Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab 6 Lingkungan Hidup
Bahasa Indonesia · Bab 6 Lingkungan Hidup
Sarwiji

24/08/2021 15:21:34

SMP 7 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Emil Salim

84

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

A. Menyimak Wawancara

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:

z

menuliskan hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara

dengan kalimat singkat,

z

menuliskan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara ke dalam beberapa

kalimat singkat,

z

menyimpulkan hasil wawancara.

1. Menyimak Wawancara dan Mencatat Hal Penting dan Menarik

Topik yang dibicarakan dalam wawancara tentu selalu berbeda. Hal

tersebut bergantung pada apa yang dibutuhkan oleh pewawancara. Begitu

pula dengan pendengar. Wawancara akan menarik apabila pendengar

merasa topiknya aktual dan dibutuhkan.

Simaklah dengan seksama wawancara yang akan diperdengarkan oleh

gurumu atau teks wawancara yang akan diperankan oleh temanmu berikut

ini.

Sambil menyimak, catatlah informasi-informasi penting dan menarik yang

terdapat dalam wawancara. Untuk itu, gunakanlah format berikut ini!

1. Tema/topik

:

.....................................................................................

2. Narasumber

:

.....................................................................................

3. Pewawancara :

.....................................................................................

4. Isi wawancara

a. Pembuka

:

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

b. Isi

:

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

c. Penutup

:

.....................................................................................

.....................................................................................

.....................................................................................

85

Lingkungan Hidup

Emil Salim

Berjuang untuk 'Planet Biru'

Namanya boleh dibilang tidak pernah jauh dari

isu lingkungan hidup. Kendati tidak lagi menjabat

sebagai menteri, Prof. Dr. Emil Salim yang sempat

menjadi menteri sepanjang 1971 hingga 1993 ini

masih kerap diundang dalam pertemuan-

pertemuan yang membahas masalah lingkungan

di berbagai negara.

Sebuah persembahan untuk dedikasinya itu

diperoleh sekitar akhir Juni lalu. Ketika itu doktor

lulusan University of California, Berkeley, AS, 1964, ini kembali diundang

menghadiri pertemuan menteri-menteri lingkungan di Jepang. Tak

disangka, di negeri matahari terbit itu pria kelahiran Lahat, Sumatra Selatan,

8 Juni 1930, ini baru diberi tahu, namanya satu dari dua penerima

penghargaan Blue Planet Prize ke-15 dari Yayasan Asahi Glass.

Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana ceritanya hingga ada penghargaan itu?

Saya ikut pertemuan menteri-menteri lingkungan yang diprakarsai oleh menteri

lingkungan Jepang tanggal 24-25 Juni 2006. Jadi, tidak ada hubungan. Tapi

rupanya, ada pengumuman ini (menunjuk surat pemberitahuan). Tapi, itu

terpisah. Saya di sana lantas dikasih tahu ini (penghargaan).

Bagaimana sebenarnya konsep pembangunan berkelanjutan itu?

Waktu 1978, persoalan yang Pak Harto tugaskan, jangan mempertentangkan

pembangunan dan lingkungan. Bagaimana kedua itu bisa menyatu. Nah, itu

yang kemudian menjadi dasar pemikiran, penyatuan lingkungan di dalam

pembangunan.

Sejak dulu apakah masalah lingkungan banyak pada penegakan

hukum?

Persoalannya bukan hukum. Persoalannya adalah, orang bilang, kami ini lapar,

kami ini perlu menebang kayu agar ada tanah untuk ditanam. Jadi, underde-

velopment, ketertinggalan pembangunan, menjadi alasan untuk mengubah

alam. Saya berkata, betul. Kita perlu berantas kemiskinan, kita perlu produksi

pangan macam-macam, tapi yang saya ingin adalah bukan dengan eksploitasi

86

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

sumber daya alam, tapi dengan perkayaan sumber daya alam. Itu membawa

lingkungan ke tengah-tengah arus pembangunan. Kalau kita ekspor kayu, kayu

itu harganya berapa? Tapi, kalau kulit kayu kita ubah jadi obat, nilainya lebih

tinggi. Kalau kita ekspor ikan, itu dagingnya. Tapi, di dalam ikan itu ada

minyak ikan yang punya omega 9, omega 3. Lebih kaya. Itu menghendaki otak

untuk mengubahnya. Kita punya, orang-orang kita tidak bodoh.

Kenapa sulit terlaksana?

Karena bagian terbesar mau cepat. Tebang kayu, ekspor, kan cepat. Umumnya

orang berpikir jangka pendek.

Dengan berbagai bencana alam yang terjadi, apakah ini juga bagian

dari pemikiran jangka pendek itu?

Bencana alam bukan hanya di Indonesia. Amerika, Eropa, Asia juga ada bencana

alam. Semua menderita karena bencana alam. Apa yang terjadi kalau ada

bencana alam? Mengapa ada penyakit avian flu, ada SARS. Apa itu semua?

Para ahli berkata, memang bumi ini mengalami perubahan penting dalam

makna meningkatnya suhu bumi. Jadi, ada global warning, pemanasan bumi.

Akibat dari pemanasan bumi tersebut, temperatur naik, permukaan laut naik,

iklim berubah.

Mestinya sekarang ini iklim kering. Toh ada hujan. Topan yang terjadi di

Amerika, kenapa bisa begitu dahsyat, banjir begitu tinggi. Karena ada

peningkatan laut, suhu, dan iklim. Iklim ini berangsur-angsur menjadi semakin

panas. Kalau iklim semakin panas, bakteri-bakteri tumbuh. Itu menjadi penyebab

dari lahirnya jenis penyakit baru. Avian flu, SARS, itu binatang dulu yang

terkena. Tapi waktu terkena binatang, berimbas pada manusia. Jadi, ramalan

orang adalah akan ada bencana lebih banyak karena permukaan laut naik.

Khusus di Indonesia, apakah bencana alam yang terjadi di banyak

daerah karena gejala alam atau ada andil manusia?

Secara makro, ada alam. Tapi begini, kalau saya pergi ke daerah, hutan jati di

Jawa Timur habis. Pergi dari Sumatra Selatan ke Jambi, habis. Kalau saya tanya,

kapan ini? Semua orang-orang berkata pada saya, sejak ada reformasi. Apa

yang terjadi? Pada waktu 1999, sentral otoritas ke daerah. Nah, di daerah itu,

pikiran adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ingat, bagaimana dapat PAD

yang cepat? Tebang pohon, cepat sekali dapat hasil.

Setelah 1999, diikuti dengan desentralisasi, di mana ada pelimpahan hak untuk

izin penebangan pada hutan-hutan beratus hektar. Dulu, harus ada izin macam-

87

Lingkungan Hidup

macam. Tapi, desentralisasi diikuti dengan pemilihan pejabat yang berpikiran

jangka pendek, seiring dengan lemahnya pegangan dari pemerintah pusat.

Ketika melihat situasi yang makin memprihatinkan itu, apa yang

perlu dilakukan segera?

Kita mesti ke daerah sekarang, kita galakkan, 'Kau yang bertanggung jawab.

Kalau banjir, bukan Jakarta yang banjir. Yang banjir kan kamu, yang longsor

kan kamu?'

Sekarang kelihatan toh, daerah bereaksi. Di Sinjai, sekarang ada wajib tanam.

Jadi, kalau tadi bam bam bam (menebang), sekarang kesadaran wajib tanam.

Tapi, saya kira kita mesti mendorong pemda-pemda untuk menyelamatkan

lingkungan.

Menurut Anda, apa yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan

lingkungan, setidaknya untuk Jakarta?

Belajar dari bencana-bencana ini, bahwa ini ada daya dukung lingkungan.

Maksudnya, kemampuan alam mendukung pembangunan. Itu yang harus kita

jaga. Kalau sedikit saja hujan terus Jakarta banjir, berarti daya dukung alam

Jakarta sudah berat. Maka, kita harus membangun dengan memperhitungkan

daya dukung alam.

Di mana alam sudah tidak bisa menopangnya, kita kurangi. Contoh, Jakarta

jadi Botabek. Jakarta sangat padat. Jawaban saya adalah keluarkan `gula-gula'

Jakarta, lempar keluar. Bayangkan kalau bandara internasional tetap di

Kemayoran dan Halim, bubar. Coba bayangkan, kalau Cengkareng itu tidak

dibangun, semua pelabuhan udara di Kemayoran atau di Halim, macet total

Jakarta. Bayangkan kalau UI tetap di Salemba, bubar Salemba itu. Artinya,

kalau kita lempar ke Cengkareng, lempar ke Depok, kita kurangi beban ini.

Batasi Jakarta pada fungsi ibu kota negara. Jangan pikirkan pindahkan ibu

kota dari Jakarta, karena kita ada Istana di sini, ada BI, ada yang besar-besar

itu.

Kalau begitu, kondisi sekarang lebih rumit dari masa lalu?

Lebih rumit. Lebih lagi, dulu ini presiden, ini DPR (sambil mengangkat kedua

tangan yang tidak sama tinggi). Sekarang begini (kedua tangan sama tinggi).

Hitam kata presiden, belum tentu DPR terima. Berdebat terus. Situasi ini

menghabiskan waktu. Belum lagi di dalam DPR muncul politicking. Karena

orang bicara, bukan bicara kepentingan rakyat lagi. Mereka bicara `'Nanti 2009

aku mesti menang, misalnya itu.'' Dulu, itu tidak ada. Aku mau lingkungan,

aku mau tebang pilih, bagaimana itu jalan. Sekarang, `Kira-kira apa ya yang

bisa laku pada tahun 2009?'

88

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Anda sendiri, apa yang Anda mimpikan sekarang?

Saya ingin membentuk Fakultas Ilmu Lingkungan. Tapi, itu mengharuskan

ada 20 doktornya. Sekarang baru ada delapan, kita perlu 20 orang doktor di

bidang itu.

Andai diminta kembali jadi menteri, Anda bersedia?

Kita sudah senja, sudah `maghrib'. Menteri sebaiknya yang masih `subuh', lebih

baik dan lebih fresh. Hari masih panjang, buat apa pakai yang `maghrib'?

Sumber:

Republika,

Minggu, 16 Juli 2006 dengan pengubahan

2. Menyimpulkan Hal-Hal Penting dan Menarik

Tugas

Setelah kamu menemukan informasi penting dan menarik, bentuklah

kelompok dan diskusikan hal-hal penting dan menarik yang terdapat

dalam wawancara tadi.

Perhatikan hal penting dan menarik, mulai dari wawancara dimulai

sampai berakhirnya wawancara. Setelah selesai, masing-masing dari wakil

kelompok melaporkan hasilnya, kelompok lain memberikan tanggapan.

Berdasarkan tangapan tersebut, perbaikilah hasil kerja kelompokmu.

3. Menyimpulkan Isi Wawancara

Kamu tentu telah menemukan informasi penting dan menarik dari

wawancara tadi. Sekarang buatlah kesimpulan hasil wawancara tadi. Cara yang

dapat kamu lakukan untuk menyimpulkan hasil wawancara, adalah

mengembangkan hal-hal penting yang telah kamu catat dengan menggunakan

tanda penghubung yang tepat. Setelah selesai, tukarkan pekerjaan kamu dengan

temanmu. Koreksilah hasil pekerjaan temanmu dengan memperhatikan

kesesuaian isi, penggunaan kalimat, tanda baca dan ejaan, serta ketepatan

pembuatan kesimpulan. Kemudian laporkanlah hasil koreksimu dan tanggapi.

Berdasarkan hasil koreksi temanmu, perbaikilah hasil kesimpulanmu dan tulis

dalam format berikut.

89

Lingkungan Hidup

Kesimpulan isi wawancara:

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

..................................................................................................................................

Penilaian Menyimak Wawancara

Format penilaian yang dapat dipergunakan untuk mengukur keterampilan

menyimak wawancara adalah sebagai berikut:

Pedoman Penilaian

Pembelajaran Menyimak Wawancara

Nama Siswa

:

Kelas

:

Kegiatan

:

Menyimpulkan isi wawancara

No

Aspek/Indikator

Skor

Keterangan

12 34 5

1

Aspek kebahasaan

a. pemahaman isi

b. ketepatan

penangkapan isi

c. ketahanan

konsentrasi

2

Aspek pelaksanaan

dan sikap

a. menghormati

b. menghargai

c. kritis

Keterangan:

Bobot skor 1 - 5

1 = sangat kurang

2 = kurang

3 = cukup

4 = baik

5 = sangat baik

90

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

B.

Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, kamu diharapkan dapat:

z

mengungkapkan tokoh-tokoh dengan penokohannya disertai data tekstual,

z

menjelaskan karakteristik tokoh dan latar cerita dengan mengemukakan data

yang mendukung,

z

menanggapi cara pembacaan cerpen,

z

menulis cerpen dengan mengandaikan diri sebagai tokoh cerita.

Para pelaku dalam sebuah cerpen memiliki keragaman watak. Keragaman

watak inilah yang menjadikan sebuah cerpen menarik. Karakter antartokoh

yang bertentangan membentuk jalan cerita. Pada sub bagian ini, kamu diajak

mengenali para pelaku dalam cerpen beserta perwatakannya.

1. Mendengarkan Pembacaan Cerpen

Simak baik-baik cerpen yang akan dibacakan oleh teman-temanmu

secara bergantian! Cerpen ini akan dibacakan sebanyak dua kali. Sewaktu

teman-temanmu membacakan cerpen, kamu dapat membuat catatan-

catatan kecil berkaitan dengan cerpen tersebut. Cerpen tersebut berjudul

"Nama" Karya Sori Siregar.

Nama

Oleh Sori Siregar

Penyebab kemarahan Zakaria sebenarnya sepele saja. Dalam diskusi

kesenian di pusat kebudayaan, moderator, yang mempersiapkannya

berbicara sebagai salah seorang pembanding, menyebut namanya secara

lengkap, Drs Zakaria Mahyudin. Ia tampil sebagai pembanding setelah

namanya dipanggil. Kemudian Zakaria menyampaikan kertas kerja

bandingannya dengan tenang dan meyakinkan.

Ketika Zakaria menyampaikan bandingannya itu, orang yang hadir di

ruang diskusi mengangguk menyatakan persetujuan. Ketika ia selesai

membacakan bandingannya, hadirin bertepuk.

Ketika itulah Zakaria menghampiri ketua panitia diskusi, Wahab

Hadian, sambil mengatakan dengan tegas, "Saya akan menuntut Anda ke

depan pengadilan."

91

Lingkungan Hidup

Wahab Hadian yang kenal betul dengan senda gurau dan kelakar

Zakaria menyambut ucapan itu dengan tertawa karena ia menduga ucapan

itu hanya main-main. Tapi Zakaria kiranya tidak main-main dengan kata-

katanya itu. Melalui seorang pengacara, ia menuntut ganti rugi kepada

Wahab.

Sebenarnya, sebelumnya ia telah meminta ganti rugi itu. Karena itu

Zakaria membawa tuntutan ganti rugi tersebut ke pengadilan. Di

pengadilan pengacara tetap menuntut lima juta rupiah seperti yang

diinginkan Zakaria. Sebaliknya, Wahab melalui pembelanya tetap ngotot

tidak bersedia memberikan sepeser pun atas tuntutan itu.

Perkara mereka telah beberapa kali disidangkan, namun belum juga

selesai. Karena itu, pada suatu pagi setelah selesai persidangan kesekian

dan hakim menunda sidang sampai waktu yang ditentukan nanti,

pengacara mendekati Zakaria dan mengatakan, "Saya khawatir Wahab

tidak akan bersedia memenuhi tuntutan Anda sampai kapan pun. Hakim

sendiri pun kemungkinan akan memenangkan Wahab karena Wahab

sebenarnya diragukan kesalahannya dalam hal ini."

"Diragukan?" tanya Zakaria setengah berteriak. "Saya telah

mengatakan kepadanya sebelum diskusi, agar menyebut nama saya dengan

Zakaria Mahyudin saja, tanpa embel-embel. Lalu moderator gila itu

menyebut nama saya menjadi Doktorandus Zakaria Mahyudin."

"Karena itu," kata pengacara. "Yang seharusnya Anda tuntut adalah

moderator dan bukan Wahab."

"Mestinya," sahut Zakaria. "Sebagai ketua panitia diskusi, Wahab harus

mengatakan kepada moderator bahwa yang disebut hanyalah nama saya

tanpa embel-embel. Tetapi permintaan saya ternyata tidak dipenuhi Wahab,

padahal sebelumnya sudah saya katakan, saya akan menuntut di

pengadilan, atau menuntut ganti rugi kalau ia menyebut doktorandus ketika

menyebut nama saya. Saya, kan, telah memberi peringatan sebelumnya

kepadanya, tetapi ia masih tetap menyebut doktorandus di depan nama

saya. Kesalahan ini disengaja dan bukan kelalaian."

Pengacara merenung. Kemudian sambil menatap Zakaria ia

mengatakan,"Anda dan Wahab adalah tokoh-tokoh kebudayaan di kota

ini. Mengapa perkara begini tidak diselesaikan saja secara baik-baik?"

"Saya telah berusaha menyelesaikannya secara baik-baik dengan

mendatangi Wahab dan meminta ganti rugi lima juta rupiah. Tetapi, ia

92

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

keberatan. Karena itu, saya tak punya pilihan lain kecuali membawanya

ke pengadilan."

Pengacara yang semakin hari semakin ragu bahwa tuntutan Zakaria

akan dapat dimenangkan oleh hakim, meninggalkan Zakaria setelah

mendengar kata-kata Zakaria itu.

Di pinggir jalan Zakaria berdiri menunggu becak. Sementara itu Wahab

juga sedang menunggu becak di seberang jalan. Wahab lebih beruntung

karena tidak lama sebuah becak menghampirinya. Setelah tawar menawar

ia menaiki becak itu. Tetapi, kemudian ia turun lagi. Sambil berteriak

memanggil nama Zakaria, ia melambaikan tangannya. Zakaria yang

mendapat tawaran itu tidak menolak dan segera menghampiri Wahab. Lalu

mereka berdua naik dalam satu becak meninggalkan pengadilan.

"Kau terlalu," kata Wahab. "Masa karena sebutan doktorandus itu saja

kau menuntut lima juta rupiah?"

"Kau juga terlalu," sahut Zakaria. "Masa gelar yang tidak kusukai itu

disebut-sebut juga ketika memanggil namaku. Mestinya moderator itu kau

beri peringatan bahwa aku akan menuntut kalau gelar doktorandus masih

juga disebut ketika memanggil namaku."

"Mengapa,

sih

, kau keberatan betul disebut doktorandus?"

"Itu,

kan

, bukan namaku."

"Betul. Tapi,

kan

, gelar itu kau capai dengan susah payah?"

"Lalu, karena itu, gelar tersebut harus disebut setiap kali menyebut

namaku?"

"Tentu saja. Untuk menghormati akademismu."

"Tapi, kalau aku sebagai penyandang gelar itu keberatan, apakah kau

harus memaksakan agar aku memakainya?"

"Tidak."

"Nah, karena itu, mengapa harus disebut juga oleh moderator itu?"

"Karena aku tidak menyampaikan pesanmu kepadanya."

"Karena itu kau yang salah. Kau yang harus menanggung akibatnya."

Wahab Hadian diam. Zakaria juga diam. Tukang becak mengayuh

becak yang mereka tumpangi dengan napas terengah-engah. Setelah

keduanya berdiam diri selama kira-kira sepuluh menit, Wahab bertanya.

93

Lingkungan Hidup

"Kau ke mana?"

"Ke pusat kebudayaan," sahut Zakaria.

"Kebetulan. Aku juga akan kesana."

Lalu, keduanya berdiam diri lagi sampai mereka tiba di pusat

kebudayaan.

"Aku mau melihat pameran," kata Zakaria memecah keheningan di

antara mereka.

"Aku juga akan ke sana," sahut Wahab.

Kedua tokoh kebudayaan itu kemudian berjalan bersama menuju ruang

pameran tanpa berkata sepatah pun. Setibanya di ruang pameran,

keduanya menyaksikan lukisan-lukisan yang dipamerkan dengan tekun.

Satu setengah jam keduanya di sana.

"Aku ke kantin dulu," kata Zakaria yang sudah berada di ambang pintu

kepada Wahab yang masih asyik memperhatikan lukisan terakhir di depan

pintu.

"Kita sama-sama saja ke sana," sahut Wahab sambil mengalihkan

perhatiannya dari lukisan dan mengikuti langkah-langkah kaki Zakaria

menuju kantin.

Di kantin itu mereka duduk berhadapan sambil masing-masing

menghadapi secangkir kopi.

"Orang malah berlomba memasang gelar di depan namanya. Kalau

perlu dengan membeli juga tidak keberatan," Wahab memulai percakapan.

"Karena itu, gelar yang mereka banggakan itu jadi inflasi," sahut Zakaria

dengan tenang sambil menghirup kopinya.

"Inflasi atau tidak, orang akan lebih menghormatimu."

"Yang benar saja, Wahab."

"Ya, aku bicara sungguh-sungguh."

"Kukira malah sebaliknya. Orang jadi sinis."

"Mengapa?"

"Mengapa? Karena nilainya tidak lebih dari perhiasan. Aku tidak suka

perhiasan. Cincin pemberian almarhum ayahku saja tidak pernah kupakai,"

kata Zakaria melanjutkan.

94

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

"Baiklah," sahut Wahab. "Suka atau tidak suka kepada perhiasan, itu

urusanmu. Tapi, mengapa sampai sebanyak itu kau menuntut ganti rugi?

Apakah perhiasan yang dipakaikan di depan namamu itu begitu

merugikanmu?"

Zakaria diam.

"Realistis saja, Jack. Kau cuma mau bikin rame-rame. Lalu, orang

semakin mengenalmu. Kemudian, orang akan menganggapmu sebagai

tokoh kebudayaan yang rendah hati.

"Jangan cepat menuduh," sahut Zakaria yang dipanggil Jack itu.

"Lalu, maumu sebenarnya apa?"

"Tidak apa-apa. Aku tidak membutuhkan uang lima juta itu."

"Lalu, mengapa kau menuntutnya juga?"

"Karena kau telah memasangkan perhiasan itu dengan maksud yang

lain."

"Maksud yang lain bagaimana?"

"Tanyalah dirimu sendiri."

Wahab diam. Zakaria menatap Wahab dengan tajam seakan menuntut

sesuatu.

"Karena aku mengatakan agar orang lebih menghormatimu dengan

gelar itu?"

"Ya."

"

Kan

, itu benar?"

"Justru di situ letak kesalahannya. Aku tidak membutuhkan

penghormatan orang karena gelar itu."

Wahab tidak dapat menahan diri lagi. Dengan setengah berteriak ia

berkata, "Kau munafik".

Zakaria menatap Wahab dengan tenang, tanpa gejolak kemarahan

sedikit pun. Mereka saling bertatapan. Akhirnya, Wahab menundukkan

kepala.

"Seorang tokoh budaya, dengan begitu mudah menuduh orang dan

menyebutnya munafik. Bagaimana pula akan kau katakan kepada orang-

orang yang sering kau sebut tidak berbudaya itu?" tanya Zakaria dengan

ketenangan yang mengagumkan.

95

Lingkungan Hidup

Wahab kembali menatap Zakaria.

"Jack, maumu sebenarnya apa? Kau mau agar aku minta maaf? Kau

ingin aku menyembah kakimu agar perkara itu ditarik kembali?"

"Nah, begitulah caramu berpikir. Minta maaf, lalu segalanya selesai."

"Habis, aku tidak tahu apa yang kau inginkan."

"Tidak tahu?"

"Sungguh mati aku tidak tahu."

"Jujurlah terhadap dirimu, Wahab!"

"Demi Allah aku tidak tahu".

"Baiklah kalau begitu. Aku tidak membutuhkan penghormatan seperti

yang kau duga itu. Menyenangkan orang lain boleh saja. Menghormati

orang juga tidak ada salahnya. Berlakulah wajar. Jangan melebihkan

sesuatu. Hargailah manusia sebagaimana seharusnya. Bobot manusia tidak

akan bertambah sarat dengan atribut dan perhiasan. Itu saja."

Wahab menatap Zakaria.

"Aku tidak berkhotbah atau menggurui. Aku cuma berkata dari hati ke

hati kepada seorang teman yang hampir terperosok ke dalam jurang hanya

karena kegemarannya pada martabat palsu, imitasi, dan dibuat-buat."

Lalu, kedua teman itu berdiam diri. Hening di sekitar mereka. Tak lama

setelah itu keduanya menghirup tegukan kopi terakhir.

"Puas?" tanya Zakaria.

Wahab mengangguk.

"Kita akan ke pengadilan lagi," kata Zakaria. "Mungkin kau menang,

karena hakim menganggap tuntutanku tidak beralasan. Tapi, mungkin juga

aku yang akan menang karena hakim dapat melihat dengan jernih apa

yang tersirat di balik tuntutanku itu. Bersiaplah dengan uang lima juta ru-

piah itu," kata Zakaria sambil meninggalkan Wahab seorang diri di kantin.

Baru beberapa langkah Zakaria berjalan, ia berpaling sambil menatap

wajah Wahab yang lesu.

"Begitu uang lima juta itu aku terima, begitu pula akan kukembalikan

kepadamu. Aku sama sekali tidak membutuhkannya. Kaulah barangkali

yang paling menginginkan uang itu."

96

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Tanpa melihat bagaimana reaksi Wahab atas kata-katanya itu, Zakaria

berpaling lagi dan meneruskan langkahnya. Matahari terik yang membakar

tubuhnya tidak mengurungkan Zakaria untuk melangkah terus, langkah

yang baginya menuju kemenangan. ***

Sumber:

Suara Karya,

Edisi 02/03/2005

2. Mendiskusikan Pelaku dan Perwatakan

Diskusikan secara berkelompok, tokoh yang terdapat dalam cerpen

berjudul " Nama" karya Sori Siregar serta deskripsikan karakter atau watak

setiap tokoh tersebut!

Nama Pelaku

Watak

Bukti

3. Memahami Latar Cerpen

Latar atau

setting

merupakan lukisan tempat, waktu, suasana,

lingkungan sosial berupa adat sitiadat, tata cara, kepercayaan atau nilai-

nilai yang berlaku di tempat tersebut.

Latar berfungsi agar cerita lebih hidup serta menggambarkan situasi

psikologis atau situasi batin tokoh.

97

Lingkungan Hidup

Latihan

Lakukan kegiatan berikut ini!

1. Bekerjalah secara berkelompok yang beranggotakan tiga orang.

Catatlah jenis-jenis latar yang terdapat dalam cerpen berjudul " Nama".

Analisislah fungsi latar tersebut!

4. Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen

Berikan tanggapan terhadap cara pembacaan cerpen yang

dilakukan temanmu. Fokuskan tanggapanmu itu pada aspek intonasi,

lafal, dan kelancaran. Berikan tanggapanmu di hadapan teman-temanmu.

Menulis Cerpen

Setelah kamu mendengarkan pembacaan cerpen tersebut, tulislah

sebuah cerpen yang menceritakan bagaimana seandainya kamu berperan

menjadi Zakaria dalam cerita itu!

No

1.

2.

3.

Data dalam Teks

Pada suatu malam yang

dingin, ketika aku baru

saja membaringkan

badanku ...

Jenis Latar

Latar waktu

Fungsi

Membuat lebih hidup

suasana yang diceri-

takan.

98

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

C. Membaca Indah Puisi

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan siswa dapat membaca puisi

dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesika yang sesuai dengan isi

puisi

1. Penampilan Baca Puisi

Penampilan baca puisi harus memperhatikan tiga hal, yaitu masalah

kejiwaan , masalah verbal, dan masalah nonverbal. Ketiga hal tersebut hadir

bersama-sama ketika pembacaan puisi berlangsung.

Masalah kejiwaan terlihat pada saat kesan pertama seorang pembaca

puisi naik ke panggung atau menuju depan kelas. Apakah ia kelihatan

tenang, meyakinkan, gugup, takut-takut, atau malu-malu? Seorang

pembaca puisi harus siap mental. Agar siap mental, sebelum menuju depan

kelas dia harus berkonsentrasi terlebih dahulu.

Masalah verbal meliputi irama, volume suara, dan artikulasi. Irama

atau intonasi menyangkut persoalan tekanan dinamik (keras lembutnya

suara), tekanan tempo (cepat lambatnya ucapan), tekanan nada

(menyangkut tinggi rendahnya suara), serta modulasi yang meliputi

perubahan bunyi suara (nada marah, kesakitan, kesedihan, dan lain-lain).

Ketepatan irama sangat bergantung pada ketepatan penafsiran atas puisi

yang akan dibaca.

Masalah volume suara juga sangat penting diperhatikan dalam baca

puisi. Dalam baca puisi harus diperhatikan agar suara yang dihasilkan

mampu mengatasi suara penonton dan disesuaikan dengan situasi ruangan.

Masalah nonverbal meliputi mimik dan pantomimik (kinesika). Mimik

merupakan gerak wajah. Gerak wajah tentu harus sesuai dengan isi puisi,

misalnya gerakan mata atau gerakan bibir. Pantomimik (kinesika)

merupakan gerak anggota tubuh yang lain, misalnya gerakan tangan,

anggukan kepala, dan lain-lain. Gerakan mimik dan pantomimik harus

proporsional dan wajar.

2. Memahami Isi Puisi

Sebelum melakukan kegiatan baca puisi di depan kelas, puisi yang akan

ditampilkan harus dipahami dan dijiwai isinya. Dengan penafsiran isi puisi

99

Lingkungan Hidup

yang baik dan benar, kamu akan mampu membawakan puisi tersebut

dengan baik di depan kelas. Pemahaman isi puisi dapat dilakukan dengan

memahami judul, memahami kata demi kata, baris demi baris, bait demi

bait, dan pada akhirnya memahami secara keseluruhan isi puisi tersebut.

Pahamilah isi puisi berikut ini!

Pidato Seorang Demonstran

Mereka telah tembak teman kita

Ketika mendobrak sekretariat negara

Sekarang jelas bagi saudara

Bagaimana kebenaran hukum Indonesia

Ketika kesukaran tambah menjadi

Para menteri sibuk ke luar negeri

Tapi korupsi makin merajalela

Sebab percaya keadaan berubah

Rakyat diam saja.

Ketika produksi negara kosong

Para pemimpin asyik ngomong

Tapi harga-harga terus menanjak

Sebab percaya diatasi dengan mufakat

Rakyat masih diam saja

Di masa gestok rakyat dibunuh

Para menteri saling menuduh

Kaum penjilat mulai beraksi

Maka fitnah makin berjangkit

Toh rakyat masih terus diam saja.

Mereka diupah oleh orang tua kita

Tapi tak tahu cara terima kasih, bahkan memfitnah:

Kita dituduh mendongkel wibawa kepala negara

Apakah kita terus diam saja?

(Mansur Samin)

100

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

3. Baca Puisi di Depan Kelas

Setelah kalian pahami isinya, bacalah puisi "Pidato Seorang

Demonstran" dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, dan

kinesika yang sesuai dengan isi puisi tersebut. Berikan penilaian terhadap

penampilan temanmu dengan menggunakan format penilaian berikut ini.

Format Penilaian Baca Puisi

Nama :

.....................................

Nomor :

.....................................

Aspek/Indikator

Irama/intonasi

a. Irama/intonasi sangat tepat dan sesuai

dengan isi puisi skor 3.

b. Irama/intonasi cukup sesuai dengan

isi puisi skor 2.

c. Irama/ intonasi tidak sesuai dengan isi

puisi skor 1.

Volume suara

a. Volume suara sangat baik, sesuai

ruangan dan penonton skor 3.

b. Volume suara cukup baik dan cukup,

sesuai ruangan dan penonton skor 2.

c. Volume suara kurang baik, tidak

sesuai ruangan dan penonton skor 1.

Mimik

a. Mimik sangat sesuai dengan isi puisi

skor 3.

b. Mimik cukup sesuai dengan isi puisi

skor 2.

c. Mimik tidak sesuai dengan isi puisi

skor 1.

Bobot

4

2

2

Jumlah

......

......

......

......

......

......

......

......

......

No

1.

2.

3.

101

Lingkungan Hidup

Nilai :

(skor x bobot) x 10 = ........

3

D. Menulis Teks Pengumuman

Setelah mengikuti pembelajaran berikut ini, diharapkan kamu dapat:

z

menyebutkan unsur-unsur teks pengumuman,

z

menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif.

Untuk mengiformasikan sebuah kegiatan kepada pihak lain, diperlukan

adanya komunikasi yang efektif dan efisien. Salah satu bentuk komunikasi yang

dimaksud adalah melalui pengumuman. Pengumuman dapat disampikan secara

lisan maupun secara tulisan. Informasi yang disampaikan secara tertulis harus

disusun dengan bahasa efektif dan komunikatif sehingga informasi yang hendak

kita sampaikan dapat diterima oleh pihak yang dituju dengan benar.

1. Unsur-unsur dalam Teks Pengumuman

Dalam menginformasikan sebuah kegiatan melalui pengumuman

tertulis, beberapa unsur harus ada dalam penulisan pengumuman itu, antara

lain:

1. Sasaran pengumuman

2. nama kegiatan

3. waktu penyelenggaraan

4. tempat penyelenggaraan

5. penyelenggara

Aspek/Indikator

Kinesika (pantomimik)

a. Kinesika sangat sesuai dengan isi puisi

skor 3.

b. Kinesika cukup sesuai dengan isi puisi

skor 2.

c. Kinesika tidak sesuai dengan isi puisi

skor 1.

Jumlah

Bobot

2

Jumlah

......

......

......

No

4.

102

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

Latihan

1. Tulislah sebuah pengumuman dengan informasi sebagai berikut!

a. Sasaran yang dituju, semua siswa di sekolahmu.

b. Kegiatan yang dilakukan : lomba berpidato dalam rangka ulang tahun

ke-25 sekolahmu.

c. Penyelenggara : OSIS

d. Waktu pelaksanaan : tanggal 8 Juni 2003

e. Tempat pelaksanaan : di aula sekolahmu

f.

Waktu pendaftaran : mulai sekarang sampai dengan tanggal 1 Juni 2003

g. Tempat pendaftaran : sekretariat OSIS

Tukarkan hasil kerjamu dengan hasil kerja teman sebangkumu!

2. Berikan penilaian hasil kerja temanmu dengan berpedoman pada

kelengkapan informasi dan bahasa yang digunakan!

Menggunakan Imbuhan per-, pe-, dan pe-an

Awalan per -

Perhatikan nosi kata berawalan per - berikut ini!

1. Para petani menggunakan urea tablet.

Petani = orang yang pekerjaannya bertani

2. Ayam petelur mulai dibudidayakan di desa-desa.

Petelur = yang menghasilkan telur

3. Perbesar tempat penampungan sampah itu.

Perbesar = membuat jadi lebih besar

1. Imbuhan pe- mempunyai variasi bentuk atau alomorf pem-, peny-, pen,

pel- dan peng-

a. Fungsi imbuhan pe-

Contoh:

1)

buru (KK) pemburu (KB)

2) takut (KS) penakut (KB)

b. Makna imbuhan pe-

1) Orang yang me-

Contoh :

a) P

enari itu badannya lemah gemulai.

b) Pemburu itu setiap hari pergi ke hutan.

2) Menyatakan sifat

Contoh :

a) Memang,

ia seorang pemberani.

b) Janganlah menjadi anak yang pemalas.

103

Lingkungan Hidup

3) Orang yang di-

Contoh :

a)

Setiap petatar harus menyiapkan makalah.

b) Pesuruh kantor itu sangat rajin bekerja.

4) Menyatakan alat

Contoh :

a) P

enimbang beras ini milik Pak kadir.

b) Ia meminjam peruncing pensilku.

5) Yang menyebabkan jadi

Contoh :

a) P

emanas sayur itu terletak di meja makan.

b) Masukkan buah itu ke lemari pendingin.

Imbuhan pe-an

Imbuhan pe-an memiliki variasi bentuk atau alomorf pem-an, peny-an,

peng-an, pel-an, dan pen-an.

a. Fungsi imbuhan pe-an

Membentuk kata benda

Contoh :

1)

mandi (KK)

pemandian (KB)

2) lihat (KK)

penglihatan (KB)

b. Makna imbuhan pe-an

1) Menyatakan tempat

Contoh :

a) Ayahny

a bekerja di pengadilan.

b) Pelelangan itu banyak dikunjungi orang.

2) Menyatakan alat

Contoh :

a) P

englihatan kakek masih jelas.

b) Pendengaran nenek sudah berkurang.

3) Yang menyebabkan jadi

Contoh :

a) Penyuburan tanaman ini dilakukan dengan pupuk

kandang.

b) Peninggian gedung ini memerlukan biaya mahal.

Latihan

Buatlah kalimat dengan kata berimbuhan pe- dan pe-an berikut ini! Kemudian

carilah makna imbuhan tersebut. Kerjakan pada buku tugasmu dengan

menggunakan kolom berikut!

No. Kata Berimbuhan

Kalimat

Makna imbuhan

pe- atau pe-an

pe- dan pe-an

1.

peredam

...............................

..............................

2.

penulis

...............................

..............................

104

Bahasa Indonesia, Bahasa Kebanggaanku Kelas VII SMP dan MTs

3.

penakut

...............................

..............................

4.

pengiriman

...............................

..............................

5.

penciuman

...............................

..............................

1. Bacalah puisi berikut ini dengan menggunakan irama, volume suara, mimik,

kinesik yang sesuai dengan isinya!

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh

mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci

tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk

remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

di pintuMu aku mengetuk

aku tidak bisa berpaling

Chairil Anwar

13 November 1943

2. Tulislah pengumuman yang ditujukan kepada seluruh siswa di sekolahmu,

yang berisi pemberitahuan bahwa pada tanggal 11 September 2007

kegiatan belajar mengajar ditiadakan karena akan diadakan rapat pleno

komite sekolah!

Uji Kompetensi