubungan antara interaksi
sosial dengan proses sosial!
46
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
a. individu dan individu
b. kelompok dan kelompok
c. kelompok dan individu
d. individu dan dirinya sendiri
4.
Seorang karyawan menghibur tamu yang datang
ke perusahaan tempat ia bekerja. Aktivitas
karyawan tersebut bisa dikatakan melakukan
interaksi sosial karena . . . .
a. para tamu itu membutuhkan hiburan
b. tamu adalah orang yang harus dihormati
c. kunjungan tamu ke perusahaan adalah hal
yang istimewa
d. lagu yang dilantunkan penyanyi mendapat
respons dari tamu
5.
Hubungan yang dilakukan antara Adam dengan
adiknya di atas bisa disebut sebagai proses sosial
karena . . . .
a. mereka berdua merupakan kakak beradik
dalam satu keluarga
b. di antara mereka terjalin rasa kasih sayang
dan mencintai
c. adiknya memang suka mengganggu aktivitas
Adam
d. orang yang bisa menemani adiknya hanya
Adam
6. Adam tengah membaca buku seorang diri di
kamarnya. Aktivitas yang dilakukan Adam tidak
memenuhi syarat untuk disebut sebagai interaksi
sosial. Syarat terjadinya interaksi sosial sebagai
berikut,
kecuali
. . . .
a. ada dimensi waktu
b. ada tujuan tertentu
c. komunikasi antarpelaku
d. melibatkan satu orang
A.
Pilihlah jawaban yang tepat!
1.
Gambar di atas bisa dikatakan contoh interaksi
sosial karena . . . .
a. polisi adalah aparat keamanan yang harus
dipatuhi
b. terjadi pelanggaran lalu lintas akibat
kesalahan pengemudi truk
c. terjadi hubungan timbal balik antara polisi
dan pengendara motor
d. polisi adalah makhluk sosial yang men-
duduki posisi penting dalam masyarakat
2.
Aktivitas para pelajar yang menjadi patroli
keamanan sekolah (PKS) di atas tidak bisa
dikatakan sebagai contoh interaksi sosial karena
. . . .
a. mereka belum cukup usia untuk menjadi
polisi
b. di antara mereka tidak terjalin komunikasi
c. aktivitas mereka mengganggu belajar
d. mereka bukan bagian dari masyarakat
3.
Aktivitas pada gambar di atas bisa dikatakan
sebagai contoh interaksi sosial yaitu antara . . . .
47
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
7.
Kegiatan yang dilakukan oleh kedua orang di atas
dikategorikan sebagai interaksi sosial karena
. . . .
a. terjadi aksi timbal balik di antara kedua
pemain silat tersebut
b. seni pencak silat perlu dipelajari sebagai
benteng diri
c. mereka bisa menjadi atlet pencak silat
tingkat nasional
d. keduanya memanfaatkan waktu muda
dengan baik
8.
Penampilan dua orang penyanyi di hadapan
peserta pelatihan pada gambar di atas bisa
disebut sebagai contoh interaksi sosial antara
. . . .
a. individu dengan individu
b. individu dengan kelompok
c. kelompok dengan kelompok
d. kelompok dengan pribadi
9. Sebuah kondisi bisa dikatakan tertib secara sosial
apabila dipenuhinya faktor berikut ini,
kecuali
. . . .
a. adanya ketaatan pada norma sosial
b. individu dan kelompok memahami aturan
sosial
c. tiap-tiap individu memaksakan tujuannya
sendiri
d. adanya kepatuhan terhadap undang-undang
secara kolektif
10.
Interaksi sosial yang dilakukan Adam dan ibunya
bisa menciptakan keselarasan sosial karena . . . .
a. itulah tugas seorang ibu
b. keduanya bisa saling menyayangi dan
menghormati
c. contoh hubungan yang seharusnya terjadi
antara ibu dan anak
d. semakin sulit ditemukan dalam keluarga
pada zaman modern
B.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian interaksi sosial!
2. Apa kaitan interaksi sosial dengan proses sosial?
Jelaskan!
3. Sebutkan syarat-syarat interaksi sosial!
4. Jelaskan perbedaan pendapat Soerjono Soekanto
dan Gillin dan Gillin tentang interaksi sosial!
5. Apa pengaruh interaksi sosial terhadap ke-
selarasan sosial? Jelaskan!
B. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi merupakan proses pembelajaran seorang individu terhadap
nilai dan norma yang ada di masyarakat dengan tujuan agar menjadi bagian
dari masyarakat. Melalui sosialisasi, seorang individu menerima kebiasaan,
nilai, norma, peran, perilaku, dan semua aturan yang berlaku di masyarakat.
1. Pengertian Sosialisasi
Pada hakikatnya proses sosialisasi merupakan hasil dari interaksi
antarmanusia. Selama manusia masih berinteraksi, proses sosialisasi pun
masih berlangsung.
48
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Proses sosialisasi dilakukan setiap orang sejak lahir di muka bumi sampai
meninggal. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi.
Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang
sesuatu, dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya
waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya
belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal lingkungan sekitar.
Berdasarkan tahapannya, proses sosialisasi seseorang dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun.
P
ada usia ini seorang anak mengenal lingkungan terdekatnya, yaitu
keluarga. Anak mulai mengenal ayah, ibu, kakak, paman, bibi, nenek,
dan kakek. Melalui sosialisasi primer anak belajar tolong-menolong,
toleransi, rela berkorban, taat beribadah, jujur, dan menyayangi anggota
keluarga.
Proses sosialisasi primer mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan kepribadian seorang anak. Hal ini karena anak akan
menerapkan hasil belajarnya dalam keluarga ke dalam pergaulan di
masyarakat. Proses sosialisasi primer merupakan dasar seseorang
melakukan sosialisasi sekunder.
b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung.
P
ada sosialisasi sekunder seseorang belajar memahami lingkungan di
luar keluarganya. Pada proses sosialisasi itu masyarakat atau orang lain
mempunyai peranan penting. Sosialisasi sekunder diterima melalui
pendidikan di sekolah dan pengalaman hidup. Ketika seseorang belajar
menghormati guru, menyayangi sahabat, menghargai tetangga, pada
saat itulah sosialisasi sekunder sedang berlangsung.
Hal ini menunjukkan setiap individu melakukan proses sosialisasi tanpa
terkecuali. Setiap individu melakukan sosialisasi karena individu tersebut
berupaya menjadi bagian dari suatu masyarakat. Melalui sosialisasi, individu
mengenal dan memahami kebiasaan, perilaku, adat istiadat, dan peraturan
lain yang berlaku di masyarakat. Secara umum, terdapat dua pola sosialisasi
yang berkembang di masyarakat, yaitu sosialisasi represif dan partisipatif.
Pendapat beberapa ahli sosial mengenai
pengertian proses sosialisasi.
a. Krathwohl
Proses sosialisasi adalah proses yang meng-
usahakan seseorang menjadi peka terhadap
rangsangan masyarakatnya dan menyesuaikan
diri serta berperilaku seperti orang lain dalam
masyarakatnya atau kebudayaannya.
b. Laurence
Proses sosialisasi adalah proses pendidikan atau
latihan seseorang yang belum berpengalaman
dalam suatu kebudayaan dan berusaha menguasai
kebudayaan sebagai aspek perilakunya.
c. Guire
Proses sosialisasi adalah proses penyajian
kemungkinan-kemungkinan perilaku perorangan
dengan sanksi positif atau negatif yang
menyebabkan penerimaan atau penolakan oleh
orang lain.
d. Lawang, Robert M.Z.
Proses sosialisasi adalah proses mempelajari
norma, nilai, peran, dan semua persyaratan
lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan
berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan
sosial.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.8
Sosialisasi primer terjadi
pada anak yang berusia di
bawah lima tahun.
49
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
a. Sosialisasi Represif
Sosialisasi represif ditandai adanya pemberian hukuman berat
terhadap seseorang yang melanggar norma. Akan tetapi, tidak selalu
dengan menggunakan kekerasan fisik, seperti memukul atau menampar
.
Tujuan dari sosialisasi represif menuntut adanya kepatuhan terhadap
suatu norma yang ada.
b. Sosialisasi Partisipatif
Berbeda dengan sosialisasi represif, sosialisasi partisipatif berusaha
menanamkan kebiasaan, adat istiadat, dan aturan-aturan tanpa
melakukan paksaan. Misalnya seorang ayah yang memberikan pujian
kepada anaknya setelah melakukan perbuatan baik atau seorang ibu
yang memberikan nasihat kepada anaknya dengan penuh kelembutan.
P
ada proses ini tidak ditemukan adanya paksaan maupun kekerasan
fisik. Proses sosialisasi partisipatif lebih menekankan pada terbentuknya
kesadaran individu terhadap norma-norma yang berlaku.
Proses sosialisasi yang berlangsung di masyarakat umumnya melalui
media tertentu. Beberapa media sosialisasi sebagai berikut.
a. Keluarga
Keluarga adalah agen sosialisasi karena mengajarkan berbagai nilai
dan norma sosial kepada anak. Sikap sopan seorang anak dalam
bertingkah laku merupakan salah satu wujud keberhasilan keluarga
sebagai media penyaluran nilai dan norma. K
esopanan dan keramahan
dapat membuat suasana lebih menyenangkan.
b. Teman Sepermainan
Melalui teman sepermainan, anak belajar hidup dan
bersosialisasi. Anak belajar berbagai hal yang diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, teman sepermainan
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi
seseorang
. Tidak menutup kemungkinan, teman sepermainan
membawa dampak negatif bagi perkembangan diri individu.
Hal ini karena proses sosialisasi melalui teman sepermainan
berjalan tanpa pengawasan dari orang tua atau guru. Contoh
seorang anak yang menjadi suka bicara kotor dan kurang sopan
karena terpengaruh oleh teman-teman sepermainannya.
Sosialisasi di lingkungan sepermainan yang baik mampu
membentuk kepribadian yang baik pula, begitu pun sebaliknya.
c. Sekolah
Nilai dan norma sosial dapat pula dipelajari melalui sekolah tempat
seseorang belajar
. Melalui sekolah seorang anak mendapatkan ilmu
pengetahuan yang dapat menentukan profesinya pada masa depan.
Oleh karena itu, sekolah menjadi salah satu media terpenting dalam
proses sosialisasi.
d. Media Massa
Sosialisasi dapat berlangsung melalui media massa, seperti televisi,
surat kabar
, majalah, dan tabloid. Media massa mampu menyajikan
model perilaku yang dapat ditiru oleh individu untuk membangun jati
dirinya. Selain itu, media massa mampu memengaruhi pola perilaku
masyarakat. Di sinilah peran media massa sebagai media sosialisasi.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.10
Sosialisasi melalui teman sepermainan
mempunyai pengaruh yang besar
dalam diri individu.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.9
Pemberian hadiah kepada
anak yang berprestasi
merupakan wujud sosialisasi
partisipatif.
50
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
Ada lima faktor utama yang mempengaruhi sosialisasi seseorang. Faktor-
faktor tersebut antara lain sifat dasar, lingkungan prenatal, perbedaan
perorangan, lingkungan, serta motivasi.
a. Sifat Dasar
Sifat dasar seseorang meliputi karakter, watak, serta sifat emosional.
Sifat dasar merupakan warisan dari ayah dan ibu yang diturunkan melalui
gen. Gen telah ada sejak anak masih berupa embrio yang di dalamnya
mewarisi sifat-
sifat sang ayah dan ibu.
b. Lingkungan Prenatal
Embrio berada dalam rahim ibu untuk beberapa waktu. Lingkungan
inilah yang disebut lingkungan prenatal. P
ada masa ini sang ibu berusaha
memberi pengaruh-pengaruh yang baik kepada bayinya. Misalnya
mengkonsumsi susu ibu hamil yang bertujuan menambah gizi bayi atau
senantiasa mendengarkan musik klasik guna merangsang kecerdasan
otak bayi. Tidak menutup kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh
tidak langsung yang berasal dari sang ibu, seperti penyakit ibu yang
dapat mempengaruhi kondisi sang bayi, gangguan endoktrin, penyakit
bawaan atau
shock
pada saat kelahiran.
c. Perbedaan Perorangan
Setelah lahir, seorang anak akan tumbuh dewasa dengan
karakteristiknya sendiri-
sendiri. Setiap anak mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda, seperti ciri fisik (bentuk badan, warna kulit, warna
mata, dan bentuk rambut), ciri-ciri normal, emosional, personal, dan
sosial. Perbedaan perorangan ini mampu mempengaruhi sosialisasi
seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah kondisi sekitar individu baik
lingkungan alam, kebudayaan, dan masyarakat yang dapat mem-
pengaruhi proses sosialisasi. K
ondisi lingkungan sekitar tidak
menentukan, tetapi mampu mempengaruhi dan membatasi proses
sosialisasi seseorang.
e. Motivasi
Dalam menjalani kehidupan, setiap individu mempunyai motivasi-
motivasi untuk menjadikan hidupnya lebih berarti. Motivasi merupakan
kekuatan dalam diri seseorang yang menggerakkan seseorang untuk
berbuat sesuatu. Motivasi yang dimiliki seseorang mampu mem-
pengaruhi seseorang tersebut dalam bersosialisasi. Orang yang
mempunyai motivasi besar dalam bersosialisasi tentu berbeda apabila
dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai motivasi.
3. Fungsi Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
Berdasarkan pembelajaran di depan, dapat diketahui betapa pentingnya
interaksi dan sosialisasi bagi seorang individu. Dengan sosialisasi, individu
dapat menjalin hubungan sosial secara harmonis. Selain itu, sosialisasi sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
a. Faktor Pembentuk Kepribadian
Antara individu satu dengan individu lain memiliki kepribadian
yang berbeda dan khas. P
erbedaan ini dapat kamu lihat pada tiap-tiap
individu di sekitarmu. Walaupun ada beberapa kepribadian yang tampak
sama, tetapi secara keseluruhan mereka berbeda.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.11
Cukup buah pada masa
kehamilan sangat baik bagi
gizi si bayi.
51
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Perbedaan kepribadian terjadi karena pengaruh beberapa faktor
sebagai berikut.
1) Warisan Biologis
Warisan biologis biasanya berupa bawaan dari ayah, ibu,
nenek, dan kakek. P
engaruh ini tampak pada inteligensi dan
kematangan fisik, seperti ciri-ciri fisik, tingkat IQ, bakat seseorang,
dan sifat-sifat khas yang diturunkan oleh orang tua. Akan tetapi,
warisan biologis mempunyai potensi untuk berkembang apabila
dipengaruhi oleh pengalaman sosialnya.
2) Lingkungan Alam
Perbedaan kepribadian dapat pula disebabkan faktor
lingkungan alam. P
erbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam
menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.
Oleh karena itu, kepribadian orang yang hidup di daerah kutub
berbeda dengan kepribadian orang yang tinggal di daerah tropis
atau kepribadian penduduk yang tinggal di daerah pantai tentu
berbeda dengan kepribadian penduduk yang tinggal di daerah
pegunungan. Kepribadian orang Indonesia tentu berbeda dengan
kepribadian orang Amerika.
3) Lingkungan Sosial
Kelompok tempat ia bergabung pun dapat mempengaruhi
kepribadian seseorang
, seperti lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat luas. Hal ini
karena setiap kelompok mempunyai nilai dan norma yang
disosialisasikan oleh anggotanya. Oleh karena itu, sebagian besar
kepribadian seseorang dipengaruhi oleh lingkungan tersebut.
Misalnya kepribadian seorang tukang becak tentu berbeda dengan
kepribadian seorang guru atau kepribadian anak rumahan berbeda
dengan kepribadian anak jalanan.
Orang Tua dan Pembentukan Kepribadian
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.12
Peristiwa di atas salah satu
contoh pengembangan po-
tensi warisan biologis anak.
Kepribadian dipahami sebagai himpunan dan
ciri-ciri jasmani dan rohani atau kejiwaan yang relatif
tetap yang membedakan seseorang dengan orang
lain pada sisi dan kondisi yang berbeda-beda.
Keluarga merupakan bagian dari sebuah
masyarakat. Pengaruh keluarga dalam pendidikan
anak sangat besar dalam berbagai macam sisi.
Keluarga berpengaruh besar terhadap pembentukan
kepribadian anak. Kepribadian anak tergantung pada
pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta
lingkungannya.
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi
pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan,
pemikiran, dan perilaku ayah dan ibu dengan
sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam
terhadap pemikiran dan perilaku anak.
Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana
dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan,
dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan
ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan
anaknya. Khususnya ibu yang harus memfokuskan
diri dalam menjaga akhlak, jasmani, dan kejiwaannya
pada masa prakehamilan sampai masa k
ehamilan
dengan har
apan Allah memberikan kepadanya anak
yang sehat dan saleh.
Peran kedua orang tua dalam mewujudkan
kepribadian anak antara lain sebagai berikut.
1. Orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-
anaknya.
2. Orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan
rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-
anak.
3. Saling menghormati antara kedua orang tua dan
anak-anak.
4. Mewujudkan kepercayaan.
5. Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga
(kedua orang tua dan anak).
Sumber:
salehlapadi.wordpress.com
52
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
b. Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian terus berlangsung dalam diri seseorang,
lahir sampai dewasa. P
erkembangan kepribadian seseorang dapat
berlangsung melalui beberapa tahap atau fase.
1) Tahap Pertama
Pada tahap ini anak belajar bersikap yang akan menjadi sikap
permanen di kemudian hari, seperti belajar memanggil ibu kepada
ibunya dan ayah kepada ayahnya atau menggunakan tangan kanan
dalam melakukan sesuatu, dan berkata-kata baik. P
ada tahap ini
lingkungan keluarga mempunyai peranan penting dalam
pembentukan kepribadian.
2) Tahap Kedua
Tahap kedua terjadi pada anak yang beranjak dewasa. Setelah
anak dewasa, lingkungan pergaulannya pun bertambah luas. Anak
akan memasuki lingkungan sosial yang baru. Melalui lingkungan
ini anak mulai mengenal tetangga, teman sekelas, bapak/ibu guru,
dan teman-teman sebaya. Lingkungan ini sangat berpengaruh ter
-
hadap kepribadian anak. Pada tahap ini anak mulai merasakan
dorongan-dorongan, naluri, getaran hati, perangai, bakat, dan
inteligensi.
3) Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga seseorang sudah mempunyai kedewasaan
dalam bersikap. P
ada fase ini perilaku-perilaku seseorang sudah
semakin stabil. Hal ini dapat kita lihat pada diri ayah, ibu, nenek,
kakek, paman, dan bibi.
Proses perkembangan kepribadian seseorang berlangsung terus-
menerus. Proses ini terjadi seiring dengan berlangsungnya sosialisasi
dalam diri orang tersebut. Hal ini karena nilai dan norma yang diterima
melalui proses sosialisasi mendorong individu untuk menyesuaikan diri
dan mematuhinya sehingga membentuk kepribadian seseorang.
c. Sosialisasi sebagai Pembentuk Kepribadian
Kepribadian seseorang dapat dilihat melalui lingkungan
sosialisasinya. Misalnya seorang anak yang bertempat tinggal dekat
dengan pangkalan ojek. Setiap hari ia selalu bertemu dan bersosialisasi
dengan tukang ojek. Setiap kali dia lewat, ia melihat para tukang ojek
berkumpul dan berjudi. Lambat laun ia pun akan melakukannya.
Menurutnya, berjudi merupakan hal yang biasa. Berbeda dengan anak
yang selalu bergaul dengan buku-buku bacaan. Anak tersebut cenderung
menjadi anak yang tertutup dan kurang bergaul. Hal ini karena
kurangnya interaksi dengan orang lain.
Berdasarkan kasus
-kasus di atas dapat dilihat bahwa sosialisasi
mampu membentuk kepribadian seseorang. Melalui proses sosialisasi,
individu memperoleh nilai dan norma yang akan menjadi pedoman
untuk bertingkah laku sehingga terbentuklah kepribadian seseorang.
Dengan kata lain, proses pembentukan kepribadian dimulai dari proses
sosialisasi baik di lingkungan keluarga, lingkungan teman sepermainan,
lingkungan sosial, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat luas.
Agar lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.13
Setelah dewasa, anak akan
belajar bergaul di lingkungan
sekitar.
53
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Bagan Pembentukan Kepribadian Melalui Sosialisasi
Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
seseorang terbentuk dari warisan biologis yang dipengaruhi oleh
lingkungan (lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan
pergaulan, lingkungan masyarakat luas, dan media massa) melalui proses
sosialisasi.
Prof. Dr. Ka
njeng P
angeran Haryo Selo
Soemardjan lebih dik
enal dengan nama Selo
Soemardjan. Bapak Sosiologi Indonesia ini dilahirkan
di Yogyakarta, 23 Mei 1915. Beliau meninggal dunia
di Jakarta pada tanggal 11 Juni 2003 akibat komplikasi
jantung dan stroke.
Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai
pegawai kesultanan/pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta
Raya, dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet
Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara
merangkap Sekretaris Umum B
adan Pemeriksaan
Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden
Republik
Indonesia Sultan Hamengku Buwono IX (1973–1978),
Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat
(1978–1983), Staf Ahli Presiden H.M. Soeharto.
Setelah selesai meraih gelar doktornya di Cornell
University, Amerika Serikat, beliau mengajar sosiologi
di Universitas Indonesia (UI). Dialah pendiri sekaligus
dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan (yang sekarang lebih dikenal dengan
FISIP) UI. Pada tanggal 17 Agustus 1994 beliau
menerima gelar Ilmuwan Utama Sosiologi. Pendiri
FISIP UI ini memperoleh gelar profesor dari Fakultas
Ekonomi UI dan sampai akhir hayatnya justru
mengajar di Fakultas Hukum UI.
Selo Soemardjan dibesarkan di lingkungan abdi
dalem Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat. Nama
Selo, beliau peroleh setelah menjadi camat di
Kabupaten Kulonprogo. Saat menjadi camat beliau
merasa mengawali kariernya sebagai seorang
sosiolog. Pengalamannya sebagai camat membuat
Selo menjadi peneliti yang mampu menyodorkan
alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial yang
tepat. Beliau menggali ilmu langsung dari kehidupan
masyarakat untuk dimanfaatkan guna kesejahteraan
bersama. Selain itu, sebagai dosen Selo mampu
mendorong mahasiswanya berpikir realistis dan
mengerti serta menghayati yang diajarkannya. Beliau
adalah ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu
pengetahuan.
Sebagai ilmuwan,
begitu banyak karya
yang sudah dihasilkan,
seperti
Social Changes
in Yogyakarta
(1962)
dan
Gerakan 10 Mei
1963 di Sukabumi
(1963). Penelitian ter-
akhir Selo ber
judul
Desentralisasi
Pemerintahan
. Terakhir
beliau menerima
Anugerah Hamengku
Buwono IX dari
Univer-
sitas Gadjah Mada
(UGM) pada puncak
peringatan
Dies Natalis
ke-52 UGM pada
tanggal 19 Januari
2002.
Sumber:
www.tokohindonesia.com
Gambar 2.14
Prof. Dr. K.P.H.
Selo Soemardjan
!!
,
'
,
,
- .
/ ! !
- .
54
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Selama kita menjalani hidup, kita senantiasa
mengalami proses sosialisasi. Dari proses itu banyak
yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadi-
an kita. Sejak dari lingkungan keluarga, sekolah,
lingkungan pergaulan, dan masyarakat sekitar, kita
senantiasa memperoleh pengayaan beragam nilai dan
norma. Coba tulislah beberapa nilai dan norma serta
kebiasaan dan kebudayaan yang kamu peroleh dari
bermacam-macam lingkungan sosial tersebut. Agar
lebih mudah kamu bisa membuat seperti contoh tabel
berikut ini.
No. Lingkungan
Nilai yang Diperoleh
1.
Rumah
a. . . . .
b. . . . .
c. . . . .
d. . . . .
e. . . . .
2.
Sekolah
a. . . . .
b. . . . .
c. . . . .
d. . . . .
e. . . . .
3.
Masyarakat
a. . . . .
b. . . . .
c. . . . .
d. . . . .
e. . . . .
A.
Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Proses mempelajari norma dan nilai peran yang
diperlukan untuk memungkinkan dalam ke-
hidupan sosial merupakan pengertian sosialisasi
menurut
. . . .
a. Krathwohl
b. Laurence
c. Guire
d. Robert M.Z. Lawang
2. Hubungan antara sosialisasi primer
dengan
sosialisasi sekunder adalah . . . .
a. sosialisasi primer merupakan bagian dari
sosialisasi sekunder
b. sosialisasi sekunder merupakan bagian dari
sosialisasi primer
c. sosialisasi primer merupakan dasar sosialisasi
sekunder
d. sosialisasi sekunder merupakan dasar dari
sosialisasi primer
3. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Mulai belajar mengambil peranan orang-
orang di sekitarnya.
2) Meniru cara makan, berbicara, berjalan, dan
berpakaian.
3) Mempelajari peranan tokoh masyarakat
setempat.
4) Mampu meniru tingkah laku orang yang
dikagumi.
Berdasarkan contoh sosialisasi di atas, yang
termasuk sosialisasi primer adalah nomor . . . .
a. 1) dan 2)
c. 2) dan 4)
b. 1) dan 4)
d. 3) dan 4)
4. Pada sosialisasi primer, anak dikenalkan namanya
sendiri. Hal ini bertujuan agar anak mampu
untuk . . . .
a. menentukan hak dan kewajiban dalam
keluarga
b. menempatkan diri dalam keluarga dan
masyarakat
c. membedakan dirinya dengan orang lain
d. menempatkan diri dalam garis kekerabatan
55
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
5. Pemberian hadiah karena perilaku baik pada diri
anak yang dilakukan orang tua merupakan
tindakan dari pola sosialisasi . . . .
a. partisipatif
c. persuasif
b. preventif
d. represif
6. Di antara media sosialisasi yang paling kuat
peranannya dalam pembentukan kepribadian
seseorang adalah . . . .
a. teman sepermainan
b. sekolah
c. keluarga
d. media massa
7. Seorang calon ibu selalu mengajak komunikasi
bayinya walaupun masih dalam kandungan.
Tindakan ini merupakan salah satu contoh
pemberian pengaruh . . . dalam sosialisasi.
a. sifat dasar
b. lingkungan alam
c. lingkungan prenatal
d. lingkungan sosial
8.
Ketika masih duduk di bangku sekolah, Dicky
selalu bermain-main dengan teman-temannya.
Bahkan, seluruh waktunya dihabiskan dengan
bermain. Bermain layang-layang di lapangan,
mencari katak di sawah, memancing di sungai,
bermain karambol, menjadi kegiatan menyenang-
kan bagi Dicky. Namun, seiring Dicky menjadi
seorang mahasiswa, Dicky enggan melakukan
kegiatan tersebut. Menurutnya, melakukan
kegiatan tersebut hanyalah membuang waktu
percuma.
Perubahan kepribadian Dicky cenderung
disebabkan oleh pengaruh . . . .
a. warisan biologis
c. lingkungan sosial
b. lingkungan alam
d. kematangan fisik
9. Warisan biologis yang mempengaruhi kepribadi-
an adalah . . . .
a. tingkah laku dan jenis kelamin
b. kemauan dan ukuran tubuh
c. potensi pikir dan kemampuan tubuh
d. jenis kelamin dan ukuran tubuh
10. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Merupakan tempat sosialisasi paling dini.
2) Menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan.
3) Merupakan sarana transmisi ilmu dan
teknologi.
4) Sebagai wadah aktualisasi diri di luar.
Dari pernyataan di atas, yang termasuk peran
sosialisasi primer dan sekunder adalah . . . .
a. 1), 2) dan 3), 4)
c. 1), 4) dan 2), 3)
b. 1), 3) dan 2), 4)
d. 2), 3) dan 1), 4)
B.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian sosialisasi!
2. Sebutkan macam-macam proses sosialisasi!
3. Berilah tiga dampak positif dan negatif televisi
sebagai media sosialisasi!
4. Jelaskan fase-fase perkembangan kepribadian
seseorang dalam sosialisasi!
5. Jelaskan sosialisasi mampu membentuk ke-
pribadian seseorang!
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.15
Proses belajar mengajar di kelas,
wujud interaksi antara individu dengan
kelompok.
C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Hubungan-hubungan yang terjadi bisa berupa hubungan antara individu
dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok
dengan kelompok. Dalam sosiologi, cara berhubungan di antara satu orang
dengan orang lain disebut interaksi sosial.
Terdapat tiga bentuk interaksi sosial, yaitu interaksi sosial
antarindividu, antarindividu dengan kelompok, dan antarkelompok
dengan kelompok.
Pertama,
interaksi sosial antarindividu dengan
individu. Bentuk interaksi ini terjadi jika terjalin hubungan antara
seorang individu dengan seorang individu lainnya. Contoh ayah
sedang menasihati Andi agar tidak nakal. Bentuk interaksi ini sering
ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua,
interaksi sosial antarindividu dengan kelompok. Interaksi
sosial ini terjadi jika antara individu dengan kelompok bertemu
melakukan hubungan sosial yang saling mempengaruhi. Contoh
seorang kepala desa yang sedang memberikan penyuluhan kepada
warga tentang bahaya narkoba.
Ketiga,
interaksi sosial antar-
56
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
kelompok dengan kelompok. Interaksi ini terjalin antara kelompok dengan
kelompok. Contoh, keributan antarpendukung kesebelasan sepak bola.
Peristiwa ini membuat suasana di sekitar tempat kejadian mencekam,
membuat warga serta pemakai jalan menjadi panik. Menurut Soerjono
Soekanto, peristiwa ini dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Walaupun
tidak saling bertatap muka atau berkomunikasi, tetapi satu pihak menyebab-
kan perubahan-perubahan dalam diri orang bersangkutan yang mampu
menimbulkan tindakan.
1. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin, suatu peristiwa dapat dikatakan interaksi sosial
jika memenuhi dua syarat. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial tersebut,
antara lain adanya kontak sosial (
social contact
) dan komunikasi
(
communication
).
a. Kontak Sosial
Kontak sosial merupakan aksi individu atau kelompok dalam bentuk
isyarat yang memiliki makna bagi si pelaku dan si penerima membalas
aksi itu dengan reaksi. Dalam sosiologi, kontak sosial dibedakan menjadi
beberapa macam. Menurut Soerjono Soekanto, kontak sosial dibagi ke
dalam dua bentuk sebagai berikut.
Foto:
Doly Eny Khalifah
Gambar 2.16
Berjabat tangan merupakan salah satu
contoh kontak langsung.
1) Kontak Sosial Primer (Langsung)
Kontak sosial primer (langsung) terjadi secara langsung
dan berhadapan muka, serta tidak membutuhkan alat untuk
menyampaikan pesan kepada pihak lain. Contohnya kamu
melambaikan tangan kepada temanmu.
2) Kontak Sosial Sekunder (Tidak Langsung)
Kontak sosial sekunder (tidak langsung) terjadi secara
tidak langsung dan memerlukan perantara tertentu. P
erantara
tersebut dapat berupa telepon,
SMS
, dan internet. Misalnya
Santi menulis
kepada Saskia, Ratih menulis
SMS
kepada Retno, atau penduduk yang membunyikan
kentungan sebagai tanda kebakaran.
b. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat
bantu agar orang lain memberi tanggapan atau respons tertentu. Orang
yang menyampaikan pesan disebut komunikator (
communicant
), isi
komunikasi atau berita yang disampaikan disebut pesan (
message
), orang
yang menerima pesan disebut komunikan (
communicate
).
Berdasarkan tingkat pemahamannya, komunikasi dibedakan
menjadi dua, yaitu komunikasi positif dan negatif
.
1) Komunikasi Positif
Komunikasi positif terjadi ketika masing-masing pihak saling
memahami maksud dan tujuan pihak lain. Misalnya kamu berkeluh
kesah dengan sahabatmu kemudian sahabatmu memahami dan
mengerti masalah yang sedang kamu rasakan, bahkan sahabatmu
ikut memberi solusi bagi masalahmu. Dalam hal ini, kamu dan
sahabatmu saling memahami maksud dan tujuan.
57
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
2) Komunikasi Negatif
Komunikasi negatif terjadi jika kedua pihak tidak saling
memahami maksud dan tujuan satu sama lain. Dalam
komunikasi negatif
, terlihat adanya kesalahan dalam
memahami maksud dan tujuan sehingga komunikasi yang
terjadi adalah komunikasi negatif.
Saat berkomunikasi, seseorang memberikan tafsiran gerak-
gerik badaniah, sikap, dan perasaan suatu kelompok manusia
ataupun individu sehingga dapat diketahui pihak lain. Misalnya
seulas senyuman dapat ditafsirkan keramahtamahan dan
persahabatan, tetapi juga dapat diartikan sebagai sikap sinis
atau mengejek.
Terjadinya komunikasi seiring dengan berlangsungnya kontak sosial.
Akan tetapi, terjadinya kontak sosial belum tentu komunikasi telah
terjadi. Misalnya orang Sunda bertemu dan berjabat tangan dengan
orang Minang kemudian dia berbicara dalam bahasa Sunda. Padahal,
orang Minang sama sekali tidak mengerti bahasa Sunda. Kontak sebagai
isyarat pertama telah terjadi, tetapi komunikasi belum terjadi karena
kedua orang tersebut tidak saling mengerti sehingga interaksi sosial pun
tidak terjadi. Dengan demikian, kontak tanpa komunikasi tidak
mempunyai arti.
2. Faktor-Faktor yang Mendorong Interaksi Sosial
Setiap tindakan seseorang selalu didasari oleh faktor-faktor yang
mendorongnya. Begitu pula interaksi sosial, berlangsungnya proses interaksi
sosial didasarkan pada faktor-faktor pendorong. Faktor-faktor tersebut antara
lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
a. Imitasi
Imitasi merupakan proses belajar seseorang dengan cara meniru
atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam proses ini tidak hanya sikap
yang ditiru, tetapi penampilan (
per
formance
), tingkah laku (
behavior
),
maupun gaya hidup (
life style
), bahkan apa pun yang dimiliki oleh orang
tersebut.
Proses imitasi dapat bersifat positif dan negatif. Bersifat positif, jika
proses imitasi mampu mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-
kaidah dan nilai yang berlaku. Misalnya seorang anak yang meniru sikap
sopan santun dari kedua orang tuanya. Atau pada iklan layanan
masyarakat. Melalui pemilihan artis-artis favorit, diharapkan mampu
mengajak masyarakat ikut andil dalam program yang diiklankan.
Bersifat negatif jika perilaku atau tindakan yang ditiru berupa
tindakan menyimpang dari norma. Misalnya anak menjadi suka berjudi
karena dia bergaul dengan para penjudi atau anak yang suka bicara
kotor karena meniru teman-teman gengnya.
Proses imitasi pun berlaku dalam dunia perdagangan. Misalnya
barang-barang tiruan dengan harga yang murah di pasaran. Umumnya
barang bermerek terkenallah yang menjadi sasaran peniruan. Peniru
tidak menciptakan sesuatu yang baru, tetapi meniru sesuatu yang sudah
ada dengan kualitas yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan
menurunnya kreativitas produsen.
Kondisi tersebut dapat pula terjadi pada seorang anak yang suka
meniru lingkungannya. Si anak akan tumbuh dengan kreativitas yang
terbatas. Potensi dalam diri tidak mampu dikembangkan secara
maksimal.
Sumber:
www.sgp.or.id
Gambar 2.17
Perbedaan bahasa salah satu
penghalang komunikasi.
Sumber:
Kompas
Gambar 2.18
Mainan yang biasanya
dimiliki anak-anak/orang
kaya kini dijual di pinggir
jalan dengan harga
murah.
58
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
b. Identifikasi
Kekaguman seseorang kepada tokoh idola mendorong mereka
menjadi sama dengan tokoh idolanya. Proses ini dalam sosiologi
dinamakan identifikasi. T
erjadinya identifikasi adalah hal yang biasa
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena setiap individu dalam
masyarakat mempunyai tipe-tipe ideal yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tipe ideal tersebut, biasanya individu melakukan proses
identifikasi.
Proses identifikasi terjadi ketika seseorang mencoba menempatkan
diri dalam keadaan orang lain, bahkan menerima kepercayaan dan
nilai yang dianut orang lain menjadi kepercayaan dan nilainya sendiri.
Oleh karena itu, mereka berusaha mengenal sang tokoh sedalam
mungkin. Proses ini berawal dari adanya keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain. Berlangsungnya proses
identifikasi dapat secara sengaja maupun tanpa sengaja.
c. Sugesti
Pernahkah kamu merasa berada di antara dua pilihan? Kamu meng-
inginkan sesuatu, tetapi hati nuranimu menginginkan lain. P
ada waktu
yang bersamaan, kamu harus memutuskan satu di antara keduanya.
Situasi ini membuatmu bingung dan tidak heran jika rasionalmu pun
menjadi terhambat. Contohnya pada saat kelulusan. Masih ingat
kebingunganmu ketika memutuskan sekolah mana yang kamu tuju.
Senang rasanya ketika selembar surat pernyataan dari kepala
sekolah menyatakan bahwa kita telah lulus. Akan tetapi, seiring dengan
kebahagiaan tersebut, rasa bingung pun menyelimuti. Saat itulah kita
meminta saran-saran dari orang yang lebih berpengalaman dari kita.
Pada keadaan ini, masukan atau nasihat dari siapa pun akan kita terima
secara utuh. Proses inilah yang dinamakan sugesti.
Sugesti merupakan cara pemberian suatu pandangan atau
pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu
sehingga orang tersebut mau mengikuti pandangan atau pengaruh
tersebut tanpa pikir panjang. Hal ini karena sugesti bersifat meng-
gugah emosi spontan sehingga orang tersebut menerima suatu
masukan tanpa pikir panjang.
Sugesti mudah terjadi pada seseorang yang daya pikirnya
terhambat, seperti seseorang yang sedang dilanda kebingungan,
kesedihan, kekalutan, dan kekhawatiran. Selain itu, kewibawaan
dan otoritas orang yang memberikan sugesti mempengaruhi
berlangsungnya proses sugesti itu. Semakin tinggi kewibawaan dan
otoritas seseorang, semakin mudah orang tersebut memberikan
sugesti kepada orang lain, seperti kapolri, presiden, pendeta, kiai
atau pastor, dan ayah. Hal ini karena orang tersebut mempunyai
hak untuk melakukan tindakan atau membuat peraturan yang
mengikat orang lain.
d. Simpati
Pernahkah kamu tersentuh ketika melihat suatu peristiwa? Peristiwa
apakah yang mampu menggugah hatimu? P
eristiwa-peristiwa ini
biasanya berupa peristiwa yang melibatkan emosi kita sebagai manusia
yang berbelas kasihan. Peristiwa-peristiwa tersebut seperti bencana alam,
kecelakaan, dan kematian. Setelah melihat peristiwa tersebut, tidak
jarang hati kita menjadi sedih, kasihan, iba, dan sebagainya. Perasaan
ini dalam sosiologi dinamakan simpati.
Sumber:
www.indonesia.nl
Gambar 2.19
Kekaguman pada sosok
Soekarno mendorong
orang untuk mengidentifi-
kasinya.
Sumber:
Tempo,
24 Maret 2002
Gambar 2.20
Orang yang mempunyai otoritas
mampu memberikan sugesti kepada
orang lain.
59
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Simpati merupakan salah satu faktor pendorong interaksi
sosial yang menekankan pada perasaan seseorang. Selain itu,
simpati dapat muncul ketika seseorang merasa terlibat dalam
emosi yang sedang dirasakan orang lain. Proses simpati
merupakan perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang
yang membuatnya seolah-olah dalam keadaan orang lain.
Sekilas antara simpati dan identifikasi mempunyai proses
yang hampir sama. Persamaan di antara keduanya terletak pada
kecenderungan menempatkan diri dalam keadaan orang lain.
Bedanya, dalam simpati perasaan memegang peranan penting
walaupun dorongan utamanya adalah keinginan untuk
memahami dan bekerja sama dengan pihak lain tanpa
memandang kedudukan dan status. Adanya identifikasi
didorong adanya keinginan menjadi sama dengan pihak lain
yang dianggap memiliki kelebihan tertentu.
Sumber:
Serambinews.com
Gambar 2.21
Rasa simpati terhadap korban tsunami
diwujudkan dengan menulis nama
mereka pada prasasti.
A.
Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Pernyataan di bawah ini yang
bukan
ciri-ciri
interaksi sosial adalah . . . .
a. kontak sosial sebagai tahap pertama
b. hubungan timbal balik yang saling mem-
pengaruhi
c. kurangnya reaksi dari pihak lain
d. berlangsungnya dua orang atau lebih
2. Proses identifikasi berawal adanya . . . .
a. keinginan dalam diri individu untuk menjadi
sama dengan pihak lain
b. sikap ingin maju
c. keuntungan ketika melakukan proses
identifikasi
d. sikap ingin populer di dalam masyarakat
3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1) Hati Anti menjadi cemas, setelah men-
dengar bunyi langkah kaki orang tidak
dikenal di luar rumah.
2) Siska mencurahkan seluruh isi hatinya di
buku harian.
3) Studi banding siswa
SMP K
etawang ke SMP
Budi Utomo.
4) Cinta sedang bersenda gurau dengan Dita.
5) Seharian Nita menghabiskan waktunya
dengan boneka kesayangannya.
Manakah pernyataan di atas yang termasuk
interaksi sosial?
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 4), dan 5)
d. 3), 4), dan 5)
4. Berikut ini merupakan interaksi sosial antar-
kelompok,
kecuali
. . . .
a. pertandingan voli antarkampung ber-
langsung seri
b. terjadinya bentrokan fisik antarsuporter
sepak bola
c. memperingati sewindu reformasi, para
mahasiswa dan mahasiswi USAKTI mem-
bagi-bagikan bunga di sekitar jalan raya
d. terjadinya pertemuan antara
peng
urus desa
dengan warga desa
untuk
membahas
masalah kampung
Ada banyak contoh bentuk interaksi sosial yang
ada di sekitar kita, baik dalam bentuk interaksi individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok. Nah, sekarang ambillah
salah satu contoh bentuk interaksi sosial kemudian
analisislah faktor-faktor pendorongnya. Mengapa
interaksi itu bisa terjadi? Tulislah hasil analisismu
dalam bentuk makalah singkat!
60
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
5. Terjadinya interaksi sosial dalam masyarakat
diperlukan adanya . . . .
a. status dan peran sosial
b. komunikasi dan kontak sosial
c. nilai dan norma sosial
d. dinamika dan statika sosial
6.
Peristiwa di atas merupakan salah satu bentuk
kontak sosial . . . .
a. positif
c. langsung
b. negatif
d. tidak langsung
7. Seorang penderita penyakit mag sembuh setelah
berkonsultasi kepada seorang dukun. Dalam
kasus tersebut terjadi interaksi sosial antara
penderita mag dengan seorang dukun yang di-
dasari oleh faktor . . . .
a. identifikasi
c. simpati
b. imitasi
d. sugesti
8.
Dalam kasus ini Dinda melakukan . . . .
Ketika jalan-jalan di mal, Dito bertemu
dengan tetangga barunya. Walaupun
belum begitu mengenal, mereka ber-
dua sama-sama melempar senyum.
Begitu mengagumi gaya serta pe-
nampilan Agnes Monica, Dinda me-
motong rambutnya yang panjang
sama dengan Agnes Monica.
a. identifikasi
c. simpati
b. imitasi
d. sugesti
9. Warga di lereng Gunung Merapi sebenarnya
takut dengan bahaya letusan dan lahar dingin
yang mungkin sewaktu-waktu datang. Namun,
atas anjuran Mbah Marijan, mereka disuruh
membuat kenduri. Mereka pun menjadi tidak
takut dengan bahaya yang bakal datang.
Fenomena ini terjadi karena . . . .
a. imitasi
c. simpati
b. sugesti
d. identifikasi
10. Warga Sidoarjo terkena bencana lumpur panas
sebagai akibat eksplorasi Lapindo. Peristiwa
tersebut menimbulkan . . . .
a. identifikasi
c. sugesti
b. imitasi
d. simpati
B.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Sebut dan jelaskan bentuk-bentuk interaksi
sosial!
2. Jelaskan dua syarat interaksi sosial menurut Gillin
dan Gillin!
3. Jelaskan perbedaan kontak primer dan sekunder!
4. Sebutkan contoh imitasi yang terjadi di kalangan
anak-anak muda!
5. Jelaskan empat faktor yang mendorong terjadi-
nya interaksi sosial!
D. Proses Interaksi Sosial
Segala bentuk interaksi dapat kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini karena manusia hidup selalu berinteraksi dengan
orang lain. Akan tetapi, proses interaksi tidak selalu bersifat positif,
seperti pada gambar di samping.
Pertandingan bola voli antara dua kelompok. Setiap kelompok
ingin menjadi pemenang sehingga tiap-tiap kelompok berusaha
dengan sekuat tenaga mencapai tujuan tersebut. Sikap ini mem-
bentuk suasana kompetisi dalam pertandingan. Kompetisi
merupakan salah satu bentuk interaksi sosial karena terdapat
hubungan timbal balik antardua kelompok.
Interaksi dapat terjadi di mana pun dan kapan pun, serta
dilakukan oleh siapa pun tanpa mengenal usia, status sosial, dan
pendidikan. Oleh karena itu, terdapat beberapa bentuk interaksi
sosial dalam kehidupan masyarakat. Para ahli sosiologi membagi
proses interaksi sosial menjadi dua bentuk, yaitu proses interaksi
sosial asosiatif dan proses interaksi sosial disosiatif.
Sumber:
www.granma.cu
Gambar 2.22
Pertandingan voli merupakan salah
satu wujud interaksi sosial.
61
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
1. Proses Asosiatif
Proses interaksi sosial asosiatif terjadi apabila interaksi ini mengarah
pada penyatuan. Bentuk interaksi asosiatif dapat dibagi menjadi beberapa
macam, yaitu kerja sama, akomodasi, dan asimilasi.
a. Kerja Sama
Kerja sama merupakan usaha bersama antarpribadi atau
antarkelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama. Seperti pada gambar di samping
. Seluruh staf
perusahaan bekerja sama dalam memecahkan suatu per-
masalahan.
Dalam masyarakat tradisional Indonesia, kerja sama
dikenal dengan istilah
gotong royong
. Pada kehidupan saat ini
gotong royong diwujudkan melalui kegiatan kerja bakti, ronda
malam, dan bersih desa. Menurut Cooley, terjadinya kerja sama
disebabkan orang-orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan yang harus diperjuangkan bersama. Gelar juara,
kesuksesan hasil karya, kebersihan lingkungan, dan keamanan
merupakan beberapa hal yang dicapai secara bersama-sama.
Selain kepentingan-kepentingan bersama, ada pula motivasi-
motivasi lain orang melakukan kerja sama. Motivasi-motivasi yang men-
dorong orang melakukan kerja sama sebagai berikut.
1) Adanya orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri.
2) Adanya ancaman dari luar.
3) Rintangan yang dihadapi anggota untuk mencapai cita-cita
kelompok.
4) Kelompok merasa dirugikan ketika hal-hal yang mendasar diusik
oleh orang lain atau kelompok lain.
5) Keinginan mendapatkan keuntungan atau memiliki pamrih tertentu.
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, kerja sama mempunyai
beberapa macam bentuk, yaitu
bargaining
,
cooptation
,
coalition
, dan
joint venture
.
1)
Bargaining
adalah perjanjian mengenai tawar-menawar atau
pertukaran barang dan jasa antarindividu atau antarkelompok.
2) Cooptation
adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari kekacauan.
3)
Coalition
adalah kombinasi antardua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
4)
Joint venture
adalah kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut porsi
masing-masing yang disepakati.
b. Akomodasi
Proses akomodasi menunjuk pada suatu keadaan yang terdapat
keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan dan kelompok
-
kelompok manusia. Sebagai suatu proses, akomodasi menekankan pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan. Misalnya
upaya-upaya perdamaian yang telah dilakukan oleh Indonesia dalam
menghadapi konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Berbagai upaya
telah dilakukan, mulai dari tindak kekerasan sampai perundingan
dengan menghadirkan pihak ketiga. Hingga puncaknya diadakan
Sumber:
online.trisakti.ac.id
Gambar 2.23
Dibutuhkan kerja sama di antara para
stafnya untuk memajukan suatu per-
usahaan.
62
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
perjanjian di Helsinki yang menghasilkan perdamaian antara Indonesia
dan GAM. Serangkaian proses perdamaian ini dapat dikatakan sebagai
suatu proses akomodasi.
Akomodasi adalah suatu bentuk interaksi sosial yang
melibatkan dua atau lebih individu atau kelompok yang berusaha
tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau
menghentikan ketegangan yang timbul atau yang sudah ada. Dalam
akomodasi tiap-tiap pihak mau mengubah perilaku dan tingkah
laku saat berhadapan dengan pihak lain serta tiap-tiap pihak
bersedia mengurangi tuntutan yang selama ini dipertahankan.
Selain itu, akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tersebut kehilangan kepribadiannya. Tujuan
akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya.
Tujuan-tujuan akomodasi antara lain mengurangi pertentangan
antara dua kelompok atau individu, mencegah terjadinya suatu per-
tentangan secara temporer, memungkinkan terjadinya kerja sama antara
individu atau kelompok sosial, serta mengupayakan peleburan antara
kelompok sosial yang berbeda.
Berdasarkan pelaksanaannya, akomodasi dapat dibedakan menjadi
delapan bentuk sebagai berikut.
1)
Coersion
adalah bentuk akomodasi yang dilakukan dengan
kekerasan dan paksaan.
2)
Compromise
adalah akomodasi yang dilakukan dengan cara masing-
masing kelompok yang berselisih bersedia mengurangi tuntutannya
sehingga terjadi kesepakatan damai.
3)
Arbitration
adalah akomodasi yang dilakukan dengan cara
menghadirkan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak di
mana memiliki kedudukan lebih tinggi daripada pihak yang bertikai.
Keputusan yang diambil oleh pihak ketiga bersifat mengikat. Contoh
terjadi perselisihan antara Niko dan Anton, keduanya meminta
bantuan kepada guru BP.
4)
Mediation
adalah akomodasi yang dilakukan dengan cara
menghadirkan pihak ketiga sebagai penasihat. Contoh peran kepala
desa dalam mendamaikan pertengkaran tetangga.
5)
Conciliation
adalah akomodasi yang dilakukan dengan cara
mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang berselisih untuk
mencapai persetujuan atau kesepakatan bersama. Contoh
perundingan antara siswa SMP Tegalsari dengan siswa SMP
Karangjati yang bermusuhan untuk mencapai kata mufakat.
6)
Toleration
adalah bentuk akomodasi satu pihak menerima pihak
lain tanpa adanya persetujuan formal. Contoh pertikaian antara
dua keluarga yang berakhir karena masing-masing pihak memahami
keadaannya.
7)
Stalemate
adalah bentuk akomodasi masing-masing pihak
menghentikan pertikaian karena memiliki kekuatan yang seimbang.
Contoh antara Amerika dan Rusia mengenai persenjataan nuklir.
8)
Ajudication
adalah bentuk akomodasi yang dilakukan melalui
pengadilan.
Sumber:
www.santegidio.org
Gambar 2.24
Perundingan penyelesaian konflik
merupakan contoh akomodasi.
63
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
c. Asimilasi
Perkawinan campuran di antara dua warga negara yang berbeda
merupakan salah satu contoh proses asimilasi. Dalam perkawinan
campuran terdapat dua kebudayaan yang hidup secara bersamaan. T
iap-
tiap pihak berusaha mengurangi perbedaan-perbedaan di antara
mereka. Lambat laun masing-masing kebudayaan melebur menjadi satu
membentuk suatu kebudayaan baru. Asimilasi merupakan cara-cara
bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi perbedaan. Tujuannya
untuk mencapai kesatuan atau mencapai suatu integrasi dalam
organisasi, pikiran, dan tindakan.
Menurut Koentjaraningrat, terdapat beberapa syarat terjadinya
asimilasi sebagai berikut.
1) Adanya kelompok-kelompok manusia yang dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda.
2) Adanya interaksi langsung secara intensif dalam kurun waktu yang
lama.
3) Akibatnya, masing-masing kebudayaan berubah sifat dan wujudnya
menjadi kebudayaan campuran.
Selain itu, terjadinya proses asimilasi didukung pula adanya interaksi
yang asimilasif. Artinya, interaksi yang terjadi bersifat persahabatan, tidak
ada hambatan dan pembatasan dalam melakukan interaksi, serta
interaksi yang berlangsung bersifat langsung dan primer.
Pergaulan antara kelompok-kelompok secara luas dan intensif saja,
tidak menjamin terjadinya proses asimilasi jika di antara kelompok
tersebut tidak didasari sikap toleransi dan empati satu sama lain.
Misalnya orang Barat yang berada di Indonesia. Mereka telah bergaul
secara luas dan intensif dengan orang Indonesia sejak berabad-abad
lamanya. Akan tetapi, mereka belum juga semua terintegrasi ke dalam
masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya
sikap saling bertoleransi dan bersimpati.
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan interaksi sosial yang mengarah pada konflik
dan merenggangkan solidaritas kelompok. Proses disosiatif dibedakan dalam
tiga bentuk, yaitu kompetisi, kontravensi, dan pertikaian.
a. Kompetisi
Kompetisi merupakan proses individu atau kelompok mencari
keuntungan melalui bidang
-bidang kehidupan yang pada suatu masa
tertentu menjadi pusat perhatian umum tanpa menggunakan ancaman
dan kekerasan. Dalam kehidupan sehari-hari keuntungan-keuntungan
tersebut biasanya berupa sesuatu yang berharga, tetapi dalam jumlah
yang terbatas. Contohnya gelar juara, kesuksesan, sebuah piala, dan
hadiah. Untuk mendapatkannya, seseorang harus bersaing satu dengan
yang lainnya.
Kompetisi mempunyai dua tipe umum, yaitu persaingan pribadi
dan persaingan kelompok.
1) Kompetisi Pribadi
Kompetisi pribadi melibatkan satu individu dengan individu
lain yang secara langsung bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
Misalnya Dino dan T
atang bersaing untuk mendapatkan hati Clara
atau persaingan antarkaryawan untuk mendapatkan posisi yang
bagus. Kompetisi-kompetisi di atas dinamakan
rivalry
.
64
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
2) Kompetisi Kelompok
Kompetisi kelompok merupakan persaingan yang melibatkan
berbagai pihak secara berkelompok. Bentuk kompetisi ini dapat
dilihat pada setiap pertandingan seperti pertandingan voli, sepak
bola, dan basket. Namun, dapat pula terjadi pada dua perusahaan
besar yang bersaing untuk mendapatkan suatu yang berharga.
Bentuk
-bentuk tersebut mendorong munculnya bentuk-bentuk
kompetisi lain, yaitu kompetisi di bidang ekonomi, kebudayaan,
kedudukan, dan peranan, serta kompetisi ras.
b. Kontravensi
Kontravensi sering kita jumpai di dunia politik. Di mata
masyarakat para politikus tampak sangat dekat. Akan tetapi,
terdapat sikap
-sikap lain yang tersembunyi di antara mereka. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai
menjadi pertentangan atau pertikaian. Interaksi sosial ini dalam
sosiologi dinamakan kontravensi.
Kontravensi adalah sikap mental tersembunyi terhadap orang
lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Kontravensi ditandai gejala-gejala ketidakpastian mengenai diri sese-
orang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau
keragu-raguan.
Berdasarkan tingkatannya, kontravensi dibedakan menjadi
beberapa macam bentuk. Bentuk-bentuk tersebut menurut Leopold
Von Wiese dan Howard Becker sebagai berikut.
1) Kontravensi umum, meliputi perbuatan-perbuatan seperti
penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-
halangi, protes, gangguan-gangguan, kekerasan, dan pengacauan
rencana orang lain.
2) Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang lain
di muka umum, memaki-maki orang lain melalui surat-surat
selebaran, mencerca, memfitnah, dan melemparkan beban
pembuktian kepada pihak lain.
3) Kontravensi intensif, seperti penghasutan, penyebaran desas-desus,
dan mengecewakan pihak-pihak lain.
4) Kontravensi rahasia, antara lain mengumumkan rahasia pihak lawan
dan pengkhianatan.
5) Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan lawan dan mengganggu
membingungkan pihak lain.
c. Konflik
Konflik terjadi jika dua pihak berusaha saling menggagalkan
tujuan masing
-masing. Untuk mencapai tujuannya, setiap pihak
tidak segan-segan menggunakan ancaman dan kekerasan. Oleh
karena itu, konflik merupakan bentuk interaksi sosial yang bersifat
negatif. Akibat konflik harta benda hancur, kebahagiaan keluarga
terampas, dan banyak nyawa terenggut secara paksa.
Menurut Soerjono Soekanto, konflik yang terjadi di masyarakat
disebabkan adanya perbedaan antarindividu, perbedaan
kebudayaan, perbedaan kepentingan dan perubahan sosial. Semua
perbedaan itu melahirkan bentuk-bentuk khusus konflik. Bentuk-
bentuk tersebut seperti konflik pribadi, konflik sosial, konflik
antarkelas-kelas sosial, konflik politik, dan konflik internasional.
Sumber:
Tempo,
14 April 2002
Gambar 2.25
Pada masa-masa menjelang pemilu,
kontravensi sering terjadi.
Sumber:
Tempo,
14 April 2002
Gambar 2.26
Konflik menimbulkan luka bagi setiap
warganya.
65
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Walaupun konflik merupakan suatu proses disosiatif yang agak
tajam, tetapi konflik mempunyai fungsi positif pula bagi masyarakat.
Konflik dapat menjadi sarana untuk mencapai suatu keseimbangan
antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat serta mampu meningkat-
kan solidaritas
in-group
dalam suatu kelompok.
Satu fenomena yang lekat dengan kehidupan
pelajar adalah tawuran. Peristiwa ini pun melanda Kota
Tegal tepat pada bulan Maret 2007. Tawuran terjadi
antara siswa SUPM Negeri dan SUPM Swasta
(Sekolah Usaha Periklanan Menengah). Akibat
peristiwa ini sejumlah 12 siswa terluka dan tujuh di
antaranya harus dirawat intensif di rumah sakit.
Tawuran terjadi saat siswa kedua sekolah tersebut
berolahraga di lapangan Wisanggeni. Mereka saling
memukul dan melempar batu. Perseteruan antara
siswa kedua sekolah tersebut sudah berlangsung dua
tahun, tanpa jelas penyebabnya.
Sebagai calon sosiolog, apa yang dapat kamu
pahami dari kasus di atas? Analisislah kasus di atas
dan kaitkan dengan interaksi sosial disosiatif!
A.
Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Penerimaan unsur-unsur baru untuk mencegah
keguncangan dalam organisasi merupakan salah
satu proses asosiatif yang dinamakan . . . .
a. kooptasi
c.
joint venture
b. koalisi
d. akomodasi
2.
Dari kasus di atas bentuk akomodasi yang terjadi
adalah . . . .
a.
coersion
c. mediasi
b. ajudikasi
d. kompromi
3. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang
bukan
merupakan
rivalry
?
a. Perebutan kekuasaan di antara dua ber-
saudara.
b. Persaingan antara Diky dan Candra dalam
memperebutkan gelar juara.
c. Dino dan Tatang sedang bersaing merebut
hati Cinta.
d. Pertandingan basket antar-SMP.
4. Perhatikan unsur-unsur di bawah ini!
1) Kehidupan masyarakat yang terisolasi.
2) Adanya sikap toleransi dan empati.
3) Adanya
in-group feeling
yang kuat.
4) Adanya sikap menghargai antarkebudayaan.
5) Adanya sikap superior.
Manakah unsur yang menghambat terjadinya
asimilasi?
a. 1), 2), dan 4)
b. 1), 3), dan 5)
c. 2), 3), dan 5)
d. 3), 4), dan 5)
5.
Peristiwa di atas merupakan contoh proses di-
sosiatif yang disebut . . . .
a. konflik
c. kompetisi
b. kontravensi
d. pertikaian
6. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang
termasuk kontravensi umum?
a. Keengganan, mengganggu, dan mem-
bingungkan.
b. Perlawanan, penghasutan, dan keengganan.
c. Mencerca, mengganggu, dan kekerasan.
d. Keengganan, perlawanan, dan kekerasan.
7. Pertikaian antara kelompok yang proreformasi
dengan kelompok yang pro-
status quo
merupa-
kan konflik yang disebabkan . . . .
a. perbedaan antarindividu
b. perbedaan kebudayaan
c. bentrokan antarkepentingan
d. perubahan sosial
Penyelesaian perselisihan sebuah perkara
dibawa ke meja hijau/pengadilan.
66
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
8. Tawuran pelajar merupakan proses disosiatif yang
dinamakan . . . .
a. konflik
c. kompetisi
b. kontravensi
d. kekerasan
9. Tindakan Pak Dudun yang menghasut warga agar
menang dalam pemilihan lurah disebut kontra-
vensi . . . .
a. umum
c. intensif
b. sederhana
d. taktis
10.
Pernyataan di atas merupakan proses . . . .
a. akomodasi
b. akulturasi
c. asimilasi
d. difusi
B.
Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan pendapat Cooley tentang terjadinya
kerja sama!
2. Apa perbedaan
cooptation
dan
coalition
?
Jelaskan!
3. Jelaskan pengertian kompetisi! Apa yang harus
kamu kerjakan untuk mengikuti kompetisi?
4. Sebutkan dua dampak positif dan negatif dari
konflik!
5. Mengapa terjadi persaingan dalam masyarakat?
Jelaskan!
Corak kebudayaan khas menjadi luntur
sehingga membentuk corak budaya yang
baru yang merupakan perpaduan dari hasil
percampuran tersebut.
Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat
hidup tanpa keberadaan orang lain. Manusia
senantiasa menjalin interaksi dengan sesamanya.
Melalui interaksi inilah manusia bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar guna mencapai kehidupan yang
diinginkan. Oleh karena itu, interaksi dan sosialisasi
merupakan dua proses yang mewarnai kehidupan
sosial manusia.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai interaksi
dan sosialisasi simak dan perhatikan ulasan materi
singkat di bawah ini.
1. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antarorang,
antarkelompok, maupun antarindividu dengan
kelompok.
2. Proses sosial adalah cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat apabila antarindividu dan
kelompok-kelompok manusia saling bertemu
kemudian menentukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut.
3. Sosialisasi adalah proses pembelajaran individu
terhadap nilai dan norma yang ada dalam
masyarakat dengan tujuan agar seseorang
menjadi bagian dari masyarakat.
4. Faktor-faktor yang memengaruhi sosialisasi
antara lain:
a. sifat dasar,
b. lingkungan prenatal,
c. perbedaan perorangan,
d. lingkungan, dan
e. motivasi.
5. Faktor-faktor pembentuk kepribadian antara lain:
a. warisan biologis,
b. lingkungan alam, dan
c. lingkungan sosial.
6. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah:
a. kontak sosial dan
b. komunikasi.
7. Bentuk-bentuk interaksi sosial sebagai berikut.
a. Interaksi sosial antarindividu.
b. Interaksi sosial antarindividu dengan
kelompok.
c. Interaksi sosial antarkelompok.
8. Faktor pendorong interaksi sosial antara lain:
a. imitasi,
b. identifikasi,
c. sugesti, dan
d. simpati.
9. Proses interaksi sosial asosiatif antara lain:
a. kerja sama,
b. akomodasi, dan
c. asimilasi.
10. Proses interaksi sosial disosiatif antara lain:
a. kompetisi,
b. kontravensi, dan
c. konflik.
67
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Proses interaksi yang kita jalankan menentukan
keadaan sekitar. Apakah keselarasan yang kita
inginkan? Ataukah kekacauan yang kita harapkan?
Dua pertanyaan ini hendaknya menjadi dasar kita
dalam menjalani kehidupan sosial. Interaksi pun
menjadi dasar proses sosialisasi yang akhirnya
membentuk kepribadian diri. Di sinilah terlihat peran
besar interaksi dan sosialisasi dalam pembentukan
kepribadian diri. Kepribadian diri yang baik jelas
terbentuk dari proses interaksi yang positif dan dari
keberhasilan dalam bersosialisasi. Kepribadian diri
yang buruk terbentuk dari proses interaksi yang
negatif dan dari kegagalan dalam bersosialisasi.
Kepribadian manakah yang hendak kita pilih?
Karakter anak pertama kali dibentuk oleh
kepribadian ayah atau ibunya. Genetik/turunan bisa
mempengaruhi kepribadian anak, baik itu berupa
bentuk dan rupa tubuh maupun sifat-sifat moral dan
spiritual. Sifat buruk bisa menurun kepada anak,
khususnya apabila terstimulan oleh sikap orang tua
dan lingkungan.
Seorang ibu harus tahu bahwa masa kehamilan
adalah masa yang sensitif dan menentukan nasib
masa depan anaknya. Segala persoalan moral dan
spiritual yang dilaluinya semasa hamil akan beralih
kepada janin yang ada di perutnya.
Ibu yang menerima akan bersyukur dan merawat
dengan bahagia. Ia akan menjauhi makanan haram,
maksiat, dan dosa. Ini akan menyebabkan berpindah-
nya sifat baik ibu pada janinnya kelak, seperti kasih
sayang, murah hati, dan rendah hati. Fisiknya pun
akan berkembang baik.
Sebaliknya, ibu yang menolak, akan menyesal
dan tertekan. Ia bisa menjadi kurang perhatian dalam
merawat kehamilannya atau bahkan berusaha
menggugurkannya. Tentu hal ini akan mengakibatkan
perkembangan yang negatif.
Seorang bayi lahir ibarat makhluk mungil yang
dikelilingi raksasa-raksasa dari dunia lain yang sama
sekali baru baginya. Sungguh tidak nyaman.
Keterbatasannya memaksa ia sangat bergantung fisik
maupun psikis. Ia adalah amanah yang dititipkan
Tuhan.
Pada masa ini sebaiknya ibu memberikan air
susunya karena air susu ibu/ASI adalah hak anak.
ASI memberi dampak langsung dan mendalam
terhadap kesehatan jasmani dan rohani anak. Kondisi
makanan dan kejiwaan ibu pengaruhnya juga beralih
dari air susu yang diberikan ibu kepada anaknya. Jika
ibu gelisah dan bergunjing saat menyusui, ia
menularkan perilaku itu kepada anaknya. Apalagi jika
ibu depresi, anak akan mengalami trauma psikis yang
nantinya pun rentan untuk depresi.
Perkembangan selanjutnya akan banyak
dipengaruhi oleh kasih sayang dan kekompakan
dalam keluarga. Kondisi di rumah menjadi awal dari
banyak hal. Sedikitnya waktu yang disediakan dan
ketidakpedulian kepada anak berpengaruh pada
lemahnya ketahanan mental anak. Kasus perceraian
menimbulkan kecemasan, kesedihan, dan kehilangan
yang mendalam dalam jiwa anak. Tidak adanya
kesepakatan dalam mendidik juga akan mem-
bingungkan anak dalam berprinsip dan bersikap.
Apabila anak melihat ayah mencaci ibunya
dengan kata-kata keji, perlahan-lahan ia terbiasa
dengan kebencian dan rasa kasih sayangnya akan
hilang. Krisis dalam keluarga akan menimbulkan sikap
ketidakpedulian terhadap lingkungan dan kurang
belas kasih kepada sesama.
Sekadar kasih sayang dan perhatian saja tidak
cukup. Ini karena seorang anak adalah unik. Meskipun
banyak yang menganggap anak itu miniatur orang
dewasa, pola pikirnya berbeda. Cara berpikirnya
masih sederhana. Dunianya adalah bermain. Ia belajar
dengan cara bermain. Orang tua yang bijak akan
berusaha menyelami dunia anak dengan ikut bermain
bersamanya dan mencoba berkomunikasi dengan
bahasa anak.
Agar komunikasi orang tua nyambung dengan
anak, perhatikan kepribadian dan kematangan
berpikirnya. Untuk anak umur tujuh tahun ke bawah,
gunakan bahasa yang singkat, sederhana, sekonkret
mungkin. Intonasinya jelas dan jangan terburu-buru.
Anak di atas tujuh tahun sudah lancar berbahasa dan
bisa mengekspresikan perasaannya sehingga
diperlukan sikap menghargai yang lebih nyata dari
orang tua. Apabila anak mengerjakan suatu kebaikan,
ucapkan hamdalah dan berterima kasihlah atas
perbuatannya. Peran orang tua lebih banyak men-
dengarkan kemudian mengarahkan. Dengan demikian,
diharapkan arahan orang tua sesuai dengan
kebutuhan anak.
Wacana
Sikap Orang Tua Tentukan Perilaku Anak
68
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Tanpa sadar orang tua sering menerapkan gaya
komunikasi yang negatif ketika anak berbuat salah.
Contoh, seorang ibu melarang anaknya melompat
pagar. Namun, anak itu tetap melompat dan terjatuh.
Ia menangis keras. Si ibu pun terperanjat karena kaki
anaknya terluka. Ia menyalahkan, ”Tuh, kan tadi sudah
Mama kasih tahu. Enggak mau dengar sih!” Ibu juga
kerap mengeluarkan bentuk kata lain yang me-
merintah, mengkritik, mencap, meremehkan, mem-
bandingkan, membohongi, mengancam, atau
menyindir.
Padahal jika perkataan yang bersifat celaan itu
terus-menerus dilakukan, menurut Elly Risman, Psi.,
dampaknya bisa fatal. Di antaranya kepercayaan diri
anak bisa hilang. Anak merasa dianiaya, ditolak, atau
diabaikan. Ia menjadi tidak mempunyai harga diri,
tertekan, emosi tidak tersalurkan, hingga akhirnya
frustasi terhadap orang tua. Bahkan, beberapa kasus
bisa berakibat fatal. Anak memutuskan menghabisi
dirinya sendiri, seperti yang kini sering terjadi.
Komunikasi yang negatif tadi juga memengaruhi
perkembangan otaknya. Anak yang selalu dalam
keadaan terancam sulit bisa berpikir panjang. Ia tidak
bisa memecahkan masalah yang dihadapinya. Ini
berkaitan dengan bagian otak yang bernama korteks,
pusat logika. Bagian ini hanya bisa dijalankan kalau
emosi anak dalam keadaan tenang. Apabila anak
tertekan karena terus-menerus terperangkap dalam
situasi yang kacau, penganiayaan dan pengabaian,
input hanya sampai ke batang otak. Sikap yang timbul
hanya berdasarkan insting tanpa dipertimbangkan
lebih dahulu. Anak bisa berperilaku agresif, melukai
diri atau bunuh diri. Perilaku ini dapat muncul tiba-
tiba tanpa berpikir. Bisa juga karena anak putus asa
terhadap situasi krisis yang memuncak.
Bagaimanapun orang tua adalah panutan utama
anak di rumah. Oleh karena itu, apa pun kondisi orang
tua, misalnya sedang capek, letih lesu, sakit haruslah
tetap berakhlak baik. Akan lebih baik jika sikap kita
tersebut diiringi ucapan doa untuk keselamatan anak.
Semoga hal ini bisa menggugurkan dosa-dosa orang
tuanya. Sikap ini juga bisa menjadi contoh langsung
kepada anak belajar mengendalikan emosi dan
mengatasi masalah. Apalagi jika di rumah ayah
memaafkan kekurangan ibu atau sebaliknya. Anak
juga akan belajar memaafkan, lapang dada,
memaklumi, dan mengutamakan pihak lain.
Dengan demikian, akan terasa kehangatan dan
terpelihara suasana yang hidup di dalam rumah. Anak
akan berkembang dengan perasaan mulia, cinta, dan
kasih sayang. Ia akan terjaga dari berpikir dan
berperilaku buruk/merusak. Jika sebaliknya, orang tua
bisa mematikan jiwa anak dan nilai spiritualnya. Makin
dini dan dalam luka yang timbul pada jiwa anak, makin
besar kerusakan yang timbul pada perkembangan
jiwanya kelak.
Dikutip secara bebas dari artikel Naning Widyastuti,
www.pikiran-rakyat.com
Setelah membaca wacana di atas, kerjakan soal-soal
berikut!
A.
Pilihlah jawaban dengan tepat!
1. Karakter dan kepribadian anak pertama kali
dibentuk oleh . . . .
a. dirinya sendiri
b. kedua orang tua
c. lingkungan sekolah
d. teman sepergaulan
2. Dari beberapa faktor pembentuk kepribadian
anak berikut ini, yang paling sulit diubah adalah
. . . .
a. perilaku sehari-hari
b. kebiasaan anak
c. unsur genetika
d. pengaruh teman
3. Kepribadian yang telah ditanamkan di dalam
rumah bisa berubah menjadi negatif apabila
terkena pengaruh . . . .
a. ibu
b. ayah
c. sekolah
d. lingkungan
4. Pembelajaran tentang nilai dan norma sosial
keagamaan untuk seorang anak bisa dilakukan
sejak anak . . . .
a. lahir
b. sekolah
c. bisa bermain
d. berada di dalam kandungan
5. Agar anak memiliki kepribadian dan perilaku
yang baik, saat anak berinteraksi seharusnya
. . . .
a. dibiarkan memilih teman sesuka hatinya
b. dipisah dari lingkungan rumah agar mandiri
c. dipilihkan lingkungan yang aman bagi
dirinya
d. dicarikan pengasuh yang bisa menggantikan
orang tua
69
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
6. Interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak
yang paling baik diadakan . . . .
a. setiap pagi saat sarapan
b. pada siang hari sepulang anak sekolah
c. waktu sore hari sehabis makan dan men-
jelang belajar
d. setiap saat jika kedua belah pihak bisa
bertemu
7. Kebiasaan jelek yang mungkin dimiliki kedua
orang tua bisa menurun kepada anak karena
. . . .
a. kedua orang tua adalah model terbaik bagi
anak
b. anak cenderung meniru hal-hal yang jelek
c. anak tidak bisa menolak pengaruh orang tua
d. semua orang tua memang suka memaksa
8. Saat anak minum ASI merupakan waktu terbaik
untuk interaksi sosial bagi keduanya karena . . . .
a. ibu bisa membuat anak tertidur pulas
b. anak akan cepat memperoleh kedewasaan
c. terjalin komunikasi yang efektif di antara
keduanya
d. ibu bisa mengajarkan beberapa kosakata
untuk anaknya
9. Hubungan yang terjadi antara ayah dan ibu yang
berjalan mesra dan harmonis akan berdampak
positif bagi anak karena faktor berikut ini,
kecuali
. . . .
a. anak bisa mempelajari pelaksanaan nilai dan
norma
b. anak menemukan model terbaik dalam
hidupnya
c. perilaku kedua orang tuanya bisa dilihat dan
ditiru
d. orang tua tidak perlu mengajari nilai dan
norma yang lain
10. Apabila anak laki-laki melihat ayahnya mencaci
ibunya akan berdampak negatif bagi dirinya
karena . . . .
a. timbul perasaan bangga karena itulah ciri
laki-laki
b. ia belajar tentang berkeluarga yang baik
c. rasa kebencian terbangun dalam dirinya
d. ia tahu memperlakukan wanita
11. Disorganisasi yang menimpa sebuah keluarga
bisa berdampak . . . .
a. anak memperoleh kecerdasan sosial
b. terjadinya penyimpangan sosial
c. ketenangan akan muncul dalam keluarga
d. anak-anak akan memperoleh kebahagiaan
batin
12. Apabila dalam keluarga terjadi masalah, cara
terbaik yang harus ditempuh dengan . . . .
a. menyerahkan urusan kepada bapak selaku
kepala rumah tangga
b. ikut pendapat ibu sebagai pengelola rumah
tangga
c. didiskusikan bersama di antara anggota
keluarga
d. buru-buru mengundang tetangga terdekat
13. Orang tua yang ikut kegiatan anak dalam
bermain sebetulnya . . . .
a. menunjukkan campur tangan orang tua
pada dunia anak
b. bukti bahwa masa kecil orang tua tidak
bahagia
c. ikut menyelami dunia anak dengan kasih
sayang
d. mengganggu kebebasan anak dalam ber-
main
14. Komunikasi yang dijalankan orang tua kepada
anak akan efektif apabila . . . .
a. orang tua menyampaikan pesan secara
searah
b. anak dibiarkan pasif mendengarkan nasihat
c. orang tua memerhatikan kematangan anak
d. anak tidak diperkenankan menyela pem-
bicaraan
15. Penghargaan terhadap kepribadian dan
kematangan anak bisa dilihat dari perilaku . . . .
a. melarang anak bicara saat terjadi diskusi
dalam keluarga
b. saat ayah dan ibu diskusi, anak dipersilakan
tidur
c. memberi kesempatan anak untuk ber-
pendapat
d. menganggap anak tidak tahu urusan
keluarga
16. Orang tua yang sering mencela perilaku dan
tindakan anak berdampak pada . . . .
a. anak akan merasa dihargai kedudukannya
b. rasa percaya diri anak akan muncul
c. anak merasa tidak diakui eksistensinya
d. kepekaan sosial anak akan tumbuh
17. Untuk menaikkan harga diri seorang anak,
langkah terbaik yang bisa diambil oleh orang tua
adalah . . . .
a. mencela setiap kesalahannya
b. mengatakan lebih jelek dibandingkan
temannya
c. membiarkan apa pun yang ia kerjakan
d. memberi ucapan selamat atas apa pun yang
telah dikerjakan
70
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
18. Apabila orang tua melihat anaknya dalam posisi
tertekan atau stres akibat kesalahan dan
kegagalannya, langkah terbaik orang tua adalah
. . . .
a. memarahinya agar ia tidak mengulanginya
lagi
b. membiarkan sendiri agar ia merasakan
akibatnya
c. menemaninya agar ia mau mengatakan
masalah yang terjadi
d. mengundang guru bimbingan konseling
untuk menyelesaikannya
19. Orang tua adalah panutan utama bagi anak di
rumah. Artinya . . . .
a. anak tidak boleh mengembangkan krea
tivitas
di rumah
b. segala sesuatu yang dikerjakan anak harus
meniru orang tua
c. orang tua harus bisa dijadikan teladan untuk
segala perilaku
d. anak harus mematuhi apa pun perintah dan
keinginan orang tua
20. Saat anak melihat ayahnya memaafkan kesalahan
ibunya, akan berdampak pada kesadaran berikut
ini,
kecuali
. . . .
a. perasaan cinta kasih telah dikembang-
biakkan di rumah
b. anak belajar berlapang dada dan memaaf-
kan
c. harga diri ayahnya turun di mata anak
d. anak memahami makna keharmonisan
B.
Jawablah pertanyaan dengan tepat
!
1. Jelaskan peranan orang tua dalam pembentukan
karakter dan kepribadian bagi anak!
2. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi
perkembangan kepribadian anak?
3. Mengapa keluarga merupakan tempat terbaik
bagi anak untuk menemukan pengalaman
hidup?
4. Jelaskan bahwa orang tua adalah model terbaik
bagi anak!
5. Apa kaitan kasih sayang orang tua dengan
pembentukan kepribadian anak?
6. Bagaimana cara orang tua menghargai eksistensi
seorang anak?
7. Bagaimana caranya agar komunikasi orang tua
dengan anak bisa berjalan efektif?
8. Apa dampak anak yang selalu diejek oleh kedua
orang tuanya?
9. Mengapa orang tua harus memberi penghargaan
atas prestasi yang diraih anak?
10. Pelajaran apa yang kamu temukan setelah
membaca wacana di depan? Jelaskan!