Gambar Sampul Geografi · Bab 5 Konsep Wilayah
Geografi · Bab 5 Konsep Wilayah
Bambang

24/08/2021 16:12:47

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

125

Konsep Wilayah

dan Pewilayahan

A. Konsep Wilayah (

Region

)

dan Pewilayahan

(Regionalisasi)

B. Kaitan Teori Interaksi

dan Perencanaan

Pembangunan Wilayah

B. Pusat-Pusat Pertumbuhan

dan Perencanaan

Pembangunan Wilayah

Pada Bab 4 Anda mempelajari interaksi desa dan kota. Desa

dan kota merupakan bagian dari suatu wilayah (

region

). Wilayah

merupakan istilah yang sering kali Anda baca dan dengar di berbagai

media, seperti surat kabar, radio, atau televisi. Wilayah sering

digunakan untuk menggambarkan berbagai tempat di permukaan

bumi, seperti wilayah Indonesia bagian timur, wilayah Jawa Barat

atau wilayah Pantai Utara Jawa.

Adapun permasalahannya, apakah penggunaan istilah wilayah

untuk daerah-daerah tersebut benar atau telah sesuai? Apakah yang

dimaksud dengan wilayah tersebut? Apakah terdapat persamaan

pengertian wilayah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

dengan konsep wilayah dalam kajian ilmu geogra

fi

? Bagaimana

keterkaitan antara konsep wilayah pola perencanaan pembangunan

di Indonesia?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terjawab pada Bab 5

berikut.

Kata Kunci

Dengan mempelajari Bab 5, Anda diharapkan dapat memahami konsep wilayah dan

pewilayahan dalam hubungannya dengan perencanaan pembangunan wilayah.

Apa Manfaat Bagiku?

Sumber:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

Lokasi pasar dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu

teori pertumbuhan wilayah yaitu Teori Konsep Wilayah.

Bab

5

Wilayah (

region

), pewilayahan, indeks konektivitas, dan interaksi keruangan

126

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Sebelum mempelajari konsep wilayah dan pewilayahan Anda,

tentu masih ingat bahwa salah satu pengertian geogra

fi

adalah

disiplin ilmu yang mempelajari dan mengkaji persamaan dan

perbedaan fenomena permukaan bumi (geosfer) dengan sudut

pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

Dalam pengertian tersebut tersirat bahwa dalam mempelajari gejala

dan kenampakan di permukaan bumi, salah satu sudut pandang

atau pendekatannya antara lain melalui analisis kewilayahan atau

kompleks wilayah (

regional complex approach

). Hal tersebut berarti

bahwa pola pengkajian ilmu geogra

fi

tidak akan pernah terlepas dari

konsep wilayah atau

region

. Para ahli mengemukakan bahwa

region

merupakan

objek formal

geogra

fi

yang menjadi benang merah atau

garis pembeda dengan ilmu-ilmu kebumian lainnya.

Dalam kajian geogra

fi

, wilayah atau

region

diartikan sebagai

suatu bagian permukaan bumi yang memiliki karakteristik khusus

atau khas tersendiri yang menggambarkan satu keseragaman atau

homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayah-

wilayah lain di daerah sekitarnya. Karakteristik khas dari suatu

wilayah dapat berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi,

demogra

fi

, dan sosial-budaya. Beberapa contoh wilayah yang ada

di permukaan bumi antara lain sebagai berikut.

1. Wilayah hutan hujan tropis

(

region

alamiah).

2. Amerika latin (

region

budaya).

3. Kepulauan Wallacea (

region

fauna).

4.

Corn belt

(

region

pertanian).

5. Zona dataran rendah Jakarta (

region

fi

siogra

fi

).

Secara umum suatu wilayah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

wilayah formal

(

formal region

) dan

wilayah fungsional

(

functional

region

atau

nodal region

). Pengertian wilayah formal identik dengan

de

fi

nisi wilayah secara umum, yaitu suatu daerah atau kawasan di

muka bumi yang memiliki karakteristik yang khas sehingga dapat

dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.

A

Konsep Wilayah (

Region

) dan Pewilayahan

(Regionalisasi)

Region

merupakan objek formal

geografi. Kajian geografi senantiasa

tidak pernah lepas dari konteks

keruangan, kelingkungan, dan

kewilayahan.

Mengapa demikian

?

Tulis dalam buku tugas Anda.

Barometer

Sumber:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

Gambar 5.1

Objek Formal Geografi

Region

suatu wilayah yang terdapat di

permukaan bumi menjadi kajian objek

formal geografi.

Megapolis

Atlantik Timur Laut

Pegunungan Appalachians dan Ozarks

Pantai Tenggara

Pedalaman Selatan

Pusat

Hutan Utara

Dataran Besar

Pegunungan Rocky

Cekungan dan plato Intermontane

Pasifik Barat Laut

Wilayah California

Alaska

Hawaii

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

127

Adapun wilayah fungsional atau

nodal region

adalah suatu

kawasan yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang berbeda

fungsinya. Contoh yang sangat jelas dari suatu

nodal region

adalah

kawasan

perkotaan

. Dilihat dari konsep

nodal region

, wilayah

perkotaan terdiri atas tiga komponen utama, yaitu sebagai berikut.

1)

Nodus

atau inti yang merupakan pusat kota (

city

).

2)

Internal area

(

hinterland

) yaitu wilayah sekitar kota yang

fungsinya memasok kebutuhan harian kota tersebut.

3)

Eksternal area

yang merupakan jalur penghubung antara

kota wilayah pemasok kebutuhan kota tersebut. Wilayah yang

termasuk dalam suatu

nodal region

sering kali dihubungkan

dengan garis-garis konsentrik (lingkaran).

Untuk berbagai keperluan dalam pengkajian atau perencanaan

pembangunan para ahli membuat suatu konsep pewilayahan atau

regionalisasi muka bumi, dengan berbagai dasar penggolongan.

Beberapa contoh pewilayahan antara lain sebagai berikut.

1. Pewilayahan muka bumi berdasarkan tipe iklim matahari, antara

lain sebagai berikut.

a. Zone iklim tropis antara 23,5

0

LU–23,5

0

LS.

b. Zone iklim subtropis antara 23,5

0

LU–35

0

LU dan 23,5

0

LS– 35

0

LS.

c. Zone iklim sedang antara 35

0

LU - 66,5

0

LU dan 35

0

LS–66,5

0

LS.

d. Zone iklim kutub antara 66,5

0

LU - 90

0

LU dan 66,5

0

LS–90

0

LS.

2. Pewilayahan Pulau Jawa berdasarkan kondisi

fi

siogra

fi

snya,

meliputi antara lain sebagai berikut.

a. Wilayah dataran rendah Jakarta (zona Jakarta).

b. Wilayah

antiklinorium

Bogor (zona Bogor).

c.

Wilayah dataran antarmontana atau antarpegunungan (zona

Bandung).

d. Wilayah pegunungan selatan.

3. Pewilayahan Indonesia berdasarkan wilayah waktu, meliputi

pewilayahan sebagai berikut.

a. Wilayah Waktu Indonesia Barat (WIB).

b. Wilayah Waktu Indonesia Tengah (WITA).

c. Wilayah Waktu Indonesia Timur (WIT).

Sumber:

Dokumentasi Penerbit

Gambar 5.2

Kota Termasuk

Nodal Region

Kawasan kota sebagai salah satu contoh

nodal region

terdiri atas

nodus

, i

nternal

area

, dan

eksternal area

.

Nodus City

Internal Area

Eksternal Area

Peta 5.1

Peta Pembagian Waktu Wilayah Indonesia

Sumber:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

WIB

WITA

WIT

Teluk Thailand

Laut Cina Selatan

Laut Sulawesi

SAMUDRA PASIFIK

SAMUDRA HINDIA

Laut Jawa

Laut Banda

Laut

Andaman

128

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

4. Pewilayahan muka bumi berdasarkan tipe vegetasinya, meliputi

tipe sebagai berikut.

a. Wilayah hutan hujan tropis

b. Wilayah hutan musim

c. Wilayah hutan

desidius

d. Wilayah hutan

conifer

(hutan berdaun jarum)

e. Tundra

f. Taiga

5. Pewilayahan Negara Indonesia berdasarkan kondisi geologis nya,

antara lain sebagai berikut.

a. Wilayah Paparan Sunda (landas kontinen Asia), meliputi

Pulau Sumatra, Jawa, dan sebagian Kalimantan.

b. Wilayah Paparan Sahul (landas kontinen Australia), meliputi

Pulau Papua dan wilayah di sekitarnya.

c. Wilayah laut dalam ,meliputi daerah di kawasan Indonesia

bagian tengah.

6. Pewilayahan daerah bencana, seperti daerah bencana Gunung

Batur.

Pada pembahasan mengenai interaksi desa-kota telah dipelajari

bahwa interaksi keruangan merupakan suatu hubungan timbal balik

(

resiprocal relationship

) yang saling berpengaruh antara dua wilayah

atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan, atau

permasalahan baru. Kuat-lemahnya interaksi sangat dipengaruhi

oleh tiga faktor utama, yaitu adanya wilayah-wilayah yang saling

melengkapi (

regional complementary

), adanya kesempatan untuk

berintervensi (

intervening opportunity

), serta adanya kemudahan

transfer atau pemindahan dalam ruang (

spatial transfer ability

).

B

Kaitan Teori Interaksi dan Perencanaan

Pembangunan Wilayah

1. Objek formal

2.

Corn belt

3.

Nodal region

4.

Hinterland

5.

Internal area

6.

Eksternal area

Z

oom

Gambar 5.3

Pewilayahan Bencana Gunung Batur

Pewilayahan (regionalisasi)

daerah bencana pada kawasan

Gunung Batur (Bali).

Interpretasi

Individu 5.1

Laju pembangunan suatu kawasan ditentukan oleh adanya regionalisasi wilayah. Mengapa

laju pertumbuhan kawasan Indonesia Timur jauh lebih lambat jika dibandingkan dengan

kawasan Indonesia Barat. Lakukan analisis mengenai faktor pemicunya. Kumpulkan

tugas tersebut pada guru Anda.

Sumber:

S.Bronto

dan

A

Martono,

1998

Wilayah Bencana

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

129

Para ahli banyak yang mengembangkan teori interaksi spasial,

seperti

K.J. Kansky

dan

W.J. Reilly

.

Aplikasi teori-teori interaksi

dapat diterapkan dalam perencanaan pembangunan. Misalnya,

penempatan lokasi pusat pelayanan masyarakat, pembangunan

prasarana transportasi yang dapat membuka keterasingan suatu

wilayah dari wilayah lain, dan kemajuan informasi serta teknologi.

Beberapa contoh teori interaksi keruangan antara lain

Model

Gravitasi

,

Teori Titik Henti

, dan

Teori Gra

fi

k

.

1. Model Gravitasi

Teori Gravitasi kali pertama diperkenalkan dalam disiplin ilmu

Fisika oleh

Sir Issac Newton

(1687). Inti dari teori ini adalah bahwa

dua buah benda yang memiliki massa tertentu akan memiliki gaya

tarik menarik antara keduanya yang dikenal sebagai gaya

gravitasi

.

Kekuatan gaya tarik menarik ini akan berbanding lurus dengan hasil

kali kedua massa benda tersebut dan berbanding terbalik dengan

kuadrat jarak antara kedua benda tersebut. Secara matematis, model

gravitasi

Newton

ini dapat diformulasikan sebagai berikut.

Keterangan

G

= kekuatan gravitasi antara dua benda (cm/det

2

)

g

= tetapan gravitasi Newton, besarnya 6,167 x 10

-8

cm

3

/gram.det

2

m

A

= massa benda A (gram)

m

B

= massa benda B (gram)

d

A.B

= jarak antara benda A dan B

Model gravitasi Newton ini kemudian diterapkan oleh

W.J.

Reilly

(1929), seorang ahli geogra

fi

untuk mengukur kekuatan

interaksi keruangan antara dua wilayah atau lebih. Berdasarkan hasil

penelitiannya, Reilly berpendapat bahwa kekuatan interaksi antara

dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan memerhatikan faktor

jumlah penduduk dan jarak antara kedua wilayah tersebut. Untuk

mengukur kekuatan interaksi antarwilayah digunakan formulasi

sebagai berikut.

Keterangan:

I

A.B

= kekuatan interaksi antara wilayah A dan B

k

= angka konstanta empiris, nilainya 1

P

A

= jumlah penduduk wilayah A

P

B

= jumlah penduduk wilayah B

d

A.B

= jarak wilayah A dan wilayah B

Contoh soal:

Misalnya ada 3 buah wilayah A, B, dan C, dengan data sebagai

berikut.

(1) Jumlah penduduk wilayah A = 20.000 jiwa, B = 20.000 jiwa, dan

C = 30.000 jiwa.

(2)

Jarak antara A ke B = 50 km, dan B ke C = 100 km.

(3)

Model gravitasi

merupakan suatu

analisis atau kajian kesamaan dari

suatu wilayah. Model ini digunakan

untuk penelaahan dan upaya

memprediksikan lingkungan di dua

wilayah yang berbeda.

Sumber

:

Terjemahan Geography Dictionary,

1999

Geografia

A

C

B

Pemilihan lokasi industri yang

didasarkan pada biaya angkutan

terendah dikemukakan kali pertama

oleh ....

a. Alfred Weber

b. Everett Lee

c. Christaller

d. Von Thumen

e. August Losh

JAWABAN

Pemilihan lokasi industri yang

didasarkan pada biaya angkutan

terendah dikemukakan kali pertama

oleh Alfred

Weber

Jawab:

a

Soal UMPTN 1998

130

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Ditanyakan:

Manakah dari ketiga wilayah tersebut yang lebih kuat interaksinya?

Apakah antara wilayah A dan B atau antara B dan C ?

Diketahui:

P

A

= 20.000 jiwa

P

B

= 20.000 jiwa

P

C

= 30.000 jiwa

d

A.B

= 50 km

d

B.C

= 100 km

k

= 1

Jawab:

(1) Perhitungan kekuatan interaksi antara wilayah A dan B sebagai

berikut.

maka

= 160.000

(2) Perhitungan kekuatan interaksi antara wilayah B dan C sebagai

berikut.

maka

= 60.000

(3)

Perbandingan kekuatan interaksi wilayah A dan B dengan

wilayah B dan C adalah 160.000 : 60.000 atau 8 : 3. Berdasarkan

perbandingan tersebut, potensi penduduk untuk mengadakan

interaksi terjadi lebih kuat antara wilayah A dan B jika

dibandingkan antara wilayah B dan C.

A

C

B

Interpretasi

Individu 5.2

Lakukan tugas berikut.

1. Hitunglah kekuatan interaksi antara wilayah P, Q, dan R jika diketahui:

Jumlah penduduk P = 25.000 jiwa;

Jumlah penduduk Q = 20.000 jiwa;

Jumlah penduduk R = 35.000 jiwa;

Jarak P dan Q = 25 km;

Jarak Q dan R = 50 km.

2. Kerjakan pada buku tugas Anda. Kumpulkan pada guru Anda beserta hasil analisis

singkat bersadarkan hasil perhitungan.

Lakukan analisis mengenai faktor

pemicu dan pendorong suatu wilayah

dapat memberikan interaksi bagi

wilayah lainnya. Tulis dalam buku

tugas Anda disertai sumber informasi

dan keterangan yang mendukung.

Barometer

Keterangan: Tanda panah menunjukkan tingkat interaksi dan

perbandingan kekuatan potensi interaksi.

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

131

Perbandingan potensi interaksi antarwilayah dengan me manfaat-

kan formula yang dikemukakan Reilly ini dapat diterapkan jika kondisi

wilayah-wilayah yang dibandingkan memenuhi persyaratan tertentu.

Adapun persyaratan tersebut antara lain sebagai berikut.

a) Kondisi sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, mata pencarian,

mobilitas, dan kondisi sosial-budaya penduduk setiap wilayah

yang dibandingkan relatif memiliki kesamaan.

b) Kondisi alam setiap wilayah relatif sama, terutama berkaitan

dengan kondisi topogra

fi

nya.

c) Keadaan sarana dan prasarana transportasi yang meng hubung kan

wilayah-wilayah yang dibandingkan relatif sama.

Ketiga persyaratan tersebut berdasarkan kenyataan bahwa secara

teoretis potensi wilayah A untuk berinteraksi dengan wilayah B

cenderung jauh lebih besar dibandingkan antara wilayah B dan C.

Namun, jika kondisi prasarana transportasi yang menghubung kan

wilayah B dan C jauh lebih baik jika dibandingkan antara A dan B,

tetap saja potensi interaksi antara B dan C akan jauh lebih besar.

Demikian pula halnya dengan persyaratan lainnya, yaitu kondisi

kependudukan dan topogra

fi

dari suatu wilayah.

2. Teori Titik Henti (

Breaking Point Theory

)

Teori Titik Henti (

Breaking Point Theory

) me rupakan hasil

modifikasi dari Model Gravitasi Reilly. Teori ini memberikan

gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan

wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang

berbeda jumlah dan komposisi penduduknya. Teori Titik Henti juga

dapat digunakan dalam memperkirakan penempatan lokasi industri

atau pusat pelayanan masyarakat. Penempatan dilakukan di antara

dua wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar terjangkau

oleh penduduk

setiap wilayah.

Menurut teori ini jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat

perdagangan (atau pelayanan sosial lainnya) yang lebih kecil

ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat

perdagangan. Namun, berbanding terbalik dengan satu ditambah

akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah yang

penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih

sedikit penduduknya. Formulasi Teori Titik Henti adalah sebagai

berikut.

Keterangan:

D

AB

= jarak lokasi titik henti, diukur dari kota atau wilayah yang

jumlah penduduknya lebih kecil (dalam hal ini kota A)

d

AB

= jarak antara kota A dan B

P

A

= jumlah penduduk kota yang lebih kecil (kota A)

P

B

= jumlah penduduk kota yang lebih besar (kota B)

Contoh soal:

Kota A memiliki jumlah penduduk 20.000 jiwa, sedangkan kota B

30.000 jiwa. Jarak antara kedua kota tersebut adalah 100 kilometer. Di

manakah lokasi pusat perdagangan yang tepat dan strategis agar

terjangkau oleh penduduk setiap kota tersebut?

Suatu pusat lokasi industri

penempatannya harus berdekatan

dengan lokasi penyediaan bahan

baku untuk mengurangi biaya

produksi dan menekan biaya

operasional.

Sumber

:

Geography Dictionary,

1999

Geografia

1. Model gravitasi

2. Kekuatan interaksi

3.

Breaking Point Theory

4. Potensi interaksi

5. Titik henti

Z

oom

132

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Diketahui:

d

AB

= 100 km

P

A

= 20.000 jiwa

P

B

= 30.000 jiwa

k

= 1

Ditanyakan:

titik henti?

Jawab :

=

=

D

AB

= 44,9 km, diukur dari kota A (jumlah penduduknya lebih sedikit).

= lokasi ideal penempatan loka

si industri sehingga terjangkau

oleh penduduk dari kota A maupun B.

Berkaitan dengan perencanaan pembangunan wilayah,

Model

Gravitasi

dan

Teori Titik Henti

dapat dimanfaatkan sebagai salah

satu pertimbangan faktor lokasi. Model Gravitasi dan Teori Titik

Henti dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pusat-pusat pelayan-

an masyarakat, seperti pusat perdagangan (pasar, super market, bank),

kantor pemerintahan, sarana pendidikan dan kesehatan, lokasi industri,

ataupun fasilitas pelayanan jasa masyarakat lainnya.

A

B

100 km

44,9 km

Lokasi penempatan pusat perdagangan

3. Teori Grafik

Salah satu faktor yang mendukung kekuatan dan intensitas

interaksi antarwilayah adalah kondisi prasarana transportasi yang

menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain di sekitarnya. Jumlah

dan kualitas prasarana jalan, baik jalan raya, jalur udara, maupun laut,

tentunya sangat memperlancar laju dan pergerakan distribusi manusia,

barang, dan jasa antarwilayah. Anda tentu sependapat bahwa antara

satu wilayah dan

wilayah lain senantiasa dihubungkan oleh jalur-jalur

transportasi sehingga membentuk pola jaringan transportasi. Tingkat

kompleksitas jaringan yang menghubungkan berbagai wilayah

merupakan salah satu indikasi kuatnya arus interaksi.

Sumber:

www.static-flickr.com

Gambar 5.4

Lokasi Pusat Perdagangan

Penentuan lokasi pusat perdagangan

dapat menggunakan

Teori Titik Henti.

Geografi regional merupakan bagian

dari kajian geografi wilayah dengan

segala ruang lingkupnya. Dalam

kajian geografi regional sangat

menentukan karakteristik dari suatu

wilayah.

Sumber

:

Geography Dictionary,

2000

Geografia

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

133

Sebagai contoh, dua wilayah yang dihubung kan dengan satu

jalur jalan tentunya memiliki kemungkinan hubungan penduduknya

jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua wilayah yang memiliki jalur

transportasi yang lebih banyak.

Wilayah A

Wilayah B

Untuk menganalisis potensi kekuatan interaksi antarwilayah

ditinjau dari struktur jaringan jalan sebagai prasarana transportasi,

K.J. Kansky

mengembangkan Teori Gra

fi

k dengan membandingkan

jumlah kota atau daerah yang memiliki banyak rute jalan sebagai

sarana penghubung kota-kota tersebut. Menurut Kansky, kekuatan

interaksi ditentukan dengan

Indeks Konektivitas

. Semakin tinggi

nilai indeks, semakin banyak jaringan jalan yang menghubungkan

kota-kota atau wilayah yang sedang dikaji. Hal ini tentunya

berpengaruh terhadap potensi pergerakan manusia, barang, dan

jasa karena prasarana jalan sangat memperlancar tingkat mobilitas

antarwilayah. Untuk menghitung indeks konektivitas ini digunakan

rumus sebagai berikut.

Keterangan:

= indeks konektivitas

e = jumlah jaringan jalan

v

= jumlah kota

Contoh: bandingkan indeks konektivitas dua wilayah berikut ini.

Diketahui:

Wilayah A: e = 9

v = 6

Wilayah B: e = 10

v = 7

Ditanyakan:

indeks konektivitas (

)?

Sumber:

www.hbp_usm.my

Gambar 5.5

Jalur Transportasi

Akses jalur transportasi menentukan kuat-

lemahnya interaksi antara dua wilayah

yang berhubungan.

Diskusikan bersama teman sebangku

Anda, apakah yang dimaksud

indeks konektivitas? Bagaimana

pengaruhnya terhadap potensi

wilayah jika indeks konektivitas

tinggi? Kerjakan dalam buku tugas

Anda.

Barometer

Alfred Weber

mengembangkan

teori lokasi yang dikemukakan pada

tulisannya yang berjudul

The Theory of Industrial Location

(1909). Weber membedakan antara

biaya transportasi bahan mentah

dari sumber bahan mentah ke lokasi

industri dan ke tempat penjualan.

Sumber

:

Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan

Analisa Keruangan,

1981

Geografika

134

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Jawab:

(1) Wilayah A

a) jumlah kota (v) = 6

b) jumlah jaringan jalan (e) = 9

c)

=

(2) Wilayah B

a) jumlah kota (v) = 7

b) jumlah jaringan jalan (e) = 10

c)

=

(3) Jadi, dilihat dari konektivitasnya, potensi interaksi antarkota

di wilayah A lebih tinggi jika dibandingkan wilayah B. Hal

tersebut terjadi dengan catatan kondisi alam, sosial serta

kualitas prasarana jalan antara kedua wilayah relatif sama.

Dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan

wilayah, analisis indeks konektivitas dapat dijadikan salah satu

indikator dan pertimbangan untuk merencanakan pembangunan

infrastruktur jalan serta fasilitas transportasi lainnya. Dengan

analisis indeks konektivitas dapat meningkat kan hubungan suatu

wilayah dengan wilayah-wilayah lainnya, serta memperlancar

arus pergerakan manusia, barang, dan jasa yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1. Pengertian Pusat Pertumbuhan

Pusat pertumbuhan

dapat diartikan sebagai suatu wilayah

atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga dapat

dijadikan sebagai pusat pembangunan yang memengaruhi atau

memberikan imbas terhadap kawasan-kawasan lain di sekitarnya.

Melalui pengembangan kawasan pusat-pusat pertumbuhan ini,

diharapkan terjadi proses interaksi dengan wilayah-wilayah lain

di sekitarnya. Sebagai contoh, kota Jakarta sebagai ibukota negara

Indonesia yang memiliki akselerasi perkembangan dan pem-

bangunan sangat cepat, secara langsung maupun tidak telah

memengaruhi kota-kota satelit yang ada di sekitarnya, yaitu Bogor,

Bekasi, dan Tangerang.

Pengembangan kawasan-kawasan yang menjadi pusat

pertumbuhan sudah tentu memiliki skala perkembangan wilayah

(

regional development

) yang berbeda-beda. Ada yang berskala nasional,

seperti pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia tetapi ada pula yang

berskala regional, seperti pusat pertumbuhan Jabotabek (Jakarta -

Bogor - Tangerang - Bekasi), Segitiga Sijori (Singapura - Johor - Riau),

dan Bopunjur (Bogor - Puncak - Cianjur).

C

Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Perencanaan

Pembangunan Wilayah

Interpretasi

Individu 5.3

Daerah Marga Asih dan Marga Mukti merupakan dua daerah dengan kondisi alam, sosial,

dan kualitas prasarana jalan yang relatif sama. Jika diketahui jumlah penduduk wilayah

Marga Asih 150.000 jiwa dan Marga Mukti 25.000 jiwa, jarak di antara kedua wilayah

tersebut 20 km, hitung

indeks konektivitas

dari kedua wilayah tersebut. Tulis dalam

buku tugas Anda. Kumpulkan tugas tersebut kepada guru.

1. Indeks Konektivitas

2. K. J. Kansky

3. Mobilitas penduduk

Z

oom

Informasi mengenai keberadaan

Jakarta sebagai ibu kota negara

dan kota metropolitan dapat Anda

kunjungi di situs

www

.

Jakarta.go.id.

www.indymedia.org.

www.jsx.co.id.

id.wikipedia.org/wiki.

Internet

Jelajah

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

135

2. Teori-Teori Pusat Pertumbuhan

a. Teori Tempat yang Sentral

Teori Tempat yang Sentral (

Central Place Theory

) kali pertama

dikemukakan oleh tokoh geogra

fi

berkebangsaan Jerman,

Walter

Christaller

(1933). Christaller mengadakan studi pola persebaran

permukiman, desa, dan kota-kota yang berbeda ukuran serta luasnya.

Teori Christaller ini kemudian diperkuat oleh seorang ahli ekonomi

berkebangsaan Jerman,

August Losch

(1945).

Sumber:

Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Indonesia,

1996

Gambar 5.6

Kawasan Puncak

Kawasan puncak menjadi aset lokasi

pengembangan dan berfungsi sebagai

pusat pertumbuhan berskala regional.

Christaller mengemukakan Teori Tempat yang Sentral ini

didasari oleh keinginannya untuk menjawab tiga pertanyaan yang

berhubungan dengan kota atau wilayah, yaitu sebagai berikut.

1) Apakah yang menentukan banyaknya kota?

2) Apakah yang menentukan besarnya kota?

3) Apakah yang menentukan persebaran kota?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, menge mukakan

konsep yang disebut

jangkauan

(

range

) dan

ambang

(

threshold

).

Range

adalah jarak yang harus ditempuh seseorang untuk mendapatkan

barang atau pelayanan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,

sedangkan

threshold

adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan

untuk kelancaran dan kesinambungan suplai barang.

Christaller membayangkan suatu wilayah dataran yang dihuni oleh

sejumlah penduduk yang persebarannya merata. Dalam kehidupan

sehari-hari, p

enduduk tersebut memerlukan sejumlah barang dan

jasa, antara lain makanan, minuman, aneka barang-barang rumah

tangga, keperluan pendidikan, dan pelayanan kesehatan.

Gambar 5.7

Pola Permukiman

Pola permukiman menjadi salah satu kajian

T

eori Tempat Sentral dari

Christaller

(1933).

Sumber:

Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi Indonesia,

1996

Setiap wilayah memiliki

kebergantungan dengan wilayah

lainnya.

Bagaimana menurut

pendapat Anda

? Tulis dalam buku

tugas. Kumpulkan tugas tersebut

pada guru Anda.

Barometer

136

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, penduduk harus

pergi ke tempat-tempat yang dapat menyediakan barang dan jasa

tersebut. Oleh karena itu, perlu menempuh jarak tertentu dari

tempat tinggalnya ke pusat pelayanan yang memenuhi kebutuhan

tersebut. Jarak dikenal dengan istilah

range

. Di lain pihak, pusat-

pusat pertokoan atau pelayanan jasa (produsen) yang menyediakan

kebutuhan masyarakat sudah barang tentu tidak memiliki keinginan

untuk merugi. Mereka harus benar-benar paham, berapa banyak

jumlah minimal penduduk (konsumen) yang dibutuhkan bagi

kelancaran dan kesinambungan suplai barang atau jasa sehingga

tidak mengalami kerugian apalagi sampai mengalami kebangkrutan.

Jumlah minimal penduduk ini dikenal dengan istilah

threshold

.

Pusat pelayanan yang ber-

threshold

kecil, seperti toko makanan

dan minuman tidak memerlukan konsumen terlalu banyak untuk

menjual beraneka barang dagangannya karena penduduk senantiasa

memer lukan barang-barang konsumsi tersebut setiap hari.

Oleh karena itu, lokasinya dapat ditempatkan sampai ke kota-

kota atau wilayah kecil. Sebaliknya pusat pelayanan masyarakat yang

ber-

threshold

tinggi seperti pertokoan yang menjual barang-barang

mewah, seperti kend

araan bermotor, barang-barang

lux

, dan perhiasan.

Oleh karena barang-barang tersebut relatif lebih sulit terjual maka agar

barang-barang tersebut dapat laku dalam jumlah yang cukup banyak

perlu dilokasikan di tempat-tempat atau kawasan (wilayah) yang cukup

sentral. Lokasinya di kota besar yang jaraknya relatif terjangkau penduduk

di wilayah sekitarnya dan juga terpenuhi batas minimal jumlah penduduk

untuk menjaga kesinambungan suplai barang.

Dari pemikirannya itu muncullah istilah tempat-tempat yang sentral

(central place

). Menurut teori

Christaller

ini, suatu pusat aktivitas yang

senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak

pada suatu lokasi yang sentral, yaitu suatu tempat atau wilayah

(kawasan) yang memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah

yang maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan

maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan jasa tersebut.

Selanjutnya dijelaskan bahwa tempat yang sentral merupakan suatu titik

simpul dari suatu bentuk

heksagonal

(segi enam). Wilayah yang terletak

di dalam segi enam itu merupakan daerah-daerah yang penduduknya

mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut.

Interpretasi

Individu 5.4

Lakukan analisis oleh Anda mengenai faktor pendorong suatu wilayah dikategorikan

central place.

Kemudian, bagaimana keterkaitan di antara

central place

dengan

kawasan

heksagonal

. Berikan contoh suatu kawasan yang menjadi tempat sentral

dan daerah yang mampu terlayani dari

central place

tersebut. Serahkan tugas tersebut

pada guru Anda.

Dalam kenyataan sehari-hari, suatu tempat yang sentral dapat

berupa kota-kota besar, rumah sakit, pusat perbelanjaan (pasar), ibu

kota provinsi, ibu kota kabupaten, kecamatan, dan sarana pendidikan.

Setiap tempat yang sentral tersebut memiliki kekuatan pengaruh

untuk menarik penduduk yang tinggal di sekitarnya dengan daya

jangkau yang berbeda. Sebagai contoh, ibu kota provinsi mampu

menarik wilayah-wilayah kabupaten dan kota, sedangkan ibu kota

kabupaten mampu menarik wilayah-wilayah kecamatan yang ada di

sekelilingnya. Demikian pula ibu kota kecamatan mampu menarik

wilayah-wilayah yang lebih kecil. Hal yang sama juga berlaku bagi

pusat pelayanan masyarakat lainnya.

Walter Christaller (1893–1969)

Dia seorang tokoh geografi

berkebangsaan Jerman yang

mencetuskan Teori Tempat yang

Sentral pada 1933. Dia mengkaji

pola persebaran permukiman,

desa dan kota-kota yang berbeda

ukuran serta luasnya.

Walter Christaller (1893–1969)

He is a German geographer who

said the

Central Place

Theory

in

1993. He studied the pattern of

settlement distribution, villages and

cities which are different in size

and width.

Biography

1. Pusat Pertumbuhan

2.

Range

3.

Threshold

Z

oom

Sumber

:

Microsoft Encarta Premium DVD

, 2006

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

137

•A

•C

•B

•D

Keterangan gambar:

1.

Titik A, B, C, dan D adalah tempat-tem-

pat yang sentral dalam suatu wilayah.

2.

Daerah segi enam merupakan wilayah

yang secara maksimal mampu terlayani

oleh setiap tempat yang sentral

Keberadaan setiap tempat yang sentral tersebut memiliki

pengaruh yang berbeda sesuai dengan besar-kecilnya suatu wilayah,

sehingga terjadilah hierarki atau tingkatan tempat yang sentral.

Sebagai contoh, hierarki kota sebagai pusat pelayanan masyarakat

meliputi ibu kota negara, provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan,

dan desa (kelurahan).

Selain berdasarkan besar-kecilnya wilayah atau pusat pelayanan

masyarakat, hierarki tempat yang sentral juga dapat didasarkan atas

jenis-jenis pusat pelayanan. Berdasarkan jenisnya, hierarki tempat yang

sentral dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

1) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3)

Tempat sentral yang berhierarki 3 adalah pusat pelayanan berupa

pasar

yang senantiasa menyediakan barang-barang konsumsi bagi

penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya. Hierarki 3 sering disebut

sebagai

kasus pasar optimal

yang memiliki pengaruh 1/3 bagian dari

wilayah tetangga di sekitarnya yang berbentuk heksagonal, selain

memengaruhi wilayahnya itu sendiri.

K = 6(1/3) + 1

K = 3

Gambar 5.9

Hierarki Tempat Sentral

Hierarki tempat-tempat sentral yang

kawasan pengaruhnya berbeda-beda.

Ibu kota Negara

Ibu kota Provinsi

Ibu kota Kabupaten

Kota Kecil/Kota Keca-

matan

Kota/tempat pasar

Sumber:

Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan,

1981

Sumber:

Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan,

1981

Gambar 5.10

Tempat Sentral K-3

Tempat sentral yang berhierarki K-3 sebagai

pusat pelayanan masyarakat berupa pasar

.

Gambar 5.8

T

empat Sentral

Skema tempat-tempat yang sentral.

Sumber:

Studi Geografi :Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan,

1981

1/3

1/3

1/3

1/3

1/3

1/3

138

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

2) Tempat Sentral yang Berhierarki 4 (K=4)

Tempat sentral yang berhierarki 4 dinamakan

situasi lalu

lintas yang optimum

, artinya di daerah tersebut dan daerah-daerah

di sekitarnya yang terpengaruh tempat sentral itu senantiasa

memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien.

Situasi lalu lintas optimum ini memiliki pengaruh ½ bagian dari

wilayah-wilayah lain di sekitarnya yang berbentuk segi enam selain

memengaruhi wilayah itu sendiri.

3) Tempat Sentral yang Berhierarki 7 (K=7)

Tempat sentral yang berhierarki 7 dinamakan

situasi administratif

yang optimum

. Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bag

ian (satu

bagian) wilayah-wilayah tetangganya, selain memengaruhi

wilayah itu

sendiri. Contoh tempat sentral berhierarki 7 antara lain kota yang

berfungsi sebagai pusat pemerintahan.

Eksplorasi

Kelompok 5.1

Lakukan tugas berikut.

1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4–6 orang.

2. Kunjungilah perpustakaan sekolah untuk mencari referensi mengenai hierarki tempat

sentral yang dikemukakan Christaller.

3. Amati daerah lingkungan Anda, termasuk kategori hierarki tempat sentral berapa?

4. Lakukan analisis singkat berdasarkan referensi yang telah Anda dapatkan.

5. Kumpulkan tugas tersebut pada guru Anda.

Untuk dapat menerapkan teori Christaller dalam suatu wilayah,

terdapat dua syarat utama yang harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut.

1) Topogra

fi

atau bentuk lahan di wilayah tersebut relatif seragam

atau homogen sehingga tidak ada bagian-bagian wilayah

yang mendapat pengaruh lereng atau pengaruh lainnya yang

berhubungan dengan bentuk muka bumi.

2) Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk relatif homogen.

Gambar 5.12

Tempat Sentral K-7

Hierarki tempat yang sentral dengan

kawasan pengaruhnya (K-7).

Gambar 5.11

Tempat Sentral K-4

Hierarki tempat yang sentral dengan

kawasan pengaruhnya (K-4).

1

1

K = 6(1) + 1

K = 7

Sumber:

Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan

,

1981

1

1

1

1

K = 6(1/2) + 1

K = 4

Sumber:

Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan

,

1981

1/2

1/2

1/2

1/2

1/2

1/2

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

139

b. Teori Kutub Pertumbuhan

Teori Kutub Pertumbuhan (

Growth Poles Theory

) sering pula

dinamakan sebagai Teori Pusat-Pusat Pertumbuhan

(Growth Centres

Theory

). Teori ini kali pertama dikembangkan oleh

Perroux

sekitar

tahun 1955. Ia melakukan pengamatan terhadap proses-proses

pembangunan. Menurut Perroux, pada kenyataannya proses

pembangunan di mana pun adanya bukanlah merupakan suatu

proses yang terjadi secara serentak, tetapi muncul di tempat-tempat

tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda satu sama

lain. Tempat-tempat atau kawasan yang menjadi pusat pembangunan

ini disebut sebagai

pusat

atau

kutub pertumbuhan

. Dari wilayah

kutub pertumbuhan ini, proses pembangunan akan menyebar

ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Dengan kata lain, kutub

pertumbuhan dapat memberikan imbas (

trickling down effect

) bagi

wilayah atau daerah di sekitarnya.

3. Pusat-Pusat Pertumbuhan dan Regionalisasi

Pembangunan di Indonesia

Penempatan pusat-pusat pertumbuhan yang dilaksanakan oleh

Indonesia pada dasarnya merupakan penerapan gabungan dari teori

Christaller

dan

Perroux

. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pem-

bangunan dipusatkan di wilayah-wilayah tertentu yang menurut

hasil pengkajian para ahli diperkirakan sebagai kawasan sentral yang

mampu menarik daerah-daerah di sekitarnya. Dari kawasan sentral

sebagai pusat pertumbuhan ini, diharapkan proses pembangunan

dan hasil-hasilnya akan menjalar ke seluruh wilayah tanah air dan

mampu dirasakan oleh segenap penduduk Indonesia sehingga cita-

cita dan tujuan nasional yaitu menciptakan kesejahteraan rakyat dan

masyarakat yang adil, makmur, dan merata dapat diwujudkan.

Sistem pembangunan nasional Indonesia telah dicanangkan

sejak REPELITA II tahun 1974-1978 yang menyatakan bahwa proses

pembangunan nasional dilaksanakan melalui sistem

regionalisasi

atau pewilayahan, dengan kota-kota utama sebagai kutub atau pusat

pertumbuhan, yaitu

Jakarta

,

Medan

,

Surabaya

, dan

Ujungpandang

.

Sejalan dengan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan

nasional, wilayah-wilayah pembangunan utama Indonesia dibagi ke

dalam empat

region

atau wilayah utama. Adapun keempat kawasan

tersebut adalah sebagai berikut.

1.

Wilayah Pembangunan Utama A, dengan pusat pertumbuhan utama

adalah Medan. Kawasan ini meliputi wilayah sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan I, meliputi daerah-daerah Aceh dan

Sumatra Utara, yang pusatnya di kota Medan.

b. Wilayah Pembangunan II, meliputi daerah-daerah Sumatra

Barat dan Riau, dengan pusatnya di kota Pekanbaru.

2. Wilayah Pembangunan Utama B, dengan pusat pertumbuhan

utama adalah Jakarta. Wilayah ini antara lain sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan III, meliputi daerah-daerah Jambi,

Sumatra Selatan, dan Bengkulu, dengan pusat pertumbuhan

di kota Palembang.

b. Wilayah Pembangunan IV, meliputi daerah-daerah Lampung,

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa

Yogyakarta, dengan pusat pertumbuhan kota Jakarta.

c. Wilayah Pembangunan VI, meliputi daerah Kalimantan

Barat, yang pusatnya di kota Pontianak.

3.

Wilayah Pembangunan Utama C, dengan pusat pertumbuhan utama

adalah Surabaya. Wilayah ini meliputi dae

rah-daerah sebagai

berikut.

1.

Central Place

2.

Growth Poles Theory

3.

Trickling Down Effect

4. Regionalisasi

Z

oom

Apakah dampak positif dan negatif

adanya pola regionalisasi dalam

pengembangan laju pembangunan

di Indonesia?

Bagaimana pendapat

Anda

? Tulis jawaban Anda dalam

buku tugas.

Barometer

140

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

a. Wilayah Pembangunan V, meliputi daerah-daerah Jawa

Timur dan Bali, yang pusatnya di Surabaya.

b. Wilayah Pembangunan VII, meliputi daerah-daerah Kalimantan

Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan, dengan

pusat pertumbuhan di kota Balikpapan dan Samarinda.

4. Wilayah Pembangunan Utama D, dengan pusat pertumbuhan

utama adalah Ujungpandang. Wilayah ini meliputi daerah-daerah

sebagai berikut.

a. Wilayah Pembangunan VIII meliputi daerah-daerah Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan

Sulawesi Tenggara, yang pusatnya berada di Makassar.

b. Wilayah Pembangunan IX, meliputi daerah-daerah Sulawesi

Tengah dan Sulawesi Utara, dengan pusatnya di kota Manado.

c. Wilayah Pembangunan X, meliputi daerah-daerah Maluku

dan Papua, yang berpusat di kota Sorong.

Untuk dapat memperjelas dan memudahkan Anda mengetahui

wilayah pembangunan utama di Indonesia, perhatikan

Tabel 5.1

berikut.

No.

Wilayah Pembangunan

Meliputi Daerah

Pusatnya

1.

Wilayah Pembangunan I

Nanggroe Aceh Darussalam Medan

dan Sumatra Utara

2.

Wilayah Pembangunan II

Sumatra Barat dan Riau

Pekanbaru

3.

Wilayah Pembangunan III

Jambi, Sumatra selatan

Palembang

dan Bengkulu

4.

Wilayah Pembangunan IV

Lampung, Jakarta, Jawa

Jakarta

Barat, Jawa tengah, dan

Daerah Istimewa Yogyakarta

5.

Wilayah Pembangunan V

Jawa Timur dan Bali

Surabaya

6.

Wilayah Pembangunan VI

Kalimantan Barat

Pontianak

7.

Wilayah Pembangunan VII

Kalimantan Tengah,

Balikpapan

Kalimantan Timur, dan

dan Samarinda

Kalimantan Selatan

8.

Wilayah Pembangunan VIII Nusa Tenggara Barat,

Makassar

Nusa Tenggara Timur,

Sulawesi Selatan, dan

Sulawesi Tenggara

9.

Wilayah Pembangunan IX

Sulawesi Tengah dan

Manado

Sulawesi Utara

10.

Wilayah Pembangunan X

Maluku dan Papua

Sorong

Tabel 5.1 Regionalisasi Wilayah Pembangunan di Indonesia

Peta 5.2

Peta Regionalisasi Pembangunan

di Indonesia

Sumber:

Microsoft Encarta Premium DVD,

2006

Perhatikan

Peta 5.2

berikut mengenai pembagian regionalisasi

pembangunan di Indonesia.

Berbagai unsur di bawah ini adalah

faktor lokasi, kecuali ....

a. tanah

b. pasar

c. tenaga kerja

d. transportasi

e. jumlah penduduk

JAWABAN

Konsep lokasi yang sangat penting

dipahami oleh para pengambil

kebijaksanaan pembangunan,

misalnya untuk pembangunan

kawasan industri, pariwisata,

permukiman, dan sebagainya.

Konsep lokasi untuk kepentingan

pembangunan kawasan industri,

misalnya mencakup bahan baku,

pasar

, sumber tenaga kerja,

transportasi, dan sumber energi.

Jawab:

e

Soal SPMB 2003

I

IV–V

VI–VII

VIII

VIII

IX

X

X

I I

I II

IV

Laut Banda

Laut Sulawesi

Kalimantan Tengah

Khatulistiwa

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

141

Sistem regionalisasi pembangunan tersebut pada saat ini

kemungkinan mengalami sedikit perubahan, mengingat ada

beberapa wilayah di Indonesia yang telah berubah status menjadi

provinsi baru, seperti Bangka-Belitung, Banten, Sulawesi Barat, dan

Gorontalo.

Wilayah-wilayah pembangunan ini selanjutnya dikembangkan

lagi ke dalam skala yang lebih kecil, misalnya tingkat daerah yang

terdapat di suatu provinsi. Sebagai contoh, wilayah Pembangunan

Jawa Barat dan Banten terbagi menjadi enam kawasan pembangunan

daerah. Adapun keenam wilayah pembangunan daerah tersebut

antara lain sebagai berikut.

a.

Wilayah Pembangunan Jabotabek

(Jakarta-Bogor-Tangerang-

Bekasi) dan sebagian kecil wilayah Sukabumi. Di wilayah ini

dikembangkan berbagai aktivitas industri yang tidak ter tampung

di wilayah Jakarta.

b.

Wilayah Pembangunan Bandung Raya

. Wilayah pembangunan

daerah ini dikembangkan terutama untuk fungsi pusat

aktivitas pemerintahan daerah, pusat pendidikan tinggi, pusat

perdagangan daerah, dan pusat industri tekstil. Untuk keperluan

tersebut, wilayah perkotaan Bandung perlu dikembangkan,

baik luas areal atau wilayahnya maupun kuantitas dan kualitas

fasilitasnya. Untuk kebutuhan konservasi dan rehabilitasi

lahan kritis dipusatkan di wilayah-wilayah Kabupaten Cianjur,

Bandung, Garut, dan Sumedang.

Sumber:

Dokumentasi Penerbit

Kawasan Jabotabek dewasa ini

menjadi pusat aktivitas industri.

Lakukan analisis dan diskusikan

bersama teman sebangku Anda

mengenai faktor pendorongnya.

Barometer

c.

Wilayah Pembangunan Priangan Timur

, meliputi Kabupaten

Tasikmalaya dan Ciamis.

d.

Wilayah Pembangunan Karawang

, yang meliputi kawasan

dataran rendah di pantai utara (Jalur Pantura), seperti Purwakarta,

Subang, dan Karawang sebagai pusatnya. Wilayah pembangunan

ini dikembangkan sebagai daerah usaha peningkatan produksi

pangan, terutama komoditas padi (b

eras) dan palawija.

e.

Wilayah Pembangunan Cirebon dan sekitarnya

. Di kawasan

pembangunan ini dikembangkan kegiatan industri pengolahan

bahan produk agraris, industri petrokimia, pupuk, dan semen.

Untuk memperlancar pergerakan barang, pelabuhan Cirebon

lebih ditingkatkan kembali fungsinya. Selain itu, pembangunan

pelabuhan Cirebon juga dimaksudkan untuk menampung

kelebihan arus keluar-masuk barang yang tidak tertampung

oleh pelabuhan Tanjung Priok.

f.

Wilayah Pembangunan Banten

. Wilayah pembangunan ini

berpusat di Serang dan Cilegon. Wilayahnya terdiri atas empat

zona, yaitu daerah bagian utara diutamakan untuk perluasan dan

intensi

fi

kasi areal pesawahan teknis, bagian selatan diperuntukkan

bagi areal perkebunan dan tanaman buah-b

uahan. Wilayah

Teluk

Sumber:

www.members.bumn-ri.com

Gambar 5.14

Pelabuhan Laut

Pelabuhan Cirebon menjadi jalur alternatif

bongkar muat barang dari Pelabuhan

T

anjung Priok.

Gambar 5.13

Pusat Pertumbuhan

Gedung Sate merupakan pusat

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat

berlokasi di Bandung yang memegang

peran dominan bagi wilayah sekitarnya.

142

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

Lada

diperuntukkan bagi intensi

fi

kasi usaha pertanian, serta

daerah Cilegon yang dewasa ini dikembangkan sebagai pusat

industri berat, yaitu industri besi baja.

4. Manfaat Pusat Pertumbuhan

Adanya wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan

memberikan kegunaan bagi pe

menuhan kebutuhan manusia dan

dalam meningkatkan peran sertanya terhadap proses pembangunan

bangsa, baik dalam pembangunan

fi

sik dan infrastruktur, serta

fasilitas-fasilitas sosial lainnya, dalam sektor ekonomi, dan sosial-

budaya. Beberapa contoh dampak munculnya wilayah-wilayah yang

menjadi pusat pertumbuhan regional, antara lain semakin lancarnya

pergerakan barang-barang atau komoditas ekonomi antarwilayah,

memberikan peluang kerja bagi penduduk, serta dapat meningkatkan

pendapatan penduduk yang pada akhirnya mampu meningkatkan

kualitas kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, semakin maraknya pusat-pusat pertumbuhan dalam

suatu wilayah sudah tentu akan memberikan pengaruh terhadap

kondisi sosial masyarakat tersebut. Secara umum masyarakat yang

tinggal di suatu kawasan dapat termotivasi untuk bersaing dalam

menghadapi berbagai peluang yang ada. Untuk mendapatkan

peluang tersebut diperlukan adanya kesiapan, seperti penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan, dan kesehatan. Oleh

karena itu secara langsung maupun tidak, penduduk akan berusaha

secara maksimal dalam mendapatkan pengetahuan dan keterampilan

yang memadai.

Region

merupakan objek formal geografi.

Region

diartikan sebagai suatu bagian di permukaan bumi

yang memiliki karakteristik khusus dan tersendiri yang

menggambarkan keseragaman (homogenitas).

Formal region

adalah daerah atau kawasan di muka

bumi yang memiliki karakteristik khas sehingga dapat

dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.

Nodal region

(wilayah fungsional) adalah suatu kawasan

yang terdiri atas beberapa pusat wilayah yang berbeda

fungsinya.

Komponen utama wilayah kota antara lain sebagai berikut.

1)

Nodus

merupakan inti atau pusat kota.

2)

Internal area

(

hinterland

), merupakan wilayah

sekitar kota, berfungsi memasok segala kebutuhan

harian kota.

3)

External area

, merupakan jalur penghubung antara

kota dan wilayah pemasok kebutuhan (

hinterland

)

Beberapa contoh teori interaksi keruangan antara lain

sebagai berikut.

1)

Teori gravitasi diperkenalkan

Sir Issac Newton

pada

1687, kemudian dikembangkan oleh

W. J. Reilly

(1929)

untuk mengukur kekuatan interaksi antar dua wilayah.

Adapun formulasi nya sebagai berikut.

I

A.B

= kekuatan interaksi antara wilayah A dan B

k

= angka konstanta empiris, nilainya 1

P

A

= jumlah penduduk wilayah A

Rangkuman

P

B

= jumlah penduduk wilayah B

d

A.B

= jarak wilayah A dan wilayah B

2)

Teori titik Henti (

breaking point theory

) formulasinya

sebagai berikut.

D

AB

= jarak lokasi titik henti, diukur dari kota atau

wilayah yang jumlah penduduk nya lebih

kecil (dalam hal ini kota A)

d

AB

= jarak antara kota A dan B

P

A

= jumlah penduduk kota yang lebih kecil

(kota A)

P

B

= jumlah penduduk kota yang lebih besar

(kota B)

3)

Titik Teori Grafik yang dikemukakan

K. J. Kansky

.

Menurut Kansky, kekuatan interaksi ditentu kan

indeks konektivitas

. Adapun formulasi nya

sebagai berikut.

= indeks konektivitas

e = jumlah jaringan jalan

v

= jumlah kota

Beberapa contoh teori pusat pertumbuhan:

1)

Teori Tempat yang Sentral (

Central Place Theory

);

2)

Teori Kutub Pertumbuhan.

Sumber:

krakatausteel,ooezeitgeischichteat,misurata

Gambar 5.15

Kawasan Krakatau Steel

Krakatau Steel terletak di Cilegon menjadi

pusat pertumbuhan dan kawasan industri

besi baja.

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

143

Setelah mempelajari Bab 5, adakah materi yang belum Anda

pahami? Jika ada, materi apakah yang belum Anda pahami

tersebut. Diskusikanlah materi tersebut bersama teman-teman

Apa yang Belum Anda Pahami?

dengan bimbingan guru Anda. Presentasikan hasil dari diskusi

di depan kelas.

Peta Konsep

Wilayah

dan Pewilayahan

Teori Pusat

Pertumbuhan

Teori Interaksi

Keruangan

Regionalisasi

Pembangunan

- Teori Gravitasi

- Teori Titik Henti

- Teori Grafik

-

Central Place

Theory

- Teori Kutub

Pertumbuhan

- Wilayah

Pembangunan

Utama A

- Wilayah

Pembangunan

Utama B

- Wilayah

Pembangunan

Utama C

- Wilayah

Pembangunan

Utama D

kajian dalam

bab ini

terdiri atas

meliputi

meliputi

meliputi

Region

Nodal

Region

Formal

Region

Kota

salah

satunya

Eksternal

Area

Internal

Area

Nodus

meliputi

144

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

1.

Hubungan timbal balik yang saling berpengaruh

antara dua wilayah atau lebih yang dapat

menimbulkan gejala atau permasalahan baru

disebut ....

a.

interdependensi

b. interelasi

c. interaksi

d. integrasi

e. interrelaksasi

2. Teori yang berhubungan dengan penempatan

lokasi pelayanan sosial agar terjangkau oleh

dua wilayah disebut ....

a. Model Gravitasi

b. Teori Titik Henti

c. Teori Gra

fi

k

d. Teori Pusat Pertumbuhan

e. Teori Tempat yang Sentral

3. Apabila kota X berpenduduk 200.000 jiwa

dan kota Y 500.000 jiwa, jarak kedua kota itu

adalah 50 km maka kekuatan interaksinya

adalah ....

a. 300.000.000

b. 400.000.000

c. 500.000.000

d. 600.000.000

e. 700.000.000

4. Model interaksi dalam geogra

fi

kali pertama

dikemukakan oleh seorang ahli bernama ....

a. Newton

b. Perroux

c. Reilly

d. Christaller

e. Kansky

5.

Perhatikan gambar berikut. Hitunglah nilai indeks

konektivitas gambar tersebut adalah ....

B. Pilihlah jawaban yang paling tepat.

A. Jelaskan konsep-konsep berikut.

Uji Kemampuan Bab 5

Kerjakan pada buku latihan Anda.

Regional Complex Approach

Central Place Theory

• Regionalisasi

Threshold

• Indeks Konektivitas

Range

• Teori gravitasi

• Pusat pertumbuhan

Growth Poles Theory

Breaking Point Theory

a. 0,25

b. 0,50

c. 0,75

d. 1,00

e. 1,25

6. Pernyataan berikut ini yang benar adalah ....

a. pusat pelayanan sosial lebih baik jika

ditempatkan mendekati wilayah yang

memiliki nilai potensi penduduknya

lebih kecil

b. pusat pelayanan sosial lebih baik jika

ditempatkan mendekati wilayah yang

memiliki nilai potensi penduduknya

lebih besar

c. model gravitasi dalam interaksi wilayah

kali pertama dikemukakan oleh Kansky

d. teori konektivitas kali pertama dikemuka kan

oleh Reilly

e.

teori konektivitas kali pertama dikemukakan

oleh Newton

7.

Indeks Betha

digunakan untuk mengukur ....

a. konektivitas wilayah

b. titik henti antara dua wilayah

c. kekuatan gravitasi antara dua wilayah

d. kekuatan relasi antara dua wilayah

e. potensi penduduk

8. Jalur tepi daerah perkotaan paling luar

disebut ....

a.

sub urban

b.

sub urban fringe

c.

urban fringe

d.

rural urban fringe

e.

rural

9. Pergerakan manusia dari suatu wilayah ke

wilayah lainnya disebut ....

a. transportasi

b. transpirasi

c. transplantasi

d. mobilitas

e. komunikasi

Konsep Wilayah dan Pewilayahan

145

10. N

ilai konstanta empirik untuk model interaksi

adalah ....

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

11. Jabotabek dan Segitiga Sijori m

erupakan

bentuk-bentuk pusat pertumbuhan yang

bersifat ....

a. regional

b. nasional

c. internasional

d. keruangan

e. kewilayahan

12. Teori Tempat yang Sentral (

Central Place

) kali

pertama diperkenalkan oleh ....

a. August Losh

b. August Comte

c. Walter Christaller

d. Perroux

e. Weber

13. Jumlah minimal penduduk yang diperlukan

untuk kelancaran dan kesinambungan suplai

barang dinamakan ....

a.

range

b.

rank

c.

central place

d.

threshold

e.

growth centre

14. M

enurut Christaller, tempat yang sentral yang

berhierarki K=3 adalah ....

a. kasus rute lalu lintas optimum

b. kasus pasar optimum

c. kasus jaringan jalan optimum

d. kasus pelayanan administrasi optimum

e. kasus konektivitas optimum

15. Kota-kota di Indonesia yang dijadikan sebagai

pusat pertumbuhan utama antara lain ....

a. Jakarta, Semarang, Medan, Manado

b. Jakarta, Surabaya, Medan, Manado

c. Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar

d. Jakarta, Surabaya, Manado, Makassar

e. Jakarta, Makassar, Medan, Manado

16. Daerah-daerah di

Sumatra Barat dan Riau,

berdasarkan wilayah-wilayah pembangunan

nasional dikelompokkan pada wilayah

pembangunan ....

a. I

b. II

c. III

d. IV

e. V

17. Wilayah di Kepulauan Indonesia yang termasuk

pada wilayah pembangunan VII antara lain ....

a. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur

b. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Selatan

c. Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,

Kalimantan Timur

d. Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan

e. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan

18. Tujuan d

ari adanya pengembangan wilayah

Jabotabek yaitu untuk pengembangan aktivitas

kehidupan manusia dalam bidang ....

a. industri

b. pemerintahan daerah

c. pertanian hortikultur

d. industri kerajinan

e. industri perkebunan

19. D

aerah Jawa Barat yang termasuk pada

wilayah pembangunan Priangan Timur

adalah kabupaten ....

a. Bandung dan Sumedang

b. Bandung dan Garut

c. Garut dan Tasikmalaya

d. Sumedang dan Tasikmalaya

e. Tasikmalaya dan Ciamis

20. B

erikut ini kota yang diharapkan menjadi

kutub pertumbuhan bagi wilayah Indonesia

bagian timur adalah ....

a. Jayapura

b. Manado

c. Makassar

d. Merauke

e. Nabire

146

Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.

1. Apakah yang dimaksud dengan wilayah?

Terangkanlah.

2. Apakah perbedaan mendasar antara wilayah

formal dan fungsional? Uraikanlah.

3. Dalam suatu pewilayahan terbagi menjadi

beberapa bagian. Deskripsikan lima contoh

dari pewilayahan tersebut.

4. Dalam kehidupan sehari-hari terjadi interaksi.

Apakah yang dimaksud dengan interaksi?

Uraikanlah.

5. Uraikanlah tiga faktor yang memengaruhi

interaksi.

6. Hitung lokasi titik henti antara kota X dan Y

serta Y dan Z jika diketahui:

jumlah penduduk X : 30.000 jiwa;

jumlah penduduk Y : 50.000 jiwa;

jumlah penduduk Z : 20.000 jiwa;

jarak X-Y : 50 km dan Y-Z : 100 km.

X

Z

Y

20.000 jiwa

50.000 jiwa

30.000 jiwa

50 km

100 km

Kajian Geografi Bab 5

Lakukan tugas berikut.

1) Buatlah kelompok dalam kelas Anda yang

terdiri atas 5–8 orang dengan komposisi

disesuaikan dengan kondisi kelas Anda.

2) Jiplaklah peta Indonesia dari Atlas pada

selembar kertas karton.

3) Carilah referensi mengenai pewilayahan

pembangunan di Indonesia.

4) Buatlah peta pewilayahan pembangunan di

Indonesia pada peta yang telah Anda buat

pada kertas karton tersebut.

5) Kumpulkan tugas tersebut pada guru Anda

untuk mendapatkan penilaian.

7. Uraikanlah apa yang Anda ketahui mengenai

pusat pertumbuhan (

growth poles theory

).

8. Terangkanlah empat kota yang menjadi kutub

pertumbuhan di Indonesia sebagai salah satu

negara berkembang di Asia Tenggara.

9. Deskripsikanlah mengenai teori yang

dikemukakan Christaller.

10. T

erangkan lima daerah pembangunan di

wilayah Jawa Barat.