Gambar Sampul IPS · Bab 9 Perkemangan Islam di Indonesia
IPS · Bab 9 Perkemangan Islam di Indonesia
IwanSetiawan

24/08/2021 16:32:50

SMP 7 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman
Perkembangan Islam di IndonesiaSumber: Lukisan Sejarah, 1995Bab9PendahuluanSecara geografis wilayah Indonesia memiliki arti yang sangat penting bagi lalu lintas perdagangan internasional. Dengan terbukanya wilayah Indonesia memungkinkan masyarakatnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan bangsa lain. Hubungan itu telah memberikan pengaruh pada masyarakat Indonesia. Perkembangan Hindu-Budha di Indonesia merupakan salah satu contohnya. Begitu juga dengan perkembangan Islam di Indonesia tidak lepas dari adanya hubungan yang terus-menerus antara orang-orang Indonesia dengan orang-orang dari luar yang sudah menganut Islam, di antaranya Arab, Iran, India, dan Cina. Pada bab ini kalian akan mempelajari bagaimana proses awal perkembangan Islam di Indonesia, hasil-hasil kebudayaannya dan perkembangan pemerintahan-nya. Untuk itu, perhatikan peta konsep berikut ini.Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan dapat:• menjelaskan proses awal penyebaran Islam di Indonesia.• menjelaskan perkembangan masyarakat pada masa Islam di Indonesia • memberi contoh hasil-hasil kebudayaan pada masa Islam di Indonesia• mendeskripsikan perkembangan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia181
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII182Peta KonsepPerkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Kerajaan IslamProses Penyebaran IslamHasil-Hasil Budaya IslamPerkembangan Masyarakat pada Masa Islam- Awal penyebaran Islam- Tokok-Tokoh Penyebaran Islam- Tempat asal Penyebaran Islam- Samudra Pasai- Malaka- Aceh- Demak- Pajang- Mataram- Cirebon- Makasar- Banjar- Ternate dan Tidore- Golongan Raja/Sultan- Bangsawan- Rakyat Biasa- Budak- Seni Sastra- Seni Bangunan- Kaligrafi
183Perkembangan Islam di IndonesiaProses Islamisasi di setiap daerah di Indonesia dilakukan secara bertahap. Daerah yang pertama mendapat pengaruh Islam adalah daerah Indonesia bagian Barat. Daerah ini merupakan jalur perdagangan internasional sehingga pengaruh dapat dengan cepat tumbuh di sana. Daerah pesisir itu nantinya menumbuhkan pusat-pusat kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Pidie, Aceh, Banten, Demak, Banjarmasin, Goa Makasar, Gresik, Tuban, Cirebon, Ternate dan Tidore sebagai pusat kerajaan Islam yang berada disekitar pesisir. Kota-kota pelabuhan seperti Jepara, Tuban, Gresik, Sedayu adalah kota-kota Islam di Pulau Jawa. Di Jawa Barat telah tumbuh kota-kota Islam seperti Cirebon, Jayakarta, dan Banten.Kata KunciIslamisasi, Penyebar Islam, Wali Sanga, Pesantren, Pemikir Islam, Tasawuf.Sumber: Atlas Sejarah dan Dunia, 1996 Peta 9.1 Peta proses masuknya Islam ke Indonesia.Ada beberapa pendapat mengenai proses Islamisasi di Indonesia. Menurut Ricklefs, proses Islamisasi dilakukan dengan dua proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam dan kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing (Arab, India, Persia, dan lain-lain) yang telah memeluk agama Islam bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah Indonesia, melakukan perkawinan campuran dan mengikuti gaya hidup lokal sehingga ajaran Islam dengan mudah masuk dalam kehidupan pribumi (orang Indonesia). Perkembangan A. Penyebaran Islam di Indonesia
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII184berikutnya penyebaran Islam dilakukan melalui pertunjukan kesenian, diplomasi politik dengan penguasa setempat, membuka lembaga-lembaga pendidikan seperti pesantren, dan tasawuf.Berikut ini pendapat-pendapat mengenai proses islamisasi di Indonesia.1. Proses Awal Kedatangan Islam Ada beberapa pendapat mengenai kapan awal Islamisasi berlangsung di Indonesia. Para sejarawan Indonesia berpendapat bahwa proses Islamisasi di Indonesia sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi. Pendapat ini berdasarkan bukti bahwa pada abad ke-7 di pusat kerajaan Sriwijaya telah dijumpai perkampungan-perkampungan pedagang Arab. Pendapat lain dikemukan oleh Mouquette (Ilmuwan Belanda) yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13-14 Masehi. Penentuan waktu itu berdasarkan tulisan pada batu nisan yang ditemukan di Pasai. Batu nisan itu berangka tahun 17 Djulhijah 831 atau 21 September 1428 M dan identik dengan batu nisan yang ditemukan di makam Maulana Malik Ibrahim (822 H atau 1419 M) di Gresik, Jawa Timur. Begitu juga dengan ditemukannya batu nisan Malik al-Saleh ( raja Samudera Pasai) yang berangka tahun 698 H atau 1297 M. Selain sumber batu nisan, sumber lainnya didapat dari tulisan Marcopolo (pedagang Venesia) yang singgah di Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Cina pada tahun 1292. Di sana disebutkan bahwa Perlak merupakan kota Islam.2. Tempat asal para pembawa Islam Darimakah tempat asal para penyebar Islam di Indonesia? Ada beberapa pendapat mengenai tempat asal para penyebar Islam ini di Indonesia. a. Menurut Snouck Hurgronje para penyebar Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India). Hubungan ini sudah berlangsung pada abad ke-13. Pendapat ini diperkuat oleh Mouquette yang melihat kesamaan batu nisan Malik al-Saleh dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat. Kedua tempat itu sama-sama menganut mazhab Syafi’i. Pijnappel juga berpendapat bahwa para pembawa Islam di Indonesia berasal dari Gujarat Gambar 9.1 Mekah, salah satu kota suci Umat Islam yang terletak di negara Saudi Arabia.Sumber: Microsoft Encarta, 2008
185Perkembangan Islam di Indonesiadan Malabar. Morrison dan Arnold mengatakan bahwa Islam di Indonesia dibawa oleh orang-orang Coromandel dan Malabarb. Fattini berpendapat bahwa berdasarkan model batu nisan Malik al-Saleh yang lebih mirip dengan batu nisan yang ada di Benggala, Fattini menyimpulkan bahwa tempat asal para penyebar Islam di Indonesia adalah dari Benggala yang kini lebih dikenal dengan sebutan Banglades. c. Crawford berpendapat lain. Ia mengatakan Islam berasal langsung dari Mekah (Arab). Pendapat Crawford itu didukung oleh sejarawan Indonesia, seperti Hamka yang berpendapat bahwa Islam yang masuk ke Indonesia itu langsung dari Arab. d. Husein Djajadiningrat lebih berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari Parsi atau Persia. Ia lebih menitikberatkan pada kesamaan kebudayaan dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia, seperti tradisi perayaan 10 Muharram dan pengaruh bahasa yang banyak dipakai di Indonesia. Berdasarkan penemuan bukti-bukti awal proses Islamisasi di Indonesia itu, maka dapatlah ditarik kesimpulan yaitu :1) Islam pertama kali masuk ke Indonesia abad pertama Hijriah atau sekitar abad ke-7 dan ke-8 M, dibawa oleh para pedagang Arab yang telah me-miliki hubungan dagang dengan pedagang-pedagang di pesisir pantai Sumatera.2) Islam mengalami perkembangan pada abad ke-13/14 M, setelah para pedagang Gujarat secara intensif melakukan proses penyebaran Islam seiring dengan kegiatan perdagangan mereka.Islam datang ke Indonesia ada yang dari Arab langsung dan ada yang melalui Gujarat IndiaInfo Sosial3. Tokoh penyebar Islam Para penyebar Islam di Indonesia ada beberapa kelompok, antara lain para pedagang, para ustadz, sultan, dan para wali (mubaligh). Di Pulau Jawa proses Islamisasi dilakukan oleh sekelompok mubaligh Islam yang dikenal dengan sebutan walisongo. Wali adalah
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII186orang yang dekat dengan Allah, sedangkan songo menunjukkan jumlah yaitu sembilan. Jadi walisongo artinya sembilan orang wali. Walisongo diartikan pula dengan sembilan orang-orang yang disucikan. Berikut ini nama-nama walisongo tersebut.a. Maulana Malik IbrahimMaulana Malik Ibrahim atau Makdum Ibrahim, sering pula disebut Maulana Maghribi adalah orang pertama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Maulana Malik Ibrahim berasal dari Persia. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa beliau berasal dari Turki, Arab, dan Gujarat. Tetapi pendapat yang lebih kuat ia berasal dari Maroko.Pada tahun 1329 M, ia hijrah ke Pulau Jawa. Sebelumnya ia singgah di Campa, Kamboja. Daerah pertama yang dituju adalah Desa Sembalo, daerah yang masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.Selain mengajarkan tentang ajaran keislaman, Maulana Malik Ibrahim juga memperkenalkan budi pekerti Islam dengan tutur kata yang sopan dan lemah lembut sehingga banyak penduduk Jawa yang tertarik memeluk agama Islam. Maulana Malik Ibrahim ini wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal 822 Hijriah atau 9 April 1419 M dan dimakamkam di Gresik.b. Sunan AmpelSunan Ampel mempunyai nama aslinya Raden Rakhmat. Ia seorang kemenakan dari raja Majapahit yang bernama Kertawijaya. Menurut cerita rakyat, Raden Rakhmat ini berasal dari Campa. Disebutkan ia adalah anak dari Raja Campa Ibrahim Asmarakandi atau Maulana Malik Ibrahim yang di utus ke Majapahit (Jawa) bersama adiknya yang bernama Sayid Ali Murtadha pada tahun 1443. Setelah beberapa lama tinggal di Jawa, pada tahun 1450 Raden Rahmat ini menikah dengan Nyi Ageng Manila, putri Bupati Tuban yang sudah memeluk agama Islam. Selanjutnya Raden Rakhmat tinggal di daerah Ampeldenta, daerah pemberian dari raja Majapahit. Di Ampeldenta Raden Rahmat mendirikan mesjid dan membuka pondok pesantren. Sesuai dengan tempat kegiatan dakwahnya, Raden Rakhmat ini dikenal dengan Sunan Ampel. Sunan Ampel terkenal dengan ajaran Mo Limoyang berarti tidak melakukan lima perkara yang terlarang, yaitu:Gambar 9.2 Nisan makam Maulana Malik Ibrahim.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
187Perkembangan Islam di Indonesia1) emoh main (tidak mau judi);2) emoh ngumbih (tidak mau minum-minuman yang memabukan);3) emoh madat (tidak mau minum/menghisap candu/ganja);4) emoh maling (tidak mau mencuri);5) emoh madon (tidak mau berzina).Hasil dari pendidikan pesantren Ampeldenta ini muncul tokoh wali lainnya, yaitu Sunan Giri dan Sunan Kalijaga. Begitu juga dengan putranya yang bernama Sunan Derajat dan Sunan Bonang telah mengikuti jejak ayahnya sebagai wali. Keberhasilan yang lain dari Sunan Ampel, ia menjadi perencana kerajaan Demak. Dialah yang melantik Raden Patah sebagai Sultan Demak yang pertama tahun 1481. Pada tahun 900 Hijriyah (1494 M), Sunan Ampel wafat. Jenazahnya dimakamkan di Ampeldenta, Surabaya.c. Sunan BonangSunan Bonang atau Makhdum Ibrahim adalah putra Sunan Ampel dari istrinya yang bernama Nyi Ageng Manila, putri seorang adipati di Tuban. Ia belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampeldenta. Setelah cukup ilmu ia berkelana dan menetap di Bonang (daerah Tuban, Jawa Tengah). Di Bonang itulah pusat dakwah Islamnya. Di sana ia mendirikan pesantren yang dikenal dengan sebutan Watu Layar.Sunan Bonang menggunakan kesenian bonang sebagai media untuk berdakwah. Ia menabuh bonang diiringi dengan lagu-lagu berupa pantun yang bernafaskan keislaman. Sunan Bonang berhasil menggubah lagu gending sekaten dan tembang mocopat yang sampai sekarang tembang itu populer di kalangan masyarakat Jawa. Pada tahun 1525 M, Sunan Bonang wafat. Ia dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Tengahd. Sunan DerajatSaudara dari Sunan Bonang adalah Masih Munat. Masih Munat nantinya terkenal dengan nama Sunan Derajat. Pusat kegiatannya di daerah Sedayu, Jawa Timur. Seperti halnya ayah dan saudaranya, Sunan Derajat dalam berdakwah menggunakan alat gamelan. Jika Sunan Bonang berhasil mengubah lagu gending sekaten, maka Sunan Derajat berhasil menciptakan lagu gending pangkur yang sampai sekarang lagu itu Gambar 9.3 Kompleks pemakaman Sunan Bonang.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII188masih banyak digemari oleh masyarakat Jawa. Sunan Derajat terkenal juga dengan kegiatan sosialnya. Dialah wali yang memelopori penyantunan anak-anak yatim dan orang sakit. e. Sunan GiriSunan Giri atau Raden Paku adalah putra dari Maulana Ishak dari Blambangan, sahabat Sunan Ampel. Raden Paku ini bersahabat dengan Sunan Bonang. Keduanya kemudian disuruh pergi haji ke Mekah sambil menuntut ilmu oleh Sunan Ampel. Sunan Giri mendirikan pesantren di daerah Giri. Pada perkembangan selanjutnya, pesantren itu menjadi pesantren yang terkenal ke seluruh nusantara. Santri yang belajar di pesantren Sunan Giri banyak berasal dari luar Jawa, seperti Madura, Kalimantan, Makasar, dan Lombok. Selain menerima santri dari berbagai daerah, Sunan Giri ternyata mengirimkan banyak mubalignya ke Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Setelah wafat, Sunan Giri dimakamkan di Bukit Giri dekat Gresik. Gambar 9.4 wayang Kulit.Sumber: Microsoft Encarta, 2008f. Sunan KalijagaSunan Kalijaga adalah putera seorang Adipati Tuban. Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Jaka Said. Sejak kecil ia sudah menampakan ketaatan kepada agama Islam dan berbakti kepada orang tua. Sunan Kalijaga merupakan mubalig keliling dan tidak memiliki pusat dakwah yang tetap. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian wayang kulit sebagai media dakwahnya. Sunan Kalijaga memadukan kisah yang dilakonkan dengan ajaran Islam sehingga Islam mudah dipahami. Pada masa itu, masyarakat sangat menggemari kesenian wayang.
189Perkembangan Islam di IndonesiaPeninggalan lainnya dari Sunan Kalijaga yang sekarang masih dipakai dalam kehidupan masyarakat Indonesia, antara lain: perancang pertama baju taqwa, penciptakan lagu Dandang Gula dan Semarangan, mencipakan seni ukir bermotif dedaunan, menciptakan bedug di mesjid, menciptakan Gong Sekaten, dan memprakarsai Gerebeg Maulud. Sunan Kalijaga di makamkan di daerah Kadilangu dekat Demak.g. Sunan KudusSunan Kudus atau Jafar Sadiq. Ia adalah salah seorang panglima tentara Demak. Sepulangnya dari Mekah ia mendirikan pusat dakwah dengan nama Kudus, diambil dari nama al-quds (Palestina). Mesjid yang terkenal diban-gun adalah Mesjid Kudus yang terkenal dengan menara mesjidnya. Semasa hidupnya, ia mengajarkan agama Islam di sekitar pesisir utara Jawa Tengah di daerah Kudus Dari sinilah ia lebih dikenal sebagai Sunan Kudus.Sunan Kudus ini seorang yang ahli dalam bidang tauhid, hadist, fiqih, dan lainnya. Ia juga terkenal sebagai pujangga yang mengarang cerita pendek yang bernafaskan keislaman. Dalam bidang kesenian ia dikenal sebagai pencipta Gending Asmarandana. h. Sunan MuriaSunan Muria atau Raden Prawoto atau Raden Umar Said, adalah putra Sunan Kalijaga. Karena ibunya adalah adik Sunan Giri maka Sunan Muria ini keponakan Sunan Giri. Pusat kegiatan dakwah Sunan Muria terletak di lereng Gunung Muria (Jawa Tengah) Ia banyak bergaul dengan rakyat jelata. Sambil bercocok tanam, berladang, dan berdagang, ia mengajarkan ajaran Islam. Cara lainnya dalam berdakwah dengan menggunakan alat kesenian rakyat berupa gamelan. Ia menciptakan gending sinom dan kinanti. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M dan dimakamkan di atas Gunung Muria.i. Sunan Gunung JatiSunan Gunung Jati nama aslinya Falatehan atau Fatahilah, ada juga yang menyebut Syarif Hidayattullah berasal dari Pasai (Aceh). Sunan Gunung Jati ini adalah wali satu-satunya wali yang banyak berjasa dalam me-nyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Pusat kegiatan dakwahnya di daerah Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat sehingga dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Pada tahun 1570 M, Sunan Gunung Jati wafat dan di-makamkan di Gunung Jati, Cirebon Jawa Barat. Gambar 9.5Kompleks makam Sunan Gunung Jati.Aktivitas IndividuBuat dalam sebuah tabelnama-nama walisongoberikut dengan namadaerah dakwah dan alatdakwah yang dipakai.Bandingkan hasil denganteman-temanmu.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII190No.Nama UlamaDaerah Penyebaran 1. Syekh BentongGunung Lawu 2. Sunan BayatJawa 3. Sunan BayatKlaten 4. Syekh MajagungJawa 5. Sunan SendangJawa 6. Datuk Ri BandangMakasar 7. Datuk SulaemanSulawesi 8. Tuan Tunggang Parangang Kalimantan 9. Penghulu DemakKalimantanTabel 9.1 Para Ulama Penyebar Islam di IndonesiaSetelah walisongo, proses penyebaran Islam dilanjutkan oleh para ulama. Para ulama itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia, antara lain sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini.No.Nama PemikirHasil Karyanya 1. Hamzah FansuriSyarab al-Asyiqin (Syair Perahu) dan Asrar al-Arifin 2. Nuruddin ar-RaniriBustan as-Salatin 3. Syekh Abdurrauf al-FansuriTarjuman al-Mustafid 4. Sultan AgungSastra Gending 5. Syekh YusufSafinat an-Najat dan Tuhfat ar-RabbaniyahTabel 9.2 Pemikir-pemikir Islam di IndonesiaPengaruh Islam di Indonesia tidak hanya ditunjukan dengan adanya perkembangan agama dan budaya Islam, tetapi juga dapat dilihat dari adanya perkembangan pemerintahan kerajaan yang bercorak Islam. Pemerintahan kerajaan Islam ini banyak menggantikan kerajaan-kerajaan yang bercorak B. Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia Selain para ulama, terdapat juga pemikir-pemikir Islam lainnya. Nama-nama pemikir Islam berikut dengan hasil karyanya antara lain sebagai berikut.
191Perkembangan Islam di IndonesiaHindu-Budha. Adapun ciri-ciri khusus dari kerajaan Islam ini, antara lain:1. pemerintahan berasaskan hukum Islam (Hukum Syara’);2. rajanya bergelar Sultan;3. raja berfungsi sebagai pemimpin agama di samping sebagai kepala pemerintahan;4. agama Islam dijadikan sebagai agama kerajaan.Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain kerajaan Samudera Pasai, Malaka, Aceh, Demak, Pajang, Mataram, Banten, Cirebon, Makasar, Banjar, dan Ternate dan Tidore.a. Kerajaan Samudera PasaiKerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Seumawe (sekarang pantai timur Aceh), berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di sekitar Sumatera dan Malaka. Kerajaan Samudera Pasai yang mendapat julukan “Daerah Serambi Mekkah“ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Malik Al-Saleh (1290-1297).Setelah Sultan Malik Al-Saleh wafat tahun 1297 M, kerajaan Samudera Pasai dipegang oleh putranya yang bernama Sultan Malik al-Tahir (1297-1326). Selanjutnya setelah Sultan Malik al-Tahir wafat, Sultan Malik al-Zahir menjadi raja yang menggantikan. Menurut Ibnu Batutah (pengembara dari Maroko) yang pernah singgah di Samudera Pasai tahun 1345 dan 1346, Sultan Malik a-Zahir ini adalah seorang sultan yang taat kepada agama dan menganut mazhab Syafi’i. Gambar 9.2 Wilayah kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII192Sewaktu tahta kerajaan dipegang oleh Zainal Abidin tahun 1348, Majapahit berhasil menguasai Samudera Pasai. Dengan demikian, Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Majapahit. Setelah Majapahit mengalami kehancuran, Samudera Pasai tegak kembali. Tetapi setelah Zainal Abidin, kerajaan ini tidak terdengar lagi karena telah tergeser oleh Kerajaan Malaka.Seperti halnya kerajaan Sriwijaya, perekonomian masyarakat Samudera Pasai banyak menggantungkan pada perdagangan. Posisinya yang berada di jalur perdagangan internasional dimanfaatkan oleh kerajaan ini untuk kemajuan ekonomi rakyatnya. Banyak pedagang dari berbagai negara berlabuh di Pelabuhan Pasai. Untuk itu kerajaan ini berusaha menyiapkan bandar-bandar yang dapat digunakan untuk menambah bahan perbekalan, mengurus perkapalan, mengumpulkan dan menyimpan barang dagangan yang akan dikirim ke dalam dan luar negeri.b. Kerajaan MalakaSeperti halnya kerajaan Samudera Pasai, pertumbuhan Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh ramainya perdagangan internasional yang menghubungkan Asia Barat, Asia Selatan, dan Asia Timur. Pelabuhan Malaka menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai bangsa terutama para pedagang Islam.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Parameswara (seorang pangeran dari Palembang yang lari ke Malaka ketika terjadi serangan Majapahit). Ia mendirikan kerajaan Malaka ini sekitar tahun 1400. Setelah memeluk Islam, ia mengganti namanya dengan nama Muhammad Syah. Muhammad Syah memerintah di kerajaan Samudera Pasai dari tahun 1400-1414. Setelah wafat, ia kemudian digantikan oleh Gambar 9.6 Lukisan kota Malaka sebelum jatuh ke tangan Portugis.
193Perkembangan Islam di IndonesiaSultan Iskandar Syah (1414-1424). Selanjutnya raja-raja yang berkuasa di Malaka adalah sebagai berikut, Sultan Muzaffar Syah (1424-1444), Sultan Mansur syah (1444-1477), Sultan Mahmud Syah (1477-1511).Kerajaan Malaka pada masa Mahmud Syah mengalami keruntuhan setelah pada tahun 1511 Malaka dikuasai oleh Portugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. c. Kerajaan AcehSetelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511, para pedagang Islam tidak mengakui kekuasaan Portugis di Malaka. Mereka segera memindahkan jalur perniagaan ke bandar-bandar lainnya di seluruh Nusantara. Peran Malaka sebagai pusat perdagangan internasional digantikan oleh Aceh selama beberapa abad.Kerajaan Aceh ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1513. Ia berkuasa dari tahun 1513 sampai 1528. Pengganti Ali Mughayat Syah adalah Sultan Alaudin Riayat Syah yang mengadakan tiga kali penyerangan kepada Portugis di Malaka pada tahun 1528, 1560, dan 1568. Namun, penyerangan-penyerangan tersebut mengalami kegagalan. Sultan Aceh yang pernah membawa Aceh pada puncak kejayaan adalah Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada tahun (1607-1636). Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Iskandar Muda untuk memperkuat kerajaan Aceh.1. Memperluas daerah kekuasaan ke Semenanjung Malaka dengan dikuasainya kerajaan Kedah, Perak, Johor, dan Pahang. Daerah pantai barat dan timur Sumatera dikuasainya sampai ke Pariaman yang merupakan jalur masuk Islam ke Minaangkabau.2. Untuk memperlemah kekuasaan Portugis, Iskan-dar Muda membuka kerja sama dengan Belanda dan Inggris dengan mengijinkan kongsi dagang mereka, yaitu VOC dan EIC untuk membuka kantor cabangnya di Aceh.3. Menyerang Portugis di Malaka dan sempat mengalahkan Portugis di Pulau Bintan pada tahun 1614.4. Mendirikan Masjid Baiturrahman di pusat ibu-kota kerajaan Aceh.Pengganti Iskandar Muda adalah Iskandar Thani (1636-1641). Pada masa pemerintahannya ia lebih memperhatikan penataan dalam negeri, seperti Gambar 9.7 Mesjid Baiturahman termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Aceh.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII194penegakan syari’at Islam dalam masyarakat serta menjalin hubungan dengan daerah taklukan secara liberal bukan lagi tekanan politik dan militer. Pada masa itu pun hadir beberapa orang ulama terkenal seperti Hamzah Fansuri. Ulama Islam terkenal lainnya adalah Syekh Nuruddin Ar-Ranairi yang berasal dari Singkil atau disebut pula Kuala sehingga Ar-Ranairi di sebuat juga Syiah Kuala. Beliaulah yang pertama kali diangkat sebagai imam besar Mesjid Raya Baiturrahman. Untuk mengabadikan namanya, di Aceh didirikan sebuah perguruan tinggi negeri yang berna Syiah Kuala, yaitu Universitas Syiah Kuala. Sepeninggal Iskandar Thani kerajaan Aceh mengalami kemunduran karena beberapa wilayah taklukannya berupaya memisahkan diri dari pemerintahan pusat serta tak mampu lagi berperan sebagai pusat perdagangan. d. Kerajaan DemakKerajaan Demak yang terletak di Jawa Tengah merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak ini berdiri pada sekitar abad 15 M oleh Raden Patah (putra Raja Majapahit yang bernama Kertawijaya). Ketika kerajaan Majapahit mengalami kehancuran akibat perang saudara tahun 1478, Demak bangkit menjadi kerajaan Islam. Selanjutnya kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar, di bawah kepemimpinan Raden Patah (1481-1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sudah menganut Islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan Kekuasaan Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi. Gambar 9.8 Suluk karya Hamzah Pansuri.Peta 9.3 Wilayah kekuasaan kerajaan Demak.Demak di bawah pimpinan Adipati Yunus (putra Raden Fatah) pada tahun 1512 dan 1513 melakukan penyerangan ke Malaka untuk menggempur kekuasaan Portugis di sana. Karena pernah menyerang ke Malaka itu, Adipati Yunus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyebrang ke utara).Sumber: Lukisan Sejarah, 1995Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
195Perkembangan Islam di IndonesiaPada masa Sultan Trenggana kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya. Beberapa tindakan penting yang dilakukannya, antara lain:1. menjadikan Demak sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.2. melakukan penguasaan terhadap daerah-daerah pantai utara Jawa seperti Banten dan Cirebon yang dipimpin oleh Fatahillah, hal ini dimaksudkan supaya Demak menjadi pusat kekuasaan di Jawa.3. melakukan penyebaran Islam ke Kalimantan Selatan dan membantu mendirikan Kerajaan Banjar.Sepeninggal Pangeran Trenggana terjadi konflik dalam keluarga, hal ini mengakibatkan kekacauan dan banyak wilayah taklukannya yang memerdekakan diri. Ketegangan ini dapat diredakan setelah Jaka Tingkir yang menjabat Adipati Pajang sekaligus menantu Sultan Trenggono meredam pemberontakan Aria Panangsang yang menginginkan tahta kerajaan. Jaka Tingkir kemudian memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang yang sekaligus awal berdiri kerajaan Pajang. Gambar 9.9Mesjid Demak.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995 Peta 9.4Peta kekuasaan Kerajaan pajang.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995e. Kerajaan PajangKerajaan Pajang didirikan Jaka tingkir yang setelah menjadi sultan mendapatkan gelar Adiwijaya. Masa pemerintahan kerajaan Pajang tidak lama, karena setelah wafatnya Adiwijaya terjadi perebutan kekuasaan antara Arya Pangiri (menantu Adiwijaya) dan Pangeran Benawa (putera Adiwijaya). Tahta Pajang direbut Aria Pangiri, Pangeran Benowo
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII196tidak terima. Ia kemudian meminta bantuan kepada Sutawijaya, Adipati Mataram, untuk merebut tahta kerajaan. Aria Pangiri kalah dan melarikan diri ke Banten, sementara Pangeran Banowo menyerahkan tahta kerajaan kepada Sutawijaya. Berakhirlah kerajaan Pajang dan berdirilah Kerajaan Mataram.f. Kerajaan Mataram Kerajaan Mataram menjadi pusat pemerintahan di Jawa pada tahun 1575 setelah pusaka kerajaan dipindahkan dari Pajang ke Mataram oleh Sutawijaya. Setelah menjadi Sultan di Mataram, Sutawijaya mendapat gelar Panembahan Senopati, ia bercita-cita menguasai seluruh pulau Jawa. Daerah-daerah yang tidak mengakui kedaulatan Matarm ditundukannya seperti Demak, kediri, Madiun, Surabaya, Kedu dan Pasuruan. Setelah Sutawijaya wafat, cita-cita perjuangan dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Mas Jolang. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan para bupati pesisir yang mengakibatkannya ia gugur di Desa Krapyak sehingga ia dikenal dengan nama Panembahan Seda Krapyak. Peta 9.5 Peta wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995Setelah Mas Jolang meninggal, tahta kerajaan dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Raden Rangsang yang terkenal dengan gelar Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Dialah raja Mataram terbesar dalam sejarah. Seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk Madura mengakui kedaulatan Mataram. Surabaya yang sukar dikalahkan, pada masa Sultan Agung berhasil ditaklukan tahun 1625. Di Jawa Barat, kekuasaan Mataram tertanam di Cirebon, Sumedang, dan Ukur (Bandung sekarang). Banten sebagai daerah strategis tidak berhasil dikuasai. Bersamaan dengan upaya perluasaan kekuasaan yang dilakukan Mataram telah muncul kekuatan baru di Jayakarta (Batavia) yang merupakan jalur Mataram ke Banten. Kekuatan baru itu adalah VOC suatu kongsi dagang milik kerajaan Belanda. Selanjutnya
197Perkembangan Islam di IndonesiaSultan Agung mengadakan penyerangan ke VOC di Batavia. Serangan pertama dilakkukan pada tahun 1628 dan yang kedua pada tahun 1629, namun kedua penyerangan tersebut gagal. Ada beberapa hal yang perlu dicatat sebagai kejayaan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung, antara lain dalam bidang perekonomian, kehidupan masyarakatnya yang agraris berkembang dengan pesat yang didukung oleh hasil bumi yang berupa beras (padi). Di bidang kebudayaan Sultan Agung berhasil membuat kalender Jawa yang merupakan perpaduan tahun saka dengan tahun hijriyah. Dalam bidang seni sastra, Sultan Agung mengarang kitab sastra gending yang berupa kitab filsafat. Sultan Agung juga menciptakan tradisi Syahadatain (dua kalimah sahadat) atau Sekaten, yang sampai sekarang tetap diadakan di Yogyakarta dan Cirebon setiap tahun.Pada tahun 1645, Sultan Agung wafat kemudian kerajaan Mataram dipimpin oleh Amangkurat I (putranya). Berbeda dengan para leluhurnya, ia melakukan kerja sama dengan pihak VOC yang mengijinkannya untuk mendirikan benteng di Mataram dan ikut campur dalam pemerintahan istana. Kebijaksanaan yang dilakukannya menimbulkan pemberontakan yang dilakukan oleh Trunojoyo karena VOC melakukan kesewenang-wenangan, namun pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh VOC. Amangkurat I wafat karena terluka saat terjadi pemberontakan dan digantikan oleh Amangkurat II. Pada masa Amangkurat II ini terjadi pemindahan pusat pemerintahan dari Mataram ke Kertasura (Solo). Satu demi satu wilayah kekuasaan Mataram dikuasai oleh VOC dan dengan campur tangan VOC. Belanda berhasil memecah belah Mataram. Pada tahun 1755 dilakukan Perjanjian Giyanti, yang membagi kerajaan Mataram menjadi dua wilayah kerajaan, yaitu:1. Kasunanan Surakarta, di perintah oleh Susuhunan Pakubuwono III.2. Kesultanan Yogyakarta atau Ngayogyakarta Hadiningrat diperintah oleh Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengkubuwono I.Selain itu, pada tahun 1757 Belanda kembali ikut campur dalam pembagian kerajaan Mataram. Melalui Perjanjian Salatiga, kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kerajaan Paku Alam, dan kerajaan Mangkunegara. Gambar 9.10 Sultan Agung.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII198g. Kerajaan CirebonPada awalnya, Cirebon merupakan sebuah daerah kecil di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Menurut cerita di Banten, peletak dasar pemerintahan di Cirebon adalah Falatehan atau Fatahillah yang tidak lain adalah Sunan Gunung Jati. Tetapi menurut sumber-sumber sejarah di Cirebon, Sunan Gunung Jati dan Falatehan atau Fatahillah adalah dua orang yang berbeda. Menurut sumber tersebut Falatehan adalah menantu Sunan Gunung Jati yang menikahi anaknya Nyai Ratu Ayu. Falatehan kemudian menjadi Raja Cirebon setelah mertuanya wafat tahun 1570. Di masa pemerintahan Fatahillah, Kesultanan Cirebon berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Untuk memperluas pengaruhnya, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat seperti ke Kawali, Kuningan, Majalengka, Sunda Kelapa dan Banten. Pada saat menduduki Banten ia sempat tinggal beberapa waktu dan meletakan dasar-dasar bagi pengembangan agama Islam dan perdagangan di sana. Perkembangan Banten selanjutnya dilanjutkan oleh anaknya Sultan Hasanuddin yang dikemudian hari banyak menurunkan raja-raja Banten. Setelah Sunan Gunung Jati wafat, kerajaan dipimpin oleh Panembahan Ratu dan yang terakhir dilanjutkan oleh Panembahan Giri Laya. Ia adalah penguasa Kesultanan Cirebon yang terakhir sampai tahun 1705 setelah Cirebon mengakui kekuasaan Mataram dan akhirnya diserahkan kepada VOC oleh susuhunan. Perkembangan berikutnya Kesultanan Cirebon terbagi menjadi dua, yaitu Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman. f. Kerajaan Makasar (Goa dan Tallo)Makasar tumbuh menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini disebabkan letak Makasar yang strategis yang menghubungkan jalur Malaka, Jawa, dan Maluku. Kerajaan Makasar mengembangkan kebudayaan yang didasarkan atas nilai-nilai Islam. Islam masuk ke Makasar lewat pengaruh Kesultanan Ternate yang giat memperkenal Islam di sana. Raja Gowa (Makasar) yang bernama Karaeng Tunigallo menerima dakwah dari Dato Ri Bandang. Selanjutnya ia masuk Islam dengan memakai gelar Sultan Alaudin Awwalul-Islam (1605-1638). Gambar 9.11 Sultan Hasanuddin.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
199Perkembangan Islam di IndonesiaKerajaan Makasar mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Hasanuddin (1654-1660). Ia berhasil membangun Makasar menjadi kerajaan yang menguasai jalur perdagangan di wilayah Indonesia Bagian Timur. Hasanuddin berani melawan Belanda yang menghalang-halangi pelaut Makasar membeli rempah-rempah dari Maluku dan mencoba ingin memonopoli perdagangan. Keberaniannya melawan Belanda, ia dijuluki “Ayam Jantan dari Timur” oleh orang-orang Belanda sendiri. Dalam perang ini, Hasanuddin tidak berhasil mematahkan ambisi Belanda untuk menguasai Makasar. Makasar terpaksa menandatangi Perjanjian Bongaya (1667) yang isinya sesuai dengan keinginan Belanda. Dengan perjanjian tersebut, 1. Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makasar;2. Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makasar;3. Makasar harus melepaskan daerah kekuasaannya berupa daerah di luar Makasar;4. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone. Peta 9.6Peta kekuasaan Kerajaan Goa-Tallo.Sumber: Atlas Sejarah dan Dunia, 2003g. Kerajaan Banjarkerajaan Demak berhasil membantu mengembalikan Pangeran Tumenggung Samudra sebagai Raja Banjar. Oleh sebab itulah, Raja Banjar tersebut masuk Islam dan mendapat gelar Sultan Suryanullah. Perkembangan agama Islam meluas hampir ke seluruh Kalimantan setelah Raja Banjar masuk Islam. Pengislaman di Kalimantan ini tidak lepas dari peranan Sultan Suryanullah dan para mubalig lainnya, seperti Datok Ri Bandang, Tuan Tunggang Parangan, dan Aji di Langgar berhasil mengembangkan Islam di
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII200Kalimantan Timur. Mubalig dari Jawa juga memiliki peranan dalam proses perkembangan Islam di daerah Sukadana, Kalimantan Barat. Selain mubalig dari Makasar dan Jawa, para pedagang Arab juga berperan dalam perkembangan Islam di Kalimantan.h. Kerajaan Ternate dan TidoreIslam masuk ke Maluku berkaitan erat kdengan kegiatan perdagangan. Para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke sana pada abad ke-15. Kemudian, muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate (dipimpin Sultan Zainal Abidin,1486-1500), Kesultanan Tidore (dipimpin oleh Sultan Mansur), Kesultanan Jailolo (dipimpin oleh Sultan Sarajati), dan Kesultanan Bacan (dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko). Berkat dakwah dari empat kerajaan tersebut, masyarakat muslimin di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera.Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian, dikuasai oleh Kesultanan Tidore. Sementara itu, wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh Kesultanan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah. Sedangkan kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku.Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore menimbulkan dua persekutuan dagang, yaitu :1. Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, kerajan C. Masyarakat Pada Masa Islam
201Perkembangan Islam di IndonesiaTernate mencapai jaman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaan meluas ke Filipina.2. Uli-Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dip-impin oleh Tidore meliputi Halmahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai jaman keemasan di bawah pemerintah Sultan Nuku.Pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam, masyarakat Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih cepat, khususnya di daerah pesisir. Daerah pesisir berkembang menjadi suatu perkotaan. Hal itu terjadi karena daerah pesisir didukung dengan pertumbuhan perdagangan. Perdagangan di pesisir dapat tumbuh karena daerah pesisir merupakan daerah titik temu lalu lintas perdagangan. Masyarakat di daerah pesisir menjadi daerah pertama yang menganut Islam Bila kita telusuri, struktur masyarakat yang ter-bentuk pada masa penyebaran Islam meliputi:a. Golongan Sultan dan keluarganyaSultan atau raja dan keluarganya mendapatkan posisi yang terhormat di masyarakat. Mereka ter-golong kelas masyarakat tertinggi dibanding golon-gan yang lain. Sultan atau raja beserta kelurganya tinggal di kompleks keraton. Keluarga raja termasuk dalam kelompok bangsawan. Keluarga sultan memi-liki nama-nama khusus, priyayi misalnya sebutan un-tuk keluarga kerajaan di Mataram, dan ”kadanghaji” untuk sebutan keluarga raja di Kalimantan.Di ibu kota, sultan mengendalikan kekuasaan atau pemerintahan.Keistimewaan keluarga raja dapat pula disebabkan oleh pendidikan yang mereka peroleh. Pendidikan yang dilakukan raja terhadap keluarganya, yaitu dengan memanggil guru khusus ke keraton untuk mendidik anaknya atau pendidikan dilakukan dengan mengirim puteranya ke tempat pendidikan agama. Pangeran Arya, putera Raja Banten dididik oleh Ratu Kalinyamat di Jepara. b. Golongan eliteGolongan yang memiliki kedudukan tinggi setelah sultan dan keluarganya adalah golongan elite. Kelompok masyarakat yang termasuk ke dalam golongan elite, yaitu bangsawan, tentara, kaum kegamaan, dan pedagang. Golongan elite di kerajaan Mataram disebut kaum priyayi. Para bangsawan biasanya merupakan pejabat pemerintahan.
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII202Pengangkatan pejabat pemerintahan dilakukan oleh raja. Jabatan pemerintahan bisa berasal dari kalangan keluarga raja sendiri atau orang luar bahkan ada yang diangkat dari bangsa asing. Dalam masyarakat Islam, para pedagang memiliki kedudukan penting. Peran padagang ini sangat penting karena mereka sangat menentukan terhadap aktifitas perdagangan kerajaan.c. Golongan Kyai dan SantriMasyarakat Islam sangat menghormati orang yang menguasai ilmu agama. Mereka adalah para ulama atau kyai. Biasanya para ulama mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam. Di sana, mereka mendidik ribuan santri dari berbagai penjuru negeri. Para santri tersebut hidup dan bergaul sehari-hari dengan para kyai. Mereka membantu gurunya dalam mengurus pesantren maupun ladang atau sawah yang dimiliki oleh kyainya. Para ulama dan kyai mendapat kedudukan yang terhormat di mata santri-santrinya. Selain itu, sultan pada masa Islam sering menjadikan para ulama atau kyai sebagai penasehatnya dalam pengurusan masalah kemasyarakatan, pemerintahan maupun perang. Sebagai contoh, pada masa kerajaan Demak, ulama ada yang dijadikan sebagai panglima perang.d. Golongan non eliteGolongan non-elite merupakan golongan rendah, yaitu golongan rakyat banyak. Pada masyarakat Jawa, golongan ini disebut dengan sebutan wong cilik. Petani, nelayan, dan para tukang merupakan bagian dari golongan non-elite. Kehidupan mereka biasanya sangat bergantung kepada golongan elite. Golongan ini merupakan golongan yang jumlahnya paling banyak.e. Golongan hamba sahaya atau budakHamba sahaya merupakan golongan paling rendah dalam masyarakat Islam. Kehidupan mereka sangat bergantung pada orang lain, kehidupannya tidak bebas dan merdeka.
203Perkembangan Islam di IndonesiaApakah yang kalian ketahui tentang hasil-hasil peninggalan kebudayaan Islam di Indonesia? Kalau kalian telusuri, adakah sisa-sisa peninggalan yang bercorak Islam di daerahmu? Coba sebutkan apa yang kalian ketahui tentang peninggalan Islam tersebut. Sekarang perhatikan penjelasan berikut yang berhubungan dengan hasil-hasil peninggalan Islam. Apakah jenis peninggalan Islam ini ada di daerahmu?Berikut ini bidang-bidang peninggalan Islam di berbagai bidang yaitu:a. Seni sastra dan Seni tariDalam bidang seni sastra, ketika Sultan Iskandar Muda bertahta di Aceh (1607-1636), penyair Hamzah Fansuri menulis syair-syair yang berisi ajaran tasawuf, yaitu Syarab al-Asyiqin yang lebih dikenal dengan Syair Perahu, dan Asrar al-Arifin. Meskipun judulnya bebahasa Arab, isi naskahnya berbahasa Melayu. Pada zaman pemerintahan Iskandar Tsani (1636-1641), Nuruddin ar-Raniri menulis buku Bustan as-Salatin sebanyak tujuh jilid yang berisikan riwayat para nabi, para khalifah, dan ulama Islam, serta raja-raja di Nusantara bagian barat. Kemudian pada masa Ratu Tajul Alam (1641-1675), ulama besar Syekh Abdurrauf al-Fansuri menerjemahkan Alqulan dengan judul Tarjuman al-Mustafid, dan merupakan tafsir Alquran tertua dalam bahasa Melayu.Di Jawa, Sultan Agung dari Mataram menulis naskah Sastra Gending yang isinya menerangkan hubungan manusia dengan Allah sebagai Sang Pencipta. Kemudian di Makasar, Syekh Yusuf juga menulis buku-buku tasawuf antara lain Safinat an-Najat (Bahtera Keselamatan) dan Tuhfat ar-Rabbaniyah (Kehormatan Tuhan). Di Palembang, ada pemikir bernama Syekh Abdussamad, dari Banten Syekh Nawawi, dan Sykeh Arsyad dari Banjar (Kalimantan). Karya-karya mereka menambah perbendaharaan Islam di Indonesia. Sedangkan dalam bidang seni tari, misalnya dari Aceh ada tari seudati (artinya orang-orang besar) atau tari saman (artinya delapan), karena permainan itu asalnya dilakukan oleh delapan nyanyian yang sebenarnya adalah selawat atau pujian kepada nabi. Di Banten terdapat permainan debus dan di daerah Cirebon terdapat upacara sekaten.D. Hasil-Hasil kebudayaan Islam
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII204b. Seni BangunanDalam seni bangunan, ada beberapa peninggalan sejarah yang bercorak Islam seperti:1. Mesjid yang merupakan tempat beribadah atau rumah tempat bersembahyang orang-orang Islam. Misalnya Mesjid Aceh, Mesjid Demak, Mesjid Agung Surakarta, Mesjid Agung Yogyakarta, Mesjid Kudus, Mesjid Ampel Surabaya, Mesjid Sunan Giri, Mesjid Sunan Bonang, dan Mesjid Banten. Pada umumnya mesjid-mesjid pada awal penyebaran Islam di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus antara lain atap bertingkat dan berbentuk bujursangkar, ada bangunan serambi, di depan atau disamping terdapat kolam parit berair, memiliki menara, dan pada umumnya terletak di kota menghadap alun-alun.2. Istana atau keraton, kebanyakan dari istana raja-raja itu sudah tidak ada atau tinggal bekas-bekasnya saja. Ada juga beberapa istana yang masih utuh, bahkan sudah dipugar. Adapun istana–istana itu antara lain; Istana Kesultanan Banten, Keraton Solo atau Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta, Paku Alam, Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman di Cirebon, Istana Sultan Deli, Istana Pagaruyung di Sumatera Barat, Istana Raja Gowa dan Istana Raja Bone di Sulawesi Selatan, Istana Kutai, Istana Sultan Ternate.3. Makam atau nisan raja-raja Islam banyak kita jumpai sebagai peninggalan sejarah. Makam-makam sultan itu sangat indah bentuknya dan terbuat dari bahan-bahan yang mahal bahkan ada yang terbuat dari batu pualam. Adapun makam atau nisan para raja itu antara lain; makam Malik al saleh di Samudera Pasai, makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam Sultan Hasanudin di Banten, makam Sultan Agung di Imogiri, makam Sultan Hasanudin di Sulawesi Selatan, makam Sunan Gunung Jati di Cerebon , dan lain-lain.c. Kaligrafi Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkaikan huruf-huruf Arab, baik berupa ayat-ayat suci Al-Quran ataupun kata-kata mutiara. Kaligrafi ini hiasan yang biasa kita jumpai di dalam sebuah mesjid dan batu nisan.Gambar 9.12 Mesjid Aceh.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995Gambar 9.13 Kaligrafi.Sumber: Lukisan Sejarah, 1995
205Perkembangan Islam di IndonesiaKajian TerpaduUntuk mengembangkan wawasan kebhinekaan, bacalah tulisan berikut. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya, bukalah kembali pembahasan bab-bab sebelumnya.Masyarakat Kampung Adat CikondangMasyarakat Kampung Adat Cikondang, yang terdiri dari sekitar 200 kepala keluarga, hidup secara modern. Namun, selama lebih dari 300 tahun, mereka mampu menjaga hutan larangan dan lingkungan adat lainnya, berikut seluruh makhluk hidup di dalamnya. Kampung adat yang berada di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, sekitar 40 kilometer dari Kota Bandung, terasa asri. Sawah, kolam ikan, dan sungai berbatu adalah pemandangan di kampung itu. Masyarakatnya mempertahankan budaya leluhur yang diwariskan berabad-abad lalu. Dengan hanya menyebutkan kata pamali (dilarang), masyarakat mematuhinya. Hasilnya, sejak dibukanya lahan kampung adat oleh Syeh Muhammad Tunggal lebih dari 300 tahun lalu, lahan hutan lindung, lahan pertanian, dan permukiman tetap terpelihara. Luas persawahannya 4.200 meter persegi, terdiri dari lahan palawija 3.500 meter persegi dan permukiman atau rumah adat 700 meter persegi. Sementara luas pemakaman 5 hektar. Seluruh wilayah kampung adat ini masih lestari. Pohon-pohon di hutan tersebut masih rapat. Lima tahun sekali, untuk mengganti pohon tumbang, masyarakat menanam pohon lain, seperti rasamala, kayu putih, dan pinus. Sementara itu, jenis binatang yang ada di dalamnya, antara lain kera, rusa, harimau, babi hutan, dan ular-ular besar. Masyarakat tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menjaga upacara adat. Setiap setahun sekali diadakan hajat lembur. Setiap Agustus diadakan hajat susukan untuk memeriksa irigasi dan mengairi sawah. Setiap tanggal 1-15 Muharam diadakan wuku taun (pembukaan tahun). 1. Menurut kalian, tuliskan unsur budaya Islam dan Hindu yang masih melekat pada masyarakat Cikonang tersebut?2. Coba tunjukan di dalam peta Jawa Barat, tempat masyarakat Cikondang itu tinggal.3. Menurutmu, apa yang menyebabkan masyarakat Cikondang masih memegang adat tradisi yang diwariskan secara turun-temurun tersebut? Tulislah jawaban kalian pada buku tugas dan kumpulkan hasilnya kepada guru kalian.
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII206Rangkuman• Proses penyebaran Islam di Indonesia berlangsung dengan damai• Para penyebar Islam di Indonesia adalah para pedagang Islam dari India, Persia, ARab, dan Cina. Selain para pedagang, ulama dan wali sangat berperan dalam perkembangan Islam selanjutnya• Kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia antara lain: Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Malaka, Kerajan Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang, Kerajan Mataram Islam, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Makasar, Kerajaan Ternate dan Tidore. • Pada masa Islam ini perkembangan masyarakat, khususnya di daerah pesisir berkembang dengan pesat.• Peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam antara lain seni sastra, seni bangunan, dan kaligrafiBatu Nisan = batu yang ada pada kuburan atau makam yang bisanya mencantumkan nama orang yang meninggal tersebut serta kapan dia lahir dan meninggal.Gerebeg Maulud = Suatu perayaan untuk mengenang kelahiran Nabi MuhammadSAW yang dilaksanakan di Kerajaan Mataram Islam.Ilmu fiqih = Ilmu yang mempelajari tata cara hukum melaksanakanibadah.Ilmu Ushuludin = ilmu yang mempelajari tentang ketauhidan Allah.Islamisasi = proses penyebaran Islam.Mazhab Syafi’i = salah satu aliran atau mazhab fiqih Islam yang dilahirkan oleh Imam Syafii.Maluku Kie Raha = sebutan untuk empat kerajaan Islam di Maluku yang (MalukuEmpat Raja) yaitu Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo, dan Kesultanan Bacan.Mo Limo = Ajaran Sunan Ampel yang terkenal adalah falsafah Moartinya oragelem (tidak mau) dan Limo artinya perkara lima,jadi ada lima hal yang dilarang yaitu dilarang berjudi, mabuk,menghisap madat, mencuri, dan berzina.Tasawuf = suatu aliran atau ajaran dalam Islam yang lebih menekankanpada prilaku hati dengan mencari kecintaan kepada Allah.Wali Sanga = nama sekelompok penyebar Islam di Jawa yang berjumlah sembilan orang.Uli-Lima = persekutuan lima dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan,Seram, Obi dan Ambon.Uli-Siwa = persekutuan sembilan dipimpin oleh Tidore meliputiHalmahera, Jailalo sampai ke Papua.Glosarium
207Uji Kompetensi Bab 9Uji Kompetensi Bab 9A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)!1. Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia terjadi akibat proses ....a. penaklukkanb. birokrasic. perdagangand. pertukaran budaya2. Berikut Sejarawan yang berpendapat bahwa masuknya pengaruh Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-13, kecuali ....a. Hamkab. Mouquettec. Morisond. Pijnappel3. Sejarawan yang berpendapat bahwa masuknya agama Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke-7 menunjuk daerah asal pengaruh Islam di Indonesia dari daerah ....a. Arabb. Cinac. Gujaratd. India4. Wali Songo merupakan tokoh penyebar agama Islam di pulau ....a. Balib. Jawac. Kalimantand. Sulawesi5. Salah seorang anggota walisongo yang memanfaatkan kesenian sebagi media penyebaran Islam adalah ....a. Sunan Ampelb. Sunan Bonangc. Sunan Muriad. Sunan Kalijaga6. Salah satu bukti yang menunjukkan masuknya pengaruh Islam sebagai akibat proses perdagangan Internasi-onal ditunjukkan oleh letak kerajaan-kerajaan Islam yang ada di daerah....a. Muara Sungaib. Daratanc. Pesisir Pantaid. Tepi danau7. Naskah Sastra gending ditulis oleh ....a. Hamzah Fansurib. Sultan Agungc. Sultan Ageng Tirtayasarid. Syekh Yusuf8. Bentuk batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim memiliki kemiripan dengan bentuk batu nisan yang berasal dari ....a. Mekahb. Gujaratc. Persiad. Cina9. Wali songo yang hidup dan menyebar-kan agama Islam di daerah Jawa barat adalah ....a. Sunan Bonangb. Sunan Ampelc. Sunan Kalijagad. Sunan Gunung Jati10. Bustan as-salatin adalah salah satu karya yang ditulis oleh ....a. Nurrudin Ar-Ranirib. Hamzah Fansuric. Abdurrauf as-Singkeld. Dato Ri Bandang11. Salah satu kesimpulan dari hasil Seminar Nasional mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia, yang berlangsung di Medan tahun 1963 adalah ....a. masuknya pengaruh agama Islam terjadi pada abad ke-7b. masuknya pengaruh agama Islam terjadi pada abad ke-13c. dDaerah pengaruh agama Islam di Indonesia berasal dari Cinad. wali songo adalah para ulama yang berasal dari Arab11. Mesjid yang dibangun oleh salah seorang wali songo yang terkenal di Pulau Jawa ialah ....a. Mesjid Bantenb. Mesjid Demakc. Mesjid Baiturahmand. Mesjid Agung Banten
Wawasan Sosial 1 untuk Kelas VII20812. Islam pertama kali dibawa oleh ....a. alim ulamab. mualimc. rajad. pedagang13. Tokoh wali songo yang terkenal di Jawa Barat ialah ....a. Sunan Bonagb. Sunan Muriac. Sunan Gunung Jatid. Sunan Ampel 14. Kerajaan Islam pertama di Indonesia ialah ....a. Samudera Pasaib. Malakac. Acehd. Mataram15. Ki Ageng Pamanahan adalah seorang tokoh pendiri kerajaan ....a. Acehb. Mataramc. Bantend. MakasarB. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan jelas!1. Bagaimakah kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia sebelum masuknya pengaruh agama Islam di Indonesia?2. Kapan proses islamisasi mulai bekembang di Indonesia?3. Apa hubungan perdagangan dengan perkembangan Islam di Indonesia?4. Apakah sebabnya kerajaan Islam banyak berkembang di daerah pesisir pantai.5. Sebutkan peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam yang ada di Indonesia.RefleksiIslam merupakan agama yang mayoritas di Indonesia. Coba kalian analisis, faktor apa yang menyebabkan Islam menjadi agama mayoritas jika dipandang dari sudut pandang sejarah?