Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 9 Cinta Tanah Air
Bahasa Indonesia · Bab 9 Cinta Tanah Air
Sarwiji

24/08/2021 15:21:34

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Upacara HUT Proklamasi

140

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

A. Menyimak dan Merefleksi Isi Puisi

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan mampu:

z

menjelaskan isi atau pesan puisi

z

mengungkapkan isi puisi dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama dan

pilihan katanya.

Puisi diciptakan untuk mewakili pikiran dan perasaan pengarang. Isi puisi

dapat memberikan efek tersendiri bagi pembacanya. Dengan sering

mendengarkan pembacaan puisi, kepekaan perasaan kita terhadap realita

kehidupan yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipertajam

dan bertambah. Makin sering seseorang mendengarkan puisi, akan semakin

tajam pula kepekaan sosialnya.

1. Menyanyikan Puisi Lagu

Syair-syair dalam sebuah lagu tidak sedikit yang berupa puisi. Banyak

syair lagu yang memenuhi syarat sebagai puisi yang baik. Nyanyikan puisi

lagu berikut ini. Ketika puisi ini dinyanyikan, mintalah salah seorang

temanmu untuk membacakan puisi di antara sela-sela nyanyian.

Benderaku

Berkibarlah bendera negeriku

Berkibarlah engkau di dadaku

Tunjukkanlah kepada dunia

Semangatmu yang panas membara

Aku ingin jemariku ini

Menuliskan karyaku

Aku ingin jemariku ini

Menorehkan prestasiku

Ciptaan:

Gombloh

Sumber:

Pikiran Rakyat

141

Cintah Tanah Air

Setelah kamu nyanyikan dan kamu dengarkan puisi di atas marilah

kita analisis garis besar isi, nada, suasana, dan irama puisi di atas sebagai

berikut.

2. Menyimak Puisi yang Dinyanyikan

Simak baik-baik sebuah lagu berjudul “Berita Kepada Kawan” ciptaan

Ebiet G. Ade yang

akan diperdengarkan oleh gurumu!

3. Bermain Adu Cepat Melengkapi Kata Rumpang

Setelah kamu simak lagu tersebut, berbagilah menjadi empat kelompok.

Isilah bagian rumpang (kosong) dalam bait-bait puisi yang telah kamu

simak.

Aspek

Garis besar

isi puisi

Nada

Suasana

Irama

Deskripsi

Mengajak kepada

anak negeri untuk

berunjuk gigi melalui

karya nyata dan

membuahkan prestasi

Mengajak

Penuh semangat

Teratur, seimbang

Bukti/Alasan

Bendera negeri adalah lambang

negara yang melambangkan

anak bangsa. Berkibarlah berarti

mengepakkan sayap atau

menunjukkan prestasi

Tunjukkan kepada dunia berarti

sebuah ajakan secara langsung.

Aku ingin jemariku ini

menorehkan prestasiku berarti

ajakan secara tidak langsung.

Berkibar, semangatku, panas

membara adalah kata-kata yang

menyatakan penuh semangat.

Seimbang jumlah baris tiap bait

menyebabkan puisi ini memiliki

irama yang dinamis.

Bersajak ab ab.

142

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Berita Kepada Kawan

Perjalanan ini ... (1) sangat menyedihkan

Sayang engkau tak duduk disampingku kawan

Banyak ... (2) yang mestinya kau saksikan

Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang di ... (3) batu jalanan

Hati bergetar menampak kering rerumputan

Perjalanan ini pun seperti jadi ... (4)

Gembala kecil menangis sedih

Kawan coba dengar apa ... ( 5 )

Ketika ia ... ( 6 ) mengapa

Bapak ibunya telah lama mati

Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut ... ( 7 ) semuanya

Kepada karang, kepada ... ( 8 ), kepada matahari

Tetapi semua diam, tetapi semua bisu

Tinggal aku ... ( 9 ) terpaku menatap langit

Barangkali di sana ada jawabnya

Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita

Yang selalu salah dan ... ( 10 ) dengan dosa-dosa

Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Ebiet G. Ade

143

Cintah Tanah Air

Cepat tulislah bagian yang rumpang dalam puisi lagu di atas di papan

tulis yang telah dipersiapkan gurumu, seperti contoh berikut:

Papan penilaian

No

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Kunci

I

II

III

IV

Jawaban

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Skor

Peringkat

kecepatan

Untuk mengecek kebenaran jawabanmu, Bapak/Ibu gurumu akan

memperdengarkan lagu tersebut sekali lagi. Ketepatan dan kecepatan

merupakan kriteria penilaian utama dalam permainan ini. Gurumu akan

memberikan hadiah berupa 5 buah tanda bintang kepada juara I, 4 buah

bintang kepada juara II, 3 buah bintang kepada juara III, dan 2 buah bintang

kepada juara IV.

4. Mendiskusikan Isi Puisi

Diskusikanlah garis besar isi, nada, suasana, irama, dan pilihan kata

dalam puisi yang diperdengarkan oleh gurumu tersebut secara

berkelompok! Tempelkan hasil diskusi kelompokmu di dinding! Salah

seorang wakil dari tiap-tiap kelompok membacakan hasil diskusi yang telah

ditempel di dinding dan kelompok lain memberikan tanggapan.

144

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Simpulkan isi puisi “Berita Kepada Kawan” disertai dengan alasan atau

bukti-bukti pendukung yang kuat dalam kolom berikut.

Aspek

Deskripsi

Bukti/alasan

Garis besar isi

Nada

Suasana

Irama

Pilihan kata

145

Cintah Tanah Air

B.

Menjelaskan Latar Cerpen dan Realitas Sosial

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan mampu:

z

menjelaskan latar suatu cerpen

z

dapat menjelaskan hubungan latar suatu cerpen dengan realitas sosial.

Latar (

setting

) adalah lukisan atau penggambaran tempat, waktu, dan

suasana (lingkungan sosial, kebudayaan, adat istiadat, spiritual) terjadinya

peristiwa-peristiwa. Latar memberikan gambaran cerita secara konkret dan jelas.

Latar dapat memberikan kesan realistis kepada pembacanya dan menciptakan

suasana tertentu, seolah-olah peristiwa itu sungguh-sungguh ada atau terjadi.

Latar cerita memiliki fungsi:

1. agar cerita tampak lebih hidup

2. menggambarkan situasi psikologis atau situasi batin tokoh.

Bacalah kutipan cerpen berikut ini!

Harga Diri

Sebetulnya, saya ini orangnya memang melarat. Buktinya, sudah hampir

sepuluh tahun saya merancama (Merantau Cari Makan) di Jakarta. Sebuah

rumah yang wajar saja saya belum punya. Apalagi rumah ukuran

real estate

itu. Kalau dulu presiden kita pernah mengumumkan bahwa tiga dari sepuluh

penduduk RI berada di bawah garis kemiskinan, terus terang saja, saya termasuk

golongan 'tiga'-nya itu.

Sungguh pun demikian, saya masih merasa bahagia dan lebih kaya

dibandingkan dengan saudara-saudara saya yang tidur di kolong jembatan

atau emper toko. Sebab, sampai hari ini saya belum pernah merasakan apa itu

lapar. Maklum, jelek-jelek orang tua saya, lelaki, masih ada jaminan hari tuanya

dari departemen tempat beliau mengabdi selama tiga puluh tahun. Coba

bandingkan dengan saudara-saudara saya yang diseret nasib tidur

bergelandangan dari emper ke emper. Jangankan kelaparan, puasa tiga hari

nonstop

pun telah menjadi acara rutin bagi mereka.

146

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Suatu sore, pernah saya kedatangan tamu yang tak diundang. Waktu itu

saya sedang duduk rileks di beranda rumah, sambil makan roti tawar. Tiba-

tiba seorang pengemis lelaki menyodorkan telapak tangannya pada saya.

Orangnya kurus kering. Pakaian dekil dan bertambal sana-sini. "Sedekah Tuan.

Kasihanilah orang tak punya." Demikian sang pengemis melontarkan premis

pada saya.

Mungkin karena saya masih diam dan bermuka tak damai, kembali si

pengemis dengan mimik yang meyakinkan menadahkan tangan.

"Tolonglah beri makan sedikit saja Tuan. Dari kemarin saya belum makan,

Lapar Tuan...."

Terdorong oleh perasaan kemanusiaan yang sama-sama punya hak atas

hasil bumi nusantara ini, saya berdiri. Lalu sepotong roti tawar saya

comot

dari

piring. Lantas roti itu saya lemparkan kepadanya. Pas jatuh di lantai dekat

kakinya.

Saya kira ia akan cepat-cepat menerkam roti itu dan dengan rakusnya

melumatnya habis. Sebab, ia lapar bukan? Eh,

tau-tau

nya si pengemis ini

tertegun. Matanya yang tadi sayu melebihi mata seorang morphinis, kini

menatap saya tajam. Sambil menyeka keringat kelaparan yang meleleh di

keningnya, pengemis itu berkata dengan sopan kepada saya.

"Maaf, Tuan, saya memang lapar.... Tetapi, cara Tuan memberi saya tadi

mengakibatkan saya kenyang. Terima kasih, Tuan!" Kemudian ia berlalu.

Sempat saya lihat Bapak pengemis yang berusia empat puluh tahunan ini

berlinang air mata.

Entah berapa lama saya tertegun - kehilangan sukma - setelah kepergian

pengemis itu, saya tidak begitu tahu. Yang jelas, apa yang barusan terjadi akibat

kekasaran saya cukup berkesan.

Saya terpukul. Saya jadi malu pada diri sendiri. Baru GNP $240 syoknya

bukan main. Entah mengapa, tiba-tiba mata saya berkaca-kaca. Saya sungguh

menyesal. Beribu sesalan mengalir pada waktu itu.

Sadarlah saya. Segembel-gembelnya seorang gelandangan, toh masih kenal

hidup, bukanlah kebun binatang. Pengemis tadi, meskipun lapar, meskipun ia

miskin dari saya, ternyata ia masih punya harga diri. Suatu hal yang tadinya

saya abaikan.

Mengingat itu, saat itu juga saya meratap menyesali diri. Memang saya ini

manusia tak beradab. Sia-sialah tiap hari saya mengenakan pakaian rapi dan

sesekali pakai dasi ke pesta kawan. Ternyata, saya ini melebihi kasarnya

manusia-manusia zaman purba. Lebih biadab rasanya dibandingkan dengan

nenek moyang saya yang berasal dari Hindia Belanda.

147

Cintah Tanah Air

Dalam hal yang sama tetapi versi lain, saya menemui lagi persoalan harga

diri. Seperti yang Anda ketahui juga agaknya, saya ini orangnya sangat suka

bertualang. Sebab - terus terang saja - dalam usia semuda ini suratan nasib

telah menyeret saya untuk jadi seorang pelaut. Yakni suatu dunia yang penuh

dengan pelbagai pengalaman hidup aneh-aneh.

Waktu itu, kapal kami sedang sandar (

discharge

) di dermaga Napoli, Italia.

Sebagai anak muda yang cenderung tertarik pada dunia tulis menulis

ketimbang dunia laut, dalam sebuah bar saya terlibat dengan seorang pelaut

kebangsaan Spanyol.

"

Are you an Indonesia

?" tanya si bule yang memperkenalkan dirinya dengan

nama Loudwgig Michael itu.

"

Yes. What do you want

?" balas saya dalam bahasa Inggris pasaran.

"Oh no. Saya cuma ingin tahu saja. Saya sering mendengar nama negeri

Anda, tetapi saya tidak tahu di mana letaknya, entah di mana." Demikian si

Loudwig dalam bahasa Inggris bertanya lugu. Tampak sekali ia bertanya ini

benar-benar seperti orang tidak tahu.

Mulanya saya merasa gembira karena cita-cita saya untuk menjadi duta

bangsa di negeri orang terlaksana. Karena kebodohan Spanyol ini mau tak mau

saya harus memberi ia penjelasan. Tetapi, di segi lain batin saya menjerit. Di

abad kedua puluh ini masih juga ada manusia yang tak kenal negeri saya?

Indonesia nan kaya raya? Benar-benar keterlaluan!

Kemudian berceritalah saya kepadanya. Bahwa Indonesia itu adalah sebuah

negara yang paling besar di Asia Tenggara. Dalam soal jumlah penduduk, nomor

lima di dunia. Dan dengan tegas saya tandaskan bahwa Indonesia bukanlah

sebesar Bali sebagaimana yang ia sangka. Tapi, kalau Bali adalah bagian kecil

dari Indonesia, itu memang benar. Begitu saya menjelaskan berapi-api padanya.

Apakah ia mengerti atau tidak dengan penerangan saya dalam bahasa

Inggris asal jadi ini, saya tidak begitu tahu. Yang jelas si Loudwig kelihatan

mengangguk-angguk. Sedangkan mengangguk itu kata orang adalah pertanda

paham.

"Kamu bilang negara kamu kaya?"katanya lagi"Anehnya kok masih saja

meminta dari negara lain.

Why

?"

"Stop!" bentak saya tersinggung. Walau bagaimana pun melaratnya saya

hidup di Jakarta, kalau bangsa asing telah mulai menyebut negara saya peminta-

minta, demi Tuhan, mati pun saya mau

duel

dengannya. "Kamu jangan

148

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

beranggapan demikian, Loudwig," kata saya sambil membelalakkan mata. "

Kami bukan meminta, tau? Tetapi, negara-negara itulah yang hijau matanya

melihat kesuburan negeri kami."

Saya lihat ia tertegun. Jelas menunggu saya untuk memperjelas lebih lanjut

dengan kalimat yang sempurna."

My friend, Indonesia is rich of its natural

sesources

.... Indonesia itu adalah negara kaya raya!

Do you believe

?

"

Y.... y.... yes. I do

" dan ia mengangguk. "

But... but...

"

"Jangan bilang

but

lagi," saya memotong. "Di negeri kami semua bisa

ditanam dan tumbuh dengan subur. Kayu dibuang begitu saja bisa tumbuh

jadi makanan. Tau

nggak

kau sahabat?"

"Ukh... ukh..." (logat Spanyol medoknya keluar). Dia kembali

mengangguk. Mimiknya mengingatkan saya pada S. Bagio di layar televisi.

Karena harkat kebangsaan saya di singgungnya tadi, saya makin

bersemangat buat jadi Deppen di bar Napoli ini. Semua perbendaharaan kata-

kata saya dalam bahasa Inggris saya keluarkan agar si Loudwig ini dapat

memahami apa-apa yang saya terangkan padanya. "Karena semua bisa hidup

dan ditanam di negeri kami, sampai-sampai bangsa lain ingin pula tanam uang

kertas di sana. Sebab sesuatu yang ditanam - di negeri kami - selalu

menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda.

You know

?"

Karena ia tetap diam dan kelihatannya gelisah ketika mendengar bunyi

seruling kapal dari arah pelabuhan, saya pun memaklumi. Rupanya ia ingin

cepat kembali ke kapalnya. Kami sama-sama berdiri menjabat salam

perpisahan. Maka saya tepuk-tepuk bahunya, dan dalam bahasa Inggris saya

lontarkan padanya basa-basi orang Timur. Leluhur kami mengajarkan

bagaimana pun pahitnya sebuah derita, namun yang keluar harus tetap manis.

"Loudwig," kata saya sambil membuang puntung rokok ke lantai. "Bila

kapal kamu suatu ketika nanti singgah di Indonesia, jangan lupa mampir ke

Jakarta, ya. Di sana nanti kamu akan dapat melihat bahwa negeri kami tidak

seperti yang kalian sangka. Di Jakarta nanti kamu akan menemui sebuah tugu

yang puncaknya ada emas 30 kilogram. Bahkan, di sana ada juga stadion yang

terbesar di Asia Tenggara, ada mesjid yang terbesar di Asia Tenggara....". Dan

sudah tentu saya tidak akan menyebutkan bahwa negeri kami dulu demi

"saudara tua", terpaksa film 'Romusha' dilarang beredar.

Muchwardi Muchtar

Sumber:

Horizon,

No. 9, September 1981

149

Cintah Tanah Air

Latihan

1. Bentuklah kelompok diskusi yang beranggotakan empat atau lima orang.

Jelaskan latar disertai data pendukung dalam cerpen di atas dengan mengisi

tabel berikut ini.

No.

Jenis Latar

Uraian (data pendukung)

1.

Tempat

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

2.

Waktu

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

3.

Suasana

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

.........................................................................

2. Jelaskan bagaimana hubungan latar dalam cerita pendek tersebut dengan

realitas sosial yang terjadi di sekitarmu. Adakah kesamaan antara latar dalam

cerpen tersebut dengan kenyataan di sekitar kita?

3. Berikan penilaian terhadap penampilan temanmu yang sedang menjelaskan

hubungan latar cerpen dengan realitas tersebut dengan menggunakan

pedoman penilaian berikut ini!

150

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

5

Format Penilaian

Menjelaskan Hubungan Latar Cerpen dengan Realitas

Nama Siswa

:

....................................

Nomor

:

....................................

No

Aspek/Indikator

Bobot

Jumlah

1.

Kejelasan isi

a. Isi dikemukakan dengan jelas skor

3

b. Isi dikemukakan dengan kurang

jelas skor 2

c. Isi dikemukakan dengan tidak jelas

skor 1

2.

Kelancaran

a. Lancar dalam menjelaskan skor 3

b. Kurang lancar dalam menjelaskan

skor 2

c. Tidak lancar dalam menjelaskan

skor 1

3.

a. Lafal, intonasi, dan ekspresi baik

skor 3

b. Lafal, intonasi, dan ekspresi kurang

baik skor 2

c. Lafal, intonasi, dan ekspresi tidak

baik skor 1

Jumlah

Nilai :

skor x bobot x 10 = ......

3

3

2

151

Cintah Tanah Air

C. Membaca untuk Menemukan Gagasan Utama

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat:

z

menemukan gagasan utama dalam teks

z

menyimpulkan isi wacana.

Setiap paragraf yang baik pasti memiliki satu gagasan utama. Gagasan

utama biasanya terletak pada kalimat utama. Kalimat utama lazimnya terdapat

pada awal paragraf. Namun demikian, tidak sedikit paragraf yang kalimat

utamanya terletak di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau menyebar

di seluruh paragraf.

Gagasan utama itulah yang diuraikan dalam setiap paragraf dengan

kalimat-kalimat penjelas. Perhatikan letak gagasan utama dalam paragraf

berikut!

1. Menentukan Gagasan Utama

Paragraf 1

Setiap orang mempunyai hobi atau kegemaran, namun tidak setiap

orang dapat mengembangkan hobinya dengan baik. Banyak faktor yang

menyebabkan orang tidak dapat mengembangkan hobinya. Pertama,

kemungkinan lingkungan tidak mendukung. Sebagai contoh, kita memiliki

hobi melukis, namun orang tua tidak menginginkan kita mengembangkan

hobi kita itu. Faktor kedua, adalah dana atau fasilitas pendukung. Kita

mempunyai hobi beternak ayam, namun kita tinggal di perkotaan yang

padat penduduk. Faktor lain yang lebih penting adalah kemauan kita.

Apapun kendala yang kita hadapi, apabila kita memiliki kemauan yang

kuat, tidak setengah hati, kita dapat mengatasi masalah-masalah yang

menghambat pengembangan hobi kita.

Paragraf 2

Permainan mobil mini 4 WD mungkin bukan hal asing bagi kita.

Permainan balap mobil mini yang diperkenalkan pertama kali oleh Tamiya

pada tahun 1982 ini sanggup menarik minat banyak penggemar di banyak

negara, termasuk Indonesia. Berbagai lomba Tamiya diadakan di seluruh

pelosok negeri ini, tidak hanya di kota-kota besar, di kota-kota kecil pun

152

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

lomba beradu Tamiya ini kian marak. Permainan Tamiya telah menjadi

kegemaran baru bagi penduduk bumi.

Apabila kamu amati dengan cermat, gagasan utama pada paragraf 1,

terletak pada kalimat pertama. Pada paragraf 2, gagasan utama terletak

pada kalimat terakhir. Dalam setiap gagasan utama tersebut terdapat ide

pokok paragraf.

2. Membaca Teks (Wacana)

Bacalah teks berikut ini dengan cermat!

Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Soekarno (Bung Karno), Presiden Pertama Republik Indonesia, 1945-

1966, menganut ideologi pembangunan 'berdiri di atas kaki sendiri'.

Proklamator yang lahir di Blitar, Jatim, 6 Juni 1901, ini dengan gagah

mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: "

Go to hell with

your aid

." Persetan dengan bantuanmu.

Ia mengajak negara-negara sedang berkembang (baru merdeka) untuk

bersatu. Pemimpin Besar Revolusi ini juga berhasil menggelorakan semangat

revolusi bagi bangsanya, serta menjaga keutuhan NKRI.

Tokoh pencinta seni ini memiliki slogan yang kuat, menggantungkan

cita-cita setinggi bintang untuk membawa rakyatnya menuju kehidupan

sejahtera, adil makmur. Ideologi pembangunan yang dianut pria yang

berasal dari keturunan bangsawan Jawa (Ayahnya bernama Raden Soekemi

Sosrodihardjo, suku Jawa dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, suku

Bali), ini jika dilihat dari buku

Pioneers in Development

, kira-kira condong

menganut ideologi pembangunan yang dilahirkan kaum ekonom yang tak

mengenal kamus bahwa membangun suatu negeri harus mengemis kepada

Barat. Tapi bagi mereka, haram hukumnya meminta-minta bantuan asing.

Bersentuhan dengan negara Barat yang kaya, apalagi sampai meminta

bantuan, justru mencelakakan si melarat (negara miskin).

Bagi Bung Karno, yang ketika kecil bernama Kusno, ini tampaknya

tak ada kisah manis bagi negara-negara miskin yang membangun dengan

modal dan bantuan asing. Semua tetek bengek manajemen pembangunan

yang diperbantukan dan arus teknologi modern yang dialihkan - agar si

miskin jadi kaya dan mengejar Barat - hanyalah alat pengisap kekayaan si

miskin yang membuatnya makin terbelakang.

153

Cintah Tanah Air

Itulah Bung Karno yang berhasil menggelorakan semangat revolusi dan

mengajak bangsanya untuk berdiri di atas kaki sendiri walaupun belum

sempat berhasil membawa rakyatnya dalam kehidupan yang sejahtera.

Konsep "berdiri di atas kaki sendiri" memang belum sampai ke tujuan, tetapi

setidaknya berhasil memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa,

daripada berdiri di atas utang luar negeri yang terbukti menghadirkan

ketergantungan dan ketidakberdayaan (neokolonialisme).

Masa kecil Bung Karno sudah diisi semangat kemandirian. Ia hanya

beberapa tahun hidup bersama orang tua di Blitar. Semasa SD hingga tamat,

ia tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto,

politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjut di HBS (Hoogere

Burger School). Saat belajar di HBS itu ia pun telah menggembleng jiwa

nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, ia pindah ke Bandung dan

melanjutkan ke THS (Technische Hooge-school atau Sekolah Tekhnik Tinggi

yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei

1926.

Kemudian, ia merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI

(Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia

Merdeka. Akibatnya, Belanda, si penjajah, menjebloskannya ke penjara

Sukamiskin, Bandung, pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian

kasusnya baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul 'Indonesia

Menggugat', dengan gagah berani ia menelanjangi kebobrokan Belanda,

bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah sehingga, pada Juli

1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas (1931), Bung Karno bergabung

dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, ia kembali

ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun

kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung

Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Sebelumnya, ia juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian

menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia berupaya

mempersatukan nusantara. Bahkan ia berusaha menghimpun bangsa-

bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di

Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non

Blok.

Sumber:

Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

dengan pengubahan

154

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

3. Berdiskusi Menentukan Gagasan Utama dan Menyimpulkan Isi

Wacana

Tuliskan gagasan utama yang terdapat dalam setiap paragraf dalam

teks atau wacana di atas. Kerjakan kegiatan ini dengan kerja kelompok

yang terdiri atas empat atau lima orang. Kemudian, lanjutkan dengan

diskusi kelas untuk menentukan gagasan utama yang benar dari setiap

paragraf serta menyimpulkan isi wacana tersebut.

D. Menulis Narasi dari Teks Wawancara

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan mampu:

z

menjelaskan perbedaan antara teks wawancara dan narasi

z

menyebutkan gagasan-gagasan pokok teks wawancara

z

menyimpulkan isi teks wawancara

z

menulis narasi berdasarkan isi teks wawancara.

Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Dalam situasi

formal, orang yang diwawancarai adalah orang yang berprestasi, ahli, tokoh

masyarakat, artis atau seseorang yang memiliki keistimewaan tertentu.

Tidak jarang sebuah berita atau informasi penting didapatkan dari

wawancara. Informasi dari hasil wawancara dapat disampaikan kepada pihak

lain dalam bentuk cerita atau narasi. Dalam bentuk narasi, informasi lebih mudah

diserap oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kemampuan

mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi penting untuk dikuasai.

1. Menemukan Perbedaan Wawancara dengan Narasi

Perhatikan Teks Wawancara Berikut ini!

Keke, reporter majalah sekolah, mewancarai Jabier, siswa terpandai di

sekolahnya. Berikut hasil petikan wawancaranya.

Keke :

Jabier dapat peringkat satu lagi, ya?

Jabier : Ya,

begitulah, Alhamdulillah.

Keke :

Bagaimana perasaanmu, Bir?

Jabier : T

entu saja senang dan bangga.

155

Cintah Tanah Air

Keke :

Bagaimana,

sih

, resepnya agar bisa juara? Berapa jam lama belajar

dalam sehari?

Jabier : Ya,

tidak banyak, paling hanya tiga jam. Tetapi, itu rutin

kulakukan, kecuali hari Sabtu dan Minggu.

Wawancara di atas dapat diubah menjadi bentuk narasi atau cerita

seperti berikut ini.

Jabier berhasil menempati posisi peringkat satu lagi. Ia senang dan

bangga dengan prestasi yang diraih. Banyak cara yang dilakukan untuk

meraih prestasinya itu. Setiap hari ia belajar selama kurang lebih tiga jam.

Hal itu dilakukannya dengan rutin. Dengan belajar secara rutin, ilmu yang

diperoleh semakin banyak, seperti peribahasa "sedikit demi sedikit, lama-

lama menjadi bukit."

Latihan

Bentuklah kelompok yang terdiri atas lima orang. Diskusikan dalam

kelompokmu perbedaan antara teks wawancara dengan teks cerita di atas!

2. Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi

Bacalah wawancara berikut ini!

Saya Tidak Suka Kebangsaan Saya di Sana

Bagaimana Anda bisa dapatkan beasiswa kuliah di Malaysia?

Waktu selesai S-1 di FMIPA Kimia Universitas Riau, akhir 1995, ada teman

yang kebetulan pembimbing S-1 saya yang mengajak ke Malaysia. Waktu itu

mereka membutuhkan research asistant (asisten peneliti). Selain digaji, sebagai

imbalan kita dijadikan sebagai mahasiswa S-2. Gaji itu menjadi biaya hidup

dan tesis S-2.

Anda mengambil program apa?

Biokimia klinik. Kebetulan waktu S-1 fokusnya ke biokimia dan mereka

memerlukan orang yang bisa biokimia. Saya langsung di-interview. Ke Ma-

laysia saya nekat. Kebetulan di sana ada teman yang sedang melanjutkan pasca.

156

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Saya ke rumahnya, terus kami cari profesor yang memerlukan asisten itu. Hari

itu juga diterima. Saya kaget. Sebenarnya, kepengin saya jangan diterima.

Soalnya saya tidak sanggup hidup sendiri di sana. Tapi, kan katanya kalau

kesempatan tidak boleh ditolak. Waktu itu April, penerimaan mahasiswa

Agustus, jadi asisten peneliti dulu. Memang spesialisasi dari pembimbing saya

antikanker. Sambil kuliah, kami meneliti terus siang malam. Pokoknya “nyari

duit” sebenarnya. Sambil kirim ke kampung juga. Kalau orang kan dikirimi,

kita ngirimin. Ya, alhamdulillah, garis hidup. Jadi, memang dari nol saya belajar

itu.

Bagaimana Anda bisa menekuni riset antikanker?

Awalnya saya memang belum menguasai riset itu. Ada dasar-dasar lab, tapi

untuk menghidupi sel kanker tidak ada. Sel kanker kan benar-benar harus steril,

tidak boleh kontaminasi. Kalau ada kontaminasi, sel itu mati. Nah, teknik itu

yang dipelajari. Kita kontak batin dengan sel karena sel itu kan hidup. Itu

diambil dari manusia. Kita keluarkan supaya hidupnya menyebar banyak.

Mengapa memilih biokimia nutrisi di program doktoral Anda?

Saya di farmasi belajar bagaimana buat obat. Di kimia belajar reaksi obatnya.

Di bioklinik (S-2), saya pelajari bagaimana reaksi obat di dalam tubuh. Terus

di S-3, rencana saya bagaimana obat itu bisa diminum, dibuat teh dan sup.

Itulah akhirnya ke biokimia nutrisi. Saya berangan-angan, hasil akhirnya itu

suatu produk yang bisa diminum orang, yang bisa saya tahu metabolismenya,

yang bisa dijadikan sebagai obat. Jadi, memang sudah saya plot begitu. Kebetulan

pembimbing saya di UPM teman pembimbing saya waktu S-2. Bidang mereka

sama-sama antikanker. Jadi, tidak lari ke mana. Alhamdulillah, tiga tahun

selesai PhD-nya.

Pernah ditawari menetap di Malaysia?

Sempat, apalagi produsen, menawari sekali untuk di sana sebagai penelitinya.

Saya tidak mau. Karena, saya tidak suka kebangsaan saya di sana. Saya tujuh

tahun di sana, sempat jadi dosen. Syarat jadi warga negara kan lima tahun,

apalagi kita punya --istilah orang sana-- akademik yang bagus.

Diambil Seperlunya dari Republika,

157

Cintah Tanah Air

Latihan

1. Sebutkan gagasan-gagasan pokok teks wawancara di atas?

2. Simpulkan isi teks wawancara tersebut!

Tugas

Ubahlah teks wawancara di atas menjadi narasi. Perhatikan penggunaan

kalimat langsung dan penggunaan kalimat tidak langsung dalam

menyusun narasi.

3. Memahami dan Menggunakan Kalimat Langsung dan Tidak

Langsung

a. Kalimat Langsung

Contoh:

1) "Kami besok akan mengunjungi Museum Jogja Kembali, Bu," kata

murid-murid.

2) "Tolong ambilkan kamus di perpustakaan," pinta Pak Guru

kepadaku.

3) "Apa yang kalian lihat di Museum Jogja Kembali?" tanya Bapak

Kepala Sekolah.

4) "Jangan memegang benda-benda yang ada di museum ini," kata

pemandu museum.

5) Ibu bertanya,"Bagaimana

study tour

mu, menyenangkan?"

b. Kalimat Tak Langsung

Kalimat-kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat tidak langsung

sebagai berikut:

1) Murid-murid mengatakan bahwa mereka besok akan mengunjungi

Museum Jogja Kembali.

2) Pak Guru menyuruh saya untuk mengambilkan kamus di

perpustakaan.

158

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

3) Bapak Kepala Sekolah menanyakan apa yang kami lihat di mu-

seum itu.

4) Pemandu museum melarang kami memegang benda-benda yang

ada di museum itu.

5) Ibu menanyakan perasaan saya ketika

study tour

.

c. Mendiskusikan Perbedaan Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak

Langsung

Amati dan cermati perbedaan kalimat langsung dan kalimat tidak

langsung di atas. Dikusikan perbedaan kalimat langsung dan kalimat

tidak langsung. Fokuskan diskusimu pada tata cara penulisan dan

penggunaan kata ganti orang.

d. Mengubah Kalimat Langsung menjadi Kalimat Tidak Langsung

Ubahlah kalimat langsung berikut ini menjadi kalimat tidak langsung!

1) "Kita harus melanjutkan perjuangan generasi angkatan 45," kata

Kepala Desa.

2) Murid-murid bertanya, "Bagaimana kami harus mengisi

kemerdekaan, Bu?"

3) "Kalian dapat mengisi kemerdekaan dengan belajar giat dan rajin

membantu orang tua," kata Bu Guru.

4) "Saya dulu pernah bersama Pak Dirman bergerilya di daerah

Wonogiri," kata salah seorang tokoh perjuangan.

5) "Bagaimana penilaianmu mengenai perjuangan Bapak Jenderal

Sudirman?" tanya Pak Prapto.

159

Cintah Tanah Air

1. Dengarkan pembacaan puisi yang akan disampaikan oleh Bapak/Ibu guru!

Puisi sebagai bahan simakan dapat dibaca pada lampiran! Selanjutnya,

Jelaskan dengan singkat isi atau pesan puisi tersebut dengan kalimatmu

sendiri!

2. Jelaskan gagasan pokok wacana berikut ini!

Presiden melihat, saat ini banyak siswa SMP dan SMA yang telah memasuki

wilayah yang disebut kesenangan untuk mengejar duniawi atau hedonisme

ini. Sifat buruk dari globalisasi lain yang mulai tumbuh, tutur Presiden,

adalah penerapan gaya hidup yang salah dalam mengartikan kebebasan.

Bentuk gaya hidup salah yang dimaksud adalah pornoaksi. Guru diminta

mencegah para generasi muda yang sebagian besar adalah anak didiknya

untuk memasuki gaya hidup ini. Presiden melanjutkan, keinginan mencari

jalan pintas adalah sifat buruk lain.

Kini, di tengah masyarakat mulai muncul perilaku lebih memercayai hal

mistik, seperti memercayai dukun, sebagai jalan pintas mencapai sesuatu.

"Mari selamatkan! Jangan hedonistik, jangan menerapkan kebebasan tanpa

batas, dan jangan mencari jalan pintas," kata Presiden.

3. Ubahlah teks wawancara berikut ini menjadi teks narasi dengan

memerhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.

Petikan wawancara antara wartawan Republika dengan Peter Sanders,

fotografer kelahiran London.

............................................

Belahan dunia Muslim mana yang paling menarik bagi Anda?

Itu pertanyaan yang sering saya peroleh. Jawaban saya selalu sama: Inggris.

Saya mengunjungi seluruh pelosok Inggris dan saya menyadari saya menyukai

Inggris. Tentu saja saya menyukai tempat-tempat lain. Saya tiga kali pergi ke

Cina. Saya akan pergi ke sana lagi tahun ini. Ya, seluruh dunia amat menarik.

Setiap negara memiliki kekhasan masing-masing.

Uji Kompetensi

160

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk sekali perjalanan

pemotretan?

Sangat bervariasi. Saat masih muda, saya bisa menghabiskan waktu hingga

enam bulan di satu negara. Tapi, saat ini saya membatasi hanya dua minggu,

terutama di daerah-daerah yang sulit.

Kesan Anda tentang peradaban di Indonesia?

Saya belum pernah melakukan sesi pemotretan di sini. Mungkin nanti.

Tentunya saya tak bisa menilai Indonesia cuma dari Jakarta saja. Tapi satu hal,

orang Indonesia sangat murah senyum. Ini membuat saya nyaman.

Anda pergi ke banyak negara. Pernah mendapat hambatan saat

memfoto?

Ada beberapa lokasi di mana memfoto dilarang. Di Saudi Arabia, misalnya.

Tapi, fotografi telah menjadi bagian hidup saya. Anda bisa saja dilarang,

ditangkap, tapi Anda lantas dibebaskan lagi, ha ha ha....

Apa tips Anda dapat berbaur dengan beragam penduduk di beragam

negara?

Cukup dengan murah senyum. Saya berupaya membuat sebuah hubungan. Tapi,

percaya atau tidak, manusia itu memang ajaib. Semakin miskin seseorang,

semakin murah hati dia. Di Cina, saya bertemu dengan seorang nenek muslim

umurnya sekitar 90 tahun. Mengetahui saya muslim, ia ingin mengundang

saya ke rumahnya.