Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 9 Kehidupan
Bahasa Indonesia · Bab 9 Kehidupan
Agus

23/08/2021 04:51:48

SMP 8 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

129

Kehidupan

Novel Apa sajakah yang pernah kamu baca? Sebuah

novel biasanya bercerita tentang kehidupan dengan berbagai

masalah. Masalah tersebut muncul karena watak tokoh yang

berbeda-beda.

Bagaimanakah pengaruh watak (karakter) tokoh ter-

hadap jalan cerita? Dalam pelajaran ini, kamu akan lebih

paham secara mendalam hubungan antara karakter dan jalan

cerita. Kamu pun akan belajar menjadi pembawa acara. Hal

ini berguna jika kamu menjadi pembawa acara dalam suatu

kegiatan. Adapun dengan menulis bebas, rasa berbahasa dan

kepandaianmu memilih kata akan lebih terlatih.

Pelajaran

9

S

u

m

b

e

r:

w

w

w.

p

ho

t

o

b

uc

k

h

et

.

c

o

m

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

130

A. Mengidenti

fi

kasi Karakter Tokoh

Novel Remaja

Kemampuan yang akan kamu miliki setelah mempelajari

pelajaran ini adalah sebagai berikut:

mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan

novel;

• mengidenti

fi

kasi karakter tokoh disertai dengan bukti

atau alasan yang logis.

Pada pelajaran sebelumnya, kamu sudah berlatih meng-

identifikasi dan menjelaskan tema, latar, dan alur cerita yang

dibacakan temanmu. Pada pelajaran kali ini, kamu akan

berlatih mengidentifikasi karakter tokoh dalam novel.

Kamu akan mempelajari Pelajaran 9 ini selama 16 jam pelajaran.

1 jam pelajaran = 40 menit

berdasarkan

berdasarkan

berdasarkan

terdiri

atas

untuk

mengatahui

melalui

Kehidupan

Bahasa

Sastra

Menjelaskan

Unsur Intrinsik

Novel Remaja

Membawakan

Acara

Mengidenti

fi

kasi

Karakter Tokoh

Novel Remaja

Karakter tokoh

Karakter tokoh

Garis besar susunan

acara

Tatacara protokoler

atau pembawa

acara

melalui

Tokoh

utama dan

sampingan

Latar novel dengan

bukti yang faktual

Keterkaitan antar

unsur intrinsik

dalam novel

Objek yang bersifat

puitis

Menulis Puisi

Bebas

Konsep Materi Pelajaran 9

Kehidupan

131

"Nona Kraft itu cantik sekali," Jilly meng-

ambil baki dan menggeserkannya di depan rak

makanan di ruang makan. "Aku sudah senang

kalau bisa cantik setengahnya saja setelah

dewasa nanti."

Peanut

_

yang sebenarnya bernama Polly

Butterman, tetapi dipanggil Peanut oleh

semua temannya

_

meraih susu di lemari

pendingin. Satu atau dua kartun? Dua. Ia

mengambil kartun kedua dan meletakkannya

di atas bakinya dan terus bergerak, mengikuti

Jilly. "Secantik itu pasti membuatnya sangat,

sangat bahagia. Pasti tidak ada yang tidak

beres kalau kau secantik itu."

"Ia memang tampak bahagia," kata Emmy

yang berada tepat di belakang Peanut di

barisan makan siang, "Jadi, ia pasti bahagia.

Ia sering tertawa."

"Cara tertawanya menyenangkan, ya?"

kata Erin. "Caranya membuka mulut lebar-

lebar dan sedikit melemparkan kepalanya

ke belakang

_

aku berlatih melakukan itu

setiap malam. Cuma, aku belum berhasil

menirukannya dengan persis."

Mereka berhenti bicara ketika mereka

mengisi baki mereka dengan

hot dog

, kentang

goreng, dan kue cokelat

_

semua kecuali Erin

yang seperti biasa, membawa

sandwich

telur-

saus tomat-acar yang lezat dari rumah. Ia

hanya membeli kue cokelat dan susu. Mereka

berusaha berjalan di antara kerumunan anak-

anak yang memenuhi ruang makan, sampai

menemukan tempat yang agak terbuka dekat

jendela dan duduk di atas bangku.

Sumber

: Femina,

Agustus 2007

Setelah mahir menentukan karakter tokoh, kamu tentu

akan mudah menggolongkan tokoh tersebut ke dalam tokoh

protagonis (tokoh yang memberikan empati dan rasa suka,

melibatkan diri kita secara emosional terhadap tokoh tersebut)

atau tokoh antagonis (tokoh yang menjadi lawan tokoh

protagonis, baik secara fisik maupun batin). Di dalam novel,

tokoh dan latar berfungsi untuk mendukung dan menyampaikan

tema atau makna sebuah novel. Perhatikan penggalan novel

berikut.

Nona Kraft dan tokoh-tokoh lainnya di dalam penggalan novel

Peanut Butter dan Jelly

tersebut memiliki karakter masing-masing.

Banyak cara yang dapat kita lakukan dalam mengenali karakter

atau pun sosok dari seorang tokoh, yaitu:

1. melalui penggambaran langsung oleh pengarang;

2. tingkah laku atau sikapnya;

3. pembicaraan tokoh lain;

4. keadaan lingkungannya.

Sosok Nona Kraft digambarkan di dalam penggalan novel

tersebut melalui pembicaraan tokoh lainnya. Dari pembicaraan

mereka, kamu dapat mengetahui keadaan tokoh tersebut, yaitu

cantik, menyenangkan, dan menjadi idola banyak orang.

Dalam penggalan novel tersebut diceritakan pula tokoh-tokoh

lainnya, seperti Peanut, Jilly, dan Emmy. Bagaimana keadaan dari

ketiga tokoh tersebut? Apakah kamu sudah mendapat kesan-kesan

tentang karakter mereka secara jelas?

Sumber:

www.gramedia.com

Gambar 9.1

Membaca dapat menambah

wawasanmu.

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

132

1. Perhatikan kembali penggalan novel tersebut.

2. Dengan cara berdiskusi, gambarkan karakter setiap tokohnya.

3. Jelaskan pula cara pengarang dalam menggambarkan karakter

tokoh-tokoh tersebut.

Contoh:

B. Menjelaskan Unsur Intrinsik Novel

Remaja

Kemampuan yang akan kamu miliki setelah mempelajari

pelajaran ini adalah sebagai berikut:

menentukan karakter tokoh dengan bukti yang meyakinkan;

menentukan latar novel dengan bukti yang faktual

.

Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah berlatih menjelaskan

unsur-unsur novel dari kutipan-kutipan. Semua itu modal

pengalaman untuk membaca novel secara utuh. Pada pelajaran

kali ini, kamu akan berlatih menjelaskan unsur-unsur novel

secara utuh.

1. Carilah sebuah novel remaja.

2. Identifikasikanlah karakter tokoh dalam novel tersebut.

Latihan

Latihan Tambahan

Nama Tokoh

No.

1.

Karakter

Cara Penggambaran

Nona Kraft .... Perhatian kepada

orang lain dan

telaten

a. Pembicaraan dengan tokoh lain.

"Apakah kalian lupa makan

vitamin pagi ini?"

"Aku harap kalian semua juga

ingat membawa benda-benda

yang kalian perlukan."

....

Tabel 9.1 Format Penilaian Karakter Tokoh

Kehidupan

133

Kamu mungkin sudah membaca salah satu dari buku cerita

tersebut. Mungkin kamu pun sudah memahami alur cerita,

pelaku, dan latar dari novel yang kamu baca itu. Berikut ini

ringkasan cerita dari salah satu novel tersebut.

Perbedaan dalam menghadapi dan memecahkan masalah

adalah sebuah keniscayaan, hanya terkadang kita perlu

memahami kenapa perbedaan itu bisa terjadi. Apakah kita

akan bersikap bijak, atau justru menjadi picik, menganggap

yang berbeda dengan kita adalah sebuah kekeliruan.

Adalah Fenindya Haemy, seorang remaja yang geram

melihat banyak ketidakadilan di hadapannya. Kemiskinan,

kezaliman, dan kenestapaan. Semua itu membuatnya picik

mempertanyakan peran Tuhan atas apa yang terjadi.

Ketika Mas Giri dan Awan, kakak dan adiknya, berontak

atas ketidakadilan yang ada, Feny diajak mengikuti langkah

perjuangannya membela kaum lemah dan papa atas nama

aktivis mahasiswa. Tetapi, Feny justru mengambil peran lain

memilih jalan yang berseberangan dengan dua saudaranya

itu, berdampingan dengan si Mata Beringin, Thariqul Akbar.

Sumber:

Sampul Novel

Gambar 9.2

Contoh beberapa novel remaja

Perhatikan sampul dari novel-novel remaja berikut ini.

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

134

Novel remaja ini mengajak kita menapaktilasi perjuangan

bangsa saat jatuhnya kekuasaan Orde Baru, sekaligus mengarifi

perbedaan di tengah kebersamaan yang kita dambakan menuju

kerelaan Tuhan.

Isi dari novel tersebut menggambarkan alur cerita per-

juangan bangsa pada saat jatuhnya kekuasaan Orde Baru. Novel

itu pun mengajak kita untuk menghargai perbedaan-perbedaan

di antara sesama anak bangsa. Kesadaran-kesadaran seperti itu

perlu dilakukan demi keridaan Tuhan kepada kita.

Tokoh Fenindya Haemy sebagai tokoh protagonis seorang

remaja yang geram melihat banyak ketidakadilan di hadapannya

(kemiskinan, kezaliman, dan kenestapaan), tetapi bertolak

belakang dengan tokoh antagonis, yaitu Mas Giri dan Awan,

yang

membela kaum lemah dan papa.

Latar yang terjadi dalam cerita yaitu pada masa

kekuasaan Orde Baru dan sering digambarkan peristiwanya

terjadi di lingkungan kampus, tempat berkumpulnya aktivis

mahasiswa.

Nah, betapa bagus cerita, alur, penokohan, dan latar yang

digambarkan

pengarang dari novel itu, bukan? Oleh karena itu,

untuk meningkatkan daya apresiasi kamu terhadap karya sastra

novel, kerjakanlah latihan-latihan berikut ini.

Bagian 2

Mereka meninggalkan sekolah dan berjalan

sepanjang Jalan Shubra, tersaruk-saruk di sela

isak tangis mereka. Hassanein yang pertama kali

menangis. Gugup, Hussein ingin menghiburnya,

tapi tangisnya sendiri ikut meledak, suaranya

tertahan oleh sedu sedan dan dia tetap berdiam

diri. Mereka menyeberangi sisi jalan dan

mempercepat langkah menuju sebuah lorong

sepi, Nasr Allah, beberapa menit perjalanan

dari sekolah.

"Bagaimana Ayah meninggal?" Hassanein

bertanya kepada kakak laki-lakinya seakan minta

pertolongan. Terdiam, Hussein menggelengkan

kepalanya.

"Aku tak tahu," gumamnya.

"Aku tak bisa membayangkan bagaimana

hal itu terjadi...."

Hassanein mencoba mengingat-ingat

seluruh kejadian tadi pagi. Pertama kali melihat

ayahnya, dia ingat, adalah saat dia keluar dari

kamar mandi.

Seperti biasa, dia mengucapkan selamat

pagi kepada ayahnya. Sambil tersenyum,

ayahnya menjawab, "Selamat pagi. Ap

akah

kakakmu belum bangun?"

1.

Bacalah lanjutan cuplikan novel berikut yang berjudul

Awal dan

Akhir.

Bagian 1-nya pernah kamu baca pada Pelajaran 7 Bagian B.

Latihan

Kehidupan

135

Lalu mereka berkumpul mengelilingi meja

makan untuk sarapan. Ayahnya meminta ibu

mereka membagikan makanan; dan berkata

bahwa ibu mereka tak bernafsu makan.

"Makanlah bersama kami," katanya, tapi ibu

mereka menolak. Sambil mengupas sebutir

telur, ayahnya berkata, "Terserahlah."

Hassanein tak ingat apakah dia mendengar

suaranya lagi, kecuali suara batuknya. Terakhir

kali ia melihatnya adalah saat ayahnya menuju

kamar tidur, menggenggam selembar handuk.

Kini, ayah telah pergi! Meninggal dunia!

Betapa mengerikan kata itu. Menoleh diam-

diam, Hassanein menatap kesedihan di wajah

kakaknya, kesedihan yang amat dalam membuat

wajah itu tampak tua. Kenangan muncul dengan

penuh rasa sakit.

Aku tak percaya Ayah sudah

tiada. Aku tak percaya! Apakah kematian itu?

Tidak, aku tak percayal Pergi! Kalau kutahu

hari ini adalah hari terakhirnya di dunia, aku

tak akan meninggalkan rumah. Tapi bagaimana

aku bisa tahu? Bukankah orang bisa saja mati

saat sedang makan atau tertawa? Aku tak

percaya. Aku tak bisa memercayainya.

Hassanein sedang terhanyut di dalam

lamunannya saat kakaknya menarik tangannya

ke lorong Nasr Allah yang di tengah-tengah

kegalauannya hampir saja dilewatinya. Mereka

berjalan di sepanjang lorong sempit yang

membujur. Kedua sisinya dipenuhi rumah-rumah

tua dan toko-toko kecil yang diseraki oleh minyak

para

fi

n, sayuran, dan buah-buahan. Mata mereka

terbentur pada rumah mereka yang berhalaman

luas berdebu. Lalu mereka mendengar suara

ratapan dan jeritan. Terpengaruh oleh suara ibu

dan kakak perempuan mereka, mereka terbenam

dalam ledakan tangis.

Mereka menemukan pintu rumah terbuka,

lalu menghambur ke dalam, melintasi ruangan

menuju kamar tidur ayah mereka di ujung dan

masuk ke dalam. Mata mereka terpaku ke

tempat tidur, tempat sesosok jenazah terbaring

ditutupi kain kafan. Mereka menghampiri

ujung tempat tidur dan, seraya menangis

histeris, menjatuhkan diri ke atas jenazah

ayahnya. Ibu dan kakak perempuan mereka

meng

hentikan ratapannya dan dua orang

perempuan asing tampak di ruangan itu. Ibunda

mereka, berpakaian serbahitam, dengan mata

merah karena menangis, hidung dan pipinya

bengkak, berusaha mengendalikan diri untuk

menolong kedua putranya yang tengah larut

dalam duka.

1. Carilah sebuah novel asli atau terjemahan yang paling kalian

sukai.

2.

Baca dan ringkaslah intisari dari cerita tersebut dengan memerhatikan

penokohan, latar, dan alur yang digunakan pengarang.

3.

Jelaskanlah satu per satu dari ketiga unsur novel tersebut dengan

ragam tulis.

4. Laporkanlah hasil pekerjaanmu secara lisan di depan teman-

temanmu secara bergantian.

Latihan Tambahan

Sumber

:

Femina

, Juni 2007

2.

Jelaskan alur cerita, pelaku, dan latar dari kutipan novel tersebut

sesuai dengan langkah-langkah yang pernah kamu pelajari

sebelumnya.

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

136

C. Membawakan Acara

Kemampuan yang akan kamu miliki setelah mempelajari

pelajaran ini adalah sebagai berikut:

menyimpulkan tatacara protokoler pembawa acara;

menunjukkan garis besar susunan acara;

membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar.

Pada bagian ini, kamu akan belajar membawakan acara untuk

berbagai kegiatan. Pada pelajaran-pelajaran sebelumnya, kamu

telah belajar berdiskusi, berwawancara, dan menyampaikan

informasi. Pembelajaran-pembelajaran tersebut bermanfaat agar

kemampuan berbicaramu semakin meningkat.

Kemampuan berbicara di muka umum–seperti berpidato,

berceramah, atau menjadi pembawa acara–sangat diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam suatu pertemuan,

tiba-tiba kamu diminta untuk menjadi pembawa acara, tentu

kamu harus siap walaupun tanpa persiapan.

Apabila permintaan dilakukan jauh hari sebelum acara

dilaksanakan, kamu dapat mempersiapkannya dengan matang.

Kamu dapat menyusun acara, menyusun teks, menyunting

teks, menyelipkan kalimat-kalimat humor, dan melakukan

persiapan lain. Dalam pembelajaran kali ini, kamu akan berlatih

membawakan suatu acara mulai dari perencanaan sampai

dengan pelaksanaan kegiatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

1. jenis dan tujuan acara yang akan dipandu;

2. peserta atau undangan yang akan menghadiri acara;

3. kondisi tempat dan waktu dilangsungkan acara.

Seorang pembawa acara dalam menjalankan tugasnya harus

membedakan acara resmi dan acara tidak resmi. Dalam acara

resmi, ia harus tampil secara resmi, baik dari segi tata busana

maupun dari segi kebahasaan. Sebaliknya, dalam acara tidak

resmi ia diharapkan tampil santai.

Dalam membawakan tugasnya, seorang pembawa acara

diibaratkan sebagai seoarang sutradara yang bertanggung jawab

penuh atas jalannya acara. Ia juga sebagai seorang komandan

yang memimpin jalannya acara. Seorang pembawa acara

memegang peranan penting dalam menyampaikan acara demi

acara kepada para pendengar.

Sebuah pertemuan biasanya dihadiri oleh pembawa

acara, pembicara, dan audiens (peserta). Pada pelaksanaan

pertemuan tersebut terdapat acara berbagai sambutan dan

Kehidupan

137

acara inti (ceramah keagamaan, pelaksanaan gunting pita, dan

doa). Seluruh aktivitas dalam acara tersebut harus disusun dan

dikemas dalam sebuah susunan acara.

Bagaimanakah menyusun acara sebuah pertemuan? Susunan

acara harus sesuai dengan tujuan pertemuan. Selain itu, acara harus

disusun secara berurutan dan menggunakan kata atau frase yang

akan dikembangkan menjadi kalimat-kalimat yang komunikatif.

Berikut contoh susunan acara perpisahan siswa Kelas IX.

Susunan Acara

1. Pembukaan (5 menit)

2. Laporan Ketua Panitia (10 menit)

3. Sambutan-sambutan:

a. Kesan dan pesan, perwakilan dari siswa Kelas IX (10

menit)

b. Ucapan terima kasih, perwakilan dari orangtua siswa

(15 menit)

c. Prakata dari Dewan/Komite Sekolah (20 menit)

d. Sambutan dari Kepala Sekolah (30 menit)

4. Ceramah keagamaan (60 menit)

5. Ramah tamah/hiburan

6. Doa/penutup (5 menit)

Susunan acara tersebut sebelumnya harus dikonsultasikan

dengan pihak yang berkepentingan, baik pihak seksi acara

maupun yang akan memberikan sambutan. Hal ini bertujuan

agar yang berkepentingan dapat mengetahui kapan harus

tampil. Di samping itu, waktu yang disediakan pun harus

diberitahukan agar tidak mengubah jadwal yang sudah

dirancang sebelumnya.

Bagaimana membuka acara suatu pertemuan? Kalimat

pertama yang diucapkan sebagai pembuka harus meyakinkan

pendengar. Kamu sebagai pembawa acara harus tampil tenang.

Pertama, ucapkanlah salam, kemudian bacakan susunan acara.

Apabila membuka suatu acara yang tidak formal, kamu dapat

menyelipkan humor-humor segar. Sebagai contoh membuka

acara dalam suasana formal, perhatikan contoh berikut.

Sumber:

www.gadis-online.com

Gambar 9.3

Membawakan acara dilakukan

dengan bahasa yang baik dan

benar.

Hadirin yang kami hormati ....

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Acara perpisahan siswa Kelas IX di lingkungan SMP Negeri 42 Jambi segera dimulai.

Hadirin yang terhormat ....

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

138

Berikut beberapa penuturan yang biasa disampaikan oleh

seorang pembawa acara.

Bagaimana menutup acara? Setelah membawakan acara

demi acara, tibalah saatnya untuk menutup acara. Tutuplah acara

dengan kalimat yang santun dan kekeluargaan. Perlu dicatat,

sebagai pembawa acara, jangan sekali-kali mengomentari

atau mengulas sambutan atau acara-acara yang sudah

dilakukan sebelumnya. Hal ini akan mengganggu suasana

dan memboroskan waktu. Sebagai kata penutup, kamu dapat

melakukan hal-hal berikut.

Perhatikan contoh kalimat penutup acara berikut.

Hadirin yang kami muliakan.

Acara demi acara telah kita lalui. Tibalah saatnya untuk

membacakan doa kepada Allah Swt. agar segala aktivitas kita,

khususnya kakak-kakak kita yang akan melanjutkan ke pendidikan

lebih tinggi, mendapat bimbingan dan rida dari Allah Swt.

Kepada Bapak Ustad H. Ibrahim dipersilakan untuk memimpin

doa.

....

Demikianlah acara perpisahan siswa Kelas IX di lingkungan SMP

Negeri 42 Jambi telah selesai. Atas nama panitia, kami memohon

maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan. Sebagai penutup,

mari kita ucapkan

hamdalah

bersama-sama.

Susunan acara pada perpisahan ini adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan

2. Pembacaan ayat suci Al-Quran

3. Laporan Ketua Panitia

4. Sambutan-sambutan

5. Ceramah keagamaan

6. Ramah tamah/hiburan

7. Doa/tutup

Sebagai pembuka acara ini, mari kita bersama-sama membacakan

basmalah

. Baiklah,

untuk mengefektifkan waktu, kita lanjutkan pada acara kedua, yaitu pembacaan ayat suci

Al-Quran. Ayat suci Al-Quran akan dikumandangkan oleh Saudara Zainal dan saritilawah oleh

Saudara Hindun. Kepada Saudara Zainal dan Hindun, kami persilakan.

Hadirin yang saya hormati, acara selanjutnya adalah sambutan

Bapak Kepala Sekolah. Marilah kita dengarkan dengan saksama.

Kepada Bapak, saya persilakan.

Kehidupan

139

1. Susunlah sebuah paragraf pembuka dan paragraf penutup yang

biasa digunakan oleh seorang pembawa acara. Adapun acaranya

adalah peresmian gedung Puskesmas. Sementara itu, para

undangannya adalah para tokoh kesehatan, tokoh masyarakat,

dan aparat pemerintahan desa setempat.

2. Perankanlah sebuah kegiatan perpisahan sekolah. Tentukan

beberapa orang yang bertugas sebagai pemberi sambutan, tamu

undangan, penerima tamu, dan beberapa pendengar lainnya.

Adapun sebagai pembawa acaranya adalah kamu sendiri.

3.

Mintalah komentar atau tanggapan kepada teman-temanmu yang

lain menggunakan format berikut ini.

Aspek Penilaian

1. Kelancaran dan

kejelasan tuturan

2. Penguasaan

rangkaian acara

3. Kreativitas

penampilan

4. Kesantunan dalam

bersikap

5. Ekspresi wajah

dan gerak-gerik

A

Nilai

Keterangan

BC D E

Latihan

1. Susunlah sebuah acara bertema kekeluargaan.

2. Susunlah acara tersebut secara berurutan.

Latihan Tambahan

Format Penilaian Membawakan Acara

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

140

D. Menulis Puisi Bebas Berdasarkan

Objek Tertentu

Kemampuan yang akan kamu miliki setelah mempelajari

pelajaran ini adalah sebagai berikut:

mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi;

menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang

tepat

.

Pada pelajaran sebelumnya, kamu sudah berlatih meng-

identifikasi ciri-ciri umum puisi dari antologi puisi. Dengan

pengalaman berlatih tersebut, pada pelajaran kali ini kamu

akan berlatih menulis puisi.

Untuk melatih keterampilan menulis (termasuk menulis

puisi), kamu bisa belajar dari karya-karya para pengarang

terkenal dan berlatih teknik penulisannya. Pada pembelajaran

kali ini, kamu akan dituntun agar dapat menulis puisi dengan

baik (memerhatikan pilihan kata yang digunakan). Perhatikan

petikan puisi berikut dengan cermat.

1. Berilah judul yang sesuai pada puisi tersebut.

2. Apa tema dan amanat isi puisi tersebut?

3. Tulislah kata-kata yang bermakna denotasi dan konotasi

dalam puisi tersebut serta jelaskan maknanya.

4. Kepada siapa puisi itu ditujukan?

5. Bagaimana sikap penyair terhadap pembaca?

6. Apakah puisi tersebut memerhatikan rima?

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, kamu

memiliki pengalaman bahwa puisi tersebut mengandung tema,

amanat, diksi (pilihan kata), baik yang bermakna denotatif

(sebenarnya) atau konotatif (kias), adanya

subject matter

(yang

dijadikan subjek dalam puisi),

feeling

(rasa penyair kepada

subject matter

), nada (sikap penyair kepada pembaca), dan

Tenteram dan damai?

Tidak, tidak Tuhanku!

Tenteram dan damai waktu tidur di malam sepi

Tenteram dan damai berbaju putih di dalam kubur

Tetapi hidup ialah perjuangan

Perjuangan semata lautan segara

Perjuangan semata alam semesta

Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai

Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di dalam

dada

Sapardi Djoko Damono

merupakan se

orang penyair

yang lahir di Solo, 20 Maret

1940. Beberapa Karyanya

adalah kumpulan sajak

"Ayat-Ayat Api" pada tahun

2000 dan "Ada Kabar

Apa Hari Ini Den Sastro?"

tahun 2002. Balladanya,

"Ballada Matinya Seorang

Pemberontak", mendapat

hadiah pertama majalah

Basis

tahun 1963. Kumpulan

sajaknya

Sihir Hujan

(1984), meraih Hadiah

Pertama Hadiah puisi II

Malaysia 1983.

Sumber:

www.

tokohindonesia.com

To k o h

Sastra

Kehidupan

141

Si Kecil di Lampu Merah

Di seberang jalan di lampu merah

Bermandi peluh seka keringat

Mendekap koran barang jualan

Tuk hidupi diri sendiri

Si kecil menahan lapar

Tahan haus yang menyiksa

Tapi apalah daya

Sang uang sedang dicari

Dia pedagang asongan

Yang masih muda belia

Tak gentar hadapi hidup

Yang menuntunnya ke pelukan duka

Saksi bisu lampu merah

Akan perjuangannya

Akan keluh kesahnya

Yang tiada berkesudahan

Karya Satyaningsih

rima (persamaan bunyi), baik di awal maupun di akhir larik

puisi. Begitu pun saat menulis puisi, kamu harus memerhatikan

syarat-syarat tadi yang sering disebut dengan hakikat dan unsur-

unsur puisi.

Untuk meningkatkan pemahamanmu, perhatikan puisi

karangan temanmu berikut ini.

Puisi tersebut ditulis berdasarkan pengamatan penulis di

jalanan. Ia merekam pedagang asongan (

subject matter

). Ia

pun merasakan perih pedihnya menjajakan dagangan korannya

sehingga ia merasa terharu dengan perjuangannya yang tidak

gentar menghadapi hidup (

feeling

= rasa penyair terhadap

subject matter

).

Nah, dari bekal pengalaman temanmu tersebut, coba kamu

mengamati sesuatu, baik benda hidup, benda mati, suasana,

keadaan, dan apa saja yang kamu lihat, dengar, atau rasakan.

Setelah terekam semua, tuangkanlah dalam karangan bentuk

puisi. Dalam penulisan puisi, kamu harus memerhatikan pilihan

kata yang tepat, rima (persamaan bunyi), dan bahasa yang

banyak mengandung konotatif atau denotatif.

Sumber:

Dokumentasi Penerbit

Gambar 9.

4

Pembacaan puisi

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

142

Keluarlah dari kelas dan amati lingkungan sekitar, baik taman,

pohon, bunga-bungaan, pedagang, maupun teman lain yang sedang

beristirahat. Ikutilah langkah-langkah berikut.

1. Tentukan salah satu subjek pengamatan kalian (

subjek matter).

2. Amatilah secara saksama dan deskripsikan mulai dari wujud,

fisik, warna, atau kebiasaan (kalau benda hidup), dan sebagainya

yang kamu lihat, rasakan, atau kamu cium.

3. Tulislah hasil pengamatan kamu dalam bentuk puisi.

4. Perhatikan hakikat dan unsur-unsur puisi tersebut.

1

. Buatlah sebuah puisi bebas menggunakan kata-kata yang

menarik, indah, dan puitis sehingga tersusun sebuah puisi yang

baik yang mengungkapkan perasaanmu.

2.

Setelah selesai, tukarkan puisimu dengan puisi teman sebangkumu.

Nilailah puisi temanmu itu dengan menggunakan format penilaian

berikut.

Nama

Pilihan Kata

Rima

Keterangan

Keragaman

Makna

Aspek Penilaian

Latihan

Latihan Tambahan

Format Penilaian Menulis Puisi

Kehidupan

143

Mengukur Kemampuan

Saat membawakan sebuah acara kamu harus memiliki pengetahuan yang luas.

Dengan pengetahuan yang luas, kamu akan mudah memadukan dan mengarahkan acara.

Mendapatkan pengetahuan tidak hanya dengan cara membaca atau mendengar berita.

Membaca novel pun merupakan hal yang dapat menambah ilmu pengetahuan.

Ringkasan Pelajaran 9

1. Untuk mengidentifikasi karakter tokoh novel, kamu harus membaca dengan melibatkan

diri kita secara emosional serta memberikan rasa empati dan rasa suka.

2. Dalam menilai dan menjelaskan unsur-unsur sebuah novel, yang harus kamu lakukan

adalah memerhatikan dari segi sisi cerita, tokoh, dan latar novel tersebut.

3. Saat membawakan sebuah acara, kamu terlebih dahulu harus mengetahui jenis dan

tujuan acara, peserta, dan kondisi kelangsungan acara, Setelah mengetahuinya,

kamu akan mudah memandu acara tersebut.

4. Saat menulis sebuah puisi, kamu harus menentukan tema puisi yang akan kamu

buat, dan untuk siapa puisi tersebut. Setelah itu, kamu baru memikirkan isi dan

rima. Dengan demikian puisi tersebut akan lebih baik dan terarah.

Evaluasi Pelajaran 9

1.

Tuliskan tanggapanmu terhadap watak tokoh

Aminuddin berikut.

Aminuddin sangat kecewa setelah menge-

tahui bahwa gadis itu bukanlah Mariamin.

Agar ayahnya tidak malu dan kecewa,

Aminuddin menerima gadis itu sebagai

istrinya.

Disadur dari novel

Azab dan Sengsara

Ketika bulan lahir ketika langitnya terang

Bersijajar bapak dan aku di depan rumah

Ku bertanya apakah bapak punya dongeng

indah dan bapak di sisiku menjawab riah

Puisi "Perjalanan Berdua"

2. Tuliskan contoh pembukaan pidato untuk

acara ulang tahun.

3. Tuliskan tanggapanmu terhadap isi puisi

berikut.

Kerjakan soal-soal berikut dengan tepat.

Bahasa Indonesia Memperkaya Wawasanku

untuk Kelas VIII

144

4,

Bagaimana sifat tokoh Diana pada penggalan

cerita berikut?

Setiap pagi, Diana duduk di kursi

rodanya menghadap ke sebuah meja. Di

atas meja ada mesin tik. Dia tidak pernah

putus asa meskipun karya-karyanya sering

dikembalikan oleh media massa. Dia

memiliki semangat besar meskipun kedua

kakinya patah akibat kecelakaan sepeda

motor.

Petang itu, anak-anak Kelas VII dan

Kelas VIII duduk bergabung mengerjakan

tugas. Beberapa saat kemudian, Bobby

mengacung

kan tangan.

"Bu Robert, bolehkah saya minta izin pergi

ke perpustakaan sebentar?"

Sumber

: Novel

Musim Panas di St. Clare

"Kataku tadi, aku ingin tahu apakah

kita mampu mencuri permata pilang,"

kata Jupiter mengulangi. "Tentu saja kalau

kita ini pencuri."

"Tetapi kita bukan pencuri," kata

Pete dengan tegas. "Mencuri permata

bukannya tidak berbahaya. Risikonya

ditembak dan dikejar-kejar. Lagipula, aku

berpegang pada kata pepatah, 'Jujur itu

pangkal selamat'."

Sumber

: Novel

Misteri Kurcaci

,

karya Alferd Hitchcock

5.

Sebutkanlah watak tokoh Pete dalam kutipan

novel terjemahan berikut.

6. Jelaskanlah latar dalam petikan novel

berikut.

7.

Mengapa suatu susunan acara terlebih dahulu

harus dikonsultasikan dengan pihak-pihak

pendukung acara?

8.

Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan saat

akan berpidato.