Gambar Sampul IPS · Bab 6 Perkembangan Masyaraka
IPS · Bab 6 Perkembangan Masyaraka
Didang

24/08/2021 15:03:42

SMP 7 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

133

Kenalkah kamu pada kedua gambar di atas? Setiap gambar berkaitan dengan

agama tertentu. Tahukah kamu agama apakah itu? Nah, pada kesempatan ini, kita

akan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan sejak masa Hindu-

Buddha, Islam, sampai pada masa kolonial Eropa di Nusantara.

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kamu akan mampu (1) mendeskripsikan

perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Hindu-Bud-

dha, serta peninggalan-peninggalannya, (2) mendeskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia, serta

peninggalan-peninggalannya, dan (3) mendeskripsikan perkembangan masyarakat,

kebudayaan dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa.

BAB

6

BAB

6

Perkembangan

Masyarakat Masa Hindu-

Buddha, Islam, dan Masa

Kolonial Eropa

Perkembangan

Masyarakat Masa Hindu-

Buddha, Islam, dan Masa

Kolonial Eropa

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

134

Ini yang akan

kita pelajari.

Perkembangan Masyarakat

Indonesia

Hindu-Buddha

Kolonial Eropa

Islam

1. Kebudayaan

2. Pemerintahan

3. Peninggalan

Peta Konsep

berlangsung pada masa

diketahui melalui

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

135

A. Peranan Perdagangan Internasional

Hubungan internasional antara Indonesia dengan bangsa-bangsa di Asia Barat,

Asia Selatan, dan Cina sudah tercipta sejak lama. Hubungan internasional itu terjadi

karena Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam jalur perdagangan internasional.

Karena posisinya yang strategis, Indonesia memiliki bandar-bandar perdagangan yang

disinggahi kaum pedagang. Mereka inilah yang berperan dalam menyebarkan ajaran

agama dan kebudayaan, seperti Hindu-Buddha, Islam, dan Kristen.

Jalur perdagangan yang digunakan ialah jalur perdagangan melalui laut (dikenal

sebagai

Jalur Emas

), dan jalur perdagangan melalui darat (dikenal sebagai

Jalur Sutra)

.

Adapun jalur laut melalui Maluku - Malaka - Gujarat (India) - Persia atau ke Laut

Merah, kemudian dibawa oleh pedagang melalui gurun pasir ke pantai Laut Tengah

(Mediternia), dari sini dibawa oleh bangsa Eropa dengan kapal ke Venesia dan

pelabuhan Lisabon di Spanyol.

Gambar 6.1 Jalur Sutra

Sumber:

www

.wikipedia.org

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

136

Jalur darat melalui Malaka - daratan China dibawa oleh pedagang dengan kendaraan

darat seperti onta, kuda, dan keledai menuju ke Persia. Dari Persia, barang dagangan

dibawa ke pantai Laut Tengah dan selanjutnya oleh bangsa Eropa dibawa dengan kapal

ke Venesia dan Lisabon di Spanyol.

Kedua jalur itu merupakan jalur perjalanan pedagang dan barang dagangannya

yang berasal dari Barat dibawa ke Timur, dan sebaliknya. Perdagangan melalui jalur

itu juga dipengaruhi oleh adanya Angin Muson Barat Laut dan Angin Muson Tenggara.

Pergantian kedua jenis angin tersebut memakan waktu 6 bulan sekali sehingga

memengaruhi perjalanan kapal maupun darat.

B. Hindu-Buddha dan Perkembangannya di Indonesia

Hindu-Buddha merupakan dua agama yang berasal dari satu negara berpenduduk

padat di dunia, India. Dari India, agama ini kemudian menyebar ke berbagai penjuru

dunia. Di Indonesia, kedua agama ini masih hidup dan berkembang sampai saat ini.

Sebelum kita melihat lebih jauh tentang persebaran agama Hindu-Buddha, kita

akan meninjau sejenak sejarah berdirinya kedua agama tersebut.

1. Agama Hindu

Agama Hindu berasal dari India. Agama ini merupakan perpaduan antara agama

yang dianut oleh bangsa Arya dan bangsa Dravida. Bangsa Arya yang berasal dari Asia

Tengah berhasil mendesak bangsa asli India, Dravida. Terjadi pembauran antara bangsa

Arya dan bangsa Dravida yang selanjutnya menurunkan generasi yang disebut bangsa

Hindu. Kata

hindu

berasal dari kata

sindhu

(bahasa Sanskerta) yang berarti sungai.

Kata ini mengacu pada Sungai Indus yang menjadi sumber air bagi kehidupan di

sekitarnya.

Sumber ajaran agama Hindu terdapat dalam kitab suci

Weda

(terdiri atas empat

kitab),

Brahmana

(merupakan tafsir dari kitab Weda), dan

Upanisad

(memuat dasar-

dasar filsafat hubungan antara manusia dan TUHAN). Kata

weda

berasal dari kata

vid

artinya tahu.

Weda

atau

veda

berarti pengetahuan suci. Kitab ini ditulis ketika bangsa

Arya menduduki Punjam, 3.000 tahun sebelum Masehi.

Dewa-dewa utama dalam ajaran Hindu ialah Dewa Trimurti (kesatuan dari tiga

dewa). Ketiga dewa tersebut ialah:

(1) Dewa Brahma. Brahma bertugas menciptakan alam semesta dan mengatur segala

peristiwa di dunia. Kendaraannya berupa angsa.

(2) Dewa Wisnu. Wisnu bertugas memelihara alam semesta. Kendaraannya berupa

seekor burung garuda.

Gambar 6.2 Trimurti

Sumber

:

www

.indhistory

.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

137

(3) Dewa Syiwa. Syiwa bertugas sebagai perusak semua yang tidak lagi berguna di

alam. Kendaraannya seekor lembu.

Pemujaan terhadap para dewa dipimpin oleh seorang pendeta yang disebut

brahmana. Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut

dengan

Pancasradha

. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima

keyakinan tersebut, yakni:

1. Widhi Tattwa

: percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya

2. Atma Tattwa

: percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk

3. Karmaphala Tattwa

: percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan

4. Punarbhawa Tattwa:

percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)

5. Moksa Tattwa

: percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia

Dalam masyarakat Hindu, dikenal lima kasta atau kelas, yaitu:

(1) Brahmana: terdiri atas pemimpin agama atau pendeta

(2) Ksatria: terdiri atas para bangsawan, raja dan keturunannya, serta prajurit-

prajuritnya

(3) Waisya: terdiri atas pengusaha dan pedagang

(4) Sudra: terdiri atas para petani dan pekerja kasar

(5) Paria: terdiri atas gelandangan (orang yang haram untuk disentuh)

Gambar 6.3 Agni, Dewa Api dan seorang pendeta Hindu

Sumber:

www

.wikipedia.com

Gambar 6.4

Omkara, simbol suci bagi umat Hindu yang

melambangkan Brahman (Tuhan) Yang

Mahakuasa.

Sumber:

www

.wikipedia.org

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

138

Tempat suci umat Hindu antara lain kota Benares yang dianggap sebagai tempat

bersemayamnya Dewa Syiwa. Sungai Gangga dianggap keramat dan suci karena air Sungai

Gangga dianggap dapat mensucikan abu jenazah yang dibuang ke dalamnya.

Hari raya

umat Hindu ialah Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi, Nyepi, dan Siwaratri.

Kerjalah dalam kelompok berlima di luar jam pelajaran.

a.

Adakah temanmu yang beragama Hindu?

b.

Tanyakanlah kepada penganut agama Hindu bagaimana mereka

melakukan ibadahnya sehari-hari: kapan mereka sembahyang, bagaimana

tata caranya, apa saja hari-hari besarnya, apa saja yang dilakukan pada

hari-hari besar tersebut, dll.

c.

Apabila mungkin, tontonlah sebuah film India dengan latar belakang

agama, misalnya film berjudul

Asoka

. Ceritakanlah unsur-unsur praktik

agama dan kebudayaan yang terdapat dalam film tersebut.

2. Agama Buddha

Agama Buddha juga berasal dari India. Agama ini timbul sebagai reaksi masyarakat

terhadap peran kaum Brahmana yang dianggap terlalu berlebihan dalam menjalankan

tugas dan fungsi mereka. Agama ini didasarkan pada ajaran Sidharta Gautama. Sidharta

Gautama digelari Sang Buddha (orang yang mendapat pencerahan) karena ia mendapat

penerangan yang sempurna setelah bertapa di tengah hutan.

Gambar 6.5 Pura Ulun, Danau Batur,

tempat pemujaan umat Hindu di Bali

Sumber:

www

.travelblog.com

History-Activity 1

Gambar 6.6 Sang Buddha dan

arca Buddha di Candi

Borobudur

Sumber:

www

.wihara.com

dan

www

.wikipedia.org

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

139

Agama Buddha tidak mengakui pembagian kasta dalam masyarakat. Menurut ajaran

Buddha, setiap orang punya hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan

asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehingga bebas dari samsara. Penderitaan dapat

dihentikan dengan cara menindas

trisna

(nafsu). Nafsu dapat ditindas melalui delapan jalan

(

astavidha

), yaitu pandangan (ajaran) yang benar, niat atau sikap yang benar, berbicara

yang benar, berbuat atau bertingkah laku yang benar, penghidupan yang benar, berusaha

yang benar, memerhatikan hal-hal yang benar, dan bersemedi yang benar.

Pemeluk agama Buddha wajib melaksanakan tiga ikrar (

Tri Ratna

), yaitu:

berlindung kepada Buddha, berlindung kepada Dharma (ajaran) agama Buddha, dan

berlindung kepada Sanggha (perkumpulan) masyarakat pemeluk agama Buddha. Kitab

suci agama Buddha ialah Tripitaka (Tiga Keranjang) yang terdiri atas

Vinayapitaka

(berisi

tentang bermacam-macam aturan hidup dan hukum penentu cara hidup pemeluknya),

Sutrantapitaka

(berisi tentang pokok-pokok wejangan Sang Buddha), dan

Abdhidharmapitaka

(berisi tentang penjelasan dan kupasan mengenai sosial beragama

atau falsafah agama). Umat Buddha merayakan Hari Raya Triwaisak, yang merupakan

peringatan kelahiran, menerima bodhi, dan wafatnya Sang Buddha yang bertepatan

dengan saat bulan purnama pada bulan Mei.

Agama Buddha terbagi atas dua aliran. Pertama, Mahayana yang mengajarkan

bahwa untuk mencapai Nirwana, setiap orang harus mengembangkan sikap

kebijaksanaan dan sifat welas asih. Kedua, Hinayana yang mengajarkan bahwa untuk

mencapai Nirwana, sangat bergantung pada usaha diri melakukan meditasi.

Agama Buddha mencapai puncak kejayaannya pada zaman kekuasaan Raja Asoka

(273-232 SM) yang menetapkan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Tempat-

tempat suci umat Buddha antara lain Bodh-Gaya, tempat bersemedi Sidharta Gautama.

a.

Kerjalah dalam kelompok berlima.

b.

Carilah dari berbagai sumber informasi tentang riwayat hidup Sidharta

Gautama: sejak kelahirannya, pertapaannya, peranannya dalam agama

Buddha, ajaran-ajarannya, sampai pada kematiannya.

c.

Susunlah dalam sebuah laporan dan sampaikan pada gurumu.

History-Activity 2

Gambar 6.7

Vihara, tempat beribadah umat Buddha

Sumber:

www

.hakka.singbebas.blogspot.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

140

3. Proses dan Jalur Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia

Hindu-Buddha merupakan agama yang diakui keberadaannya di Indonesia. Hari-

hari besar keagamaannya diperlakukan sama dengan agama besar lainnya di Indonesia,

Islam. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya agama ini di Nusantara?

Ternyata ada beberapa

aliran pendapat tentang proses masuknya Hindu-Buddha ke

Indonesia.

a. Waisya

Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Buddha masuk karena dibawa oleh para

pedagang yang banyak menikah dengan penduduk asli. Mereka menikah karena

harus tinggal untuk waktu minimal 6 bulan sambil menunggu pergantian musim

untuk kembali ke negaranya. Pendapat ini didukung oleh N.J. Krom dan

Purbacaraka.

b. Brahmana

Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Buddha masuk karena dibawa oleh para

brahmana yang mendapat undangan dari para penguasa untuk menobatkan para

raja, mempimpin upacara keagamaan, dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Dari

istana, agama ini kemudian menyebar ke seluruh kerajaan. Pendapat ini didukung

oleh J.C. van Leur.

c. Ksatria

Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Buddha masuk karena dibawa oleh para ksatria

yang kalah perang di India. Mereka mendirikan koloni di Nusantara dan

menyebarkan agama Hindu-Buddha di Nusantara. Pendapat ini didukung oleh

C.C. Berg dan Majumdar.

d. Arus Balik

Menurut aliran ini, pengaruh Hindu-Buddha masuk karena para brahmana,

pedagang, juga orang-orang Indonesia sendiri. Ada yang berdagang, ada pula

yang sengaja datang ke India untuk belajar. Ketika kembali, mereka

menyebarkan agama baru yang mereka dapatkan di India. Pendapat ini

didukung oleh George Coedes dan FDK Bosch

Gambar 6.8

Pusat-pusat Hindu-

Buddha dan penyebarannya ke

Indonesia

Sumber:

Atlas Sejarah Indonesia

dan Dunia

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

141

Kerjalah dalam kelompok berlima.

1.

Carilah dari berbagai sumber informasi tentang peranan perdagangan

antara India, Cina, Indonesia (melintasi selat Malaka) menuju Eropa.

Kegiatan perdagangan dilakukan melalui darat dan laut. Kaitkan kegiatan

perdagangan tersebut dengan penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-

Buddha.

2.

Perhatikan kembali keempat teori di atas. Teori manakah menurut

kelompokmu yang paling mungkin merupakan alasan masuknya ajaran

dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia? Mengapa demikian?

Kaitkan jawabanmu dengan tugas no. 1.

Bawa hasil diskusi kelompokmu dalam diskusi kelas. Rumuskan alasan yang

paling mungkin menurut pendapat kelasmu.

4. Pengaruh Agama Hindu-Buddha di Indonesia

Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha terjadi pada berbagai aspek

kehidupan masyarakat. Aspek-aspek tersebut meliputi bidang sosial, teknologi,

kesenian, juga pendidikan.

a. Bidang Sosial

Di bidang sosial, tradisi Hindu-Buddha berpengaruh terhadap sistem

kemasyarakatan dan pemerintahan. Dalam sistem pemerintahan asli Indonesia,

masyarakat Indonesia tersusun dalam kelompok-kelompok desa yang dipimpin oleh

kepala suku. Sistem itu kemudian terpengaruh oleh ajaran Hindu-Buddha. Timbul

kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

b. Bidang Teknologi

Perhatikanlah Candi Borobudur dan Candi

Prambanan. Dapatkah kamu bayangkan bahwa

ratusan tahun yang lalu, telah ada teknologi yang

mampu digunakan untuk membuat bangunan

begitu indah?

Peninggalan Hindu-Buddha dalam bidang seni

bangunan (arsitektur) yang berkembang di Indo-

nesia adalah yang berupa candi, yupa, dan prasasti.

Candi di Indonesia berbentuk punden bertingkat

yang digunakan sebagai makam raja dan bagian

atas punden bertingkat itu dibuatkan patung

rajanya. Adapun candi di India berbentuk stupa

bulat yang digunakan sebagai tempat sembahyang

atau memuja dewa. Candi yang bercorak Hindu

antara lain Candi Prambanan dan Candi Dieng.

Candi yang bercorak Buddha antara lain Candi

Borobudur dan Candi Kalasan.

History-Activity 3

Gambar 6.9

Candi Prambanan

Sumber:

Koleksi Suhardi, UNY

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

142

c. Kesenian

Kamu pernah melihat tarian Bali atau menyaksikan seni beladiri Kongfu? Itulah

contoh pengaruh tradisi kebudayaan Hindu-Buddha yang masih kita temui saat ini.

Pengaruh tradisi Hindu-Buddha di Indonesia tampak juga pada bidang kesenian,

khususnya seni rupa dan seni sastra. Dalam bidang seni rupa, banyak kita ditemui hiasan-

hiasan pada dinding candi (relief) yang sesuai dengan unsur India. Di bidang seni sastra,

pengaruh tradisi Hindu Buddha terlihat pada penggunaan huruf Pallawa dan bahasa

Sanskerta pada prasasti-prasasti. Ada juga hasil kesusastraan Indonesia yang sumbernya

dari India, yaitu cerita Ramayana dan Mahabrata yang dijadikan lakon wayang.

Banyak kitab Hindu-Buddha yang menjadi aset bangsa saat ini. Di antaranya

Negarakertagama dan Barathayudha.

d. Bidang Pendidikan

Di bidang pendidikan, pengaruh tradisi Hindu-Buddha dapat kita lihat bahwa

sampai akhir abad ke-15, ilmu pengetahuan berkembang pesat, khususnya di bidang

sastra, bahasa, dan hukum. Kaum Brahmana adalah kelompok yang berwewenang

memberikan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat Hindu-Buddha. Salah satu

hasil dari perkembangan pendidikan, dikemukakan oleh I-Tsing, bahwa di Sriwijaya

terdapat "universitas" yang dapat menampung ratusan mahasiswa biarawan Buddha

untuk belajar agama.

Kerjalah dalam kelompok berlima.

Perhatikanlah atau carilah di lingkungan sekitarmu. Adakah objek yang

berkaitan dengan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha? Jika ada, dalam

bentuk apa? Terkait dengan kegiatan apakah objek tersebut: sosial, teknologi,

atau pendidikan? Apakah objek tersebut masih berfungsi?

5. Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha dan Peninggalannya di Indonesia

Agama dan kebudayaan Hindu-Buddha yang berasal dari India menyebar ke Asia

termasuk Indonesia. Di Indonesia, pengaruh Hindu-Buddha sangat besar sehingga

muncul kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Banyak kerajaan bercorak Hindu-

Buddha di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kutai, Tarumanegara, Holing,

Sriwijaya, Mataram Kuno, Kanjuruhan, Singosari, Kediri, Sunda, Bali, dan Majapahit.

Beberapa di antaranya akan dijelaskan berikut ini.

a. Kerajaan Kutai

Perhatikan peta pada Gambar 6.10. Di manakah letak Kerajaan Kutai? Kerajaan

Kutai terletak di Kalimantan Timur, daerah Muara Kaman di tepi Sungai Mahakam.

Berdasarkan informasi yang ditemukan pada tujuh prasasti berupa yupa yang ditulis

dengan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta, diketahui bahwa Kutai merupakan

kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan yang dikenal juga dengan sebutan Negeri

Tujuh Yupa diperkirakan berdiri pada tahun 400 M. Dalam prasasti tersebut terdapat

informasi yang menyangkut kehidupan politik, pemerintahan, sosial, budaya, dan

ekonomi Kerajaan Kutai seperti berikut.

History-Activity 4

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

143

Raja pertama yang memerintah Kutai bernama

Kudungga. Raja Kudungga memiliki putra bernama

Aswawarman. Aswawarman memiliki putra

Mulawarman. Dilihat dari nama, Kudungga bukanlah

nama Hindu, tetapi nama Indonesia asli. Nama

Aswawarman dan Mulawarman adalah nama-nama

berbau Hindu. warman berarti pakaian perang.

Penambahan nama itu diberikan dalam upacara

penobatan raja secara agama Hindu. Keluarga

Kudungga pernah melakukan upacara Vratyastoma,

yaitu upacara Hindu untuk penyucian diri sebagai

syarat masuk pada kasta Ksatria. Berdasarkan nama

dan gelar yang disandangnya, Kerajaan Kutai yang

bercorak Hindu berawal dari pemerintahan

Aswawarman.

Gambar 6.10

Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha tertua di Indonesia

Sumber:

Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

Gambar 6.11 Yupa dari Kutai

Sumber:

www

.e-dukasi.net

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

144

Setelah Raja Aswawarman, Kutai diperintah oleh Mulawarman, putranya pada

abad ke-4. Raja Mulawarman disebutkan sebagai seorang raja besar yang sangat mulia

dan baik budinya. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai merupakan kerajaan

yang kaya dan makmur. Sang Raja memberikan 20.000 ekor sapi kepada para

Brahmana.

a.

Kerjalah dalam kelompok berlima.

b.

Dari keterangan di atas, analisislah keadaan Kerajaan Kutai dari aspek

kehidupan sosial dan kehidupan ekonominya.

c.

Tahukah kamu bagaimana bentuk yupa? Carilah dari sumber lain bentuk

yupa dari zaman Kerajaan Kutai. Tempelkan pada bukumu

b. Kerajaan Tarumanegara

Pada pertengahan abad ke-5 M, di daerah lembah Sungai Citarum, Jawa Barat

terdapat kerajaan bernama Tarumanegara (Kerajaan Taruma). Tarumanegara

merupakan kerajaan tertua di Jawa. Jika berita tentang Kutai kita peroleh dari yupa,

berita tentang Tarumanegara kita peroleh dari prasasti dan berita Cina. Ada tujuh prasasti

yang memuat tentang Kerajaan Tarumanegara. Perhatikan tabel prasasti berikut ini.

Tabel 6.1

Prasasti yang Menceritakan Keberadaan Kerajaan Tarumanegara

History-Activity 5

No.

1.

2.

3.

4.

Informasi

Te

rdapat gambar dua telapak kaki dengan tulisan huruf

Palawa dan bahasa Sanskerta: Inilah dua kaki yang seperti

kaki Dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Sang Purnawarman

di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia.

Terdapat gambar dua kaki gajah. Isinya: 'Inilah dua telapak

kaki gajah yang seperti Airawata, gajah penguasa negeri

Taruma yang gagah perkasa.' Tapak kaki dipuja merupakan

ajaran Hindu Vaisnawa: raja dianggap keturunan Dewa.

Terdapat gambar sepasang kaki dengan tulisan 'gagah

mengagumkan dan jujur terhadap tugas adalah pemimpin

manusia yang tiada taranya yang termasyur Sri

Purnawarman yang memerintah di Taruma dan baju

zirahnya yang terkenal tidak dapat ditembus senjata musuh.

Inilah sepasang kakinya, yang senantiasa berhasil

menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para

pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging bagi

musuhnya.

Terdapat di dekat Tanjung Priok, Jakarta Utara. Isinya: Dahulu

sebuah sungai yang bernama Candrabhaga, yang digali oleh

seorang guru Rajadiraja mengalir ke laut setelah melalui puri.

Dari tahun ke-22 masa pemerintahan Purnawarman telah

digali Sungai Gomati yang penjangnya 6122 tombak (± 12 km).

Penggalian selesai 21 hari dimulai tanggal 6 paro peteng bulan

Phalguna dan selesai tanggal 13 paro terang bulan Caitra. Lalu

diadakan selamatan dan oleh Purnawarman dihadiahkan

kepada Brahmana 1.000 ekor sapi.

Nama Prasasti

Prasasti Ciaruteun

Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Jambu

Prasasti Tugu

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

145

Dari catatan seorang musafir Cina, Fa-Hien, diperoleh keterangan bahwa pada

tahun 414, terdapat kerajaan bernama To-lo-mo. Fa-Hien yang sedang melakukan

perjalanan menuju India dan singgah di Ye-po-ti (Jawa) di To-lo-mo banyak terdapat

orang Hindu, ada juga orang Buddha. Dikatakan juga bahwa raja mempunyai

kekuasaan sangat besar karena raja dianggap sebagai keturunan dewa.

No.

5.

6.

7

.

Informasi

Terdapat di Lebak, Banten. Isinya: Inilah tanda

keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguh-

sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman

yang menjadi panji sekalian raja.

Prasasti ini belum dapat dibaca karena menggunakan

huruf ikal

Prasasti ini belum dapat dibaca karena menggunakan

huruf ikal

Nama Prasasti

Prasasti Lebak

Prasasti Pasir Awi

Prasasti muara

Cianten

Gambar 6. 12 Peta penemuan Prasasti Purnawarman

Sumber:

www

.e-dukasi.net

Gambar 6.13 Prasasti Tugu

ditemukan di Tanjung Priok,

Jakarta dan huruf Pallawa

Sumber:

www

.picasaweb.google.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

146

Bekerjalah dalam kelompok berlima.

a.

Prasasti mana yang terpanjang?

b.

Dari keterangan dalam tabel di atas, diskusikanlah bagaimana keadaan

Kerajaan Tarumanegara dari aspek kehidupan sosial, politik, dan kehidupan

ekonominya.

c.

Bawa hasil diskusi kelompokmu dalam diskusi kelas. Rumuskan keadaan

yang paling mungkin menurut pendapat kelasmu. Gurumu akan

menjelaskannya kepadamu.

c. Kerajaan Ho-ling

Keberadaan kerajaan ini diketahui dari kitab sejarah Dinasti Tang (618-906).

Diperkirakan Kerajaan Ho-ling atau Kaling terletak di Jawa Tengah (Perhatikan Gambar

7.3). Nama ini diperkirakan berasal dari nama sebuah kerajaan di India, Kalingga. Tidak

ditemukan peninggalan yang berupa prasasti dari kerajaan ini. Menurut Berita Cina,

kotanya dikelilingi dengan pagar kayu, rajanya beristana di rumah yang bertingkat,

yang ditutup dengan atap; tempat duduk sang raja ialah peterana gading. Orang

orangnya sudah pandai tulis menulis dan mengenal ilmu perbintangan.

Dalam Berita Cina disebut adanya Ratu His-mo atau Sima, yang memerintah pada

tahun 674. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan bijaksana. Hukum

dilaksanakan dengan tegas. Pada masa ini, agama Buddha berkembang bersama

agama Hindu. Hal ini dapat terlihat dengan datangnya pendeta Cina Hwi Ning di Kaling

dan tinggal selama tiga tahun. Dengan bantuan seorang pendeta setempat yang bernama

Jnanabhadra, Hwi Ning menterjemahkan kitab

Hinayana

dari bahasa Sanskerta ke

bahasa Cina.

d. Kerajaan Sriwijaya

Kata

sriwijaya

berasal dari kata

sri

= mulia dan kata

wijaya

= kemenangan.

Kemenangan yang dimaksud di sini ialah kemenangan Dapunta Hyang dalam

melakukan perjalanan suci (manalp siddhayatra). Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7

M. Pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang. Seperti halnya Kutai dan

Tarumanegara, keberadaan Sriwijaya juga diketahui dari prasasti dan Berita Cina. Dari

tempat ditemukannya prasasti yang menyebutkan tentang Sriwijaya, dapat diketahui

bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan besar. Ada sembilan prasasti yang menceritakan

tentang keberadaan Sriwijaya. Tiga di antaranya ditemukan di luar negeri.

History-Activity 6

Gambar 6.14 Bandar

Sriwijaya

Sumber:

www

.bud

p

ar

.go.id

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

147

Sriwijaya mencapai kemajuan di segala aspek kehidupan masyarakat ketika diperintah

Raja Balaputradewa. Balaputradewa bahkan sudah menjalin hubungan dengan Kerajaan

Benggala dan Kerajaan Chola di India. Pada masa Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya

merupakan pusat perdagangan dunia di Asia Tenggara dan menjadi pusat perkembangan

agama Buddha. Ia mendirikan Universitas Nalanda untuk mendidik para biksu dan bikhuni

dengan murid berasal dari Jawa, Cina, Campa, Tanah Genting Kra, bahkan India.

Selain prasasti, informasi tentang Sriwijaya banyak diperoleh dari catatan Dinasti

Tang di Cina dan dari catatan I Tsing, seorang musafir Cina yang belajar paramasastra

Sanskerta di Sriwijaya. Dinasti Tang mencatat bahwa utusan Sriwijaya pernah datang

ke Cina, yaitu tahun 971, 972, 975, 980, dan tahun 983. Itulah sebabnya ditemukan

catatan tentang Sriwijaya dalam Prasasti Kanton.

Tabel 6.2

Prasasti yang menceritakan keberadaan Sriwijaya

Gambar 6.15 Prasasti Kedukan Bukit

Sumber:

www

.melayuonline.com

Nama Prasasti

Prasasti Talang Tao (684):

Prasasti Kedukan Bukit (688):

Prasasti Karang Berahi, Jambi (686):

Prasasti Kota Kapur, Bangka (686):

Prasasti Ligor, di Genting Kra (775):

Prasasti Telaga Batu

Isi

menceritakan pembuatan taman Sriksetra

atas perintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga

untuk kemakmuran rakyat disertai doa-

doa agama Buddha Mahayana.

menceritakan perjalanan suci Dapunta

Hyang dengan perahu dari Minangtamwan

(Minangkabau) pada tanggal 7 paro terang

bulan Jyestha tahun 682 dengan membawa

tentara sebanyak 20.000 orang. Pada

tanggal 5 paro terang bulan Asadha mereka

dating dan membuat kota dan kerajaan

Sriwijaya memperoleh kemenangan.

menceritakan permintaan kepada dewa

untuk menghukum setiap orang yang

berbuat jahat terhadap Sriwijaya.

menceritakan tentang (1) usaha Sriwijaya

menaklukkan Bhumi Jawa yang tidak setia

pada Sriwijaya, (2) doa permintaan kepada

para dewa agar menjaga kesatuan

Sriwijaya. Disebutkan juga bahwa bhumi

Jawa tidak mau kepada Sriwijaya

kemakmuran rakyat disertai doa-doa

agama Buddha.

menceritakan tentang (1) pembangunan

Trisamaya Caitya oleh pendeta Buddha

atas perintah raja Sriwijaya, (2) Raja Wisnu

dari keluarga Syailendra.

menceritakan tentang kutukan-kutukan

raja terhadap siapa saja yang tidak taan dan

melakukan kejahatan.

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

148

Menurut catatan I Tsing, Sriwijaya berperan sebagai pusat pengembangan ilmu

pengetahuan dan agama Buddha di Asia Tenggara. I Tsing belajar tata bahasa Sanskerta

dan teologi Buddha di Sriwijaya. I Tsing menerjemahkan kitab kitab suci agama Bud-

dha ke dalam bahasa Cina. Sriwijaya juga terkenal sebagai kerajaan maritim dan

memiliki armada laut. Perhatikanlah Peta Kerajaan Sriwijaya. Sebagai kerajaan maritim,

Sriwijaya merupakan pusat perdagangan di Asia Tenggara karena menguasai dua selat

besar yang penting dalam perdagangan, Selat Malaka dan Selat Sunda.

Sriwijaya mulai mengalami kemunduran setelah mendapat serangan dari

Dharmawangsa (992), Rajendra Coladewa dari Kerajaan Colamandala (1023, 1030, dan

tahun 1060), Kertanegara (1275), dan Gajah Mada (1377). Sriwijaya akhirnya hancur

ketika Majapahit mulai berkembang di Jawa.

Kerjalah dalam kelompok berlima.

Carilah dari berbagai sumber, informasi tentang

1.

penyebab hancurnya Kerajaan Sriwijaya

2.

tata kehidupan sosial dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya

Buatlah dalam sebuah laporan tertulis.

Gambar 6.16

Kerajaan Sriwijaya

Sumber:

Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

History-Activity 7

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

149

e. Kerajaan Mataram Kuno dan Peninggalannya

Seperti keberadaan kerajaan-kerajaan sebelumnya, keberadaan Kerajaan Mataram

Kuno ini pun kita ketahui dari prasasti-prasasti yang ditemukan. Cukup banyak prasasti

yang berisi informasi tentang Mataram. Di samping prasasti, informasi tentang Mataram

juga dapat diperoleh dari candi-candi, kitab cerita Parahyangan (Sejarah Pasundan),

dan Berita Cina.

Kerajaan yang diperkirakan berdiri pada abad ke-7 ini terletak di daerah pedalaman

Jawa Tengah, kemungkinan besar di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan

(berdasarkan letak prasasti yang ditemukan). Kerajaan yang terletak di antara

pegunungan dan sungai-sungai besar seperti Bengawan Solo ini mula-mula diperintah

oleh Raja Sanna. Raja Sanna kemudian digantikan oleh Raja Sanjaya. Sanjaya adalah

seorang raja yang bijaksana. Pada masa pemerintahannya, rakyatnya hidup makmur.

Pada masa pemerintahan Sanjaya, ada dinasti lain yang lebih besar, yaitu Dinasti

Syailendra. Keluarga Sanjaya beragama Hindu dan keluarga Syailendra beragama Bud-

dha. Setelah Sanjaya, Mataram kemudian diperintah oleh Syailendra Sri Maharaja Dyah

Pancapana Rakai Panangkaran. Dari namanya, raja ini berasal dari kedua keluarga tersebut.

Setelah Panangkaran, Mataram terpecah menjadi Mataram Hindu dan Mataram Buddha.

Namun, pada tahun 850, Mataram kembali bersatu dengan menikahnya Rakai Pikatan

dan Pramodharwani, putri keluarga Syailendra. Setelah Pikatan, Mataram diperintah oleh

Balitung (898—910) yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.

Balitung adalah raja terbesar Mataram. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Pada masanyalah dibuat prasasti yang berisi nama-nama

raja sebelumnya sampai dirinya. Setelah Balitung, berturut-turut memerintah Daksa

( 910—919), Tulodong (919 —924), dan Wawa (824 —929). Mataram kemudian

diperintah oleh Sindhok (929 — 949) keponakan Wawa dari keluarga Ishana karena

Wawa tidak mempunyai anak. Dengan

demikian, berakhirlah kekuasaan Dinasti

Sanjaya. Sindhok kemudian

memindahkan ibu kota kerajaan ke Jawa

Timur karena (1) sering meletusnya

Gunung Merapi, dan (2) Mataram sering

diserang oleh Sriwijaya.

Kerajaan Mataram di Jawa Timur ini

sering disebut Kerajaan Medang. Mpu

Sindhok merupakan penguasa baru di Jawa

Timur dan mendirikan wangsa Icyana.

Keturunan Mpu Sindok sampai Airlangga

tertulis di Prasasti Calcuta (1042) yang

dikeluarkan oleh Airlangga. Setelah

Sindhok, Raja Dharmawangsa (991—1016)

bermaksud menyerang Sriwijaya, tapi

belum berhasil. Pemerintahannya diakhiri

dengan peristiwa

pralaya

, yaitu

penyerangan raja Wora Wari.

Gambar 6.17 Arca Airlangga

Sumber:

www

.easjava.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

150

Pengganti Dharmawangsa adalah Airlangga, menantunya, yang berhasil lolos dari

peristiwa pralaya. Airlangga berhasil membangun kembali kerajaan Medang di Jawa

Timur. Airlangga terkenal sebagai raja yang bijaksana, digambarkan sebagai Dewa

Wisnu. Pada akhir pemerintahannya Airlangga membagi kerajaannya menjadi Jenggala

(Singosari) dan Panjalu (Kediri). Namun, kerajaan yang bertahan adalah kerajaan Kediri.

Airlangga wafat pada tahun 1049. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Mataram

Kuno.

Pada masa Mataram Kuno, banyak didirikan candi, baik bercorak Hindu

maupun Buddha. Carilah dari berbagai sumber nama candi-candi tersebut dan

dibangun pada masa siapa. Masukkan dalam tabel seperti berikut. Lakukan

secara individu.

f. Kerajaan Kediri dan Singosari dengan Peninggalannya

Setelah Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua, sejarah selanjutnya dari

kerajaan-kerajaan ditandai oleh perebutan kekuasaan. Pada waktu terjadi pembagian

kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dengan ibu kota Daha dan Panji

Garasakan sebagai raja Jenggala dengan ibu kota Kahuripan. Terjadi perang saudara di

antara keduanya (1044-1052). Kemenangan Kediri atas Jenggala membuat Kediri menjadi

satu-satunya kerajaan di Jawa Timur dengan kekuasaan meliputi hampir seluruh Indo-

nesia timur. Semua itu terjadi pada masa pemerintahan Raja Jayeswara.

Pada masa Kerajaan Kediri, tidak banyak dibangun candi, tetapi banyak

dihasilkan kitab-kitab. Kitab-kitab tersebut ialah

Bharatayuda

ditulis oleh Mpu

Sedah dan Mpu Panuluh,

Hariwangsa

ditulis Mpu Panuluh,

Gatotkacasraya

ditulis Mpu Panuluh,

Smaradahana

ditulis Mpu Dharmaja,

Kresnayana

ditulis

Mpu Triguna, Lubdhaka ditulis Mpu Tanakung.

History-Activity 8

No.

Lokasi

Nama Candi

Corak Hindu/Budha

Pendiri

Gambar 6.18 Kerajaan Kediri

Sumber

:

www

.e-duksi.net

History-Info

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

151

Raja Kediri yang terkenal ialah Jayabaya (1130-1160)

yang terkenal dengan Ramalan Jayabaya. Raja terakhir Kediri

ialah Kertajaya. Pada masa pemerintahannya, Kertajaya ingin

dihormati dan disembah seperti dewa. Hal ini membuat para

Brahmana tidak senang dan mereka minta perlindungan

kepada Ken Angrok (sering disebut Arok) dari Tumapel. Ken

Arok akhirnya dapat mengalahkan Kertajaya pada tahun

1222. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Kediri. Ken

Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singosari.

Perebutan kekuasaan menjadi ciri khas kerajaan yang

didirikan oleh Ken Arok (1222-1227). Keberadaan Kerajaan

Singosari diketahui dari kitab

Pararaton

dan kitab

Negarakertagama

yang ditulis oleh Prapanca. Sejarah

Singosari dimulai dengan tindakan Ken Arok membunuh

Tunggul Ametung, akuwu di Tumapel. Ken Arok yang

beristrikan Ken Umang kemudian menikahi istri Tunggul

Ametung, Ken Dedes. Ken Dedes diramalkan akan

menurunkan raja-raja besar. Ken Arok kemudian dibunuh

oleh Anusapati (anak tirinya). Anusapati memerintah

selama 21 tahun, 1227-1248. Kemudian, Tohjaya, anak Ken Arok dan Ken Umang,

membunuh Anusapati pada tahun 1248. Wisnuwardhana, anak dari Anusapati,

membunuh Tohjaya dan memerintah sampai tahun 1268. Wisnuwardhana kemudian

digantikan oleh Kertanegara.

Kertanegara adalah raja Singosari yang sangat terkenal. Dia memerintah sampai

tahun 1292. Kertanegara bercita-cita menyatukan Nusantara di bawah Singosari. Pada

masa Kertanegara, datang seorang utusan dari negeri Cina, yaitu Kubilai Khan. Raja

Kertanegara juga mengadakan ekspedisi Pamalayu tahun 1275, menguasai Kerajaan

Melayu dengan tujuan menghadang serangan tentara Cina agar peperangan tidak terjadi

Gambar 6.19 Arca Ken Arok

Sumber:

www

.persatuan.web.id.bmp

Gambar 6.20 Wilayah

kekuasaan Kerajaan

Singosari

Sumber:

www

.indonesiawisat

a.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

152

di wilayah Kerajaan Singasari. Dia banyak mengirimkan armadanya ke luar Singosari.

Namun, hal itulah yang kemudian menyebabkan kejatuhannya. Ketika sebagian besar

armadanya keluar Singosari, dia diserang oleh Jayakatwang dari Kediri. Kertanegara

tewas, tetapi menantunya, Raden Wijaya lolos karena sedang tidak berada di istana. Raden

Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit.

Dari catatan saudagar Cina, Kho Ku Fei pada tahun

1200, diketahui bahwa pada masa pemerintahan

Jayabaya, Kediri telah memiliki mata uang emas dan

aturan pajak yang teratur. Pada masa Jayabaya pula

dihasilkan cerita

Gatutkacasraya

dan

Hariwangsa

yang

ditulis oleh Mpu Panuluh dan kitab

Baratayudha

yang

ditulis oleh Mpu Sedah. Ku Fei juga mencatat bahwa

pada masa ini telah dihasilkan sejumlah candi, antara

lain Candi Panataran dan Candi Tuban.

Pada masa Singosari, Ken Arok telah

mengembangkan perekonomian rakyatnya.

Kehidupan masyarakatnya aman dan sejahtera. Ken

Arok membuat patung Ken Dedes dan beberapa candi.

Pada masa Kerajaan Singosari, terjadi pembunuhan silih berganti.

Gambarkanlah silsilah raja-raja yang pernah memerintah Singosari. Jelaskan

pengaruhnya terhadap kehidupan sosial-ekonomi penduduk kerajaan.

g. Kerajaan Majapahit

Tidak seperti kerajaan-kerajaan sebelumnya, sumber-sumber tentang keberadaan

Majapahit banyak ditemukan, antara lain melalui prasasti, kitab-kitab, dan berita-

berita Cina.

Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, menantu Raja Kertanegara dari Singosari.

Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja pada tahun 1293. Raden Wijaya bergelar

Kertarajasa Jaya Wardana (1293 1309 M). Beliau menikah dengan keempat puteri

Kertanegara, yaitu: Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi

Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden

Wijaya mengawini putri Kertanegara diduga berlatar belakang politik, agar tidak terjadi

perebutan kekuasaan dan seluruh warisan jatuh ke tangannya.

Gambar 6.21

Candi Singosari

Sumber:

Dinas Purbakala

History-Activity 9

Gambar 6.22 Beberapa

penginggalan sejarah: .

(a) M

andalaAmo

ghapâúa

dari masa Singhasari

(abad ke-XIII), Koleksi

museum di Jerman;

(b) Arca Harihara, dewa

gabungan Siwa dan Wisnu

sebagai penggambaran

Kertarajasa Jayawardhana

(Raden Wijaya),

(c) Tribuanatunggadewi

Sumber:

www

.indonesiawisat

a.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

153

Raden Wijaya adalah raja yang bijaksana. Semua pengikut Raden Wijaya diberi

jabatan sesuai jasanya. Nambi diangkat menjadi patih. Ronggolawe diangkat menjadi

Bupati Tuban. Sora diangkat sebagai Tumenggung. Kepala desa Kudadu diberi Cima

di Kudadu.

Raden Wijaya kemudian digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun

1309, beliau merupakan raja yang lemah. Pada masa pemerintahan Jayanegara, terjadi

serangkaian pemberontakan: Ranggalawe (1231), Lembu Sora (1311), Jurudemung

(1313), Nambi (1316), dan Kuti (1319). Pemberontakan-pemberontakan tersebut dapat

dipadamkan karena jasa Gajah Mada. Jayanegara akhirnya dibunuh oleh Tanca, tabib

istananya, pada tahun 1328. Gajah Mada kemudian membunuh Tanca.

Seharusnya Gayatri, putri bungsu Raden Wijaya, berhak menjadi raja. Tetapi karena

Gayatri memilih bertapa, Tribuwanatunggadewi, putrinya diangkat menjadi raja ketiga

bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Pada masa ini, terjadi pemberontakan

Sadeng dan Kesa, tapi semuanya dapat diatasi oleh Gajah Mada. Pada tahun 1350,

Gayatri wafat. Tribuwanatunggadewi segera turun tahta dan digantikan oleh putranya,

yaitu Hayam Wuruk (artinya ayam jantan muda) yang masih berusia 16 tahun.

Hayam Wuruk merupakan raja yang membawa Majapahit mencapai puncak

kejayaan. Dengan didampingi Mahapatih Gajah Mada, Hayam Wuruk menjadikan

Majapahit sebagai kerajaan yang sangat besar. Wilayah kekuasaannya meliputi Jawa,

Nusa Tenggara, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Malaka, dan Tumasik

(Singapura) serta Papua Barat.

Majapahit mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan Hayam Wuruk. Luas

wilayah pemerintahannya hampir seluas Indonesia sekarang. Gajah Mada sangat berperan

di Majapahit. Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389. Majapahit kemudian mengalami

kemunduran. Pengganti Hayam Wuruk adalah putrinya yang bernama Kusumawardhani

bersama suaminya, Wikramawardhana. Pada masa pemerintahan Kusumawardhani, terjadi

perang saudara dengan Wirabhumi, saudaranya dari selir Hayam Wuruk. Perang saudara

yang terjadi di Paregreg menyebabkan Wirabhumi terb

unuh

(1406). Perang Paregreg

berlangsung berkepanjangan dan menyebabkan Majapahit menjadi lemah. Bersamaan

dengan itu, Islam mulai masuk ke Nusantara. Setelah Wikramawardhana meninggal,

Majapahit pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Gambar 6.23 Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit

Sumber:

www

.e-dukasi.net

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

154

History-Info

Inilah Gajah Mada, orang yang sangat berjasa kepada

Majapahit. Berawal sebagai pasukan pengawal raja

(Bhayangkari), Gajah Mada kemudian berperan penting

dalam menumpas Pemberontakan Kuti (1319) yang pada

saat itu telah berhasil menduduki istana. Sebagai hadiah,

Gajah Mada diangkat menjadi Pati Kahuripan (1319-

1321). Ketika Jayanegara dibunuh

Tanca, Gajah Mada membunuh Tanca. Gajah Mada

kemudian menjadi Pati Kediri (1322-1330).

Pada masa Tribuwanatunggadewi, Gajah Mada berhasil menumpas

Pemberontakan Sadeng dan Keta. Atas jasanya itu, Gajah Mada kemudian

diangkat menjadi Mahapatih (setara Perdana Menteri saat ini) Majapahit. Pada

saat dilantik menjadi Mahapatih, dia mengucapkan "Tan Amukti Palapa" atau

"Sumpah Palapa". Dia bersumpah tidak akan merasakan palapa (menikmati

istirahat) sebelum menyatukan Nusantara di bawah naungan Majapahit. Dia

menulis kitab Kutaramanawa yang dipakai sebagai dasar hukum di Majapahit.

Gajah Mada wafat pada tahun 1364.

Pada masa Kerajaan Kediri, selain candi, banyak dihasilkan kitab-kitab.

Kitab-kitab tersebut ialah:

Sutasoma

atau

Purusadashanta

(Mpu Tantular),

Nagarakertagama

(Mpu Prapanca),

Arjunawiwaha

(Mpu Tantular),

Kunjarakarna

dan

Parthayajna

(penulis tidak diketahui),

Pararaton

(tentang

riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit),

Sundayana

(tentang peristiwa

Bubat),

Sorandaka

(tentang pemberontakan Lembu Sora),

Ranggalawe

(tentang

pemberontakan Ranggalawe),

Panjiwijayakrama

(tentang riwayat Raden Wijaya

sampai menjadi raja),

Usana Jawa

(tentang penaklukan Pulau Bali oleh Gajah

Mada dan Aryadamar), dan Kitab

Usana Bali

(tentang kekacauan di Pulau

Bali akibat keganasan Maya Denawa).

Sebagai kerajaan besar, Majapahit mengalami kemajuan hampir di semua bidang.

Di bidang pemerintahan, Majapahit memiliki dewan

Bhattara Saptaprabhu

(sesepuh

kerajaan),

Rakayan Mahamantri Katrini

(mahamentri, yang adalah putra-putra Raja),

dan

Rakayan Mantri ri Pakirakiran

(dewan menteri) yang membantu Raja.

Di bidang keagamaan, Majapahit telah memberikan contoh kerukunan hidup

beragama yang baik. Hayam Wuruk beragama Hindu Siwa, sedangkan Gajah Mada

beragama Buddha. Perbedaan ini oleh Mpu Tantular dikatakan sebagai

Bhinneka Tunggal

Ika tan hana dharma mangrwa

(di antara pusparagam adalah kesatuan dan tak ada agama

yang mendua).

Majapahit mundur karena beberapa hal berikut.

(1) Tidak ada tokoh pengganti yang berwibawa sesudah Hayam Wuruk (1389 M) dan

Gadjah Mada (1364 M).

(2) Perang Paregreg (1401 M-1406 M), yakni perang saudara di antara para pewaris

kerajaan, antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana

History-Info

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

155

(3) Banyak negeri bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri.

(4) Berkembangnya agama Islam di pesisir pantai utara Pulau Jawa telah mengurangi

dukungan terhadap Kerajaan Majapahit.

h. Kerajaan Pajajaran

Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu. Kerajaan ini diperkirakan beribu kota di

Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam naskah-naskah kuno Nusantara, kerajaan ini

sering pula disebut dengan nama Negeri Sunda, Pasundan, atau berdasarkan nama ibu

kotanya, yaitu Pakuan Pajajaran. Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini

didirikan pada tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam prasasti

Sanghyang Tapak.

Sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas dari kerajaan-kerajaan pendahulunya di

daerah Jawa Barat, yaitu Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh,

dan Kawali. Hal ini karena pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan

dari kerajaan-kerajaan tersebut.

Selain naskah-naskah babad, Kerajaan Pajajaran juga meninggalkan sejumlah jejak

peninggalan dari masa lalu, seperti: Prasasti Batu Tulis, Bogor ; Prasasti Sanghyang

Tapak, Sukabumi; Prasasti Kawali, Ciamis; Tugu Perjanjian Portugis (padraõ), Kampung

Tugu, Jakarta; dan Taman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.

Adapun raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Pajajaran ialah Sri Baduga Maha-

raja (1482 – 1521), Surawisesa (1521 – 1535), Ratu Dewata (1535 – 1543), Ratu Sakti

(1543 – 1551), Raga Mulya (1567 – 1579).

Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda lainnya,

yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya Zaman Pajajaran ditandai dengan diboyongnya

Palangka Sriman Sriwacana (singgahsana raja), dari Pakuan ke Surasowan di Banten

oleh pasukan Maulana Yusuf.

Palangka Sriman Sriwacana diboyong ke Banten agar di Pakuan tidak mungkin

lagi dinobatkan raja baru. Pemindahan singgasana itu juga menandakan bahwa

Maulana Yusuf adalah penerus kekuasaan Pajajaran yang sah karena buyut

perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja. Singgasana raja Pajajaran tersebut

saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surasowan di Banten. Orang Banten

menyebutnya Watu Gigilang, berarti mengkilap atau berseri.

Ketika Banten menyerang Pajajaran, diperkirakan terdapat sejumlah punggawa

istana yang meninggalkan kraton lalu menetap di daerah Lebak. Mereka menerapkan

tata cara kehidupan lama yang ketat. Mereka inilah yang sekarang dikenal sebagai

orang Baduy.

Buatlah sebuah tulisan tentang kebudayaan Hindu-Buddha. Tulisanmu berisi

keadaan sistem pemerintahan, sosial budaya, kitab-kitab dan penulisnya, serta

bangunan-bangunan peninggalannya. Lengkapi tulisanmu itu dengan upaya-

upaya yang dapat kamu lakukan untuk melestarikan peninggalan-peninggalan

sejarah bercorak Hindu-Buddha. Buat dalam satu tulisan yang menarik.

Lengkapi dengan gambar-gambar. Kumpulkan pada gurumu.

History-Activity 10

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

156

C. Perkembangan Islam di Indonesia

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Indonesia bahkan menjadi negara

berpenduduk dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Bagaimana asal mula

perkembangan Islam dari tempat asalnya sampai tiba di tanah air? Bagaimana pengaruh

kebudayaan Islam terhadap kebudayaan Indonesia? Dalam bidang apa saja kita dapat

menemukan pengaruh kebudayaan Islam? Berikut adalah penjelasannya.

1. Sejarah Lahirnya Islam di Indonesia

Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan

berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad. Agama ini lahir sebagai reaksi

atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam

keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi

mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia

berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan

tindakan rendah lainnya merajalela.

Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama

baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah

(hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.

Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya

didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha

menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.

Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam

dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk Muhammad.

Sampai tahun 750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara,

Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan daerah-

daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan

ibu kota Damaskus.

Pada tahun 750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang kemudian

memerintah sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada masa ini, tidak

banyak dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi lebih pada pengembangan

ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban Islam. Baghdad menjadi pusat

perdagangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Setelah pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam terpecah. Perpecahan ini

mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan diri. Akibatnya, penyebaran Islam

dilakukan secara perorangan. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena Is-

lam mengatur hubungan manusia dan TUHAN. Islam disebarluaskan tanpa paksaan

kepada setiap orang untuk memeluknya.

2. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia

Bagaimana cara persebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia? Sejarah

mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama

dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandar-

bandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping

itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.

a. Peranan Kaum Pedagang

Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang

peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indo-

nesia maupun para pedagang Indonesia.

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

157

Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah

pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Di samping itu, bandar-bandar

di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang.

Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu

datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang

dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan

saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan

perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.

Di antara para pedagang tersebut, terdapat

pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang

umumnya beragama Islam. Mereka

mengenalkan agama dan budaya Islam kepada

para pedagang lain maupun kepada penduduk

setempat. Maka, mulailah ada penduduk Indo-

nesia yang memeluk agama Islam. Lama-

kelamaan penganut agama Islam makin

banyak. Bahkan kemudian berkembang

perkampungan para pedagang Islam di daerah

pesisir.

Penduduk setempat yang telah memeluk

agama Islam kemudian menyebarkan Islam

kepada sesama pedagang, juga kepada sanak

familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang

di masyarakat Indonesia. Di samping itu para

pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang

menikah dengan penduduk setempat sehingga

lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam.

Hal ini berlangsung terus selama bertahun-

tahun sehingga akhirnya muncul sebuah

komunitas Islam, yang setelah kuat akhirnya

membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Is-

lam di Nusantara.

b. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia

Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal

dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai

tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada

jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini

memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia.

Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam

kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian,

bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau

kita lihat letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya

terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai.

Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota

bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten,

Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate,

dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya,

rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam.

Gambar 6.24 Pedagang dari Gujarat,

berdagang sambil mengenalkan agama dan

budaya Islam di Nusantara

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

158

Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para

pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang

penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di

Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab, dan Pegu.

Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam

memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid,

ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).

c. Peranan Para Wali dan Ulama

Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di

samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada

juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran

Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat

objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai

bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran

Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren

sebagai sarana pendidikan Islam.

Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali

ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada

Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan

pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.

Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau

susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.

(1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa

pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik,

Jawa Timur.

(2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur.

Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.

(3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar

Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.

Gambar 6.25

Wali Songo

Sumber:

www

.wikimedia.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

159

(4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di

Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.

(5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan

Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama

dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.

(6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean,

Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.

(7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang

ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.

(8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria,

terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.

(9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda

Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.

3. Kapan dan dari mana Islam Masuk Indonesia

Kapan sebenarnya Islam masuk ke Indonesia? Lalu dari mana asal Islam di Indo-

nesia itu? Sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India

dan Cina sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun

demikian, kapan tepatnya Islam hadir di Nusantara?

Seperti halnya proses masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia, masuknya Islam ke

Indonesia pun menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai

kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa

masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti

Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagang

muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.

Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan

tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan

perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada

tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.

Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja

Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297.

Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian

utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat

Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah

Kerajaan Samudra Pasai.

Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya

makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau

1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya,

diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping

itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia)

yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga

ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan

makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.

Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan

Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di

Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang

tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

160

ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam

bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk

melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau

yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan

Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib

(ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan

pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.

Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya

Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja

pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang

memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal

antara lain dari Demak, Tuban, Gresik, Minangkabau, bahkan dari Campa.

Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan

Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu

Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.

4. Kerajaan-Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia

Ada banyak kerajaan bercorak Islam yang terdapat mulai dari Sumatra sampai

Maluku. Beberapa di antaranya akan dikemukakan berikut ini.

a. Kerajaan Perlak

Perlak adalah kerajaan Islam tertua di Indonesia.

Perlak adalah sebuah kerajaan dengan masa

pemerintahan cukup panjang. Kerajaan yang berdiri

pada tahun 840 ini berakhir pada tahun 1292 karena

bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai. Sejak

berdiri sampai bergabungnya Perlak dengan Samudrar

Pasai, terdapat 19 orang raja yang memerintah. Raja

yang pertama ialah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul

Aziz Syah (225 - 249 H / 840 - 964 M). Sultan bernama

asli Saiyid Abdul Aziz pada tanggal 1 Muhharam 225 H

dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Perlak. Setelah pengangkatan ini, Bandar Perlak

diubah menjadi Bandar Khalifah.

Gambar 6.26

Perkembangan Islam di Indonesia

Sumber:

Atlas Sejarah Indonesia dan Dunia

Gambar 6.27 Kerajaan Perlak

dan Pasai

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

161

Kerajaan ini mengalami masa jaya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum

Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).

Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat terutama

dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah Islamiah. Sultan mengawinkan

dua putrinya: Putri Ganggang Sari (Putri Raihani) dengan Sultan Malikul Saleh dari

Samudra Pasai serta Putri Ratna Kumala dengan Raja Tumasik (Singapura sekarang).

Perkawinan ini dengan parameswara Iskandar Syah yang kemudian bergelar Sultan

Muhammad Syah.

Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat

kemudian digantikan oleh Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah Johan

Berdaulat (662-692 H/1263-1292 M). Inilah sultan terakhir Perlak. Setelah beliau wafat,

Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai dengan raja Muhammad Malikul

Dhahir yang adalah Putra Sultan Malikul Saleh dengan Putri Ganggang Sari.

Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini terlihat dari adanya mata

uang sendiri. Mata uang Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham), dari perak

(kupang), dan dari tembaga atau kuningan.

b. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama

pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah

Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).

Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudra Pasai. Raja-

raja yang pernah memerintah Samudra Pasai adalah seperti berikut.

(1) Sultan Malik Al-saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan

berusaha mengembangkan kerajaannya antara lain melalui perdagangan dan

memperkuat angkatan perang. Samudra Pasai berkembang menjadi negara

maritim yang kuat di Selat Malaka.

(2) Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) yang memerintah sejak 1297-1326.

Pada masa pemerintahannya Kerajaan Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan

Samudra Pasai.

(3) Sultan Malik al Tahir II (1326 - 1348 M). Raja yang bernama asli Ahmad ini sangat

teguh memegang ajaran Islam dan aktif menyiarkan Islam ke negeri-negeri sekitarnya.

Akibatnya, Samudra Pasai berkembang sebagai pusat penyebaran Islam. Pada masa

pemerintahannya, Samudra Pasai memiliki armada laut yang kuat sehingga para

pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudra Pasai. Namun,

setelah muncul Kerajaan Malaka, Samudra Pasai mulai memudar. Pada tahun 1522

Samudra Pasai diduduki oleh Portugis. Keberadaan Samudra Pasai sebagai kerajaan

maritim digantikan oleh Kerajaan Aceh yang muncul kemudian.

Catatan lain mengenai kerajaan ini dapat diketahui dari tulisan Ibnu Battuta, seorang

pengelana dari Maroko. Menurut Battuta, pada tahun 1345, Samudera Pasai merupakan

kerajaan dagang yang makmur. Banyak pedagang dari Jawa, Cina, dan India yang

datang ke sana. Hal ini mengingat letak Samudera Pasai yang strategis di Selat Malaka.

Mata uangnya uang emas yang disebur deureuham (dirham).

Di bidang agama, Samudera Pasai menjadi pusat studi Islam. Kerajaan ini menyiarkan

Islam sampai ke Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa, bahkan ke Thailand. Dari Kerajaan

Samudra Pasai inilah kader-kader Islam dipersiapkan untuk mengembangkan Islam ke

berbagai daerah. Salah satunya ialah Fatahillah. Ia adalah putra Pasai yang kemudian

menjadi panglima di Demak kemudian menjadi penguasa di Banten.

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

162

c. Kerajaan Aceh

Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan

oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting

karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka.

Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.

Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak

pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum

bangsawan, disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah

kaum ulama, disebut golongan tengku atau teungku.

Sebagai sebuah kerajaan, Aceh mengalami masa maju dan mundur. Aceh

mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-

1636). Pada masa pemerintahannya, Aceh mencapai zaman keemasan. Aceh bahkan

dapat menguasai Johor, Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri,

Pulau Bintan, dan Nias. Di samping itu, Iskandar Muda juga menyusun undang-undang

tata pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.

Setelah Sultan Iskandar Muda, tidak ada lagi sultan yang mampu mengendalikan

Aceh. Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan Iskandar Thani (1636-

1641). Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri (1641-

1675). Sejarah mencatat Aceh makin hari makin lemah akibat pertikaian antara golongan

teuku dan teungku, serta antara golongan aliran syiah dan sunnah sal jama'ah. Akhirnya,

Belanda berhasil menguasai Aceh pada tahun 1904.

Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur perdagangan

internasional di Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedangang Is-

lam. Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan

bermasyarakat, terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran agama Islam. Pada

sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah

Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.

Keempat ulama ini sangat berpengaruh bukan hanya di Aceh tetapi juga sampai ke

Jawa.

Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa

kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi

kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta

rempah-rempah.

ab

Gambar 6.28 Masjid Raya Baiturrahman, Aceh,

salah satu peninggalan Kerajaan Aceh yang

begitu terkenal

Sumber:

www

.victorynewsmagazine.com

Gambar 6.29 Makam Iskandar Muda, Raja

Aceh yang terkenal

Sumber:

www

.mounawardismail.blogspot.com

Maret 2005

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

163

d. Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang dengan Peninggalannya

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan yang didirikan

oleh Raden Patah ini pada awalnya adalah sebuah wilayah dengan nama Glagah atau

Bintoro yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Majapahit mengalami

kemunduran pada akhir abad ke-15. Kemunduran ini memberi peluang bagi Demak

untuk berkembang menjadi kota besar dan pusat perdagangan. Dengan bantuan para

ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa

dan wilayah timur Nusantara.

Sebagai kerajaan, Demak diperintah silih berganti oleh raja-raja. Demak didirikan

oleh Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Raden Patah

sebenarnya adalah Pangeran Jimbun, putra raja Majapahit. Pada masa

pemerintahannya, Demak berkembang pesat. Daerah kekuasaannya meliputi daerah

Demak sendiri, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di

Palembang dan Jambi di Sumatera, serta beberapa wilayah di Kalimantan. Karena

memiliki bandar-bandar penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik, Raden Patah

memperkuat armada lautnya sehingga Demak berkembang menjadi negara maritim

yang kuat. Dengan kekuatannya itu, Demak mencoba menyerang Portugis yang pada

saat itu menguasai Malaka. Demak membantu Malaka karena kepentingan Demak

turut terganggu dengan hadirnya Portugis di Malaka. Namun, serangan itu gagal.

Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Walau ia tidak

memerintah lama, tetapi namanya cukup terkenal sebagai panglima perang yang berani.

Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan sampai meluas ke Jawa. Karena

mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh adiknya, Sultan Trenggono (1521-

1546). Di bawah pemerintahannya, Demak mengalami masa kejayaan. Trenggono

berhasil membawa Demak memperluas wilayah kekuasaannya. Pada tahun 1522,

pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan

Cirebon. Baru pada tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut. Dalam penyerangan

ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.

ab

Gambar 6.30

Dari Demak, Islam disiarkan ke berbagai daerah pantai utara Jawa Barat (Cirebon, Sundakelapa,

Pakuan, dan Banten) dan pantai utara Jawa Timur (Tuba n, Giri, S urabaya, Madura dan Pasuruhan).

Sumber:

Tugiyono, 1985

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

164

Sepeninggal Sultan Trenggono, Demak mengalami kemunduran. Terjadi perebutan

kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang

seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono. Sunan

Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen.

Namun, Arya Penangsang pun kemudian dibunuh oleh Joko Tingkir, menantu Sultan

Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang. Joko Tingkir (1549-1587) yang kemudian

bergelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.

Kerajaannya kemudian dikenal dengan nama Kerajaan Pajang.

Sultan Hadiwijaya kemudian membalas jasa para pembantunya yang telah berjasa

dalam pertempuran melawan Arya Penangsang. Mereka adalah Ki Ageng Pemanahan

menerima hadiah berupa tanah di daerah Mataram (Alas Mentaok), Ki Penjawi dihadiahi

wilayah di daerah Pati, dan keduanya sekaligus diangkat sebagai bupati di daerahnya

masing-masing. Bupati Surabaya yang banyak berjasa menundukkan daerah-daerah

di Jawa Timur diangkat sebagai wakil raja dengan daerah kekuasaan Sedayu, Gresik,

Surabaya, dan Panarukan.

Gambar 6.31

Peta Kekuasaan Kerajaan Demak

Sumber:

Atlas Sejarah Indonesia

Gambar 6.32 Masjid Agung Demak

Sumber:

www

.e-dukasi.net dan

www

.mart

abat7.blogspot.com 1 Desember 2007

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

165

Ketika Sultan Hadiwijaya meninggal, beliau digantikan oleh putranya Sultan

Benowo. Pada masa pemerintahannya, Arya Pangiri, anak dari Sultan Prawoto

melakukan pemberontakan. Namun, pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh

Pangeran Benowo dengan bantuan Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya. Tahta

Kerajaan Pajang kemudian diserahkan Pangeran Benowo kepada Sutawijaya. Sutawijaya

kemudian memindahkan pusat Kerajaan Pajang ke Mataram.

Di bidang keagamaan, Raden Patah dan dibantu para wali, Demak tampil sebagai

pusat penyebaran Islam. Raden Patah kemudian membangun sebuah masjid yang

megah, yaitu Masjid Demak.

Dalam bidang perekonomian, Demak merupakan pelabuhan transito (penghubung)

yang penting. Sebagai pusat perdagangan Demak memiliki pelabuhan-pelabuhan

penting, seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik. Bandar-bandar tersebut menjadi

penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan pembelinya. Demak juga memiliki

penghasilan besar dari hasil pertaniannya yang cukup besar. Akibatnya, perekonomian

Demak berkembang degan pesat.

e. Kerajaan Mataram dan Peninggalannya

Sutawijaya yang mendapat limpahan Kerajaan Pajang dari Sutan Benowo

kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah kekuasaan ayahnya, Ki Ageng

Pemanahan, di Mataram. Sutawijaya kemudian menjadi raja Kerajaan Mataram dengan

gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.

Pemerintahan Panembahan Senopati (1586-1601) tidak berjalan dengan mulus

karena diwarnai oleh pemberontakan-pemberontakan. Kerajaan yang berpusat di

Kotagede (sebelah tenggara kota Yogyakarta sekarang) ini selalu terjadi perang untuk

menundukkan para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mataram, seperti

Bupati Ponorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan bahkan Demak. Namun, semua daerah itu

dapat ditundukkan. Daerah yang terakhir dikuasainya ialah Surabaya dengan bantuan

Sunan Giri.

Setelah Senopati wafat, putranya Mas Jolang (1601-1613) naik tahta dan bergelar

Sultan Anyakrawati. Dia berhasil menguasai Kertosono, Kediri, dan Mojoagung. Ia

wafat dalam pertempuran di daerah Krapyak sehingga kemudian dikenal dengan

Pangeran Sedo Krapyak.

Mas Jolang kemudian digantikan oleh Mas Rangsang (1613-1645). Raja Mataram

yang bergelar Sultan Agung Senopati ing Alogo Ngabdurracham ini kemudian lebih

dikenal dengan nama Sultan Agung. Pada masa pemerintahannya, Mataram mencapai

masa keemasan. Pusat pemerintahan dipindahkan ke Plered. Wilayah kekuasaannya

meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat. Sultan Agung bercita-cita

mempersatukan Jawa. Karena merasa sebagai penerus Kerajaan Demak, Sultan Agung

menganggap Banten adalah bagian dari Kerajaan Mataram. Namun, Banten tidak mau

tunduk kepada Mataram. Sultan Agung kemudian berniat untuk merebut Banten.

Namun, niatnya itu terhambat karena ada VOC yang menguasai Sunda Kelapa. VOC

juga tidak menyukai Mataram. Akibatnya, Sultan Agung harus berhadapan dulu dengan

VOC. Sultan Agung dua kali berusaha menyerang VOC: tahun 1628 dan 1629.

Penyerangan tersebut tidak berhasil, tetapi dapat membendung pengaruh VOC di Jawa.

Sultan Agung membagi sistem pemerintahan Kerajaan Mataram seperti berikut.

(1) Kutanegara, daerah pusat keraton. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih

Lebet (Patih Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam).

(2) Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara. Pelaksanaan pemerintahan dipegang

Patih Jawi (Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar).

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

166

(3) Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang

oleh para Bupati.

(4) Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati atau

syahbandar.

Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan oleh

Amangkurat I (1645-1677). Amangkurat I menjalin hubungan

dengan Belanda. Pada masa pemerintahannya. Mataram

diserang oleh Trunojaya dari Madura, tetapi dapat digagalkan

karena dibantu Belanda.

Amangkurat I kemudian digantikan oleh

Amangkurat II (1677-1703). Pada masa

pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram makin

menyempit karena diambil oleh Belanda.

Setelah Amangkurat II, raja-raja yang memerintah

Mataram sudah tidak lagi berkuasa penuh karena pengaruh

Belanda yang sangat kuat. Bahkan pada tahun 1755,

Mataram terpecah menjadi dua akibat Perjanjian Giyanti:

Ngayogyakarta Hadiningrat (Kesultanan Yogyakarta) yang

berpusat di Yogyakarta dengan raja Mangkubumi yang

bergelar Hamengku Buwono I dan Kesuhunan Surakarta

yang berpusat di Surakarta dengan raja Susuhunan

Pakubuwono III. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Mataram.

Kehidupan sosial ekonomi Mataram cukup maju. Sebagai kerajaan besar, Mataram

maju hampir dalam segala bidang, pertanian, agama, budaya. Pada zaman Kerajaan

Majapahit, muncul kebudayaan Kejawen, gabungan antara kebudayaan asli Jawa,

Hindu, Buddha, dan Islam, misalnya upacara Grebeg, Sekaten. Karya kesusastraan yang

terkenal adalah Sastra Gading karya Sultan Agung. Pada tahun 1633, Sultan Agung

mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan

tahun Islam yang berdasarkan perhitungan bulan.

f. Kerajaan Banten

Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian

dari Kerajaan Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan

Fatahillah. Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah

adalah salah seorang wali yang diberi kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk

memerintah di Cirebon. Syarif Hidayatullah memiliki 2 putra laki-laki, pangeran

Pasarean dan Pangeran Sabakingkin. Pangeran Pasareaan berkuasa di Cirebon. Pada

tahun 1522, Pangeran Saba Kingkin yang kemudian lebih dikenal dengan nama

Hasanuddin diangkat menjadi Raja Banten.

Setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten kemudian melepaskan

diri dari Demak. Berdirilah Kerajaan Banten dengan rajanya Sultan Hasanudin (1522-

1570). Pada masa pemerintahannya, pengaruh Banten sampai ke Lampung. Artinya,

Bantenlah yang menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda. Para pedagang dari Cina,

Persia, Gujarat, Turki banyak yang mendatangi bandar-bandar di Banten. Kerajaan

Banten berkembang menjadi pusat perdagangan selain karena letaknya sangat strategis,

Banten juga didukung oleh beberapa faktor di antaranya jatuhnya Malaka ke tangan

Portugis (1511) sehingga para pedagang muslim berpindah jalur pelayarannya melalui

Selat Sunda. Faktor lainnya, Banten merupakan penghasil lada dan beras, komoditi

yang laku di pasaran dunia.

Gambar 6.33

Sultan Agung:

terkenal sebagai ahli siasat

perang.

Sumber:

www

.sejarah.Indonesia.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

167

Sultan Hasanudin kemudian digantikan putranya, Pangeran Yusuf (1570-1580).

Pada masa pemerintahannya, Banten berhasil merebut Pajajaran dan Pakuan.

Pangeran Yusuf kemudian digantikan oleh Maulana Muhammad. Raja yang

bergelar Kanjeng Ratu Banten ini baru berusia sembilan tahun ketika diangkat menjadi

raja. Oleh sebab itu, dalam menjalankan roda pemerintahan, Maulana Muhammad

dibantu oleh Mangkubumi. Dalam tahun 1595, dia memimpin ekspedisi menyerang

Palembang. Dalam pertempuran itu, Maulana Muhammad gugur.

Maulana Muhammad kemudian digantikan oleh putranya Abu'lmufakhir yang

baru berusia lima bulan. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Abu'lmufakhir

dibantu oleh Jayanegara. Abu'lmufakhir kemudian digantikan oleh Abu'ma'ali Ahmad

Rahmatullah. Abu'ma'ali Ahmad Rahmatullah kemudian digantikan oleh Sultan Ageng

Tirtayasa (1651-1692).

Sultan Ageng Tirtayasa menjadikan Banten sebagai sebuah kerajaan yang maju

dengan pesat. Untuk membantunya, Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1671 mengangkat

purtanya, Sultan Abdulkahar, sebagi raja pembantu. Namun, sultan yang bergelar Sul-

tan Haji berhubungan dengan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak menyukai hal

itu berusaha mengambil alih kontrol pemerintahan, tetapi tidak berhasil karena Sultan

Haji didukung Belanda. Akhirnya, pecahlah perang saudara. Sultan Ageng Tirtayasa

tertangkap dan dipenjarakan. Dengan demikian, lambat laun Banten mengalami

kemunduran karena tersisih oleh Batavia yang berada di bawah kekuasaan Belanda.

g. Kerajaan Cirebon

Kerajaan yang terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah didirikan

oleh salah seorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif

Hidayatullah.

Syarif Hidayatullah membawa kemajuan bagi Cirebon. Ketika Demak

mengirimkan pasukannya di bawah Fatahilah (Faletehan) untuk menyerang Portugis

di Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah memberikan bantuan sepenuhnya. Bahkan pada

tahun 1524, Fatahillah diambil menantu oleh Syarif Hidayatullah. Setelah Fatahillah

berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah meminta Fatahillah

untuk menjadi Bupati di Jayakarta.

Syarif Hidayatullah kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran

Pasarean. Inilah raja yang menurunkan raja-raja Cirebon selanjutnya.

Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

Dengan politik de vide at impera yang dilancarkan Belanda yang pada saat itu sudah

berpengaruh di Cirebon, kasultanan Kanoman dibagi dua menjadi Kasultanan Kanoman

dan Kacirebonan. Dengan demikian, kekuasaan Cirebon terbagi menjadi 3, yakni

Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Cirebon berhasil dikuasai VOC pada akhir

abad ke-17.

h. Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua kerjaan:

Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia,

menjadi raja bergelar Sultan Alauddin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi

perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. Karena pusat pemerintahannya terdapat di

Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar.

Karena posisinya yang strategis di antara wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan

Gowa dan Tallo menjadi bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya

rempah-rempah. Kerajaan Makassar memiliki pelaut-pelaut yang tangguh terutama dari

daerah Bugis. Mereka inilah yang memperkuat barisan pertahanan laut Makassar.

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

168

Raja yang terkenal dari kerajaan ini ialah Sultan Hasanuddin (1653-1669).

Hasanuddin berhasil memperluas wilayah kekuasaan Makassar baik ke atas sampai ke

Sumbawa dan sebagian Flores di selatan.

Karena merupakan bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur, Hasanuddin

bercita-cita menjadikan Makassar sebagai pusat kegiatan perdagangan di Indonesia

bagian Timur. Hal ini merupakan ancaman bagi Belanda sehingga sering terjadi

pertempuran dan perampokan terhadap armada Belanda. Belanda kemudian

menyerang Makassar dengan bantuan Aru Palaka, raja Bone. Belanda berhasil memaksa

Hasanuddin, Si Ayam Jantan dari Timur itu menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun

1667. Isi perjanjian itu ialah: Belanda mendapat monopoli dagang di Makassar, Belanda

boleh mendirikan benteng di Makassar, Makassar harus melepaskan jajahannya, dan

Aru Palaka harus diakui sebagai Raja Bone.

Sultan Hasanuddin kemudian digantikan oleh Mapasomba. Namun, Mapasomba

tidak berkuasa lama karena Makassar kemudian dikuasai Belanda, bahkan seluruh

Sulawesi Selatan.

Tata kehidupan yang tumbuh di Makassar dipengaruhi oleh hukum Islam.

Kehidupan perekonomiannya berdasarkan pada ekonomi maritim: perdagangan dan

pelayaran. Sulawesi Selatan sendiri merupakan daerah pertanian yang subur. Daerah-

daerah taklukkannya di tenggara seperti Selayar dan Buton serta di selatan seperti

Lombok, Sumbawa, dan Flores juga merupakan daerah yang kaya dengan sumber

daya alam. Semua itu membuat Makassar mampu memenuhi semua kebutuhannya

bahkan mampu mengekspor.

Karena memiliki pelaut-pelaut yang tangguh dan terletak di pintu masuk jalur

perdagangan Indonesia Timur, disusunlah Ade'Allapialing Bicarana Pabbalri'e, sebuah tata

hukum niaga dan perniagaan dan sebuah naskah lontar yang ditulis oleh Amanna Gappa.

i. Kerajaan Ternate dan Tidore

Ternate merupakan kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13 dengan

raja Zainal Abidin (1486-1500). Zainal Abidin adalah murid dari Sunan Giri di Kerajaan

Demak. Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur sebagai raja.

Kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para pedagang karena

Maluku kaya akan rempah-rempah. Kerajaan Ternate cepat berkembang berkat hasil

rempah-rempah terutama cengkih.

Gambar 6.34

Peta Wilayah

Kerajaan Makassar dan Si Ayam

Jantan dari Timur

Sumber:

Atlas Sejarah Indonesia

dan

Atlas Lukisan Sejarah

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

169

Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai. Namun, kedamaian itu

tidak berlangsung selamanya. Setelah Portugis dan Spanyol datang ke Maluku, kedua

kerajaan berhasil diadu domba. Akibatnya, antara kedua kerajaan tersebut terjadi

persaingan. Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan Ternate sebagai

sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang masuk Maluku pada

tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya.

Dengan berkuasanya kedua bangsa Eropa itu di Tidore dan Ternate, terjadi

pertikaian terus-menerus. Hal itu terjadi karena kedua bangsa itu sama-sama ingin

memonopoli hasil bumi dari kedua kerajaan tersebut. Di lain pihak, ternyata bangsa

Eropa itu bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama

mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun

(1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun

dibunuh oleh Portugis.

Setelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan membaik

kembali. Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583). Pada

masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak

terlepas dari bantuan Sultan Tidore. Sultan Khairun juga berhasil memperluas daerah

kekuasaan Ternate sampai ke Filipina.

Sementara itu, Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa pemerintahan

Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera,

Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.

Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku, kehidupan beragama dan

bermasyarakat di Maluku jadi beragam: ada Katolik, Protestan, dan Islam. Pengaruh

Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore. Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku

bagian tengah dan pengaruh Katolik sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.

Maluku adalah daerah penghasil rempah-rempah yang sangat terkenal bahkan

sampai ke Eropa. Itulah komoditi yang menarik orang-orang Eropa dan Asia datang ke

Nusantara. Para pedagang itu membawa barang-barangnya dan menukarkannya

dengan rempah-rempah. Proses perdagangan ini pada awalnya menguntungkan

masyarakat setempat. Namun, dengan berlakunya politik monopoli perdagangan, terjadi

kemunduran di berbagai bidang, termasuk kesejahteraan masyarakat.

5. Peninggalan-Peninggalan Sejarah Bercorak Islam

Islam tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Bukti keberadaan Islam itu dapat

dilihat bukan saja dari para pemeluknya yang memiliki pengikut paling besar di Indo-

nesia. Bukti historis dan arkeologis juga mendukung keberadaan Islam di Indonesia.

Bukti historis dan arkeologis dapat dilihat pada budaya dan tradisi yang telah lama

hidup dan berkembang pada masyarakat.

Peninggalan Islam yang dapat kita saksikan hari ini merupakan perpaduan antara

kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Is-

lam dapat kita temukan antara lain dalam bentuk bangunan (masjid, makam) dan seni.

a. Peninggalan dalam Bentuk Bangunan

Bangunan yang menjadi ciri khas Islam antara lain ialah masjid, istana/keraton,

dan makam (nisan).

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

170

1) Masjid

Masjid merupakan tempat salat umat Islam. Masjid tersebar di berbagai daerah.

Namun, biasanya masjid didirikan pada tepi barat alun-alun dekat istana. Alun-alun

adalah tempat bertemunya rakyat dan rajanya. Masjid merupakan tempat bersatunya

rakyat dan rajanya sebagai sesama mahkluk Illahi dengan Tuhan. Raja akan bertindak

sebagai imam dalam memimpin salat.

Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas

sebuah masjid ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang bersusun,

makin ke atas makin kecil, dan tingkatan yang paling atas biasanya berbentuk limas.

Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi

yang denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya

berbentuk susunan payung-payung yang terbuka. Dengan demikian, masjid dengan

bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari Hindu-Buddha.

Beberapa di antara masjid-masjid khas Indonesia memiliki menara, tempat muadzin

menyuarakan adzan dan memukul bedug. Contohnya menara Masjid Kudus yang

memiliki bentuk dan struktur bangunan yang mirip dengan bale kul-kul di Pura Taman

Ayun. Kul-kul memiliki fungsi yang sama dengan menara, yakni memberi informasi

atau tanda kepada masyarakat mengenai berbagai hal berkaitan dengan kegiatan suci

atau yang lain dengan dipukulnya kul-kul dengan irama tertentu.

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk masjid, dapat kita lihat antara lain pada

beberapa masjid berikut.

(1) Masjid Banten (bangun beratap tumpang)

(2) Masjid Demak (dibangun para wali)

(3) Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)

(4) Masjid Keraton Surakarta, Yogyakarta, Cirebon (beratap tumpang)

(5) Masjid Agung Pondok Tinggi (beratap tumpang)

(6) Masjid tua di Kotawaringin, Kalimantan Tengah (dibangun ulama penyebar siar

pertama di Kalteng)

(7) Masjid Raya Aceh, Masjid Raya Deli (dibangun zaman Sultan Iskandar Muda)

Gambar 6.35

Menara Masjid

Menara Kudus (a) dengan gaya

menyerupai Bale Kul-kul di Pure

Taman Ayun, Bali (b)

Sumber:

www

.flickr

.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

171

2) Makam dan Nisan

Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam

biasanya memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan

pada makam tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Makam

yang terkenal antara lain makam para anggota Walisongo dan makam raja-raja.

Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang

disebut cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya,

makam Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain.

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk makam dapat kita lihat antara lain pada

beberapa makam berikut.

(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)

(2) Makam Walisongo

(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)

(4) Makam Raja Gowa

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada

beberapa nisan berikut.

(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf

Arab, yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan

bernama Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);

(2) Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik al-

saleh yang berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);

(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;

(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan

(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.

b. Peninggalan dalam Bentuk Karya Seni

Peninggalan Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti seni ukir,

seni pahat, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir dan seni pahat ini

dapat dijumpai pada masjid-masjid di Jepara. Seni pertunjukan berupa rebana dan tarian,

misalnya tarian Seudati. Pada seni aksara, terdapat tulisan berupa huruf arab-melayu,

yaitu tulisan arab yang tidak memakai tanda (harakat, biasa disebut arab gundul).

Salah satu peninggalan Islam yang cukup menarik dalam seni tulis ialah kaligrafi.

Kaligrafi adalah menggambar dengan menggunakan huruf-huruf arab. Kaligrafi dapat

ditemukan pada makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai.

Gambar 6.36

Nisan Sultan Malik

Al Shaleh, Sultan Samodara

Pasai (a) dan Makam Syech

Maulana Ishaq di Gresik, Jawa

Timur (b).

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

172

Karya sastra yang dihasilkan cukup beragam. Para seniman muslim menghasilkan

beberapa karya sastra antara lain berupa syair, hikayat, suluk, babad, dan kitab-kitab.

Syair banyak dihasilkan oleh penyair Islam, Hamzah Fansuri. Karyanya yang terkenal

adalah Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung Pangi, dan Syair Si Dang Fakir.

Syair-syair sejarah peninggalan Islam antara lain Syair Kompeni Walanda, Syair Perang

Banjarmasin, dan Syair Himop. Syair-syair fiksi antara lain Syair Ikan Terumbuk dan

Syair Ken Tambunan.

Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan

dengan tokoh sejarah. Peninggalan Islam berupa hikayat antara lain,

Hikayat Raja Raja

Pasai, Hikayat Si Miskin (Hikayat Marakarma), Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir

Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Jauhar Manikam.

Suluk adalah kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Peninggalan Islam

berupa suluk antara lain

Suluk Wujil, Suluk Sunan Bonang, Suluk Sukarsa, Suluk Syarab

al Asyiqin, dan Suluk Malang Sumirang

.

Babad adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan

masyarakat yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa babad antara

lain Babad Tanah Jawi, Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin), Babad Raja-Raja

Riau, Babad Demak, Babad Cirebon, Babad Gianti.

Adapun kitab-kitab peninggalan Islam antara lain Kitab Manik Maya, Us-Salatin Kitab

Sasana-Sunu, Kitab Nitisastra, Kitab Nitisruti, serta Sastra Gending karya Sultan Agung.

D. Masa Kolonial Eropa

Seperti telah dijelaskan pada awal bab, bahwa Nusantara telah terlibat dalam

jaringan perdagangan internasional sejak lama. Jaringan perdagangan yang mengenal

Jalur Sutra dan Jalur Emas itu melibatkan berbagai bangsa dari beberapa benua,

termasuk Eropa.

1. Bangsa Eropa di Nusantara

Cengkih, pala, dan fuli bersama-sama rempah-rempah yang lain seperti lada dan

kayu manis merupakan komoditi dari kepulauan Indonesia yang paling dicari oleh para

pedagang Eropa itu. Bangsa Eropa yang mencapai Nusantara dan mendirikan koloninya

ialah Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.

Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang menduduki Kepulauan Indonesia.

Portugis mendarat di Kepulauan Maluku sejak tahun 1512, ketika rombongan yang

dipimpin oleh Francisco Serrao tiba di Hitu. Mereka melakukan perdagangan damai

dengan masyarakat setempat. Portugis juga membuka hubungan dagang dengan Pasai,

Barus, Pedir, Aceh, Siak dan Minangkabau. Di Jawa, Portugis berhasil membangun

hubungan yang baik dengan kerajaan Sunda dan Panarukan di samping hubungan

dagang dengan beberapa pusat perdagangan di pantai utara Jawa.

Keadaan menjadi berubah ketika pada tahun 1524, Spanyol tiba di Maluku melalui

Tidore. Portugis mulai terlibat konflik akibat kehadiran bangsa Eropa lainnya, Belanda

dan Inggris. Belanda mulai mendarat di Kepulauan Indonesia melalui Banten pada tahun

1596 dan tiba di Kepulauan Maluku pada bulan Maret 1599. Adapun Inggris tiba di

Banten pada bulan Juni 1602.

Nusantara menjadi ramai akibat kehadiran berbagai bangsa tersebut. Banyak

perusahaan dagang Eropa yang berusaha mendapatkan rempah-rempah dari Kapulauan

Indonesia. Karena banyaknya, mereka membentuk perusahaan patungan. Misalnya,

para pedagang Inggris membentuk (English)

East India Company

pada tahun 1600.

Para pedagang Belanda membentuk

Vereenigde Oost-Indische Compagnie

atau VOC

yang oleh masyarakat disebut kompeni, pada bulan Maret 1602.

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

173

Kehadiran berbagai bangsa di Kepulauan Indonesia pada awalnya merupakan bagian

dari kegiatan perdagangan. Hubungan yang terjadi adalah hubungan setara, antara

pedagang dan pembeli. Namun, keadaan perlahan-lahan mulai berubah. Tingginya

persaingan pedagangan antarnegara menyebabkan mereka berusaha menguasai sumber-

sumber rempah-rempah. VOC pada tahun 1610 membentuk jabatan Gubernur Jenderal

yang berkedudukan di Maluku. Kedudukan Gubernur Jenderal di Maluku dan pos utama

lainnya di Banten kemudian dipindahkan ke Batavia pada tahun 1619 . VOC di Batavia

dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen yang bersemboyan "tidak ada perdagangan tanpa

perang dan juga tidak ada perang tanpa perdagangan". Untuk mempertahankan monopoli

di Kepulauan Maluku, VOC melakukan intervensi militer ke berbagai daerah yang

menimbulkan banyak korban, baik penduduk setempat maupun para pedagang lain.

Sementara itu, Inggris juga melakukan hal yang sama di bagian lain Kepulauan

Indonesia. Mereka mendirikan pos-pos perdagangan di kepulauan Maluku, membangun

kekuatan lain di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Jawa, seperti Sukadana, Makassar,

Gambar 6.37

Lukisan Belanda m endarat di Banten

Sumber: Depdiknas

, 2005

Gambar 6.38 Logo VOC dan Janpieterzoon Coen

Sumber

:

www

.geocities.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

174

Aceh, Jayakarta, dan Jepara antara tahun 1611 dan 1617. Akibatnya, kompetisi dan

konflik menjadi makin jelas yang selalu menempatkan kerajaan dan masyarakat

setempat sebagai korban.

Di antara para pedang, VOC paling lancar melakukan perluasan kekuasaannya.

Mereka memanfaatkan kompetisi dan konflik antarkerajaan-kerajaan lokal serta

konflik internal di dalam kerajaan-kerajaan lokal. Misalnya, Kerajaan Mataram di

bawah kekuasaan Sultan Agung ingin memperluas daerah kekuasaannya di Pulau

Jawa dengan cara menyerang daerah-daerah sekitarnya. Kerajaan atau masyarakat

yang menjadi korban tindakan Sultan Agung ini meminta bantuan VOC dengan

berbagai imbalan yang tentu saja menguntungkan VOC. Ketika terjadi konflik di

dalam Kerajaan Mataram yang menyebabkan Mataram terbagi menjadi Kasunanan

Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran, VOC pun terlibat.

Contoh lain ialah konflik antara Sultan Ageng dengan putra mahkotanya. VOC

campur tangan. Akibatnya, bukan hanya Banten di bawah kekuasaan VOC, tetapi

juga Jayakarta.

VOC pada tahun 1700 telah menguasai sebagian besar pusat penghasil dan

perdagangan rempah-rempah. Sebagai perusahaan besar, VOC tidak terlepas dari

berbagai usaha memperkaya diri para anggotanya. Karena korupsi, nepotisme,

pemborosan, dan kekacauan manajemen menggerogoti VOC, pada tanggal 1 Januari

1800, VOC dibubarkan. Belanda kemudian membentuk suatu pemerintahan seberang

lautan yang dinamakan Hindia Belanda. Pemerintah Belanda menganggap Indonesia

merupakan koloninya (daerah jajahannya).

Pada tahun 1803, terjadi perubahan di Eropa akibat perang. Prancis menduduki

Belanda. Akibatnya, terjadi perubahan di Hindia Belanda. Louis Napoleon yang menjadi

raja Belanda, pada tahun 1806 mengirim Herman Willem Daendels menjadi Gubernur

Jenderal, yang tiba di Jawa pada bulan Januari 1808. Selama kurang lebih tiga tahun

berkuasa, Daendels hanya memfokuskan kegiatannya di Pulau Jawa. Dialah yang

membangun jalan sepanjang 1.000 km mulai dari Anyer sampai Panarukan di Jawa Timur.

Perang terus berlangsung di Eropa. Pada bulan Agustus 1811, kekuasaan di Hindia

Belanda diambil alih oleh Inggris yang dipimpin oleh Thomas Stanford Raffles. Setelah

perang di Eropa berakhir, pada tahun 1816, Hindia Belanda kembali memerintah di

Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda selama kurang lebih 125 tahun berikutnya

menguasai Kepulauan Indonesia sampai masuk Jepang pada masa Perang Dunia II.

Gambar 6.39 Herman Willem Daendels dan ilustrasi pembuatan jalan Anyer-Panarukan oleh

Daendels yang memakan banyak korban

Sumber:

www

.adekrawi.files.word

press.com Desember 2007

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

175

2. Perkembangan Ekonomi Rakyat

Kondisi ekonomi di Kepulauan Indonesia sangat dipengaruhi oleh kedatangan

bangsa Barat, terutama Belanda baik pada masa VOC maupun Hindia Belanda.

Kehadiran bangsa Barat pada awalnya sangat berarti bagi wilayah yang didatanginya.

Misalnya, di Makassar, Banjarmasin, Aceh, Riau, Banten dan pantai utara Jawa,

kehadiran bangsa Barat bahkan membawa wilayah itu ke masa modern. Di daerah-

daerah itu masyarakat setempat maju di bidang ekonomi, terlibat dalam jaringan

perdagangan yang melibatkan berbagai bangsa, mengenal berbagai bentuk mata uang,

dan telah mampu menerapkan berbagai peraturan ekonomi modern. Namun, di lain

pihak, pada saat yang sama, di pusat penghasil cengkeh, pala dan fuli di Maluku, kondisi

ekonomi mengalami perubahan besar yang mengarah pada kemunduran. Melalui

berbagai perjanjian dan tekanan militer, VOC berusaha menghentikan peran Tidore,

Ternate di utara sebagai penghasil cengkeh, pala dan fuli dan memindahkan pusat

penghasil cengkeh dari Maluku Utara ke kepulauan Ambon pada tahun 1620-an.

VOC memberlakukan berbagai peraturan, misalnya Preanger Stelsel yang dimulai

pada tahun 1723 mewajibkan penduduk menanam kopi dan menyerahkan hasilnya

kepada kompeni. Pada tahun 1830, Pemerintah Hindia Belanda memperkenalkan

Cultuurstelsel

atau Sistem Tanam Paksa. Sistem ini diperkenalkan untuk menutup defisit

anggaran baik pemerintah Belanda akibat perang kemerdekaan Belgia dan Perang

Diponegoro. Sistem ini mewajibkan setiap desa menyerahkan 1/5 dari luas tanahnya

kepada pemerintah untuk ditanami komoditi tertentu seperti gula, nila, kopi, dan

tembakau. Sebagai ganti, penduduk akan menerima tanah ditempat lain untuk ditanami.

Selain itu penduduk juga diwajibkan untuk bekerja dalam jumlah hari tertentu dalam

setahun dengan upah yang telah ditetapkan. Hasil dari penanaman itu akan dihitung

dengan pajak per desa yang harus dibayarkan. Jika jumlah hasil lebih besar, pemerintah

akan membayar kelebihan

cultuurprocenten

. Jika sebaliknya yang terjadi, desa harus

membayar kekurangannya.

Dalam kenyataannya, dampak ekonomis yang dialami penduduk berbeda dari

satu tempat dengan tempat yang lain dan dari satu komoditi dengan komoditi yang

lain. Di daerah yang ditanami nila, penduduknya lebih menderita, misalnya di Cirebon.

Gambar 6.40 Raffles dan buku hasil tulisannya, History of Java

Sumber:

www

.geocities.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

176

Sebaliknya, penduduk di Pasuruan mendapat keuntungan dari pelaksanaan

Cultuurstelsel.

Produksi pangan dan ekonomi di wilayah ini berkembang pesat seiring

dengan pelaksanaan kebijakan itu. Keuntungan dan kesengsaraan yang ditimbulkan

oleh

Cultuurstelsel

telah menimbulkan dukungan dan perlawanan. Cultuurstelsel

dihapuskan dan diberlakukan undang-undang agraria pada tahun 1870.

Perluasan ekonomi ke luar Jawa makin luas pada awal abad ke-20, misalnya

pembukaan perkebunan tembakau, karet, dan kelapa sawit di Sumatra Timur.

Pembukaan lahan-lahan perkebunan tersebut tidak mengubah nasib pekerja.

Masyarakat terus hidup dalam kemiskinan, baik sosial maupun fisik yang sangat

memperihatinkan. Sebaliknya, kegiatan tersebut memberikan keuntungan yang luar

biasa bagi para pemilik kebun dan para penguasa lokal. Daerah seperti Deli, Serdang,

Langkat, Medan, dan sekitarnya tumbuh menjadi pusat-pusat ekonomi baru yang

mampu menarik banyak migran dari luar daerah. Dengan demikian, dapat dilihat

bahwa dampak dari pelaksanaan Sistem Tanam Paksa tidak seluruhnya negatif. Keadaan

tekanan yang makin berat menyebabkan masyarakat berusaha meningkatkan kegiatan

pertanian, perdagangan, industri dan jasa.

3. Perlawanan terhadap Kolonial Eropa

Perlawanan terhadap bangsa Barat di Kepulauan Indonesia dapat dibedakan

berdasarkan waktu dan pelakunya. Berdasarkan waktu, perlawanan itu dapat

dikelompokkan dalam dua periode besar. Pertama, perlawanan terhadap pedagang

serakah yang berpolitik yang terjadi sepanjang abad ke-16 sampai akhir abad ke-18.

Kedua, perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda sejak abad ke-19. Berdasarkan

pelakunya, perlawanan dapat dibedakan antara perlawanan oleh pemerintah atau elite

lokal dan perlawanan oleh masyarakat atau rakyat.

a. Perlawanan antara Abad ke-16-18

Setelah Portugis menguasai Malaka, Pati Unus dari Jepara menyerbu Malaka pada

malam tahun baru akhir tahun 1512. Setelah Pati Unus secara berturut-turut pasukan

dari Aceh, Jawa dan Melayu silih berganti menyerang kedudukan Portugis di Malaka

sejak tahun 1535. Bahkan, Sultan Iskandar Muda berkali-kali melakukan serangan

sampai akhirnya Portugis dikalahkan Belanda pada abad ke-17.

Gambar 6.41 Ilustrasi kegiatan

pada masa Cultuurstelsel di

Jawa

Sumber: Depdiknas, 2005

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

177

Penguasa dan penduduk Maluku pun melakukan perlawanan terhadap Portugis,

seperti yang dilakukan oleh pendukung Pangeran Ayalo pada tahun 1531 dan 1534. Sul-

tan Baabullah, anak Sultan Khairun dari Ternate yang dibunuh Portugis pada tahun 1570,

mengepung benteng Portugis pada tahun 1575 dan memaksa Portugis pergi dari Ternate.

Sultan Agung dari Mataram melakukan ekspansi militer ke posisi VOC di Jakarta

pada tahun 1628 dan 1629. Banyak prajurit Mataram gugur dalam kedua serangan ini.

Di pihak VOC, Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen meninggal di dalam benteng

pada bulan September 1629 pada saat markas VOC sedang dikepung oleh tentara

Mataram. Mataram masih berusaha melawan VOC sampai tahun 1636 memutuskan

untuk berhenti menghadang kapal-kapal VOC setelah menyadari bahwa Portugis tidak

mampu membantu mereka melawan VOC.

Di Sulawesi, VOC harus berhadapan dengan Sultan Hasanuddin dan para

pengikutnya walaupun Perjanjian Bungaya ditandatangani pada tahun 1667.

Perlawanan kerajaan atau penguasa lokal di Sulawesi Selatan terhadap Belanda terus

dilakukan sampai abad-abad berikutnya.

Di Banten, VOC mendapat perlawanan dari Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun

1656 dan 1680. Perlawanan ini merupakan kelanjutan dari perlawanan yang telah

dilakukan penguasa Banten sebelumnya pada tahun 1619 dan 1633-1639. Pada

perlawanan antara tahun 1680 sampai 1683, pasukan Banten didukung oleh tentara

dari Makassar yang dipimpin oleh Shaikh Yusuf Makassar, seorang ulama yang telah

tinggal di Banten sejak tahun 1672. Shaikh Yusuf ditangkap pada tahun 1683 dan dibuang

ke Afrika Selatan, tempat ia meninggal enam belas tahun kemudian.

Di Maluku, perlawanan dilakukan oleh masyarakat Ternate pada tahun 1635, 1646,

dan tahun 1650. Di Tidore, Sultan Nuku bersama dengan pasukan Inggris berhasil

mengusir VOC. Bahkan, Sultan Nuku berhasil mengusir Inggris dari Tidore. Masih

banyak perlawanan lainnya di berbagai tempat di Kepulauan Indonesia sampai VOC

dibubarkan pada akhir abad ke-18.

Tahukah kamu, bahwa perlawanan bukan hanya dilakukan oleh penduduk

asli, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang Cina terhadap Belanda selama

kurang lebih 17 tahun sejak tahun 1741. Bersama-sama orang Jawa yang

memusuhi Belanda dan Pakubuwono II (yang memihak Belanda), orang Cina

menyerang ibu kota Mataram di Kartasura dan berhasil menduduki keraton

pada akhir bulan Juni 1742.

History-Info

Gambar 6.42 Beberapa raja yang pernah melakukan perlawanan

terhadap VOC: Sultan Agung, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Pangeran

Diponegoro

Sumber:

www

.geocities.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

178

b. Perlawanan antara Abad ke-19

Berikut kita akan melihat perlawanan yang dilakukan rakyat terhadap pemerintah

kolonial yang sewenang-wenang. Perlawanan senjata terjadi di beberapa tempat seperti

berikut.

Di Maluku, perlawanan dipimpin oleh Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura.

Di antara para pengikutnya, terdapat seorang perempuan, Christina Marta Tiahahu.

Perlawanan yang meletus di Saparua itu terjadi akibat tekanan ekonomi yang makin

berat. Pattimura, seorang yang pernah berdinas sebagai tentara pada masa Inggris,

ditangkap pada bulan November 1817, dan digantung hanya sembilan hari sebelum

perayaan Natal pada tahun 1817.

Di Sumatra Barat, perlawanan dilakukan oleh kaum Paderi sejak tahun 1821--1837

yang dipimpin oleh Imam Bonjol. Ekspedisi militer Belanda melawan kaum Paderi sempat

dihentikan karena kebutuhan militer dan keuangan yang besar dialihkan untuk

menghadapi perang di Jawa yang dipimpin oleh Diponegoro.

Di Jawa, perlawanan dilakukan Pangeran Diponegoro dari Yogyakarta pada tahun

182-1830. Perlawanan yang mendapat dukungan sebagian elite dan rakyat mampu

membuat Belanda kelabakan sehingga harus menarik pasukannya dari Perang Paderi.

Di Kalimantan, Perang Banjar di bawah pimpinan Pangeran Antasari terjadi sejak

28 April 1859. Penyebabnya ialah campur tangan Belanda dalam persoalan interen

kerajaan. Walaupun Kerajaan Banjar dihapus pada tahun 1860, penangkapan terhadap

Pangeran Hidayat dan kematian Pangeran Antasari tidak menghentikan perlawanan

elite lokal dan rakyat terhadap Belanda sampai perang berakhir pada tahun 1905.

Di Aceh, perlawanan kerajaan, elite, dan rakyat Aceh berlangsung antara tahun

1873-1912. Perang Aceh merupakan salah satu perang yang melelahkan dan menguras

keuangan pemerintah Hindia Belanda. Biarpun secara resmi pemerintah Hindia Belanda

menyatakan perang Aceh berakhir pada tahun 1912, perlawanan rakyat Aceh terhadap

Belanda terus berlangsung sampai Perang Dunia II.

Gambar 6.43 Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal de

Kock pada tanggal 28 Maret 1830

Sumber:

www

.herit

ageofjava.com

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

179

4. Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan Pemerintahan

Perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan sistem pemerintahan di Indonesia pada

masa kolonial Eropa sangat dipengaruhi oleh keberadaan bangsa asing tersebut. Pada

awalnya, bangsa Eropa datang untuk membeli rempah-rempah yang tidak dihasilkan di

negaranya. Namun, karena mendatangkan keuntungan luar biasa, mereka menerapkan

semangat kolonialis dan imperialis. Semangat kolonialis ialah semangat penguasaan

oleh suatu negara atas bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.

Imperialis ialah memperluas daerah jajahannya untuk kepentingan industri dan modal.

Akibatnya, masyarakat yang semula adalah pemilik berbalik menjadi budak. Masyarakat

kehilangan hak atas milik mereka sendiri melalui berbagai kebijakan, seperti monopoli,

tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain yang diterapkan oleh kolonial.

Di bidang kebudayaan, terjadi perkembangan dari masa ke masa. Kedatangan

bangsa Eropa membawa agama baru di Kepulauan Indonesia, Kristen Protestan dan

Katholik. Adat istiadat bangsa Eropa juga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat, mulai dari dalam keraton sampai rakyat jelata. Pengaruh itu dapat dilihat

dari tata cara bergaul (lebih bebas dan demokratis), gaya perkawinan, model berpakaian,

disiplin, menghargai waktu, rasionalis, individualistis (sifat mementingkan diri),

materialistis (sifat mementingkan materi), dan pendidikan.

Di bidang pendidikan, pemerintah kolonial membangun sekolah-sekolah, baik

sekolah umum maupun kejuruan. Walaupun membedakan para peserta didik dengan

membedakan sekolah untuk anak-anak khusus Belanda, bangsawan, dan rakyat jelata,

namun pendidikan membawa dampak positif bagi cara berpikir anak bangsa. Bahkan,

ada mahasiswa Indonesia yang bersekolah sampai ke Belanda. Kaum terdidik inilah

yang bahu-membahu dengan para pemuda mulai memikirkan untuk melepaskan diri

dari penjajahan.

Di bidang pemerintahan, para pemimpin kita tidak berdaya menghadapi para

pedagang yang licik. Para pemimpin kita dengan mudah termakan oleh politik adu

domba yang dijalankan oleh para penjajah. Jika pun para pemimpin mencoba untuk

melawan, kebanyakan mereka terpaksa menyerah karena lemahnya persenjataan atau

karena kelicikan Belanda. Akibatnya, Belanda berhasil menguasai kerajaan yang

dipimpinnya. Raja atau sultan yang memerintah hanyalah merupakan simbol yang

telah kehilangan kekuasaannya.

Gambar 6.44 Salah satu sekolah Belanda yang dibangun pada tahun 1923

Sumber:

www

.skyscripercity

.com 21 Feb 2008

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

180

Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah Hindia Belanda menerapkan

hukum seperti yang berlaku di Belanda. Sistem pemerintahan yang diterapkan mengikuti

ajaran

Trias Politica

. Sistem ini mengenal pemisahan antara lembaga legislatif (pembuat

undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-undang), dan yudikatif (pengawas

pelaksanaan undang-undang).

Hindu-Buddha adalah agama dan kebudayaan yang berasal dari India.

Agama Hindu berasal dari gabungan agama bangsa Arya di Asia Tengah dan

bangsa Dravida di India. Agama Hindu mengenal kasta-kasta dalam

masyarakat. Kitab sucinya ialah Weda. Agama Buddha timbul sebagai reaksi

atas agama Hindu. Agama Buddha disiarkan oleh Sidarta Gautama. Agama

Buddha tidak mengakui kasta dalam masyarakat. Kitab sucinya ialah Tripitaka.

Di Indonesia, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tumbuh dan berkembang

dengan baik. Banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaan-

kerajaan tersebut ialah Kutai, Tarumanegara, Holing, Sriwijaya, Mataram Kuno,

Singosari, Kediri, Sunda, Bali, dan Majapahit. Peninggalan kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha masih dapat kita temui saat ini dalam bidang sosial, teknologi,

kesenian, dan pendidikan.

Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Agama ini lahir dan

berkembang di Tanah Arab. Persebaran agama dan kebudayaan Islam di In-

donesia terjadi karena peranan pedagang, bandar-bandar, dan para wali serta

ulama. Berita Cina mencatat bahwa pada abad ke-7, Islam telah ditemukan

di daerah Sumatra bagian utara. Islam tumbuh dan berkembang dengan baik

di Kepulauan Indonesia. Hal itu terlihat dari banyak tumbuh kerajaan-kerajaan

Islam. Kerajaan-kerajaan itu mulai dari Kerajaan Perlak di ujung utara Pulau

Sumatra sampai di Pulau Ternate dan Tidore di timur Indonesia. Perlak

merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kebudayaan Islam tumbuh

dan berkembang dengan baik di Indonesia. Jejak kebudayaan itu masih dapat

kita temui saat ini di sekitar kita.

Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia merupakan daya

tarik utama bagi bangsa Eropa. Mereka kemudian berlomba datang ke

Nusantara. Pada awalnya, kedatangan mereka hanya untuk berdagang.

Namun, karena memberikan keuntungan yang luar biasa, ketamakan muncul.

Mereka menguasai hampir seluruh daerah di Kepulauan Indonesia melalui

monopoli, tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain. Kerajaan-

kerajaan di Indonesia satu per satu ditundukkan.

Gambar 6.45

Kongres Pertama Budi

Utomo 1908, wadah pertama kaum

terdidik bahu-membahu dengan para

pemuda mulai memikirkan melepaskan diri

dari penjajahan

Sumber:

www

.judhazt.blogs.com

Kilas Balik

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

181

Evaluasi

I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

1.

Dewa dalam ajaran Hindu yang bertugas merusak semua yang tidak

berguna di alam semesta adalah . . . .

a.

Wisnu

b.

Brahma

c.

Syiwa

d.

Zeus

2.

Kerajaan Hindu yang pertama di Indonesia adalah . . . .

a.

Kutai

b.

Sriwijaya

c.

Mataram

d.

Taruma

3.

Pada sekitar abad ke-7 sampai abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya menjadi

pusat perdagangan di Nusantara. Hal ini disebabkan oleh . . . .

a.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim

b.

letak Kerajaan Sriwijaya di dekat Selat Malaka

c.

Kerajaan Sriwijaya memiliki pelaut-pelaut ulung

d.

mata pencaharian utama masyarakatnya adalah perdagangan

4.

Bangsa Eropa yang pertama menduduki Nusantara berasal dari negara . . .

a.

Belanda

b.

Inggris

c.

Portugis

d.

Spanyol

5.

Pemerintah Hindia Belanda memperkenalkan sistem tanam paksa pada

tahun ....

a.

1825

b.

1900

c.

1830

d.

1620

6.

Tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia di antaranya adalah . . .

a.

mencari daerah rempah-rempah

b.

membuktikan teori bumi bulat

c.

mencari pasar di wilayah Asia

d.

mencari bahan baku perindustrian

7.

Kerajaan Islam yang tertua di Indonesia adalah . . . .

a.

Banten

b.

Demak

c.

Mataram

d.

Perlak

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

182

8.

Perubahan masyarakat Indonesia akibat diadakannya program

pendidikan oleh pemerintah kolonial Belanda antara lain munculnya . . . .

a.

pengusaha kaya

b.

golongan terpelajar

c.

golongan demokrat

d.

elit bangsawan

9.

VOC dibubarkan pada tahun . . . .

a.

1700

b.

1502

c.

1800

d.

1600

10. Perlawanan terhadap kolonial Belanda di Sumatra Barat dipimpin oleh . . .

a.

Kapitan Pattimura

b.

Cut Nyak Dien

c.

Pangeran Diponogoro

d.

Tuanku Imam Bonjol

II. Jawablah dengan singkat dan jelas.

1.

Jelaskan perkembangan masyarakat pada masa Hindu-Buddha di

Indonesia!

2.

Sebutkan faktor-faktor yang menjadikan Kerajaan Majapahit sebagai

pusat perdagangan di Nusantara pada abad ke-7 sampai abad ke-11!

3.

Sebutkan peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia!

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

183

4.

Banyak pendeta dari negeri Cina dan India yang berdatangan ke Kerajaan

Sriwijaya dengan maksud belajar agama Buddha di perguruan Sriwijaya.

Mengapa perguruan Buddha di Sriwijaya banyak dikunjungi para

pendeta?

5.

Dalam Kitab Negarakertagama, diterangkan bahwa kekuasaan Majapahit

meliputi Sumatra, Semenanjung Melayu, Kalimantan, Jawa, Sulawesi,

Nusa Tenggara, Maluku, Irian (Papua), bahkan beberapa daerah lain di

Asia Tenggara. Bandingkan wilayah kekuasaan Majapahit dengan wilayah

teritorial Republik Indonesia saat ini! Berikan penjelasanmu dengan

bantuan peta berikut ini.

6.

Jelaskan peranan Walisongo dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

7.

Mengapa bangsa Eropa berduyun-duyun datang ke Indonesia?

8.

Mengapa bangsa Indonesia pada saat itu mudah dikuasai bangsa asing?

9.

Jelaskan perkembangan masyarakat di bidang pendidikan di masa kolonial

Eropa dan pengaruhnya bagi persiapan kemerdekaan Indonesia!

10. Mengapa kita harus melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah?

III. Kerjakanlah tugas berikut.

1.

Lengkapilah tabel berikut dengan faktor-faktor yang menyebabkan

kemunduran dan keruntuhan masing-masing kerajaan. Kemudian, buatlah

sebuah kesimpulan. Apa yang dapat kamu pelajari dari keadaan tersebut?

Buatlah sebuah tulisan singkat tentang hal ini.

2.

Pada zaman dahulu, para raja hidup berdampingan dengan damai

walaupun mereka memiliki kepercayaan yang berbeda. Misalnya Dinasti

Sanjaya (beragama Hindu) dan Dinasti Syailendra (beragama Buddha).

Pelajaran atau teladan apa yang dapat kamu tiru dari keadaan kedua

dinasti tersebut? Bagaimana jika dibandingkan dengan keadaan saat ini

tentang kehidupan kerukunan beragama di antara berbagai agama di

Indonesia? Apakah di lingkunganmu telah tercipta kerukunan beragama

seperti yang telah dicontohkan oleh para raja zaman dahulu? Apa yang

dapat kamu lakukan agar tercipta kerukunan hidup beragama di

lingkunganmu?

Kerajaan

Penyebab Keruntuhan

Sriwijaya

Singosari

Majapahit

Aceh

Demak

Mataram

Banten

Ternate-Tidore

Gowa-Tallo

Pengetahuan Sosial 1 untuk SMP/MTs Kelas VII

184

3.

Peninggalan sejarah merupakan aset bangsa yang tak ternilai. Benda-benda

purbakala yang berharga itu banyak diincar para kolektor benda-benda

purbakala. Adakah benda-benda purbakala di sekitar lingkunganmu?

Tanyakanlah pada orang-orang tua atau gurumu. Apa saja yang dapat

dilakukan untuk melindungi benda-benda bersejarah tersebut? Apa

pendapatmu tentang pencurian benda-benda bersejarah untuk

diperjualbelikan? Buatlah sebuah tulisan tentang perlindungan benda-

benda bersejarah.

Soal evaluasi di atas dapat kamu temukan jawabnya di dalam buku. Untuk mengetahui

apakah jawabanmu benar, periksalah kembali di dalam buku. Jika kamu mengalami

kesulitan dalam menjawab soal esai, bertanyalah pada gurumu. Jika jawabanmu lebih

dari 80% benar, kamu dapat membaca lebih lanjut pelajaran berikut tentang kegiatan

ekonomi masyarakat. Namun, jika jawabanmu yang benar masih kurang dari 80%,

pelajarilah kembali pelajaran ini sampai kamu memahaminya.

Kamu telah belajar tentang bagaimana perkembangan masyarakat

Indonesia sejak masa Hindu-Buddha, masa Islam, sampai dengan masa kolonial

Eropa.

1.

Pelajaran apa yang dapat kamu tarik dari materi ini untuk kehidupan

kamu sehari-hari?

2.

Dalam pelajaran ini kamu telah belajar tentang para pahlawan yang rela

berkorban demi memperjuangkan kebenaran. Teladan apa saja yang telah

kamu pelajari dari para pahlawan tersebut? Sikap para pahlawan itu patut

kamu tiru dalam berpikir dan bertindak sehari-hari.

3.

Pelajaran ini juga menuntut kita untuk turut melestarikan peninggalan

sejarah. Apakah kamu telah turut melestarikan peninggalan-peninggalan

sejarah yang ada di sekitarmu? Kalau belum, apakah kamu akan mulai

memerhatikannya sekarang melalui tindakanmu sehari-hari?

4.

Apakah kamu menemukan hal-hal yang menarik ketika belajar materi

ini? Sebutkan bagian itu dan jelaskan alasanmu.

5.

Renungkanlah pelajaran ini. Adakah sesuatu yang penting dari pelajaran

ini yang berguna bagimu kelak?

Tuliskanlah perasaanmu terhadap pelajaran ini dan manfaat yang telah

kamu peroleh darinya dalam buku harian IPS-mu.

Refleksi