Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 7 Seni Itu Indah
Bahasa Indonesia · Bab 7 Seni Itu Indah
Ratna

24/08/2021 16:01:11

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pada pelajaran ini, kamu diharapkan mampu menguasai

empat kompetensi melalui empat aspek bersastra berikut.

Mendengarkan pembacaan puisi dan menanggapi cara

pembacaannya

Mendengarkan pembacaan cerpen, lalu mengungkapkan

tanggapan terhadap pembacaan yang dilakukan teman

Memahami wacana sastra dengan membaca puisi

menggunakan irama, volume suara, mimik, dan kinesika

yang sesuai dengan isi puisi sehingga menjadi indah pem-

bacaannya

Mengungkapkan keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan

dalam bentuk puisi yang ditulis secara kreatif.

Seni Itu Indah

Pelajaran 7

Gambar 7.1

Berbagai karya seni mampu menambah khazanah

budaya Indonesia.

samanui.wordpress.com

120

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

A. Menanggapi Cara Pembacaan Puisi

1. Cara Pembacaan Puis i

Sukakah kamu membaca puisi? Tema puisi apa yang kamu sukai? Puisi

merupakan salah satu genre sastra yang diwujudkan dengan kata-kata

(bahasa) yang indah dan memiliki kepadatan makna. Mengapresiasi puisi

adalah kegiatan memahami isi puisi sehingga timbul perasaan haru, sedih,

atau gembira dan membuat seseorang dapat memberikan penghargaan

terhadap puisi tersebut. Berikut langkah-langkah untuk dapat mengapresiasi

puisi.

a. Membaca puisi secara utuh.

b. Menemukan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi (tema, nada, rasa,

dan amanat).

c. Melibatkan daya khayal dalam isi puisi.

d. Menemukan manfaat puisi dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk menyimak pembacaan puisi, sangat diperlukan pemahaman yang

baik. Hal ini karena dalam puisi kadang-kadang terdapat kata-kata yang

sulit dipahami. Penyair berusaha memilih kata yang tepat dan sesuai dengan

tujuan yang ingin disampaikan.

2. Membacakan Puisi

Pilihlah salah satu contoh puisi berikut, lalu bacakan di depan kelas!

Puisi (1)

Anugerah

Beginilah rasanya

Memiliki cinta

Tanpa syarat

Tanpa pamrih

Dan

Tanpa sisa

Puisi merupakan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan gambaran,

gagasan, pendapat, dan perasaan. Untuk itu, agar pengungkapannya menarik,

hendaknya menggunakan bahasa, ungkapan, paduan bunyi, dan cara

penulisan yang sesuai dengan pilihan penyairnya.

121

Seni Itu Indah

Betapa indahnya

Kuboleh mencinta

Sepenuh jiwa

Segenap rasa

dan

Jujur adanya

Oh, Tuhan

Terima kasih tak terkira

Atas karunia cinta

Bagiku sebagai bunda

Untuk buah hati tercinta

Titipan-Mu yang sangat berharga

Karya: Nugraheni Eko W.

(Sumber:

Antologi Puisi 21 Penyair Solo, hlm. 73)

Puisi (2)

Yuma

Tuhan...

Kalau Kau jadikan dia

Sebagai hidupku

Berikan dia kehidupan-Mu

Tuhan...

Kalau Kau jadikan dia

Sebagai kekuatanku

Berikan dia kekuatan-Mu

Tuhan...

Kalau Kau jadikan dia cintaku

Berikan dia kasih sayang-Mu

Tuhan...

Kalau Kau jadikan dia harapanku

Berikan dia kesetiaan-Mu

Tuhan...

Kalau Kau jadikan dia penolongku

Berikan dia kekuatan-Mu

Agar aku damai

Bersama kusuma ayu

Tembang suci bernyanyi

Dalam dekapan-Mu bersama anak-anakku

Karya: M. Rohmadi

(Sumber:

Antologi Puisi 21 Penyair Solo, hlm. 68)

122

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

3. Menilai Pembacaan Puisi

Pada saat temanmu membacakan puisi di depan kelas, berikan penilaian

atas penampilannya dengan menggunakan tabel penilaian di bawah ini.

Nama Teman: ________________________

Penilai

:

________________________

No.

Aspek

Penilaian

Nilai

Ket erangan

1. Kejelasan vokal

2. Kesesuian gerak dan ekspresi

3. Penghayatan isi

Catatan:

Nilai diisi dengan angka antara 1-10 atau B = baik, C = cukup, dan K = kurang

4. Latihan

Sebagai latihan dalam memberikan penilaian terhadap cara pembacaan

puisi ini, gunakan puisi di bawah ini untuk berlatih di rumah! Sebelumnya,

bentuklah kelompok belajar dengan temanmu yang rumahnya berdekatan!

Selanjutnya, lakukan seperti dalam kegiatan bersastra yang kamu lakukan

di kelas!

Kubu

Bagaimana akan bergembira pada detik ini ada bayi

mati kelaparan atau seorang istri bunuh diri

karena sepi atau setengah rakyat terserang wabah sakit

barangkali di dekat sini atau jauh di kampung orang

Tak ada alasan untuk bergembira

selama masih ada orang menangis

di hati atau berteriak serak minta merdeka

sebagai manusia terhormat dan berpribadi

barangkali di dekat sini atau jauh di kampung dan berdoa

Untuk dunia yang lebih bahagia atau menyiap

senjata dekat dinding kubu dan menanti

Karya: Subagio Sastrowardoyo

123

Seni Itu Indah

B. Menanggapi Pembacaan Cerpen

Kamu telah mempelajari cara pembacaan puisi. Selanjutnya, kamu

diajak menguasai kompetensi untuk menanggapi cara pembacaan cerita

pendek yang disajikan berikut.

Pada saat mempelajari Pelajaran 2, kamu telah diajak menceritakan

kembali cerita anak yang dibaca, bukan? Unsur-unsur yang diperlukan saat

menceritakan kembali antara lain i ntonasi, pelafalan, dan mimik wajah.

1. Unsur-Unsur dalam Pembacaan Cerpen

Pada pertemuan ini kamu diajak membacakan kembali cerpen dengan

lugas dan menanggapi cara pembacaannya. Intonasi dalam pembacaan

sebuah cerita, khususnya cerita pendek, hendaknya diperjelas agar

pendengar dapat membedakan suasana yang terjadi dalam cerita tersebut.

Misalnya, saat suasana gembira hendaknya menggunakan intonasi yang

bernuansa riang, kuat, dan tinggi. Begitu juga saat suasana haru, sedih,

lucu, dan sebagainya, hendaknya disesuaikan intonasinya.

Selain itu, segi lafal juga harus jelas pengucapannya. Hal ini karena

lafal sebuah kata atau kalimat menentukan makna kata atau kalimat

tersebut. Apabila pengucapan lafal tidak jelas, akan berdampak pada

pendengar. Misalnya, kurang dapat memahami isi cerita karena tidak dapat

membedakan makna kata atau kalimat yang diucapkan. Unsur terakhir

adalah mimik atau ekspresi wajah. Hal ini perlu dimunculkan dengan tujuan

untuk menimbulkan ketertarikan pendengar terhadap cerita pendek yang

dibacakan tersebut.

2. Membaca Kutipan Cerpen

Bacalah kutipan cerpen d i bawah ini den gan menggunakan laf al dan intona si

yang tepat!

Bunyi Lonceng

“Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengarang,” kata Bu Siska, guru

Bahasa Indonesia kami mengawali pelajarannya. “Langkah pertama dalam

mengarang adalah kita harus mencari ide, kemudian menentukan temanya.

Selanjutnya, kita buat kerangka karangannya.” Bu Siska tampak mencoretkan

spidol ke papan tulis.

Anak-anak memerhatikan dengan saksama. Di akhir penjelasannya, Bu

Siska mengeluarkan sesuatu, uang sepuluh ribu! Anak-anak jadi penasaran.

“Nah, anak-anak, Ibu menugaskan kalian untuk membuat sebuah karangan.

Karangan itu dikumpulkan minggu depan. Ibu akan memilih satu karangan

124

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

yang terbaik dan memberikan uang ini kepada sang pengarang. Jadi, buatlah

karangan sebagus-bagusnya. Carilah ide dan tentukan temanya mulai dari

sekarang.”

Mendengar penugasan dan hadiah uang, anak-anak jadi ramai. “Mau

mengarang tentang apa, ya?” keluh mereka.

Bu Siska tersenyum. “Ibu bisa memberi bocoran beberapa tema. Kalian

bisa menulis mengenai persahabatan, keindahan alam, keluarga, atau misteri.”

Tepat di akhir kalimat, bel berbunyi. Bu Siska pun keluar kelas, seketika suasana

makin ramai.

“Wah, mau buat cerita apa, ya?” keluh Alex. Dia memang tidak pandai

mengarang. Kalau mendapat tugas mengarang, dia pasti pusing tujuh keliling.

Alvin yang sedari tadi diam di bangkunya, akhirnya berdiri sambil

tersenyum. “Teman-teman, jadi kalian mau mengarang apa? Kalau aku sih

sudah dapat temanya. Aku mau mengarang cerita misteri,” jelasnya mantap.

“Misteri?” Alex, Beni, dan Rio berkomentar bersamaan.

Alvin mengangguk senang. “Dan bicara soal misteri, di dekat rumahku

ada tanah lapang yang seraaaaammmm banget setiap malam. Aku sering

mendengar bunyi lonceng dari arah lapangan itu. Padahal aku tidak melihat

siapa-siapa.”

“Ah, pasti ada orang yang sengaja membunyikannya,” kata Alex yang

terkenal sebagai pemberani.

“Atau mungkin itu bunyi dari lonceng yang dipasang di pintu rumah,

lalu tertiup angin. Jadi bunyi deh,” timpal Rio.

Alvin menggeleng. “Aku sudah memeriksa di sekeliling rumah dan tidak

menemukan lonceng. Aku juga sudah bertanya kepada tetangga. Mereka juga

tidak punya lonceng. Ehm... begini saja. Bagaimana kalau hari ini kalian

menginap di rumahku dan membuktikan sendiri kebenaran ceritaku?”

“Aku mau!” seru Alex bersemangat. Dia memang suka hal-hal yang

bersifat menguji nyali, kemudian dia pun melirik ke arah Beni dan Rio yang

125

Seni Itu Indah

tampaknya ogah-ogahan.

“Kalian juga penasaran, kan ?” tanya Alex. Beni dan Rio langsu ng

menggeleng. “Bukankah lebih baik kita berkonsentrasi pada tugas mengarang

kali ini?” kata Rio memelas.

“Ah, kalian nggak asyik! Tenang saja ada Alex!” seru Alex.

Beni dan Rio saling b erpandangan pasrah. Kalau s udah berhadapan

dengan Alex, pasti pada akhirnya harus menuruti keinginannya.

Oke

, kalau begitu kutunggu di rumahku kapan saja. Aku tidak pergi-

pergi

kok

,” ujar Alvin.

Oke!

” jawab Alex.

Alvin senang sekali. “

Yes

! Aku sudah dapat mangsa, nih. Akan kubuat

mereka penasaran dan ketakutan setengah mati,” kata Alvin dalam hati sambil

tersenyum senang.

“Tunggu saja, teman-teman. Biasanya suara itu muncul setelah jam

sembilan,” kata Alvin sambil melihat jam beker di kamarnya. Dia kembali

membaca komik. “Aduh, perutku tiba-tiba sakit. Teman-teman, aku ke

belakang dulu, ya,” kata Alvin sambil meringis-ringis. Dia buru-buru keluar

dari kamar sambil memegangi perutnya.

“Makan apa,

sih

, dia, tiba-tiba bisa sakit perut? Aneh-aneh saja,” komentar

Alex. “Tapi kulihat beberapa kali, Alvin memegangi perutnya,” kata Rio.

“Ssssttt... sssttt... diam, teman-teman!” teriak Beni tiba-tiba. “Sss..., apa

kalian dengar sesuatu?”

Alex dan Rio langsung diam, lalu terdengar bunyi lonceng. Jelas sekali!

Alex langsung membuka jendela kamar dan melihat ke sekeliling. Ternyata

tidak ada apa-apa. Suara itu pun terdengar menuju ke arah lapangan.

“Aku harus mendapatkannya!” Alex langsung menggandeng kedua

temannya.

Mereka tiba di lapangan. Bunyi lonceng itu masih ada, tetapi mereka

tidak melihat apa-apa. Hanya sekadar bunyi.

“Nah, bunyi itu ke arah sana. Ayo, teman-teman!” Alex berlari ke arah

bunyi lonceng, sementara Rio dan Beni perlahan-lahan pergi dari lapangan

dengan wajah pucat.

“Ke mana lagi,

sih

, bunyi itu?” Alex tidak mendengar lagi bunyi lonceng.

“Klining... kloneng ... klining ....” Tiba-tiba bunyi itu terdengar lagi. Alex

langsung menoleh ke kanan. Terlihatlah sebuah lonceng yang melayang-

layang setinggi sepuluh sentimeter di rerumputan. Lonceng itu pun bergerak

menjauhi Alex.

“Waaaaaaaaaaa!!!” Alex berteriak histeris sambil berbalik dan berlari

menuju ke rumah Alvin.

“Meong... meong... bleki...,” panggil Alvin lembut. Sebuah lonceng tampak

melayang-layang ke arah Alvin. Tapi semakin mendekat, tampaklah seekor kucing

hitam yang memang tidak terlihat jelas dari kejauhan, apalagi di malam hari.

“Meong... meong....” Kucing itu menggeliat manja di kaki Alvin. Alvin

menggendong Bleki dan mengantungi lonceng misterius itu.

“Terima kasih, ya, Bleki. Sudah ada ikan kesukaanmu di kandang.” Alvin

pun pulang ke rumahnya sambil mengelus-elus Bleki, kucing hitam

peliharaannya.

Yes!

Mereka ketakutan, hi... hi... hi....

Dua minggu kemudian, saat pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.

“Baik anak-anak, saya sudah membaca cerita kalian dan sudah menentukan

126

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

pemenangnya. Cerita yang menang adalah ....”

Anak-anak serius menunggu pengumuman Bu Siska. Bahkan ada yang

sampai meremas-remas tangan karena deg-degan.

“Milik Alex!” seru Bu Siska.

Seisi kelas menoleh ke arah Alex dengan terkejut, tetapi tak lama

kemudian bertepuk tangan. Alex sendiri masih kaget dan terbengong-bengong.

“Cerita karangan Alex benar-benar bagus. Saya sendiri sampai merinding

membacanya. Tapi... sebenarnya saya juga menemukan tiga cerita lagi yang

hampir sama dengan milik Alex. Apa... jangan-jangan kisah nyata, ya? Bunyi

lonceng di malam hari?” Bu Siska tampak penasaran.

Alex, Alvin, Rio, dan Beni saling berpandangan. Tapi sepertinya hanya

Alvin yang benar-benar senang, tidak ada raut ketakutan sama sekali di

wajahnya.

Karya : Monica Kristiani K.

(Sumber:

Yunior

, Edisi 24, Tahun Ke-8, 29 Juli 2007, hlm. 9)

Mintalah temanmu untuk memberikan komentar dan penilaian atas

pembacaan yang kamu lakukan! Gunakan tabel di bawah ini untuk

memberikan penilaian!

Nama teman : __________________

No.

Aspek

Penilaian

Tanggapan

BCK

1. Ketepatan intonasi

2. Kejelasan pelafalan

3. Kesesuaian ekspresi wajah

Keterangan:

- B = Baik

- C = Cukup

- K = Kurang

127

Seni Itu Indah

3. Latihan

Bacalah penggalan teks cerpen berikut dengan intonasi, lafal, dan

ekspresi yang tepat! Mintalah teman-temanmu memberi tanggapan dan

penilaian atas penampilanmu!

Aku Cuma HP

Karya: Muslimin

Mia tidak mau tahu. Mia mau model yang baru, yang ada radio, kamera,

dan yang 3G seperti milik Tari,” kata Mia ngotot kepada Mama. “Ini kan

masih bagus, Mia. Kurang bagus apanya? Belum juga setahun Mama belikan,

garansinya juga belum habis. Lagian apa manfaatnya beli begituan buat kamu?

Kamu kan masih SMP, nanti saja kalau sudah SMA atau kuliah,” balas Mama.

“Mia malu, Ma. Model ginian sud ah ketinggalan zaman, sudah kuno

dan tidak modif. Ini pantasnya jadi rongsokan atau dibuang saja, itu lebih

baik,” Mia membanting aku ke sofa.

Mama tidak tahu harus berkata apa lagi karena Mama merasa penjelasan

apa pun akan percuma kalau Mia sudah ngambek, karena permintaan yang

dia inginkan tidak dipenuhi.

“Pokoknya Mia minta ganti. Titik!” kata Mia sambil berlari ke kamarnya,

lalu membanting daun pintu dengan keras.

Kepalaku masih pening ketika Mama memungutku dari sofa. Mama

mengikuti Mia ke kamar, wajahnya tampak khawatir melihat putri tercintanya

itu. Mia adalah anak satu-satunya. Selama ini dia memang begitu dimanja.

Itulah sebabnya Mia selalu berusaha memaksakan semua keinginannya.

“Begini, sementara kamu bawa ini dulu, Mama belum ada uang. Awal

bulan saja, setelah Papa kamu gajian. Sekarang kita makan dulu, yuk,” bujuk

Mama mengajak Mia makan siang dulu. Tapi Mia tetap ogah, sama sekali ia

tidak menggubrisnya.

Mama meletakkan aku di atas meja belajar, lalu keluar kamar Mia. Aku

butuh waktu lama untuk sadar kalau diriku sudah dicampakkan.

128

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

Dicampakkan, sungguh kata yang tidak mengenakkan. Ya, Mia sudah tidak

butuh aku lagi. Ada yang lain, yang lebih baik dan sempurna dibanding aku.

Karena aku banyak kekurangan dan tidak punya kemampuan untuk

membantahnya.

Ya, karena aku hanya sebuah

handphone

atau yang biasa memanggilku

HP saja. Aku adalah alat canggih dari perkembangan telepon kabel.Aku

telah mengubah dunia dengan teknologiku. Bahkan dewasa ini, kebanyakan

orang membutuhkan aku seperti mereka membutuhkan nasi. Bisa jadi aku

sekarang sudah digolongkan pada kebutuhan primer atau masuk dalam

lima sehat enam sempurna. Aku bukan barang mewah lagi. Semua orang

merasa perlu mempunyai aku.

Sudah nasibku, aku kalah saingan dengan model-model baru. Aku harus

dibuang dan disia-siakan.

.....................................................

(Sumber:

Yunior,

edisi 09, Tahun ke-8, 15 April 2007, hlm. 6)

C. Membaca Indah Puisi

Pada awal pelajaran ini kamu diajak mendengarkan pembacaan puisi

dan menanggapinya, bukan? Materi di bawah ini mengajak kamu membaca

puisi dengan teknik yang benar dan tepat, sehingga puisi tersebut menjadi

indah didengarkan. Perhatikan contoh puisi di bawah ini!

1. Memahami Isi Puisi

Ayah

Kutahu kau teramat penat

Setelah seharian peras keringat

Bau debu jalanan juga asap kendaraan

Menempel di badan lekat-lekat

Ayah...

Pekerjaanmu sungguh mulia

Membersihkan jalan yang kotor

Akibat daun rontok dan sampah

Walaupun upah sering terlambat

Engkau tetap sabar dan tawakal

Ayah

Berkat jasamu ku bisa sekolah

Bagiku Ayah seorang pahlawan

Iringan doaku kepada Tuhan

Semoga Ayah sehat walafiat

Selama hayat dikandung badan

Karya : Adryan Ardan

(Sumber:

Bobo

, Tahun XXXV, 9 Agustus 2007, hlm. 17)

129

Seni Itu Indah

Setelah mencermati contoh puisi pada halaman sebelumnya, apakah

kamu telah mengetahui teknik membaca puisi? Untuk itu, ikuti uraian materi

di bawah ini.

2. Teknik Membaca Puisi

Membaca puisi merupakan kegiatan membaca nyaring untuk

kepentingan seni. Membaca puisi sering dikenal dengan mendeklamasikan

puisi. Saat membacakan puisi, si pembaca dituntut menyaringkan suaranya

untuk membaca untaian kata dari puisi tersebut. Selain itu, juga harus

memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi. Dengan demikian, dapat

membaca puisi dengan penuh perasaan sesuai pesan dari puisi tersebut.

Hal ini karena mampu memengaruhi penampilan seseorang dalam

membacakan sebuah puisi.

Dengan memahami isi puisi saat membacakannya, seseorang dapat

mengetahui perasaan penyair atau penulis puisi tersebut. Melalui ungkapan

yang ditulisnya, dapat diketahu i nada kekaguman, kes edihan, kebanggaan,

keharuan, dan sebagainya. Lebih dari itu, pembaca juga harus

mengomunikasikan ekspresi perasaan penyair. Untuk s ampai pada tahapan

seperti itu, hendaknya seorang pemb aca puisi memahami hal-hal berikut.

a. Keutuhan makna puisi.

b. Ketepatan irama.

c. Kesesuaian lagu kalimat dengan makna dan nuansa.

d. Kesesuaian ekspresi.

e. Penjiwaan peran dan nuansa dalam puisi.

f. Ketepatan dalam pelafalan.

g. Pembawaan yang meyakinkan.

3. Gaya Bahasa dalam Puisi

Sebelum melakukan kegiatan bersastra, pahami tentang penggunaan

gaya bahasa dalam sebuah puisi tersebut. Tahukah kamu yang dimaksud

dengan gaya bahasa? Gaya bahasa sering disebut dengan majas. Pada puisi,

majas sangat penting untuk memberi andil dalam membangun konsentrasi

dan intensifikasi dari sebuah puisi. Seringkali majas dapat membuat sebait

puisi menjadi padat den gan makna dan im ajinasi serta m emberi warna

emosi tertentu pada perasaan yang mendengarkan pembacaannya.

Gaya bahasa yang sering dipakai dalam sebuah puisi adalah sebagai

berikut.

a. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda mati

bertingkah seperti manusia.

Contoh: - Pucuk-pucuk teh yang

menggeliat

130

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

b. Metafora, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda tidak

mempunyai sifatnya yang biasa, melainkan sifat yang lain.

Contoh: -

Batang usiaku

sudah tinggi

c. Pengulangan, yaitu penjajaran beberapa kata, frasa, atau kalim at yang

sama.

Contoh: - Tak perl

u

sed

u

sedan it

u

d. Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan,

dan daya pengaruh.

Contoh: - Pekik merdeka

berkumandang di angkasa

e. Litotes, yaitu kebalikan dari hiperbola, yaitu mengecilkan atau

mengurangi keadaan yang sebena rnya.

Contoh: - Aku bukanlah manusia yang berada

f. Ironi, yaitu gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan

dengan maksud untuk mengolok-olok.

Contoh: - Bagus benar kelakuanmu, adikmu kau pukuli

1. Gaya bahasa atau majas akan muncul jika pikiran mempertautkan hal

yang satu dengan yang lain.

2. Arti atau makna kata yang digunakan dalam majas, berbeda dari arti

harfiahnya untuk menghasilkan gambar angan atau imajinasi di benak

pembaca atau pendengar.

3. Gaya bahasa dapat dijadikan alat untuk menunjang gaya dalam berpuisi.

1. Temukan gaya bahasa atau majas dalam puisi

Ayah

pada halaman

sebelumnya dan tulislah bukti yang mendu kung!

2. Gunakan tabel di bawah ini untuk mengerjakannya!

No. Jenis Majas

Bukti Pendukung

131

Seni Itu Indah

4. Latihan

1. Sebagai bentuk latiha n, bacalah pui si di bawah in i dengan intonas i,

lafal, dan ekspresi yang tepat!

Doa

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci

Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Karya: Charil Anwar

Berikan penilaian terhadap temanmu dengan menggunakan tabel di

bawah ini!

Nama Teman : ___________________

Nama Penilai :

___________________

No. Aspek yang Dinilai

Penilaian

Ket

erangan

BS B C K

1. Penghayatan dalam membaca

2. Ketepatan intonasi

3. Penampilan dan ekspresi

4. Kejelasan artikulasi

Keterangan:

BS = Baik Sekali

C = Cukup

B = Baik

K = Kurang

2. Jelaskan latar belakang yang dirasakan penyair dalam puisi di atas!

3. Sebutkan tema dalam puisi di atas!

4. Jelaskan majas/gaya bahasa yang digunakan dalam puisi di atas!

5. Analisislah pilihan kata yang digunakan dalam puisi di atas!

132

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

D. Menulis Kreatif Puisi tentang Keindahan

Alam

Kamu telah mempelajari tentang puisi dari segi pembacaannya,

memahami isinya, dan membaca puisi dengan indah. Selanjutnya, kamu

akan diajak untuk dapat menulis sebuah puisi. Untuk itu, perhatikan teknik

penulisan puisi berikut.

1. Teknik Penulisan Puisi yang Baik

Sukakah kamu menulis puisi? Tema apa saja yang sering kamu jadikan

dalam puisimu? Berikut ini kamu akan diajak menulis sebuah puisi yang

berdasarkan keindahan alam.

Tuhan menciptakan alam seisinya

ini untuk digunakan dengan baik oleh

semua makhluk-Nya, baik itu berupa

laut, sawah, gunung, keindahan

pantai, sebuah taman, atau peman-

dangan alam lainnya. Berdasarkan

objek-objek tersebut, kamu pun dapat

menjadikannya sebagai inspirasi dalam

mengungkapkan perasaan keagungan

Tuhan tersebut dalam bentuk puisi.

Puisi merupakan salah satu bentuk ungkapan pengarangnya tentang

hidup dan kehidupan, baik yang d ilihat, dialami, didengar, dan dirasa-

kannya serta dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, menulis puisi

sama dengan mengungkapkan perasaan. Dalam kaitannya dengan kein-

dahan alam, kamu dapat menjadikannya sebagai objek pengamatan dan

selanjutnya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata indah dan puitis,

lalu dituangkan dalam bentuk tulisan puisi.

Menulis puisi berarti menciptakan, mengekspresikan seluruh ide/

gagasan dan pikiran, serta menggunakan pilihan kata (diksi) yang tepat

sehingga indah dibaca dan dimaknai. Untuk itu, kamu perlu memerhatikan

teknik penulisan puisi berikut.

a. Diksi, yaitu pilihan kata yang biasa digunakan penyair dengan cermat

dan seteliti mungkin.

b. Daya bayang, yaitu kemampuan melihat, mendengar, dan merasakan

isi yang terdapat pada puisi.

c. Gaya bahasa atau pigura bahasa, yaitu cara yang diungkapkan oleh

penyair untuk menciptakan dan membangkitkan daya bayang d engan

gaya bahasa, gaya kiasan, dan gaya simbol sehingga makna yang

diungkapkan semakin jelas.

Rambu-rambu untuk menulis

puisi:

1. memilih objek yang tepat,

2. keaslian gagasan/ide,

3. pilihan kata yang tepat,

4. penggunaan kalimat puitis,

5. keharmonisan rima,

6. kesesuaian judul dan isinya.

133

Seni Itu Indah

d. Rima, yaitu saja k atau persama an bunyi.

e. Kata-kata yang konkret, yaitu kata-kata yang apabila dibaca secara

denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama menurut kondisi dan

situasi penggunaannya.

Unsur intrinsik dalam penulisan puisi.

1. Tema, yaitu gagasan utama dalam puisi.

2. Diksi, yaitu pilihan kata yang sesuai tema puisi.

3. Rima, yaitu penguat puisi dalam bentuk pengulangan bunyi.

4. Tipografi, yaitu pembeda puisi dengan karya sastra lain.

5. Amanat, yaitu sesuatu yang ingin disampaikan penyair.

6. Nada/intonasi, yaitu bentuk ekspresi sikap penyair.

7. Majas, yaitu ungkapan penyair melalui gaya bahasa.

Bacalah contoh puisi tentang keindahan suatu bunga sebagai bentuk

ciptaan Tuhan Yang Mahasempurna berikut!

Bunga Mawar

Bunga mawar....

Kau sangat indah

Warnamu merah

Lambang keberanian

Bunga mawar ....

Kau memiliki mahkota

Yang sangat indah

Dan durimu sangat tajam

Bunga mawar

Aku ingin memeliharamu

Karena kau memiliki duri yang tajam

Yang akan melindungi diri sendiri

Karya: Mutia Rizki Dania

(Sumber:

Bobo

, edisi 40, Tahun XXXI, 8 Januari 2004, hlm. 11)

Berdasarkan contoh puisi di atas, dapatkah kamu menjelaskan unsur-

unsur intrinsiknya? Diskusikan bersama teman sebangkumu!

134

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

2. Menulis Kreatif Puisi

Setelah mempelajari teknik menulis puisi dan mencermati contoh puisi

tentang keindahan alam, tuangkan perasaanmu dalam bentuk puisi! Bahan

yang dapat kamu jadikan untuk menulis puisi adalah objek keindahan alam.

Berikut disajikan gambar keindahan alam yang dapat kamu pilih sebagai

sumber inspirasi untuk menulis puisi.

Gambar (1)

Gambar (2)

Bandingkan puisi hasil tulisanmu dengan hasil tulisan temanmu!

Lokasi: Taman Monas

Dokumen penulis

Dokumen penulis

Lokasi: Pantai Senggigi Lombok

135

Seni Itu Indah

3. Latihan

Bentuklah kelompok dalam kelasmu sesuai kesepakatan! Bersama

kelompokmu, bacalah puisi di bawah ini dan tentukan unsur-unsur intrinsik

yang terdapat di dalamnya! Buatlah laporan hasil diskusi bersama temanmu

dan serahkan kepada gurumu untuk dinilai!

Malam Siangku

Kutunggu selalu

Celoteh ragam alam malammu

Ada angin yang tak bosan menyapu silir

Teriak bisik daun dan pepohonan karenanya

Juga tentang setitik-titik kilat bintang

Senyumnya bulan di giliran sabit

Oh, malamku....

Penggantimu adalah sang awan

Selalu membiru menambah eloknya

Cahaya surya memasuki lensa mata

Siangku juga kunanti

Malam siang tak berhambatan

Selalu datang bergantian

Ucap syukurku ke haribaan Tuhan

Penguasa semesta, Pemelihara alam

Karya : Susi Rukmana

(Sumber:

Yunior

, edisi 24, Tahun ke-8, 29 Juli 2007, hlm. 7)

Kerjakan soal-soal di bawah ini sesuai dengan perintahnya!

1. Amati objek pemandangan alam yang indah di sekitar tempat tinggalmu!

Susunlah kata-kata indah dan puitis berdasarkan hasil objek amatanmu!

Selanjutnya, rangkaian kata-kata tersebut menjadi puisi yang indah!

2. Bacalah hasil puisi tulisanmu pada soal nomor 1 di atas dengan

memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesu ai!

3. Berdasarkan kegiatan nomor 2 di atas, mintalah temanmu memberikan

penilaian dan komentar atas cara pembacaan puisi yang kamu lakukan!

Jika masih ada kesalahan atau kekurangan, perbaiki lagi dengan terus

berlatih secara intensif!

4. Bacalah kembali cerpen yang berjudul

Bunyi Lonceng

pada materi dalam

tema ini, lalu tentukan unsur intrinsik dalam kutipan cerpen tersebut!

136

Kompetensi Berbahasa Indonesia SMP/MT s VII

Bacalah ulasan singkat materi untuk mengulang kembali agar

kamu selalu ingat!

1.

Puisi adalah ungkapan perasaan dan gagasan penyairnya.

Untuk dapat menyampaikan maksud peny airnya, diperlukan

pemahaman dan penghayatan isi puisi agar jelas maknanya.

Untuk itu, cara membacakan puisi pun juga memerlukan teknik

yang tepat, yang meliputi intonasi, lafal, dan ekspresi sesuai isi

puisi.

2.

Cerpen merupakan karya sastra berbentuk prosa. Untuk

membaca sebuah cerpen, tidak ada perbedaan dengan saat

membaca puisi. Oleh karena itu, jika menanggapi pembacaan

cerpen, hal yang dilakukan juga sama dengan saat menanggapi

pembacaan puisi.

3.

Membaca indah puisi disebut dengan berdeklamasi. Untuk itu,

orang yang berdeklamasi harus mampu mengomunikasikan

ekspresi perasaan penyairnya melalui puisi yang dibacanya.

4.

Objek pemandangan alam yang indah di sekitar kita dapat

dijadikan sumber inspirasi dan objek menuangkan ide/gagasan

dalam bentuk tulisan puisi.

Setelah mempelajari Pelajaran 7 tentang

Seni Itu Indah

secara

tuntas, apa yang dap at kamu amb il manfaat da n hikmah dari

pembelajaran materi ini? Sampaikan secara lisan di depan kelas

tentang hal-hal yang kamu peroleh dari materi yang kamu pelajari

dalam tema ini!

Sebagai contoh, setelah belajar menulis puisi tentang keindahan

alam sebagai bentuk ciptaan Tuhan, kamu semakin meningkat rasa

syukurmu atas karunia Tuhan yang berupa alam semesta yang

indah dan banyak manfaatnya ini. Selain itu, kamu juga dapat

menyebutkan manfaat lainnya dari pembelajaran materi ini.