Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 9 Seni Pera
Bahasa Indonesia · Bab 9 Seni Pera
Adi Abdul Somad , Aminudin , Yudi Irawan

24/08/2021 16:37:23

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Seni Peran

9

Pelajaran

Pernahkah Anda menonton pertunjukan drama? Bagaimana

penampilan para pemainnya? Apakah Anda memahami jalan

ceritanya? Dalam pelajaran ini, Anda akan mempelajari unsur-unsur

intrinsik drama. Untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik drama,

Anda harus membaca teks drama. Dengan mengetahui unsur-unsur

intrinsik dan unsur pendukung drama, Anda dapat menyimpulkan

isi drama dan menyampaikannya kepada orang lain. Anda dapat

mengkritik drama tersebut. Anda dapat menyampaikan kritik dalam

bentuk tulisan. Anda dapat menulis kritik dengan menggunakan

pola paragraf induktif dan deduktif.

S

u

m

b

e

r

:

w

w

w

.

c

y

b

e

r

s

a

s

t

r

a

.

c

o

m

143

Seni Peran

Peta Konsep

Membaca Karya Sastra

Drama

menulis esai

menyunting

penokohan

latar

konflik

tema

amanat

dapat

melalui

Berdasarkan situasi dan konteks

menulis kritik

Mengidentifikasi unsur-unsur

intrinsik drama

Menerapkan prinsip penulisan kritik dan esai sastra

Menyimpulkan isi drama

Alokasi waktu untuk Pelajaran 9 ini adalah 23 jam pelajaran.

1 Jam pelajaran = 45 menit

144

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Sebuah paragraf merupakan pengembangan gagasan dari

sebuah kalimat. Kalimat tersebut disebut gagasan utama, sedangkan

kalimat-kalimat lainnya disebut kalimat penjelas. Pada umumnya,

orang cenderung menyampaikan gagasan utama terlebih dahulu

sebelum gagasan penjelas. Namun, karena ada kepentingan dalam

teknik penulisan, muncullah beberapa cara menyampaikan gagasan.

Anda dapat menulis gagasan utama di awal atau di akhir

paragraf. Jika gagasan utama terletak di awal paragraf, paragraf itu

disebut paragraf

deduktif

. Sebaliknya, jika gagasan utama terletak

di akhir paragraf, paragraf itu disebut paragraf

induktif

. Oleh karena

itu, paragraf deduktif disebut juga paragraf yang berpola umum-

khusus, sedangkan paragraf induktif disebut juga paragraf yang

berpola khusus-umum.

Perhatikan contoh paragraf berikut.

Paragraf 1

Setiap individu bersifat unik. Artinya, ia memiliki perbedaan dari

yang lain. Perbedaan itu bermacam-macam, mulai dari perbedaan

fisik, pola berpikir, dan cara merespons atau mempelajari hal yang

baru. Dalam hal ini, misalnya dalam menyerap pelajaran, ada individu

yang cepat dan ada yang lambat menyerap pelajaran.

Paragraf 2

Tidak sedikit pelajar yang memiliki penyakit malas membaca.

Banyak ilmu yang tidak tergali oleh mereka. Mereka hanya

mengandalkan peran guru dalam menerima ilmu. Kondisi tersebut

sungguh memprihatinkan. Minat baca buku di kalangan pelajar

masih rendah.

Berdasarkan kedua contoh paragraf tersebut, dapat diidentifikasi

paragraf yang termasuk deduktif dan paragraf induktif. Pada paragraf

1, gagasan utama terletak di awal, yaitu kalimat

setiap individu

bersifat unik

dan didukung oleh kalimat-kalimat penjelas. Paragraf

1 termasuk paragraf deduktif. Paragraf 2 termasuk paragraf induktif

karena didahului oleh kalimat-kalimat penjelas dan gagasan utama

terletak di akhir paragraf. Gagasan utamanya adalah

minat baca

buku di kalangan pelajar masih rendah

.

Setelah Anda menemukan gagasan utama dan kalimat penjelas, Anda

akan mudah menarik kesimpulan (ide pokok) dari sebuah paragraf.

Pola Paragraf Induktif

dan Deduktif

A

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menemukan

paragraf yang berpola induktif; mengidetifikasi ciri-ciri teks yang

berpola induktif; menemukan paragaf yang berpola deduktif; dan

mendaftar butir-butir yang merupakan gagasan pendukung.

Gambar 9.1

Buku yang membahas cara terampil

menulis dengan berbagai jenis

paragraf.

Sumber

:

Dokumentasi

pribadi

145

Seni Peran

Bacalah teks berikut. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan 1–4.

Sekarang ini banyak ilmuwan yang tertarik

untuk mempelajari pengetahuan masyarakat

tradisional tentang pemanfaatan sumber daya

tumbuhan. Pengetahuan ini mempunyai pengaruh

besar dan memberikan kontribusi penting dalam

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan

alasan tersebut, dipelajari pengetahuan tradisional

masyarakat suku Dayak Kenyah tentang dunia

tumbuhan, khususnya tumbuhan hutan/liar yang

dimanfaatkan untuk sumber buah-buahan dan

sayuran.

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa

masyarakat Dayak Kenyah, yang bermukim di

Desa Gemar Baru mengumpulkan sekurang-

kurangnya 55 marga dan lebih dari 90 jenis

tumbuhan buah-buahan dan sayuran liar dari

hutan dan beberapa ditanam di pekarangan.

Banyak tumbuhan penghasil makanan dari hutan

ditemukan di hutan sekunder atau ladang yang

ditinggalkan. Masyarakat Dayak Kenyah pada

umumnya meramu dan memanfaatkan tumbuhan

liar yang ada di sekitarnya. Mereka menggunakan

berbagai jenis dan kultivar dari tanaman budi daya

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sumber

: www.

rudyct.tripod.com

1. Termasuk jenis paragraf apa teks tersebut?

2. Carilah gagasan utama paragraf di atas

3. Daftarlah butir-butir gagasan pendukungnya.

Kegiatan

Lanjutan

1. Carilah teks bacaan dari koran, majalah, atau buku.

2. Identifikasilah teks tersebut termasuk jenis paragraf

induktif atau deduktif.

3. Tuliskan gagasan pokok dan kalimat pendukung setiap

paragraf.

4. Presentasikan hasil-hasil temuan Anda di depan kelas

untuk dibahas bersama-sama.

Mengenal Ahli Bahasa

Anton Moedardo Moeliono

(Anton M. Moeliono) dilahirkan

di Bandung, pada tanggal 21 Februari 1929. Tahun I956, Beliau

mendapatkan gelar sarjana bahasa dari Fakultas Sastra Universitas

Indonesia (Ul), Jakarta. Tahun 1965, ia memeroleh gelar

Master of Arts

in General Linguistic

dari Cornell University, Amerika Serikat. Tahun

I98l. Ia memperoleh gelar Doktor llmu Sastra Bidang Linguistik,

dari Fakultas Sastra Universitas lndonesia, Jakarta. Selanjutnya, tahun

1982, beliau menjadi Guru Besar Bahasa Indonesia dan Lingustik

pada Fakultas Sastra Universitas lndonesia, Jakarta. Adapun pada tahun

1995, ia memperoleh gelar kehormatan Doktor Honoris Causa llmu

Sastra dari Universitas Melbourne, Australia.Tahun 1970, ia berkenalan

dengan kelompok linguistik dari Amerika Serikat.

Bacalah teks berikut Kemudian jawablah pertanya

t14

t

Uji

Materi

146

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Karya tulisnya, antara lain adalah sebagai berikut.

1. Buku

Ejaan yang Disempurnakan

(EYD), tahun 1972;

2. Buku

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

, tahun 1988;

3. Buku

Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Ed. I), tahun 1988;

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

(1988) dan

Kamus Besar

Bahasa Indonesia

(1988) adalah dua buku lain yang turut dia bidani

untuk semakin memperkukuh eksistensi bahasa Indonesia agar lebih

dicintai, dibanggakan, dan dipraktikkan.

Sumber

:

www.tokohindonesia.com

Pernahkah Anda menonton pertunjukkan drama? Bagaimana

suasana panggungnya? Dalam pelajaran itu, Anda akan mempelajari

drama. Di Kelas X dan Kelas XI, Anda telah mempelajari drama.

Seperti halnya cerpen dan novel, drama memiliki unsur-unsur

intrinsik, seperti penokohan, alur cerita, latar, dan tema.

Peragakanlah drama berikut di depan kelas bersama tiga orang

teman Anda.

Mengidentifikasi Unsur-Unsur

Intrinsik Drama

B

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menemukan unsur-

unsur intrinsik teks drama yang didengar melalui pembacaan dan

mendiskusikan unsur intrinsik teks drama yang didengar.

Bunga Rumah Makan

Karya Utuy Tatang Sontani

Panggung merupakan ruangan rumah makan,

dialati oleh tiga stel kursi untuk tamu, lemari

tempat minuman, rak kaca tempat kue-kue, meja

tulis beserta telepon, radio, dan lemari es. Pintu

ke dalam ada di belakang dan pintu keluar ada di

depan sebelah kiri.

Adegan 3

Ani

: (ke belakang sambil menyanyi kecil)

Pengemis : (masuk perlahan-lahan dengan kaki

pincang, setelah di dalam, melihat ke

kiri-ke kanan, ke rak tempat kue-kue,

kemudian menuju rak itu dengan langkah

biasa, tangannya membuka tutup toples

hendak mengambil kue).

Ani

: (tampil dari belakang) Hai!

Pengemis : (cepat menarik tangannya)

Ani

: Engkau mau mencuri, ya?

Pengemis : (menundukkan kepala)

Ani

: Hampir setiap kali engkau datang ke

sini, engkau kuberi uang. Tak nyana, kalau

sekarang berani datang ke sini dengan

maksud mencuri.

Pengemis : Ampun, Nona, ampun.

Ani

: Mau sekali lagi kau mencuri?

Pengemis : Saya tak akan mencuri bila saya punya

uang.

Ani : Bohong!

Pengemis : Betul, Nona, sejak kemarin saya belum

makan.

Ani

: Mau bersumpah, bahwa engkau tidak

hendak mencuri lagi?

Pengemis : Demi Allah, saya tak akan mencuri lagi,

Nona. Asal ....

Ani

: Tidak. Aku tidak akan memberi lagi

uang padamu.

Pengemis : (sedih) Ah, Nona, kasihanilah saya.

147

Seni Peran

Ani

: Tapi, mengapa tadi mau mencuri?

Pengemis : (sedih) Tidak, Nona, saya tidak akan sekali

lagi. Dan saya sudah bersumpah. Ya, saya

sudah bersumpah.

Ani

: (mengambil uang dari laci meja) A

was,

kalau sekali lagi engkau mencuri!

Adegan 4

Sudarma : (masuk menjinjing tas kulit, melihat

kepada pengemis) Mengapa kau ada di

sini? Ayo, keluar!

Pengemis : (diam menundukkan kepala).

Sudarma : (kepada Ani) Mengapa dia dibiarkan

masuk, An?

Ani

: Hendak saya beri uang.

Sudarma : Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan.

Padahal, dia datang ke sini mengotorkan

tempat semata.

Ani

: (melemparkan uang kepada pengemis)

Nih! Lekas pergi!

Pengemis : Terima kasih, Nona. Moga-moga Nona

panjang umur.

Sudarma : Lekas pergi dan jangan datang lagi ke

sini!

Pengemis : (pergi keluar dengan kaki pincang).

Sudarma : Lain kali orang begitu usir saja, An. Jangan

rumah makan kita dikotorinya. (dengan

suara lain) Tak ada yang menanyakan

aku?

Ani

: Ada, tapi entah dari mana, sebab

Karnenlah yang menerima teleponnya

tadi.

Sudarma : Anakku sudah biasa lalai. Barusan dia

ketemu di jalan, tapi tidak mengatakan

apa-apa. (mengangkat telepon) sembilan

delapan tiga.

Ani : (membersihkan kursi)

Sudarma : (kepada Ani) Meja ini masih kotor.

Ani : (membersihkan meja)

Sudarma : (dengan telepon) Tuan kepala ada? -Baik,

baik. (menunggu) Waaah, kalau sudah

banyak uangnya lama tidak kedengaran

suaranya, ya? Ya? Ini Sudarma, Bung–Ha,

ha, ha, betul, betul!–Biasa saja, meng-

hilang sebentar untuk kembali berganti

bulu (tertawa). Tapi, Bung. Bagaimana

tentang kanteh yang dijanjikan itu? –

Ah, ya?– bagus, bagus, lebih cepat lebih

nikmat. –Ya, ya, sebentar ini juga saya

datang. –Baik, baik. (telepon diletakkan;

kepada Ani) Aku hendak pergi ke kantor

pertemuan. Kalau ada yang menanyakan,

baik perantaraan telepon atau datang,

tanyakan keperluannya, lalu kau catat, ya

An? (melangkah).

Ani : Ya.

Sudarma : Eh, jika nanti Usman datang ke sini, suruh

menyusul saja ke kantor pertemuan. Dan

engkau jangan bepergian.

Ani : Baik.

Sudarma : (pergi ke luar).

Sumber

:

Naskah drama Bunga Rumah Makan

,

1984

Setelah Anda mendengarkan pembacaan drama tersebut,

dapatkah Anda mengidentifikasi unsur-unsur intrinsiknya? Untuk

memahami unsur-unsur intrinsik dalam sebuah drama, Anda harus

memahami dan menyimak dialog antarpelaku. Dialog yang berisi

kata-kata atau kalimat yang diucapkan oleh tokoh kepada tokoh lain

memuat peristiwa dan pokok pembicaraan yang ingin diungkapkan

pengarang.

Tokoh-tokoh diciptakan oleh pengarang sebagai pelaku cerita.

Karakter para tokoh menggerakkan cerita dalam drama. Karakter

pata tokoh ditampilkan, sebagai pemberani, penakut, jahat, serakah,

baik hati, ramah, ceria, pemurung, dan penyabar.

1. Penokohan

Penokohan/karakter pelaku utama adalah pelukisan karakter/

kepribadian pelaku utama. Dalam penokohan dikenal karakter para

pelaku sebagai protagonis, yaitu pembawa ide pokok atau dasar yang

merupakan pusat cerita. Penokohan lain adalah tokoh antagonis, yaitu

penentang ide pokok yang menimbulkan ketegangan. Selanjutnya,

ada tokoh trigonis, yaitu penengah serta pendamai dua pihak dan

tokoh ini sebagai penyelesai ketegangan. Munculnya karakter dari

tiap tokoh memunculkan konflik yang merangkai jalan cerita.

Pada teks drama "Bunga Rumah Makan" tersebut, tokoh ter-

diri atas Sudarma, Pengemis, dan Ani. Ani bersikap tegas dan hati-

hati. Ia tidak pernah percaya pada omongan orang, kecuali orang

148

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

itu membuktikan omongannya. Hal ini terbukti ketika pengemis

masuk ke rumah dan hendak mengambil makanan. Ani diperkirakan

masih muda dengan adanya ucapan "nona" dari pengemis. Hal ini

dibuktikan oleh teks berikut.

Pengemis :

Ampun Nona, ampun ....

Pengemis :

... Nona, sejak kemarin saya belum makan.

Pengemis : Terima kasih Nona, moga-moga Nona panjang

umur..

2. Alur Cerita/Plot

Plot/jalan cerita adalah rangkaian kejadian yang dialami oleh

para pelaku cerita, biasanya terdiri atas eksposisi, intrik, klimaks,

antiklimaks, dan konklusi.

1.

Eksposisi/introduksi

merupakan pergerakan terhadap konflik

melalui dialog-dialog pelaku.

2.

Intrik

merupakan persentuhan konflik atau keadaan mulai

tegang.

3.

Klimaks

merupakan pergumulan konflik atau ketegangan yang

telah mencapai puncaknya dalam cerita.

4.

Antiklimaks

merupakan

konflik mulai menurun atau masalah

dapat diselesaikan.

5.

Konklusi

merupakan akhir peristiwa atau penentuan terhadap

nasib pelaku utama.

Konflik di dalam adegan 3 tersebut terjadi ketika peristiwa

masuknya pengemis. Pengemis ketahuan hendak mengambil sesuatu

dari dalam lemari makanan. Ani, pengemis, dan kemudian datang

Sudarma yang membangun percakapan tersebut. Intinya, konflik

mereda ketika Ani memberikan uang kepada pengemis, bahkan

mengusir pengemis itu.

3. Latar Cerita

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah latar yang ada pada drama.

Latar mempengaruhi jalannya cerita, bahkan watak tokoh. Peran latar

inilah yang membuat sebuah drama mempunyai karakteristik sendiri.

Latar ini dapat berwujud latar tempat maupun latar waktu.

Latar dalam adegan 3 tersebut dijelaskan sejak awal cerita,

seperti berikut.

Panggung merupakan ruangan rumah makan, dialati oleh tiga stel

kursi untuk tamu, lemari tempat minuman, rak kaca tempat kue-

kue, meja tulis beserta telepon, radio dan lemari es.

Latar tersebut menunjukkan status sosial keluarga Ani. Melihat

data yang ada di dalam teks, keluarga Ani termasuk keluarga mapan

secara ekonomi.

4. Tema

Sebuah drama, seperti karya sastra lainnya memiliki unsur tema.

Unsur tema dapat ditemukan dengan mengikuti keseluruhan cerita

yang ada dalam drama tersebut. Tema dalam drama pada akhirnya

akan berhubungan dengan nilai-nilai (pesan yang terkandung dalam

cerita drama). Nilai-nilai ini dapat diambil untuk kehidupan kita

sehari-hari.

Tema yang paling menonjol di dalam teks drama tersebut adalah

kisah tentang perbedaan/status sosial manusia yang dibedakan atas

Gambar 9.2

Salah satu buku yang mengkaji

teori, analisis, dan sejarah drama.

Sumber

:

Dokumentasi pribadi

149

Seni Peran

sebutan kaya dan miskin. Pesan bahwa ada jurang antara si kaya

dan si miskin tersurat dalam teks drama tersebut, yaitu pada ucapan

Sudarma,

"Tak perlu. Pemalas biar mati kelaparan!"

Kaitan isi drama tersebut dengan kehidupan sehari-hari,

memang, ada dan nyata. Ada yang kaya dan juga yang miskin. Orang

kaya bergerak leluasa dan sangat sibuk, sedangkan orang miskin

selalu saja tertindas dan dicurigai, bahkan dihina.

Peragakanlah drama berikut bersama beberapa orang teman Anda.

Setelah itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Majalah Dinding

Karya Bakdi Soemanto

Para pelaku:

1. Anton

3. Rini 5.

Wilar

2. Kardi

4. Trisno

Pentas menggambarkan sebuah ruangan

kelas dipagi hari. Tampak di sana beberapa meja

kursi, kurang begitu teratur rapi. Beberapa papan

majalah dinding tersandar di dinding dan di meja.

Seorang pemuda pelajar sedang duduk di

atas meja. Ia bersilangan tangan. Pemuda itu Anton

namanya. Ia adalah Pemimpin Redaksi majalah

dinding itu, sedangkan Rini, Sekretaris Redaksi,

duduk di kursi.

Waktu itu hari Minggu, Anton tampak kusut.

Wajahnya muram. Ia belum mandi, hanya mencuci

muka dan gosok gigi. Ia terburu-buru ke sekolah

karena mendengar berita dari Wilar, Wakil Pimpinan

Redaksi, bahwa majalah dinding itu dibredel oleh

Kepala Sekolah, gara-gara karikatur Trisno mengejek

Pak Kusno, guru karate.

Seorang pelajar lainnya, Kardi, sedang

menekuni buku. Ia adalah eseis yang mulai dikenal

tulisan-tulisannya lewat majalah dinding itu.

Anton : Kardi.

Kardi : Ya.

Anton

: Kau ada waktu nanti sore?

Kardi

: Ada apa sih?

Anton

: Aku perlu bantuanmu menyusun surat

protes itu.

Rini

: Sudahlah. Kalau kalian menurut aku,

sebaiknya kita protes diam. Kita mogok.

Nanti, kalau sekolah kita tutup tahun, kita

semua diam. Mau apa Pak Kepala Sekolah

itu, kalau kita diam. Tenaga inti masuk staf

redaksi semua.

Anton

: Tapi masih ada satu bahaya.

Rini

: Nasib Trisno, karikaturis kita itu?

Kardi : Betul.

Anton

: Tapi jangan grasa-grusu. Kita harus ingat,

ini bukan perlawanan melawan musuh.

Kita berhadapan dengan orang tua kita

sendiri. Jadi jangan asal membakar rumah,

kalau marah.

Kardi

: Apakah sudah tak ada jalan keluar lagi?

Kita mati kutu?

Trisno masuk. Napasnya terengah-engah. Peluhnya

berleleran.

Rini

: Kau dari mana, Tris?

Anton

: Dari rumah Pak Kepala Sekolah.

Kardi

: Dari rumah Kepala Sekolah dan kau

dimarahi?

Trisno

: Huuuuuh. Disemprot ludah pagi hari

bacin.

Kardi

: Sebaiknya, nggak ke sana sebelum

berembuk dengan kita.

Trisno

: Pokoknya, aku didesak, ide itu ide siapa.

Sudah dapat izin dari kau apa belum?

Anton

: Jawabmu?

Trisno

: Aku bilang, ide itu ide ....

Anton : Ide Anton?

Trisno

:

Ide Albertus Sutrisno sang pelukis. Dengar?

Rini

: Tapi kaubilang sudah ada persetujuan dari

Pimpinan Redaksi?

Trisno

: Tidak, Rin, kulindungi kekasihmu yang

belum mandi ini. Aku bilang bahwa

tanpa sepengetahuan Anton, aku pasang

karikatur itu. Sepenuhnya, tanggung jawab

saya. Dengar?

Anton

: Kenapa kau bilang begitu. Menghina aku

Tris? Aku yang suruh kau melukis itu.

Aku penanggung jawabnya. Akulah yang

mestinya digantung... bukan kau.

Kardi

: Lho, lho, sabar-sabar, sabaaaaar.

Anton

: Ayo, kau mesti ralat pernyataan itu.

Kardi

: Begini, Ton, maksudku agar kau....

Anton

: Tidak. Aku tidak butuh perlindunganmu.

Aku mesti digantung, bukan kau.

Trisno

: Begini. Ton, maksudku, bahwa aku telah ....

Uji

Materi

150

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Anton

: Sudah. Aku tahu, kau berlagak pahlawan,

agar orang-orang menaruh perhatian

kepadamu, sehingga dengan demikian

kau....

Kardi

: Anton, sabaaar. Kau bunuh diri apa

bagaimana? Masak, sedang gawat malah

bertengkar sendiri.

Trisno

: Maaf Ton. Aku tidak hendak berlagak

pahlawan. Aku sekadar ingin bertanggung

jawab. Aku tak tega kalau kau... kau

di....

Anton : (Membisu)

Trisno

: Dimarahi atau dikeluarkan.

Anton : (Membisu)

Rini : (Membisu)

Trisno : Tetapi kau menolak pernyataan setia

kawanku dengan kau. Sudahlah. Mungkin....

kita memang tidak harus dalam satu ide.

(Keluar)

Anton

: Tris, Tris, Trisno... Trisno....

Kardi

: Biar saja dia pergi. Kau mau apakan dia?

Rini

: Tapi dia bisa memihak Kepala Sekolah.

Kardi

: Ah, nggak. Biar saja dia pergi.

Anton

: Maaf, Di.

Kardi

: Aku ngerti, kenapa kau tersinggung. Tetapi

dalam keadaan gawat, kita tak boleh

mengutamakan emosi, demi persatuan

kita.

Anton

: (Diam sendiri berjalan hilir mudik)

Rini : (Masuk) Ton.

Anton : Pergi.

Rini : Ton.

Anton : Pergi.

Rini : (Membisu)

Anton : Rin....

Rini : Anton... ooooooh.

Wilar : (Masuk) Lha....

Rini

: Gimana? Pak Lukas mau?

Wilar : Lha....

Anton

: Mana Pak Lukas?

Wilar : Lha....

Rini

: Ayo, dong, Laaaaar, gimana dia. Kau ini

ngejek.

Anton

: Kau ketemu dia, pagi ini?

Wilar : Dia mau.

Anton : Mau.

Rini : Mau?

Wilar

: Jelas. Malah dia bilang begini, .Aku wakil

kelas kalian. Aku ikut bertanggung jawab

atas perbuatan kalian terhadap Pak Kusno.

Tapi kalian tak boleh bertindak sendiri.

Diam saja. Aku yang akan maju ke Bapak

Kepala Sekolah. Aku akan menjelaskan

bahwa Pak Kusno memang kurang beres.

Tapi kalau kalian berbuat dan bertindak

sendiri-sendiri, main corat-coret, atau

membikin onar, kalian akan aku laporkan

polisi..

Rini

: Pak Lukas memang guru sejati. Mau

melibatkan diri dengan problem anak-

anaknya. Dia sungguh seperti bapakku

sendiri.

Anton

: Dia seorang bapak yang melindungi,

sifatnya lembut seperti seorang ibu....

Trisno

: Bagaimana kalau dia kita juluki, Pak Lukas,

Sang Penyelamat....

Semua : Setujuuuuuu.

Kardi : (Termenung)

Rini

: Ada apa, Filsuf?

Kardi

: Sekarang sampailah pada kesimpulan

tentang renungan-renungan selama ini.

Rini

: Renungan apa, Di?

Kardi

: Bahwa... bahwa kreativitas ternyata...

ternyata membutuhkan perlindungan.

Sumber:

Kumpulan Drama Remaja

, 1987

1. Jelaskanlah watak setiap tokoh berdasarkan percakapan atau

dialog drama tersebut.

2. Di mana latar adegan tersebut?

3. Tentukanlah konflik drama disertai data teks yang mendukung.

4. Setelah memahami isi drama tersebut, tentukanlah tema dengan

alasannya.

5. Apa pesan drama tersebut?

6. Kaitkanlah isi drama tersebut dengan kehidupan sehari-hari Anda.

151

Seni Peran

Setelah mengetahui dan memahami unsur-unsur intrinsik dalam

sebuah drama, Anda dapat membuat kesimpulan isi drama. Untuk

memudahkan dalam menyimpulkan isi drama, Anda harus mengerti

isi pembicaraan antarpelakunya. Ketika menyimak drama, Anda

harus konsentrasi agar dapat menangkap inti pembicaraannya.

Menyimpulkan Isi Drama

C

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menemukan unsur-

unsur teks drama sesuai dengan situasi dan konteks; menyampaikan

simpulan isi teks drama; dan membahas simpulan isi teks drama.

Simaklah pembacaan drama berikut. Kemudian, jawablah per-

tanyaannya.

Bung Besar

Karya Misbach Yusa Biran

....

Bung Besar bangkit dan menuju ke kursi dekat

Anwar. Anwar berdiri menanti Karim, dan baru

duduk kembali ketika Bung Besar sudah duduk di

dekatnya.

Karim

: Tapi aku tidak bisa menjadi pemimpin.

Anwar : Sudah bertahun-tahun berlangsung,

sekarang mendadak hilang begitu,

apa artinya ini? Kan aku selalu ada. Ini

kesempatan yang baik. Orang mendengar-

kan pidatomu.

Karim

: Tapi itu bukan perkataanku sendiri yang

mereka dengar.

Anwar

: Peduli apa, yang penting kan mereka, rakyat,

semua senang mendengar apa yang kau

ucapkan. Dan sementara, itu kau mendapat

kedudukan yang baik. Kau telah mencapai

angan-anganmu.

Karim

: Itulah yang aku takutkan. Aku takut segala

yang telah kucapai ini akan lenyap punah

kalau mereka tahu.

Anwar : Dan kau sedang berusaha membuat

mereka tahu, insyaflah itu. Dengar, turutilah

seperti biasanya segala nasehatku. Cukup.

Karim

: Dan aku harus diam saja kau membawa

isteriku.

Anwar

: Karim, jangan ngelantur. Dengar aku kalau

tak mau mendapat bahaya. Kau ada dalam

tanganku (semua terdiam sesaat. Anwar

tersenyum mengembalikan suasana

tenang) Maaf, saya menghormati Bung

Besar sepenuhnya, tapi Bung Besar harus

insyaf segala-galanya.

Karim : Segala-galanya ada dalam tanganmu,

kan? Seketika kau bisa membuat aku

jatuh. Kau mengetahui semua rahasiaku,

bukan?

Anwar : Jangan kuatir soal itu. Kaupun tahu

rahasiaku.

Kita kerja sama. Kau mendapat

kesempatan dan aku melaksanakannya,

mengerjakannya. Dalam segala lapangan

pasti ada kerja sama semacam ini,

percayalah aku.

Karim

: Maksudmu aku akan belajar dahulu soal

pidato sedalam-dalamnya. Barulah aku akan

kembali menjadi pemimpin.

Anwar

: Sementara itu, orang-orang pun telah ber-

tambah pandai. Dan akupun asyik juga dengan

menjaga-jaga pelajaran politik roman picisan.

Kesempatan tak akan datang saban hari,

kawan. Sementara masih bisa berdiri, berdirilah.

Semua tak akan tetap. Kalau kemarin benar,

ingatlah, belum tentu yang sekarang tetap betul.

Dan sekarang inilah kesempatanku.

Karim

: Dan mengapa kau sendiri tak mau jadi

pemimpin?

Anwar

: Aku tak punya kesempatan seperti kau

Uji

Materi

152

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

ini.

Karim : Tidak... (mondar mandir dengan

gagahnya, tersenyum) bukan itu, tapi kau

pro–Belanda dulu, kau melawan kami.

Anwar

: (tersenyum tenang) O, kau mengetahui

juga akhirnya, heh?

Karim

: Ya, kau yang bilang sendiri waktu kau

mabuk....

Anwar

: (tersenyum geli) O... ha... ha... jadi aku

sendiri yang bilang... Memang jika minum

terlalu banyak itu pasti akan banyak

bahayanya.

Karim : (tenang tajam) Kau pengkhianat,

bukan???...

Anwar

: (senyum, tenang) Ya... Tapi yang kemarin

betul ini hari belum tentu masih betul

juga.

....

Sumber:

Bank Naskah Dewan Kesenian Jakarta

,

Tanpa tahun, hlm. 3039.

1. Jelaskan watak tokoh dalam drama tersebut.

2. Sebutkan latar dalam drama tersebut.

3. Konflik apa yang muncul dalam drama tersebut?

4. Apa tema drama tersebut?

5. Buat kesimpulan isi drama tersebut.

Kegiatan

Lanjutan

1. Kerjakan secara berkelompok.

2. Tontonlah sebuah drama yang dipentaskan di gedung

pertunjukan di kota Anda.

3. Simaklah dengan baik dan ikuti pementasannya sampai

selesai.

4. Identifikasilah unsur-unsur intrinsiknya, seperti

a. penokohan

b. alur cerita

c. latar

d. tema

5. Presentasikan hasil Anda di depan kelas untuk dibahas

bersama-sama.

153

Seni Peran

Pada pelajaran yang lalu, Anda telah mempelajari prinsip-

prinsip penulisan esai. Anda pun telah mengetahui ciri-ciri kritik dan

esai. Begitu pula dengan persamaan dan perbedaannya.

Dengan belajar menulis kritik dan esai, Anda dapat menimba

pengalaman, imajinasi, pengetahuan di bidang bahasa dan sastra,

serta pengetahuan umum.

Bacalah teks drama berikut dengan saksama.

Menerapkan Prinsip-Prinsip

Penulisan Kritik dan Esai

D

Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menulis kritik

dan esai sastra dengan menerapkan prinsip krtik dan esai; dan

menyunting kritik dan esai sastra.

Bapak

(Drama Dua Babak)

Karya B. Sularto

Para Pelaku:

Bapak, usia 51 tahun

Si Sulung, usia 28 tahun

Si Bungsu, usia 24 tahun

Perwira, usia 26 tahun

Bagimu, kemerdekaan bumi pusaka.

Drama ini terjadi pada tanggal 19 Januari

1949, sebulan sesudah tentara Kolonial Belanda

melancarkan aksi agresinya yang kedua dengan

merebut ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta.

Tentara Kolonial telah pula siap siaga me-

lancarkan serangan kilat untuk merebut sebuah

kota strategis yang hanya dipertahankan oleh satu

batalyon Tentara Nasional Indonesia.

Di kota itulah, si Bapak dikagetkan oleh

kedatangan putra sulungnya yang mendadak muncul

setelah bertahun merantau tanpa kabar berita.

Si Sulung telah kembali pulang dengan mem-

bawa sebuah usul yang amat sangat mengagetkan

si Bapak.

Waktu itu, seputar pukul 10.00, si Bapak yang

sudah lanjut usia jalan hilir mudik dengan membawa

beban persoalan yang terus-menerus merongrong

pikirannya.

Bapak

: "Dia, putra sulungku. Si anak hilang

telah kembali pulang. Dan sebuah usul

diajukan; segera mengungsi ke daerah

pendudukan yang serba aman tenteram.

Hem, ya, ya, usulnya dapat kumengerti.

Karena ia sudah terbiasa bertahun

hidup di sana. Dalam sangkar. Jauh dari

deru prahara. Bertahun mata hatinya

digelapbutakan oleh nina bobok, lela-

buai si penjajah. Bertahun semangatnya

dijinakkan oleh sup roti keju. Celaka, oo,

betapa celaka nian."

Si Bungsu datang sambil senyum.

Bungsu : "Ah, Bapak rupanya lagi ngomong

seorang diri."

Bapak : "Ya, anakku, terkadang orang lebih

suka ngomong pada diri sendiri. Tapi,

bukankah tadi kau bersama abangmu?"

154

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Bungsu : "Ya. Sehari kami tamasya mengitari

seluruh penjuru kota. Sayang sekali, kami

tidak berhasil menjumpai Mas ...."

Bapak : "Tunanganmu?"

Bungsu : "Ah, dia selalu sibuk dengan urusan

kemiliteran melulu. Bahkan ketika kami

mendatangi asramanya, ia tak ada. Kata

mereka, ia sedang rapat dinas. Heheh,

seolah-olah seluruh hidupnya tersita

untuk urusan-urusan militer saja."

Bapak

: "Kita sedang dalam keadaan darurat

perang, Nak. Dan dalam keadaan begini

bagi seorang prajurit, kepentingan negara

ada di atas segala. Bukan saja seluruh

waktunya, bahkan juga jiwa raganya. Tapi,

eh, mana abangmu sekarang?"

Bungsu : "Oo, rupanya dia begitu rindu pada

bumi kelahirannya. Seluruh penjuru kota

dipotreti semua. Tapi, kurasa Abang

akan segera tiba. Dan sudahkah Bapak

menjawab usul yang diajukannya itu?"

Bapak

: "Itulah, itulah yang hendak kuputuskan

sekarang ini, Nak."

Bungsu : "Nah, itulah dia!"

Sulung : "Huhuh, kota tercintaku ini rupanya

sudah berubah wajah. Dipenuhi penghuni

baju seragam menyandang senapan.

Dipagari lingkaran kawat berduri. Dan

wajahnya kini menjadi garang berhiaskan

laras-laras senapan mesin. Tapi, di atas

segalanya, kota tercintaku ini masih tetap

memperlihatkan kejelitaannya."

Bapak

: "Begitulah, Nak, suasana kota yang sedang

dicekam keadaan darurat perang."

Sulung : "Ya pertanda akan hilang keamanan,

berganti huru-hara keonaran. Dan, mum-

pung masih keburu waktu, bagaimana

dengan putusan Bapak atas usulku itu?"

Bapak

: "Menyesal sekali, Nak ...."

Sulung : "Bapak menjawab dengan penolakan,

bukan?"

Bapak : "Ya."

Bungsu : "Jawaban Bapak sangat bijaksana."

Sulung : "Bijaksana!?! Ya, kau benar, manisku.

Setidak-tidaknya, demikianlah anggapan-

mu karena bukankah secara kebetulan

tunanganmu adalah seorang perwira

TNI di sini. Tapi, maaf, bukan maksudku

menyindirmu, adik sayang."

Bungsu : "Ah, tidak mengapa. Kau hanya sedang

keletihan. Mengasolah dulu, ya, Abang.

Mengasolah, kau begitu capek tampaknya.

Bapak, biar aku pergi belanja dulu untuk

hidangan makan siang nanti."

Si Bungsu pergi. Si Sulung mengantar dengan

senyum.

Bapak : "Nak, pertimbangan bukanlah karena

masa depan adikmu seorang. Juga bukan

karena masa depan sisa usiaku."

Sulung : "Hem. Lalu? Karena rumah dan tanah

pusaka ini barangkali, ya, Bapak?"

Bapak

: "Sesungguhnyalah, Nak, lebih karena itu."

Sulung

: "Oo, ya?!? Apa itu, ya, Bapak?"

Bapak : "Kemerdekaan."

Sulung

: "Kemerdekaan!?! Kemerdekaan siapa?"

Bapak

: "Bangsa dan bumi pusaka."

Si Sulung ketawa.

Sulung

: "Bapak yang baik. Bertahun sudah aku

hidup di daerah pendudukan sana ber-

sama beribu bangsa awak yang tercinta.

Dan aku seperti juga mereka, tidak

pernah merasa jadi budak belian ataupun

tawanan perang. Ketahuilah, ya, Bapak, di

sana kami hidup merdeka."

Bapak

: "Bebaskah kau menuntut kemerdekaan?"

Sulung

: "Hoho, apa yang musti dituntut! Kami di

sana manusia-manusia merdeka."

Bapak : "Bagaimana kemerdekaan menurut kau,

Nak?"

Sulung

: "Hem. Di sana kami punya wali negara,

bangsa awak. Di sana, segala lapangan kerja

terbuka lebar-lebar bagi bangsa awak. Di

sana, bagian terbesar tentara polisi, alat

negara bangsa awak. Di atas segalanya,

kami di sana hidup dalam damai. Rukun

berdampingan antara si putih dan bangsa

awak...."

Bapak

: "Dan di atas segalanya pula, di sana si

putih menjadi yang dipertuan. Dan sebuah

bendera asing jadi lambang kedaulatan,

lambang kuasa; penjajahan. Dapatkah itu

kau artikan suatu kemerdekaan?"

Sulung : "Ah, Bapak berpikir secara politis. Itu

urusan politik."

Bapak

: "Nak, setiap patriot, pada hakikatnya,

adalah seorang politikus juga. Kendati

tidak harus berarti menjadi seorang

diplomat, seorang negarawan. Dan,

justru karena kesadaran dan penger-

tian politiknya itulah, seorang patriot

akan senantiasa membangkang terha-

dap setiap politik penjajahan. Betapapun

manis bentuk lahirnya. Renungkanlah itu,

Nak. Dan marilah kuambil contoh masa

lalu. Bukankah dulu semasa kita masih

hidup dalam alam Hindia Belanda, kita

hidup serba kecukupan sandang pangan.

Tapi, Nak, apakah jaminan perut kenyang,

kecukupan sandang pangan, kesejah-

teraan hidup keluarga dalam suasana

aman tentram dan masa pensiun yang

enak, sudah dengan sendirinya berarti

hidup dalam kemerdekaan? Tidak,

anakku! Kemerdekaan tidak ditentukan

155

Seni Peran

oleh semua itu. Kemerdekaan adalah soal

harga diri kebangsaan, soal kehormatan

kebangsaan. Ia ditentukan oleh kenyataan,

apakah sesuatu bangsa menjadi yang

dipertuan mutlak atas bumi pusakanya

sendiri atau tidak. Ya, anakku, renung-

kanlah kebenaran ucapanku ini. Renung-

kanlah."

Sulung : "Menyesal, ya, Bapak. Rupanya, kita

berbeda kutub dalam tafsir makna...."

Bapak

: "Namun kau, Nak, kau wajib untuk me-

renungkannya. Sebab, aku yakin kau

akan mampu menemukan titik simpul

kebenaran ucapanku itu."

Sulung

: "Baik-baik. Itu akan kurenungkan, mungkin

kelak aku akan membenarkan tafsir

Bapak. Tapi singkat, aku belum bersedia

untuk mempertimbangkannya. Lagipula,

kita sekarang diburu waktu. Karenanya,

kumohon agar Bapak berkenan sekali

lagi mempertimbangkan usulku. Setidak-

tidaknya, demi kedamaian hidup masa

tua Bapak juga. Bahkan, sebenarnya juga

demi masa depan adikku satu-satunya

itu. Tapi karena dia lebih memberati masa

nikahnya dengan seorang perwira TNI,

terpulanglah pada kehendaknya sendiri.

Cuma telah kupesankan padanya agar

ia segera saja pindah ke pedalaman yang

masih jauh dari jangkauan peluru meriam.

Karena, kurasa wajah kota tercintaku ini

tak lama lagi akan hancur lebur ditimpa

kebinasaan perang."

Bapak

: "Nak, apa pun yang terjadi, aku akan

tetap bertahan di sini. Dan bila mereka

melanda kota ini, insya Allah aku pun

akan ikut angkat senjata. Bukan karena

rumah dan tanah waris. Tapi karena

kemerdekaan bumi pusaka. Ya, mungkin

sekali pembelaanku akan kurang berarti.

Namun dalam setitik amal baktiku itulah,

kutemukan bahagia dalam sisa usiaku.

Dan kalaupun aku musti mati untuk

itu, niscayalah aku ikhlas mati dalam

damai di hati. Nah, kau pun tahu aku

tidak pernah memaksakan kehendakku

pada anak-anakku. Jika ada anakku yang

yakin bahwa masa depannya di daerah

pendudukan akan lebih membahagiakan

hidupnya, silakan pergi. Begitulah, jika

adikmu mantap untuk mengungsi ke sana,

silakan pergi bersamamu. Tapi adikmu

dibesarkan dalam alam kemerdekaan,

jadi dia tentulah dapat menilai arti kemer-

dekaan. Karenanya, aku yakin ia akan

tidak pernah ragu untuk menentukan

ke mana cinta hidupnya hendak dibawa.

Dan kurasa bukanlah soal pernikahannya

dengan seorang perwira TNI yang

menjadi dasar timbang rasa, timbang

hatinya. Tapi, pengertian cintanya pada

kemerdekaan bumi pusakanya!"

Sulung :

"Ah, Bapak terpanggang oleh api

sentimen patriotisme. Ya, ya, aku

memang, dapat mengerti, lantaran

dulu Bapak pernah menjadi buronan

pemerintah Hindia Belanda. Bahkan,

sampai-sampai almarhumah Bunda

wafat dalam siksa kesepian dan

kegelisahan karena Bapak selalu keluar

masuk penjara. Dan, kini, rupanya,

Bapak menimpakan segala dendam

itu pada pemerintah Kerajaan. Bapak,

sebaiknya lupakanlah masa lalu.

Lupakanlah semua duka cerita itu."

Bapak : "Anakku sayang, kebencianku pada

mereka, dulu, sekarang, dan besok,

bukanlah karena dendam pribadi. Tidak!

Pembangkanganku dulu, sekarang, dan

besok bukanlah karena sentimen, tapi

karena keyakinan. Ya, keyakinan bahwa

mereka adalah penjajah. Keyakinan

bahwa membangkang penjajah adalah

suatu tindak mulia, tindak hak. Untuk

itulah aku rela dalam menderita dan

korbankan segalanya, Nak. Dan aku

bangga untuk itu. Juga almarhumah

bundamu, Nak. Karena ia tahu dan sadar

akan arti pengorbanannya. Tidak akan

pernah tersia. Meski takkan ada bintang

jasa dan tugu kenangan baginya...."

Sulung

: "Lepas dari setuju atau tidak, aku kagumi

Bapak dalam meneguhi keyakinan. Ya,

lepas dari setuju atau tidak, aku kagumi

kesabaran dan ketabahan almarhumah

Bunda. Untuk itulah, aku selalu bangga

pada Bapak dan almarhumah Bunda. Juga

pada adikku seorang yang begitu tinggi

kesadaran pengertiannya, begitu agung

cintanya pada kemerdekaan, meski

tafsirannya adalah tafsiran yang Bapak

rumuskan. Dan, ya, kita memang musti

berbangga diri dalam meneguhi cita

dan keyakinan masing-masing. Tapi, ya,

Bapak, usulku tak ada sangkut pautnya

dengan masalah kebanggaan-kebanggaan

pribadi. Usulku cuma untuk keselamatan

pribadi!"

Bapak : "Kau benar, usulmu memang tak

bersangkut paut dengan kebanggaan-

kebanggaan pribadi. Tapi, usulmu

itu langsung menyentuh keyakinan-

keyakinan pribadi. Dan menurut jalan

pikiran keyakinanku, usulmu itu wajib

ditolak. Mutlak! Sebab mengorbankan

keyakinan, bagiku nilai rasanya sungguh

156

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

teramat nista. Tengoklah sejarah, lihatlah

betapa para satria Muslim syahid dalam

membela dan meneguhi keyakinannya.

Betapa kaum Nasrani begitu pasrah

mati dikoyak-koyak singa di zaman Nero.

Ya, mereka, yang Muslim, yang Nasrani

sama tulus ikhlas mati syahid menurut

anggapannya, daripada mengorban-

kan keyakinan-keyakinan yang mereka

teguhi."

Sulung

: "Ya, jika memang Bapak begitu teguh pada

pendirian yang Bapak anut, apa boleh buat

...."

Bapak

: "Tapi, Nak, izinkan aku tanya. Bagaimana

sikapmu dalam perjuangan kita melawan

penjajah?"

Sulung : "Sudah kunyatakan tadi, bahwa antara

kita ada perbedaan kutub, perbedaan

dalam merumuskan tafsir makna. Kita

menempuh jalan yang beda. Bapak

memilih jalan pembangkangan, aku

sebaliknya. Konsekuensinya, memang,

berat amat. Satu tragedi. Dan menurut

tanggapanku, tragedi yang terjadi dan

bakal terjadi di sini menjadi tanggung

jawab kaum ekstrimis, dari pihak yang

sekeyakinan dengan Bapak."

Bapak

: "Sayang sekali, Nak, kita tegak pada dua

kutub yang bertentangan secara asasi.

Tapi adalah keliru bila kau menimpakan

kesalahan dan tanggung jawab segala

duka cita pada pihak kami, Nak. Kami

cinta damai, tapi adalah pasti, lebih

memberati kemerdekaan! Dan jika

pihak kalian membenarkan tindak paksa,

tindak kekerasan dalam menindas gerak

perjuangan kemerdekaan, maka pihak

kami pun membenarkan tindak pembang-

kangan bersenjata. Bagaimanapun juga,

kedudukan kami adalah bertahan diri.

Nak, sejarah membuktikan bahwa sejak

kaum penjajah melangkahi bumi pusaka

kita, merekalah yang menciptakan segala

sengketa berdarah antara sesama kita.

Politik penjajahan merekalah yang mengha-

silkan duka cerita di tanah air. Ya, di mana

saja. Adalah kaum penjajah yang menjadi

biang keladi dan yang bertanggung jawab

atas segala duka cerita bangsa yang

terjajah!"

Sulung :

"Begitu pendapat Bapak? Memang Bapak

ada hak penuh untuk berpendapat demikian

itu."

Bapak

: "Nak, keyakinanmu salah. Sadarlah!"

Sulung

: "Salah bagi Bapak, benar bagiku. Dan, aku

sadar benar akan itu. Dan dengan penuh

kesadaran pula, aku bersedia menanggung

segala risikonya."

Si Sulung melangkah ke dalam.

Bapak : "Ya, memang keyakinan tidak bisa

dipaksakan. Tidak juga oleh seorang

bapak pada anak kandung sendiri.

Namun, bagaimanapun juga, aku telah

mengingatkannya."

Dari dalam rumah kedengaran suara-suara isyarat

pesawat pemancar isyarat. Bapak tersentak

keheranan dan dengan penuh curiga si Bapak

melangkah ke dalam.

Si Bungsu muncul dengan mencangklong tas penuh

berisi bungkusan makanan dan sayur-mayur.

Bungsu : "Ee, ke mana semuanya ini...."

Di luar kedengaran orang mengetuk-

ngetuk pintu.

Bungsu : "Oo, Mas. Mari, Mas. Silakan masuk."

Perwira muncul beriring senyum bersambut senyum

si Bungsu.

Perwira : "Maafkan, aku tadi tidak sempat

menemui...."

Bungsu : "Lupakanlah. Yang penting, sekarang Mas

sudah berada di sini."

Perwira : "Di mana abangmu, Dik? Tentulah ia

amat jengkel padaku, bukan? Karena

sejak kedatangannya di sini, ia selalu tidak

berhasil dalam usahanya mengenalku.

Ya, aku pun sangat ingin mengenalnya.

Dapatkah kini aku yang memperkenalkan

diri?"

Bungsu : "Tentu. Dan itu sudah kewajibanmu,

Mas."

Mendadak dari dalam kedengaran suara tembakan

pistol beberapa kali. Si Bungsu dan

perwira tersentak kaget.

Bungsu : "Kau dengar, Mas?"

Perwira : "Tembakan pistol!"

Bungsu : "Dari dalam rumah...."

Perwira : "Pasti ada sesuatu yang tidak beres,

di dalam sana. Adakah Bapak memiliki

senjata api itu, Dik?"

Bungsu : "Setahuku, tidak."

Perwira : "Abangmu, barangkali?"

Si Bapak mendadak muncul dengan pistol di tangan

kanan dan sebuah map tebal di tangan kiri. Mereka

saling menatap dengan heran tegang. Si Bapak meletak-

kan map di atas meja, pistol diletakkan di atasnya.

Bapak

: "Pistol ini milik putra sulungku...."

Bungsu : "Bapak, apa yang terjadi!"

Bapak : "Aku... aku telah menembak mati

abangmu, anak kandungku pribadi."

Si Bungsu menjerit.

............................................................................

Sumber

:

Horison

, XXXVII/10/2003

157

Seni Peran

1. Buatlah sebuah kritik dan esai berdasarkan drama tersebut.

2. Siswa dengan nomor urut ganjil pada daftar hadir membuat

kritik dan yang bernomor urut genap membuat esai.

3. Tulislah kritik dan esai dengan memperhatikan prinsip-prinsip

penulisannya.

4. Presentasikan hasilnya di depan kelas untuk diskusikan bersama-

sama.

Rangkuman

1. Unsur-unsur intrinsik drama antara lain adalah penokohan, alur,

latar, tema, dan amanat. Dalam memahami tema dan amanat

drama, pendengar atau penokohan harus menyimak dialog para

tokohnya. Tema dan amanat dibangun berdasarkan dialog-dialog

para tokoh.

2. Drama yang baik adalah drama yang dipentaskan. Apresiasi

sesorang terhadap naskah drama yang dibaca dan yang diputuskan

akan ada perbedaan. Oleh karena itu, akan lebih mudah untuk

menyimpulkan isi drama dari drama yang dipentaskan.

3. Dalam penulisan cerita dan esai sastra, prinsip-prinsip penulisan

kritik dan esai harus diperhatikan. Hal ini bertujuan agar kritik

dan esai yang ditulis berbobot.

Refleksi Pelajaran

Bagaimana dengan materi pelajaran ini, apakah masih

ada yang belum dipahami? Coba tanyakan kepada guru

Anda. Dengan mempelajari pelajaran ini, Anda akan dapat

membaca dan menelaah drama dengan baik. Jika suatu

saat nanti diminta menganalisis drama, Anda pasti dapat

melakukannya. Mungkin juga Anda bercita-cita ingin

menjadi seorang sutradara atau pemain teater. Pelajaran

ini sangat berguna untuk menunjang cita-cita tersebut.

Mungkin juga Anda bercita-cita menjadi seorang kritikus

atau penulis esai. Untuk itu, pelajarilah materi-materi

pelajaran ini dengan serius. Coba Anda baca kembali

pelajaran-pelajaran yang lalu. Persiapkan diri Anda untuk

menghadapi ujian semester.

Uji

Materi

158

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Soal Pemahaman Pelajaran 9

Kerjakan soal-soal berikut.

1. Bacalah kembali drama "Bapak" dari pelajaran sebelumnya.

2. Identifikasilah unsur-unsur intrinsiknya, yaitu:

a. penokohan

b. konflik

c. tema

d. latar

e. kesan/amanat

3. Buatlah kesimpulan isi drama tersebut berdasarkan situasi dan

konteksnya.

4. Buatlah kritik singkat tentang drama tersebut.

5. Jelaskan nilai-nilai yang ada dalam drama tersebut yang dapat

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

159

Seni Peran

Uji Kompetensi Semester 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.

1. Membuat surat undangan rapat

2. Membentuk kepanitian lomba puisi

3. Menyusun program kerja

4. Pelaksanaan lomba

5. Evaluasi kerja

1.

Program kegiatan tersebut adalah langkah

dalam mengadakan kegiatan ....

a. lomba puisi

b. membuat proposal

c. menyusun kepanitian lomba puisi

d. menulis lomba puisi

e. pelaksanaan lomba puisi

2. Apa yang harus Anda pahami agar mengerti

isi sebuah berita?

a. inti berita

b. kata per kata

c. kerangka berita

d. sumber berita

e. pokok berita

3.

Informasi apa yang disampaikan bacaan ter-

sebut adalah ....

a. penyebaran wilayah pohon lontar

b. manfaat "halte alami" bagi hewan

c. binatang yang suka singgah ke pohon

lontar

d. daerah di Asia merupakan tempat tubuh

pohon lontar

e. pohon yang disukai oleh burung dan

kelelawar

4. Informasi pada nomor 3 termasuk ....

a. pendapat

b. informasi

c. fakta

d. pandangan

e. tanggapan

Informasi apa yang disampaikan bacaan ter

Lontar merupakan salah satu jenis palem

dengan sebaran geografis meliputi India,

Sri Lanka, Asia Tenggara, sampai Papua.

Diperkirakan asalnya dari India dan Sri

Lanka. Di India, palem ini dijadikan tameng

angin bagi suatu daratan. Pohon lontar juga

kadang dimanfaatkan sebagai "halte alami"

bagi burung, kelelawar, dan binatang liar

lainnya.

5. Kalimat yang berisi kritikan terhadap suatu

karya sastra yang tepat adalah ....

a. Cerpen ini tidak menarik dari segi

cerita, terlalu klise.

b. Cerpen ini sebuah mahakarya yang

hebat. Ceritanya sangat hebat. Namun,

tidak dapat menyetuh pembaca dari

lapisan bawah atau masyarakat awam

karena tingkat penceritaaan dan peng-

gunaan bahasanya.

c. Menurut saya, karangan Anda belum

seberapa. Anda hanya buang-buang

waktu saja.

d. Puisinya menarik dari segi tipografi,

tetapi melanggar konvesi kebahasaan.

e. Puisi ini bagus, bentuknya sangat unik.

Namun, penggunaan diksinya amat

sederhana, tidak ada daya tarik.

6. Ulasan kritik berdasarkan tema, latar,

alamat, dan alur sebuah karya disebut kritik

sastra ....

a. intrinsik

b. ekstrinsik

c. edukatif

d. induktif

e. pragmatik

7. Sastrawan yang dijuluki dengan "presiden

penyair" adalah ....

a. Rendra

b. Taufiq Ismail

c. Chairil Anwar

d. Sutardji Calzoum Bachri

e. Sitor Situmorang

8. Jenis puisi yang memiliki ciri membebaskan

diri dari makna kata, menyimpang dari

konvensi gramatika, dan memiliki tipografi

yang unik, termasuk ....

a. puisi lama

b. puisi unik

c. puisi kontemporer

d. puisi prismatik

e. puisi saduran

9. Kesusastraan lama yang bersifat sejarah

nasional adalah ....

a. Lebai Malang

b. Hikayat Si Miskin

c. Cerita Si Umbut

160

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

d. Hikayat Malin Deman

e. Hikayat Raja-Raja Aceh

10.

Puisi lama yang asli dari Indonesia adalah ....

a. gurindam

b. mantra

c. syair

d. nazam

e. khithah

11. Karya sastra angkatan Balai Pustaka

adalah ....

a.

Katak Hendak menjadi Lembu

b.

Pertemuan Jodoh

c.

Dian yang Tak Kunjung Padam

d.

Belenggu

e.

Layar Terkembang

12. Armijn Pane merupakan sastrawan kelom-

pok ....

a. Angkatan Balai Pustaka

b. Angkatan ‘45

c. Angkatan ‘50

d. Angkatan Pujangga Baru

e. Angkatan ‘66

13. Terbitnya majalah

Horison

menandai lahir-

nya Angkatan ....

a. ‘45

b. Balai Pustaka

c. Pujangga Baru

d. ‘66

e. ‘50

14. Novel yang termasuk karya sastra yang

dianggap penting dalam Angkatan Balai

Pustaka, adalah ....

a.

Layar Terkembang

b.

Siti Nurbaya

dan

Salah Asuhan

c.

Belenggu

d.

Pada sebuah Kapal

e.

Abunawas

15. Pengarang novel

Dua Dunia

adalah ....

a. Ajip Rosidi

b. Trisnoyuwono

c. A.A. Navis

d. Nh. Dini

e. Toha Mohtar

16. Pengarang novel

Daerah Tak Bertuan

yang

mendapat penghargaan Hadiah Sastra Yamin

pada tahun1963 adalah ....

a. Mochtar Lubis

b. Toha Mohtar

c. Nasyah Djamin

d. Ramadhan K.H.

e. Pramoedya Ananta Toer

17. Menurut penelitian, pembaca dewasa me-

miliki kecepatan membaca berkisar antara

... kata per menit.

a. 170–200

b. 180–200

c. 190–250

d. 800–900

e. 900–1000

18. Dalam membaca cepat, yang diperhatikan

bukan hanya kecepatannya, melainkan ....

a. daya ingat pembacanya.

b. hasil yang optimal.

c. harus dengan memahami isinya.

d. waktu yang dihasilkan.

e. keutuhan membacanya.

19. Membaca cepat harus dilakukan ....

a. dengan suara nyaring.

b. di dalam hati.

c. dengan suara yang lemah lembut.

d. dengan waktu yang lama.

e. dalam waktu yang singkat.

20. Berikut ini hal yang harus dihindari dalam

membaca cepat yaitu ....

a. Hindari bahan bacaan yang belum

pernah dibaca.

b. Hindari membaca mempercepat sasaran

pandang mata.

c. Hindari membaca per kelompok kata

atau frase.

d. Hindari dengan gerakan kepala ke kiri

dan ke kanan.

e. Hindari situasi lingkungan yang tenang.

21. Salah satu teknik membaca cepat adalah ....

a. mempercepat waktu membaca.

b. mengeluarkan suara seperti berbisik-

bisik.

c. memperlambat sasaran pandangan

mata.

d. menggerakan kepala.

e. mempercepat sasaran pandangan mata.

22. Esai merupakan karangan yang berupa hasil

....

a. pengamatan

b. penelitian

c. pemahaman

d. pernyataan

e. penjelasan

23. Selain mengupas karya sastra, dalam esai

dapat pula dikupas masalah lain, misalnya

....

a. penelitian tentang satwa langka

b. cara kerja mesin cuci

c. penelitian tentang penyakit AIDS

d. cara membuat keterampilan tangan

e. pemandangan alam

161

Uji Kompetensi Semester 2

24.

Gurindam tersebut berisi ....

a. perintah maksiat

b. larangan maksiat

c. jauhi maksiat

d. dunia penuh maksiat

e. usahakan maksiat

25. Pengarang gurindam duabelas yang terkenal

adalah ....

a. Raja Ali Haji

b. Chairil Anwar

c. Ajip Rosidi

d. Hamzah Fansuri

e. Muhammad Yamin

Perhatikan kutipan drama berikut untuk soal

nomor 26 dan 27.

Adegan Ponirah dan Marni dengan menggen-

dong bakul dan mengenakan topi camping.

Marni : Pon .... Ponirah!

Ponirah : Ada apa!

Marni : Aku melihat sepintas bayangan

orang di sana!

Ponirah : Tenang saja!

Marni : T

enang....tenang?Tenang

bagaimana? Kalau musuh?

Ponirah : Musuh? Marni, kita ini berjualan

buah dan tidak punya musuh.

Kita harus yakin, yang berani

bergerak di malam hari hanya

TNI. Hayo jalan!

Marni : Tapi, bulu kudukku berdiri.

Ponirah : Maka jangan di sini, ayo terus

jalan!

Keduanya berjalan dengan sesekali menoleh

ke belakang. Topi camping di tangan kiri.

Tangan kanan di balik seakan memegang

senjata.

Gid

bbii

Segala maksiat ada di dunia

ikhtiarkan diri menjauhi dia

Pada mulanya, manusia mengamati cuaca

secara sederhana. Kemudian, mereka

mencoba menggunakan hasil pengamatan

sebagai dasar untuk meramal cuaca. Akan

tetapi, ramalan itu sering tidak benar

karena mereka tidak mengerti hal-hal yang

sebenarnya tentang cuaca. Akhirnya, setelah

memperoleh pengetahuan tentang proses

atmosfer, mereka mulai memikirkan untuk

mencoba mengubah cuaca.

27. Berdasarkan penggalan drama tersebut,

watak tokoh Marni adalah ....

a. penakut

b. pemberani

c. mengesalkan

d. menjengkelkan

e. membosankan

28. Tokoh antagonis berperan sebagai ....

a. penentang dan penghalang perjuangan

tokoh protagonis dalam mencapai

tujuannya

b. penentang tokoh prototipe dalam men-

capai tujuannya

c. pembawa keadilan dan kebenaran

d. penerima hasil perjuangan tokoh prota-

gonis

e. penyelesaian konflik yang terjadi

29.

26. Situasi yang dilukiskan dalam kutipan

drama tersebut adalah .....

a. mencekam

b. mengerikan

c. menjengkelkan

d. menakutkan

e. menggelisahkan

Paragraf tersebut tergolong sebuah ....

a. narasi

b. eksposisi

c. deskripsi

d. persuasi

e. argumentasi

30. Sebelum membuat karangan paparan, yang

perlu terlebih dahulu dikerjakan adalah ....

a. menentukan pikiran utana dan pikiran

penjelas

b. menentukan judul

c. menentukan topik

d. mengumpulkan data

e. menentukan simpulan

162

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Uji Latihan Akhir Tahun

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

1. (1) Menurut seorang pengembang, pengem-

bangan agrobisnis dan agroindustri merupa-

kan tuntutan perkembangan logis. (2)

Pengembangan telah dilanjutkan sebagai

wujud kesinambungan penganekaragaman

dan pengalaman pertanian. (3) Telah pula

dilaksanakan pengembangan di beberapa

wilayah. (4) Hasil yang dicapai mengesankan

dan memuaskan.

Dari kalimat pernyataan di atas, yang berupa

opini terdapat pada nomor ....

a. 1 dan 4

b. 1 dan 3

c. 2 dan 3

d. 2 dan 4

e. 3 dan 4

2.

Bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan,

baik pria maupun wanita. Pahlawan-pahlawan

ini tersebar di seluruh pelosok tanah air

dan banyak di antaranya yang tidak dikenal.

Seorang pahlawan wanita yang sering disebut

namanya ialah Cut Nyak Dien. Pahlawan ini

berasal dari Aceh, daerah yang juga dikenal

dengan sebutan Serambi Mekah,

Gagasan utama paragraf di atas adalah ....

a. Indonesia memiliki banyak pahlawan

b. Pahlawan Indonesia tersebar di seluruh

tanah air

c. Banyak pahlawan Indonesia yang tidak

dikenal

d. Cut Nyak Dien adalah pahlawan wanita

dari Aceh

e. Cut Nyak Dien salah satu pahlawan

wanita yang terkenal

3.

Abad ke-20 yang baru saja berlalu dimaknai

berbagai kalangan sebagai "abad gelap"

karena diwarnai berbagai peristiwa baik di

tingkat dunia maupun regional yang dianggap

menodai kehidupan manusia serta peradaban.

Makna itu menemukan realitasnya dalam tiga

dekade terakhir.

Paragraf tersebut dikembangkan dengan me-

nggunakan ....

a. alasan

b. perincian

c. contoh

d. pertentangan

e. perbandingan

4. Karangan faktual yang membahas suatu

masalah secara lengkap, panjangnya tidak

tentu, yang dimuat di surat kabar, majalah,

atau buletin disebut ....

a. esai

b. fiksi

c. makalah

d. proposal

e. artikel

5. Berikut ini yang bukan merupakan unsur-

unsur yang termuat dalam artikel adalah ....

a. identifikasi masalah

b. latar belakang masalah

c. latar dan ruang

d. uraian atau analisis

e. kesimpulan

6. Bacalah paragraf berikut dengan saksama.

Setelah diadakan peninjauan ke Desa

Pekayon Bekasi, diketahui persentase peng-

gunaan listrik di desa tersebut. Di RW 01

sebanyak 90% rumah penduduk telah meng-

gunakan listrik, RW 02 sebanyak 95%, RW

03 sebanyak 100%, dan RW 04 sebanyak

85%. Boleh dikatakan, di Desa Pekayon 92%

rumah penduduk telah menggunakan listrik.

Kalimat yang merupakan kesimpulan para-

graf tersebut adalah....

a. Boleh dikatakan, di Desa Pekayon 92%

rumah penduduk sudah menggunakan

listrik.

b. Setelah diadakan peninjauan di Desa

Pekayon, diketahui penggunaan listrik

92%.

c. Rumah penduduk di RW 03 Desa

Pekayon, telah menggunakan listrik

sebanyak 100%

d. Rumah penduduk di Desa Pekayon

Bekasi, pada umumnya sudah meng-

gunakan listrik.

163

Soal Akhir Tahun

Perkembangan teknologi informasi dan tele-

komunikasi mengubah gaya hidup manusia.

Itu bukan hal baru. Yang mulai muncul di

Jakarta adalah hadirnya

hotspot

, dapat area-

area di tempat tertentu, di mana orang bisa

mengakses informasi melalui komputer, tanpa

menggunakan kabel. Seorang profesional

mengaku dapat membalas surat elektronik

dari rekan bisnis melalui kafe yang memiliki

fasilitas

hotspot

. Seberapa nyamankah cara

berkomunikasi ini? Ikuti juga berita peristiwa

hot

lain yang terjadi hingga sabtu malam.

Demikian surat undangan ini kami sampaikan.

Atas perhatian Bapak/Ibu Guru, kami

ucapkan terima kasih.

e. Listrik telah digunakan oleh penduduk

Desa Pekayon Bekasi sebanyak 92%.

7. Bacalah paragraf berikut.

Gagasan utama paragraf tersebut adalah ....

a. perkembangan teknologi informasi dan

telekomunikasi

b. kenyamanan cara berkomunikasi de-

ngan

hotspot

c. pemberitaan tentang hotspot di berbagai

media

d. perkembangan gaya hidup manusia di

dunia

e. kemudahan pengaksesan informasi me-

lalui komputer

8. Bacalah surat berikut dengan saksama.

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) BINA AKHLAK

Jalan Budi Pekerti No. 52, Limbangan Sukaraja

Sukabumi

19 Mei 2007

Nomor : 14/SMA/BA/07

Perihal : Undangan rapat

Lampiran : –

Yth. Bapak/Ibu Guru

SMA Bina Akhlak

Dengan hormat,

.....

hari/tanggal : Sabtu, 21 Mei 2007

pukul

: 14.00–selesai

tempat

: aula SMA Bina Akhlak

acara

: rapat kelulusan siswa Kelas XII

Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak dan Ibu

Guru dalam rapat tersebut. Atas perhatian Bapak/Ibu Guru,

kami mengucapkan terima kasih.

Kepala SMA Bina Akhlak,

Drs. H. Andi Supandi

Kalimat pembuka untuk melengkapi surat

undangan tersebut adalah ....

a. Mengingat pentingnya acara rapat ke-

lulusan siswa Kelas XII ini, kami men-

gundang Bapak/Ibu Guru untuk hadir

pada

b. Dalam rangka menentukan kelulusan

siswa kelas XII, kami mengharapkan

kehadiran Bapak/Ibu Guru dalam rapat

pada

c. Dengan surat ini, kami mengundang

Bapak/Ibu Guru untuk menghadiri

rapat yang akan diselenggarakan pada

d. Bersama surat ini, kami mengundang

Bapak/Ibu Guru untuk menghadiri

rapat kelulusan siswa Kelas XII pada

e. Berhubung akan diadakan rapat ke-

lulusan siswa Kelas XII, kami meng-

harapkan kedatangan Bapak/Ibu pada

9. Penulisan nama dan alamat yang tepat

adalah ....

a. Mutia Latifah

jalan mawar nomor sepuluh

jakarta timur

b. Burhanudin, SH.

Jl. Kebon Pete no.4

Tangerang

c. Happy Susanto, M.Si.

Jln. Pulung Kidul No. 16

Ponorogo

d. DR. Tety Sanjaya

Block A7 No. IX

Bumi Kencana Indah

Garut

e. Bagas Permana S.E.

Jalan Ahmad Yani No. 112

Bandung

10. Perhatikan bagian surat berikut.

Bagian surat tersebut termasuk ....

a. isi surat

b. penutup

c. pembuka

d. pengantar isi

e. kesimpulan surat

11. Kalimat yang merupakan contoh kalimat

fakta adalah....

a. Saya kira Anda harus pintar menyi-

kapinya

b. Bukankah lebih baik jika kamu ber-

tanya?

c. Saya mengharapkan semua aturan dapat

ditaati bersama

d. Tidak baik kiranya jika kita terus ber-

prasangka buruk pada pemerintah

164

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Rapiah seorang istri yang sabar dan yakin

kepada suami. Benar cinta Hanafi kepadanya

tidak ada, tak mungkin akan diperoleh oleh

Rapiah. Hanafi tak dapat menimbulkan rasa

yang gaib itu dalam kalbunya.....

Sumber

: Novel

Salah Asuhan

, karya

Abdul Muis

e. Sekarang kemiskinan terjadi baik di per-

kotaan maupun di pedesaan

12. Bacalah paragraf berikut.

Jika melihat sosok Singapura seperti sekarang

ini, mungkin Anda tidak membayangkan

bahwa negara yang identik dengan nama

kotanya itu juga pernah memiliki masalah

yang sama dengan masalah yang dihadapai

Jakarta dan kota-kota besar lainnya di

Indonesia. Problem perkotaan yang dihadapi

Singapura pada masa lalu itu kini sirna dan

muncullah sosok kota modern yang tertata

apik, teratur, bersih, dan indah.

Inti paragraf tersebut adalah ....

a. Singapura telah menjadi kota modern.

b. Singapura telah menjadi kota yang

tertata, teratur, bersih dan indah.

c. Singapura pernah mengalami problem

kota besar.

d. Singapura berhasil mengatasi problem

perkotaan dengan baik.

e. Singapura dan kota-kota besar di

Indonesia memiliki kesamaan.

13. Berikut ini yang tidak termasuk syarat dis-

kusi yang baik adalah ....

a. semua peserta harus mengetahui materi

yang akan didiskusikan

b. adanya penetapan kelengkapan unsur

diskusi

c. pemakalah dan notulis harus memiliki

peran sama.

d. jalannya diskusi dipandu oleh mode-

rator

e. adanya sesi tanya jawab antara pe-

makalah dan peserta

14.

Aku tahu bahwa kedatangan kami di

Pangeredan itu hendak membawa bahagia

seperti biasa. Bahkan, sebaliknya, bahagia yang

selama itu meliputi rumah setengah tembok

itu, sekarang sudah pergi meninggalkan ayah

dan ibuku. Pergi, seolah, tamu lama tidak

berpamitan dulu. Ketenangan hati kedua

orang tua kini sudah goncang, digoncangkan

oleh angin ribut kekecewaan, dan kesedihan.

....

Sumber

: Novel

Atheis

, karya

Achdiat Kartamihardja

Tema yang terdapat dalam petikan novel

tersebut adalah ....

a. kasih sayang orang tua terhadap anaknya

b. kekecewaan orang tua atas tindakan

anaknya

c. hubungan harmonis orang tua dan anak

d. anak yang berbakti kepada orang tua

e. perseteruan seorang lelaki dan kekasih-

nya

15.

Pernyataan yang sesuai dengan petikan

novel tersebut adalah ....

a. Rapiah dan Hanafi saling mencintai.

b. Hanafi sangat mencintai Rapiah.

c. Rapiah membenci Hanafi.

d. Hanafi tidak mencintai Rapiah.

e. Rapiah dan Hanafi memendam cinta

Bacalah puisi berikut untuk soal nomor 16

sampai dengan 18

Tuhan Telah Menegurmu

Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan

lewat perut anak-anak yang kelaparan

Tuhan telah menegurmu dengan cukup

sopan

lewat semayup suara adzan

Tuhan telah menegurmu dengan cukup

menahan kesabaran

lewat gempa bumi yang bergoncang

deru angin yang meraung kencang

hujan dan banjir yang melintang pukang

Adakah kau dengar?

Sumber

:

Budaya Jaya

, No.98 Th. IX Juli

1976

16. Amanat yang terdapat dalam puisi tersebut

adalah ....

a. kita hendaknya bisa menahan lapar

b. Tuhan Mahaadil dalam mengatur makh-

luk-Nya

c. manusia harus sadar atas teguran

Tuhan

d. bencana alam hanyalah azab bagi

manusia

e.

manusia memang tidak dapat diperingat-

kan

165

Soal Akhir Tahun

17. Berikut ini yang tidak termasuk teguran

Tuhan dalam puisi tersebut adalah ....

a. banyak manusia yang disesatkan

b. gempa bumi yang bergoncang

c. deru angin yang meraung kencang

d. hujan dan angin yang melintang

pukang

e. perut anak-anak yang kelaparan

18. Berdasarkan puisi tersebut, nilai-nilai apa-

kah yang kita dapatkan?

a. Tuhan secara tidak langsung menegur

manusia.

b. Kita hanya harus peduli pada anak-anak

yang kelaparan.

c. Hujan dan banjir hanyalah bentuk

azab.

d. Suara adzan bukanlah bentuk teguran

halus.

e. Gempa bumi yang berguncang adalah

bencana kemanusiaan.

19.

Pada suatu hari, Anda akan ditugasi untuk

menyampaikan pidato tentang peranan pe-

lajar dalam kehidupan masyarakat.

Sebagai sebuah cerita pendek, yang kurang

terlihat di dalamnya adalah konflik. Peristiwa

demi peristiwa berlangsung secara datar

saja. Namun, jika dilihat dari segi kemampuan

pengarang menggambarkan suasana ling-

kungan pesantren yang begitu hidup, cerita

pendek ini dapatlah dianggap cukup berhasil.

Endo Senggono, "Kaki Langit".

Horison

, 1

November 1996

Kutipan kritik cerpen tersebut mengung-

kapkan tentang ....

a. ulasan kelemahan dan kelebihan buku

b. ulasan unsur ekstrinsik dan intrinsik

c. ulasan kesimpulan isi buku

d. ulasan kelemahan buku

e. ulasan kelebihan buku

20.

Lonceng yang di beranda muka yang

tertutup oleh kaca-kaca jendela berbunyi

enam kali. Ama sudah lebih dahulu sadar

dari tidurnya. Dari risbang tempat ia tidur

diikutinya detikan lonceng. Ada persamaan

dengan jantungnya.

....

(Cerpen "Anak Revolusi", M. Balfas)

Unsur intrinsik yang terdapat dalam petikan

cerpen tersebut adalah ....

a. tokoh utama yang sedang gembira

b. latar yang memengaruhi suasana hati

c. amanat bahwa istri harus patuh pada

suami

d. tokoh-tokoh yang berdiam di suatu

tempat

e. alur maju dalam isi cerpen.

21.

Upacara di tempat kelahiran olimpiade itu

berlangsung dalam keadaan yang kurang

nyaman akibat udara yang mencapai titik beku.

Panitia terpaksa menggunakan api untuk

menghidupkan obor olimpiade. Di sela-sela

reruntuhan Candi Hera dan Zeus, 18 ivanita

berpakaian tradisional Yunani menyerahkan

obor kepada Vasilis Dimitriades, atlet ski es

Yunani yang merupakan pelari pertama yang

akan membawa obor ke Nagano, Jepang.

Obor akan dibawa ke Athena melalui wilayah

pegunungan Alpen di Yunani Selatan.

Pikiran utama dalam paragraf tersebut

adalah ....

a. Obor akan dibawa ke Athena.

b. Upacara di tempat kelahiran olimpiade

berlangsung dalam keadaan kurang

nyaman.

c. Obor dibawa ke Yunani.

d. Panitia terpaksa menggunakan api.

e. Obor akan dibawa ke Nagano, Jepang.

22.

Kalimat pembuka pidato yang benar dan

baik adalah ....

a. Para hadirin harap tenang, izinkan saya

memulai pidato yang bertema peranan

pelajar dalam masyarakat.

b. Hadirin yang terhormat, perkenankanlah

saya menyampaikan pidato dengan tema

peranan pelajar dalam masyarakat.

c. Hadirin yang terhomat, pidato ini disampai-

kan dengan tema masalah peranan pelajar

dalam masyarakat.

d. Para hadirin, bapak dan ibu, izinkan kami

menegaskan kembali tentang tema pidato

saya saat ini.

e. Para ibu, Bapak, Saudara-saudara dan

hadirin, tema pidato kita kali ini adalah

peranan pelajar dalam masyarakat.

166

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

23. Bacalah paragaf berikut dengan saksama.

Pada catatan akhir tahun 2004, lembaga

penegak hukum belum berfungsi maksimal.

Hal itu terlihat semakin banyaknya putusan-

putusan yang sama sekali tidak berdasarkan

hukum dan tidak layak disebut sebagai

keputusan yang keluar dari suatu lembaga

peradilan yang seharusnya berwibawa. Di

samping itu, pemerintah belum sungguh-

sungguh dan tidak serius menangani kasus

penegakan hukum. Kejaksaan Agung sebagai

ujung tombak pemerintah tampak belum

serius menangani para tersangka dalam

kasus BLBI.

Fakta umum yang terdapat dalam paragaf

tersebut adalah ....

a. Keputusan-keputusan peradilan tidak

berdasarkan hukum.

b. Pemerintah belum serius dalam me-

nangani masalah penegakan hukum.

c. Kasus BLBI belum ditangani secara

serius dan benar.

d. Putusan pengadilan tidak memuaskan

masyarakat.

e. Lembaga penegak hukum belum ber-

fungsi maksimal.

24.

Ijazah saudara harus dilegalisir dahulu

oleh Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas

Swadaya.

Kata yang tidak baku dalam kalimat tersebut

adalah ....

a. ijazah

b. dilegalisir

c. dekan

d. fakultas

e. universitas

25. Hal yang harus disampaikan pembicara

dalam menyampaikan sebuah program

adalah .....

a. menyertakan informasi tambahan

b. menyampaikan program secara ter-

perinci

c. menganalisis latar belakang pendengar

d. menggunakan bahasa yang efektif

e. Menambahkan informasi hasil pene-

litian, jurnal, dan pendapat ahli

26.

Distibusi bahan bakar minyak (BBM) jenis

solar dan premium mengalami hambatan

di Bali. Hambatan tersebut sudah mulai

dirasakan sejak pekan lalu, terutama untuk

solar. Hari jumat (8/9), beberapa stasiun

pengisian bahan bakar umum (SPBU) di

sekitar Denpasar kehabisan premium

sehingga menyebabkan terjadi antrean.

Sejak kecil aku gemar menari. Aku sering

diajak ayah ke sanggar tarinya. Tidak jarang

ayah mengajariku menari bersama murid-

muridnya. Di samping itu, ayah mengajariku

kesabaran dan disiplin dalam hal menari.

Oleh karena itu, aku berhasil menjadi

seorang penari nasional.

Ibu

: (tidak menoleh) "Malam lebaran

Narto, dengarlah tabuh itu

bersahut-sahutan. Pada malam

lebaran seperti ini dia pergi,

pergi dengan tidak meninggalkan

kata..

Gunarto : (Agak kesal) "ayahnya"

Ibu

: "Keesokan harinya, hari lebaran

sesudah sembahyang aku me-

maafkan dosanya."

Gunarto : "Kenapa ibu ingat juga waktu

yang lampau, mengingat kepada

orang yang tak pernah lagi

mengingat kita."

Ibu

: (Memandang Gunarto) "Aku

merasa ia masih ingat kita,

Gunarto."

Paragaf tersebut dikembangkan dengan meng-

gunakan pola ....

a. umum-khusus

b. khusus-umum

c. campuran

d. analogi

e. deskriptif

27.

Paragaf tersebut dikembangkan berdasarkan

penalaran ....

a. analogi

b. generalisasi

c. sebab

d. akibat sebab akibat

e. sebab akibat 1 akibat 2

28. Bacalah penggalan drama berikut.

167

Soal Akhir Tahun

Konflik yang tergambar dalam penggalan

drama tersebut adalah konflik ....

a. sosial

b. fisik

c. batin

d. budaya

e. alam

29. Esai yang ditulis dengan bahasa yang lugas

dan dalam aturan-aturan penulisan yang

baku dinamakan

a. esai formula

b. esai formal

c. esai formil

d. esai nonformal

e. esai nonformil

30. Latar waktu berdasarkan penggalan drama

tersebut, adalah ....

a. lebaran

b. malam lebaran

c. masa lampau

d. esok hari

e. malam perayaan

31. Dalam drama, tokoh yang berperan sebagai

pembawa ide disebut juga tokoh ....

a. pembawa ide

b. pencetus

c. antagonis

d. prototipe

e. protagonis

32. Jika peristiwa yang disajikan dalam drama

lebih dahulu selalu menjadi penyebab mun-

culnya peristiwa yang hadir sesudahnya,

alur dalam drama tersebut dinamakan alur

....

a. sebab akibat

b. kausalitas

c. nonkonvensional

d. konvesional

e. inkonvesional

33. Salah satu kedudukan peran tokoh dalam

drama adalah ....

a. mengangkat dan menunjung tinggi ide

b. menghakimi, memutuskan, menengahi,

atau menyelesaikan permasalahan yang

terjadi

c. menghasilkan perjuangan tokoh

d. menghami perjuangan demi perjuang-

an

e. membangun ide kebenaran

34. Apabila terpelihara mata sedikitlah cita-cita

Apabila terpelihara kuping kabar yang jahat

dialah damping.

Penggalan bait tersebut termasuk ....

a. soneta

b. gurindam

c. seloka

d. karmina

e. nazam

35. Gurindam dua belas yang terkenal adalah

karya ....

a. Hamzah Fansuri

b. Abdul muluk

c. Hamka

d. Raja Ali Haji

e. Abdul Hadi W. M.

36. Bacalah puisi berikut.

Tinggal seluruh hidup tersebut

dalam tangan dari jari-jari ini

kata-kata yang bersayap bisa menari

kata-kata yang pejuang tak mau mati

Kutipan bait puisi tersebut menggambarkan

suasana ....

a. sedih

b. khusuk

c. gelisah

d. sepi

e. bosan

37. Bacalah ilustrasi berikut.

Jika permasalahan tersebut ditulis ke dalam

larik puisi yang paling tepat adalah ....

a. bunuh saja aku dengan pedang

b. lebih baik aku mati saja

c. rupanya semua ini jelas berakhir

d. perasaanku mati perlahan-lahan

e. percuma saja aku mati

38. Bacalah paragaf berikut dengan saksama.

Seseorang dengan kejenuhannya akhirnya dia

tidak dapat berpikir lagi dengan tenang dan

penuh pertimbangan sehingga dia putus asa.

Ombak laut agak tenang. Sesekali ombak

bergulung lalu mengemas pantai. Pantainya

agak landai, pasirnya cukup bersih, serta

udaranya sangat sejuk. Keteduhan dapat

dirasakan ketika berada di Pantai Tirtamaya.

Kalimat pemadatan yang tepat berdasarkan

paragaf tersebut untuk larik puisi adalah

....

168

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

a. ombak mengempas pantai, teduh

b. pantai itu cukup bersih dan indah

c. udara pantai itu, sejuk sekali

d. kita akan merasakan kesejukan udara

e. Pantai Tirtamaya sangat indah.

39.

Angin pagi mengelus tubuhku

.

Majas yang tidak sejenis dengan majas ter-

sebut adalah ....

a. Pena menari-nari di atas kertas

b. Pohon-pohon di sekitarku membisu

c. Peluit kereta api menjerit-jerit

d. Suaranya bagai buluh perindu

e. Badai merobohkan rumah-rumah

40. Kalimat berikut yang menggunakan majas

ameliorasi adalah ....

a. Silakan saudara tunggu di sini.

b. Ayah saya dirumahkan oleh perusahaan

tempat ia bekerja.

c. Senyuman gadis itu manis sekali.

d. Beberapa orang gelandangan berhasil

dijaring untuk selanjutnya dikirim ke

Dinas Sosial.

e. Kursi kepala desa itu telah lama diidam-

idamkan Pak Pram.

169

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan(dkk.). 1998. T

ata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

. Jakarta: Balai Pustaka.

Ara, L.K. 2003.

Belajar Berpuisi dari Para Penyair Indonesia

. Bandung: Syaamil Cipta Media.

Arifin, E. Zaenal. 1987.

Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar.

Jakarta:

Meltron Putra.

Arifin, E. Zaenal dan Farid Hadi. 1993.

1001 Kesalahan Berbahasa.

Jakarta: Akademika Pressindo.

Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. 1991.

Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia

.

Jakarta: Erlangga.

Atmazaki. 1993.

Analisis Sajak (Teori, Metodologi, dan Aplikasi)

. Bandung: Angkasa.

Chaer, Abdul. 1989.

Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia

. Ende Flores: Nusa Indah.

Danandjaja, James. 2002.

Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain.

Jakarta: Grafiti.

Diponegoro, Muhammad. 1985. Y

uk, Menulis Cerpen, Yuk.

Yogyakarta: Shalahuddin Press.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993.

Semantik

. Bandung. Eresco.

Djuharie, O. Setiawan dan Suherli. 2001.

Panduan Membuat Karya Tulis

. Bandung:Yrama Widya

Hasanudin. 1996.

Drama: Karya dalam Dua Dimensi.

Bandung: Angkasa.

Hasnun, Anwar. 2004.

Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis

. Yogyakarta. Absolut.

Ismail, Taufiq (ed.) dkk. 2002.

Horison Sastra Indonesia 1, Kitab Puisi

. Jakarta: Horison & The Ford

Foundation.

Ismail, Taufiq (ed.) dkk. 2002.

Horison Sastra Indonesia 4, Kitab Nukilan Drama

. Jakarta: Horison

& The Ford Foundation.

Ismail, Taufiq (ed.) dkk. 2002.

Horison Sastra Indonesia 3, Kitab Nukilan Novel

. Jakarta: Horison &

The Ford Foundation.

Keraf, Gorys.1995.

Eksposisi

. Jakarta: Gramedia.

Kosasih, E. 2003.

Kompetensi Kebahasaan dan Kesusastraan.

Bandung: Yrama Widya.

Kridalaksana, Harimurti. 1996.

Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia

. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2003.

Linguistik Umum

. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Mustakim. 1996.

Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum

. Jakarta. Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2002.

Teori Pengkajian Fiksi

. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1997.

Pengkajian Puisi

. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pranomo (dkk.). 1996.

Teknik Menulis Makalah Seminar

. Yogyakarta: Pusat Pelajar Offset.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia. 1991.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan

. Jakarta: Balai Pustaka.

Ramlan, 2001.

Morfologi

. Yogyakarta: CV Karyono.

Rampan, Korrie Layun. 2000.

Leksikon Susastra Indonesia

. Jakarta. Balai Pustaka.

Redaksi Titian Ilmu. 2004.

Ensiklopedi Sastra Indonesia

. Bandung: Titian Ilmu.

Rosidi, Ajip. 2000.

Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia

. Bandung: Putra A. Bardin.

Rumadi, A. (editor). 1980.

Kumpulan Drama Remaja

. Jakarta: Gramedia.

Sarumpet, Riris. Toha. 2004.

Apresiasi Puisi Remaja, Catatan Mengolah Cinta

. Jakarta: Grasindo.

Sumardjo, Jakob. 2004.

Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia

. Bandung: STSI

Press.

Sumardjo, Jak

ob dan Saini K.M. 1997.

Apresiasi Kesusastraan

. Jakarta: Gramedia.

Tarigan, Djago. 1987.

Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya

. Bandung:

Angkasa.

170

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Tarigan, Henry G. 1984.

Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia

. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry G. 1986.

Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry G. 1994.

Membaca Ekspresif

. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry G. 1995.

Pengajaran Morfologi

. Bandung: Angkasa.

Thahar, Haris Effendi.1999.

Kiat Menulis Cerita Pendek

. Bandung: Angkasa.

Wiyanto, Asul. 2000.

Terampil Berpidato

. Jakarta: Grasindo.

Zaidan, Abdul Razak, dkk. 2000.

Kamus Istilah Sastra

. Jakarta: Balai Pustaka.

Zakaria, Sofyan. 1997.

Wisata Bahasa

. Bandung: Humaniora Utama Press.

Sumber Internet

www.bahasa-sastra.com

www.cybersastra.net

www.duniaesai.com

www.e-psikologi.com

www.education.com

www.friendster.com

www.id.wikipedia.org

www.images.google.com

www.melayusastra.com

www.menlh.go.id

www.padepokansastra.multiply.com

www.pikiran-rakyat.com

www.polisieyd.blogsome.com

www.rendymaulana.com

www.ruangbaca.com

www.sastramelayu.com

www.sinarharapan.com

www.tempointeraktif.com

www.tokohindonesia.com

www.ui.ac.id

www.wordpress.com

171

Seni Peran

Glosarium

absurd

:

tidak masuk akal atau mustahil

alienasi

:

keadaan merasa terasing

alternatif

:

pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan

anasir

:

unsur atau sesuatu (orang, paham, sifat, dan sebagainya) yang menjadi bagian

dari atau termasuk dalam keseluruhan (suasana, perkumpulan, gerakan, dan

sebagainya.)

apresiasi

:

kesadaran terhadap nilai seni dan budaya atau penilaian terhadap sesuatu

biografi

:

riwayat hidup seseorang yang ditulis orang lain

diskriminasi :

perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara

efektif

:

ada efeknya, berhasil guna, berlaku mulai, atau manjur

efisien

:

tepat guna, mampu menjalankan tugas dengan cermat dan hemat tenaga

eksistensi : keberadaan sesuatu

estetika

:

membahas tentang keindahan dan seni

fakta

:

kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi

figuratif

:

kiasan atau lambang (bentuk, wujud)

hegemoni

:

pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan, dan sebagainya suatu negara atas

negara lain

hikayat

:

sastra lama berbentuk prosa dan berisi cerita, undang-undang, pelipur lara, historis

atau sekadar untuk meramaikan pesta

imperatif

:

bersifat memerintah atau memberi komando

inovasi

:

penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada

intensif

: sungguh-sungguh dan terus menerus dalam mengerjakan sesuatu sampai

memperoleh hasil maksimal

jazirah

:

tanah yang menganjur ke laut seakan-akan merupakan pulau

kausalitas

:

perihal sebab akibat

kelindan

:

benang yang digulung atau erat menjadi satu

kondusif

:

memberi peluang kepada hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung

konstruktif :

membina, membangun, bersifat konstruksi

kontaminasi :

pengotoran atau pencemaran (khususnya karena memasukkan unsur lain)

kontemporer :

pada waktu yang sama, masa kini

konservasi :

pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan

dan kemusnahan dengan jalan melestarikan

materialisme :

pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan

manusia di dalam kebendaan semata

mekanistik :

cara kerja suatu hal seperti mesin

observasi

:

peninjauan secara cermat

opini

:

pendapat, pikiran, atau gagasan seseorang

orientalis

:

ahli bahasa, sastra, dan kebudayaan bangsa-bangsa Timur

pelesit

:

belalang kecil atau hantu yang suka mengisap darah

permisif

:

bersifat terbuka (selalu membolehkan atau mengizinkan)

resonansi

:

dengungan atau peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran

gelombang elektromagnetik

slogan

:

perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat

untuk memberitahukan sesuatu

tipografi : seni percetakan

titimangsa

:

waktu atau masa

visual

:

dapat dilihat dengan indra penglihat

172

Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS

Indeks

A

Agus Noor 56, 57

Ahmadun Yosi Herfanda 43

Ajip Rosidi 100, 120, 121, 163

alur 149, 155, 160, 162, 168, 170

artikel 6

Asep Sambodja 101

B

Bakdi Soemanto 152

B. Sularto 156

Bur Rasuanto 122

C

Cerpen 168

D

Dedi Djunaedi 7

diksi 29

diskusi 26, 27, 31, 30, 31, 17, 19, 22, 24, 23,

24, 23, 25, 17, 167

diskusi panel 25

Dodong Djiwapradja 28

drama 145, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155,

156, 160, 164, 169, 170

E

ekstrinsik 162, 168

esai 156, 160, 164, 165, 170

F

fakta 3, 6, 7, 6, 15, 16, 1

faktual 6, 26, 31, 165

G

gagasan 3, 6, 8, 9, 15, 1, 174

Gorys Keraf 97

Gurindam 164, 170

H

Harris Effendi Thahar 47, 54

Henry Guntur Tarigan 133

Hikayat 163

I

induktif 162

intrinsik 145, 149, 150, 154, 160, 162, 168

J

Jakob Sumardjo 98

Johanes Papu 5

Joko Pinurbo 29

K

konflik 150, 151, 153, 164, 168, 170

kontemporer 174

kritik 29, 156, 160, 162, 168

L

laporan 3, 6, 4, 24, 25, 26, 27, 31, 17

larik 11, 15, 164, 170

M

majas 171

makalah 20, 59, 165

Masaru Emoto 59, 27, 24, 59, 31, 26, 27, 19

mimik 27, 82

M. Irfan Hidayatullah 70, 122

Misbach Yusa Biran 154

Mochtar Lubis 103, 163

moderator 19, 167

173

Seni Peran

N

Nazam 170

Noorca Marendra 113

notula 26

novel 149, 163, 167

O

Opini 6, 3

P

paragraf 6, 23, 165, 166, 167, 168

pidato 154, 168

P. Swantoro 13, 14

puisi 10, 162, 167, 168, 170

R

Raja Ali Haji 101, 116, 136, 142

Remy Sylado 67

S

seloka 170

Sitor Situmorang 41, 20, 162

sudut pandang 8, 115

surat undangan 162, 166

Sutardji Calzoum Bachri 114, 162

T

Taufiq Ismail 27, 42, 100, 101, 162

tokoh 4, 21, 150, 151, 153, 155, 160, 164, 168,

170

U

Umar Kayam 76

Utuy Tatang Sontani 122, 149