Halaman
Memahami Novel
Membaca novel sama mengasyikkannya dengan membaca
cerpen. Namun, pernahkah Anda membacakan novel atau peng-
galan novel di depan orang lain? Pada pelajaran ini, Anda akan
mempelajari membacakan penggalan novel dan menanggapinya.
Bagaimanakah cara membacakan penggalan novel yang baik?
Dalam membacakan penggalan novel, Anda harus memperhatikan
lafal, intonasi, dan jeda. Dalam sebuah novel, terdapat unsur-unsur
pembangunnya. Unsur tersebut disebut unsur intrinsik. Dengan
memahami unsur-unsur intrinsik, Anda akan lebih memahamai isi
cerita yang disampaikan dalam novel.
M
embaca novel sama men
g
as
y
ikkann
y
a den
g
an membaca
c
erpen. Namun, perna
hk
a
h
An
d
a mem
b
aca
k
an nove
l
atau pen
g
-
g
alan novel di depan orang lain? Pada pelajaran ini, Anda akan
m
empela
j
ari membacakan pen
gg
alan novel dan menan
gg
apin
y
a.
Baga
i
mana
k
a
h
cara mem
b
aca
k
an pengga
l
an nove
l
yang
b
a
ik
?
D
alam membacakan penggalan novel, Anda harus memperhatikan
l
afal, intonasi, dan
j
eda. Dalam sebuah novel, terdapat unsur
-
unsur
p
em
b
angunnya. Unsur terse
b
ut
di
se
b
ut unsur
i
ntr
i
ns
ik
. Dengan
me
m
a
h
a
mi
u
n
sur
-
unsur intrinsik, Anda akan lebih memahamai isi
c
erita
y
an
g
disampaikan dalam novel.
5
Pelajaran
S
u
m
b
e
r
:
D
o
k
u
m
e
n
t
a
s
i
p
r
i
b
a
d
i
64
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Peta Konsep
Kegiatan Membaca
intonasi
tema
dengan memerhatikan unsur-
unsur surat lamaran pekerjaan
penokohan
latar
sudut pandang
alur
amanat
lafal
ekspresi
melalui
dapat
dapat
dengan memerhatikan
Membaca penggalan novel
Menjelaskan unsur intrinsik novel
Menulis surat lamaran pekerjaan
Alokasi waktu untuk Pelajaran 5 ini adalah 15 jam pelajaran.
1 Jam pelajaran = 45 menit
65
Memahami Novel
Membaca novel merupakan satu kegiatan yang mengasyikkan.
Terlebih lagi jika novel yang dibaca adalah karya pengarang yang
Anda idolakan. Akan tetapi, pernahkah Anda membacakan novel
dengan intonasi yang tepat? Pada dasarnya, membacakan novel
sama dengan membacakan cerpen.
Mintalah seorang teman Anda membacakan penggalan novel
Cau-Bau-Kan
berikut di depan kelas.
Ca-Bau-Kan
Karya Remy Sylado
Sayalah Giok Lan! menjadi cabo. Yang saya
marah kalau Anda kira saya tidak marah kalau Anda,
seperti semua ca-bau-kan itu adalah perempuan
yang tak berlidah Melayu, kepalang melafazkan ca-
bau-kan moral. Saya sudah membela. Bukan hanya
membetulkan.
Masalah saya, di mana gerangan saya harus
memulai mencari jawaban teka-teki siapa ayah saya
yang sebenarnya: Tan Peng Liang asal Gang Tamim
Bandung, atau Tan Peng Liang asal Gang Pinggir
Semarang. Kepada siapa saya patut bertanya?
Apakah orang-orang Indonesia betul-betul ramah,
ikhlas menjawab, dan tidak berbelit-belit?
Tiba-tiba pertanyaan itu mengusik saya. Sebab,
sejak dari bandara Soekarno-Hatta, saya kepalang
mendapat kesan, orang Indonesia di Jakarta ini,
berbakat badut. Mereka bisa memberikan senyum
yang mubazir, dan bisa juga cemberut tanpa alasan.
Hal-hal yang berhubungan dengan ketugasan
menjadi amat ruwet. Belakangan baru saya dapat
menyimpulkan bahwa itu ada kaitannya dengan
pengkiliran tatanan. Penyebabnya, sikap mental
yang tercabik, sifat sosial yang marak hanya dalam
slogan, sementara wasangka tribalistik terpelihara
samar di balik politik kekuasaan, mengakibatkan
hak-hak kebebasan sipil terpasungkan, dan akhirnya
tampak demokrasi merosot jadi sekadar swalayan
bibir demokrasi.
Kesan buruk itu dimulai di pintu keluar bandara.
Petugas pintu bertindak arogan, pongah, dan tak
sopan. Dipegangnya tangan saya, dirampasnya
tas jinjing yang saya tenteng. Dibukanya dengan
mengacak isinya. Ia bukan hanya menyangka, tapi
bahkan menuduh bahwa di dalam tas saya itu
tersembunyi pil
ecstasy
. Katanya selama ini, yang
selalu menyelundupkan pil-pil itu dari Belanda
ke Indonesia adalah perempuan-perempuan tua
seusia saya. Tindakannya itu membuat saya syok,
jantungan, deg-degan. "Soni selalu senang melayani."
Namanya Wilson Nadeak.
Atas maunya, ia menyebut Wilson jadi Soni. Ia
barangkali satu-satunya sopir taksi di dunia yang bekerja
menaksi dengan pakaian perlente seperti busana
seorang dirigen orkes
fil harmonia
: jas penguin dan dasi
kupu-kupu di atas baju kerah berdiri, serta rambut disisir
belah tengah dengan
pomade
menyengat wangi. Bahkan
di Amsterdam, Wina, ataupun Pans, belum pernah saya
bertemu dengan seorang secanggih Soni.
Sumber
: Novel
Ca-Bau-Kan
2003
Menanggapi Pembacaan
Penggalan Novel
A
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menanggapi pem-
bacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan.
Bagaimana pembacaan kutipan novel yang dituturkan atau
dibacakan teman-teman Anda? Adakah teman Anda mengatur
tekanan suara tinggi rendah sesuai dengan maksud kalimat yang
dituturkan? Dapatkah teman Anda membacakan dialog dengan benar,
disertai mimik, dan gerak-gerik anggota tubuh secara tepat pada saat
mengucapkan kata-kata atau bagian kalimat tertentu sehingga maksud
kalimat dapat ditangkap dengan baik (menggambarkan suasana cerita)?
Ketika sebuah kalimat (tulisan) yang mengungkapkan sebuah peristiwa
(dalam kutipan) disampaikan teman Anda, dapatkah Anda menangkap
sesuai maksud
yang sebenarnya?
66
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Ada beberapa kemungkinan jawaban, di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Tuturnya baik, berarti kemampuan penutur sangat baik dengan
menggunakan:
a. intonasi, yaitu tekanan dinamik (tekanan tinggi pada kata-
kata tertentu/penting yang menjadi inti kalimat);
b. tekanan nada (tekanan tinggi rendah, seperti perasaan
riang, marah, keheranan, atau sedih);
c. tekanan tempo (lambat cepatnya pengucapan suku kata,
kata, kelompok kata, atau kalimat);
d. kejelasan ucapan, yaitu keterampilan dalam menggunakan
alat ucap untuk mengekpresikan maksud kalimat dalam
teks novel.
2. Pemahaman penutur sangat baik (berarti ekspresi dan gerak-
gerik anggota tubuhnya ketika membacakan).
3. Pemahaman penutur sama dengan yang dimaksudkan dalam
kalimat kutipan, yaitu memahami maksud rangkaian kalimat.
4 Pesan yang disampaikan penutur ternyata sama dengan
yang diterima oleh pendengar. Artinya suasana dalam cerita
dapat disampaikan melalui ucapan-ucapan, gerak-gerik, dan
ekspresi.
Jadi, Anda dan teman Anda dikategorikan sebagai pembaca
novel yang baik jika melakukannya dengan cara-cara seperti yang
dijelaskan tersebut. Oleh sebab itu, agar pembacaan novel yang
Anda lakukan menjadi baik, ikutilah langkah-langkah berikut.
1. Bacalah terlebih dahulu kutipan teks novel.
2. Pahami isi teks (masalah yang diungkapkan).
3. Tandai bagian-bagian kata, kelompok kata, dan kalimat yang
perlu diberikan intonasi khusus.
4. Jika perlu, lakukan latihan membaca.
1. Cermatilah pembacaan kutipan novel berikut yang dilakukan
teman-teman Anda secara bergantian. Lakukan penilaian silang
pada saat pembacaan (Anda menilai teman Anda, kemudian
teman Anda menilai pembacaan Anda). Buatlah tabel penilaian
sebagai berikut.
Tabel 5.1
Penilaian Pembacaan Novel
Nama : ...
No.
Unsur Penilaian
Skor
Perolehan Skor
1.
2.
3.
Vokal
Intonasi
Penghayatan atau ekspresi
Jumlah perolehan skor
....
Catatan:
• sangat baik, diberi skor : 5
• baik, diberi skor
: 4
• cukup, diberi skor
: 3
• kurang, diberi skor
: 2
• sangat kurang, diberi skor : 1
Uji
Materi
67
Memahami Novel
SMU Permata mulai ramai. Murid-murid
berdatangan dengan wajah segar. Bandung memang
kota yang masih menyisakan rasa dingin. Apalagi SMU
Permata berlokasi di pinggir kota, di Bandung Utara,
di sekitar Dago. Masih terdapat kabut tipis di sana.
Akan tetapi, bila siang tiba, kota Bandung sama saja
dengan kota yang lainnya, panasnya minta ampun.
Apalagi pohon-pohon yang menaungi pinggir-pinggir
jalan dibabat habis untuk pelebaran jalan dan untuk
pembuatan jalan layang. Tapi wajah murid-murid yang
berdatangan itu betul-betul pagi.
"Ah, enggak juga. Lagi ingin aja. Besok juga
normal lagi."
"Wah, jadi, menurut kamu orang terlambat
itu normal gitu."
"Bagi gue, iya. Kepagian datang gue adalah
keenggaknormalan gue."
"Wah, kamu ternyata pandai berfilsafat juga,
Di. Tapi menurutku yang normal itu adalah yang
baik, yang sesuai dengan kebiasaan umum."
"Nanti, nanti. Kata lu, yang normal itu adalah
yang baik dan yang baik itu adalah yang sesuai
dengan kebiasaan umum. Berarti yang baik itu
adalah yang sesuai dengan kebiasaan umum. Gue
enggak sepakat, Ma."
"Menurutmu, gimana?" Tanya Ima.
Ima sepertinya begitu tertarik dengan per-
ubahan Adi. Ini tidak biasa, pikirnya. Wacana yang
dilemparkannya kepada Adi tentang kebaikan begitu
saja disambutnya. Ada apa dengan Adi? Sepertinya
kepala Adi telah terbentur dengan benda keras
atau mungkin kehidupan yang keras sehingga ia
menderita amnesia. Dia lupa akan dirinya yang begitu
sombong. Adi betul-betul tampak lain hari ini. Atau
mungkin inilah yang disebut fitrah itu. Semua orang
punya modal kebaikan dalam diriya. Dan Ima yakin di
dalam hati Adi terdapat permata. Seperti nama SMU
mereka.
"Menurut gue. Mmmm...gimana yah. Gue
tadi bilang apa, Ma?"
"Nah, mulai datang lagi,
kan
telminya. Kamu
normal lagi, Di, he...he...he...." Ima mengejek Adi.
"Gue serius, Ma!" Seru Adi dengan nada tinggi.
Jiwa Adi adalah jiwa pekat dengan kebingungan. Ia
tengah berada pada wilayah transisi kedewasaan.
Saat inilah mungkin puncak kebingungan itu. Ia
melesat dari dunia geng motornya karena bisikan
hatinya bahwa ia berada pada tempat yang salah. Ini
tidak benar, bisik hatinya pada saat geng motornya
bertindak
Out Laws
.
"Tadi, kamu sepakat tentang pendapatku me-
ngenai kebaikan yang sesuai dengan umum?"
"Oh, iya. Menurut gue, pada zaman sekarang,
mah
, kebaikan itu sesuatu yang tersembunyi dan
sedikit. Masih tidak umum. Yang umum,
mah
,
kejelekan sekarang. Coba aja lihat. Korupsi ada di
mana-mana. Pembunuhan, sering sekali. Pelacuran,
huuh, tidak tertampung, dilokalisasi, bahkan,
temen-temen seusia kita juga banyak yang jadi
pelacur atau sekadar perek, tapi apa bedanya. Lalu,
Cermin-Cermin Hati
Jumlah skor maksimal (15)
Nilai yang diperoleh
adalah:
x 100%
Jumlah skor yang diperoleh
"Wei, Di. Kok, kamu sudah ada di sekolah pagi-
pagi gini, tumben." Ima datang sambil menampakkan
tampang heran karena tak biasanya melihat Adi
sudah nongkrong di bangkunya sepagi ini selepas
bertukar cerita dengan Mang Eman.
Adi sepertinya mendapatkan energi baru
dari cerita-cerita pengalaman Mang Eman yang
penuh perjuangan. Ia, ternyata, belum seberapa
dibandingkan dengan kehidupan Mang Eman. Selain
itu, Adi juga telah menemukan sahabat, ya, sahabat,
yang selama ini tidak ia miliki. Dan ia punya kado
untuk Ujang. Ia, setidaknya, menemukan tempat
untuk mencurahkan isi hati. Oleh karena itulah,
Adi merasa lebih tenang.
Adi yakin orang tuanya tidak punya waktu
untuk mencarinya. Saat mereka sadar akan
kepergiannya, saat itu pulalah mereka sadar bahwa
mereka tak punya waktu untuk mencarinya. Mereka
terikat dengan pekerjaan kantor mereka.
"Sadar, ni, yee!" Ima menggoda Adi.
68
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
apa lagi? Oh, iya...narkoba, begitu merajalela. Atau
kenakalan remaja yang mendekati kriminalitas.
Apakah semua itu menjadi kebaikan karena sudah
begitu biasa kita dapatkan kenyataannya."
"Ya, tidak
dong
, Di. Yang Ima maksudkan, bahwa
kebaikan itu sebenarnya sesuatu yang sudah ada di
benak setiap orang. Kebaikan itu adalah hal yang
umum dan fitrah."
"Apa?"
"Fitrah. Hal yang mendasar bagi manusia.
Kesucian. Jadi, kalau kamu kembali ke jalan yang
benar, kamu kembali ke fitrah kamu, he...he...
he...."
"Enak aja, emangnya gue keluar dari jalur,
apa?" Adi merasa tersinggung, sedikit.
"Ya, Tanya saja pada hati kamu. Apakah hati
kamu sepakat, tidak berontak, ketika kamu bolos.
Apakah hati kamu sepakat, tidak berontak, saat
kamu telat
mulu
. Apakah hati kamu sepakat, tidak
berontak, saat kamu melawan orang tua atau saat
kamu kabur dari rumah? Apakah ...."
"Eit, nanti dulu.
Kok,
kamu tahu kalau aku ...."
Tiba-tiba datang teman-teman yang lainnya. Winna
dengan kemenorannya tiba-tiba pula menjerit.
"Wooow. Adi! Kamu. Oh, ngaku...
deh
. Kamu
sungguh tambah cakep kalau rajin. Suwer, wajahmu
itu
loh
. Segar. Segar seperti pagi ini. Segar seperti
harapan-harapan yang menguncup di hati Winna.
Oh, Adi." Tiba-tiba Winna mendekati Adi. Seperti
seorang kekasih yang menyambut kekasihnya
merentangkan tangan siap menerima pelukan, tapi
Winna terbentur tubuh Ima yang tiba-tiba saja
menghalangi. Kontan saja Winna kaget.
"Eit...eit.... ooh jadi ini rupanya sang pembela
itu. Ooh, gue tahu sekarang. Kau dan Adi datang
pagi-pagi, janjian mau ngobrol-ngobrol, ya? Dan
Adi bertambah jadi rajin karena ada kekasih hati
yang menunggu. Gue tahu sekarang. Woi, teman-
teman, Adi dan Ima jadian! Woi..A..." Mulut Winna
tiba-tiba dibekap Adi.
"Elo kalo ngomong jangan macem-macem.
Hati-hati. Gue jadi ingin muntah dengan segala
tingkah lo yang norak ini. Urus saja
make up
lo
yang menor itu daripada ngurusin orang lain."
"Eh...eh...
gue
hanya main-main
kok
, Di.
Suwer!" hati Winna meleleh setelah Adi dengan
tegas memotongnya. "
Maafin
gue
ya, Di." Adi diam
saja. "Ayo, dong, Di. Maafin gue,
please
...." winna
paling takut dimarahi, dia tidak bisa mendekatinya
lagi. "Minta maaf dulu sama Ima, baru ke
gue
."
Jawab Adi.
"
Lho.
.
kok
... ke Ima,
sih
." Winna kaget dengan
perintah Adi. Harus minta maaf pada Ima? Oh
tidak
lah yaw
. Gengsi
dong
, bisik hati Winna.
"Ya, kau telah hampir mencemarkan nama
baiknya. Dia orang baik tahu, tidak kayak kamu.
Dasar perek!"
Duaaar
. Dunia Winna tiba-tiba berpetir.
Gelap. Kelam. Dan badai pun tiba-tiba hadir. Winna
tak bisa berbuat apa-apa selain terpaku di bumi
tempatnya berdiri. Seluruh badannya terguyur oleh
air hujan kekecewaan seakan telah begitu runcing
dan menusuk-nusuk setiap pori-pori jiwanya. Ia
mematung dengan penuh rasa sakit. Adi betul. Aku
memang perek. Aku tak layak di sini. Hatinya pedih
berkata.
Sumber
: Novel
Dan Gue Bukan Robot
karya
M. Irfan Hidayatullah, 2004.
2. Berikan kesimpulan Anda tentang kelebihan dan kekurangan
teman Anda dalam pembacaan kutipan novel sesuai dengan
hasil penilaian yang Anda lakukan.
Info
Sastra
Sastra, dalam banyak hal, memberi peluang kepada pembaca
untuk mengalami posisi orang lain atau sebuah kegiatan dan
berempati kepada nasib dan situasi manusia lain. Diakui atau tidak
pengalaman dan kesempatan manusia pada dasarnya terbatas. Sastra
memperluasnya dengan memberi Anda peluang untuk mengalami
nasib dan posisi orang lain sehingga memungkinkan Anda untuk
dapat merasakan kehidupan mereka sehari-hari..
Melalui sastra, seseorang dapat menjalani posisi sebagai ulama,
pencinta, pejuang, koruptor, ronggeng, gelandangan, pengkhianat,
pencuri, perampok, polisi, konglomerat, tukang sihir, orang dimabuk
cinta, orang ditolak mentah-mentah cintanya, penjaga rel kereta,
69
Memahami Novel
tukang pos, tentara di medan perang, tentara di masa damai, mata-
mata, dan sebagainya. Dari pengalaman menjalani hidup dalam
berbagai situasi, tantangan, dan masalahnya, pembaca sastra akan
terbiasa berempati kepada nasib manusia dalam berbagai macam
masalahnya.
Dengan demikian, gubernur yang akan membangun kamar
tidur dengan biaya 40 miliar itu akan berpikir ulang jika ia dapat
berempati memposisikan dirinya sebagai rakyat kecil yang
tergusur rumahnya dan terlunta-lunta di jalan raya. Mereka harus
berkelahi antara hidup dan mati untuk uang seribu rupiah. Uang 40
miliar akan menjadi bermakna bagi manusia jika digunakan untuk
menyejahterakan rakyat yang teraniaya.
Setelah Anda membaca sebuah novel, Anda harus mengetahui
unsur-unsur intrinsik dalam novel. Hal ini bertujuan agar Anda
dapat memahami karya sastra tersebut. Unsur-unsur intrinsik dalam
sebuah novel meliputi beberapa unsur, di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Tema
Tema adalah pokok masalah suatu cerita.
2. Latar atau
setting
Latar atau setting adalah tempat atau waktu terjadinya peristiwa
atau cerita.
3. Alur atau
plot
Alur atau
plot
adalah rangkaian peristiwa yang membangun
sebuah cerita. Alur merupakan kerangka cerita. Pada umumnya
alur terdiri atas beberapa tahap, seperti terlihat pada gambar
berikut.
a b c
d
e f
Keterangan:
a. pengenalan
b. penampilan masalah/konflik
c. konflik memuncak
d. puncak ketegangan/klimaks
e. ketegangan menurun
f. penyelesaian
Menjelaskan Unsur
Intrinsik Novel
B
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan unsur-
unsur intrinsik dalam penggalan novel yang dibacakan teman.
70
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
a. Tahap pengenalan
Tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
b. Tahap penampilan masalah/konflik
Tahap ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku
cerita. Dalam tahap ini, akan terjadi konflik antarpelaku.
c. Tahap konflik memuncak
Tahap ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku yang
semakin meningkat.
d. Puncak ketegangan/klimaks
Tahap ini menggambarkan ketegangan masalah dalam
cerita atau masalah itu telah mencapai klimaks/puncak.
e. Tahap ketegangan menurun
Tahap ini menceritakan bahwa masalah yang telah berangsur-
angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
f. Tahap penyelesaian
Tahap ini menceritakan bahwa masalah tersebut sudah dapat
diatasi. Pengarang memberikan pemecahan dari semua
peristiwa sebelumnya.
4. Penokohan
Penokohan atau perwatakan merupakan unsur yang tersurat dalam
sebuah cerita. Anda dapat mengamati penokohan berdasarkan apa
yang ditulis oleh pengarang. Penokohan adalah pelukisan menge-
nai pelaku atau tokoh-tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun
keadaan batinnya.
Untuk mengetahui watak pelaku cerita, perhatikanlah:
a. apa yang dilakukan pelaku;
b. apa yang dikatakan pelaku;
c. bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan;
d. bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
5. Sudut pandang (
point of view
)
Sudut pandang atau cara bercerita adalah kedudukan pencerita
dalam membawakan cerita atau kisah.
Ada beberapa macam sudut pandang atau cara bercerita.
a. Sudut pandang orang pertama
Pengarang memakai istilah
aku
untuk menghidupkan tokoh,
seolah-olah dia menceritakan pengalamannya sendiri.
b. Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk men-
ceritakan orang lain. Tokoh yang diceritakan itu disebut
dengan
dia
.
c. Sudut pandang pengarang sebagai pencerita (
objective
point of view
)
Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-
olah pembaca menonton pementasan sandiwara. Pembaca
hanya dapat menafsirkan cerita berdasarkan kejadian, dialog,
dan perbuatan para pelakunya karena pengarang tidak
memberikan petunjuk atau tuntunan terhadap pembaca.
d. Sudut pandang serba tahu (
omniscient point of view
)
Pengarang seolah serba tahu akan segalanya. Ia dapat
menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi
ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkannya.
Pengarang dapat mengomentari kelakuan para pelakunya
dan ia dapat berbicara langsung dengan pembaca.
71
Memahami Novel
e. Amanat
Amanat adalah hal yang hendak disampaikan pengarang
kepada pembaca, yang berkaitan dengan tema. Amanat
disebut juga hikmah cerita. Amanat dapat berupa paham-
paham tertentu, nasihat-nasihat, ajakan, atau larangan. Anda
dapat mengetahui amanat yang disampaikan pengarang
setelah membaca seluruh karangan.
Selain memahami unsur intrinsik, Anda pun harus memahami
unsur ekstrinsik karya sastra. Unsur ekstrinsik karya sastra adalah
hal-hal yang berada di luar struktur karya sastra, tetapi sangat
mempengaruhi karya sastra tersebut. Unsur tersebut adalah latar
belakang pengarang, aspek-aspek sosial politik, hasil pemikiran
masyarakat, dan kondisi zaman.
Mintalah teman Anda untuk membacakan penggalan novel berikut.
Kemudian, jelaskan unsur intrinsik dalam novel tersebut.
Burung Kul Mendamba
Menjelang senja Larasati dan ibunya minta diri
dari pak Lurah untuk berjalan-jalan sedikit. Jarang
mereka dapat berlibur. Dapur umum tidak pernah
beristirahat. Sejak Ayah tersayang gugur, Atik dan
Bu Antana bersepakat untuk berbakti di desa, di
antara para gerilyawan. Rumah di Cemorojajar
mereka kosongkan dan memang para tetangga
semua mengungsi juga. Daripada mereka tanpa
guna di dalam rumah kosong di dalam kota yang
diduduki musuh dan setiap kali takut diperkosa
serdadu, lebih baik minta perlindungan kepada
saudara-saudara desa yang begitu baik menolong
mereka dalam keadaan yang paling pahit.
Ibu Antana dan Atik sudah sepakat untuk
mengebumikan suami dan ayah di dalam kuburan
desa saja. Selain mustahil mengangkut jenazah
ke kota, keputusan mereka diberi makna yang
indah juga. Pak Antana sejak kecil pecinta alam
dan sebenarnya hanya terpaksalah dulu tinggal
di Kramat.Tetapi dalam tulang-sungsumnya, Pak
Antana hanya bahagia di antara pohon-pohon dan
sawah-ladang yang bebas. Maka dari segi itu dapat
dianggaplah rahmat, bahwa bahwa suami dan ayah
kedua wanita itu gugur justru di tengah sawah.
Atik selalu ingat kepada anak ayam yang dulu
direnggut burung elang di halaman neneknya.
Begitulah alam. Namun mereka yakin, penguburan
di desa pasti sangat berkesan kepada jiwa pribadi
yang mereka sayangi. Sejak itu, ibu dan puteri
bekerja-bakti di dapur umum para gerilyawan di
suatu desa di seberang jurang Juranggede yang
bernama Grojogan. Tugas di dapur berat secara
fisik, tetapi dari segi penyegaran jiwa tak berat.
Sebab begitu mereka lalu tidak merasa sebagai
pengemis yang hanya menerima pengayoman
tanpa imbalan.
Tanpa dapur umum perjuangan para gerilyawan
mustahillah. Dan selalu saja ada pekerjaan atau tugas
mendadak yang lekas-lekas harus diselesaikan.
Tetapi petang itu, Bu Antana dan anaknya ingin
makan angin sedikit sebab pagi tadi datang berita
yang sangat menggembirakan. Seorang kurir dari
Banaran, tempat Staf Umum TNI bersembunyi,
membawa warta bahwa Bung Karno dan Bung
Hatta beserta seluruh Pemerintah akan dipulangkan
ke Yogya. Bahkan, seluruh dunia mencela Belanda,
terutama India dan negara-negara bersahabat di
Asia; tetapi tidak boleh dilupakan juga, Amerika
Serikat. Kali ini permasalahan akan diselesaikan
secara total.
Indonesia akan diakui oleh dunia internasional
dan akan segera diadakan Konprensi Meja Bundar.
Dan konprensi ini hanya beracara tunggal: pe-
nyerahan kedaulatan kepada RI. Kelak Larasati
tahu, bahwa bukan RI Serikat yang akan dibentuk
itu yang bakal menerima penyerahan. Akan tetapi,
kurir ketika itu berkata RI. Dan tentulah hal itu
yang paling wajar. Larasati dan ibunya tahu bahwa
sebentar lagi, mereka harus meninggalkan desa
Grojogan. Atik pastilah akan sibuk lagi sebagai salah
seorang sekretaris di Kementrian Luar Negeri. Dan
ibunya? Belum lagi tahu, apa yang akan dikerjakan.
Yang jelas, ke rumah abangnya di Surakarta dulu.
Dan jika Atik harus ke Jakarta nanti, tentulah
ibunya harus ikut pula.
Burung-Burung Manyar
Mi
lh
Ad
k
b
k
Uji
Materi
72
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Maka pada sore hari itu, kedua wanita itu
menuju ke kuburan untuk berdoa di pemakaman,
yang hanya diberi tanda dua tonggak kayu sengon.
Atik gelisah, tetapi ibunya tidak tahu bahwa Atik
gelisah tidak karena teringat ayahnya. Ya, tentulah
Atik mengenang dan berdoa untuk ayahnya, akan
tetapi gagasannya selalu saja terbawa lari entah
berentah, Ke Teto. Kemenangan nasional bagi Atik
dibayangi oleh sayap elang gelap, bila mengingat
nasib Teto sekarang. Apakah dia akan dapat
menerima kekalahannya? Bagi Atik dan barangkali
untuk setiap wanita yang mencinta, soalnya bukan
kalah atau menang, sebab permainan
sondakh
mandakh
cinta tidak mengenal itu. Tetapi Atik sadar
juga bahwa tidak segampang itu perkaranya. Sebab
Teto bukan wanita. Bagi lelaki, apabila ia berwatak
rusa raja atau bermuka banteng, soal kalah atau
menang sangatlah vital, bahkan sering yang paling
merajalela segala gagasan dan sikap. Dan kedua,
Teto justru ada di pihak yang kalah fisik, pada
pihak yang oleh kaum sebangsanya dicap sebagai
pengkhianat, penjual bangsa.
Kesalahan Teto hanyalah, mengapa soal
keluarga dan pribadi ditempatkan langsung di
bawah sepatu lars politik dan militer. Kesalahan
Teto hanyalah, ia lupa bahwa yang disebut pe-
nguasa Jepang atau pihak Belanda atau bangsa
Indonesia dan sebagainya itu baru istilah gagasan
abstraksi yang masih membutuhkan konkretisasi
darah dan daging. Siapa bangsa Jepang? Oleh
huruf-huruf hitam mati di koran, memang, disebut
bangsa Belanda, kaum kolaborator Jepang dan
sebagainya. Tetapi siapa bangsa atau kaum ini itu,
bila itu dikonkritkan? Bila itu dipribadikan? Bila
menghadapi Paijo atau Summiah, Willem van Dyck
atau Koosye de Bruyn?
Yang menodai Bu Kapten bukan bangsa
Jepang, tetapi Ono atau Harasima. Dan karena
kelaliman Ono atau Harashimalah seluruh bangsa
Jepang dan kaum republik yang dulu memuja-
muja Jepang dikejar-kejar. Pak Lurah dan Mbok
Sawitri yang mengepalai dapur umum desa, serta
Pak Trunya yang dulu menolong Pak Antana tidak
ikut-ikutan dengan kekejian Ono. Tetapi kesalahan
semacam itu apalah artinya bagi Larasati. Teto
tetap Teto, dan bukan "pihak KNIL".
Ah, mengapa ada manusia kalah? Bolehkah
tanpa berkhayal hampa, kita mendambakan suatu
dunia sesudah perang kemerdekaan ini, yang
menghapus dua kata "kalah dan menang" itu dari
kamus hati dan sikap kita? Atik merasa intuitif
bahwa pada hakikatnya manusia diciptakan hanya
untuk menang. Ataukah itu gagasan yang hanya
mungkin timbul, karena yang punya gagasan
itu ada di pihak yang menang? Manusia yang
kalah akan berkesimpulan lain, sebab beranjak
dari pikiran atau penghayatan yang lain juga,
ialah, bahwa manusia pun hakikatnya adalah ke-
kalahan kontruksi absurd, bahan tertawaan, batu
tindasan.
Mungkinkah kalah dan menang itu diganti
oleh satu konsep saja, unsur-unsur harmoni,
kendati tempatnya bertentangan? Apakah ke-
matian ayahnya harus diartikan malapetaka atau
pintu gerbang ketingkat kebahagiaan yang lebih
luas dan mulia? Atik yakin, bahwa tak mungkin
ayahnya sekarang dalam keadaan menyedihkan.
Sebab ayah manusia yang baik dan budiman. Bagi
yang ditinggal, memang menyayat hati. Tetapi
bagi yang meninggal? lalu apa beda dari ide-ide
para pemberontak di Madiun itu yang melihat
segala-gala bagaikan pertikaian air lawan api, agar
tercapai hasil air teh? Bukan dialektika, melainkan
dialog seharusnya.
Ah, di sinilah lagi, manusia dilihat dengan
rata: para pemberontak yang punya ide ini itu.
Siapa konkrit "para" itu "yang" ini itu? Beberapa
orang ataukah "mereka semua"? Tidaklah mudah
untuk melihat saudara sebumi dan seangkasa ini
sebagai "engkau Marsudi" atau Anda Nani". Sebagai...
Teto dan Atik. Apalagi kalau sudah menjurus soal
cinta. Atik cukup paham, bahwa cinta bukan hanya
udara kimia homogen rasa cinta belaka. Perkelahian,
perbantahan, kejengkelan teremban juga dalam
keseluruhan yang disebut cinta itu. Tetapi, dalam
cinta, memang, perkelahian menjadi lain. Bagaimana
kelak kalau punya anak, diberi nama Bambang
Dialogo? Dan bila perempuan: Sri Harmoni?
"Ada apa
kok
tertawa?" tanya ibunya.
"Tidak ada apa-apa."
"Mosok, tidak ada apa-apa kok tertawa."
"
Kan
sering begitu, Bu, orang itu."
"Aku tidak."
"Ya, karena tidak melihatnya."
"Ingat Teto, ya?"
"Ya, Teto dan ayah dan ibu dan Pak Lurah dan
tahu tempe dapur umum." Ibunya hanya geleng-
geleng kepala.
Langit Barat serba menyala dan awan-awan
hitam terakhir dari musim hujan masih saja
bergumpalan, namun dengan tepi-tepi kencana
yang menakjubkan.
"Semoga Teto masih selamat dan keluar
sehat walafiat dari perang ini," kata Atik.
73
Memahami Novel
"Benarkah di luar sahabat Teto tidak ada pria
lain?"
"Pria
sih
banyak, Bu. Tetapi suami kan tidak
hanya pria saja. Ibu tidak pernah setuju bila aku
menyebut Teto."
"Seorang ibu selalu begitu, Tik. Dan jangan
lupa, Tik. Suami lain dari kekasih belaka."
"Ya, aku memahami itu. Sudah banyak kali ibu
memgatakan itu. Aku setuju, aku setuju, Bu. Tetapi
kan boleh, dalam senja yang indah seperti ini orang
berfantasi tentang kekasih. Lihat itu, langit pun
berwarna-warni, seperti bunga-bunga fantasia."
Bu, Antana dalam hati, sebenarnya sudah
menyerah, seperti biasanya, menghadapi Atik yang
cerdas dan selalu jujur membidik tepat mengenai
sasarannya. Bu Antana tidak pernah dapat banyak
membantah. Satu-satunya pegangan yang dipunyai
Sang Ibu hanyalah pengetahuan, bahwa Atik tidak
akan berbuat yang bukan-bukan. Tetapi dari pihak
lain, anak yang pandai belum tentu ahli juga dalam
masalah cinta. Rasionalitas yang tinggi sering
diikuti oleh kesentimentilan yang mencemaskan.
Ah, sebetulnya, Atik dapat memiliki hari depan
yang gemilang. Ia selalu berkecimpung di kalangan
teratas dari negara yang muda ini. Dan sekarang,
di ambang pintu kejayaan pengakuan kedaulatan
Republik yang mereka perjuangkan, lebih gemilang
lagi hari depan Atik.
Dan di mana ada ibu yang tidak menginginkan
kedudukan bagi anaknya yang lebih bagus dari
orang tuanya?
Tetapi, Bu Antana terkenang juga masa
mudanya. Ketika itupun Marsiwi tidak mustahil
dipersunting oleh seorang pangeran keraton
Sunan Surakarta. Sekian banyak putera dari garwa
ampil akan gembira memperoleh Raden Ajeng
Marsiwi. Inikah hukum karma?
Tetapi, jika hukum karma menjadi kehidupan,
tentulah Atik juga akan bahagia seperti ibunya
ketika memperoleh Mas Antana. Dari pihak lain,
apakah suaminya yang seluhur budinya itu, yang
halus penuh tenggang rasa dapat disamakan dengan
Teto, serdadu KNIL, yang dicap pengkhianat dan
penjual bangsa? Bu Antana tahu, seperti seluruh
keluarga di Sla, mengapa Teto berbuat demikian.
Tetapi, apakah motivasinya cukup berbobot? Bu
Antana tidak mungkin menempatkan diri duduk
dikursi hakim. Namun, sekarang, ada permasalahan
yang langsung mengenai dirinya. Atau lebih tepat
mengenai anak tunggalnya Atik.
Erat-erat tangan anaknya dipegang, seolah
khawatir hilang. Sekali lagi, ia masih akan mencoba.
Siapa tahu, anaknya akan berubah haluan, pada
saat yang terakhir. Sering tarikan tiba-tiba sedikit
saja sudah dapat membelokkan layang-layang pada
saatnya, bila kebetulan kena.
Seperti puteri-puteri
priyayi tinggi lainnya, Bu Antana dulu juga sering
bermain layang-layang. Tetapi, tidak seperti anak-
anak lelaki. Layang-layang puteri-puteri bangsawan
berbentuk segitiga, terbuat dari sutera dan dari ketiga
ujung itu terikat dua belas saputangan berwarna-
warni.
Ah, seperti kemarin saja masa kanak-kanak
dirasakan Bu Antana: di zaman yang tidak pernah
ada perang dan revolusi. Tidak bisa dibanding. Segala
situasi serta perkara-perkara besar-kecil pun tidak bisa
dibanding. Bukan layang-layang sutera bersapu tangan
warna-warni yang dihadapi hari ini, tetapi pesawat
pemburu yang menyemburkan maut untuk suaminya.
Memang, benar kata Atik, kasihan suaminya
tidak mengalami lahirnya cucu. Seolah-olah hidup-
nya berakhir tanpa berkat. Tidak seperti bunga yang
gugur karena selesailah tugasnya. Suaminya dirampok
dari tengah-tengah mereka. Dan sekarang anaknya
bersimpati atau bahkan mencintai salah seorang wakil
dari pihak yang membunuh suaminya. Mengapa semua
itu harus terjadi? Bagaimana pertentangan itu harus
ia emban?
"Tik, bukan aku ingin mengganggu pikiranmu."
"Boleh ibu, gangguan seorang ibu,
kan
baik-
baik saja."
"Ah, tusukan Ibu
kan
tusukan enak."
"Tik, serius. Bagaimana seandainya, ini hanya...
hanya seandainya. Bagaimana seandainya Teto
tidak berminat padamu, jangan lagi melamar. Kan
bertepuk tangan sebelah tidak bisa."
"Kalau dia tidak melamar, sayalah yang
melamar."
Terkejut Bu Antana mendengar ucapan yang
menurut adat tidak semestinya itu.
"Apa itu tidak memalukan, Tik?"
"Memalukan? Ah Ibu.
Kan
Atik tidak mencuri,
tidak berbohong, tidak berbuat eh... tidak...jinah?"
Ya, tetapi bagaimana seorang puteri kok
melamar."
"Biasa, melamar. Keleting Kuning melamar
Ande-Ande Lumut.
Kan
hikayat Jawa itu punya arti:
ngunggah-unggahi
asal baik-baik caranya, diakui syah,
atau istilahnya: berusahalah." Ibunya menggeleng-
gelengkan kepalanya.
"Bagaimana andai ayahmu tahu itu?"
"O, Ayah pasti setuju dengan Atik."
Dalam hati ibu Antana tahu bahwa dalam
masalah seperti ini, suaminya pasti akan memihak
anaknya. Tetapi, bagaimana nanti seandainya Teto
menolak?
"Sekarang yang benar, Tik. Pernahkah kau
menerima surat atau apapun dari dia?
"Belum."
"Nah, bagaimana kau tahu bahwa ada ke-
mungkinan dia akan menjawab kecenderungan
hatimu?"
" Aku tahu."
"Apa pernah ada tanda-tanda ke arah itu?’
74
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
"Tentu saja pernah."
"Pernah? Kapan?"
"Ya, kapan-kapan. Tetapi pernah."
"Kau belum pernah cerita itu kepada ibumu."
"Maaf, Bu. Memang belum."
"Hati-hati, Tik, jangan bermimpi."
"Dalam jaman seperti ini, kadang-kadang
mimpi,
kan
sering perlu Bu." Dan pinggang
ibunya dirangkul. Bu Antana menyerah, seperti
setiap wanita Jawa sejati akan sumarah. Dalam
keadaan apapun. Tanpa patah-hati. Atik menoleh
dan ibunya diputar melihat kearah sebaliknya, ke
kawah gunung Merapi yang terkena oleh sinar
senja.
"Lihat, Bu. Alangkah inginnya aku sesekali
naik sampai di atas puncak itu. Dan mengembara
ke dalam hutan-hutan lereng-lereng itu. (Dan lirih
berbisik). Seperti dulu, bersama ayah ...Ataukah
barangkali Ayah sedang mengembara di sana juga,
di puncak itu? Tidak. Ia di samping ibu sekarang.
Di sampingku juga. Ibu tidak mendengar Ayah?
Bisikan Ayah?
Sumber:
Kitab Novel
,
Horison
, 2002
Kegiatan
Lanjutan
1. Bacalah novel-novel karya sastrawan lainnya. Anda
dapat mencarinya di perpustakaan, di tempat-tempat
peminjaman buku, atau di toko-toko buku.
2. Diskusikanlah bersama kelompok Anda isi novel tersebut
berdasarkan unsur intrinsiknya.
Sumber:
Dokumentasi
pribadi
Sastrawan dan
Karyanya
Sumber
:
www.
tokohindonesia.com
Umar Kayam
dilahirkan di Ngawi, Jawa Timur, pada tanggal
30 April 1932. Dia meraih gelar sarjananya di Fakultas Pedagogik
UGM (1955), meraih gelar M. A. dari Universitas New York, AS
(1963), dan meraih Ph. D. dari Universitas Cornell, AS (1965). Ia
adalah novelis, cerpenis, dan budayawan. Ia juga menyandang
predikat lain seperti bintang film, akademisi, dan birokrat. Cerpennya
"Seribu Kunang-Kunang di Manhattan", mendapat hadiah majalah
Horison
(1966/1967). Karya lainnya,
Totok dan Toni
(1975),
Sri
Sumarah dan Bawak
(cerpen 1975),
Seni Tradisi
,
Masyarakat
(
Kumpulan Esai
,
1981),
Jalan Menikung
(novel 2000),
Lebaran di
Karet
(Kumcer, 2002), dan lain-lain.
75
Memahami Novel
Setiap orang memiliki cita-cita yang berbeda-beda. Bagaimana
dengan Anda? Setelah lulus sekolah, Anda mungkin berencana untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, di antara Anda
mungkin ada pula yang memutuskan untuk mencari pekerjaan. Bagi
Anda yang ingin mencari pekerjaan, Anda harus mengenal penulisan
surat lamaran kerja.
Adakah di antara Anda yang mengetahui cara menulis surat
lamaran pekerjaan? Perhatikan contoh surat lamaran pekerjaan
berikut.
Menulis Surat
Lamaran Pekerjaan
C
Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mengidentifikasi
unsur-unsur dalam surat lamaran pekerjaan; menyusun surat
lamaran pekerjaan; dan memperbaiki surat dari segi struktur, diksi,
kejelasan kalimat, dan penggunaan ejaan.
Ponorogo, 27 Agustus 2007
Yth. Kepala Personalia
PT Gas Surabaya
Jalan Raya Surabaya No. 61
Surabaya
Dengan hormat,
Berdasarkan iklan yang dimuat dalam Harian Umum
Kompas,
tanggal 24 Agustus 2007 tentang
adanya lowongan pekerjaan tenaga pemasaran, saya yang bertanda tangan di bawah ini
nama
: Dede Suhendro
tempat/tanggal lahir : Ponorogo, 19 Januari 1984
alamat
: Jalan Pulung No. 123, Pulung, Ponorogo
pendidikan : SMA
dengan ini mengajukan lamaran pekerjaan untuk mengisi lowongan tersebut.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama surat ini, saya lampirkan:
1. daftar riwayat hidup;
2. fotokopi ijazah SMA;
3. fotokopi KTP;
4. fotokopi sertifikat kursus komputer;
5. dua lembar pasfoto terbaru ukuran 4x6 cm.
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya ajukan. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat Saya,
Dede Suhendro
76
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Saat menulis surat lamaran, Anda harus memperhatikan peng-
gunaan bahasanya, seperti struktur, diksi (pilihan kata), kejelasan
kalimat, kaitan antarkalimat, dan ejaan yang disempurnakan (EYD).
Dalam hal struktur, Anda dapat melihatnya dari susunan kalimat,
seperti contoh berikut.
Atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih. (salah)
Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
(benar)
Diksi atau pilihan kata dalam surat lamaran pekerjaan harus
tepat. Hal ini dapat dilihat dalam contoh berikut.
Dengan salam, (salah)
Dengan hormat, (benar)
Penggunaan kalimat pun harus singkat dan jelas. Jangan menulis
panjang lebar karena akan membuat jenuh orang yang membacanya.
Berikut contoh kalimat singkat, tetapi jelas.
Demikian surat lamaran pekerjaan ini saya ajukan
.
Kalimat-kalimat dalam surat lamaran pekerjaan harus saling
berkaitan. Jangan sampai ada kesalahpahaman dalam hal pembacaan
surat. Selain itu, tanda baca pun harus diperhatikan. Perhatikan
contoh berikut.
PT. Gas Surabaya (salah)
PT Gas Surabaya (benar)
Untuk melengkapi surat lamaran pekerjaan, Anda harus me-
lampirkan daftar riwayat hidup (
curiculum vitae
). Daftar riwayat
hidup berisi data pribadi dan riwayat kehidupan Anda.
Perhatikan contoh format isian daftar riwayat hidup berikut.
Daftar Riwayat Hidup
I. Riwayat diri
A. Nama lengkap
:
B. Jenis kelamin
:
C. Tempat, tanggal lahir :
D. Kewarganegaraan :
E. Agama
:
F. Alamat
:
II. Riwayat pendidikan
A. Pendidikan formal
1 ......................................
tahun ......................................
2 ......................................
tahun .....................................
3 ......................................
tahun .....................................
B. Pendidikan nonformal
1 ......................................
tahun ......................................
2 ......................................
tahun .....................................
3 ......................................
tahun .....................................
77
Memahami Novel
III. Pengalaman organisasi
1. ...................................... tahun ......................................
2. ......................................
tahun .....................................
3. ......................................
tahun .....................................
IV. Pengalaman kerja
1. ...................................... tahun ......................................
2. ......................................
tahun .....................................
3. ......................................
tahun .....................................
Demikian daftar riwayat hidup ini saya isi dengan sesungguhnya.
................. , ............... 20...
(Nama jelas)
1. Bacalah iklan lowongan pekerjaan berikut.
Sumber
:
Kompas,
Agustus 2007
Uji
Materi
78
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Kegiatan
Lanjutan
2. Buatlah surat lamaran pekerjaan berdasarkan lowongan pe-
kerjaan yang dibutuhkan.
3. Bahaslah ketepatan struktur, diksi, ejaan, dan tanda baca dalam
surat lamaran tersebut bersama teman-teman Anda.
4. Hasilnya diserahkan kepada guru.
1. Carilah iklan lowongan pekerjaan dari surat kabar berdasarkan
pekerjaan yang Anda minati.
2. Kemudian, buatlah surat lamaran untuk pekerjaan tersebut.
3. Tukarkan surat lamaran pekerjaan yang Anda tulis dengan
teman sebangku.
4. Periksalah kesesuaian struktur dan bahasa yang digunakan
dalam surat tersebut.
Rangkuman
1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca penggalan
novel di antaranya adalah vokal, intonasi, dan penghayatan
isi. Selain itu, ekspresi berupa mimik/gerak-gerik juga perlu
diperhatikan.
2. Langkah-langkah agar pembacaan novel menjadi baik di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Bacalah terlebih dahulu kutipan teks novel.
b. Pahami maksud isi teks (masalah yang diungkapkan)
c. Tandai bagian-bagian kata, kelompok kata, dan kalimat
yang perlu diberikan intonasi khusus.
d. Jika perlu, lakukan latihan membaca.
3. Unsur-unsur intrinsik novel antara lain adalah tema, latar, alur,
penokohan, dan sudut pandang (
point of view
).
4. Surat lamaran pekerjaan ditulis berdasarkan lowongan pekerjaan
yang tersedia atau yang diiklankan dalam surat kabar. Unsur-
unsur dalam surat lamaran pekerjaan, pada dasarnya, sama
dengan surat lainnya. Namun, ada unsur lain yang melengkapi
surat tersebut, yaitu berkas-berkas penting, seperti daftar riwayat
hidup, foto kopi ijazah, dan KTP.
Sumber:
Dokumentasi
pribadi
79
Soal Pemahaman Pelajaran 5
Refleksi Pelajaran
Pernahkah Anda melihat penampilan seorang novelis
membacakan karyanya? Anda pun dapat membacakan
penggalan novel karya sastrawan lain untuk dibacakan di
depan orang lain. Dengan mempelajari cara membacakan
penggalan novel, Anda dapat membacakannya dengan
baik. Lafal, intonasi, dan ekspresi yang ditampilkan sesuai
dan tepat. Di samping itu, Anda pun dapat menjelaskan
unsur-unsur intrinsik yang ada pada penggalan novel
yang Anda baca agar orang yang mendengarkan dapat
memahami penggalan novel tersebut. Dengan banyak
membaca buku-buku novel, pengetahuan Anda tentang
berbagai jenis novel tentu sangat bagus. Apalagi jika
Anda memiliki banyak koleksi novel, Anda dapat
membuat taman bacaan atau perpustakaan. Anda pun
dapat bekerja di toko buku bagian buku-buku sastra.
Cobalah Anda bekerja paruh waktu di toko buku sekaligus
menyalurkan hobi. Jika berminat, segera buatlah surat
lamaran pekerjaannya.
Soal Pemahaman Pelajaran 5
Kerjakan soal-soal berikut.
Pagi hari buruh Kasan Ngali dikejutkan: papan-
nama Bank Kredit tergeletak di tanah. Mereka
mengerumuni, membiarkan papan nama itu
terbujur. Majikan harus diberi tahu. Mereka mulai
menerka-nerka siapa yang gatal tangan itu. Mereka
berbisik: "Paijo," "Sst, Zaitun," "Pak Mantri," "Polisi."
Belum habis mereka menebak-nebak, orang-orang
pasar di pekarangan itu pun ramai pula. Los-los
pasar Kasan Ngali roboh-roboh! Tidak ada badai,
tidak ada topan! Pasti tangan orang yang ingin
pendek umurnya. Yang ingin cupet rezekinya, yang
ingin dekat kuburnya.
Para pedagang yang kehilangan los, lalu pergi
ke pasar lama di seberang. Kembali ke pasar lama!
Mereka tidak mau kena perkara. Cari tempat lain,
kalau tidak suka urusan. Buruh-buruh Kasan Ngali
menegur mereka. Mereka mengangkat bahu.Tidak
seorang pun tahu. Tentu malam-malam hal itu
terjadi. Di seberang jalan, Paijo berdiri keheranan
pula. la melihat orang berjalan dengan dagangan
ke pasar lama. Bagaimana los pasar bisa terobrak-
abrik macam itu? Gedeg-gedeg berantakan di
tanah. Bambunya menyelonong ke mana-mana.
Tidak ada yang bisa berbuat, buruh-buruh itu
hanya berdiri saja, menantikan Kasan Ngali bangun
dan bersiap-siap. Mereka melihat juga Paijo berdiri
di seberang jalan. Lalu dengan suara keras mereka
omong. "Saya tempeleng, siapa orangnya." "Jotos!"
"Patah tangannya!" Namun mereka tidak berani
dengan terus terang menuduh Paijo. Dan memang
Paijo pun keheranan. Dan tidak tahan mendengar
omongan itu tukang karcis menyingkir. Mencari
urusan dengan orang-orang konyol tidak ada
gunanya, ia berpikir. Lalu pergi.
Kasan Ngali sudah bangun. la diserbu buruh-
buruhnya.
"Bagaimana, Pak?"
Kasan Ngali hanya mengawasi saja. Tidak
tampak terkejut. Bayangan mereka ialah majikannya
itu akan marah sejadi-jadinya. Tidak, hanya diam
memandang hasilnya. Orang-orang mulai lagi.
"Siapa berbuat ini?"
"Mau saya hantam!"
"Cabik-cabik bajunya!"
Pasar
Bacalah penggalan novel
Pasar
karya Kuntowijoyo berikut.
80
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
"Pukul kepalanya!"
"Lumatkan tubuhnya!"
Muka Kasan Ngali pucat sedikit. Ia menatap
buruh itu satu-satu. Dan mereka diam. Kata Kasan
Ngali mengakhiri: "Tutup mulut kalian. Tutup!"
"Kami tak tahu apa-apa, Pak."
"Kami datang sudah begini!"
"Kalau saja kami tahu!"
Kasan Ngali marah.
"Tutup, kataku!"
Tidak ada yang membantah lagi, Kasan Ngali
memberi perintah.
"Tidak usah diurus siapa yang berbuat ini.
Tugasmu ialah, usir semua orang dari pekarangan.
Tutup pintu pagar. Jangan seorang dibolehkan
lagi ke sini. Kerjakan, jangan bertanya. Aku benci
pertanyaan!"
Buruh-buruh itu masih belum bergerak.
Belum jelas bagi mereka, bahwa itu memang
keputusan Kasan Ngali.
"Apalagi? Pergi! Kaukira aku tidak waras, ya!"
Mereka pun bubar. Mereka bekerja juga. Orang-
orang yang sedang mbeber dagangan di pekarangan
itu diusir. Mereka memprotes. Siapa menyuruh
kami ke sini dulu! Weh, enaknya saja. Siapa mau
memperbaiki kalau begini! Ayo pergi! Mau enaknya
tak mau susahnya! Mau nangka, tidak mau getahnya!
Dasar! Dan mereka yang merasa tak berhak pergi
juga.
Papan nama itu masih juga tergeletak. Mereka
ingin tahu bagaimana sikap Kasan Ngali. Tetapi
laki-laki itu sudah bersembunyi di rumah dalam.
Aneh juga. Kok tenang-tenang saja, Pak Kasan!
Paijo mengelilingi pasarnya. Tidak peduli lagi
dengan pasar seberang jalan. Dilihatnya juga pedagang
yang datang dari pasar baru di seberang. Pura-pura
tidak tahu saja. Sekarang pasarnya sudah bersih. Boleh
lihat. Pedagang akan digiringnya ke dalam, tunggulah
saatnya. Kemudian penertiban soal karcis itu. Kerja
itu harus bertahap. Kesabarannya akan membawa
hasil Pak Mantri semakin benar di matanya. Orang
tua itu telah banyak mengajarnya. Buktinya, sebagian
orang telah kembali ke pasar lama. Pasar itu sudah
selesai. Kantor sudah putih kapurnya, pasar sudah
bersih dari sampah. Genting-genting sudah tidak
pecah.
"Wah, sekarang lain," tegur penjual nasi gulai.
Paijo mengamari bajunya. "Apa yang lain?"
"Bajunya baru. Dan tak mau jajan lagi.’"
Ya. Paijo pernah bertengkar dengan penjual
itu. Mereka mau rujuk kembali nampaknya.
"Wah, punya pasar luas, tetapi tak ada uang,"
katanya.
"Karcis sudah lama tak ditarik?"
"Habis!"
"Salahmu sendiri? Malas!"
"Sekarang, mana uang karcis!"
Paijo main-main saja, tetapi penjual nasi itu
mengeluarkan uang. Paijo menerima uang itu.
Dan buru-buru pergi ke kantor pasar. Disahutnya
tas yang tergantung dan ternyata berdebu.
Dikeluarkannya karcis-karcis. Tanpa tas itu ia
bergegas keluar. Pak Mantri melihatnya juga dengan
heran. Paijo hanya tersenyum saja. Ditemuinya
kembali orang-orang pasar. Dan beberapa orang
mulai lagi membayar karcisnya!
Penjual nasi itu membuatnya berani. Dan
hari itu Paijo sibuk kembali. Tidak diduganya akan
dimulai juga pekerjaan itu. Tukang karcis menarik
karcis kembali. Hui! Kantong Paijo mulai terisi.
Karcis-karcis diulurkan dan menerima uang. Tas
itu mestinya dibawa, ternyata diperlukan juga
sebenarnya. Tangannya gemetar karena kegirangan.
Hidup orang-orang pasar. Ah, hari besar apa ini. Pak
Mantri akan memujinya. Pasar hidup kembali. Hui.
Uang-uang kecil dari dompet pedagang berpindah
ke saku Paijo. Karcis-karcis kecil berpindah dari
tangan Paijo ke pedagang-pedagang.
....
1. Identifikasilah unsur-unsur intrinsik novel tersebut lengkap dengan
penjelasan pendukungnya.
2. Jelaskan amanat yang terkandung dalam penggalan novel tersebut.
3. Jelaskan nilai-nilai dalam penggalan novel tersebut yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
81
Uji Kompetensi Semester 1
Uji Kompetensi Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Kalimat yang mengandung fakta adalah ....
a. Jika keadaan cuaca seperti ini, ke-
mungkinan hujan akan berlanjut sampai
bulan depan.
b.
Satuan polisi dari Brimob mengamankan
aksi unjuk rasa para mahasiswa.
c.
Menurut Rudi, penayangan acara misteri
di televisi, seharusnya, dilarang.
d. Sebaiknya, pembangunan jalan layang
ditangguhkan mengingat tender proyek-
nya belum jelas.
e. Berbagai perkembangan yang terjadi
di bidang teknologi yang begitu cepat
hendaknya ditanggapi bukan dengan
sikap cemas.
2. Perhatikan paragraf berikut.
Laporan ini ditulis oleh TVPA (
Trafficking
Victims Protection Act
) dan dimaksudkan
untuk meningkatkan kesadaran dunia
serta mendorong pemerintah asing untuk
mengambil tindakan-tindakan efektif guna
melawan perdagangan manusia. Fokus lapor-
an ini terletak pada usaha-usaha komunitas
bangsa yang terus tumbuh untuk berbagi
informasi dan untuk bekerja sama mencari
cara yang baru untuk memerangi perdagangan
manusia. Negara yang lalai mengambil
tindakan-tindakan penting untuk membuat
negaranya memenuhi standar-standar
minimal penghapusan perdagangan manusia
akan menerima penilaian yang negatif
dalam laporan ini. Penilaian negatif ter-
sebut dapat mengakibatkan penahanan
sejumlah bantuan yang berhubungan
dengan bantuan nonkemanusiaan
dan
nonperdagangan dari pemerintah
Amerika Serikat kepada negara tersebut.
untuk bekerja sama mencari cara yang
baru untuk melawan perdagangan
manusia.
c. Sebuah negara yang lalai mengambil
tindakan-tindakan penting untuk mem-
buat negaranya memenuhi standar-
standar minimal penghapusan per-
dagangan manusia.
d. Laporan ini memberikan tindakan guna
melawan perdagangan manusia.
e. Penilaian negatif akan berdampak pada
penahanan bantuan dari negara Amerika
Serikat.
3. Perhatikan pantun berikut.
orang bayang pergi mengaji
ke cempedak jalan ke panti
meninggalkan sembahyang jadi berani
seperti badan takkan mati
Pantun tersebut termasuk pantun ....
a. adat
b. seloka
c. teka-teki
d. agama
e. muda-mudi
4.
Penggalan pantun tersebut adalah ....
a. sampiran
b. isi
c. larik isi
d. penutup
e. larik pertama
5.
Binatang yang dimaksud dalam pantun teka-
teki tersebut adalah ....
Gagasan pokok paragraf tersebut adalah ....
a. Laporan ini dibuat dengan tujuan
meningkatkan kesadaran dunia dan
mendorong pemerintah asing untuk
mengambil tindakan-tindakan efektif
guna melawan perdagangan manusia.
b. Folus laporan ini terletak pada usaha-
usaha komunitas bangsa yang terus
tumbuh untuk berbagi informasi dan
orang bayang pergi mengaji
ke cempedak jalan ke panti
....
Kalau tuan membeli peti
jangan lupa sikayu jati
kalau tuan bijak bestari
binatang apa tanduk di kaki
82
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Arman dan Rudi adalah adik-kakak. Arman
sering bolos sekolah dan suka berfoya-foya
menghabiskan uang saku. Perilakunya membuat
kedua orangtuanya malu....Rudi berbeda sekali
dengan Arman. Perangainya lembut dan sopan.
Semua jenis transportasi menjelang lebaran
padat penumpang. Bus-bus di terminal
sudah penuh terisi penumpang. Sebagian
penumpang rela menunggu bus berikutnya
daripada harus berebut naik dan berdesakkan.
Hal serupa juga terjadi di stasiun kereta, tiket
kereta sudah terjual habis. Para penumpang
yang tidak mendapat kereta rela menunggu
kereta berikutnya dan menginap di stasiun.
Suara ledakan di malam itu
kedengaran
ke
seluruh kampung.
a. badak
b. kambing
c. ayam
d. burung
e. kucing
6.
Imbuhan
ke-an
dalam kalimat tersebut
mengandung makna ....
a. menderita suatu hal
b. tempat
c. terlalu
d. menyatakan dapat di...
e. bersifat
7. Tanggapan kalimat yang menyatakan ke-
tidaksetujuan dalam diskusi adalah....
a. Wah, ide Saudara memang hebat.
Sayang, kami tidak dapat mengikuti
apa yang saudara inginkan.
b. Saya kira, pemikiran Anda terlalu lemah
dan cenderung pesimistis.
c. Tidak bisa begitu,
dong
! Namanya
siswa. Jadi, harus siap ujian. Aneh
benar pendapat kamu!
d. Apakah sebaiknya ide Saudara dipikir-
kan kembali daripada buang-buang
waktu.
e. Saya kurang sependapat dengan
usulan Saudara. Apakah lebih baik
untuk keadaan tersebut dicari akar
permasalahannya dulu?
8. Suatu bentuk kegiatan bertukar pikiran
secara teratur dan terarah dengan tujuan
mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan,
dan keputusan, bersama mengenai suatu
masalah disebut ....
a. kepanitiaan
b. diskusi
c. curhat
d. tanya jawab
e. telepati
9. Merangkum keseluruhan hasil diskusi
adalah tugas ....
a. anggota
b. pemakalah
c. notulis
d. moderator
e. peserta
10. Dalam seminar, setelah pembukaan seminar
dilanjutkan dengan ....
a. tanya jawab peserta dengan pemakalah
b. pembahasan hasil diskusi
c. pemberian usul dan saran dari peserta
d. pembacaan makalah
e. penjelasan maksud, tujuan, dan tema
seminar
11.
Kata penghubung yang tepat untuk mengisi
kalimat tersebut adalah ....
a. tambahan pula
b. oleh karena itu
c. sehingga
d. sebaliknya
e. meskipun demikian
12. Puisi yang isinya menceritakan sebuah
tragedi yang menyayat hati dibacakan
dengan ekspresi ....
a. sedih
b. datar
c. gembira
d. lantang
e. meledak-ledak
13. Tekanan tempo saat pembacaan puisi ber-
pengaruh pada ....
a. peniruan gerak
b. perasaan girang atau sedih
c. pengucapan suku kata atau kalimat
d. lamanya pembacaan puisi
e. pengerasan tekanan kata
14.
Pikiran utama paragraf tersebut adalah
kalimat ....
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
e. kelima
15. 1. Demikianlah pidato saya dan terima
kasih.
83
Uji Kompetensi Semester 1
2. Saya cukupkan dulu pidatonya. Semoga
menghibur.
3. Demikianlah pidato saya. Semoga
bermanfaat. Terima kasih.
4. Sampai sini dulu pidato saya. Terima
kasih.
5. Saya akhiri pidato ini. Atas perhatian Bapak
dan Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Kalimat pidato yang baik adalah nomor ....
a. 1
d. 4
b. 2
e. 5
c. 3
16. Pascatawuran, beberapa sisi bangunan
sekolah rusak, di antaranya kaca jendela
pecah.
Kata
pasca
dalam kalimat tersebut memiliki
makna ....
a. melalui
d. sesudah
b. peristiwa
e. sebelum
c. bukan
17. Partikel yang memiliki makna ‘banyak’
adalah ....
a. maha
b. poli
c. tele
d. ekstra
e. trans
18. Kalimat penutup surat undangan resmi yang
tepat adalah ....
a. Mohon kehadiran Bapak/Ibu tepat
waktu.
b. Kehadiran Bapak/Ibu merupakan suatu
kehormatan bagi kami.
c. Kehadiran Bapak/Ibu merupakan kelan-
caran rapat pengurus.
d. Kehadiran Bapak/Ibu tepat waktu
merupakan disiplin waktu rapat.
e. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami meng-
ucapkan terima kasih.
19. Yth. Ir. Ferdi Zakaria
Jalan Mahoni IX RT 17/04 No. 22
Perum Giri Asri II, Indramayu
Bagian surat di atas merupakan ....
a. kepala surat
b. pembuka
c. alamat yang dituju
d. penutup
e. nama pengirim surat
20. Berikut ini yang
tidak
termasuk ciri surat
dinas adalah ....
a. memakai kepala surat
b. ada tempat dan tanggal
c. memakai alamat yang dituju
d. ada bagian pembuka, isi, dan penutup
e. ragam bahasa nonformal
Untuk soal nomor 21 dan 22, bacalah
penggalan cerita berikut.
Hari itu bertepatan dengan peringatan
Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Saya bersama keluarga hendak berlibur
mengunjungi kerabat di Kota Pamanukan.
Ketika perjalanan kami sampai daerah jalan
cagak, arus lalu lintas ramai dengan pawai
anak sekolah menyambut agustusan. Tiba-
tiba, salah satu ban belakang mobil bocor.
Saya berhenti untuk mengganti ban. Keluarga
saya pun keluar dari mobil dan menunggu di
luar. Tiba-tiba, serombongan ibu berseragam
merah putih berebut masuk mobil. Kontan
saja saya kaget dan bingung. Ternyata
mereka salah naik kendaraan. Mereka kira
mobil saya adalah mobil jemputan. Sialan,
memangnya, mobil saya mirip angkutan
umum? Saya pun menggerutu. Sementara
keluarga saya terkekeh menertawakan saya.
21. Berdasarkan penggalan cerita tersebut, ide
cerita tersebut diambil dari kisah ....
a. sedih
b. unik
c. menakutkan
d. mengada-ada
e. menyebalkan
22. Berdasarkan penggalan cerita di atas, latar
tempat cerita tersebut adalah ....
a. Kota Pamanukan
b. Jalan Cagak
c. Jalan Raya
d. Kota Bandung
e. Kota Lembang
23.
Buku ini lebih menonjolkan situasi pejuang
pada zaman revolusi dulu. Bagaimana kondisi
zaman itu? Pengarang pun mampu membawa
pembaca menelusuri detail zaman pada masa
itu dengan bahasa dan kata-kata khasnya.
Penggalan isi resensi tersebut menjelaskan
....
a. isi buku
b. kelemahan buku
c. keunggulan buku
d. kepiawaian bercerita
e. daya tarik buku
84
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program IPA dan IPS
Ginanjar L. Sutan, adik kandung saya itu,
berang ketika saya menceritakan ihwal ini
kepadanya. Ia berteriak, akan membunuh
Oey Eng Goen. Saya cium tangan adik saya.
Saya menangis ketulusan saya tetap tak
berubah.
"Oey Eng Goen harus membayar
kematian itu. Dia harus merasakan bagaimana
sakitnya mati secara pelan-pelan."
24. Kalimat yang menyatakan bahwa pelamar
mengajukan lamaran kerja berdasarkan
inisiatif sendiri adalah ....
a. Berdasarkan iklan yang saya baca
dari surat kabar, saya melamar untuk
pekerjaan ini.
b. Saya mengajukan lamaran ini sesuai
dengan informasi yang tertulis di papan
pengumuman.
c. Informasi dari perusahaan Bapak men-
dorong saya untuk mengajukan lamaran
kerja.
d. Sesuai dengan pengumuman resmi per-
usahaan, saya mencoba mengajukan
lamaran kerja.
e. Karena pendidikan saya sesuai dengan
persyaratan perusahaan Bapak, saya
mengajukan lamaran kerja.
25. Hal yang bukan
termasuk manfaat resensi
cerpen adalah ....
a. mengetahui oleh siapa cerpen itu di-
buat
b. memberi pengetahuan awal pada calon
pembacanya
c. menilai kelemahan dan kelebihan isi
cerpen
d. mengetahui identitas buku bagi calon
pembacanya
e. untuk menjatuhkan penerbit cerpen ter-
sebut
26. Intonasi yang tepat saat membacakan
penggalan novel tersebut adalah ....
a. nada tinggi
b. nada datar
c. biasa saja
d. turun lalu naik
e. naik lalu turun
27.
28. Pasangan yang benar antara judul novel dan
pengarangnya adalah ....
a.
Cau-Bau-Kan
karya Marah Rusli
b.
Tuyet
karya Nh. Dini
c.
Telegram
karya Ahmad Tohari
d.
Supernova
karya Fira Basuki
e.
Kalau tak Untung
karya Selasih
29. Kalimat korelatif yang benar adalah ....
a.
Baik
perokok aktif
ataupun
pasif semua
sama, akan terganggu kesehatannya.
b.
Tidak
hanya paru-paru yang terkena
sakit,
tetapi
juga jantung, ginjal, dan
gangguan janin.
c. Kini peristiwa itu terungkap. Ternyata
bukan
Toni yang melakukan,
tetapi
Anton pelakunya.
d. Lagu yang dinyanyikan penyanyi itu
demikian
bagus,
sampai
penontonnya
histeris.
e.
Entah
kapok,
atau
tidak ia mencuri,
saya tidak tahu.
30. Kata tidak baku terdapat pada kalimat ....
a. Dia mengajarkan
hakikat
agama
kepadaku.
b. Cara yang dipilihnya sangat
efisien
menurutku.
c. Dia
menganalisis
kalimat itu dengan
cermat.
d. Kita harus mengikuti
kaidah
bahasa
Indonesia.
e. Tindakannya melanggar
asas
kemanusiaan.
Watak tokoh Ginanjar L. Sutan adalah ....
a. pendendam
b. pendiam
c. pemberani
d. nekat
e. lemah lembut