Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 8 Membangun Rasa Percaya Diri
Bahasa Indonesia · Bab 8 Membangun Rasa Percaya Diri
Endah

24/08/2021 16:01:07

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

8

Membangun Rasa

Percaya Diri

A. Membaca Indah Puisi

B. Menulis Bentuk Narasi dari Teks Wawancara

C. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen secara Lisan

164

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

1.

Membaca dan Memahami Isi Puisi Bertema Masalah Sosial

Setiap penyair seakan-akan mempunyai lensa dalam hatinya ketika mengamati

berbagai masalah sosial. Penyair tidak hanya mengungkap fakta-fakta sosial yang

tertangkap oleh indera penglihatan. Lebih dari itu, dengan

lensa hati

ia menyelami

alam perasaan dan pikiran masyarakat yang tengah mengalami persoalan sosial.

Penyair membaca keprihatinan, kesedihan, kegelisahan, kegundahan, amarah, dan

juga kebencian yang bergolak pada pikiran dan perasaan masyarakat. Penyair juga

mengungkap harapan, cita-cita, dan kerinduan masyarakat pada kehidupan yang

diinginkan.

A. Membaca Indah Puisi

Salah satu contoh aktivitas membaca indah puisi dapat disaksikan dalam lomba baca puisi.

Dalam lomba baca puisi, kamu dapat menyaksikan usaha para pembaca untuk menyampaikan gagasan

penyair melalui seni olah suara. Keindahan pembacaan akan tampak pada pemahaman pembaca dalam

mengungkapkan kembali gagasan penyair, penggunaan nada, jeda, irama, ekspresi wajah, dan gerak-

gerik penunjang yang sesuai dengan isi puisi.

Pada kesempatan ini, kalian akan berlatih membaca puisi. Aktivitas pembelajaran yang akan

kalian ikuti meliputi (1) memahami tujuan pembelajaran, (2) membaca dan memahami isi puisi bertema

masalah sosial, (3) membubuhkan tanda-tanda pembacaan puisi, dan (4) membaca indah puisi.

Salah satu hasil belajar bahasa Indonesia yang sering diusung ke ajang

festival adalah membaca indah puisi. Kamu dapat meningkatkan kemampuan

membaca indah puisi melalui serangkaian pelatihan. Pembaca yang baik, dapat

mengekspresikan gagasan yang disampaikan penyair melalui vokal, ekspresi,

dan gerak penyerta yang ditampilkannya. Hasil belajar lainnya yang tak kalah

menarik adalah menulis narasi dari teks wawancara. Melalui kegiatan ini kamu

dapat berlatih menjadi wartawan. Untuk melengkapi kemampuanmu dalam hal

seni baca sastra, kamu juga akan berlatih menanggapi cara pembacaan cerpen

secara lisan.

Membangun Rasa Percaya Diri

8

165

Membangun Rasa Percaya Diri

8

Ta u

fi

q Ismail

SEORANG TUKANG RAMBUTAN PADA ISTERINYA

“ Tadi siang ada yang mati,

Dan yang mengantar banyak sekali

Ya. Mahasiswa-mahaiswa itu. Anak-anak sekolah

Yang dulu berteriak-teriak: dua ratus, dua ratus!

Sampai bensin turun harganya

Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula

Mereka kehausan dalam panas yang bukan main

Terbakar mukanya di atas truk-truk terbuka

Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu

Biarlah sepuluh ikat juga

Memang sudah menjadi rezeki mereka

Mereka berteriak kegirangan dan berebutan

Seperti anak-anak kecil

‘Hidup tukang rambutan! Hidup tukang rambutan!’

Mengejar dan menyalami saya, bu

Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya

Mengejar dan menyalami saya

Dan ada yang turun dari truk, bu

‘Hidup pak rambutan!’ sorak mereka

Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar

‘Hidup pak rambutan! sorak mereka

‘Terima kasih pak, terima kasih!

Bapak setuju kami, bukan?’

Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara

‘Doakan perjuangan kami, pak,

Mereka naik truk kembali

Masih meneriakkan terima kasihnya

‘Hidup pak rambutan!’ sorak mereka

Saya tersedu, bu. Saya tersedu

Belum pernah seumur hidup

Orang berterimakasih begitu jujurnya

Pada orang kecil seperti kita

Bacalah teks puisi berikut, kemudian kerjakan pelatihan yang menyertai teks!

166

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Jawablah pertanyaan berikut dengan berdiskusi kelompok! Manfaatkan hasil

diskusi kelompok dalam diskusi kelas, agar diperoleh kesimpulan bersama jawaban

dari setiap pertanyaan!

a. Peristiwa apa yang sedang terjadi dalam puisi

Seorang Tukang Rambutan pada

Isterinya

b.

Bagaimana suasana pada saat terjadinya peristiwa tersebut?

c.

Jelaskan watak tukang rambutan dalam puisi

Seorang Tukang Ram-butan pada

Isterinya

!

d.

Jelaskan perasaan tukang rambutan saat berhenti di pinggir jalan dan menyaksikan

para demontran!

e.

Masalah sosial apa yang disoroti penyair dalam puisi

Seorang Tukang Rambutan

pada Isterinya

?

f.

Nilai, kaidah sosial, dan tugas-tugas sosial apa yang dideskripsikan

penyair dalam puisi puisi

Seorang Tukang Rambutan pada Isterinya?

g.

Pelajaran hidup apakah yang dapat dipetik dari puisi puisi

Seorang Tukang Ram-

butan pada Isterinya

?

2.

Membubuhkan Tanda-tanda Pembacaan Puisi

Dalam kegiatan membaca indah puisi, setelah memahami isi puisi langkah

selanjutnya adalah membubuhkan tanda-tanda baca. Tanda-tanda baca berfungsi

sebagai panduan bagi pembaca dalam mengatur nada, tempo dan jeda, serta tekanan.

Selain melakukan pengaturan suara, pembaca juga harus berusaha mengekspresikan

isi puisi melalui mimik (ekspresi wajah) dan gerak gerak penyerta yang sesuai. Tanda-

tanda yang lazim digunakan adalah seperti berikut.

Berhenti sebentar (,) :

/

Berhenti (.) :

/

Berhenti untuk menandai pergantian gagasan :

//

Nada datar :

Nada naik :

Nada turun :

Pemberian tekanan pada kata penting :

Pemberian tekanan pada pernyataan

: -----------

yang mengandung tema

167

Membangun Rasa Percaya Diri

8

Perhatikan contoh berikut.

RAKYAT

Rakyat ialah kita/

jutaan tangan yang mengayun dalam kerja

di bumi di tanah tercinta/

jutaan tangan yang mengayun bersama

membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga

mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota

menaikkan layar menebar jala

meraba kelam di tambang logam dan batubara

Rakyat

ialah

tangan

yang

bekerja

//

....

(Hartoyo Andangjaya)

Dikutip dari Waluya, 1987.

Bubuhkanlah tanda-tanda pembacaan pada puisi “Seorang Tukang Rambutan

pada Isterinya” yang terdapat pada pelatihan sebelumnya! Kerjakan secara ber-

kelompok!

3.

Membaca Indah Puisi

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok dengan anggota 4—6 orang!

a.

Setiap anggota kelompok memilih salah satu puisi berikut, selanjutnya bubuh-

kanlah tanda-tanda pembacaan dengan tepat!

Wahyu Prasetya

ANAKKU MENULIS MERDEKA ATAU MATI

Dengan cat semprot anakku menulis di dinding-dinding rumah

kalimat yang ia pilih dari buku tulis sejarah sekolah dasarnya

warna merah yang melukiskan masa lampau pekikan

ada luka parah, dan khianat, ada timbunan tentara, petani...

peperangan akan selalu direncanakan dari pikiran sebuah rumah

maka ia mengecatnya,

“merdeka atau mati”

168

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

lalu teman-temannya pun menambahkan beberapa kata-kata,

“viva iwan fals!”

dari sebuah dinding rumah, sejuta senjata dan calon korban dicatat

bahkan ada pula yang berani menyemprotnya dengan cat merah, jari-jari anak-anakku

apakah beda kemerdekaan ini dengan ketulusan tentang mati

apalah arti letusan di benua dengan 350 tahun yang menggilas kita

Indonesia adalah sebuah peta yang pernah diperdaya oleh ranjau intrik, bom dan kasak

kusuk,

“merdeka atau mati”

Lalu aku pun menyisipkan kata-kata juga

“hidup ibu hidup bapak hidup dada hidup dedy”

malampun menyisakan bauan tinner dan huruf melotot

biarlah

Kemerdekaan yang kami syukuri dalam rumah sederhana ini

hanya huruf, kalimat dan bahasa cat semprot

dan jari jari anak anakku yang mengutip ingatan buku tulis sejarahnya

esok ia akan membacanya keras-keras, hallo Indonesia?

hallo Kemerdekaan siapa?

malang, 1.5.1995

MENATAP BENDERA DALAM GERIMIS

kelembutan waktu yang melahirkan seribu musim dan sejarah

dalam masa lalu yang dicucuri airmata dari segala orang.

saat teror, darah yang mudah dilupakan, bahkan kematian,

lalu tiba kami memandang pembangunan gedung, hotel, golf...

sejarah ternyata tak cengeng,

walau dikelilingi nasib sial dan pegkhianatan

kami menatap langit luas dengan lambaian bendera,

bersama gerimis

yang dijelmakan oleh celoteh 180 juta anak anak

tempatku ngomong kadang di tengah malam yang ngantuk

tanpa kalimat panjang apalagi bahasa yang benar.

orang orang merdeka,

menelponku lewat telpon genggam dan faximile:

169

Membangun Rasa Percaya Diri

8

surat kabar dicetak dengan huruf huruf: laba

maka seratus gedung sekolah dasar di pelosok IDT

roboh

diruntuhkan oleh kenyataan dan tipudaya kebenaran siapa

menatap bendera dalam gerimis kedua mata anak istri

dan orang orang yang hidup sebagai diriku.

sebagai korek api yang seakan akan diyakini

segera menjelma kebakaran di kampung halaman Jakarta

merdeka!

aku terbakar dalam ketakpahaman pikiran sendiri

ada yang sia sia harus dituliskan oleh sebatang besi!

1995

Diunduh darI: hhtp//

www.geocities.com/taman-sastra/

b.

Setiap anggota kelompok membacakan puisi yang telah dipilih dan anggota

yang lain menyimak serta memberikan penilaian. Penilaian dimaksudkan untuk

memberikan saran perbaikan atas pembacaan yang telah dilakukan. Gunakan

rubrik penilaian berikut ini!

Tahapan penting dalam latihan membaca puisi: (1) pahamilah isinya; (2) bubuhkan tanda-

tanda pembacaan untuk pemandu penggunaan nada, tempo, irama, dan jeda; (3) bacalah

dengan penghayatan secara total; (4) gunakan suara dengan artikulasi dan volume yang jelas; (5)

ekspresikan penghayatan melalui perubahan mimik yang sesuai dengan isi puisi; dan (6) lengkapi

penampilan dengan gerak penyerta, misalnya perpindahan posisi tubuh dan gerak tangan.

Rubrik Penilaian Membaca Indah Puisi

No.

Nama

Unsur yang Dinilai

Jumlah

Nilai

Irama

(10-20)

Nada

(10-20)

Tekanan

(10-20)

Ekspresi

(10-20)

Gerak

Penyerta

(10-20)

1. ................... .................. ................... ................... ................. .................

.............

2. ................... .................. ................... ................... ................. .................

.............

3. ................... .................. ................... ................... ................. .................

.............

4. ................... .................. ................... ................... ................. .................

.............

5. ................... .................. ................... ................... ................. .................

.............

170

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

B.

Menulis Bentuk Narasi dari Teks Wawancara

Kisah-kisah kehidupan orang-orang tertentu cukup menarik untuk diketahui. Dari kisah kehidupan

mereka, dapat dipetik pelajaran hidup yang bermanafaat. Dalam dunia jurnalistik, informasi tentang

kisah kehidupan yang telah diperoleh dari hasil wawancara seringkali akan diubah dulu penyajiannya ke

dalam bentuk narasi sebelum diterbitkan. Penyajian informasi secara naratif selain menghemat halaman

dalam koran atau majalah juga memudahkan pembaca untuk memahami informasi yang disampaikan.

Aktivitas pembelajaran yang harus kamu ikuti meliputi (1) memahami tujuan pembelajaran, (2)

memahami isi wawancara, (3) menuliskan skema isi wawancara, (4) menulis narasi berdasarkan skema

isi wawancara, dan (5) membacakan karangan narasi. Pada akhir kegiatan pembelajaran kamu akan

melalukan re

fl

eksi.

1.

Memahami Isi Wawancara

Bacalah teks wawancara berikut ini, kemudian kerjakan pelatihan yang menyertai

teks.

Tempat, waktu : Malang, 10 Maret 2008

Lokasi : Kedai di rumah Bu Dewi.

Narasumber : Bu Dewi

Pewawancara : Mariana

Gunakan kode-kode berikut ini untuk memberikan penilaian.

16—20 = jika penggunaan irama, nada, tekanan, ekspresi, gerak penyerta digunakan

dengan sangat tepat

10—15 = jika irama, nada, tekanan, ekspresi, gerak penyerta digunakan tepat

5—9 = jika irama, nada, tekanan, ekspresi, gerak penyerta kurang tepat

c.

Pilihlah salah seorang wakil kelompok untuk membacakan puisi tersebut di

depan kelas!

d.

Pilihlah pembaca favorit di antara wakil-wakil kelompok! Pemilihan dapat kalian

lakukan dengan menulis nama siswa pembaca favorit pada selembar kertas yang

tertutup dan tanpa menyebut nama pemilih!

171

Membangun Rasa Percaya Diri

8

Mariana

: Selamat pagi, Bu.

Bu Dewi : Pagi, mbak.

Mariana : Bu... laris ya. Tampaknya sudah

hampir habis dagangannya. Saya

sudah boleh untuk ngajak berbin-

cang, Bu?

Bu Dewi : Silakan... mbak. Mau tanya apa ya?

Saya kan hanya pedagang sayur.

Pedagang kecil, mbak.

Mariana

: Meski kecil, tampaknya Ibu punya sejumlah pelanggan yang setia.

Bu Dewi : Alhamdulillah...Mbak!

Mariana

: Apa saja usaha Ibu?

Bu Dewi : Usaha pokok saya berdagang sayur-sayuran , ikan, daging, dan kebutuhan dapur

lainnya, Mbak.

Mariana

: Apa kebutuhan dapur yang lain itu Bu?

Bu Dewi : Beras, minyak goreng, gula, macam-macam tepung, telur, dan juga bermacam-

macam bumbu dapur.

Mariana

: Jam berapa Ibu mulai berdagang?

Bu Dewi : Saya mulai berdagang jam 05.00 .

Mariana

: Kapan Ibu menyiapkan sayur-sayur ini Bu?

Bu Dewi

: Saya ke pasar induk jam 02.00 bersama ibu-ibu pedagang lainnya. Kami berlangganan

mobil angkutan. Jadi saya harus sudah siap dijemput jam 02.00. Saya tidak boleh

terlambat, sebab sopir masih harus menjemput pedagang lainnya. Kalau ada yang

belum siap ketika dijemput, semua menanggung resiko terlambat tiba di pasar. Akibat

lainnya bisa terlambat buka warung di rumah. Kalau pelanggan kecewa, ia bisa

pindah pada warung lainnya. Ini kami hindari.

Mariana : Wah... harus disiplin ya Bu. Berapa lama Ibu belanja sayur-sayuran dan dagangan

lain ini di pasar?

Bu Dewi : Wah... kami tidak punya jadwal, tapi semua sudah terbiasa untuk segera menuju

mobil jemputan jika telah selesai belanja. Kami memang harus disiplin, kerja keras,

dan saling menghormati kepentingan antarkawan.

Mariana

: Jam berapa Ibu akan menutup warung?

Bu Dewi

: Saya menutup warung menjelang salat duhur. Dalam keluarga, kami menjaga warung

secara bergantian. Pada pagi hari hingga menjelang salat duhur giliran saya. Pada

saat salah duhur hingga asyar warung saya tutup. Sore hari giliran anak-anak, jika

mereka tidak ada tugas di sekolah. Ya, sambil belajar berdagang supaya kalau tiba

172

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

saatnya bekerja mereka tidak kikuk. Menjelang maghrib hingga salat Isya warung

saya tutup lagi. Nah... setalah Isya hingga jam 21.00 itu giliran suami saya.

Mariana

: Bapak bekerja sebagai apa, Bu?

Bu Dewi : Suami saya bekerja sebagai montir. Beliau membuka usaha

service

sepeda motor

bersama adiknya.

Mariana : Maaf ya, Bu. Apakah penghasilan dari warung ini cukup untuk biaya hidup sehari-

hari?

Bu Dewi : Alhamdulillah... bisa untuk kepentingan belanja sehari-hari dan sedikit menabung.

Membantu Bapak mencukupi biaya pendidikan anak-anak.

Mariana

: Apa keinginan Ibu yang lain?

Bu Dewi : Jika ada modal, saya ingin menambah jenis dagangan dengan barang-barang

kelontong. Suatu saat, saya akan tua dan tidak sanggup lagi tiap malam pergi ke pasar.

Pada saat itu, saya ingin dagangan barang kelontong saya sudah berkembang.

Mariana

: Semoga harapan Ibu bisa terwujud.

Bu Dewi : Amin.

Bubuhkan tanda centang (V) pada pernyataan yang sesuai dengan isi

wawancara!

1)

Ibu Dewi adalah wanita yang sabar, pekerja keras, dan tabah.

2) Usaha menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan sangat penting

dalam berdagang.

3)

Ibu Dewi merasa hidup sangat menderita.

4)

Usaha ibu Dewi mendatangkan keuntungan yang melimpah.

5)

Para pedagang sayur bekerja dengan disiplin.

6)

Ibu Dewi melatih anak-anaknya untuk giat bekerja.

7)

Ibu Dewi memiliki rencana untuk mengubah jenis usahanya pada masa

yang akan datang.

8)

Kerja sama antaranggota keluarga sangat penting untuk menjalankan

usaha keluarga.

9)

Pada usia tua sebaiknya tidak lagi bekerja sebagai pedagang sayur.

10) Setiap keluarga membutuhkan sumber penghasilan yang cukup untuk

biaya hidup sehari-hari dan biaya pendidikan anak.

173

Membangun Rasa Percaya Diri

8

2.

Menuliskan Skema Isi Wawancara

Isi teks wawancara tersebut dapat disarikan dalam bentuk skema. Skema berisi

pokok-pokok pikiran atau informasi yang disampaikan oleh narasumber dalam

wawancara. Pokok-pokok pikiran atau informasi disajikan secara berkelompok sesuai

dengan jenis atau ciri-cirinya.

Lengkapilah skema berikut ini berdasarkan isi teks wawancara tersebut!

Ibu Dewi, Pedagang

Kecil yang Disiplin

Jenis dagangan

Bu Dewi

Pengaturan jadwal

kerja

Kiat-kiat menjaga

pelanggan

Rencana hari

depan

3.

Menulis Narasi Berdasarkan Skema Isi Wawancara

Narasi adalah karangan yang berisi rangkaian peristiwa atau kisah yang

dipaparkan secara berurutan (kronologis). Kisah dapat diawali dengan menuturkan

identitas tokoh dan diikuti dengan rangkaian peristiwa yang dilami oleh tokoh.

Peristiwa yang dikisahkan dapat diperjelas dengan memberikan keterangan tentang

kebiasaan, kiat-kiat hidup, dan juga rencana masa depan tokoh.

Ubahlah teks wawancara tersebut menjadi teks narasi dengan berpedoman pada

skema yang telah kamu lengkapi!

4.

Membacakan Karangan Narasi

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok dengan anggota 4—6 orang!

a.

Bacakan karangan narasi yang telah kalian tulis secara bergantian!

b.

Berikan saran perbaikan terhadap karangan narasi kawan kalian jika terdapat

kelemahan dari segi (1) urutan gagasan, (2) kelengkapan informasi, (3) kedalaman

informasi, dan (4) kejelasan bahasa!

174

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

C. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen Secara Lisan

Umumnya, cerpen dibaca secara diam dengan tujuan tertentu, misalnya untuk men-dapatkan

hiburan, memperluas pengetahuan tentang kehidupan manusia, dan untuk kepentingan pembelajaran.

Selain untuk kepentingan tersebut, cerpen dapat digunakan sebagai bahan seni pertunjukkan baca

cerpen seperti hal seni baca puisi.

Aktivitas pembelajaran yang akan kamu ikuti dalam pembelajaran ini meliputi (1) memahami tujuan

pembelajaran, (2) membaca dan memahami isi cerpen, (3) memahami teknik pengembangan cerpen,

(4) membaca cerpen dengan teknik membaca drama dan memberikan tanggapan. Pada akhir kegiatan

pembelajaran, kalian akan melaksanakan kegiatan re

fl

eksi.

1.

Membaca dan Memahami Isi Cerpen

Cerita pendek (cerpen) dibangun dengan unsur-unsur plot/alur (rangakaian

peristiwa yang dialami tokoh), tokoh (pelaku yang digunakan pengarang untuk

mengembangkan peristiwa), latar (keterangan temapat tempat, waktu, dan suasana

terjadinya peristiwa), tema (gagasan yang dikembangkan penulis), bahasa, dan titik

kisah (cara atau posisi pengarang posisi dalam menuturkan kisah).

Bacalah teks cerpen berikut, kemudian kerjakan pelatihan yang menyertai teks!

PESANGON PAK UDIK

Berita mengenai pensiunnya Pak Udik tak sekadar menjadi pembicaraan antarteman sekerja.

Tetapi, sudah masuk koran segala. Memang tak terlalu istimewa berita tersebut. Selain usianya

yang memang sudah saatnya untuk pensiun, masa pengabdiannya juga sudah dianggap pada

puncak. Sebagai salah seorang yang punya jabatan cukup penting di kecamatan, hasil kerjanya

sudah kelihatan. Selama ia aktif, keberhasilan pembangunan bisa dikatakan bukan hanya karena

usaha pak camat saja.

Setelah ganti tiga camat, peran Pak Udik memang tak bisa dipungkiri. Proyek-proyek

pembangunan yang ditangani selalu berhasil. Kecamatan tempat Pak Udik kerja menjadi sorotan

sampai ke tingkat provinsi. Jelas itu membuat bangga Pak Camat sendiri maupun Pak Bupati.

Tetapi, Pak Udik tak pernah membanggakan diri berlebihan dengan segala pujian yang telah

diterimanya.

c.

Perbaikilah karanganmu berdasarkan saran dari anggota kelompok,

kemudian serahkan kepada guru!

175

Membangun Rasa Percaya Diri

8

“Pak Udik belum terlalu tua, bagaimana kalau Pak Udik diberi uang pesangon yang cukup,

sebagai kenangan. Dan diharapkan dengan uang itu Pak Udik bisa wiraswasta,” usul pegawai

kabupaten dalam suatu rapat membicarakan pesangon yang cocok dan pas untuk Pak Udik.

Setelah rapat itu besoknya, koran-koran memberitakan mengenai pesangon yang bakal diterima

oleh Pak Udik. Maka muncul pro-kontra. Tak hanya ulasan dari redaksi koran yang mengomentari.

Komentar juga muncul dari masyarakat pembaca. Koran menulis kalau pesangon yang bakal

diterima hampir seperempat milyar! Makin ramai orang membicarakan. Untuk hari selanjutnya,

koran-koran juga memuat komentar masyarakat. Baik yang pro atau kontra.

Pagi yang sempurna. Matahari muncul tanpa ada yang menghalangi. Pak Udik sampai

di kantor kabupaten sebelum banyak pegawai lain datang. Banyak pegawai yang hormat dan

memberi salam. Wajah Pak Udik memang sudah pernah ditampilkan di koran sehingga tak asing

bagi pegawai kabupaten.

Satu jam setelah jam masuk kerja, Pak Udik diperintahkan memasuki ruang kerja pak

Bupati. Di ruangan itu sudah ada empat orang, termasuk Pak Camat. ‘Silahkan duduk, Pak Udik,”

Pak Bupati mempersilahkan. “ Tentu Pak Udik sudah tahu maksud kami mengundang Bapak ke

sini. Terus terang saja, saya sudah mendapat surat dari Bapak gubernur, mengenai pesangon

untuk bapak diharapkan tidak mengecewakan,” ucap Pak Bupati penuh wibawa.

Keputusan yang bulat. Pak Bupati, Pak Camat, dan yang lainnya tak bisa memaksakan.

Mereka masih heran, masih saja ada orang yang enggan menerima pemberian dalam bentuk

uang, apalagi uang itu dalam jumlah cukup besar. Bu Jilah marah dengan keputusan yang diambil

suaminya apalagi keinginan suaminya dengan cepat direalisasikan oleh Pak Gubernur. Tanda jasa

diberikan dalam waktu yang tak lama. “O, ala, Pak, apa sih mau sampeyan. Aku jadi bingung. Uang

begitu besar kok ditolak. Aku yang lama jadi istri kali ini kok tidak dapat menangkap apa kemauan

sampeyan. Memangnya ada apa, Pak?”

Pak Udik masih kelihatan bangga dengan lencana tanda jasa yang ditaruh di tempat khusus

tersebut. Terus saja diperhatikan lembaran serti

fi

kat penghargaan juga tak luput dari perhatiannya.

Senyumannya terus mengembang. Kata-kata istrinya belum disahuti. “Makanya, aku ingin

mendapat lencana penghargaan dan serti

fi

katnya. Duaratus juta itu kelihataannnya saja banyak

nolnya, tapi sebenarnya dibanding uang yang ada di nomor rekeningmu kan masih jauh.” Bu Jilah

tersenyum. Ia ingat, selama suaminya menjadi orang penting di kecamatan, sudah banyak uang

yang disalurkan ke nomor rekeningnya meski ia tak tahu darimana asal uang itu. Senyum Pak Udik

masih mekar. Pesangon yang menurutnya sangat berharga itu, terus menerus tak bosan ditatap.

Istrinya keluar dari kamar, juga tersenyum memandang buku rekening bank di tangannya yang

merelakan uang dengan deret nol sangat panjang.

Dikutip dan digubah dengan pengubahan dari Tan TJin Siong,

Majalah Horison XXXIV/II/1999

176

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan isi teks!

a.

Siapakah tokoh dalam cerpen di atas?

b.

Masalah apa yang sedang dihadapi tokoh?

c.

Bagaimana sikap tokoh dalam menghadapi masalah?

d.

Bagaimana sikap isteri tokoh terhadap keputusan yang diambil tokoh?

e.

Jelaskan garis besar peristiwa yang dialami tokoh!

f.

Tuliskan contoh latar tempat terjadinya peristiwa yang dialami Pak Udik!

g.

Tuliskan contoh latar waktu tempat terjadinya peristiwa yang dialami Pak Udik!

h.

Tuliskan contoh latar suasana terjadinya peristiwa yang dialami

Pak Udik!

i.

Tema apa yang ingin disampaikan pengarang melalui cerpen tersebut?

j.

Jelaskan alasan Pak Udik menolak pesangon, tetapi memilih lencana

dan serti

fi

kat penghargaan!

2.

Memahami Teknik (Cara) Pengembangan Cerpen

Pengarang mengembangkan cerpen dengan dua teknik, yakni teknik naratif

dan dramatik. Teknik naratif adalah teknik pengembangan cerita dalam bentuk

paparan narasi. Teknik ini digunakan pengarang ketika mengembangkan cerita,

menggambarkan sosok , dan menjelaskan latar. Adapun teknik dramatik adalah teknik

pengembangan peristiwa yang dialami tokoh dalam bentuk melalui dialog. Perhatikan

contoh berikut!

Contoh teks naratif

Gadis itu telah duduk di bangku halte bus sekitar satu jam. Tiap kali ia melongok ke arah jalan

kedatangan bus. Namun tiap kali ada bus yang lewat dan berhenti di halte itu, ia tetap tidak beranjak

dari duduknya. Ia tampak mulai gelisah. Ia menutupi kegelisahannya dengan mengambil sebuah

buku dari dalam tas. Ia hanya membolak-balik halaman demi halaman, tetapi tidak membacanya.

Contoh teks dramatik

’’Maaf, saya terlambat. Sepeda motor saya terkena paku, jadi harus mencari tukang tambal

ban dan antre untuk menambalkannya,” kata Pak Jamil dengan suara agak tersendat.

“Tidak apa, Pak. Memang saya hampir mengambil keputusan untuk pulang. Saya pikir Bapak

tidak datang,” jawab Caca.

“Bagaimana? Kita berangkat sekarang? tanya Pak Jamil.

“Begini, Pak. Sebaiknya kita tunda untuk menjenguk Alia hari ini. Ia tampaknya masih agak

kaget ketika mendapat penjelasan bahwa di tengah keluarga Hendarman ia sesungguhnya putri

177

Membangun Rasa Percaya Diri

8

Tandailah bagian-bagian cerpen “Pesangon Pak Udik” yang ditulis dengan teknik

naratif dan dramatik! Ciptakan kode-kode yang komunikatif untuk memberikan tanda-

tanda tersebut!

3 Membaca Cerpen dengan Teknik Membaca Drama dan Memberikan

Tanggapan

Naskah cerpen dapat dibaca dengan teknik dialog dalam naskah drama. Pembaca

harus dapat membuat variasi pembacaan yang berbeda pada saat membaca bagian

teks yang berupa narasi dan bagian teks yang berupa dialog. Pembacaan dapat

dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. Pembacaan yang dilakukan secara

perseorangan harus memperhatikan bagian teks yang berupa narasi dan dialog tokoh.

Pembacaan dialog harus sesuai dengan karakter tokoh. Dalam pembacaan secara

berkelompok, dapat dilakukan dengan pembagian pembaca narasi dan dialog tokoh.

Dialog tokoh dapat dibaca oleh beberapa pembaca sesuai dengan jumlah tokoh dalam

cerpen. Hal-hal yang harus diperhatikan pembaca, yakni (1) ketepatan pengungkapan

isi teks, (2) kejelasan dan kekerasan suara, (3) ketepatan nada, jeda, dan irama

pembacaan, dan (4) ekspresi wajah serta gerak-gerik pendukung yang mendukung

penyampian isi teks.

angkat. Alia menyatakan ingin bertemu Bapak sebagai ayah kandung, tapi ia minta waktu tiga hari

lagi agar siap secara mental. Semoga Bapak tidak kecewa. Bu Hendarman mempersilakan saya

mengantar Bapak jika Alia sudah setuju,” jawab Caca pelan.

“Baiklah, saya akan menunggu dengan sabar. Semoga Alia tidak kecewa saat bertemu

Bapak nanti,” jawab Pak Jamil sambil menunduk.

“Insya Allah tidak, pak. Alia gadis yang baik. Alia memberitahu saya, dialah yang akan

menemui Bapak. Jadi Bapak mohon menunggu tiga hari,” kata Caca pelan.

“Alhamdulillah...,” Pak Jamil menarik nafas dengan lega.

(Contoh dari penulis)

Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!

Gunakan cerpen “Pesangon Pak Udik” untuk mengerjakan pelatihan ini!

a.

Pilihlah seorang pembaca yang bertugas sebagai pembaca bagian teks yang

berupa narasi!

b.

Pilihlah 3 orang pembaca yang akan membaca dialog Pak Udik, Pak Bupati, serta

isteri Pak Udik.

c.

Lakukan secara bergantian dalam kelompok!

178

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

A. Pilihlah satu pilihan jawaban yang paling tepat!

1.

Berikut ini adalah aspek-aspek yang dinilai dalam pembacaan puisi,

kecuali

....

A. Kemampuan pembaca untuk menggunakan suara secara tepat dan terdengar

dengan jelas.

B. Kemampuan menggunakan nada, irama, dan tekanan yang tepat dalam

melafalkan teks pusi.

C. Kemampuan menghasilkan suara dengan sekeras-kerasnya pada bagian yang

dianggap penting.

D.

Kemampuan menghayati isi puisi yang tercermin dari ekspresi wajah dan gerak

penyerta.

2.

Puisi-puisi yang cenderung dibaca dengan suara yang syahdu adalah puisi dengan

tema ....

A.

Perjuangan dan peperangan

B.

Protes sosial dan ketidakadilan.

C.

Keagungan dan kerinduan kepada Tuhan.

D.

Protes sosial atas ketidakadilan.

3.

Teks wawancara yang lazim diubah menjadi narasi adalah teks wawancara yang berisi

....

A.

Gagasan pikiran untuk memecahkan masalah.

B.

Temuan-temuan hasil penelitian.

C.

Peristiwa kehidupan yang dialami atau disaksikan oleh seorang tokoh.

D.

Cita-cita atau harapan hidup tokoh.

Membaca indah puisi mencerminkan kemampuan sesorang memahami isi puisi dan

mengungkapkannya secara lisan melalui pengaturan nada, irama, tekanan, ekspesi, dan

gerak penyerta yang mendukung penyampaian isi. Dalam aktivitas berbahasa yang lain,

paparan bahasa lisan dalam wawancara dapat diubah penyajiannya menjadi paparan

narasi. Hal ini biasa dilakukan oleh para jurnalis yang melaporkan hasil wawancara dengan

tokoh melalui media massa tulis. Penulis harus dapat mengidenti

fi

kasi peristiwa penting

yang disampaikan oleh narasumber untuk disampaikan kepada pembaca. Aktivitas seni

baca sastra yang lain, yakni seni baca cerpen. Dalam pembacaan cerpen pembaca harus bisa

membedakan teknik membaca paparan naratif dan dialog. Selain itu, pembacaan dialog

harus sesuai dengan karakter tokoh dalam cerpen.

Refleksi

Rangkuman

179

Membangun Rasa Percaya Diri

8

4.

Pernyataan yang tepat untuk mengubah penjelasan narasumber dalam wawancara

yang berbunyi “Juri mengumumkan kelompok teater kami berhasil menjadi juara

pertama. Sungguh, ini hal yang amat menggembirakan dan sekaligus mengandung

tanggung jawab yang besar” menjadi pernyataan naratif adalah ....

A.

Yoyok sebagi ketua tim mengatakan bahwa pengumuman juri yang menyatakan

bahwa kelompoknya berhasil sebagai juara pertama merupakan hal yang

menggembirakan. Ia pun menyadari bahwa kemenangan ini membawa tanggung

jawab yang besar.

B. Yoyok mengatakan, “Bahwa pengumuman juri yang menyatakan bahwa

kelompoknya berhasil sebagai juara pertama merupakan hal yang menggem-

birakan. Ia pun menyadari bahwa kemenangan ini membawa tanggung jawab

yang besar.”

C. Yoyok sebagai ketua tim merasa tertekan oleh pengumuman juri yang

menyatakan bahwa kelompoknya berhasil sebagai juara pertama merupakan

hal yang menggembirakan. Ia pun menyadari bahwa kemenangan ini membawa

tanggung jawab yang besar.

D. Yoyok tampak bahagia dan bangga oleh penguman juri yang menyatakan

bahwa kelompoknya berhasil sebagai juara pertama, meskipun hal itu membawa

tanggung jawab yang besar.

5.

Berikut ini adalah aspek-aspek yang diperhatikan dalam penilaian karangan narasi

yang ditulis berdasarkan hasil wawancara,

kecuali

....

A.

Urutan penyajian informasi yang disampaikan narasumber.

B.

Kelengkapan dan kedalaman informasi.

C.

Kejelasan bahasa dalam memaparkan informasi.

D.

Kepopuleran penulis narasi.

6.

Bacalah kutipan cerpen berikut ini!

Ketika penjaga menyodorkan buku tamu, hatinya tersentil. Alangkah anehnya, mengunjungi

adik sendiri harus mendaftar, padahal seingatnya, dia bukan dokter. Sambil memegang buku itu

dipandangnya penjaga itu dengan hati-hati, kemudian pelan dia bertanya, “Semua harus mengisi

buku ini? Sekalipun saudara atau ayahnya, umpamanya?”

Yang ditanya hanya mengangguk, menyodorkan bolpoin. “Silakan tulis: nama, alamat, dan

keperluan,” katanya.

Tiba-tiba timbul keinginannya untuk berolok-olok. Sambil menahan ketawa ditulisnya di situ:

nama: Soeharto (bukan Presiden). Keperluan: urusan keluarga.

“Cukup?” katanya sambil menunjukkan apa yang ditulisnya kepada penjaga. “Lelucon,

lelucon”. Katanya berulang-ulang sambil menepuk-nepuk punggung penjaga yang terlongok-longok

heran.

180

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

Apabila kutipan tersebut dibaca secara berkelompok, pembacaan dialog Pak Pong

harus dapat mengekspresikan karakter (watak) Pak Pong seperti berikut ini,

kecuali

....

A.

Suka menolong dan tulus.

B.

Rendah hati dan sabar.

“Dia tahu, siapa saya” ujarnya menjelaskan.

“Tanda tangannya belum, Tuan. Dan alamatnya?”

Betul juga, ada gunanya juga menjelaskan identitasnya agar tuan rumah tahu dan

memberikan sambutan yang hangat atas kedatangannya. Maka ditulisnya di bawah tanda

tangannya, lengkap: Waluyo ANOTOBOTO

. Nama keluarganya sengaja dibikin kapital semua,

diberi garis tebal di bawahnya. Sekali lagi dia tersenyum, rasa bangga terukir di wajahnya.

“Begini?” tanyanya seperti meminta pertimbangan penjaga.

Terbayang adik misannya tergopoh-gopoh membuka pintu, lalu menyerbunya dengan segala

rasa rindu, sambil melempar macam-macam pertanyaan kepadanya, “Bagaimana Embok, Bapak?

Tinah, anaknya sudah berapa?” Kemudian dilihatnya diri sendiri menepuki punggung adiknya dan

dengan suara dan gaya orang tua dia bilang, “Sehat. Semua sehat. Dan mereka kirim salam rindu

kepadamu.”

Ketika pintu berderit ia tersentak dari lamunannya, dan di saat berdiri hendak menyambut

adik misannya, ternyata yang keluar bukan dia ... tapi si penjaga.

“Bagaimana?” tanyanya tak sabar.

“Duduklah Tuan, duduk saja. Pak Jenderal sedang ada tamu. Tapi saya lihat Pak Jenderal

heran melihat nama Bapak di situ.”

Mendengar itu dia tersenyum, lalu duduk kembali di kursi. Ditepuk-tepuknya debu yang

melekat di celananya, lantas diambilnya slepi dari sakunya.

....

Bel yang mendadak menjerit tiga kali menghentikan dongengnya. Tampak olehnya penjaga

itu berdiri dengan tergesa-gesa sambil berkata, “Tunggu sebentar, mungkin Bapak sudah

diperlukan.”

Dia melongo, “Diperlukan?” Diperlukan?” ujarnya di dalam hati, tidak mengerti. Disedotnya

rokoknya dalam-dalam, asapnya ditiupkan ke atas. Terbayang kembali di depan matanya Paijo

yang kurus kering, makan satu meja, tidur sepembaringan, adik misannya sendiri. Pernah ada bisul

di pantatnya, lantas ditumbukkan daun kecubung untuk obat. Waktu tubuh yang kering itu disergap

kudis, dia bersepeda sepanjang limapuluh kilometer untuk beli obat ke kota buat adiknya itu. Pagi

dan sore menggerus belerang, merebus air dan merendam Paijo pada kemaron yang besar. Tiga

puluh lima tahun yang lalu, itu, ketika semua masih anak-anak.

.....

(Dikutip dari cerpen “Jakarta” karya Totilawati Tjitrawasita)

181

Membangun Rasa Percaya Diri

8

C.

Penyayang dan ramah.

D.

Suka ingin tahu dan usil.

7.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan pembaca ketika membaca teks

cerpen,

kecuali

....

A.

Minat setiap anggota kelompok terhadap tema cerpen.

B.

Ketepatan pengungkapan isi teks, kejelasan dan kekerasan suara

C.

Ketepatan nada, jeda, dan irama pembacaan.

D. Ekspresi wajah serta gerak-gerik pendukung yang mendukung penyampian isi

teks.

8.

Kemampuan seorang pembaca dalam menghayati isi cerpen akan tampak pada ....

A.

Variasi ekspresi wajah, gerak penyerta, dan penggunaan suara.

B.

Kecepatan membaca narasi dan dialog tokoh.

C.

Peragaan perilaku dan sikap tokoh yang sesuai dengan isi teks.

D.

Kemampuan menjalin komunikasi dengan pendengar.

B.

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!

1.

Persiapan apakah yang perlu kamu lakukan agar dapat membaca puisi dengan baik?

2.

Bagaimana tata cara mengubah hasil wawancara tokoh menjadi paparan narasi?

Setelah kamu berdiskusi, berlatih, dan melaksanakan semua kegiatan dalam

pembelajaran ini, renungkanlah kembali hal-hal yang telah kamu kuasai dan belum kamu

kuasai. Renungkan pula kesanmu terhadap pembelajaran yang telah kamu laksanakan.

dengan memberikan tanda centang (

) pada panduan berikut ini!

No.

Pertanyaan Pemandu

Ya

Tidak

1.

Saya telah telah melakukan latihan yang cukup agar

mampu membaca indah puisi.

……

2.

Saya merasa senang ketika berlatih membaca puisi.

……

3.

Saya tahu bahwa membaca indah puisi dapat mening-

katkan kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan

baik.

……

Refleksi

182

Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII

4.

Saya tahu manfaat latihan menulis narasi.

……

5.

Saya bisa mengubah dengan lancar teks wawancara

menjadi teks narasi.

……

6.

Saya dapat menulis kalimat dengan lancar pada saat

mengubah teks wawancara menjadi teks narasi.

……

7.

Saya mendapat pengetahuan baru melalui isi narasi yang

saya tulis.

……

8.

Saya tahu tatacara membaca cerpen.

……

9

Saya senang pada saat terlibat membaca cerpen.

……

10.

Saya berusaha menghayati isi cerpen yang saya baca.