Halaman
5
Menjaga Warisan Budaya
A. Menyimpulkan Isi Berita yang Dibacakan dalam Bebe-
rapa Kalimat
B. Menemukan Makna Kata Tertentu dalam Kamus Melalui
Kegiatan Membaca Memindai
C. Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca
D. Mengomentari Buku Cerita Anak yang Dibaca
94
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Berita adalah sumber informasi aktual yang dapat kamu baca melalui surat kabar atau kamu
dengarkan melalui radio/televisi. Agar kamu dapat menyimpulkan isi berita yang dibacakan oleh salah
seorang temanmu, pada pembelajaran ini kamu akan melakukan aktivitas, yakni (1) mendengarkan
berita yang akan dibacakan (2) menjawab pertanyaan terkait dengan isi berita, (3) membuat simpulan
isi berita, dan (4) menilai simpulan yang dibuat oleh temanmu.
1.
Mendengarkan Berita
Tutuplah bukumu dan dengarkan berita yang berjudul
Kesenian Reog Bukan Milik
Malaysia
yang dibacakan gurumu! Perhatikan pokok-pokok beritanya dan bila perlu
kamu tulis!
Pernahkah kamu mendengarkan berita, tetapi pemahamanmu terhadap
berita tersebut jauh dari sumber aslinya? Jika ya, latihan mendengarkan berita
kemudian membuat simpulan dari berita perlu kamu lakukan. Mendengarkan
berita merupakan kecakapan hidup yang perlu kamu latihkan. Jika kamu men-
emukan kata-kata sulit yang kamu jumpai dalam tayangan berita maupun teks
tulis, kamu dapat mencari maknanya dalam kamus. Nah, ternyata menemukan
makna kata tertentu dalam kamus dengan cepat dan tepat juga perlu latihan.
Keterampilan yang tidak kalah penting untuk menunjang kecakapan hidup kamu
dalam berbahasa adalah menceritakan kembali dan memberikan komentar
terhadap cerita anak yang kamu baca. Semua keterampilan tersebut akan kamu
pelajari dalam pembelajaran ini.
A. Menyimpulkan Isi Berita yang Dibacakan dalam Beberapa
Kalimat
Menjaga Warisan Budaya
5
95
Menjaga Warisan Budaya
5
Kesenian Reog Bukan Milik Malaysia!
Laporan Wartawan KCM Ati Kamil
JAKARTA, KCM
- Paguyuban Reog Ponorogo se-Indonesia menggelar unjuk rasa yang mereka
sebut sebagai Gelar Keprihatinan Budaya di depan Kedubes Malaysia di Jalan H.R. Rasuna Said,
Jakarta, Kamis (29/11), mulai pukul 09.30 WIB.
Mereka menyatakan keprihatinan atas pengakuan Malaysia sebagai pemilik kesenian reog yang
oleh Malaysia disebut kesenian barongan.
Gelar keprihatinan budaya itu dipimpin oleh H. Begug Purnomosidi, yaitu Ketua Paguyuban Reog
Ponorogo se-Indonesia yang juga Bupati Wonogiri, Jateng.
Disebut oleh pihak Paguyuban Reog Ponorogo se-Indonesia, sekitar 3.000 orang ambil bagian dalam
Gelar Keprihatinan Budaya tersebut. Mereka mewakili Paguyuban Reog Ponorogo seIndonesia dari
wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Tangerang (Banten), dan Jakarta.
Dalam Gelar Keprihatinan Budaya itu, pihak Paguyuban Reog Ponorogo se-Indonesia menyampaikan
sejumlah pernyataan.
Pertama,
kesenian Reog Ponorogo bukanlah milik Malaysia, melainkan budaya asli Indonesia yang
berasal dari Kabupaten Ponorogo.
Kedua,
pernyataan Malaysia bahwa reog merupakan budaya milik Malaysia telah melecehkan dan
menyakiti hati bangsa Indonesia.
Ketiga,
mereka menuntut pemerintah Malaysia untuk mencabut pernyataan bahwa reog merupakan
budaya Malaysia. Jika tuntutan itu tidak dikabulkan Malaysia, mereka akan mendesak pemerintah
Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Sebelum Gelar Keprihatinan Budaya dilakukan di depan Kedubes Malaysia, Paguyuban Reog
Ponorogo se-Indonesia mengadakan arak-arakan dari lapangan tenis GOR Soemantri Brojonegoro
menuju gedung Kedubes Malaysia mulai pukul 09.00.
Saat ini pihak Paguyuban Reog Ponorogo se-Indonesia sedang diterima oleh pihak Kedubes
Malaysia. Sementara di depan gedung Kedubes Malaysia digelar atraksi reog. Arus lalu lintas,
terutama di jalur lambat menuju Menteng untuk sementara ditutup.
Kompas Cyber Media,
Kamis 29 Desember 2007
2.
Menjawab Pertanyaan tentang Isi Berita
Setelah kamu mendengarkan berita tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut!
a.
Siapa yang menggelar unjuk rasa?
b.
Mengapa mereka menggelar unjuk rasa?
c.
Kapan unjuk rasa itu dilakukan?
d.
Di mana unjuk rasa itu dilakukan?
96
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Lakukanlah kegiatan berikut!
a.
Bentuklah beberapa kelompok!
b.
Tiap kelompok, dengarkanlah salah satu berita dari radio/televisi!
c.
Catatlah pokok-pokok isi berita tersebut dengan menggunakan format berikut!
d.
Buatlah simpulan berdasarkan pokok-pokok isi berita yang kamu catat!
CONTOH FORMAT
LAPORAN KEGIATAN MENYIMAK BERITA
Nama Kelompok
:
Nama Acara
:
Nama Stasiun TV/radio :
Waktu Tayang
:
Pokok-pokok isi berita
:
∞
..........................................................................
∞
..........................................................................
∞
..........................................................................
Paguyuban Reog Ponorogo se-Indonesia, menggelar unjuk rasa keprihatinan atas pengakuan
Reog Ponorogo sebagai kesenian milik Malaysia, pada Kamis 29-11-2008, di depan Kedubes
Malaysia Jl. H.R. Rasuna Said Jakarta.
Para pengunjuk rasa menuntut agar Pemerintah Malaysia mencabut pengakuannya atas
kepemilikan Reog Ponorogo.
e.
Apa tuntutan para pengunjuk rasa?
f.
Ditujukan kepada siapa tuntutan itu?
g.
Bagaimana situasi di tempat kejadian ketika unjuk rasa itu digelar?
3.
Menyusun Simpulan Berita yang Didengarkan
Bacalah informasi berikut untuk menambah wawasanmu tentang keterampilan
menyusun simpulan berita.
a. Perhatikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan berita yang telah
kamu dengarkan! Pertanyaan tersebut dikembangkan dari pertanyaan pokok,
yaitu: apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana!
b.
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut merupakan pokok-pokok isi berita.
c.
Kamu dapat membuat kesimpulan berdasarkan pokok-pokok isi berita tersebut
dalam beberapa kalimat (2--3 kalimat).
d.
Simpulan harus benar-benar merupakan inti dari berita yang kamu dengarkan.
e.
Perhatikan contoh simpulan berikut!
97
Menjaga Warisan Budaya
5
4.
Menilai Kemampuan Membuat Simpulan Isi Berita
Nilailah simpulan isi berita yang disusun kelompok lain dengan menggunakan
rubrik berikut!
No.
Deskripsi
Ya
Tidak
1.
Apakah simpulan berisi pokok-pokok isi berita?
2.
Apakah pokok-pokok isi berita yang ditulis sesuai dengan
isi berita yang didengarkan?
3.
Apakah tidak ada kesalahan dalam penulisan ejaan, tanda
baca, dan struktur kalimat?
Jika semua jawaban "ya", berarti kelompok itu telah dapat menyimpulkan isi
berita dengan baik.
B. Menemukan Makna Kata Tertentu dalam Kamus Melalui
Kegiatan Membaca Memindai
Ke manakah tempat kita bertanya tentang makna kata-kata sulit, kata-kata asing yang belum
kita kenal, kata-kata yang belum kita ketahui maknanya? Kamuslah tempat yang paling tepat. Dalam
pembelajaran berikut kamu diajak menemukan makna kata-kata sulit dengan menggunakan kamus
secara efektif dan e
fi
sien. Serangkaian kegiatan yang akan kamu lakukan, yaitu (1) membaca teks,
(2) mencatat kata-kata sulit dalam teks yang kamu baca, (3) menemukan kata-kata sulit dalam kamus
secara cepat dan tepat, dan untuk mempertajam pemahamanmu terhadap kata-kata sulit tersebut, kamu
akan berlatih menggunakan kata sulit dalam karangan.
Simpulan
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
1.
Membaca Teks
Bacalah dalam hati teks berikut dan cermati kata-kata sulit yang ada di dalamnya!
Budaya Antri, Mengapa Tidak?
“
On line, please!”
“On line, please
!” Demikian berkali-kali terdengar suara petugas di loket pengurusan visa.
Entah sampai kapan kita bisa menanamkan etos disiplin. Jalanan macet, birokrasi semrawut,
loket-loket pembayaran berjubel berdesak-desakan, semua semakin parah hanya karena kita
98
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
tidak mempunyai etos disiplin. Padahal kita telah mengimpor prasarana baru untuk menumbuhkan
disiplin. Sering kita lihat dibangunnya jalan tol, dibukanya restoran-restoran Amerika, bank-bank
asing, dan supermarket yang diharapkan di tempat-tempat itu kita dilatih antri, dilatih sabar, dan
dilatih menghormati hak azasi orang lain.
Ironisnya, kalangan elit yang notabene terpelajar dan tahu aturan malah menyumbangkan
perannya sebagai agen ketidaktertiban antri, meskipun yang dominan tetap masyarakat bawah.
Untuk kelompok papan atas, uang tidak menjadi masalah, di kalangan akar rumput justru uang
paslah
persoalan urgen yang menyebabkan mereka tidak tertib. Pemandangan bergerombol,
berdesak-desakan, dan
sikut-sikutan
masih sering kita lihat di tempat-tempat umum. Coba kita
tengok bus kota kita. Sampai saat ini, kita belum bisa menemukan pemandangan tertib antri
penumpang bus.
Yang tidak bisa diabaikan berkaitan dengan budaya antri ini adalah petugas pelaksana
pelayanan publik, baik itu petugas jaga loket penjualan karcis, atau yang sejenisnya, termasuk
petugas
security
. Terkadang banyak orang tidak mau antri karena sikap dan ulah mereka yang
berat sebelah hanya karena umur, status sosial, kemampuan ekonomi, dan tinggi rendahnya
pendidikan. Tentu kebiasaan seperti itu akan mendorong masyarakat untuk tidak mematuhi budaya
antri. Dan bisa jadi keadaan inilah mungkin yang menjadi pangkal tidak dimilikinya etos disiplin
dalam masyarakat kita.
Dalam zaman modern ini terlebih di era
millenium
ini tidak berlaku lagi budaya harap
maklum. Semua mempunyai tanggung jawab sendiri, tidak ada deferensiasi karena sebab apapun.
Yang datang terlambat harus berdiri di belakang antrian. Memang ada perkecualian dalam setiap
ketentuan. Tetapi kalau perkecualian itu lebih besar daripada yang semestinya, itu berarti preseden
buruk.
Bukan polisi yang salah bila lalu lintas
semrawut
dan orang saling berebut. Bukan pemerintah
yang keliru bila masyarakat tak bisa patuh. Tapi kita. Satu per satu dari kita harus introspeksi agar
menjadi makhluk yamg disiplin. Satu per satu dari kita perlu mendapat penghormatan sambil tidak
lupa menghormati sesama kita setinggi-tingginya.
Dan sangat mungkin terjadi disiplin nasional akan menjadi acuan penghormatan kita. Baik
kepada undang-undang, kepada diri kita sendiri, maupun terhadap masyarakat secara nasional.
Mengapa kita tidak bisa mengambil pelajaran atas budaya disiplin, dalam hal ini budaya antri, dari
negara tetangga kita yang sudah maju, misalnya Jepang dan Singapura. Di sana masyarakat sudah
terbiasa antri. Tidak
umpel-umpelan
, meskipun sudah membayar barang obralan, toh mereka tetap
antri sampai berekor panjang.
Kalau sampai kapan pun kita tidak bisa tertib, alangkah memalukan. Kedudukan kita dalam
keluarga bangsa-bangsa ditentukan oleh kemampuan kita untuk disiplin menghormati orang lain.
Kita tidak bisa terus-menerus liar berebutan.
Memang di sinilah tantangan yang sedang kita hadapi dan masih memerlukan norma-norma
baru.
99
Menjaga Warisan Budaya
5
2.
Mencatat Kata-kata Sulit
Dalam teks yang berjudul
Budaya Antri, Mengapa Tidak?
terdapat kata-kata
yang mungkin belum kamu pahami maknanya. Secara berkelompok catatlah semua
kata yang belum kamu pahami maknanya dalam teks tersebut dan urutkan secara
alfabetis!
Tetapi cobalah kita berandai-andai membangun norma-norma baru yang lebih unggul, lebih
relevan dengan zaman dan lebih memuliakan manusia sebagai mahkluk yang berbudaya. Dengan
pikiran yang jernih, kita mulai bisa melihat bahwa budaya bukanlah milik kita pribadi, tetapi milik
kita bersama. Kalau kita masing-masing tahu diri, akhirnya masyarakat juga tahu diri. Kalau kita
satu per satu sadar akan pentingnya budaya tertib dan disiplin, bangsa kita pun akan sadar disiplin
nasional.
Dikutip dengan beberapa perubahan
Suara Hidayatullah,
12/VIII/April, 2006
Contoh:
Kata-Kata Sulit
1.
birokrasi
4. .....................................
2.
etos
5. .....................................
3. ........................................
6. .....................................
Kamus Dwibahasa
3.
Menemukan Makna Kata-kata Sulit dalam Kamus
KAMUS
BESAR
BAHASA
INDONESIA
EDISI KEDUA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Bp
BALAI PUSTAKA
Kamus Ekabahasa
100
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Kegiatan
a.
Bentuklah kelompok dengan beranggotakan empat orang!
b.
Tiap kelompok membaca teks dan menentukan sepuluh kata yang dianggap
sulit!
c.
Tiap-tiap kelompok menyepakati sepuluh kata yang dianggap sulit!
d.
Dengan adu cepat, carilah makna kata tersebut secara tepat dalam kamus! (setiap
kelompok harus memegang kamus).
e.
Kelompok yang menggunakan waktu terpendek dan jawabannya benar adalah
pemenangnya.
4.
Menggunakan Kata Tertentu dalam Paragraf
Kamu sudah menemukan kata-kata sulit beserta makna yang tepat. Sekarang,
buatlah satu paragraf dengan menggunakan minimal satu kata sulit yang telah kamu
temukan. Tukarkan hasil tulisanmu dengan teman sebangku! Lakukan saling koreksi
untuk menentukan ketepatan penggunaan kata tersebut dalam kalimat/paragraf.
Contoh: penggunaan kata
etos
Etos kerja para pegawai negeri sipil memang perlu ditingkatkan. Peningkatan etos kerja
tersebut dapat dimulai dari penegakan disiplin. Disiplin ketika masuk dan pulang kerja, juga disiplin
dalam penyelesaian tugas, khususnya terkait dengan layanan masyarakat.
Salah satu kata sulit yang kamu temukan dalam teks di atas adalah kata
urgen.
Apabila kamu dan anggota kelompokmu belum tahu makna kata
urgen
tersebut, carilah
makna kata tersebut dalam kamus. Kamu dapat menggunakan kamus ekabahasa,
misalnya
Kamus Besar Bahasa Indonesia
, atau kamus dwibahasa, misalnya
Kamus Inggris-
Indonesia
.
Oleh karena kamus itu disusun secara alfabetis atau urut abjad, kamu tidak perlu
mengurutkan halaman demi halaman untuk menemukan makna kata
urgen
dalam
kamus. Kamu cukup membuka halaman yang memuat huruf u
.
Kemudian carilah kata
yang memuat huruf
ur
dan seterusnya sampai kamu menemukan kata urgen. Namun
perlu kamu ingat, jika Kamu mencari kata turunan (kata berimbuhan), misalnya kata
menjual
, carilah pada huruf
j
bukan
m
karena kata menjual mempunyai kata dasar
jual.
Kata
urgen
dalam kamus memiliki banyak makna. Pilihlah makna yang paling
sesuai dengan maksud kalimat yang terdapat dalam teks!
Contoh:
urgen
/urgen/ a (gawat, mendesak, sangat penting, tindakan segera); krisis pangan sekarang ini
jauh lebih —————untuk ditanggapi dp krisis
Kamu tentunya akan memilih
mendesak
untuk makna kata
urgen
pada kalimat
"
Untuk kalangan terpelajar atau kalangan sosial tinggi, uang tidak menjadi masalah, di kalangan
akar rumput justru uang adalah persoalan urgen yang menyebabkan mereka tidak tertib."
101
Menjaga Warisan Budaya
5
C. Menceritakan Kembali Cerita Anak-anak yang Dibaca
Cerita anak-anak adalah cerita yang cocok dikonsumsi untuk anak-anak. Cerita-cerita tentang
kepahlawanan agar anak-anak memiliki jiwa kepahlawanan, cerita tentang asal-usul suatu daerah,
kesenian, nama desa, agar anak-anak memahami budaya warisan leluhurnya dan dapat menjaganya
dengan segenap jiwanya. Pada pembelajaran ini, kamu akan belajar menceritakan kembali cerita
tentang asal-usul kesenian Reog Ponorogo yang sangat terkenal itu, yang saat ini diakui oleh Malaysia
sebagai kesenian khas Malaysia.
1.
Membaca Teks Cerita
Bacalah cerita tentang asal-usul cerita Reog Ponorogo berikut ini dengan saksama
agar kamu memahami benar isinya dan dapat menceritakan kembali cerita tersebut
dengan menggunakan kata-katamu sendiri.
ASAL-USUL REOG PONOROGO
Secara sederhana, ada lima fragmen tarian disajikan dalam penampilan kelompok reog:
1.
Tari Warok (prajurit sakti).
2.
Tari Jathil (penggambaran prajurit berkuda)
3.
Bujangganong (patih buruk rupa yang jujur).
4.
Tari Klana (Raja Klana Sewandono).
5.
Dadak Merak (burung merak yang naik di atas harimau).
Pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang
asal-usul Reog dan Warok. N amun, salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang
pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit
terakhir yang berkuasa pada abad ke-15.
Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari rekan raja yang beretnis Cina dalam
pemerintahan dan perilaku raja yang korup. Ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit
akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan yang mengajarkan seni
bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan kepada anak-anak muda, dengan harapan
bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kembali Kerajaan Majapahit kelak.
Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan, maka pesan politis Ki
Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan “sindiran” kepada
Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun
perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai
“Singa Barong”, raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan di atasnya ditancapkan
bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan
Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok
102
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
2.
Menyusun Kerangka Cerita
Setelah selesai membaca, kamu tentunya sudah memperoleh gambaran tentang
kerangka isi cerita Asal-Usul Reog Ponorogo. Cobalah kamu lanjutkan kerangka cerita
dari cerita tersebut!
penari gemblak yang menunggang kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan
Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada di balik
topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat
topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya.
Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan
menyerang perguruannya. Pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan
dilarang untuk melanjutkan pengajaran warok. Namun, murid-murid Ki Ageng Kutu tetap
melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih
diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer, namun, jalan
ceritanya memiliki alur baru dengan ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo,
yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang
berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja
Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri atas merak dan singa, sedangkan
dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujangganom, dikawal oleh warok
(pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan.
Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan
mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan ’kerasukan’ saat mementaskan
tariannya.
....
Penulis
: Jodhi
Contoh kerangka cerita:
a.
Ki Ageng Kuthu, seorang abdi Kerajaan Majapahit
pada masa Bra Kertabumi
yang berkuasa pada abad 15, meninggalkan kerajaan karena tidak tahan melihat
perilaku raja yang korup dan di bawah kendali sahabatnya yang beretnis Cina.
b.
Ki Ageng Kuthu kemudian mendirikan perguruan yang mengajarkan anak-anak
muda seni bela diri, kekebalan, dan ilmu kesempurnaan.
c. .....................................................
3. Menceritakan Kembali Cerita Anak-anak yang Dibaca dan Menilai
Kemampuan Bercerita
Lakukanlah kegiatan berikut!
a.
Lakukanlah kegiatan ini secara individual!
103
Menjaga Warisan Budaya
5
Rubrik Penilaian Kemampuan Menceritakan Kembali Cerita Anak
No.
Aspek Indikator
Ya
Tidak
1.
Kesesuaian
Cerita sesuai dengan isi cerita asli
2.
Kelengkapan
dan keruntutan
Bagian-bagian cerita (awal-tengah-
akhir) lengkap dan runtut
3.
Suara
suara bervariasi sesuai dengan watak
tokoh dan dapat didengar oleh
pendengar
4.
Kelancaran
Cerita dikemukakan secara lancar
dan tidak tersendat-sendat sehingga
cerita mudah diikuti
5.
Pelafalan
Pelafalan jelas dan tepat
6.
Intonasi
Tempo dan tekanan bervariasi
7.
Ekspresi
Ekspresi bermakna dan mendukung
isi cerita
b.
Pada kegiatan sebelumnya, kamu sudah membuat kerangka cerita.
Berdasarkan kerangka cerita tersebut, ceritakan kembali dengan bahasamu
sendiri secara lisan cerita anak yang kamu baca di depan kelas!
c.
Nilailah kemampuan temanmu sewaktu bercerita dengan menggunakan panduan
penilaian berikut!
Kiat-kiat membaca cerita secara menarik
1.
Menuliskan judul cerita yang akan dibaca di papan tulis
2.
Membuka cerita dengan kalimat tanya
3.
Menceritakan bagian inti dengan menggunakan gambar para tokoh
4.
Menceritakan bagian inti dengan menggunakan gambar berseri
5.
Menutup cerita dengan mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita
6.
Menutup cerita dengan mengungkapkan pertanyaan retoris atau pertanyaan yang tidak perlu
dijawab
7.
Melibatkan pendengar, misalnya secara spontan pendengar diminta ikut berdialog atau
melanjutkan dialog atau menirukan suara-suara tertentu yang ada dalam cerita
8.
Menggunakan kartu yang beirisikan urutan cerita
104
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
D. Mengomentari Buku Cerita
Memberikan komentar terhadap buku cerita dapat berarti meberikan ulasan atau tanggapan
terhadap buku cerita.Tujuan memberikan komentar adalah memberikan gambaran bagaimana kekuatan
maupun kelemahan. Apa yang harus dikomentari dan bagaimana cara memberikan komentar? Pada
bagian ini kamu akan berlatih melakukan hal tersebut dengan cara: (1) membaca buku cerita yang akan
dikomentari, (2) menentukan unsur-unsur yang akan dikomentari, dan (3) mengomentari cerita.
1.
Membaca Buku Cerita
Bacalah sebuah cerita asli Indonesia, warisan budaya leluhur yang berjudul
Situ
Bagendit
berikut ini!
SITU BAGENDIT
(Cerita Rakyat Jawa Barat)
Sebelah utara Kota Garut (± 13 km) terdapat sebuah Situ (telaga=danau kecil) bernama Situ
Bagendit. Indahnya alam Situ ini telah membuat Situ Begendit terkenall sebagai tempat rekreasi
yang menyenangkan.
Konon beribu-ribu tahun sebelum Situ Bagendit menjadi “situ”, tempat itu merupakan
dataran desa yang subur. Di desa itu ada seorang janda kaya bernama Nyi Endit yang berkuasa
dan ditakuti di desa tersebut. Kekayaannya yang berlimpah-limpah ia gunakan untuk dipinjamkan
kepada penduduk dengan bunga yang amat tinggi. Untuk keamanan pribadinya, Nyi Endit
memelihara beberapa orang jago sebagai tukang kepruk. Jago-jago itu selain bertindak sebagai
pengawal pribadi Nyi Endit, juga bisa bertugas “menagih paksa” mereka yang meminjam uangnya
dan pada waktunya tak mau membayar utangnya.
Apabila musim panen tiba, di halaman rumah Nyi Endit (yang lebih pantas disebut istana)
penuh padat oleh hasil pertanian, terutama padi. Pada suatu ketika, datang musim kemarau yang
amat panjang, mengakibatkan musim paceklik pun tiba, yang menyengsarakan petani-petani yang
hidupnya sudah amat melarat. Dalam tempo singkat, penyakit kelaparan menghantui penduduk.
Hampir setiap hari selalu ada kabar kematian penduduk karena kelaparan.Tapi keadaan di istana
tuan tanah dan lintah darat Nyi Endit justru sebaliknya. Hampir seminggu sekali pesta bersama
sanak keluarga dan kerabatnya tetap diselenggarakan.
“Saudara-saudara makan dan minumlah sepuas hati ....Malam ini kita rayakan keuntungan
besar yang kuperoleh dari hasil panen tahun ini!” kata Nyi Endit sambil tersenyum di depan tamu-
tamunya.
Tiba-tiba di tengah pesta makan itu muncul pegawai Nyi Endit dan menghadap perempuan
itu. “Nyai, di luar ada pengemis yang memaksa ingin masuk ruangan untuk minta sedekah!”
105
Menjaga Warisan Budaya
5
“Apa ?! Pengemis ? Tak ada sedekah yang kuberikan .......... Usir dia !! teriak Nyi Endit. Tapi
ternyata yang dimaksud dengan pengemis itu telah berada di dalam ruangan itu. “Nyi Endit kau
memang benar-benar manusia kejam!” kata pengemis tua itu. “Mau apa kau pengemis busuk!
Pergi kau dari tempatku ini!” dengan gusar Nyi Endit membentak.
Namun pengemis itu tetap diam tak beranjak dari tempatnya. Kemudian ia berkata, “Tak
mau memberikan sedekah pada manusia melarat macam aku? hm ... sungguh terkutuk hidupmu
Nyi endit ! Kau tega berpesta pora di tengah-tengah rakyat kelaparan dan sekarat karena darahnya
setiap hari kau hisap. Betul-betul kau lintah darat terlaknat !”
Mendengar ucapan pengemis tua itu Nyi Endit menjadi geram. “Binatang! Anak-anak, ayo
kepruk dan cincang keledai tua itu!” teriak Nyi Endit menyuruh pengawalnya. Serentak keempat
pengawal Nyi Endit itu mencabut goloknya masing-masing dan menyerbu pengemis tua itu. Tapi
dalam sekali gebrak keempat pengawal itu terlempar jatuh hingga beberapa meter.
Nyi Endit dan semua tamu yang hadir menjadi sangat terkejut, tak menduga si pengemis itu
memiliki kepandaian yang hebat.
“Nyi Endit, baiklah, sebelum aku meninggalkan istanamu, karena ternyata kau tak mau
berbaik hati kepadaku dan manusia-manusia melarat lainnya. Aku ingin memberikan pertunjukan
padamu ...” kata pengemis itu seraya menancapkan sebatang ranting ke lantai. “Lihatlah! Ranting
ini sudah kutancapkan ke lantai. Nah, sekarang cabutlah kembali ranting ini, bila tak sanggup kau
boleh mewakilkan kepada orang lain!. Bila kalian bisa mencabutnya, betul-betul kalian orang-
orang yang paling mulia di dunia ini!.
Nyi Endit masih menganggap enteng pengemis itu. Tapi ia begitu penasaran untuk mencabut
ranting itu, maka disuruh pengawalnya yang berbadan cukup kekar untuk mencabutnya. Namun,
tak satu pun pengawalnya yang sanggup mencabut ranting itu. Oleh karena Nyi Endit tetap
sombong meskipun telah menyaksikan kehebatan pengemis tua itu, akhirnya si pengemis pun
mencabut ranting itu dan keluarlah air. Mula-mula air itu kecil, namun lama kelamaan membesar,
yang akhirnya menggenangi seluruh desa. Nah, musnahlah seluruh harta Nyi Endit yang
dikumpulkannya dengan menghisap darah penduduk karena diterjang banjir yang dahsyat itu.
Nah, air itulah yang kini menjadi situ yang dikenal dengan nama Situ Bagendit.
2.
Menentukan Unsur-unsur yang Dikomentari
Setelah membaca dan mencermati cerita tersebut, kamu tentu menemukan hal-
hal yang menarik dan tidak menarik. Hal-hal yang menarik maupun tidak menarik
mengenai cerita anak dapat berkaitan dengan alur, tokoh, latar, sudut pandang,
penggunaan bahasa, tema, dan amanat, dapat pula berkaitan dengan beberapa hal,
misalnya sampulnya, sosok pengarang, gaya penyajiannya, atau latar belakang
penerbitannya. Secara berkelompok, tentukan hal-hal yang menarik dan tidak menarik
dari cerita yang berjudul
Situ Bagendit
tersebut
!
106
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
Berikutnya, secara berkelompok, diskusikan
komentar terhadap cerita
Situ Bagendit
dengan
alasan yang logis dan bahasa yang santun!
Tunjuk wakilmu untuk menyampaikan komentar
tersebut
!
Nilailah komentar yang dikemukakan
temanmu dengan menggunakan rubrik berikut!
No.
Aspek
Deskriptor
Ya
Tidak
1.
Ketepatan
Unsur yang dikomentari jelas
2.
Kelogisan
Alasan yang diberikan logis
3.
Keruntutan
Komentar dikemukakan secara runtut
4.
Kelancaran
Komentar dikemukakan secara lancar
dan tidak tersendat-sendat
5.
Penggunaan
Bahasa
Pilihan kata yang digunakan tepat dan
santun
Hal-hal yang Menarik
Hal-hal yang Tidak Menarik
1. ................................................................
1. ...................................................................
2.
2.
dst
dst.
3.
Mengomentari Cerita
Dalam memberikan komentar, selain kamu harus menentukan terlebih dahulu
unsur-unsur yang menjadi objek untuk dikomentari, kamu juga harus mempersiapkan
alasan yang logis agar orang lain dapat menerima atau membenarkan komentarmu.
Apabila kegiatan itu sudah dilakukan, berikutnya kamu perlu menyusun kerangka
komentar. Kerangka komentar berfungsi sebagai pedoman atau penuntun arah dalam
berbicara.
Bacalah informasi berikut untuk menambah wawasanmu tentang teknik memberikan komentar!
∞
Pemberi komentar yang baik adalah (1) mampu memilih unsur yang tepat untuk dikomentari,
(2) menguasai materi, (3) memahami latar belakang pendengar, (4) mengetahui situasi, (5)
tujuannya jelas, (6) kontak dengan pendengar, (7) kemampuan berbahasanya tinggi, (8)
menguasai pendengar, (9) memanfaatkan alat bantu, (10) penampilannya meyakinkan, dan
(11) terencana.
107
Menjaga Warisan Budaya
5
Pada unit 5 kamu telah belajar menyimpulkan isi berita yang dibacakan, yang diawali
dengan mendengarkan berita yang dibacakan, menjawab pertanyaan terkait dengan isi
teks, dan membuat simpulan. Kamu juga telah belajar menemukan kata-kata sulit dari
bacaan yang kamu baca dan sekaligus menemukan makna kata-kata sulit tersebut dengan
menggunakan kamus secara cepat dan tepat. Terkait dengan pembelajaran sastra, kamu
telah belajar menceritakan kembali cerita anak yang kamu baca dan mengomentari buku
cerita anak.
∞
Apabila komentar disampaikan secara lisan, adakan kontak dengan pendengar melalui
pandangan mata, anggukan, senyuman, dan perhatian.Gunakan bahasa yang sederhana
agar mudah dipahami. Usahakan berbicara dengan santun dan tidak menyinggung
perasaan orang lain. Atur suasana agar tidak terlalu formal. Ucapan/suara hendaknya jelas
sehingga dapat didengar oleh seluruh pendengar. Hindari sikap-sikap yang yang kurang
sedap dipandang mata seperti menggaruk-garuk kepala, “mencuil-cuil” lubang telinga, atau
terlalu banyak bergerak.
∞
Kaidah-kaidah yang harus dipenuhi seorang komentator meliputi: (1) ketepatan, (2)
kelancaran, (3) kewajaran, dan (4) penggunaan bahasa.
Ketepatan
berkenaan dengan
aspek kesesuaian isi tanggapan dengan hal yang ditanggapi. Kelancaran berhubungan
dengan ada tidaknya hambatan pada saat menanggapi secara lisan pementasan karya
sastra.
Kewajaran
gerak dan mimik merupakan bagian penting yang akan mendukung
keberhasilan seseorang dalam menanggapi secara lisan, di samping kesantunan dalam
bersikap. Penggunaan
bahasa hendaknya
komunikatif. kalimat yang digunakan sederhana,
kata-kata yang dipilih santun, dan mudah dipahami, artikulasi yang jelas, serta pelafalan dan
intonasi tepat. Dengan kata lain, aspek kebahasaan yang perlu kamu perhatikan adalah
aspek pelafalan, intonasi, artikulasi, pilihan kata, dan susunan kalimat
.
A. Pilihlah satu pilihan jawaban yang paling tepat!
Dalam Gelar Keprihatinan Budaya itu, pihak Paguyuban Reog Ponorogo se-Indonesia
menyampaikan sejumlah pernyataan.
Pertama,
kesenian reog ponorogo bukanlah milik
Malaysia, melainkan budaya asli Indonesia yang berasal dari Kabupaten Ponorogo.
Kedua,
pernyataan Malaysia bahwa reog merupakan budaya milik Malaysia telah melecehkan dan
menyakiti hati bangsa Indonesia.
Ketiga,
mereka menuntut pemerintah Malaysia untuk
mencabut pernyataan bahwa reog merupakan budaya Malaysia. Jika tuntutan itu tidak
dikabulkan Malaysia, mereka akan mendesak pemerintah Indonesia untuk memutuskan
hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Rangkuman
Evaluasi
108
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
4.
Cara pelukisan watak tokoh yang digunakan pengarang dalam kutipan cerita tersebut
adalah ....
A. dengan melukiskan bentuk lahir tokoh utama
B. melukiskan jalan pikiran dan perasaan tokoh
C. melukiskan bagaimana reaksi tokoh bukan utama terhadap tokoh utama
D. melukiskan keadaan sekeliling tokoh
Di kalangan para dokter, khususnya dokter spesialis
saraf
, amnesia merupakan masalah yang
kompleks.
Kondisi psikhis pasien yang mengalami amnesia tidak mampu mengingat kejadian dan
pengalaman hidup yang pernah terjadi sebelum tanggal tertentu. Hanya fakta-fakta pengalaman
hidup yang terjadi sesudah tanggal tertentu itulah yang bisa diingat atau dihadirkan kembali ke
khazanah
kesadaran.
Mereka bertujuh telah seminggu lamanya tinggal di dalam hutan mengumpulkan damar. Pak Haji
Rakhmat, yang tertua di antara mereka. Pak Haji, demikian panggilannya sehari-hari, telah berumur
enam puluh tahun. Meskipun umurnya telah selanjut itu, tetapi badannya masih tetap sehat dan kuat,
penglihatan, dan pendengarannya masih terang. Mendaki dan menuruni gunung membawa beban
damar atau rotan yang berat, menghirup udara segar di alam terbuka yang luas, menyebabkan orang
sehat dan kuat. Pak Haji selalu membanggakan diri dan berkata bahwa dia tak pernah sakit seumur
hidupnya. Dia bangga benar tak pernah merasa sakit pinggang atau sakit kepala.
1.
Jika disimpulkan, isi pernyataan yang disampaikan dalam Gelar Kepri-
hatinan Budaya pada paragraf tersebut adalah ....
A. Permintaan maaf Pemerintah Malaysia kepada bangsa Indonesia.
B. Pengakuan bahwa Reog Ponorogo adalah budaya asli Indonesia.
C. Desakan untuk pemutusan hubungan diplomatik Indonesia dengan Malaysia.
D. Pengakuan atas eksistensi Paguyuban Reog Ponorogo.
2.
Tujuan utama dikeluarkannya beberapa tuntutan dalam teks, di atas adalah ....
A. Mengembalikan aset budaya leluhur agar tidak diambil alih oleh negara ain.
B. Mencari muka agar paguyuban tersebut diakui keberadaannya.
C. Menghujat Pemerintah Malaysia yang melecehkan negara tetangga
D. Menghujat Pemerintah Indonesia yang lalai dalam menjaga warisan budaya
3.
Kutipan tersebut mengandung kalimat yang tidak tepat karena mengguna-
kan kata yang tidak baku. Agar kalimat tersebut tepat, dilakukan revisi
dengan cara ....
A. mengganti kata
saraf
menjadi
syaraf
B. mengganti
spesialis
menjadi
special
C. mengganti kata
psikhis
menjadi
psikis
.
D. mengganti kata
kompleks
menjadi
komplek.
109
Menjaga Warisan Budaya
5
Banyak orang mendengar musik dari kaset, radio, atau televisi. Mereka sangat menikmati hal itu.
Dalam masyarakat tradisional, musik dan puisi merupakan dua hal yang hampir tak bisa dipisahkan.
Kedua media ekspresi ini secara integral biasanya memiliki peran sentral dalam proses pewarisan
budaya masyarakat Indonesia yang memiliki tradisi lisan, misalnya masyarakat dayak di Kalimantan
atau Dani di Irian Jaya. Namun, dalam kehidupan budaya modern, peran sentral kedua media ini
memudar sehingga musik dan puisi dewasa ini hidup dalam wilayah pinggiran.
5.
Inti paragraf tersebut adalah ....
A. menjelaskan peran musik dan puisi dalam masyarakat tradisional.
B. menjelaskan peran musik dan puisi dalam masyarakat modern.
C. membandingkan peran musik dan puisi dalam masyarakat tradisional dan
modern.
D. menjelaskan peran sentral musik dan puisi dalam kehidupan masyarakat.
6.
Menurut bacaan tersebut, peran musik dan puisi dalam masyarakat modern ....
A. memudar
B. meningkat
C. meroket
D. meredup
7.
Makna kata media ekspresi pada paragraf tersebut adalah ....
A. wahana penyaluran kebutuhan
B. wahana penyaluran bakat, minat, dan kreativitas
C. wahana pengembangan ekonomi
D. wahana pembentukan watak
Yogyakarta adalah daerah wisata di Pulau Jawa yang memiliki kekhasan tersendiri, salah satunya
tari klasik Gambyong yang disajikan untuk menyambut tamu keraton. Lain lagi di Propinsi Jawa Timur
walaupun dalam satu pulau yang sama, Jatim memiliki tari Remong yang gerakannya lebih dinamis.
Begitu pula di Jawa Barat ada tarian yang sangat memasyarakat, yang dinamakan tari Jaipong. Tidak
kalah menariknya pulau Bali di samping daerah wisatanya, Bali juga punya tarian khas yaitu tari
Kecak.
8.
Kalimat yang tepat untuk simpulan paragraf tersebut adalah ....
A. Budaya yang dimiliki daerah merupakan kekayaan nasional yang sekaligus
menjadi budaya nasional.
B. Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan provinsi dengan ciri khasnya itu
kaya dengan tarian daerah.
C. Tarian-tarian daerah dengan ciri khasnya itu menjadi aset nasional sekaligus
sebagai aset bangsa Indonesia.
D. Hendaknya tarian-tarian daerah selalu ditumbuhkembangkan dan dilestarikan
keberadaannya.
110
Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VII
B.
Uji Praktik
1) Carilah salah satu cerita khas yang terkenal di daerahmu!
2) Catatlah pokok-pokok isi cerita tersebut dengan kalimatmu sendiri!
Setelah kamu berdiskusi, berlatih, dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pembelajaran ini, cobalah kamu renungkan kembali apa yang telah kamu kuasai dan belum
kamu kuasai serta bagaimana kesanmu terhadap pembelajaran yang telah kamu laksanakan
dengan memberikan tanda centang (
√
) pada panduan berikut ini!
No.
Pertanyaan Pemandu
Ya
Tidak
1.
Saya telah telah dapat membuat simpulan isi berita
berdasarkan pokok–pokok isi berita.
2.
Saya juga telah paham bahwa membuat simpulan berarti
menyusun intisari berita.
3.
Saya senang melakukan kegiatan wawancara.
4.
Saya dapat menemukan makna kata-kata sulit dengan
cepat dan tepat dengan menggunakan kamus.
5.
Saya dapat menuliskan kembali cerita yang saya baca
dengan bahasa saya sendiri
6.
Saya bangga dapat memberikan komentar terhadap cerita
yang saya baca dengan alasan yang logis.
7.
Menurut saya, latihan-latihan dalam bab ini mudah diikuti
dan membuat saya senang belajar bahasa Indonesia.
Refleksi