Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 6 Lingkungan
Bahasa Indonesia · Bab 6 Lingkungan
Asep Yudha Sudarmawarti

24/08/2021 15:43:20

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pelajaran 6

Lingkungan

Setengah dari keseluruhan materi pelajaran dalam buku ini

telah kita bahas bersama. Mengawali paruh kedua dalam mem-

pelajari keseluruhan buku ini, manfaatkanlah pengalaman belajar

yang kalian miliki sebagai pendukung untuk memahami materi

selanjutnya.

Dalam Pelajaran 6 ini, kita akan mengulas mengenai mende-

ngarkan dan memahami pendapat narasumber yang disampaikan

dalam wawancara. Materi berbicara disajikan agar kalian dapat

melakukan kegiatan menceritakan tokoh idola dengan baik. Materi

keterampilan membaca membahas mengenai membaca indah puisi.

Adapun materi keterampilan dalam menulis adalah mengubah teks

wawancara menjadi narasi.

Persiapkan diri kalian dan awalilah dengan semangat untuk

berprestasi.

Sumber

: Kompas,

2008

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

120

Peta Konsep

Lingkungan

Mendengarkan

Berbicara

Menceritakan

tokoh idola

Membaca

Membaca indah

puisi

Menulis

Menarasikan teks

wawancara

Menyimpulkan gagasan

narasumber

Pelajaran 6 Lingkungan

121

A. Menyimpulkan Pikiran, Pendapat, dan

Gagasan Narasumber

Kalian tentu pernah menyimak wawancara dengan seorang

tokoh narasumber mengenai suatu hal. Dari sebuah wawancara,

termuat informasi yang dapat menambah wawasan dan pengetahu-

an. Dalam wawancara, pendapat atau informasi yang disampaikan

narasumber tidak keseluruhannya merupakan pokok informasi.

Informasi yang disampaikan narasumber biasanya berupa pikiran,

pendapat, dan gagasan. Agar kalian mendapatkan informasi

tersebut secara jelas dan fokus, kalian perlu memiliki keterampilan

dalam menyimak pemikiran, pendapat, dan gagasan narasumber.

Pemikiran, pendapat, dan gagasan narasumber tersebut yang

nantinya dapat kalian rangkum dalam sebuah kesimpulan.

Simaklah wawancara berikut beserta uraiannya sebagai bahan

pembelajaran kalian.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

membuat kesimpulan

mengenai pikiran,

pendapat, dan

gagasan narasumber

yang disampaikan

dalam wawancara.

A : Menurut Bapak, bagaimanakah upaya

yang seharusnya dilakukan pemerintah

untuk menanggulangi bencana kekeringan

ini?

B : Bantuan air bersih merupakan salah satu

cara alternatif menolong warga yang kesu-

litan air bersih. Namun, hal itu tidak akan

pernah menyelesaikan akar permasalahan-

nya, karena kekeringan bukanlah persoal-

an yang berdiri sendiri. Gejala alam itu

merupakan salah satu akibat dari cepat-

nya perubahan tata lahan akibat desakan

keperluan perumahan dan industri.

Berbagai daerah yang semula merupakan

lahan resapan telah berubah menjadi

kawasan perumahan dan industri.

A : Lalu, bagaimana langkah konkret (nyata)

yang harus ditempuh?

B : Begini, setiap kali pengembangan sebuah

kawasan, baik untuk permukiman

maupun industri, semestinya diimbangi

dengan berbagai upaya untuk menjaga

cadangan air tanah. Cara yang paling

mudah adalah setiap kawasan dibuat

embung atau sumur-sumur resapan.

A : Apakah cara itu cukup efektif untuk

dilakukan?

B : Sebenarnya cara itu cukup efektif. Hanya

lemahnya, penegakan hukum meng-

akibatkan para pengembang kawasan

tidak ambil pusing dengan segala macam

aturan yang telah ditetapkan.

A : Apakah hal semacam ini dapat diterapkan

di daerah mana pun?

B : Ya ... Saya kira, selama pengembangan

kawasan itu tidak berada pada daerah-

daerah rentan pergerakan tanah, hal itu

masih sangat memungkinkan untuk

dilakukan. Namun, untuk daerah rawan

pergerakan tanah, pembuatan resapan

dapat memicu terjadinya longsor.

A : Selain hal itu, apa lagi yang mesti dila-

kukan pemerintah dan masyarakat?

B : Upaya mempertahankan daerah resapan

secara alami, seperti hutan di daerah-dae-

rah pegunungan, danau, telaga, atau wa-

duk, juga perlu mendapatkan perhatian

serius. Hal ini dikarenakan akhir-akhir

ini, kawasan hutan kita sudah makin me-

nipis, baik karena penebangan liar mau-

pun kebakaran hutan. Untuk kawasan hu-

tan yang mulai gundul, perlu dilakukan

reboisasi (penghijauan) secara terprogram.

Dengan demikian, agenda perbaikan ka-

wasan hutan dapat dilaksanakan secara

optimal dengan melibatkan semua pihak

yang terkait. Setelah itu, perlu adanya pe-

negakan hukum yang tegas bagi siapa pun

yang merusak lingkungan, termasuk

hutan.

(Sumber:

Suara Merdeka

, 9 September 2004, dengan pengubahan)

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

122

Sebelum kalian menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan

yang disampaikan narasumber dalam wawancara, kalian perlu

mengetahui pokok-pokok penting dalam wawancara tersebut.

Pokok-pokok tersebut nantinya dapat kalian jadikan acuan untuk

menarik sebuah kesimpulan.

Setelah menyimak wawancara tersebut, hal-hal penting yang

perlu kalian catat adalah berikut.

1. Pemerintah harus mengupayakan penanggulangan bencana

kekeringan.

2. Bantuan air bersih menjadi salah satu alternatif menolong

warga yang kesulitan air bersih.

3. Kekeringan merupakan gejala alam sebagai salah satu

dampak cepatnya perubahan tata lahan akibat desakan

keperluan perumahan dan industri.

4. Pengembangan kawasan permukiman atau industri harus

diimbangi upaya menjaga cadangan air tanah dengan

pembuatan sumur resapan, sebagai cara efektif mencegah

kekeringan.

5. Lemahnya penegakan hukum menjadikan pengembang

kawasan tidak mengindahkan peraturan yang ditetapkan.

6. Pembuatan sumur resapan di daerah rawan pergerakan

tanah dapat memicu terjadinya longsor.

7. Cara lain untuk mencegah terjadinya kekeringan yaitu

dengan mempertahankan daerah resapan alami yang makin

menipis dan memerlukan perhatian.

8. Perlunya perbaikan kawasan hutan dan penegakan hukum

terhadap perusak lingkungan.

Berdasarkan isi keseluruhan dari wawancara yang kalian

simak serta pokok-pokok penting yang kalian temukan, dapat kalian

simpulkan isi dialog tersebut seperti contoh berikut.

Kesimpulan isi dialog

Salah satu alternatif menolong warga daerah kekeringan

yaitu dengan memberikan bantuan air bersih. Kekeringan

adalah gejala alam sebagai salah satu dampak cepatnya

perubahan tata lahan akibat desakan keperluan perumahan dan

industri, yang mengakibatkan berkurangnya daerah resapan

air. Pengembangan kawasan permukiman atau industri harus

diimbangi upaya menjaga cadangan air tanah dengan

pembuatan sumur resapan di daerah yang tidak rawan

pergerakan tanah. Namun, lemahnya penegakan hukum

menjadikan para pengembang tidak mengindahkan peraturan

yang ditetapkan.

Sumber:

Dok. Penerbit

Pelajaran 6 Lingkungan

123

Cara lain untuk mencegah terjadinya kekeringan yaitu

dengan mempertahankan daerah resapan alami. Daerah

resapan alami itu meliputi kawasan hutan alam dan hutan

produksi. Namun, saat ini kondisi kawasan hutan alam dan

hutan produksi makin memprihatinkan. Hal yang harus segera

dilakukan adalah perbaikan kawasan hutan dan penegakan

hukum terhadap perusak lingkungan.

Kesimpulan gagasan narasumber

Narasumber atau tokoh memfokuskan materi wawancara

dengan pengulasan yang tidak hanya menekankan pada hal-

hal yang bersifat teknis. Misalnya bantuan yang harus diberikan

dan upaya penanggulangan kekeringan. Pembahasan mengenai

kekeringan pada dialog ini lebih mengarah pada hal-hal yang

berkaitan dengan lemahnya penegakan peraturan dan hukum,

yang akhirnya memicu terjadinya kekeringan. Dari pernyataan

yang dikemukakan menunjukkan bahwa dalam pembahasan

ini, beliau menyoroti masalah kekeringan dari sudut pandang

peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku.

Uji Kemampuan 1

Simaklah wawancara berikut dengan cermat!

Sekretaris Daerah Pemda DKI Jakarta

Ritola Tasmaya menegaskan, penyelesaian

banjir di Jakarta harus dilakukan secara

komprehensif antara wilayah hulu dan hilir.

Menurut dia, harus ada kesepakatan bersama

antara Jakarta dan wilayah penyangga dalam

penataan ruang. Sejak beberapa tahun lalu,

Jakarta terus berupaya mengatasi banjir yang

setiap tahun melanda. Berikut petikan

wawancaranya.

Langkah apa saja yang dilakukan Pemda

DKI Jakarta untuk mengurangi ancaman banjir

rutin yang terjadi setiap tahun?

Penyelesaian banjir itu harus dilakukan

di hulu, tengah, dan hilir. Penyelesaian di

hulu dilakukan bekerja sama dengan

pemerintah daerah sekeliling Jakarta. Ini

bertujuan supaya kita dapat merencanakan

penanganan atau pengendalian sungai secara

bersama. Misalnya pengendalian Sungai

Ciliwung. Kita juga dapat merencanakan

pembuatan waduk yang disepakati bersama.

Selain itu, kita juga menyepakati daerah-

daerah mana yang seharusnya menjadi

resapan air, sehingga tidak menjadi

permukiman dan tidak bertambah luas.

Di tengah, kita mungkin harus

membangun Banjir Kanal Timur (BKT),

revitalisasi banjir Kanal Barat, revitalisasi

Cengkareng Drain, revitalisasi Cakung Drain,

serta memperbaiki sistem pengairan yang ada

di Jakarta. Selain itu, kita juga memperbaiki

pintu air, menambah dan merevitalisasi

waduk-waduk yang ada di Jakarta, serta

menambah sistem folder yang kita miliki,

yang rencananya akan ada 14 folder baru yang

kita bangun. Di utara kita akan membangun

sistem-sistem folder untuk tanggul air, karena

tempat itu berada di dataran rendah.

Salah satu bentuk perhatian Pemda

Jakarta terhadap wilayah penyangga di

sekeliling Jakarta adalah dengan memberi

dana bantuan. Apakah dana itu merupakan

kompensasi bagi daerah penyangga air yang

memengaruhi terjadinya banjir di Jakarta?

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

124

Tahun ini dana bantuan yang diberikan

untuk pemerintah wilayah kota sekitar Jakarta

sebesar Rp40 miliar. Wilayah tersebut berada

di Provinsi Jawa Barat dan Banten, seperti

Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Jadi, bukan

diberikan ke pemerintah provinsi, melainkan

pemerintah kota di sekeliling Jakarta. Kita

tidak mengatakan bahwa dana itu sebagai

kompensasi, tapi sebagai tetangga yang ber-

sahabat. Maka itu, kita memberikan bantuan.

Lantas, mengenai konsep megapolitan

yang realisasinya tersendat-sendat, apakah

akan diwujudkan setelah terjadinya banjir

yang melanda Jakarta ini?

Apabila kita lihat kejadian ini, maka

ini dapat diambil hikmah bagi kita semua

bahwa konsep megapolitan itu sebuah

keharusan dan bukan tawaran. Ini menjadi

tanggung jawab bersama antara seluruh

pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta,

Banten, Jawa Barat, dan pemerintah pusat.

Megapolitan itu pengorganisasiannya dapat

dibangun dengan dua cara. Pertama, melalui

top down

, jika dibangun oleh pemerintah

pusat dan dijalankan dengan otoritas yang

ada. Kedua, melalui

bujet

yang ada dari ketiga

provinsi itu. Namun, juga dapat dibalik jika

ada kesepakatan dan koordinasi yang baik,

sehingga megapolitan itu dapat tumbuh dari

bawah dan disepakati bersama. Namun,

biasanya di negara berkembang, yang namanya

koordinasi fungsional itu kurang dapat

berjalan dengan baik. Hal yang lebih dapat

berjalan di negara berkembang adalah

koordinasi yang sifatnya struktural. Karena itu,

sebaiknya konsep megapolitan itu dibangun

oleh pusat.

Mengenai wacana pemindahan ibu kota

negara dari Jakarta ke luar daerah karena

Jakarta sudah tidak representatif?

Wacana pemindahan Ibu Kota itu

bagus, seperti di Putra Jaya, Malaysia. Itu

dapat kita lakukan jika punya uang. Namun,

apabila tidak, ya kita

bikin

apa yang dapat

kita jangkau. Jangan kita berangan-angan,

karena banjir ini sebuah keniscayaan. Banjir

kali ini lima tahun sekali yang besar, tapi

setiap tahun kan selalu ada ancaman banjir.

Oleh karena itu, kita harus tahu persis apa

yang harus kita bangun selama lima tahun

dan kita harus tahu persis apa yang akan kita

bangun setiap tahun. Jadi, jangan kita

bermimpi.

(Sumber:

Seputar Indonesia

, Minggu 11 Februari

2007, dengan pengubahan)

Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugasmu!

1.

Tuliskan gagasan dari narasumber yang terdapat dalam

wawancara yang kamu simak!

2.

Apakah kesimpulan gagasan dari narasumber yang terdapat

dalam wawancara tersebut?

3.

Tulislah kesimpulan isi wawancara tersebut!

4.

Diskusikan hasil kerjamu bersama teman-temanmu!

Kerjakanlah dengan cermat di buku tugasmu!

1.

Dengarkanlah wawancara di radio atau saksikanlah wawancara

di televisi dengan saksama!

2.

Simpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan yang disampaikan oleh

narasumber!

3.

Simpulkan pula isi dialog tersebut!

TAGIHAN

Pelajaran 6 Lingkungan

125

B. Menceritakan Tokoh Idola

Siapakah yang menjadi tokoh idola kalian saat ini?

Bagaimanakah jika suatu ketika kalian diminta untuk menceritakan

tokoh idola kalian tersebut kepada teman-teman? Pada pem-

belajaran ini, kita akan mengulas mengenai menceritakan tokoh

idola. Untuk dapat bercerita tentang salah seorang tokoh idola,

sebelumnya kalian perlu mendapatkan informasi yang terkait

dengan tokoh yang akan kalian ceritakan. Informasi itu dapat

diperoleh dari berbagai media.

Dalam rangka pembacaan informasi tersebut, selain perlu

konsentrasi yang sungguh-sungguh, juga diperlukan rasa

keingintahuan yang kuat. Dengan demikian, berbagai informasi

yang ada dapat disimak dengan baik. Proses semacam ini akan

membantu kalian dalam menyimpan, menyaring, mengelola, dan

menyampaikan kembali informasi yang telah kalian dapatkan.

Kecuali jika tokoh tersebut menjadi idola kalian, tentu kalian sudah

banyak mengetahui informasi berkaitan dengan tokoh tersebut.

Agar kalian terlatih dengan materi ini, bacalah teks berikut dengan

cermat beserta uraiannya sebagai bahan pembelajaran kalian.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

menceritakan tokoh

idola dengan pilihan

kata yang sesuai.

Tokoh Lingkungan Itu Telah Pergi

Tokoh yang memberikan perhatian

penuh pada lingkungan yang dimiliki oleh

Unpad kini telah berpulang ke rahmatullah,

istirahat dengan tenang di sisi Allah swt.

Beliau adalah Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto.

Prof. Otto mengembuskan napas

terakhirnya pada Selasa (1/04/08) pukul 00.05

WIB pada usia 82 tahun. Almarhum mening-

galkan seorang istri, Idjah Natadipraja, M.A.

dan 3 orang putra-putri. Mereka adalah Ir.

Gatot Soemarwoto, M.S.; Dra. Rini

Soemarwoto, M.A., Ph.D.; dan Ir. Bambang

Soemarwoto, Ph.D. Sebelumnya, beliau

dirawat di RS Internasional Santosa, Bandung,

sejak hari Minggu (30/03/08). Namun, karena

kondisi kesehatannya yang kian menurun,

maka beliau dipindahkan ke bagian ICU.

Jenazah Prof. Otto dimakamkan di TPU

Sirnaraga pada Selasa (01/04/08). Sebelumnya

beliau disemayamkan di rumah duka Jl.

Cimandiri 16 Bandung. Penglepasan jenazah

dilakukan dengan upacara militer dengan

Inspektur Upacara Sekda Jabar, Ir. Lex

Laksamana, pada pukul 10.15 WIB. Adapun

Inspektur Upacara pada pemakaman adalah

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia. Di antara

para pelayat yang datang ke rumah duka

adalah Gubernur Jabar, Danny Setiawan,

Walikota Bandung, H. Dada Rosada,

Pangdam Siliwangi H.S. Dillon., Solihin

G.P., dan lain-lain.

Semasa hidupnya, Prof. Otto dikenal

sebagai pencetus atau pionir dalam

pendidikan dan penelitian lingkungan hidup

di Indonesia. Almarhum juga dikenal sebagai

penggagas amdal dan pendiri sekaligus

direktur Lembaga Ekologi Unpad. Lembaga

ini mengilhami berdirinya lembaga sejenis

di perguruan tinggi lain.

Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia

mengatakan, Prof. Otto adalah tokoh penting,

baik dalam dunia pendidikan maupun negara.

Beliau sudah bicara tentang lingkungan ketika

orang-orang belum menaruh perhatian.

Almarhum juga salah satu penggagas Pola

Ilmiah Pokok (PIP) Unpad pada tahun 1976,

yakni Bina Mulia Hukum dan Lingkungan

Hidup. Selain itu, almarhum banyak mem-

bina dosen-dosen hingga setidak-tidaknya

melahirkan 4 guru besar di lingkungan Un-

pad. Salah satunya adalah Prof. Erri N.

Megantara.

Sumber:

Dok. Penerbit

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

126

Di mata Prof. Erri, almarhum adalah

sosok yang sederhana, yang tidak ambisius

untuk menjabat sesuatu. “Beliau pernah

menolak tawaran untuk menjadi menteri.

Beliau tidak ingin terikat dengan birokrasi

tertentu untuk menjaga independensinya.

Namun, apabila dimintai bantuan oleh

pemerintah, beliau mau, seperti penanganan

illegal logging

(pembalakan liar) misalnya.

Namun, jika secara struktural, mungkin beliau

tidak ambisius untuk menjadi seorang peja-

bat,” ujar Prof. Erri.

Ditambahkannya, gagasan Prof. Otto

yang belum terwujud adalah budaya berjalan

kaki. Selain demi kesehatan, jalan kaki juga

salah satu penghematan energi. Prof. Erri

berpesan agar menjadikan Prof. Otto sebagai

panutan. “Kalau kita mencintai lingkungan,

ya, Pak Otto inilah yang tepat menjadi

panutan kita, karena dia memperjuangkan

masalah lingkungan”.

Prof. Otto lahir di Purwokerto, 19

Februari 1926 dari pasangan Soediro Marto-

sudigdo dan Soemarni. Beliau memperoleh

pendidikan di SD Temanggung (1941),

MULO Jogjakarta (1944), dan Fakultas

Pertanian UGM (1954). Gelar Doktor diraih

dalam Plant Physiology, University of Cali-

fornia, Berkley, AS, pada tahun 1960.

Pada tahun 1952 beliau mengawali

karier di UGM sebagai Asisten Botani Fakultas

Pertanian UGM, Asisten Ahli FP UGM

(1955), Guru Besar Ilmu Bercocok Tanam,

Fakultas Pertanian & Kehutanan UGM (1960,

pada usia 34 tahun). Almarhum pernah

menjabat Direktur

South East Asia Ministers

of Education Organization

(SEAMO) dan

Biotrop Bogor (1968-1972). Di lingkungan

Unpad sendiri, beliau memulai karier sebagai

Guru Besar Tata Guna Biologi Unpad (1972),

Direktur Lembaga Ekologi Unpad (1972), dan

Guru Besar Emeritus Unpad hingga wafat.

Sejumlah penghargaan telah beliau

terima. Pada tahun 2007 beliau memperoleh

Anugerah Sewaka Winayaroha dari

pemerintah melalui Dirjen Dikti. Tahun 1993

beliau memperoleh gelar Honoris Causa dari

Wageningen Agricultural University, Belanda,

atas jasanya mengembangkan konsep

pekarangan dan pemikiran tentang kaitan

hutan dan lingkungan. Beliau juga menerima

Bintang Mahaputra Utama (1981), Satyalen-

cana Kelas I (1982), dan

Order of The Golden

Ark

dari negara Belanda.

Prof. Otto dikenal cukup produktif

dalam membuat buku, karya tulis ilmiah,

maupun tulisan di media massa. Beberapa

di antaranya berikut.

1.

The Alang-alang Problem In Indonesia,

Paper, The Tenth Pacific Science Con-

gress,

Honolulu, As, (1961).

2.

Problems of High School Biology Teach-

ing In Indonesia,

UICN, Publications,

1968; bersama Kadarsan Sampoerno.

3.

Ecological Aspects of Development,

Elsevier Publishing Co., Amsterdam.

4.

Prinsip Sistem Penafsiran Pengaruh

Lingkungan

, Bandung, Lembaga Ekologi

Unpad (1974).

5.

Environmental Education and Research in

Indonesian

Universities

, Singapore,

Maruzen Asia.

6.

Jaring-jaring Kehidupan Mengenai

Amdal,

Indrapress, 1981.

7.

(Ekologi Lingkungan Hidup dan Pem-

bangunan

, Jakarta, Djambatan (1983).

8.

Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan

Global,

Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

(1991).

9.

Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan

Hidup,

Yogyakarta, UGM Press (2001).

(Sumber:

www.google.com,

dengan pengubahan)

Sebelum menceritakan tokoh idola, sebaiknya kalian mema-

hami riwayat singkat tokoh beserta prestasi atau kelebihan yang

dimiliki tokoh tersebut. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu

alasan tokoh tersebut pantas diidolakan.

Pelajaran 6 Lingkungan

127

Uraian mengenai Prof. Otto Soemarwoto yang dapat dijadikan

alasan untuk mengidolakannya, dapat dicontohkan seperti berikut.

I. Ringkasan riwayat hidup Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto

Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto merupakan salah satu

putra bangsa yang memiliki prestasi dan pengalaman di bidang

lingkungan yang sangat besar, baik di dalam negeri maupun

luar negeri. Beliau yang dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah,

pernah menjabat sebagai Guru Besar Emeritus Unpad. Sebelum

menduduki jabatan tersebut, beberapa jabatan penting yang

berkaitan dengan pendidikan dan lingkungan di negara ini telah

beliau tekuni. Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto dalam perjalanan

hidupnya banyak mengundang perhatian. Karya-karya yang

berkaitan dengan pendidikan dan lingkungan telah banyak

memberikan sumbangan yang besar bagi bangsa dan negara

ini.

II. Gagasan dan sikap yang mengagumkan dari Prof. Dr. Ir.

Otto Soemarwoto

Prestasi pendidikan yang luar biasa.

Besarnya sumbangan pada bangsa, baik dari pemikiran

dan karya tulisnya yang berkaitan dengan pendidikan

dan lingkungan.

Prinsip hidup yang sederhana dan tidak ambisius.

Sikap bijaksana dalam menanggapi masalah.

III. Sikap dan tindakan yang dapat dicontoh dari Prof. Dr. Ir.

Otto Soemarwoto

Beberapa sikap yang patut dan perlu dicontoh dari tokoh

tersebut adalah sikapnya yang rendah diri, sederhana, tidak

ambisius, kepribadian yang arif dan bijak, suka membantu, serta

ketulusannya dalam mencintai lingkungan.

IV. Prestasi dan karya-karyanya

Pencetus dalam pendidikan dan penelitian lingkungan

hidup di Indonesia.

Penggagas amdal.

Pendiri sekaligus Direktur Lembaga Ekologi Unpad

yang mengilhami berdirinya lembaga sejenis di

perguruan tinggi lain.

Penggagas Pola Ilmiah Pokok (PIP) Unpad, Bina Mulia

Hukum dan Lingkungan Hidup.

Membina dosen-dosen hingga setidak-tidaknya

melahirkan empat guru besar di Lingkungan Unpad.

Bingkai Bahasa

Pada biografi di atas

terdapat penulisan nama

yang disertai gelar.

Penulisan singkatan, na-

ma, dan gelar, harus

diikuti tanda titik.

Contoh: Prof. Dr. Ir.

Otto Soemarwoto, Dra.

Rini Soemarwoto, dan

sebagainya. Penulisan

gelar yang terletak di

belakang nama, diberikan

tanda koma pada akhir

nama atau setelah nama.

Contoh: Harry Laode,

M.Si., Melly Oktavia,

S.S., Nyoman Anggita,

S.H., dan sebagainya.

Pada biografi di atas

tercantum juga kata-kata

menaruh

yang berasal

dari kata dasar

taruh

.

Kata

menaruh

merupakan kata khusus,

yaitu kata yang memiliki

cakupan arti lebih sempit

dibanding dengan kata

umumnya. Kata umum

dari

menaruh

adalah

meletakkan

. Contoh lain:

melihat (kata umum),

mengintip, mencermati,

melirik, (kata khusus).

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

128

Menulis beberapa buku karya tulis ilmiah maupun

tulisan di media massa, baik masalah lingkungan

maupun pendidikan.

Penghargaan Bintang Mahaputra Utama, Satyalencana

Kelas I, dan

Order of The Golden Ark

.

Penggagas budaya berjalan kaki, tapi belum terwujud.

Hal yang perlu kalian perhatikan dalam menceritakan seorang

tokoh atau tokoh idola adalah kelengkapan isi, kejelasan, serta hal-

hal yang menarik untuk diceritakan, yang meliputi berikut.

1.

Berkaitan dengan kelengkapan isi cerita, meliputi: a) identitas

tokoh, b) perjalanan hidup tokoh, c) peristiwa-peristiwa penting

bagi tokoh, d) keunggulan atau kelebihan dan kekurangan

tokoh, serta e) hal-hal yang patut dicontoh dari tokoh.

2.

Berkaitan dengan kejelasan penceritaan, meliputi: a) variasi

intonasi, b) kejelasan artikulasi, serta c) volume suara.

3.

Berkaitan dengan hal-hal yang menarik untuk diceritakan,

meliputi: a) bentuk penyampaian cerita, b) pemilihan kata, serta

c) kelengkapan materi atau isi.

Uji Kemampuan 2

Bacalah dengan cermat cerita tokoh idola berikut!

Mengenang Sosok Prof. Dr. H. Koesnadi Hardjasoemantri, S.H. M.L.

Sejumlah teman, mantan murid,

keluarga, dan simpatisan Prof. Koesnadi

memenuhi Ruang Rimbawan I Gedung

Manggala Wanabakti hari Selasa malam, 13

Maret 2007 di Jakarta. Mereka berkumpul

untuk memberikan penghormatan kepada

beliau sekaligus memberikan dukungan pada

berbagai kegiatan pendidikan yang

dikembangkan oleh almarhum. ICEL dan

Yayasan KEHATI menjadi penyelenggara

kegiatan yang dihadiri oleh banyak kalangan

ini.

Acara yang seharusnya menjadi malam

ungkapan syukur dan sukacita atas umur

panjang dan penghargaan atas dedikasi beliau,

justru menjadi malam mengenang beliau.

Betapa tidak, acara yang awalnya diadakan

pada 5 Februari lalu terpaksa ditunda akibat

banjir bandang di Jakarta. Acara tersebut

digelar tanpa dihadiri lelaki kelahiran

Tasikmalaya 9 Desember 1926 lalu. Tepat

tujuh hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 7

Maret 2007 tokoh sederhana yang gemar

bersenda gurau itu telah pergi meninggalkan

kita semua. Beliau meninggal akibat kecela-

kaan pesawat Garuda yang ditumpanginya

dari Jakarta ke Jogjakarta.

Seiring dengan peringatan ulang tahun

dan peluncuran kumpulan tulisan terpilih

Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri berjudul

Ekologi, Manusia, dan Kebudayaan

malam

itu, sejumlah dana dapat terkumpul untuk

Universitas Gunung Kidul. Beliau, Guru Besar

(Emeritus) Hukum lingkungan Universitas

Gadjah Mada (UGM), itu yang menjadi

donatur tetapnya. Di mata Ismid Hadad,

Direktur Eksekutif KEHATI, Pak Koes, begitu

biasa disapa, merupakan sosok yang baik.

Pelajaran 6 Lingkungan

129

“Meskipun pensiunan, setiap bulannya beliau

rela mengeluarkan 10-20 juta untuk

menyumbang ke Universitas Gunung Kidul,”

kenangnya. Almarhum tercatat sebagai salah

satu pendiri Yayasan Keanekaragaman Hayati

Indonesia (KEHATI).

Dedikasinya terhadap dunia pendidikan

dan lingkungan tidak diragukan lagi. Berkarier

di lingkungan pendidikan sejak tahun 1964

sampai 1980. Tahun 1984, beliau diangkat

menjadi Sekretaris Menteri Negara Penga-

wasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup.

Beliau juga menjabat sebagai Sekretaris

Menteri Negara Kependudukan dan Ling-

kungan Hidup pada tahun 1980 sampai 1986.

Pada tahun 1986 sampai 1990, beliau

menjadi Rektor UGM. Pada saat menjadi

Rektor UGM, beliau juga menjadi Staf Ahli

Menteri Negara KLH dari tahun 1986 sampai

1988. Pada tahun 1987 sampai 1992, beliau

menjabat anggota MPR RI.

Di samping mengajar di berbagai

perguruan tinggi di Indonesia, almarhum juga

menjadi dosen tamu di beberapa universitas

di Kanada, Belanda, dan Jepang (1990-1995).

Para guru besar negara-negara lain sangat

kagum dengan Pak Koes. Ini dikarenakan ke-

berhasilannya untuk menjadikan Hukum Ling-

kungan sebagai mata kuliah wajib di Fakultas-

fakultas Hukum di Indonesia,” ungkap Mas

Achmad Santosa. Bersama-sama guru besar

hukum lingkungan lainnya dari Asia Pacific,

beliau juga berhasil mendirikan

Asia Pacific

Centre for Environmental Law

(APCEL) yang

berkedudukan di National University of

Singapore (NUS). Pak Koes juga ikut

mendorong terbentuknya The (

International

)

Academy of Environmental Law

-IUCN.

Semasa menjabat Rektor UGM, Pak

Koes dikenal sebagai tokoh akomodatif yang

dicintai mahasiswa. Kala itu dia disambut

hangat

civitas

akademika UGM. Maklum, dia

bukanlah orang asing di universitas tertua

Indonesia yang dibangun di masa kemer-

dekaan itu. Dia lulusan Fakultas Hukum

UGM, 1964. Sikap kebapakan adalah salah

satu sifat beliau dalam berhubungan dengan

mahasiswa maupun mantan mahasiswanya.

“... Dalam setiap pertemuan, beliau

selalu menempatkan keberadaannya sebagai

seorang bapak kepada anaknya. Beliau tetap

memberikan bimbingan dalam bentuk

pemikiran-pemikiran yang produktif dan

usulan-usulan untuk selalu memerhatikan

lingkungan hidup demi kesejahteraan ma-

syarakat,” ungkap Prof. Dr. T. Gayus Lum-

buun, S.H. M.H. Beliau ialah mantan Bim-

bingan Program Doktor Pak Koes, yang seka-

rang menjadi anggota DPR dan Rektor Uni-

versitas Krisnadwipayana.

Setelah tidak menjabat rektor, Pak Koes

pun antara lain aktif sebagai Ketua Umum

Pengurus Pusat Harian Kagama;

visiting pro-

fessor

di Dalhousie University, Halifax,

Kanada; Kepala Pusat Dokumentasi Per-

undang-Undangan Lingkungan; Direktur Pro-

gram Pascasarjana Universitas Tarumangera;

Andalan Nasional Urusan Penelitian, Pe-

ngembangan, dan Lingkungan Hidup Kwartir

Nasional Gerakan Pramuka; Wakil Ketua

Masyarakat Transparansi Indonesia; dan Ketua

Akademi Jakarta.

Tidak hanya itu, dalam bidang sosial

dan kebudayaan, lelaki penyuka seni ini ikut

mendirikan sekaligus Anggota Pengurus

Yayasan Nusantara Jaya. Beliau juga men-

dirikan Dana Mitra Lingkungan (1983). Ber-

sama Prof. Emil Salim, beliau ikut mendirikan

Yayasan KEHATI pada tahun 1994. Dengan

menempuh pendidikan di Fakultas Hukum

UGM (1964), Fakultas Hukum Universitas

Leiden, Netherland (Drs. M.L. 1981), dan

meraih gelar doktor dari Universitas Leiden

(1981), beliau pun telah menulis beberapa

buku dalam bidang hukum lingkungan.

Dalam kebijakan lingkungan di Indo-

nesia, pakar hukum lingkungan ini ikut

menyusun beberapa perundangan seperti UU

Lingkungan Hidup dan UU Pengelolaan

Sumber Daya Alam (PSDA) sejak 6 tahun lalu.

Sayang, akhirnya beliau tidak bisa lagi

mengikuti pembahasan RUU tersebut.

Padahal, sejak 6 tahun lalu, sebagai ketua

tim penyusun, beliau sangat intensif mela-

kukan pembahasan. Apalagi sampai sekarang,

UU ini belum juga terwujud.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

130

Kerjakanlah sesuai dengan perintah di buku tugasmu!

1.

Tulislah beberapa hal yang patut dicontoh dari perjalanan hidup

tokoh pada cerita tokoh idola di atas!

2.

Jelaskan alasan tokoh lingkungan Prof. Koesnadi Hardja-

soemantri menjadi idola oleh sebagian orang!

3.

Buatlah ringkasan dari wacana di atas dengan bahasamu!

4.

Sampaikanlah cerita mengenai Prof. Koesnadi Hardjasoe-

mantri berdasarkan wacana di atas secara lisan di depan kelas!

1.

Carilah informasi yang lengkap berkenaan dengan tokoh yang

kamu idolakan!

2.

Tulislah informasi-informasi penting tersebut!

3.

Buatlah ringkasan profil tokoh idaman!

4.

Jelaskan alasan-alasanmu mengidolakannya!

5.

Ceritakanlah tokoh yang kamu idolakan secara lisan di depan

kelas!

TAGIHAN

Di mata para sahabat, Pak Koes adalah

pribadi yang komplit. Beliau demokratis,

tulus dan bersahaja, tetapi tetap humoris.

Tidak heran apabila semua orang merasa dekat

dengan Pak Koes, karena gaya dan pendekatan

Pak Koes sangat demokratis, bersahaja, lugas,

tulus, pandai memotivasi sekaligus pandai

menjaga perasaan orang, serta terampil dalam

menyampaikan humor. Pak Koes tidak

memandang lawan bicara, sekalipun lawan

bicaranya sangat yunior. Beliau akan menang-

gapi lawan bicaranya dengan serius dan

telaten seperti halnya menghadapi lawan bi-

cara yang lain. Kemarahan beliau diungkap-

kan apabila ada orang yang memiliki pan-

dangan-pandangan yang tidak demokratis,

sangat birokratis, tidak sopan, dan anarkis.

Lelaki bersahaja yang pernah menjadi

tentara pelajar ini, telah memperoleh

beberapa penghargaan dari Pemerintah Indo-

nesia dan negara lain. Penghargaan tersebut

misalnya Bintang Gerilya, Satyalencana

Perang Kemerdekaan, Satyalencana

Kebudayaan,

Chevalier dans L’Ordre des Arts

et des Lettress

, Perancis (1994), dan

Officer

in de Orde van Oranje Nassau

, Negeri

Belanda (1980).

Pak Koes adalah seorang pemimpin yang

sangat ingin melihat bangsanya maju.

Namun, beliau tidak suka menampilkan diri

ke depan dan tidak vokal. Beliau serius dan

bersungguh-sungguh dalam mengerjakan

segala sesuatunya. Beliau bukan tipe orang

yang mengejar popularitas, jabatan, atau

kehormatan. Dalam setiap kesempatan,

beliau selalu menunjukkan sikap yang santun

dan rendah hati.

Acara berlangsung dengan khidmat.

Dana yang diperoleh dari penggalangan dana

ditujukan untuk mendukung pengembangan

Universitas Gunung Kidul. Acara ini ditutup

dengan pendeklarasian Yayasan Koesnadi

untuk pendidikan.

(Sumber:

www.google.co.id

, dengan pengubahan)

Pelajaran 6 Lingkungan

131

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

membaca puisi

dengan menggunakan

irama, volume suara,

mimik, dan kinesik

yang sesuai dengan

isi puisi.

C. Membaca Indah Puisi

Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra memiliki muatan

pesan yang disampaikan oleh penciptanya. Muatan pesan tersebut

dikemas ke dalam bahasa yang menarik, yang dituangkan dalam

bentuk baris dan bait. Berkenaan dengan hal tersebut, membaca

puisi berbeda dengan membaca biasa. Membaca puisi sering

diistilahkan dengan deklamasi. Adapun beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam membaca puisi adalah berikut.

1.

Pemahaman dan penghayatan terhadap isi puisi.

2.

Memahami unsur-unsur pembacaan puisi, yang meliputi irama,

volume suara, mimik, kinesik, dan ekspresi.

Perhatikan puisi berikut dengan saksama!

Membaca Tanda-tanda

Oleh: Taufiq Ismail

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan

Meluncur lewat sela-sela jari kita

Ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas

Tapi, kini kita telah mulai merindukannya

Kita saksikan udara abu-abu warnanya

Kita saksikan air danau yang semakin surut

tampaknya

Burung-burung kecil tak lagi berkicau di pagi

hari

Hutan kehilangan ranting

Ranting kehilangan daun

Daun kehilangan dahan

Dahan kehilangan hutan

Kita saksikan gunung memompa abu

Abu membawa batu

Batu membawa lindu

Lindu membawa longsor

Longsor membawa banjir

Banjir membawa air

Air mata

Kita telah saksikan seribu tanda-tanda

Bisakah kita membaca tanda-tanda

Ingin Tahu?

Kegiatan pembacaan

puisi jelas memerlukan

pemahaman dan

penghayatan terhadap isi

puisi itu sendiri.

Pemahaman merupakan

langkah awal untuk dapat

sampai pada

penghayatan. Langkah

pertama pemahaman

adalah membaca puisi itu

berulang kali sebelum

kita membawakannya di

depan forum kelas.

Dengan membaca secara

berulang kali, kita dapat

menangkap isi puisi yang

disampaikan oleh

penyair. Selain itu, kita

dapat pula membuka

kamus untuk mencari

tahu arti kata-kata yang

digunakan dalam puisi

tersebut, yang

sebelumnya terkadang

kita belum mengetahui

artinya. Kita juga perlu

memerhatikan

pemenggalan kata, jeda,

dan intontasi kalimat

yang akan kita lakukan,

karena ketiganya akan

berpengaruh terhadap

makna puisi yang kita

bacakan.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

132

1. Penerapan unsur irama dalam pembacaan sebuah puisi dapat

diartikan sebagai pengolahan nada yang menyangkut tinggi

rendah dan panjang pendeknya nada dalam pembacaan.

Berkaitan dengan irama, seorang pembaca puisi harus sadar

akan kekuatan napas dan jangkauan vokal yang dimiliki.

2. Unsur mimik dalam pembacaan puisi berkaitan dengan

ekspresi wajah. Pada pembacaan puisi di atas dapat dicon-

tohkan bahwa ekspresi wajah dalam pembacaan lebih

berkarakter pada suasana duka dan tenang. Hal ini terkait

dengan isi atau tema yang terkandung dalam puisi tersebut.

3. Penerapan unsur kinesik (bisikan) dalam pembacaan puisi di

atas dapat diterapkan pada kata-kata yang bersifat tanya,

keluhan, atau penekanan. Contoh:

Air mata

(bait kedua) dan

Bisakah kita membaca?

(bait terakhir).

4. Sebagai pembaca puisi, kalian harus sadar betul bahwa vo-

lume suara dalam pembacaan dapat menjangkau seluruh

pendengar, tidak terkesan dipaksakan, jelas, dan mantap.

5. Penerapan unsur penghayatan terhadap puisi di atas dapat

kalian awali dengan pemahaman tema atau isi puisi tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa tema puisi tersebut berkaitan dengan

hal tanda-tanda sebuah bencana

. Untuk itu, kalian harus

dapat merenungkan suasana yang berkaitan dengan tema

tersebut.

Uji Kemampuan 3

Pahamilah petikan puisi berikut dengan saksama!

Rinduku pada Hutan

Oleh: Evelyn R.A.

Rinduku pada Hutan

Menghirup udaranya

Memandang Rimbunya

Hijau Daunnya

Sepinya

Rinduku pada hutan

Menginjak rumputnya

Embunnya

Rinduku pada hutan

Mendengar kicau burungnya

Teriakan sang kera

Sumber:

Dok. Penerbit

Pelajaran 6 Lingkungan

133

Auman harimau

Kegesitan kijang

Atau ular yang melata

Rinduku pada hutan

Rindunya kehidupan

Kerjakan sesuai dengan perintah!

1. Bacalah puisi di atas dengan memerhatikan unsur kemenarikan

pembacaan puisi!

2. Diskusikan dengan teman-teman dan gurumu berkaitan dengan

hal-hal yang menarik dari pembacaanmu!

3. Renungkanlah hasil diskusimu sebagai bahan latihanmu dalam

membacakan puisi!

D. Mengubah Teks Wawancara Menjadi

Narasi

Pernahkah kalian mewawancarai seorang tokoh atau

narasumber? Bagaimanakah cara kalian membuat catatan yang

bersumber dari hasil wawancara tersebut? Dapatkah kalian

mengubahnya menjadi bentuk narasi? Pada pembelajaran ini, kita

akan membahas cara mengubah teks wawancara menjadi narasi.

Tujuan wawancara adalah untuk mendapatkan berbagai

informasi dari informan. Setelah informasi yang diperlukan dirasa

cukup, proses pembuatan narasi merupakan pekerjaan yang harus

dihadapi oleh pewawancara. Untuk memahami lebih lanjut menge-

nai proses pembuatan narasi yang berasal dari teks wawancara,

perhatikan teks wawancara berikut beserta penjelasannya.

Bukalah kembali salah satu

puisi yang pernah kalian

tulis, kemudian bacalah

puisi tersebut dengan

memerhatikan penggunaan

irama, mimik, kinesik, dan

volume suara.

TAGIHAN

Anda percaya

nggak

, bahwa pem-

belajaran hati nurani anak melalui televisi

dapat dicapai?

Eeeh ... (diam sejenak), apa pun sikap

kita jika anti terhadap televisi, misalnya ...,

harus dibalik. Menurut saya, televisi harus

selalu menjadi bagian dari sahabat kita,

karena televisi menjadi bagian dari kehidupan

kita sekarang. Artinya, dalam persahabatan

‘kan ada banyak. Apalagi dengan media. Ada

semacam pembelajaran membaca

grammar

(tata bahasa). Jika di media cetak ada proses

alfabet (urutan abjad), maka televisi juga

harus ada proses pembelajaran ABC.

Menyeleksi waktu tayang, itu juga

grammar

.

Anda memaknai nilai-nilai moral seperti

apa di situ?

Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar kalian

adalah dapat

menarasikan teks

wawancara dengan

memerhatikan cara

penulisan kalimat

langsung dan tidak

langsung.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

134

Multikultur. Mengalami keindonesiaan

secara beragam sejak dini itu dulu hanya pada

teks saja, seperti Pancasila dan Bhinneka

Tunggal Ika. Kita betul-betul tidak menga-

lami secara keindraan, seperti perasaan kita

dan mata kita. Nah, dengan melihat Pustaka

Anak Nusantara, maka proses multikultur

atau lintas budaya dapat dimulai dengan

identifikasi.

Di dalam proses itu, orang belajar ruang

keluarga, kampung, dan sebagainya. Maka,

dalam Pustaka Anak Nusantara ada profesi

nelayan, pemerah susu, dan sebagainya.

Selalu ada hubungan dengan keluarga,

hubungan dengan kampung, dengan ketua

adat, dan sebagainya.

(Sumber:

Wawancara Garin Nugroho di Majalah

Familia

, 2004, dengan pengubahan))

Menarasikan teks wawancara berarti mengubah teks bentuk

dialog atau wawancara menjadi bentuk paragraf cerita. Upaya

menarasikan sebuah teks wawancara harus kalian awali dengan

memahami teks wawancara tersebut secara lengkap dan jelas.

Hal ini bertujuan agar narasi yang kalian tuliskan tidak mengurangi

kelengkapan dan kejelasan isi wawancara.

Contoh hasil narasi dari teks wawancara di atas dapat kalian

tuliskan sebagai berikut.

Proses Pembelajaran Multikultur melalui Multimedia

Proses pembelajaran multikultur melalui multimedia dapat

dilakukan dengan memupus sikap anti terhadap televisi. “Karena

televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sekarang. Artinya,

ada semacam proses pembelajaran dengan menyeleksi acara dan

waktu tayang,” ujar Garin Nugroho. Lebih lanjut Garin menegaskan

bahwa pembelajaran multikultur dapat ditanamkan sejak dini

dengan melihat Pustaka Anak Nusantara, sebab di dalamnya

terdapat profesi nelayan, pemerah susu, dan lain sebagainya. Melalui

proses ini, anak dapat mulai mengidentifikasi multikultur atau

lintas budaya, yang selama ini hanya dikenalnya melalui teks.

Dengan demikian, upaya melacak dan merumuskan kembali

hubungan profesi yang ditekuni dengan keluarga, kampung, ketua

adat, dan sebagainya dapat dilakukan secara langsung melalui

pengalaman indrawi.

Dalam contoh narasi yang kalian tuliskan terdapat kalimat

langsung dan tidak langsung berdasarkan teks wawancara. Pe-

nulisan kalimat langsung atau ungkapan asli dari narasumber dapat

kalian tuliskan dengan menggunakan tanda kutip sebagaimana atur-

an penulisan kalimat langsung seperti terdapat pada narasi paragraf

pertama. Penulisan kalimat atau ungkapan dari narasumber dalam

bentuk kalimat tidak langsung, dapat kalian tuliskan dengan

menambahkan kata, misalnya:

Menurut ..

.; atau

Berdasarkan

...

; atau

Lebih lanjut Garin mengatakan ...

, dan sebagainya.

Pelajaran 6 Lingkungan

135

X:

Apa sajakah faktor yang dapat merusak

lingkungan?

Y : Sebenarnya banyak faktor yang dapat

merusak lingkungan. Salah satu di an-

taranya meningkatnya jumlah kendaraan

yang berbahan bakar solar. Bahan bakar

solar memang dianggap cukup ekonomis

karena harganya yang murah. Hal inilah

yang membuat para produsen mobil

berbahan bakar solar untuk meningkatkan

jumlah produksinya. Namun, hal itu

justru menimbulkan polusi udara yang

berbahaya bagi lingkungan dan manusia.

X:

Lalu bagaimana mengatasinya?

Y : Begini, perlu adanya suatu tindakan

penyelamatan lingkungan secara menye-

luruh. Artinya, tindakan ini melibatkan

semua pihak yang terkait, mulai dari

pemerintah sampai masyarakat pemilik

kendaraan dan masyarakat pengguna jasa.

X:

Bagaimana langkah konkretnya?

Z : Perlu dibuat satu aturan yang baku

tentang kewajiban setiap kendaraan

untuk menggunakan alat pengaman emisi

(pancaran) gas buang. Sementara itu,

diperlukan juga kesadaran bersama bahwa

lingkungan yang bersih dan sehat bukan

hanya tanggung jawab pemerintah. Untuk

itu, peran serta masyarakat pun sangat

diperlukan.

X:

Sebenarnya apa keuntungan alat

pengaman emisi (pancaran) gas buang

bagi masyarakat pengguna?

Y : Ya ... Saya kira, alat ini dibuat dengan

tujuan awalnya memang untuk mere-

duksi emisi (pancaran) gas buang khusus

kendaraan diesel berbagai merek dengan

pemanasan awal terhadap solar sebelum

masuk ke ruang bakar.

Manfaat menggunakan alat ini, ternyata

tidak hanya mampu mereduksi (mengu-

rangi) gas buang. Akan tetapi, juga dapat

meningkatkan kualitas (mutu) bahan

bakar solar sebelum masuk ruang bakar

dan menyebabkan oli mesin lebih tahan

lama. Selain itu, dapat mengurangi

pergerakan pada mesin, menurunkan

temperatur mesin, dan menambah torsi

(putaran) sekitar 10%.

X :

Berapa lama alat ini mampu bertahan?

Y : Saya kira, alat ini dapat bertahan kurang

lebih lima tahun dan bebas perawatan.

Selain

body

(tubuh) tabung alat ini terbuat

dari baja,

coil

(kumparan) di bagian

atasnya terbuat dari kuningan. Jadi jelas,

alat ini mampu bertahan sekitar 5 tahun.

X :

Apa cukup hanya dengan alat pengaman

emisi gas buang lalu masalah polusi

(pencemaran) udara teratasi?

Z : Sebenarnya tidak cukup hanya itu. Perlu

juga diterapkan jalur hijau yang mampu

menjadi paru-paru kota. Selama ini

banyak lahan yang semestinya menjadi

jalur hijau, tetapi justru digunakan untuk

keperluan-keperluan lain, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat. Akhir-

nya, paru-paru kota yang dimaksudkan

untuk mengurangi polusi hanya tinggallah

sebuah nama. Selain itu, perlu adanya

analisis dampak lingkungan bagi industri

yang ada di sekitar kita. Saya kira, jika

semua pihak menyadari betapa penting-

nya keberadaan lingkungan yang bersih

dan sehat, paling tidak permasalahan

pencemaran lingkungan dapat teratasi.

(Sumber:

Suara Merdeka

, 15 September 2004,

dengan pengubahan)

Uji Kemampuan 4

Perhatikanlah teks wawancara berikut!

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

136

Evaluasi Pelajaran 6

Kerjakan di buku tugasmu!

1.

Simaklah wawancara berikut dengan cermat!

Kerjakanlah dengan cermat di buku tugasmu!

1.

Apakah tema yang diangkat dalam wawancara di atas?

2.

Jelaskan pokok-pokok utama informasi dalam wawancara

tersebut!

3.

Ubahlah bentuk wawancara tersebut menjadi bentuk narasi!

4.

Apa sajakah hal yang diperlukan untuk mengubah teks

wawancara menjadi bentuk narasi?

5.

Diskusikan hasil kerjamu bersama teman-temanmu!

6.

Temukanlah kekurangan dari hasil kerjamu dan benahilah!

1. Dalam menyimpulkan pikiran,

pendapat, dan gagasan narasumber,

perlu mencatat pokok-pokok penting

yang terdapat dalam wawancara

tersebut. Selanjutnya, pokok-pokok

penting tersebut dapat dipadukan

menjadi sebuah kesimpulan.

2.

Menceritakan tokoh idola dapat

dilakukan apabila memahami riwayat

singkat tokoh beserta prestasi atau

kelebihan yang dimilikinya. Hal yang

perlu diperhatikan dalam mencerita-

kan seorang tokoh adalah kelengkap-

an isi, kejelasan, serta hal-hal yang

menarik untuk diceritakan.

3.

Membaca indah puisi dapat dilakukan

dengan baik apabila memahami dan

menghayati isi puisi serta mamahami

unsur-unsur pembacaan puisi.

4.

Menarasikan teks wawancara berarti

mengubah teks bentuk dialog atau

wawancara menjadi bentuk paragraf

cerita. Menarasikan teks wawancara

dapat diawali dengan memahami teks

wawancara secara lengkap dan jelas.

RANGKUMAN

Masalah banjir besar yang terjadi di

Jakarta dalam sepekan lalu tidak terlepas dari

kebijakan pola pengembangan pemerintah

Provinsi DKI Jakarta yang dinilai tidak meng-

indahkan faktor daya dukung lingkungan.

Ketua komisi D DPRD DKI Jakarta,

Sayogo Hendrosubroto, menilai bahwa

kebijakan tata ruang DKI Jakarta perlu

dievakuasi. Ini bertujuan agar persoalan banjir

dapat diminimalisasi, termasuk pemberian

izin bangunan yang saat ini dianggap carut-

marut. Menurut dia, dengan pesatnya

pembangunan, Jakarta tidak mengindahkan

pola kebijakan lingkungan. Namun, justru

menyebabkan terjadinya pengerasan

permukaan tanah di Jakarta. Akibatnya,

tingkat

run off

(daya luncur air) makin tinggi.

Berikut petikan wawancaranya.

Pelajaran 6 Lingkungan

137

Bagaimana Anda melihat masalah

banjir di Jakarta?

Kita akan meminta informasi terakhir

dengan mengadakan rapat kerja antara Dinas

Pekerjaan Umum (DPU), Tata Kota, serta Pe-

ngawasan dan Pengendalian Bangunan (P2B).

Terhadap DPU, dalam rangka menginven-

tarisasi genangan banjir yang terjadi. Tahun

lalu, ada 78 titik genangan, sekarang menjadi

berapa. Akan kita evaluasi. Banjir tahun ini

kan cukup besar. Hal ini bukan dikarenakan

masalah bagaimana kita membangun sarana

pengendalian banjir saja. Namun, kita juga

harus melihat kebijakan-kebijakan mengenai

tata ruang dan pemberian izin-izin bangunan,

sehingga harus melibatkan tata kota.

Selain itu, kita juga akan meminta in-

formasi mengenai SK Gubernur yang dulu

telah disampaikan ke DPRD untuk mena-

ngani banjir. Mungkin juga nanti saya minta

tata ruang yang ada dengan kebijakan-kebijak-

an yang ada perlu dipertahankan, diperketat,

atau bagaimana, menyangkut bangunan-

bangunan di Jakarta. Karena, terus terang saja,

dengan makin banyaknya bangunan

pengerasan di Jakarta, maka

run off

akan naik.

Secara umum,

run off

seharusnya 0,3,

tapi setelah menjadi 0,9 sampai 1

menyebabkan air tidak meresap dan banyak

yang langsung mengalir ke saluran. Perubahan

dan pembangunan daerah yang menjadi

parkir air ini perlu diinventarisasi. Dari segi

itu, kewajiban pengembangan adalah yang

sesuai dengan yang dituangkan saat mereka

memohon izin. Apabila memang ada yang

melanggar, harus ditindak. Jangan sampai ada

toleransi baru terhadap penyimpangan-

penyimpangan yang ada atau penundaan

kewajiban-kewajiban itu.

Anda melihat daya resap air di Jakarta

sekarang ini seperti apa?

Sudah jauh sekali ideal. Kondisi yang

ada, misalnya, dalam memberi izin bangunan

itu, apakah halaman harus keras atau yang

dapat menyerap air. Kita harus melihat sampai

sejauh mana upaya-upaya yang dilakukan

untuk menahan

run off

, supaya air tidak

semuanya mengalir ke saluran.

Berarti, tata ruang Jakarta perlu dikaji

ulang?

Tidak. Kita minta mereka (pemda)

untuk mengevaluasi ulang dan membuat

kebijakan-kebijakan baru.

Kabarnya, wilayah resapan air di Jakarta

sangat minim dari total luas wilayah Jakarta?

Sekarang ini, ruang terbuka hijau (RTH)

di Jakarta hanya tersisa sekitar 9%. Itu sudah

termasuk rumah tinggal. Selain itu, danau-

danau penampungan juga rendah. Sudah jelas

40% wilayah Jakarta berada di bawah permu-

kaan laut, sehingga Jakarta harus mempunyai

danau-danau penampungan air yang banyak.

Sekarang mungkin 3-4%. Jika dapat mencapai

12-15%, itu sudah cukup bagus.

Mengenai pembangunan Banjir Kanal

Timur (BKT) yang sampai sekarang belum

tuntas, menurut Anda seberapa fungsionalnya

BKT menampung aliran air yang mengancam

terjadinya banjir di Jakarta?

BKT itu hanya menampung empat aliran

sungai yang masuk Jakarta dari 13 sungai besar

yang ada. Sebenarnya lima sungai, tapi yang

satu menggabung, yakni Sungai Jati Keramat

yang menggabung dengan Sungai Buaran. Jadi

sebenarnya, BKT tidak terlalu signifikan.

Memang membantu, yaitu sekitar 20-50%

limpahan air di Jakarta. Selain itu, di sana

sudah ada Cakung Drain. Jadi, Cakung dan

Buaran itu masuk ke Cakung Drain. BKT itu

perlu karena merupakan keputusan dan

memang sudah menjadi program Jakarta

sebagai salah satu cara untuk mengatasi banjir.

Akan tetapi, yang terbesar sebenarnya Sungai

Ciliwung dan Pesanggrahan, Jakarta Selatan,

yang tidak terkena banjir kanal ini. Sebenar-

nya, Sungai Ciliwung terkena banjir kanal,

tetapi belum diselesaikan.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

138

Apabila sudah selesai, Ciliwung dapat

dialirkan ke BKB. Kali Angke juga harus

diselesaikan. Memang jika dapat, dari hilir

juga dimulai. BKT hampir selesai. Setelah itu,

harus menyelesaikan kali-kali lain yang belum

tertangani. Seharusnya sudah dimulai dari

sekarang, seperti di Kali Angke. Ini dimaksud-

kan supaya ujung atau muaranya besar

sehingga dapat mempercepat perjalanan air.

Program ini harus dilaksanakan tahun demi

tahun, sehingga pada tahun 2012 ancaman

banjir sudah dapat tertangani dengan baik

atau paling tidak tinggal sedikit lagi. Makin

meningkatnya anggaran kita, kita harapkan

Jakarta memiliki program penanggulangan

banjir yang menyeluruh.

(Sumber:

Seputar Indonesia

, Minggu 11 Februari

2007, dengan pengubahan)

Kerjakan tugas berikut dengan cermat dan teliti!

a. Tuliskan hal-hal penting yang terdapat dalam wawancara

yang kamu simak!

b. Apakah kesimpulan isi wawancara tersebut?

c. Bagaimanakah kejelasan informasi yang disampaikan

narasumber?

d. Ungkapkan komentarmu terhadap pendapat narasumber

dalam wawancara yang kamu simak!

2.

Cermatilah riwayat singkat tokoh berikut!

Erna Witoelar Tokoh Lingkungan Hidup

WITOELAR,

ERNA (1947- ), tokoh

lingkungan hidup dan

aktivis YLK (Yayasan

Lembaga Konsumen).

la juga merupakan

pendiri dan pernah

menjabat Direktur

Eksekutif Wahana

Lingkungan Hidup In-

donesia (Walhi).

Erna lahir di Sengkang, Sulawesi Selatan.

Setamat SMA di Ujung Pandang (1964). Ia

melanjutkan ke Institut Teknologi Bandung

Jurusan Teknologi Kimia. Semasa menjadi

mahasiswa, ia menjabat ketua Perhimpunan

Mahasiswa Bandung dan memimpin sekre-

tariat bersama organisasi mahasiswa lokal

(1970-1971). Pendidikannya di ITB diselesai-

kannya tahun 1971.

Didorong oleh minat yang kuat, ia

mendalami seluk-beluk dunia konsumen. la

mempelajari organisasi dalam bidang itu di

Australia, Belanda, Belgia, dan Inggris. Selan-

jutnya, ia menjadi konsultan Unido (PBB) di

Ankara, Turki (1974-1975) dan USIS fellow

untuk International Visitors Program ke

Amerika Serikat (1980).

Seiring dengan minat dan perhatiannya,

ia aktif dalam Yayasan Lembaga Konsumen.

Kariernya dalam yayasan ini berkembang

cepat. Setelah menjadi anggota pengurus

(1978 - 1979), ia menjabat sekretaris umum

(1979 - 1986) dan kemudian ketua umum

menggantikan Permadi, S.H. (1986) selama

tiga tahun.

Berbagai organisasi internasional dima-

sukinya. la menjadi anggota

Advisory Com-

mittee on Industry and Sustainable Develop-

ment, World Commission on Environment

and Development

(1985-1986), nara sumber

World Bank - NGO

Committee Consultation,

Manila (1986), anggota

Education Commit-

tee International Union of Conservation of

Nature and Natural Reserves

, Jenewa; ang-

gota Boards of Directors,

Environment Liai-

Pelajaran 6 Lingkungan

139

son Centre

, Nairobi (1984-1988), dan anggota

Advisory Board

,

Panos Institute

, London

(1988-1990). la juga menangani bidang

pendidikan. Sejak tahun 1980 ia menjadi

pengajar dalam pendidikan konservasi alam,

latihan analisis dampak lingkungan bagi LSM,

latihan manajemen LSM, dan berbagai pen-

didikan atau latihan dalam bidang lingkungan

hidup. Di samping itu, ia menjabat pem-

bantu dekan III Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Indonesia (1983-1987).

Wanita Bugis ini dikenal sebagai pen-

dekar lingkungan hidup yang gigih. Berkali-

kali ia tampil dalam forum internasional

membahas masalah usaha-usaha pelestarian

alam dan lingkungan hidup. la menghasilkan

puluhan makalah atau artikel mengenai

pelestarian lingkungan hidup, pengembangan

peranan LSM, partisipasi masyarakat, pe-

ngembangan peran wanita, dan perlindungan

konsumen.

Karena jasanya, ia memperoleh tanda

penghargaan Satyalencana penegak dari

KSAD melalui Pangdam VI Siliwangi (1972)

atas perannya dalam menegakkan Orde Baru.

Pada 10 Juli 1991 Erna Witoelar terpilih

menjadi ketua organisasi lembaga konsumen

sedunia (IOCU =

International Organization

of Consumers Unions

).

(Sumber:

Ensiklopedi Nasional Indonesia

17, dengan

pengubahan)

Kerjakanlah sesuai dengan perintah!

a. Jelaskan beberapa peristiwa penting dalam sejarah hidup

Erna Witoelar!

b. Buatlah ringkasan isi teks mengenai profil Erna Witoelar

di atas!

c. Sebutkan kelebihan Erna Witoelar berdasarkan teks di atas!

d. Jelaskan nilai-nilai yang bermanfaat bagi siswa dari biografi

tokoh di atas!

e. Kemukakan komentarmu berkaitan dengan kelayakan

Erna Witoelar untuk dijadikan idola!

3.

Bacalah puisi “Ranggas” dengan cermat!

Ranggas

Karya: Jalaindra

di tanah kering ini aku berpijak

mengakar di kerasnya bebatuan sunyi

sendiri melewati pergantian hari

di sela-sela karang kucari sisa embun

membungkam teriak pilu dahaga

mendendam pada terik dan nyala

sudah terlalu lama tubuhmu tak lagi kuindra

sulur-sulurku merindu mengayun tubuhmu

rerantingku mengeringrapuh

menunggu patah dan luruh

dedaunanku telah layu

hampir menguningkering

hampir gugur dari reranting

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

140

akar-akarku merindu sesapan kesejukan

yang bermataair dari bibirmu

yang mengalir melalui telaga pelukmu

(

jtngr

, 0408)

Selesaikanlah soal-soal berikut dengan cermat!

a. Temukan unsur-unsur gaya bahasa yang terdapat di

dalamnya!

b. Bagaimanakah penafsiranmu tentang makna yang terkan-

dung dalam puisi tersebut?

c. Jelaskan pesan atau isi puisi tersebut!

d. Jelaskan hal-hal yang diperlukan dalam pembacaan puisi

yang baik!

e. Jelaskan mengenai intonasi, kinesik, artikulasi, dan vokal

dalam pembacaan puisi!

4.

Perhatikanlah teks wawancara berikut!

Pimpinan proyek pembangunan BKT

yang juga Kepala Balai Besar Proyek Induk

Pengembangan Wilayah Sungai Ciliwung-Ci-

sadane (PIPWACC) Departemen Pekerjaan

Umum (DPU), Pitoyo Soebandrio, mengata-

kan bahwa jika proyek BKT selesai, tidak serta

merta membuat banjir di Jakarta sirna. BKT

hanyalah salah satu solusi dari rumitnya

penanganan banjir di Jakarta yang 40%

wilayah dari luas total sekitar 650 hektare

berada di bawah permukan laut. Berikut

petikan wawancaranya.

Pemda DKI Jakarta menargetkan BKT

selesai 2007. Bagaimana kesiapan DPU?

Kami rencanakan 2008, yang paling

ujung itu sudah kita gali tahun 2003, sedang-

kan lahan bebas langsung kita gali. Lahan

bebas semua itu sepanjang 12,5 km. Saat ini

yang sudah dibebaskan dan kita gali sepanjang

4 km. Nah, jika tanahnya sudah bebas dan

duitnya ada, maka 2008 selesai. Untuk

dananya tanya Pak Menteri Bappenas, sebab

Presiden saja sudah

ngomong

(berbicara)

seperti itu. Konstruksinya sudah menelan

Rp2,5 triliun. Sekarang sudah berjalan, tinggal

sisanya.

Sebenarnya kondisi Daerah Aliran

Sungai (DAS) Ciliwung sendiri saat ini

penanganannya seperti apa?

Di atas kita lakukan reboisasi dan

sumur resapan, di tengah kita normalisasi

situ-situ, dan di hilir kita buat BKT dan

normalisasi banjir kanal barat (BKB). Seperti

yang di depan Hotel Shangrila, itu sudah

bagus.

Namun, bagaimana dengan adanya

ancaman banjir yang mengancam pada akhir

tahun 2007 atau awal tahun 2008 jika BKT

belum selesai?

Apabila pembebasan tanah tahun 2007

tuntas, kemudian dikerjakan secara teknis,

maka 2008 selesai. Teknis itu kaitannya

dengan uang yang tersedia. Desain sudah ada.

BKB didesain Belanda untuk periode 50

tahun. Hal yang jelas, debitnya lebih besar

sekarang karena hutannya tinggal sedikit.

Apabila tidak mampu menampung kapasitas,

tentu saja airnya melimpah. Tapi asal tahu

saja, BKT bukan segalanya. Jadi, maaf jika

ada pejabat yang mengatakan BKT selesai dan

Jakarta bebas dari banjir, itu tidak mungkin.

BKT hanya melindungi sebagian Jakarta

Utara. Daerah yang dilindungi itu yang

dibatasi tol Cawang-Priok dan yang dilingkari

BKT, mulai Kebon Nanas, sepanjang Jalan

Basuki Rahmat, Cipinang Besar, Cipinang

Muara, Pondok Bambu, Duren Sawit,

Malakan Jaya, Malaka Asri, Pondok Kopi,

Pelajaran 6 Lingkungan

141

Pulau Gebang, Cakung Timur, Ujung

Menteng, dan Marunda. Ada 13 kelurahan.

Luasnya 270 km persegi, itu saja. Di

dalamnya masih ada daerah yang rawan

genangan.

Apabila BKT selesai, maka di dalam

BKT masih harus kita amankan lagi dengan

pompa-pompa dan folder. BKT itu untuk

membelokkan lima aliran sungai, yaitu

Cipinang, Sunter, Jati Kramat, Buaran, dan

Cakung. Ciliwung jelas tidak dapat dibatasi

dengan BKT. Jadi kita harus jujur, memang

hanya itu. BKT direncanakan semula selesai

2010, tapi Gubernur DKI mengharapkan

dipercepat selesai 2008.

Berapa daya tampung BKT jika dilihat

dari volume lima sungai yang akan dialirkan?

Sekitar 370 meter kubik per detik dari

Sungai Cipinang, Sunter, Jati Kramat, Buaran,

dan Cakung. Apabila yang datang lebih dari

itu, BKT pasti melimpah. Di Jakarta, yang

tidak boleh terjadi adalah jebolnya tanggul,

sehingga air yang mengalir tetap berada di

bagian sungai antara Manggarai sampai

Kartulampa. Jadi air yang mengalir itu masih

tetap di sungai, sementara yang meluap keluar

tanggul itu limpahannya.

Bagaimana membuat tanggul agar tidak

jebol?

Agar tidak jebol, tanggul kita buat dari

material yang tidak dapat erosi, yaitu beton.

BKT ini panjangnya 23,5 km. Di dalamnya

ada 13 daerah yang rendah yang perlu

dipompa dengan membuat folder. Sekarang

yang sudah dikerjakan baru 7,7 km. Nah,

tahun 2007 sudah disiapkan tanah yang sudah

dibebaskan sebanyak 4 km. Banjir pada Jumat

dan Minggu itu karena terjadi hujan dengan

tingkat curah hujan yang tinggi di Jakarta dan

Depok.

Antisipasi untuk banjir tahun depan

seperti apa?

Mengantisipasi banjir tahun depan itu

seperti tahun 2006. Hujan yang turun

sekarang ini lebih besar dari hujan yang turun

tahun 2002.

(Sumber:

Seputar Indonesia,

11 Februari

2007, dengan pengubahan)

Kerjakan tugas berikut dengan cermat!

a. Apakah tema yang diangkat dalam wawancara di atas?

b. Jelaskan pokok-pokok utama informasi dalam wawancara

tersebut!

c. Ubahlah bentuk wawancara tersebut menjadi bentuk

narasi!

d. Apa sajakah hal yang diperlukan untuk mengubah teks

wawancara menjadi bentuk narasi?

5.

Perhatikanlah teks wawancara berikut!

Apakah yang dilaporkan oleh Badan

Lingkungan Inggris, Pak?

Badan lingkungan Inggris melaporkan

riset (penelitian) yang sangat mengejutkan

kalangan publik (umum). Betapa tidak,

ternyata sepertiga ikan-ikan jantan yang hidup

di perairan Inggris kini sedang mengalami

proses pergantian jenis kelamin.

Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Riset tersebut menyatakan, penyebabnya

adalah pencemaran limbah buangan manusia

yang mengandung bahan kimia

endocrine

disruptor

(pengganggu endoktrin). Bahan

kimia ini diduga sebagai pemicu utama gejala

perubahan karakteristik (ciri khusus) ikan

jantan menjadi betina.

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1

142

Adakah pemicu lainnya, Pak?

Ada. Pemicu lain adalah hormon yang

terdapat pada pil kontrasepsi wanita yang

terkandung dalam limbah sungai sehingga

mengacaukan sistem reproduksi (perkem-

bangbiakan) pada ikan.

Bagaimanakah cara mengatasi hal ini,

Pak?

Cara mengatasinya dengan pengolahan

limbah yang aman agar air yang mengalir ke

sungai tidak tercemar bahan-bahan kimia

tersebut.

(Sumber:

Yunior

, 18 Juli 2004, dengan pengubahan)

Kerjakan sesuai dengan perintah!

a. Apakah tema yang diangkat dalam wawancara di atas?

b. Tuliskan hal-hal penting yang terdapat dalam wawancara

di atas!

c. Ubahlah bentuk wawancara di atas menjadi bentuk narasi!

d. Apakah kesimpulan isi wawancara tersebut?

e. Bagaimanakah kejelasan informasi yang disampaikan

narasumber?

f. Ungkapkan komentarmu terhadap pendapat narasumber

dalam wawancara yang kamu simak!