Gambar Sampul Geografi  · Bab I Pengetahuan Peta
Geografi · Bab I Pengetahuan Peta
Eni Anjayani

24/08/2021 16:24:44

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

vi

GEOGRAFI Kelas XII

Menguak Misteri Alam dengan Geografi . . .

Manusia hidup tidak pernah bisa lepas dari alam. Dari kekayaan alam, kebutuhan

manusia terpenuhi. Akan tetapi, melalui alam juga, manusia disadarkan bahwa

bencana bisa terjadi kapan saja. Sebut saja gempa bumi, tsunami, letusan gunung

berapi, dan sebagainya. Kepanikan saja tidak akan mengatasinya. Apa yang seharusnya,

kita lakukan? Inilah saatnya kita memahami keseimbangan geografis. Di setiap sudut

wilayah di Bumi, potensi baik dan buruk alam pasti ada. Begitu juga dengan alam

Indonesia. Selain memiliki kekayaan yang melimpah, batas

Ring of Fire

maupun

Ring

of Disaster

mengepungnya. Bencana yang terjadi seharusnya menjadi pelajaran yang

berharga. Kedua kombinasi kekayaan dan bahaya bisa dipahami dengan lebih baik

melalui geografi.

Belajar geografi merupakan langkah yang tepat untuk memahami alam beserta

isinya. Tujuannya untuk memperoleh jawaban atas fenomena alam, pola distribusi

spasial dan ekologisnya, serta menemukan keterkaitannya dengan eksistensi diri

manusia baik pada lingkup lokal maupun global. Dengan demikian, belajar geografi

tidak hanya sekadar menghafal deretan nama tempat, objek geografi, negara dengan

ibu kota-ibu kotanya. Tujuan lebih dalam pun kini menjadi tantangan bagimu. Apa

yang telah kamu pahami tentang lingkungan dan proses yang terkait diharapkan akan

memberimu kecakapan hidup (

life skills

) di kondisi alam seperti apa pun. Pada

akhirnya, kearifan, tanggung jawab, dan kepedulianmu dalam memanfaatkan

lingkungan serta toleransi terhadap keberagaman budaya masyarakat sangat

diharapkan. Inilah tantangan dan kompetensi yang harus kamu capai.

Buku yang sekarang kamu baca ini, akan menjadi petunjukmu untuk mencapai

tujuan di atas. Dengan pendekatan kontekstual, kamu akan diajak menengok

lingkunganmu lebih dekat setelah memahami berbagai konsep geografi. Dengan begitu,

kamu akan memahami betul potensi-potensi lokal yang bisa dikembangkan dan

menemukan ancaman bahaya yang harus dihadapi serta langkah tepat guna

meminimalkan dampak buruk. Dengan

local knowledge

ini, kamu akan lebih mudah

membaca dan menemukan potensi global yang mendukung kehidupan manusia, juga

ancaman massal yang suatu saat bisa saja mengusik kehidupan manusia. Inilah buku

geografi yang membumi. Bahasa yang digunakan sengaja dikemas dengan interaktif

dan bersahabat agar tidak membuatmu merasa digurui dan bosan. Kegiatan-kegiatan

disajikan secara integratif, mengasah keaktifan, kreativitas, kemampuan, dan

kepedulianmu terhadap lingkungan. Akhirnya, kamu tidak perlu khawatir lagi meski

berada di dalam

Ring of Disaster

. Selamat belajar!

Klaten, Mei 2007

Pe nyusun

Daftar Isi v

Kata Sambutan, iii

Kata Pengantar, iv

Daftar Isi, v

Tentang Buku Ini, vi

Bab I

Pengetahuan Peta, 1

A. Hakikat Peta, 3

B. Proyeksi Peta, 5

C. Komponen Peta, 16

D. Komposisi Peta, 19

E. Penyajian Data, 23

F.

Simbolisasi Data untuk

Pemetaan Tematik, 32

Bab II

Membuat Peta, 39

A. Prinsip Pengukuran dalam

Pemetaan, 41

B. Pengukuran Jarak, 42

C. Pengukuran Sudut Arah, 46

D. Kesalahan dan Koreksi Hasil

Pengukuran, 49

Bab III

Lokasi Industri dan Pertanian, 55

A. Industri, 57

B. Pertanian, 84

Latihan Ulangan Blok, 101

Bab IV

Penginderaan Jauh, 105

A. Definisi dan Sistem

Penginderaan Jauh, 107

B. Citra Penginderaan Jauh, 112

C. Interpretasi untuk Mencipta

Peta, 120

D. Manfaat Citra Penginderaan

Jauh, 126

Bab V

Sistem Informasi Geografis (SIG), 131

A. Memahami SIG, 133

B. SIG Konvensional, 157

C. Penerapan SIG dalam Kajian

Geografi, 166

Latihan Ulangan Semester, 177

Bab VI

Pola Keruangan Desa dan Kota, 181

A. Desa, 183

B. Kota, 189

C. Struktur Ruang Desa dan Kota, 193

D. Interaksi Wilayah Desa dan

Kota, 202

Bab VII Konsep Wilayah dan Pusat

Pertumbuhan, 217

A. Wilayah Formal dan

Fungsional, 219

B. Perwilayahan Formal dan

Fungsional, 220

C. Perwilayahan Berdasarkan

Fenomena Geografis, 223

D. Pusat-Pusat Pertumbuhan, 225

E. Pusat-Pusat Pertumbuhan di

Indonesia, 230

F.

Batas Wilayah Pertumbuhan, 234

Bab VIII Pola Wilayah Negara Maju dan

Negara Berkembang, 241

A. Negara Maju dan Negara

Berkembang, 243

B. Model Pengembangan Wilayah

di Negara Maju dan Negara

Berkembang, 267

C. Usaha-Usaha Pengembangan

Wilayah Indonesia, 271

Latihan Ujian Akhir Sekolah, 279

Glosarium, 284

Indeks, 287

Daftar Pustaka, 290

vi GEOGRAFI Kelas XII

Tentang Buku Ini vii

1

Pengetahun Peta

Saya akan mengidentifikasi komponen-

komponen peta dan manfaatnya.

Saya akan mencari tahu hakikat

prinsip-prinsip pemetaan.

Saya akan mencari tahu prinsip dasar

pemetaan dan proyeksi peta.

Saya akan mengklasifikasi data, me-

nampilkan data dengan simbol, dan

menyajikannya pada peta.

Akhirnya, saya memahami bagaimana

menyajikan kenampakan di Bumi pada

peta. Kelak ilmu ini sangat berguna

bagiku dalam menjalani kehidupan

terutama yang berkaitan dengan

masalah keruangan.

Pendekatan yang digunakan dalam

geografi adalah pendekatan spasial

atau keruangan. Saya tahu ruang di

Bumi amatlah luas. Ruang yang luas

itu dapat diperkecil melalui peta atau

citra. Oleh karena itu, saya akan

memahami prinsip-prinsip dasar peta

dan pemetaan.

2

GEOGRAFI Kelas XII

Peta di atas membuktikan bahwa peta sudah mulai dipikirkan

orang sejak dahulu, meskipun peta di atas bukan peta yang paling

kuno. Konon, peta paling kuno dibuat pada tahun 1418 oleh seorang

laksamana laut dari Cina yang bernama Cheng-Ho. Cheng-Ho

mengarungi lautan antara tahun 1405 dan 1435. Eksplorasinya yang

didokumentasikan dalam catatan sejarah Cina, dituliskan dalam

sebuah buku yang muncul di Cina pada tahun 1418 berjudul ”

The

Marvellous Visions of the Star Raft

”. Bukti-bukti yang mencengangkan

tersebut dipamerkan di depan umum tanggal 16 Januari 2006. Sebuah

peta duplikat pada tahun 1763 tertanggal duplikasi dari tahun 1418

turut dipamerkan.

Jika peta ini terbukti autentik, sepertinya kita harus mengubah

anggapan bahwa orang Eropalah yang pertama kali berhasil membuat

peta dunia pertama yang komprehensif. Itu berarti kita harus

mempertanyakan peta dunia pertama yang diakui buatan Marti

Waldseemuller. Cobalah terus gali kebenaran ini.

Sumber:

www.lib.utexas.edu

Peta sudah ada sejak zaman dahulu. Dari zaman ke zaman

pengetahuan peta semakin berkembang.

3

Pengetahun Peta

Sebuah peta adalah sebuah karya seni. Mengapa dikatakan

demikian? Selain membutuhkan ketelitian, membuat peta juga

membutuhkan sentuhan keindahan. Oleh karena itu, membuat peta

tidak boleh asal-asalan. Sebuah peta harus menyajikan informasi yang

akurat agar tidak menyesatkan si pengguna. Peta harus indah agar si

pengguna tertarik mempelajarinya.

Beruntunglah, kini sudah ada peralatan yang canggih untuk

menciptakan sebuah peta yang bermutu. Sebuah peta dapat bersumber

dari hasil pemotretan di udara baik dengan pesawat atau satelit. Selan-

jutnya, komputer dapat dioperasikan untuk mengolah peta sehingga

keakuratannya dapat dipertanggungjawabkan dan tentu saja indah.

Peta yang baik akan sangat berguna. Bagaimana membuat peta

yang baik? Bagaimana peta menyajikan informasi kepada kita? Dari

mana sumber untuk membuat peta? Semua itu akan kita pelajari.

A.

Hakikat Peta

Melihat dan membaca peta di depan membuktikan bahwa peta

sangat penting dalam kehidupan manusia. Peta kuno misalnya, dibuat

dan digunakan karena saat itu mereka membutuhkannya dalam

penjelajahan dan penelitian, meskipun dalam bentuk yang masih

sangat sederhana. Hal inilah yang kemudian mendorong ber-

kembangnya ilmu kartografi. Melihat kenyataan ini, peta telah menjadi

salah satu metode komunikasi dengan cara grafis, yang sering disebut

graphicacy. Graphicacy

ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik

mulai dari penggunaan hasil fotografi, grafik, diagram, sampai pada

peta. Semua cara tersebut mempunyai kekhasan, yaitu menggunakan

bentuk dua dimensi untuk menyampaikan dan menyajikan konsep

dan ide. Sementara itu seiring perkembangan teknologi, media

komunikasi tersebut makin berkembang, salah satunya adalah

penciptaan peta tiga dimensi.

Hal penting pada peta adalah bagaimana menyajikan hubungan

keruangan. Suatu bentuk hubungan keruangan bisa saja dinyatakan

dalam angka dan kata. Penggunaan kata dan angka dianggap tidak

efisien, seperti ungkapan ’suatu gambar dapat berarti seribu kata’.

Ungkapan tersebut seolah menjadi anggapan umum bahwa data yang

berhubungan dengan keruangan akan lebih efisien disajikan dalam

peta. Pada peta, hubungan keruangan disajikan dengan simbol dua

dimensi yang disusun secara sistematis. Oleh karena itu, diperlukan

kecakapan dalam membuat dan membacanya. Kesalahan bisa timbul

Peta menjadi perangkat penting dalam pembelajaran geografi. Oleh

karena itu, pada peta disajikan distribusi keruangan dan objek geografi serta

hubungannya. Bukan hal mudah menggambarkan objek geografi pada peta,

diperlukan ketelitian, pemahaman kaidah kartografi juga sentuhan

keindahan. Kaidah kartografi yang perlu dipertimbangkan antara lain

penggunaan proyeksi yang tepat, penggunaan komponen peta, komposisi

peta, hingga penyajian maupun simbolisasi data.

peta, kaidah kartografi, pro-

yeksi peta, komponen peta,

proyeksi peta, komposisi peta,

simbol peta, data geografi

Tahukah kamu peta-peta jenis

apakah yang dibuat oleh

bangsa-bangsa kuno? Peta

pada masa lampau dibagi

menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Peta wilayah tempat

mereka tinggal.

2. Peta langit, bintang,

planet, dan pola-polanya

yang berubah-ubah.

3.

Peta yang tidak digambar

sebagai hasil dari sebuah

pengamatan. Peta jenis

ini berdasarkan mitos,

seperti tentang bagai-

mana Bumi diciptakan.

4

GEOGRAFI Kelas XII

dalam sistem komunikasi ini. Nah, berikut bagan yang menggambarkan

sistem komunikasi peta (kartografis) dan bagian-bagian yang bisa

menimbulkan kesalahan komunikasi kartografis.

Keterangan:

Source

: kenampakan di permukaan Bumi.

Enconder

: simbol yang digunakan untuk menggambarkan kenampakan di Bumi pada suatu

peta.

Signal

: peta itu sendiri, yang di dalamnya disajikan gambaran dua dimensi kenampakan di

permukaan Bumi, yang disusun oleh simbol.

Decoder

: mekanisme otak penerima atau pembaca mengartikan simbol pada peta.

Recipient

: pembaca peta.

Noise

: ketidaktepatan penggunaan simbol, keterangan yang tidak tepat, kurang terampil

dalam membuat dan membaca peta, dan sebagainya.

Melalui bagan tersebut, kamu menjadi tahu bagaimana kesalahan

penggunaan peta bisa terjadi. Dengan demikian, jika suatu saat kamu

membuat peta bisa menghindari atau setidaknya meminimalkan

kesalahan seperti pada

noise

. Kesalahan ini memang sering terjadi

karena peta merupakan pengecilan dari permukaan Bumi yang sengaja

dipersiapkan menurut ukuran geometris pada suatu bidang datar,

dengan simbol yang digeneralisasi untuk mewakili kenampakan

sebenarnya. Oleh karena variasi yang kompleks inilah, tidak mudah

menyajikan aspek keruangan dalam peta serta mendefinisikan hingga

diperoleh kesimpulan yang menyatu. Sehingga dalam pembuatan peta

perlu diperhatikan batasan berikut.

1. Peta menggambarkan hubungan yang jelas secara matematis antara

objek yang digambarkan (misalnya jarak) dengan ukuran

sebenarnya. Perbandingan ukuran objek sebenarnya dan ukuran

pada peta dinyatakan dengan skala.

2. Meskipun peta menyajikan kenampakan di permukaan Bumi,

tetapi tidak semua fenomena bisa disajikan secara keseluruhan

pada suatu peta. Oleh karena itu, perlu adanya generalisasi,

klasifikasi, dan penyederhanaan.

Itulah beberapa hal yang harus kita cermati dalam pembuatan

peta. Pada hakikatnya peta adalah perwujudan rangkaian sistem

informasi, sehingga kesalahan sedikit saja pada tahap pembuatan bisa

merugikan pembaca peta.

Sumber:

Pengetahuan Peta, halaman 4

Gambar 1.1

Bagan sistem ekonomi pada peta.

Real

World

Cartographers

Conception

Map

Recipient

Source

Encoder

Channel

Decoder

Recipient

Signal

Noise

Coba pikirkan bagaimana

peta benda-benda tidak ka-

satmata dibuat? Contohnya

peta cuaca, peta lempeng

tektonik Bumi, dan sebagai-

nya.

5

Pengetahun Peta

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa peta

merupakan penggambaran objek di Bumi dengan sistem proyeksi dari

bidang lengkung ke bidang datar. Nah, pada tahap ini diperlukan peng-

gunaan proyeksi dengan tepat. Apa dan bagaimana proyeksi peta itu?

B.

Proyeksi Peta

Bentuk Bumi bulat sedangkan peta berbentuk datar. Di sinilah

sistem proyeksi diperlukan untuk memindahkan kenampakan di Bumi

pada bidang datar. Secara sederhana proyeksi peta dapat diartikan

sebagai cara pemindahan garis paralel dan meridian dari globe (bidang

lengkung) ke bidang datar. Ini artinya proyeksi merupakan suatu sistem

yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di Bumi dan di

peta. Coba kamu bayangkan jika Bumi yang berbentuk bola kemudian

dibentangkan menjadi bidang datar. Pasti di beberapa posisi terkesan

melengkung, inilah yang disebut distorsi atau kesalahan. Padahal di

sisi lain peta bisa disebut ideal jika bisa menggambarkan luas, bentuk,

arah, dan jarak dengan benar. Keempat persyaratan peta yang ideal

sulit untuk dipenuhi. Upaya yang bisa dilakukan dengan mengurangi

risiko kesalahan sekecil mungkin dengan memenuhi satu atau lebih

persyaratan tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan langkah-

langkah berikut.

1. Wilayah yang akan dipetakan dibagi menjadi bagian-bagian yang

tidak begitu luas.

2. Memilih bidang proyeksi yang sesuai dengan posisi wilayah yang

dipetakan, misalnya bidang datar, bidang kerucut, dan bidang

silinder. Nah, dalam memilih macam proyeksi, hal-hal yang

dipertimbangkan, yaitu:

a. Bentuk, letak, dan luas daerah yang dipetakan.

b. Ciri-ciri tertentu atau ciri-ciri asli yang akan dipertahankan,

seperti mempertahankan bentuk

(conform)

, luas

(equivalent)

,

dan jarak

(equidistant)

. Oleh karena sulit untuk memenuhi

ketiga syarat sekaligus, maka dipilih syarat yang bisa terpenuhi

dengan pemilihan proyeksi peta. Karena itu pulalah terdapat

beragam tipe proyeksi peta dengan kelebihan dan kekurangan,

sesuai dengan tujuan peta dan bagian muka Bumi yang

digunakan.

Beberapa istilah sederhana dalam

proyeksi:

1.

Meridian dan meridian utama.

2.

Paralel dan paralel nol atau ekuator.

3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat

(0°–180°BB) dan Bujur Timur

(0°–180°BT).

4.

Lintang (latitude-l), Lintang Utara

(0°–90°LU), dan Lintang Selatan

0°–90°LS).

5

0

°

a

r

c

o

f

m

e

r

i

d

i

a

n

P

60°

Ekuator

arc of parallel

(Longitude)

(Latitude)

Prime meridian

M

E

N

S

Sumber:

www.e–dukasi.net

Kunjungi situs

http://

geography.about.com

untuk

mengetahui banyak hal

tentang kartografi, peta se-

jarah, bagaimana mencetak

peta buta, dan tentang peta

untuk tujuan pembelajaran.

6

GEOGRAFI Kelas XII

A.

B.

C.







































Mungkin penjelasan di depan membuatmu bingung? Jangan

khawatir, agar kamu lebih memahami masalah proyeksi, cermati

gambar-gambar berikut.

Pada gambar bagian A, kamu bisa memahami bagaimana

perubahan bentuk bisa terjadi dari bidang lengkung (segi empat) pada

globe berubah menjadi seperti bagian C di bidang datar. Perubahan

ini mengakibatkan adanya distorsi di berbagai wilayah di permukaan

Bumi. Bagaimana bentuk distorsinya? Coba bayangkan jeruk sebagai

Bumi. Kupaslah kulit jeruk tersebut seperti gambar berikut.

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.3

Globe irisan jeruk.

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.2

Prinsip proyeksi

Adakah proyeksi yang sem-

purna? Tidak, setiap proyeksi

memiliki kelebihan dan keku-

rangan dalam menunjukkan

sifat dunia nyata. Satu-

satunya perwakilan Bumi

”sebenarnya” dengan skala

adalah bola dunia, karena

bola dunialah satu-satunya

cara yang dapat kita gunakan

untuk menunjukkan hubungan

yang tepat di antara titik-titik

di permukaan Bumi. Darinya

kita dapat mengukur jarak

antara tempat-tempat se-

benarnya, arah nisbi yang

sebenarnya dari satu tempat

ke tempat lain, dan ukuran

sebenarnya suatu daratan.

7

Pengetahun Peta

Bagian manakah yang mengalami distorsi? Ya, bagian tengah atau

lintang rendah (khatulistiwa dan sekitarnya) serta bagian kutub

mengalami distorsi menjadi lebih besar. Bisa dikatakan semakin ke

kutub semakin besar distorsinya. Melihat kenyataan ini maka jika kita

akan memetakan wilayah khatulistiwa harus memilih proyeksi yang

benar-benar sesuai. Begitu juga dengan wilayah kutub. Lalu proyeksi

apa yang sesuai? Kenali dahulu beberapa tipe proyeksi.

1.

Proyeksi Berdasarkan Bidang Proyeksi

Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan, proyeksi ini dibedakan

menjadi:

a. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)

Bidang proyeksi ini berupa bidang datar yang menyinggung

bola pada kutub, ekuator atau di sembarang tempat. Oleh karena

itu, proyeksi ini dibedakan menjadi:

1) Proyeksi azimuth normal, di mana bidang proyeksinya

bersinggungan dengan kutub.

2) Proyeksi azimuth transversal, bidang proyeksinya tegak lurus

dengan ekuator.

3) Proyeksi azimuth oblique, bidang proyeksinya menyinggung

salah satu tempat antara kutub dan ekuator.

Sebelum menggunakan proyeksi ini kamu harus memahami

benar cirinya, yaitu garis-garis bujur sebagai garis lurus yang

berpusat pada kutub, garis lintang digambarkan dalam bentuk

lingkaran yang mengelilingi kutub, sudut yang dibentuk antara

garis bujur sama besarnya pada peta, dan seluruh permukaan Bumi

jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.

Nah, kamu dapat melihat hasil penggunaan proyeksi ini pada

gambar di atas. Gambar tersebut merupakan proyeksi azimuth nor-

mal yang dianggap sebagai proyeksi yang cocok untuk memetakan

daerah kutub. Penggambaran kutub dengan proyeksi ini dapat

dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.4

Proyeksi zenithal

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.5

Peta wilayah Kutub Utara dengan proyeksi azimuthal normal.

  





 

 



 



 

 

 

  

  !

8

GEOGRAFI Kelas XII

"#

$

%"#

&"#

&"#

'"#

"#

 ()*+

$,,, ,-  . /  

- ., - 0,

Sumber:

www.geocities.com

Gambar 1.7

Proyeksi azimuthal stereografik

1) Proyeksi Gnomonik

Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat lingkaran

(digambarkan seperti sinar matahari yang bersumber di pusat

lingkaran). Menggunakan proyeksi ini lingkaran paralel makin

keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator.

2) Proyeksi Azimuthal Stereografik

Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar berasal dari

arah kutub berlawanan dengan titik singgung proyeksi.

Akibatnya jarak antarlingkaran paralel semakin membesar ke

arah luar.

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.6

Proyeksi azimuthal gnomonik

 ()*+

"#

&"#

'"#

'"#

'"#

'"#

"#

&"#

$

%"#

&"#

&"#

$1,(0  ,-  

(

2

9

Pengetahun Peta

3) Proyeksi Azimuthal Orthografik

Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar matahari

berasal dari titik jauh tidak terhingga. Akibatnya sinar proyeksi

sejajar dengan sumbu Bumi. Jarak antarlingkaran akan makin

mengecil apabila semakin jauh dari pusat.

b. Proyeksi Silinder

(Cylindrical)

Proyeksi ini menggunakan silinder sebagai bidang proyeksinya

dan menyinggung bola Bumi. Jika proyeksi ini menyinggung

wilayah khatulistiwa, maka garis paralel merupakan garis hori-

zontal dan garis meridian.

Beberapa keuntungan penggunaan proyeksi ini, yaitu dapat

menggambarkan wilayah yang luas dan sesuai untuk meng-

gambarkan wilayah khatulistiwa atau lintang rendah.

c. Proyeksi Kerucut

Dari namanya saja pasti kamu langsung tahu bahwa proyeksi

ini berkaitan dengan bangun kerucut. Proyeksi ini memiliki paralel

melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Baris paralel

"#

$

&"#

&"#

"#

'"# %"#

$,,,  -3 4

 ,,-  1

 ()*+

2

(

&"#

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.8

Proyeksi azimuthal orthografik.

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.9

Proyeksi tabung

%"#

"#

%"#

56#

&"#

76#

"#

76#

&"#

56#

'"#

86#

86#

, -  2,---4 ,0,/





10

GEOGRAFI Kelas XII

berupa garis lingkaran, sedangkan garis bujur berupa jari-jari.

Proyeksi ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah

lintang 45° atau lintang tengah.

Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Proyeksi Kerucut Normal atau Standar

Proyeksi ini menggunakan kerucut dengan garis singgung

dengan bola Bumi terletak pada suatu paralel (paralel standar).

2) Proyeksi Kerucut Transversal

Pada proyeksi ini sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap

sumbu Bumi.

3) Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)

Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis mi-

ring terhadap sumbu Bumi.

Ketiga proyeksi berdasarkan bidang ini (azimuthal, kerucut

dan silinder) termasuk kelompok proyeksi murni yang

penggunaan dalam kehidupan sehari-hari sangat terbatas

karena dirasa sulit. Selanjutnya, proyeksi berdasarkan bidang

ini mengalami modifikasi hingga muncul proyeksi gubahan.

2.

Proyeksi Modifikasi/Gubahan (Proyeksi

Arbitrary)

Proyeksi ini lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang

diperoleh melalui perhitungannya.

a. Proyeksi Bonne

(Equal Area)

Proyeksi ini merupakan proyeksi yang baik untuk menggambarkan

wilayah Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa. Proyeksi ini

menggambarkan sudut dan jarak yang benar pada meridian tengah

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.10

Proyeksi kerucut





$

9

$9

9

, - 0,

, - 0,

7!+  

, - 0,

:! ,0 

"#

%"#

&!).,;

%"#

, - 0,

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.10

Macam proyeksi kerucut.

11

Pengetahun Peta

dan pada paralel standar, terdapat distorsi yang cukup besar

apabila menjauhi meridian tengah.

+ )+(    +

86

'"

56

&"

76

"

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.12

Proyeksi Bonne

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.13

Proyeksi Mollweide

%"#

%"#

"#

76#

&"#

56#

6"#

86#

Proyeksi Boone pertama kali dihitung oleh Ringober Boone pada

pertengahan tahun 1700-an dan sesuai untuk memetakan negara-negara

di lintang tengah seperti Amerika Serikat. Keseluruhan garis paralel terbagi

merata. Skalanya benar untuk menggambarkan wilayah sepanjang

meridian tengah.

b. Proyeksi Mollweide

Pada proyeksi ini, tiap bagian mempunyai ukuran yang sama luas

hingga ke wilayah pinggir proyeksi. Semakin mendekati kutub,

ukuran berubah semakin kecil.

12

GEOGRAFI Kelas XII

c. Proyeksi Sinusoidal

Proyeksi ini lebih dikenal oleh orang-orang di wilayah Amerika

Selatan, Australia, dan Afrika, karena sesuai untuk menggambar

wilayah tersebut. Selain itu, proyeksi ini dapat juga digunakan

untuk menggambarkan daerah yang kecil di belahan Bumi mana

saja maupun daerah luas yang jauh dari khatulistiwa. Proyeksi

ini menggambarkan sudut dan jarak yang tepat untuk wilayah

meridian tengah. Sedangkan untuk wilayah khatulistiwa bisa

digambarkan dengan luasan yang sesuai.

d. Proyeksi Mercator

Proyeksi ini melukiskan Bumi di bidang silinder yang

sumbunya berimpit dengan bola Bumi, kemudian seolah-olah

silindernya dibuka menjadi bidang datar.

Hasil proyeksi ini layak digunakan untuk memetakan wilayah

dekat ekuator. Akan tetapi makin mendekati kutub, distorsi

semakin besar. Selain karakteristik ini, masih ada ciri lain yang

dimiliki proyeksi ini, yaitu:

1) Kutub-kutub hampir tidak dapat dipetakan karena terletak di

posisi tidak terhingga.

2) Interval jarak antarmeridian sama.

3) Interval jarak antarparalel tidak sama, semakin mendekati

kutub semakin lebar.

"#

7"#

:"#

&"#

5"#

6"#

'"#

8"#

7:"#7""#<"#'"#5"#:"#"#&"#

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.14

Proyeksi sinusoidal

  

 =,=

 ,==,=

=4

7<"#7'"#75"#7:"#7""#<"#'"#5"#:"#"#:"#5"#'"#<"#7""#7:"#75"#7'"#7<"#

<"#

'"#

5"#

:"#

"#

:"#

5"#

'"#

 ,==,=

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.15

Proyeksi mercator

13

Pengetahun Peta

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.16

Proyeksi homolografik

76"

'" 56

76 "

&"

" 86

7&6

7<"

76

&"

56

86

%"#

7<"

4) Menggunakan proyeksi ini, Bumi dibagi menjadi enam puluh

zona. Tiap zona mempunyai lebar 6°. Zona nomor 1 dimulai

dari daerah yang dibatasi oleh meridian 180°B dan 174°B,

dilanjutkan ke arah timur sampai dengan zona enam puluh.

e. Proyeksi Homolografik

(Goode)

Proyeksi ini merupakan proyeksi perbaikan kesalahan pada

proyeksi Mollweide.

Seputar Proyeksi Goode

Proyeksi Goode pertama kali dihitung oleh John Paul Goode (1862–1932)

dari Chicago. Semenjak itu mulai digunakan secara luas untuk peta global.

Seperti pada gambar, peta ini dipotong menjadi beberapa bagian untuk

mengurangi penyimpangan dan perentangan, terutama di wilayah samudra

dan Antartika.

f.

Proyeksi Gall

Ciri khas yang dimiliki proyeksi ini adalah bentuk yang berbeda

pada wilayah lintang yang mendekati kutub.

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.17

Proyeksi gall

+

"

'"#

56#

&"#

76#

"#

76#

&"#

56#

'"#

+

"

86#

'"#

56#

&"#

76#

"#

76#

&"#

56#

'"#

86#

14

GEOGRAFI Kelas XII

3.

Proyeksi Berdasarkan Sifat Asli yang

Dipertahankan

Ditinjau dari klasifikasi ini, proyeksi dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Proyeksi Equivalent

Proyeksi ini mempertahankan luas daerah. Artinya luas daerah

sebenarnya sama dengan luas daerah pada peta setelah dikalikan

skala.

b. Proyeksi Konform

Proyeksi ini mempertahankan sudut-sudut sesuai dengan

kenampakan di permukaan Bumi. Artinya skala yang diper-

tahankan adalah ketepatan sudut.

c. Proyeksi Equidistant

Proyeksi ini mempertahankan jarak sehingga jarak di atas muka

Bumi sama dengan jarak di atas peta apabila dikalikan skala.

4.

Proyeksi Berdasarkan Kedudukan Sumbu

Simetri

Berdasarkan pembagian ini, proyeksi dibedakan menjadi:

a. Proyeksi Normal

Pada proyeksi ini, sumbu simetri berimpit dengan sumbu Bumi.

b. Proyeksi Miring

Pada proyeksi ini, sumbu simetri membentuk sudut miring dengan

sumbu Bumi.

c. Proyeksi Transversal

Sumbu simetri pada proyeksi ini tegak lurus sumbu Bumi atau

terletak pada bidang ekuator (disebut juga proyeksi equatorial).

Nah, itulah beberapa jenis proyeksi yang digunakan dalam

pemetaan. Catatan penting yang harus kamu ingat, yaitu bahwa

proyeksi peta selalu mempunyai distorsi (berubah dari bentuk aslinya).

Beberapa proyeksi mungkin akan mengubah bentuk arah menjadi tidak

tetap. Beberapa proyeksi lainnya mengubah ukuran, tetapi memper-

tahankan bentuk dan arah dengan tepat. Pada perkembangannya, para

pembuat peta telah membuat lebih dari seratus proyeksi yang berbeda.

Untuk pemilihan proyeksi itu sendiri disesuaikan dengan tujuan untuk

Sumber:

www.e–dukasi.net

Gambar 1.18

Macam proyeksi berdasarkan kedudukan sumbu simetri.

.

=







-

4

.= -4

  )

+

>



12,--- .

 ?,4 !



  )

+

>



.=-4

4

.

=







-

.12,---  

 ?,4 00 !

.= -4

  )

+



.

=







-

4

=12,---  

.   

 ?,4.,;!

15

Pengetahun Peta

apa peta itu dibuat. Agar kamu memperoleh bayangan bagaimana

proyeksi dan distorsi di dalamnya terjadi, lakukan percobaan

sederhana berikut.

Percobaan Kulit Jeruk

a.

Tujuan:

Membuktikan adanya distorsi dalam pemetaan dengan

proyeksi.

b. Alat dan Bahan:

1) Globe.

2) Spidol permanen.

3) Sebuah jeruk (pilihlah jenis jeruk yang mudah dikupas).

4) Pisau dapur.

c.

Langkah Kerja:

1) Menggunakan spidol per-

manen, gambarlah ekuator

dan benua-benua di Bumi

pada kulit jeruk dengan

menggunakan globe sebagai

panduan.

2) Masih menggunakan spidol

permanen, bagilah kulit jeruk

menjadi beberapa bagian

(minimal empat bagian yang

sama besar).

3) Kupaslah kulit jeruk tersebut

dengan bantuan pisau dan

lakukan secara perlahan.

Letakkan hasil potongan secara berjajar kemudian cocokkan

apakah sama dengan gambar berikut.

d. Analisis dan Kesimpulan:

Selanjutnya lakukan analisis dengan menjawab pertanyaan berikut.

1) Bentuk proyeksi apakah yang sesuai dengan hasil praktik?

2) Di bagian manakah distorsi banyak terjadi? Jelaskan pendapatmu!

Sumber:

Geografi, Kegiatan-Kegiatan untuk

Menjelajahi, Memetakan, dan Menik-

mati Duniamu, halaman 19

B

U

Samudra

Pasifik

Sam udra

Atla ntik

Ekuator

S

Gore

T

Sumber:

Geografi, Kegiatan-Kegiatan untuk Menjelajahi, Memetakan, dan

Menikmati Duniamu, halaman 19

16

GEOGRAFI Kelas XII

Setelah suatu kenampakan Bumi terproyeksi pada bidang datar,

maka satu tahap pemetaan sudah dilaksanakan. Masih ada beberapa

hal lagi yang harus dipenuhi agar gambaran permukaan Bumi tersebut

layak disebut peta. Peta yang baik biasanya dilengkapi dengan

komponen peta atau sering disebut kelengkapan peta.

C.

Komponen Peta

Pada waktu SMP kamu pernah belajar membaca peta dengan

bantuan komponen peta. Ingat bukan? Nah, kali ini kita akan

membahasnya dengan lebih mendalam. Komponen peta menjadi hal

yang harus ada pada peta, karena dengannya peta bisa dengan mudah

dibaca, ditafsirkan, serta tentu saja tidak membingungkan.

1.

Judul Peta

Judul menggambarkan isi sebuah peta. Apakah yang kamu dapat

sesudah sekilas membaca judul peta? Ya, setidaknya kamu akan

memperoleh gambaran muatan peta tersebut. Bahkan melalui judul

pula, kamu bisa mendapatkan gambaran wilayah manakah yang

dipetakan. Demi tujuan tersebut, dalam pemilihan judul pun ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Judul harus mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta.

b. Judul peta sebisa mungkin tidak menimbulkan penafsiran ganda.

2.

Skala Peta

Kenampakan di permukaan Bumi tidak mungkin digambarkan

dengan ukuran sebenarnya di peta. Jika hal itu dilakukan tentu saja

memerlukan media yang luas. Nah, di sinilah skala peta berperan.

Kenampakan di Bumi dapat diperkecil ukurannya dengan per-

bandingan ukuran agar dapat ditampilkan pada peta. Perbandingan

tersebut dinyatakan dalam skala. Di SMP kamu pernah belajar tentang

skala dan bagaimana suatu skala disajikan. Penyajian skala dilakukan

dengan tiga cara sebagai berikut.

Skala Angka

Skala Grafik

Skala Tulisan (Skala Verbal)

(Pecahan)

1 : 5.000.000

1 sentimeter di peta sama dengan

50 kilometer di permukaan Bumi.

Skala grafik hendaknya dicantumkan pada peta, karena sangat berguna

pada saat melakukan pembesaran maupun pengecilan peta. Coba

temukan peranan skala grafis dalam hal tersebut. Nah, setelah kamu

temukan peranan skala peta tersebut kamu akan menyadari betapa

pentingnya skala. Lalu, bagaimana jika suatu peta tidak ada skalanya?

Jika hal ini kamu temui, maka cara-cara berikut dapat kamu lakukan.

a. Membandingkan dengan objek pada peta yang sudah pasti diketahui

ukurannya di lapangan. Cara ini dilakukan dengan mengambil objek

yang secara umum telah diketahui ukurannya. Lapangan sepak bola

misalnya yang mempunyai panjang 100 meter, atau dapat juga

menggunakan objek-objek yang bisa kamu ukur di lapangan dan

"

:"" 

"

6"

7

:

5=

7""

76"

&

Sumber:

Dokumen Penulis

17

Pengetahun Peta

tampak pada peta. Dengan menggunakan lapangan sepak bola, jika

suatu kenampakan digambarkan sepanjang 4 cm, maka peta

mempunyai skala 1 : 2.500. Bagaimana jika panjang lapangan sepak

bola digambarkan sepanjang 5 cm, berapa skalanya?

b. Menggunakan bantuan peta topografi. Pada peta topografi pada

umumnya ditampilkan garis kontur. Masih ingat apa itu garis

kontur? Garis kontur yaitu garis pada peta yang menghubungkan

titik-titik dengan ketinggian yang sama. Deretan garis ini tidak

diletakkan begitu saja, tetapi ada

Contour interval

(Ci) yang

merupakan selisih ketinggian dua garis kontur. Nilai Ci dapat

ditemukan dengan pedoman rumus berikut.

Ci =

000

.2

1

× penyebut skala

Nah, apabila suatu peta terdapat garis kontur tetapi tidak tercantum

skala petanya, maka skala peta dapat dihitung.

Contoh:

Suatu peta wilayah x mempunyai Ci = 20 meter. Berapa skala

peta tersebut?

Ci = 20

20 =

000

.2

1

× penyebut skala

Jadi, penyebut skala adalah 40.000. Nah, berarti peta tersebut

mempunyai skala 1 : 40.000. Namun, ingat peta yang akan dihitung

adalah peta asli, bukan hasil pembesaran maupun pengecilan.

c. Membandingkannya dengan peta lain dengan cakupan daerah

sama dan ada skalanya. Cara ini dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

P

2

=

2

1

d

d

× P

1

Coba diskusikan dengan

teman sebangkumu kelebihan

dan kelemahan skala grafik!

P

1

= 100.000

P

2

= . . .?

Jawaban:

P

2

=

2

1

d

d

× P

1

P

2

=

6

3

× 100.000

=

2

1

× 100.000 = 50.000

Jadi, skala peta yang dicari 1 : 50.000

d

1

=3 cm

d

2

=6 cm

Keterangan:

P

1

= penyebut skala peta yang diketahui skalanya.

P

2

= penyebut skala yang akan dicari.

d

1

= jarak di peta yang sudah diketahui skalanya.

d

2

= jarak pada peta yang dicari skalanya.

Perhatikan contoh berikut.

Sumber:

Pengetahuan Peta, halaman 15

Gambar 1.19

Prinsip perbandingan skala.

A

B

d1

A

B

d2

d. Menghitung skala dari garis lintang. Cara ini baik digunakan untuk

wilayah dekat ekuator (lintang rendah). Pedoman yang digunakan

yaitu panjang 1° lintang dekat ekuator = 68,7 mil = 110,56 km.

Contoh:

1,9 cm

= 1° lintang

1,9

= 110,56 km

1,9 cm

= 11.056.000 cm

1 cm

= 5.889.474 cm

skala ± 1 : 5.900.000 (hasil pembulatan)

18

GEOGRAFI Kelas XII

Jenis peta berdasarkan skala terdiri atas:

1.

Peta kadaster, skala < 1 : 5.000.

2.

Peta skala besar, skala 1 : 5.000 sampai dengan < 1 : 250.000.

3.

Peta skala sedang, skala 1 : 250.000 sampai dengan < 1 : 500.000.

4.

Peta skala kecil, skala 1 : 500.000 sampai dengan < 1 : 1.000.000.

5.

Peta skala sangat kecil, skala > 1 : 1.000.000.

 

  

 

 

@ 4

@ 03,

@-3

@0- ,

@3     ,

@4 

@0 / 4

@ 

@--

@ 0, . -

@0- ,

@3  

@.  0/,  4

@ /

@ , 

@  ,0,

@   . 

@   =   

@3   ,

@3    

@3   

@   

@ 0 -

@ 3  -

@0 A,,

7"" -

@0 0  

,0,

&""3,/

:""3,/

7""3,/

- ,0 

   (

@'1"""B<1"""A 

:

@:1"""B51"""A 

:

@71"""B:1"""A 

:

   

 

  

 

 





  

71"""

6""

7""

Apakah kelebihan dan ke-

lemahan simbol gradasi

warna dan gradasi arsiran

dalam menggambarkan data

area/bidang yang bersifat

kuantitatif?

3.

Petunjuk Arah (Orientasi)

Meskipun terlihat sederhana, tanda ini penting pada peta. Gunanya

tentu saja untuk menunjukkan arah sehingga bermanfaat bagi

penggunaan peta untuk menentukan arah. Coba lihat peta atau atlas

yang kamu punyai. Bagaimanakah petunjuk arah ini digambarkan dan

ditempatkan pada peta?

4.

Simbol dan Warna

Dalam dunia pemetaan dikenal beberapa tipe simbol. Masih

ingatkah kamu berbagai jenis simbol tersebut? Nah, untuk sekadar

mengingatkanmu, simaklah geo info berikut.

Sumber:

Dokumen Penulis

19

Pengetahun Peta

Menggunakan simbol-simbol tersebut kamu dapat mengenali objek

sosial seperti jalan raya, rel kereta api, lahan pertanian, pelabuhan

dan sebagainya. Jalan raya dikenali dengan simbol garis. Tingkatan

jalan bisa dibedakan dengan penggunaan simbol garis yang berbeda.

Tipe garis yang berbeda ini pulalah yang membedakan jalan, jalan

kereta api, dan sungai. Objek fisik bisa juga dikenali dari peta, seperti

gunung yang dikenali dengan simbol segitiga dan bentang alam yang

dikenali dari garis kontur.

Selain dengan simbol, penggunaan warna untuk menonjolkan

perbedaan objek lazim digunakan. Tidak ada ketentuan baku

penggunaan warna dalam peta. Terkadang kebiasaan umum serta

maksud dan tujuan peta sering menjadi pedoman pewarnaan peta.

Penggunaan warna juga bisa digunakan untuk membedakan data

kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif digambarkan dengan gradasi

warna. Bagaimana menyajikan simbol warna dapat kamu pelajari pada

subbab di belakang.

5.

Legenda atau Keterangan

Apakah artinya simbol tanpa keterangan, itulah gambaran betapa

pentingnya legenda dalam sebuah peta. Legenda peta berisi keterangan

simbol yang terdapat pada peta. Agar dapat memahami isi peta dengan

baik, pembaca peta harus benar-benar memahami legenda. Buka dan

lihat kembali atlas atau peta yang kamu miliki, di manakah letak

legendanya?

6.

Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

Jika suatu saat kamu membutuhkan peta yang benar-benar dapat

dipercaya, carilah peta dengan memerhatikan sumber dan tahun

pembuatan. Mengapa harus dengan kedua hal tersebut? Sumber pada

peta menunjukkan data-data yang digunakan dalam pemetaan,

sehingga akan memberikan kepastian bahwa informasi yang disajikan

dalam peta benar-benar akurat. Sedangkan informasi tahun

memberikan petunjuk apakah data tersebut benar-benar

up date

dan

tidak kedaluwarsa.

7.

Inset

Inset digunakan untuk memperjelas posisi suatu wilayah yang ada di

peta. Inset terdiri atas dua jenis, yaitu inset lokasi dan inset

pembesaran. Inset lokasi memberikan gambaran global wilayah di

sekitar daerah yang dipetakan. Contoh peta Provinsi Riau memerlukan

inset peta Sumatra atau Indonesia. Sedangkan inset pembesaran

digunakan untuk menggambarkan wilayah yang kecil.

Berbagai komponen peta ini harus ada di dalam peta dan

diletakkan dengan tepat agar keterbacaannya benar-benar terjamin

serta unsur keindahan pun tidak terabaikan. Untuk memenuhi

keduanya, maka harus dibuat komposisi peta yang tepat.

Mengapa sumber data dalam

suatu peta perlu dicantum-

kan?

20

GEOGRAFI Kelas XII

Keterangan:

Komposisi A

(Peta topografi lama)

1. Daerah yang dicakup

2. Nomor lembar peta seri

3. Pulau induk

4. Petunjuk letak peta

5. Petunjuk orientasi utara

6. Skala angka dan grafis

7. Pengarang/penerbit

8. Pembagian daerah administrasi

9. Keterangan proyeksi peta

10. Petunjuk pembacaan grid peta

11. Legenda/keterangan

12. Penjelasan sumber

13. Grid lintang

14. Grid bujur

Komposisi B

(Peta topografi baru)

1. Judul peta

2. Skala angka

3. Nomor lembar peta seri

4. Daerah yang dicakup

5. Edisi (tahun), petunjuk letak peta

6. Keterangan proyeksi peta

7. Pengarang/penerbit

8. Petunjuk orientasi utara

9. Skala grafis

10. Pembagian daerah administrasi

11. Petunjuk pembacaan koordinat geo-

grafis

12. Grid lintang

13. Grid bujur

Untuk peta-peta berseri, seperti peta topografi maupun peta rupa bumi,

tidak memerlukan garis tepi, berbeda dengan komposisi peta pada peta

tematik. Pada kedua peta tersebut, keseimbangan sangat dipertimbangkan.

Contoh komposisi peta tematik.

Contoh 1

















A. Komposisi yang terlalu berat

ke kanan.

B. Komposisi yang baik/teratur.

Sumber:

Pengetahuan Peta, halaman 50

Gambar 1.21

Komposisi peta tematik.















































Sumber:

Pengetahuan Peta, halaman 49

Gambar 1.20

Komposisi peta topografi.

D.

Komposisi Peta

Selain kelengkapan komponen, peta yang baik akan memberikan

gambaran wujud dan letak yang sebenarnya, tidak membingungkan,

serta menarik. Nah, jika kamu telah mengetahui bagaimana syarat peta

yang baik, tentunya kamu akan berusaha untuk membuat peta yang

baik. Selain persyaratan tersebut, dalam pembuatan peta kamu juga

harus memerhatikan bagaimana komposisi peta yang tepat. Perhatikan

contoh komposisi peta topografi Indonesia berikut.

















21

Pengetahun Peta

Keterangan A dan B:

1. Judul peta tematik

2. Daerah yang dicakup

3. Skala angka dan grafis

4. Orientasi utara





























Contoh 2

A. Komposisi kurang baik/

kurang teratur

B. Komposisi peta yang baik

Keterangan A dan B:

1. Judul peta tematik

2. Daerah yang dicakup

3. Skala angka dan grafis

4. Orientasi utara

5. Legenda/keterangan

6. Peta inset/peta lokasi

7. Pengarang/penerbit

8. Sumber data

9. Grid lintang dan bujur

Berdasarkan contoh komposisi peta pada gambar, kamu bisa

membayangkan dan mendesain peta tematik yang akan kamu buat.

Komposisi peta yang dirancang dengan tepat akan menambah kejelasan

bagi pembaca peta. Tidak hanya itu, bahkan dengan komposisi peta

yang baik dan tepat akan memberikan kesan suatu peta yang indah.

Di sinilah letak seni pada ilmu kartografi yang menyatakan bahwa

kartografi adalah ilmu dan seni. Nah, melalui kegiatan penamaan unsur

geografi kamu mengetahui bahwa penyajian data yang harus tepat,

mudah dibaca dan mempunyai unsur keindahan. Misalnya, kamu akan

membuat peta jumlah siswa tiap kelas di sekolahmu. Bagaimana

menyajikan datanya? Sebelum penyajian data pada peta, kamu harus

mengenali terlebih dahulu jenis data. Untuk itu, mari kita bahas

bersama mengenai klasifikasi data dan penyajiannya.

Sumber:

Pengetahuan Peta, halaman 51

Gambar 1.22

Komposisi lain peta tematik.

Penamaan Unsur Geografi

Bisakah kamu bayangkan jika sebuah peta tidak ditampilkan nama

unsur geografi, misalnya suatu wilayah atau sungai tidak dituliskan nama-

nya? Pasti menjadi tidak bermanfaat. Meskipun begitu, peta yang telah

terdapat penamaan unsur geografi, terkadang menjadi tidak bermanfaat

apabila letak penamaan tersebut tidak tepat. Nah, kegiatan kali ini akan

5. Legenda/keterangan

6. Penyusun/penerbit

7. Sumber data

8. Grid lintang dan bujur

22

GEOGRAFI Kelas XII

mengajakmu menganalisis berbagai tipe penamaan unsur serta menemukan

kesalahannya. Perhatikan rangkaian gambar berikut.

A.

B.

C.

D.

 = - 4 

 = -

4 

































+



2















+



2















23

Pengetahun Peta

 C

 C

E.

F.

Dari rangkaian gambar di atas, terdapat beberapa penamaan unsur

geografi pada peta yang tepat, temukanlah dan berikan alasan

ketidaktepatan itu. Selanjutnya, diskusikan dengan teman-temanmu hal-

hal apakah yang perlu dipertimbangkan saat penulisan nama geografi pada

peta.

E.

Penyajian Data

1.

Klasifikasi Data

Perhatikanlah kedua gambar di bawah ini.

Apakah perbedaan pada kedua gambar tersebut? Mewakili unsur

apa sajakah masing-masing gambar tersebut? Menurutmu, manakah

yang merupakan data kualitatif dan mana yang berupa data kuantitatif?

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.23

Penyajian data kualitatif dan kuantitatif.

( 0.  3 4 3 ,

 . - , 1

D.0,

D. -

D -0,

71"""

7"1"""

61"""

71"""

6""

6""

<1"""

51"""

71"""

716""

A.

B.

( 0.   . - , 

,0   41

D.0,

D. -

D -0,

(



















(









2







+

(



















(









2







+

Sumber:

Dokumen Penulis

24

GEOGRAFI Kelas XII

Pada gambar A, tampak simbol-simbol berbentuk segitiga,

lingkaran, dan tanda silang. Simbol-simbol ini sama dengan simbol

pada gambar B. Tetapi perhatikan gambar A, pada gambar tersebut

tidak digambarkan jumlah atau nilai dari masing-masing simbol.

Gambar atau peta tersebut hanya mengungkapkan distribusi keruangan

dari data yang dipetakan saja. Sehingga dari peta tersebut hanya dapat

diketahui di mana lokasi terdapatnya mineral besi, mineral tembaga,

maupun mineral magnesium. Nah, gambar A merupakan contoh

pencerminan data kualitatif.

Berbeda dengan gambar B. Pada peta ini selain digambarkan lokasi

terdapatnya tambang mineral besi, tembaga, dan magnesium dengan

menggunakan simbol, ditunjukkan juga nilai atau jumlah pekerja yang

bekerja di tiap-tiap lokasi tambang. Gambar ini merupakan

pencerminan data kuantitatif.

Jadi, apa kesimpulanmu mengenai data kualitatif dan data

kuantitatif? Dengan contoh seperti pada gambar mungkin kamu sudah

mendapatkan gambaran bagaimana melakukan klasifikasi data, mana

yang tergolong data kualitatif dan data kuantitatif. Sebagai contoh data

mengenai partai politik yang mengikuti pemilu tahun 2004,

menurutmu termasuk dalam jenis apakah data tersebut? Data partai

politik yang mengikuti pemilu tahun 2004 merupakan data kualitatif,

tetapi apabila data tersebut ditampilkan bersamaan dengan data jumlah

partai politik yang mengikuti pemilu pada tiap periode, data jumlah

partai politik yang mengikuti pemilu tahun 2004 menjadi data

kuantitatif. Bagaimana dengan data perolehan suara tiap partai politik

yang mengikuti pemilu tahun 2004? Menurutmu termasuk jenis

apakah data tersebut?

Jika kamu perhatikan di televisi, koran, ataupun majalah, sering

disajikan data mengenai perolehan suara tiap partai politik peserta

pemilu tahun 2004. Perhatikanlah, data tersebut disajikan dalam

berbagai bentuk, antara lain dalam bentuk tabel dan grafik. Tujuan

dari penyajian data menggunakan tabel ataupun grafik/diagram, yaitu

supaya data dapat dengan mudah terbaca dan tentu saja menarik. Dapat

kamu bayangkan jika data tersebut hanya disajikan dalam bentuk kata-

kata atau kalimat yang panjang.

Selain dibedakan menjadi data kualitatif dan kuantitatif, data yang akan

dipetakan juga bisa dibedakan berdasarkan ukuran data. Pembagiannya

sebagai berikut.

a.

Nominal

Suatu pengelompokan unsur di permukaan Bumi dengan aturan

tertentu dan tidak mempunyai tingkatan (peringkat). Masing-masing

unsur yang dipetakan tidak berkaitan. Unsur-unsur tersebut dikenal

dengan namanya saja. Seperti objek bangunan sawah, laut, dan

sebagainya.

b. Ordinal

Suatu pengelompokan unsur di permukaan Bumi yang mempunyai

tingkatan. Unsur-unsur diklasifikasikan dalam tingkatan secara garis

besar, sesuai dengan ukuran, kepentingan umum, dan lain-lain. Dalam

arti, besar kecil, tua muda, padat jarang, dan sebagainya.

25

Pengetahun Peta

Masih ada cara lain dalam klasifikasi data, yaitu dengan membuat kelas

interval. Cara ini biasa digunakan untuk mengelompokkan deretan data

statistik. Pemilihan kelas interval disesuaikan dengan data yang akan

dipetakan. Langkah yang dilakukan, pertama dengan menentukan jumlah

kelas interval. Salah satu cara untuk menentukan jumlah kelas interval

dengan menggunakan rumus berikut.

K = 1 + 3,3 log N

Keterangan:

K = jumlah kelas interval

N = jumlah frekuensi

Setelah jumlah kelas diperoleh, selanjutnya ditentukan ukuran kelas

interval dengan mengetahui terlebih dahulu luas penyebaran data

(range)

.

Oleh karena itu, harus diketahui dahulu nilai tertinggi dan terendah. Untuk

memperoleh ukuran kelas dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

Kelas Interval =

Kelas

Jumlah

Terendah

Nilai

_

TinggiNilai

Contoh:

Data penduduk RT X sebanyak 30 orang dengan komposisi umur

sebagai berikut.

1. Wiwin = 42 tahun

2. Sri = 42 tahun

3. Amir = 42 tahun

4. Mila = 42 tahun

5. Eti = 42 tahun

6. Eri = 42 tahun

7. Era = 42 tahun

8. Ito = 37 tahun

9. Siti = 11 tahun

10. Caca = 5 tahun

11. Ica = 52 tahun

12. Ida = 51 tahun

13. Hendra = 19 tahun

14. Wawan = 19 tahun

15. Hadi = 29 tahun

16. Cipto = 25 tahun

17. Joko = 8 tahun

18. Bambang = 36 tahun

19. Samsul = 33 tahun

20. Anwar = 9 tahun

21. Puji = 3 tahun

22. Tari = 75 tahun

23. Endang = 19 tahun

24. Made = 17 tahun

25. Sitompul = 2 tahun

26. Endah = 42 tahun

27. Tini = 29 tahun

28. Lila = 10 tahun

29. Nita = 45 tahun

30. Anis = 46 tahun

Jumlah kelas yang dapat dibuat dari data di atas, yaitu:

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 30

= 5, 8 dibulatkan menjadi 6 kelas

26

GEOGRAFI Kelas XII

Dari jumlah kelas tersebut digunakan untuk memperoleh kelas interval

dengan langkah sebagai berikut.

Kelas Interval =

Kelas

Jumlah

Terendah

Nilai

Tertinggi

Nilai

=

6

2

75

= 12

Jadi, kelas interval yang diperoleh sebagai berikut.

2–13

14–25

26–37

38–49

50–61

62–73

Dengan hasil yang diperoleh ini, kamu dapat menggambarkannya dalam

bentuk diagram penduduk. Atau dapat juga kamu analisis di tingkat manakah

pengelompokan umur paling banyak. Mudah bukan?

2.

Tabel

Penyajian data pada peta pun dapat menggunakan tabel.

Bagaimana bentuk tabel pun pasti sudah tidak asing lagi bagimu. Ya,

tabel terdiri atas kolom dan baris. Berapa pun jumlah kolom dan baris

dalam suatu tabel tidak ada batasan. Penyajian data dengan tabel sangat

berguna apabila unsur yang dipetakan mempunyai variabel yang

kompleks. Penyajian dengan cara ini sangat baik untuk analisis

perbandingan.

Contoh:

Peta Tingkat Kepadatan Penduduk

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.24

Penyajian data dalam bentuk tabel.





!

"

Pada contoh di atas, data pada tiap daerah disajikan dengan tabel.

Tabel tersebut dapat berfungsi untuk membandingkan tingkat

kepadatan penduduk pada tiap wilayah dan pada kurun waktu

Tingkat kepadatan penduduk

Tahun (/km

2

)

Wilayah

2000 2001 2002 2003 2004

Daerah A

800 1.000 1.500 1.600 2.000

Daerah B

700

800 1.000 1.100 1.900

Daerah C

1.500 1.600 1.750 1.800 2.000

Daerah D

1.750 1.800 1.900 2.100 2.500

27

Pengetahun Peta

tertentu. Setelah ini, kamu juga bisa mencoba membuat tabel mengenai

jumlah siswa di sekolahmu. Cobalah!

Penyajian data dengan menggunakan tabel mempunyai kelebihan

dan kekurangan. Salah satu kekurangan penyajian data dengan tabel,

yaitu apabila digunakan sebagai perbandingan, pembaca kurang cepat

menangkap tingkat perbandingan karena nilai data disajikan dengan

angka. Tetapi hal ini akan memberikan kelebihan, karena data disajikan

dengan nominal angka sehingga tidak akan terjadi kesalahan

pembacaan. Menurutmu, apakah kekurangan dan kelebihan lain

penyajian data dengan tabel? Cara lain untuk menyajikan data yang

digunakan sebagai perbandingan, yaitu dengan grafik atau diagram.

3.

Grafik atau Diagram

Penyajian data dengan grafik atau diagram dapat dilakukan dengan

berbagai cara, mari kita bahas bersama.

a. Diagram Garis

Penggambaran diagram garis dapat menggunakan garis lurus

(diagram garis lurus) atau menggunakan garis lengkung (diagram

garis lengkung). Diagram garis penggunaannya ditekankan untuk

melihat perkembangan. Pada umumnya diagram garis digunakan

untuk data-data yang kontinu. Contoh: suhu (perubahan suhu dari

bulan ke bulan). Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dia-

gram garis ini, dasar garis vertikal harus dimulai dari 0.

1) Grafik atau Diagram Garis Sederhana

Pada diagram garis, skala horizontal digunakan untuk

mencerminkan variabel bebas, seperti waktu, jam, hari, bulan,

tahun, sedangkan sumbu tegak untuk variabel yang tidak

bebas, misalnya jumlah dan nilai pada data yang telah ada.

Contoh:

2) Grafik atau Diagram Garis Campuran

Pada diagram ini digambarkan kuantitas dari beberapa unsur,

di mana setiap unsur digambarkan dengan garis yang

berlainan, sehingga diagram ini sering disebut grafik garis

campuran. Menggunakan diagram ini, kita dapat secara

langsung melihat perbedaan unsur-unsur data yang disajikan

dan membandingkan besar atau nilai unsur. Ya, karena dia-

gram ini memang khusus digunakan untuk perbandingan

berbagai unsur. Selain itu, menggunakan diagram ini kita bisa

Apakah kelebihan dan keku-

rangan penyajian data dengan

tabel?

"

71"""

:1"""

:""" :""7 :"": :""& :""5

A 

:

 4

 ,        4

Keterangan:

Kepadatan Daerah A

tahun 2000

= 800/km

2

tahun 2001

= 1.000/km

2

tahun 2002

= 1.500/km

2

tahun 2003

= 1.600/km

2

tahun 2004

= 2.000/km

2

––– = kepadatan penduduk

Grafik ini menggambarkan tingkat pertambahan kepadatan penduduk tiap kurun waktu tertentu.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.25

Grafik atau diagram garis sederhana.

Kepadatan penduduk

28

GEOGRAFI Kelas XII

melihat perkembangan nilai suatu unsur pada jangka waktu

tertentu.

Contoh:

Data dalam bentuk tabel.

Tabel 1.1 Data Produksi Pertanian

Tahun

Kw/ha

2000

2001

2002

2003

2004

Padi

5

6

5

4

2

Jagung

4

6

6

7

5

Sumber:

Dokumen Penulis

Data dalam bentuk grafik.

3) Diagram Garis Gabungan

Bentuk diagram ini dinyatakan dengan campuran

beberapa garis yang sama tetapi tidak saling berpotongan.

Biasanya digunakan untuk menunjukkan individu atau bagian

dari suatu total jumlah. Misalnya untuk menunjukkan masing-

masing produksi padi dan jagung pada jumlah seluruh bahan

makanan pokok.

Contoh:

Berdasarkan tabel data produksi pertanian,

digambarkan diagram garis gabungan seperti

gambar samping.

Cara penggambaran pada grafik ini, dimulai

dari data padi yang bernilai 5, kemudian untuk

menggambarkan data produksi jagung nilai 5

dianggap sebagai titik awal (nilai 0) untuk produksi

jagung pada tahun 2000. Untuk tahun 2001,

produksi padi 6 kw/ha, nilai 6 digunakan sebagai

titik awal (nilai 0) untuk produksi jagung pada

tahun 2001. Dari berbagai macam diagram garis

yang telah kamu ketahui, temukanlah keunggulan

dan kelemahan masing-masing diagram tersebut.

b. Diagram Batang

Pembuatan diagram batang hampir sama dengan diagram garis

tetapi diagram garis biasanya untuk menunjukkan naik turunnya

suatu harga (nilai), sedangkan diagram batang terutama untuk

menunjukkan jumlah. Sehingga panjang dari batang sesuai dengan

jumlah atau nilai datanya. Pewarnaan atau pemberian pola arsiran

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.26

Diagram garis campuran.

7"

%

<

8

'

6

5

&

:

7

:"""

"

:""7

:"":

:""&

:""5

, A4

 4

( 0, , 

Keterangan:

–––– = produksi jagung

- - - - = produksi padi

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.27

Diagram garis gabungan.

#

$

%

&

'

(

)

*

+

,

$#

$$

$%

$&

%###

%##$

%##%

%##&

%##'

 -

-

./  /

./   

 / 

0

29

Pengetahun Peta

dapat menambah kejelasan dari diagram batang tersebut. Diagram

batang dapat dibedakan menjadi:

1) Diagram Batang Sederhana

Diagram batang sederhana ini hampir sama dengan diagram

garis sederhana, tetapi jumlah nilai digambarkan dengan

panjang batang.

Contoh:

Dari tabel data produksi pertanian, kemudian ditampilkan

dalam bentuk diagram batang.

2) Diagram Batang Majemuk

Diagram batang majemuk dibuat dengan cara menge-

lompokkan data-data yang terdapat pada satuan tertentu.

Contoh:

3) Diagram Batang Gabungan

Diagram ini hampir sama dengan diagram batang sederhana,

namun setiap batang dibagi lagi atas bagian-bagian. Panjang

total dari batang sesuai dengan jumlah total nilai-nilai dari

bagian-bagian pembentuk batang. Bila dibandingkan dengan

diagram garis gabungan, diagram batang gabungan ini lebih

jelas menunjukkan jumlah total. Hanya saja nilai tiap-tiap

komponen lebih sulit diperkirakan.

$

%

&

'

(

)

*

+

,

$#

%###

%##$

%##%

%##&

%##'

 -

"   

/  / 1

-

  /

$

%

&

'

(

)

*

+

,

$#

%###

%##$

%##%

%##&

%##'

 -

"   

/   1

-

   

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.28

Diagram batang sederhana.

./

. 

$

%

&

'

(

)

*

+

,

$#

%###

%##$

%##%

%##&

%##'

 -

"      

/  / 1

-

 /  / 

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.29

Diagram batang majemuk.

30

GEOGRAFI Kelas XII

Contoh:

c. Diagram Lingkaran

Diagram ini berbentuk lingkaran, dengan tujuan untuk

membandingkan jumlah. Bentuk grafik berupa lingkaran (360°)

yang dibagi dalam bagian yang dibuat seimbang dengan harga dan

biasanya disajikan dalam % (persen) atau berupa pembagian

berdasarkan derajat. Perbandingan luas pada setiap bagian pada

lingkaran sesuai dengan kuantitas nilai data.

Contoh 1:

Dari tabel data produksi pertanian, dibuat diagram lingkaran

produksi pertanian tahun 2000.

padi

= 5

jagung = 4

––– +

total

= 9

Penggambaran pada lingkaran =

padi

=

9

5

× 360° = 200° atau

9

5

× 100% = 55,5%

jagung =

9

4

× 360° = 160° atau

9

4

× 100%

= 44,44 » 44,4%

Diagram lingkaran seperti pada contoh 1 merupakan diagram

lingkaran sederhana. Diagram lingkaran bentuk lain, yaitu dia-

gram setengah lingkaran dan diagram lingkaran gabungan.

Diagram lingkaran tersebut dapat digunakan untuk memban-

dingkan nilai atau jumlah pada dua kurun waktu yang berbeda.

$

%

&

'

(

)

*

+

,

$#

%###

%##$

%##%

%##&

%##'

 -

"    

/  / 1

$$

$%

$&

$'

$(

$)

./

. 

-

 /  / 

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.30

Diagram batang gabungan.

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.31

Diagram lingkaran

"   

/  / -%###1

./

. 

Buatlah diagram batang

gabungan yang menggambar-

kan perbandingan murid laki-

laki dan perempuan di se-

kolahmu dari tahun ke tahun!

31

Pengetahun Peta

Contoh 2:

Diagram setengah lingkaran

tahun 2000

padi =

9

5

× 180° = 100°

jagung =

9

4

× 180° = 80°

tahun 2001

padi =

12

6

× 180° = 90°

jagung =

12

6

× 180° = 90°

Contoh 3:

Diagram lingkaran gabungan

tahun 2000

padi =

9

5

× 360° = 200°

jagung =

9

4

× 360° = 160°

tahun 2001

padi =

12

6

× 360° = 180°

jagung =

12

6

× 360° = 180°

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.33

Diagram lingkaran gabungan.



-%###

-%##$

/



/



Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.32

Diagram setengah lingkaran.

Kamu telah mempunyai ke-

mampuan mengklasifikasi

data dan menyajikannya da-

lam bentuk tabel maupun

grafik. Nah, tunjukkan ke-

mampuan dengan beraksi

untuk menyajikan data hasil

perolehan suara pada pemilu

tahun 2004 (lihat data di

samping ini).

Dari data tersebut, lakukan

tugas berikut.

1.

Buatlah grafik untuk me-

nunjukkan jumlah suara

tiap-tiap partai politik.

2.

Buatlah diagram batang

dan diagram lingkaran

untuk menunjukkan per-

olehan kursi sepuluh

partai terbesar.

3.

Buatlah diagram setengah lingkaran, yang menunjukkan perbandingan

perolehan kursi antara partai Golkar dan PDI-P pada pemilu tahun

1999 dan 2004.

32

GEOGRAFI Kelas XII

Dahulu, pada waktu masih duduk di bangku SMP, kamu telah

mempelajari bentuk-bentuk simbol pada peta. Coba ingatlah apa

sajakah bentuk-bentuk simbol pada peta?

Simbol berdasarkan bentuk dibedakan menjadi simbol titik,

simbol garis, dan simbol bidang atau area. Coba lihat lagi gambar

1.23. Gambar itu adalah peta di mana data kualitatif dan data kuan-

titatif digambarkan dengan simbol titik. Dapatkah data kualitatif

dan kuantitatif itu digambarkan dengan simbol garis atau simbol

bidang atau area? Bagaimanakah caranya? Mari kita pelajari.

F.

Simbolisasi Data untuk Pemetaan

Tematik

Pada sebuah peta, kenampakan permukaan di Bumi digambarkan

dengan bentuk simbol. Mungkin kamu pernah bertanya-tanya dalam

hatimu, mengapa harus dengan simbol? Ya, benar, karena sangat tidak

mungkin menampilkan kenampakan asli permukaan Bumi pada

sebuah peta. Simbol pada peta mewakili kenampakan atau objek yang

ada di permukaan bumi.

Nah, berdasarkan kenampakannya, simbol dibedakan menjadi

simbol budaya dan simbol alam. Simbol-simbol yang mewakili

kenampakan budaya seperti simbol jalan, rel, kota, permukiman, dan

sebagainya. Simbol yang mewakili kenampakan alam misalnya simbol

sungai, gunung, danau, dan masih banyak lagi. Warna juga sering

digunakan untuk menyajikan informasi di permukaan Bumi. Peng-

gunaan warna atau rona yang berbeda-beda pada suatu peta bertujuan

untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan Bumi.

Semua jenis simbol tersebut dapat digunakan untuk menyajikan data

pada peta umum maupun peta tematik.

Peta kepadatan penduduk misalnya. Simbol warna dapat

digunakan untuk menunjukkan data kepadatan penduduk setiap

provinsi di Indonesia. Sedangkan perbedaan warna atau rona

menunjukkan adanya suatu perbedaan data. Nah, jika dilihat dari isi

yang disajikan, termasuk jenis peta apakah peta kepadatan penduduk

dengan simbol warna tersebut? Itulah yang dinamakan peta tematik.

Bagaimana dengan bentuk simbol yang mewakili tingkat kepadatan

penduduk? Apakah bentuk simbolnya? Apakah jenis data yang

digambarkan pada simbol tersebut?

Pada sebuah peta tematik, penggunaan suatu simbol menjadi

penting, karena tema suatu peta dapat dibaca dengan tepat apabila

penggunaan simbol juga tepat. Pada materi di depan telah diungkapkan

mengenai data kualitatif dan kuantitatif. Dalam proses penyajian data

pada suatu peta, akan lebih baik jika kita mengenali terlebih dahulu

jenis data yang akan kita sajikan. Misalnya saja, kita akan membuat

peta tematik mengenai lokasi pertambangan dan jumlah pekerja pada

setiap tambang tersebut. Data mengenai persebaran lokasi per-

tambangan merupakan data kualitatif. Pasti kamu sudah mampu

menyajikannya dengan mudah dalam sebuah peta. Begitu pula dengan

data jumlah pekerja pada setiap lokasi tambang. Tetapi bagaimana jika

kedua data tersebut harus disajikan dalam satu peta? Bisakah kamu

melakukannya? Bagaimana pula jika suatu data kualitatif dan

kuantitatif digambarkan dalam berbagai bentuk simbol? Mari kita

pelajari bersama dalam materi berikut.

Simbol merupakan komponen

penting pada peta. Oleh

karena itu, dalam pemilihan

simbol harus tepat agar tidak

terjadi kesalahan pembacaan.

Diskusikanlah dengan teman

sebangkumu bagaimana

simbol-simbol yang baik!

33

Pengetahun Peta

1.

Simbol Titik

Perhatikan dan cermatilah gambar-gambar di bawah ini!

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.34

Penyajian data dengan simbol titik.

( 3 4 3    . -

, 1

D.0,

D -0,

5""

71"""

'""

71:""

71"""

4

1

3

( 3 4 3    . -

, 1

D.0,

D -0,

7""

E

:""

:""

E

F5""

5""

E

F'""

'""

E

F<""

G<""

7""

E

:""

:""

E

F5"

"

5""

E

F'"

"

'""

E

F<"

"

G<""

2

( 0.   . -, 1

D.0,

D -0,

D.0,

( 3 4 3    . -

, 1

D -0,

D/ ,,:"" -

D/ ,,:"" -

Gambar 1.34 merupakan pencerminan data kualitatif dan

kuantitatif dengan bentuk simbol titik. Apakah perbedaan keempat

gambar tersebut? Menurutmu manakah data yang bersifat kualitatif

dan manakah yang bersifat kuantitatif?

Perhatikan gambar . Dari peta itu, kamu dapat mengetahui letak

tambang besi dan magnesium. Namun, apakah kamu dapat mengetahui

berapa orang yang bekerja pada tempat-tempat tersebut? Tidak, karena

data yang ada pada peta itu bersifat kualitatif. Sekarang perhatikan

gambar lainnya. Berbeda bukan?

Lihatlah gambar . Pada gambar tersebut data kuantitatif digambarkan

dengan simbol titik dan penunjuk nilai.

Gambar

merupakan pencerminan data kuantitatif yang di-

gambarkan dengan simbol titik. Satu titik mewakili satu nilai, sehingga

jumlah yang banyak diwakili dengan beberapa titik.

Gambar

merupakan pencerminan data kuantitatif yang di-

gambarkan dengan simbol titik yang mempunyai ukuran (proporsi)

berbeda. Semakin besar simbol, nilai yang diwakili semakin banyak.

Pada gambar di depan telah dijelaskan bagaimana menampilkan

data kualitatif dan kuantitatif dengan simbol titik. Bandingkanlah

gambar-gambar pada data kualitatif dengan simbol titik, temukanlah

kelemahan dan keunggulan pada masing-masing cara.

2

3

4

1

34

GEOGRAFI Kelas XII

Memetakan Populasi Negara

Dari materi dalam buku ini, kamu seharusnya mampu membuat peta

populasi negara. Nah, tunjukkan kemampuanmu dengan berekspresi dalam

kegiatan ini.

a.

Alat dan Bahan:

1) Kertas tipis atau kertas kalkir, berukuran 24 × 30 cm untuk

menjiplak peta.

2) Peta Indonesia berukuran 24 × 30 cm.

3) Empat buah klip atau penjepit kertas.

4) Spidol kecil atau pena rapido.

5) Penusuk kertas.

6) Kartu indeks.

7) Daftar provinsi dan populasinya (dapat kamu lihat di atlas).

8) Pensil.

9) Selembar kertas tebal.

b. Langkah Kerja:

1) Letakkan kertas tipis di atas peta, agar tidak bergeser lekatkan

dengan klip kertas.

2) Gunakan spidol kecil atau rapido untuk menjiplak kerangka peta

Indonesia.

3) Gunakan selembar kertas tebal untuk membuat kartu indeks.

4) Buatlah sebuah lubang di salah satu ujung kartu indeks dengan

menggunakan penusuk kertas. Lubang ini akan digunakan sebagai

jiplakan untuk membuat titik-titik di petamu. Lubang ini juga

digunakan sebagai titik yang mewakili satuan jumlah tertentu.

Contoh: setiap titik mewakili 500.000 orang.

5) Lihatlah data jumlah penduduk tiap provinsi di Indonesia,

berdasarkan sensus terbaru.

6)

Carilah nama-nama provinsi pada peta dan buatlah titik pada kertas

tipis dengan menggunakan lubang pada kartu indeks dan spidol

kecil ataupun pena rapido. Perhatikan jumlah penduduk pada tiap

provinsi. Bulatkanlah jumlah yang mendekati 500.000. Misalnya

untuk provinsi yang berpenduduk 2.200.000 akan mempunyai 4

titik, dan provinsi yang berpenduduk 5.300.000 akan mempunyai

11 titik.

7) Rapatkanlah titik-titik yang ada di provinsi yang berpenduduk besar

untuk membentuk sebuah kelompok titik. Presentasikan peta hasil

ekspresimu di depan kelas.

2.

Simbol Garis

Masih ingatkah kamu, objek di permukaan Bumi yang dapat

digambarkan dengan simbol garis? Ya, data garis seperti jalan, sungai,

batas, rute perjalanan, atau arah aliran angin. Bagaimana meng-

gambarkan data garis yang bersifat kualitatif dan kuantitatif?

35

Pengetahun Peta

( 3   

D*-  H+  -

D*-  H ,

D2 - -H*- 

   

  

+  -

2 - -

 ,

*- 

( .,, 0

D7""

E

F:"" -A4 ,

D:""

E

F5"" -A4 ,

DG5"" -A4 ,

   

  

+  -

2 - -

 ,

*- 

( .,, 0

D7""

E

F:"" -A4 ,

D:""

E

F5"" -A4 ,

DG5"" -A4 ,

   

  

+  -

2 - -

 ,

*- 

7

:

&

Perhatikan gambar-gambar di bawah ini!

Nah, sekarang kamu telah mengetahui berbagai cara klasifikasi dan

penyajian data. Cobalah untuk membuat peta tematik.

1.

Jumlah dan komposisi siswa di sekolahmu, meliputi tiap kelas

menggunakan simbol titik, simbol bidang, diagram garis, diagram

batang, diagram lingkaran, dan tabel.

2.

Jumlah siswa kelas XI yang masuk ke jurusan IPA atau IPS (meliputi

seluruh kelas XI). Gunakanlah simbol garis, lingkaran, dan tabel.

Untuk membuat peta dengan tema di atas, terlebih dahulu buatlah

denah peta sekolahmu. Untuk data tentang jumlah siswa dapat kamu peroleh

dari survei ke setiap kelas atau pengumpulan data dari bagian administrasi.

3.

Simbol Bidang atau Area

Di permukaan Bumi terdapat berbagai macam kenampakan yang

dapat dipetakan. Menurut kamu, kenampakan apa sajakah yang dapat

digambarkan dengan simbol bidang atau area? Bagaimana meng-

gambarkan data kualitatif dan kuantitatif dalam simbol ini?

Menurutmu data-data apakah

yang bisa digambarkan

dengan simbol garis yang

bersifat kuantitatif?

Perhatikan gambar 1.35. Gambar

manakah yang mencerminkan data

kualitatif dan manakah yang men-

cerminkan data kuantitatif? Pada

gambar

, data digambarkan dengan

simbol garis panah, tebalnya garis

panah mencerminkan besarnya

mobilitas. Pada gambar

, data

digambarkan dengan simbol aliran.

2

3

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.35

Penyajian data dengan simbol garis.

36

GEOGRAFI Kelas XII

( 3,0  4

D  4,

D  4,

D  4,

Data Kualitatif

Data Kuantitatif

Pada peta ini data kuantitatif digambarkan dengan satu

tipe arsiran. Perbedaan nilai dibedakan dengan per-

bedaan kerapatan arsiran.

Nah, dari contoh di atas, tentunya kamu mulai mengerti bagaimana

menampilkan data kualitatif dan kuantitatif dalam simbol bidang.

Menurut kamu, adakah cara lain menampilkan data kualitatif selain

dengan arsiran? Bagaimana dengan gradasi warna? Berikan

pendapatmu!

Sumber:

Dokumen Penulis

Gambar 1.36

Penyajian data dengan simbol bidang.

( ,-     

  4:"""1

D71"""

E

F:1"""A 

:

D:1"""

E

F51"""A 

:

DG51"""A 

:

Membuat peta tidak hanya mengandalkan keterampilan tetapi juga harus

diikuti pemahaman terhadap kaidah-kaidah kartografi serta cita rasa seni.

Beberapa kaidah kartografi telah kamu pelajari pada bab ini. Salin dan isilah

rangkuman berikut untuk membantumu mempelajari kembali tentang peta!

A. Hakikat Peta

Peta adalah . . . .

B. Proyeksi Peta

1.

Proyeksi adalah . . . .

2.

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan proyeksi, yaitu:

a.

Bentuk, letak, dan luas daerah yang dipetakan.

b.

. . . .

3.

Proyeksi berdasarkan bidang proyeksi.

Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan, proyeksi ini

dibedakan menjadi:

a.

Proyeksi Zenithal

Menggunakan . . . sebagai bidangnya.

b.

Proyeksi . . . .

Proyeksi ini menggunakan silider sebagai bidang proyeksinya

dan menyinggung bola Bumi.

c.

Proyeksi Kerucut

Proyeksi ini menggunakan . . . .

4.

Proyeksi modifikasi/gubahan (proyeksi

arbitrary

).

Yang termasuk proyeksi ini, yaitu:

a.

Proyeksi . . . .

Proyeksi ini menggambarkan sudut dan jarak yang benar pada

meridian tengah dan paralel standar.

b.

Proyeksi Mollweide

Pada proyeksi ini, tiap bagian mempunyai ukuran yang sama

luas hingga ke wilayah pinggiran proyeksi.

c.

Proyeksi . . . .

Proyeksi ini menggambarkan sudut dan jarak yang tepat untuk

wilayah meridian tengah.

Perhatikan gambar 1.36!

37

Pengetahun Peta

d.

Proyeksi Mercator

Proyeksi ini melukiskan Bumi pada bidang silinder yang

sumbunya berimpit dengan bola Bumi. Kemudian, seolah-olah

silindernya dibuka menjadi bidang datar.

e.

Proyeksi . . . .

Proyeksi ini merupakan proyeksi perbaikan kesalahan pada

proyeksi Mollweide.

f.

Proyeksi . . . .

Proyeksi ini mempunyai ciri khas, yaitu bentuk yang berbeda

pada wilayah lintang yang mendekati kutub.

5.

Proyeksi berdasarkan kedudukan sumbu simetri/garis karakteristik

bidang proyeksi.

Berdasarkan pembagian ini, proyeksi ini dibedakan menjadi:

a.

Proyeksi . . . .

Pada proyeksi ini, sumbu simetri berimpit dengan sumbu Bumi.

b.

Proyeksi Miring

Pada proyeksi ini, sumbu simetri membentuk sudut . . . dengan

sumbu Bumi.

c.

Proyeksi Transversal

Sumbu simetri pada proyeksi ini . . . sumbu Bumi.

C. Komponen Peta

Komponen peta terdiri atas:

1.

Judul peta.

2.

. . . .

3.

. . . .

4.

Simbol dan warna.

5.

. . . .

6.

Sumber dan tahun pembuatan.

D. Komposisi Peta

Komposisi peta topografi Indonesia, terdiri atas:

1. Judul.

2. Skala angka.

3. Nomor lembar peta seri.

4. . . . .

5. Edisi (tahun).

6. Petunjuk letak peta.

7. . . . .

8. . . . .

9. Petunjuk orientasi utara.

10. Skala grafis.

11. Pembagian daerah administrasi.

12. Petunjuk pembacaan koordinat geografis.

13. . . . .

14. . . . .

E. Penyajian Data

1.

Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi:

a.

Data . . . .

Data ini tidak menunjukkan nilai, tetapi menunjukkan persebaran.

b.

Data . . . .

Data ini menyatakan jumlah dan juga persebaran.

2.

Berdasarkan ukurannya data dibedakan menjadi:

a.

Nominal

b.

. . . .

3.

Penyajian data dapat dilakukan dengan:

a.

Tabel

b.

. . . .

38

GEOGRAFI Kelas XII

A.

Jawablah pertanyaan dengan tepat!

1. Dalam pembuatan peta terdapat kaidah atau batasan yang

perlu diperhatikan. Sebut dan jelaskan dua batasan dalam

pembuatan peta!

2. Sebutkan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam

pemilihan proyeksi!

3. Apakah keuntungan yang diperoleh jika menggunakan

proyeksi silinder? Jelaskan!

4. Suatu peta mempunyai contour interval sebesar 50 meter.

Hitunglah berapa skala peta tersebut!

5. Bagaimanakah menyajikan data titik yang bersifat kualitatif

pada peta? Jelaskan disertai contoh!

B.

Belajar dari masalah!

Perhatikan dan cermati dengan teliti peta di atas, kemudian

jawablah pertanyaan berikut.

1. Berdasarkan isi peta di atas, menurutmu judul apakah yang

paling tepat? Jelaskan pendapatmu!

2. Kamu telah mengenal komponen-komponen yang ada dalam

peta. Lakukan deteksi komponen apakah yang belum

tercantum pada peta tersebut!

C.

Tugas.

Kegiatan ini akan menguji pencapaian kompetensi dasar yang kamu

kuasai, yaitu bisa mendeskripsikan prinsip dasar peta dan pemetaan.

Nah, agar tujuan ini tercapai kumpulkanlah informasi dari internet

tentang pengetahuan peta dan pemetaan. Susunlah informasi tersebut

dalam bentuk kliping. Selanjutnya, di akhir kliping cantumkan

kesimpulan tentang prinsip dasar peta dan pemetaan.

Sumber:

Dokumen Penulis

2

342

"5

4

"

1 672





(

1

2





I





78 

296727

78 72

78 59

78 

6242