Halaman
KOMPETENSI 9
MENYIMAK HASIL WAWANCARA
A. SIMPULAN ISI WAWANCARA
Standar Kompetensi
Memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara.
Kompetensi Dasar
Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang
tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara.
Indikator
1. Mampu mendata pikiran, pendapat, dan gagasan yang
dikemukakan narasumber.
2. Mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan
narasumber.
3. Mampu menuliskan informasi yang diperoleh dari
wawancara yang didengarkan
ke dalam beberapa kalimat singkat.
1.
Definisi Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab dengan seseorang
yang bertujuan mendapatkan informasi. Orang yang
diwawancara disebut narasumber.
Ada beberapa jenis wawancara, antara lain;
a. Wawancara berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara
Kompetensi Berbahasa Indonesia
133
sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun
sebelumnya.
b. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara dengan
mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas dan
leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan muncul
secara spontan sesuai dengan perkembangan situasi
dan kondisi ketika melakukan wawancara.
P
erhatikan petikan singkat sebuah kegiatan wawancara
berikut.
Usai memberikan hak pilihnya pada Pilkades di Desa
Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, hari
Minggu (11/3/2007) pagi, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono beserta Ibu Ani, dihadang empat orang
wartawan cilik. Yang dihadang awalnya terkejut, kemudian
tersenyum lebar. Maklum, yang menghadang anak-anak.
Apalagi para wartawan cilik dari TV
Spacetoon
yang
siarannya mencakup Jabodetabek itu sigap dan tegas
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, layaknya wartawan
senior.
“Pak, kok sering banjir dan longsor sih,” tanya salah
seorang dari mereka.
Mendapat pertanyaan ini, SBY dan Ibu Ani tidak langsung
menjawab. SBY mengajak anak-anak itu bernyanyi “Lihat
Kompetensi Berbahasa Indonesia
134
Kebunku”. Para wartawan cilik itu, bersama warga yang ada
di sekitarnya, bersama SBY dan Ibu Ani, langsung
menyanyi.
Lihat kebunku, penuh dengan bunga. Ada
yang putih, dan ada yang merah. Setiap hari, kusiram
semua. Mawar, melati, semuanya indah.
Inti lagu ini,
jagalah lingkungan biar tidak ada lagi banjir dan tanah
longsor.
Kata Ibu Ani, kita harus memelihara tanaman. Hutan harus
dilestarikan. Tambah SBY, "Pelihara kebersihan ,
keindahan. Kita harus sayang sama tanaman, pepohonan,
sehingga alamnya jadi baik. "Kalau kita memelihara alam,
tidak akan banyak banjir. Tidak akan banyak bencana. Betul
kan?” Tanya SBY. "Betuuuul," jawab mereka.
Bagaimana caranya jadi presiden?
Tanya wartawan cilik lagi. Semua yang mendengar tergelak.
Termasuk SBY dan Ibu Ani. SBY kemudian menjawab.
”Pertama, kita harus sering berdoa, sering beribadah sesuai
agamanya masing-masing. Kedua, belajar dengan sungguh-
sungguh.Ketiga, pelihara jasmaninya supaya sehat, biar
kuat. Keempat, sayang dan patuh kepada kedua orangtua
Kompetensi Berbahasa Indonesia
135
dan guru.
Insya Allah
kalau anak –anak mengikuti saran itu,
akan menjadi putra-putri terbaik bangsa, termasuk menjadi
Presiden,” kata SBY.
Diakhir wawancara, wartawan cilik itu memperlihatkan yel-
yel khas Bahana Anak Indonesia, dan mengajak SBY, Ibu
Ani, dan semuanya untuk mengikuti. SBY dan Ibu Ani
menuruti ajakan anak-anak itu. "Bandooo...ya ampuuun."
Semua kemudian pertepuk tangan.
(Catatan: Berita ini diambil dari situs resmi Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono) (www.presidensby.info)
Berdasarkan kegiatan di atas, termasuk jenis wawancara
apakah kegiatan wawancara di atas? Wawancara
berstruktur atau tidak berstruktur?
2
.
Uji Kemampuan
1. Bentuklah kelompok beranggotakan empat orang!
2. Pahamilah kembali wawancara singkat di atas!
3. Diskusikanlah dengan kelompokmu hal-hal berikut!
a. Sebutkanlah informasi yang termasuk fakta!
.....................................................................
..................................................................
b. Sebutkanlah informasi yang termasuk opini/pendapat!
.....................................................................
..................................................................
Kompetensi Berbahasa Indonesia
136
c. Bagaimanakah sikap narasumber ketika mendapat
pertanyaan dari wartawan cilik?
.....................................................................
............................................................
4. Buatlah sebuah kesimpulan dari hasil mendengarkan
wawancara tersebut!
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
.................................................
5. Tulislah informasi yang diperoleh dari wawancara yang
didengar ke dalam beberapa kalimat singkat!
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
................................................
3. Tugas
1. Berikut adalah contoh sebuah kegiatan wawancara.
Kompetensi Berbahasa Indonesia
137
2. Dua orang temanmu memeragakan wawancara tersebut
sebagai pewawancara, yaitu Ulfa Nabeela; kelas VI
di
Taerung
Elementary School
, Seoul, Korea Selatan
dan
sebagai narasumber, yaitu
Kak Asma Nadia
!
3. Berikut ini petikan wawancaranya.
(Pengarang cerita remaja, Kak Asma Nadia, baru-baru
ini berkunjung ke Seoul, Korea Selatan untuk mengikuti
program kebudayaan yang diadakan oleh pemerintah
Korea. Warcil, Ulfa Nabeela yang sedang sekolah di
sana beruntung berhasil mewawancarainya. )
Apa kabar Kak Asma? Pastinya baik-baik saja kan?
Allhamdulillah, baik Nabeela!
Ngomong-ngomong sudah ke mana saja selama ini?
Kakak sudah ke Andok di Folk Village, terus ke Akademi
Konghucu. Terus Kakak ikut ke pusat shooting drama
"Winter Sonata". Kakak juga ke DMZ. DMZ itu daerah
perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Mereka
masih saling musuhan jadi batas negaranya dibuat
khusus oleh PBB.
Di Korea, makanan kesukaan Kakak apa?
Buldalk. Ayam yang pedes-pedes itu loh.
Sejak kapan Kak Asma belajar menulis?
Kompetensi Berbahasa Indonesia
138
Kak Asma belajar menulis itu sebenarnya mulai kelas II
atau kelas III SMP gitu. Kakak bikin tulisan tapi ditolak,
enggak di muat di majalah. Terus nulis cerita. Tulisan
Kakak akhirnya dimuat di majalah dinding dan di koran
sekolah. Kakak sudah mulai dapat honor ketika Kakak
kuliah tingkat satu.
Ngomong-ngomong bagaimana caranya untuk
menjadi penulis?
Kata ayah Kakak, bapak Wijaya almarhum, ada tiga cara
untuk menulis. Yang pertama: menulis. Yang kedua,
Nabeela harus inget baik-baik: menulis. Yang ketiga,
inget baik-baik lagi: menulis. Iya lho bener, menulis
semua. Kalau pengen menulis itu ya harus dengan
menulis!
Siapa yang paling berjasa mendorong Kak Asma
menjadi penulis?
Yang pertama itu ibu, karena ibu Asma dari kecil, biarpun
dulu itu hidupnya sengsaraaaaaaa sekali, tinggalnya di
samping rel kereta api yang rumah gubug-gubug itu, Ibu
selalu ngebeliin Kakak buku. Jadi Kakak punya banyak
buku. Malah Kakak bisa bikin penyewaan buku! Terus
yang kedua, Kakak Asma. Namanya Helvy Tiana Rosa.
Yang ketiga, yang berjasa itu Bang Isa (suami Kak
Asma).
Kompetensi Berbahasa Indonesia
139
Ada berapa buku yang sudah di tulis Kak Asma?
Buku yang pertama itu terbit tahun 99 akhir. Sampai
sekarang sudah terbit 30 buku.
4. Cermatilah informasi berupa fakta dan opini yang
disampaikan narasumber! Tuliskanlah pada format
berikut!
FAKTA
OPINI
5. Tuliskanlah kesimpulan yang diperoleh dari hasil
wawancara di atas!
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
..........................................................................................................
Kompetensi Berbahasa Indonesia
140
B. HAL-HAL PENTING DALAM WAWANCARA
Standar Kompetensi
Memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara.
Kompetensi Dasar
Menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan
narasumber dalam wawancara.
Indikator
1. Mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang
diwawancarai.
2.
Mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara
dengan bahasa yang komunikatif.
1. Hal-Hal Penting
Masih ingatkah wawancara singkat antara Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan wartawan cilik?
Kamu pasti bisa menuliskan hal-hal penting dari kegiatan
wawancara itu. Informasi penting yang dapat dituangkan ke
dalam satu atau dua kalimat adalah sebagai berikut.
1. Cara mengatasi banjir dan longsor dapat dilakukan
dengan menjaga lingkungan,
memelihara tanaman,
memelihara kebersihan, dan keindahan. Selain itu,
menyayangi pepohonan dan melestarikan hutan
sehingga alam menjadi baik kepada manusia.
2. Cukup mudah bila ingin menjadi seorang presiden.
Pertama, harus sering berdoa, sering beribadah sesuai
agamanya masing-masing. Kedua, belajar dengan
sungguh-sungguh.Ketiga
,
memelihara jasmani supaya
Kompetensi Berbahasa Indonesia
141
sehat, biar kuat. Keempat, sayang dan patuh kepada
kedua orangtua dan guru.
2. Uji Kemampuan
1. Bacalah dengan saksama teks wawancara berikut!
2. Tentukanlah dua orang yang akan memeragakan
wawancara sesuai dengan teks berikut!
3. Berkonsentrasilah untuk menyimak dan siapkan bukumu
untuk mendata dan mencatat hal-hal penting!
Mungkin tak seorang pun wartawan yang belum mengenal
namanya. Pak Jakob Oetama memang wartawan senior di
Indonesia. Ia telah melewati lebih setengah usianya. Pak
Jakob lahir di Borobudur Magelang, 27 September1931
sebagai wartawan.
Selama hampir 38 tahun menjadi wartawan, Pak Jakob tidak
hanya memimpin koran Kompas. Ia pun menjadi anggota
Dewan Kehormatan PWI, penasehat Konfederasi Wartawan
ASEAN, dan mengajar di FISIP UI Indonesia. Selain itu, ia
pernah jadi anggota DPR-RI. Sebelum jadi wartawan, Pak
Jakob menjadi guru di sebuah SMP di Jakarta.
Berikut petikan wawancara antara wartawan korcil
Republika (WKR) dengan Jakob Oetama!
WKR : Menjadi wartawan itu bagaimana Pak?
JO
: Wartawan itu selain mempunyai otak yang cerdas,
Kompetensi Berbahasa Indonesia
142
juga mempunyai hati yang peduli sama orang,
cenderung membela orang yang susah dan
terlantar, tidak enak dengan kekuasaan. Itu ciri khas
wartawan.
WKR : Apa saja yang harus dimiliki wartawan?
JO
: Sifat yang cocok dimiliki wartawan adalah lincah
otaknya dan gelisah hatinya. Dia tidak bisa terima
begitu saja apa yang diperolehnya. Dia akan cari
terus, kenapa kok begini, kok begitu. Wartawan harus
terbuka, tidak punya prasangka buruk, mau bekerja
keras. Pengetahuan umum juga perlu dimiliki seorang
wartawan.
WKR : Koran atau majalah yang baik itu yang bagaimana?
JO
: Yang enak dan mudah dibaca itu Republika.
Pendekatannya sangat menonjolkan sisi
kemanusiaan, menghibur, tidak hanya memberi
informasi, tetapi enak dibaca, tidak berat. Barangkali
kalau Kompas berat (Pak Jakob tertawa).
WKR : Perbedaan wartawan dulu dengan sekarang itu
apa?
JO
: Kalau dulu itu segala sesuatu serba sederhana.
Selain hidup sederhana, masalah yang diliput juga
sederhana. Menulis berita masih pakai mesin ketik,
belum ada komputer. Kalau wartawannya bisa naik
kendaraan roda dua sudah beruntung, dulu umumnya
naik kendaraan umum. Wartawan sekarang
pekerjaannya lebih berat, karena masyarakat maupun
Kompetensi Berbahasa Indonesia
143
kejadian-kejadian yang harus diliput lebih rumit, tidak
hanya meliput di Indonesia tetapi juga di negara lain.
WKR : Kalau perbedaan wartawan tulis dengan wartawan
televisi apa Pak?
JO
: Wartawan televisi itu mengandalkan pada gambar,
misalnya pertandingan sedang berjalan langsung
diliput dan disiarkan, kita sudah menonton saat itu
juga. Sedangkan wartawan tulis, pertandingan
sedang berjalan mereka juga menonton tetapi
menulisnya setelah pertandingan selesai.
Kita baru membaca koran sore hari atau pagi harinya
saat koran terbit. Karena itu wartawan tulis harus
lebih cerdas, cermat, lebih canggih.
WKR : Enaknya menjadi wartawan apa Pak?
JO
: Seperti saya sama Presiden kenal, sama menteri
kenal, sama pengusaha-pengusaha gede kenal,
sama orang susah kenal, sama orang biasa kenal
dan juga dikenal. Makanya wartawan itu disebut kuli
tinta, tapi juga ratu dunia.
WKR : Kenapa menurut Bapak menjadi wartawan itu
menarik?
JO
: Karena pekerjaannya tidak selesai-selesai. Meski
hari ini selesai, tapi besok ada lagi. Jadi tantangan itu
ada terus. Sedikit banyak pekerjaan wartawan itu ada
risiko.
WKR : Waktu kecil dulu Bapak ingin menjadi apa sih?
Kompetensi Berbahasa Indonesia
144
JO
: Saya ingin jadi guru atau wartawan. Akhirnya saya
pernah menjadi guru di SMP dan Universitas di
Jakarta.
WKR : Hobi Bapak waktu kecil apa?
JO
: Saya ini orang desa. Bapak saya guru SD. Hobi
saya mandi di sungai (Pak Jakob tersenyum),
membantu Mbah saya yang punya warung di
samping sekolah.
WKR : Bapak lulusan dari mana?
JO
: Saya belajar mulai dari bawah. Waktu lulus SMA
saya ke Jakarta menjadi guru sambil kursus Ilmu
Sejarah sampai selesai. Setelah itu saya mengikuti
Perguruan Tinggi Jurnalistik yang sekarang ada di
Lenteng Agung Jakarta sampai sarjana muda, baru
saya pindah ke Yogyakarta kuliah di UGM hanya satu
tahun.
WKR : Apa yang kadang Bapak ingat tentang masa kecil
Bapak?
JO
: Saya dulu hidup sederhana saja. Bapak hanya
mempunyai sepeda. Tetapi kayaknya dulu itu senang,
main bola dari jeruk atau kertas, membuat kereta-
keretaan dari kulit jeruk. Kalau malam, main nini
towok dan petak umpet.
(Sumber: Republika Online; Minggu, 4 Februari 1996)
Kompetensi Berbahasa Indonesia
145
4. Diskusikanlah hal-hal berikut!
a. Sudah berapa tahunkah Pak Jakob menjadi
wartawan?
.....................................................................
.........................................................
b. Menurut Pak Jakob, apa sajakah yang harus dimiliki
oleh seorang wartawan?
.....................................................................
............................................................
c. Apakah perbedaan wartawan tulis dan wartawan
televisi?
.....................................................................
............................................................
d. Apakah cita-cita Pak Jakob ketika kecil?
.....................................................................
............................................................
e. Apakah perjalanan hidup Pak Jakob dapat dicontoh?
(Tuliskanlah alasannya!)
.....................................................................
...........................................................
3. Tugas
1. Kerjakanlah secara perorangan!
2. Bacalah kembali jawaban-jawaban pada nomor 4 di atas!
3. Catatlah hal-hal penting yang diungkapkan narasumber,
yaitu Jakob Oetama, dalam wawancara tersebut!
Kompetensi Berbahasa Indonesia
146
4. Isilah format berikut!
Format Hasil Mendengarkan Wawancara
Tema
Pewawancara
Narasumber
Hal-Hal Penting
Kompetensi Berbahasa Indonesia
147