Halaman
165
Bahasa Indonesia
Bab
Mewarisi Nilai Luhur
dan Mengkreasikan
Puisi Rakyat
5
KOMPETENSI DASAR
3.9
M
engidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi
r
akyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca
dan didengar
.
4.9
M
enyimpulkan isi puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat
set
empat) yang disajikan dalam bentuk tulis.
3.10
M
enelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan
ben
tuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.
4.10
M
engungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk
puisi
ra
kyat
secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima,
dan penggunaan bahasa.
Sumber: http://1.bp.blogspot.com
Gambar 5.1 Gurindam Warisan Nilai dari Leluhur Bangsa Indonesia
166
Kelas VII SMP/MTs
Sumber: https://dherdian.files.wordpress.com
Gambar 5.3 Makam sang penulis gurindam
Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita pelihara.
Puisi rakyat berupa puisi, syair, dan gurindam. Pada unit ini kita akan belajar
tentang puisi rakyat yang berupa pantun. Pantun adalah salah satu jenis puisi
lama warisan nenek moyang kita yang kaya muatan nilai moral, agama, dan
budi pekerti. Melalui pantun inilah para leluhur kita mewariskan nilai-nilai
luhur dengan cara yang menghibur, segar, dan indah.
A.
Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat
Melalui kesastraan lama kamu dapat memahami nilai-nilai yang ingin
diwariskan para leluhur. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau
puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu. Pada acara-acara di televisi,
kepiawaian membuat pantun masih menjadi andalan untuk melucu. Pada
lagu-lagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam, syair,
dan sastra lama yang lain agak kurang lagi didengar.
Pada unit ini kamu akan belajar tentang puisi rakyat. Kita patut bersyukur
kepada Tuhan karena dianugerahi leluhur yang meliki kearifan dan
diwariskan melalui berbagai puisi rakyat. Kita juga patut terus bersyukur
karena Tuhan memberikan cipta dan karsa untuk mencipta.
Pengantar
Sumber: http://beritasatu.com
Gambar 5.2 Gurindam dua belas
167
Bahasa Indonesia
Dalam dunia kesastraan kita memiliki warisan turun-temurun berupa cerita
rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya. Karena
merupakan hasil turun-temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya,
puisi lama biasanya disampaikan dari mulut-kemulut. Puisi lama terlihat kaku
karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah
baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di
akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima. Pada bagian ini puisi lama
yang akan dibahas adalah pantun, syair dan gurindam.
1.
M
embaca Puisi Rakyat
Baca secara berantai pantun warisan nenek moyang kita! (gunakan irama lagu
Rasa Sayange
)
Marilah membaca puisi rakyat untuk mengenali bentuk dan memahami nilai
luhur yang terkandung di dalamnya!
Pantun 1
Air surut memungut bayam,
Sayur diisi ke dalam kantung;
Jangan diikuti tabiat ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung.
Pantun 2
Baik bergalas baik tidak,
Buli-buli bertali benang;
Baik berbalas baik tidak,
Asal budi sama dikenang.
Pantun 3
Ikan nila dimakan berang-berang,
Katak hijau melompat ke kiri;
Jika berada di rantau orang,
Baik-baik membawa diri.
Pantun 4
Akar keladi melilit selasih,
Selasih tumbuh di hujung taman;
kalungan budi junjungan kasih,
Mesra kenangan sepanjang zaman.
168
Kelas VII SMP/MTs
Gurindam
Gurindam
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Syair
S
yair perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
169
Bahasa Indonesia
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Karya: Hamzah Fansuri
2.
M
endaftar Kata Berima pada Gurindam, Syair, dan
Pantun
Daftarlah kata yang memiliki bunyi akhir sama pada gurindam, syair, dan
pantun di atas! Lanjutkan seperti contoh berikut!
Kata berima pada pantun
Kata berima pada larik ganjil
(1 dan 3)
Kata berima pada larik genap
(2 dan 4)
bayam
ayam
Kata berima pada Gurindam
Kata berima pada larik 1
Kata berima pada larik 2
perangai
ramai
170
Kelas VII SMP/MTs
Kata berima pada syair
Kata berima pada larik 1
Kata berima pada larik 2, 3, dan 4
madah
indah, berpindah, sudah
3.
M
enemukan kata berima sama secara utuh
Buka kamus dan berbagai sumber untuk menemukan kata berima yang bunyi
akhirnya sama secara utuh!
Benda di sekitar/buah/
tumbuhan/nama kota/hewan/
masakan
Kata dengan bunyi akhir sama
secara utuh
rebana, pelana
terpana, suasana, terpesona, terhina,
terbina
Sulawesi
solusi, motivasi, prestasi
4.
M
enemukan kata berima akhir sebagian
Benda di sekitar/buah/
tumbuhan/hewan/masakan
Kata dengan bunyi akhir sama
secara utuh
Pisang
pegang, dagang
171
Bahasa Indonesia
5.
M
embandingkan Pantun, Syair, dan Gurindam
Setelah membaca beberapa contoh puisi rakyat di atas, kamu bisa menggali
informasi yang lebih banyak lagi tentang puisi rakyat dari berbagai sumber.
Setelah itu, berdiskusilah untuk membandingkan ketiganya. Diskusikan
persamaan dan perbedaan ketiganya! Tulislah pada tabel berikut!
Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam
Pantun
Gurindam
Syair
Persamaan Pantun, Syair, dan Gurindam
Pantun
Gurindam
Syair
172
Kelas VII SMP/MTs
Kotak Info
Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah
gurindam berasal dari bahasa India, yaitu
kirindam
berarti “mula-
mula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak
dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan
norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam
adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.
Ciri gurindam
a)
t
erdiri atas dua baris dalam sebait
b)
t
iap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata
c)
t
iap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan
seterusnya
d)
m
erupakan satu kesatuan yang utuh.
e)
b
aris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian
f )
b
aris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian
pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada
baris kedua)
g)
i
si gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata
mutiara
Pantun
Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam
masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di
Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa
Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang
teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar
hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah (Melayu,
Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil
6.
M
enyimpulkan Ciri Pantun, Syair, dan Gurindam
Setelah mengerjakan beberapa latihan tentang puisi rakyat, simpulkan dengan
bahasa sendiri ciri ketiga puisi rakyat tersebut! Simpulkan ciri-ciri pantun,
gurindam, dan syair. Diskusikan dengan teman di sebelahmu!
Bandingkan hasil simpulanmu dengan kotak info berikut.
173
Bahasa Indonesia
menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan
bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara
tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak
tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita
memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun
leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang
secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau
dipojokkan.
Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak
boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam,
atau bentuk puisi lama lainnya.
Ciri-ciri pantun
• Tiap
bait
terdiri
atas
empat
baris
(larik).
• Tiap
baris
terdiri
atas
8
sampai
12
suku
kata.
• Rima
akhir
setiap
baris
adalah
a-b-a-b.
• Baris
pertama
dan
kedua
merupakan
sampiran.
• Baris
ketiga
dan
keempat
merupakan
isi.
Syair
Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa
masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata
atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti
“perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi
syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan
modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi
sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk
syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain:
Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Ciri-ciri syair antara lain :
1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
2.
Setiap
baris
terdiri
atas
8-14
suku
kata.
3. Bersajak a-a-a-a.
4. Semua baris adalah isi.
5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.
174
Kelas VII SMP/MTs
B.
Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat
1.
M
enyimpulkan Isi Pantun
Setelah mengenal ciri umum puisi rakyat, pada bagian ini kamu akan membaca
berbagai puisi rakyat untuk memahami isi yang berupa nilai-nilai luhur
warisan nenek moyangmu!
Bacalah pantun berikut!
(Nyanyikan dengan lagu
Rasa Sayange
)
Simpulkan nilai pada pantun berikut!
Pantun karya nenek moyang
Pantun 1
Air surut memungut bayam,
Sayur diisi ke dalam kantung;
Jangan diikuti tabiat ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung.
Pantun 2
Baik bergalas baik tidak,
Buli-buli bertali benang;
Baik berbalas baik tidak,
Asal budi sama dikenang.
Pantun 3
Ikan nila dimakan berang-berang,
Katak hijau melompat ke kiri;
Jika berada di rantau orang,
Baik-baik membawa diri.
Pantun 4
Akar keladi melilit selasih,
Selasih tumbuh di hujung taman;
kalungan budi junjungan kasih,
Mesra kenangan sepanjang zaman.
Pantun Baru
Pantun 5
Pergi melaut membawa
jala,
Jala ditebar sambil mengingat;
Meski hidup banyak kendala,
Haruslah kita slalu semangat.
Pantun 6
Enak rasanya bubur yang hangat,
Enak dimakan bersama kerupuk;
Hidup memang harus semangat,
Janganlah mudah kita terpuruk.
Pantun 7
Kota Sampit di Kalimantan,
Kota Makasar di Sulawesi;
Teruslah berusaha jadi teladan,
Raihlah cita raih prestasi.
Pantun 8
Penghasil batik di Yogyakarta,
Kalaulah Brebes penghasil beras;
Berusaha terus mengajar cita,
Sambil berdoa dan kerja keras.
175
Bahasa Indonesia
Diskusikan hal berikut!
a)
C
arilah makna kata sulit pada pantun tersebut!
b)
U
raikanlah dengan bahasamu sendiri isi pantun tersebut!
c)
T
ulislah kembali nasihat dan ajakan yang terdapat dalam pantun!
d)
B
andingkan isi nilai-nilai/ tindakan baik yang terdapat pada pantun
karya nenek moyang dan karya generasi sekarang!
Pantun karya nenek
moyang
Pantun masa kini
Keterangan
2.
M
enyimpulkan Isi Gurindam
Gurindam
Gurindam
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal
176
Kelas VII SMP/MTs
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah darinya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala.
Latihan
a)
C
arilah makna kata sulit pada gurindam tersebut!
b)
S
impulkan nilai-nilai moral/ nasihat yang terdapat pada gurindam di
atas!
Gurindam
Nilai moral/ nasihat
1
2
3
4
5
6
177
Bahasa Indonesia
3.
M
enyimpulkan Isi Syair
Syair
Syair perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Karya: Hamzah Fansuri
Latihan
a) Carilah makna kata sulit pada syair tersebut!
b) Simpulkan nilai-nilai moral/ nasihat yang terdapat pada syair di atas!
178
Kelas VII SMP/MTs
Pasangkan nilai-nilai pada paparan berikut dengan nilai pada syair di atas!
Syair perahu tersebut berupa nasihat kepada para pemuda (generasi
muda) untuk membekali diri dengan ilmu dan amal yang baik agar hidup
menjadi berguna dan dan bermanfaat.
Hal itu disebabkan oleh adanya hidup yang tidak akan kekal selamanya
dan pasti akan ke akhirat juga. Dengan amalan kita yang baik maka kita
akan mendapat kebahagian di dunia dan di akhirat, serta sempurnalah
kehidupan kita yang kita jalani.
Bait syair
Nilai moral/ nasihat
1
2
pemuda perlu membekali diri dengan ilmu dan amal yang
baik agar hidup menjadi berguna
3
4
5
179
Bahasa Indonesia
C.
Menelaah Struktur dan Kebahasaan
pada Puisi Rakyat
Setelah membaca dan memahami pada bagian ini kamu akan belajar menelaah
puisi rakyat dari segi bentuk dan bahasa.
1.
M
enelaah Beragam Pola Pengembangan Pantun
Bacalah pantun berikut!
Pola 1
Buanglah sampah pada tempatnya,
Jangan membuang di tengah jalan;
Kalau kita tidak mau bertanya,
Tidak bisa mencapai semua
harapan.
Pola 2
Penghasil batik di Yogyakarta,
Penghasil ulos Sumatera Utara;
Kalau kamu memiliki cita-cita,
Hendaklah mau sedikit sengsara.
Pola 3
Membeli buku di daerah pecinan
Membeli buku lebih dari satu
Janganlah menunda pekerjaan
Hindari menyia-nyiakan waktu
Pola 4
Beli masi ke tempat Mbak Lulu
Beli pensil ke toko Cak Mamat
Sebaiknya kau pikir dahulu
Demi keputusan yang tepat
Pola15
Di Bengkulu tumbuh bunga raflesia
Bunga unik tanpa duri
Alangkah indahnya alam Indonesia
Marilah kita jaga agar lestari
Pola 6
Fatamorgana ternyata semu
Namun indahnya tiada terkira
Patuhilah selalu nasihat ibumu
Agar hidupmu tidak sengsara
Berdiskusilah untuk membuat pembahasan beberapa cara pengembangan
isi pantun! Jelaskan dengan contoh! Lihat contoh berikut!
180
Kelas VII SMP/MTs
2.
M
enelaah Struktur Pantun
Bacalah pantun berikut!
Ambillah kapas menjadi benang
Ambillah benang menjadi kain
Kalau kamu ingin dikenang
Berbuat baiklah dengan orang lain
Contoh telaah
Struktur penyajian pantun dua larik sampiran dan dua larik isi pantun.
Dua larik pertama merupakan pengantar untuk masuk pada isi larik 3 dan
4.
M
akna/
i
si
p
ada
l
arik
1
d
an
2
den
gan
l
arik
3
d
an
4
t
idak berhubungan.
Ditinjau
d
ari
j
enis
ka
limat
ya
ng
digun
akan,
p
antun
l
arik
1
d
an
l
arik
2
m
enggunakan
ka
limat
p
erintah.
L
arik
s
atu
d
an
l
arik
2
m
erupakan
ka
limat
b
erdiri sendiri. Larik 3 dan 4 merupakan kalimat saran dengan pola
hubungan syarat (kalau), pada larik 3 dan larik 4 merupakan hasil . Larik
3 dan 4 merupakan satu kalimat majemuk.
Kegiatan
Berhitunglah 1 sampai 6! Tiap siswa menelaah pantun sesuai dengan nomor
yang diterima!
Lakukan seperti yang dicontohkan!
3.
M
enelaah Struktur dan Bahasa Gurindam
Bacalah gurindam berikut!
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi
Dengan orang tua jangan pernah melawan
Kalau tidak mau hidup berantakan
Jagalah hati jagalah lisan
Agar kau tidak hidup dalam penyesalan
Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati
Itulah cara menunjukan bakti
181
Bahasa Indonesia
Belajar janganlah ditunda-tunda
Karena kamu tidak akan kembali muda
Jika kamu terus menunda
Hilanglah sudah kesempatan berharga
Masa lalu biarlah berlalu
Masa depan teruslah kau pacu
Lestarikan alam kita
sebelum alam menjadi murka
Belajarlah demi masa depan
Untuk mencapai semua harapan
Apabila mata terjaga
Hilanglah semua dahaga
Apabila mulut terkunci rapat
Hilanglah semua bentuk maksiat
Apabila tangan tidak terikat rapat
Hilanglah semua akal sehat
Jika hendak menggapai cita-cita
Bekerjalah lebih dari rata-rata
Jika hendak hidup bahagia
Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia
Barang siapa tidak takut tuhan
Hidupnya tidak akan bertahan
Apabila dengki sudah merasuki hati
Tak akan pernah hilang hingga nanti
Apabila hidup selalu berbuat baik
Tanda dirinya berhati cantik
182
Kelas VII SMP/MTs
Kegiatan
Telaahlah gurindam di atas dari segi struktur penyajian, jenis kalimat yang
digunakan, dan hubungan isi antarlarik. Lakukan seperti contoh berikut!
Contoh menelaah gurindam
Apabila kelakuan baik berbudi
Hidup menjadi indah tak akan merugi
Penelaahan
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.
Larik
1
m
erupakan
sya
rat
t
erjadinya
k
eadaan
p
ada
l
arik
2.
Di
tinjau
d
ari
j
enis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat
dengan
p
ola
h
ubungan
sya
rat
(l
arik
1
a
pabila
...)
d
an
p
ada
l
arik
2
k
ondisi/
k
eaadaan jika syarat dilakukan.
4.
M
enelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan pada Syair
Syair
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
183
Bahasa Indonesia
Contoh
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Contoh telaah syair
Struktur penyajian syair satu bait terdiri atas 4 larik. Pola rima sama
(a-a-a-a). Keempat larik syair merupakan isi dan terkait dengan bait-bait
yang lain. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan syair tersebut larik
1 menggunakan kalimat untuk menyapa ( menggunakan kata seru Hai
....)
L
arik
l
arik
2
d
an
3
m
erupakan
ka
limat
p
erintah
k
epada
g
enerasi
m
uda
ya
ng disapa pada larik 1. Larik 4 pada kutipan syair tersebut merupakan
akibat yang akan ditemui jika melakukan apa yang diperintahkan pada
larik
2
d
an
3.
P
ilihan
ka
ta
ya
ng
digun
akan
p
ada
sya
ir
t
ersebut
m
erupakan
ka
ta bersifat simbolik dan ungkapan lama. Pilihan kata sangat indah
dengan makna yang dalam.
Sebagai bekal untuk menelaah bacalah kotak info berikut!
Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi
perintah atau suruhan.
Contoh:
B
uanglah sampah pada tempatnya
Kalimat saran
Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain
untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya).
Contoh:
S
ebaiknya kau pikir dahulu
D
emi keputusan yang tepat
184
Kelas VII SMP/MTs
Kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk
melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari).
Contoh:
M
arilah kita jaga agar lestari
Kalimat seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti
kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).
Contoh:
A
langkah indahnya alam Indonesia ini.
W
ahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya
kita.
Kalimat larangan
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak
melakukan kegiatan (jangan, hidari).
Contoh:
J
anganlah berprasangka buruk kepada sesama
Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat
Kata penghubung tujuan
Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud
dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).
Kata penghubung sebab (kausal)
Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab
tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).
Kata penghubung akibat
Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi
atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga,
sampai, dan akibatnya.
Kata penghubung syarat
Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila
syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan
adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
185
Bahasa Indonesia
Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu
predikat.
Contoh
Pagi-pagi saya sarapan.
K
alimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau
predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar
atau lebih.
Kalimat majemuk bertingkat
adalah kalimat yang terjadi dari beberapa
kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.
Kalimat majemuk hubungan syarat
Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan
Contoh :
Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.
Kalimat majemuk hubungan tujuan
Ditandai dengan : agar, supaya, biar.
Contoh :
Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.
Kalimat majemuk konsensip
Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh
pun
Contoh :
Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai
harapan.
Kalimat majemuk hubungan penyebaban
Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena
Contoh :
Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat.
Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.
Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
186
Kelas VII SMP/MTs
Kalimat majemuk hubungan perbandingan
Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih
baik.
Contoh :
Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu.
Kalimat majemuk hubungan akibat
Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka
Contoh :
Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.
Kalimat majemuk hubungan cara
Contoh :
Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup
Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.
D.
Menyajikan Puisi Rakyat secara Lisan
dan Tulis
Saatnya sekarang Kamu berunjuk karya. Pada bagian ini kamu akan membuat
pantun dan menyajikan dalam bentuk berbalas pantun.
1.
M
enulis Pantun dengan Berbagai Konteks
Sebelum menulis puisi rakyat perhatikan langkah menulis pantun berikut!
Langkah membuat pantun
1)
T
entukan ide yang akan disampaikan ( kalau hidup bekerja keras kelak
hidupnya menjadi sukses).
2) Menata
ide
menjadi
dua
larik
(
dengan
bunyi
akhir
yang
berbeda).
3)
M
emilih kosakata yang diakhir dengan bunyi seperti dua larik.
4)
M
embuat larik sampiran dari benda/ kondisi yang tidak berkaitan
langsung dengan isi.
5)
M
enata kembali kalimat/ larik dengan rima dari kosakata yang berima
sama.
6)
M
enata pantun secara logis.
187
Bahasa Indonesia
Langkah membuat gurindam dan syair hampir sama dengan langkah membuat
pantun hanya saja perlu disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.
Kegiatan
Diskusikan dengan pasanganmu untuk membuat pantun, gurindam, dan syair
dengan tujuan berikut!
Tujuan
Menyemangati teman yang sedang mengalami penurunan semangat saat
mengerjakan tugas.
Tujuan
Mengajak teman-temanmu untuk berbuat jujur dan disiplin.
Gurumu akan memandu membuat puisi rakyat secara kreatif. Kemas kumpulan
pantun dalam bentuk buku pantun.
Pantun yang dihasilkan dinilai dengan panduan berikut.
Nilailah hasil akhir pantun yang kamu tulis dengan rubrik berikut!
Hal yang dinilai
4
3
2
1
•
Tema berkaitan dengan hal-hal yang positif
•
Tema sesuai dengan yang ditentukan
•
Isi sampiran pantun tidak mencontoh yang
pernah ada
•
Pola pengembangan larik tidak mencontoh
yang ada
(bobot 1)
Bagian sampiran pantun
• Rima
silang
pada
larik
1
dan
2
•
I
si kalimat dalam sampiran logis
•
Struktur kalimat sesuai dengan kaidah
•
Tidak berkaitan langsung dengan isi pantun
(bobot
2)
188
Kelas VII SMP/MTs
Bagian isi pantun
• Rima
silang
pada
larik
3
dan
4
•
I
si kalimat logis
•
Struktur kalimat sesuai dengan kaidah
•
Tidak berkaitan langsung dengan isi sampiran
(bobot
2)
Penskoran
4= jika terdapat semua unsur
3= jika terdapat 3 unsur
2=
jika
terdapat
2
unsur
1= jika terdapat 1 unsur
Skor akhir
=
Skor yang diperoleh
x 100
Dibagi Skor Maksimal
2. Berunjuk Karya dengan Puisi Rakyat
Pada bagian ini dapat dipilih tiga buah permainan. Pada bagian ini kamu akan
bermain berbalas pantun dengan topik yang disediakan. Aturan permainan
dipaparkan berikut.
Bermain Musikalisasi Syair dan Gurindam
a)
P
ermainan ini terdiri atas dua kelompok (kelompok syair dan kelompok
gurindam.
b)
J
umlah anggota kelompok minimal 3 orang, maksimal 5 orang.
c)
S
etiap kelompok terdiri atas ketua dan anggota.
d)
K
egiatan musikalisasi diawali dengan perencanaan pemberian nada
yang sesuai dengan isi pesan syair/ gurindam.
e)
M
ementaskan musikalisasi puisi di luar kelas.
f )
S
ebaiknya dilombakan antarkelas.
189
Bahasa Indonesia
3. Berbalas Pantun
Lakukan berbalas pantun dengan aturan permainan berikut!
a)
P
ermainan ini terdiri atas dua kelompok (kelompok “gadis” dan
“bujang”; atau dapat dikembangkan menjadi kelompok “pro” dan
“kontra” ).
b)
J
umlah anggota kelompok minimal 3 orang, maksimal 5 orang.
c)
S
etiap kelompok terdiri atas ketua dan anggota.
d)
K
egiatan berbalas pantun dipimpin oleh seorang moderator yang
bertugas menengahi, mengulas, dan menyimpulkan kegiatan berbalas
pantun.
e)
S
etiap sesi berbalas pantun memiliki tema, misalnya “perkenalan”.
f )
P
antun yang merupakan jawaban setiap kelompok secara
berkesinambungan dan bergiliran.
g)
S
truktur berbalas pantun terdiri atas pembukaan, isi/maksud, dan
penutup atau kesimpulan.
Hal yang dinilai pada musikalisasi gurindam dan syair dipaparkan berikut.
Hal yang dinilai
4
3
2
1
•
Pilihan nada/ irama sesuai dengan isi syair/
pantun
•
Nada diciptakan secara orisinal/
mengadaptasi
•
Penampilan tim dalam melakukan
musikalisasi
•
Volume suara memadai
(bobot 1)
Penskoran
4= jika terdapat semua unsur
3= jika terdapat 3 unsur
2=
jika
terdapat
2
unsur
1= jika terdapat 1 unsur
Skor akhir
=
Skor yang diperoleh
x 100
Dibagi Skor Maksimal
190
Kelas VII SMP/MTs
Peserta tidak boleh bersikap dan menggunakan kata yang kurang santun,
seperti menghina atau merendahkan kelompok lain.
Tema
: P
erkenalan dan persahabatan
Peserta
: Pu
tri 5 orang, Putra 5 orang
Moderator
: G
uru atau siswa yang ditunjuk
Sebelum berbalas pantun dimulai, moderator memperkenalkan masing-
masing anggota dari tiap-tiap kelompok serta menjelaskan temanya dan
pantun dimulai dengan cara diundi oleh moderator.
Berbalas Pantun
Moderator:
Cuci tangan memakai sabun,
Sabun berbau bunga melati,
Mari kita berbalas pantun,
Sambil bernyanyi senangkan hati
Silakan siapa memulai?
Topik berbalas pantun
a)
M
enjadi generasi harapan untuk Indonesia yang lebih maju.
b)
T
idak meninggalkan budaya daerah meski zaman telah berubah.
Bujang 1
Adakah jerami di pohon kenanga
Adakah hama di tangkai delima
Bolehkah kami mohon bertanya
Siapakah nama adinda berlima?
Gadis 1
Ingin menari bersama nyonya
Dia datang membawa jamu
Nama kami tidak usah ditanya
Langsung tanyakan apa maumu
Moderator:
Ayo kelompok gadis ingin langsung ditanya apa maumu ! Ayo bujang
silakan jawab.
Bujang 2
Gadis 2
Bujang 3
Gadis 3
Moderator:
Wah, wah..wah, dua kelompok saling kuat! Ayo kita teruskan!
191
Bahasa Indonesia
TUGAS
Pilihlah 5 orang sebagai wakil dari kelompok putri, demikian juga untuk
kelompok putra. Kelompok putri dalam berbalas pantun disebut kelompok
gadis, dan kelompok putra disebut kelompok bujang. Anggota kelompok
lainnya yang tidak tampil tetap membantu membuatkan pantun, lanjutkanlah
sesi “perkenalan” di atas dengan tema “nasihat”, yaitu tentang dua kelompok
yang saling memberi nasihat, misalnya tentang bahaya narkoba, pentingnya
saling menghormati, indahnya damai, manfaat belajar, dan lain-lain.
Masing-masing kelompok sebaiknya merancang skenario pantun dalam
bentuk pembuatan pantun-pantun yang terkait dengan tema. Kumpulkan
kepada guru sebelum kegiatan berbalas pantun dilaksanakan.
Yang dinilai dalam berbalas pantun adalah:
1.
K
ekompakan kelompok,
2.
Kecepatan membalas pantun,
3.
K
etepatan pemilihan sampiran dan isi pantun,
4.
V
ariasi pemilihan kata,
5.
V
okal (pelafalan dan intonasi)
6.
Ga
ya yang ditampilkan,
7.
B
usana (jika dilombakan).
Bujang 4
Gadis 5
Bujang 5
Moderator
Gadis 5
Bujang 1
SELAMAT ATAS SEMUA UNJUK KARYAMU.
TERUS BERLATIH BERKREASI DAN MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN DIRIMU.
KAMU BISA!
192
Kelas VII SMP/MTs
Proyek Literasi
Bacalah
p
uisi
ya
ng
ad
a
di
d
aerahmu,
b
iografi
H
amzah
F
amsari/
R
aja
A
li
H
aji,
a
tau buku lain yang berkaitan dengan puisi rakyat. Tulis pada contoh jurnal
berikut!
JURNAL MEMBACA
Judul Buku
:
P
engarang
:
T
erbitan
:
Waktu baca
: t
anggal ................ sampai .....................
Tanggal baca
Ringkasan Isi
Komentar