Gambar Sampul Sosiologi · Bab 5 Melakukan Penelitian Sosial
Sosiologi · Bab 5 Melakukan Penelitian Sosial
Bondet

22/08/2021 10:41:15

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Melakukan Penelitian Sosial

V

BAB

Tujuan Pembelajaran:

R

ancangan penelitian yang telah kita buat merupakan pedoman dalam

melakukan

penelitian

. Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk mengumpulkan data-data

di lapangan yang relevan dengan permasalahan yang telah kita rumuskan. Salah

satu cara yang dapat kita gunakan untuk mengumpulkan data di lapangan adalah

dengan melakukan wawancara terhadap beberapa informan seperti terlihat pada

gambar di atas. Selain instrumen pengumpulan data, pada bab ini kamu juga akan

belajar tentang cara pengolahan data hasil penelitian di lapangan. Pembahasan

lebih lanjut mengenai cara dan proses dalam melakukan penelitian sosial akan kita

pelajari bersama pada bab ini.

Sumber:

www.google.com:image

Peta Konsep

– data

– angket

– wawancara

– observasi

Kata Kunci

Melakukan Penelitian

Sosial

Mengumpulkan

data

Pengolahan data

Validitas dan reliabilitas

Penelitian kuantitatif

—

Editing

—

Koding

—

T

abulasi data

—

Analisis data

—

Interpretasi

—

Generalisasi

Penelitian kualitatif

– Sebelum di lapangan

Sedang dan setelah di

lapangan

—

Reduksi data

—

Display data

—

Verifikasi

Pengertian data

Jenis data

Instrumen

pengumpulan data

—

Angket atau kuesioner

—

W

awancara

—

Observasi

Melakukan Penelitian Sosial

125

Manakala kita hendak melakukan penelitian sosial, langkah

yang harus kita lakukan setelah menyusun rancangan penelitian

adalah mengumpulkan data-data yang relevan dengan

permasalahan dan hipotesis yang telah kita buat. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen yang

ada disesuaikan jenis penelitian yang dipilih. Pengumpulan data

merupakan kegiatan inti dari suatu proses penelitian sosial. Oleh

karena itu, peneliti harus bekerja keras dalam kegiatan ini agar

diperoleh data yang akurat. Data-data yang telah terkumpul

kemudian diolah dan dianalisis, sehingga diperoleh suatu hasil

yang dapat digunakan untuk melihat atau menjelaskan berbagai

fenomena sosial dan memecahkan masalah dalam masyarakat.

A.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu proses yang sangat

penting dalam penelitian. Mengapa? Karena data yang telah kita

kumpulkan atau peroleh dari lapangan sebagai rangkaian

aktivitas penelitian merupakan instrumen yang dapat mem-

bantu kita dalam memecahkan permasalahan sosial yang sedang

diteliti. Sebelum lebih jauh kita membahas pengumpulan data,

terlebih dahulu kita mengetahui apa itu data beserta jenis dan

cara-cara yang dapat kita gunakan untuk bisa memperoleh data.

1. Pengertian Data

Data bersumber dari subjek penelitian, yaitu yang dijadikan

sampel dalam penelitian. Data adalah bahan keterangan yang

berupa himpunan fakta-fakta, angka-angka, huruf-huruf, kata-

kata, grafik, tabel, gambar, lambang-lambang, yang menyatakan

suatu pemikiran, objek, kondisi, dan juga situasi. Menurut

S. Nasution

, data adalah kebenaran sementara dalam kondisi

tertentu yang merupakan bagian dari fakta yang menjadi sumber

pengamatan dalam penelitian. Data-data yang dikumpulkan

dalam suatu penelitian berfungsi untuk mengetahui atau

memperoleh gambaran tentang suatu masalah yang telah

dirumuskan dan untuk membuat keputusan atau memecahkan

masalah yang diteliti.

Untuk memenuhi validitas, data yang akan digunakan dalam

penelitian paling tidak harus memenuhi persyaratan seperti

berikut ini.

a. Objektif, artinya sesuai dengan kenyataan yang ada.

b . Representatif, artinya dapat mewakili sesuatu yang sifatnya

lebih luas.

c. Kesalahan baku kecil.

d. Aktual.

e. Ada hubungannya dengan permasalahan yang hendak

diteliti.

126

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

2. Jenis-Jenis Data

Ada beberapa jenis data yang dibutuhkan dalam suatu

penelitian dilihat dari berbagai sudut pandang.

a. Cara Memperoleh

Dilihat dari cara memperolehnya, kita mengenal data primer

dan data sekunder.

1) Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber

aslinya. Atau dapat dikatakan data yang diperoleh secara

langsung di lapangan dari sumber pertama.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari

sumber asli atau sumber pertama. Atau dengan kata lain

hasil dari pengumpulan data oleh pihak lain. Data

sekunder ini dapat diperoleh dari majalah, jurnal-jurnal

ilmiah, skripsi, tesis, desertasi, laporan penelitian

terdahulu, surat kabar, internet, dan media lainnya.

Gambar 5.1

Surat kabar, majalah, buletin, dan jurnal ilmiah termasuk data sekunder,

karena dapat dijadikan referensi pendukung bagi keabsahan suatu data.

Sumber:

Dokumen Penerbit

b. Sumber

Menurut sumbernya, kita dapat mengklasifikasikan data atas

data internal dan data eksternal.

1) Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan

di dalam suatu organisasi.

2) Data eksternal adalah data yang menggambarkan sesuatu

di luar organisasi.

c. Sifat

Apabila dilihat dari sifatnya, data dapat kita golongkan atas

data kualitatif dan data kuantitatif.

1) Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diwujudkan

dengan angka, huruf, indeks, dan lain sebagainya yang

bersifat numerik. Biasanya data ini bersifat verbal (kata-kata).

2) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, tabel,

indeks, huruf, atau dikatakan sebagai data yang bersifat

numerik.

Tahukah Kamu?

x

Data primer dalam suatu kegiatan

penelitian bersumber dari berikut

ini.

– Masyarakat secara langsung.

– Benda, kondisi, situasi, proses,

atau perilaku orang tertentu.

– Data laboratorium.

x

Terhadap data yang berasal dari

sumber-sumber sekunder se-

nantiasa perlu lebih dahulu

diadakan penelitian apakah isi

dan keasliannya dapat dijamin

untuk dipergunakan oleh peneliti

sebagai data.

Melakukan Penelitian Sosial

127

d. Waktu Pengumpulan

Dilihat dari waktu pengumpulannya, data dibedakan atas

cross-section data

dan

time series data

.

1)

Cross-section data

adalah data yang dikumpulkan pada

waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan waktu itu.

2)

Time series data

adalah data yang dikumpulkan dari waktu

ke waktu untuk menggambarkan suatu pertumbuhan.

e. Interpretasi (penafsiran)

Berdasarkan interpretasi atau penafsirannya, kita mengenal

data faktual dan data nonfaktual.

1) Data faktual adalah data yang diperoleh dari subjek

berdasarkan anggapan bahwa memang subjeklah yang

lebih mengetahui keadaan sebenarnya dan peneliti

berasumsi bahwa informasi yang diberikan oleh subjek

adalah benar.

2) Data nonfaktual adalah data mengenai subjek penelitian

yang perlu digali secara tidak langsung melalui cara-cara

pengukuran, karena subjek biasanya tidak mengetahui

faktanya.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Ada beberapa instrumen pengumpulan data dalam mela-

kukan penelitian. Namun dalam bab ini hanya akan dibahas

tiga instrumen yang sangat lazim digunakan dalam suatu

penelitian, yaitu angket atau kuesioner (

questionaire

), wawancara

(

interview

), dan observasi (

observation

).

a. Angket atau Kuesioner (

Questionaire

)

Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang

berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan

dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya

melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai

wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu

rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada

responden dan diisi sendiri oleh responden.

1) Jenis-Jenis Angket

Angket sebagai instrumen pengumpulan data dibuat

untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan

penelitian. Dalam penelitian, kita mengenal beberapa

jenis angket, yaitu sebagai berikut

a) Angket tertutup, yaitu angket yang apabila per-

tanyaannya disertai dengan pilihan jawaban yang

sudah ditentukan oleh peneliti, dapat berbentuk ‘ya’

Tugas Individu

Bagaimana menurut pendapatmu apabila kita akan meneliti suatu persoalan, namun nara-

sumber atau subjek penelitian sudah tidak ada (meninggal dunia)? Apa yang harus kita

lakukan untuk menggali datanya? Jelaskan!

Gambar 5.2

Angket digunakan sebagai

instrumen penelitian, ter-

utama pada penelitian

kuantitatif.

Sumber:

Dokumen Penerbit

5.

Apakah Anda juga sering berkunjung sekedar bermain ke tempat

pimpinan atau majikan Anda?

a.

Sering

b.

Kadang-kadang

c.

Tidak pernah

Alasan: ............................................................................................................

...........................................................................................................................

6.

Apakah Anda juga mengundang pimpinan atau majikan Anda

apabila Anda mempunyai hajat atau kerja?

a. Selalu

b.

Kadang-kadang

c.

Tidak pernah

Alasan: ............................................................................................................

...........................................................................................................................

7.

Apabila pimpinan atau majikan Anda mempunyai hajat, apakah

Anda ikut datang membantu?

a. Selalu

b.

Kadang-kadang

c.

Tidak pernah

Alasan: ............................................................................................................

...........................................................................................................................

128

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

atau ‘tidak’, dan dapat pula berbentuk sejumlah

alternatif atau pilihan ganda. Apabila jawaban terlebih

dahulu ditentukan pilihannya, maka tertutuplah

kesempatan bagi responden untuk menggunakan

jawaban lain menurut keinginan sendiri.

b) Angket terbuka, yaitu angket yang apabila dalam

daftar pertanyaan tidak diberi pilihan jawaban,

sehingga memberi kebebasan kepada responden

untuk menjawab sesuai dengan keinginannya sendiri.

Dalam hal ini responden dapat leluasa untuk

mengemukakan pendapat karena dalam menjawab

pertanyaan sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

c) Kombinasi antara angket terbuka dan angket ter-

tutup, yaitu angket di mana dalam daftar pertanyaan,

selain menentukan atau memberikan alternatif

jawaban juga memberi keleluasan kepada responden

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pembuatan

angket ini misalnya dimulai dengan membuat angket

tertutup dengan mengemukakan sejumlah alternatif

jawaban, setelah itu masih diberi kebebasan untuk

memberi jawaban tambahan.

d) Angket langsung, yaitu angket di mana responden

menjawab tentang dirinya.

e) Angket tidak langsung, yaitu angket di mana responden

menjawab tentang orang lain.

2) Keuntungan dan Kelemahan Angket

Penggunaan angket dalam pengumpulan data memiliki

beberapa keuntungan dan kelemahan.

a) Keuntungan Angket

Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dengan

menggunakan angket memiliki beberapa keun-

tungan di antaranya adalah sebagai berikut.

(1) Tidak memerlukan kehadiran seorang peneliti.

(2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

(3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan

masing-masing, dan menurut waktu senggang

responden.

(4) Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas,

jujur, dan tidak malu-malu menjawab.

(5) Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua

responden dapat diberi pertanyaan yang benar-

benar sama.

(6) Mudah pengisiannya karena responden tidak

perlu menuliskan buah pikirannya.

(7) Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.

(8) Lebih besar harapan untuk dikembalikan.

(9) Lebih mudah pengolahannya.

(10) Dapat menjangkau responden d

alam jumlah besar.

Melakukan Penelitian Sosial

129

b) Kelemahan Angket

Selain mempunyai beberapa keuntungan, pengum-

pulan data dengan menggunakan angket juga

memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah

sebagai berikut.

(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab,

sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab.

(2) Seringkali sukar diberi validitasnya.

(3) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang respon-

den dengan sengaja memberikan jawaban yang

tidak betul atau tidak jujur.

(4) Seringkali angket tidak dikembalikan, terutama

jika dikirim lewat pos.

(5) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama,

bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama,

sehingga terlambat.

(6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa

yang terkandung dalam hati responden.

(7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti,

sehingga kurang ada kebebasan secara leluasa dari

responden.

(8) Jawaban dari responden terkadang seadanya, bisa

jadi tidak dalam keadaan yang sesungguhnya,

karena dalam pilihan jawaban ada yang paling

baik, dan pilihan itu cenderung dipilih oleh

responden, padahal dalam kenyataannya tidak

seperti itu.

3) Petunjuk Pembuatan Angket

Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang

diperlukan dalam memecahkan masalah penelitian.

Masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan

dianalisis menjadi submasalah yang dijadikan pegangan

dalam mengemukakan hipotesis. Oleh karena itu dalam

membuat angket kita hendaknya memerhatikan hal-hal

berikut ini.

a) Memakai bahasa yang sederhana, karena yang

dihadapi adalah orang-orang yang berbeda karak-

teristik dan pengetahuan, sehingga hindari istilah

teknis, serta pilih kata-kata yang mengandung arti

sama bagi semua orang.

b) Memakai kalimat yang pendek, karena kalimat

majemuk, panjang, dan berbelit-belit akan mem-

persulit pemahaman responden.

c) Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri

dan bersifat pribadi.

d) Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya,

sehingga tidak memakan waktu yang lama.

f) Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang

menyinggung perasaan responden atau usaha untuk

memberikan pemahaman kepada responden ter-

hadap angket yang kita buat.

130

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

Tugas Kelompok

Buatlah sebuah angket dengan 20 pertanyaan mengenai permasalahan yang terkait

dengan perubahan sosial atau lembaga sosial seperti yang telah kamu pelajari pada

semester yang lalu!

4) Validitas Angket

Validitas angket berkenaan dengan pertanyaan, apakah

jawaban yang diberikan itu benar. Hal-hal yang dapat

kita lakukan agar angket itu valid antara lain sebagai

berikut.

a) Pertanyaan harus mudah dipahami dan tidak

menimbulkan tafsiran yang berbeda-beda.

b ) Pertanyaan harus berkenaan dengan topik permasalahan.

c) Pertanyaan harus menarik dan mendorong responden

untuk menjawabnya.

d) Jawaban responden diusahakan dapat konsisten dari

awal hingga akhir.

e) Jawaban yang diberikan dalam alternatif pilihan

jawaban harus beragam (variatif) untuk menghindari

kebosanan.

b. Wawancara (

Interview

)

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi

semacam percakapan, yang bertujuan memperoleh informasi.

Wawancara adalah sebuah instrumen penelitian yang lebih

sistematis. Dalam wawancara, pertanyaan dan jawaban yang

diberikan dilakukan secara verbal. Biasanya komunikasi ini

dilakukan dalam keadaan tatap muka, atau jika terpaksa dapat

dilakukan melalui telepon. Hubungan dalam wawancara

biasanya bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka

waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Dalam wawancara,

orang yang dimintai informasi (sumber data) disebut dengan

informan. Pewawancara harus dapat menciptakan suasana

akrab, sehingga informan dapat memberikan keterangan yang

kita inginkan dengan penuh kerelaan.

1) Maksud dan Tujuan Wawancara

Maksud diadakannya wawancara seperti dikemukakan

oleh

Guba

dan

Lincoln

antara lain sebagai berikut.

a) Mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian,

dan lain-lain kebulatan.

b) Merekonstruksi kebulatan-kebulatan tersebut sebagai

hal yang dialami pada masa lalu, dan memproyek-

sikan kebulatan-kebulatan tersebut sebagai sesuatu

yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang

akan datang.

c) Memverifikasi, mengubah, dan memperluas infor-

masi yang diperoleh dari orang lain (informan).

Tahukah Kamu?

Esterberg

mendefinisikan

inter-

view

sebagai pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu. Sementara itu

Susan Stainback

mengatakan

bahwa dengan wawancara, peneliti

akan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam

menginterpretasikan situasi dan

fenomena yang terjadi, di mana hal

ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi.

Sumber:

Sugiyono, 2005 hal. 72

Bagan 5.3

Wawancara merupakan

suatu proses pengumpulan

data yang menghubungkan

secara langsung antara

peneliti dengan informan.

Sumber:

www.google.com:image

Melakukan Penelitian Sosial

131

d) Memverifikasi, mengubah, dan memperluas kons-

truksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

2) Jenis-Jenis Wawancara

Dalam melakukan wawancara, peneliti membutuhkan

pedoman atau panduan yang berupa daftar pertanyaan

yang akan ditanyakan kepada informan. Jadi hampir

sama dengan angket, hanya saja jawaban atas pertanyaan

dalam wawancara ditulis sendiri oleh pewawancara

sesuai dengan jawaban lisan yang dikemukakan oleh

informan. Oleh karena itu kita mengenal beberapa jenis

wawancara yang menurut

Guba

dan

Lincoln

dibedakan

atas berikut ini.

a) Wawancara oleh tim atau panel, yaitu wawancara yang

dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi oleh dua

orang atau lebih terhadap seorang yang diwawancarai.

b) Wawancara tertutup, yaitu jenis wawancara yang

umumnya informan tidak mengetahui dan tidak

menyadari bahwa mereka sedang diwawancarai untuk

keperluan tertentu. Bentuk seperti ini cenderung akan

menyinggung perasaan informan, sehingga umumnya

dihindari dalam sebuah penelitian.

c) Wawancara terbuka, yaitu jenis wawancara di mana

informan mengetahui secara pasti bahwa mereka

sedang diwawancarai dan paham akan maksud wa-

wancara tersebut.

d) Wawancara riwayat secara lisan, yaitu wawancara

yang dilakukan terhadap orang-orang yang pernah

membuat sejarah atau yang telah membuat karya

ilmiah, sosial, pembangunan, perdamaian, dan

sebagainya. Maksud wawancara ini untuk mengungkap

riwayat hidup, pekerjaan, kesenangan, ketekunan,

pergaulan, dan sebagainya.

e) Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang

pelakunya menetapkan sendiri permasalahannya dan

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada

informan. Sebelum diadakan wawancara sudah

dibuat daftar pertanyaan yang sangat urut dan

terstruktur. Pada jenis ini jarang terdapat pertanyaan

yang bersifat pendalaman (

probing

) yang dapat

mengarahkan informan agar jangan sampai meng-

ungkap kebohongan.

f ) Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang

digunakan untuk menemukan informasi yang bukan

baku atau informasi tunggal. Pertanyaan-pertanyaan

dalam wawancara jenis ini tidak disusun terlebih

dahulu, dan biasanya pertanyaan ini mengalir begitu

saja, mengikuti alur pembicaraan yang telah diciptakan.

Tahukah Kamu?

– Wawancara terstruktur juga

disebut sebagai wawancara

terpimpin karena pewawancara

telah membawa daftar perta-

nyaan yang lengkap dan ter-

perinci.

– Wawancara tidak terstruktur

disebut juga sebagai wawan-

cara bebas karena pewawan-

cara bebas menanyakan apa

saja.

132

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

3) Keuntungan dan Kelemahan Wawancara

Segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia pasti

mengandung keuntungan dan kelemahan. Begitupun

juga dalam wawancara.

a) Keuntungan Wawancara

Keuntungan wawancara sebagai instrumen penelitian

adalah sebagai berikut.

(1) Dapat memperoleh keterangan sedalam-dalam-

nya tentang suatu masalah, khususnya yang

berkenaan dengan pribadi seseorang.

(2) Peneliti dapat dengan cepat memperoleh informasi

yang diinginkan.

(3) Peneliti dapat memastikan bahwa informan yang

memberi jawaban.

(4) Peneliti berusaha agar pertanyaan betul-betul

dipahami oleh informan.

(5) Wawancara memungkinkan fleksibilitas dalam

cara-cara bertanya.

(6) Pewawancara yang sensitif dapat menilai validitas

jawaban berdasarkan gerak-gerik, nada, dan raut

muka dari informan.

(7) Informasi yang diperoleh akan lebih dipercayai

kebenarannya karena salah tafsiran dapat

diperbaiki pada saat wawancara dilakukan.

(8) Informan lebih bersedia mengungkapkan keterangan

dan lebih leluasa dalam pengungkapannya.

b) Kelemahan Wawancara

Di samping keuntungan, wawancara juga memiliki

sejumlah kelemahan, di antaranya adalah sebagai

berikut.

(1) Jawaban verbal diragukan validitasnya.

(2) Peneliti sendiri tidak konstan keadaannya.

(3) Apabila proses wawancara tidak dilakukan oleh

peneliti sendiri, akan terdapat salah tafsir dari

pihak yang diberi tugas untuk melakukan

wawancara. Selain itu, karakteristik pribadi

informan tidak terekam oleh peneliti itu sendiri.

(4) Banyak kendala dalam pengolahan hasil wawan-

cara.

(5) Belum ada sistem baku yang ada untuk pen-

catatan hasil wawancara, sehingga peneliti cen-

derung mengembangkan sendiri cara pencatatan

hasil wawancara.

(6) Memakan banyak waktu, tenaga, biaya, dan pikiran.

(7) Menemui informan tidak mudah, sehingga

peneliti harus menyesuaikan dengan waktu

informan. Hal itu karena kita yang membutuhkan

dia, bukan dia yang membutuhkan kita.

Tahukah Kamu?

Pencatatan hasil wawancara yang

dikembangkan pewawancara adalah

sebagai berikut.

– Pencatatan yang dilakukan se-

cara langsung ketika wawancara

berjalan.

– Pencatatan yang dilakukan se-

telah berlangsungnya wawan-

cara.

– Pencatatan yang dilakukan

dengan menggunakan alat ban-

tu, umumnya berupa

tape re-

corder

dan setelah wawancara

selesai, peneliti tinggal memutar

kembali hasil wawancara itu,

kemudian mencatatnya.

Melakukan Penelitian Sosial

133

4) Prosedur Wawancara

Pewawancara harus memiliki perencanaan ketika akan

melakukan wawancara ke tempat tinggal informan,

sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Untuk

itu ada beberapa patokan prosedur yang perlu diper-

hatian, yaitu sebagai berikut.

a) Mengutamakan informan yang tempat tinggalnya

relatif lebih dekat.

b) Memilih waktu yang tepat untuk berkunjung.

c) Seandainya pewawancara tidak bertemu dengan

informan, maka usahakan mencari informasi kepada

salah seorang anggota keluarganya atau tetangganya

tentang kapan kunjungan ulang sebaiknya dilak-

sanakan.

d) Pewawancara harus bijaksana dalam mengatur

perjanjian dan melaksanakan kunjungan.

e) Kunjungan sebaiknya dilakukan oleh pewawancara

seorang diri.

f) Dalam wawancara, sebaiknya usahakan agar infor-

man tidak bersama dengan orang lain agar jawaban

yang diberikan informan bersifat orisinil dan tidak

dipengaruhi oleh orang lain.

5) Sikap Pewawancara

Pada saat melakukan wawancara, pewawancara harus

memiliki sikap-sikap berikut ini.

a) Netral,

artinya pewawancara tidak memberikan

reaksi dalam bentuk apa pun terhadap jawaban yang

diberikan informan.

b) Adil,

artinya pewawancara harus memperlakukan

semua informan sama dan tidak memihak, agar

informan merasa aman dalam memberikan jawaban

atau keterangan.

c) Ramah dalam mewawancarai,

artinya pewawancara

harus selalu bersikap ramah dan wajar, tanpa dibuat-

buat, segar, berpenampilan rapi, serta menarik.

d) Hindari ketegangan,

artinya pewawancara harus

dapat menciptakan suasana santai tapi serius, sehing-

ga akan menghilangkan kesan seolah-olah informan

sedang diuji, agar informan tidak merasa tegang.

Tahukah Kamu?

Syarat menjadi pewawancara yang

baik adalah memiliki keterampilan

mewawancarai, motivasi yang

tinggi, dan rasa aman, artinya tidak

ragu dan takut menyampaikan

pertanyaan.

Tugas Kelompok

Bersama dengan teman sekelompokmu coba lakukan wawancara berkaitan dengan

masalah perubahan sosial kepada tokoh masyarakat atau tokoh pemerintahan yang

berkompeten dalam masalah tersebut!

134

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

6) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Komunikasi dalam

Wawancara

Menurut

Donald P. Warwick

dan

Charles A. Lininger,

ada empat faktor yang dapat memengaruhi jalannya

komunikasi dalam wawancara. Keempat hal itu akan

ditunjukkan dalam bagan berikut ini.

Bagan 5.1

Faktor-Faktor yang memengaruhi komunikasi dalam wawancara.

Sumber:

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995: 193

c. Observasi (

Observation

)

Observasi adalah suatu aktivitas peneliti melalui proses

pengamatan dengan menggunakan pancaindra. Kegiatan ini

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan

manusia, keadaan, kondisi, atau situasi dari objek yang diteliti

dan mencatat setiap keadaan yang diamatinya. Dengan

observasi peneliti melihat sendiri mengenai segala sesuatu

atau segala kejadian yang ada di masyarakat.

Untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya mengumpulkan data

mengenai aspek tingkah laku manusia atau proses

perubahan suatu hal yang tampak, observasi merupakan

instrumen yang tepat atau baik. Kita mengenal beberapa jenis

observasi sebagai instrumen pengumpulan data, yaitu

observasi langsung, tidak langsung, sistematis, dan nonsistematis.

1) Observasi Langsung

(Direct Observation)

Pada kegiatan observasi langsung, peneliti langsung terjun

ke lapangan sebagai sasaran penelitian untuk melihat

keadaan atau fenomena yang terjadi di sana. Dengan

Situasi Wawancara

– Waktu

–T

empat

– Kehadiran orang

ketiga

– Sikap masya

rakat

Isi Pertanyaan

– Peka untuk ditanya-

kan

Sukar ditanyakan

– Tingkat minat

– Sumber kekhawa-

tiran

Pewawancara

– Karakteristik sosial

Keterampilan me-

wawancarai

– Motivasi

– Rasa aman

Responden

– Karakteristik sosial

Kemampuan me-

nangkap pertanyaan

– Kemampuan men-

jawab pertanyaan

Melakukan Penelitian Sosial

135

begitu, peneliti dapat lebih mengenal karakteristik lokasi,

fenomena, dan juga subjek penelitian, dalam hal ini

adalah masyarakat yang hendak diteliti.

Observasi langsung ini dapat kita bedakan atas observasi

berperan serta dan observasi tidak berperan serta.

a) Observasi Berperan Serta (

Participant Observation

)

Dalam observasi ini, pengamat atau peneliti berbaur

dengan anggota masyarakat, dan seolah-olah dia

adalah anggota masyarakat tersebut. Pengamat tidak

memberi batasan bahwa ia adalah seorang peneliti

yang hendak menggali data di lokasi tersebut. Ini

merupakan keuntungan dari jenis observasi berperan

serta karena proses wawancara atau pengamatan

terhadap hal-hal yang sifatnya penting sangat mudah

untuk dilakukan, karena telah terjadi pembauran

dengan masyarakat setempat.

b) Observasi Tidak Berperan Serta (

Nonparticipant

Observation

)

Observasi ini berarti bahwa seorang pengamat

melakukan observasi langsung, tetapi tetap memberi

batasan bahwa dia adalah seorang peneliti atau

pengamat yang berdiri di luar sistem. Pengamat tetap

berada sebagai pengamat untuk melakukan observasi

terhadap fenomena yang hendak diteliti. Dalam

melakukan observasi pengamat tidak berbaur dengan

masyarakat yang ada dalam sasaran penelitian.

2) Observasi Tidak Langsung

(Indirect Observation)

Observasi tidak langsung merupakan kegiatan penga-

matan yang tidak dilakukan pada tempat atau lokasi yang

telah ditentukan oleh peneliti. Peneliti dapat meng-

gunakan media, seperti internet, media cetak, rekaman

audio visual, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang

memiliki latar permasalahan yang sama dengan yang

akan diteliti.

Gambar 5.5

Penjelajahan internet, contoh observasi tidak langsung untuk melihat suatu

masalah tanpa harus terjun ke lapangan.

Sumber:

Dokumen Penerbit

Tahukah Kamu?

Dilihat dari peran serta peneliti dalam

melakukan observasi, kegiatan

observasi peran serta dibedakan

atas berikut ini.

– Partisipasi sebagian (

partial par-

ticipation

), yaitu kegiatan obser-

vasi di mana pengamat tidak

melibatkan diri sepenuhnya,

namun hanya pada saat yang

dianggap perlu untuk mengambil

data.

– Partisipasi penuh (

full participa-

tion

), yaitu kegiatan observasi di

mana pengamat melibatkan diri

sepenuhnya ke dalam objek

pengamatannya.

Gambar 5.4

Dengan m

elakukan ob-

servasi langsung pe-

neliti dapat mengenal

lebih dekat masyarakat

yang menjadi subjek

penelitian.

Sumber:

Dokumen Penerbit

136

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

3) Observasi Sistematis

(Systematic Observation)

Observasi sistematis adalah kegiatan pengamatan di mana

pengamat dalam proses pengamatannya menggunakan

instrumen seperti tes, kuesioner, rekaman gambar,

rekaman suara, dan agenda yang berisi fenomena yang

diamati, sehingga peneliti hanya tinggal membubuhkan

tanda

check

atau

centhang

(

3

) pada kolom yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

4) Observasi Nonsistematis

(Nonsystematic Observation)

Observasi ini merupakan kegiatan pengamatan di mana

pengamat dalam proses pengamatannya tidak

menggunakan instrumen pengamatan. Pengamat hanya

mengandalkan pancaindranya untuk melihat dan

menyaksikan fenomena yang akan dijadikan sasaran

penelitian, tanpa menggunakan alat bantu observasi.

Menurut

S. Nasution

, dalam observasi perlu diperhatikan

beberapa hal berikut ini.

1) Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.

2) Harus ditentukan subjek mana yang akan diobservasi.

3) Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus

dikumpulkan yang relevan dengan tujuan penelitian.

4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data.

5) Harus diketahui bagaimana cara mencatat hasil observasi.

B.

Validitas dan Reliabilitas

Kualitas data penelitian sangat tergantung pada alat pengukur

yang digunakan untuk mengumpulkan data peneliti. Apabila alat

yang digunakan tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang

tinggi, maka data yang telah terkumpul itu tidak berguna.

1. Validitas

Tujuan penelitian adalah mencari kebenaran. Dalam usaha

itu soal validitas merupakan aspek yang sangat penting.

Kebenaran hanya dapat diperoleh dengan instrumen yang valid.

Maka dikatakan, validitas merupakan esensi kebenaran hasil

penelitian. Validitas dipandang sebagai konsep yang paling

penting dalam penelitian. Dalam tiap penelitian selalu diper-

tanyakan validitas alat yang digunakan. Oleh karena itu membuat

instrumen yang valid harus mendapat perhatian setiap peneliti.

Tugas Individu

1. Menurut pendapatmu, jenis observasi yang manakah yang paling tepat digunakan

untuk mengamati fenomena sosial budaya di sekitar kita?

2. Lakukan pengamatan di lingkungan sekitarmu, tentang perubahan-perubahan pola

hidup karena adanya modernisasi. Lakukan dengan cara observasi langsung!

Tahukah Kamu?

Menurut

Sugiyono

, validitas adalah

derajat ketetapan antara data yang

terjadi pada objek penelitian dengan

data yang dapat dilaporkan oleh

peneliti.

Sumber:

Sugiyono, 2005 hal. 117

Melakukan Penelitian Sosial

137

Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur

apa yang harus diukur oleh alat tersebut. Misalnya mengukur

berat suatu benda dengan menggunakan timbangan.

Beberapa jenis validitas yang ada dalam suatu penelitian

adalah sebagai berikut.

a. Validitas Isi

Maksud jenis validitas isi ini adalah bahwa isi atau bahan

yang diuji relevan dengan kemampuan, pengetahuan,

pelajaran, pengalaman, atau latar belakang orang yang diuji.

Jika misalnya kita uji bahan yang ada di luar yang dipelajari,

maka tes itu tidak mempunyai validitas isi. Misalnya menguji

kemampuan bahasa Inggris, maka yang perlu dites adalah

structure, grammar, vocabulary, reading, writing, listening,

bahkan sampai dilakukan tes

conversation

dan

pronouncation

.

Jadi, validitas isi diperoleh dengan mengadakan

sampling

yang baik, yaitu memilih item-item yang representatif dari

keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang kita

selidiki. Kesulitan yang biasanya dihadapi berkenaan dengan

validitas isi adalah bahwasannya pilihan item yang digunakan

biasanya bersifat subjektif, yaitu berdasarkan logika dari

peneliti itu sendiri. Untuk itu perlu ada kesesuaian tentang

keseluruhan bahan dengan pilihan-pilihan item yang

representatif.

b. Validitas Prediktif

Maksud jenis validitas ini adalah adanya kesesuaian antara

ramalan (prediksi) tentang perilaku seseorang dengan

perilaku yang nyata. Diharapkan suatu tes mempunyai nilai

prediktif yang tinggi, artinya bahwa apa yang diprediksikan

oleh tes tentang perilaku seseorang memang terbukti

dilakukan oleh seseorang tersebut.

Alat pengukur yang dibuat oleh peneliti seringkali

dimaksudkan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di

masa yang akan datang. Dalam penelitian sosial, cukup sering

terjadi para peneliti bermaksud untuk memprediksi apa

yang akan terjadi nantinya.

c. Validitas Konstruk

Ada sifat-sifat yang tidak dapat langsung tampak

perwujudannya dalam kelakuan manusia, misalnya

kepribadian seseorang. Kepribadian terdiri dari berbagai

komponen. Dengan tes kepribadian kita ingin mengetahui

aspek-aspek manakah yang sebenarnya kita ukur. Dengan

teknik statistik yang disebut analisis faktor dapat diselidiki

berbagai komponen kepribadian tersebut, sehingga tes itu

dapat disusun berdasarkan komponen itu. Tes yang demikian

ini dikatakan mempunyai validitas konstruk.

Validitas konstruk digunakan apabila kita menyangsikan

apakah gejala yang dites benar-benar hanya mengandung

satu dimensi. Apabila ternyata gejala itu mengandung lebih

138

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

dari satu dimensi, maka validitas tes itu diragukan. Keuntungan

validitas konstruk ini adalah bahwa kita mengetahui

komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur dengan

tes itu.

d. Validitas Eksternal

Dalam dunia penelitian sosial sudah cukup banyak alat

pengukur yang diciptakan oleh para peneliti untuk

mengukur gejala sosial, dan alat pengukur tersebut sudah

memiliki validitas. Validitas eksternal adalah jenis validitas

yang diperoleh dengan cara mengorelasikan alat pengukur

baru dengan tolok ukur eksternal yang berupa alat ukur

yang sudah valid. Misalnya untuk mengukur kualitas

penduduk dapat dikorelasikan antara angka harapan hidup

dengan angka kematian bayi. Apabila kedua angka tersebut

berkorelasi secara signifikan, maka kedua jenis pengukuran

itu telah memiliki validitas eksternal.

e. Validitas Budaya

Validitas budaya atau lebih tepatnya validitas antarbudaya

sangat penting bagi penelitian yang dilakukan di negara yang

suku bangsanya sangat bervariasi. Selain itu penelitian yang

dilakukan sekaligus di beberapa negara dengan alat ukur

yang sama, juga akan menghadapi problem validitas budaya.

Suatu alat pengukur yang sudah valid untuk penelitian di

suatu negara, belum tentu akan valid jika digunakan di

negara lain yang memiliki budaya yang berbeda.

f. Validitas Rupa

Jenis validitas ini berbeda dengan jenis-jenis validitas yang

telah diungkapkan di atas. Validitas rupa tidak menunjukkan

apakah alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur,

namun hanya menunjukkan bahwa dari segi rupanya suatu

alat ukur tampaknya mengukur apa yang ingin diukur.

Validitas ini sangat penting dalam pengukuran kemampuan

individu, seperti pengukuran kecerdasan, bakat, dan

keterampilan. Hal ini disebabkan dalam pengukuran aspek

kemampuan seperti itu faktor rupa alat ukur akan menen-

tukan sejauhmana minat orang di dalam menjawab soal-soal

atau pertanyaan dalam alat ukur.

2. Reliabilitas

Suatu pengukur dikatakan reliabel apabila alat tersebut

dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan

senantiasa menunjukkan hasil yang sama (konsisten). Jadi alat

yang reliabel adalah alat yang secara konsisten memberi hasil

ukuran yang sama. Karena itu, reliabilitas alat merupakan syarat

mutlak untuk menentukan pengaruh variabel satu terhadap

variabel yang lainnya. Di samping itu reliabilitas juga merupakan

syarat bagi validitas tes. Tes yang tidak reliabel dengan sendirinya

tidak valid. Jika tes itu tidak reliabel, maka senantiasa akan

menghasilkan hasil yang berbeda-beda, dan dapat disangsikan

apakah yang diukur hal yang sama.

Tahukah Kamu?

Dalam penelitian kuantitatif, untuk

mendapatkan data yang valid dan

variabel yang diuji validitas dan

reliabilitas adalah instrumen pe-

nelitian, sedangkan penelitian

kualitatif yang diuji adalah datanya.

Sumber:

Sugiyono, 2005 hal. 119

Melakukan Penelitian Sosial

139

Instrumen yang reliabel merupakan alat untuk mengetahui

adanya perubahan antara skor sebelum dan sesudah percobaan

atau penelitian. Dianggap bahwa perubahan itu terjadi atas

pengaruh variabel dari percobaan tersebut.

Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas tes

antara lain dengan meneliti

test-retest

dan

test paralel

.

a.

Test-Retest

Test-retest

untuk menentukan reliabilitas hanya berhasil

apabila dilakukan dalam situasi yang stabil, artinya situasi

sewaktu mengadakan

test

dan

retest

hendaknya sama. Idealnya

skor untuk

test

dan

retest

harus sama bagi semua individu

yang diuji. Dalam eksperimen dengan variabel eksperimen

itu dapat diduga bahwa perubahan skor itu adalah akibat dari

variabel eksperimen itu. Perubahan itu adalah perubahan

dalam sikap atau sifat yang diukur oleh

test

itu.

Keuntungan metode

test-retest

adalah dapat dibandingkan

secara langsung dengan

test

itu sendiri. Jika ternyata hasil

test

dengan

retest

banyak perbedaannya, maka perlu

diadakan analisis tiap item untuk mengetahui apakah item

itu mampu atau tidak membedakan antara responden yang

mempunyai sifat itu.

Untuk mengetahui reliabilitas suatu alat pengukur dengan

test-retest

, kita harus meminta responden yang sama agar

menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak

dua kali. Selang waktu antara

test

dengan

retest

sebaiknya

tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Apabila terlalu

dekat, responden masih ingat dengan jawaban yang berikan

pada saat

test

. Namun apabila terlalu jauh, kemungkinan

terjadi perubahan pada fenomena yang diukur.

Kelemahan dari metode ini adalah bahwa para responden

yang menjalani

test

dapat mengingat item-itemnya dan akan

memberikan jawaban yang sama pada saat

retest

.

Test X

Retest X

Hasil 1 (H

1

)

Hasil 2 (H

2

)

Waktu I

Waktu II

Bagan 5.2

Test-retest

b.

Test Paralel

Untuk

test paralel

,

peneliti harus menyusun dua macam

test

dengan item-item yang berbeda namun untuk mengukur

hal yang sama. Kedua

test

itu diberikan kepada responden

yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-

masing jenis. Kedua

test

itu dikatakan paralel atau ekuivalen.

Sampel A

Sampel A

140

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

Tugas Individu

Berdasarkan referensi yang jelas, coba kamu lakukan analisis mengenai hubungan antara

validitas dan reliabilitas dalam sebuah data!

Untuk menghitung reliabilitas, maka harus mengorelasikan

skor dari kedua

test

tersebut.

Keuntungan cara ini adalah bahwa responden tidak

dipengaruhi karena mengingat item-item pada

test

pertama,

karena bentuk

test

berbeda. Sementara itu kelemahannya

adalah bahwa peneliti harus menyusun dua macam

test

mengenai gejala yang sama. Pekerjaan ini memakan waktu

yang cukup banyak. Selain itu pekerjaan ini juga sulit karena

harus diusahakan agar kedua

test

itu mempunyai reliabilitas

yang sama.

C.

Pengolahan Data

Pengolahan data adalah satu kegiatan dalam penelitian yang

bertujuan untuk mengolah data-data yang diperoleh dari

lapangan, agar bisa dibaca dan mudah dipahami. Pada tahap

ini data-data yang telah terkumpul diolah dan dimanfaatkan

sedemikian rupa sehingga dapat menyimpulkan kebenaran-

kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab masalah-

masalah yang diajukan dalam penelitian.

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui tahap-tahap

berikut ini.

a. Editing

Pada tahapan ini, data yang telah terkumpul melalui daftar

pertanyaan (kuesioner) ataupun pada wawancara perlu

dibaca kembali untuk melihat apakah ada hal-hal yang masih

meragukan dari jawaban responden. Jadi, editing bertujuan

untuk memperbaiki kualitas data dan menghilangkan

keraguan data.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeditan data

antara lain sebagai berikut.

1) Kelengkapan dan kesempurnaan data. Semua pertanyaan

yang diajukan dalam kuesioner harus terjawab semua

dan jangan ada yang kosong.

2) Kejelasan tulisan. Tulisan pengumpul data yang tertera

dalam kuesioner harus dapat dibaca.

3) Kejelasan makna jawaban. Pengumpul data harus

menuliskan jawaban ke dalam kalimat-kalimat yang

sempurna dan jelas.

Melakukan Penelitian Sosial

141

4) Konsistensi data. Data harus memerhatikan konsistensi

jawaban yang diberikan responden.

5) Keseragaman satuan yang digunakan dalam data

(

uniformitas data

). Ini dimaksudkan untuk menghindari

kesalahan-kesalahan dalam pengolahan dan analisis data.

Misalnya penggunaan satuan kilogram dalam pengu-

kuran berat. Apabila dalam kuesioner tertulis satuan

berat lainnya, maka harus diseragamkan terlebih dahulu

sebelum masuk dalam proses analisis.

6) Kesesuaian jawaban. Jawaban yang diberikan responden

harus bersangkut paut dengan pertanyaan dan persoalan

yang diteliti.

b. Koding

Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa

jawaban-jawaban responden perlu diberi kode untuk

memudahkan dalam menganalisis data. Hal ini sangat

penting artinya, apalagi jika proses pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer.

Pemberian kode pada data dapat dilakukan dengan melihat

jawaban dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam

kuesioner. Pengkodean data dapat dibedakan atas beberapa

hal berikut ini.

1) Pengkodean terhadap Jawaban yang Berupa Angka

Contoh pemberian kode untuk jawaban yang berupa

angka.

Apabila jawaban berupa angka tersebut terdapat dalam

bentuk interval, maka perlu pengkodean sendiri.

Perhatikan contoh berikut ini.

2) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan

Tertutup

a) Pertanyaan untuk mengetahui pendapat responden

Tahukah Kamu?

Tahap-tahap yang dilakukan dalam

pengkodean adalah mempelajari

jawaban responden, memutuskan

perlu tidaknya jawaban tersebut

dikategorikan terlebih dahulu, dan

memberikan kode kepada jawaban

yang ada. Tahap itu harus dilakukan

untuk setiap pertanyaan dalam

kuesioner atau angket, satu demi

satu. Pemberian kode untuk tiap

jawaban merupakan isi pokok

sebuah buku kode.

Pertanyaan

Jawaban

Kode

Berapa berat badan Anda?

75 kg

7 5

Berapa penghasilan Anda

Rp

1.000.000.00

1.000.000

per bulan?

Pertanyaan

Jawaban

Kode

Berapa penghasilan Anda a. <

1.000.000

1

tiap bulan?

b. 1.000.000–2.000.000

2

c. > 2.000.000

3

Pertanyaan

Jawaban

Kode

Setujukah Anda tentang pengiriman a. ya

1

wakil Indonesia dalam pemilihan

b. tidak

0

Miss Universe tahun 2006?

142

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

b) Pertanyaan dengan jawaban bertingkat

3) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan Semi

Terbuka

Perhatikan contoh pengkodean berikut ini.

4) Pengkodean terhadap Jawaban dari Pertanyaan

Terbuka

Untuk jenis ini, sebelum melakukan pengkodean, peneliti

harus membuat kategorisasi atas jawaban-jawaban dari

pertanyaan terbuka ini karena variasi jawaban yang

diperoleh barangkali cukup banyak. Untuk membuat

kategori jawaban harus memerhatikan beberapa hal,

yaitu sebagai berikut.

a) Perbedaan kategori jawaban harus tegas, agar tidak

tumpang tindih antara jawaban yang satu dengan

jawaban yang lainnya.

b) Jika terdapat jawaban yang tidak sesuai dengan

kategori yang sudah disusun, maka jawaban tersebut

dikelompokkan dalam ‘lain-lain’. Namun persentase

jawaban untuk ‘lain-lain’ harus kecil, karena jika

terlampau tinggi banyak informasi yang terbuang.

Mari kita perhatikan bersama contoh pengkodean berikut

ini.

Bagaimanakah tanggapan Anda tentang tayangan sinetron

bertemakan percintaan remaja di televisi swasta di Indonesia?

a. Sangat baik, karena kita sedang butuh hiburan seperti

itu.

b. Cukup baik.

Pertanyaan

Jawaban

Kode

Apakah pendidikan terakhir

a. S D

1

yang pernah Anda tempuh?

b. SMP

2

c. SMA

3

d. Diploma

4

e. S-1

5

f. S-2

6

g. S-3

7

Pertanyaan

Jawaban

Kode

Jenis siaran olahraga apa

a. Sepak bola

1

yang paling Anda gemari?

b . Bulutangkis

2

c. Tinju

3

d. Tenis

4

e. Bola basket

5

f. Lainnya ... (sebutkan)

6

Melakukan Penelitian Sosial

143

c. Kurang baik, karena tidak layak ditonton anak-anak di

bawah umur.

d. Tidak tahu.

e. Dibanding tahun lalu, sinetron seperti itu tahun ini sedikit

meningkat.

f. Sinetron seperti itu terlalu sedikit, sehingga mem-

bosankan.

g. Perlu penambahan jumlah jam tayang untuk sinetron

seperti itu.

h. Tidak memberi jawaban.

Bentuk pengkodean berdasarkan kategori jawaban yang

telah dibuat adalah sebagai berikut.

Setelah seluruh data responden dalam daftar pertanyaan

diberi kode, maka langkah berikutnya adalah menyusun

buku kode. Buku kode ini sebagai pedoman untuk

memindahkan kode jawaban reponden dalam kuesioner ke

lembaran kode, yang kemudian juga akan berguna sebagai

pedoman peneliti dalam mengidentifikasikan variabel

penelitian yang akan digunakan dalam analisis data

(membaca tabulasi data).

c. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang

dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel.

Atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah penyajian

data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan

dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat

menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena data-data

yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum

dalam tabel-tabel yang mudah dipahami maknanya.

Selanjutnya peneliti bertugas untuk memberi penjelasan atau

keterangan dengan menggunakan kalimat atas data-data

yang telah diperoleh.

Tabulasi data dapat dilakukan melalui cara tabulasi langsung

dan lembaran kode.

1) Tabulasi Langsung

Maksudnya data langsung ditabulasi dari kuesioner ke

dalam tabel yang sudah dipersiapkan tanpa perantara

lainnya. Cara ini biasanya dilakukan untuk data yang

jumlah responden dan variabelnya sedikit.

Kategori Jawaban

Kode

Sangat baik

1

Baik

2

Cukup baik

3

Kurang baik

4

Tidak ada tanggapan

5

144

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

Tabel 5.1 Frekuensi Kunjungan Siswa SMA Kelas XII

ke Perpustakaan dalam Seminggu Terakhir

2) Lembaran Kode (

Code Sheet

)

Lembaran kode dapat dikerjakan dengan menggunakan

fasilitas komputer. Biasanya penabulasian dengan cara ini

hanya efisien apabila variabel dan responden yang diteliti

sangat banyak.

Jenis tabel yang umumnya dibuat dalam tabulasi data adalah

tabel frekuensi dan tabel silang.

1) Tabel Frekuensi

Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali

sesuatu hal terjadi. Tabel ini dapat dibedakan atas tabel

frekuensi relatif, yaitu tabel frekuensi yang berisi

persentase, dan tabel frekuensi kumulatif, yaitu tabel

frekuensi yang berisi angka kumulatif.

Contoh tabel frekuensi.

Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden

2) Tabel Silang

Tabel silang dibuat dengan cara memecah lebih lanjut

setiap kesatuan dari setiap kategori menjadi dua atau lebih

subkesatuan. Kegunaan pembuatan tabel silang antara

lain sebagai berikut.

a) Menganalisis hubungan-hubungan antarvariabel

yang terjadi.

b) Melihat bagaimana dua atau beberapa variabel ber-

hubungan.

c) Mengatur data untuk keperluan analisis statistik.

d) Mengontrol variabel tertentu sehingga dapat dianalisis

tentang ada tidaknya hubungan tertentu.

e) Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam kode ataupun

jawaban dari daftar pertanyaan.

Jenis Kelamin

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Laki-laki

2 8

5 6

Perempuan

2 2

4 4

Jumlah

50

100

Kategori

Frekuensi (f)

Sangat sering

2 5

Sering

20

Cukup sering

1 5

Jarang

1 0

Jumlah

70

Melakukan Penelitian Sosial

145

Contoh tabel silang.

Tabel 5.3 Frekuensi Kunjungan Siswa SMA Kelas XII

ke Perpustakaan Selama Seminggu Terakhir

Berdasarkan Jenis Kelamin

d. Analisis Data

Pada dasarnya, pengolahan data dalam penelitian sosial tidak

lepas dari penggunaan metode statistik tertentu. Statistik

sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan,

perumusan hipotesis, pengembangan alat dan instrumen

penelitian, penyusunan rancangan penelitian, penentuan

sampel, maupun dalam analisis data.

Kegunaan statistik dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1) Alat untuk mengetahui hubungan kausalitas antara dua

atau lebih variabel, sehingga dapat diketahui apakah suatu

hubungan benar-benar terkait dalam kausalitas atau

tidak.

2) Memberikan teknik-tenik sederhana dalam mengklasifi-

kasikan data dan menyajikan data secara lebih mudah

sehingga bisa dimengerti dengan lebih mudah pula.

3) Membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu per-

bedaan yang diperoleh apakah benar-benar berbeda

secara signifikan.

4) Secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis,

sehingga bisa menolong peneliti dalam mengambil

keputusan apakah menerima atau menolak suatu hipotesis.

5) Meningkatkan kecermatan peneliti dalam mengambil

keputusan terhadap kesimpulan-kesimpulan yang akan

ditarik.

6) Memungkinkan penelitian untuk melakukan kegiatan

ilmiah secara lebih ekonomis.

Pengolahan data secara statistik pada dasarnya suatu cara

mengolah data kuantitatif sederhana, sehingga data penelitian

tersebut mempunyai arti. Pengolahan data melalui teknik

statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya

adalah distribusi frekuensi dan ukuran pemusatan.

1) Distribusi Frekuensi

Data-data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan

harus disusun atau diatur lebih lanjut agar mudah

Kategori

Laki-Laki

Perempuan

Total

f% f%f%

Sangat sering

1 0

2 0

1 2

2 4

2 2

4 4

Sering

12

24

7

14

19

38

Cukup sering

4836714

Jarang

240024

Jumlah

28

56

22

44

50

100

Tahukah Kamu?

Analisis data adalah proses penye-

derhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan di-

interpretasikan. Dalam proses ini

seringkali digunakan statistik. Salah

satu fungsi pokok statistik adalah

menyederhanakan data penelitian

yang amat besar jumlahnya menjadi

informasi yang lebih sederhana dan

lebih mudah dipahami. Di samping

itu statistik membandingkan hasil

yang diperoleh dengan hasil yang

terjadi secara kebetulan, sehingga

memungkinkan peneliti untuk menguji

apakah hubungan yang diamati

memang betul terjadi karena adanya

hubungan sistematis antara variabel-

variabel yang diteliti, atau hanya

terjadi secara kebetulan.

Sumber:

Masri Singarimbun dan

Sofian Effendi, 1995

hal. 263

146

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

dipahami oleh para pembaca dan pihak-pihak yang

berkepentingan atau berhubungan dengan permasalahan

yang diteliti. Misalnya dengan membuat distribusi

frekuensi.

Contoh: kita memperoleh data mengenai nilai ulangan

harian Sosiologi untuk 25 siswa adalah sebagai berikut.

Data tersebut susunannya masih belum beraturan,

sehingga sulit untuk dipahami. Agar data tersebut bisa

dipahami, maka perlu disusun secara berurutan menurut

distribusi frekuensinya. Setelah diurutkan, data tersebut

seperti terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi

Nilai Ulangan Harian Sosiologi 25 Siswa

Setelah dilakukan distribusi frekuensi, kemudian disusun

dan disajikan ke dalam distribusi relatif (distribusi

persentase).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Mutlak dan Relatif

Nilai Ulangan Harian Sosiologi

(N=25)

Nilai

Frekuensi

Penghitungan

Persentase

Persentase

(f)

(%)

5

5

5/25 x 100% = 20

2 0

6

5

5/25 x 100% = 20

2 0

7

6

6/25 x 100% = 24

2 4

8

5

5/25 x 100% = 20

2 0

9

4

4/25 x 100% = 16

1 6

Nilai

Frekuensi (f)

55

65

76

85

94

Jumlah

25

87 9 5 8

58 8 7 8

99 7 6 7

65 6 9 7

76 5 5 6

Melakukan Penelitian Sosial

147

Setelah diketahui frekuensi mutlak dan frekuensi relatif,

dapat disertakan frekuensi kumulatifnya masing-masing.

Frekuensi kumulatif adalah jumlah frekuensi dari kategori

data tertentu ditambah dengan jumlah frekuensi kategori-

kategori data sebelumnya.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Mutlak, Relatif, dan Kumulatif

Nilai Ulangan Harian Sosiologi

(N=25)

2) Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral)

Penyusunan dan penyajian data mentah yang berbentuk

distribusi frekuensi hanya memberikan gambaran

umum. Untuk mendapat ciri khas dalam sebuah nilai

bilangan, peneliti dapat menggunakan ukuran pemu-

satan yang terdiri atas

modus

,

median

, dan

mean

.

a) Modus

Modus adalah ukuran pemusatan yang menunjuk-

kan frekuensi terbesar pada suatu perangkat data.

Data yang berskala nominal hanya bisa dianalisis

dengan menggunakan modus. Adapun cara untuk

menentukan modus adalah dengan mengurutkan

atau menyusun data ke dalam tabel distribusi

frekuensi, kemudian kita cari nilai yang paling tinggi

frekuensinya.

Rumus

o

ML

ªº



«»

¬¼

i

a

ab

f

f+f

atau

o

MU

ªº



«»

¬¼

i

b

ab

f

f+f

Keterangan:

M

o

=modus

L

= batas bawah nyata interval kelas yang mengan-

dung modus

f

a

= frekuensi di atas nilai yang mengandung modus

f

b

= frekuensi di bawah nilai yang mengandung modus

i

= besarnya kelas interval

U = batas atas nyata interval kelas yang mengan-

dung modus

Nilai

Frekuensi

f

Penghitungan

Persentase Persentase

(f)

Kumulatif

Persentase

(%)

Kumu

latif (%)

5

5

5

5/25 x 100% = 20

20

20

6

5

10

5/25 x 100% = 20

20

40

7

6

16

6/25 x 100% = 24

24

64

8

5

21

5/25 x 100% = 20

20

84

9

4

25

4/25 x 100% = 16

16

100

148

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

(1) Data Tunggal

Dari pengumpulan data di lapangan diperoleh data dengan

nilai 60, 55, 65, 60, 70, 65, 75, 80, 70, 70.

Berdasarkan data tersebut, maka perhitungan modus

adalah sebagai berikut.

Setelah dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi,

maka dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak adalah

3, yaitu data yang bernilai 70. Dengan demikian modusnya

adalah 70.

(2) Data Kelompok

Nilai ulangan Sosiologi SMA Pelangi terlihat pada tabel

distribusi frekuensi berikut ini.

Perhitungan modus dari nilai pada tabel di atas adalah

sebagai berikut.

M

o

=

=

=

= 69,5 + 1,98

= 71, 48

Contoh dan Penyelesaian

Nilai

Frekuensi (f)

55

1

60

2

65

2

70

3

75

1

80

1

kelas modus

kelas modus

Nilai

Frekuensi (f)

60 – 64

2 5

65 – 69

3 2

70 – 74

4 0

75 – 79

2 1

80 – 84

1 2

85 – 89

2 0

90 – 94

1 1

95 – 99

2

Melakukan Penelitian Sosial

149

Keterangan:

k

=

bilangan konstan

X =

nilai data

n =

jumlah pengamatan

Atau

M

o

=

U

ªº



«»

¬¼

i

b

ab

f

f+f

=

32

74, 5

5

21 32

ªº



«»



¬¼

=

32

74, 5

5

53

ªº



«»

¬¼

= 74,5 – 3,02

= 71, 48

b) Median

Median adalah titik tengah yang membagi seluruh

bilangan (data) menjadi dua bagian yang sama besar.

Cara untuk menentukan median.

(1) Untuk data tunggal yang jumlahnya ganjil,

mediannya adalah nilai yang paling tengah.

Misalnya, data hasil ulangan 5 siswa setelah di

susun sesuai dengan urutan nilainya adalah 5, 6,

7

, 8, dan 9. Maka mediannya adalah 7.

(2) Untuk data tunggal yang jumlahnya genap, maka

mediannya ditentukan dengan rumus sebagai

berikut.

e1

1

Mxx

2





kk

n

2

k

(3) Untuk data berkelompok, median dapat diten-

tukan dengan rumus sebagai berikut.

1

2

e

1

ML

ªº





«»

¬¼

cb

nf

i

f

atau

1

2

e

1

MU

ªº





«»

¬¼

n

i

f

ca

f

Keterangan:

M

e

= median

n

= banyaknya hal

f

cb

= frekuensi kumulatif di bawah nilai yang me-

ngandung median

f

1

= frekuensi dari nilai yang mengandung median

U = batas atas nyata dari nilai yang mengandung median

f

ca

= frekuensi kumulatif di atas nilai yang mengan-

dung median

i

= besarnya kelas interval

L

= batas bawah nyata dari nilai yang mengandung

median

150

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

(1) Data Tunggal

Perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Berdasarkan data pada tabel di atas, banyaknya data

adalah n = 60 (genap), sehingga perhitungan mediannya

adalah sebagai berikut.

Letak median

n60

k30

22

Ÿ

Jadi, median terletak pada nilai data ke-30 dan ke-31,

sehingga mediannya adalah sebagai berikut.

M

e

==

30

30

1

1

xx

2





=

1

66

2



=

=6

(2) Data Kelompok

Perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Nilai

Frekuensi (f)

Frek. Kum.

Frek. Kum.

Lebih Dari

Kurang Dari

216

01

355

96

4

6

54

12

5

9

48

21

6 1

73

93

8

7 1

22

25

0

8

6

10

56

9446

0

Contoh dan Penyelesaian

Nilai

Frekuensi (f)

Frek. Kum.

Frek. Kum.

Lebih Dari

Kurang Dari

60 – 64

2 5

164

2 5

65 – 69

3 2

139

5 7

70 – 74

4 0

107

9 7

75 – 79

2 1

6 7

118

80 – 84

1 2

4 6

130

85 – 89

2 0

3 4

150

90 – 94

1 1

1 4

161

95 – 99

3

3

164

Melakukan Penelitian Sosial

151

Berdasarkan data pada tabel distribusi frekuensi di atas,

banyaknya data adalah n = 164. Jadi, perhitungan

mediannya adalah sebagai berikut.

Letak median =

1

2

.

n

=

1

2

. 164

= 82

Jadi median terletak pada nilai ke-82, yang berdasarkan

tabel distribusi frekuensi di atas berada pada kelompok

interval 70 – 74 dengan frekuensi 40. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa

batas bawah kelas median adalah

69,5 dan batas atas kelas median adalah 74,5, sehingga

mediannya adalah sebagai berikut.

1

2

e

1

ML

ªº





«»

¬¼

cb

nf

i

f

M

e

=

1

. 164 57

2

69, 5

5

40

ªº



«»



«»

«»

¬¼

=

25

69, 5

5

40

ªº



«»

¬¼

= 69,5 + 3,125

= 72, 625

Atau

1

2

e

1

MU

ªº





«»

¬¼

n

i

f

ca

f

M

e

=

1

. 164 67

2

74, 5

5

40

ªº



«»



«»

«»

¬¼

=

15

74, 5

5

40

ªº



«»

¬¼

= 74,5 – 1,875

= 72, 625

152

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

c) Mean (Rata-Rata Hitung)

Mean atau rata-rata hitung adalah nilai bilangan yang

berasal dari jumlah keseluruhan nilai bilangan dibagi

dengan banyaknya unit atau bilangan.

Keterangan:

x

= besarnya bilangan berturut-turut

6

= jumlah keseluruhan

N

= banyaknya unit bilangan

(1) Data Tunggal

Data nilai ulangan Sosiologi SMA Matahari seperti terlihat

pada tabel berikut ini.

Berdasarkan tabel di atas, mean dari nilai ulangan sosiologi

SMA Matahari adalah sebagai berikut.

185

M6,61

28

6

fx

N

(2) Data Kelompok

Tabel distribusi frekuensi nilai ulangan Sosiologi SMA

Permata Hati adalah sebagai berikut.

Xf f

x

41 4

55 25

66 36

71070

84 32

92 18

Jumlah

6

f = 28

6

fx = 185

Nilai

Nilai Tengah

ffx

(x)

60 – 64

6 2

3

186

65 – 69

6 7

5

335

70 – 74

7 2

1 2

864

75 – 79

7 7

7

539

80 – 84

8 2

3

246

85 – 89

8 7

4

348

90 – 94

9 2

6

552

Jumlah

6

f = 40

6

fx = 3070

Contoh dan Penyelesaian

Melakukan Penelitian Sosial

153

Mean dari data pada tabel di atas adalah sebagai berikut.

3070

M76,75

40

6

fx

N

e. Interpretasi Data

Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik

statistik hasilnya harus diinterprestasikan atau ditafsirkan agar

kesimpulan-kesimpulan penting mudah ditangkap oleh

pembaca.

Interpretasi merupakan penjelasan terperinci tentang arti

sebenarnya dari materi yang dipaparkan, selain itu juga dapat

memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian.

Interpretasi memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut.

1) Untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian,

maksudnya menghubungkan hasil suatu penelitian

dengan penemuan penelitian lainnya.

2) Untuk membuat atau menghasilkan suatu konsep yang

bersifat menjelaskan.

Kedudukan interpretasi dalam rangkaian proses analisis

data penelitian sangat penting. Oleh karena itu, inter-

pretasi harus dilakukan dengan hati-hati, sebab kualitas

analisis sangat tergantung dari kualitas interpretasi yang

dibuat peneliti terhadap data.

f. Generalisasi dan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, peneliti dapat

membuat generalisasi dan kesimpulan dari hasil penelitian.

Generalisasi dapat disebut sebagai suatu hal yang berkaitan

dengan pembentukan gagasan atau simpulan umum dari

suatu kejadian, hal, dan sebagainya.

Dalam penelitian, generalisasi harus mempunyai kaitan dengan

teori yang mendasari penelitian. Generalisasi ini kemudian

diikuti oleh proses penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.

2. Pengolahan Data Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai

sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang

bermacam-macam, dan dilakukan secara terus-menerus sampai

datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus-menerus tersebut

mengakibatkan variasi data tinggi sekali dan data yang diperoleh

umumnya adalah data kualitatif, sehingga teknik

pengolahan data

yang digunakan belum ada polanya yang jelas, baku, atau pasti.

Oleh karena itu, sering mengalami kesulitan dalam melakukan

analisis data. Hal itu sejalan dengan pendapat dari beberapa orang

ahli berikut ini, terkait dengan analisis data kualitatif.

a. Miles

dan

Huberman,

mengatakan bahwa yang paling serius

dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode

analisis belum dirumuskan dengan baik.

154

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

b. Susan Stainback,

menyatakan bahwa belum ada panduan

dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa

banyak data dan analisis yang diperlukan guna mendukung

kesimpulan atau teori.

c. S. Nasution,

menyatakan bahwa melakukan analisis adalah

pekerjaan yang sulit dan memerlukan kerja keras. Analisis

memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang

tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk

mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari

metode sendiri yang dirasakan cocok dengan sifat

penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain

oleh peneliti yang berbeda.

a. Pengertian Analisis Data Kualitatif

Berikut ini beberapa orang ahli yang merumuskan penger-

tian analisis data dalam penelitian kualitatif.

1) Bogdan

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

dipahami dengan mudah, dan temuannya dapat diin-

formasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan

dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting untuk dipelajari, dan

membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada

orang lain.

2) Susan Stainback

Analisis data adalah hal yang kritis dalam proses penelitian

kualitatif. Hal ini berarti mengkaji dan memahami

hubungan-hubungan dan konsep dalam daya sehingga

hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.

3) Spradley

Analisis dalam penelitian jenis apapun merupakan cara

berpikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara

sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian,

hubungan antarbagian, dan hubungannya dengan

keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara meng-

organisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam

unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan akan dipelajari, serta

membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu

suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang

Melakukan Penelitian Sosial

155

dirumuskan dari data tersebut, selanjutnya dicarikan data

lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan

apakah hipotesis itu dapat diterima atau ditolak berdasarkan

data yang terkumpul.

b. Proses Analisis Data Kualitatif

Mulai kapankah proses analisis data dalam penelitian

kualitatif dimulai atau dilaksanakan? Sebenarnya jika kamu

pahami, analisis data dalam penelitian ini sudah dimulai

sejak sebelum memasuki lapangan penelitian, selama di

lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Menurut

S. Nasution

, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun

dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan

data. Dalam kenyataannya analisis data kualitatif berlangsung

selama proses pengum-pulan data daripada setelah selesai

pengumpulan data.

Bagaimanakah proses analisis data seperti yang dikatakan

oleh

S. Nasution

di atas apabila dijabarkan dalam sebuah

penelitian kualitatif?

1) Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data

sebelum kita melakukan penelitian sebenarnya atau

dengan kata lain sebelum kita terjun untuk mengum-

pulkan data di lapangan. Analisis dilakukan terhadap data

hasil dari studi pendahuluan atau data sekunder yang

akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat

sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk

dan selama di lapangan. Sebagai contoh, jika seseorang

ingin mencari pohon mahoni di suatu hutan. Berdasarkan

karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa

di dalam hutan tersebut terdapat pohon mahoni. Oleh

karena itu, peneliti kemudian mengajukan usulan

penelitian, di mana fokusnya adalah ingin menemukan

pohon mahoni pada hutan tersebut lengkap dengan

karakteristiknya.

Begitu peneliti memasuki lapangan, dalam hal ini adalah

hutan, ternyata tidak ada pohon mahoninya. Jika

penelitian kuantitatif, tentu akan membatalkan pene-

litiannya. Tetapi dalam penelitian kualitatif tidak

demikian, karena fokus penelitian bersifat sementara,

dan akan berkembang setelah di lapangan. Karena itu

tepat sekali jika analisis data dalam penelitian kualitatif

berlangsung selama proses penelitian.

2) Analisis Selama dan Setelah di Lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada

saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat

156

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban dari informan. Apabila jawaban yang diwawan-

carai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka

peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu sehingga diperoleh data yang kredibel.

Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis

data banyak menggunakan model analisis yang dicetuskan

oleh

Miles

dan

Huberman

yang sering disebut dengan

metode analisis data interaktif.

Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap

reduksi data,

display

data

, dan kesimpulan atau verifikasi.

Bagan 5.3

Analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman.

Sumber:

Prof. Dr. Sugiyono, 2005

1) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup

banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, semakin lama

peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang diperoleh

akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu

perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila

diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan,

seperti komputer,

notebook

, dan lain sebagainya.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh

tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian

kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila

peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala

Display Data

(Penyajian Data)

Kesimpulan/

Verifikasi

Koleksi Data

Reduksi Data

Melakukan Penelitian Sosial

157

sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum

memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan

perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang

memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman

wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru,

dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan

dengan teman atau orang lain yang dipandang cukup

menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi

itu, wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat

mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan

pengembangan teori yang signifikan.

2)

Display

Data

(Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian

data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, grafik,

pictogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data

tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam

pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian

data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antarkategori, dan sejenisnya. Menurut

Miles

dan

Huberman

, yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut. Selanjutnya oleh

Miles

dan

Huberman

disarankan agar dalam melakukan

display data

, selain

dengan teks yang naratif, juga dapat berupa grafik,

matrik,

network

(jaringan kerja), dan

chart

.

3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian

kualitatif menurut

Miles

dan

Huberman

adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengum-

pulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.

Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah dikemukakan

di atas bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

158

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, maupun hipotesis atau teori.

Untuk lebih jelasnya, tahapan analisis data dalam penelitian

kualitatif menurut

Miles

dan

Huberman

ini akan

diilustrasikan dalam bagan yang disajikan oleh

Sugiyono

seperti berikut ini.

Bagan 5.4

Tahapan analisis data penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman

yang diilustrasikan Sugiyono.

Sumber:

Prof. Dr. Sugiyono, 2005

Display Data

: Menyajikan ke dalam pola

1234569871256

32542358756

ABCDEFGHIJK

LMNOPQRSTU

abcdefghijklmno

pqrstuvwxyz

Reduksi Data:

Memilih yang penting, membuat kategori (huruf besar, huruf

kecil, angka), membuang yang tidak terpakai

NABBDONOEI

HVOIEABVOA

BIOUBUIAEV

hbfviudbnoivubo

diusbnvioudbvio

udbsavoiubadsvu

iboisuadbv

1981676218621

9846517684167

1264516751298

41767941762

Catatan Lapangan (

Fieldnotes

)

Nf941823hf[I vuihv834yq

g=43nv[09q3hrv

in[r809vhqrvn094qjnvin ]4-

q2%&0^(en9d8hwqknbofv kjbnceui

07)&09UFLNCncoinonc

Penarikan Kesimpulan dan verifikasi:

Memilih yang penting, membuat

kategori (huruf besar, huruf kecil,

angka), membuang yang tidak terpakai

Melakukan Penelitian Sosial

159

x

Inti dari kegiatan penelitian adalah proses pengumpulan data dan pengolahan data.

x

Data adalah bahan keterangan yang berupa himpunan fakta-fakta, angka-angka, huruf-

huruf, kata-kata, grafik, tabel, gambar, lambang-lambang, yang menyatakan suatu

pemikiran, objek, kondisi, dan juga situasi.

x

Penggolongan data dilihat dari berbagai sudut pandang.

Cara memperolehnya, data dibedakan atas data internal dan eksternal.

Sumber datanya, data dibedakan atas data primer dan sekunder.

Sifatnya, data dibedakan atas data kualitatif dan kuantitatif.

Waktu pengumpulan, data dibedakan atas

cross-section

data

dan

time series data

.

Interpretasi, data dibedakan atas data faktual dan nonfaktual.

x

Instrumen pengumpulan data dapat dilakukan melalui angket atau kuesioner,

wawancara, dan observasi atau pengamatan.

Angket adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk

memperoleh keterangan dari sejumlah responden.

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau semacam percakapan

yang bertujuan untuk memperoleh informasi.

Observasi adalah suatu aktivitas peneliti melalui proses pengamatan dengan

menggunakan pancaindra.

x

Validitas dipandang sebagai konsep yang paling penting dalam penelitian. Suatu alat

pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu.

x

Suatu pengukur dikatakan reliabel apabila alat tersebut dalam mengukur suatu gejala

pada waktu yang berlainan namun senantiasa menunjukkan hasil yang sama

(konsisten). Jadi alat yang reliabel adalah alat yang secara konsisten memberi hasil

ukuran yang sama.

x

Pengolahan data adalah satu kegiatan dalam penelitian yang bertujuan untuk mengolah

data-data yang diperoleh dari lapangan, agar bisa dibaca dan mudah dipahami. Pada

tahap ini data diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpulkan

kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab masalah-masalah yang

diajukan dalam penelitian.

Rangkuman

160

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

1.

Berikut ini yang merupakan maksud

bahwa data dalam sebuah penelitian harus

representatif adalah ....

a. nyata sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya

b . dapat mewakili sesuatu yang sifatnya

lebih luas

c. belum pernah dilakukan pengambilan

sebelumnya

d. merupakan sumber terpercaya dalam

sebuah penelitian

e. relevan dengan masalah yang hendak

dikaji

2.

Sebuah data yang tidak dapat diwujudkan

dengan angka, huruf, indeks, dan lain

sebagainya yang bersifat numerik disebut

dengan data ....

a. primer

b. sekunder

c. lapangan

d. kuantitatif

e. kualitatif

3.

Metode pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner atau angket

lebih sering digunakan dalam sebuah

penelitian ....

a. survei

b. eksperimen

c. historis

d. studi kasus

e. komparatif

4.

Sebuah bentuk wawancara di mana si

pewawancara telah mempersiapkan

materi panduan wawancara yang berupa

daftar pertanyaan kepada informan

disebut dengan ....

a. wawancara terbuka

b . wawancara tertutup

c. wawancara terstruktur

d. wawancara tidak terstruktur

e. wawancara panel

5.

Suatu jenis validitas yang menunjukkan

kesesuaian antara ramalan tentang perilaku

seseorang dengan perilaku yang nyata

disebut dengan validitas ....

a. isi

b. bentuk

c. konstruk

d. prediktif

e. budaya

6.

Suatu pengukur dikatakan reliabel apabila

alat tersebut dalam mengukur ....

a. suatu gejala yang berbeda selalu me-

nunjukkan hasil yang sama

b. suatu gejala pada waktu yang ber-

lainan senantiasa menunjukkan hasil

yang sama

c. suatu gejala yang sama senantiasa

menunjukkan hasil yang berbeda

d. suatu gejala yang pada waktu yang

sama senantiasa menunjukkan hasil

yang berbeda

e. suatu gejala yang pada waktu yang

berbeda senantiasa menunjukkan

hasil berbeda

7.

Untuk melakukan koding terhadap jawa-

ban pertanyaan terbuka, maka peneliti

sebelumnya harus membuat ....

a. pertanyaan baru

b . wawancara ulang

c. kategorisasi jawaban

d. tabel kode yang berbeda

e. lembaran kode

8.

Tendensi sentral digunakan peneliti

dengan tujuan untuk ....

a. mendapat ciri khas dalam sebuah nilai

bilangan

b . melihat persebaran data

c. melihat jumlah data keseluruhan

d. menentukan pola hitung statistik data

e. memperoleh jawaban dalam analisis

data

Latih Kemampuan 5

I. Pilihlah satu jawaban yang tepat!

Kerjakan di buku tugasmu!

Melakukan Penelitian Sosial

161

9.

Data nilai ulangan Sosiologi untuk Kelas

XII IS 2 SMA Astinapura ditunjukkan tabel

berikut ini.

Berdasarkan data di atas, mean nilai

ulangan Sosiologi dari 25 anak tersebut

adalah ....

a. 6,4

d. 6,14

b. 6,34

e. 6,04

c. 6,24

10.

Perhatikan tabel distribusi frekuensi

berikut ini.

Nilai 7 dalam ukuran tendensi sentral

disebut dengan ....

a. median

b. modus

c. mean

d. kuartil

e. persentil

xff

x

428

5735

6848

7321

8540

Jumlah

25

151

Nilai

Frekuensi (f)

f Kumulatif

555

6510

7616

8521

9425

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1.

Jelaskan jenis data berdasarkan segi interpretasinya!

2.

Apa saja kelemahan dan keuntungan metode pengumpulan data dengan menggunakan

angket?

3.

Bagaimanakah prosedur wawancara yang baik?

4.

Apakah yang dimaksud dengan

test-retest

? Dan berikan pula bagannya!

5.

Sebutkan hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam

editing

data!

162

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XII

Analisis Kasus

Cermatilah dengan saksama wacana di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan dengan wacana dan pokok bahasan pada bab ini!

Stop Menggosip

Berhenti tayangkan acara gosip. Permintaan ini datang dari 36,9 persen responDet

(responden Deteksi) saat bulan Ramadan tiba. Selain gosip, sinetron (14,1 persen) dan

tayangan 17 plus (8,7 persen) juga termasuk di dalamnya. Mengapa ya?

Rizad Bobsaid seorang mahasiswa UPN (Jakarta), mengatakan bahwa ia adalah seorang

yang menentang tayangan gosip di bulan Ramadan. “Harusnya program televisi itu nggak

perlu dimunculkan untuk menghargai Ramadan. Nggak baik ngomongin kejelekan orang

apalagi di bulan Ramadan,” tuturnya.

Menurut Rizad masih banyak acara yang lebih bagus untuk disajikan kepada pemirsa

di rumah. Dia menyarankan setidaknya untuk acara dengan format seperti itu sebaiknya

istirahat selama satu bulan. “Syukur-syukur malah tetap berlanjut sampai Ramadan

berlalu,” imbuhnya.

Sumber:

www.jawapos.com

dengan perubahan.

Pertanyaan:

1.

Setelah kamu baca wacana di atas, buatlah sebuah rumusan permasalahan dari wacana

tersebut!

2.

Kemudian dari rumusan permasalahan tersebut, buatlah angket dengan jumlah pertanyaan

yang dapat kamu tentukan sendiri sesuai dengan rumusan permasalahan yang kamu

hasilkan dari wacana tersebut!

3.

Lakukan proses pengumpulan data dengan metode sampling acak untuk teman-teman di

lingkungan sekolahmu!

4.

Untuk verifikasi, lakukan wawancara pula dengan guru bimbingan konseling, guru agama,

serta guru sosiologi yang ada di sekolahmu!

5.

Laporkan hasil penelitian sederhana kepada gurumu!