Halaman
Seni Peran
9
Pelajaran
Pernahkah Anda menonton pertunjukan drama? Bagaimana
penampilan para pemainnya? Apakah Anda memahami jalan
ceritanya? Dalam pelajaran ini, Anda akan mempelajari unsur-unsur
intrinsik drama. Untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik drama,
Anda harus membaca teks drama. Dengan mengetahui unsur-unsur
intrinsik dan unsur pendukung drama, Anda dapat menyimpulkan
isi drama dan menyampaikannya kepada orang lain. Anda dapat
mengkritik drama tersebut. Anda dapat menyampaikan kritik dalam
bentuk tulisan. Anda dapat menulis kritik dengan menggunakan
pola paragraf induktif dan deduktif.
S
u
m
b
e
r
:
w
w
w
.
c
y
b
e
r
s
a
s
t
r
a
.
c
o
m
143
Seni Peran
Peta Konsep
Membaca Karya Sastra
Drama
menulis esai
menyunting
penokohan
latar
konflik
tema
amanat
dapat
melalui
Berdasarkan situasi dan konteks
menulis kritik
Mengidentifikasi unsur-unsur
intrinsik drama
Menerapkan prinsip penulisan kritik dan esai sastra
Menyimpulkan isi drama
Alokasi waktu untuk Pelajaran 9 ini adalah 23 jam pelajaran.
1 Jam pelajaran = 45 menit
144
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Sebuah paragraf merupakan pengembangan gagasan dari
sebuah kalimat. Kalimat tersebut disebut gagasan utama, sedangkan
kalimat-kalimat lainnya disebut kalimat penjelas. Pada umumnya,
orang cenderung menyampaikan gagasan utama terlebih dahulu
sebelum gagasan penjelas. Namun, karena ada kepentingan dalam
teknik penulisan, muncullah beberapa cara menyampaikan gagasan.
Anda dapat menulis gagasan utama di awal atau di akhir
paragraf. Jika gagasan utama terletak di awal paragraf, paragraf itu
disebut paragraf
deduktif
. Sebaliknya, jika gagasan utama terletak
di akhir paragraf, paragraf itu disebut paragraf
induktif
. Oleh karena
itu, paragraf deduktif disebut juga paragraf yang berpola umum-
khusus, sedangkan paragraf induktif disebut juga paragraf yang
berpola khusus-umum.
Perhatikan contoh paragraf berikut.
Paragraf 1
Setiap individu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaan dari
yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai dari perbedaan
fisik, pola berpikir, dan cara merespons atau mempelajari hal yang
baru. Dalam hal ini, misalnya dalam menyerap pelajaran, ada individu
yang cepat dan ada yang lambat menyerap pelajaran.
Paragraf 2
Tidak sedikit pelajar yang memiliki penyakit malas membaca.
Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka. Mereka hanya
mengandalkan peran guru dalam menerima ilmu. Kondisi tersebut
sungguh memprihatinkan. Minat baca buku di kalangan pelajar
masih rendah.
Berdasarkan kedua contoh paragraf tersebut, dapat diidentifikasi
paragraf yang termasuk deduktif dan paragraf induktif. Pada paragraf
1, gagasan utama terletak di awal, yaitu kalimat
setiap individu
bersifat unik
dan didukung oleh kalimat-kalimat penjelas. Paragraf
1 termasuk paragraf deduktif. Paragraf 2 termasuk paragraf induktif
karena didahului oleh kalimat-kalimat penjelas dan gagasan utama
terletak di akhir paragraf. Gagasan utamanya adalah
minat baca
buku di kalangan pelajar masih rendah
.
Setelah Anda menemukan gagasan utama dan kalimat penjelas, Anda
akan mudah menarik kesimpulan (ide pokok) dari sebuah paragraf.
Pola Paragraf Induktif
dan Deduktif
A
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menemukan
paragraf yang berpola induktif; mengidetifikasi ciri-ciri teks yang
berpola induktif; menemukan paragaf yang berpola deduktif; dan
mendaftar butir-butir yang merupakan gagasan pendukung.
Gambar 9.1
Buku yang membahas cara terampil
menulis dengan berbagai jenis
paragraf.
Sumber
:
Dokumentasi
pribadi
145
Seni Peran
Bacalah teks berikut. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan 1–4.
Sekarang ini banyak ilmuwan yang tertarik
untuk mempelajari pengetahuan masyarakat
tradisional tentang pemanfaatan sumber daya
tumbuhan. Pengetahuan ini mempunyai pengaruh
besar dan memberikan kontribusi penting dalam
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan
alasan tersebut, dipelajari pengetahuan tradisional
masyarakat suku Dayak Kenyah tentang dunia
tumbuhan, khususnya tumbuhan hutan/liar yang
dimanfaatkan untuk sumber buah-buahan dan
sayuran.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa
masyarakat Dayak Kenyah, yang bermukim di
Desa Gemar Baru mengumpulkan sekurang-
kurangnya 55 marga dan lebih dari 90 jenis
tumbuhan buah-buahan dan sayuran liar dari
hutan dan beberapa ditanam di pekarangan.
Banyak tumbuhan penghasil makanan dari hutan
ditemukan di hutan sekunder atau ladang yang
ditinggalkan. Masyarakat Dayak Kenyah pada
umumnya meramu dan memanfaatkan tumbuhan
liar yang ada di sekitarnya. Mereka menggunakan
berbagai jenis dan kultivar dari tanaman budi daya
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Sumber
: www.
rudyct.tripod.com
1. Termasuk jenis paragraf apa teks tersebut?
2. Carilah gagasan utama paragraf di atas
3. Daftarlah butir-butir gagasan pendukungnya.
Kegiatan
Lanjutan
1. Carilah teks bacaan dari koran, majalah, atau buku.
2. Identifikasilah teks tersebut termasuk jenis paragraf
induktif atau deduktif.
3. Tuliskan gagasan pokok dan kalimat pendukung setiap
paragraf.
4. Presentasikan hasil-hasil temuan Anda di depan kelas
untuk dibahas bersama-sama.
Mengenal Ahli Bahasa
Anton Moedardo Moeliono
(Anton M. Moeliono) dilahirkan
di Bandung, pada tanggal 21 Februari 1929. Tahun I956, Beliau
mendapatkan gelar sarjana bahasa dari Fakultas Sastra Universitas
Indonesia (Ul), Jakarta. Tahun 1965, ia memeroleh gelar
Master of Arts
in General Linguistic
dari Cornell University, Amerika Serikat. Tahun
I98l. Ia memperoleh gelar Doktor llmu Sastra Bidang Linguistik,
dari Fakultas Sastra Universitas lndonesia, Jakarta. Selanjutnya, tahun
1982, beliau menjadi Guru Besar Bahasa Indonesia dan Lingustik
pada Fakultas Sastra Universitas lndonesia, Jakarta. Adapun pada tahun
1995, ia memperoleh gelar kehormatan Doktor Honoris Causa llmu
Sastra dari Universitas Melbourne, Australia.Tahun 1970, ia berkenalan
dengan kelompok linguistik dari Amerika Serikat.
Bacalah teks berikut Kemudian jawablah pertanya
t14
t
Uji
Materi
146
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Karya tulisnya, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Buku
Ejaan yang Disempurnakan
(EYD), tahun 1972;
2. Buku
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
, tahun 1988;
3. Buku
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Ed. I), tahun 1988;
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(1988) dan
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
(1988) adalah dua buku lain yang turut dia bidani
untuk semakin memperkukuh eksistensi bahasa Indonesia agar lebih
dicintai, dibanggakan, dan dipraktikkan.
Sumber
:
www.tokohindonesia.com
Pernahkah Anda menonton pertunjukkan drama? Bagaimana
suasana panggungnya? Dalam pelajaran itu, Anda akan mempelajari
drama. Di Kelas X dan Kelas XI, Anda telah mempelajari drama.
Seperti halnya cerpen dan novel, drama memiliki unsur-unsur
intrinsik, seperti penokohan, alur cerita, latar, dan tema.
Peragakanlah drama berikut di depan kelas bersama tiga orang
teman Anda.
Mengidentifikasi Unsur-Unsur
Intrinsik Drama
B
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menemukan unsur-
unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan dan
mendiskusikan unsur intrinsik teks drama yang didengar.
Bunga Rumah Makan
Karya Utuy Tatang Sontani
Panggung merupakan ruangan rumah makan,
dialati oleh tiga stel kursi untuk tamu, lemari
tempat minuman, rak kaca tempat kue-kue, meja
tulis beserta telepon, radio, dan lemari es. Pintu
ke dalam ada di belakang dan pintu keluar ada di
depan sebelah kiri.
Adegan 3
Ani
: (ke belakang sambil menyanyi kecil)
Pengemis : (masuk perlahan-lahan dengan kaki
pincang, setelah di dalam, melihat ke
kiri-ke kanan, ke rak tempat kue-kue,
kemudian menuju rak itu dengan langkah
biasa, tangannya membuka tutup toples
hendak mengambil kue).
Ani
: (tampil dari belakang) Hai!
Pengemis : (cepat menarik tangannya)
Ani
: Engkau mau mencuri, ya?
Pengemis : (menundukkan kepala)
Ani
: Hampir setiap kali engkau datang ke
sini, engkau kuberi uang. Tak nyana, kalau
sekarang berani datang ke sini dengan
maksud mencuri.
Pengemis : Ampun, Nona, ampun.
Ani
: Mau sekali lagi kau mencuri?
Pengemis : Saya tak akan mencuri bila saya punya
uang.
Ani : Bohong!
Pengemis : Betul, Nona, sejak kemarin saya belum
makan.
Ani
: Mau bersumpah, bahwa engkau tidak
hendak mencuri lagi?
Pengemis : Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi,
Nona. Asal ....
Ani
: Tidak. Aku tidak akan memberi lagi
uang padamu.
Pengemis : (sedih) Ah, Nona, kasihanilah saya.
147
Seni Peran
Ani
: Tapi, mengapa tadi mau mencuri?
Pengemis : (sedih) Tidak, Nona, saya tidak akan sekali
lagi. Dan saya sudah bersumpah. Ya, saya
sudah bersumpah.
Ani
: (mengambil uang dari laci meja) A
was,
kalau sekali lagi engkau mencuri!
Adegan 4
Sudarma : (masuk menjinjing tas kulit, melihat
kepada pengemis) Mengapa kau ada di
sini? Ayo, keluar!
Pengemis : (diam menundukkan kepala).
Sudarma : (kepada Ani) Mengapa dia dibiarkan
masuk, An?
Ani
: Hendak saya beri uang.
Sudarma : Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan.
Padahal, dia datang ke sini mengotorkan
tempat semata.
Ani
: (melemparkan uang kepada pengemis)
Nih! Lekas pergi!
Pengemis : Terima kasih, Nona. Moga-moga Nona
panjang umur.
Sudarma : Lekas pergi dan jangan datang lagi ke
sini!
Pengemis : (pergi keluar dengan kaki pincang).
Sudarma : Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan
rumah makan kita dikotorinya. (dengan
suara lain) Tak ada yang menanyakan
aku?
Ani
: Ada, tapi entah dari mana, sebab
Karnenlah yang menerima teleponnya
tadi.
Sudarma : Anakku sudah biasa lalai. Barusan dia
ketemu di jalan, tapi tidak mengatakan
apa-apa. (mengangkat telepon) sembilan
delapan tiga.
Ani : (membersihkan kursi)
Sudarma : (kepada Ani) Meja ini masih kotor.
Ani : (membersihkan meja)
Sudarma : (dengan telepon) Tuan kepala ada? -Baik,
baik. (menunggu) Waaah, kalau sudah
banyak uangnya lama tidak kedengaran
suaranya, ya? Ya? Ini Sudarma, Bung–Ha,
ha, ha, betul, betul!–Biasa saja, meng-
hilang sebentar untuk kembali berganti
bulu (tertawa). Tapi, Bung. Bagaimana
tentang kanteh yang dijanjikan itu? –
Ah, ya?– bagus, bagus, lebih cepat lebih
nikmat. –Ya, ya, sebentar ini juga saya
datang. –Baik, baik. (telepon diletakkan;
kepada Ani) Aku hendak pergi ke kantor
pertemuan. Kalau ada yang menanyakan,
baik perantaraan telepon atau datang,
tanyakan keperluannya, lalu kau catat, ya
An? (melangkah).
Ani : Ya.
Sudarma : Eh, jika nanti Usman datang ke sini, suruh
menyusul saja ke kantor pertemuan. Dan
engkau jangan bepergian.
Ani : Baik.
Sudarma : (pergi ke luar).
Sumber
:
Naskah drama Bunga Rumah Makan
,
1984
Setelah Anda mendengarkan pembacaan drama tersebut,
dapatkah Anda mengidentifikasi unsur-unsur intrinsiknya? Untuk
memahami unsur-unsur intrinsik dalam sebuah drama, Anda harus
memahami dan menyimak dialog antarpelaku. Dialog yang berisi
kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh tokoh kepada tokoh lain
memuat peristiwa dan pokok pembicaraan yang ingin diungkapkan
pengarang.
Tokoh-tokoh diciptakan oleh pengarang sebagai pelaku cerita.
Karakter para tokoh menggerakkan cerita dalam drama. Karakter
pata tokoh ditampilkan, sebagai pemberani, penakut, jahat, serakah,
baik hati, ramah, ceria, pemurung, dan penyabar.
1. Penokohan
Penokohan/karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/
kepribadian pelaku utama. Dalam penokohan dikenal karakter para
pelaku sebagai protagonis, yaitu pembawa ide pokok atau dasar yang
merupakan pusat cerita. Penokohan lain adalah tokoh antagonis, yaitu
penentang ide pokok yang menimbulkan ketegangan. Selanjutnya,
ada tokoh trigonis, yaitu penengah serta pendamai dua pihak dan
tokoh ini sebagai penyelesai ketegangan. Munculnya karakter dari
tiap tokoh memunculkan konflik yang merangkai jalan cerita.
Pada teks drama "Bunga Rumah Makan" tersebut, tokoh ter-
diri atas Sudarma, Pengemis, dan Ani. Ani bersikap tegas dan hati-
hati. Ia tidak pernah percaya pada omongan orang, kecuali orang
148
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
itu membuktikan omongannya. Hal ini terbukti ketika pengemis
masuk ke rumah dan hendak mengambil makanan. Ani diperkirakan
masih muda dengan adanya ucapan "nona" dari pengemis. Hal ini
dibuktikan oleh teks berikut.
Pengemis :
Ampun Nona, ampun ....
Pengemis :
... Nona, sejak kemarin saya belum makan.
Pengemis : Terima kasih Nona, moga-moga Nona panjang
umur..
2. Alur Cerita/Plot
Plot/jalan cerita adalah rangkaian kejadian yang dialami oleh
para pelaku cerita, biasanya terdiri atas eksposisi, intrik, klimaks,
antiklimaks, dan konklusi.
1.
Eksposisi/introduksi
merupakan pergerakan terhadap konflik
melalui dialog-dialog pelaku.
2.
Intrik
merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai
tegang.
3.
Klimaks
merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang
telah mencapai puncaknya dalam cerita.
4.
Antiklimaks
merupakan
konflik mulai menurun atau masalah
dapat diselesaikan.
5.
Konklusi
merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap
nasib pelaku utama.
Konflik di dalam adegan 3 tersebut terjadi ketika peristiwa
masuknya pengemis. Pengemis ketahuan hendak mengambil sesuatu
dari dalam lemari makanan. Ani, pengemis, dan kemudian datang
Sudarma yang membangun percakapan tersebut. Intinya, konflik
mereda ketika Ani memberikan uang kepada pengemis, bahkan
mengusir pengemis itu.
3. Latar Cerita
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah latar yang ada pada drama.
Latar mempengaruhi jalannya cerita, bahkan watak tokoh. Peran latar
inilah yang membuat sebuah drama mempunyai karakteristik sendiri.
Latar ini dapat berwujud latar tempat maupun latar waktu.
Latar dalam adegan 3 tersebut dijelaskan sejak awal cerita,
seperti berikut.
Panggung merupakan ruangan rumah makan, dialati oleh tiga stel
kursi untuk tamu, lemari tempat minuman, rak kaca tempat kue-
kue, meja tulis beserta telepon, radio dan lemari es.
Latar tersebut menunjukkan status sosial keluarga Ani. Melihat
data yang ada di dalam teks, keluarga Ani termasuk keluarga mapan
secara ekonomi.
4. Tema
Sebuah drama, seperti karya sastra lainnya memiliki unsur tema.
Unsur tema dapat ditemukan dengan mengikuti keseluruhan cerita
yang ada dalam drama tersebut. Tema dalam drama pada akhirnya
akan berhubungan dengan nilai-nilai (pesan yang terkandung dalam
cerita drama). Nilai-nilai ini dapat diambil untuk kehidupan kita
sehari-hari.
Tema yang paling menonjol di dalam teks drama tersebut adalah
kisah tentang perbedaan/status sosial manusia yang dibedakan atas
Gambar 9.2
Salah satu buku yang mengkaji
teori, analisis, dan sejarah drama.
Sumber
:
Dokumentasi pribadi
149
Seni Peran
sebutan kaya dan miskin. Pesan bahwa ada jurang antara si kaya
dan si miskin tersurat dalam teks drama tersebut, yaitu pada ucapan
Sudarma,
"Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan!"
Kaitan isi drama tersebut dengan kehidupan sehari-hari,
memang, ada dan nyata. Ada yang kaya dan juga yang miskin. Orang
kaya bergerak leluasa dan sangat sibuk, sedangkan orang miskin
selalu saja tertindas dan dicurigai, bahkan dihina.
Peragakanlah drama berikut bersama beberapa orang teman Anda.
Setelah itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
Majalah Dinding
Karya Bakdi Soemanto
Para pelaku:
1. Anton
3. Rini 5.
Wilar
2. Kardi
4. Trisno
Pentas menggambarkan sebuah ruangan
kelas dipagi hari. Tampak di sana beberapa meja
kursi, kurang begitu teratur rapi. Beberapa papan
majalah dinding tersandar di dinding dan di meja.
Seorang pemuda pelajar sedang duduk di
atas meja. Ia bersilangan tangan. Pemuda itu Anton
namanya. Ia adalah Pemimpin Redaksi majalah
dinding itu, sedangkan Rini, Sekretaris Redaksi,
duduk di kursi.
Waktu itu hari Minggu, Anton tampak kusut.
Wajahnya muram. Ia belum mandi, hanya mencuci
muka dan gosok gigi. Ia terburu-buru ke sekolah
karena mendengar berita dari Wilar, Wakil Pimpinan
Redaksi, bahwa majalah dinding itu dibredel oleh
Kepala Sekolah, gara-gara karikatur Trisno mengejek
Pak Kusno, guru karate.
Seorang pelajar lainnya, Kardi, sedang
menekuni buku. Ia adalah eseis yang mulai dikenal
tulisan-tulisannya lewat majalah dinding itu.
Anton : Kardi.
Kardi : Ya.
Anton
: Kau ada waktu nanti sore?
Kardi
: Ada apa sih?
Anton
: Aku perlu bantuanmu menyusun surat
protes itu.
Rini
: Sudahlah. Kalau kalian menurut aku,
sebaiknya kita protes diam. Kita mogok.
Nanti, kalau sekolah kita tutup tahun, kita
semua diam. Mau apa Pak Kepala Sekolah
itu, kalau kita diam. Tenaga inti masuk staf
redaksi semua.
Anton
: Tapi masih ada satu bahaya.
Rini
: Nasib Trisno, karikaturis kita itu?
Kardi : Betul.
Anton
: Tapi jangan grasa-grusu. Kita harus ingat,
ini bukan perlawanan melawan musuh.
Kita berhadapan dengan orang tua kita
sendiri. Jadi jangan asal membakar rumah,
kalau marah.
Kardi
: Apakah sudah tak ada jalan keluar lagi?
Kita mati kutu?
Trisno masuk. Napasnya terengah-engah. Peluhnya
berleleran.
Rini
: Kau dari mana, Tris?
Anton
: Dari rumah Pak Kepala Sekolah.
Kardi
: Dari rumah Kepala Sekolah dan kau
dimarahi?
Trisno
: Huuuuuh. Disemprot ludah pagi hari
bacin.
Kardi
: Sebaiknya, nggak ke sana sebelum
berembuk dengan kita.
Trisno
: Pokoknya, aku didesak, ide itu ide siapa.
Sudah dapat izin dari kau apa belum?
Anton
: Jawabmu?
Trisno
: Aku bilang, ide itu ide ....
Anton : Ide Anton?
Trisno
:
Ide Albertus Sutrisno sang pelukis. Dengar?
Rini
: Tapi kaubilang sudah ada persetujuan dari
Pimpinan Redaksi?
Trisno
: Tidak, Rin, kulindungi kekasihmu yang
belum mandi ini. Aku bilang bahwa
tanpa sepengetahuan Anton, aku pasang
karikatur itu. Sepenuhnya, tanggung jawab
saya. Dengar?
Anton
: Kenapa kau bilang begitu. Menghina aku
Tris? Aku yang suruh kau melukis itu.
Aku penanggung jawabnya. Akulah yang
mestinya digantung... bukan kau.
Kardi
: Lho, lho, sabar-sabar, sabaaaaar.
Anton
: Ayo, kau mesti ralat pernyataan itu.
Kardi
: Begini, Ton, maksudku agar kau....
Anton
: Tidak. Aku tidak butuh perlindunganmu.
Aku mesti digantung, bukan kau.
Trisno
: Begini. Ton, maksudku, bahwa aku telah ....
Uji
Materi
150
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Anton
: Sudah. Aku tahu, kau berlagak pahlawan,
agar orang-orang menaruh perhatian
kepadamu, sehingga dengan demikian
kau....
Kardi
: Anton, sabaaar. Kau bunuh diri apa
bagaimana? Masak, sedang gawat malah
bertengkar sendiri.
Trisno
: Maaf Ton. Aku tidak hendak berlagak
pahlawan. Aku sekadar ingin bertanggung
jawab. Aku tak tega kalau kau... kau
di....
Anton : (Membisu)
Trisno
: Dimarahi atau dikeluarkan.
Anton : (Membisu)
Rini : (Membisu)
Trisno : Tetapi kau menolak pernyataan setia
kawanku dengan kau. Sudahlah. Mungkin....
kita memang tidak harus dalam satu ide.
(Keluar)
Anton
: Tris, Tris, Trisno... Trisno....
Kardi
: Biar saja dia pergi. Kau mau apakan dia?
Rini
: Tapi dia bisa memihak Kepala Sekolah.
Kardi
: Ah, nggak. Biar saja dia pergi.
Anton
: Maaf, Di.
Kardi
: Aku ngerti, kenapa kau tersinggung. Tetapi
dalam keadaan gawat, kita tak boleh
mengutamakan emosi, demi persatuan
kita.
Anton
: (Diam sendiri berjalan hilir mudik)
Rini : (Masuk) Ton.
Anton : Pergi.
Rini : Ton.
Anton : Pergi.
Rini : (Membisu)
Anton : Rin....
Rini : Anton... ooooooh.
Wilar : (Masuk) Lha....
Rini
: Gimana? Pak Lukas mau?
Wilar : Lha....
Anton
: Mana Pak Lukas?
Wilar : Lha....
Rini
: Ayo, dong, Laaaaar, gimana dia. Kau ini
ngejek.
Anton
: Kau ketemu dia, pagi ini?
Wilar : Dia mau.
Anton : Mau.
Rini : Mau?
Wilar
: Jelas. Malah dia bilang begini, .Aku wakil
kelas kalian. Aku ikut bertanggung jawab
atas perbuatan kalian terhadap Pak Kusno.
Tapi kalian tak boleh bertindak sendiri.
Diam saja. Aku yang akan maju ke Bapak
Kepala Sekolah. Aku akan menjelaskan
bahwa Pak Kusno memang kurang beres.
Tapi kalau kalian berbuat dan bertindak
sendiri-sendiri, main corat-coret, atau
membikin onar, kalian akan aku laporkan
polisi..
Rini
: Pak Lukas memang guru sejati. Mau
melibatkan diri dengan problem anak-
anaknya. Dia sungguh seperti bapakku
sendiri.
Anton
: Dia seorang bapak yang melindungi,
sifatnya lembut seperti seorang ibu....
Trisno
: Bagaimana kalau dia kita juluki, Pak Lukas,
Sang Penyelamat....
Semua : Setujuuuuuu.
Kardi : (Termenung)
Rini
: Ada apa, Filsuf?
Kardi
: Sekarang sampailah pada kesimpulan
tentang renungan-renungan selama ini.
Rini
: Renungan apa, Di?
Kardi
: Bahwa... bahwa kreativitas ternyata...
ternyata membutuhkan perlindungan.
Sumber:
Kumpulan Drama Remaja
, 1987
1. Jelaskanlah watak setiap tokoh berdasarkan percakapan atau
dialog drama tersebut.
2. Di mana latar adegan tersebut?
3. Tentukanlah konflik drama disertai data teks yang mendukung.
4. Setelah memahami isi drama tersebut, tentukanlah tema dengan
alasannya.
5. Apa pesan drama tersebut?
6. Kaitkanlah isi drama tersebut dengan kehidupan sehari-hari Anda.
151
Seni Peran
Setelah mengetahui dan memahami unsur-unsur intrinsik dalam
sebuah drama, Anda dapat membuat kesimpulan isi drama. Untuk
memudahkan dalam menyimpulkan isi drama, Anda harus mengerti
isi pembicaraan antarpelakunya. Ketika menyimak drama, Anda
harus konsentrasi agar dapat menangkap inti pembicaraannya.
Menyimpulkan Isi Drama
C
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menemukan unsur-
unsur teks drama sesuai dengan situasi dan konteks; menyampaikan
simpulan isi teks drama; dan membahas simpulan isi teks drama.
Simaklah pembacaan drama berikut. Kemudian, jawablah per-
tanyaannya.
Bung Besar
Karya Misbach Yusa Biran
....
Bung Besar bangkit dan menuju ke kursi dekat
Anwar. Anwar berdiri menanti Karim, dan baru
duduk kembali ketika Bung Besar sudah duduk di
dekatnya.
Karim
: Tapi aku tidak bisa menjadi pemimpin.
Anwar : Sudah bertahun-tahun berlangsung,
sekarang mendadak hilang begitu,
apa artinya ini? Kan aku selalu ada. Ini
kesempatan yang baik. Orang mendengar-
kan pidatomu.
Karim
: Tapi itu bukan perkataanku sendiri yang
mereka dengar.
Anwar
: Peduli apa, yang penting kan mereka, rakyat,
semua senang mendengar apa yang kau
ucapkan. Dan sementara, itu kau mendapat
kedudukan yang baik. Kau telah mencapai
angan-anganmu.
Karim
: Itulah yang aku takutkan. Aku takut segala
yang telah kucapai ini akan lenyap punah
kalau mereka tahu.
Anwar : Dan kau sedang berusaha membuat
mereka tahu, insyaflah itu. Dengar, turutilah
seperti biasanya segala nasehatku. Cukup.
Karim
: Dan aku harus diam saja kau membawa
isteriku.
Anwar
: Karim, jangan ngelantur. Dengar aku kalau
tak mau mendapat bahaya. Kau ada dalam
tanganku (semua terdiam sesaat. Anwar
tersenyum mengembalikan suasana
tenang) Maaf, saya menghormati Bung
Besar sepenuhnya, tapi Bung Besar harus
insyaf segala-galanya.
Karim : Segala-galanya ada dalam tanganmu,
kan? Seketika kau bisa membuat aku
jatuh. Kau mengetahui semua rahasiaku,
bukan?
Anwar : Jangan kuatir soal itu. Kaupun tahu
rahasiaku.
Kita kerja sama. Kau mendapat
kesempatan dan aku melaksanakannya,
mengerjakannya. Dalam segala lapangan
pasti ada kerja sama semacam ini,
percayalah aku.
Karim
: Maksudmu aku akan belajar dahulu soal
pidato sedalam-dalamnya. Barulah aku akan
kembali menjadi pemimpin.
Anwar
: Sementara itu, orang-orang pun telah ber-
tambah pandai. Dan akupun asyik juga dengan
menjaga-jaga pelajaran politik roman picisan.
Kesempatan tak akan datang saban hari,
kawan. Sementara masih bisa berdiri, berdirilah.
Semua tak akan tetap. Kalau kemarin benar,
ingatlah, belum tentu yang sekarang tetap betul.
Dan sekarang inilah kesempatanku.
Karim
: Dan mengapa kau sendiri tak mau jadi
pemimpin?
Anwar
: Aku tak punya kesempatan seperti kau
Uji
Materi
152
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
ini.
Karim : Tidak... (mondar mandir dengan
gagahnya, tersenyum) bukan itu, tapi kau
pro–Belanda dulu, kau melawan kami.
Anwar
: (tersenyum tenang) O, kau mengetahui
juga akhirnya, heh?
Karim
: Ya, kau yang bilang sendiri waktu kau
mabuk....
Anwar
: (tersenyum geli) O... ha... ha... jadi aku
sendiri yang bilang... Memang jika minum
terlalu banyak itu pasti akan banyak
bahayanya.
Karim : (tenang tajam) Kau pengkhianat,
bukan???...
Anwar
: (senyum, tenang) Ya... Tapi yang kemarin
betul ini hari belum tentu masih betul
juga.
....
Sumber:
Bank Naskah Dewan Kesenian Jakarta
,
Tanpa tahun, hlm. 3039.
1. Jelaskan watak tokoh dalam drama tersebut.
2. Sebutkan latar dalam drama tersebut.
3. Konflik apa yang muncul dalam drama tersebut?
4. Apa tema drama tersebut?
5. Buat kesimpulan isi drama tersebut.
Kegiatan
Lanjutan
1. Kerjakan secara berkelompok.
2. Tontonlah sebuah drama yang dipentaskan di gedung
pertunjukan di kota Anda.
3. Simaklah dengan baik dan ikuti pementasannya sampai
selesai.
4. Identifikasilah unsur-unsur intrinsiknya, seperti
a. penokohan
b. alur cerita
c. latar
d. tema
5. Presentasikan hasil Anda di depan kelas untuk dibahas
bersama-sama.
153
Seni Peran
Pada pelajaran yang lalu, Anda telah mempelajari prinsip-
prinsip penulisan esai. Anda pun telah mengetahui ciri-ciri kritik dan
esai. Begitu pula dengan persamaan dan perbedaannya.
Dengan belajar menulis kritik dan esai, Anda dapat menimba
pengalaman, imajinasi, pengetahuan di bidang bahasa dan sastra,
serta pengetahuan umum.
Bacalah teks drama berikut dengan saksama.
Menerapkan Prinsip-Prinsip
Penulisan Kritik dan Esai
D
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menulis kritik
dan esai sastra dengan menerapkan prinsip krtik dan esai; dan
menyunting kritik dan esai sastra.
Bapak
(Drama Dua Babak)
Karya B. Sularto
Para Pelaku:
Bapak, usia 51 tahun
Si Sulung, usia 28 tahun
Si Bungsu, usia 24 tahun
Perwira, usia 26 tahun
Bagimu, kemerdekaan bumi pusaka.
Drama ini terjadi pada tanggal 19 Januari
1949, sebulan sesudah tentara Kolonial Belanda
melancarkan aksi agresinya yang kedua dengan
merebut ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta.
Tentara Kolonial telah pula siap siaga me-
lancarkan serangan kilat untuk merebut sebuah
kota strategis yang hanya dipertahankan oleh satu
batalyon Tentara Nasional Indonesia.
Di kota itulah, si Bapak dikagetkan oleh
kedatangan putra sulungnya yang mendadak muncul
setelah bertahun merantau tanpa kabar berita.
Si Sulung telah kembali pulang dengan mem-
bawa sebuah usul yang amat sangat mengagetkan
si Bapak.
Waktu itu, seputar pukul 10.00, si Bapak yang
sudah lanjut usia jalan hilir mudik dengan membawa
beban persoalan yang terus-menerus merongrong
pikirannya.
Bapak
: "Dia, putra sulungku. Si anak hilang
telah kembali pulang. Dan sebuah usul
diajukan; segera mengungsi ke daerah
pendudukan yang serba aman tenteram.
Hem, ya, ya, usulnya dapat kumengerti.
Karena ia sudah terbiasa bertahun
hidup di sana. Dalam sangkar. Jauh dari
deru prahara. Bertahun mata hatinya
digelapbutakan oleh nina bobok, lela-
buai si penjajah. Bertahun semangatnya
dijinakkan oleh sup roti keju. Celaka, oo,
betapa celaka nian."
Si Bungsu datang sambil senyum.
Bungsu : "Ah, Bapak rupanya lagi ngomong
seorang diri."
Bapak : "Ya, anakku, terkadang orang lebih
suka ngomong pada diri sendiri. Tapi,
bukankah tadi kau bersama abangmu?"
154
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Bungsu : "Ya. Sehari kami tamasya mengitari
seluruh penjuru kota. Sayang sekali, kami
tidak berhasil menjumpai Mas ...."
Bapak : "Tunanganmu?"
Bungsu : "Ah, dia selalu sibuk dengan urusan
kemiliteran melulu. Bahkan ketika kami
mendatangi asramanya, ia tak ada. Kata
mereka, ia sedang rapat dinas. Heheh,
seolah-olah seluruh hidupnya tersita
untuk urusan-urusan militer saja."
Bapak
: "Kita sedang dalam keadaan darurat
perang, Nak. Dan dalam keadaan begini
bagi seorang prajurit, kepentingan negara
ada di atas segala. Bukan saja seluruh
waktunya, bahkan juga jiwa raganya. Tapi,
eh, mana abangmu sekarang?"
Bungsu : "Oo, rupanya dia begitu rindu pada
bumi kelahirannya. Seluruh penjuru kota
dipotreti semua. Tapi, kurasa Abang
akan segera tiba. Dan sudahkah Bapak
menjawab usul yang diajukannya itu?"
Bapak
: "Itulah, itulah yang hendak kuputuskan
sekarang ini, Nak."
Bungsu : "Nah, itulah dia!"
Sulung : "Huhuh, kota tercintaku ini rupanya
sudah berubah wajah. Dipenuhi penghuni
baju seragam menyandang senapan.
Dipagari lingkaran kawat berduri. Dan
wajahnya kini menjadi garang berhiaskan
laras-laras senapan mesin. Tapi, di atas
segalanya, kota tercintaku ini masih tetap
memperlihatkan kejelitaannya."
Bapak
: "Begitulah, Nak, suasana kota yang sedang
dicekam keadaan darurat perang."
Sulung : "Ya pertanda akan hilang keamanan,
berganti huru-hara keonaran. Dan, mum-
pung masih keburu waktu, bagaimana
dengan putusan Bapak atas usulku itu?"
Bapak
: "Menyesal sekali, Nak ...."
Sulung : "Bapak menjawab dengan penolakan,
bukan?"
Bapak : "Ya."
Bungsu : "Jawaban Bapak sangat bijaksana."
Sulung : "Bijaksana!?! Ya, kau benar, manisku.
Setidak-tidaknya, demikianlah anggapan-
mu karena bukankah secara kebetulan
tunanganmu adalah seorang perwira
TNI di sini. Tapi, maaf, bukan maksudku
menyindirmu, adik sayang."
Bungsu : "Ah, tidak mengapa. Kau hanya sedang
keletihan. Mengasolah dulu, ya, Abang.
Mengasolah, kau begitu capek tampaknya.
Bapak, biar aku pergi belanja dulu untuk
hidangan makan siang nanti."
Si Bungsu pergi. Si Sulung mengantar dengan
senyum.
Bapak : "Nak, pertimbangan bukanlah karena
masa depan adikmu seorang. Juga bukan
karena masa depan sisa usiaku."
Sulung : "Hem. Lalu? Karena rumah dan tanah
pusaka ini barangkali, ya, Bapak?"
Bapak
: "Sesungguhnyalah, Nak, lebih karena itu."
Sulung
: "Oo, ya?!? Apa itu, ya, Bapak?"
Bapak : "Kemerdekaan."
Sulung
: "Kemerdekaan!?! Kemerdekaan siapa?"
Bapak
: "Bangsa dan bumi pusaka."
Si Sulung ketawa.
Sulung
: "Bapak yang baik. Bertahun sudah aku
hidup di daerah pendudukan sana ber-
sama beribu bangsa awak yang tercinta.
Dan aku seperti juga mereka, tidak
pernah merasa jadi budak belian ataupun
tawanan perang. Ketahuilah, ya, Bapak, di
sana kami hidup merdeka."
Bapak
: "Bebaskah kau menuntut kemerdekaan?"
Sulung
: "Hoho, apa yang musti dituntut! Kami di
sana manusia-manusia merdeka."
Bapak : "Bagaimana kemerdekaan menurut kau,
Nak?"
Sulung
: "Hem. Di sana kami punya wali negara,
bangsa awak. Di sana, segala lapangan kerja
terbuka lebar-lebar bagi bangsa awak. Di
sana, bagian terbesar tentara polisi, alat
negara bangsa awak. Di atas segalanya,
kami di sana hidup dalam damai. Rukun
berdampingan antara si putih dan bangsa
awak...."
Bapak
: "Dan di atas segalanya pula, di sana si
putih menjadi yang dipertuan. Dan sebuah
bendera asing jadi lambang kedaulatan,
lambang kuasa; penjajahan. Dapatkah itu
kau artikan suatu kemerdekaan?"
Sulung : "Ah, Bapak berpikir secara politis. Itu
urusan politik."
Bapak
: "Nak, setiap patriot, pada hakikatnya,
adalah seorang politikus juga. Kendati
tidak harus berarti menjadi seorang
diplomat, seorang negarawan. Dan,
justru karena kesadaran dan penger-
tian politiknya itulah, seorang patriot
akan senantiasa membangkang terha-
dap setiap politik penjajahan. Betapapun
manis bentuk lahirnya. Renungkanlah itu,
Nak. Dan marilah kuambil contoh masa
lalu. Bukankah dulu semasa kita masih
hidup dalam alam Hindia Belanda, kita
hidup serba kecukupan sandang pangan.
Tapi, Nak, apakah jaminan perut kenyang,
kecukupan sandang pangan, kesejah-
teraan hidup keluarga dalam suasana
aman tentram dan masa pensiun yang
enak, sudah dengan sendirinya berarti
hidup dalam kemerdekaan? Tidak,
anakku! Kemerdekaan tidak ditentukan
155
Seni Peran
oleh semua itu. Kemerdekaan adalah soal
harga diri kebangsaan, soal kehormatan
kebangsaan. Ia ditentukan oleh kenyataan,
apakah sesuatu bangsa menjadi yang
dipertuan mutlak atas bumi pusakanya
sendiri atau tidak. Ya, anakku, renung-
kanlah kebenaran ucapanku ini. Renung-
kanlah."
Sulung : "Menyesal, ya, Bapak. Rupanya, kita
berbeda kutub dalam tafsir makna...."
Bapak
: "Namun kau, Nak, kau wajib untuk me-
renungkannya. Sebab, aku yakin kau
akan mampu menemukan titik simpul
kebenaran ucapanku itu."
Sulung
: "Baik-baik. Itu akan kurenungkan, mungkin
kelak aku akan membenarkan tafsir
Bapak. Tapi singkat, aku belum bersedia
untuk mempertimbangkannya. Lagipula,
kita sekarang diburu waktu. Karenanya,
kumohon agar Bapak berkenan sekali
lagi mempertimbangkan usulku. Setidak-
tidaknya, demi kedamaian hidup masa
tua Bapak juga. Bahkan, sebenarnya juga
demi masa depan adikku satu-satunya
itu. Tapi karena dia lebih memberati masa
nikahnya dengan seorang perwira TNI,
terpulanglah pada kehendaknya sendiri.
Cuma telah kupesankan padanya agar
ia segera saja pindah ke pedalaman yang
masih jauh dari jangkauan peluru meriam.
Karena, kurasa wajah kota tercintaku ini
tak lama lagi akan hancur lebur ditimpa
kebinasaan perang."
Bapak
: "Nak, apa pun yang terjadi, aku akan
tetap bertahan di sini. Dan bila mereka
melanda kota ini, insya Allah aku pun
akan ikut angkat senjata. Bukan karena
rumah dan tanah waris. Tapi karena
kemerdekaan bumi pusaka. Ya, mungkin
sekali pembelaanku akan kurang berarti.
Namun dalam setitik amal baktiku itulah,
kutemukan bahagia dalam sisa usiaku.
Dan kalaupun aku musti mati untuk
itu, niscayalah aku ikhlas mati dalam
damai di hati. Nah, kau pun tahu aku
tidak pernah memaksakan kehendakku
pada anak-anakku. Jika ada anakku yang
yakin bahwa masa depannya di daerah
pendudukan akan lebih membahagiakan
hidupnya, silakan pergi. Begitulah, jika
adikmu mantap untuk mengungsi ke sana,
silakan pergi bersamamu. Tapi adikmu
dibesarkan dalam alam kemerdekaan,
jadi dia tentulah dapat menilai arti kemer-
dekaan. Karenanya, aku yakin ia akan
tidak pernah ragu untuk menentukan
ke mana cinta hidupnya hendak dibawa.
Dan kurasa bukanlah soal pernikahannya
dengan seorang perwira TNI yang
menjadi dasar timbang rasa, timbang
hatinya. Tapi, pengertian cintanya pada
kemerdekaan bumi pusakanya!"
Sulung :
"Ah, Bapak terpanggang oleh api
sentimen patriotisme. Ya, ya, aku
memang, dapat mengerti, lantaran
dulu Bapak pernah menjadi buronan
pemerintah Hindia Belanda. Bahkan,
sampai-sampai almarhumah Bunda
wafat dalam siksa kesepian dan
kegelisahan karena Bapak selalu keluar
masuk penjara. Dan, kini, rupanya,
Bapak menimpakan segala dendam
itu pada pemerintah Kerajaan. Bapak,
sebaiknya lupakanlah masa lalu.
Lupakanlah semua duka cerita itu."
Bapak : "Anakku sayang, kebencianku pada
mereka, dulu, sekarang, dan besok,
bukanlah karena dendam pribadi. Tidak!
Pembangkanganku dulu, sekarang, dan
besok bukanlah karena sentimen, tapi
karena keyakinan. Ya, keyakinan bahwa
mereka adalah penjajah. Keyakinan
bahwa membangkang penjajah adalah
suatu tindak mulia, tindak hak. Untuk
itulah aku rela dalam menderita dan
korbankan segalanya, Nak. Dan aku
bangga untuk itu. Juga almarhumah
bundamu, Nak. Karena ia tahu dan sadar
akan arti pengorbanannya. Tidak akan
pernah tersia. Meski takkan ada bintang
jasa dan tugu kenangan baginya...."
Sulung
: "Lepas dari setuju atau tidak, aku kagumi
Bapak dalam meneguhi keyakinan. Ya,
lepas dari setuju atau tidak, aku kagumi
kesabaran dan ketabahan almarhumah
Bunda. Untuk itulah, aku selalu bangga
pada Bapak dan almarhumah Bunda. Juga
pada adikku seorang yang begitu tinggi
kesadaran pengertiannya, begitu agung
cintanya pada kemerdekaan, meski
tafsirannya adalah tafsiran yang Bapak
rumuskan. Dan, ya, kita memang musti
berbangga diri dalam meneguhi cita
dan keyakinan masing-masing. Tapi, ya,
Bapak, usulku tak ada sangkut pautnya
dengan masalah kebanggaan-kebanggaan
pribadi. Usulku cuma untuk keselamatan
pribadi!"
Bapak : "Kau benar, usulmu memang tak
bersangkut paut dengan kebanggaan-
kebanggaan pribadi. Tapi, usulmu
itu langsung menyentuh keyakinan-
keyakinan pribadi. Dan menurut jalan
pikiran keyakinanku, usulmu itu wajib
ditolak. Mutlak! Sebab mengorbankan
keyakinan, bagiku nilai rasanya sungguh
156
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
teramat nista. Tengoklah sejarah, lihatlah
betapa para satria Muslim syahid dalam
membela dan meneguhi keyakinannya.
Betapa kaum Nasrani begitu pasrah
mati dikoyak-koyak singa di zaman Nero.
Ya, mereka, yang Muslim, yang Nasrani
sama tulus ikhlas mati syahid menurut
anggapannya, daripada mengorban-
kan keyakinan-keyakinan yang mereka
teguhi."
Sulung
: "Ya, jika memang Bapak begitu teguh pada
pendirian yang Bapak anut, apa boleh buat
...."
Bapak
: "Tapi, Nak, izinkan aku tanya. Bagaimana
sikapmu dalam perjuangan kita melawan
penjajah?"
Sulung : "Sudah kunyatakan tadi, bahwa antara
kita ada perbedaan kutub, perbedaan
dalam merumuskan tafsir makna. Kita
menempuh jalan yang beda. Bapak
memilih jalan pembangkangan, aku
sebaliknya. Konsekuensinya, memang,
berat amat. Satu tragedi. Dan menurut
tanggapanku, tragedi yang terjadi dan
bakal terjadi di sini menjadi tanggung
jawab kaum ekstrimis, dari pihak yang
sekeyakinan dengan Bapak."
Bapak
: "Sayang sekali, Nak, kita tegak pada dua
kutub yang bertentangan secara asasi.
Tapi adalah keliru bila kau menimpakan
kesalahan dan tanggung jawab segala
duka cita pada pihak kami, Nak. Kami
cinta damai, tapi adalah pasti, lebih
memberati kemerdekaan! Dan jika
pihak kalian membenarkan tindak paksa,
tindak kekerasan dalam menindas gerak
perjuangan kemerdekaan, maka pihak
kami pun membenarkan tindak pembang-
kangan bersenjata. Bagaimanapun juga,
kedudukan kami adalah bertahan diri.
Nak, sejarah membuktikan bahwa sejak
kaum penjajah melangkahi bumi pusaka
kita, merekalah yang menciptakan segala
sengketa berdarah antara sesama kita.
Politik penjajahan merekalah yang mengha-
silkan duka cerita di tanah air. Ya, di mana
saja. Adalah kaum penjajah yang menjadi
biang keladi dan yang bertanggung jawab
atas segala duka cerita bangsa yang
terjajah!"
Sulung :
"Begitu pendapat Bapak? Memang Bapak
ada hak penuh untuk berpendapat demikian
itu."
Bapak
: "Nak, keyakinanmu salah. Sadarlah!"
Sulung
: "Salah bagi Bapak, benar bagiku. Dan, aku
sadar benar akan itu. Dan dengan penuh
kesadaran pula, aku bersedia menanggung
segala risikonya."
Si Sulung melangkah ke dalam.
Bapak : "Ya, memang keyakinan tidak bisa
dipaksakan. Tidak juga oleh seorang
bapak pada anak kandung sendiri.
Namun, bagaimanapun juga, aku telah
mengingatkannya."
Dari dalam rumah kedengaran suara-suara isyarat
pesawat pemancar isyarat. Bapak tersentak
keheranan dan dengan penuh curiga si Bapak
melangkah ke dalam.
Si Bungsu muncul dengan mencangklong tas penuh
berisi bungkusan makanan dan sayur-mayur.
Bungsu : "Ee, ke mana semuanya ini...."
Di luar kedengaran orang mengetuk-
ngetuk pintu.
Bungsu : "Oo, Mas. Mari, Mas. Silakan masuk."
Perwira muncul beriring senyum bersambut senyum
si Bungsu.
Perwira : "Maafkan, aku tadi tidak sempat
menemui...."
Bungsu : "Lupakanlah. Yang penting, sekarang Mas
sudah berada di sini."
Perwira : "Di mana abangmu, Dik? Tentulah ia
amat jengkel padaku, bukan? Karena
sejak kedatangannya di sini, ia selalu tidak
berhasil dalam usahanya mengenalku.
Ya, aku pun sangat ingin mengenalnya.
Dapatkah kini aku yang memperkenalkan
diri?"
Bungsu : "Tentu. Dan itu sudah kewajibanmu,
Mas."
Mendadak dari dalam kedengaran suara tembakan
pistol beberapa kali. Si Bungsu dan
perwira tersentak kaget.
Bungsu : "Kau dengar, Mas?"
Perwira : "Tembakan pistol!"
Bungsu : "Dari dalam rumah...."
Perwira : "Pasti ada sesuatu yang tidak beres,
di dalam sana. Adakah Bapak memiliki
senjata api itu, Dik?"
Bungsu : "Setahuku, tidak."
Perwira : "Abangmu, barangkali?"
Si Bapak mendadak muncul dengan pistol di tangan
kanan dan sebuah map tebal di tangan kiri. Mereka
saling menatap dengan heran tegang. Si Bapak meletak-
kan map di atas meja, pistol diletakkan di atasnya.
Bapak
: "Pistol ini milik putra sulungku...."
Bungsu : "Bapak, apa yang terjadi!"
Bapak : "Aku... aku telah menembak mati
abangmu, anak kandungku pribadi."
Si Bungsu menjerit.
............................................................................
Sumber
:
Horison
, XXXVII/10/2003
157
Seni Peran
1. Buatlah sebuah kritik dan esai berdasarkan drama tersebut.
2. Siswa dengan nomor urut ganjil pada daftar hadir membuat
kritik dan yang bernomor urut genap membuat esai.
3. Tulislah kritik dan esai dengan memperhatikan prinsip-prinsip
penulisannya.
4. Presentasikan hasilnya di depan kelas untuk diskusikan bersama-
sama.
Rangkuman
1. Unsur-unsur intrinsik drama antara lain adalah penokohan, alur,
latar, tema, dan amanat. Dalam memahami tema dan amanat
drama, pendengar atau penokohan harus menyimak dialog para
tokohnya. Tema dan amanat dibangun berdasarkan dialog-dialog
para tokoh.
2. Drama yang baik adalah drama yang dipentaskan. Apresiasi
sesorang terhadap naskah drama yang dibaca dan yang diputuskan
akan ada perbedaan. Oleh karena itu, akan lebih mudah untuk
menyimpulkan isi drama dari drama yang dipentaskan.
3. Dalam penulisan cerita dan esai sastra, prinsip-prinsip penulisan
kritik dan esai harus diperhatikan. Hal ini bertujuan agar kritik
dan esai yang ditulis berbobot.
Refleksi Pelajaran
Bagaimana dengan materi pelajaran ini, apakah masih
ada yang belum dipahami? Coba tanyakan kepada guru
Anda. Dengan mempelajari pelajaran ini, Anda akan dapat
membaca dan menelaah drama dengan baik. Jika suatu
saat nanti diminta menganalisis drama, Anda pasti dapat
melakukannya. Mungkin juga Anda bercita-cita ingin
menjadi seorang sutradara atau pemain teater. Pelajaran
ini sangat berguna untuk menunjang cita-cita tersebut.
Mungkin juga Anda bercita-cita menjadi seorang kritikus
atau penulis esai. Untuk itu, pelajarilah materi-materi
pelajaran ini dengan serius. Coba Anda baca kembali
pelajaran-pelajaran yang lalu. Persiapkan diri Anda untuk
menghadapi ujian semester.
Uji
Materi
158
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Soal Pemahaman Pelajaran 9
Kerjakan soal-soal berikut.
1. Bacalah kembali drama "Bapak" dari pelajaran sebelumnya.
2. Identifikasilah unsur-unsur intrinsiknya, yaitu:
a. penokohan
b. konflik
c. tema
d. latar
e. kesan/amanat
3. Buatlah kesimpulan isi drama tersebut berdasarkan situasi dan
konteksnya.
4. Buatlah kritik singkat tentang drama tersebut.
5. Jelaskan nilai-nilai yang ada dalam drama tersebut yang dapat
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
159
Seni Peran
Uji Kompetensi Semester 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Membuat surat undangan rapat
2. Membentuk kepanitian lomba puisi
3. Menyusun program kerja
4. Pelaksanaan lomba
5. Evaluasi kerja
1.
Program kegiatan tersebut adalah langkah
dalam mengadakan kegiatan ....
a. lomba puisi
b. membuat proposal
c. menyusun kepanitian lomba puisi
d. menulis lomba puisi
e. pelaksanaan lomba puisi
2. Apa yang harus Anda pahami agar mengerti
isi sebuah berita?
a. inti berita
b. kata per kata
c. kerangka berita
d. sumber berita
e. pokok berita
3.
Informasi apa yang disampaikan bacaan ter-
sebut adalah ....
a. penyebaran wilayah pohon lontar
b. manfaat "halte alami" bagi hewan
c. binatang yang suka singgah ke pohon
lontar
d. daerah di Asia merupakan tempat tubuh
pohon lontar
e. pohon yang disukai oleh burung dan
kelelawar
4. Informasi pada nomor 3 termasuk ....
a. pendapat
b. informasi
c. fakta
d. pandangan
e. tanggapan
Informasi apa yang disampaikan bacaan ter
Lontar merupakan salah satu jenis palem
dengan sebaran geografis meliputi India,
Sri Lanka, Asia Tenggara, sampai Papua.
Diperkirakan asalnya dari India dan Sri
Lanka. Di India, palem ini dijadikan tameng
angin bagi suatu daratan. Pohon lontar juga
kadang dimanfaatkan sebagai "halte alami"
bagi burung, kelelawar, dan binatang liar
lainnya.
5. Kalimat yang berisi kritikan terhadap suatu
karya sastra yang tepat adalah ....
a. Cerpen ini tidak menarik dari segi
cerita, terlalu klise.
b. Cerpen ini sebuah mahakarya yang
hebat. Ceritanya sangat hebat. Namun,
tidak dapat menyetuh pembaca dari
lapisan bawah atau masyarakat awam
karena tingkat penceritaaan dan peng-
gunaan bahasanya.
c. Menurut saya, karangan Anda belum
seberapa. Anda hanya buang-buang
waktu saja.
d. Puisinya menarik dari segi tipografi,
tetapi melanggar konvesi kebahasaan.
e. Puisi ini bagus, bentuknya sangat unik.
Namun, penggunaan diksinya amat
sederhana, tidak ada daya tarik.
6. Ulasan kritik berdasarkan tema, latar,
alamat, dan alur sebuah karya disebut kritik
sastra ....
a. intrinsik
b. ekstrinsik
c. edukatif
d. induktif
e. pragmatik
7. Sastrawan yang dijuluki dengan "presiden
penyair" adalah ....
a. Rendra
b. Taufiq Ismail
c. Chairil Anwar
d. Sutardji Calzoum Bachri
e. Sitor Situmorang
8. Jenis puisi yang memiliki ciri membebaskan
diri dari makna kata, menyimpang dari
konvensi gramatika, dan memiliki tipografi
yang unik, termasuk ....
a. puisi lama
b. puisi unik
c. puisi kontemporer
d. puisi prismatik
e. puisi saduran
9. Kesusastraan lama yang bersifat sejarah
nasional adalah ....
a. Lebai Malang
b. Hikayat Si Miskin
c. Cerita Si Umbut
160
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
d. Hikayat Malin Deman
e. Hikayat Raja-Raja Aceh
10.
Puisi lama yang asli dari Indonesia adalah ....
a. gurindam
b. mantra
c. syair
d. nazam
e. khithah
11. Karya sastra angkatan Balai Pustaka
adalah ....
a.
Katak Hendak menjadi Lembu
b.
Pertemuan Jodoh
c.
Dian yang Tak Kunjung Padam
d.
Belenggu
e.
Layar Terkembang
12. Armijn Pane merupakan sastrawan kelom-
pok ....
a. Angkatan Balai Pustaka
b. Angkatan ‘45
c. Angkatan ‘50
d. Angkatan Pujangga Baru
e. Angkatan ‘66
13. Terbitnya majalah
Horison
menandai lahir-
nya Angkatan ....
a. ‘45
b. Balai Pustaka
c. Pujangga Baru
d. ‘66
e. ‘50
14. Novel yang termasuk karya sastra yang
dianggap penting dalam Angkatan Balai
Pustaka, adalah ....
a.
Layar Terkembang
b.
Siti Nurbaya
dan
Salah Asuhan
c.
Belenggu
d.
Pada sebuah Kapal
e.
Abunawas
15. Pengarang novel
Dua Dunia
adalah ....
a. Ajip Rosidi
b. Trisnoyuwono
c. A.A. Navis
d. Nh. Dini
e. Toha Mohtar
16. Pengarang novel
Daerah Tak Bertuan
yang
mendapat penghargaan Hadiah Sastra Yamin
pada tahun1963 adalah ....
a. Mochtar Lubis
b. Toha Mohtar
c. Nasyah Djamin
d. Ramadhan K.H.
e. Pramoedya Ananta Toer
17. Menurut penelitian, pembaca dewasa me-
miliki kecepatan membaca berkisar antara
... kata per menit.
a. 170–200
b. 180–200
c. 190–250
d. 800–900
e. 900–1000
18. Dalam membaca cepat, yang diperhatikan
bukan hanya kecepatannya, melainkan ....
a. daya ingat pembacanya.
b. hasil yang optimal.
c. harus dengan memahami isinya.
d. waktu yang dihasilkan.
e. keutuhan membacanya.
19. Membaca cepat harus dilakukan ....
a. dengan suara nyaring.
b. di dalam hati.
c. dengan suara yang lemah lembut.
d. dengan waktu yang lama.
e. dalam waktu yang singkat.
20. Berikut ini hal yang harus dihindari dalam
membaca cepat yaitu ....
a. Hindari bahan bacaan yang belum
pernah dibaca.
b. Hindari membaca mempercepat sasaran
pandang mata.
c. Hindari membaca per kelompok kata
atau frase.
d. Hindari dengan gerakan kepala ke kiri
dan ke kanan.
e. Hindari situasi lingkungan yang tenang.
21. Salah satu teknik membaca cepat adalah ....
a. mempercepat waktu membaca.
b. mengeluarkan suara seperti berbisik-
bisik.
c. memperlambat sasaran pandangan
mata.
d. menggerakan kepala.
e. mempercepat sasaran pandangan mata.
22. Esai merupakan karangan yang berupa hasil
....
a. pengamatan
b. penelitian
c. pemahaman
d. pernyataan
e. penjelasan
23. Selain mengupas karya sastra, dalam esai
dapat pula dikupas masalah lain, misalnya
....
a. penelitian tentang satwa langka
b. cara kerja mesin cuci
c. penelitian tentang penyakit AIDS
d. cara membuat keterampilan tangan
e. pemandangan alam
161
Uji Kompetensi Semester 2
24.
Gurindam tersebut berisi ....
a. perintah maksiat
b. larangan maksiat
c. jauhi maksiat
d. dunia penuh maksiat
e. usahakan maksiat
25. Pengarang gurindam duabelas yang terkenal
adalah ....
a. Raja Ali Haji
b. Chairil Anwar
c. Ajip Rosidi
d. Hamzah Fansuri
e. Muhammad Yamin
Perhatikan kutipan drama berikut untuk soal
nomor 26 dan 27.
Adegan Ponirah dan Marni dengan menggen-
dong bakul dan mengenakan topi camping.
Marni : Pon .... Ponirah!
Ponirah : Ada apa!
Marni : Aku melihat sepintas bayangan
orang di sana!
Ponirah : Tenang saja!
Marni : T
enang....tenang?Tenang
bagaimana? Kalau musuh?
Ponirah : Musuh? Marni, kita ini berjualan
buah dan tidak punya musuh.
Kita harus yakin, yang berani
bergerak di malam hari hanya
TNI. Hayo jalan!
Marni : Tapi, bulu kudukku berdiri.
Ponirah : Maka jangan di sini, ayo terus
jalan!
Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh
ke belakang. Topi camping di tangan kiri.
Tangan kanan di balik seakan memegang
senjata.
Gid
bbii
Segala maksiat ada di dunia
ikhtiarkan diri menjauhi dia
Pada mulanya, manusia mengamati cuaca
secara sederhana. Kemudian, mereka
mencoba menggunakan hasil pengamatan
sebagai dasar untuk meramal cuaca. Akan
tetapi, ramalan itu sering tidak benar
karena mereka tidak mengerti hal-hal yang
sebenarnya tentang cuaca. Akhirnya, setelah
memperoleh pengetahuan tentang proses
atmosfer, mereka mulai memikirkan untuk
mencoba mengubah cuaca.
27. Berdasarkan penggalan drama tersebut,
watak tokoh Marni adalah ....
a. penakut
b. pemberani
c. mengesalkan
d. menjengkelkan
e. membosankan
28. Tokoh antagonis berperan sebagai ....
a. penentang dan penghalang perjuangan
tokoh protagonis dalam mencapai
tujuannya
b. penentang tokoh prototipe dalam men-
capai tujuannya
c. pembawa keadilan dan kebenaran
d. penerima hasil perjuangan tokoh prota-
gonis
e. penyelesaian konflik yang terjadi
29.
26. Situasi yang dilukiskan dalam kutipan
drama tersebut adalah .....
a. mencekam
b. mengerikan
c. menjengkelkan
d. menakutkan
e. menggelisahkan
Paragraf tersebut tergolong sebuah ....
a. narasi
b. eksposisi
c. deskripsi
d. persuasi
e. argumentasi
30. Sebelum membuat karangan paparan, yang
perlu terlebih dahulu dikerjakan adalah ....
a. menentukan pikiran utana dan pikiran
penjelas
b. menentukan judul
c. menentukan topik
d. mengumpulkan data
e. menentukan simpulan
162
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Uji Latihan Akhir Tahun
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
1. (1) Menurut seorang pengembang, pengem-
bangan agrobisnis dan agroindustri merupa-
kan tuntutan perkembangan logis. (2)
Pengembangan telah dilanjutkan sebagai
wujud kesinambungan penganekaragaman
dan pengalaman pertanian. (3) Telah pula
dilaksanakan pengembangan di beberapa
wilayah. (4) Hasil yang dicapai mengesankan
dan memuaskan.
Dari kalimat pernyataan di atas, yang berupa
opini terdapat pada nomor ....
a. 1 dan 4
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
2.
Bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan,
baik pria maupun wanita. Pahlawan-pahlawan
ini tersebar di seluruh pelosok tanah air
dan banyak di antaranya yang tidak dikenal.
Seorang pahlawan wanita yang sering disebut
namanya ialah Cut Nyak Dien. Pahlawan ini
berasal dari Aceh, daerah yang juga dikenal
dengan sebutan Serambi Mekah,
Gagasan utama paragraf di atas adalah ....
a. Indonesia memiliki banyak pahlawan
b. Pahlawan Indonesia tersebar di seluruh
tanah air
c. Banyak pahlawan Indonesia yang tidak
dikenal
d. Cut Nyak Dien adalah pahlawan wanita
dari Aceh
e. Cut Nyak Dien salah satu pahlawan
wanita yang terkenal
3.
Abad ke-20 yang baru saja berlalu dimaknai
berbagai kalangan sebagai "abad gelap"
karena diwarnai berbagai peristiwa baik di
tingkat dunia maupun regional yang dianggap
menodai kehidupan manusia serta peradaban.
Makna itu menemukan realitasnya dalam tiga
dekade terakhir.
Paragraf tersebut dikembangkan dengan me-
nggunakan ....
a. alasan
b. perincian
c. contoh
d. pertentangan
e. perbandingan
4. Karangan faktual yang membahas suatu
masalah secara lengkap, panjangnya tidak
tentu, yang dimuat di surat kabar, majalah,
atau buletin disebut ....
a. esai
b. fiksi
c. makalah
d. proposal
e. artikel
5. Berikut ini yang bukan merupakan unsur-
unsur yang termuat dalam artikel adalah ....
a. identifikasi masalah
b. latar belakang masalah
c. latar dan ruang
d. uraian atau analisis
e. kesimpulan
6. Bacalah paragraf berikut dengan saksama.
Setelah diadakan peninjauan ke Desa
Pekayon Bekasi, diketahui persentase peng-
gunaan listrik di desa tersebut. Di RW 01
sebanyak 90% rumah penduduk telah meng-
gunakan listrik, RW 02 sebanyak 95%, RW
03 sebanyak 100%, dan RW 04 sebanyak
85%. Boleh dikatakan, di Desa Pekayon 92%
rumah penduduk telah menggunakan listrik.
Kalimat yang merupakan kesimpulan para-
graf tersebut adalah....
a. Boleh dikatakan, di Desa Pekayon 92%
rumah penduduk sudah menggunakan
listrik.
b. Setelah diadakan peninjauan di Desa
Pekayon, diketahui penggunaan listrik
92%.
c. Rumah penduduk di RW 03 Desa
Pekayon, telah menggunakan listrik
sebanyak 100%
d. Rumah penduduk di Desa Pekayon
Bekasi, pada umumnya sudah meng-
gunakan listrik.
163
Soal Akhir Tahun
Perkembangan teknologi informasi dan tele-
komunikasi mengubah gaya hidup manusia.
Itu bukan hal baru. Yang mulai muncul di
Jakarta adalah hadirnya
hotspot
, dapat area-
area di tempat tertentu, di mana orang bisa
mengakses informasi melalui komputer, tanpa
menggunakan kabel. Seorang profesional
mengaku dapat membalas surat elektronik
dari rekan bisnis melalui kafe yang memiliki
fasilitas
hotspot
. Seberapa nyamankah cara
berkomunikasi ini? Ikuti juga berita peristiwa
hot
lain yang terjadi hingga sabtu malam.
Demikian surat undangan ini kami sampaikan.
Atas perhatian Bapak/Ibu Guru, kami
ucapkan terima kasih.
e. Listrik telah digunakan oleh penduduk
Desa Pekayon Bekasi sebanyak 92%.
7. Bacalah paragraf berikut.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah ....
a. perkembangan teknologi informasi dan
telekomunikasi
b. kenyamanan cara berkomunikasi de-
ngan
hotspot
c. pemberitaan tentang hotspot di berbagai
media
d. perkembangan gaya hidup manusia di
dunia
e. kemudahan pengaksesan informasi me-
lalui komputer
8. Bacalah surat berikut dengan saksama.
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BINA AKHLAK
Jalan Budi Pekerti No. 52, Limbangan Sukaraja
Sukabumi
19 Mei 2007
Nomor : 14/SMA/BA/07
Perihal : Undangan rapat
Lampiran : –
Yth. Bapak/Ibu Guru
SMA Bina Akhlak
Dengan hormat,
.....
hari/tanggal : Sabtu, 21 Mei 2007
pukul
: 14.00–selesai
tempat
: aula SMA Bina Akhlak
acara
: rapat kelulusan siswa Kelas XII
Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak dan Ibu
Guru dalam rapat tersebut. Atas perhatian Bapak/Ibu Guru,
kami mengucapkan terima kasih.
Kepala SMA Bina Akhlak,
Drs. H. Andi Supandi
Kalimat pembuka untuk melengkapi surat
undangan tersebut adalah ....
a. Mengingat pentingnya acara rapat ke-
lulusan siswa Kelas XII ini, kami men-
gundang Bapak/Ibu Guru untuk hadir
pada
b. Dalam rangka menentukan kelulusan
siswa kelas XII, kami mengharapkan
kehadiran Bapak/Ibu Guru dalam rapat
pada
c. Dengan surat ini, kami mengundang
Bapak/Ibu Guru untuk menghadiri
rapat yang akan diselenggarakan pada
d. Bersama surat ini, kami mengundang
Bapak/Ibu Guru untuk menghadiri
rapat kelulusan siswa Kelas XII pada
e. Berhubung akan diadakan rapat ke-
lulusan siswa Kelas XII, kami meng-
harapkan kedatangan Bapak/Ibu pada
9. Penulisan nama dan alamat yang tepat
adalah ....
a. Mutia Latifah
jalan mawar nomor sepuluh
jakarta timur
b. Burhanudin, SH.
Jl. Kebon Pete no.4
Tangerang
c. Happy Susanto, M.Si.
Jln. Pulung Kidul No. 16
Ponorogo
d. DR. Tety Sanjaya
Block A7 No. IX
Bumi Kencana Indah
Garut
e. Bagas Permana S.E.
Jalan Ahmad Yani No. 112
Bandung
10. Perhatikan bagian surat berikut.
Bagian surat tersebut termasuk ....
a. isi surat
b. penutup
c. pembuka
d. pengantar isi
e. kesimpulan surat
11. Kalimat yang merupakan contoh kalimat
fakta adalah....
a. Saya kira Anda harus pintar menyi-
kapinya
b. Bukankah lebih baik jika kamu ber-
tanya?
c. Saya mengharapkan semua aturan dapat
ditaati bersama
d. Tidak baik kiranya jika kita terus ber-
prasangka buruk pada pemerintah
164
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Rapiah seorang istri yang sabar dan yakin
kepada suami. Benar cinta Hanafi kepadanya
tidak ada, tak mungkin akan diperoleh oleh
Rapiah. Hanafi tak dapat menimbulkan rasa
yang gaib itu dalam kalbunya.....
Sumber
: Novel
Salah Asuhan
, karya
Abdul Muis
e. Sekarang kemiskinan terjadi baik di per-
kotaan maupun di pedesaan
12. Bacalah paragraf berikut.
Jika melihat sosok Singapura seperti sekarang
ini, mungkin Anda tidak membayangkan
bahwa negara yang identik dengan nama
kotanya itu juga pernah memiliki masalah
yang sama dengan masalah yang dihadapai
Jakarta dan kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Problem perkotaan yang dihadapi
Singapura pada masa lalu itu kini sirna dan
muncullah sosok kota modern yang tertata
apik, teratur, bersih, dan indah.
Inti paragraf tersebut adalah ....
a. Singapura telah menjadi kota modern.
b. Singapura telah menjadi kota yang
tertata, teratur, bersih dan indah.
c. Singapura pernah mengalami problem
kota besar.
d. Singapura berhasil mengatasi problem
perkotaan dengan baik.
e. Singapura dan kota-kota besar di
Indonesia memiliki kesamaan.
13. Berikut ini yang tidak termasuk syarat dis-
kusi yang baik adalah ....
a. semua peserta harus mengetahui materi
yang akan didiskusikan
b. adanya penetapan kelengkapan unsur
diskusi
c. pemakalah dan notulis harus memiliki
peran sama.
d. jalannya diskusi dipandu oleh mode-
rator
e. adanya sesi tanya jawab antara pe-
makalah dan peserta
14.
Aku tahu bahwa kedatangan kami di
Pangeredan itu hendak membawa bahagia
seperti biasa. Bahkan, sebaliknya, bahagia yang
selama itu meliputi rumah setengah tembok
itu, sekarang sudah pergi meninggalkan ayah
dan ibuku. Pergi, seolah, tamu lama tidak
berpamitan dulu. Ketenangan hati kedua
orang tua kini sudah goncang, digoncangkan
oleh angin ribut kekecewaan, dan kesedihan.
....
Sumber
: Novel
Atheis
, karya
Achdiat Kartamihardja
Tema yang terdapat dalam petikan novel
tersebut adalah ....
a. kasih sayang orang tua terhadap anaknya
b. kekecewaan orang tua atas tindakan
anaknya
c. hubungan harmonis orang tua dan anak
d. anak yang berbakti kepada orang tua
e. perseteruan seorang lelaki dan kekasih-
nya
15.
Pernyataan yang sesuai dengan petikan
novel tersebut adalah ....
a. Rapiah dan Hanafi saling mencintai.
b. Hanafi sangat mencintai Rapiah.
c. Rapiah membenci Hanafi.
d. Hanafi tidak mencintai Rapiah.
e. Rapiah dan Hanafi memendam cinta
Bacalah puisi berikut untuk soal nomor 16
sampai dengan 18
Tuhan Telah Menegurmu
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat perut anak-anak yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup
sopan
lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup
menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang bergoncang
deru angin yang meraung kencang
hujan dan banjir yang melintang pukang
Adakah kau dengar?
Sumber
:
Budaya Jaya
, No.98 Th. IX Juli
1976
16. Amanat yang terdapat dalam puisi tersebut
adalah ....
a. kita hendaknya bisa menahan lapar
b. Tuhan Mahaadil dalam mengatur makh-
luk-Nya
c. manusia harus sadar atas teguran
Tuhan
d. bencana alam hanyalah azab bagi
manusia
e.
manusia memang tidak dapat diperingat-
kan
165
Soal Akhir Tahun
17. Berikut ini yang tidak termasuk teguran
Tuhan dalam puisi tersebut adalah ....
a. banyak manusia yang disesatkan
b. gempa bumi yang bergoncang
c. deru angin yang meraung kencang
d. hujan dan angin yang melintang
pukang
e. perut anak-anak yang kelaparan
18. Berdasarkan puisi tersebut, nilai-nilai apa-
kah yang kita dapatkan?
a. Tuhan secara tidak langsung menegur
manusia.
b. Kita hanya harus peduli pada anak-anak
yang kelaparan.
c. Hujan dan banjir hanyalah bentuk
azab.
d. Suara adzan bukanlah bentuk teguran
halus.
e. Gempa bumi yang berguncang adalah
bencana kemanusiaan.
19.
Pada suatu hari, Anda akan ditugasi untuk
menyampaikan pidato tentang peranan pe-
lajar dalam kehidupan masyarakat.
Sebagai sebuah cerita pendek, yang kurang
terlihat di dalamnya adalah konflik. Peristiwa
demi peristiwa berlangsung secara datar
saja. Namun, jika dilihat dari segi kemampuan
pengarang menggambarkan suasana ling-
kungan pesantren yang begitu hidup, cerita
pendek ini dapatlah dianggap cukup berhasil.
Endo Senggono, "Kaki Langit".
Horison
, 1
November 1996
Kutipan kritik cerpen tersebut mengung-
kapkan tentang ....
a. ulasan kelemahan dan kelebihan buku
b. ulasan unsur ekstrinsik dan intrinsik
c. ulasan kesimpulan isi buku
d. ulasan kelemahan buku
e. ulasan kelebihan buku
20.
Lonceng yang di beranda muka yang
tertutup oleh kaca-kaca jendela berbunyi
enam kali. Ama sudah lebih dahulu sadar
dari tidurnya. Dari risbang tempat ia tidur
diikutinya detikan lonceng. Ada persamaan
dengan jantungnya.
....
(Cerpen "Anak Revolusi", M. Balfas)
Unsur intrinsik yang terdapat dalam petikan
cerpen tersebut adalah ....
a. tokoh utama yang sedang gembira
b. latar yang memengaruhi suasana hati
c. amanat bahwa istri harus patuh pada
suami
d. tokoh-tokoh yang berdiam di suatu
tempat
e. alur maju dalam isi cerpen.
21.
Upacara di tempat kelahiran olimpiade itu
berlangsung dalam keadaan yang kurang
nyaman akibat udara yang mencapai titik beku.
Panitia terpaksa menggunakan api untuk
menghidupkan obor olimpiade. Di sela-sela
reruntuhan Candi Hera dan Zeus, 18 ivanita
berpakaian tradisional Yunani menyerahkan
obor kepada Vasilis Dimitriades, atlet ski es
Yunani yang merupakan pelari pertama yang
akan membawa obor ke Nagano, Jepang.
Obor akan dibawa ke Athena melalui wilayah
pegunungan Alpen di Yunani Selatan.
Pikiran utama dalam paragraf tersebut
adalah ....
a. Obor akan dibawa ke Athena.
b. Upacara di tempat kelahiran olimpiade
berlangsung dalam keadaan kurang
nyaman.
c. Obor dibawa ke Yunani.
d. Panitia terpaksa menggunakan api.
e. Obor akan dibawa ke Nagano, Jepang.
22.
Kalimat pembuka pidato yang benar dan
baik adalah ....
a. Para hadirin harap tenang, izinkan saya
memulai pidato yang bertema peranan
pelajar dalam masyarakat.
b. Hadirin yang terhormat, perkenankanlah
saya menyampaikan pidato dengan tema
peranan pelajar dalam masyarakat.
c. Hadirin yang terhomat, pidato ini disampai-
kan dengan tema masalah peranan pelajar
dalam masyarakat.
d. Para hadirin, bapak dan ibu, izinkan kami
menegaskan kembali tentang tema pidato
saya saat ini.
e. Para ibu, Bapak, Saudara-saudara dan
hadirin, tema pidato kita kali ini adalah
peranan pelajar dalam masyarakat.
166
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
23. Bacalah paragaf berikut dengan saksama.
Pada catatan akhir tahun 2004, lembaga
penegak hukum belum berfungsi maksimal.
Hal itu terlihat semakin banyaknya putusan-
putusan yang sama sekali tidak berdasarkan
hukum dan tidak layak disebut sebagai
keputusan yang keluar dari suatu lembaga
peradilan yang seharusnya berwibawa. Di
samping itu, pemerintah belum sungguh-
sungguh dan tidak serius menangani kasus
penegakan hukum. Kejaksaan Agung sebagai
ujung tombak pemerintah tampak belum
serius menangani para tersangka dalam
kasus BLBI.
Fakta umum yang terdapat dalam paragaf
tersebut adalah ....
a. Keputusan-keputusan peradilan tidak
berdasarkan hukum.
b. Pemerintah belum serius dalam me-
nangani masalah penegakan hukum.
c. Kasus BLBI belum ditangani secara
serius dan benar.
d. Putusan pengadilan tidak memuaskan
masyarakat.
e. Lembaga penegak hukum belum ber-
fungsi maksimal.
24.
Ijazah saudara harus dilegalisir dahulu
oleh Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas
Swadaya.
Kata yang tidak baku dalam kalimat tersebut
adalah ....
a. ijazah
b. dilegalisir
c. dekan
d. fakultas
e. universitas
25. Hal yang harus disampaikan pembicara
dalam menyampaikan sebuah program
adalah .....
a. menyertakan informasi tambahan
b. menyampaikan program secara ter-
perinci
c. menganalisis latar belakang pendengar
d. menggunakan bahasa yang efektif
e. Menambahkan informasi hasil pene-
litian, jurnal, dan pendapat ahli
26.
Distibusi bahan bakar minyak (BBM) jenis
solar dan premium mengalami hambatan
di Bali. Hambatan tersebut sudah mulai
dirasakan sejak pekan lalu, terutama untuk
solar. Hari jumat (8/9), beberapa stasiun
pengisian bahan bakar umum (SPBU) di
sekitar Denpasar kehabisan premium
sehingga menyebabkan terjadi antrean.
Sejak kecil aku gemar menari. Aku sering
diajak ayah ke sanggar tarinya. Tidak jarang
ayah mengajariku menari bersama murid-
muridnya. Di samping itu, ayah mengajariku
kesabaran dan disiplin dalam hal menari.
Oleh karena itu, aku berhasil menjadi
seorang penari nasional.
Ibu
: (tidak menoleh) "Malam lebaran
Narto, dengarlah tabuh itu
bersahut-sahutan. Pada malam
lebaran seperti ini dia pergi,
pergi dengan tidak meninggalkan
kata..
Gunarto : (Agak kesal) "ayahnya"
Ibu
: "Keesokan harinya, hari lebaran
sesudah sembahyang aku me-
maafkan dosanya."
Gunarto : "Kenapa ibu ingat juga waktu
yang lampau, mengingat kepada
orang yang tak pernah lagi
mengingat kita."
Ibu
: (Memandang Gunarto) "Aku
merasa ia masih ingat kita,
Gunarto."
Paragaf tersebut dikembangkan dengan meng-
gunakan pola ....
a. umum-khusus
b. khusus-umum
c. campuran
d. analogi
e. deskriptif
27.
Paragaf tersebut dikembangkan berdasarkan
penalaran ....
a. analogi
b. generalisasi
c. sebab
d. akibat sebab akibat
e. sebab akibat 1 akibat 2
28. Bacalah penggalan drama berikut.
167
Soal Akhir Tahun
Konflik yang tergambar dalam penggalan
drama tersebut adalah konflik ....
a. sosial
b. fisik
c. batin
d. budaya
e. alam
29. Esai yang ditulis dengan bahasa yang lugas
dan dalam aturan-aturan penulisan yang
baku dinamakan
a. esai formula
b. esai formal
c. esai formil
d. esai nonformal
e. esai nonformil
30. Latar waktu berdasarkan penggalan drama
tersebut, adalah ....
a. lebaran
b. malam lebaran
c. masa lampau
d. esok hari
e. malam perayaan
31. Dalam drama, tokoh yang berperan sebagai
pembawa ide disebut juga tokoh ....
a. pembawa ide
b. pencetus
c. antagonis
d. prototipe
e. protagonis
32. Jika peristiwa yang disajikan dalam drama
lebih dahulu selalu menjadi penyebab mun-
culnya peristiwa yang hadir sesudahnya,
alur dalam drama tersebut dinamakan alur
....
a. sebab akibat
b. kausalitas
c. nonkonvensional
d. konvesional
e. inkonvesional
33. Salah satu kedudukan peran tokoh dalam
drama adalah ....
a. mengangkat dan menunjung tinggi ide
b. menghakimi, memutuskan, menengahi,
atau menyelesaikan permasalahan yang
terjadi
c. menghasilkan perjuangan tokoh
d. menghami perjuangan demi perjuang-
an
e. membangun ide kebenaran
34. Apabila terpelihara mata sedikitlah cita-cita
Apabila terpelihara kuping kabar yang jahat
dialah damping.
Penggalan bait tersebut termasuk ....
a. soneta
b. gurindam
c. seloka
d. karmina
e. nazam
35. Gurindam dua belas yang terkenal adalah
karya ....
a. Hamzah Fansuri
b. Abdul muluk
c. Hamka
d. Raja Ali Haji
e. Abdul Hadi W. M.
36. Bacalah puisi berikut.
Tinggal seluruh hidup tersebut
dalam tangan dari jari-jari ini
kata-kata yang bersayap bisa menari
kata-kata yang pejuang tak mau mati
Kutipan bait puisi tersebut menggambarkan
suasana ....
a. sedih
b. khusuk
c. gelisah
d. sepi
e. bosan
37. Bacalah ilustrasi berikut.
Jika permasalahan tersebut ditulis ke dalam
larik puisi yang paling tepat adalah ....
a. bunuh saja aku dengan pedang
b. lebih baik aku mati saja
c. rupanya semua ini jelas berakhir
d. perasaanku mati perlahan-lahan
e. percuma saja aku mati
38. Bacalah paragaf berikut dengan saksama.
Seseorang dengan kejenuhannya akhirnya dia
tidak dapat berpikir lagi dengan tenang dan
penuh pertimbangan sehingga dia putus asa.
Ombak laut agak tenang. Sesekali ombak
bergulung lalu mengemas pantai. Pantainya
agak landai, pasirnya cukup bersih, serta
udaranya sangat sejuk. Keteduhan dapat
dirasakan ketika berada di Pantai Tirtamaya.
Kalimat pemadatan yang tepat berdasarkan
paragaf tersebut untuk larik puisi adalah
....
168
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
a. ombak mengempas pantai, teduh
b. pantai itu cukup bersih dan indah
c. udara pantai itu, sejuk sekali
d. kita akan merasakan kesejukan udara
e. Pantai Tirtamaya sangat indah.
39.
Angin pagi mengelus tubuhku
.
Majas yang tidak sejenis dengan majas ter-
sebut adalah ....
a. Pena menari-nari di atas kertas
b. Pohon-pohon di sekitarku membisu
c. Peluit kereta api menjerit-jerit
d. Suaranya bagai buluh perindu
e. Badai merobohkan rumah-rumah
40. Kalimat berikut yang menggunakan majas
ameliorasi adalah ....
a. Silakan saudara tunggu di sini.
b. Ayah saya dirumahkan oleh perusahaan
tempat ia bekerja.
c. Senyuman gadis itu manis sekali.
d. Beberapa orang gelandangan berhasil
dijaring untuk selanjutnya dikirim ke
Dinas Sosial.
e. Kursi kepala desa itu telah lama diidam-
idamkan Pak Pram.
169
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan(dkk.). 1998. T
ata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Ara, L.K. 2003.
Belajar Berpuisi dari Para Penyair Indonesia
. Bandung: Syaamil Cipta Media.
Arifin, E. Zaenal. 1987.
Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta:
Meltron Putra.
Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 1993.
1001 Kesalahan Berbahasa.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 1991.
Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia
.
Jakarta: Erlangga.
Atmazaki. 1993.
Analisis Sajak (Teori, Metodologi, dan Aplikasi)
. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. 1989.
Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia
. Ende Flores: Nusa Indah.
Danandjaja, James. 2002.
Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.
Jakarta: Grafiti.
Diponegoro, Muhammad. 1985. Y
uk, Menulis Cerpen, Yuk.
Yogyakarta: Shalahuddin Press.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993.
Semantik
. Bandung. Eresco.
Djuharie, O. Setiawan dan Suherli. 2001.
Panduan Membuat Karya Tulis
. Bandung:Yrama Widya
Hasanudin. 1996.
Drama: Karya dalam Dua Dimensi.
Bandung: Angkasa.
Hasnun, Anwar. 2004.
Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis
. Yogyakarta. Absolut.
Ismail, Taufiq (ed.) dkk. 2002.
Horison Sastra Indonesia 1, Kitab Puisi
. Jakarta: Horison & The Ford
Foundation.
Ismail, Taufiq (ed.) dkk. 2002.
Horison Sastra Indonesia 4, Kitab Nukilan Drama
. Jakarta: Horison
& The Ford Foundation.
Ismail, Taufiq (ed.) dkk. 2002.
Horison Sastra Indonesia 3, Kitab Nukilan Novel
. Jakarta: Horison &
The Ford Foundation.
Keraf, Gorys.1995.
Eksposisi
. Jakarta: Gramedia.
Kosasih, E. 2003.
Kompetensi Kebahasaan dan Kesusastraan.
Bandung: Yrama Widya.
Kridalaksana, Harimurti. 1996.
Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia
. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti. 2003.
Linguistik Umum
. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Mustakim. 1996.
Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum
. Jakarta. Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002.
Teori Pengkajian Fiksi
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1997.
Pengkajian Puisi
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pranomo (dkk.). 1996.
Teknik Menulis Makalah Seminar
. Yogyakarta: Pusat Pelajar Offset.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. 1991.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan
. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramlan, 2001.
Morfologi
. Yogyakarta: CV Karyono.
Rampan, Korrie Layun. 2000.
Leksikon Susastra Indonesia
. Jakarta. Balai Pustaka.
Redaksi Titian Ilmu. 2004.
Ensiklopedi Sastra Indonesia
. Bandung: Titian Ilmu.
Rosidi, Ajip. 2000.
Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia
. Bandung: Putra A. Bardin.
Rumadi, A. (editor). 1980.
Kumpulan Drama Remaja
. Jakarta: Gramedia.
Sarumpet, Riris. Toha. 2004.
Apresiasi Puisi Remaja, Catatan Mengolah Cinta
. Jakarta: Grasindo.
Sumardjo, Jakob. 2004.
Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia
. Bandung: STSI
Press.
Sumardjo, Jak
ob dan Saini K.M. 1997.
Apresiasi Kesusastraan
. Jakarta: Gramedia.
Tarigan, Djago. 1987.
Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya
. Bandung:
Angkasa.
170
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Tarigan, Henry G. 1984.
Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia
. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry G. 1986.
Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry G. 1994.
Membaca Ekspresif
. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry G. 1995.
Pengajaran Morfologi
. Bandung: Angkasa.
Thahar, Haris Effendi.1999.
Kiat Menulis Cerita Pendek
. Bandung: Angkasa.
Wiyanto, Asul. 2000.
Terampil Berpidato
. Jakarta: Grasindo.
Zaidan, Abdul Razak, dkk. 2000.
Kamus Istilah Sastra
. Jakarta: Balai Pustaka.
Zakaria, Sofyan. 1997.
Wisata Bahasa
. Bandung: Humaniora Utama Press.
Sumber Internet
www.bahasa-sastra.com
www.cybersastra.net
www.duniaesai.com
www.e-psikologi.com
www.education.com
www.friendster.com
www.id.wikipedia.org
www.images.google.com
www.melayusastra.com
www.menlh.go.id
www.padepokansastra.multiply.com
www.pikiran-rakyat.com
www.polisieyd.blogsome.com
www.rendymaulana.com
www.ruangbaca.com
www.sastramelayu.com
www.sinarharapan.com
www.tempointeraktif.com
www.tokohindonesia.com
www.ui.ac.id
www.wordpress.com
171
Seni Peran
Glosarium
absurd
:
tidak masuk akal atau mustahil
alienasi
:
keadaan merasa terasing
alternatif
:
pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan
anasir
:
unsur atau sesuatu (orang, paham, sifat, dan sebagainya) yang menjadi bagian
dari atau termasuk dalam keseluruhan (suasana, perkumpulan, gerakan, dan
sebagainya.)
apresiasi
:
kesadaran terhadap nilai seni dan budaya atau penilaian terhadap sesuatu
biografi
:
riwayat hidup seseorang yang ditulis orang lain
diskriminasi :
perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara
efektif
:
ada efeknya, berhasil guna, berlaku mulai, atau manjur
efisien
:
tepat guna, mampu menjalankan tugas dengan cermat dan hemat tenaga
eksistensi : keberadaan sesuatu
estetika
:
membahas tentang keindahan dan seni
fakta
:
kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi
figuratif
:
kiasan atau lambang (bentuk, wujud)
hegemoni
:
pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan, dan sebagainya suatu negara atas
negara lain
hikayat
:
sastra lama berbentuk prosa dan berisi cerita, undang-undang, pelipur lara, historis
atau sekadar untuk meramaikan pesta
imperatif
:
bersifat memerintah atau memberi komando
inovasi
:
penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
intensif
: sungguh-sungguh dan terus menerus dalam mengerjakan sesuatu sampai
memperoleh hasil maksimal
jazirah
:
tanah yang menganjur ke laut seakan-akan merupakan pulau
kausalitas
:
perihal sebab akibat
kelindan
:
benang yang digulung atau erat menjadi satu
kondusif
:
memberi peluang kepada hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung
konstruktif :
membina, membangun, bersifat konstruksi
kontaminasi :
pengotoran atau pencemaran (khususnya karena memasukkan unsur lain)
kontemporer :
pada waktu yang sama, masa kini
konservasi :
pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan
dan kemusnahan dengan jalan melestarikan
materialisme :
pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan
manusia di dalam kebendaan semata
mekanistik :
cara kerja suatu hal seperti mesin
observasi
:
peninjauan secara cermat
opini
:
pendapat, pikiran, atau gagasan seseorang
orientalis
:
ahli bahasa, sastra, dan kebudayaan bangsa-bangsa Timur
pelesit
:
belalang kecil atau hantu yang suka mengisap darah
permisif
:
bersifat terbuka (selalu membolehkan atau mengizinkan)
resonansi
:
dengungan atau peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran
gelombang elektromagnetik
slogan
:
perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat
untuk memberitahukan sesuatu
tipografi : seni percetakan
titimangsa
:
waktu atau masa
visual
:
dapat dilihat dengan indra penglihat
172
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Indeks
A
Agus Noor 56, 57
Ahmadun Yosi Herfanda 43
Ajip Rosidi 100, 120, 121, 163
alur 149, 155, 160, 162, 168, 170
artikel 6
Asep Sambodja 101
B
Bakdi Soemanto 152
B. Sularto 156
Bur Rasuanto 122
C
Cerpen 168
D
Dedi Djunaedi 7
diksi 29
diskusi 26, 27, 31, 30, 31, 17, 19, 22, 24, 23,
24, 23, 25, 17, 167
diskusi panel 25
Dodong Djiwapradja 28
drama 145, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155,
156, 160, 164, 169, 170
E
ekstrinsik 162, 168
esai 156, 160, 164, 165, 170
F
fakta 3, 6, 7, 6, 15, 16, 1
faktual 6, 26, 31, 165
G
gagasan 3, 6, 8, 9, 15, 1, 174
Gorys Keraf 97
Gurindam 164, 170
H
Harris Effendi Thahar 47, 54
Henry Guntur Tarigan 133
Hikayat 163
I
induktif 162
intrinsik 145, 149, 150, 154, 160, 162, 168
J
Jakob Sumardjo 98
Johanes Papu 5
Joko Pinurbo 29
K
konflik 150, 151, 153, 164, 168, 170
kontemporer 174
kritik 29, 156, 160, 162, 168
L
laporan 3, 6, 4, 24, 25, 26, 27, 31, 17
larik 11, 15, 164, 170
M
majas 171
makalah 20, 59, 165
Masaru Emoto 59, 27, 24, 59, 31, 26, 27, 19
mimik 27, 82
M. Irfan Hidayatullah 70, 122
Misbach Yusa Biran 154
Mochtar Lubis 103, 163
moderator 19, 167
173
Seni Peran
N
Nazam 170
Noorca Marendra 113
notula 26
novel 149, 163, 167
O
Opini 6, 3
P
paragraf 6, 23, 165, 166, 167, 168
pidato 154, 168
P. Swantoro 13, 14
puisi 10, 162, 167, 168, 170
R
Raja Ali Haji 101, 116, 136, 142
Remy Sylado 67
S
seloka 170
Sitor Situmorang 41, 20, 162
sudut pandang 8, 115
surat undangan 162, 166
Sutardji Calzoum Bachri 114, 162
T
Taufiq Ismail 27, 42, 100, 101, 162
tokoh 4, 21, 150, 151, 153, 155, 160, 164, 168,
170
U
Umar Kayam 76
Utuy Tatang Sontani 122, 149