Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 8 Budaya
Bahasa Indonesia · Bab 8 Budaya
Asep Yudha Sudarmawarti

24/08/2021 15:43:20

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 8

Budaya

Bagaimanakah peningkatan pengalaman belajar kalian hing-

ga Pelajaran 7? Selalu mengalami peningkatan, bukan? Sudahkah

kalian memanfaatkan pengalaman belajar tersebut untuk memahami

seluruh materi pelajaran yang kalian terima? Teruslah mengolah

kemampuan kalian dalam berbahasa dan bersastra, hingga kalian

benar-benar menguasainya.

Pada Pelajaran 8 ini, kalian akan mengolah kemampuan menyi-

mak kalian dengan mempelajari cara menanggapi pembacaan puisi;

keterampilan berbicara kalian dengan bertelepon; kemampuan

membaca kalian dengan membaca buku cerita anak kemudian me-

nemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi di dalamnya; serta

keterampilan menulis dengan materi menulis pesan singkat.

Renungkanlah sejenak materi-materi di atas sebelum kita mulai

membahasnya. Mulailah tetap dengan semangat untuk selalu ber-

prestasi.

Sumber:

Kompas,

2008

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

176

Peta Konsep

Budaya

Mendengarkan

Berbicara

Bertelepon

Membaca

Menemukan realitas

kehidupan anak

yang terefleksi dalam

cerita anak

Menulis

Menulis pesan

Menanggapi

p

embacaan puisi

Pelajaran 8 Budaya

177

A. Menanggapi Pembacaan Puisi

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang merupakan

untaian kata-kata yang setiap katanya memiliki kandungan makna

yang padat. Selain menarik isinya, puisi juga menarik apabila

dibacakan dengan cara deklamasi. Hal yang menarik dalam

pembacaan sebuah puisi melibatkan beberapa unsur, di antaranya

irama, mimik, kinesik, volume suara, ekspresi, serta penghayatan

isi puisi yang dibacakan.

Saat mendengarkan puisi, kita sering hanyut bahkan larut

dalam pusaran emosi yang dibuat oleh penyair. Memang beginilah

cara yang ditempuh oleh penyair dalam menghidupkan karya

seninya, yaitu dengan membacakan puisi di depan publik. Dengan

begitu, seorang pembaca puisi maupun penyair harus menyadari

dirinya sebagai media penyampai puisi yang sedang dibaca.

Kepiawaian dalam menguasai emosi pendengar menjadi salah satu

keberhasilan seorang penyair atau pembaca puisi.

Simaklah pembacaan puisi yang akan dilakukan oleh teman

kalian berikut ini.

Flu Burung

Karya: Putu Setia

Penyakit yang paling menyiksa adalah flu

Manusia selalu saja cengengesan

Ada baiknya juga, kita tahu orang yang kena flu

kita jadi bisa menghindar;

Coba kalau burung

terkena flu; bagaimana kita tahu?

Apalagi kalau ayam kena flu burung

mengeluh pun kita tidak tahu: - bahasanya

manusia – termasuk saya Menteri Kesehatan –

tidak tahu: di mana ayam yang menderita

Tiba-tiba saja ...

Orang; bukan ayam meninggal dunia;

mengidap flu burung

Tebak-tebakan dimulai:

Langkah pun diambil

Basmi ayam di sana, bunuh babinya

jangan ambil resiko!

Itu yang terjadi tiga bulan lalu

setelah Iwan mati dan dua anaknya

Namun, karena pembasmian diumumkan

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

menanggapi

pembacaan puisi yang

dilakukan oleh orang

lain.

Sumber:

Dok. Penerbit

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

178

peternak lebih cerdik dari pejabat

ternak diungsikan ke tempat lain

kini ...

ada lagi korban flu burung

Dari mana datangnya virus itu lagi?

Bukankah dulu sudah dibasmi?

karena manusia tidak bisa

mewawancarai unggas;

diambillah sampel secara acak

ketahuan virus ada di Kebun Binatang Ragunan.

Nah, ...

Dibantailah unggas di sana.

(Sumber: Koran Tempo, 25 September 2005)

Setelah mendengarkan pembacaan puisi yang dilakukan oleh

seorang teman kalian di depan kelas, sudahkah kalian memahami

isi puisi yang dibacakan? Apabila sudah, coba kalian diskusikan

bersama teman sebangku kalian beberapa tanggapan atas pem-

bacaan puisi tersebut. Tanggapan itu dapat berupa tanggapan ter-

hadap proses pembacaannya atau tanggapan terhadap puisi itu

sendiri.

Tanggapan terhadap proses pembacaan berkenaan dengan

suara dan aspek tubuh. Suara dalam berpuisi meliputi volume,

intonasi, dan artikulasi. Volume berkaitan dengan besar kecilnya

suara. Artikulasi berkaitan dengan ketepatan pengucapan ejaan

atau lafal. Adapun intonasi berkaitan dengan nada suara saat

berpuisi. Aspek tubuh dalam berpuisi meliputi gestur, ekspresi, dan

mimik. Gestur berkaitan dengan gerak tubuh. Ekspresi berkaitan

dengan pengungkapan perasaan melalui bahasa tubuh (wajah,

tangan, kaki, badan, dan kepala). Mimik berkaitan dengan bentuk

dan karakter wajah saat mengekspresikan suatu hal.

Uji Kemampuan 1

Persiapkanlah konsentrasimu untuk menyimak pembacaan puisi

“Prajurit Jaga Malam” yang akan dilakukan oleh temanmu di depan

kelas!

Prajurit Jaga Malam

Karya: Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu

Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam,

Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian

ada di sisiku selama kau menjaga daerah yang mati ini.

Bingkai Sastra

Kegiatan pembacaan

puisi jelas memerlukan

pemahaman dan pengha-

yatan terhadap isi puisi

itu sendiri. Pemahaman

merupakan langkah awal

untuk dapat sampai ke-

pada penghayatan. Lang-

kah pertama pemahaman

adalah membaca puisi itu

berulang kali sebelum

kita membawakannya

atau membacakannya di

depan forum kelas. De-

ngan membacanya secara

berulang kali, kita akan

dapat menangkap isi

puisi yang disampaikan

oleh penyair. Selain itu,

kita dapat pula membuka

kamus untuk mencari

tahu arti kata-kata yang

digunakan dalam puisi

tersebut, yang sebelum-

nya terkadang kita belum

mengetahui artinya. Kita

juga perlu memerhatikan

pemenggalan kata, jeda,

dan intonasi kalimat yang

akan kita lakukan,

karena, ketiganya akan

berpengaruh terhadap

pergeseran makna puisi

yang kita bacakan.

Contoh:

....

Coba kalau burung

terkena flu; // bagaimana

kita tahu?

....

Pada kutipan di atas,

pemenggalan kata ditan-

dai dengan //. Jika pe-

menggalan itu dilakukan

setelah kata “kalau’’ atau

“burung’’ maka nilai rasa

yang terbentuk di benak

pendengar pun jadi ber-

beda. Oleh sebab itu,

perlu kecermatan

tersendiri dalam hal

pemenggalan kata.

Pelajaran 8 Budaya

179

Aku suka pada mereka yang berani hidup

Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

Malam yang berwangi mimpi, berlucut debu ...

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu.

(

Aku Ini Binatang Jalan

g, 2004)

Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugasmu!

1.

Apakah tema yang diungkapkan dalam puisi di atas?

2.

Jelaskan nada, irama, suasana, dan pilihan kata yang ter-

gambar dari puisi tersebut dengan menunjukkan data!

3.

Bagaimanakah pola irama yang terkandung dalam puisi

tersebut?

4.

Jelaskan makna puisi tersebut secara garis besar dengan

menunjukkan data!

5.

Berikanlah tanggapanmu terhadap pembacaan puisi yang

dilakukan oleh temanmu!

B. Bertelepon

Sejauh mana kalian dapat memanfaatkan sarana

telekomunikasi telepon untuk keperluan keseharian kalian? Sudah-

kah kalian dapat melakukan kegiatan bertelepon secara baik?

Bagaimanakah bertelepon yang baik itu?

Kehadiran telepon selular (ponsel) makin mempermudah kita

untuk berkomunikasi dengan pihak lain tanpa harus khawatir

dibatasi oleh jarak dan waktu. Melalui telepon, semua kendala itu

dapat teratasi dengan mudah. Misalnya seorang penelepon yang

berada di Jakarta menelepon temannya yang berada di Aceh, cukup

hanya dengan menekan tombol beberapa nomor, mereka sudah

dapat berkomunikasi langsung.

Berbicara melalui telepon, sebaiknya dilakukan seperlunya

secara singkat dan jelas. Selain dapat menghemat biaya, secara

tidak langsung kita telah memberikan kesempatan kepada pihak-

pihak yang lain yang hendak memanfaatkan jasa telekomunikasi.

Perhatikan kutipan berikut!

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

melakukan kegiatan

bertelepon dengan

kalimat yang efektif

dan bahasa yang

santun.

Ibu

: Halo, selamat sore.

Rudi :

Selamat sore, Bu. Saya Rudi, teman

sekelas Budi. Bisakah saya berbicara

dengan Budi, Bu?

Ibu

: Bisa. Sebentar saya panggilkan dulu.

Budi :

Halo Rudi, ada apa?

Rudi :

Sore ini kamu ada kesibukan atau

tidak?

Budi :

Sebenarnya sore ini aku mau

mengantar ibuku membeli obat ke

apotek. Ada keperluan apa, kalau

memang perlu bantuanku biar nanti

ibuku diantar adikku saja.

Sumber:

Dok. Penerbit

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

180

Rudi :

Nah, benar kan dugaanku. Kamu pasti

lupa. Sore ini ada latihan teater.

Ingatkan, bulan depan teater sekolah

kita pentas di Balai Kota untuk

mengisi acara Pekan Seni dan Budaya.

Budi :

Wah, untung kamu menelpon. Aku

benar-benar lupa, lagi pula ini latihan

yang pertama kali. Untuk pentas kali

ini, aku memerankan tokoh protago-

nis. Kalau kamu mendapat peran apa?

Rudi :

Karena aku belum pengalaman, jadi

aku mendapat peran tambahan saja.

Tapi bagiku tak masalah. Yang pen-

ting jika aku terus berlatih seni peran,

lama-lama pasti aku bisa lebih baik.

Budi : Ya,

betul. Satu lagi, hafalkan naskah-

nya baik-baik. Jangan sampai dialog

terputus di tengah jalan. Oh ya, kalau

tidak keberatan, tolong nanti aku di-

jemput, ya. Kamu tahu sendiri kan,

motorku dipakai mengantarkan ibu ke

apotek.

Rudi : Ya, nanti sore aku jemput kamu tepat

jam 15.30.

Budi :

Terima kasih sebelumnya, ingat ja-

ngan sampai telat, ya.

Rudi :

Ya, terima kasih. Selamat sore. Sam-

pai ketemu nanti.

Bertelepon memiliki etika. Maka itu, lakukan kegiatan ber-

telepon dengan baik. Berikut tata cara bertelepon.

1.

Mengucapkan salam.

2.

Menyebutkan dengan siapa hendak bicara.

3.

Memperkenalkan diri (jika ditanyakan atau diperlukan).

4.

Menyampaikan maksud dan tujuan secara singkat dan jelas,

serta dengan bahasa yang sopan.

5.

Mengakhiri pembicaraan dengan ucapan salam dan terima

kasih.

Uji Kemampuan 2

Simaklah teks berikut dengan cermat!

Astri : Halo, selamat pagi. Saya Astri dari

OSIS SMP Merdeka 1. Maaf, apakah

benar ini SMP Hati Mulia?

TU

: Selamat pagi. Ya, benar. Ini SMP Ha-

ti Mulia. Ada yang bisa kami bantu?

Astri : Maaf, dapatkah kami dihubungkan

dengan Ketua OSIS SMP Hati Mulia

atau yang mewakilinya?

TU

: Oh ... ya, kebetulan pagi ini ada rapat

pengurus OSIS dengan guru. Jadi,

maaf apabila saya tidak dapat me-

nyampaikannya sekarang. Jika Anda

tidak keberatan, dapatkah kami

mengetahui keperluannya?

Astri : Baiklah kalau begitu, tolong sam-

paikan kepada Ketua OSIS, sebenar-

nya kami bermaksud membicarakan

perihal lomba seni lukis yang akan

kami selenggarakan bersama SMP

Hati Mulia. Rencananya, lomba itu

akan berlangsung dua bulan lagi.

Kami ingin membicarakan mengenai

susunan kepanitiaannya terlebih

dulu.

TU

: O ... begitu. Baiklah, nanti akan kami

sampaikan pesan Anda kepada Ketua

OSIS. Nanti biar Ketua OSIS Hati

Mulia yang akan menghubungi Anda

kembali.

Astri : Terima kasih, Bu. Selamat pagi.

TU

: Kembali. Selamat pagi.

Pelajaran 8 Budaya

181

Kerjakanlah sesuai dengan perintah!

1.

Peragakan dialog di atas bersama temanmu, sebagaimana

orang bertelepon tanpa membaca teks!

2.

Diskusikanlah hasil pemeragaanmu bersama teman-teman dan

gurumu! Mintalah tanggapan teman dan gurumu mengenai

pemeragaanmu!

3.

Perbaikilah penampilanmu pada kesempatan berikutnya!

C. Menemukan Realitas Kehidupan Anak yang

Terefleksi dalam Buku Cerita Anak

Pernahkah kalian membaca buku anak terjemahan? Dapatkah

kalian menemukan dan menganalisis unsur-unsur di dalamnya?

Pada pembelajaran ini, kita akan mengulas mengenai membaca

buku cerita anak terjemahan dan menganalisis unsur-unsurnya.

Membanjirnya buku cerita anak versi terjemahan di pasaran,

bukan tanpa sebab. Jalinan cerita yang apik, rupa-rupanya telah

menjadi daya tarik tersendiri. Beragamnya tema yang diangkat

dalam cerita juga membuat buku-buku terjemahan ini makin

melekat di hati para pembacanya. Selain itu, cara penyampaian

yang lugas (teks dieksplisitkan sejelas mungkin melalui kalimat

pendek dan ilustrasi yang menawan) tanpa meninggalkan unsur-

unsur didaktik juga merupakan salah satu kelebihan buku cerita

anak terjemahan. Misalnya saja: tokoh

Batman

dengan

Batmobile

-

nya (mobil Batman) terkenal sebagai pembasmi kejahatan paling

hebat di Gotham City. Ia menguasai seni bela diri dan seni melacak

penjahat. Strategi untuk menghadapi para penjahat diaturnya dari

Batcave, markas besarnya yang terletak di bawah tanah. Di

pinggangnya selalu terselip ban berisi senjata laser, bom asap, serta

tali sutra. Namun, di sisi lain dia juga memiliki kisah kehidupan

yang sangat menyedihkan. Ia harus hidup sebatang kara. Inilah

kelebihan buku cerita anak terjemahan yang berusaha menampilkan

sosok manusia yang seutuhnya.

Wonder Woman

, misalnya, cerita ini berkisah tentang tokoh

pahlawan yang digambarkan sebagai duta perdamaian dari keluarga

Hyppolyta (ibu), yang berpangkalan di Pulau Impian dan Amerika.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

menemukan dan

menentukan realitas

kehidupan anak yang

terefleksi dalam buku

cerita anak, baik asli

maupun terjemahan.

Sumber:

Dok. Penerbit

Buatlah teks percakapan dalam telepon antara kamu dengan temanmu

mengenai masalah kegiatan ekstrakurikuler latihan tari di sekolahmu!

Kumpulkan teks percakapan tersebut kepada bapak/ibu guru dan

praktikkan percakapannya di depan kelas tanpa menggunakan teks!

TAGIHAN

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

182

Tokoh ini mempunyai keistimewaan berotot baja; kekuatannya

melampaui manusia normal. Selain itu, ada lagi keunikannya, ia

dapat terbang. Namun, kekuatan dan keistimewaannya itu tidak

digunakan secara semena-mena. Melalui kata-kata dan tindakan,

ia menjalankan misinya sebagai pembawa damai. Ia hanya berkelahi

jika tidak ada pilihan lain. Senjata andalannya adalah gelang ke-

menangan dan laso kebenaran, yang membuat orang berkata jujur.

Superman

, juga sangat menarik di mata anak-anak karena

berbagai keistimewaannya. Manusia berotot baja dengan pekerjaan

wartawan harian

Daily Planet

di Metropolis Amerika

.

Deskripsi

tubuhnya yang setinggi 187,5 cm, dengan berat badan 112,5 kg,

bermata biru, dan berambut hitam. Ia sangat kuat dan nyaris tidak

terkalahkan. Ia dapat terbang dan pancaindranya sangat tajam.

Gerakan dan cara berpikirnya lebih cepat daripada makhluk di

mana pun.

Kehadiran tokoh-tokoh

Walt Disney

(Miki, Mini, Donald,

Pluto, dan Gufi) dan tokoh-tokoh negeri Matahari (Sinchan,

Doraemon, Tsubatsa, Son Goku, dan Conan) justru makin

menyemarakkan dan memperkaya khazanah bacaan cerita anak

terjemahan di negeri kita. Belum lagi dukungan media televisi yang

menayangkan film serialnya. Kondisi ini jelas makin merangsang

anak untuk membaca buku-buku cerita terjemahan yang sudah

dicetak dan beredar di pasaran.

Supaya lebih memahami materi ini, bacalah cerita anak ter-

jemahan berikut beserta penjelasannya sebagai bahan pembelajaran

kalian.

Berang-Berang

(Dongeng dari negeri Cina)

Dahulu ada seekor srigala yang tinggal

bersama betinanya. Suatu hari sang betina

berkata, “Sayangku, hari ini aku ingin makan

siang dengan ikan. Mengapa kau tidak pergi

ke sungai untuk menangkap beberapa ekor?”

“Baiklah sayangku. Setelah joran kailku

selesai, aku akan segera berangkat,” jawab

srigala jantan.

Sang srigala duduk di tepi sungai dengan

joran kailnya menunggu sampai beberapa

lama. Tetapi ia belum dapat menangkap

seekor ikan pun. “Apa yang harus kulakukan

sekarang? Istriku akan sangat marah padaku.”

Kemudian ia melihat dua ekor berang-

berang sedang berenang di dalam air. Tiba-

tiba keduanya menyelam dalam air dan mun-

cul kembali dengan seekor ikan besar. Mereka

menariknya ke tepian sungai.

“Aku ingin bagian yang lebih besar

karena aku yang lebih dulu melihatnya,” kata

berang-berang yang pertama.

“Aku yang menangkapnya. Jadi aku yang

patut mendapat bagian yang lebih besar,” kata

berang-berang yang kedua dengan marah.

Keduanya mulai bertengkar. Sang srigala

duduk agak menjauh menyaksikan keduanya

berkelahi.

“Betapa bodohnya kedua berang-berang

ini! Sekarang kesempatanku mendapatkan

seekor ikan untuk betinaku,” pikir si srigala.

Ia mendekati kedua binatang itu. “Me-

ngapa kalian berdua bertengkar? Barangkali

aku dapat membantu?”

Ingin Tahu?

Pembagian klasifikasi

buku cerita anak berda-

sarkan:

a. Isi: puisi, fantasi

modern, fiksi realistis

kontemporer, fiksi

sejarah, biografi, bu-

ku informasi, misteri,

petualangan, humor,

dan olahraga.

b. Bentuk penulisan:

bacaan bergambar,

komik, buku ber-

ilustrasi, dan novel.

c. Fungsinya: buku un-

tuk pemula/buku

konsep, buku ber-

partisipasi, dan buku

permainan.

Pelajaran 8 Budaya

183

“Oh, ya” jawab

berang-berang itu ber-

samaan. “Kami berdua

telah menangkap ikan

ini bersama-sama dan

kami tak tahu bagai-

mana membaginya?”

“Aku ingin bagian

yang lebih besar,” kata

berang-berang kedua

dan mereka mulai

bertengkar.

“Kalian berdua, berhentilah berkelahi,”

kata si srigala. “Bila kalian mau, aku akan

membagi ikan ini untuk kalian berdua supaya

adil.”

“Benarkah demikian wahai, Srigala?”

kata berang-berang dengan penuh semangat.

“Anda sangat baik hati.”

“Sekarang, beri aku pisau yang tajam,”

kata srigala licik tersebut. Ia mengambil pisau

dan memotong kepala ikan itu.

“Ini bagianmu,” ia berkata pada berang-

berang pertama. Ia kemudian memotong

bagian ekor ikan itu, “Dan ini bagian ikan-

mu,” katanya pada berang-berang kedua.

Kemudian sang

srigala sendiri men-

dapatkan bagian ikan

yang terbaik dan

gemuk.

“Potongan ini

adalah upahku atas

pemecahan masalah

kalian.” Sambil berkata

demikian sang srigala

berlari pulang sebelum

berang-berang itu

mengejarnya.

Berang-berang melongo, mereka baru

sadar kalau sudah diakali oleh srigala yang

licik, sepertinya menolong ternyata malah

merampok.

“Betapa bodohnya kita ini!” kata berang-

berang pertama.

“Kita kehilangan makan siang kita yang

lezat akibat kebodohan kita sendiri,” kata

berang-berang yang kedua. Kedua berang-

berang itu pulang kembali dengan wajah agak

murung tetapi mereka telah mendapat

pengalaman berharga agar tidak selalu

mementingkan dirinya sendiri.

(Sumber:

Kumpulan Dongeng dari Mancanegara,

2003)

Setelah membaca cerita di atas, kalian dapat mendiskusikan

tema, latar, dan perwatakan, yang berkaitan dengan peng-

ungkapan pemikiran dan imajinasi, serta nilai-nilai dalam cerita

tersebut bersama teman-teman kalian. Contoh kesimpulan yang

dapat kalian kemukakan sebagai hasil diskusi mengenai hal-hal

tersebut adalah berikut.

1.

Tema

adalah ide sentral yang menggerakkan cerita.

Cerita di atas bertemakan kesetiaan yang sirna akibat

egoisme. Hal itu terlihat ketika berang-berang berupaya

menangkap ikan secara bersama-sama. Setelah ikan

didapatkan, mereka sibuk bertengkar mengedepankan

egoisme masing-masing.

2.

Latar

adalah segala informasi yang berkaitan dengan tempat,

waktu, dan suasana.

Latar tempatnya adalah sungai dan daerah pinggiran sungai.

Latar suasananya adalah tegang karena terjadi per-

tengkaran. Latar waktunya adalah siang hari.

Sumber:

Dok. Penerbit

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

184

3.

Perwatakan

adalah penciptaan citra atau watak tokoh yang

merupakan hasil imajinasi pengarang untuk dimunculkan

dalam cerita sesuai dengan keadaan yang diinginkan.

Perwatakan dalam cerita di atas adalah berikut.

a. Berang-berang pertama adalah sahabat yang tamak.

Hal ini terlihat ketika ia hanya melihat ikan. Ia tidak

menangkapnya, tetapi menginginkan bagian yang besar.

b. Berang-berang kedua adalah sahabat yang pemarah.

Hal ini terlihat ketika berang-berang pertama meminta

bagian yang lebih besar. Seharusnya ia tidak perlu marah,

tetapi cukup memberikan penjelasan saja.

c. Istri srigala adalah tipe istri yang banyak menuntut. Ia

menuntut makan siang dengan ikan.

d. Srigala jantan adalah tipe suami yang ingin menye-

nangkan istrinya, walaupun ia terpaksa harus membo-

hongi dan merampas hak orang lain.

4.

Amanat

adalah pesan atau nilai moral yang terdapat dalam

cerita.

a. Amanat cerita di atas adalah kesetiaan mestinya tidak

luntur atau sirna hanya karena mementingkan egoisme

pribadi. Kesetiaan persahabatan harus selalu ada, baik

di kala susah maupun senang.

b. Egoisme adalah sifat yang kurang terpuji.

c. Setiap rezeki yang kita terima harus kita syukuri.

d. Seorang istri semestinya tidak terlalu banyak menuntut

kepada suaminya, karena hal itu akan berdampak

negatif. Seperti halnya digambarkan dalam cerita di atas,

srigala jantan terpaksa harus mengelabui berang-berang

dan mencuri ikan yang bukan menjadi miliknya.

Berdasarkan isi cerita dan pelaku-pelaku dalam rangkaian

cerita, kalian dapat melihat adanya permasalahan yang di dalam

kehidupan sekarang masih terjadi. Seperti keegoisan, tidak setia

pada persahabatan, tidak mensyukuri sesuatu yang diterima,

berbohong, dan sebagainya. Dengan demikian, tentu kalian dapat

mengambil amanatnya untuk bahan merefleksi atau perenungan

terhadap diri kalian sendiri. Hal ini menunjukkan betapa besar

manfaat dari membaca sebuah kisah atau cerita.

Pelajaran 8 Budaya

185

Uji Kemampuan 3

Bacalah kutipan cerita anak terjemahan berikut ini!

Bawang Putih dan Bawang Merah

Pada zaman dahulu, di sebuah desa ting-

gal seorang janda dengan kedua anak perem-

puannya. Anak yang tua bernama Bawang

Putih dan yang muda Bawang Merah. Karena

Bawang Merah adalah anak kandungnya,

maka janda itu amat mencintainya. Di lain

pihak, dia amat memandang rendah Bawang

Putih yang hanya seorang anak tiri.

Suatu ketika Bawang Putih mencuci

pakaian di sungai, air yang deras membawa

bakul yang berisi pakaian yang hendak

dicucinya. Bawang Putih pun mencari bakul

di sekelilingnya, tetapi dia tidak dapat

menemukannya. Akhirnya dia sadar kalau dia

kehilangan baju-baju itu karena terbawa arus.

Suatu petaka besar! Apa yang akan dikatakan

ibu tiri dan saudara tirinya bila mereka

mendengar ini?

“Mereka akan membunuhku,” pikirnya

panik.

“Lebih baik mencoba mencarinya

daripada pulang dengan tangan kosong.”

Bawang Putih mengikuti arus, matanya

menatap ke mana bajunya hanyut. Tak lama

kemudian Bawang Putih bertemu dengan

seorang ibu yang sedang mencuci rambutnya.

Bawang Putih bertanya, “Ibu, apakah

Ibu melihat cucian saya hanyut?”

“Ibu tidak melihat apa pun, Nak, sebab

sedang sibuk mencuci rambut,” jawab ibu

itu.

Dengan sedih Bawang Putih terus

berjalan. Sejam kemudian dia bertemu dengan

seorang laki-laki tua yang menyabit rumput

untuk kambingnya. Laki-laki itu pun tidak

tahu keberadaan baju-baju Bawang Putih.

Akhirnya ia bertemu dengan Ibu Buto Ijo

penjaga sungai. Dia pun kembali bertanya,

“Ibu, apakah Ibu melihat cucian saya

hanyut?”

“Ibu tidak melihat apa pun, Nak.

Sudahlah Nak, tak usah kau risaukan hal itu.

Ibu punya sebuah kotak ini. Bawalah kotak

ini, niscaya, ibumu tidak akan marah.

Namun, ingatlah pesan Ibu, kau hanya boleh

membuka kotak ini setelah sampai di

rumah,” ujar Ibu Buto Ijo penjaga sungai.

Dengan patuh Bawang Putih membawa

kotak kecil ke rumah. Ketika dibuka tutupnya,

semuanya menjerit takjub. Sebab kotak itu

penuh berisi batu-batu mulia.

Bawang Merah menjadi amat iri.

Permata yang begitu indah untuk Bawang

Putih, gadis yang jelek dan bodoh, dan tak

ada untuknya? Itu tak mungkin. Segera ia

memutuskan untuk meniru tindakan Bawang

Putih dan pergi ke rumah nenek Buto Ijo.

Sesampainya di sana, Bawang Merah

langsung berkata, “Boleh saya bekerja untuk

Nenek?”

“Bila kau memang benar mau bekerja,

kau boleh tinggal dan menolong aku dengan

pekerjaan rumah tangga,” jawab Nenek Buto

Ijo.

Setelah sekian waktu bekerja di tempat

Nenek Buto Ijo, Bawang Merah pun terduduk

dan mengeluh bahwa dia sangat lelah. Dia

ingin segera pulang ke rumah. Tetapi dia

ingin mendapatkan hadiah terlebih dahulu.

Nenek Buto Ijo pun mengabulkan

permohonan Bawang Merah. Dia pun di-

minta untuk memilih bungkusannya sendiri.

Dia memilih bungkusan yang paling besar

dan berat. Dengan senang hati dia membawa

pulang bungkusan itu ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Bawang Merah

memanggil ibunya, lalu kedua wanita itu

membuka pembungkusnya yang indah.

Dengan tangan gemetar karena kegembiraan,

Bawang Merah membuka tutup bungkusan

itu dan di dalamnya terlihat dua benda

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

186

berkilat-kilat. Itu bukan permata, tetapi mata

dari seekor ular yang amat berbisa. Sebelum

Bawang Merah dan ibunya lari, ular itu

menggigit mereka berdua sampai akhirnya

meninggal. Lalu ular itu merayap ke luar dari

pintu depan dan lenyap menuju sungai.

Beberapa waktu kemudian, Bawang

Putih menjual sebagian perhiasannya dan

membeli sebuah rumah serta kebun. Dia pun

dapat hidup berbahagia tanpa ada yang

mengganggu.

(Dikutip seperlunya dari:

‘’White Onion and Red

Onion’’

dalam

Favourite Stories from Indonesia

,

Kuala Lumpur, Heinemann, 1978)

Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugas!

1.

Tulislah tema cerita di atas!

2.

Sebutkan latar waktu, tempat, dan suasana yang terdapat dalam

cerita “Bawang Putih dan Bawang Merah”!

3.

Sebutkan perwatakan yang terdapat dalam cerita “Bawang

Putih dan Bawang Merah”!

4.

Sebutkan amanat atau pesan moral yang terkandung dalam

cerita “Bawang Putih dan Bawang Merah”!

5.

Tulislah realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam cerita

di atas!

D. Menulis Pesan Singkat

Ketika kalian harus menyampaikan pesan penting kepada

teman, sedangkan teman kalian tidak kalian jumpai di rumahnya,

bagaimanakah pesan singkat yang harus kalian tuliskan?

Menulis pesan singkat merupakan salah satu keterampilan

berbahasa yang perlu dikuasai. Hal ini berkaitan dengan isi tulisan

yang menyangkut kejelasan pesan yang disampaikan kepada

orang yang dituju. Untuk memahami lebih lanjut mengenai menulis

pesan singkat, simaklah ilustrasi berikut beserta penjelasannya.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat menulis

pesan singkat

berdasarkan pokok-

pokok pesan dengan

menggunakan kalimat

efektif dan bahasa

yang santun.

Selesaikan tugas berikut di buku tugas!

1.

Carilah di perpustakaan buku bacaan anak terjemahan!

2.

Bacalah buku tersebut hingga kamu memahami isinya!

3.

Coba kamu deskripsikan mengenai penokohan, latar, tema, dan

amanatnya!

4.

Tulislah realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam cerita di

atas!

TAGIHAN

Pelajaran 8 Budaya

187

Setelah bel pelajaran berbunyi, Joko bermaksud pergi ke

ruang OSIS untuk menyampaikan perihal pembuatan surat

berkaitan dengan acara lustrum kepada Dewi selaku sekretaris

panitia Lustrum X SMPN 1 Surabaya. Namun, sesampai di

ruang OSIS, ternyata Dewi tidak ada. Untuk menyampaikan

perihal tersebut, Joko membuat pesan singkat yang ditujukan

kepada Dewi.

Berdasarkan ilustrasi di atas, kalian dapat menuliskan pokok-

pokok informasi yang akan ditulis di dalam pesan. Berikut contoh

pokok-pokok informasi yang dapat ditulis.

1. Pesan ditujukan kepada Dewi.

2. Pesan ditulis oleh Joko, tanggal 10 Mei 2005, pukul 9.30.

3. Dewi diminta segera membuat undangan rapat persiapan

Lustrum X SMPN 1 Surabaya.

4. Waktu dan tempat penyelenggaraan rapat sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Kemudian, berdasarkan pokok-pokok informasi di atas, kalian

dapat menulis pesan dengan baik, seperti contoh berikut.

16 Mei 2005; 9.30.

Yth. Dewi

di tempat

Dengan hormat,

Mohon undangan rapat persiapan Lustrum X SMPN 1

Surabaya segera dibuat dan diedarkan sesuai dengan rencana.

Terima kasih

Joko

Penulisan pesan singkat di atas cukup memerhatikan

keefektifan kalimat serta santun berbahasa. Dalam hal ini, kalian

perlu memerhatikan bahwa penggunaan kalimat efektif, ko-

munikatif, serta kesantunan berbahasa dalam sebuah pesan singkat

bertujuan agar inti pesan dapat dipahami penerima tanpa me-

nimbulkan pertanyaan atau kesalahpahaman.

Ingin Tahu?

Kesimpulan yang dapat

kamu ambil mengenai

struktur isi sebuah pesan

singkat, yaitu berikut.

1. Orang yang dituju.

2. Salam pembuka.

3. Inti pesan/maksud.

4. Penutup.

5. Nama pengirim.

6. Waktu.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

188

Uji Kemampuan 4

Kerjakan di buku tugasmu!

1.

Perhatikanlah ilustrasi berikut!

Tomi dan Rizal diminta menghadap Bapak Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kesiswaan, terkait dengan persiapan

acara hiburan pada saat Lustrum. Karena Rizal masih

berkonsultasi dengan Guru Bimbingan dan Konseling,

maka Tomi terpaksa berangkat seorang diri menemui

Bapak Wakil Kepala Sekolah di ruangannya. Sebelum

berangkat, Tomi sempat menuliskan sebuah pesan singkat

yang ditujukan kepada Rizal. Isi pesannya adalah agar ia

segera pergi menyusul di ruang Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kesiswaan.

a. Tulislah pkok-pokok informasi pesan yang harus ditulis

berdasarkan ilustrasi di atas!

b. Buatlah sebuah pesan singkat yang harus ditulis Tomi

berdasarkan pkok-pokok informasi yang telah kamu tulis!

2.

Perhatikan ilustrasi berikut!

Sebelum berkonsultasi dengan Guru Bimbingan dan

Konseling, Rizal sempat membuat sebuah pesan singkat

yang ditujukan kepada Tomi. Isi pesannya adalah Tomi

diminta menghadap ke Bapak Wakil Kepala Sekolah

terlebih dahulu.

a. Tulislah pokok-pokok informasi pesan yang harus ditulis

berdasarkan ilustrasi di atas!

b. Buatlah sebuah pesan singkat berdasarkan pokok-pokok

informasi yang telah kamu tulis!

1.

Tanggapan terhadap proses pem-

bacaan puisi berkenaan dengan suara

dan aspek tubuh. Suara dalam berpuisi

meliputi volume, intonasi, dan artikulasi.

Aspek tubuh dalam berpuisi meliputi

gestur, ekspresi, dan mimik.

2.

Bertelepon dilakukan dengan sopan;

mengucapkan salam, menyebutkan

dengan siapa hendak berbicara, serta

memperkenalkan diri. Maksud dan

tujuan menelepon disampaikan dengan

singkat dan jelas serta dengan bahasa

yang sopan. Selesai menelepon, pem-

bicaraan diakhiri dengan mengucapkan

salam dan terima kasih.

RANGKUMAN

Pelajaran 8 Budaya

189

Kalau kotor warna jiwanya

ibu cuci di lubuk hati.

Cuma ibu yang bisa mengerti

ia membunuh tak dengan hati.

Kalau memang hauskah darah manusia.

suruhlah minum darah ibunya.

Paman Doblang! Paman Doblang!

Katakan, ibunya selalu berdoa.

kalau ia ‘kan mati jauh di rimba.

suruh ingat marhum bapanya.

yang di sorga, di imannya.

Dan di dangau ini ibunya menanti

dengan rambut putih dan debar hati.

Paman Doblang! Paman Doblang!

Kalau di rimba rembulan pudar duka

katakan, itulah wajah ibunya.

(

Balada Orang-orang Tercinta

, 1986)

Evaluasi Pelajaran 8

Kerjakan di buku tugas!

1.

Simaklah pembacaan puisi berikut yang dilakukan oleh

temanmu!

Ke mana larinya anak tercinta

yang diburu segenap penduduk kota?

Paman Doblang! Paman Doblang!

Ia lari membawa dosa

tangannya dilumuri cemar noda

tangisnya menyusupi belukar di rimba.

Sejak semalam orang kota menembaki

dengan dendam tuntutan mati

dan ia lari membawa diri

seluruh subuh, seluruh pagi.

Paman Doblang! Paman Doblang!

ke mana larinya anak tercinta

di padang lalang mana

mengapa tak lari di riba bunda?

Paman Doblang! Paman Doblang!

Pesankan padanya dengan angin kemarau

ibunya yang tua menunggu di dangau.

Kalau lebar nganga lukanya

Mulut bunda’kan mengucupnya.

3.

Realitas kehidupan anak yang terefleksi

dalam buku cerita anak dapat dilihat

pada unsur-unsur intrinsiknya. Dengan

memahami unsur-unsur intrinsik

sebuah cerita, maka realitas kehidupan

anak yang terefleksi dalam buku

tersebut dapat ditemukan.

4.

Penulisan pesan singkat perlu me-

merhatikan keefektifan dan kekomu-

nikatifan kalimat serta kesantunan

berbahasa. Hal ini bertujuan agar inti

pesan dapat dipahami penerima

dengan baik.

Tangis

Karya: W. S. Rendra

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

190

Kerjakanlah sesuai dengan perintah!

a. Apakah tema yang diungkapkan dalam puisi di atas?

b. Jelaskan nada, irama, suasana, dan pilihan kata yang ter-

gambar dari puisi tersebut dengan menunjukkan data!

c. Bagaimanakah pola irama yang terkandung dalam puisi

tersebut?

d. Buatlah tanggapan terhadap pembacaan puisi di atas!

2.

Simaklah ilustrasi berikut!

Pada suatu hari Rina ingin menelepon Gani karena ada

urusan sekolah yang berkaitan dengan kegiatan OSIS yang akan

dilaksanakan minggu depan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan bakti

sosial ke daerah yang terkena bencana. Rina akan menanyakan

mengenai persiapan-persiapan kegiatan tersebut. Namun, pada saat

bertelepon, yang menerima pertama kali adalah kakak Gani.

Kerjakan tugas berikut dengan cermat!

a. Tuliskan poin-poin penting yang akan disampaikan Rina

kepada Gani!

b. Tuliskan contoh percakapan dalam telepon tersebut dari

awal sampai akhir!

c. Apa sajakah yang perlu diperhatikan saat bertelepon?

d. Mengapa dalam bertelepon diperlukan bahasa yang singkat

dan jelas?

3.

Simaklah cerita berikut dengan cermat!

Kesetiaan Seekor Harimau

(Cerita Rakyat Jawa Barat)

Pada zaman dahulu, di Tasikmalaya ada

sepasang suami istri. Kehidupan mereka cukup

tenteram dan bahagia. Pada suatu hari,

mereka menemukan seekor harimau kecil

yang ditinggal mati oleh induknya. Harimau

itu dipelihara oleh mereka, dididik dan

diperlakukan seperti anggota keluarga sendiri.

Ternyata hewan itu tahu diri, ia menjadi

penurut kepada sepasang suami istri itu.

Harimau itu tumbuh menjadi besar, ia cerdas

dan tangkas. Harimau itu dipanggil si Loreng.

Demikian erat hubungan si Loreng

dengan suami istri itu, sehingga ia dapat

mengerti kata-kata yang diucapkan suami istri

itu. Kalau ia disuruh, ia pasti menurut dan

mengerjakan perintah suami istri itu dengan

baik.

Suami istri yang bekerja sebagai petani

itu semakin berbahagia ketika lahir anak

mereka, seorang bayi laki-laki yang sehat dan

menyenangkan. Inilah saat berbahagia yang

mereka tunggu sejak lama. Apabila mereka

pergi bekerja di sawah, bayinya ditinggal di

Pelajaran 8 Budaya

191

rumah. Si Loreng, ditugaskan untuk menjaga

keselamatan bayi itu. Hal itu berlangsung

selama beberapa bulan.

Sepasang suami istri itu makin sayang

kepada si Loreng karena hewan itu ternyata

dapat dipercaya menjaga keselamatan anak

mereka.

Pada suatu siang yang terik, istri petani

pergi ke sawah untuk mengirim makanan

kepada suaminya. Melihat kedatangan istri-

nya, si suami segera menghentikan pekerjaan-

nya. Ia segera menghampiri istrinya di danau.

Di sana si suami melahap makanan yang

dihidangkan istrinya.

Baru saja selesai makan dan minum,

tiba-tiba mereka mendengar suara gerengan

si Loreng. Si Loreng nampak lari pontang-

panting, melewati pematang sawah terus

menuju ke danau. Si Loreng mengibaskan

ekornya berkali-kali dengan lembut sembari

menggosok-gosokkan badannya kepada suami

istri itu.

“Kakang, mengapa tingkah si Loreng

tidak seperti biasanya?” tanya sang istri.

“Iya, Istriku ... aneh sekali. Ada apa

gerangan?” sahut sang suami.

“Kakang, lihat!” teriak sang istri. “Mulut

Loreng penuh darah.”

Sang suami tersentak kaget, mulut si

Loreng memang berlumuran darah segar.

“Loreng ...?” kata sang suami. “Jangan-

jangan kau telah menerkam anakku. Kau telah

membunuh anakku.”

Si Loreng menggeleng-gelengkan kepa-

lanya, sehingga darah di bagian mulutnya

berhamburan. Si suami seketika meluap

amarahnya. Ia segera mencabut goloknya dan

memenggal kepala si Loreng. Si Loreng yang

tak menduga diserang tak sempat mengelak.

Harimau itu mengerang kesakitan, ia tidak

melawan, hanya sepasang matanya meman-

dang ke arah sepasang suami istri itu dengan

penuh rasa penasaran. Karena hewan itu

belum mati, si suami segera mengayunkan

goloknya dengan penuh kemarahan hingga tiga

kali. Putuslah leher si Loreng dari badannya.

Binatang itu tewas dengan cara mengenaskan.

“Kakang! Cepat kita pulang.”

Mereka segera berlari ke rumahnya.

Sampai di dalam rumahnya, mereka

mendapati anaknya masih berada di dalam

ayunan. Bayi itu nampak tertidur nyenyak.

Dirabanya tubuh anaknya itu, diguncang-gun-

cang tubuhnya. Si bayi pun terbangun dan

tersenyum melihat kedatangan orang tuanya.

Kedua suami itu bersyukur karena

bayinya selamat dan masih hidup. Setelah

puas memandangi anak bayinya, setelah

merasa lega atas keselamatan anaknya, kini

mereka celingukan, mengedarkan pandangan

ke sekeliling ruangan. Perhatian mereka

terpusat pada tempat sekitar ayunan anaknya

bagian bawah. Mereka mendapatkan bangkai

seekor ular yang sangat besar berlumuran

darah tergeletak di bawah ayunan. Sadarlah

kedua suami istri itu bahwa si Loreng telah

berjasa menyelamatkan jiwa anaknya dari

bahaya, yaitu dari serangan ular besar.

Suami istri sangat menyesal, terlebih si

suami, karena telah tergesa-gesa membunuh

harimau kesayangannya. Hal tersebut

dilakukannya karena salah terka. Dalam

bahasa Sunda “salah terka” disebut

nyalahan

.

Untuk mengenang peristiwa tersebut,

maka tempat tinggal suami istri itu dinama-

kan “Penyalahan”. Lama-kelamaan, Penyalah-

an makin banyak penduduknya sampai men-

jadi sebuah desa yang ramai.

Menurut kepercayaan mereka yang

berasal dari Desa Penyalahan, sampai seka-

rang senjata apa pun tidak mempan untuk

membunuh harimau. Hal ini terjadi karena

di desa Penyalahan pernah terjadi peristiwa

mengenaskan, yaitu seekor harimau yang tidak

bersalah dibunuh karena salah terka.

Kisah ini memberikan pelajaran kepada

kita agar tidak bertindak gegabah, berpikirlah

dengan cermat sebelum mengambil tindakan

yang nantinya merugikan.

(Sumber:

Buku Pintar Mendongeng Se-

Nusantara

, 2003)

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

192

Kerjakanlah sesuai dengan perintah!

a. Sebutkan tema cerita “Kesetiaan Seekor Harimau”!

b. Sebutkan latar waktu, tempat, dan suasana yang terdapat

dalam cerita “Kesetiaan Seekor Harimau”!

c. Sebutkan perwatakan yang terdapat dalam cerita “Kesetia-

an Seekor Harimau”!

d. Sebutkan amanat atau pesan moral yang terkandung dalam

cerita “Kesetiaan Seekor Harimau”!

4.

Simaklah ilustrasi berikut!

Pada saat jam istirahat, Firman akan mengajak teman-teman

panitia kegiatan sosial daerah bencana untuk mengadakan rapat

setelah jam pelajaran sekolah berakhir. Namun, pada saat itu

teman-teman tidak ada di kantor kesekretariatan panitia.

a. Tuliskan poin-poin penting yang harus ditulis Firman untuk

menuliskan sebuah pesan singkat!

b. Tuliskan pesan singkat Firman untuk teman-temannya!

c. Jelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam menulis sebuah

pesan singkat!