Halaman
Pelajaran 9
Apresiasi Karya
Seni Teater
Mancanegara di Asia
Pementasan opera peking, teater
asia yang berasal dari Cina
Sumber:
www.1155815.com
Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran ini bertujuan agar siswa
mampu mengapresiasi karya teater
melalui kemampuannya dalam:
• mengidenti
fi
kasi jenis karya seni
teater tradisional dan modern
mancanegara di Asia, dan
• menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan dan pesan moral
seni teater mancanegara di Asia.
Negara-negara Asia, seperti India, Cina, dan
Jepang memiliki tradisi kesenian yang sangat kuat.
Kesenian termasuk seni teater, telah berkembang
lama di negara-negara tersebut. Di India dikenal
cerita Ramayana dan Mahabharata yang menjadi
sumber lakon-lakon yang diciptakan di India.
Adapun di Cina sintesis dari drama-drama
tradisional menghasilkan jenis teater yang
disebut opera Peking. Sementara itu, masyarakat
Jepang, yang memiliki tradisi berteater sejak abad
ke tujuh, masih mempertahankan dua drama
tradisional mereka yang paling terkenal, drama
Noh dan Kabuki. Kedatangan bangsa Eropa
yang membawa idiom-idiom teater Barat tidak
mematikan seni teater di Asia. Dengan kreatif,
para seniman teater memadukan unsur-unsur
teater tradisional dengan kaidah-kaidah teater
Barat.
Kelas
IX
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
122
Teater Mancanegara di Asia
Jenis-jenis karya teater
mancanegara di Asia
Peta Konsep
• Bharata
• Kathakali
• Opera Peking
Mengenal
jenis-jenis teater
tradisional di
Asia
K
a
t
a
K
u
n
c
i
Mengenal teater
modern di Asia
Mengenal
keunikan
teater di Asia
Mengetahui pesan
moral dalam teater
Asia
• Noh
• Kabuki
• Teater modern
Apresiasi teater mancanegara
di Asia
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
123
A.
Teater Tradisional Mancanegara di Asia
Wilayah Asia adalah wilayah yang memiliki akar kebudayaan yang sangat unik
dan memiliki kekayaan budaya yang melimpah. Rumpun bangsa yang berbeda
ternyata membawa dampak yang beragam bagi pertumbuhan budaya. Bahkan
dalam perkembangannya mereka saling berbaur sehingga terjadi “transbudaya”
dengan satu sama lainnya saling memengaruhi dan memberikan sumbangan pada
negara lain. Pada akhirnya budaya tersebut ikut andil dalam memperkaya budaya
suatu negara.
1. India
India adalah salah satu negara terbesar di dunia,
baik dari segi wilayah, suku bangsa, agama, maupun
jumlah penduduknya. Negara ini merupakan negara
tertua yang memiliki kebudayaan yang sangat tinggi
nilainya, bahkan mungkin banyak sekali sumbangan
pengaruh budaya terhadap negara lain di dunia,
termasuk Indonesia.
Kebudayaan dan agama menjadi faktor
penting di India. Keduanya berjalan dalam waktu
yang bersamaan, saling memberi dan mengisi satu
sama lainnya.
Demikian juga dengan seni teater yang pada
awal kemunculannya berhubungan erat dengan
agama dan kepercayaan. Hal ini dibuktikan
bahwa menurut kepercayaan agama Hindu, teater dimulai dari kalangan para
dewa. Menurut mereka pementasan drama dicetuskan atas saran dari Dewa
Brahma.
Di India terdapat aturan-aturan yang berisikan pola-pola kesenian yang mengatur
semua urusan yang berhubungan dengan drama yang terkumpul dalam sebuah buku
penuntun yang disebut dengan Bharata. Dalam perkembangannya, aturan serta pola
tersebut berkembang dengan uraian-uraian yang tersusun dalam aturan mengenai
tarian dan drama dari Bharata atau disebut juga Bharata Natya Sastra.
Pertumbuhan dan perkembangan teater di India tidak terlepas dari adanya
cerita-cerita rakyat India, yaitu Mahabharata dan Ramayana. Cerita tersebut
menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dari kebesaran dan kemahsyuran
drama India. Cerita tersebut berupa epos, yaitu cerita yang menceritakan atau
menggambarkan kepahlawan. Cerita ini ditulis oleh Maharesi Walmiki sekitar
1.500 tahun yang lalu. Sampai saat ini, cerita Mahabharata dan Ramayana adalah
cerita yang paling menginspirasi dalam drama di banyak negara, bahkan tiap
negara memiliki adaptasi sesuai dengan budayanya masing-masing.
Beberapa drama yang terdapat di India, di antaranya adalah sebagai
berikut.
Gambar 9.1
Bentuk wayang India
Sumber:
www.heritageo
Ħ
ava.com
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
124
a. Yatra
Yatra merupakan teater yang berasal dari wilayah Benggala. Dalam
membawakan teater, mereka selalu membawakan cerita Mahabharata dan Ramayana.
Pertunjukannya selalu berkeliling dari satu daerah ke daerah yang lainnya.
b. Ram Lila
Drama ini berasal dari India Utara ini membawakan cerita-cerita Ramayana
dengan menggunakan boneka raksasa (badawang). Secara berkala mengadakan
pertunjukan di pusat pemerintahan, yaitu di New Delhi.
c. Kathakali
Drama ini berasal dari daerah Malabar (India Selatan) memainkan lakon dari
dua kisah Mahabharata dan Ramayana. Keunikan lain dari kelompok ini adalah
memainkan teater selama semalam suntuk, para pemainnya dirias dengan sebaik
mungkin sesuai dengan karakter yang ada di cerita. Tarian dilakukan dengan
sangat fantastis ditambah
se
Ĵ
ing
dekorasi yang mewah.
2. Cina
Cina adalah negara yang memiliki kebudayaan yang sangat tinggi di dunia.
Hal ini dimungkinkan karena adanya kesadaran rakyat akan kesenian dan
kesetiaan pada budaya sendiri yang sangat tinggi. Hampir di semua negara di
dunia terdapat bangsa Cina. Meskipun mereka berada di daerah dan tempat yang
jauh dari negeri asalnya, mereka dapat hidup dengan mempertahankan budaya
dan kesenian nenek moyangnya. Inilah yang mendasari budaya Cina tetap terjaga
(hal tersebut patut kita contoh).
Negara Cina memiliki kebudayaan sendiri, tetapi mereka tidak menutup diri
dengan budaya luar. Mereka sangat terbuka dengan pengaruh dari negara lain.
Kehebatan lain adalah pengaruh tersebut diadaptasi dan dikembangkan dengan
gaya mereka sendiri. Contohnya adalah cerita Sun Wu Kong yang diambil dari
salah satu cerita Ramayana, yaitu tokoh Hanuman. Cerita tersebut menjadi terkenal
karena menceritakan cerita pahlawan kera dibanding dengan cerita aslinya.
Teater di Cina berkembang sangat pesat.
Pementasan teater tidak hanya dilaksanakan di
istana kerajaan, tetapi juga di pelosok-pelosok,
bahkan di tempat terpencil atau jalanan sekalipun.
Hal ini terjadi karena kesadaran akan berkesenian
masyarakat Cina sangat tinggi.
Cerita dalam teater Cina dibagi menjadi dua
garis besar, yaitu cerita militer dan cerita rakyat
(sipil). Hal ini berbeda dengan bentuk cerita
yang ada di Barat yang bentuknya tragedi dan
komedi. Cerita militer atau disebut juga dengan
Wu memiliki nilai kepahlawanan (cerita Panji di
Indonesia), sedangkan cerita rakyat diambil dari
P
i
b
H
m
g
(
y
k
Gambar 9.2
Opera peking merupakan kesenian
tradisional khas Cina
Sumber:
www.great walltour.com
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
125
kehidupan keseharian, tentang arwah (horor), suka duka dan sebagainya yang
disebut cerita Wen.
Teater Cina lahir pada masa Dinasti Tang (abad VIII – X Masehi) dan mencapai
puncak kejayaan pada abad XIV Masehi di bawah pemerintahan Dinasti Yuan.
P
ada akhir masa dinasti Ming, gaya drama-drama regional dan lokal berkembang.
Perpaduan dari gaya-gaya drama ini akhirnya menghasilkan inti sari drama Cina
tradisional, yaitu opera Peking. Opera Peking mendapat pujian terutama untuk
kualitas aktornya. Aktor opera Peking yang paling terkenal dalam lingkup nasional
dan internasional adalah Mei Lanfang.
3. Jepang
Teater Jepang merupakan teater yang
mempunyai bentuk teater yang memiliki
kelengkapan. Dalam berteater, para penggiatnya
memiliki peran masing-masing yang harus
dijalankan secara sungguh-sungguh dan
profesional. Mereka harus saling percaya pada
potensi yang dimilikinya dan saling percaya antara
satu pemain dan pemain lainnya atau dengan
penulis dan penata musik. Inilah yang menjadi
faktor sangat termasyhurnya teater Jepang, baik
dari segi pentas maupun di luar pentas.
Drama telah ditulis dan dipentaskan di Jepang
sejak sekitar abad ketujuh Masehi hingga sekarang.
Selama periode ini, jenis-jenis drama Jepang berkembang dalam keragaman yang sangat
luas, yang dicirikan dengan penggabungan unsur-unsur dramatik, musik, dan tari. Jenis
hiburan teatrikal pertama yang dikenal di Jepang adalah gigaku, yang diperkenalkan
ke Jepang pada 612 Masehi dari Cina selatan. Gigaku dianggap berasal dari India,
bahkan mungkin berakar dari Yunani. Gigaku dipertunjukkan dengan topeng dan
bersifat humor.
Karena tidak disenangi penguasa, gigaku digantikan dengan bugaku, yang
juga berasal dari Cina. Bugaku menampilkan situasi-situasi sederhana, seperti
kembalinya seorang jenderal dari perang. Saat ini bugaku masih dapat disaksikan
dalam upacara-upacara tradisional.
Drama Jepang juga dipengaruhi sejenis hiburan akrobatik yang disebut
sangaku. Sangaku dibawa dari Daratan Asia. Sangaku menampilkan pertunjukan
akrobatik, seperti berjalan di atas tali,
juggling
, dan menelan pedang. Kombinasi
hiburan ini dengan tarian dan lagu-lagu suci yang dihubungkan dengan agama
Shinto lambat laun memunculkan bentuk-bentuk drama yang lebih kompleks.
Saat ini teater Jepang memiliki banyak bentuk, tetapi yang paling terkenal
adalah teater/drama noh dan teater kabuki.
a. Drama Noh
Menjelang abad keempat belas, teater Jepang telah mengembangkan salah
satu pencapaian artistiknya, yaitu drama noh. Noh menampilkan tarian-tarian
Gambar 9.3
Pertunjukan gigaku yang dianggap
berasal dari India
Sumber:
www.visotera.com
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
126
khidmat untuk menunjukkan emosi terdalam
tokoh utama. Drama ini ditulis dalam bahasa
Jepang klasik yang puitis.
Dramawan yang membawa noh ke tingkatan
seni yang agung adalah Kanami Kiyotsugu (1333-
1384) dan putranya Zeami Motokiyo (1363-1444).
Noh mendapat sokongan dari seorang shogun
dari Wangsa Ashikaga setelah dia menyaksikan
pertunjukan yang dilakukan oleh Zeami pada
1374. Zeami mengembangkan noh menjadi
drama aristokratik yang anggun. Namun, setelah
kematiannya noh cenderung kehilangan vitalitas
kreatifnya dan menjadi ritualistik. Drama-drama
noh yang dipentaskan saat ini ditulis oleh Zeami.
Setelah restorasi Me
ij
i, noh menghadapi ancaman
kepunahan karena dianggap memiliki hubungan
dengan Shogun yang tidak disukai. Akan tetapi, noh
masih bertahan dan kemudian menjadi populer.
Ada lima jenis drama noh.
Pertama
, drama
kami (dewa), berupa cerita tentang kuil Shinto.
Kedua
, shura mono (drama perang), berpusat pada
cerita ksatria.
Ketiga
, katsua mono (drama wig),
memiliki tokoh protagonis perempuan.
Keempat
,
isinya beragam, termasuk gendai mono (drama
masa kini), yang ceritanya bersifat kontemporer
dan realistik, dan kyojo mono (drama perempuan
gila), yang menampilkan tokoh protagonis yang
menjadi gila setelah kehilangan kekasih atau
anak.
Kelima
, drama kiri atau kichiku (akhir atau
iblis), yang menampilkan setan-setan, makhluk-
makhluk aneh, dan lelembut.
k
t
J
s
1
N
d
p
1
d
k
k
Gambar 9.4
Drama noh yang menampilkan tarian-
tarian dengan bahasa yang puitis
Sumber:
www.heritageo
Ħ
ava.com
k
d
m
k
K
c
m
i
m
d
g
Gambar 9.5
Kyogen, sketsa-sketsa humor,
ditampilkan sebagai selingan antara
drama satu dan yang lain
Sumber:
www.nexsketch.com
Drama noh relatif pendek dan jarang ada dialog. Pementasan noh yang
standar hanya tiga jenis dari kelima jenis yang telah diuraikan. Tujuannya untuk
mencapai kesatuan artistik dan suasana yang diinginkan. Akan tetapi, jenis drama
kelima selalu menjadi penutup. Kyogen, sketsa-sketsa humor, ditampilkan sebagai
selingan antara drama satu dan yang lain. Pementasan sering diawali dengan okina,
yang pada dasarnya merupakan permohonan akan kedamaian dan kesejahteraan
dalam bentuk tarian.
Teater noh memiliki beberapa istilah, yaitu sebagai berikut.
•
Shite
: peran utama
•
Waki
: peran pembantu/perantara
•
Tsure
: peran pengikut
• Utai-bon : naskah
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
127
•
Kotoba
: cerita dalam bentuk prosa
•
Utai
: cerita dalam bentuk puisi
b. Teater Boneka dan Teater Kabuki
Pada akhir abad kelima belas Masehi dua
bentuk teater populer baru muncul, yaitu teater
boneka, joruri yang disebut juga bunraku, dan
kabuki. Teater boneka menggabungkan tiga
unsur, boneka, penyanyi yang bernyanyi dan
berdeklamasi untuk boneka, serta pemain samisen
sejenis alat musik bersenar tiga yang mengiringi
pertunjukan. Dramawan terbesar dari Jepang,
Chikamatsu Monzaemon, banyak menulis lakon
teater boneka. Tingkat artistik teater boneka di
Jepang mungkin lebih tinggi daripada teater
boneka di negara-negara lain.
Setelah mencapai popularitas terbesarnya
pada abad kedelapan belas, teater boneka
digantikan oleh kabuki. Selanjutnya, kabuki
menjadi jenis drama tradisional paling populer.
Dalam aksara Jepang modern, kata kabuki ditulis
dengan tiga karakter, yaitu
ka
, menandakan
Gambar 9.6
Kabuki yang menggabungkan boneka,
penyanyi, dan alat musik
Sumber:
www.asiagrace.com
“lagu”,
bu
menandakan “tarian”, dan
ki
menandakan “keterampilan”.
Teks asli kabuki dianggap kurang penting dibandingkan akting, musik, dan
tarian yang memukau serta
se
Ĵ
ing
yang berwarna cerah. Drama kabuki dipentaskan
di teater-teater besar yang memiliki hanamichi. Hanamichi adalah bagian yang
ditinggikan yang membentang dari bagian belakang teater hingga ke panggung.
Drama kabuki yang sangat laris dianggap sebagai sarana bagi para aktornya
untuk menunjukkan keterampilan mereka dalam pertunjukan visual dan vokal.
Para aktor ini mewarisi tradisi kabuki dari satu generasi ke generasi selanjutnya
dengan hanya sedikit sekali perubahan. Banyak dari aktor tersebut menyusuri
jejak leluhur dan gaya pertunjukan mereka hingga ke aktor-aktor kabuki generasi
paling awal. Mereka sering menambahkan “nomor generasi” setelah nama mereka
untuk menunjukkan tempat mereka dalam garis panjang para aktor kabuki.
Secara tradisional, selingan tetap ditampilkan dalam teater kabuki. Para
aktor sering menyela permainan untuk menyapa penonton. Kemudian, penonton
menanggapinya dengan pujian atau tepukan tangan. Para penonton juga sering
meneriakkan nama-nama aktor favorit mereka saat pertunjukan berlangsung.
Pertunjukan kabuki berisi tema dan kebiasaan yang mencerminkan keempat
musim di Jepang. Kabuki juga memasukkan materi yang berasal dari kejadian-
kejadian kontemporer.
Kabuki berasal dari abad ketujuh belas, ketika seorang penari perempuan
bernama Okuni mendapatkan ketenaran saat memarodikan doa-doa Buddha. Dia
mengumpulkan sekelompok penampil perempuan yang menari dan berakting.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
128
Kabuki okuni ini merupakan hiburan dramatik pertama yang dirancang untuk
memenuhi selera orang biasa di Jepang. Karakter para penari yang sensual
dianggap meresahkan penontonnya oleh pemerintah. Pada 1629, perempuan
dilarang tampil dalam kabuki. Perannya digantikan anak laki-laki yang berpakaian
wanita. Akan tetapi, jenis kabuki ini dilarang pada
1652 karena alasan moral. Akhirnya, laki-laki
dewasa mengambil alih peran tersebut dan bentuk
kabuki yang seluruhnya diperankan oleh laki-laki
dewasa ini bertahan hingga hari ini.
Menjelang abad kedelapan belas, kabuki telah
menjadi bentuk seni yang mapan dan mampu
melewati perubahan. Saat para saudagar dan orang-
orang biasa yang lain mulai menaikkan tingkat
sosial dan ekonomi mereka, kabuki sebagai teater
rakyat memberi komentar yang jelas mengenai
masyarakat kontemporer. Peristiwa-peristiwa
bersejarah dipindahkan ke panggung. Misalnya,
siklus drama besar Chusingura (1748) yang
mendramatisasi kejadian terkenal pada 1701-1703,
saat sekelompok ronin (samurai tak bertuan)
dengan sabar menunggu selama hampir
dua tahun membalaskan dendam mereka
kepada orang yang memaksa tuan mereka
melakukan bunuh diri. Hampir seluruh
drama “bunuh diri ganda para kekasih”
yang ditulis Chikamatsu Monzaemon
didasarkan pada kisah perjanjian bunuh
diri sepasang kekasih malang yang memang
benar-benar terjadi.
Lakon kabuki dibedakan menjadi dua,
yaitu drama sejarah (jidaimono) dan drama
rumah tangga (sewamono). Umumnya,
pertunjukan kabuki menampilkan kedua
drama itu secara berurutan, diselingi
dengan satu atau dua drama tari yang
menampilkan hantu-hantu, pelacur, dan
makhluk-makhluk eksotik. Pertunjukan diakhiri dengan tarian penutup yang sangat
hidup (ogiri shosagoto) yang dipertunjukkan oleh sekelompok besar penampil.
Saat ini, pertunjukan kabuki secara tetap ditampilkan di Teater Kabuki (Kabuki-
za), yang berkapasitas 1.600 penonton dan di Teater Nasional. Kedua gedung teater
tersebut berada di Tokyo. Teater-teater yang lain juga kadang-kadang menampilkan
kabuki. Selain di tempat-tempat tersebut, kelompok-kelompok aktor kabuki juga
tampil di luar Tokyo. Di Teater Kabuki, pertunjukan berlangsung sekitar lima jam,
sedangkan di Teater Nasional sekitar empat jam.
w
1
d
k
d
m
m
o
s
r
m
b
Gambar 9.7
Penari kabuki okuni sedang menari
dengan gerakan yang indah
Sumber:
hope.kl12.ar.us
Gambar 9.8
Sewamono
Sumber:
www.hbr.emb-japan.go.jp
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
129
4. Thailand
Di Thailand, secara garis besar dikenal dua
jenis teater tradisional, yaitu lakhon dan khon.
a. Lakhon
Pada mulanya, lakhon hanyalah tarian
pemujaan (lakhon jatri). Namun, seiring dengan
perkembangannya, lakhon berubah menjadi teater.
Lakhon menampilkan cerita agama Buddha yang
bernama
Mamora
(seorang putri yang bertubuh
setengah burung dan setengah manusia). Dalam
perkembangannya, lakhon memiliki beberapa jenis,
yaitu sebagai
berikut.
1) Lakhon jatri, yaitu lakon yang tertua yang
terdiri atas tiga pemain. Pemain utama (pahlawan), pemain wanita
(diperankan oleh lelaki), dan pemain pelengkap seperti pesuruh atau badut.
Musik pengiring berupa suling dan gendang.
2)
Lakhon nok, yaitu lakhon yang berasal dari daerah Selatan, mempunyai lebih
banyak anggota dan pemusik.
3) Lakhon nai, yaitu lakhon yang dikhususkan untuk kaum wanita.
Gambar 9.9
Adegan dalam pementasan lakhon
Sumber:
www.orias.barkelay.edu
Gambar 9.10
Pertunjukan khon
Sumber:
www.i.pbase.com
b. Khon
Khon merupakan teater tertua yang dipentaskan
dengan menggunakan topeng. Ceritanya bersumber
dari cerita Ramayana atau dalam bahasa Thailand
adalah Ramakien. Bagian yang paling digemari
adalah saat adegan Rahwana muncul dengan
memiliki sepuluh muka atau Thosakan.
Pementasan Khon diiringi oleh musik (piphat)
yang terdiri atas seruling, gendang, gambang, dan
kecrek.
5. Kamboja
Teater yang paling terkenal di Kamboja adalah
teater lakhon bossac. Nama ini diambil dari sungai
yang mengalir dari Vietnam ke Kamboja. Lakhon
bossac merupakan teater yang banyak dipengaruhi
oleh teater dari India dan opera dari Cina.
6. Vietnam
Ada beberapa teater yang terkenal di Vietnam, yaitu Hat Cheo dan Hat Boi.
a. Hat Cheo
Hat cheo adalah teater tertua Vietnam. Hat cheo merupakan pertunjukan para
petani di daerah Vietnam Utara yang dipertunjukkan dengan nyanyian dan tari-tarian
disertai lawakan. Pertunjukan biasanya digelar saat panen, upacara, atau pesta rakyat.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
130
b. Hat Boi
Hat boi berasal dari pengaruh Cina yang berarti menyanyi (hat) dan bersikap
(boi), lalu dibawa ke Vietnam oleh prajurit tawanan Jendral Tran Han sekitar
1285.
Gambar 9.11
Hat Cheo
Sumber:
www.a8.vietbao.vn
Gambar 9.12
Hat Boi
Sumber:
www.a8.vietbao.vn
P
e
l
a
t
i
h
a
n
1
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Apa yang dimaksud dengan Bharata Natya Sastra?
2.
Sebutkan teater-teater tradisonal yang ada di Jepang!
3.
Apa perbedaan Khon dan Lakhon, dua jenis teater tradisional di Thailand?
4. Apa peran Rabindranath Tagore dalam perkembangan teater modern di
India?
5.
Apa tema yang sering digunakan pada pertunjukan kabuki?
B.
Teater Modern Mancanegara di Asia
Pada abad kelima belas Masehi, negara-negara Eropa mulai menjajah negara-
negara di Asia. Kolonialisme negara-negara Barat ini tidak hanya membawa
dampak ekonomi, tetapi juga turut memengaruhi budaya negeri-negeri jajahan. Di
bidang teater, kolonialisme mengenalkan bangsa-bangsa Asia pada kaidah-kaidah
drama Barat. Dari sinilah teater modern muncul di Asia.
c. Thung Tau
Thung tau adalah jenis teater kelanjutan dari hat cheo.
d. Cai Luong
Cai luong adalah teater yang berasal dari Vietnam Selatan yang dipentaskan
dengan nyanyian dan dikembangkan dengan gerak peragaan.
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
131
1. Teater Modern di India
Teater modern India kali pertama dikembangkan di Bengal pada akhir
abad ke-18. Teater-teater regional yang lain sedikit banyak mengikuti pola Bengal.
Inggris menaklukkan Bengal pada 1757 dan memengaruhi seni lokal dengan sistem
pendidikan dan politik mereka. Kelompok-kelompok teater Inggris mementaskan
Shakespeare, Moliere, dan komedi-komedi Restorasi, serta memperkenalkan struktur
dramatik dan panggung proscenium kepada para cendekiawan India. Dengan bantuan
Golak Nath Dass, seorang ahli linguistik lokal, Gerasim Lebedev, seorang pemimpin
band dalam kesatuan militer Inggris, memproduksi drama pertama dalam bahasa
Bengal, Chhadmabes (Penyamaran), pada 1795. Drama ini ditampilkan di panggung
bergaya Barat dengan para pemain laki-laki dan perempuan dari Bengal. Selanjutnya,
para penulis drama Bengal mulai mensintesiskan gaya Barat dengan warisan dari
bangsa mereka sendiri dan dari Sanskerta. Seiring tumbuhnya kesadaran nasionalisme,
teater menjadi alat reformasi sosial dan propaganda melawan pemerintahan Inggris.
Di antara para penulis drama terkemuka India, terdapat nama-nama Michael Madhu
Sudan (1824–73), Dina Bandhu Mitra (1843–87), Girish Chandra Ghosh (1844–1912),
dan D.L. Roy (1863–1913).
Karya Dina Bandhu Mitra, Nildarpan (Cermin Indigo), menuturkan tirani pemilik
perkebunan indigo berkebangsaan Inggris terhadap buruh-buruh perkebunan dari
pedalaman Begal. Girish Chandra Gosh pada 1872 mendirikan the National Theatre
dan berkeliling mementaskan Nildarpan di kota-kota di India Utara, seperti Delhi dan
Lucknow. Pidato-pidato yang dianggap menghasut dan adegan-adegan mengerikan
yang menggambarkan kebrutalan Inggris menyebabkan pelarangan produksi ini.
Untuk mengatasi sensor, para penulis lakon mulai beralih ke tema-tema sejarah
dan mitologi dengan simbolisme tersembunyi yang dipahami dengan jelas oleh
para penonton India. Para pahlawan dan orang jahat lakon ini mewakili pejuang
kemerdekaan India melawan penjajah Inggris. Tragedi-tragedi Girish, seperti Mir
Qasim (1906), Chhatrapati (1907), dan Sirajuddaulah (1909) menampilkan keagungan
para pahlawan tragis yang mengalami kegagalan akibat kelemahan dari dalam
ataupun pengkhianatan rekan seperjuangan mereka. D.L. Roy menekankan aspek
nasionalisme yang sama dalam drama-drama sejarahnya, seperti Mebarapatan (The
Fall of Mebar), Shahjahan (1910), dan Chandragupta (1911).
Girish memperkenalkan e
fi
siensi dan penampilan yang profesional. Gaya
aktingnya
fl
amboyan dan berapi-api. Para aktor seperti Amar Da
Ĵ
a dan Dani Babu
membawakan gaya ini pada awal 1920-an. Metode akting dan produksi
the Star, the
Minerva
, dan
Manmohan Theatres
mengambil model karya-karya pelopor Girish.
Unsur-unsur realisme kali pertama diperkenalkan pada 1920-an oleh Sisir
Kumar Bhaduri, Naresh Mitra, Ahindra Chowduri, dan Durga Das Banerji,
bersama dengan aktris Probha Devi dan Kanka Vati. Di Srirangam Theatre (ditutup
pada 1954), Sisir menampilkan dua peran yang paling dikenang: Kaisar Moghul
Aurangzeb dan Canakya, politisi dan
fi
losof Hindu yang cerdas. Gaya Sisir
disempurnakan oleh aktor dan sutradara Sombhu Mitra dan istrinya yang seorang
aktris, Tripti. Bersama aktor-aktor lain mereka mendirikan kelompok Bahurupee
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
132
pada 1949 dan memproduksi lakon-lakon Tagore, termasuk Rakta Karabi (Oleander
Merah) dan Bisarjan (Pengorbanan), yang sebelumnya tidak pernah diproduksi
kelompok profesional yang lain.
Meskipun mendalami karya-karya klasik Hindu dan bentuk-bentuk kesenian rakyat
pribumi, Rabindranath Tagore (1861-1941) tetap memberi respons terhadap teknik-teknik
produksi Eropa sehingga memunculkan bentuk dramatik yang berbeda dengan para
dramawan seangkatannya. Dia menjadi sutradara dan aktor drama-dramanya bersama
saudara sepupu, keponakan, dan murid-muridnya. Drama-drama ini terutama dipentaskan
di sekolahnya, Santiniketan, di Bengal sebagai teater nonprofesional dan eksperimental. Para
elite di Calcu
Ĵ
a dan pengunjung asing tertarik pada pertunjukan Tagore ini.
Gambar 9.13
Rabindranath Tagore, seorang sutradara
dan aktor drama India
Sumber:
www.greatwalltour.com
Sebagai seorang pelukis, aktor, dan penyair,
Tagore menggabungkan bakat-bakatnya dalam
karya-karyanya. Dia menggunakan musik dan
tari sebagai unsur penting pada tahun-tahun
berikutnya. Dia menciptakan bentuk opera-tari
baru yang menampilkan kelompok koor yang
duduk di panggung dan menyanyi sementara para
pemain berakting dalam tari dan gerakan-gerakan
yang distilisasikan. Kadang-kadang Tagore sendiri
berdiri di atas sebuah bangku, bertindak sebagai
sutradara dan menyanyi dengan iringan musik dan
drum sementara para pemain yang menari menjadi
gambaran visual yang bergerak.
Sejak Lebedev pada 1795, arus aktor dan
produser yang dilatih dalam tradisi Barat terus
berlanjut. Mereka mendayagunakan kembali kelompok-kelompok teater berbahasa
daerah. Nawab Wajid Ali Shah telah mengunjungi para komposer opera Prancis pada
pertengahan abad ke-19. Tagore mengerjakan opera pertamanya, Valmiki Pratibha (Jenius
Valmiki) pada 1881, setelah kembali dari Inggris. Prithvi Raj Kapoor, E. Alkazi, dan Utpall
Du
Ĵ
mendapatkan pelatihan awal produksi dalam tradisi Inggris. Norah Richards,
seorang aktris kelahiran Irlandia yang datang ke Punjab pada 1911, memproduksi drama
pertama yang berbahasa Punjabi, Dulhan (Sang Pengantin Perempuan), yang ditulis
oleh muridnya I.C. Nanda. Selama 50 tahun, dia mempromosikan drama pedalaman
dan menginspirasi para aktor dan produser, termasuk Prithvi Raj Kapoor.
2. Teater Modern di Cina
Drama tradisional Cina banyak menampilkan musik dan lagu. Lagu sering
menjadi tulang punggung spiritual yang vital bagi drama, dan musik menjadi ciri
yang membedakan genre drama tertentu. Akan tetapi, sejak akhir abad ke-19, drama
Barat kian meningkatkan pengaruhnya di Cina. Para dramawan Cina mulai menulis
naskah dengan sedikit lagu dan musik atau bahkan sama sekali tidak ada lagu dan
musik dalam pertunjukannya. Dalam tradisi drama Barat, hal ini dinamakan
Speech
Drama
atau
Huaju
. Selama abad ke-20,
Speech drama,
meskipun disukai beberapa politisi
dan intelektual urban baru, kurang populer dibandingkan bentuk-bentuk drama
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
133
tradisional, terutama Opera Peking. Dramawan
speech drama
yang terkemuka antara
lain Cao Yu dengan karyanya Leiyu (Hujan Badai) dan Dian Han dengan dramanya
Guan Hangin yang cukup menarik penonton pada pertengahan 1950-an.
Selama Revolusi Kebudayaan (1966-1976), semua drama yang ada di Cina
dilarang. Akan tetapi, sejumlah “drama model baru” dipentaskan untuk rakyat
Cina, bahkan diekspor dalam bentuk
fi
lm dan rekaman. Sejak 1976, dengan
iklim kreatif yang lebih longgar, banyak lakon baru ditulis dan eksperimentasi
dramatik pun berlangsung. Ada kekhawatiran akan kemunduran jenis-jenis drama
tradisional. Kenyataannya, televisi modern, internasionalisme, dan komersialisme
bersama dengan sterilisasi kebudayaan saat Revolusi Kebudayaan telah merusak
hiburan-hiburan tradisional. Akan tetapi, kombinasi yang kaya dari tradisi kuno
dan modern terus memproduksi teater yang mengasyikkan.
3. Teater Modern di Jepang
Selain drama tradisional, repertoar teatrikal modern berupa cerita asli Jepang
dalam idiom modern dan terjemahan drama-drama Eropa mulai muncul di Jepang sejak
awal abad ke-20. Para penulis drama pada abad ke-20 berupaya mengompromikan
bentuk-bentuk drama tradisional Jepang dengan idiom-idiom Barat, baik dengan
memperkenalkan psikologi modern pada cerita-cerita kuno maupun membuat drama
bergaya kabuki berdasarkan karya-karya klasik Eropa, seperti Macbeth. Presentasi
modern dari tema tradisional yang dianggap berhasil ditunjukkan oleh Mishima Yukio
dalam Five Modern Noh Plays (1956). Drama-drama lain, terutama Twilight Crane (1949)
karya Kinoshita Junji, didasarkan pada cerita-cerita rakyat kuno. Beberapa penulis drama
kontemporer Jepang menggarap tema-tema seperti kon
fl
ik dalam masyarakat Jepang
modern dan masalah ketidakadilan sosial. Penulis drama yang lain memilih mengerjakan
versi Jepang dari drama simbolik modern atau komedi musikal Amerika.
Abe Kobo (1924-1993) merupakan salah satu dramawan terkemuka dari Jepang.
Setelah fase singkat sebagai penulis drama Marxis, dia mapan dengan gaya Ka
Ĥ
a
yang absurd. Dalam lakonnya, tokoh protagonis terperangkap dalam situasi aneh
yang samar, seringkali terinspirasi oleh
fi
ksi ilmiah, cerita detektif, atau genre-genre
populer yang lain. Kobo Abe mengelola kelompok teaternya sendiri di Tokyo. Dia
menulis lakon-lakon, seperti
Omae ni mo Tsumi ga Aru
(Kamu Juga Bersalah, 1964)
dan
Tomodachi
(Teman), di samping menulis untuk televisi dan media lain.
Salah satu sutradara teater terkemuka dari Jepang adalah Ninagawa Yukio
(1935). Ia dilahirkan di Kawaguchi. Ninagawa Yukio semula ingin menjadi
pelukis, tetapi setelah meninggalkan sekolah menengah ia bergabung dengan
kelompok Seiha sebagai aktor. Berkolaborasi dengan penulis drama Kunio
Shimizu, dia mendirikan kelompok teater sayap kiri pada 1968 dan menyutradarai
karya Shimizu Shinjo Afururu Keihakusa (Sungguh-sungguh tetapi Sembrono).
Selanjutnya ia mendirikan beberapa kelompok teater, tetapi titik baliknya datang
saat ia mulai bekerja dengan kelompok TOHO. Produksi pertamanya untuk TOHO
pada 1974 adalah Romeo and Juliet karya Shakespeare, diikuti setahun berikutnya
dengan King Lear, dan pada 1980, sebuah versi memikat dari Macbeth dengan
se
Ĵ
ing
pada masa samurai.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
134
C. Keunikan dan Pesan Moral Teater Mancanegara dari Asia
Semua cabang teater Timur, yaitu drama India, Cina, Jepang, dan Asia
Tenggara memiliki ciri umum tertentu yang dengan jelas membedakannya dengan
teater Barat pasca-Renaissance. Teater Asia berciri presentasional, sementara
gagasan representasi Alam asing bagi seni Timur. Meskipun drama dari negara-
negara tertentu beragam, secara umum drama tersebut menyatukan karya-karya
seni yang menggabungkan sastra, tari, musik, dan tontonan.
Pelatihan aktor, yang umumnya merupakan proses yang panjang dan sulit, lebih
menekankan tari, ketangkasan
fi
sik, dan keterampilan vokal ketimbang penafsiran
psikologis. Kostum dan tata rias cenderung rumit, dengan semua warna, citra, dan
unsur yang memiliki makna khusus. Topeng dan tata rias mirip topeng merupakan
P
e
l
a
t
i
h
a
n
2
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Apa ciri teater Timur dari sudut pandang penonton?
2.
Apa saja keunikan dari opera Peking?
3.
Apa yang dimaksud dengan kanzen-chaoku dalam teater kabuki?
hal yang lumrah. Stilisasi meluas ke gerakan.
Tindakan sehari-hari diubah menjadi gerak
tubuh simbolik yang mirip dengan tari. Dekorasi
juga distilisasikan. Contohnya, panggung Noh
dari Jepang memiliki unsur-unsur arsitektur
dan pemandangan yang syarat makna dan tidak
berubah tanpa menghiraukan lakon. Opera Peking
memiliki kosakata konvensi aksi. Perjalanan
panjang ditunjukkan dengan mengitari panggung.
Seorang aktor yang berlari melintasi panggung
dengan empat potong kain melambangkan
angin. Tidak ada upaya yang dilakukan untuk
menyamarkan teatrikalitas peristiwa.
Dari sudut pandang penonton, teater
Timur berciri partisipatoris. Penonton tidak
benar-benar berperan dalam pertunjukan,
tetapi kehadiran mereka lebih seperti berbagi
pengalaman. Sikap dan harapan penonton berbeda dengan penonton teater Barat.
Pertunjukan seringkali berlangsung lama, dan penonton datang dan pergi, makan,
mengobrol, dan hanya melihat momen-momen favorit mereka. Di sini tidak ada
kekhidmatan seperti pengunjung teater Barat.
Teater Timur, sebagaimana aspek-aspek kebudayaan Timur yang lain, ditemukan
oleh orang Barat pada akhir abad ke-19. Teater Timur memengaruhi gagasan-gagasan
Gambar 9.14
Gerak dan tata rias menjadi unsur penting
dan keunikan bagi aktor dalam teater
Sumber:
www.susvaraoperacompany.
fi
les.wordpresss.com
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
135
akting, penulisan, dan pemanggungan penganut aliran Simbolis. Dramawan seperti
Strindberg, Brecht, dan Artaud juga terpengaruh teater Timur. Demikian juga dengan
sutradara Rusia Vsevolod Meyerhold dan sutradara Jerman Max Reinhardt.
1. Keunikan dan Pesan Moral Teater India
Drama Sanskerta di India mulai berkembang pada abad ke-4 dan ke-5 Masehi.
Drama-drama epik yang rumit tersebut strukturnya lebih berkisar pada sembilan
rasa, atau suasana hati, bukan tokoh-tokoh, karena drama tersebut terutama
mengenai hal-hal spiritual. Drama India memakai cerita yang bersumber pada
epik agung India, Mahabharata dan Ramayana. Panggungnya didekorasi secara
rumit, tetapi tidak ada penggunaan dekorasi yang mewakili adegan tertentu. Gerak
setiap bagian tubuh, penyampaian vokal, dan lagu diatur secara ketat.
Teater baru India yang mulai muncul sekitar tahun 1800 akibat langsung dari
penjajahan Inggris. Dua contoh pementas teater “baru” adalah
The Prithvi Theatre
dan
The Indian National Theatre
.
The Prithvi Theatre
merupakan sebuah kelompok keliling
berbahasa Hindi yang didirikan pada 1943 yang banyak menggunakan rangkaian tari
dan musik. Perubahan set sering dilakukan oleh teater ini. Selain itu, the Prithvi Theater
bercirikan gerakan dan warna yang berlebihan. The Indian National Theatre yang
didirikan di Bombay pada 1950-an, berpentas untuk para penonton di seluruh India,
di pabrik-pabrik, dan tanah-tanah pertanian. Tema-tema yang dibawa adalah masalah
nasional, seperti kekurangan pangan. Gaya kelompok ini merupakan perpaduan
pantomim dan dialog sederhana. Teater ini menggunakan truk untuk mengangkut
properti, kostum, dan aktor. Tidak ada dekorasi dalam teater ini.
Gambar 9.15
Opera Peking menekankan akting,
nyanyian, tarian, dan gerakan
akrobatik
Sumber:
www.sonic.net
2. Keunikan dan Pesan Moral Teater
Cina
Sejak abad ke-19, teater Cina didominasi oleh
opera Peking. Opera Peking menekankan akting,
nyanyian, tarian, dan gerakan akrobatik. Sebuah
pementasan digambarkan sebagai sekumpulan
kutipan dari berbagai karya sastra yang
dikombinasikan dengan pertunjukan akrobatik.
Panggung opera Cina hanya diisi dengan sedikit
perabot. Gerak aktornya distilisasikan. Peran-
perannya diatur dengan ketat. Tata riasnya rumit
dan fantastis. Warna-warnanya bersifat simbolik.
Di bawah pemerintahan Komunis, bahan lakonnya
berubah, tetapi gaya-gaya yang disebutkan tadi
sedikit banyak tetap dipertahankan.
Hingga akhir abad ke-20 semua peran dalam opera Peking dimainkan oleh
pria. Para aktor pria yang memerankan wanita mengembangkan karakterisasi
feminitas masing-masing sehingga banyak pengunjung teater menganggapnya
lebih autentik daripada kenyataannya.
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
136
3. Keunikan dan Pesan Moral Teater Jepang
Teater Jepang barangkali yang paling rumit di Timur. Dua jenis teater Jepang
yang paling terkenal adalah teater noh dan kabuki. Noh, teater klasik Jepang,
merupakan sendratari yang diatur secara ekstrem. Noh berupaya membangkitkan
mood tertentu melalui penceritaan kembali sebuah kejadian atau cerita. Teater ini
berhubungan erat dengan Zen Buddhisme. Noh mencapai puncaknya pada abad
ke-15. Sementara itu, kabuki bermula pada abad ke-17 dan lebih populer dalam hal
gaya dan isi. Genre yang lain adalah teater tari canggih yang disebut bunraku.
Meskipun tujuan utama kabuki menghibur dan memberi kesempatan kepada
para aktor untuk menunjukkan keterampilan mereka, di dalamnya ada unsur
didaktik, yaitu ide-ide mengenai kanzen-choaku (“Mengganjar keluhuran budi dan
menghukum kejahatan”). Karena itu, drama ini sering menampilkan kon
fl
ik-kon
fl
ik
yang melibatkan ide-ide religius, seperti sifat kesementaraan dunia (dari Buddhisme),
dan pentingnya kewajiban (dari Konfusianisme), juga sentimen-sentimen moral yang
lebih umum. Tragedi terjadi ketika moralitas berkon
fl
ik dengan hasrat manusia.
Secara struktur, kabuki biasanya terdiri atas dua tema atau lebih dalam sebuah
alur yang rumit. Akan tetapi, kabuki tidak memiliki unsur pemadu yang kuat
sebagaimana drama Barat. Drama kabuki mencakup beragam episode yang saling
berbaur dan berkembang menuju klimaks dramatis. Kabuki masih mempertahankan
sejumlah aturan yang diadaptasi dari bentuk-bentuk teater yang lebih kuno yang
ditampilkan di kuil-kuil. Akting dalam kabuki dapat distilisasikan sedemikian rupa
sehingga secara kasat mata tidak dapat dibedakan dengan tarian.
P
e
l
a
t
i
h
a
n
3
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar!
1.
Bagaimana teater Timur memengaruhi teater mancanegara?
2.
Apa yang ditonjolkan oleh opera Peking?
3.
Bagaimana para penulis Jepang berupaya mengompromikan bentuk drama
tradisional dengan idiom Barat?
U
j
i
K
o
m
p
e
t
e
n
s
i
Carilah informasi mengenai teater-teater mancanegara di Asia yang tidak
kamu pelajari di pelajaran ini. Kamu dapat mencarinya di majalah, surat kabar,
atau ensiklopedia. Selain itu, kamu juga dapat memanfaatkan internet. Catatlah
beberapa hal mengenai teater tersebut.
1.
Apa nama dan dari mana teater tersebut?
2.
Cerita apa yang dimainkannya?
3.
Bagaimana kostum para pemain teater tersebut?
4.
Bagaimana dekorasi panggungnya?
5.
Pesan moral apa yang terkandung dalam pementasan teater tersebut?
Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia
137
Rabindranath Tagore (1861-1941) merupakan sosok yang paling di kenal dalam
kesusastraan modern India. Dia disebut Gurudeva (Guru yang Terhormat). Selain
itu, Tagore dihormati sebagai seorang visioner. Sebagai ikon budaya Bengali, ia
memengaruhi para penulis lain di India yang menulis dalam bahasa-bahasa India
yang lain. Tagore juga berpengaruh di Eropa, terutama setelah menerima hadiah
Nobel Bidang Kesusastraan pada 1913. Karya-karya drama Rabindranath Tagore
antara lain
Achalayatan
(
The Immovable
), 1912;
Chitrangada
, 1892;
Dakghar
(
The Psot
O
ffi
ce
), 1912;
Muktadhara
(
The Waterfall
), 1922;
Raja
(
The King of Dark Chamber
), 1910;
dan
Raktakaravi
(
Red Oleanders
), 1926.
(Sumber:
Microso
Ğ
encharta, 2008
)
INFO
Karya seni teater merupakan perpaduan dari semua unsur seni. Seni teater
mancanegara di Asia merupakan salah satu yang menginspirasi perkembangan
seni teater yang ada di Indonesia sekarang ini. Terinspirasi jugakah kamu oleh
seni teater mancanegara di Asia?
Re
fl
eksi
• Teater dan agama memiliki kaitan yang erat dalam tradisi teater di India. Selain
itu, pertumbuhan dan perkembangan teater di India tidak terlepas dari adanya
cerita-cerita rakyat India, yaitu Mahabharata dan Ramayana.
Perpaduan dari gaya-gaya drama di Cina menghasilkan inti sari drama Cina
•
tradisional, yaitu opera Peking.
Tradisi teater di Jepang telah dimulai pada abad ketujuh Masehi, ditandai
•
dengan kemunculan gigaku. Selanjutnya, ada jenis teater yang lain, bugaku
dan sangaku. Akan tetapi, teater tradisional Jepang yang paling terkenal dan
bertahan hingga sekarang adalah drama Noh dan kabuki.
• Teater modern India kali pertama dikembangkan di Bengal pada akhir abad
ke-18. Tokoh yang memperkenalkan teater modern di India adalah Gerasim
Lebedev.
• Drama modern kurang berkembang di Cina karena kalah bersaing dengan
drama tradisional seperti opera Peking. Selama masa Revolusi Kebudayaan
terjadi pelarangan terhadap drama-drama yang ada di Cina.
Para penulis drama Jepang pada abad ke-20 berupaya mengompromikan
•
bentuk-bentuk drama tradisional Jepang dengan idiom-idiom Barat. Sementara
itu, beberapa penulis drama kontemporer Jepang menggarap tema-tema seperti
kon
fl
ik dalam masyarakat Jepang modern dan masalah ketidakadilan sosial.
Rangkuman
Seni Teater untuk SMP/MTs Kelas IX
138
A. Berilah tanda silang ( × ) pada jawaban yang benar!
1. Arti dari Bharata Natya Sastra adalah ....
a. Kesusastraan dari Bharata
b. Seni Tari dari Bharata
c. Seni Drama dari Bharata
d. Aturan Mengenai Tari dan Drama dari Bharata
2. Di Malabar, India Selatan terdapat seni drama tari yang bernama ....
a. kathakali c. ram lila
b. yatra d. badawang
3. Mei Lanfang adalah aktor ....
a. kabuki c. gigaku
b. opera Peking d. drama Noh
4. Peran utama dalam teater noh disebut ....
a. waki b. shin c. shite d. tsure
5. Drama kami, salah satu dari lima jenis drama noh, bercerita tentang ....
a. ksatria c. kehidupan sehari-hari
b. tokoh perempuan d. kuil Shinto
6. Chikamatsu Monzaemon adalah penulis lakon ....
a.
drama Noh
b. teater boneka c. gigaku
d. sangaku
7. Drama rumah tangga yang menjadi lakon kabuki disebut ....
a. sewamono c. jidaimono
b. kyojo mono d. shura mono
8. Pujangga India yang sering mementaskan drama-dramanya di sekolah yang
bernama Santiniketan adalah ....
a. Naresh Mitra c. Rabindranath Tagore
b. Kanka Vati d. Probha Devi
9. Cina pernah mengalami pelarangan terhadap semua jenis drama, yaitu pada
masa ....
a. penjajahan Jepang c. Revolusi Kebudayaan
b. pemerintahan kaum nasionalis
d. pemerintahan Kaisar Pu Yi
10. Five Modern Noh Plays (1956) ditulis oleh ....
a. Ryunosuke Akutagawa c. Mishima Yukio
b. Yasunari Kawabata d. Kobo Abe
B. Jawablah soal-soal berikut dengan benar!
1. Sebutkan tiga jenis teater tradisional yang ada di India!
2. Sebutkan lima jenis drama noh!
3. Apa peran Gerasim Lebedev dalam teater modern India?
4. Sebutkan tiga karya Shakespeare yang ditafsirkan kembali untuk dipentaskan
oleh Ninagawa Yukio?
5. Apa keunikan dan pesan moral dari teater Jepang?
Pelatihan Pelajaran 9
a
a
t
i
i
h
h
h
a
a
n
9
n
9
n
9
Pelaj
a
a
ran
a
a
t
i
i
h
h
a
a
n
n
n
P
P
P
e
el
l
j9